1Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
PT Indofarma (Persero) Tbk. l Annual Report 2010
STRATEGICREALIGNMENTS
2 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Daftar Isi | Content
2 Tema Laporan 2010
| Theme for the Year 2010 Report
3 Pencapaian Perusahaan 2010
| Corporate Achievement 2010
4 Jatidiri Perusahaan
| Corporate Identity
4 Visi dan Misi Perusahaan
| Corporate Vision and Mission
5 Sekilas Indofarma
| Indofarma, an Overview
7 Bagan Organisasi Indofarma
| Indofarma's Organization Chart
8 Ikhtisar Keuangan
| Financial Highlights
9 Ikhtisar Saham
| Stock Highlight
10 Peristiwa Penting 2010
| Important Events 2010
12 Laporan Dewan Komisaris
| The Board of Commissioners’ Report
14 Dewan Komisaris
| Board of Commissioners
16 Laporan Direktsi
| The Board of Directors’ Report
20 Direksi
| Board of Directors
24 Tatakelola Perusahaan
| Corporate Governance
30 Manajemen Risiko
| Risk Management
33 Tanggung Jawab Sosial Perusahan
| Corporate Social Responsibility
35 Pembahasan dan Analisis Manajemen
| Management’s Discussion and Analysis
36 Perspektif Umum
| General Perspective
37 Kinerja Keuangan
| Financial Performance
39 Proses Internal
| Internal Operations
41 Hubungan dengan Pelanggan
| Customer Relations
43 Pertumbuhan dan Pembelajaran
| Learning and Growth
45 Kinerja Anak Perusahaan
| Performance of Subsidiary Company
48 Pernyataan Komite Audit
| Statement of the Audit Committe
49 Laporan Auditor 2010
| Auditor’s Report for 2010
54 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi
| Statement of the Board of Commissioners and Directors
57 Profil Bisnis Indofarma Global Medika
| Business Profile of Indofarma Global Medika
64 Data Perusahaan
| Corporate Information
65 Produk Kami
| Our Products
3Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
PT Indofarma Tbk mencatat beberapa prestasi positif pada 2010. di antara prestasi tersebut yang memberikan dampak jangka panjang adalah:
• Peningkatan fasilitas produksi. dengan rampungnya renovasi fasilitas produksi untuk memenuhi persyaratan c-GmP, pada 2010 fasilitas produksi utama Perseroan mulai beroperasi penuh sehingga mengurangi keharusan untuk melakukan toll-out manufacturing.
• Kerja sama R&D dengan BPPT. Perseroan menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan formulasi sediaan topical wound healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan.
• Penyelarasan strategis. dengan meningkatkan fungsi supply-chain management, Indofarma berhasil memetakan proses bisnis Perseroan sehingga mampu melakukan restrukturisasi portofolio penjualan produk. Hasilnya: Perseroan berhasil meningkatkan kinerja keuangan pada 2010.
PT Indofarma Tbk posted some positive achievements in 2010. among the achievements that give the Company long-lasting benefits are:
• Improvement of production facilities. With the completion of production facility renovation to comply with the requirements of c-GmP, in 2010 the Company’s main production facility resumed its full operations, reducing the Company’s necessity to toll-out manufacturing.
• Joint R&D with BPPT. The Company signed memorandum of understanding on the development of topical wound healing preparation containing chitosan and Pegagan extract.
• Strategic Realignments. By improving its supply-chain management functions, Indofarma was able to do mapping on its business process, allowing the Company to restructure its product sales portfolio. The result: The Company successfully improved its financial performance in 2010.
Pencapaian Perusahaan 2010Corporate Achievements 2010
Tema Laporan 2010Theme of the Year 2010
Penyelarasan strategis
Pemetaan proses bisnis yang akurat—dengan memanfaatkan manajemen rantai pasok yang ditingkatkan—membuat Indofarma mampu meningkatkan margin labanya melalui restrukurisasi bertahap portofolio penjualan produk. Kami menyebut upaya jangka panjang yang pada 2010 meningkatkan Laba Bersih Perseroan ini Penyelarasan Strategis: Upaya berkelanjutan penyesuaian arah dengan tren pasar masa depan.
strategic realignments
accurate mapping of business process—by taking advantage of our improved supply-chain management—enabled Indofarma to increase its profit margin through gradual restructuring of product sales portfolio. We called the long-term endeavor that in 2010 increased the Company’s net Income Strategic realignments: Continuous efforts to align with the future market trend.
4 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Visi Perusahaanmenjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Misi Perusahaan•menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga
terjangkau untuk masyarakat•melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif
dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi
•mengembangkan kompetensi Sdm sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.
Corporate VisionTo become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.
Corporate Mission•Providing high quality products and services in affordable
price•Conducting innovative research and development with priority
to address the most prevalent health problems•Improving human resources competence to raise the spirit of
compassionateness, professionalism and entrepreneurship.
Jatidiri PerusahaanPT Indofarma (Persero), Tbk.
Berkedudukan di Jakarta
AlamatKantor Pusat dan Pabrik
Jalan Indofarma no.1, Cikarang Barat 17530Telepon (021)-8832 3971
faksimili (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id
E-mail: [email protected]
Kantor Komersial Jalan Tambak no.2, Kebon manggis
Jakarta 13150Telepon (021)-8590 8350faksimili (021)-857 4503
E-mail: [email protected]
Pembentukan Perusahaan11 Juli 1981, pembentukan Perum Indofarma dari Pusat Produksi farmasi
2 Januari 1996, perubahan status menjadi PT Indofarma (Persero)17 april 2001, menjadi perusahaan publik: PT Indofarma (Persero) Tbk.
Modal Dasar10.000.000.000 lembar saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh3.099.267.500 lembar saham
Nilai Nominalrp100 per lembar saham
Kepemilikan SahamPemerintah 80,66%
Publik 19,34%
Bidang UsahaIndustri farmasi dan kesehatan
Corporate IdentityPT Indofarma (Persero), Tbk.Headquartered in Jakarta
AddressHead Office and Manufacturing PlantJalan Indofarma no.1, Cikarang Barat 17530Phone (021)-8832 3971facsimile (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id E-mail: [email protected]
Commercial OfficeJalan Tambak no.2, Kebon manggisJakarta 13150Phone (021)-8590 8350facsimile (021)-857 4503E-mail: [email protected]
Founded 11 July 1981, establishment of Perum Indofarma from Pusat Produksi farmasi2 January 1996, changing of status into PT Indofarma (Persero)17 april 2001, became a public company: PT Indofarma (Persero) Tbk.
Authorized Capital10,000,000,000 shares
Issued and Fully Paid Capital3,099,267,500 shares
Nominal Price rp100 per share
Share OwnershipGovernment 80.66%Public 19.34%
Line of BusinessPharmaceutical and Health Care Industry
5Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
SEBaGaI salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—disebut juga “Indofarma” atau “Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik obat manggarai yang didirikan pada 1918 oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik obat manggarai yang memproduksi sediaan tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, Pabrik diambilalih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Pengelolaan Pabrik diserahkan kepada departemen Kesehatan republik Indonesia setelah dinasionalisasi pada 1950.
Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik obat manggarai diubah jadi Pusat Produksi farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 11 Juli 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan statusnya jadi Perusahaan Umum Indonesia farma—disingkat Perum Indofarma.
Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan obat yang Baik (CPoB) itu.
Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). agar lebih leluasa, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga merambah distribusi dan perdagangan (trading) produk farmasi dan alat kesehatan.
Selanjutnya. pada 2000, bisnis distribusi dan perdagangan tersebut dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT Indofarma Global medika (IGm). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.
Pada 2001, Indofarma melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perseroan (kode: Inaf) di Bursa Efek Indonesia (waktu itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), sehingga resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero) Tbk. dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Perseroan mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga obat dengan nama dagang (ond) baik etikal maupun oTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.
memasuki pertengahan 2003, Indofarma meluncurkan program restrukturisasi terpadu. Salah satu langkah awal yang diayun adalah penyegaran manajemen di anak perusahaan yang paling strategis:
aS onE of the leading pharmaceutical companies in Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—also called “Indofarma” or “the Company”—has been serving the society for almost nine decades by providing quality pharmaceutical products. The root of the pharmaceutical company acknowledged as one of the pillars supporting the national health system was Pabrik obat manggarai that was established in 1918 by the dutch colonial administration.
In its early years, with very limited production facilities, the Company’s plant was located in the same area as the Central Hospital and manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first development into Pabrik obat manggarai that produced such pharmaceutical preparations as tablets and injections was started in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and put under the management of Takeda. Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put under the department of Health, the republic of Indonesia.
In 1979, with the special mission to produce essential drugs for public services, Pabrik obat manggarai was transformed into Pusat Produksi farmasi, which was also non-profit in nature and still under the department of Health. further development, in 11 July 1981, with added responsibilities, the Government upgraded the Company’s status into Perusahaan Umum Indonesia farma—or known as Perum Indofarma.
another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the Company started to found high capacity modern manufacturing facilities on a-20 hectares land plot in Cibitung, West Jawa. In 1991, all production activities in manggarai, Jakarta, were moved to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that were awarded certification of Good manufacturing Practices (Cara Pembuatan obat yang Baik, CPoB).
To anticipate future development and enhance its competitiveness, in 1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma (Persero). To pursue business opportunities, the Company then expanded downstream into such businesses as distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.
Later, in 2000, the distribution and trading businesses were then spun-off and transferred to a newly established subsidiary company, PT Indofarma Global medika (IGm). This allowed Indofarma to focus to its core business both in manufacturing and marketing of pharmaceutical products.
In 2001, Indofarma made initial public offering (IPo) and listed all the Company’s shares (symbol: Inaf) in both the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public company named PT Indofarma (Persero) Tbk. Have had stronger capital structure, Indofarma expanded its production activities from essential and generic drug products only to include own-brand Products (ond) of both ethical and oTC, traditional (herbal) products, and even food supplements.
In the mid 2003, Indofarma launched an integrated restructuring program. among the first measures taken was refreshment on the management of its most strategic subsidiary company:
Sekilas IndofarmaIndofarma, an Overview
6 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
PT Indofarma Global medika (IGm) yang menangani distribusi dan perdagangan produk Indofarma. Pada 2010, melalui restrukturisasi lanjutan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi bisnis Indofarma Group, Perseroan meningkatkan portofolio penjualan produk, termasuk produk non-Indofarma yang didistribusikan atau diperdagangkan oleh IGm.
Langkah strategis ini memungkinkan IGm menurunkan proporsi produk bermargin laba rendah yang didistribusikannya sehingga Indofarma secara konsolidasian mampu meraih Laba Bersih rp12,55 miliar. Peningkatan proses bisnis yang dibukukan Perseroan pada 2010 tercermin pula pada penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya.
Saat ini, Indofarma memproduksi 236 item obat, 147 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. dari portofolio Indofarma yang cukup lengkap ini, 60 item adalah ond, termasuk delapan jenis obat herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision.
Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, selain memangkas beberapa produk non-esensial yang menyumbang margin laba negatif, pada 2010 Indofarma meluncurkan sembilan item produk baru, satu di antaranya adalah ond. dalam jangka pendek, Indofarma akan meluncurkan lagi 21 item produk baru, termasuk tujuh item produk branded ethical dan enam item produk oTC—tiga di antaranya produk herbal.
Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma juga terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk dan/atau teknologi, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan. Selain itu, Perseroan juga mendorong IGm untuk mengembangkan merek, terutama untuk produk peralatan kesehatan (antara lain melalui sistem original equipment manufacturer, oEm), sehingga anak perusahaan tersebut dapat meningkatkan portofolio produknya. Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, manajemen Indofarma Group terus berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Yang tak kalah penting, manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu menempatkan Indofarma Group menjadi perusahaan farmasi terkemuka di kawasan aSEan.
PT Indofarma Global medika (IGm) that handles the distribution and trading of Indofarma's products. In 2010, through further restructuring to optimize Indofarma Group's business functions, the Company improved its product sales portfolio, including those of non-Indofarma products distributed or traded by IGm.
The strategic measures helped IGm to reduce the proportion of products with low profit margin it distributed, allowing Indofarma to post net Income of rp12.55 billion. The Company's improved business process in 2010 was also reflected on its lower Cost of Goods Sold to net Sales ratio, i.e. 69.6% compared to 72.9% in the preceding year.
at present, Indofarma produces 236 items of pharmaceutical product, among them 147 are actively distributed in the market. among the Company’s complete portfolio, 60 items are onds, including eight widely recognize herbal products such as Prolipid and Biovision.
To strengthen its product portfolio, aside from pruning few non-essential products that gave negative profit margins, in 2010 Indofarma launched nine items of new products, among them one was ond. In the short-term, Indofarma also prepared to launch 21 items of new products, including seven items of branded ethical and six items of oTC products—among them three are herbal products.
To strengthen its business structure, Indofarma strives to forge strategic alliances with international partners possessing needed branded products and/or technologies, both through the Holding and Subsidiary Company. In addition, the Company also encourages IGm to develop its own brands, particularly for medical devices (among others through original equipment manufacturer, oEm, system), allowing the subsidiary company to improve its product portfolio.
To develop strong business foundation, Indofarma’s management makes continuous efforts to consistently implement Good Corporate Governance (GCG). more importantly, the management also strives to improve its personnel's professional competence through well-planned human resources development programs, to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the aSEan region.
7Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Finance Director
MarketingDirector
PresidentDirector
Group Productmanagement
Sales &marketing
management
marketingmanagement –
oTC
Institutionalmarketing
management
Information Technology
accounting
finance
General Affair & HR Director
Human resources
General affair
finishedProductLogistics
raw material Logistics
marketing Support
Budgeting &Control
Corporate Secretary
Internalaudit Unit
Strategic Business
development
risk management, Compliance &
GCG
Bagan Organisasi IndofarmaIndofarma's Organization Chart
Supply Chainmanagement
ProductionDirector
Production Unit I
Production Unit II
Engineering & maintenance
PPIC
research & development
Quality assurance
Quality Control
Procurement
PT IGm
8 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Keterangan
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar)Penjualan bersihLaba kotorLaba (rugi) usahaEBITEBITdaLaba (rugi) bersih
Neraca (Rp miliar)Jumlah asetaset lancaraset tidak lancaraset tetapKewajibanKewajiban lancarKewajiban tidak lancarEkuitas
Rasio Usaha dan Informasi LainLaba terhadap aktiva (%)Laba terhadap Ekuitas (%)margin laba kotor (%)margin laba usaha (%)rasio lancar (%)Laba (rugi) bersih per saham (rp)
Modal dan Saham (Rp miliar)modal dasarmodal ditempatkan
2009
1.125,05304,6445,9148,0158,072,12
728,03581,22146,81100,99429,31376,9152,40
298,72
0,290,71
27,084,08
154,210,69
1.000,00309,93
2008
1.478,58333,4063,0240,1449,865,03
965,81844,98120,8389,23
669,22634,5834,64
296,59
0,521,70
22,554,26
133,161,66
1.000,00309,93
2007
1.273,16289,9544,7138,1948,3711,08
1.009,44899,31110,1382,01
717,87686,3031,58
291,56
1,103,80
22,773,51
131,043,57
1.000,00309,93
2006
1.026,67255,9662,2357,7960,3715,24
686,94563,17123,7789,50
406,45379,3427,11
280,49
2,225,43
24,936,06
148,464,92
1.000,00309,93
Item
Income Statements (Rp billion)net sales
Gross profitoperating income (loss)
EBITEBITda
net income (loss)
Balance Sheet (Rp billion)Total assets
Current assetsnon-current assets
fixed assetsLiabilities
Current liabilitiesnon-current liabilities
Equity
Financial Ratios and Other Informationreturn on assets (%)return on Equity (%)
Gross profit margin (%)operating profit margin (%)
Current ratio (%)Earning (loss) per share (rp)
Capital and StockCapital stock—authorized
Capital stock—Subscribed & Paid-up
Laba BersihNet Income(dalam miliar rupiah)
Penjualan BersihNet Revenues(dalam miliar rupiah)
Laba UsahaOperating Income(dalam miliar rupiah)
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
100
80
60
40
20
0
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
25
20
15
10
5
0
‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
1000
500
0
1500
2010
1.047,92318,4656,4545,2157,7512,55
733,96582,66151,2996,94
422,69383,6747,15
311,27
1,714,03
30,395,39
151,864,05
1.000,00309,93
9Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Modal dan Saham I Capital Stock
modal dasar I authorized capital
modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital
Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition
Pemerintah I Government
P. Sudibyo (direktur I director)
masyarakat I Public
Jumlah I Total
(%)
80,66
0,02
19,27
100,00
10.000.000.000
3.099.267.500
Lembar I Shares
2.500.000.000
364.000
598.903.500
3.099.267.500
Per 31 Desember 2010 As of 31 December 2010
Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership
Periode I Period
Semester ISemester II
Volume rata-rata I Average volume
2010 (unit)
11.690.6718.740.656
2009 (unit)
15.594.0955.101.817
Penutupan I Closing
2010
9280
2009
9383
Terendah I Lowest
2010
7579
2009
5078
Tertinggi I Highest
2010
10795
2009
126107
Harga Saham INAF 2009 dan 2010 I INAF Stock Price 2009 and 2010
Harga Penutupan I Closing PriceVolume Transaksi I Volume of Transaction
Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek IndonesiaIndofarma’s Stock Price Fluctuation at the Indonesia Stock Exchange
Month
2010 2011
Volu
me
of T
rans
actio
n (m
illion
)
Price
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec Jan
Feb
Mar
0 0
50
100
150
200
250
300
350
20
40
60
80
100
120
10 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Peristiwa Penting 2010Significant Events 2010
20 April. Gedung Produksi Utama Beroperasi Penuh.. dengan rampungnya renovasi untuk memenuhi persyaratan c-GmP, gedung produksi utama dapat kembali beroperasi penuh. Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan toll-out manufacturing, sehingga akan meningkatkan efisiensi proses bisnis.
27 Mei.RUPS Tahunan IndofarmarUPST Indofarma menyetujui penggunaan seluruh Laba Bersih tahun buku 2009 untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Selain itu, rUPST juga mengangkat dr. Chalik masulili, mSc sebagai Komisaris, dr. nizar Yamanie, Sp.s[K] sebagai Komisaris Independen, dan Elfiano rizaldi sebagai direktur Pemasaran baru Perseroan.
3 Agustus. Mendapat Penghargaan SGS.Indofarma mendapat penghargaan 10 tahun menjadi mitra PT SGS, sebuah lembaga sertifikasi internasional. Selama jangka waktu tersebut, Perseroan selalu lulus audit berkala tiga tahunan, terus mempertahankan kesesuaian sistem manajemen dan jaminan mutunya dengan standar internasional.
29 September. Nota Kesepahaman dengan BPPT.dengan penandatanganan nota kesepahaman (moU) untuk kerja sama Pengembangan formulasi Sediaan Topical Wound Healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan ini diharapkan tercipta sinergi antara lembaga riset, pemerintah dan industri guna mendukung kemandirian dan daya saing industri untuk kepentingan nasional.
20 April. The Main Plant Resumed Its Full Operation. With the completion of renovation to comply with c-GmP, the Company's main plant resumed its full operation. The improvement reduced the Company's necessity to do toll-out manufacturing, allowing higher business process efficiency.
27 May. Annual GSM of IndofarmaIndofarma's aGSm agreed to use the net Income of financial year 2009 to strengthen the Company's capital structure. In addition, the aGSm also appointed dr. Chalik masulili, mSc as the Company's Commissioner, and dr. nizar Yamanie, Sp.s[K] as the Independent Commissioners, and Elfiano rizaldi as the marketing director.
3 August. Won a SGS Award.Indofarma won a 10-year partnership award from PT SGS, an international certification institution. Throughout these years, the Company always passes the three-yearly audits, maintaining the compliance of its quality management and assurance system with the international standard.
29 September. Memorandum of Understanding with BPPT.With the signing of memorandum of understanding (moU) on the development of Topical Wound Healing Preparation containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients, synergy between research institutions, the government and industries is expected to forge.
11Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Laporan Dewan Komisaris dan Direksi
Indofarma's BoC and BoD Reports
12 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Laporan Dewan KomisarisThe Board of Commissioners' Report
Pada 2010, Indofarma berhasil meningkatkan Laba Bersih-nya hingga mencapai 6 kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan koordinasi antardepartemen sehingga kian adaptif terhadap perubahan pasar.
In 2010, Indofarma made successful efforts in boosting its Net Income to reach six times of the previous year's Net Income. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's interdepartments cordination to make them increasingly more adaptable to market changes.
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.Komisaris Utama | President Commissioner
13Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
para pemegang Saham yang Terhormat,
PENINGKATAN berkelanjutan kondisi ekonomi makro Indonesia
selama 2010—PDB yang tumbuh 6,1%, sukubunga pinjaman Bank
Sentral yang stabil, penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS sebesar
13%—telah memberikan harapan masa depan yang cerah. Peringkat
obligasi Indonesia BB+ yang terjaga sejak diberikan oleh Fitch Ratings
pada Januari 2010 dan peningkatan investasi asing langsung yang
mencapai 40% menjadi US$14 miliar merupakan bukti tingginya
kepercayaan dunia.
Dengan perkembangan ekonomi makro yang demikian, kinerja keuangan
Indofarma juga membaik. Kalau pada tahun sebelumnya mengalami
penurunan, Laba Usaha Perseroan meningkat 23,0%—bahkan Laba
Bersih naik hingga menjadi hampir enam kali lipatnya—dari Penjualan
Bersih yang 6,9% lebih rendah, pada 2010. Dewan Komisaris menghargai
peningkatan kinerja yang diperoleh melalui peningkatan koordinasi
lintas bidang ini. Pencapaian yang diraih tersebut menunjukkan
bahwa Direksi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Selama 2010, Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan atas
kegiatan pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan Direksi. Dalam
hal tatakelola perusahaan, kami telah memastikan ditandatanganinya
Pakta Integritas, baik oleh anggota Dewan Komisaris maupun Direksi
baru, untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan. Penerapan
prinsip-prinsip GCG yang bersifat dinamis dan terus ditingkatkan
oleh Perseroan antara lain tercermin pada meningkatnya skor GCG
menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada tahun sebelumnya.
Dalam kesempatan ini, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara Drs. Dwidjo
Susono dan M. Munawaroh atas sumbangsih yang diberikan selama
menjadi komisaris dan direksi. Semoga saudara berdua senantiasa
dalam lindungan Allah.
Dewan Komisaris juga menyampaikan penghargaan atas keberhasilan
Manajemen Perseroan dalam meningkatkan sistem produksi sehingga
menempatkan Indofarma menjadi satu dari sedikit perusahan farmasi
di Indonesia yang memenuhi c-GMP. Mengingat komitmen Manajemen
yang tinggi dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, kami yakin bahwa
investasi jangka panjang tersebut dilakukan secara prudent.
Akhir kata, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Direksi dan seluruh jajaran karyawan
atas dedikasi dan kerja kerasnya. Tak lupa, kami menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pemegang saham,
pelanggan, pemasok, dan seluruh mitra kerja atas dukungan dan
kerja samanya sehingga Perseroan menutup tahun 2010 dengan hasil
positif. Semoga Perseroan terus berjaya di tahun-tahun mendatang.
Dear Valued Shareholders,
CONTINUING improvements of macroeconomic condition in
Indonesia during 2010—GDP up by 6.1%, stable Central bank lending
rate, strengthening of the rupiah against the US dollar by 13%—augur
well for the future. The Country's bond rating of BB+ that has been
maintained since it was given by Fitch Ratings in January 2010 and
the rise of foreign direct investments by some 40% to US$14 billion
were other evidences of the international confidence.
Under such macro-economic development, Indofarma’s financial
performance also highly improved. Experienced decrease in the
preceding year, the Company's Operating Income rose by 23.0%—
and its Net Income even increased to almost six times—from Net
Sales that was 6.9% lower, in 2010. The Board of Commissioners
(BoC) appreciated the achievements attained through the
improvement of inter-sector coordination. The good achievement
showed that the Board of Directors (BoD) have completed their duties
diligently.
The BoC has conducted monitoring on the BoD's activities in managing
the Company throughout 2010. Regarding corporate governance, we
have ensured the signing of Integrity Pact, both by the BoC's and BoD's
new members, to prevent the conflict of interests from happening. The
implementation of GCG principles that is dynamic and continuously
improved is among others reflected on the increased GCG score, i.e. to
81.32 in 2010 from 77.11 in the preceding year.
The BoC would like to take this opportunity to express our gratitude
and highest appreciation to Drs. Dwidjo Susono and Mr. M. Munawaroh
for their valued contributions during their tenure as the commissioner
and director. May Allah bless you two.
The BoC would also like to convey our appreciation to the
Management for their successful efforts in improving the Company's
production system, making Indofarma one of the few Indonesian
pharmaceutical companies complying with c-GMP. Given the
Management’s high commitment in implementing the GCG principles,
we believe that the long-term investments have been made prudently.
In closing, the BoC would like to thank the BoD and employees at all
levels for their dedication and hard works. In closing, we would like
to convey our highest appreciation to our shareholders, customers,
suppliers and all business partners for their unfailing support and
cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with
a positive note. May the Company sustain such good performance in
the years to come.
Jakarta, April 2011
prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.p.H.
Komisaris Utama I President Commissioner
14 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama Indofarma sejak 2004. Mendapatkan gelar Dokter dan ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia, Jakarta. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Dokter Keluarga Indonesia (PP PDKI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI). Beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Utama Indofarma, beliau adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
He has been the President Commissioner of Indofarma since 2004. Earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a post-graduate degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in 1972 and 1976, Master of Public Health degree from University of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine (graduated cum laude) from the University of Indonesia, Jakarta,Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he had also been Chairman of National Board of Indonesian Family Planning Association (PKBI), Chairman of Indonesian Medical Doctor Association (PB IDI), Chairman of Indonesian Family Doctor Association (PB PDKI), and Chairman of the University of Indonesia Alumni Association (ILUNI). He had also been the Dean of Faculty of Nursing University of Indonesia and Director General of Public Health Development, Department of Health. At present, aside from being the President Commissioner of Indofarma, he is also the chairman of National Quarter of Scout Movement.
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Agustus 2006. Meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari STIE ABI, Surabaya, pada 2003, Drs. Mochammad Ichsani, M.M. meniti karir di bidang audit selama 26 tahun dan pernah menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2004–2005) dan Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan BPKP (2005–2006) sebelum menduduki jabatan sebagai Inspektur Kementerian Negara BUMN (2006–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta.
He has been the Commissioner of Indofarma since August 2006. Obtained a first degree in Accounting from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and Magister Manajemen specializing in Finance Management from STIE ABI, Surabaya, in 2003. Drs. Mochammad Ichsani, M.M. had been following career path as an auditor for 26 years and held a position of Head of BPKP Office Province of Riau (2004–2005) and Director of Agrobusiness, Construction Industry and Trade Monitoring at BPKP (2005–2006) before appointed as Inspector of the State Ministry of State-owned Enterprises Affairs (2006–present). He was elected as the Company's Commissioner at the Extraordinary General Shareholders Meeting (E-GSM) held in 31 August 2006, in Jakarta.
Laporan Dewan KomisarisThe Board of Commissioners' Report
Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945Warga Negara Indonesia.
Komisaris Utama| President Commissioner
Drs. Mochamad Ichsani, M.M.Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957Warga Negara Indonesia.
Komisaris| Commissioner
15Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter dan master di bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. meniti karir profesionalnya di Departemen Kesehatan. Beliau pernah menduduki jabatan Direktur Rumah Sakit Koja dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan dan Kepala Pusat Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga Ketua Sekretariat Tim Pengelola Jamkesmas Pusat, Ketua Country Coordination Mechanism (CCM) Global Fund ATM (sejak 2000) dan, di organisasi profesional, menjadi Penasehat Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Arsada, sejak 2002) dan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes, sejak 2006).
He has been the Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter) and a master degrees in Public Health from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. started his professional career in the Department of Health. He had been the Director of Koja Hospital and the Head of DKI Jakarta Provincial Health Office. Prior to be the Expert Staff of Minister of Health on Public Financing and Empowerment, he held the position of the Head of the Health Promotion Center and the Head of the Health Insurance and Financing Center. Presently, in addition to be the Company's Commissioner, he is also the Head of Jamkesmas Management Team Secretariat (Central Office), the Country Coordination Mechanism (CCM) Head of Global Fund ATM (since 2000) and, in the professional organization, the Advisor of the Indonesian Hospital Association (Arsada, since 2002) and the Indonesian Provincial Health Offices Association (Adinkes, since 2006).
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Independen Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter (pada 1982) dan spesialis neurologi (pada 1994) dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] meniti karir profesionalnya sebagai dosen di almamaternya. Beliau pernah menduduki jabatan Koordinator Administrasi dan Keuangan Departemen Neurologi (1999–2004) dan Kepala Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (2005–2009). Di organisasi profesi, beliau adalah Ketua Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia (PERPEI, 2002–sekarang) dan pernah menjadi Ketua I Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga menjabat Sekretaris Tim Medis Kementerian Indonesia (2008–sekarang).
He has been the Independent Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter, in 1982) and a specialist brevet in neurology (in 1994) from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] started his professional career as a lecturer in his alma mater. He had been the Administration and Finance Coordinator of the Department of Neurology (1999–2004) and the Head of the Department of Neurology , Faculty of Medicine, University of Indonesia (2005–2009). In the profession organization circles, he is the Chairman of Epilepsy Foundation of Indonesia (PERPEI, 2002–present) and had been the Head I of the Neurologist Association of Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Aside from the Company's Commissioner, he also the Secretary of the Indonesian Ministry Medical Team (2008–present).
Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K]Lahir di Surabaya, 23 Desember 1951Warga Negara Indonesia.
Komisaris Independen| Independent Commissioner
Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc.Lahir di Jakarta, 30 Januari 1951Warga Negara Indonesia.
Komisaris| Commissioner
16 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Laporan Direksi The Board of Directors' Report
P. SudibyoDirektur Utama | President Director
Peningkatan Laba Bersih yang diraih Indofarma pada 2010 terutama diperoleh melalui efisiensi proses bisnis yang memungkinkan Perseroan menghepat biaya modal kerja. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan manajemen rantai pasok sehingga dapat melakukan pemantauan seluruh proses bisnis Indofarma Group secara akurat.
The extraordinary increase of Net Income reached in 2010 was largely due to the improved business process efficiency that enabled Indofarma to highly reduce its working capital cost. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's supply-chain management, allowing the monitoring of all Indofarma Gorup's business process.
17Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
para pemegang Saham yang Terhormat,
TAHUN 2010 menandai periode penting dalam sejarah Indofarma.
Pada tahun yang krusial ini, upaya penataan portofolio penjualan produk
yang dilakukan sejak tahun sebelumnya mulai memberikan hasil positif.
Minimalisasi proporsi produk yang memberikan margin laba tipis dalam
portofolio penjualan Perseroan memang menyebabkan perolehan
Penjualan Bersih 6,9% lebih rendah. Tetapi, peningkatan margin laba yang
terjadi menyebabkan Perseroan meraih Laba Bersih hampir enam kali lipat
tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp12,55 miliar dari Rp2,13 miliar.
Selanjutnya, mengingat sejak 2006 Laba Bersih Indofarma terus
mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan Penjualan
Bersih, tahun 2010 dapat dikatakan merupakan titik balik bagi
Perseroan. Koordinasi yang lebih erat antarbidang di dalam organisasi
Perseroan telah menyebabkan penurunan signifikan berbagai biaya,
terutama yang terkait modal kerja, sehingga meningkatkan margin
Perseroan laba yang, melalui penataan portofolio penjualan produk
berkelanjutan, dapat dipastikan akan terus membaik.
Upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan Indofarma
dikatakan terarah karena didasarkan pada data riil yang diperoleh
melalui pemantauan lekat manajemen rantai pasok yang merupakan
integrator dalam sebuah proses bisnis yang panjang dan saling
terkait. Dengan mengupayakan peningkatan proporsi kelompok produk
yang menjanjikan margin laba dan compound annual growth rate (CAGR)
tinggi dan meminimalkan kelompok produk yang margin laba maupun
CAGR-nya rendah, Perseroan dapat melakukan Penyelarasan Strategis—
restrukturisasi portofolio penjualan produk yang sistemik dan berkelanjutan.
Pada 2010, peningkatan proporsi produk Kelompok I (menjadi sekitar
10,8% dari 7,7%) dan penurunan proporsi produk Kelompok IX
(menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun sebelumnya) terbukti
mempertebal Margin Laba Usaha Perseroan dari 4,08% menjadi
5,39%. Produk yang tergabung dalam Kelompok I memberikan
margin laba maupun CAGR tertinggi, sementara produk-produk
Kelompok IX memberikan margin laba dan CAGR terendah.
Selain pencapaian bottom line yang lebih baik, Indofarma juga
membukukan pencapaian lain terkait empat butir prioritas yang
menjadi fokus upaya turnaround yang dilakukan Perseroan. Secara
singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:
• portofolio produk yang Dinamis. Pembentukan unit khusus yang
menangani manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung
di bawah manajemen puncak memungkinkan Indofarma untuk
terus meningkatkan dan menyesuaikan portofolio produknya
sesuai dinamika pasar. Didirikan dengan misi menjadi salah satu
pilar sistem pelayanan kesehatan nasional, Perseroan memang
tak dapat melepaskan tanggung jawabnya sebagai penyedia
obat-obat esensial. Tetapi, keberhasilan meningkatkan manajemen
rantai pasok membuat Perseroan mampu bertumbuh seraya tetap
menjalankan tanggung jawab sosialnya.
Dear Valued Shareholders,
YEAR 2010 marked the important period in Indofarma's history. In this
crucial year, efforts to restructure product sales portfolio made since
the previous year has begun to give positive results. Minimizing the
proportion of products that gave low profit margin in the Company's
product sales portfolio indeed resulted to a Net Sales that was 6.9%
lower. However, increased profit margin attained led the Company to
reach Net Income of almost six times of that of the preceding year, i.e.
to Rp12.55 billion from Rp2.13 billion.
Furthermore, given that since 2006 Indofarma's Net Income had
been declining despite the steady increase in Net Sales, year 2010
could be said a turning point for the Company. Closer inter-sector
coordination within the Company's organization has resulted to
significant decrease in various expenses, particularly those related to
working capital, thereby increasing the Company's profit margin that,
through the continuous restructuring of product sales portfolio, would
certainly continue to improve.
Indofarma’s endeavor in restructuring its products sales portfolio has
been quite well-plan for it is based on hard data obtained through close
monitoring of supply chain management which is the integrator in a long,
inter-related business processes. Through the endeavor to increase
the proportion of product groups that give both high profit margins and
compound annual growth rate (CAGR) and minimize the product group
with low profit margin and CAGR, the Company can make Strategic
Realignments—systemic, continuous restructuring of product sales
portfolio.
In 2010, the increased proportion of products belong to Group I (to
about 10.8% from 7.7%) and the reduced proportion of those belong
to Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the previous year) proved
to fatten the Company's Operating Profit Margin to 5.39% from 4.08.
The Group I products give both the highest profit margins and CAGR,
while the Group IX products give the lowest profit margins and the
CAGR.
Aside from achieving a better bottom line, Indofarma also recorded
other achievements related to four points of priorities that were
the focus of turnaround efforts made by the Company. Briefly, the
Company’s achievements on the four priorities are as follows:
• Dynamic product portfolio. Establishment of a special unit
that works on supply chain management that is put directly
under the top management allowed Indofarma to continuously
improve and adjust its product portfolio, adapting with market
dynamics. Founded with the mission to become one of the pillars
of the national health care system, the Company cannot deny
its responsibility as the provider of essential drugs. However,
the Company’s successful efforts in improving its supply chain
management made the Company better able to grow while still fulfill
its social responsibility.
P. SudibyoDirektur Utama | President Director
18 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
• peningkatan pemanfaatan Kapasitas produksi. Telah memenuhi
persyaratan c-GMP dengan diselesaikannya renovasi fasilitas
produksi utama, Perseroan memiliki kemampuan lebih untuk
meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi. Sistem produksi
yang lebih baik ini bukan hanya mengurangi kebutuhan Perseroan
untuk melakukan toll-out manufacturing dan menghemat biaya.
Lebih dari itu, melalui penerapan prinsip operational excellence
secara berkelanjutan, Perseroan akan dapat mengembangkan
departemen produksi menjadi profit center di masa depan.
• Memperkuat Basis pertumbuhan Jangka panjang. Upaya
peningkatan efisiensi secara terpadu, termasuk di bidang keuangan
dengan memanfaatkan hasil analisis dari kegiatan manajemen
rantai pasok untuk perencanaan produksi yang lebih baik sehingga
dapat menghemat biaya modal kerja, meningkatkan kinerja bisnis
Perseroan. Peningkatan kinerja yang berkelanjutan, pada gilirannya,
akan meningkatkan basis pertumbuhan jangka panjang. Pada
2010, penyelarasan strategis yang mulai memberikan hasil positif
terhadap kinerja Perseroan memungkinkan Manajemen untuk
memperkuat Aset Perseroan yang sejak 2007 terus tergerus.
Dengan neraca keuangan yang lebih solid, basis pertumbuhan
jangka panjang diharapkan akan lebih kuat.
• peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia (SDM), Perseroan memberikan
berbagai pendidikan dan latihan, termasuk melalui sistem training for
trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil pelatihan kepada
karyawan lain. Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang
telah diayun pada tahun sebelumnya: Memberikan beasiswa bagi
• Increased production Capacity Utilization. Has been
meeting c-GMP requirements with the completion of the main
production facility renovation, the Company is better able to
increase production capacity utilization. The improved production
system does not only reduce the Company’s needs for toll-out
manufacturing and cut costs. Moreover, through continuous
implementation operational excellence principles, the Company will
be able to develop its production department a into profit center in
the future.
• Strengthening the Base of Long-term Growth. Integrated
improvement efforts, including in the financial sector by using data
collected from the analysis on supply chain management activities
for better production planning to reduce the costs of working
capital, improve business performance. Continuous performance
improvement will in turn strengthen the base for long-term growth.
In 2010, strategic realignments that started giving positive results
on the Company’s performance enabled the Management to
strengthen the Company’s Assets that has since 2007 been
eroded. With the more solid balance sheet, the base for long-term
growth is expected to be stronger.
• Improving Human Resources. To improve the quality of human
resources (HR), the Company provides various education and
training, including through the training for trainers system that
requires the participants to spread the knowledge gained to
other employees. In addition, the Company also continues the
policy adopted in the previous year: Providing scholarships for
19Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
outstanding employees who managed to enroll post-graduate
program at a leading university and rotating would-be promoted
employees. The well-plan education and training programs are
expected to improve human resources, enabling the Company to
weather greater challenges without having to significantly increase
the number of employees.
Detailed reports on Indofarma’s performance throughout 2010 are
presented in the subsequent parts of this Annual Report. In general,
the Company's performance in 2010 was quite impressive. The
launching of nine items of new products, among them one was OND,
is expected to make the Company's product sales portfolio healthier,
providing it a strong foundation for long-term growth.
However, aside from some successes there are there are still
shortcomings or disappointments there due to some ventures that
have not produced results as desired. This should be a driving force
for Indofarma people to stay motivated and work hard. We believe
that the endeavor will in time give fruitful results.
The BoC would also like to thank the BoD and employees at all
levels for their dedication and hard works. In closing, we would like
to convey our highest appreciation to our shareholders, customers,
suppliers and all business partners for their unfailing support and
cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with
a positive note. May the Company sustain such good performance in
the years to come.
karyawan berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan
pascasarjana di universitas terkemuka dan merotasi karyawan
yang berpotensi dipromosikan. Program pendidikan dan pelatihan
yang terarah ini diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga
Perseroan mampu menghadapi tantangan yang semakin besar,
tanpa harus menambah jumlah karyawan secara signifikan.
Laporan rinci tentang kinerja Indofarma sepanjang 2010 disampaikan
pada bagian selanjutnya dari buku ini. Secara umum, kinerja Perseroan
pada 2010 cukup mengesankan. Peluncuran sembilan item produk
baru, satu di antaranya OND, diharapkan akan membuat portofolio
penjualan produk Perseroan lebih sehat, sehingga memberikan
landasan yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.
Namun demikian, di samping beberapa keberhasilan masih terdapat
kekurangan atau kekecewaan karena adanya upaya yang belum
membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Hal ini hendaknya menjadi
pendorong bagi seluruh insan Indofarma untuk tetap bersemangat
dan bekerja keras. Kita percaya bahwa semua usaha pada saatnya
akan membuahkan hasil yang manis.
Harus diakui, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan,
kinerja yang cukup baik tersebut belum tentu teraih. Untuk itu, Direksi
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh
staf dan karyawan atas kontribusi mereka yang besar sepanjang
2010. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra
usaha, pemasok, pemegang saham, Pemerintah, dan seluruh
stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada Indofarma. Jakarta, April 2011
p. Sudibyo
Direktur Utama
I President Director
Hal yang belum tercapai hendaknya menjadi pendorong bagi insan
Indofarma untuk tetap bersemangat dan bekerja keras.“
"Things that have not produce results as desired should be a driving
force for Indofarma people to stay motivated and work hard.
21Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
1 2P. SudibyoDirektur UtamaLahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama Indofarma sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2006) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN dan di Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Di organisasi profesional, beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993–1995). Pertama kali bergabung sebagai Sekretaris Perusahaan (2000–2003), beliau ditunjuk menjadi Direktur Keuangan Perseroan (2003–2007) sebelum terpilih sebagai Direktur Utama.
He has been the President Director of Indofarma since December 2007. Started his tertiary education in the Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained a first degree in Accounting from the Faculty of Economy, Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from the State University of New York, in 1987, and had deepened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering at the Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo started his professional career as a lecturer in his alma mater, the Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2006) and had been a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN) and in the Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. In professional organization, he is an active member of Indonesian Accountant Association and had been the Secretary General of ASEAN Federation of Accountants (1993–1995). Firstly joined as the Corporate Secretary (2000–2003) he was appointed as the Company's Finance Director (2003–2007) before elected as President Director.
Djakfarudin JunusDirektur KeuanganLahir di Palembang, 7 Agustus 1964Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan Indofarma sejak Juni 2009. Menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1999, beliau pernah mengikuti beberapa Seminar dan Pelatihan di bidang Bisnis dan Manajemen Risiko di London, Amsterdam, Australia dan Singapura, serta memperoleh Sertifikasi Managemen Risiko di Hong Kong, pada 2005. Djakfarudin Junus memulai karirnya di Bank Exim pada 1990 sebagai staf di Bagian Kebijakan Kredit/Pembinaan Administrasi dan Informasi, Biro Kredit Jangka Pendek & Menengah. Setelah Bank Exim bergabung menjadi Bank Mandiri, beliau menduduki jabatan sebagai Department Head Credit Policy & Procedures (1999), VP Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (Juli 2002), VP Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Sejak 19 Desember 2003, beliau ditunjuk sebagai Komisaris Bank Syariah Mandiri sampai 2008. Beliau pernah mengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Universitas Trisakti – International Islamic Banker Management Trainee Program di Bidang Perbankan Syariah sampai April 2009.
He has been the Finance Director of Indofarma since June 2009. Completed his master program in Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1999, he has been participated various Seminars and Training in Business and Risk Management in London, Amsterdam, Australia, and Singapore, and obtained Certification on Risk Management in Hong Kong, in 2005. Djakfarudin Junus started his career in Bank Exim in 1990 as a staff in the Credit Policy/Administration and Information Department, Short- & Medium-term Credit Bureau, in 1990. After the merging of Bank Exim into Bank Mandiri, he was holding a position of Department Head on Credit Policy & Procedures (1999), VP of Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (July 2002), VP of Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Since 19 December 2003, he had been the Commissioner of Bank Syariah Mandiri through 2008. He had also been a lecturer at the Indonesian Institute of Banking Development and Trisakti University – International Islamic Banker Management Trainee Program in Syariah Banking through April 2009.
22 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
4Yuliarti R. MeratiDirektur ProduksiLahir di Jakarta, 29 Juli 1954Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Indofarma yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982, Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di PT Kimia Farma terus berlanjut menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003).
She has been Director of Indofarma in charge of Production Department since July 2003. Obtained a first and a professional (Apoteker) degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982, Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma continuously advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003).
Elfiano RizaldiDirektur PemasaranLahir di Batu Sangkar, 26 Februari 1964Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran Indofarma sejak Mei 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1986. Sebelum bergabung dengan Indofarma Group sebagai Direktur Keuangan dan SDM PT Indofarma Global Medica [IGM] pada 2003, Elfiano Rizaldi pernah bekerja di beberapa perusahaan terkait farmasi, termasuk PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), dan PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). Jabatan terakhirnya di IGM adalah Direktur Keuangan/SDM/Distribusi (2006–2008) dan Direktur Operasional (2008–2010).
He has been the Marketing Director of Indofarma since May 2010. He earned a first degree in economics from Parahyangan University, Bandung, in 1986. Before joining Indofarma Group as the Finance and HR Director of PT Indofarma Global Medika [IGM] in 2003, Elfiano Rizaldi had been with various pharmaceutical related companies, including PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), and PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). The most current position he held at IGM were the Finance/HR/Distribution Director (2006–2008) and the Operational Director (2008–2010).
3
23Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Deden Edi SoetrisnaDirektur Umum dan SDMLahir di Jakarta, 28 Januari 1966Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Direktur Umum dan SDM Indofarma sejak 4 Juni 2009. Meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002, Deden Edi Soetrisna memulai karirnya di Indofarma. Beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), Manajer Pemasaran (2004–2006). dan terpilih menjadi Direktur Umum dan SDM Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS, Agustus 2006). Sebelum menduduki posisi saat ini sebagai Direktur Umum dan SDM, beliau menjadi Direktur Keuangan dan SDM (2007−2009).
He has been Finance and HR Director of Indofarma since 4 June 2009. Earned a first degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen degree in Marketing from HAMKA University, Jakarta, in 2002, Deden Edi Soetrisna started his professional career at Indofarma. He had been Group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), and Marketing Manager (2004–2006). He was elected as the Company's General Affairs and HR Director the General Shareholders' Meeting (GSM, 31 August 2006), in Jakarta. Before holding current position as the General Affairs and HR Director, he was the Finance and HR Director (2007– 2009).
5
1
235
4
24 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance
TATAKELOLA Perusahaan yang Baik (GCG) telah menjadi
bagian integral dari falsafah Manajemen Indofarma dalam upaya
berkelanjutan meningkatkan kinerja bisnis dan akuntabilitas Perseroan
guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya,
berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Penerapan
prinsip-prinsip GCG oleh Perseroan bersifat dinamis dan terus
ditingkatkan. Hal ini antara lain tercermin pada meningkatnya skor
GCG menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada 2009.
Menjadi perusahaan terbuka sejak 2001, Indofarma saat ini telah
memiliki hampir seluruh perangkat normatif GCG. Secara ringkas,
struktur tatakelola Perseroan terdiri dari:
► Organ utama perusahaan:
•RapatUmumPemegangSaham
•DewanKomisaris
•Direksi
► Organ pendukung perusahaan:
•KomiteAudit
•SatuanPengawasanIntern
•AuditorEksternal
•KomiteGCG,RemunerasidanNominasi
•SekretarisPerusahaan
Rapat Umum Pemegang Saham
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan yang
memiliki wewenang tertinggi yang tidak diberikan baik kepada Dewan
Komisaris maupun Komisaris. Keputusan RUPS menentukan strategi
Perseroan dan bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.
RUPS Perseroan diselenggarakan sedikitnya sekali dalam setahun,
di lokasi yang mudah dijangkau oleh pemegang saham. Untuk
2010, Perseroan mengadakan RUPS pada 27 Mei yang antara lain
membuahkan beberapa keputusan berikut:
•PenetapanpenggunaanLabaBersih
•PenetapangajidantunjanganbagiDewanKomisarisdanDireksi
untuk tahun buku 2010 adalah sama dengan tahun buku 2009
•PenunjukkanKantorAkuntanPublikHusni,Mucharamdan
Rasidi sebagai auditor eksternal untuk tahun buku 2010
•PenggantianDirekturPemasaranPerseroan.
• PenghentianDrs.M.DwidjoSusono,Apt.,S.E.dan
pengangkatan Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. sebagai komisaris
dan Drs. Nisar Yamanie, Sp.S[K] sebagai komisaris independen.
GOOD CORPORATE governance (GCG) has been an integral part of
Indofarma's Management's philosophy in its endeavor to continuously
improve the Company's business performance and accountability in
order to create long-term shareholder value while taking the interests
of other stakeholders into account, abiding the law and regulations
as well as ethical values. The implementation of GCG principles by
the Company is dynamic and continuously improved. This is partly
reflected on the increase of GCG score to 81.32 in 2010 from 77.11
in 2009.
Has been a public company since 2001, Indofarma currently has had
nearly all the normative GCG instruments. In essence, the Company's
governance structure consists of:
► The main corporate bodies:
•GeneralShareholders’Meeting
•TheBoardofCommissioners
•TheBoardofDirectors
► The corporate supporting bodies:
•AuditCommittee
•InternalAuditUnit
•ExternalAuditor
•GCG,NominationandRemunerationCommittee
•CorporateSecretary
General Shareholders' Meeting
General Shareholders' Meeting (GSM) is the Company's body bestowed
with the highest authority which is not granted to both the Board of
Commissioners (BoC) and the Board of Directors (BoD). GMS decisions
determine strategies and are aimed to increase shareholders’ value.
The Company's GSM is conducted at least once a year, in a location
easily accessible to the shareholders. In 2010, the Company held the
GSM in 27 May which among others made the following decisions:
•DeterminedNetIncomeallocation
•DeterminedtheBoardofCommissioners'andtheBoardof
Directors' salaries and other benefits for 2010 financial year is the
same with those for the 2009 financial year
•AppointedPublicAccountantOfficeofHusniMuharamdan
Rasyidi as the external auditor for 2010 financial year
•ReplacedtheCompany'sMarketingDirector
• DismissedDrs.M.DwidjoSusono,Apt.,S.E.andappointed
Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. as the new commissioner and
Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] as the new independent commissioner
25Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Dewan Komisaris
Dewan Komisaris Indofarma bertugas memantau kinerja Direksi
dan memberikan arahan jika dipandang perlu, serta memastikan
diterapkannya prinsip-prinisip GCG Perseroan. Seluruh anggota
Dewan Komisaris Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas
untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan.
Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui
rapat rutin yang diadakan setiap bulan guna membahas kinerja Direksi
pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.
Direksi
Direksi Indofarma bertanggung jawab atas kinerja Perseroan secara
keseluruhan dan atas kesesuaian pengelolaan dengan seluruh
kebijakan internal dan peraturan eksternal yang berlaku. Seluruh
anggota Direksi Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas
untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan
Pada 2010, Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan secara
berkala memberikan laporan kepada Dewan Komisaris.
The Board of Commissioners
Indofarma's Board of Commissioners (BoC)'s duty is to monitor
the Board of Directors (BOD)’s performance and provide necessary
guidance as well as to ensure the implementation of GCG principles.
All the Company's BoC and BoD members have signed the Integrity
Pact to prevent the conflict of interests from happening.
Formal communication between the BOC and the BOD is performed
through regular, monthly meetings to review the BOD’s performance
for the previous month and the BOD’s plan for the coming month.
The Board of Directors
Indofarma's Board of Directors (BoD) is responsible for the
Company's whole performance and upon management compliance
with all internal policies and external regulations that apply. All
members of the Company's BoD have signed the Integrity Pact to
prevent the conflict of interests from happening.
In 2010, the BoD conducted regular meetings and submitted reports
to the BoC.
Remunerasi Direksi dan Dewan KomisarisRemuneration of the BoD and the BoC
Komponen RemunerasiComponents
Gaji dasar I Basic SalaryTunjangan I allowances•PerumahanI Housing•KendaraanI Cars•LainnyaI otherTotal Tunjangan I Total allowances
Take Home Pay [per bulan I per month]
rp17.240.000
0rp 3.448.000rp 862.000rp 4.310.000
rp21.550.000
Komisaris UtamaPresident Commissioner
rp15.516.000
0rp 3.104.000rp 776.000rp 3.880.000
rp19.496.000
KomisarisCommissioner
rp43.100.000
rp12.930.00000
rp12.930.000
rp56.030.000
Direktur UtamaPresident Director
rp38.790.000
rp11.637.00000
rp11.637.000
rp50.427.000
DirekturDirector
Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi pada 2010Attendance at Formal BoC and BoD Meetings 2010
Peserta RapatMeeting Attendant
Dewan Komisaris l Board of Commissioners Prof. dr. dr. H. azrul azwar, m.P.H. drs. m. dwidjo Susono, apt., S.E.* drs. mochamad Ichsani, m.m. dr. H.a. Chalik masulili, m.Sc.** dr. nizar Yamanie, Sp.S[K]**
Direksi l Board of Directors P. Sudibyo djakfarudin Junus Yuliarti r. merati deden Edi Soetrisna muhammad munawaroh* Elfiano rizaldi**
DireksiBoard of Directors
25242323 814
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
6‒666
Dewan Komisaris dan DireksiBoard of Commissioners and Directors
19 918 910
18191919 9 8
Keterangan: * Menjabat sampai Mei 2010
** Menjabat mulai Mei 2010
26 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Komite Audit
Komite Audit Indofarma dibentuk dengan tujuan membantu
dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi
pengawasan serta memastikan keefektifan sistem pengendalian
internal Perseroan, termasuk keefektifan pelaksanaan tugas Auditor
Eksternal dan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
Sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia, Komite Audit bertugas
dan bertanggung jawab memberikan pendapat profesional yang
independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau
hal-hal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain
yang diberikan Komisaris. Komite Audit mengadakan rapat sekurang-
kurangnya satu kali sebulan yang dihadiri seluruh anggotanya.
Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi
Tugas dan fungsi Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi adalah
membantu Komisaris dalam menjalankan tugasnya memantau
penerapan prinsip-prinsip GCG, menetapkan remunerasi untuk
manajemen dan pejabat tingkat manajer, dan menominasikan orang
yang tepat untuk mengisi jabatan yang tepat di jajaran manajemen
perusahaan. Pada 2010, Komite ini dijadikan komite ad hoc, hanya
dibentuk manakala diperlukan.
Audit Committee
Indofarma's Audit Committee has been established to support and
facilitate the Board of Commissioners in performing its supervisory
function as well as to ensure the effectiveness of the Company's
internal audit system, including the effectiveness of audits both by
External Auditor and Internal Auditor Unit (IAU).
Pursuant to the Indonesia Stock Exchange, the Audit Committee's
duties and responsibilities are to provide independent, professional
opinion to the BoC on the report and/or other matters submitted
by the BoD, identify issues that require attention of the BoC, and
carry out other tasks given by the BoC. The Audit Committee holds
regular meetings at least once a month which are attended by all
members.
GCG, Remuneration and Nomination Committee
The GCG, Remuneration and Nomination Committee's duties and
functions are to assist the BoC in carrying out its duties to monitor
the implementation of GCG principles, set remuneration for the
management and personnel of manager levels, and nominate the right
person to fill the right position in the ranks of corporate management.
In 2010, the Committee was made into an ad hoc committee, the one
that is established temporarily when needed.
Komite Audit Indofarma I Indofarma’s Audit CommitteeNama I Name
Prof. dr. dr. H. azrul azwar, m.P.H.drs. mochamad Ichsani, m.m.Tarcicious Sawardi, ak., m.m.Purwadi, ak., m.m.drs. Warga murad
Posisi I Position
Independent Commissioner / Chairman and member of the audit Committee Commissioner / Vice Chairman and member of the audit Committee
member of the audit Committeemember of the audit Committee
Secretary of the audit Committee
Tarcicious Sawardi Ak., M.M.Anggota Komite Audit
Lahir di Salatiga, 14 Desember 1951Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi anggota Komite audit Indofarma sejak 1 Juli 2010. memperoleh gelar Sarjana akuntansi dari Sekolah Tinggi akuntan negara, Jakarta, pada 1985 dan gelar magister managemen dari IPWI pada 2000, beliau memulai karier profesionalnya sebagai Pengolah data Elektronik di departemen Keuangan pada 1975, sementara karier sebagai auditor dimulai di Kantor Wilayah direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan nagara, departemen Keuangan, pada 1978. Beliau pernah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar yang terkait dengan karier profesionalnya dan sampai saat ini masih bergabung dengan sebuah Kantor akuntan Publik. Jabatan terakhir beliau sebelum pensiun adalah Kasubdit Pengawasan fiskal pada deputi Pengawasan Bidang Perekonomian BPKP.
Tarcicious Sawardi Ak., M.M.Member of the Audit CommitteeBorn in Salatiga, 14 December 1951Indonesian Citizen.
He has been the member of Indofarma's audit Committee since 1 July 2010. obtained a first degree in accounting from Indonesian State College of accountancy, Jakarta, in 1985 and a magister managemen degree from IPWI in 2000, he started his professional career as Electronic data
Processing officer in the department of finance in 1975, while his career as an auditor was started at the directorate General of State financial Supervisory ‒ regional office, the department of finance, in 1978. He has been participated in various training and seminars in the field related to his professional career and currently is active in a Public accountant firm. Before retired, he held the position of Sub-directorate Head of fiscal Supervisory with the deputy of Economic Supervisory, the financial and development Supervisory Board (BPKP).
27Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Purwadi, Ak., M.M.Anggota Komite Audit
Lahir di Pati, 14 Mei 1964Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi anggota Komite audit Indofarma sejak 1 maret 2008. memperoleh gelar Sarjana muda dan Sarjana akuntansi dari Sekolah Tinggi akuntansi negara, Jakarta, pada 1987 dan 1994, dan gelar magister manajemen dari STIE – aBI, Surabaya, pada 2003, Purwadi, ak., m.m. memulai karir profesionalnya sebagai ajun akuntan pada direktorat Pengawasan Pertamina, pada 1987, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP, sampai 2007). Saat ini beliau menjadi auditor ahli muda pada Kementerian negara BUmn.
Drs. Warga MuradSekretaris Komite Audit
Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Komite audit Indofarma sejak September 2006. memperoleh gelar Sarjana muda dan Sarjana dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977, drs. Warga murad memulai karirnya sebagai Inspektur muda di direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan negara, departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan nara Sumber Pusinfo (agustus 2001–Juli 2005).
Purwadi, Ak., M.M.Member of the Audit CommitteeBorn in Pati, 14 May 1964Indonesian Citizen.
He has been a member of audit Committee of Indofarma since 1 march 2008. obtained a Bachelor and Sarjana degrees in accounting from Indonesian State College of accountancy, Jakarta, in 1987 and 1994, and master managemen degree from STIE – aBI, Surabaya, in
2003, Purwadi, ak., m.m. started his professional career as adjunct accountant at Pertamina, in 1987, and the financial and development Supervisory Board (BPKP, through 2007). Currently, he is a Senior accountant at the State ministry of Government-owned Enterprises.
Drs. Warga MuradSecretary of the Audit CommitteeBorn in Bukitinggi, 1 July 1947Indonesian Citizen.
He has been the Secretary of audit Committee of Indofarma since September 2006. Earned a Bachelor and Sarjana degrees from the Institute of finance in 1971 and 1977, drs. Warga murad started his professional career as a Junior Inspector at the directorate General of State
financial Supervisory, department of finance, in 1972. In 1984 he was transferred to the financial and development Supervisory Board (BPKP) and among others held positions of the Head of data and Information management division (June 2001–July 2003) and resource Person of Pusinfo (august 2001–July 2005).
Satuan Pengawasan Intern
Satuan Pengawasan Intern (SPI) memiliki peran penting sebagai mitra
strategis manajemen. SPI membantu manajemen mewujudkan sistem
pengendalian internal perusahaan yang andal dan memadai melalui
audit terhadap aktivitas operasional pada setiap tingkatan manajemen
serta sebagai narasumber dalam mengkaji standard operating
procedures dan memastikan semua aktivitas operasional perusahaan
memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Peran
tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip transparansi,
akuntabilitas, independensi, dan obyektivitas agar selaras dengan
tujuan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.
Sepanjang 2010, SPI Indofarma telah melaksanakan kegiatan audit
terhadap sembilan unit kerja di lingkungan Perseroan. SPI juga telah
melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut atas temuan hasil audit
SPI maupun auditor eksternal guna perbaikan aktivitas operasional
Perseroan sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan oleh
auditor. Selain itu, SPI juga telah melaksanakan pendidikan profesi
berkelanjutan bagi semua staf SPI.
Internal Audit Unit
Internal Audit Unit (IAU) bears a very important role as the
management strategic partner. The IAU supports the management
in establishing a corporate internal audit system that is reliable
and adequate through audits on operational activities of the
management at al levels, and also as a resource in reviewing the
standard operating procedures and ensuring that all the company's
operational activities complies with the law and regulations. The role
is performed by taking the principles of transparency, accountability,
independence, and objectivity into account, ensuring it to be in line
with the specified corporate policies and objectives.
Throughout 2010, Indofarma's IAU has been completed its audits on
nine sectors within the Company. The IAU also conducted monitoring
on the follow-ups of both the IAU's and external auditor’s audit
findings in order to improve the Company’s operational activities
in accordance with the recommendations given by the auditors.
In addition, the IAU has also carried out continuous professional
education for all its staffs.
28 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Seluruh hasil kegiatan SPI telah dilaporkan secara tertulis kepada
Direktur Utama serta ditembuskan kepada Komite Audit Perseroan.
Auditor Eksternal
Guna keperluan audit tahun buku 2010, Indofarma telah menunjuk
secara langsung Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi
menjadi auditor eksternal. Penunjukan ini merupakan tahun ke-2 secara
berturut-turut bagi Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi.
Hasil audit tahun buku 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan
konsolidasian Indofarma telah disajikan secara wajar berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan
Indofarma telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Fungsi
Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung
Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar
modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Tim Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk
menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders
secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung
asas keterbukaan.
The IAU reports are periodically submitted to the President Director
and a copy is sent to the Audit Committee.
External Auditor
To audit the Company's book for the fiscal year 2010, Indofarma has
directly appointed Public Accountant Office of Husni, Mucharam and
Rasidi as the extermal auditor. The appointment has been the second in
a row for the Public Accountant Office of Husni, Mucharam and Rasidi.
The audit results for the 2010 financial year stated that Indofarma’s
consolidated financial report was presented fairly, in accordance with
the generally accepted accounting principles accepted in Indonesia..
Corporate Secretary
Indofarma has appointed a Corporate Secretary. The Corporate
Secretary function is in essence to facilitate the Company's
communication with its shareholders, capital market authority and
financial regulators, and other stakeholders. Corporate Secretary
is also responsible to disseminate all important information to
the Company’s stakeholders timely, accurately, responsibly, and
transparently.
Dadang Mulyana, Ak., M.Si., CFEManajer Satuan Pengawasan Intern| Internal Audit Unit Manager
29Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Isakayoga C.H.Corporate SecretaryBorn in Magelang, 14 May 1952Indonesian Citizen.
He has been the Corporate Secretary of Indofarma since early 2008. He earned a first degree in management from Gadjah mada University, Yogyakarta, in 1979. In addition he laso completed various trainings, including Pacific rim Bankers Program at the University of Washington,
Seattle, in 1991. He established his professional career in capital market sector, holding a string of positions that include managing director of PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), President director of PT mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), President director of PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), and President director of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). afterwards, he joined HLB Consultant (1999), then become Corporate Secretary of PT Bank mega Tbk. (2000-2001), Independent Commissioner of PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) and Executive director of Indonesian Emittents association (2007-presently).
Isakayoga C.H.Sekretaris Perusahaan
Lahir di Magelang, 14 Mei 1952Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Perusahaan Indofarma sejak awal 2008. Gelar Sarjana Ekonomi di bidang manajemen diperolehnya dari Universitas Gadjah mada, Yogyakarta, pada 1979. Selain itu, beliau juga menyelesaikan berbagai pelatihan, termasuk Pacific rim Bankers Program di University of Washington, Seattle, pada 1991. Beliau memantapkan karir di bidang pasar modal hingga menduduki jabatan direktur Pengelola PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), direktur Utama PT mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), direktur Utama PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), dan direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). Setelah itu, beliau bergabung dengan HLB Consultant (1999) serta menjadi Sekretaris Perusahaan PT Bank mega Tbk. (2000-2001), Komisaris Independen PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) dan direktur Eksekutif asosiasi Emiten Indonesia (2007-sekarang).
Access to Information
As a public company, Indofarma provides access on information for
shareholders, investors and other stakeholders. Disclosures of the
most current, complete information that are fast, timely, and easy to
access can be expected to boost the Company’s image.
For this purpose, Indofarma makes available a Corporate Website—
www.indofarma.co.id—for disseminating information that is
periodically updated. In addition, the Company also conducts regular
meetings with mass media, investors, and other stakeholders.
Akses Informasi
Sebagai perusahaan terbuka, Indofarma menyediakan akses informasi,
baik bagi pemegang saham, investor maupun stakeholders lainnya.
Penyampaian informasi terkini yang lengkap, cepat, tepat waktu, dan
mudah sekaligus diharapkan meningkatkan citra Perseroan.
Untuk itu, Indofarma menyediakan situs Web—www.indofarma.co.id
—yang menyampaikan informasi yang terus diperbaharui secara
berkala. Selain itu, Perseroan juga menyelenggarakan pertemuan
berkala dengan kalangan media massa, investor, dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan.
30 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Manajemen RisikoRisk Management
KEBIJAKAN Manajemen Risiko adalah pedoman yang terstruktur
dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan dan
mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan
mengendalikan penerapan penanganan risiko. Tujuan Manajemen Risiko
adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan.
Sebagai perusahaan farmasi dengan produk utama obat generik
berlogo (OGB), Indofarma beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup
tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-
langkah mitigasinya adalah sebagai berikut:
Risiko External
• Risiko Perekonomian
Kinerja bisnis Indofarma, terutama di pasar reguler, secara
langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian,
penurunan PDB dan inflasi memberikan dampak negatif terhadap
kinerja pasar non-Institusi (Pemerintah) ini. Sementara itu, di sektor
pasar institusi, kinerja Indofarma dipengaruhi oleh besaran belanja
Pemerintah di bidang kesehatan.
Guna memitigasi risiko ini, Indofarma terus melakukan upaya untuk
meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan
yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil.
Pada 2010, dengan meredanya krisis ekonomi global, perekonomian
Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun
dibanding tahun sebelumnya.
• Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku
Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi Indonesia pada
bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, harga dan
ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor yang sangat
mempengaruhi kelangsungan industri farmasi di Tanah Air.
Indofarma mengurangi risiko ini dengan mencari pemasok yang
memungkinkan Perseroan mendapat deals yang lebih baik.
Langkah antisipatif lainnya adalah mengupayakan kontrak jangka
panjang pembelian bahan baku tertentu yang harganya sangat
fluktuatif, termasuk Amoxicillin.
Pada 2010, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
membuat harga bahan baku (dan juga bahan kemasan) yang harus
diimpor cenderung stabil atau bahkan turun dalam rupiah.
RISK MANAGEMENT policy is a structured, and systematic guidance
in identifying, measuring, mapping, and developing alternative risk
mitigation, as well as in monitoring and controlling the implementation
of risk management. The purpose of Risk Management is to ensure
that the company is better able to attain its target.
As a pharmaceutical company with generic drugs (OGB) as its main
product, Indofarma is in a quite high risk business. In short, the risks
and the Company's faced and measures to mitigate them are as
follows:
External Risk
• Economic Risk
Indofarma’s business performance, particularly in regular market,
is directly dependent on consumers’ purchasing power. Decline
on GDP and high inflation rate are therefore negatively affected the
Company’s performance in this non-institution market. Meanwhile,
in the institution (Government) market, the Company’s performance
is dependent upon the Government expenditure on medicals.
To mitigate the risk, Indofarma makes continuous efforts to increase
sales in regular market that offers both more continuous demands
and more stable growth. In 2010, with the easing of global
economic crisis, Indonesia's economy began to recover,
diminishing the macroeconomic risk compared to the preceding
year.
• Raw Material Price Fluctuation Risk
Until now, Indonesian pharmaceutical industry is still highly
dependence on imported raw materials. Therefore, the price and
availability of imported raw materials is a crucial factor greatly
affects the business continuity of the pharmaceutical industry in the
Country.
Indofarma mitigates the risk by finding suppliers that allow the
Company to get better deals. Other anticipatory measure is to
strive for long-term contract purchases of certain raw materials
which prices are very volatile, including Amoxicillin.
In 2010, the strengthened of the rupiah against the US dollar made
the prices of raw materials (and also packaging materials) tend to
stabilize or decline in rupiah.
31Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
• Risiko Regulasi
Terkait dengan regulasi di bidang farmasi yang cukup dinamis,
seperti keharusan menerapkan current-Good Manufacturing
Practice (c-GMP) dan Good Distribution Practice (GDP), industri
farmasi dituntut untuk memenuhi standar mutu yang semakin ketat.
Penarikan produk, bahkan pencabutan izin produksi atau izin edar,
menjadi ancaman.
Terhadap kondisi yang demikian, Indofarma berupaya mengubah
tantangan ini menjadi peluang. Karena itu, Perseroan secara
bertahap memenuhi persyaratan c-GMP dan GDP tersebut,
termasuk meningkatkan fasilitas produksinya sehingga memenuhi
persyaratan regulasi terkini. Dengan demikian, Perseroan
dapat menerapkan prinsip operational excellence secara
berkesinambungan, membuka peluang untuk menjadikan bagian
produksi sebagai profit center melalui toll-in manufacturing.
• Risiko Harga Obat Generik
Harga Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia dikendalikan oleh
Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA,
harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen
OGB. Untuk memitigasi risiko ini, Indofarma terus berupaya
menyeimbangkan portofolio penjualan produknya dengan, antara
lain, meluncurkan sejumlah produk Obat dengan Nama Dagang
(OND), termasuk obat-obat non-resep dokter (OTC).
Pada 2010, Perseroan meluncurkan sembilan item obat baru,
satu di antaranya adalah produk OND. Selain itu, Perseroan juga
mempersiapkan 21 item obat baru, 16 di antaranya adalah produk
OND, yang akan diluncurkan secara bertahap pada 2011.
• Risiko Persaingan Usaha
Di Indonesia, tak ada pembatasan Pemerintah bagi sebuah
perusahaan farmasi untuk memproduksi jenis obat tertentu.
Dengan demikian, tak terbentuk segmentasi—banyak produsen
farmasi yang menawarkan produk sejenis ke target pasar yang
sama. Keadaan ini menyebabkan persaingan usaha lebih banyak
mengarah ke segi harga sehingga mempengaruhi secara langsung
kinerja industri.
Agar margin laba Perseroan tak tergerus, pada 2010 Indofarma
menyesuaikan portofolio penjualan produknya—terutama untuk
produk eksternal yang didistribusikan Anak Perusahaan—sehingga
secara agregat memberikan margin laba yang lebih memadai.
• Regulation Risk
Given the quite dynamic regulation in the pharmaceutical sector,
such as the requirement to implement current Good Manufacturing
Practice (c-GMP) and Good Distribution Practice (GDP),
pharmaceutical industries required to meet increasingly stringent
quality standards. Product recalls, even production or marketing
license revocations, become serious threats.
Against such conditions, Indofarma makes serious efforts to
change the challenge into an opportunity. Therefore, the Company
gradually meets the requirements of the c-GMP and GDP,
including improving its production facilities to satisfy the most
current regulatory requirements. Accordingly, the Company can
continuously implement operational excellence principles, opening
the window of opportunity to make the production as a profit center
through a toll-in manufacturing.
• Generic Drug Price Risk
Price of Generic Drug Product (OGB) in Indonesia is controlled by
the Government by fixing the net price in the pharmacies’ level
(Harga Neto Apotik, HNA) and imposing the price to all OGB
producers. To mitigate the risk, Indofarma continuously strives to
make its product sales portfolio more balanced by, among others,
launching new products with owned-brand, including those that
can be sold without prescription (OTC).
In 2010, the Company launched nine items of new products,
among them one was OND. In addition, the Company also made
ready 21 items of new products, among them 16 were OND, that
will be launched gradually in 2011.
• Business Competition Risk
Pharmaceutical industry in Indonesia is in very open competition,
the Government does not require any pharmaceutical company to
produce only a certain kind of drugs. Therefore, there is no clear
segmentation within the industry—many pharmaceutical companies
offer the same or similar products. This leads pharmaceutical
companies in the Country to compete mostly on price, directly
affecting the Company’s business performance.
To prevent the Company's profit margin from eroding, in 2010
Indofarma restructured its product sales portfolio—particularly
external products distributed by its Subsidiary—thus providing
better, adequate profit margin.
32 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Risiko Internal
• Risiko Likuiditas
Besarnya proporsi penjualan kepada Pemerintah yang biasanya
terjadi menjelang akhir tahun, sementara proses produksi harus
dilakukan sejak awal, menyebabkan terjadinya risiko temporer
kekurangan likuiditas.
Guna mengatasi masalah ini, pada 2010 Indofarma berupaya
mempertahankan komitmen pinjaman modal kerja kepada Bank
Mandiri. Pada 2009, Perseroan telah menandatangani komitmen
pinjaman modal kerja tersebut dengan menjaminkan lebih dari 50%
aset. Di masa yang akan datang, Perseroan masih harus mendanai
kebutuhan modal kerjanya dengan fasilitas bank.
Dengan pengelolaan rantai pasok yang lebih baik, Perseroan
berhasil meningkatkan efisiensi mengelola modal kerja sehingga
menekan biaya bunga.
• Risiko Kredit
Risiko gagal bayar (bad debt) oleh pelanggan akan sangat
mempengaruhi arus kas Perseroan. Untuk memitigasi risiko ini
dilakukan pengaturan term of payment yang sangat ketat serta
upaya penagihan yang intensif kepada pelanggan.
• Risiko Dampak Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat mendatangkan tuntutan hukum.
Untuk meminimalisasi risiko ini, sejak 2008 Perseroan telah mulai
mengoperasikan sistem pengolahan limbah yang telah ditingkatkan.
• Risiko Kegagalan Produksi
Risiko ini dapat terjadi pada saat proses produksi, disebabkan oleh
penyimpangan dari spesifikasi produk yang seharusnya. Untuk
meminimalkan risiko ini, Indofarma melakukan pemantauan ketat
terhadap seluruh proses produksinya melalui sistem yang didukung
oleh prosedur-prosedur yang telah divalidasi.
• Risiko Produk yang Rusak
Risiko ini dapat terjadi ketika produk Perseroan dikirim, disimpan,
atau diperdagangkan oleh para pengecer dengan cara yang kurang
memadai. Untuk meminimalkan risiko ini, sejak 2007 Indofarma
Group telah meningkatkan sistem teknologi informasi di IGM, anak
perusahaan yang menangani distribusi produk Indofarma, sehingga
dapat dilakukan pemantauan terhadap produk secara online dan
real time.
Internal Risk
• Liquidity Risk
High sales proportion to the Government that is usually realized in
the very late month of the year, whereas raw materials procurement
and production process must be carried out far earlier, lead to
temporarily risk of cash-flow mismatch.
To overcome the problem, in 2010 Indofarma maintained working
capital loan contract with Bank Mandiri. In 2009, the Company
signed a contract for working capital loan, a banking facility,
secured by more than 50% of the Company’s asset. In the near
future, the Company may have to fund its working capital with the
bank facility.
With improved supply-chain management, the Company was able
to improve its efficiency in managing the working capital, reducing
interest expense.
• Credit Risk
Default risk (bad debt) by the customer will greatly affect the cash
flows of the Company. To mitigate the risk, the Company imposes
very strict terms of payment and makes intensive efforts to collect
timely payment.
• Environmental Risk
Polluting environment may bring legal consequences. To minimize
the risk, since 2008 Indofarma has been operating its improved
waste processing system.
• Production Failure Risk
This particular risk may occur throughout production process,
resulting from some deviations on the product specifications. To
minimize the risk, Indofarma conducts close monitoring on its entire
production process through the Company’s in process control
system which is supported by validated procedures.
• Product Damage Risk
This risk may occur when the Company's products transported,
stored, or traded by the retailers in a way that is not entirely
proper. To minimize this risk, since 2007 Indofarma Group has
been improving its information technology systems in IGM, the
Company’s subsidiary that handles the distribution Indofarma’s
products, allowing it to monitor all the product it distributed online,
on real time basis.
33Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Menuju Kesejahteraan BersaMa
Indofarma sangat menyadari tugas sosialnya dalam membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itulah, sejak 1991
Perseroan telah menyisihkan dana dari Laba Bersih yang diperoleh
untuk menjalankan program social bernama "Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan" (PKBL).
Dalam Program Kemitraan, Perseroan membantu Usaha Kecil
dan Koperasi, menerapkan konsep pembinaan terpadu dan
berkesinambungan melalui kerjasama dengan lembaga terkait
yang kompeten di bidangnya. Melalui berbagai program yang
sekarang ditangani Unit PKBL ini, sampai dengan 2010 Perseroan
telah melakukan pembinaan terhadap 1.392 Mitra Binaan dengan
penyaluran dana kemitraan sebesar Rp17,45 miliar dan hibah
kemitran Rp3,26 miliar. Dengan demikian, jumlah dana yang
disalurkan sejak 1991 tersebut mencapai Rp20,71 miliar.
Program tanggung jawab sosial (CSR) lain yang dilakukan Perseroan
dalam kerangka PKBL—Program Kemitraan dan Bina Lingkungan—
adalah berbagai Program Bina Lingkungan. Pada tahun buku 2010,
dana Program Bina Lingkungan Perseroan antara lain disalurkan
untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana letusan
Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah serta korban banjir di
Kabupaten Karawang (Jawa Barat).
Selain itu, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2010
Indofarma juga memberikan beasiswa tingkat SD, SLTP dan SLTA
bagi para siswa berprestasi dari keluarga yang kurang mampu secara
ekonomi, di sekitar Perseroan.
achieving ProsPerity together
INDOFARMA is very aware of its social duty, giving hand to help the
society improving welfare. In so doing, since 1991 the Company
has been setting aside funds from its Net Income to run a social
program called "Program Kemitraan dan Bina Lingkungan" (PKBL, a
partnership and environmental related program).
In the “Kemitraan” or Partnership Program, the Company gives
assistant to Small Business and Cooperatives, applying the concept
of integrated and sustainable development through cooperation
with relevant institutions competent in their fields. Through various
programs that are managed by the PKBL Unit, up to 2010 the
Company has given assistance to 1.392 Mitra Binaan, channeling
partnership fund amounting to Rp17.45 billion and partnership grants
Rp3.26 billion. Therefore, total fund channeled since 1991 has
reached Rp20.71 billion.
Other corporate social responsibility (CSR) program the Company
involved within PKBL framework is “Program Bina Lingkungan.” In the
fiscal year 2010, the funds for the environment related program were
among other disbursed to help people who were victims of Mount
Merapi eruption in Yogyakarta and Central Jawa as well as the victim
of flooding in the District of Karawang (West Jawa).
In addition, just like in the preceding years, in 2010 Indofarma also
provided scholarships for elementary- junior high- and senior-high
school students from less-fortunate families in the Factory Plant
vicinities.
Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibilities
Perdagangan | Commerce
Industri | Industry
Jasa | Services
Pertanian | Agriculture
Peternakan | Animal Husbandry
Perikanan | Fisheries
Lainnya/koperasi | Others/cooperative
1.047
45
50
92
8
1
149
Sektor | Sector
Sektor Bisnis Mitra Binaan Indofarma Business Sectors of Indofarma Mitra Binaan
Jumlah | Unit(s)
34 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Sebagai perusahaan yang memiliki perhatian khusus terhadap
pendidikan, Perseroan menerima puluhan pelajar dan mahasiswa
untuk magang, terutama di pabrik yang juga merupakan Kantor Pusat
Indofarma.
Kami bangga bahwa murid sekolah menengah atas, dan terutama
mahasiswa universitas, berasal dari lembaga pendidikan terkemuka di
seluruh Nusantara.
Having special interests to matters concerning national educations,
Indofarma opened its door to tens of students to take apprenticeship,
largely in the Factory Plant where the Company’s Head Office also
located.
We are proud that the apprenticing high school, and especially
university, students come from leading education institutions
throughout the Archipelago.
7 September 2010Mudik Bareng| Mudik Bareng
31 Mei 2010Donor Darah| Blood Transfusion
2 April 2010INAF Goes Green | INAF Goes Green
35Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Diskusi dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
36 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Penyelarasan strategis Portofolio Penjualan Produk
TAHUN 2010 menandai pendekatan strategis baru oleh Indofarma.
Penataan-ulang proses bisnis yang menempatkan pemantauan
manajemen rantai pasok langsung di bawah manajemen puncak
memungkinkan Perseroan melakukan penataan strategis portofolio
penjualan produknya sehingga secara agregat memberikan margin
laba yang lebih memadai.
Di bisnis inti, sebagai manufaktur produk farmasi Indofarma Group
telah dapat mengembangkan portofolio penjualan produk yang cukup
seimbang, dengan tetap mempertahankan tugas dan fungsinya
sebagai penyedia utama Obat Generik Berlogo (OGB) dalam
sistem pelayanan kesehatan nasional. Tetapi, di bisnis
distribusi yang secara inheren menjanjikan margin laba
tipis, Perseroan masih harus melakukan penataan-ulang
terhadap portofolio produknya.
Dalam upaya yang bersifat strategis ini, pada 2010
Indofarma telah berhasil melakukan pemetaan produk.
Berdasarkan compound annual growth rate (CAGR) dan
margin laba kotor, produk Perseroan dibagi menjadi
sejumlah kelompok—mulai dari Kelompok I (yang
menjanjikan margin laba dan CAGR tertinggi) sampai
Kelompok IX (yang menjanjikan margin laba dan CAGR
terendah). Selain itu, Perseroan juga telah membukukan
keberhasilan dalam meningkatkan proporsi Kelompok I
(menjadi sekitar 10,8% dari 7,7%) dan menurunkan proporsi
Kelompok IX (menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun
sebelumnya).
Mengemban misi sebagai pilar utama sistem pelayanan kesehatan
nasional melalui penyediaan OGB berkualitas yang terjangkau,
Indofarma tak mungkin memangkas habis kelompok produk yang
menjanjikan margin laba rendah. Tetapi, Perseroan akan terus
meningkatkan portofolio penjualan produknya, terutama melalui
peningkatan kuantitas Kelompok I—juga Kelompok II dan III. Dengan
demikian, proporsi kelompok produk yang menjanjikan margin laba
tinggi ini akan terus membesar.
Melalui peluncuran produk baru dan/atau akuisisi produk bermargin
laba tinggi untuk didistribusikan, pada 2011 diharapkan proporsi
Kelompok I akan meningkat jadi 13,3% sementara proporsi Kelompok
IX menurun jadi 20,7%. Dengan penataan yang berkelanjutan,
Indofarma akan memiliki portofolio penjualan produk yang semakin
seimbang sehingga dapat meraih pertumbuhan jangka panjang yang
kian baik pula dari tahun ke tahun.
strategic realignments of Product sales Portfolio
YEAR 2010 marked new strategic approaches by Indofarma.
Business process restructuring that put monitoring of supply-chain
management directly under the top management allowed the
Company to make strategic realignment on its product sales portfolio,
providing better profit margin in aggregate.
In its core business, as a manufacturer of pharmaceutical products
Indofarma Group has made successful efforts in developing quite
balanced product sales portfolio, while maintaining its duties and
functions as the main provider of Generic Drug Products (OGB) in the
national health care system. However, in the distribution business that
is inherently thin in profit margin, the Company has
yet to restructure its product sales portfolio.
In the strategic endeavor, in 2010 Indofarma
has completed product mapping. Based on
compound annual growth rate (CAGR) and
gross profit margin, the Company categorized
its products into a number of groups—ranging
from Group I (that gives the highest profit
margin and CAGR) to Group IX (that gives the
lowest profit margin and CAGR). In addition, the
Company has also made successful efforts in
increasing the proportion of Group I (to about
10.8% from 7.7%) and reducing the proportion
of Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the
preceding year).
Having mission as the main pillar of the national health care system
through the providing of affordable, quality Generic Drug Products,
Indofarma may not eliminate entire product groups that give low profit
margin. However, the Company will continue to improve its product
sales portfolio, particularly by increasing the quantity of Group I—and
also Group II and III. The proportion of product groups that give high
profit margin will therefore continue to grow.
By launching new products and/or acquiring products of high profit
margin to distribute, in 2011 the proportion of Group I is expected
to increase to 13.3% while the proportion of Group IX decrease to
20.7%. With continuous restructuring, Indofarma will have increasingly
more balanced sales product portfolio, allowing the Company to
achieve higher long-term growth from year to year.
Perspektif UmumGeneral Perspective
37Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
iMProved Profit Margin
FROM THE FINANCIAL perspective, in 2010 Indofarma achieved
quite impressive performance. The restructuring of product sales
portfolio and the efficiency improvement of the working capital use led
to a consolidated Net Income of Rp12.55 billion—much higher than
the Rp2.13 billion attained in the preceding year.
The Net Income was derived from Net Sales of Rp1,047.92 billion that
reflecting the product sales portfolio restructuring efforts. In 2009 the
Company's Net Sales reached Rp1,125.05 billion.
The improved efficiency of business processes was also reflected on
the decrease of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, i.e. to 69.6%
from 72.9% in the preceding year. With the lower Cost of Goods Sold
to Net Sales ratio, the Company was able to achieve consolidated
Gross Income of Rp318.46 billion, or 4.5% higher than the Rp304.64
billion Gross Profit attained in the preceding year.
Furthermore, despite Operating Expenses increased of 1.3%,
from Rp258.73 billion to Rp262.02 billion, in 2010 the Company
was still able to record quite high growth, 23.0%, on consolidated
Operating Profit, i.e. from Rp45.91 billion to Rp56.45 billion. The
Operating Expenses increase occurred in the post of General and
Administrative Expenses, from Rp83.15 billion to Rp92.08 billion,
or about 10.7%. Meanwhile, as the Net Sales decreased, Sales
Expenses experienced decrease of 3.2%, from Rp175.58 billion to
Rp169.93 billion.
With Other Expenses increased only slightly, from Rp33, 24 billion to
Rp36, 04 billion, the Company recorded a consolidated Profit before
Tax of Rp20.41 billion, an increase of 61.1% from Rp12.67 billion a
year earlier. Although Other Expenses increased by 8.4%, Interest
and Finance component experienced quite high decrease, 29.8%,
from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion. This reflected the Company's
successful efforts in improving the efficiency of funding for working
capital through bank loans.
Thanks to good supply chain management, in 2010 the Company
also successfully maintained its Allowance for Inventory Losses at
quite reasonable levels, i.e. Rp3.34 billion from Rp3.43 billion a year
earlier. With such improvement in supply chain management, the
Company managed to streamline overall business processes.
Margin LaBa yang MeMBaiK
DILIHAT DARI perspektif keuangan, pada 2010 Indofarma membukukan
kinerja yang cukup mengesankan. Penataan portofolio penjuialan produk
dan efisiensi penggunaan modal kerja yang dilakukan menghasilkan
Laba Bersih konsolidasian Rp12,55 miliar—jauh lebih tinggi dibanding
Rp2,13 miliar pada tahun sebelumnya.
Laba Bersih ini diperoleh dari Penjualan Bersih sebesar Rp1.047,92
miliar yang mencerminkan hasil penataan portofolio penjualan produk.
Pada 2009 Penjualan Bersih Perseroan mencapai Rp1.125,05 miliar.
Peningkatan efisiensi proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada
penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih,
yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya. Dengan
rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih yang lebih
baik ini, Perseroan secara konsolidasian berhasil meraih Laba Kotor
Rp318,46 miliar, atau 4,5% lebih tinggi dibanding Laba Kotor tahun
sebelumnya, Rp304,64 miliar.
Selanjutnya, walau Beban Usaha meningkat 1,3%, dari Rp258,73 miliar
menjadi Rp262,02 miliar, pada 2010 Perseroan secara konsolidasian
tetap mampu mencatat pertumbuhan Laba Usaha cukup tinggi, 23,0%,
dari Rp45,91 miliar menjadi Rp56,45 miliar. Peningkatan Beban Usaha
ini terjadi pada pos Beban Umum dan Administrasi, dari Rp83,15
miliar menjadi Rp92,08 miliar, atau sekitar 10,7%, akibat peningkatan
Beban Penyusutan dan Pemeliharaan Aset Tetap, Pendidikan dan
Pelatihan Karyawan serta peningkatan Manfaat Pekerja. Sementara
itu, seiring penurunan Penjualan Bersih, Beban Penjualan mengalami
penurunan 3,2% dari Rp175,58 miliar menjadi Rp169,93 miliar.
Dengan Beban Lain-lain yang hanya sedikit meningkat, dari Rp33,24
miliar menjadi Rp36,04 miliar, Perseroan secara konsolidasian
membukukan Laba sebelum Pajak Rp20,41 miliar, meningkat 61,1%
dari Rp12,67 miliar pada tahun sebelumnya. Walau Beban Lain-lain
meningkat 8,4%, komponen Beban Bunga dan Keuangan mengalami
penurunan cukup tinggi, 29,8%, dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81
miliar. Hal ini mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan
efisiensi pendanaan kebutuhan modal kerja melalui kredit perbankan.
Berkat pengelolaan yang baik terhadap rantai pasok, pada 2010
Kerugian Penyisihan Persediaan juga berhasil dijaga pada tingkat
yang memadai, yaitu Rp3,34 miliar atau sedikit menurun dibanding
Rp3,43 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan peningkatan
manajemen rantai pasok seperti ini, Perseroan berhasil meningkatkan
proses bisnis secara keseluruhan.
Kinerja KeuanganFinancial Performance
38 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Peningkatan Laba sebelum Pajak yang mencapai 61,1% itulah yang
membuat Indofarma membukukan Laba Bersih Rp12,55 miliar, atau
meningkat 482,8% dibanding tahun sebelumnya, tanpa meninggalkan
kewajibannya sebagai pemasok utama OGB berkualitas—produk
farmasi yang memberi manfaat besar bagi masyarakat. Penataan
portofolio penjualan produk yang berkelanjutan dan terarah akan
meningkatkan margin laba sementara peran Perseroan sebagai pilar
utama sistem pelayanan kesehatan nasional akan tetap terjaga.
Pada 2010, Jumlah Aset Indofarma mengalami peningkatan dari
Rp728,03 miliar menjadi Rp733,96 miliar. Peningkatan sebesar 0,8%
ini terutama disebabkan oleh peningkatan Jumlah Aset Tidak Lancar
Perseroan, dari Rp146,81 miliar menjadi Rp151,29 miliar. Sementara
itu, Jumlah Aset Lancar Perseroan meningkat tipis, dari Rp581,22 miliar
menjadi Rp582,66 miliar.
Peningkatan Jumlah Aset Lancar tersebut terutama diraih melalui
peningkatan Kas dan Setara Kas serta Persediaan yang cukup tinggi,
masing-masing 9,1% (dari Rp110,88 miliar menjadi Rp120,92 miliar)
dan 12,2% (dari Rp141,95 miliar menjadi Rp159,25 miliar). Dibarengi
dengan penurunan Jumlah Kewajiban Lancar, yaitu dari Rp376,91 miliar
menjadi Rp375,54 miliar, peningkatan tipis Jumlah Aset Lancar tersebut
memungkinkan Perseroan meningkatkan Rasio Lancar dari 154,2%
menjadi 155,2%.
Dengan demikian, pada 2010 kondisi keuangan Indofarma cukup likuid
untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Apalagi, per 31 Desember
2010 Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Perseroan juga positif, walau
mengalami penurunan dari Rp40,56 miliar menjadi Rp23,71 miliar.
It was the increase of Income before Taxes that reached 61.1%
that allowed Indofarma to register a Net Profit of Rp12.55 billion, an
increase of 482.8% over the previous year, without failing its duty as a
major supplier of quality OGB—pharmaceutical products that provide
substantial benefits to the society. Continuous strategic realignment of
product sales portfolio and directed will increase profit margins, while
allowing the Company to maintain its role as the main pillar of national
health care system.
In 2010, Indofarma’s Total Assets experienced increase from
Rp728.03 billion to Rp733.96 billion. The 0.8% increase was mainly
due to the increase of the Company’s Total Non-Current Assets, from
Rp146.81 billion to Rp151.29 billion. Meanwhile, the Company's Total
Current Assets increased slightly, from Rp581.22 billion to Rp582.66
billion.
The increase on Total Current Assets was primarily achieved through
the quite high increase of Cash and Cash Equivalents and Inventories,
respectively 9.1% (from Rp110.88 billion to Rp120.92 billion) and
12.2% (from Rp141.95 billion to Rp159.25 billion). Coupled with
a decrease in Total Current Liabilities, from Rp376.91 billion to
Rp375.54 billion, the slight increase in Total Current Assets allowed
the Company to increase Current Ratio, from 154.2% to 155.2%.
Therefore, in 2010 Indofarma’s financial condition was liquid enough
to cover its Current Liabilities. Moreover, as of December 31, 2010,
the Company’s Net Cash from Operating Activities was also positive,
although decreased from Rp40.56 billion to Rp23.71 billion.
3
2
1
0‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Kinerja bisnis yang meningkat. Pada 2010, peningkatan portofolio penjualan produk telah meningkatkan Laba Bersih Perseroan
hingga mencapai enam kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya.
Improved business performance. In 2010, the improvement of product sales portfolio increased the Company's Net Income
to almost six times of that attined in the preceding year.
Portofolio produk yang lebih baik. Peningkatan proporsi
penjualan bersih kelompok produk yang memberikan margin
tinggi membuat portofolio produk Indofarma lebih baik, pada
2010.
Better product portfolio. Increase on the proportion of net
sales of product group that gave high profit margin made
Indofarma's product portfolio better, in 2010.
2010 2009
72,67% 64,15%
1,25% 0,73%
0,46% 0,55%
1,38% 0,87%
22,54%
31,58%1,71%
2,11%
Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Kelompok Produk I Indofarma's Net Sales by Product Group(Rp miliar I Rp billion)
Etikal | EthicaloTC | oTCalat Kesehatan | medical devicesdiagnostik | diagnosticLain-lain | othersEkspor | Export
2009
721,7323,77
355,359,776,198,25
2010
761,4917,87
236,1514,434,87
13,11
39Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
efisiensi dan fLeKsiBiLitas
PADA 2010, KINERJA bisnis Indofarma mengalami peningkatan
berarti. Secara konsolidasian, Perseroan berhasil meningkatkan
Laba Bersih dari Penjualan Bersih yang lebih rendah daripada tahun
sebelumnya. Peningkatan bottom line di tengah penurunan top line ini
mencerminkan keberhasilan Perseroan meningkatkan efisiensi proses
bisnisnya. Peningkatan proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada
penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih
dari 72,9% menjadi 69,6%.
Memang, sebagian penurunan Beban Pokok Penjualan yang terjadi
akibat dari penurunan Penjualan Bersih yang mencapai 6,9%. Selain
itu, pada 2010 juga terjadi penguatan nilai tukar rupiah sehingga harga
bahan baku—yang 80% masih harus diimpor—turun dalam rupiah.
Sebagai catatan, dari awal Januari 2009, nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS mencapai rata-rata Rp10.500 dan menurun sampai di bawah
Rp10.000 pada minggu pertama September dan ditutup pada tingkat
Rp9.450 per 31 Desember. Pada 2010, nilai tukar rata-rata rupiah
terhadap dollar AS dibuka pada sekitarRp9.300 (per 4 Januari) dan
terus menurun hingga menyentuh Rp8.990 (per 31 Desember).
Kendati demikian, pergeseran portofolio penjualan prodk yang
terjadi menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi yang dicapai pada
2010 bersifat sistemik. Pergeseran portofolio penjualan tersebut
mencerminkan keberhasilan upaya penataan portofolio penjualan
produk yang dilakukan. Seperti yang telah disampaikan pada bagian
sebelumnya, pada 2010 Perseroan berhasil meningkatkan proporsi
produk Kelompok I (yang memberikan margin laba tahunan tertinggi),
yaitu menjadi 10,8% dari 7,7% pada tahun sebelumnya, dan
menurunkan proporsi produk Kelompok IX (yang memberikan margin
laba tahunan terendah), menjadi 25,8% dari 56,4%.
Kenyataan yang lebih menggembirakan, keberhasilan penataan
portofolio penjualan tersebut bukan sekadar karena pemangkasan
penjualan produk-produk yang termasuk dalam Kelompok IX yang
memang cukup tinggi, 49,7%, tetapi juga peningkatan penjualan
produk-produk Kelompok I yang mencapai 54,7%. Selain itu, pada
2010 Perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan produk-produk
Kelompok II dan Kelompok III, kelompok produk yang memberikan
margin laba tahunan cukup tinggi, masing-masing 17,6% dan 20,8%.
Peningkatan kinerja pada 2010 secara tidak langsung merupakan
buah dari keberhasilan Perseroan meningkatkan manajemen rantai
pasok. Pembentukan unit khusus manajemen rantai pasok yang
ditempatkan langsung di bawah kendali Manajemen Puncak sejak
2009 memungkinkan Perseroan memantau secara lekat seluruh
proses bisnisnya sekaligus menempatkan Manajemen Rantai Pasok
efficiency and fLexiBiLity
IN 2010, INDOFARMA’S business performance increased significantly.
In consolidated term, the Company managed to increase Net Income
from Net Sales that was lower than the previous year. The improved
bottom line amid the declining top line reflected the Company’s
successful efforts in improving the efficiency of its business
processes. The improved business processes were also reflected on
the decreasing of Cost of Goods Sales to Net Sales ratio from 72.9%
to 69.6%.
Indeed, some reduction in Cost of Goods Sold was due to the
decrease in Net Sales of 6.9%. In addition, in 2010 there was also
strengthening of rupiah so that the price of raw materials—of which
80% has still to be imported—decreased in rupiah. For the record,
from early January 2009, the rupiah exchange rate against the
US dollar reached an average of Rp10,500 and declined to below
10,000 in the first week of September and closed at Rp9,450 per 31
December. In 2010, the average exchange rate of rupiah against the
US dollar opened at around Rp9,300 (per 4 January) and continued
to decline until touched Rp8,990 (as of 31 December).
Nevertheless, the shifting of product sales portfolio indicated
that the improved efficiency achieved in 2010 was systemic.
The shifting reflected the Company’s successful efforts in
restructuring its product sales portfolio. As noted in the
previous section, in 2010 the Company managed to increase
the proportion of products belonged to Group I (which gave the
highest annual profit margin), i.e. to 10.8% from 7.7% in the
previous year, and reduce the proportion of products belonged
to Group IX (which provided the lowest annual profit margin), to
25.8% from 56.4%.
The more encouraging fact was the Company’s successful efforts in
restructuring its product sales portfolio was not simply due to pruning
in sales of products belonged Group IX, which was quite high, 49.7%,
but also resulted from the increase in sales of products belonged
Group I that reached 54.7%. In addition, in 2010 the Company also
managed to increase sales of the products of Group II and Group
III, the product groups that provided quite high annual profit margin,
respectively 17.6% and 20.8%.
Improved performance in 2010 was indirectly the result of the
Company’s successful efforts in improving its supply chain
management. The establishment of special units on supply chain
management that has since 2009 been put directly under the control
of Top Management enabled the Company to closely monitor the
entire business process as well as placing Supply Chain Management
Proses InternalInternal Operations
40 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
sebagai integrator lintas-bidang dalam Perusahaan. Pemantauan
yang lebih baik ini dalam jangka panjang memungkinkan peningkatan
berkelanjutan portofolio penjualan. Sementara itu, dalam jangka
pendek, peningkatan manajemen rantai pasok yang didukung oleh
teknologi informasi yang memberikan data online secara real time
memungkinkan Perseroan lebih adaptif terhadap perubahan pasar
yang sangat cepat.
Peningkatan efisiensi, yang ditandai dengan penurunan rasio Beban
Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, juga memerlukan
dukungan optimalisasi penggunaan kapasitas produksi. Pada
2010, upaya peningkatan fasilitas produksi yang dilakukan sejak
2008, dan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik, telah berhasil
meningkatkan ketersediaan produk sehingga Perseroan lebih lincah
memenuhi permintaan pasar yang sering tak terduga.
Selanjutnya, dengan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik
pada tingkat pengadaan bahan baku dan kemasan, produksi, dan
penyediaan produk, serta pembayaran dan penagihan, Perseroan
berhasil menurunkan Beban Bunga dan Keuangan sebesar Rp10,53
miliar, yaitu dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81 miliar.
as the cross-sector integrator within the Company’s organization.
The better monitoring in the long term portfolio enables continuous
improvement of product sales portfolio. Meanwhile, in the short
term, improved supply chain management, supported by information
technology that provides online data in real time, allows the Company
to be more adaptive to rapidly changing market.
The improved efficiency, which was characterized by the decrease
of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, may also required support
in form of optimized production capacity utilization. In 2010, efforts
to improve production facilities conducted since 2008, and planning
and better execution, increased the availability of Indofarma’s
products, enabling the Company to be more agile in fulfilling the quite
unpredictable market demands.
Furthermore, with better planning and execution at the level of
procurement of raw materials and packaging, production, and
products offering, as well as payment and billing, the Company
managed to reduce Interest and Finance Cost up to Rp10.53 billion,
from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion.
4
3
2
1
0‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10
Penjualan Bersih Produk Indofarma vs Produk Pihak Ketiga I Net Sales of Indofarma's Products vs Third-party Products(Rp miliar I Rp billion)
non-Inaf | Inaf
Total
20062007
514,93511,75
1.026,68
755,39517,77
1.273,16
200820092010
923,90554,68
1.478,58
508,56616,50
1.125,06
514,03533,89
1.047,92
41Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Hubungan dengan PelangganCustomer Relations
MeMPerLuas Basis KeMitraan Bisnis
JARINGAN mitra bisnis yang luas merupakan kunci sukses dalam
memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk
memperluas basis pelanggan—mitra bisnis terpenting Indofarma—
Perseroan melakukan upaya terpadu, termasuk kemitraan dengan
BUMN lain yang menawarkan produk dan/atau jasa yang diperlukan.
Pendekatan inilah yang membuat Perseroan pada 2010 mampu
menurunkan biaya sehingga dapat meningkatkan margin laba.
Salah satu terobosan yang berhasil dilakukan Indofarma adalah
menggandeng PT Telkom Tbk, BUMN yang bergerak di bidang
telekomunikasi, untuk penyediaan jejaring telekomunikasi yang
merupakan backbone aplikasi teknologi informasi Perseroan. Jaringan
telekomunikasi Telkom yang luas dan andal telah memungkinkan
Perseroan memanfaatkan sistem teknologi online yang real time
dengan biaya yang lebih murah daripada sebelumnya. Penghematan
biaya yang pada 2010 mencapai sekitar Rp80 juta/bulan ini
memberikan andil yang cukup besar dalam keberhasilan upaya
peningkatan efisiensi yang dilakukan Perseroan.
Selain itu, Perseroan juga mendorong anak perusahaan, Indofarma
Global Medika (IGM), untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan
prinsipal internasional pemilik merek, teknologi dan paten yang
berharga. Pengembangan jejaring kemitraan bisnis tersebut harus
dilakukan secara cerdas agar dapat meningkatkan proporsi produk
yang menjanjikan margin laba lebih tinggi dalam portofolio penjualan.
Dalam hal ini, manajemen rantai pasok yang dilakukan Perseroan
turut membantu IGM melakukan optimalisasi portofolio penjualan
produknya.
Salah satu upaya yang terus diusahakan peningkatannya adalah
pengembangan merek milik sendiri, termasuk untuk produk-produk
alat kesehatan. Perluasan kerja sama OEM (original equipment
manufacturing) dengan pemilik teknologi memungkinkan anak
perusahaan distribusi dan perdagangan Indofarma meluncurkan lebih
banyak produk, melengkapi merek-merek Kordis (jarum suntik sekali
pakai), Medigut (benang operasi), e-Power (pompa infus elektrik), dan
Erga (peralatan elektromedika) yang telah cukup dikenal di pasar.
Indofarma sendiri, sebagai perusahaan dengan produksi obat sebagai
bisnis inti, berupaya memperluas kemitraan untuk meningkatkan
proporsi Obat Nama Dagang (OND). Untuk itu, pada 2010 Perseroan
antara lain menandatangani kerja sama dengan Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengembangan formulasi
sediaan untuk pengobatan luka luar berbahan aktif kitosan dan
ekstrak Pegagan.
Broadening Business networKs
EXTENSIVE network of business partners is the key success in
winning increasingly tighter business competition. To broaden its
customer base— Indofarma’s most important business partner—
the Company makes integrated efforts, including partnership with
other State-owned Enterprises. This approach enabled Indofarma
to significantly reduce the Expenses, allowing it to increase profit
margins.
Among Indofarma’s successful breakthrough was the partnering with
PT Telkom Tbk, the state-owned telecommunication company, for
the provision of telecommunications network which is the backbone
of the Company’s information technology applications. Telkom's
extensive, reliable telecommunications network enabled the Company
to take advantage of online, real time technology at lower cost than
ever before. The cost savings in 2010 that was around Rp80 million/
month gave quite significant contribution to the Company’s successful
efforts in improving its business process efficiency.
In addition, the Company also encourages its subsidiaries, Indofarma
Global Medika (IGM), to collaborate more extensively with international
principals that own valuable brands, technology and patents. To
increase the proportion of products that provide higher profit margins
in the product sales portfolio, the expansion of business partnership
networks should be done intelligently. In this case, the Company’s
supply chain management would help IGM optimizing its product
sales portfolio.
Among efforts the Subsidiary Company should continue to make is
the development of owned brands, including for medical devices.
Expansion on OEM (original equipment manufacturing) partnership
with the owner of the technology would enable the distribution and
trading subsidiary to launch more products, complementing Kordis
(disposable syringe), Medigut (surgical suture), e-Power (electric
infusion pumps) , and Erga (electromedic equipment) which have
been quite well known.
Indofarma itself, as a company with pharmaceutical manufacturing
as its core business, seeks to expand partnerships to increase the
proportion of Owned-Brand Drug (OND). In so doing so, in 2010 the
Company among others signed a memorandum of understanding
with the Agency for the Assessment and Application of Technology
(BPPT) on the development of a topical wound healing preparation
containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients.
42 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Hal lain yang memberikan harapan jangka panjang adalah indikasi
meningkatnya permintaan pasar ekspor terhadap produk Indofarma.
Memberikan respons yang cepat, pada 2010 Perseroan berhasil
meningkatkan Penjualan Bersih produk etikalnya ke mancanegara,
menjadi Rp10,533 miliar dari Rp5,40 miliar—yaitu ke Afghanistan,
Myanmar, Irak, Nigeria, Yordania, Filipina dan Singapura—sehingga
penjualan ekspor Perseroan meningkat menjadi Rp13,11 miliar dari
Rp8,25 miliar pada tahun sebelumnya. Sebagai upaya menjadikan
pasar internasional salah satu pilar pemasaran Indofarma di era
perdagangan global, Perseroan akan lebih aktif memperluas jaringan
bisnis di mancanegara.
Guna melayani jaringan bisnis yang lebih luas itu, Indofarma
terus memperkuat sumberdaya manusia (SDM) di bidang
pemasaran, terutama yang di lapangan, dengan talenta baru.
Masih mempertahankan kebijakan zero growth untuk SDM
secara keseluruhan, penambahan jajaran pemasaran ini sekaligus
mendorong pembentukan organisasi yang lebih berorientasi pasar.
Selain itu, agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin
beragam, Indofarma terus menambah ragam produk. Sepanjang 2010,
Perseroan meluncurkan sembilan item produk baru dan mempersiapkan
21 item produk baru lainnya—semua dengan kualitas produk yang dapat
diandalkan—untuk diluncurkan secara bertahap pada 2011.
Penyediaan produk baru, terutama dengan nama dagang, diharapkan
akan menjadi profit generator dalam struktur bisnis Indofarma.
Sementara itu, penyediaan rentang produk OGB yang lebih lengkap akan
meningkatkan daya saing Perseroan di pasar reguler maupun institusi,
mempermudah tercapainya tujuan bisnis jangka pendek yang pada
gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan jangka panjang Indofarma.
Zinkid 10mg/5ml Sirup
Ibuprofen 100mg/5ml Suspensi
Ibuprofen 200mg/5ml Suspensi
Cetirizine 5mg/5ml Sirup
Cetirizine 10mg/ml Drops
Glucosamin Tablet
Salbutamol 2mg/5ml Sirup
Ketorolac 10mg/ml Injeksi
Ketorolac 10mg/ml Injeksi
Zinc sulphate 10mg
Ibuprofen 100mg
Ibuprofen 200mg
Cetirizine 5mg
Cetirizine 10mg
Glucosamin HCl 500mg; Chondroitin sulfat 400mg; Vit C 50mg; Vit E 50mg; Mangan 2,5mg; Magnesium 20mg; Zinc 5mg; Selenium 24mg
Salbutamol 2mg
Ketorolac 10mg
Ketorolac 30mg
OND
OGB
Produk yang Diluncurkan pada 2010 | Products Launched in 2010
Other thing that gives the Company long-term confidence was an
indication of the increasing demand of export markets for Indofarma’s.
Providing a fast response, in 2010 the Company managed to increase
its Net Sales on ethical products to international market—Afghanistan,
Myanmar, Iraq, Nigeria, Jordan, the Philippines and Singapore —from
Rp5.40 billion to Rp10.533 billion, allowing the Company to boost its
export sales to Rp13.11 billion from Rp8,25 billion a year earlier. In an
effort to make the international market one of the Company’s pillars
of marketing in the era of global trade, Indofarma will more actively
expand its business networks abroad.
In order to serve the broader business network, Indofarma continues
to strengthen its human resources (HR) in the marketing area,
particularly those in the field, with new talent. While maintaining zero
growth policy for HR in general, the expansion of marketing people
would encourage the establishment of a more market-oriented
organization.
In addition, to satisfy an increasingly diverse customer needs,
Indofarma continue to expand its product offering. Throughout 2010,
the Company launched nine items of new products and made ready
other 21 items of new products—all of a reliable product quality—to
be launched in gradually in 2011.
The new products, especially those with own-brand name (OND),
are expected to become a profit generator within Indofarma’s
business structure. Meanwhile, strategy to provide OGB that are
more complete in product ranges will improve the Company’s
competitiveness in both regular and institution markets, making
us better able to achieve short-term goals that in turn will support
Indofarma’s endeavor on its long-term goals
43Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
uPaya terPadu MeMPertajaM daya saing
DALAM iklim persaingan bisnis yang ketat, hanya mereka yang adaptif
terhadap perubahan yang akan mampu bertahan. Keyakinan terhadap
paradigma inilah yang mendorong Indofarma untuk melaksanakan
perubahan strategis. Diluncurkan pada 2009, pembenahan strategis
guna meningkatkan kemampuan Perseroan menyesuaikan diri dengan
pasar yang berubah cepat ini telah memberikan hasil yang menjanjikan.
Pada 2010, upaya terpadu yang ditunjang manajemen rantai pasok
yang ditempatkan langsung di bawah manajemen puncak telah berhasil
meningkatkan proporsi penjualan produk yang menjanjikan margin
laba dan compound annual growth rate (CAGR) tinggi dalam portofolio
Penjualan Bersih Indofarma. Kalau pada 2009, proporsi Kelompok I, II,
dan III dalam portofolio penjualan bersih Perseroan hanya 13%, pada
2010 proporsi ketiga Kelompok yang menjanjikan margin laba dan
CAGR tinggi tersebut meningkat jadi 17% dan, sebaliknya, proporsi
Kelompok VII, VIII, dan XI menurun dari 63% jadi 34%.
Peningkatan yang bersifat sistemik inilah yang membuat Indofarma
pada 2010 meraih Laba Bersih yang hampir enam kali lipat dibanding
pada tahun sebelumnya, dari Penjualan Bersih yang 6,9% lebih
rendah. Pada 2011, perubahan strategis yang dilakukan diharapkan
akan meningkatkan proporsi Kelompok I, II dan III menjadi 20% dan
mempertahankan proporsi Kelompok VII, VIII, dan XI pada tingkat 34%.
Indofarma tentu saja dapat menurunkan proporsi Kelompok VII, VIII,
dan XI ke tingkat minimal. Keputusan untuk mempertahankan proporsi
yang cukup tinggi, 34%, untuk ketiga Kelompok yang memberikan
margin laba rendah ini menunjukkan komitmen Perseroan sebagai
penyedia obat-obat esensial dengan harga terjangkau.
Di bidang produksi, pembenahan terpadu yang dilakukan Indofarma
juga telah berhasil meningkatkan efisiensi proses bisnis dan
mempertajam prioritas kerja. Dengan selesainya renovasi yang
dilakukan untuk memenuhi persyaratan c-GMP, pada 2010 fasilitas
produksi utama Perseroan telah dapat kembali beroperasi penuh.
Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan
toll-out manufacturing sehingga menghemat biaya dan meningkatkan
fleksibilitas yang diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar
yang berubah cepat. Dan, yang tak kalah penting, dengan penerapan
strategi alih-daya yang tepat dan peningkatan manajemen produksi,
fasilitas produksi yang mendukung operational excellence tersebut
memberi peluang bagi bidang produksi untuk menjadi profit center—
dalam jangka panjang.
integrated efforts to sharPen coMPetitiveness
IN A VERY keen business competition, only those who are adaptive
toward changes will survive. Firmly believed in the paradigm,
Indofarma was encouraged to complete strategic realignment.
Launched in 2009, the strategic realignment to improve the
Company’s ability in adapting to the rapidly changing market has been
giving promising results.
In 2010, integrated efforts supported by supply chain management
which is put directly under the top management enables the
Company to increase the proportion of products that gave booth
high profit margin and compound annual growth rate (CAGR) within
Indofarma’s Net Sales portfolio. While in 2009, the proportion of
Group I, II, and III in the Company's net sales portfolio only 13%, in
2010 the proportion of the three groups that gave high profit margin
and CAGR increased to 17% and, conversely, the proportion of Group
VII, VIII, and XI decreased from 63% to be 34%.
The systemic increased made Indofarma in 2010 able to reach
Net Income of almost six times of that in previous years, from the
Net Sales that was 6.9% lower. In 2011, the strategic alignments
are expected to increase the proportion of Group I, II and III to
20% and maintain the proportion Group VII, VIII, and XI at 34%
level.
Indofarma is certainly able to reduce the proportion of Group VII, VIII,
and XI to a minimal level. The decision to keep the proportions quite
high, 34%, for the three groups that provide low profit margin shows
the Company’s commitment as the provider of essential drugs of
affordable prices.
In the production sector, with the integrated restructuring Indofarma
also managed to improve its business process efficiency and sharpen
work priorities. With the completion of renovations done to meet the
requirements of c-GMP, in 2010 the Company’s main production
facility resumed to its full capacity.
The improvement reduced the necessity for the Company to toll-out,
saving manufacturing costs and improving flexibility to anticipate
the rapidly changing markets. And, equally important, with the
implementation of appropriate sourcing strategy and improved
production management, the production facilities that now support
operational excellence provide opportunities for the production sector
to become a profit center, in the long run.
Pertumbuhan dan PembelajaranLearning and Growth
44 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Dalam hal sumber daya manusia (SDM), Indofarma terus melakukan
peningkatan secara terpadu. Untuk meningkatkan kualitas para
profesionalnya, Peseroan tak segan menanam investasi dalam bentuk
pelatihan berkelanjutan. Berbagai kegiatan juga diciptakan untuk
meningkatkan rasa kebersamaan dan memperkuat teamwork. Pada 2010,
dengan program yang lebih terarah—salah satunya dengan menerapkan
sistem training for trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil
pelatihan kepada karyawan lain—Perseroan mempertahankan program
pelatihan yang intensif, minimal rata-rata 20 jam/karyawan.
Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang telah diayun
pada tahun sebelumnya, yaitu memberikan beasiswa bagi karyawan
berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan pascasarjana
di universitas berkualitas. Upaya pendidikan dan pelatihan yang
demikian diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga Perseroan
mampu meghadapi tantangan yang semakin besar, tanpa harus
menambah jumlah karyawan secara signifikan (zero growth).
Guna menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif,
Indofarma terus menerapkan prinsip-prinsip Competency-Based
Organization secara konsisten. Pemetaan career path system yang
jelas—yang antara lain mewajibkan seseorang untuk menguasai
minimal dua bidang kerja agar dapat dicalonkan untuk promosi
ke jabatan terkait di atasnya—telah meningkatkan motivasi kerja.
Perseroan juga telah mengkomunikasikan deskripsi kerja, terutama
untuk manajemen tingkat menengah, dan mengacu pada Key
Performance Indicator (KPI) sebagai alat pengukur kinerja.
In terms of human resources (HR), Indofarma continues its
integrated improvement efforts. To improve its quality professionals,
the Company invests quite heavily on continuous training and
education. Various activities are also created to increase the sense
of togetherness and strengthen teamwork. In 2010, with more focus
program—among them was the implementation of the training for
trainers system that requires participants to spread knowledge gained
to other employees—the Company maintained it intensive training
programs, an average of 20 hours/employee at minimum.
In addition, the Company also continues the policy adopted in the
previous year: Providing scholarships for outstanding employees who
managed to enroll post-graduate program at a leading university.
The well-plan education and training programs are expected to
improve human resources, enabling the Company to weather greater
challenges without having to significantly increase the number of
employees (zero growth).
To create and nurture highly conducive working environment,
Indofarma will continue to consistently implement Competency-Based
Organization principles. More clearly defined career path—that among
others requires any personnel to master at least two work areas to
qualify the candidacy for promotion to higher, related position—has
been boosting employees' morale. Moreover, the Company has also
been communicated job descriptions, particularly for middle-level
management, and Key Performance Indicator (KPI).
Komposisi Sumber Daya Manusia Indofarma I Composition of Indofarma's Human Resources
Direktorat
IndofarmaProduksiPemasaranLain-lain
Sub JumlahIGM
operasionalPendukung
Sub JumlahJumlah
Directorate
IndofarmaProductionmarketing
othersSub Total
IGMoperation
SupportingSub Total
Total
20092010
411210244865
660 91751
1.616
403227238868
632116748
1.616
45Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Menuju PortofoLio yang LeBih seiMBang
TAHUN 2010 merupakan tahun pembenahan besar bagi
PT Indofarma Global Medika (IGM), anak perusahaan PT Indofarma
(Persero), Tbk. yang bergerak di bidang distribusi dan trading obat
dan alat kesehatan. Seiring upaya strategic realignments yang
dilakukan perusahaan induk, IGM melakukan rasionalisasi sehingga
pada 2010 Penjualan Bersih-nya mengalami penurunan.
Pada 2010 itu, Penjualan Bersih IGM menurun 5,7% menjadi
Rp1.038,45 miliar dari Rp1.100,91 miliar pada tahun sebelumnya.
Penurunan Penjualan Bersih ini terutama terjadi di pasar institusi yang
semakin tersegmentasi dengan kian banyaknya relokasi anggaran
penyediaan obat ke daerah, di era otonomi daerah ini. Penjualan
Bersih yang yang lebih rendah membuat Laba Kotor IGM mengalami
penurunan 2,7% menjadi Rp179,48 miliar dari Rp184,56 miliar
dibanding pada tahun sebelumnya.
Penurunan Laba Kotor yang lebih kecil dibanding penurunan
Penjualan Bersih ini menunjukkan terjadinya pergeseran portofolio
penjualan produk; proporsi produk yang memberikan margin laba
tinggi meningkat. Keadaan ini menjadi indikasi bahwa strategic
realignment yang telah membawa IGM ke arah yang benar.
Selanjutnya, karena terjadi peningkatan Beban Usaha, dari Rp157,94
miliar menjadi Rp160,24 miliar, Laba Usaha IGM juga turun, yaitu
menjadi Rp19,25 miliar dari Rp26,61 miliar pada tahun sebelumnya.
Dengan meningkatnya Beban Lain-lain, Laba Bersih IGM pun mengalami
pertumbuhan negatif, dari Rp9,55 miliar menjadi Rp2,30 miliar.
Di sisi Neraca, pada 2010, Jumlah Aset dan Aset Lancar IGM
mengalami kenaikan, masing-masing dari Rp518,51 miliar dan
Rp488,95 miliar menjadi Rp538,87 miliar dan Rp503,66 miliar. Tetapi,
kenaikan Jumlah Aset dan Aset Lancar yang masing-masing hanya
3,9% dan 3,0% ini diikuti oleh kenaikan Jumlah Kewajiban dan
Kewajiban Lancar yang lebih tinggi, 4,7% dan 4,1%, yaitu masing-
masing dari Rp383,48 miliar dan Rp378,11 miliar menjadi Rp401,54
miliar dan Rp393,70 miliar.
Dengan demikian, Rasio Lancar juga mengalami sedikit penurunan,
menjadi 127,9% dari 129,3% pada tahun sebelumnya, di atas kertas
masih cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Tetapi,
likuiditas mengalami defisit pada Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional
yang menyurut dari Rp6,48 miliar menjadi minus Rp9,96 miliar.
towards More BaLanced PortfoLio
YEAR 2010 was the year of great restructuring for Indofarma Global
Medika (IGM), the subsidiary of Indofarma in the distribution and
trading of pharmaceutical products and medical devices. Along the
strategic realignments undertaken by its holding company, IGM made
rationalization and consequently its Net Sales experienced decrease
in 2010.
In 2010, IGM’s Net Sales decreased 5.7% to Rp1.038,45 billion
from Rp1.100,91 billion a year earlier. The decrease in Net Sales
was mainly in the institution market that has been increasingly
segmented with a growing number of budget relocation to
the district level in the era of regional autonomy. The lower
Net Sales made IGM’s Gross Profit to decrease by 2.7% to
Rp179.48 billion from Rp184.56 billion in the previous year.
The decrease in Gross Profit that was smaller than that in Net
Sales indicated a shift in product sales portfolio; the proportion of
products provided higher profit margins increased. This was an
indication that the strategic realignment brought IGM to the right
track.
Furthermore, due to an increase in Operating Expenses, from
Rp157.94 billion to Rp160.24 billion, IGM’s Operating Profit also
decreased, i.e. to Rp19.25 billion from Rp26.61 billion a year earlier.
With the increase in Other Expenses, IGM’s Net Income experienced
negative growth, from Rp9.55 billion to Rp2.30 billion.
On the Balance Sheet, in 2010 both IGM’s Total Assets and Current
Assets experienced increase, respectively from Rp518.51 billion and
Rp488.95 billion to Rp538.87 billion and Rp503.66 billion. However,
the increase in Total Assets and Current Assets, each of which only
3.9% and 3.0% was followed by the increase in Current Liabilities
and Total Liabilities that was higher, i.e. 4.7% and 4.1%, respectively,
from Rp383.48 billion and Rp378.11 billion to Rp401.54 billion and
Rp393.70 billion.
Therefore, IGM’s Current Ratio also decreased slightly, to 127.9%
from 129.3% in the previous year, in paper still liquid enough to cover
its current liabilities. However, the liquidity experienced deficit in Net
Cash Flows from Operating Activities that receded from Rp6.48 billion
to minus Rp9.96 billion.
Kinerja Anak PerusahaanPerformance of Subsidiary Company
46 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Pertumbuhan negatif yang terjadi tersebut diharapkan bersifat
sementara. Pembenahan yang dilakukan sepanjang 2010 diharapkan
akan memberikan portofolio penjualan produk yang lebih seimbang.
Sementara itu, beberapa brand yang dikembangkan oleh IGM juga
diharapkan dapat memberikan sumbangan penjualan yang lebih besar.
Beberapa brand produk alat kesehatan yang memberikan margin laba
cukup tinggi namun nilai penjualannya masih kecil tersebut adalah
Kordis (jarum suntik sekali pakai), Erga (peralatan elektromedis), Medigut
(benang bedah), dan e-Power (pompa infus elektrik). Upaya diversifikasi
lain yang dilakukan IGM pada 2010 adalah menjalin kerja sama dengan
sejumlah rumah sakit besar di Tanah Air di bidang laboratorium.
Untuk mendukung diversifikasi terarah tersebut, IGM melakukan optimalisasi
teknologi informasi sehingga IGM dapat mengembangkan sistem
knowledge management yang dapat dimanfaatkan sampai ke seluruh
kantor cabang. Sistem yang telah online dan real time, plus penerapan
standard operating procedure yang konsisten, tersebut memungkinkan IGM
meningkatkan pelayanan menuju operational excellent.
Sebagai upaya jangka panjang, IGM mengembangkan sistem
pendidikan dan pelatihan. Berbasis strategi dan operasional bisnis,
sistem tersebut—IGM Human Capital Academy—diharapkan akan
mencetak tenaga penjualan dan pemasaran tangguh yang dapat
diandalkan menjadi tulang punggung bisnis distribusi Perseroan.
The negative growth is expected to be temporary. Strategic
realignment carried out throughout 2010 is expected to give a more
balanced product sales portfolio. Meanwhile, some brands that were
developed by IGM are also expected to contribute greater sales.
Some brands of medical devices and other health care products
that give quite high profit margin but still small sales value are Kordis
(disposable syringe), Erga (electromedic equipment), Medigut (surgical
suture), and e-Power (electric infusion pumps). Other diversification
effort IGM taken in 2010 is to establish cooperation with a number of
major hospitals in the Country in laboratory development.
To support the targeted diversification, IGM optimized its information
technology, developing knowledge management systems that can be
used by the entire branch office. The online, real time systems, plus
the implementation of a consistent standard operating procedure,
allowed IGM to improve its services toward operational excellent.
As a long-term effort, IGM develops education and training system.
The system that is strategy and business operation-based—IGM-
Human Capital Academy—is expected to produce strong sales
and marketing forces that will be the backbone of the Company’s
distribution business.
Kantor pusat baru Indofarma Global MedikaI Indofarma Global Medika's new head office
47Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Keterangan
Laporan Laba-Rugi (Rp miliar)Penjualan bersihBeban Pokok PenjualanLaba (rugi) kotorBeban usahaLaba usahaLaba (rugi) bersih
Neraca (Rp miliar)Jumlah asetaset lancarKewajibanKewajiban lancarEkuitas
Rasio Usaha dan Informasi LainLaba terhadap aktiva (%)Laba terhadap Ekuitas (%)margin laba usaha (%)margin laba bersih (%)rasio lancar (%)
Item
Income Statements (Rp billion)net sales
Cost of Goods SoldGross income (loss)operating expense
operating income (loss)net income (loss)
Balance Sheet (Rp billion)Total assets
Current assetsLiabilities
Current liabilitiesEquity
Financial Ratios and Other Informationreturn on assets (%)return on Equity (%)
Gross profit margin (%)net profit margin (%)
Current ratio (%)
2009
1.100,91916,35184,56157,9426,619,55
518,51488,95383,48378,11135,03
1,847,072,420,87
129,31
2010
1.038,45858,96179,48160,2419,25
2,30
538,87503,66401,54393,70137,33
0,431,671,850,22
127,93
50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
52 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
1
3
5
6
7
8
Daftar Isi l Index
Laporan Auditor Independen
| Independent Auditor’s Report
Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009
| Balance Sheet as of December 31, 2010 and 2009
Laporan Laba - Rugi per 31 Desember 2010 dan 2009
| Income Statements as of December 31, 2010 and 2009
Laporan Perubahan Ekuitas per 31 Desember 2010 dan 2009
| Statements of Changes in Equity as of December 31, 2010 and 2009
Laporan Arus Kas per 31 Desember 2010 dan 2009
| Statements of Cash Flow as of December 31, 2010 and 2009
Catatan atas Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk.
| Note to Financial Statements of PT Indofarma (Persero) Tbk.
49Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
53Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
55Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
56 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
halaman ini sengaja dikosongkan
this page is intentionally left blank
57Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Profil Usaha Indofarma Global Medika
Business Profile of Indofarma Global Medika
58 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Profil Bisnis Indofarma Global MedikaBusiness Profile of Indofarma Global Medika
Misi Perusahaan
Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan dan upaya terbaik• Menyediakan produk yang bermutu kepada para pelanggan, dengan harga yang bersaing
• Memiliki produk yang paling diinginkan dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan pengiriman segera
• Memberikan pelanggan pengalaman bisnis secara total, dengan memenuhi harapan pelanggan dalam pelayanan, kenyamanan maupun standar etika bisnis
Corporate Mission
Ensuring highest satisfaction for our customers through services and extended efforts• Providing quality products to the customers at competitive price• Maintaining stocks of popular products for immediate delivery • Giving the customers a more complete business understanding in term of
services, comfort and ethical standard of doing business.
Global MedikaIndofarma
BEraWaL dari sebuah unit distribusi PT
Indofarma (Persero), PT Indofarma Global
medika (IGm) telah berkembang menjadi sebuah
perusahaan distribusi dan trading produk farmasi
dan alat kesehatan dengan Jumlah aset rp712,59
miliar dan Penjualan Bersih rp1.255,97 miliar.
Sejak didirikan pada 1996 itu, jaringan distribusi
IGm telah berkembang dari hanya empat kantor
cabang yang semuanya berlokasi di Pulau Jawa
menjadi 22 (pada 1999) dan 28 (pada 2006) yang
tersebar di seluruh nusantara.
Pada 2010, IGm memiliki jaringan distribusi
dengan 30 kantor cabang yang telah terintegrasi
penuh dengan sistem Enterprise Resource
Planning (ErP) yang didukung oracle database.
dengan fasilitas online, real time yang canggih
ini—dan komitmen kuat untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan
dan upaya terbaik—kami yakin IGm akan
berkembang lebih pesat dan mendukung
pertumbuhan Indofarma secara keseluruhan di
masa mendatang.
STarTEd from a distribution unit of PT
Indofarma (Persero), PT Indofarma Global
medika (IGm) has been growing into a
distribution and trading company specializing
on pharmaceutical products and medical
devices with Total assets of rp712.59 billion
and net Sales of rp1,255.97 billion. Since its
founding in 1996, IGm's distribution network
has proliferated from only four branch offices
that all were located in the Island of Jawa to
22 (in 1999) and 28 (in 2006) throughout the
archipelago.
In 2010, IGm's distribution network comprised
of 30 branch offices, fully integrated under
an oracle (data)based Enterprise resource
Planning (ErP) system. Having the sophisticated
online, real time facility—and strong commitment
to provide highest satisfaction for our customers
through services and extended efforts—we
are strongly believed that IGm will grow more
rapidly, supporting Indofarma's overall growth in
the future.
59Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Operational Director
Head of Sales(Branch)
Head of Sales(Institution)
Head ofoperation
Finance Director
PresidentDirector
Head ofInternal Control
& Legal
Head ofHr & Ga
Head ofBusiness
development
Branch manager
Head of InformationTechnology
Head of Supply Chainmanagement
Head of finance,accounting
& Tax
Indofarma
Edan Instrument Corporation
Chengdu
Otsuka
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Perusahaan | Company Asal | Origin
Widatra
DNV
Trimed
Graha Farma
Perusahaan | Company Asal | Origin
Mitra Strategis Indofarma Global Medika | Indofarma Global Medika's Strategic Partners
60 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Global MedikaIndofarma
Muhammad Asawir HarahapKomisaris Utama| President CommissionerLahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak Mei 2010. Gelar Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. memulai karirnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pada 1969, hingga menduduki jabatan Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP. Sebelum ditunjuk sebagai Komisaris Utama IGM, beliau menjadi anggota Komite Audit Indofarma, perusahaan induk IGM (2006−2010).
He has been the President Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since May 2010. He obtained a first degree in Accounting from Institute of Finance in 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. started his professional career as Auditor of Central and Regional Government-owned Enterprises at the State Accounting Office, the Financial and Development Supervisory Board (BPKP), in1969, with the latest position of Deputy of State Sector Accountant at BPKP. Prior to become IGM's President Commissioner, a member of Indofarma's Audit Committee (2006‒2010).
DjasriadiKomisaris| CommissionerLahir di Jambi, 28 Mei 1956Warga Negara Indonesia.
Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana ekonomi-Manajemen diperolehnya pada 1987. Drs. Djasriadi memulai karir profesionalnya sebagai staf di Direktorat Jenderal Moneter Dalam negeri, pada 1980, sampai menjadi Pejabat Kepala Seksi Administrasi Usaha, Direktorat Jenderal Pengawasan BUMN, Departemen Keuangan RI, pada 1995. Ketika dilakukan reorganisasi kabinet pada 1998, beliau bergabung dengan Kementerian BUMN dengan jabatan terakhir Kepala Bidang Usaha Aneka Industri II (2009).
He has been a Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He obtained a first degree in Economic-Management in 1987. Drs. Djasriadi started his professional career as a staff at Directorate General of Internal Monetary, in 1980, holding the latest position of Acting Section Head of Business Administration, Directorate General of BUMN Control, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, in 1995. With cabinet reorganization in 1998, he joined the State Ministry of BUMN (Government-owned Enterprises), with the latest position of Division Head of Various Industrial Business II (2009).
PT Indofarma Global MedikaKomisaris | Board of Commissioners
61Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Global MedikaIndofarma
PT Indofarma Global MedikaDireksi | Board of Directors
Ary GunawanDirektur Utama| President DirectorLahir di Magelang, 13 Mei 1959Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Setelah lulus dari Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, pada 1983, beliau meneruskan pendidikannya hingga memperoleh gelar Master of Business Administration dari American Institute of Management Studies, pada 2000, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Bisnis Indonesia, pada 2003. Sebelum bergabung dengan IGM sebagai Direktur Operasi pada 2003, beliau pernah bekerja di bidang meteorologi dan geofisika (1983–1985), kemudian bergabung denan bagian pemasaran PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.
He has been the President and Trading Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. Graduated from Meteorology and Geophysics Academy, Jakarta, in 1983, he continued his study and obtained Master of Business Administration degree from American Institute of Management Studies, in 2000, and Indonesian Business School, in 2003. Before joining IGM in 2003 as Operation Director, he had been working in the field of meteorology and geophysics (1983–1985) and marketing department at PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). He was elected to become President/Trading Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) 2006, in Jakarta.
Pratoto Satno RaharjoDirektur Keuangan, Umum & SDM| Finance, General Affairs & HR DirectorLahir di Sukoharjo, 6 Juni 1966Warga Negara Indonesia
Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana Ekonomi bidang akuntansi diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor Internal padaPT Indomarco (1992). Setelah itu, beliau bergabung dengan PT Menara Terus Makmur (1992–1995) dan dipercaya menjadi Auditor Internal Senior di perusahaan induknya, PT Astra Otoparts (1995–1996). Beliau juga pernah bergabung dengan PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN, Maret 2000–Mei 2000), dan PT Anugerah Pharmindo Lestari (Agustus 2001–Maret 2004). Sebelum terpilih menjadi Direktur Keuangan IGM, beliau menjabat Manajer Akuntansi di Indofarma (2004–2008).
He has been Finance Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He earned a first degree specializing on Accounting from Gadjah Mada University in 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo started his professional career as an Internal Auditor at PT Indomarco (1992). He was then joined with PT Menara Terus Makmur (1992–1995) and promoted to a position of Internal Auditor at its holding company, PT Astra Otoparts (1995–1996). Prior to be elected as Finance Director of IGM, he had also been joined with PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Indonesia Banking Restructuring Agency (IBRA, March 2000–May 2000), and PT Anugerah Pharmindo Lestari (August 2001–March 2004). Before holding the position of the IGM's Financial Director, he was the Accounting Manager of Indofarma (2004–2008).
62 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
1&2 24
4
1914
28
13
320
30
2512
17
16
15
5
21
826
29
9
23
22
27
11
7
6
18
10
Kant
or P
usat
dan
Cab
ang
PT In
dofa
rma
Glo
bal M
edik
a (IG
M)
Hea
d an
d Br
anch
Offi
ces o
f PT
Indo
farm
a G
loba
l Med
ika
(IGM
)
63Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM)Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM)
1 Kantor Pusat dan Jakarta Satu Komplek Infinia Park Blok B-85 Jl. Dr.Saharjo No. 45, Jakarta Selatan 12850 Tel. (021) 837 92599 Fax. (021) 837 92814
2 Jakarta Dua Jl. Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Tel. (021) 722 7432, 726 8325-6 Fax. (021) 722 7431
3 Bandung Jl. Bapak Husein Dalam No. 2 Cihampelas Bandung 40131 Tel. (022) 204 0966-7 Fax. (022) 203 8320
4 Medan Jl. Karya Ujung No. 4-C, Medan Desa Helvetia, Kecamatan Sunggai Deli Serdang, Sumatera Utara Tel. (061) 846 8084, 846 8033 Fax. (061) 846 7807
5 Semarang Jl. Pamularsih Raya Kav. 67 No. 60 Semarang 50148 Tel. (024) 761 3648-9, 0888 680 1203 Fax. (024) 762 5826
6 Surabaya Jl. Raya Margorejo Indah, Blok A-137/58 Surabaya 60238 Tel. (031) 841 9377 Fax. (031) 843 5444
7 Makassar Jl. Dr. Sutomo No. 39 Makassar Tel. (0411) 334 485, 332 731 Fax. (0411) 332 732
8 Yogyakarta Jl. Ring Road Utara No. 17 Kembang, Maguwoharjo Depok Sleman Tel. (0274) 746 0130-1, 0888 687 2815 Fax. (0274) 488 069
9 Denpasar Jl. Gunung Agung No. 21 Denpasar 80118 Tel. (0361) 411 888, 416 286-7 Fax. (0361) 411 888, 416 287
10 Malang Jl. Sunandar Trio Soedarmo No. 20 Kav. D, Malang Tel. (0341) 402 150-51 Fax. (0341) 402 100
11 Manado Jl. DR. Sam Ratulangi No. 28 Manado 95000 Tel. (0431) 870 199, 854 363 Fax. (0431) 863 166
12 Padang Jl. Bagindo Azis Chan No. 6 Padang Tel. (0751) 22034, 810 347 Fax. (0751) 25664
13 Palembang Jl. Ali Gathmir No. 37, RT01/01 Kel. 13 Ilir, Kec. Ilir Timur I Palembang Tel. (0711) 351 123, 351 323 Fax. 321 230
14 Pekanbaru Jl. Kaharuddin Nasution Gang Triarga No. 1, Simpang Tiga Pekanbaru Tel. (0761) 679 550, 679 553 Fax. (0761) 674 720
15 Samarinda Jl. Basuki Rahmat No. 74 Samarinda 75117 Tel. (0541) 78572, 748 147 Fax. (0541) 741 095
16 Banda Aceh Jl. Teuku Imeum Lueng Bata Km-3 No. 111 - Banda Aceh 23247 Nangroe Aceh Darusalam Tel. (0651) 26773, 23119 Fax. (0651) 23119
17 Bandar Lampung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 68 Banda Lampung Tel (0721) 487 131, 482 689 Fax. (0721) 482 686
18 Banjarmasin Jl. Manggis No. 33-B RT. 36 Kec. Banjar Timur, Kel. Kebun Bunga Banjarmasin 70235 Tel. (0511) 325 9359-60 Fax. (0511) 325 1884
19 Batam Komp. Crown Hill Estate Blok E/9 Batam Center - Batam Tel. (0778) 468 265-6 Fax. (0778) 461 434
20 Bogor Jl. Sindang Barang Loji No. 251 Bogor 16114 Tel. (0251) 834 6345, 833 3833 Fax. (0251) 833 4515
21 Cirebon Jl. Pilang Raya No. 147 Cirebon Tel. (0231) 202 950, 233 969 Fax. (0231) 223 2770
22 Kupang Jl. RW. Monginsidi VI No. 3 Walikota Baru - Kupang Tel. (0380) 838 041, 821 191 Fax. (0380) 820 028
23 Mataram Jl. Bung Karno No. 76 Karanganyar - Mataram Tel. (0370) 626 378 Fax. (0370) 623 065
24 Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 99 A/B Duren Jaya - Bekasi Timur Tel. (021) 880 3450, 880 0798
25 Pontianak Jl. Tanjung Pura No. 6 Pontianak 78117 Tel. (0561) 765 976-7 Fax. (0561) 741 208
26 Purwokerto Jl. Ragasemangsang No. 44 Purwokerto Tel. (0281) 63465, 621 907 Fax. (0281) 635 769, 0888 667 3416
27 Papua Jl. Kelapa Dua No. 39 Entrop - Jayapura Tel. (0967) 550 867 Fax. (0967) 550 913
28 Jambi Jl. Barau Barau II, RT 24 No. 28 Pakuan Baru - Kec. Jambi Selatan Jambi 36132 Tel. (0741) 33718 Fax. (0741) 33718
29 Solo Jl. Ceplok No. 8 Purwosari - Laweyan Solo 51742 Tel. (0271) 729 772, 728 860 Fax. (0271) 714 850
30 Tangerang Jl. Honoris Raya Blok RV No. 38 Ruko Versail - Modern Land Tangerang Tel. (021) 557 49876
Global MedikaIndofarma
64 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
PerusahaanPT Indofarma (Persero), Tbk.
Berkedudukan di Jakarta
AlamatKantor Pusat dan Pabrik
Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530Telepon: (021)-8832 3971
Faksimili: (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id
E-mail: [email protected]
Kantor KomersialJalan Tambak No.2, Manggarai
Jakarta 13150Telepon: (021)-8590 8350Faksimili: (021)-857 4503
E-mail: [email protected]
Sekretaris PerusahaanIsakayoga, C.H.
Telepon: (021)-883 23975E-mail: [email protected]
Hubungan Investor Jefrie Moza
Telepon: (021)-859 08350E-mail: [email protected]
Saham TercatatBursa Efek Indonesia
Kode SahamINAF
Biro Administrasi EfekDatyndo EntrycomWisma Diners Club
Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220
Telepon: (021)-570 9009Faksimili: (021)-570 9026
Informasi LainAkuntan Publik
Husni, Mucharam & RasidiThe Royal Palace C-18
Jalan Dr. Soepomo, SH No.178AJakarta 12870
Telepon: (021)-835 1868, 831 3413Faksimili: (021)-835 1978
e-mail: [email protected]
CompanyPT Indofarma (Persero), Tbk.Headquartered in Jakarta
AddressHead Office and Manufacturing PlantJalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530Phone: (021)-8832 3971Facsimile: (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id E-mail: [email protected]
Commercial OfficeJalan Tambak No.2, ManggaraiJakarta 13150Phone: (021)-8590 8350Facsimile: (021)-857 4503E-mail: [email protected]
Corporate SecretaryIsakayoga, C.H.Phone: (021)-883 23975E-mail: [email protected]
Investor RelationsJefrie MozaPhone: (021)-859 08350E-mail: [email protected]
Share ListedIndonesia Stock Exchange
Share SymbolINAF
Share RegisterDatyndo EntrycomWisma Diners ClubJalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220Phone: (021)-570 9009Facsimile: (021)-570 9026
Other InformationAuditor Husni, Mucharam & RasidiThe Royal Palace C-18Jalan Dr. Soepomo, SH No.178AJakarta 12870Phone: (021)-835 1868, 831 3413Facsimile: (021)-835 1978e-mail: [email protected]
Data PerusahaanCorporate Information
65Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |
Produk Kami I Our Products
Generic Drug Products (OGB):•Acyclovir200mgTablet•Acyclovir400mgTablet•Acyclovir5%Krim•Albendazole400mgTablet•Allopurinol100mgTablet•Ambroxol15mg/5mlSirup•Ambroxol30mgTablet•Aminophylline200mgTablet•Amitriptyline25mgTabletSalutSelaput•Amlodipine10mgTablet•Amlodipine5mgTablet•Amoxicillin125mg/5mlSirupKering•Amoxicillin250mgKapsul•Amoxicillin500mgKaplet•Ampicillin1,0gInjeksiKering•Ampicillin125mg/5mlSirupKering•Ampicillin250mgTablet•Ampicillin500mgKaplet•Antalgin500mgTablet•Antalgin500mgTablet•AntasidaDOENTablet•AsamMefenamat500mgTabletSalutSelaput•Atropine0,25mg/mlInjeksi•Atropine0,5mgTablet•BacitracinPolymyxinBSalepKulit•Captopril12,5mgTablet•Captopril25mgTablet•Captopril50mgTablet•Carbamazepine200mgTablet•Cefadroxil125mg/5mgSirupKering•Cefadroxil500mgKapsul•Cefixcim100mgKapsul•Cefixime100mg/5mlSirupKering•Cefotaxime1,0g InjeksiKering•Ceftriaxone1,0g InjeksiKering•Cephalexin500mgKapsul•Cetirizine10mgKapsul•CetirizineDrops10mg/ml•CetirizineSirup5mg/5ml•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloroquine150mgTablet•Cimetidine200mgTablet•Ciprofloxacin500mgTablet•Clindamycin150mgKapsul•Clindamycin300mgKapsul •Clonidine0,15mgTablet •CoAmoxiclav625mgTabletSalutSelaput •Cotrimoxazole120mgTablet •Cotrimoxazole240mg/5mlSuspensi •Cotrimoxazole480mgTablet•Cotrimoxazole480mgTablet•Cyanocobalamine500mcg/mlInjeksi•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone5mg/mlInjeksi•Dextromethorphan10mg/5mlSirup•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Diazepam2mgTablet•Diazepam5mgTablet•Diazepam5mg/mlInjeksi•Dicloxacillin125mgKapsul•Diethylcarbamazine100mgTablet•Digoxin0,25mgTablet•Diltiazem30mgTablet•DomperidonTablet•Doxycycline100mgKapsul•Ephedrine25mgTablet•Erythromycin200mg/5mlSirupKering•Erythromycin250mgKapsul•Erythromycin500mgTabletSalutSelaput•Ethambutol250mgTabletSalutSelaput•Ethambutol500mgTabletSalutSelaput•Famotidine20mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•Furosemide10mg/mlInjeksi•Furosemide40mgTablet•Furosemide40mgTablet•Gemfibrozil300mgKapsul•Gemfibrozil600mgTablet•Gentamicin0,1%SalepKulit•Gentamicin0.3%OTM•Gentamicin40mg/ml Injeksi•Glibenclamide5mgTablet•Glibenclamide5mgTablet•Glucosamin500mg+Chondroitin400mg+VitaminC50mg•Griseofulvin125mgTablet•Griseofulvin125mgTablet•Haloperidol0,5mgTablet•Haloperidol1,5mgTablet•Haloperidol5mgTablet•Hydrochlorthiazide(HCT)25mg•Hydrocortisone2,5%Krim•Ibuprofen100mg/5mlSuspensi•Ibuprofen200mg/5mlSuspensi•Ibuprofen200mgTabletSalutSelaput•Ibuprofen400mgTabletSalutSelaput•Inacain2%Injeksi•Inamox500mgTablet•Isoniazide100mgTablet• Isoniazide300mgTablet• IsosorbideDinitrate5mgTabletSublingual•Ketorolac10mg/ml Injeksi•Ketorolac30mg/ml Injeksi•Lansoprazole30mgKapsul•Levofloxacin500mgTabletSalutSelaput•LidocaineCompositum2%/2mlInjeksi•Lincomycin500mgKapsul•Loratadine10mgTablet•Mebendazole100mgTablet•Meloxicam15mgTablet•Meloxicam7,5mgTab•Methylprednisolone16mgTablet•Methylprednisolone4mgTablet•Metoclopramide10mgTablet•Metoclopramide5mg/5mlSirup•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol500mgTablet•NaDiklofenak50mgTabletSalutEnterik•Nifedipine10mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin200mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin400mgTabletSalutSelaput•Omeprazole20mgKapsul•Ondansetron4mgTablet•Ondansetron4mg/2mlInjeksi•Ondansetron8mgTabletSalutSelaput•Ondansetron8mg/4mlInjeksi•Oralit200mlSerbuk•Oralit200mlSerbuk•Oxytetracycline3%SalepKulit•Papaverina40mg/mlInjeksi•Paracetamol100mgTablet•Paracetamol120mg/5mlSirup•Paracetamol500mgTablet•Paracetamol500mgTablet•ParacetamolDrops100mg/5ml•Phenobarbital100mgTablet•Phenobarbital30mgTablet•Piracetam1200mgTabletSalutSelaput•Piracetam3g/15mlInjeksi•Piroxicam10mgKapsul•Piroxicam20mgKapsul•Pravastatin10mgTabletSalutSelaput•Prednison5mgTablet•Propanolol40mgTablet•Propanolol10mgTablet•Propylthiouracyl100mgTablet•Pyrantel125mg(Basa)Kaplet•Pyrantel125mg(Basa)Kaplet•Pyrazinamide500mgTablet•Pyridoxine10mgTablet•Ranitidine150mgTabletSalutSelaput•Ranitidine25mg/mlInjeksi•Reserpine0,1mgTablet•Reserpine0,25mgTablet•Rifampicin300mgKapsul•Rifampicin450mgKapsul•Rifampicin600mgTabletSalutSelaput•Salbutamol2mgTablet•Salbutamol4mgTablet•SalbutamolSirup2mg/5ml•Spiramycin500mgTablet•SulfadoxinePyrimehamine525mgTablet•SulfadoxinePyrimethamine525mgTablet•TabletTambahDarah•Tetracycline250mgKapsul•Thiamine50mgTablet•Thiamphenicol500mgKapsul•Tramadol50mgKapsul•Tramadol50mg/mlInjeksi•Tramadol50mg/mlInjeksi•Trihexyphenidyl2mgTablet•Zinc20mgTablet•
Diagnostics: •DIHbsAgFast•DIAnigenRapidH5AIVTestKit•DIMalariaAgP.f/Pan•DIMalariaAgP.f/P.v.•DITB•DIDengueIgG/IgM•DIHIV-1/23.0•DIHCV•DIUroColor•DIChikungunyaIgM•DIDengueNS1Ag•DIAntiHBs•DIMOP•DIAnigenRapidAIVTestKit•DISalmonellaTyphiIgG/IgM•DIAntiHBs•DIHbsAg•DIHbsAg•DIHCV•DILeptospiraIgG/IgM•DIHIV-1/23.0•DIInfluenzaAg•DIDengueDuo•DIDengueIgG/IgMW/B•DIMalariaP.f/P.v.Ab•DISyphilis3.0•DITBIgG/IgM•DIHCGFast•DISDCheckGoldMeterKit1•DISDCheckGoldStrip•DITHC•DIMET•DIAMP•DIhCG•
Health Foods: •BioginkoPlusTabletSalutSelaput•BioprostKapsulLunak•BiovisionKapsul•
Licensed Product: •Urispas200mgTabletSalutSelaput•
Branded Generic: •Amloten10mgTablet •Amloten5mgTablet •Cetaler •Dextina2,5mgTablet •Floxinaf400mgKapletSalutSelaput •Gluconin5mgTablet •Hitrol •Inacain2% Injeksi •Inacid500mg •Inamox500mgKaplet •Inamycin125mg/5mlSirup •Inamycin500mg •InamycinSirup •Inapril25mgTablet •Inazol •Inazol30mgKapsul •Incephin •Incetax •Inciclav •Inciclav625mgTabletSalutSelaput •Inciflox •Indoralyte •IndoranInjeksi •Infix100mg •InfixSirup •Insetron4mg •Insetron4mg/2ml •Insetron8mg •Insetron8mg/4ml •IntradolInjeksi •Ketoflam •Nausin •RifanH •Rifastar •Urispas •Vermic200mg/5mlSuspensi •Zinkid10mg/5mlSirup •Zinkid20mgDispersibleTablet •
Branded OTC: •Bioralit •BioprostKapsulLunak •BiovisionGoldKapsul •BiovisionKapsul •IndoObatAsma •IndoBatuk&Flu •IndoObatBatukBerdahak •IndoObatBatukCair Sirup •IndoObatCacing •IndoObatCacingAnakSuspensi •IndoObatFlu •IndoObatMaag •IndoObatPenurunPanasAnak •IndoObatPenurunPanas •IndoObatSakitKepala •IndoObatTambahDarah •OBHIndoPlus •ProuricKapsul •ProlipidKapsul
Herbal Products: •BiovisionGold•ProasiKapsul•ProuricKapsul•ProbaginEliksir•ProlipidKapsul•ProrhoidKapsul•
Exported Pharma Products: •Acyclovir5%Krim•Allopurinol100mgTablet•Aminophylline200mgTablet•Amoxicillin125mg/5mlSiropKering•Amoxicillin250mgKapsul•Amoxicillin500mgKaplet•Ampicillin125mg/5ml•Ampicillin500mgKaplet•AsamMefenamat250mgKapsul•AsamMefenamat500mgTabletSalutSelaput•BioginkoPlus•TabletSalutSelaput•BioprostKapsulLunak•BiovisionKapsul•Captopril25mgTablet•Captopril50mgTablet•Carbamazepine200mgTablet•Cephalexin500mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Cimetidine200mgTablet•Ciprofloxacin250mgTabletSalutSelaput•Ciprofloxacin500mgTabletSalutSelaput•Ciprofloxacin500mgTabletSalutSelaput•Cotrimoxazole480mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dextromethorphan10mg/5mlSirop•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Digoxin0,25mgTablet•Diltiazem30mgTablet•Doxycycline100mgKapsul•Erythromycin250mgKapsul•Ethambutol500mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•FerroFolat200,25mgTabletSalutSelaput•FerrolatTabletSalutSelaput•FitoslimSerbukEfervesen•FitoslimSerbukEfervesen•Furosemide40mgTablet•Gemfibrozil300mgKapsul•Glibenclamide5mgTablet•Griseofulvin125mgTablet•Ibuprofen400mgTabletSalutSelaput•Inamox125mg/5mlSiropKering•Inamox500mgTablet•Inciflox500mgTabletSalutSelaput•IndomagSuspensi•IodinaTest10ml•IsosorbideDinitrate5mgTabletSublingual•Mebendazole100mg/5mlSirop•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol500mgTablet•OBHPlusSirop•Ofloxacin200mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin400mgTabletSalutSelaput•Omeprazole20mgKapsul•Oralit200mlSerbuk•Oxytetracycline1%SalepMata•Paracetamol120mg/5mlSirop•Paracetamol500mgTablet•Piroxicam20mgKapsul•Piroxina20mgKapsul•Prednison5mgTablet•ProuricKapsul•ProbaginEliksir•ProbaginKapsul•ProfluTablet•ProlipidKapsul•ProrhoidKapsul•Pyrazinamide500mgTablet•Ranitidine150mgTabletSalutSelaput•Rifampicin300mgKapsul•Salbutamol2mgTablet•Salbutamol4mgTablet•SulfadoxinePyrimethamine525mgTablet•VitaminA-100.000IU(WarnaBiru)Kapsul•VitaminA-200.000IU(WarnaMerah)Kapsul•
66 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk
Kantor Pusat dan PabrikHead Office and Manufacturing Plant
Jl. Indofarma No. 1,Cikarang Barat 17530Telp. (021) 8832 3975, 8832 3971Fax. (021) 8832 3972, 8832 3973e-mail: [email protected]: www.indofarma.co.id
Kantor KomersialCommercial Office
Jl. Tambak No. 2, Kebon Manggis, Jakarta 13150Telp. (021) 8590 8350Fax. (021) 8574 503e-mail: [email protected]: www.indofarma.co.id
0816 947 823