i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH
SEKTOR INDUSTRI KERAJINAN BATU BATA
BERDASARKAN ANALISIS SWOT
(Kasus Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh :
Adhe Anggreini Saragi
NIM : 111324033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk Ibunda Tercinta Narsumiati Sitohang, S.Pd.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTO
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga
kami beroleh hati yang bijaksana (Mazmur 90 : 12)
Allah tidak melihat seberapa fasih kita berdoa, DIA lebih
tertarik dengan hati kita.
Tujukan harapan pada Allah karena sumber pertolongan datang
dari NYA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana mestinya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Penulis
Adhe Anggreini Saragi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Adhe Anggreini Saragi
Nomor Mahasiswa : 111324033
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR
INDUSTRI KERAJINAN BATU BATA BERDASARKAN ANALISIS
SWOT (Kasus Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernayataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 31 Agustus 2015
Yang menyatakan
Adhe Anggreini Saragi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR
INDUSTRI KERAJINAN BATU BATA BERDASARKAN ANALISIS SWOT
(Kasus Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
Adhe Anggreini
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan profil industri kecil
kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan; 2) mendeskripsikan kondisi sumber daya
alam, sumber daya manusia, teknologi, permodalan dan pemasaran industri kecil
kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan; dan 3) mendeskripsikan strategi
pengembangan keberadaan industri kecil kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di Kecamatan Piyungan pada tanggal 25 April – 20 Juli 2016. Subjek
penelitian ini adalah pengusaha industri kerajinan batu bata dengan sampel sebanyak
30 responden. Teknik analisis data yaitu deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) mayoritas pengusaha pada
industri kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan adalah laki-laki dengan rentang
usia 20 – 57 tahun dengan latar belakang pendidikan SMP – SMA; 2) kondisi sumber
daya alam, sumber daya manusia, teknologi, permodalan dan pemasaran pada industri
kecil batu bata di Kecamatan Piyungan adalah sebagai berikut: (a) sumber daya alam
sebagai bahan baku dalam memproduksi batu bata di Kecamatan Piyungan cukup
tersedia; (b) sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi batu bata di
Kecamatan Piyungan cukup tersedia; (c) teknologi yang digunakan oleh industri kecil
batu bata di Kecamatan Piyungan cukup memadai; (d) modal yang dibutuhkan oleh
industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan rendah; dan (e) daerah pemasaran
hasil produksi industri kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan kurang luas yaitu
sebagian besar hanya terbatas di D. I. Yogyakarta; serta 3) berdasarkan analisis
SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan industri batu bata di
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul adalah: (a) memperluas pasar sehingga
barang lebih terkenal; (b) mengembangkan produk batu bata sejenis yang berkualitas;
(c) memanfaatkan sumber daya manusia yang banyak untuk memproduksi batu bata;
dan (d) memperbanyak modal untuk mengembangkan usaha.
Kata kunci: profil industri, sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi,
modal, pemasaran, strategi pengembangan, analisis SWOT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
SWOT ANALYSIS OF DEVELOPMENT STRATEGY
OF SMALL-TO-MEDIUM SCALE OF BRICK INDUSTRIES
(A Case Study in Piyungan Subdistrict, Bantul District, Special Region of
Yogyakarta)
Adhe Anggreini Saragi
Sanata Dharma University
2016
This study aims to: 1) describe the profiles of small-to-medium scale of
brick industries in Piyungan Subdistrict; 2) describe theirexisting conditions of
natural resources, human resources, technology, capital, and marketing; and 3)
describe their development strategies.
This research is essentially quantitative-descriptive. It was conducted in
Piyungan Subdistrict from April 25 to July 20, 2016. The subject is small-to-medium
scale of brick industries the respondents of which amount to 30 owners. The data
were collected by observation, interviews and questionnaires.The data analysis
technique is that of descriptive-qualitative.
The results of this study show that: 1) the majority of the owners of such
industry in Piyungan Subdistrict were men of 20-57 years of age with junior-to-senior
educational background; 2) the existing conditions of natural resources, human
resources, technology, capital and marketing are described as follows: (a) the natural
resources for raw materials are reasonably available; (b) the human resources are
reasonably available; (c) the technologies utilized for such industry are reasonably
adequate; (d) the capital needed to run such an industry is relatively low; (e) the
marketing area is confined only to that of the Special Region of Yogyakarta; and 3)
based on the SWOT analysis, the strategies which are potentially adopted to develop
and empower such an industry are: (a) by expanding the marketing areasoutside the
Special Region of Yogyakarta; (b) by producing similar but more qualified products;
(c) by involving more human resources to increase production; and (d) by increasing
the amount of the capital from available capital resources to develop their business.
Keywords: industry profile, human resources, natural resources, technology, capital,
marketing, development strategy, SWOT analysis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah di Surgaatas berkat dan kasihnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PENGEMBANGAN
USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR INDUSTRI KERAJINAN BATU
BATA BERDASARKAN ANALISIS SWOT (Kasus Kecamatan Piyungan,
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta),” Penulisan skripsi ini diajukan
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu sehingga penulisan
skripsi ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dra. Catharina Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed. Selaku ketua
Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan
selaku Dosen Pembimbing I atas segala kesabaran, pengertian dan
kasihnya membimbing, mendampingi dan mengarahkan dari awal
sampai akhir penyusunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II
atas segala kebaikan dan kasih dalam membimbing dan mengarahakan
dari awal sampai akhir penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dosen Pendidikan Ekonomi
atas segala kasihnya dalam mengarahkan penyusunan skripsi.
5. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A. selaku dosen
Manajemen dari Fakultas Ekonomi yang memberikan pengarahan,
masukan, saran pada pembahasan skripsi.
6. Segenap dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
7. Bapak E. Sunarto atas bimbingan dalam penulisan abstrak untuk
skripsi ini.
8. BAPPEDA BANTUL selaku pemberi ijin lokasi penelitian yang sudah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di Kecamatan
Piyungan.
9. Kecamatan Piyungan, Desa Sitimulyo, Desa Srimulyo dan Desa
Srimartani selaku tempat peneitian yang telah memberikan ijin untuk
meneliti Pengusaha Batu Bata.
10. Segenap Pengusaha Batu Bata di Kecamatan Piyungan selaku sampel
penelitian yang mau menyediakan waktu dan tenaganya untuk
memngisi kuisioner penelitian.
11. Ibunda tercinta dan Bapak terkasih yang selalu mendukung dalam doa,
memberikan semangat, nasehat dan serta kasih sayang dan kesabaran
selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Abang tersayang Andreas Wijayanto yang juga selalu memberikan
motivasi dan menjadi tempat untuk curhat selama perkuliahan dan
penyelesaian skripsi ini.
13. Teman terkasih, Nanda Kurnia Putra yang selalu membantu dalam
waktu dan doa untuk mendampingi dan memberikan semangat selama
proses penulisan skripsi sampai selesai.
14. Sahabatku Isna dan Mila yang menemani hari-hari perkuliahan,
memberikan semangat dalam perkuliahan maupun kehidupan pribadi.
15. Pakde terkasih, orang tua tergaul, teman terbaik Opa Eddie yang selalu
memberikan nasehat dan arahan dalam mengingatkan tanggung jawab
sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik
16. Parangtritis on The Remix yang selalu bekerjasama dengan ND DJ
Entertainment sehingga biaya skripsi ini mampu tertalangi dengan
baik.
17. Guru, kakak terbaik dan teman terkasih DJ Monocrome dan DJ
Ryandika yang selalu menasehati sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
18. Segenap Kru DJ dan Studio yang terkait memberikan waktu dan
pengertiannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
19. Pak Nuno, Om Nico, Bung Anton yang selalu mensupport karier dan
selalu mengigatkan tanggung jawab skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari banyak kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Dengan kerendahan hati penulis
membutuhkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 32 Agustus 2016
Penulis
Adhe Anggreini Saragi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional ........................................ 10
B. Perkembangan UMKM Berbasis Budaya Lokal ..................................... 15
1. Sumber Daya Alam .......................................................................... 22
2. Sumber Daya Manusia ...................................................................... 22
3. Permodalan ........................................................................................ 23
4. Pemasaran ......................................................................................... 24
5. Teknologi .......................................................................................... 25
C. Strategi Pengembangan .......................................................................... 26
D. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 30
E. Kerangka Berfikir.................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 33
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 33
C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 33
D. Populasi, Sample dan Teknik Penarikan Sample .................................... 34
E. Defenisi Operasional ............................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39
H. Analisis SWOT ....................................................................................... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................... 54
A. Kondisi Geografis ................................................................................... 54
B. Kondisi Sosial dan Ekonomi ................................................................... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Proses Pembuatan Batu Bata ................................................................... 56
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 58
A. Profil UKM industri kerajinan Batu bata di Kecamatan Piyungan ......... 58
B. Kondisi Sumber Daya Alam, Sumber Daya Mannusia, Teknologi,
Permodalan dan Pemasaran Pada UKM Industri Kerajinan Batu Bata di
Kecamatan Piyungan ............................................................................... 59
C. Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri
Kecil Batu Bata di Kecamatan Piyungan ................................................ 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 77
A. Kesimpulan ............................................................................................ 77
B. Saran ....................................................................................................... 78
C. Batasan Penelitian ................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN ....................................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Perkembangan UMKM 2005-2012 .................................................. 4
Tabel 2.1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Umkm) Dan
Usaha Besar (Ub) Berdasarkan Jumlah Unit Usaha Tahun 2012 – 2013....... 13
Tabel 2.2 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Umkm) Dan
Usaha Besar (Ub) Berdasarkan Tenaga Kerja Tahun 2012 - 2013 ............... 14
Tabel 3.1 Interval Kelas Sumber Daya Alam ............................................... 41
Tabel 3.2 Interval Kelas Pemasaran .............................................................. 42
Tabel 3.3 Interval Kelas Sumber Daya Manusia .......................................... 43
Tabel 3.4 Interval Kelas Teknologi ............................................................... 44
Tabel 3.5 Interval Kelas Permodalan ............................................................ 46
Tabel 3.6 Tabel EFAS dan IFAS .................................................................. 49
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia Responden Penelitian .......................... 58
Tabel 5.2 Frekuensi Kelas Sumber Daya Alam ........................................... 59
Tabel 5.3 Frekuensi Kelas Pemasaran .......................................................... 60
Tabel 5.4 Frekuensi Kelas SDM .................................................................. 61
Tabel 5.5 Frekuensi Kelas Teknologi .......................................................... 62
Tabel 5.6 Frekuensi Kelas Permodalan ......................................................... 63
Tabel 5.7 IFAS ............................................................................................. 64
Tabel 5.8 EFAS ............................................................................................ 68
Tabel 5.9 Matrik SWOT .............................................................................. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Internal – Eksternal Matrik ...................................................... 52
Gambar 5.1 Kondisi Internal – Eksternal Matrik ......................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner. ................................................................................ 83
Lampiran 2. Hasil Kuisioner ......................................................................... 89
Lampiran 3.Surat Penelitian. ...................................................................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan setiap negara sebab adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi menunjukkan kesejahteraan yang
tercermin pada peningkatan output perkapita serta diikuti dengan daya beli
masyarakat yang semakin menignkat (Yunan, 2009). Pertumbuhan ekonomi
merupakan pekerjaan yang berkesinambungan. Melalui pertumbuhan
ekonomi sebuah negara dapat mengubah kondisi perekonomiannya menjadi
lebih baik dalam suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi ditandai
dengan bertumbuhnya sektor ekonomi masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan pertumbuhan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar dari tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi memerlukan periode jangka panjang. Negara
akan mengalami perubahan yang sangat esensial terutama dalam struktur
ekonomi negara tersebut. Perubahan itu dari ekonomi tradisional yang
menitikberatkan pada sektor pertanian ke sektor ekonomi modern yang
didominasi oleh sektor industri sebagai mesin utama pembangunan.
Perubahan struktur ekonomi mencakup pergeseran dari sektor pertanian ke
sektor industri, atau yang disebut dengan industrialisasi. Proses perubahan
tersebut melingkupi struktur industri dari waktu ke waktu (dalam jangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
panjang). Struktur ekonomi industri ditandai dengan semakin beragamnya
jenis atau kelompok barang dilihat dari sifat penggunaannya, jenis kandungan
inputnya atau orientasi pasar.
Industrialisasi merupakan salah satu proses kunci dalam perubahan
struktur perekonomian yang ditandai dengan terjadinya keseimbangan proses
interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan
perdagangan antar negara dengan peningkatan pendapatan masyarakat
(Arlini, 2006: 3). Sektor industri merupakan salah satu sektor yang berperan
penting dalam pembangunan nasional baik di negara, provinsi maupun
daerah. Kontribusi sektor industri terhadap pembangunan nasional dari tahun
ke tahun menunjukkan kontribusi yang signifikan. Peranan sektor industri
dalam pembangunan ekonomi nasional dapat ditelusuri dari kontribusi
masing-masing subsektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi nasional atau
terhadap Produk Domestik Bruto.
Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi di berbagai
negara sangat penting karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan
dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-keunggulan sektor industri
tersebut diantaranya memberikan kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja
dan mampu menciptakan nilai tambah (value added creation) yang lebih
tinggi pada berbagai komoditas yang dihasilkan (Anwar, Yunita & Wulan,
2007: 4). Salah satu pemegang peran penting dalam perekonomian Indonesia
adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM), biasanya diikuti maupun ditinjau
dari segi penciptaan lapangan kerja. Pentingnya UKM lebih dikaitkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
upaya pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi maupun sosial,
yaitu menyediakan lapangan pekerjaan, pemberantasan kemiskinan,
pemerataan pendapatan. UKM di Indonesia digambarkan sebagai kegiatan
usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern.
Pertumbuhan UMKM pada tahun 2005 - 2012 menjelaskan peran
UMKM mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Bila dilihat dari
tahun 2005, pertumbuhan data jumlah UMKM mencapai 5% dan pada tahun
2012, pertumbuhan tersebut meningkat sebanyak 2%. Pertumbuhan UMKM
dan kontribusinya dalam menyerap tenaga kerja secara rinci dapat dilihat dari
tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan data pada tabel diatas pertumbuhan sumbangan PDB
UKM pada tahun 2005 yaitu sebanyak 5,97% dan pada tahun 2012 meningkat
sebanyak 9,9%. Pertumbuhan nilai ekspor UMKM pada tahun 2012
meningkat 11%. Hal tersebut menunjukan bahwa UMKM semakin
berkembang dalam perekonomian nasional.
Di Kecamatan Piyungan Usaha Kecil Menengah cukup berperan
penting dalam pertumbuhan perekonomian daerah dan salah satunya adalah
UKM Batu Bata. Kecamatan Piyungan adalah salah satu kecamatan dari
Kabupaten Bantul yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penduduk Kecamatan Piyungan mayoritas adalah petani dan pengrajin batu
bata. Kecamatan Piyungan merupakan salah satu sentra kerajinan batu bata.
Batu bata telah digunakan sejak dahulu. Belum diketahui dengan pasti sejak
kapan batu bata mulai dijadikan salah satu kerajinan khas setempat. Kerajinan
batu bata di Kecamatan Piyungan adalah UKM yang sangat berpengaruh
dalam pendapatan. Masyarakat setempat dari dahulu sampai sekarang
menggunakan batu bata sebagai bahan dasar bangunan. Ada beberapa jenis
batu bata yaitu batu bata merah, batako, bata ringan dan bataton.
Berdasarkan prasurvey lapangan, pengrajin batu bata di Kecamatan
Piyungan mayoritas membuat batu bata merah tanah liat. Batu bata merah
tanah liat adalah jenis pengisi dinding yang paling banyak digunakan baik
pada bangunan lama maupun bangunan modern. Material yang memiliki
warna dan tekstur permukaan yang sembarang sering digunakan untuk
mengisi dinding yang nantinya masih membutuhkan finishing berupa lapisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
plester dan pengecatan. Material tersebut terbuat dari tanah liat yang dicetak
kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering,
mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan adalah
tanah liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan.
Material ini masih banyak diminati karena terbukti awet, kuat, murah
dan mudah didapatkan. Selain itu kelebihan bata merah adalah membuat
ruangan di dalam rumah lebih sejuk, tidak mudah retak, dan tahan api.
Tetapi kekurangan material ini adalah berat sehingga membebani struktur
penopang, membutuhkan banyak perekat sehingga agak boros, karena
bentuknya tidak seragam sehingga sulit memasangnya dengan rapi.
Saat ini produksi batu bata merah tanah liat sulit berkembang yang
ditunjukkan dari menurunkan jumlah produksi batu bata merah. Berdasarkan
prasurvey lapangan yang dilakukan terdapat beberapa masalah mendasar
yang menyebabkan industri kecil batu bata kesulitan untuk berkembang
antara lain disebabkan oleh permasalahan dari segi SDM yaitu masih
rendahnya kualitas SDM pelaku industri. Contoh lain dalam manajemen
adalah tidak adanya pembukuan dalam usaha. Permasalahan dalam
permodalan juga merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh sebagian
pengusaha batu bata. Modal yang dimiliki para pengusaha masih kecil, di
samping itu sebagian dari mereka mengaku mengalami kesulitan
mendapatkan pinjaman modal, sehingga untuk mengembangkan usahanya
masih mengalami beberapa kesulitan dan permasalahan dalam teknologi
yaitu masih terbatasnya kepemilikan teknologi tepat guna yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
untuk proses produksi sehingga sebagian besar masih menggunakan alat yang
tradisional contohnya dalam mengaduk tanah liat dengan tanah biasa masih
memakai cara manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia sehingga
produksinya pun masih kurang efisien. Dalam bidang pemasaran, proses
pemasaran masih bersifat tradisional yaitu para pembeli datang langsung.
Proses produksi didasarkan pada jumlah pesanan yang ada. Hal ini tentu saja
merugikan para pengusaha karena kebanyakan yang datang adalah para
tengkulak yang akan menjual lagi barang tersebut yang tentunya dengan
harga yang lebih mahal. Faktor lain yang termasuk dalam segi pemasaran
yang dihadapi pengrajin UMK batu bata ini adalah kemajuan jaman yang
menjadikan semakin banyaknya produk saingan batu bata sejenis seperti
batako dan batato yang harganya lebih terjangkau masyarakat.
Bermunculnya material saingan tersebut menyebabkan banyaknya konsumen
memilih material subsitusi batu bata merah tanah liat dalam pembuatan
bangunan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diduga ada 5 faktor yang
mempengaruhi kelangsungan usaha industri kerajinann batu bata, yaitu:
SDA, SDM, teknologi, modal dan pemasaran. Oleh karena itu peneliti ingin
menguji lebih lanjut mengenai kelima unsur tersebut dalam kaitannya dengan
perumusan strategi pengembangan bagi industri kerajinan batu bata.
Dibutuhkan kebijakan mengenai strategi pengembangan oleh pengrajin
UMK batu bata dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha batu
bata. Fokus dalam penelitian ini ditujukan untuk mengamati bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
strategi pengembangan UMK yang harus dilakukan, khususnya bagi
pengrajin UMK batu bata di Kecamatan Piyungan. Untuk mengidentifikasi
karakteristiknya digunakan teori SWOT. Analisis SWOT tersebut akan
menjelaskan apakah informasi tersebut dapat memberikan arah bagi UMKM
dalam mencapai tujuannya atau memberikan indikasi tentang rintangan yang
harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan. Analisis SWOT dilakukan agar pengrajin UMK batu bata
memiliki strategi atau langkah-langkah yang dapat mengembangkan usaha
tersebut karena usaha produksi batu bata bersifat stagnan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam bagian latar
belakang, maka rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran profil usaha kerajinan batu bata di Kecamatan
Piyungan?
2. Bagaimana kondisi SDA, SDM, teknologi, permodalan dan pemasaran
pada industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan?
3. Bagaimana strategi pengembangan keberadaan usaha kerajinan Batu Bata
di Kecamatan Piyungan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian yang hendak dicapai adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Untuk mengetahui gambaran profil industri kecil kerajinan batu bata di
Kecamatan Piyungan.
2. Untuk mengetahui kondisi SDA, SDM, teknologi, permodalan dan
pemasaran industri kecil kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan.
3. Untuk mengetahui gambaran strategi pengembangan keberadaan industri
kecil kerajinan batu bata di Kecamatan Piyungan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Pengrajin UMK batu bata
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau rekomendasi bagi
pengrajin UMK batu bata dalam mempertahankan dan mengembangkan
produksinya.
2. Pemerintah Kecamatan Piyungan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau rekomendasi
untuk pengambilan kebijakan mengenai para pengrajin UMK batu bata di
Kecamatan Piyungan Daerah Istimewa Yogyakarta terutama kebijakan
untuk mengembangkan usaha kerajinan batu bata.
3. Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
pembanding bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian atau riset
mengenai analisis strategi perusahaan menggunakan metode SWOT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum memasuki definisi industri kecil, lebih dahulu mengetahui
defenisi industri. Secara umum industri dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Hasil dari
industri tidak hanya berupa barang melainkan juga ada dalam bentuk jasa. Pada
bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian ini.
Pembahasan ini menjadi panduan dalam memahami dan memecahkan
permasalahan yang ada. Hal utama yang dijelaskan dalam bab ini adalah definisi
industri kecil, strategi bertahan dan strategi pengembangan.
A. Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2013), industri Pengolahan
adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu
barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi
barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi
barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai
akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan
perakitan (assembling).
Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak
lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak
pengolah hanya melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa, misalnya perusahaan
penggilingan padi yang melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani
dengan balas jasa tertentu (Badan Pusat Statistik, 2016).
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang
melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa,
terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan
administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang
atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Industri Kecil adalah
perusahaan industri yang tenaga kerjanya antara 5 - 19 orang. Industri Mikro
adalah perusahaan industri yang tenaga kerjanya antara 1 - 4 orang.
Penggolongan perusahaan industri pengolahan ini semata-mata hanya
didasarkan kepada banyaknya tenaga kerja yang bekerja, tanpa
memperhatikan apakah perusahaan itu menggunakan mesin tenaga atau tidak,
serta tanpa memperhatikan besarnya modal perusahaan itu (Badan Pusat
Statistik, 2016).
Menurut UU Republik Indonesia No. 22 Tahun 2008, pada tanggal 4
Juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UMKM yang disampaikan oleh
Undang-undang ini juga berbeda dengan definisi di atas. Menurut UU No 20
Tahun 2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah entitas yang
memiliki kriteria sebagai berikut: (1) kekayaan bersih lebih dari Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang
disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria
sebagai berikut: (1) kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2)
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000. 000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
UMKM memiliki beberapa peranan yaitu; (1) kedudukannya sebagai
pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) menyerap
tenaga kerja cukup banyak, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan
ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) menjadi ketahanan ekonomi
serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan
ekspor non migas.
Dalam menjelaskan peranan UMKM sebagai pemain utama dalam
kegiatan ekonomi di berbagai sektor dapat dilihat dari data dalam tabel
dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2.1 PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL,
MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) BERDASARKAN
JUMLAH UNIT USAHA TAHUN 2012 - 2013
NO INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2012 **
TAHUN 2013 ***
PERKEMBANG-AN
TAHUN 2012-2013
JUMLAH
PANGS
A (%) JUMLAH
PANGSA
(%) JUMLAH (%)
-1 -2 -3 -6 -7 -8 -9 -10 -11
1. UNIT USAHA
(A+B) (Unit) 56. 539. 560 57. 900. 787 1. 361. 227 2,41
1.
A. Usaha
Mikro, Kecil
dan Menengah
(UMKM) (Unit) 56. 534. 592 99,99 57. 895. 721 99,99 1. 361. 129 2,41
- Usaha Mikro (UMi) (Unit) 55. 856. 176 98,79 57. 189. 393 98,77 1. 333. 217 2,39
- Usaha Kecil (UK) (Unit) 629. 418 1,11 654. 222 1,13 24. 803 3,94
- Usaha
Menengah(UM) (Unit) 48. 997 0,09 52. 106 0,09 3. 11 6,35
B. Usaha
Besar (UB) (Unit) 4. 968 0,01 5. 066 0,01 98 1,97
Sumber: DEPKOP UMKM 2016
Gambaran perkembangan UMKM tahun 2012 -2013 memberikan
perbandingan jumlah usaha mikro mencapai 2,39%, jumlah usaha kecil 3,94%
dan usaha menengah 6,35%. Posisi usaha kecil sendiri menempati
penyumbang yang lebih besar dibanding usaha besar yang mencapai 1,97%.
Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa UMKM menyumbang 2,41% dan
berdasarkan data tersebut, UMKM berkedudukan sebagai pemain utama
dalam kegiatan ekonomi dibandingkan dengan usaha besar.
Peranan UMKM dalam penyerapan tenaga dapat dijelaskan melalui
tabel dibawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel 2.2 PERKEMBANGAN DATA USAHA MIKRO, KECIL,
MENENGAH (UMKM) DAN USAHA BESAR (UB) BERDASARKAN
TENAGA KERJA TAHUN 2012 - 2013
N
O INDIKATOR SATUAN
TAHUN 2012 **)
TAHUN 2013 ***) PERKEMBANG-AN
TAHUN 2012-2013
JUMLAH PANG
SA (%) JUMLAH
PANG
SA (%) JUMLAH (%)
-1 -2 -3 -6 -7 -8 -9 -10 -11
2
TENAGA
KERJA
(A+B) (Orang) 110. 808. 154 117. 681. 244 6. 873. 090 6,20
A. Usaha
Mikro, Kecil
dan
Menengah
(UMKM) (Orang) 107. 657. 509 97,16 114. 144. 082 96,99 6. 486. 573 6,03
- Usaha Mikro (UMi) (Orang) 99. 859. 517 90,12 104. 624. 466 88,90 4. 764. 949 4,77
- Usaha Kecil
(UK) (Orang) 4. 535. 970 4,09 5. 570. 231 4,73 1. 034. 262 22,80
- Usaha
Menengah(UM
) (Orang) 3. 262. 023 2,94 3. 949. 385 3,36 687. 363 21,07
B. Usaha
Besar (UB) (Orang) 3. 150. 645 2,84 3. 537. 162 3,01 386. 517 12,27
Sumber: DEPKOP UMKM 2016
Berdasarkan data diatas, Perkembangan UMKM tahun menyerap
tenaga kerja terbanyak, yaitu 114.144.082 orang atau 96,99% dari total tenaga
kerja di Indonesia dengan perbandingan di tahun 2012, peningkatan
penyerapan tenaga kerja meningkat 6,03%. Berdasarkan data diatas,
penyerapan tenaga kerja pada tahun terbanyak oleh unit usaha mikro yang
berjumlah 104.624.466 orang atau 88,90% dari total tenaga kerja di Indonesia
dengan jumlah peningkatan 4,77% dari tahun 2012 - 2013. Dengan banyaknya
tenaga kerja yang diserap oleh UKMK diharapkan mampu meningkatkan
pendapatan perkapita dan sekaligus meningkatkan pemerataan pendapatan
masyarakat, sehingga upaya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dapat
tercapai.Selain itu, sektor kegiatan ekonomi lokal dengan berbasis sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
daya lokal menjadi berkembang, sehingga perekonomian daerah dapat
berkembang.
Ketahanan ekonomi dapat dicapai dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang menyertai pembangunan ekonomi, sehingga dapat tercapai
kesejateraan masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan
ekonomi di Indonesia adalah dengan dikembangkannya Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). UMKM umumnya berbasis pada sumber daya ekonomi
lokal. Dengan UMKM, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
masyarakat sehingga mampu menumbuhkan perekonomian nasional dalam
jangka panjang. Pemberdayaan UMKM terhadap masyarakat mampu
menghadapi krisis ekonomi yang terjadi dan masyarakat mampu mandiri
untuk mengurangi ketergantungan pada pihak luar, sehingga tidak tergantung
dari impor.
B. Perkembangan UMKM Berbasis Budaya Lokal
Secara umum, karakteristik UMKM di Indonesia kebanyakan berbentuk
industri mikro yang beroperasi pada level rumahan atau berbasis budaya lokal
dengan teknologi rendah dan tenaga kerja yang berpendapatan dan
berkemampuan rendah (Dirlanudin, 2008: 47). Selain itu, industri UMKM
dengan produk yang sama cenderung berkumpul di satu daerah (clustering)
karena banyak kemudahan, seperti kemudahan distribusi barang dan
pemasaran. Sumber modal dari UMKM berasal dari kredit dari bank, dana
pribadi, campuran antara keduanya, atau sumber kredit informal lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dalam hal pemasaran produk, UMKM cenderung bersifat lokal dengan
penjualan utama terjadi secara langsung kepada konsumen di pasar tradisional
lokal atau penjualan di toko-toko milik sendiri (Dirlanudin, 2008: 67).
Penjualan yang bersifat lokal memberikan sumbangan dari hasil penjualan
UMKM terhitung sangat besar untuk PDB Indonesia. Dapat disimpulkan
bahwa penetrasi produk UMKM masih kurang menyentuh konsumen di luar
daerah keberadaan UMKM tersebut. Selain itu, pasar untuk produk UMKM
juga mulai dipersempit oleh keberadaan produk luar negeri dan produk usaha
besar yang memiliki harga yang lebih murah sehingga lebih diminati
konsumen. Produk-produk tersebut juga sudah mulai memasuki pasar-pasar
tradisional di daerah yang terpencil akibat dari pembangunan jaringan
transportasi yang lebih baik dari daerah urban ke daerah rural.
Industri kecil telah terbukti tahan terhadap gejolak pasang surut
perekonomian global. Namun demikian, dalam proses usahanya industri kecil
di Indonesia banyak menghadapi berbagai masalah seperti dalam proses
produksi dimana dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi seperti SDA, SDM,
modal, teknologi dan masalah pemasaran. Hamid dan Sri Susilo (2011: 45-55)
meneliti mengenai strategi pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan menyusun
strategi yang operasional dan tepat untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Profil UMKM juga perlu dikenali dan dianalisis. Penelitian ini mengunakan
data primer dan data sekunder. Data diperoleh dari survey lapangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber publikasi. Metode
analisis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Berkaitan dengan
berbagai masalah yang dihadapi oleh UMKM, ada beberapa strategi untuk
mengatasinya. Pengembangan UMKM tidak hanya oleh UMKM saja, tetapi
juga harus didukung semua stakeholder. Dukungan diharapkan datang dari
asosiasi bisnis, perguruan tinggi, dan instansi terkait di kabupaten/kota di
DIY. Kebijakan pemerintah juga diperlakukan untuk mendorong
pengembangan UMKM.
Pengembangan usaha kecil menghadapi berbagai kendala seperti
tingkat kemampuan, ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia,
kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial
dan sumberdaya manusia mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu
menjalankan usahanya dengan baik. Seperti kelemahan dalam memperoleh
peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar, kelemahan dalam struktur
permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur terhadap sumber-
sumber permodalan, kelemahan di bidang organisasi dan manajemen sumber
daya manusia, keterbatasan kerjasama antar pengusaha kecil, iklim usaha yang
kurang kondusif karena persaingan yang saling mematikan, pembinaan yang
dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta kepedulian
masyarakat terhadap usaha kecil (Kuncoro, 2007: 368).
Berdasarkan pasal 14 UU No. 9/1995 upaya-upaya pengembangan
usaha kecil tentang usaha kecil (Anoraga, 2002: 229), dirumuskan bahwa
Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengolahan,
pemasaran, sumber daya manusia dan teknologi.
Susilo dan Krisnadewara (2007: 271-280) menyatakan bahwa,
berdasarkan hasil riset yang mereka lakukan tentang strategi bertahan industri
pasca gempa di Yogyakarta, strategi yang bisa diterapkan untuk pengembanga
UKM adalah berproduksi dengan fasilitas/peralatan terbatas, berproduksi
dengan jumlah bahan baku terbatas, berproduksi dengan jumlah tenaga kerja
terbatas, berproduksi dengan modal finansial terbatas, membuka shoow-
room/outlet, melakukan usaha sampingan. Rekomendasi dari hasil kajian ini
berkaitan dengan upaya percepatan pemulihan kembali untuk berusaha adalah
dengan melakukan kegiatan produksi kembali yang menekankan pada
tambahan modal. Dengan tambahan modal maka berbagai keterbatasan dalam
kegiatan produksi dapat diatasi, sehingga kegiatan produksi akan lebih lancar
sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
Susilo dan Krisnadewara (2008: 271-280) melakukan kajian masalah
dan kinerja industri kecil di Kabupaten Bantul Provinsi DIY. Survey
dilakukan terhadap 100 pengusaha yang tergolong industri skala kecil dan
menengah (IKM). Hasil kajian tersebut menjelaskan bahwa masalah utama
yang dihadapi oleh pengusaha adalah ketidakmampuan memenuhi kewajiban
finansial terhadap pihak lain dan keterbatasan untuk menambah modal.
Masalah lain yang dihadapi adalah menurunnya hasil produksi dan pemasaran
hasil produksi. Dengan indikator kinerja tingkat produksi maka sebagian besar
unit usaha (65%) mengalami penurunan, sedangkan 23% produksinya tetap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan sebanyak 12% mengalami peningkatan. Hasil kajian ini menunjukkan
bahwa para pengusaha pada skala UKM memiliki kerentanan yang tinggi
terhadap berbagai sumber goncangan. Adanya bencana gempa bumi
berdampak cukup besar terhadap kemampuan finansial perusahaan.
Tarigan dan Susilo (2008: 188 - 199) melakukan kajian masalah dan
kinerja industri kecil pada industri kerajinan perak di Kota Yogyakarta. Dari
hasil kajian tersebut dapat diberikan kesimpulan bahwa, pengusaha/pengrajin
perak menghadapi permasalahan yang terkait dengan terganggunya kegiatan
produksi karena adanya kerusakan bangunan serta prasarana produksi,
terganggunya proses produksi menyebabkan berkurangnya jumlah produksi
yang berimplikasi pada kemampuan melayani permintaan, dan penurunan
permintaan pada gilirannya akan mengurangi pendapatan dan berimplikasi
pada kemampuan memenuhi kewajiban finansial.
Menurut jurnal penelitian Yarnest dan Priyo (2013: 2), optimalisasi
strategi pengembangan usaha keramik sebagai produk unggulan dan icon kota
malang), pada awal mulanya usaha industri keramik merupakan usaha kecil-
kecilan yang dirintis sejak tahun 1950-an. Industri kerajinan keramik ini
membawa pengaruh bagi masyarakat pengrajin terutama dibidang ekonomi.
Keramik Malang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas yang hanya
bermula dari industri rumah tangga (home industry) yang dikelola secara
sederhana oleh pengrajin. Karena banyaknya bahan baku yang tersedia
dengan kualitas yang baik seperti kaolin, felspard, kuarsa, ballclay, dan
didukung oleh peningkatan keterampilan yang dimiliki para pengrajin, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
industri kecil keramik Malang dapat berkembang dengan pesat dan lebih
dikenal dengan “Keramik Dinoyo”. Sentra Keramik Dinoyo merupakan salah
satu UKM yang bergerak di bidang industri keramik yang memiliki ciri khas
dan menjadi salah satu ikon Kota Malang.
Menurut Priyono (2004), pemberdayaan masyarakat adalah sebuah
konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Dalam
kerangka pikiran itu, upaya memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari
tiga sisi. Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang (enabling). Di sini titik tolaknya adalah
pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang
dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa
daya. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu, dengan
mendorong memotivasikan dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat
(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif,
selaindari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi
langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan
(input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities)
yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Untuk itu, perlu ada
program khusus bagi masyarakat yang kurang berdaya, karena program-
program umum yang berlaku untuk semua, tidak selalu dapat menyentuh
lapisan masyarakat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam
proses pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah,
oleh karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena
itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya
dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti
mengisolasi atau menutupi dari interaksi. Melindungi harus dilihat sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta
eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pemberdayaan masyarakat bukan
membuat masyarakat menjadi makin tergantung pada berbagai program
pemberian (charity) karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati, harus
dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat dipertukarkan dengan pihak
lain. Dengan demikian, tujuan akhirnya adalah memandirikan masyarakat,
memampukan, dan membangun kemampuan untuk memajukan diri ke arah
kehidupan yang lebih baik secara sinambung. Pemberdayaan ekonomi rakyat
adalah tanggung jawab pemerintah. Akan tetapi, juga merupakan tanggung
jawab masyarakat, terutama mereka yang telah lebih maju, karena telah
terlebih dahulu memperoleh kesempatan bahkan mungkin memperoleh
fasilitas yang tidak diperoleh kelompok masyarakat lain.
Pembinaan usaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan pengusaha kecil sebagai pengusaha menengah. Banyak hal yang
menentukan berhasilnya perkembangan ekonomi. Faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu faktor ekonomi dan non ekonomi. Kapasitas
produksi suatu perekonomian dapat dilihat dari fungsi produksi. Fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
produksi yaitu suatu hubungan antara input dan output. Input adalah barang-
barang yang dipergunakan untuk menghasilkan barang-barang lain. Output
adalah barang-barang yang dihasilkan dari kombinasi-kombinasi input
tersebut.
Faktor produksi diartikan sebagai benda-benda yang disediakan
oleh alam atau yang diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk
memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang tersedia dalam
perekonomian dibedakan menjadi empat jenis yaitu sumber daya alam, tenaga
kerja, modal dan teknologi.
1. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam
yang berasal dari tambang merupakan unsur sumber daya alam non hayati
yaitu sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya
secara terus menerus. SDA tersebut memiliki beragam fungsi salah satunya
adalah sebagai bahan dasar infrastruktur atau bangunan.
2. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada pada negara berkembang pada umumnya
mempunyai kualitas yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
produktivitas tenaga kerja yang ada pada negara tersebut (Suryono, 2000: 83).
Menurut UU No. 13, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun kebutuhan masyarakat. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan
kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan nasional.
3. Permodalan
Modal dalam arti sempit adalah sejumlah nilai uang yang dipergunakan
dalam membelanjai semua keperluan usaha. Modal dalam pengertian umum
mencakup benda-benda seperti tanah, gedung, mesin-mesin, alat-alat
perkakas dan barang produktif lainnya untuk suatu kegiatan usaha (Sriyadi,
1991: 109). Sehubungan dengan kegiatan usaha (Sriyadi, 1991: 111), modal
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Modal Tetap (fixed capital), adalah semua benda-benda modal yang
dipergunakan terus-menerus dalam jangka lama pada kegiatan produksi,
seperti tanah, gedung, mesin, alat-alat perkakas, dsb.
b. Modal Bekerja (working capital), modal untuk mendapatkan operasi
perusahaan seperti pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai,
membiayai upah dan gaji, membiayai pengiriman dan transportasi, biaya
penjualan dan reklame, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.
Sumber modal yang mungkin digali oleh industri kecil antara lain dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu (Anoraga, 200: 267):
a. Sumber-sumber ekstern dapat terdiri dari pihak lain bukan bank, bank,
modal venture (bentuk penyertaan modal yang bersifat sementara kedalam
perusahaan pasangan usaha/PPU yang ingin mengembangkan usahanya,
namun mengalami kesulitan dalam pendanaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Sumber-sumber intern terdiri dari: (1) Tabungan pribadi yaitu dana
tabungan pemilik; (2) Laba yang ditahan yaitu dana yang diperoleh dari
sisa laba yang tidak diambil perusahaan atau tidak dibagikan bagi
koperasi.
4. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Tujuan fundamental
dari pemasaran yaitu menambah peluang bisnis. Pemasaran merupakan
prosessosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan
menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kottler, 2000: 19).
Menurut Rangkuti (2009: 49), unsur-unsur utama pemasaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama yaitu strategi persaingan, taktik
pasar dan nilai pemasaran. Strategi persaingan dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu: (1) Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan
membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah; (2) Targeting
adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan
dimasuki; (3) Positioning adalah penetapan posisi pasar. Taktik pasar terdapat
dua unsur taktik pemasaran: (1) Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara
membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan.
Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan atau
diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan perusahaan lain; (2)
Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
produk, harga, promosi dan tempat. Nilai pemasaran dapat dikelompokan
menjadi tiga, yaitu: (1) Merk atau brand, nilai yang berkaitan dengan nama
atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan; (2) Pelayanan
atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan
kepada konsumen; (3) Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip
perusahaan untuk membuat setiap perusahaan terlibat dan memiliki rasa
tanggungjawab dalam proses memuaskan konsumen, baiksecara langsung
maupun tidak langsung.
5. Teknologi
Dalam arti biasa (sehari-hari) teknologi berarti suatu perubahan berarti
dalam fungsi produksi yang nampak dalam teknis produksi yang ada (Irawan
& Suparmoko, 2002: 196). Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan
teknologi adalah (technological change) adalah termasuk perubahan dalam
fungsi produksi dalam suatu kegiatan tertentu yang dapat menambah
hasildengan input tertentu. Perubahan teknologi ini menyebabkan tambahan
produksi dengan sumber-sumber yang sama ataupun jumlah output yang
sama tetapi dengan input yang lebih sedikit, atau mungkin pula berupa
barang-barang yang baru yang punya kegunaan yang lebih banyak. Teknologi
dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya antara lain: teknologi modern
atau teknologi maju, teknologimadya atau teknologi tepat, dan teknologi
tradisional atau rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. Strategi Pengembangan
Menurut Chandler Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2002: 4). Pemahaman yang
baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang bersangkutan
sangat menentukan suksesnya strategi apa yang akan disusun.
Ada beberapa jenis strategi dalam sebuah perusahaan diantaranya
adalah: (a) Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya
strategi pengembangan produk, penerapan harga, akuisisi, pengembangan
pasar dan sebagainya; (b) Strategi investasi merupakan kegiatan yang
berorientasi pada investasi, misalnya perusahaan ingin melakukan strategi
pertumbuhan yang agresif atau berusaha melakukan penetrasi pasar, strategi
bertahan, strategi pembangunan kembali divisi baru dan sebagainya; (c)
Strategi bisnis, strategi ini secara fungsional karena strategi ini berorientasi
pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran,
produksi atau operasional, distribusi, dan strategi yang berhubungan dengan
keuangan (Rangkuti, 2009: 7). Untuk menganalisis strategi tersebut terdapat
banyak cara yaitu: Matriks TOWS atau Matriks SWOT, Matriks BCG,
Matriks Internal Eksternal, Matriks SPACE, Matriks Grand Strategy
(Rangkuti, 2006: 83).
Strategi pengembangan UMK yang diteliti adalah menggunakan
Strategi pengembangan dengan teknik analisis Matriks SWOT. SWOT adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kombinasi antara strengths, weakneess, opportunities, dan threats (SWOT) .
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakneses),
peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal
perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005: 46), SWOT digunakan untuk menilai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang
dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-
tantangan yang dihadapi. Menurut David (2008: 8), semua organisasi
memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada
perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal digabungkan dengan peluang/ancaman
dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas menjadi dasar untuk penetapan
tujuan dan strategi. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,
2005: 47) yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan
lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan
pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.
Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahan (Weaknesses)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran
peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam
lingkungan perusahaan.Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan
pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi
kesuksesan perusahaan.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk
meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering
digunakan adalah sebagai kerangka/panduan sistematis dalam diskusi untuk
membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan
perusahaan.
Menurut Rangkuti (2006: 32), matriks SWOT dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif
strategis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 2.3 Matriks SWOT IFAS Strengths (S) Weaknesses (W)
tentukan 5-10 faktor kekuatan
internal
tentukan 5-10 faktor kelemahan
internal
EFAS Strategi SO Strategi WO
Opportunities (O)
tentukan 5-10 faktor
peluang ekternal
ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan
peluang
Treaths (T) Strategi ST Strategi WT
tentukan 5-10 faktor
ancaman ekternal
ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
ciptakan strategi yang meminimalkan
kelemahan dan menghindari
ancaman
Sumber : Rangkuti (2006: 83)
Berikut ini adalah keterangan dari matriks SWOT diatas :
1. Strategi SO
Apabila didalam kajian terlihat peluang- peluang yang tersedia dan
perusahaan juga memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor tersebut
dinilai memiliki keunggulan komparatif. Kondisi lingkungan yang terdapat
di sekitarnya digunakan sebagai usaha dalam mempertahankan keunggulan
komparatif tersebut. Strategi SO yaitu memanfaatkan kekuatan
memanfaatkan peluang.
2. Strategi ST
Kotak ini merupakan kajian yang mempertemukan interaksi antara
ancaman atau tantangan dari luar yang diidentifikasikan untuk memperlunak
ancaman atau tantangan tersebut dengan kekuatan yang terdapat dari
lingkungan perusahaan yang nantinya diharapkan kekuatan akan mengubah
ancaman menjadi sebuah peluang bagi pemberdayaan selanjutnya. Strategi
ST yaitu pemanfaatan kekuatan untuk mengatasi ancaman dari luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Strategi WO
Kotak ini merupakan kajian yang dariberbagai peluang dan kekurangan
yang ada. Peluang yang besar disiniakan dihadapi oleh kurangnya
kemampuan sektor untuk mengungkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan
dengan hati-hati untuk memilih dan untuk menerima peluang tersebut,
khususnya dikaitkan dengan potensi kawasan.Strategi WO yaitu
pemanfaatan peluang untuk meminimalkan kelemahan.
4. Strategi WT
Merupakan tempat untuk menggali berbagai kelemahan yang akan
dihadapi oleh sektor dalam perkembangannya. Hal ini dilihat dari
pertemuan antara ancaman atau tantangan dari luar dengan kelemahan yang
terdapat didalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil
keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan
membenahi sumberdaya internal yang ada. Strategi WT yaitu
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman.
D. Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan penelitian sebelumnya dalam kasus strategi
pengembangan industri Batik Tulis Lasem (Tahwin & Mahmudi 2013: 67),
strategi pengembangan industri Batik Tulis Lasem digunakan sebagai
upaya untuk mewujudkan agar industri batik tulis lasem menjadi kegiatan
ekonomi yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing tinggi, tidak hanya
memiliki keunggulan komparatif melainkan juga keunggulan kompetitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sehingga mampu menembus pasar ekspor. Rumusan strategi pengembangan
didasarkan kombinasi strategi matrik SWOT adalah strategi SO, yaitu
menggunakan kekuatan (strength) yang dimiliki untuk memanfaatkan
peluang (opportunity) yang ada. Implementasi strategi ini adalah
mengembangkan jaringan pemasaran dengan memanfaatkan networking serta
mengembangkan quality control dan meningkatkan produktivitas dengan
memanfaatkan teknologi modern.
Mengutip skripsi dari Arifah (2011), yang berjudul Strategi
Pengembangan Industri Kecil Jamur Tiram di Kecamatan Jambu Kabupaten
Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil industri kecil jamur
tiram di Kecamatan Jambu yaitu ada sekitar 15 unit usaha industri kecil
pengembang jamur tiram, yang tersebar di 4 desa yaitu Desa Gondoriyo, Desa
Jambu, Desa Bedono dan Desa Genting. Kondisi sumber daya manusia (SDM)
pada industri kecil jamur tiram dalam kondisi tidak baik yaitu sebesar 66,7%,
kondisi permodalan sebagian besar dalam kondisi tidak baik yaitu sebesar
66,6% dan kondisi pemasaran sebagian besar dalam kondisi kurang baik yaitu
sebesar 53,4%. Kesimpulan dari penelitian adalah strategi yang diterapkan
yaitu strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal, artinya strategi yang
diterapkan lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan
kehilangan pendapatan.Saran yang diajukan untuk pemerintah daerah
Kabupaten Semarang yaitu pemberian pelatihan dan pembinaan kepada para
pengusaha pengembang jamur tiram tentang pengelolaan jamur tiram yang
over produksi. Saran yang diajukan untuk pengusaha adalah pengelolaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
usaha dengan baik dan memenejemen keuangan usaha agar usaha
pengembang jamur tiram dapat berkembang dengan baik.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini dapat dijelaskan pada
bagan berikut:
Industri Batu Bata Di Kecamatan
Keadaan yang ada di Industri Batu Bata:
1. SDA
2. SDM
3. Modal
4. Teknologi
5. Pemasaran
Analisis Industri
Faktor-faktor eksternal
Peluang dan ancaman
Faktor-faktor internal
Kekuatan dan kelemahan
Analisis strategi pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Strategi Pengembangan
melalui variabel SDA, SDM, pemasaran, modal dan teknologi pada usaha
kecil menengah sektor industri kerajinan batu bata di Kecamatan
Piyungadengan metode analisis deskiriptif. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu
penelitian yang bersifat menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-
fakta, situasi dan aktivitas dari objek yang diteliti dengan tujuan
menggambarkan sifat tertentu yang tengah berlangsung pada riset dan
memeriksa dari sebab-sebab suatu gejala tertentu (Husein, 2003: 87).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian ini adalah Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat tiga desa di kecamatan tersebut
yaitu: Desa Sitimulyo, Srimulyo dan Srimartani.
2. Waktu penelitian ini dimulai dari 25 April 2016 – 20 Juli 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah pengrajin UMKM batu bata di Kecamatan
Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
penelitian ini adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, modal,
teknologi dan pemasaran.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011: 80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpunlanya. Dalam penelitian ini, populasi tidak diketahui dan
tidak ada informasi mengenai data sekundernya.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan di teliti. Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2011: 81). Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2011: 90)
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah minimum 30
responden. Peneliti mengambil sampel minimum sebanyak 30 responden
dengan pertimbangan jumlah populasi dalam penelitian tidak diketahui.
3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampel yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2000: 77). Teknik
sampel yang digunakan dengan purposive sampling yaitu teknik penentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sampel dengan pertimbangan tertentu.Pertimbangan dalam penelitian ini
adalah UKM telah berdiri minimal 10 tahun dengan alasan UKM telah
teruji waktu dan tetap berdiri selama satu dekade.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penelitian ini, maka perlu
definisi operasional sebagai berikut:
1. Strategi pengembangan adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan
agar usahanya dapat berkembang baik dari jumlah produksi, kualitas, dan
model serta modal usaha.
2. Sumber daya alam adalah adalah segala sesuatu yang berasal dari alam
yang digunakan untuk membuat batu bata. Sumberdaya alam yang dipakai
adalah tanah semak padi. Variabel SDA dalam penelitian ini dengan
indikator sebagai berikut:
a. Sumber bahan baku
b. Harga bahan baku
c. Ketersediaan bahan baku
3. Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang mampu melakukan
pekerjaan umtuk membuat batu bata. Variabel SDM dalam penelitian ini
dengan indikator sebagai berikut:
a. Jumlah Tenaga Kerja
b. Alokasi Waktu (HKO)
c. Tingkat Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
d. Pelatihan tenaga kerja
4. Modal adalah benda-benda seperti tanah, gedung, mesin-mesin dan alat-
alat perkakas dan barang produktif lainnya yang terdapat dalam kegiatan
usaha serta sejumlah nilai uang yang digunakan dalam membelanjai semua
keperluan usaha memproduksi batu bata. Variabel Permodalan dalam
penelitian ini dengan indikator sebagai berikut:
a. Nilai Modal Kerja
b. Sumber modal
5. Teknologi adalah kegiatan tertentu yang dapat menambah produksi batu
bata dengan memakai barang-barang yang punya kegunaan yang lebih
banyak. Variabel teknologi dalam penelitian ini dengan indikator sebagai
berikut:
a. Lama Produksi
b. Teknologi yang digunakan
c. Teknologi Tepat Guna
6. Pemasaran adalah proses kegiatan menciptakan dan menawarkan produk
batu bata sehingga sampai ditangan konsumen atau menukarkan produk
batu bata sehingga memiliki nilai jual. Variabel Pemasaran dalam
penelitian ini dengan indikator sebagai berikut:
a. Daerah pemasaran
b. Promosi
c. Unit yang terjual (output)
d. Omset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
e. Pesaing
7. Kekuatan (Strenghts) adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-
keungulan lain yang memberikan keunggulan kompetitif pengusaha batu
bata. di pasar.
8. Kelemahan (Weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif
menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dappat berupa
fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan
keterampilan pemasaran yang tergolong menjadi kelemahan pengusaha
pengrajin batu bata.
9. Peluang (Opportunities) adalah situasi penting yang mengguntungkan
dalam lingkungan pengusaha batu bata. Kecenderungan–kecenderungan
penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti banyaknya tenaga
kerja yang tersedia dalam suau daerah tersebut.
10. Ancaman (Threats ) adalah situasi penting yang tidak menguntungan
dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama
bagi posisi sekarang atau yang diinginkan pengusaha batu bata.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber informasi dalam
hal ini objek penelitian atau sumber informasi lain yang mendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
penelitian kemudian dikumpulkan, diolah dan disusun secara jelas. Data
primer dalam penelitian ini adalah data mengenai jenis kelamin
pengusaha, umur pengusaha, tingkat pendidikan pengusaha, ketersediaan
sumber daya alam, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi dan
permodalan.
2. Sumber data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan (1) observasi, (2)
wawancara dan (3) kuisioner:
1. Observasi
Teknik observasi yaitu mengumpulkan sumber data berdasarkan
pengamatan langsung terhadap subjek dan objek penelitian sehingga
dapat diperoleh gambaran secara jelas hal yang akan diteliti.
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data dari responden.
Wawancara digunakan secara lisan untuk memastikan subjek
penelitian memenuhi persyaratan yaitu UKM telah berdiri selama
sepuluh tahun.
3. Kuesioner
Teknik kuesioner digunakan untuk memperoleh data dengan
mengajukan daftar pertanyaan kepada responden secara tertulis yang
harus dijawab oleh responden yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti. Pada tahap akhir pemberian pertanyaan berbentuk
kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab tentang masalah yang dibahas yaitu mengenai ketersediaan
sumber daya alam, pemasaran, sumber daya manusia, teknologi dan
permodalan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner berbentuk check list, pada setiap item soal disediakan 4
alternatif pilihan jawaban dengan skor masing-masing sebagai berikut:
1. Jawaban A dengan skor 4
2. Jawaban B dengan skor 3
3. Jawaban C dengan skor 2
4. Jawaban D dengan skor 1
G. Teknik Analisis Data
Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai
profil dan kondisi SDA, SDM, teknologi, pemasaran dan modal pada industri
kecil batu bata di Kecamatan Piyungan. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui secara kuantitatif yang
berkaitan dengan keragaman data yang diperoleh dari responden, sementara
pada analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan keragaman
data tersebut. Langkah-langkah menggunakan rumus deskriptif persentase
adalah sebagai berikut:
1. Menghitung skor maksimum dengan cara mengalikan skor tertinggi
dengan jumlah butir pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Menghitung skor minimum dengan cara mengalikan skor terendah dengan
jumlah butir pertanyaan.
3. Menentukan rentang interval dengan rumus sebagai berikut:
Skor tertinggi – Skor terendah
=
Jumlah Kategori
4. Interval kelas
Berikut ini interval kelas untuk masing-masing variabel penelitian:
1. Sumber Daya Alam
a. Menghitung skor maksimum
= skor tertinggi x jumlah butir pertanyaan
= 4 x 4
= 16
b. Menghitung skor minimum
= Skor terendah x jumlah butir pertanyaan
= 1 x 4
= 4
c. Menentukan rentang interval
Skor tertinggi – Skor terendah
=
Jumlah Kategori
16 – 4
=
3
= 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d. Interval kelas
Tabel 3.1 Kategori Deskriptif Sumber Daya Alam
Interval Kategori
12 – 16 Tersedia
8 – 11 Cukup tersedia
4 – 7 Kurang tersedia
Sumber : Anto Dajan (1991:11)
Sumber daya alam yang tersedia menunjukkan bahwa bahan
baku mudah diperoleh, sangat murah dan tersedia dalam jumlah
yang sangat banyak. Sumber daya alam yang cukup tersedia
menunjukkan bahwa bahan baku cukup mudah diperoleh, cukup
mahal dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Sumber daya
alam yang kurang tersedia menunjukkan bahwa bahan baku tidak
mudah diperoleh, mahal dan langka.
2. Pemasaran
a. Menghitung skor maksimum
= skor tertinggi x jumlah butir pertanyaan
= 4 x 8
= 32
b. Menghitung skor minimum
= Skor terendah x jumlah butir pertanyaan
= 1 x 8
= 8
c. Menentukan rentang interval
Skor tertinggi – Skor terendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
=
Jumlah Kategori
32 – 8
=
3
= 8
d. Interval kelas
Tabel 3.2 Kategori Deskriptif Pemasaran
Interval Kategori
24 – 32 Luas
16 – 23 Cukup luas
8 – 15 Kurang luas
Sumber : Anto Dajan (1991:11)
Pemasaran dalam kategori luas menunjukkan bahwa
pemasaran dilakukan di luar kecamatan, luar kabupaten bahkan
luar kota (D.I.Yogyakarta, Klaten, Solo, Magelang) tidak ada
kendala dalam memasarkan serta jumlah produksi banyak.
Pemasaran dalam kategori cukup luas menunjukkan bahwa
pemasaran dilakukan di D.I. Yogyakarta, terdapat beberapa kendala
dalam memasarkan serta jumlah produksi tidak terlalu banyak.
Pemasaran dalam kategori kurang luas menunjukkan bahwa
pemasaran dilakukan hanya disekitar Kecamatan Piyungan, banyak
kendala dalam memasarkan batu bata serta jumlah produksi sedikit.
3. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
a. Menghitung skor maksimum
= skor tertinggi x jumlah butir pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
= 4 x 10
= 40
b. Menghitung skor minimum
= Skor terendah x jumlah butir pertanyaan
= 1 x 10
= 10
c. Menentukan rentang interval
Skor tertinggi – Skor terendah
=
Jumlah Kategori
40 – 10
=
3
= 10
d. Interval kelas
Tabel 3.3 Kategori Deskriptif Sumber Daya Manusia
Interval Kategori
30 – 40 Tersedia
20 – 29 Cukup tersedia
10 – 19 Kurang tersedia
Sumber : Anto Dajan (1991:11)
Sumber daya manusia tersedia menunjukkan bahwa
ketersediaan tenaga kerja sangat banyak dan dalam mendapatkan
kebutuhan tenaga kerja sangat mudah dan tenaga kerjanya murah.
Sumber daya manusia cukup tersedia menunjukkan bahwa
ketersediaan tenaga kerja cukup banyak dan dalam mendapatkan
kebutuhan tenaga kerja cukup mudah. Sumber daya manusia
kurang tersedia menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sangat sedikit dan dalam mendapatkan kebutuhan tenaga kerja
tidak mudah.
4. Teknologi
a. Menghitung skor maksimum
= skor tertinggi x jumlah butir pertanyaan
= 4 x 3
= 12
b. Menghitung skor minimum
= Skor terendah x jumlah butir pertanyaan
= 1 x 3
= 3
c. Menentukan rentang interval
Skor tertinggi – Skor terendah
=
Jumlah Kategori
12 – 3
=
3
= 3
d. Interval kelas
Tabel 3.4 Kategori Deskriptif Teknologi
Interval Kategori
9 – 12 Memadai
6– 8 Cukup memadai
3 – 5 Kurang memadai
Sumber : Anto Dajan (1991:11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Teknologi memadai menunjukkan bahwa dalam melakukan
proses produksi semuanya menggunakan mesin modern dalam
jumlah yang banyak. Teknologi cukup memadai menunjukkan
bahwa dalam melakukan proses produksi menggunakan beberapa
mesin atau alat tepat guna dalam cukup banyak. Teknologi kurang
memadai menunjukkan bahwa dalam melakukan proses produksi
belum menggunakan mesin dan menggunakan alat yang sangat
sederhana.
5. Permodalan
a. Menghitung skor maksimum
= skor tertinggi x jumlah butir pertanyaan
= 4 x 9
= 36
b. Menghitung skor minimum
= Skor terendah x jumlah butir pertanyaan
= 1 x 9
= 9
c. Menentukan rentang interval
Skor tertinggi – Skor terendah
=
Jumlah Kategori
36 – 9
=
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
= 9
d. Interval kelas
Tabel 3.5 Kategori Deskriptif Permodalan
Interval Kategori
27 – 36 Tinggi
18 – 26 Cukup tinggi
9 – 17 Rendah
Sumber : Anto Dajan (1991:11)
Permodalan dalam kategori tinggi menunjukkan bahwa
investasi pada usaha dalam jumlah yang besar dan perolehan modal
dari kredit usaha rakyat, bank, modal pribadi, bantuan pemerintah
dan bantuan keluarga. Permodalan dalam kategori cukup tinggi
menunjukkan bahwa investasi pada usaha dalam jumlah yang
cukup besar yaitu menggunakan modal pribadi dan bantuan
keluarga. Permodalan dalam kategori rendah menunjukkan bahwa
investasi pada usaha dalam jumlah yang kecil yaitu menggunakan
modal pribadi.
H. Analisis SWOT
Setelah mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap
kelangsungan pemberdayaan industri kecil batu-bata, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan informasi tersebut ke dalam rumusan strategi. Alat yang dipakai
untuk menyusun strategi adalah matrik SWOT. Analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui strategi apa yang digunakan setelah melihat kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki industri. Analisis SWOT
adalah suatu alat manajemen untuk mengevaluasi internal dan eksternal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
organisasi sehingga dapat memberikan informasi mengenai isu- isu penting
bagi organisasi. Analisis SWOT dimulai dengan identifikasi aspek positif,
yaitu strength (kekuatan) dan aspek negatif, yaitu weakness (kelemahan) dari
internal organisasi. Sedangkan dari eksternal organisasi dilakukan identifikasi
opportunities (peluang) dan threat (ancaman). Alat yang dipakai untuk
menyusun strategi adalah matrik SWOT. Matrik tersebut menggambarkan
secara jelas bagian peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Sebelum melakukan
penyusunan strategi pada matrik SWOT diperlukan langkah-langkah analisis
SWOT adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2006: 25-28):
1. Analisis IFAS
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan analisis IFAS:
a. Melakukan identifikasi dan menuliskannya pada kolom 1, tentang
kekuatan dan kelemahan dari pengrajin batu bata.
b. Menetapkan bobot dari masing-masing faktor kekuatan dengan angka 4
(sangat penting), 3 (penting), 2 (cukup penting), 1 (tidak penting)
sedangkan kelemahan 1 (sangat penting), 2 (penting), 3 (cukup
penting), 4 (tidak penting). Semakin besar bobotnya, maka semakin
besar prioritas faktor tersebut bagi pengrajin batu bata.
c. Pada aspek kekuatan dan kelemahan menggunkan skala 0 – 1. Setiap
aspek mendapatkan skor tertinggi sebanyak 0,5. Sehingga formulasi
terbaiknya adalah 0,5 dibagi angka 10. Berikut adalah formulasi
perhitungan pembobotan dan rating terbaik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
1. faktor kekuatan
Setiap rating dikalikan dengan hasil pembagian dari skol maksimum
setiap aspek yaitu 0,5. Berikut adalah hasil perumusan bobot faktor
kekuatan:
- rating 1 = 1 x (0,5 : 10) = 0,5
- rating 2 = 2 x (0,5 : 10) = 0,10
- rating 3 = 3 x (0,5 :10) = 0,15
- rating 4 = 4 x (0,5 : 10) = 0,20
2. Faktor kelemahan
Pada faktor kelemahan menggunakan rating terbalik dimana rating 4
merupakan bobot terendah. Namun pada formulasinya bobot
menggunakan perumusan yang sama pada faktor kekuatan. Berikut
adalah hasil perumusan bobot pada faktor kelemahan:
- rating 4 = 1 x (0,5 : 10) = 0,5
- rating 3 = 2 x (0,5 : 10) = 0,10
- rating 2 = 3 x (0,5 :10) = 0,15
- rating 1 = 4 x (0,5 : 10) = 0,20
d. Kalikan masing-masing bobot dengan peringkatnya untuk memperoleh
skor terbobot yang akan ditulis pada kolom ke-4.
e. Tambahkan seluruh skor terbobot sehingga diperoleh total skor terbobot
kemudian hasilnya pada baris terakhir kolom ke-4. total skor terbobot
memiliki interval dari angka 4.0 (baik sekali) sampai 1.0 (buruk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.6 EFAS dan IFAS
Sumber: Rangkuti (2006-26-28)
2. Analisis EFAS
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan analisis EFAS:
a. Melakukan identifikasi dan menuliskannya pada kolom 1, tentang
peluang dan ancaman..
b. Menetapkan tingkat peringkat dalam kolom 3 untuk setiap faktor
peluang dengan angka 4 (sangat penting), 3 (penting), 2 (cukup
penting), 1 (tidak penting) sedangkan ancaman 1 (sangat penting), 2
Faktor-faktor strategi internal (IFES) Bobot Rating Skor
KEKUATAN
1
2
KELEMAHAN
1
2
Faktor-faktor strategi eksternal (EFAS) Bobot Rating Skor
PELUANG
1
2
ANCAMAN
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(penting), 3 (cukup penting), 4 (tidak penting). Setiap peringkat adalah
penelitian analisis tentang seberapa baik pengrajin mampu merespon
dan mengatasi setiap faktor eksternal.
c. Menetapkan bobot dari masing-masing faktor pada kolom 2, mulai dari
1.0 (paling penting) sampai 0.0 (tidak penting). Total semua bobot
harus berjumlah 1.0. semakin besar bobotnya, semakin besar prioritas
faktor tersebut.
d. Pada aspek peluang dan ancaman menggunkan skala 0 – 1. Setiap
aspek mendapatkan skor tertinggi sebanyak 0,5. Sehingga formulasi
terbaiknya adalah 0,5 dibagi angka 10. Berikut adalah formulasi
perhitungan pembobotan dan rating terbaik:
1. faktor peluang
Setiap rating dikalikan dengan hasil pembagian dari skol maksimum
setiap aspek yaitu 0,5. Berikut adalah hasil perumusan bobot faktor
peluang:
- rating 1 = 1 x (0,5 : 10) = 0,5
- rating 2 = 2 x (0,5 : 10) = 0,10
- rating 3 = 3 x (0,5 :10) = 0,15
- rating 4 = 4 x (0,5 : 10) = 0,20
2. Faktor ancaman
Pada faktor ancaman menggunakan rating terbalik dimana rating 4
merupakan bobot terendah. Namun pada formulasinya bobot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan perumusan yang sama pada faktor ancaman. Berikut
adalah hasil perumusan bobot pada faktor ancaman:
- rating 4 = 1 x (0,5 : 10) = 0,5
- rating 3 = 2 x (0,5 : 10) = 0,10
- rating 2 = 3 x (0,5 :10) = 0,15
- rating 1 = 4 x (0,5 : 10) = 0,20
e. Kalikan masing-masing bobot dengan peringkatnya untuk memperoleh
skor terbobot yang akan ditulis pada kolom ke-4.
f. Tambahkan seluruh skor terbobot sehingga diperoleh total skor
terbobot kemudian hasilnya pada baris terakhir kolom ke-3. Total skor
terbobot memiliki interval dari angka 4.0 (baik sekali) sampai 1.0
(buruk).
3. Matrik Interal dan Ekternal
Matrik IE digunakan untuk menggambarkan kondisi strategi yang ada
pada industri batu bata.Titik matrik ditentukan berdasarkan skor aspek
internal dan eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Total faktor strategi internal
Kuat
4.00
Rata-rata
3.00
Lemah
2.00
Total
faktor
strategi
eksternal
Tinggi
3.00
I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
Menengah
2.00
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan
Stabilitas
VI
Penciutan
Rendah
1.00
VII
Pertumbuhan
VII
Pertumbuhan
VIII
Likuidasi
Gambar 3.1 Internal – Eksternal Matrik
Keterangan :
I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal
II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal
III : Strategi turnaround
IV : Strategi stabilitas
V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal atau stabilitas (tidak ada
perubahan dalam pendapatan).
VI : Strategi divestasi
VII : Strategi diversifikasi
VIII : Strategi diversifikasi konsentrik
IX : Strategi likuiditas (tidak berkembang)
Diagram tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada
prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga startegi utama,
yaitu:
1. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri ( sel 1,
2 dan 5) atau upaya diversifikasi ( sel 7 dan 8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi
yabg telah ditetapkan.
3. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Kondisi Geografis
Kecamatan Piyungan berada di dataran rendah. Ibukota kecamatannya berada
pada ketinggian 80 meter di atas permukaan laut. Jarak ibukota kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 25 km. Kecamatan Piyungan
beriklim seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan
cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan
Piyungan adalah 32ºC dengan suhu terendah 23ºC. Bentangan wilayah di Kecamatan
Piyungan 41% berupa daerah yang datar sampai berombak dan 59% berupa daerah
yang berombak sampai berbukit.
B. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kecamatan Piyungan dihuni oleh 10.177 kepala keluarga. Jumlah keseluruhan
penduduk Kecamatan Piyungan adalah 37.814 orang dengan jumlah penduduk laki-
laki 18.521 orang dan penduduk perempuan 19.293 orang. Tingkat kepadatan
penduduk di Kecamatan Piyungan adalah 1.162 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk
Kecamatan Piyungan adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat 16.420
orang (43,4%) penduduk Kecamatan Piyungan bekerja di sektor pertanian.
Kecamatan Piyungan memiliki tiga desa, yaitu Desa Sitimulyo, Srimulyo, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Srimartani. Keberadaan pengrajin batu bata banyak terdapat di Desa Sitimulyo dan
Srimulyo.
Industri kecil di Kecamatan Piyungan sebagian besar menghasilkan produk
batu bata. Belum diketahui secara jelas sejak kapan masyarakat Piyungan mulai
memproduksi batu bata. Namun dalam kehidupan sehari-hari produksi batu bata ini
telah dilakukan secara turun temurun. Produksi batu bata tersebut menambah
pendapatan setiap pengrajin batu bata yang juga merupakan petani. Batu bata yang
diproduksi oleh masyarakat Piyungan adalah batu bata merah, yaitu batu bata yang
dibuat dari tanah liat dan campuran tanah yang dibakar menggunakan sekam padi
sampai berwarna kemerah-merahan. Material ini memiliki permukaan dan warna
yang tidak menentu, bata ini digunakan untuk dinding dengan menggunakan morta
(campuran semen) sebagai pengikat.
Tanah liat yang dipakai pengrajin didatangkan dari Kecamatan Wonosari
karena bencana alam gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 merusak lahan tanah
liat milik warga Piyungan. Sementara sekam padi diambil dari petani setempat
ataupun dari daerah lain seperti Banguntapan dan Kulon Progo.
Harga satu buah batu bata hanya berkisar Rp 500,00. Harga batu bata cuku
murah dikarenakan seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin
menurun. Penetapan harga batu bata diambil berdasarkan biaya produksi pembuatan
batu bata. Terdapat kesamaan harga di antara pengrajin batu bata. Upah buruh yang
diberikan untuk pembuatan 1.000 batu bata adalah Rp 80.000 dengan waktu bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
enam jam, yaitu pukul 07.00 – 10.00 dilanjutkan dari pukul 13.00 – 16.00. Harga batu
bata fluktuatif tergantung pada musim. Jika musim penghujan, harga batu bata relatif
mahal karena penambahan waktu produksi. Jika terjadi permintaan yang melonjak,
para pengrajin batu bata biasanya menaikkan harga batu bata karena keterbatasan
bahan baku.
C. Proses Pembuatan Batu Bata
Berikut adalah langkah-langkah pembuatan batu bata merah sampai ke proses
akhir.
1. Proses Cara Membuat Batu Bata
a. Tanah merah liat tidak banyak mengandung pasir dan tidak bertekur
karena akan mengurangi kualitas batu bata.
b. Selanjutnya tanah liat tersebut dibersihkan dari sisa sampah yang ada
seperti rumput batu-batu kecil dan sebagainya.
c. Rendam tanah liat ( lempung) tersebut kedalam suatu lubang yang sudah
anda buat minimal 15 jam atau lebih tergantung tanah liat.
d. Lalu air tersebut dibuang sampai kering, setelah itu haluskan tanah liat
tersebut, bisa menggunakan cangkul atau mesin pengaduk semen.
e. Tanah liat harus dilembutkan dan dihancurkan tetapi tidak menjadi sangat
encer karena akan merusak tekstur pada saat pembentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
f. Lalu taruh lumpur (lempung) diatas meja cetak dan mencampurkan sedikit
abu agar tidak lengket. Dan kemudian di jemur sampai kering.
g. Tahap selanjutnya menyusun batu bata dari kilang tempat produksi ke
dapur pembakaran
h. Tahap pembakaran batu bata ini adalah langkah penentuan dimana anda
bisa dikatakan berhasil atau kurang berhasil dikarenakan pada tahap ini
akan dilakukan pembakaran dan biasa nya memakan waktu cukup lama,
tergantung banyaknya batu bata yang bakar
2. Tahap-Tahap Pembakaran Batu Bata Mentah
a. Langkah selanjutnya setelah batu bata mentah yang sudah kering disusun
di dapur pembakaran yang sudah disiapkan. Penyusunan batu bata
berbentuk persegi dan menyisakan ruang ditangah untuk sekam padi
b. Setelah itu masukan sekam padi pada ruang yang kosong sampai penuh
dan dibakar.
c. Proses ini diulangi sampai warna batu bata menjadi kuning kemerah-
merahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil UKM Industri Kerajinan Batu Bata di Kecamatan Piyungan
1. Jenis kelamin Pengusaha
Jenis kelamin pengusaha pada industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan lebih banyak pengusaha laki-laki yaitu sebanyak 27 orang
(90%), sedangkan untuk pengusaha perempuan sebanyak 3 orang
(10%). Mayoritas sampel penelitian pada industri kecil batu bata di
Kecamatan Piyungan berjenis kelamin laki-laki.
2. Umur Pengusaha
Usia para pengusaha pada industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan sangat beragam. Berikut ini merupakan usia pengusaha yang
menjadi sampel penelitian:
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Usia Responden Penelitian
Usia Frekuensi Persentase
20 tahun - 30 tahun 3 10,0%
31 tahun - 40 tahun 5 16,7%
41 tahun - 50 tahun 18 60,0%
Lebih dari 50 tahun 4 13,3%
Total 30 100%
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa pengusaha industri kecil
batu bata di Kecamatan Piyungan yang menjadi sampel penelitian
mayoritas berusia antara 41 – 50 tahun (60%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Tingkat Pendidikan
Pengusaha pada industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan yang
tamat SMA sebanyak 25 orang (83,3%), sedangkan tamatan SMP
sebanyak 5 orang (16,7%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengusaha industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan yang
menjadi sampel penelitian mayoritas berlatar belakang pendidikan
SMA.
B. Kondisi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM),
Teknologi, Permodalan dan Pemasaran Pada UKM Industri Kerajinan
Batu Bata di Kecamatan Piyungan
1. Sumber Daya Alam (Bahan Baku)
Gambaran kondisi SDA pada industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan Kabupaten Bantul sebagai berikut:
Tabel 5.2. Sumber Daya Alam
Interval Kategori Jumlah %
4 – 8 Kurang tersedia 6 20
9 – 12 Cukup tersedia 23 76,67
13 – 16 Tersedia 1 3,33
Total 30 100
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sumber daya alam yang
ada dalam memproduksi batu bata di Kecamatan Piyungan cukup
tersedia. Bahan baku tanah liat diperoleh dari luar Kecamatan
Piyungan yaitu Kecamatan Gunung Kidul dan Wonosari, sedangkan
sekam padi didapatkan dari Kecamatan Piyungan. Cukup mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
untuk mendapatkan bahan baku karena masih banyaknya tanah liat
yang dapat digunakan. Harga bahan baku produk batu bata
khususunya tanah liat yaitu Rp 485.000 – Rp 500.000 untuk satu truk
tanah liat dan Rp 1.000.000 - Rp 1.100.000 untuk satu truk sekam padi.
Pembelian tanah liat digolongkan cukup mahal karena bukan berasal
dari Kecamatan Piyungan, sehingga menambah biaya operasional
untuk pembelian tanah liat tersebut.
2. Pemasaran
Kondisi pemasaran produk industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan sebagai berikut:
Tabel 5.3 Pemasaran Produk Industri Kecil Batu Bata Di Kecamatan
Piyungan
Interval Kategori Jumlah %
8 – 16 Kurang luas 20 66,67
17 – 24 Cukup luas 10 33,33
25 – 32 Luas 0 0
Total 30 100
Hasil penelitian menunjukkan daerah pemasaran UKM di Kabupaten
Piyungan kurang luas yaitu sebagian besar terbatas di D.I.
Yogyakarta. Terdapat tiga cara pemasaran yang dilakukan oleh
pengusaha batu bata yaitu secara lisan, membuat blog di media
internet dan membuat iklan di koran. Mayoritas pengusaha batu bata
melakukan promosi secara lisan dan daerah cakupan pemasaran
produk batu bata mayoritas di D.I. Yogyakarta sedangkan untuk luar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kota yaitu Klaten, Magelang dan Solo. Terdapat kendala dalam
memasarkan produk batu bata yaitu adanya produk saingan pabrikan
batako yang lebih murah dibandingkan batu bata tanah liat. Jumlah
produksi dan unit terjual termasuk seimbang yaitu mayoritas
pengusaha melakukan produksi sesuai dengan permintaan.
3. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)
Kondisi SDM pada industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan Kabupaten Bantul sebagai berikut:
Tabel 5.4 Sumber Daya Manusia
Interval Kategori Jumlah %
10 – 20 Kurang tersedia 10 33,33
21 – 30 Cukup tersedia 20 66,67
31 – 40 Tersedia 0 0
Total 30 100
Hasil analisis menunjukkan bahwa sumber daya manusia di
Kecamatan Piyungan cukup tersedia. Tenaga kerja yang diserap dalam
perusahan industri batu bata sebanyak 2 – 5 orang. Tingkat
ketersediaan tenaga kerja di Kecamatan Piyungan cukup banyak,
ditunjukkan dengan sangat mudahnya mendapatkan tenaga kerja yang
mayoritasnya adalah anggota keluarga atau berasal dari keluarga
sendiri. Tingkat pendidikan tenaga kerja adalah SD, SMP dan SMA.
Pengusaha yang ada di Kecamatan Piyungan sebagian besar tidak
memberikan pelatihan/pembinaan yang dapat berpengaruh untuk
kualitas (keterampilan) tenaga kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
4. Teknologi
Teknologi yang digunakan industri kecil batu bata di
Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul sebagai berikut:
Tabel 5.5 Teknologi yang Digunakan Industri Kecil Batu Bata di
Kecamatan Piyungan
Interval Kategori Jumlah %
3 – 6
Kurang
memadai
11 36,67
7 – 9 Cukup memadai 17 56,67
10 – 12 Memadai 2 6,67
Total 30 100
Hasil analisis menyatakan bahwa teknologi yang digunakan oleh
industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan cukup memadai.
Peralatan produksi batu bata menggunakan mesin/teknologi tepat guna
yaitu skop, pengaduk tanah, ayakan, besi pres dan cetakan batu bata.
Lamanya waktu produksi yang dibutuhkan dari proses awal sampai
siap jual, yaitu 3 – 7 hari. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi yang
digunakan pada industri batu bata ini cukup mampu untuk digunakan
dalam proses produksi batu bata.
5. Permodalan
Kondisi permodalan industri kecil batu bata di Kecamatan
Piyungan Kabupaten Bantul sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 5.6 Permodalan Industri Kecil Batu Bata di Kecamatan
Piyungan
Interval Kategori Jumlah %
9 – 18 Rendah 16 53,33
19 – 27 Cukup tinggi 12 40,00
28 – 36 Tinggi 2 6,67
Total 30 100
Hasil analisis menunjukkan bahwa modal yang digunakan oleh
industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan rendah. Modal awal untuk
menjalankan usaha batu bata yaitu Rp 1.000.000 – Rp 10. 000.000. Modal
yang digunakan untuk proses produksi relatif kecil dan terbatas. Terdapat
tiga cara perolehan modal yaitu modal sendiri, pinjaman keluarga dan
pinjaman bank. Mayoritas pengusaha batu bata menggunakan modal
sendiri dan pinjaman dari keluarga. Beberapa pengusaha lainnya
mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk bunga ringan. Sistem
administrasi pengusaha dengan pembukuan setiap minggu dan bulanan.
Mayoritas pengusaha masih mencampurkan antara uang pribadi dengan
uang usaha karena tidak ada administrasi yang tersistem pada setiap
perusahaan tersebut.
C. Analisis SWOT untuk Menentukan Strategi Pengembangan Industri
Kecil Batu Bata di Kecamatan Piyungan
1. Aspek Internal
Aspek Internal diperoleh dari SDA, Permodalan dan Teknologi. Aspek
internal dibedakan menjadi kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pengusaha batu bata di Kecamatan Piyungan.Faktor kekuatan dan kelemahan
ditentukan berdasarkan hasil analisis dan wawancara dan kuisioner dari pengusaha
batu bata, Rating dan bobot dihasilkan melalui penilaian prioritas dari hasil
wawancara dan observasi.
Faktor strategi internal dan hasil penilaian bobot dan rating dari faktor
internal industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan dijelaskan pada tabel 5.7
di bawah ini.
Tabel 5.7 Faktor-Faktor Strategi Internal
Faktor Bobot Rating Skor Kekuatan: 1. Modal awal pendirian usaha termasuk ringan 2. Banyaknya unit barang yang terjual sama dengan
jumlah barang yang diproduksi 3. Peralatan produksi bisa menggunakan alat yang
masih sederhana
0,15 0,15
0,20
3 3 4
0,45 0,45
0,80
Kelemahan: 1. Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha
maupun tenaga kerja. 2. Modal usaha yang dimiliki terbatas. 3. Belum punya daerah pemasaran yang tetap,
terbatasnya informasi pasar dan sering tidak bisa memenuhi pesanan pembeli.
0,20
0,15 0,15
1 2 2
0,20
0,30 0,30
1 2,60
Keterangan justifikasi:
1. Modal awal pendirian usaha termasuk rngan dalam bobot 0,15 karena para
pengusaha mayoritas masih dapat menggunakan modal sendiri,
2. Banyak unit barang yang terjual sama dengan jumlah barang yang diproduksi
menunjukkan bahwa semua hasil produksi dapat diserap konsumen dalam
waktu yang cepat hingga dikategorikan pada bobot 0,15.
3. Peralatan produksi batu bata bisa menngunakan alat yang masih sederhana dan
tidak membutuhkan peralatan dengan teknologi tinggi yang mahal. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
merupakan salah satu bentuk kekuatan dalam industri hingga diberikan bobot
0,20.
4. Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha maupun tenaga kerja
menyebabkan rendahnya kemampuan perusahaan untuk mengembangkan
industri. Hal ini merupakan salah satu bentukkelemahan yang sering terjadi
dalam industri batu bata. Kondisi inilah yang menyebabkan kelemahan utama
dalam industri batu bata hingga diberikan bobot besar yaitu 0,20.
5. Pengembangan industri batu bata secara umum memiliki kendala dalam modal
usaha. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan modal usaha yang dimiliki oleh
pengusaha. Kondisi inilah yang menyebabkan kelemahan industri batu bata
untuk dapat berkembang hingga bobot kelemahan dalam industri bata pada
penelitian ini termasuk dalam kategori cukup tinggi dan diberi bobot 0,15.
6. Sistem pemasaran yang belum terfokus dan belum adanya pasar utama dari
produk prerusahaan menyebabkan belum dapat diestimasi biaya pemasaran
yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan masing-masing perusahan tidak meliki
daerah pemasaran yang tetap dan tidak dapat menjadi pemasok utama dari
pemasok utama dari sebuah perusahaan pengecer batu bata secara kontiniu.
Selain itu, informasi akan kebutuhan batu bata didaerah pemasaran yang
kurang akurat menyebabkan kelemahan penentuan daerah pemasaran yang
cukup tinggi hingga diberikan bobot 0,15.
Pada tabel 5.7 skor tertinggi untuk faktor kekuatan adalah 0,80 yaitu
Peralatan produksi bisa menggunakan alat yang masih sederhanaDengan
menggunakan peralatan yang tepat guuna dan sederhana ditunjukkan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
produksi batu bata siap jual yaitu 3 -7 hari. Banyaknya unit barang yang terjual
sama dengan jumlah barang yang diproduksi pada skor 0,45. Hal ini ditunjukkan
pada proses produksi sesuai dengan pesanan yang ada sehingga tidak ada barang
yang menumpuk dan menjadi rusak. Modal awal pendirian usaha termasuk ringan
pada skor 0,45 terlihat dari mayoritas pengusaha masih menggunakan pinjaman
keluarga dan modal sendiri.
Pada faktor kelemahan skor tertinggi yaitu modal usaha yang dimiliki terbatas
dengan skor 0,30. Pengusaha mayoritasnya menggunakan modal pribadi dan
pinjaman keluarga sehingga menjadikan keterbatasan modal untuk menjalakan
produksi. Hal ini terlihat dari masih belum adanya sistem administrasi dalam
bentuk pembukuan dan masih tercampurnya uang usaha dengan uang pribadi.
Serta dalam produksi masih sederhana tanpa mementingkan kualitas dan bentuk.
Dalam tenaga kerja, pembinaan masih dilakukan oleh pelaku usaha sendiri dan
hanya dalam hal-hal yang sederhana saja yang menyangkut proses produksi.
Belum punya daerah pemasaran yang tetap, terbatasnya informasi pasar dan sering
tidak bisa memenuhi pesanan pembeli dengan skor 0,30, terbatasnya informasi
pasar mengakibatkan daerah pemasaran untuk produk bata belum mampu
menembus pasar luar kota. Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha
maupun tenaga kerja pada skor 0,20. Pengusaha sangat jarang melakukan
pelatihan khusus kepada baik untuk para pelaku usaha maupun tenaga kerjanya.
Hal ini terlihat dari masih belum adanya sistem administrasi dalam bentuk
pembukuan dan masih tercampurnya uang usaha dengan uang pribadi. Serta
dalam produksi masih sederhana tanpa mementingkan kualitas dan bentuk. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
tenaga kerja, pembinaan masih dilakukan oleh pelaku usaha sendiri dan hanya
dalam hal-hal yang sederhana saja yang menyangkut proses produksi.
2. Aspek eksternal
Faktor strategi eksternal suatu perusahaan diidentifikasi dan disusun untuk
merumuskan faktor strategis eksternal perusahaan.Aspek Eksternal dibedakan
menjadi peluang dan ancaman yang terdapat pada pengusaha batu bata di
Kecamatan Piyungan. Faktor peluang dan ancaman ditentukan berdasarkan hasil
analisis dan wawancara dan kuisioner dari pengusaha batu bata, rating dan bobot
dihasilkan melalui penilaian prioritas dari hasil wawancara dan observasi.
Faktor strategi Eksternal dan hasil penilaian bobot dan rating dari
faktoreksternal industri kecil batu bata di Kecamatan Piyungan dijelaskan pada
tabel 5.8 di bawah ini.
Tabel 5.8 Faktor-Faktor Strategi Eksternal
Faktor Bobot Rating Skor
Peluang:
1. Tingkat ketersediaan tenaga kerja di wilayah sekitar
banyak dan murah.
2. Ketersediaan bahan baku yang mudah
3. Tingkat permintaan produk tinggi
4. Produk merupakan salah satu bahan utama pembuat
rumah
0,15
0,05
0,10
0,20
3
1
2
4
0,45
0,05
0,20
0.80
Ancaman:
1. Meningkatnya harga bahan baku
2. Adanya pesaing dari industri pabrikan.
3. Muncul banyak pengusaha baru.
0,10
0,20
0,20
3
1
1
0,30
0,20
0,20
1 2,20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Keterangan justifikasi:
1. Tingkat ketersediaan tenaga kerja diwilayah sekitar yang banyak dan murah
merupakan salah satu peluang yang dapat digunakan oleh industri batu bata.
Jmlah tenaga kerja yang banyak menyebabkan pengusaha memiliki daya tawar
yang lebih kuat dan memiliki kemampuan untuk mempekerjakan karyawan
dengan jumlah yang lebih besar untuk menyeimbangkan peningkatan atau
besarnya volume permintaan dalam industri batu bata. Tingkat ketersediaan
tenaga kerja yang banyak di beri bobot 0,15.
2. Banyaknya ketersediaan bahan baku yang masih sangat mudah didapat
menyebabkan perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk
memproduksi batu bata dan diberi bobot 0.05
3. Peningkatan permintaan akan produk batu bata secara global berimbas pada
peningkatan permintaan produk batu bata di Kecamatan Piyungan. Banyaknya
permintaan tersebut menyebabkan perusahaan memiliki peluang yang lebih
besar untuj meningkatkan volume produksi dan diberi bobot 0,10.
4. Produk batu bata adalah komponen utama dalam pembuatab rumah. Hal ini
adalah peluang yang dapat diambil oleh pengusaha untuk meningkatkan
jumlah produksi sesuai permintaan pasar dan diberi bobot 0,20.
5. Meningkatnya harga bahan baku dalam industri batu bata menyebabkan
peningkatan biaya produksi. Keadaaan ini didasarkan dengan bahan baku
merupakan sumber daya yan tidak dapat diperbaharui sehingga diberi bobot
0,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
6. Permintaan produk batu bata yang meningkat menjadikan banyaknya pesaing
bisinis serupa untuk untuk memproduksi material subtitusi seperti batako dan
diberi bobot besar yaitu 0,20.
7. Peningkatan volume permintaan batu menjadikan banyaknya pesaing bisinis
serupa untuk untuk mendirikan perusahaan yang lebih modern dengan jumlah
produksi yang lebih banyak dan inovatif dengan model yang bervariatif dan
diberi bobot 0,20.
Pada tabel 5.8 skor tertinggi untuk faktor peluang adalah produk
merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan rumah dengan skor 0.80. Batu
bata merupakan produk yang sangat baik untuk bahan bangunan karena bahannya
yang kuat dan tidak mudah retak. Tingkat ketersediaan tenaga kerja diwilayah
sekitar banyak (0.45) terlihat dari mayoritas tenaga kerja adalah berasal adari
keluarga sendiri. Tingkat permintaan produk yang tinggi (0,20) terlihat dari
besarnya jumlah yang diproduksi sama dengan jumlah yang terjual. Ketersediaan
bahan baku yang cukup mudah (0,05) dikarenakan masih banyaknya tanah liat
yang ada di kecamatan wonosari.
Pada faktor ancaman skor tertinggi adalah Meningkatnya harga bahan
baku (0,30) disebabkan tidak adanya kesamaan yang ditentukan tengkulak tanah
liat dan semak padi pada masing-masing pengusaha. Harga bahan baku ditentukan
berdasasarkan tawar menawar. Skor 0,20 ditunjukkan pada adanya pesaing
industri pabrikan. Adanya produk baru dari pabrikan yang relatif mempunyai
harga lebih murah yaitu batako sehingga menjadikan batako bahan bangunan
pengganti batu bata. Hal ini tentunya akan membuat ancaman bagi industri kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
batu bata di Kecamatan Piyungan. Munculnya banyak pengusaha baru dengan
menjual produk sejenis maupun batako pada skor 0,20 mengakibatkan persaingan
harga yang tidak terkendali.
3. Internal – Eksternal Matrik
Dari total skor yang diperoleh, yaitu faktor strategis internal 2,60 dan
faktor strategis eksternal 2,20 menunjukkan titik koordinat terletak pada daerah
pertumbuhan stabilitas (V) seperti ditunjukkan pada gambar 5.1 Internal-Eksternal
Matriks (Rangkuti, 2006:25), dalam kasus ini berarti strategi pemecahan masalah
harus melalui intergrasi horizontal.
Total faktor strategi internal
Kuat
4.00
Rata-rata
3.00
Lemah
2.00
Total
faktor
strategi
eksternal
Tinggi
3.00
I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
Menengah
2.00
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan
Stabilitas
VI
Penciutan
Rendah
1.00
VII
Pertumbuhan
VII
Pertumbuhan
VIII
Likuidasi
Gambar 5.1 Kondisi Internal – Eksternal Matrik
Keterangan :
I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertikal
II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal
III : Strategi turnaround
IV : Strategi stabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
V : Strategi konsentrasi melalui integrasi horisontal atau stabilitas (tidak ada
perubahan dalam pendapatan).
VI : Strategi divestasi
VII : Strategi diversifikasi
VIII : Strategi diversifikasi konsentrik
IX : Strategi likuiditas (tidak berkembang)
Pada matrik di atas, skor yang diperoleh dari faktor strategis Internal 2,60 dan
faktor strategis eksternal 2,20 menunjukkan titik koordinat terletak pada daerah
pertumbuhan V. Sehingga strategi yang tepat untuk digunakan dalam
pengembangan UKM di Kecamatan Piyungan adalah strategi konsentrasi melalui
integrasi horizontal. Artinya strategi yang diterapkan lebih defensif, yaitu
pengusaha batu bata cenderung lebih survival. Kelangsungan dari industri batu
bata lebih cenderung untuk bertahan dan tidak memiliki kemampuan untuk
mengembangkan usaha batu bata.
4. Analisis Matriks SWOT
Matrik SWOT menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi industri kecil batu bata di Kecamatan Piungan yang dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Berdasarkan hasil EFAS dan IFAS dapat di gambarkan strategi yang harus
dilakukan oleh pengusaha batu bata. Berikut adalah tabel analisis Strategi matrik
SWOT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 5.9 Analisis Matriks SWOT
IFAS STRENGHT (S) WEAKNESS (W) 1. Modal awal pendirian usaha
termasuk ringan 2. Banyaknya unit barang yang
terjual sama dengan jumlah barang yang diproduksi
3. Ketersediaan bahan baku yang mudah
4. Peralatan produksi bisa menggunakan alat yang masih sederhana
1. Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha maupun tenaga kerja.
2. Modal usaha yang dimilikiterbatas. 3. Belum punya daerah pemasaran
yang tetap, terbatasnya informasi pasar dan sering tidak bisa memenuhi pesanan pembeli
EFAS OPPORTUNITY (O)
STRATEGI SO STRATEGI WO
1. Tingkat ketersediaan tenaga kerja di wilayah sekitar banyak dan murah
2. Tingkat permintaan produk tinggi.
3. Produk merupakan salah satu produk utama pembangunan rumah
1. Pemanfaatan tenaga kerja dari wilayah sekitar untuk meningkatkan produksi
2. Pengoptimalan pengelolaan usaha dengan menambah modal sehingga barang yang dihasilkan lebih maksimal.
3. Lebih memperkenalkan lagi bahwa Kecamatan Piyungansebagai sentra industri batu bata yang berkualitas.
1. Pelatihan manajemen kepada pemilik usaha yang dilakukan secara berkelanjutan agar usaha berkembang.
2. Perhatian pemerintah maupun lembaga lain dalam hal pemberian bantuan alat produksi (teknologi tepat guna) agar produktivitas meningkat.
3. Mengembangkan wadah kerja sama antar pengusaha yang sudah ada agar bisa memenuhi pesanan pasar dan mengetahui informasi pasar.
4. Bantuan dalam bentuk perkuatan modal untuk meningkatkan hasil produksi.
TREATH (T) STRATEGI ST STRATREGI WT
1. Tidak stabilnya harga bahan baku.
2. Adanya pesaing dari luar kecamatan atau kabupaten.
3. Muncul banyak pengusaha dan perkembangan industri bata ringan (pabrik).
1. Meningkatkan kegiatan promosi produk agar industri batu bata Piyungandikenal masyarkat secara umum dan menjangkau pasar yang lebih luas.
2. Mempertahankan kualitas produk batu bata agar tetap mampu bersaing dengan produk lain
1. Menciptakan inovasi produk, penambahan jenis produk agar memiliki daya tarik yang tinggi.
2. Mengadakan kerja sama dengan pedagang lain di luar wilayah agar proses pendistribusian lebih luas.
5. Strategi Pengembangan UMKM Industri Kerajinan Batu Bata
Strategi pengembangan didasarkan dari sumber daya alam, sumber daya
manusia, teknologi, pemasaran dan permodalan yang ada pada industri batu
bata di Kecamatan Piyungan. Berdasarkan gambar 5.1 dapat disimpulkan
bahwa strategi yang digunakan dalam industri batu bata adalah strategi defens.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Agar suatu industri dapat berkembang maka perlu digunakan suatu strategi
untuk mengembangkan industri tersebut. Berikut adalah hasil analisis SWOT
dalam menentukan strategi pengembangan industri batu bata:
1. STRATEGI SO
Strategi pengembangan ini menggabungkan kekuatan dan peluang yang
harus dilakukan;
a. Pemanfaatan tenaga kerja dari wilayah sekitar untuk meningkatkan
produksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan
melakukan rekrutmen tenaga kerjayang ada di daerah sekitar. Hal
tersebut memberikan kemudahan bagi pengusaha karena pengusaha
tidak membutuhkan biaya tambahan untuk menyediakan tempat
untuk menginap, tidak mudah mengalami kehilangan hari atau jam
kerja efektif.
b. Pengoptimalan pengelolaan usaha dengan menambah modal sehingga
barang yang dihasilkan lebih maksimal. Cara yang dapat dilakukan
natara lain adalah dengan mengajukan KUR pada bank-bank yang
ditunjuk pemerintah untuk mendampingi pengusaha kecil. Selain
biaya bungan yang rendah, proses pengajuan memlalui KUR lebih
mudah dan lebih cepat.
c. Lebih memperkenalkan lagi bahwa Kecamatan Piyungansebagai
sentra industri batu bata yang berkualitas. Cara yang dapat dilakukan
natara lain adalah dengan men-display produk batu bata di sepanjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
jalan utama yang mudah terlibat oleh masyarakat guna menciptakan
image desa industri batu bata.
2. STRATEGI WO
Strategi pengembangan ini menggabungkan kelemahan dan peluang yang
harus dilakukan;
a. Pelatihan manajemen kepada pemilik usaha yang dilakukan secara
berkelanjutan agar usaha berkembang. Pelatihan dapat dilakukan
dengan mengikut pelatihan dari departemen perindustrian yang
diadakan.
b. Perhatian pemerintah maupun lembaga lain dalam hal pemberian
bantuan alat produksi (teknologi tepat guna) agar produktivitas
meningkat. Mengajukan bantuan kepada pemerintah melalui
departemen yang terkain untuk memberikian bantuan atau pinjaman
peralatan usaha yang lebih modern atau tepat guna.
c. Mengembangkan wadah kerja sama antar pengusaha yang sudah ada
agar bisa memenuhi pesanan pasar dan mengetahui informasi
pasar.Membuat kelompok kerja seperti koperasi yang dapat
mengoordinasikan segala macam bentuk kebutuhan (bahan baku,
proses peroduksi hingga distribusi dan pemasaran produk batu bata)
pengusaha industri batu bata.
d. Bantuan dalam bentuk perkuatan modal untuk meningkatkan hasil
produksi. Mengajukan bantuan modal kerja kepada departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
perindustrian maupun departemen keuangan yang mengurusi bidang
industri kecil dan menengah di Kabupaten Bantul.
3. STRATEGI ST
Strategi pengembangan ini menggabungkan kekuatan dan ancaman yang
harus dilakukan;
a. Meningkatkan kegiatan promosi produk agar industri batu bata
Piyungan dikenal masyarkat secara umum dan menjangkau pasar
yang lebih luas. Cara yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan
menggunakan kemajuan teknologi inforamsi (iklan di media internet)
yang lebih murah dan mampu menjangkau konsumen dengan
jangkauan daerah pemasaran yang lebih luas.
b. Mempertahankan kualitas produk batu bata agar tetap mampu
bersaing dengan produk lain. Meningkatkan kontrol kualitas dari
proses produksi batu bata mulain dari pemilihan banhan baku yang
berkualitas, produses produksi hinggan proses pengiriman produk
yang aman.
4. STRATEGI WT
Strategi pengembangan ini menggabungkan kelemahan dan ancaman
yang harus dilakukan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
a. Menciptakan inovasi produk, penambahan jenis produk agar
memiliki daya tarik yang tinggi. Menciptakan produk baru dengan
inovasi bentuk yang lebih menarik.
b. Mengadakan kerja sama dengan pedagang lain di luar wilayah agar
proses pendistribusian lebih luas. Membuat jaringan kerja antara lain
bekerja sama dengan pemasar produk batu bata di luar Piungan
maupun di luar Kabupaten Bantul dengan tujuan agar produk batu
bata dapat memiliki pangsa pasar yang lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang mengacu pada masalah dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran profil usaha batu bata di Kecamatan Piyungan adalah mayoritas
pengusaha berjenis kelamin laki – laki dengan rentang usia 20 – 57 tahun
dan berlatar belakang SMP – SMA.
2. Kondisi sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, permodalan
dan pemasaran pada industri kecil kerajinan batu bata di Kecamatan
Piyungan:
a. Sumber daya alam yang ada dalam memproduksi batu bata di
Kecamatan Piyungan cukup tersedia.
b. Sumber daya manusia di Kecamatan Piyungan cukup tersedia.
c. Teknologi yang digunakan cukup memadai
d. Modal yang digunakan pengusaha dalam mendirikan usaha termasuk
rendah.
e. Daerah pemasaran UKM kurang luas yaitu sebagian besar terbatas di
D.I. Yogyakarta
3. Berdasarkan analisis SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk
memberdayakan industri batu bata di Kecamatan Piyungan adalah :
a. Memperluas pasar sehingga prduk batu bata menjadi lebih terkenal
b. Mengembangkan produk batu bata sejenis yang lebih berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
c. Memanfaatkan sumber daya manusia yang banyak untuk memproduksi
batu bata.
d. Memperbanyak modal untuk mengembangkan usaha.
B. Saran
Saran yang dapat peneliti kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Kecamatan Piyungan
a. Melakukan pengutan modal kerja dan investasi yang dapat diajukan
melalui kelompk UKM kepada pemerintah, memperbaiki SDM agar
lebih inovatif dalam menciptakan produk baru, menggunakan
teknologi yang lebih modern tanpa mengesamping kan pemasaran dan
permodalan. Hal ini karena beberapa aspek tersebut (SDM, teknologi,
Pemasaran dan permodalan) merupakan faktor- factor penting dalam
suatu keberlangsungan usaha.
2. Pengusaha batu bata
a. Para pengusaha lebih meningkatkan kegiatan promosi produk agar
industri batu bata dan produk-produk lainnya lebih dikenal masyarakat
secara umum dan menjangkau pasar yang lebih luas sehingga dapat
bersaing dengan industri sejenis dari daerah lain.
b. Meningkatkan kualitas produk dengan meningkatkan control kualitas
atas bahan baku yang diguakan, pengawasan proses produksi yang
lebih ketat, serta pengiriman produ lebih aman dan cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
3. Peneliti selanjutnya
Mempernbanyak jumlah responden dan membimbing pengusaha dalam
melakukan penilaian EFAS dan IFAS agar hasilnya lebih menggambarkan
keadaan.
C. Keterbatasan penelitian
Keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah:
1. Tidak ada data skunder yang mencatat jumlah pengusaha batu bata di
Kecamatan Piyungan
2. Peneliti melakukan pembobotan dan rating pada EFAS dan IFAS
karena sulit bagi pengusaha untuk menjumlahkannya sehingga
pengusaha mempercayakannya pada peneliti.
3. Penelitian tidak menggunakan metode penentuan jumlah sample yang
baik hingga 30 responden pada penelitian ini dianggap belum
mewakili populasi yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 1.
INSTRUMEN PENELITIAN Nomor Responden :
Tanggal Pengisian :
I. IDENTITAS RESPONDEN DAN PROFIL USAHA
1 Nama Pemilik
: 2 Jenis Kelamin
:
3 Umur
: 4 Alamat
:
5 Pendidikan Terakhir :
II. DAFTAR PERTANYAAN
A. Sumber Daya Alam
1. Bagaimana dalam mendapatkan bahan baku?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Cukup mudah
d. Tidak mudah
2. Darimanakah usaha anda memperoleh bahan baku?
a. Dari daerah Kecamatan Piyungan dan impor dari luar
kecamatan serta luar kabupaten
b. Dari luar Kecamatan Piyungan serta luar kabupaten
c. Dari Kecamatan Piyungan serta impor dari luar kecamatan
d. Dari Kecamatan Piyungan
3. Bagaimana harga bahan baku?
a. Sangat murah (Rp ……………)
b. Murah (Rp ……………)
c. Cukup mahal (Rp ……………)
d. Sangat mahal (Rp ……………)
4. Bagaimana ketersediaan bahan baku?
a. Sangat banyak
b. Banyak
c. Cukup banyak
d. Langka
B. Pemasaran
1. Daerah pemasaran produk batu bata?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
a. Lokal, luar kecamatan (nama kecamatan: ………..) , luar
kabupaten (nama kabupaten: …………..) dan luar kota (nama
kota: ……….)
b. Lokal, luar kecamatan (nama kecamatan:…………) , luar
kabupaten (nama kabupaten: ………..)
c. Lokal, luar kecamatan (nama kecamatan:…………)
d. Lokal (Kecamatan Piyungan)
2. Promosi yang dilakukan untuk memasarkan batu bata? (jika tidak
pernah melakukan promosi langsung ke soal no 4)
a. Membuat iklan di Koran
b. Membuat iklan di media internet (blog) dan media sosial lainnya
c. Secara lisan
d. Tidak pernah melakukan promosi
3. Apakah dengan promosi/ iklan berpengaruh dalam meningkatkan
penjualan?
a. Sangat berpengaruh
b. Berpengaruh
c. Kurang berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
4. Adakah kendala yang sangat berarti dalam pemasaran produk batu
bata?
a. Tidak ada kendala, karena........
b. Sedikit ada kendala, karena.......
c. Ada kendala, karena......
d. Sangat ada kendala, karena......
5. Bagaimana tingkat persaingan dalam industri batu bata?
a. Sangat banyak pesaing
b. Banyak pesaing
c. Cukup pesaing
d. Tidak ada pesaing
6. Berapa jumlah hasil produksi batu bata tiap bulan?
a. > 4000 batu bata
b. 2500 - 4000 batu bata
c. 1000 - 2500 batu bata
d. < 1000 batu bata
7. Berapa unit barang yang terjual (output) dari produk batu bata per
bulan?
a. > 4000 batu bata
b. 2500 - 4000 batu bata
c. 1000 - 2500 batu bata
d. < 1000 batu bata
8. Berapa omset perbulan dari usaha anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
a. > 20 juta, yaitu.......
b. 16 juta - 20 juta
c. 10 juta - 15 juta
d. < 10 juta
C. Variabel Sumber Daya Manusia
1. Berapa jumlah tenaga kerja yang ada pada usaha anda?
a. Lebih dari 3 orang yaitu……
b. 3 orang
c. 2 orang
d. 1 orang
2. Bagaimana tingkat ketersediaan jumlah angkatan kerja yang ada di
daerah anda?
a. Sangat banyak
b. Banyak
c. Cukup banyak
d. Tidak banyak
3. Bagaimana dalam mendapatkan kebutuhan tenaga kerja?
a. Sangat mudah
b. Mudah
c. Cukup mudah
d. Tidak mudah
4. Darimana tenaga kerja yang ada pada usaha anda berasal?
a. Dari keluarga sendiri
b. Dari masyarakat sekitar kecamatan
c. Dari masyarakat luar Kecamatan (nama kecamatan: ………..)
d. Dari masyarakat luar Kabupaten (nama kabupaten:………….)
atau luar kota (nama kota: …………)
5. Apa lulusan tenaga kerja yang ada pada usaha anda?
a. SMA,......... orang
b. SMP,.........orang
c. SD,...........orang
d. Tidak lulus SD ............orang
6. Berapa hari kerja karyawan dalam 1 minggu?
a. 5 -7hari
b. 4 hari
c. 3 hari
d. 1-2 hari
7. Berapa jam kerja dalam 1 hari?
a. > 7 jam
b. 5 - 6 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. 2 - 4 jam
d. Tidak terikat jam kerja.
8. Apakah ada pelatihan keterampilan yang diberikan kepada tenaga
kerja saudara untuk meningkatkan kualitas kerja? Jika ada diberikan
oleh siapa? (jika tidak langsung menjawab soal no 10)
a. Ada, diberikan oleh pemilik usaha dan pemerintah Kecamatan
Piyungan
b. Ada, diberikan oleh pemilik usaha
c. Ada, diberikan oleh pemerintah Kecamatan Piyungan
d. Tidakadapelatihan
9. Selama ini apakah anda selalu mengikuti pelatihan/pembinaan yang
dilakukan pemerintah/ pihak swasta?
a. Selalu
b. Sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
10. Apakah dengan mengikuti pelatihan/ pembinaan berpengaruh
terhadap kualitas SDM (keterampilan dll)?
a. Sangat berpengaruh
b. Berpengaruh
c. Kurang berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
D. Variabel Teknologi
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari proses awal sampai produk
siap jual?
a. > 1 minggu
b. 4 – 6 hari
c. 3 hari
d. 1 – 2 hari
2. Bagaimana alat/ mesin yang anda gunakan dalam proses produksi pada
usaha anda?
a. Mesin/ alat teknologi tradisional, yaitu.......
b. Mesin/ alat teknologi tepat guna, yaitu......
c. Mesin/ alat teknologi modern, yaitu.......
d. Tidak ada alat/ mesin yang digunakan.
3. Berapa unit jumlah mesin/ alat yang anda gunakan dalam proses usaha
anda?
a. > 4 unit
b. 3 unit
c. 2 unit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
d. 1 unit
E. Variabel Permodalan
1. Berapa jumlah modal awal pada waktu mendirikan usaha yang Bpk/
Ibu keluarkan?
a. Antara 5-10juta
b. Antara3-4juta
c. 2 juta
d. 1 juta
2. Berapa nilai investasi pada usaha anda saat ini?
a. > Rp. 20 juta
b. Antara Rp 16 juta - Rp 20 juta
c. Antara Rp 11 juta - Rp 15 juta
d. Antara Rp 5 juta - Rp 10 juta
3. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar karyawan per bulan?
a. Lebih dari Rp 1.000.000
b. Antara Rp 810.000 - Rp 990.000
c. Antara Rp 510.000 - Rp800.000
d. Dibawah Rp 500.000
4. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku per
bulan?
a. > 6 juta
b. 5 juta - 6 juta
c. 3 juta - 4 juta
d. 1 juta - 2 juta
5. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk biaya operasional (listrik, air,
telepon, transportasi dll) per bulan?
a. Lebih dariRp 150.000 sebutkan ………
b. Antara Rp 100.000 - Rp 149.999
c. Rp 100.000
d. Dibawah Rp 99.000
6. Dari mana sumber modal yang Bapak/ Ibu peroleh?
a. Modal sendiri
b. Modal sendiri dan pinjaman keluarga
c. Modal sendiri dan pinjaman dari Bank, yaitu Bank…..
d. Pinjaman dari bank, yaitu bank
7. Selama ini apakah ada bantuan pemerintah dalam hal permodalan?
a. Ada, dalam bentuk cuma-cuma
b. Ada, dalam bentuk bunga ringan
c. Ada, dalam bentuk jangka pengembalian lama
d. Tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
8. Apakah saudara melakukan pembukuan keuangan menyangkut modal,
biaya produksi dan penjualan?
a. Melakukan pembukuan setiap minggu
b. Melakukan pembukuan setiap bulan
c. Melakukan pembukuan setiap tahun
d. Tidak pernah melakukan pembukuan
9. Bagaimana sistem administrasi keuangan usaha anda?
a. Memisahkan semua uang milik pribadi dengan uang usaha
b. Masih ada sebagian yang tercampur antara uang pribadi dengan
uang usaha
c. Mencampuradukkan semua uang pribadi dengan uang usaha
d. Tidak ada administrasi keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Berikut ini adalah bobot tingkat kepentingan. Anda dipersilahkan untuk mengisinya
dengan bobot mulai dari 1 (Sangat Tidak Penting); 2 (Cukup Penting); 3 (Penting);
dan 4 (Sangat Penting)
No Pertayaan Rating
1 Tingkat upah untuk tenaga kerja murah
2 Modal awal pendirian usaha termasuk ringan
3 Banyaknya unit barang yang terjual sama dengan jumlah barang
yang diproduksi
4 Peralatan produksi bisa menggunakan alat yang masih sederhana
5 Rendahnya kualitas SDM baik untuk pelaku usaha maupun tenaga
kerja
6 Modal usaha yang dimiliki terbatas
7 Belum punya daerah pemasaran yang tetap, terbatasnya informasi
pasar dan sering tidak bisa memenuhi pesanan pembeli
8 Tingkat ketersediaan tenaga kerja di wilayah sekitar banyak
9 Tingkat permintaan produk tinggi
10 Produk merupakan salah satu bahan utama pembuat rumah
11 Meningkatnya harga bahan baku
12 Ketersediaan bahan baku yang mudah
13 Adanya pesaing dari industri pabrikan
14 Muncul banyak pengusaha baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Frequency Table
Jenis kelamin
27 90.0 90.0 90.0
3 10.0 10.0 100.0
30 100.0 100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Umur
3 10.0 10.0 10.0
5 16.7 16.7 26.7
18 60.0 60.0 86.7
4 13.3 13.3 100.0
30 100.0 100.0
20 - 30 tahun
31 - 40 tahun
41 - 50 tahun
Lebih dari 50 tahun
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pendidikan terakhir
5 16.7 16.7 16.7
25 83.3 83.3 100.0
30 100.0 100.0
SMA
SMP
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Frequency Table
Bahan_Baku
2 6.7 6.7 6.7
7 23.3 23.3 30.0
20 66.7 66.7 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Sangat mudah
Mudah
Cukup mudah
Tidak mudah
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Asal_bahan
3 10.0 10.0 10.0
18 60.0 60.0 70.0
7 23.3 23.3 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Dari daerah kecamatanPiungan dan Import dariluar kecamatan sertaluar Kabupaten
Dari luar kecamatanPiungan serta luarKabupaten
Dari kecamatan Piungandan Import dari luarkecamatan
Dari kecamatan Piungan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Harga_Bahan
1 3.3 3.3 3.3
4 13.3 13.3 16.7
23 76.7 76.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Sangat murah
Murah
Cukup mahal
Sangat mahal
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ketersediaan_Bahan
1 3.3 3.3 3.3
4 13.3 13.3 16.7
23 76.7 76.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Sangat banyak
Banyak
Cukup banyak
Langka
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Frequency Table
Daerah_Pemasaran
8 26.7 26.7 26.7
16 53.3 53.3 80.0
4 13.3 13.3 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Lokal, luar kecamatan,luar kabupaten danluar kota
Lokal, luar kecamatan,luar kabupaten
Lokal, luar kecamatan
Lokal (KecamatanPiungan)
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Promosi
3 10.0 10.0 10.0
4 13.3 13.3 23.3
21 70.0 70.0 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Membuat iklan di koran
Membuat iklan di mediainternet (blog) danmedia sosial lainnya
Secara lisan
Tidak pernahmelakukan promosi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Promosi_meningkatkan
4 13.3 13.3 13.3
19 63.3 63.3 76.7
5 16.7 16.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Sangat berpengaruh
Berpengaruh
Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kendala_Pemasaran
5 16.7 16.7 16.7
6 20.0 20.0 36.7
18 60.0 60.0 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Tidak ada kendala
Sedikit ada kendala
Ada kendala
Sangat ada kendala
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat_Persaingan
20 66.7 66.7 66.7
6 20.0 20.0 86.7
3 10.0 10.0 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Sangat banyak pesaing
Banyak pesaing
Cukup banyak pesaing
Tidak ada pesaing
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jumlah_produksi
17 56.7 56.7 56.7
9 30.0 30.0 86.7
3 10.0 10.0 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
> 4.000 batu bata
2.500 - 4.000 batu bata
1.000 - 2.500 batu bata
< 1.000 batu bata
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Unit_Terjual
17 56.7 56.7 56.7
9 30.0 30.0 86.7
2 6.7 6.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
> 4.000 batu bata
2.500 - 4.000 batu bata
1.000 - 2.500 batu bata
< 1.000 batu bata
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Omset
8 26.7 26.7 26.7
17 56.7 56.7 83.3
3 10.0 10.0 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
> 20 juta
16 - 20 juta
10 - 15 juta
< 10 juta
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Frequency Table
Jumlah_tenaga
10 33.3 33.3 33.3
5 16.7 16.7 50.0
15 50.0 50.0 100.0
30 100.0 100.0
> 3 orang
3 orang
2 orang
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
ketersediaan_tenaga
22 73.3 73.3 73.3
3 10.0 10.0 83.3
4 13.3 13.3 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Sangat banyak
Banyak
Cukup banyak
Tidak banyak
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Mendapatkan_tenaga
24 80.0 80.0 80.0
3 10.0 10.0 90.0
2 6.7 6.7 96.7
1 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Sangat mudah
Mmudah
Cukup mudah
Tidak mudah
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Darimana
21 70.0 70.0 70.0
5 16.7 16.7 86.7
2 6.7 6.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Dari keluarga sendiri
Dari masyarakatsekitar kecamatan
Dari masayarakatluar kecamatan
Dari masyarakat luarkabupaten
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Lulusan
1 3.3 3.3 3.3
6 20.0 20.0 23.3
20 66.7 66.7 90.0
3 10.0 10.0 100.0
30 100.0 100.0
SMA
SMP
SD
Tidak lulus SD
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Hari_Kerja
17 56.7 56.7 56.7
10 33.3 33.3 90.0
1 3.3 3.3 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
5 - 7 hari
4 hari
3 hari
1 - 2 hari
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jam_kerja
22 73.3 73.3 73.3
8 26.7 26.7 100.0
30 100.0 100.0
> 7 jam
5 - 6 jam
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Palatihan
1 3.3 3.3 3.3
3 10.0 10.0 13.3
4 13.3 13.3 26.7
22 73.3 73.3 100.0
30 100.0 100.0
Ada, diberikan olehpemilik usaha danpemerintahKecamatan Piungan
Ada, diberikan olehpemilik usaha
Ada, diberikan olehpemerintahKecamatan Piungan
Tidak ada pelatihan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Keikutsertaan_pelatihan
2 6.7 6.7 6.7
4 13.3 13.3 20.0
7 23.3 23.3 43.3
17 56.7 56.7 100.0
30 100.0 100.0
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengaruh_pelatihan
2 6.7 6.7 6.7
8 26.7 26.7 33.3
3 10.0 10.0 43.3
17 56.7 56.7 100.0
30 100.0 100.0
Sangat berpengaruh
Berpengaruh
Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Frequencies Frequency Table
Waktu_proses
16 53.3 53.3 53.3
11 36.7 36.7 90.0
3 10.0 10.0 100.0
30 100.0 100.0
3 hari
4 - 6 hari
> 7 hari
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Alat
11 36.7 36.7 36.7
12 40.0 40.0 76.7
7 23.3 23.3 100.0
30 100.0 100.0
Mesin / teknologi modern
Mesin / teknologi tepatguna
Mesin / alat tradisional
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Unit
5 16.7 16.7 16.7
18 60.0 60.0 76.7
5 16.7 16.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
> 4 unit
3 unit
2 unit
1 unit
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Modal_Awal
8 26.7 26.7 26.7
10 33.3 33.3 60.0
10 33.3 33.3 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Antara 5 - 10 juta
Antara 3 - 4 juta
2juta
1juta
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai_Investasi
6 20.0 20.0 20.0
13 43.3 43.3 63.3
8 26.7 26.7 90.0
3 10.0 10.0 100.0
30 100.0 100.0
> 20 juta
Antara 16 - 20 juta
Antara 11 - 15 juta
Antara 5 - 10 juta
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Biaya
9 30.0 30.0 30.0
7 23.3 23.3 53.3
9 30.0 30.0 83.3
5 16.7 16.7 100.0
30 100.0 100.0
> 1 juta
Antara Rp 810.000 -Rp 990.000
Antara Rp 510.000 -Rp 800.000
Dibawah Rp 500.000
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Biaya_pembelian
11 36.7 36.7 36.7
14 46.7 46.7 83.3
5 16.7 16.7 100.0
30 100.0 100.0
> 6 juta
Antara 5 - 6 juta
Antara 3 - 4 juta
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Biaya_Operasional
25 83.3 83.3 83.3
5 16.7 16.7 100.0
30 100.0 100.0
> Rp 150.000
Rp 100.000 - Rp 150.000
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumber
5 16.7 16.7 16.7
7 23.3 23.3 40.0
15 50.0 50.0 90.0
3 10.0 10.0 100.0
30 100.0 100.0
Modal sendiri
Modal sendiri danpinjaman keluarga
Modal sendiri danpinjaman bank
Pinjaman bank
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Bantuan
10 33.3 33.3 33.3
15 50.0 50.0 83.3
3 10.0 10.0 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Ada, dalam bentukcuma-cuma
Ada, dalam bentukbungan ringan
Ada, dalam bentukpengembalianjangka lama
Tidak ada
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pembukuan
13 43.3 43.3 43.3
14 46.7 46.7 90.0
1 3.3 3.3 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Melakukan pembukuansetiap minggu
Melakukan pembukuansetiap bulan
Melakukan pembukuansetiap tahun
Tidak pernahmelakukan pembukuan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sistem_Administrasi
2 6.7 6.7 6.7
18 60.0 60.0 66.7
8 26.7 26.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Memisahkan semuauang milik pribadi denganuang usaha
Masih ada sebagian yangtercampur antara uangmilik pribadi dengan uangusaha
mencampuradukkansemua uang milik pribadidengan uang usaha
Tidak ada administrasikeuangan
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
4 2 3 1 1
4 1 3 1 1
2 2 3 1 1
4 2 3 1 1
4 3 3 1 1
3 2 4 2 1
4 1 3 1 2
4 2 2 1 1
4 2 3 1 1
4 1 3 1 1
4 2 1 1 1
4 2 3 1 1
3 4 3 1 1
4 2 3 1 1
4 3 3 1 1
1 2 4 2 1
4 2 3 1 1
3 1 3 1 1
4 2 1 1 1
4 2 2 1 2
4 2 3 3 1
3 3 3 1 1
4 2 3 1 2
4 2 4 2 1
4 3 3 1 1
4 2 2 1 2
2 2 3 1 1
4 1 3 2 3
4 2 3 1 1
4 2 3 1 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tingkat upah untuktenaga kerja
murah.
Modal awalpendirian usahatermasuk ringan
Banyaknya unitbarang yang terjual
sama denganjumlah barang yang
diproduksi
Ketersediaanbahan baku yang
mudah
Peralatan produksibisa menggunakan
alat yang masihsederhana
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
1 2 3 2 3
1 1 3 2 4
1 3 2 2 3
1 2 3 2 2
2 2 2 1 3
1 4 3 2 4
1 2 4 1 2
1 2 3 2 3
1 2 3 2 2
1 2 3 2 4
1 2 2 2 4
2 3 3 2 3
1 2 4 2 3
1 2 3 3 3
1 2 2 4 3
1 3 3 2 3
1 2 3 1 3
1 2 2 2 4
3 2 3 3 3
1 2 3 2 3
1 2 1 2 3
2 3 3 1 3
1 2 3 2 3
1 2 3 2 1
1 1 2 2 3
1 2 3 2 4
1 2 3 1 2
1 1 4 2 3
1 2 3 3 3
1 2 3 2 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Rendahnya kualitasSDM baik untuk
pelaku usahamaupun tenaga
kerja.Modal usaha yangdimiliki terbatas.
Belum punyadaerah
pemasaran yangtetap, terbatasnya
informasi pasardan sering tidakbisa memenuhi
pesanan pembeli.
Tingkatketersediaan
tenaga kerja diwilayah sekitar
banyak.
Tingkatpermintaan
produk tinggi
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
4 2 1 3
4 2 1 2
4 1 2 3
3 2 1 3
4 1 1 3
4 2 1 3
4 2 1 3
4 3 1 3
4 2 2 1
4 2 1 3
4 2 1 4
2 1 2 3
4 2 1 4
4 2 1 3
4 1 1 3
3 2 1 2
4 2 2 3
4 3 1 3
4 2 1 2
4 1 1 3
3 2 1 3
4 2 1 3
4 2 1 3
4 4 1 3
3 4 2 1
4 2 1 3
4 1 1 3
4 2 1 2
4 2 3 3
4 1 1 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Produk merupakansalah satu bahanutama pembuat
rumahMeningkatnya
harga bahan baku
Adanya pesaingdari industripabrikan.
Muncul banyakpengusaha baru
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
4 2 3 1 3
4 1 3 1 3
4 2 3 1 2
4 2 4 1 3
4 3 4 1 2
3 2 4 1 3
4 1 3 1 4
4 2 2 1 3
4 2 3 1 3
4 1 3 1 3
4 2 1 1 2
4 2 3 1 3
4 4 3 1 4
4 2 3 1 3
4 3 3 1 2
1 2 4 1 3
4 2 3 1 3
4 1 3 1 2
4 2 1 1 3
4 2 2 2 3
4 2 3 1 1
4 3 3 1 3
4 2 3 1 3
4 2 4 1 3
4 3 3 1 2
4 2 2 1 3
2 2 3 1 3
4 1 3 3 4
4 2 3 1 3
4 2 3 1 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tingkat upahuntuk tenagakerja murah.
Modal awalpendirian usahatermasuk ringan
Banyaknya unitbarang yang terjual
sama denganjumlah barang yang
diproduksi
Peralatan produksibisa menggunakan
alat yang masihsederhana
Rendahnyakualitas SDM
baik untukpelaku usaha
maupun tenagakerja.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
2 1
1 1
3 1
2 1
2 2
4 1
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
3 2
2 1
2 1
2 1
3 1
2 1
2 1
2 3
2 1
2 1
3 2
2 1
2 1
1 1
2 1
2 1
1 1
2 1
2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Modal usahayang dimiliki
terbatas.
Belum punyadaerah pemasaran
yang tetap,terbatasnya
informasi pasar dansering tidak bisa
memenuhi pesananpembeli.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
3 1 3 4 3
3 1 3 4 3
3 1 3 4 3
2 1 2 3 3
2 1 3 4 1
3 1 4 4 3
3 1 2 4 3
3 1 3 4 3
3 1 2 4 2
4 1 3 4 3
4 1 3 4 4
3 1 4 3 1
3 1 4 4 3
3 1 3 4 3
4 1 3 4 1
3 1 4 3 4
1 3 3 4 4
3 1 3 4 3
3 2 3 4 3
3 1 3 4 3
3 1 3 4 3
3 1 3 4 3
3 1 3 4 4
3 1 1 4 4
3 1 3 4 4
3 1 3 4 3
3 1 2 4 4
3 1 4 4 4
3 1 4 4 3
2 1 3 4 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Tingkatketersediaan
tenaga kerja diwilayah sekitar
banyak.
Ketersediaanbahan baku yang
mudah
Tingkatpermintaan
produk tinggi
Produk merupakansalah satu bahanutama pembuat
rumahMeningkatnya
harga bahan baku
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Case Summaries
3 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
1 2
4 2
4 2
3 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 2
4 3
4 3
4 2
4 2
4 1
4 2
4 3
4 2
4 2
4 3
4 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Adanya pesaingdari industripabrikan.
Muncul banyakpengusaha baru
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
( B A P P E D A ) Jln.Robert Wolter Monginsidi No. 1 Bantul 55711, Telp. 367533, Fax. (0274) 367796
Website: bappeda.bantulkab.go.id Webmail: [email protected]
Nomor: 070/Reg/ 1810/S1/2016
Menunjuk Surat : Dari : Fakultas Keguruan dan Nomor : 138.2/FIKESIPU1/2016 llmu Pendidikan, Universitas Sanata
Mengingat
Diizinkan kepada Nama
P. T / Alamat
NIPINIMINo. KTP Nomor Telp./HP
TernaIJudul Kegiatan
Lokasi Waktu
Dharma (USD) Tanggal 19 April 2016 Perihal : Permohonan l j in Penelitian
a. Peraturan Daerah Nornor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Oganisasi Lembaga Teknis Daerah Di Lingkungan Pernerintah Kabupaten Bantu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Oganisasi Lembaga Teknis Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul:
b. Peraturan Gubernur Daerah Istirnewa Yogyakarta Nornor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan Perijinan, Rekomendasi Pelaksanaan Suwei, Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Studi Lapangan di Daerah lstimewa Yogyakarta:
c. Peraturan Bupati Bantul Nomor 17 Tahun 2011 tentang ljin Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Lapangan (PL) Perguruan Tinggi di Kabupaten Bantul~
ADHE ANGGREINI
Faku l tas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (USD) Paingan, Maguwohar jo , Depok, Sleman, Yogyakar ta 111324033 085743621556 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH SEKTOR INDUSTRI K E W I N A N BATU-BATA (KASUS KECAMATAN PIYUNGAN, DIY) Desa Srimulyo,Desa Sitimulyo,Desa Srimartani Piyungan 20 Apr i l 2016 sld 20 Ju l i 2016
Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus selaiu berkoord~nasi (rnenyampaikan maksud dan lujuarij
dengan institusi Pemerintah Desa setempat serta dinas atau instansi terkait untuk mendapatkan petunjuk seperlunya:
2. Wajib menjaga ketertiban dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku;
3. lzin hanya digunakan untuk kegiatan sesuai izin yang diberikan:
4. Pemegang izin wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan bentuk soncopy (CD) dan hardcopy kepada Pemerintah Kabupaten Bantul c.q Bappeda Kabupaten Bantul setelah selesai melaksanakan kegiatan;
5. lzin dapat dibatalkan sewaktu-waklu apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut di atas;
6. Memenuhi ketentuan, etika dan norma yang berlaku di lokasi kegiatan; dan
7. lzin ini tidak boleh disalahgunakan untuk tujuan tertentu yang dapat rnengganggu ketertiban umum dan kestabilan pemerintah.
Dikeluarkan di : B a n t u I
Ternbusan disampaikan kepada Yth. 1. Bupati Kab. Bantul (sebagai laporan)
2. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Bantul
3. Camat Piyungan
4. Lurah Desa Srimartani, Kec. Piyungan
5. L!~rah Desa Srlmulyo, Kec. Piyungan
6:Lurah Desa Sitimulyo, Kec. Piyungan
Dekan Fakultas Ke ~~r~~~ dan l lmu Pendidikan Universitds Sanata Dharma 1 &ang Bersanokuta ihhon)
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI