Download - Susunan otot dan bagian
PAPER
SISTEM MUSKULOSKELETAL
S1 KEPERAWATAN
KELOMPOK 7
1. Khasbulloh
2. Kharisma Ladynda
3. Sulistia Rini
4. Retno Dwijayanti
5. Nilam Marwati
6. Cucu Cahyono
7. Wawan Herdianto
8. Septi
STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2015
A. SUSUNAN OTOT DAN BAGIAN-BAGIANNYA
1. Susunan Otot
Setiap otot di kelilingi oleh jaringan ikat pembungkus otot yang disebut perimisium
eksternus atau fascia propia. Serabut otot akan bergabung dengan yang lainnya di antara
jaringn ikat yang disebut permisium internum yang berfungsi untuk menguatkan otot
tempat pembuluh darah dan saraf.
Otot – otot ini melekat pada tulang dengan perantaraan jaringan ikat khusus yang
dinamakan tendon. Susunannya seperti otot berwarna putih, ujung-ujung otot mengecil dan
berhubungan dengan tendon. Tiap-tiap serabut otot mengandung beribu-ribu miofibril yang
terletak berdampingan sehingga terlihat seperti garis-garis melintang. Di bawah mikroskop
miofibril terlihat seperti gabungan benang - benang yang lebih halus yang dinamakan
miofilamen (miofilamen tebal dan miofilamen halus). Di antara kedua miofilamen terdapat
hubungan yang disebut crossoridge.
Pada fungsinya otot dibantu oleh :
a. Fascia, merupakan suatu alat bantu untuk melindungi otot terhadap pengaruh dari luar
(mis., pukulan, tusukan, dan kuman), membantu otot supaya tetap pada tempatnya,
merupakan tempat asal otot, dan membantu kelancaran peredaran darah.
b. Bursa mukosa (kandung lendir) untuk memudahkan gerakan otot terhadap tulang atau
alat-alat lainnya. Terdiri dari bursa mukosa subkutan yang terletak di antara kulit dan
tulang, dan bursa mukosa intramskularis yang terletak diantara urat yang satu dan urat
yang lainnya
c. Vagina tendinis, merupakan variasi bursa mukosa yang mengelilingi urat/tendon,
fungsinya untuk memperlancar gerakan urat/tendon.
2. Bagian-bagian dari otot yaitu :
a. Kaput muskuli (kepala otot, terletak di bagian atas dan agak besar)
b. Venter muskuli (badan atau empal otot di bagian aktif berkontraksi)
c. Kaudal muskuli (ekor otot terletak di bagian bawah dan agak kecil)
d. Origo (tepat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang)
e. Insersi (ekor otot yang melekat pada ujung tulang)
f. Tendon (urat yang keras dan liat yang terdapat pada kepala dan ekor otot)
g. Fascia (selaput pembungkus otot). Tiap-tiap berkas otot diliputi atau dibungkus oleh
fascia (perimisium) untuk melindungi otot tetap pada tempatnya
h. Bursa mukosa (kandung lendir untuk melicinkan urat terhadap gesekan dengan tulang
dan memudahkan gerak otot)
Kepala dan ekor otot merupakan jaringan ikat yang kuat disebut tendo, yaitu tempat
melekatnya otot pada tulang. Tempat melekatnya kepala otot pada pangkal tulang disebut
origo, dan tempat melekatnya ekor otot dinamakan insersi. Di bagain tengah bentuknya
gembung terdiri dari berkas-berkas otot yang merupakan bagian aktif dalam berkontraksi
yaitu muskulus venter.
B. JENIS-JENIS OTOT
1. Otot lurik
nama lain : otot rangka, otot serat lintang atau otot involunter
struktur: serabut panjang , berwarna/lurik dengan garis tengah dan gelap,
memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
kontraksi; menurut kehendak kita (dibawah kendali system syaraf pusat),
gerakan cepat ,kuat, mudah lelah dan tidak beraturan
2. Otot polos
Nama lain: otot visceral/involunter
Struktur: bentuk serabut panjang seperti kumparan,dengan ujung runcing
dengan inti berjumlah satu terletak dibagian tengah
Kontraksi: tidak menurut kehendak atau diluar kendali system saraf pusat ,
gerakan lamba tritmis, dan tidak mudah lelah
3. Otot jantung
Nama lain: myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter
Struktur: bentuk searabutnya memanjang, silindris , bercabang. Tampak
adanya garis tengah dan gelap memiliki satu inti yang terletak ditengah
Kontraksi: tidak menurut kehendak , gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah
lelah.
C. KENDALI SARAF PADA KONTRAKSI OTOT RANGKA
Timbulnya kontraksi otot rangka di mulai dengan potensial aksi dalam serabut-
serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar kebagian-bagian
serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium dari reticulum
sarkoplasma. Selanjutnya ion kalsium menimbulkan peristiwa-peristiwa kimia proses
kontraksi.
Perangsangan serabut otot rangka oleh saraf
Dalam fungsi tubuh normal, serabut-serabut otot rangka di rangsang oleh serabut-
serabut saraf besar bermielin. Serabut-serabut saraf ini melekat pada serabut-serabut otot
otot rangka dalam hubungan saraf otot (neuromuscular junction) yang terletak di
pertengahan otot. Ketika potential aksi sampai pada neuromuscular junction, terjadi
depolarisai dari membrane saraf, menyebabkan dilepasskan acethylcholin, kemudian
akan terikat pada motor and plate membrane, menyebabkan terjadinya pelepasan ion
kalsium yang menyebabkan terjadinya ikatan actin-myosin yang akhirnya menyebabkan
kontraksai otot. Oleh karena itu, potensial aksi menyebar dari tengah serabut kearah
kedua ujungnya, sehingga kontraksi hampir bersamaan terjadi diseluruh sakromer otot.
Gambaran yang menunjukan gangguan pada saraf yang berdampak pada pengaturan
kontraksi otot rangka.
Bila otot dideverensiasi, akan segera terjadi atrofi. Kemudian otot akan
mengalami digenerasi dan diganti oleh jaringan lemak dan fibrosa. Bila otot dipersarafi
kembali selama tiga sampai empat bulan pertama , fungsi otot akan kembali lagi.
Obat-obatan atau zat kimia tertentu dapat mempengaruhi perangangan saraf pada
otot yang akhirnya akan mengganggu kontraksinya. Misalnya Curare yang terikat kuat
pada Acethykcholin receptor site, tetapi tidak merubah potensial membrane, sehingga
kontraksi otot tidak terjadi, sementara Acth yang dilepaskan telah dihancurkan oleh
Acth-ase. Kematian terjadi jika mengenai otot-otot perna.
Setiap serabut otot menerima satu ujung neuron motorik isomatik. Sel saraf pada
medulla spinalis yang mentransmisi impuls ke otot rangka. Ujung saraf motorik, disebut
akson atau serabut saraf, menjalar dengan sejumlah serabut serupa dari neuron motorik
lain dalam sebuah saraf. Serabut akson tunggal terbagi menjadi sejumlah percabangan
yang memebentuk sambungan (junction) neuromuscular khusus dengan serabut otot
rangka. Setiap terminal akson berada dalam indentasi penuh berisi cairan (celah sinaptik)
pada sarkolema, yang kemudian membentuk lipatan. Lempeng ujung motorik merupak
sambungan sebuah cabang akson saraf dan serabut otot rangka yang tidak berdekatan.
Unit motorik adalah salah satu neuron motorik (serta cabang-cabangnya) serta
semua serabut otot yang terinervasi didalamnya. Satu unit motorik dapat terdiri dari dua
atau tiga serabut otot saja atau biasa lebih dari seribu serabut dalam beberapa otot besar.
Semakin sedikit jumlah serabut otot yang terinervasi sebuah neuron semakin akurat
gerakan yang dihasilkan.
Otot yang digunakan untuk menulis sebagai contoh memiliki serabut otot yang
lebih sedikit dalam unit motoriknya. Otot postural besar yang menopang tubuh mungkin
memiliki sekitar 800 serabut otot atau unit motorik.
Terminal akson (terminal bouton)mengandung mitokondria dan banyak vesikel
sinaptik kecil. Jika impuls saraf mencapai terminal akson, vasikel sinaptik melepas zat
transmiter asetilkolin (Ach). Ach berdifusi menyeberangi celah sinaptik untuk berikatan
dengan reseptor pada lipatan sarkolema. Hal ini menyebabkan perubahan yang tiba-tiba
pada permeabilitas membrane otot terhadap ion natrium dan kalium dan mengakibatkan
arus balik pada polarisasi (potensial listrik) membrane.
Aliran impuls listrik (depolarisasi) menyebar kedalam serabut otot karena kerja
tubulus ke reticulum sarkoplasma. Retikulum sarkoplasma kemudian melepas cadangam
ion kalsium ke sekitar filamen tebal dan tipis yang bertumpang tindih. Hal ini
mengakibatkan interdigitasi aktin dan miosin serta pemendekan sarkomer. Rangkaian
kejadian ini disebut rangkaian eksitasikontraksi.
Jika impuls saraf terhenti, maka depolarisasi membrane selesai, ion kalsium
ditankap kembali oleh retikulum sarkoplasma, dan proses kontrakasi berhenti. ACh
berhubungan dengan sarkolema hanya selama beberapa detik. Zt ini hamper secara
langsung dipecah oleh enzim kolinestarase yang dilepas dari lipatan sarkolema.
Pemecahn ACH seperti ini penting untuk membatasi durasi kontraksi dan
memungkinkan terjadinya kontraksi berulang. Otot rangka juga mengandung banyak
ujung saraf sensorik.
D. JENIS KONTRAKSI OTOT DAN AKTIVITASNYA
Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsur otot kontraktil. Tetapi karena otot
mempunyai unsur elastis dan kental dalam rangkaian mekanisme kontraktil maka kontraksi
timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang ke seluruh otot. Kontraksi yang
demikian disebut Isometrik (panjang ukuran sama) kontraksi melawan beban tetap dengan
pendekatan ujung otot dinamakan Isotonik (tegangan sama).
Tegangan yang ditimbulkan oleh otot yang berkontrasi isometrik (tegangan total) dan
tegangan pasif yang di timbulkan oleh otot yang tidak terangsang bervariasi sesuai dengan
panjang serabut otot. Hubungan inin dapat di teliti dalam preparat otot rangka. Panjang otot
dapat bervariasi menurut perubahan jarak diantara dua perlengketan dan pada saat setiap
panjang dan tegangan pasif diukur kemudian otot terangsang secara listrik dan tegangan total
diukur. Perbedaan antara dua nilai panjang merupakan jumlah tegangan yang sebenarnya
yang dihasilkan oleh proses kontraktil tegangan aktif.
Sifat lontraksi otot dapat diperlihatkan secara kusus dengan menimbulkan suatu kedutan
otot dengan cara memeberikan rangsangan listrik secara tiba-tiba pada saraf ke otot atau
dengan melewatkan rangsangan listrik singkat diseluruh otot itu sendiri. Hal tersebut akan
menimbulkan kontraksi tunggal yang mendadak berlangsung kurang dari satu detik.
Kontraksi otot dikelompokan dalam:
1. Kontraksi isometric
Kontraksi ini disebut juga kontraksi statis. Kontraksi isometric adalah suatu kontraksi
otot dimana panjang otottidak berubah , sedangkan ketegangan (tension) otot
berubah.
Contoh: mendorong beban yang tidak terangkat
2. Kontraksi isotonic
Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis. Kontraksi isotonic adalah suatu
kontraksi dimana panjang otot berubah , sedangkan ketegangan otot tidak berubah.
Contoh: mengangkat suatu beban
3. Kontraksi isokinetik
Kontraksi isokinetik adalah kontraksi otot dengan kecepatan kontraksi konstan.
Contoh: kontraksi lengan pada saat smash bola dalam permainan bola volley.
E. GERAK REFLEKS
Merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar kesadaran kita.
Reflek fleksor: penarikan kembali tangan secara reflek dari rangsangan yang berbahaya,
merupakan suatu reaksi perlindungan.
Reflek ekstensor: rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari fleksi anggota
badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan.
Proses terjadinya gerak refleks
Untuk terjadinya gerak reflek maka di butuhkan struktur sebagai berikut; organ
sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Erabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya
serabut-serabut sel akan meneruskan impuls-impuls menuju substansi pada kornu
posterior medula spinalis. Sumsum ulang belakang, menghubungkan antara impuls-
impuls menuju kornu anterior medula spinalis. Sel saraf motorik yang menerima impuls
dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik yang
melaksanakan gerakan karena di rangsang oleh impuls saraf motorik.
Gerak reflek: merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi
jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu.
Gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah adanya
rangsang. Pada manusia terjadi melalui reflex arc. Gerak reflex dapat digunakan pada
pemeriksaan neurologis untuk mengetahui kerusakan atau pemfungsian dari system saraf
pusat dan saraf tepi. Gerak reflex dapat dilatih misalnya pengulangan dari gerakn
motorik pada latihan olah raga atau pengaitan dari rangsang oleh reaksi otomatis selama
pengkondisian klasikal. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk
menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi
tanpa dissadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,
yaitu dari reseptor, ke saraf sensorik, dibawa ke otak untuk selanjutnya di olah oleh otak,
kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai
perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak reflex bergerak sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otmatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan control daro otak. Jadio dapat dikatakan gerakan terjadi
tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa di sadari terlebih dahulu. Contoh gerak reflex
misalnya berkedip, bersin, atu batuk. Pada gerak reflex impuls melalui jalan pendek atau
jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh
saraf sensorik ke pusat saraf, diterima oleh set sarad penghubung (asosiasi) tanpa diolah
didalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk dissampaikan ke efektor,
yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini dapat disebut lengkung reflex. Gerak reflex dapat
dibedakan atas reflex otak bila saraf penhubung (asosiasi) berada didalam otak,
misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan reflex sum-sum
tulang belakang bila set saraf penghubung berada didalam sumsum tulang belakang
misalnya reflex paada lutut.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin (2002) Anatomi Fisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
http://www.pustakasekolah.com/macam-macam-otot-manusia.html
http://ilmusainsbiologi.blogspot.com/2010/07/pengaruh-sistem-saraf-terhadap.html
https://plus.google.com/111876121943239617552/posts/2YSsrDe2g66
http://www.sridianti.com/3-macam-otot-dan-fungsinya.html
http://www.academia.edu/8277557/OTOT_KERANGKA
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/05/makalah-anatomi-sistem-muskuloskeletal.html
https://bingkaikejujuran.wordpress.com/2012/04/26/sistem-muscularis/