eJournal Sosiatri-Sosiologi 2021, 9 (2): 1-14 ISSN 0000-0000, ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2021
STRATEGI EDUKASI LINGKAR GANJA NUSANTARA (LGN)
DALAM PEMANFAATAN GANJA SEBAGAI OBAT
Arie Indra Pranata1
Abstrak
Skripsi ini menjabarkan Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara Kota
Samarinda Terhadap Pemanfaatan Ganja, dalam penelitian ini ada beberapa hal
yang melatarbelakangi penulis agar tertarik untuk menulis skripsi ini antara
lain adalah; masih tabunya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang ganja,
masuknya ganja di Undang-Undang Narkotika No 35 Tahun 2009 sebagai
golongan 1, adanya organisasi yang lantang menyuarakan pemanfaatan ganja.
Adapun objek penelitian yang diambil oleh penulis adalah, Lingkar Ganja
Nusantara Kota Samarinda. Dalam penelitian ini metode penelitian yang
digunakan adalah metode Penelitian ini tidak berpretensi membuktikan atau
menguji sebuah teori, melainkan mendeskripsikan Sejarah LGN dan strategi-
strategi edukasi yang dilakukan LGN Kota Samarinda. Penelitian ini
menemukan setidaknya 3 model strategi LGN Samarinda Pertama Melakukan
Seminar dan Diskusi kedua Melakukan Road Show ketiga Kampanye Media
Sosial. Dari 3 strategi yang ada, strategi 1 dan 3 yang paling efektif digunakan
karena Masyarakat cenderung menyukai edukasi yang kreatif yang didasari
dengan diskusi. Penelitian ini masih dalam kategori penelitian sangat awal dan
hanya menghasilkan deskripsi-deskripsi permukaan. Masih sangat perlu
dilakukan penelitian-penelitian lebih mendalam untuk bisa lebih mengangkat
pengetahuan dan persepsi-persepsi masyarakat terhadap manfaaf positif
penggunaan ganja di samarinda dan sekitarnya.
Kata Kunci : komunitas LGN, edukasi masyarakat, ganja untuk kesehatan.
Pendahuluan
Secara umum masyarakat di Indonesia, telah lama memandang ganja
sebagai tanaman yang memberi stigma buruk di kalangan masyarakat. Dicap
sebagai tanaman yang menyebabkan ketergantungan, mabuk-mabukkan serta
kehilangan akal bagi para penggunanya, hal ini membuat Ganja adalah hal yang
harus dihindari. Namun ada pula kalangan yang menganggap bahwa Ganja
memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti pada umumnya di kalangan pekerja
seni mereka menggunakan Ganja untuk mendapatkan inspirasi untuk karya seni
mereka. Sementara itu ada pula yang dari kalangan para pekerja-pekerja lepas,
mereka menggunakan Ganja sebagai relaksasi ketika seharian letih bekerja.
Contoh kasus lain dalam pemanfaatan ganja ada di Kalimantan, tepatnya di
Sanggau, Kalimantan Barat. Fidelis arie yang ditangkap ketika mengobati istrinya
1 Mahasiswa Program S1 Sosiatri-Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
2
yang mengidap penyakit langka yaitu Syringomelia. Sebuah kondisi dimana
muncul kista di sumsum tulang belakang pengidapnya. Penyakit langka itu hanya
bisa disembuhkan lewat operasi. Lalu dengan berbekal keterampilan bahasa
Inggris yang seadanya “nduk” sapaan akrab fidelis mulai mencari alternatif-
alternatif pengobatan lainnya, hingga membawanya ke sebuah website yang
menjelaskan metode metode pengobatan menggunakan ekstrak ganja.
Dengan mengkonsumsi obat dari ekstrak ganja tersebut kondisi istrinya pun
perlahan membaik. Yang semula susah tidur, setelah mengkonsumsi ekstrak ganja
pun jadi lebih nyenyak, nafsu makan meningkat. Namun kondisi tersebut tidak
bertahan lama setelah akhirnya pengobatan tersebut terendus oleh pihak
berwenang, fidelis akhirnya pun ditahan oleh pihak berwenang dan tepat 39 hari
kemudian istrinya pun meninggal dunia.
Contoh kasus lain, seorang nenek berusia 70 Tahun di salah satu daerah di
Sulawesi Selatan yang mengidap diabetes dan liver. Kondisi tersebut
mengakibatkan ia susah tidur, sakit kepala, daya tahan tubuh menurun, dan telapak
kaki terasa berat seperti ada batu yang digantung sehingga sulit untuk berjalan.
Para keluarga pun sudah mengeluarkan biaya pengobatan yang tidak sedikit
ketika nenek mereka masih ditangani oleh obat-obatan farmasi dan sempat pula
dirawat di salah satu Rumah Sakit Umum di daerah tempat tinggalnya.
Namun setelah pihak keluarga bertemu dengan salah seorang pegiat LGN
dan menelaah buku Hikayat Pohon Ganja ia mendapatkan pengobatan alternatif
rebusan akar ganja. Tepat 29 juli 2014 para keluarga memberikan obat berupa
rebusan akar ganja selama 3 hari, dengan secangkir rebusan jamu tersebut dan
secara berangsur kondisinya membaik. (Dhira Narayana 2015 dalam lgn.or.id)
Dari beberapa contoh kasus diatas terbukti bahwa ganja memiliki manfaat di
bidang pengobatan, namun hingga saat ini masyarakat banyak yang belum
mengetahui manfaat dari ganja di bidang medis. Masih tabunya isu ganja dan pro
kontranya ditengah masyarakat membuat ganja sulit untuk diterima di masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan membuat Negara-negara berlomba-lomba
melakukan riset atau penelitian antara lain dibidang kesehatan, salah satunya
“Ganja” tanaman yang memiliki nama latin cannabis ini memiliki tempat
tersendiri didalam peradaban manusia ini dipercaya memiliki manfaat yang besar
sehingga tidak dapat dipisahkan dari sejarah peradaban manusia (hikayat pohon
ganja). Selama beberapa dekade terakhir banyak Negara-negara yang sukses
melakukan riset tentang “Ganja” baik dibidang medis, industri, dan rekreasi,
seperti di beberapa Negara bagian di Amerika, Uruguay, Canada, Australia dan
Belanda, serta tetangga Indonesia yaitu Thailand yang sudah terlebih dahulu
melakukan penelitian tentang manfaat dari “Ganja” tersebut.
Pada tahun 2010 muncul sebuah organisasi yang cukup untuk dikatakan
“kontroversi”, bagaimana tidak ketika pemerintah gencar menggaungkan perang
terhadap narkoba dan telah bergema di seluruh Indonesia, muncul sebuah
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
3
organisasi yang memperjuangkan legalisasi ganja di Indonesia. LGN (Lingkar
Ganja Nusantara) organisasi yang sudah 7 tahun terbentuk dalam bentuk
organisasi nirlaba dan Pancasila sebagai ideologinya. LGN memiliki 4 tujuan
utama yakni Edukasi, Regulasi, Advokasi, dan News.
Lembaga ini berusaha memberikan pemahaman baru tentang ganja yang
selama ini banyak masyarakat salah dalam menilai ganja. Dalam prosesnya LGN
sudah sering kali melakukan diskusi-diskusi terbuka dengan publik maupun
diskusi tertutup dengan pihak-pihak berwenang seperti Polri, BNN dan
Kementerian Kesehatan untuk membahas ganja dari berbagai perspektif antara lain
dari sisi hukum dan pengobatan.
Oleh karena itu pentingnya edukasi yang dilakukan secara formal ,
kelembagaan seperti sekolah, kampus, les privat, dan secara informal yang tidak
diawasi oleh pihak-pihak terkait seperti belajar dan berdiskusi bersama teman dan
komunitas. Edukasi secara umum merupakan proses kegiatan belajar dan mengajar
antar guru atau dosen dengan peserta didiknya dengan harapan untuk
meningkatkan kecerdasan pola pikir dan mengembangkan potensi yang dimiliki
tiap individu melalui beragam cara agar proses pembelajaran menemuin titik
terbaiknya.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Ganja
Ganja (cannabis) merupakan tumbuhan budidaya penghasil serat, namun
lebih dikenal sebagai psikotropika karena adanya kandungan zat
tetrohidrokanabinol (THC) dan canabidiol (CBD). Cannabis adalah turunan dari
dioecious, tanaman obat yang termasuk family Cannabaceae. Tumbuhan ini telah
dipelihara selama 5000 tahun di seluruh dunia dan digunakan dalam
Tekstil,Industri,Medis, dan Rekreasi . Dikenal dengan banyak nama, seperti pot,
grass,green,bud,ganja,reefer, marijuana,herb, chronic,chiba, puff, dan weed;
namun di Indonesia dan beberapa negara lainnya Marijuana tercatat sebagai
Piskotropika.
Ganja baru resmi dicatat dalam kerajaan tanaman dengan nama ilmiah
“cannabis sativa” oleh Carolus Linnaeus pada tahun 1753, namun nama lain ganja
telah lebih dahulu dikenal dengan berbagai nama. Fakta sejarah menyebutkan
bahwa “Cannabis” atau “Ganja” adalah salah satu kata dengan akar bahasa yang
tertua di dunia.
Sejarah yang mencatat tentang tanaman ganja berasal dari lempengan tanah
liat yang ditulis dalam huruf paku (cuneiform) oleh bangsa Sumeria pada masa
3.000 tahun sebelum masehi. Pada masa itu, kata-kata dalam bahasa
Sumeria seperti “A-Zal-La” (tanaman yang memintal). “Sa-mi-ni-is-sa-ti”, “Har-
mu- um,”Har-Gud”, “Gur-Gur-Rum” (tali tambang) dan “Gan-zi-Gun-Na”
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
4
(pencuri jiwa yang terpintal) merujuk pada satu jenis tanaman, yaitu tanaman
ganja.
Dalam ilmu medis, marijuana jauh lebih aman dari kebanyakan makanan
yang kita konsumsi. Sebagai contoh, memakan sepuluh kentang mentah bisa
meracuni badan. Sebagai perbandingan adalah mustahil secara fisik untuk
memakan mariyuana dalam jumlah yang bisa menyebabkan kematian. Mariyuana
dalam bentuk alamiahnya, adalah salah satu zat terapeutik paling aman yang
diketahui manusia. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan ganja pun aman
untuk dikonsumsi. “ (Francis young, “opinion and recommended Ruling, Finding
of Fact, Conclusion of Law and Decision of Administrative Law Judge “. Drug
Enforcement Administration(DEA) 6 September 1988).
Diskomunikasi Kebijakan Legalisasi Ganja
Dalam perjalanannya kebijakan –kebijakan Legalisasi Ganja yang ada di
Dunia selalu mendapat pertentangan dari berbagai golongan. Kali ini penullis
ingin membuka kebijakan –kebijakan yang ada di Dunia tentang Legalisasi Ganja.
WHO adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) untuk mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Pada
tanggal 4-7 Juni 2018, WHO mengadakan pertemuan khusus untuk membahas
ulang manfaat Teraupeutik dan masalah lain terkait dengan ganja .Pertemuan para
ahli untuk ketergantungan obat (Expert Committee of Drug Dependance) yang ke -
40 tersebut adalah yang pertama kali mengkahi masalah kebijakan soal ganja
semenjak kesepakatan internasional untuk tanaman ini ditetapkan lebih dari 6
dekade lalu (www.lgn.or.id/who -benahi-regulasi-ganja).
Pada Desember 2017 bertempat di Jenewa Swiss WHO telah memberikan
lampu hijau untuk penggunaan marijuana dalam perawatan teurapetik. WHO, yang
memberikan panduan kepada Negara-negara anggota PBB, mengatakan bukti
terbaru menunjukkan cannabidiol (CBD) memberikan bantuan potensial untuk
beberapa penyakit .namun hal ini sampai sekarang masih mengalami perdebatan
dan tinjauan informasi lengkap akan berlangsung pada bulan mei 2018
Ganja di Indonesia
Ganja di Kalangan Masyarakat
Di Aceh yang notabenenya adalah daerah yang subur akan tanaman ganja
juga mengalami pro dan kontra terhadap ganja, banyaknya masyarakat aceh yang
belum berani angkat bicara mengenai tanaman ini. Namun Hingga saat ini ganja
tetap merupakan tanaman kebanggaan rakyat Aceh. Hanya segelintir orang di
Aceh yang membenci tanaman ini yang mungkin dikarenakan suatu alasan, yaitu
ganja adalah narkoba. (www.lgn.or.id/budaya-ganja aceh).
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
5
Metode Penelitian
Penelitian deskriptif dalam penyajian ini memfokuskan perhatian terhadap
fenomena dan masalah yang pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang
aktual kemudian menggambarkan fakta tentang masalah yang diselidiki
sebagaimana adanya diiringi kata-kata, kalimat atau gambar, juga dapat berupa
naskah wawancar, catatan lapangan, video tape, dokumen pribadi, dokumen resmi
atau memo.
Penelitian ini tidak menguji hipotesis melainkan hanya mendeksripsikan
informasi apa adanya sesuai dengan yang diteliti. Dengan demikian dapat
ditegaskan kembali bahwa peneliti ini juga ditempuh berdasarkan tujuan untuk
memahami strategi-strategi edukasi LGN Samarinda dalam pemanfaatan ganja
sebagai obat.
Hasil Penelitian
Model-Model Strategi Edukasi LGN
Samarinda Edukasi LGN Samarinda
Ruang publik nyaris tertutup rapat untuk mengembangkan wacana ganja
alternatif, melihat ganja dari manfaat medis yang selama ini tidak diberi ruang
untuk dikembangkan menjadi obat yang paten.
Pertama, buka mata dan telinga kita untuk mendengar, menyaksikan, atau
membaca berbagai sumber berita terkait ganja, mulai dari sisi medis sampai
dengan sisi hukum dan budaya. Dalam langkah pertama ini, hendaknya kita pun
akan peka akan berbagai pengalaman terkait (pelarangan) ganja yang dijalani oleh
orang-orang di sekitar kita, terlepas dari status, agama, atau warna kulit mereka.
Dengan mudah kita dapat menghitung jumlah orang yang tertangkap atau terjeblos
ke penjara akibat pelarangan ganja, tetapi sesekali kita lupa akan wajah,
kepribadian, dan jiwa dibalik angka-angka tersebut. Jika kita mampu membuka
mata dan telinga kita, banyak sekali kegiatan edukasi maupun advokasi yang telah
dilakukan di Indonesia.
Salah satu hal yang paling berharga dari proses pembelajaran bukanlah fakta
bahwa kita menjadi lebih pintar atau terampil, melainkan kesempatan untuk
membagikan ilmu dan pengalaman kita bagi orang-orang di sekitar kita. Langkah
berikutnya adalah untuk membicarakan hal ini dengan teman, anggota keluarga,
rekan kerja, atau siapapun di kalangan sekitar kita, hanya dengan sebatas berbagi
berita tentang khasiat ganja medis di media sosial, kita secara tidak langsung ikut
mendukung Edukasi yang dilakukan LGN. Tentunya, bagi sebagian dari kita yang
memiliki keinginan dan kesempatan untuk berkontribusi yang lebih besar, terdapat
banyak kegiatan yang dapat kita ikuti dan lakukan untuk mendukung pemerintah
Indonesia melakukan perubahan terhadap kebijakan di Indonesia, mulai dari
bidang jurnalisme, medis, hukum, pendidikan hingga budaya.
1. Edukasi Anggota LGN Samarinda
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
6
a. Melingkar Mingguan
a) Dalam Melingkar mingguan LGN kali ini ada 2 agenda yang dibahas:
Mahasiswa melakukan diskusi tentang manfaat ganja di bidang
Industri dan Anggota LGN melakukan Koordinasi terhadap Kegiatan
yang sedang berjalan yaitu roadshow.
Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu Ganja di bidang
industri telah lama eksis di dunia perindustrian global sampai pada
awal abad ke 19, serat ganja dijadikan dasar material pembuatan
kertas. Menurut sejumlah penelitian sebanyak 95% kertas di dunia
saat ini berasal dari bubur kayu yang berasal dari pohon berumur
puluhan tahun, sedangkan serat ganja dapat menyuplai 2-4 kali lipat
lebih banyak karena dapat dipanen dalam waktu 90-120 hari.
Kemudian koordinasi anggota LGN mengenai kegiatan roadshow
yang bersifat teknis seperti penyediaan tempat, konsumsi, dan
narasumber.
b) Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan di minggu
sebelumnya dan diskusi tentang kegiatan menanam pohon dalam
memperingati hari menanam pohon Indonesia pada tanggal 28
November.
Output yang dihasilkan Melakukan penyelesaian permasalahan-
permasalahan yang dianggap menganggu dalam pelaksanaan kegiatan
seperti Efisiensi waktu, lokasi dan kondusifitas untuk kegiatan
selanjutnya.
Dikarekan 28 November 2019 terdapat di weekday yang berarti hari
kerja kegiatan disepakati dimajukan ke tanggal 23 November 2019
yang bertepatan pada hari minggu. Kegiatan ini akan dilangsungkan di
Kelurahan Mugirejo Samarinda Utara yang akan menanam lebih dari
100 bibit pohon dan buah buahan.
b. Melingkar Bulanan
Dalam Melingkar bulanan ini, LGN menyerukan bahwa kekuatan utama
perjuangan adalah gerakan yang solid. Dengan banyaknya dukungan
semakin terbuka lebar bagi ganja untuk di teliti, dan menggaungkan slogan
#stopganjaphobia. Kemudian turut membahas beberapa regulasi-regulasi
ganja yang ada di Asia Tenggara Seperti Thailand dan Malaysia.
Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini yaitu Slogan ganja phobia
memiliki arti bahwa setiap orang tidak perlu menutup diri untuk
pengetahuan terutama ganja. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan
keadaan sekarang dimana para pengguna ganja secara keseluruhan
dianggap kriminal dan lembaga Negara yang seharusnya menaungi dan
memfasilitasi para peneliti untuk meneliti ganja, cenderung bersifat kaku.
Berawal dari keberhasilan sekelompok warga Negara Malaysia yang
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
7
berhasil memproduksi ganja di luar negeri, hal ini yang mendasari
Malaysia mengambil langkah cepat untuk melakukan penelitian terhadap
ganja. Namun tentunya harus dengan prosedur dan regulasi yang ketat.
2. Edukasi Masyarakat Luas
a. Seminar Bedah Buku “Hikayat Pohon Ganja”
a) Ganja sebagai obat Diabetes
Diabetes merupakan pembunuh yang paling ditakuti di tengah-tengah
masyarakat Indonesia, diabetes saat ini menempati urutan pertama
sebagai penyakit yang paling banyak di idap oleh masyarakat
Indonesia terutama dari kalangan berumur lanjut. Diabetes menyerang
auto imunitas yang ditandai dengan turunnya produksi insulin yang
menyebabkan hiperglikemia, atau tingginya kadar gula dalam darah.
Ada dua jenis diabetes. Pada diabetes jenis pertama, pankreas
penderita tidak dapat memproduksi insulin sama sekali dan
bergantung pada suplai insulin dari luar. Sedangkan pada jenis kedua,
pankreas masih dapat memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak
cukup, dalam jangka waktu tertentu diabetes dapat menyebabkan
gagal ginjal, kebutaan, pengerasan pembuluh darah arteri, dan
perusakan saraf. Beberapa studi menunjukkan bahwa cannabinoid
dapat membantu mengurangi gejala-gejala akibat diabetes. Dalam
sebuah studi yang diterbitkan Journal of Autoimmunity, injeksi 5 mg
CBD setiap hari dapat mengurangi insiden timbulnya diabetes pada
tikus percobaan. Sebanyak 86% tikus yang tidak mendapat asupan
CBD mengidap diabetes, dan hanya 30% dari kelompok tikus yang
diberikan mengidap penyakit ini. Pada penelitian lainnya, ilmuwan
menemukan tikus yang tidak diberikan cannabidiol mengidap diabetes
rata-rata pada minggu ke 17, sementara mayoritas (60%) tikus yang
diberikan zat tersebut tidak mengidap diabetes sampai minggu ke-
26. Pada tahun 2006 American Journal of Pathology menerbitkan
penelitian yang menyatakan zat aktid pada ganja dapat mengurangi
risiko penderita diabetes secara siginifikan.
b) Ganja sebagai Obat Kanker dan Leukimia
Kanker merupakan pembunuh nomor 3 di dunia, Ciri-ciri utama
kanker adalah pertumbuhan yang berlebihan dan tidak normalnya
pembelahan sel; gangguan dan juga penghacuran jaringan di
sekitarnya; dan penyebaran melalui cairan getah bening hingga ke
bagian badan lainnya. Ciri ciri inilah yang menyebabkan tumor
berbeda dari kanker: tumor berkembang hanya pada daerah tertentu
saja dan tidak menyebar ke daerah lainnya. Kanker menyerang segala
usia, bahkan juga menyerang janin. Secara umum, resiko terserang
kanker bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Penyebab
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
8
kanker yang utama adalah kelainan genetis yang dapat disebabkan oleh
radiasi, asap rokok, karsinogen, infeksi, dan zat – zat kimia.
Sedangkan penyebab lainnya adalah mutasi genetis pada saat
pembelahan sel atau kelainan genetis yang memang diturunkan dari
keluarga. Macam-macam pengobatan kanker antara lain seperti operasi
bedah, terapi radiasi, terapi imunitas dan antibody mono-klonal
(membunuh sel kanker dengan antibodi buatan), dan tentu saja
kemoterapi. Namun didalam dunia kedokteran obat-obatan untuk
kemoterapi merupakan obat-obatan yang paling beracun, obat-obatan
tersebut membunuh sel-sel kanker namun juga membunuh sel-sel
sehat. Efek samping kemoterapi dapat menimbulkan mual hingga
muntah, berkurangnya sel darah merah, dan rontoknya rambut. Pasien
pun akan semakin menderita dengan hilangnya selera makan, tenaga,
berkurangnya berat badan, hingga timbulnya depresi yang membuat
pasien beberapa pasien menghentikan pengobatan dan lebih memilih
pasrah menghadapi kematian. Ganja juga bisa mengurangi depresi dan
mengembalikan nafsu makan bagi penderita kanker yang sedang
menjalani kemoterapi. Penggunaan untuk mengurangi berbagai efek
samping pengobatan kanker inilah yang salah satunya mendongkrak
popularitas ganja dalam dunia medis internasional. Penelitian Manuel
Guzman yang diterbitkan dalam Journal of Nature Review tahun 2003
menyebutkan bahwa pada percobaan in –vivo (pada tikus) dan in vitro
(diluar organisme), senyawa-senyawa cannabinoid memiliki efek
menghambat pertumbuhan sel tumor dan bahkan dapat membunuhnya
dengan memicu apoptosis (penghancuran diri sendiri pada sel ).
Terapi ini sukses untuk pengobatan tumor paru-paru, tumor gliom,
tumor pada tiroid, limfadenoma, kulit, Rahim, payudara, prostat, dan
juga neuroblastoma. Dalam bahasa sederhana, ganja dapat
memperlemah pertahanan sel-sel tumor ini terhadap sistem kekebalan
manusia.
c) Ganja Sebagai Obat Depresi
Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai berubahnya
suasana hati, rasa tertekan, dan anbedonia (kehilangan kesenangan
atau minat terhadap sebagian besar kegiatan atau aktivitas. Perubahan
berat badan, pola tidur, perilaku psikomotor, dan timngkat energi
adalah beberapa diantara banyaknya ciri-ciri depresi. Pada sebuah
penelitian, bagian otak dentate gyrus pada hipokampus ditemukan
sebagai bagian yang berperan dalam proses neurogenesis atau
pertumbuhan sel-sel baru pada otak yang ternyata juga menghasilkan
efek antidepresan. Aktivitas zat- zat dari ganja merangsang
pertumbuhan sel-sel saraf pada bagian hipokampus ini. Di artikel
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
9
“The Brain’s Own Marijuana” juga disebutkan bahwa
endocannabinoid berperan penting dalam menghilangkan perasaaan
buruk ataupun pengalaman sakit yang ditimbulkan oleh stimulus
ingatan masa lalu. Ini bertentangan dengan hal yang sering
dipublikasikan media bahwa pemakaian ganja berhubungan erat
dengan depresi seperti studi yang dilakukan oleh Louis Degenhardt,
Wayne Hall, dan Michael Lynskey pada tahun 2003. Media tidak
pernah mempublikasikan bahwa korelasi konsumsi ganja dan depresi
sangatlah kecil, dan hanya terjadi pada “pemakai bermasalah” yang
sudah memiliki masalah psikologis berat sebelum mengonsumsi
ganja. Banyak studi membantah adanya hubungan antara ganja dan
depresi, seperti studi yang dilakukan oleh Elena Kouri, Harrison Pope,
Deborah Yurgelun-Todd, dan Staci Gruber pada tahun 1995; David
Ferguson, John Horwood dan Michael Lynskey pada tahun 1996 dan
1997; Brian Green dan Christian Ritter pada tahun tahun 2000; Rob
Mcgee, Sheilla Williams, Richie Poulton, dan Terrie Moffit tahun
2000; Richard E.Musty dan Lee A.Kaback tahun 1995; M.G Rowe,
Michael F.Fleming, Kristen Barry, Linda B.Manwell, dan Sabine
Kropp di tahun 1995Berdasarkan hasil wawancara dari Kordinator dan
ketua LGN Samarinda, diketahui bahwa mayoritas masyarakat masih
memandang bahwa kegiatan-kegiatan edukasi dengan metode-metode
yang sudah umum seperti menggunakan slide dan proyektor dianggap
kurang menarik, hal ini ditandai dengan menurunnya partisipan yang
hadir. Oleh karena itu LGN Samarinda terus berbenah dengan
memberikan edukasi yang menarik dan lebih mudah untuk di terima
oleh masyarakat.
b. Nonton Bareng Film
a) Ganja Sebagai Penyelamat Hutan Dunia
Adapun bidang dan manfaat ganja di bidang industri adalah sebagai
penyelamat hutan dunia Saat ini pohon-pohon yang berusia puluhan
tahun telah ditebang untuk menghasilkan bubur bubur kertas yang
jumlahnya mencapai 95% kebutuhan kertas dunia.. Permintaan kertas
yang terus meningkat membuat penebangan liar di seluruh dunia terus
berjalan. Bagaimana dengan Indonesia? Asia Pulp & Paper adalah
industri bubur kertas terbesar di dunia yang juga beroperasi di
Indonesia. Menurut data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI), perusahaan tersebut bertanggung jawab terhadap sebagian
besar kerusakan dan penggundulan hutan di Indonesia. Beberapa
sumber bahkan menyebutkan bahwa perusahaan ini adalah salah satu
perusak hutan terbesar di dunia. Data WALHI juga menyebutkan
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
10
bahwa dari 95 juta hektar hutan yang tersisa di Indonesia, hanya 17
juta hektar yang berada dalam kondisi baik.. Menurut hasil penelitian
Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun 1916, satu hektar
lahan yang ditanami ganja menghasilkan serat untuk bubur kertas
setara dengan 4 hektar lahan yang ditanami pohon lain biasa. Kayu
dari pohon baru dapat dipanen dalam waktu puluhan tahun, sedangkan
serat ganja dapat menyuplai dua sampai empat kali lebih banyak
jumlah bubur kertas karena dapat dipanen dalam waktu 90 sampai 120
hari saja. Liberty of Congress di Amerika menemukan fakta bahwa,
“sementara kertas- kertas dari serat ganja dengan umur sekitar 300-
400 tahun masih terlihat kuat. 97% buku-buku yang dicetak antara
tahun 1900-1937 dari bahan serat kayu hanya akan bertahan dalam
waktu kurang dari 50 tahun.” Kertas dari bahan serat ganja juga dapat
didaur ulang hingga 8 kali, sementara kertas dari bahan serat kayu
hanya dapat didaur ulang sampai 3 kali saja. Kertas dari bahan serat
kayu juga lebih cepat menguning karena kandungan lignin yang jauh
lebih tinggi (18-30%) daripada kandungan lignin pada serat ganja (4-
10%). Dalam proses pembuaan bubur kertas, untuk memecah lignin
yang berfungsi sebagai perekat serat kayu ini dibutuhkan zat kimia
asam sulfur atau sulfide yang merupakan produk utama Dupont pada
masa 1990 an, sementara serat ganja dengan kandungan lignin yang
rendah hanya membututhkan 1/7 sampai ¼ bahan kimia yang dipakai
untuk memecah lignin pada kayu. Perekat pada serat ganja juga dapat
dipecah menggunakan abu soda.
b) Kegiatan Menanam Pohon (#membacaalam)
Kegiatan yang diberi nama #membacaalam ini adalah sebuah kegiatan
edukasi yang bertujuan membangkitkan semangat masyarakat akan
melestarikan alam dan segala isinya. Selain menanam pohon,
agenda #membacaalam juga memberikan beberapa materi edukatif
tentang pelestarian alam.
3. Marchandise
Dalam perjuangan biaya merupakan hal yang tidak kalah pentingnya, oleh
karena itu LGN berkeinginan untuk mandiri secara finansial dengan cara
membentuk sebuah toko yang menjual berbagai macam merchandise seperti
baju, topi, dll yang keseluruhan hasil keuntungannya digunakan untuk
perjuangan LGN, di dalam produk-produknya LGN seringkali membuat
sebuah pesan yang berisikan tentang propaganda ganja.
Saat ini LGN Shop membuka lebar peluang bagi para LGN Regional
Samarinda untuk melakukan kerjasama di bidang konveksi tersebut, agar
LGN Regional Samarinda dapat mandiri secara finansial. Saat ini LGN
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
11
Samarinda pun turut melakukan kerjasama dengan LGN Shop Pusat yang
berada di Jakarta untuk melakukan promosi dan menjual.
4. Media Sosial
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat dan
meningkatnya jumlah pengguna internet, media sosial telah bertransformasi
sebagai salah satu sumber informasi yang paling akrab dengan masyarakat.
Media sosial saat ini telah menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat Indonesia
saat ini, berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa saat ini kegiatan yang
paling dinilai ampuh adalah melakukan edukasi di Media sosial instagram dan
facebook. Instagram dan Facebook dinilai paling cocok digunakan saat ini
karena memiliki fitur-fitur yang paling unggul dari sisi visual karena dapat
mengunggah foto dan video. Tidak hanya itu instagram dan facebook juga
memungkinkan para penggunanya untuk membagikan konten edukasi di
berbagai jaringan seperti twitter, whatsapp, Flickr, dan tumblr. Media sosial
LGN saat ini telah diikuti sekitar 1500+ pengguna di Indonesia.
Ilegalisasi Ganja dan Legalisasi di Dunia
Hasil konvensi tunggal PBB pada tahun 1961 adalah tonggak sejarah global
meiilegalkan ganja. Hal ini bermula pada perdebatan panjang atas usulan Mesir,
Afrika Selatan, dan Turki yang meminta untuk mengatur ganja agar masuk ke
dalam undang undang peraturan pelarangan. Konvensi opium Internasional ke-2
mengesahkan larangan terhadap tanaman ganja. Konvensi ini berlangsung setelah
adanya afirmasi dari WHO pada 1954 bahwa olahan ganja sama sekali tidak
memiliki manfaat untuk medis, WHO mendapatkan mandat tugas dari komisi
Obat-obatan Narkotika PBB untuk meneliti pengaruh mental dan fisik dari ganja.
Lahirlah penyatuan berbagai perjanjian internasional mengenai narkotika
dimana ganja masuk dalam narkotika golongan 1 bersama opium, heroin, morfin
dan kokain pada saat itu. Kemudian konvensi ini diamandemen pada tahun 1971-
1978 agar sistem pelarangan ganja dapat diimplementasikan di berbagai Negara
seluruh dunia hingga saat ini, termasuk di Indonesia.
Pada tahun 1961 hasil dari konvensi tunggal PBB memunculkan pandangan
dunia terhadap ganja, konvensi tersebut berisi tentang regulasi – regulasi yang
sangat ketat tentang ganja, ditambah peran media yang menggiring stigma
masyarakat, dimana ganja dipandang lebih berbahaya dibandingkan rokok dan
minuman beralkohol bahkan dikategorikan dalam kelompok narkoba tingkat I.
Meskipun demikian, beberapa Negara pemegang hak veto PBB seperti Amerika,
Inggris,dan Tiongkok justru memanfaatkan tanaman ini secara penuh di
negaranya.
Di negara berkembang seperti Indonesia Ganja masih tidak menjadi prioritas
untuk penelitian dikarenakan di negara negara berkembang terkadang masih
disibukkan dengan isu isu sosial yang menjadi masalah kebanyakan di negara
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
12
berkembang, lain halnya seperti di negara maju ganja sudah lebih dulu diteliti dan
dimanfaatkan secara medis, industri maupun rekreasi yang tentunya dengan
regulasi yang ketat.
Oleh karena itu negara – negara maju saat ini tidak lagi lagi menyatakan
perang tehadap narkoba yang terbukti tidak efektif, menguras anggaran negara
yang ternyata salah sasaran, negara – negara maju saat ini lebih memilih merevisi
kebijakan – kebijakan narkotikanya sebagai solusi ampuh untuk mengendalikan
peredaran ganja. Terbukti dengan adanya legalitas mengurangnya angka
kriminalitas, minimnya pembiayaan penjara, meningkatnya pemasukan dari pajak
yang dihasilkan, dan memangkas peredaran gelap narkoba.
Kendala LGN Samarinda dalam Melakukan Edukasi
Ada beberapa kendala utama yang dihadapi LGN selama ini baik di pusat
maupun di daerah antara lain adalah : Ketakutan para anggota yang nantinya akan
di cap buruk oleh masyarakat, tidak adanya badan hukum resmi yang dimiliki oleh
LGN sehingga membuat organisasi ini begitu cair, tanpa pendanaan eksternal,
kerja LGN mungkin tampak kurang strategis dibandingkan dengan organisasi yang
terlibat dalam pengurangan bahaya dan gerakan reformasi kebijakan narkoba.
Kurangnya dana LGN telah membuat mereka sulit untuk menggunakan lisensi
penelitian mereka secara nyata. Seperti banyak organisasi lain, mereka
dilumpuhkan oleh birokrasi Indonesia yang rumit meskipun memiliki lisensi dan
yang paling penting isu yang dibawa harus berlawanan dengan UU No 35 tentang
narkotika yang dimana Ganja saat ini termasuk di golongan 1 Narkotika yang
dimana segala pemanfaatannya di larang oleh UU tersebut terkecuali untuk
penelitian. Adapun beberapa hambatan yang di temui oleh LGN Kota Samarinda
adalah sebagai berikut:
1. Hambatan Struktural
Hambatan ini terjadi di dalam internal organisasi LGN, hambatan ini
dikarenakan LGN sebagai organisasi sosial yang menyuarakan untuk
pemanfaatan dan pelegalan ganja tentunya sangat bertentangan dengan
Hukum yang berlaku di Indonesia, tak banyak yang ingin tampil menyuarakan
hal tersebut lah yang sangat menghambat pergerakan LGN Kota Samarinda.
2. Birokrasi
Di dalam setiap kegiatannya LGN kota Samarinda berusaha mengikuti segala
birokrasi-birokrasi yang ada untuk melancarkan segala kegiatannya, dan tidak
jarang pula mendapatkan penolakan dari lembaga-lembaga PTN maupun
pemerintah.
3. Budaya Membaca yang Rendah
Dalam edukasi tentunya diperlukan minat baca yang tinggi, hal ini tentu
sangat berat dikarenakan kesadaran masyarakat untuk membaca dewasa ini
sangatlah rendah.
Strategi Edukasi Lingkar Ganja Nusantara dalam Pemanfaatan Ganja (Arie)
13
4. Terbatasnya Jurnal Penelitian tentang Ganja di Indonesia
Hal ini tentunya sangat berpengaruh kepada minat baca seseorang,
dikarenakan di Indonesia, belum dapat ditemukan riset ganja yang teruji
secara klinis oleh karena itu LGN kota Samarinda sering mendapatkan jurnal-
jurnal penelitian dari Negara lain.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, LGN Kota Samarinda adalah Regional LGN
Indonesia yang berpusat di Jakarta. Organisasi yang berbentuk gerakan ini
berfokus kepada Edukasi, dan penelitian seputar tanaman ganja.
2. Peneliti menyimpulkan bahwa strategi edukasi yang dilakukan LGN Kota
Samarinda terfokus kepada kegiatan-kegiatan yang cukup menarik seperti
kegiatan nonton bareng film edukasi ganja, roadshow yang diikuti oleh pakar-
pakar di berbagai bidang seperti sosial,hukum, dan budaya.
3. UU No 35 tahun 2009 tentang narkotika nampaknya masih menjadi
pertimbangan masyarakat untuk kembali menggali pengetahuan dan informasi
seputar tanaman ganja, masyarakat cenderung memilih informasi yang
bersifat saklek atau buntu. Namun dengan adanya gerakan Lingkar Ganja
Nusantara (LGN) mampu sedikit membuka tabir terhadap pemahaman awam
tentang ganja di berbagai kegiatannya yang melibatkan masyarakat dan para
lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah.
Saran
1. LGN Kota Samarinda harus memiliki badan hukum dan legalitas secara resmi
yang terdaftar di Kesbangpol, agar para anggota-anggota yang tergabung
dapat merasakan manfaat secara langsung dari bergabung ke LGN Kota
samarinda.
2. LGN Kota Samarinda juga harus memiliki protokol pendidikan yang
terkonsep secara formal, sehingga penjaringan calon anggota terstruktur dan
sistematis.
3. Pemerintah maupun swasta memiliki kewajban untuk mengembangkan
penelitian terhadap tanaman ganja, sebagaimana yang tertuang di dalam UUD
1945 Pasal 31, Pemerintah memajukan pengetahuan dan teknologi dengan
menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Daftar Pustaka
Abbiyyu, Darry (2016). Strategi Gerakan Lingkar Ganja Nusantara Dalam
Memperjuangkan Legalisasi Ganja Di Indonesia. Tangerang Selatan:
Lingkar Ganja Nusantara.
eJournal Sosiatri-Sosiologi, Volume 9, Nomor 2, 2021: 1-14
14
Dhira Narayana, Peter Dantovski, Tim LGN 2011, Hikayat Pohon Ganja.
Surabaya : Karya Gemilang.
Khalik, Abdul. 2007. Dunia Dalam Ganja; Dari Aceh Hingga Bob Marley.
Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
LGN, Tim (2014). Sekarang Aku Besok Kamu Tangerang Selatan: Lingkar Ganja
Nusantara.