Transcript

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

DI RUANG PARKIT

RSJ DR. RADJIMAN WEDIODININGRAT

Oleh:

KELOMPOK H

DEPARTEMEN KEPERAWATAN JIWA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN

STIKES SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2013

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Sensori Halusinasi di Ruang Parkit telah disahkan sebagai laporan Praktik Keperawatan Jiwa Pendidikan Ners Stikes Surya Mitra Husada

Kelompok H :

Irmina Berkanis(09110901)Heni B. Bosoin(09110915)Wenseslaus Amsikan()Fatma Lukisia (08110470)Nur Inayati(12110850 )Dyaning Palupi D. U(08110461)

Lawang, Mei 2013

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Kepala Ruangan

Fitria Embun Sari, S.Kep. Ns. Agus Yulianto, S.Kep. Ns

NIK. NIP.

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Klien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa umunnya disertai oleh banyak keluhan, misalnya tidak dapat diatur di rumah, diam saja tidak mau mandi, keluyuran mengganggu orang lain dan sebagainya. Setelah dirawat di rumah sakit jiwa hal yang sama masih terjauh seperti klien banyak diam, menyendiri tanpa ada kegiatan, hari-hari perawatan dilalui dengan makan, minum obat dan tidur.

Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingakat hubungan intim, biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan dengan lingkungan sosial.

Kepuasan dalam berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam hubungan disertai dengan respon lingkungan akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan imbal balik yang singkron (Struat & Sundeen, 1995).

Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif setiap tugas perkembangan daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk klien gangguan jiwa. Terapi ini adalah terapi yang pelaksanaanya merupakan tanggung jawab penuh dari seorang perawat.

Oleh karena itu seorang perawat khususnya perawat jiwa haruslah mampu melakukan terapi aktivitas kelompok secara cepat dan benar. Untuk mencapai hal tersebut diatas perlu dibuat suatu pedoman pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, salah satunya adalah Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS).

TUJUAN

Tujuan Umum

Klien mampu meningkatkan hubungan interpesonal antar anggota lain dalam satu kelompok.

Tujuan KhususKlien mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi stimulus eksternal yang diberikan melalui gambar.Klien mampu menyebutkan identitas dirinya.Klien mampu menyebutkan identitas klien lain.Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara.Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan.Klien mampu menterjemahkan perintah sesuia denga n permainanan.Klien mampu mengikuti peraturan main yang ditetapkan.Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai terapi aktivitas kelompok yang dilakukan.

KARAKTERISTIK

Berdasarakan latar belakang dan tujuan tersebut diatas maka karakteristik klien yang diberikan dalam aktivitas kelompok ini adalah klien dengan menarik diri.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Definisi

Terapi Aktivitas Kelompok Sosial (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.

Tujuan

Tujuan Umum

Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar orang lain dalam satu kelompok.

Tujuan KhususKlien mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi stimulus eksternal yang diberikan melalui gambarKlien mampu menyebutkan identitas dirinya.Klien mampu menyebutkan identitas klien lain.Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara.Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan.Klien mampu menterjemahkan perintah sesuia denga n permainanan.Klien mampu mengikuti peraturan main yang ditetapkan.Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai terapi aktivitas kelompok yang dilakukan.

Aktivitas dan Indikasi

Aktivitas TAKS dilakukan 7 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial berikut:

Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi sosial.Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon yang sesuai dengan stimulus.

Model Terapi Aktivitas Kelompok

Focal Conflict Mode

Dikembangkan berdasarkan konflikyang tidak didasari dan berfokus pada kelompok memahami konflik dan membantu penyelesaian masalah ditanggapi anggota dan leader mengarahan alternatif penyelesaian masalah.

Model komunikasi

Dikembangkan berdasarkan teori dan prinsip komunikasi, bahwa tidak efektifnya komunikasi akan membawa kelompok menjadi tidak puas. Tujuan membantu meningkatkan ketrampilan interpesonal dan sosial anggota kelompok. Tugas leader adalah memfasilitasi komunikasi yang efektif antar anggota dan mengajarkan pada kelompok bahwa perlu adanya komunikasi dalam kelompok, anggota bertanggung jawab terhadap apa yang diucapkan, komunikasi pada semua jenis (verbal, non verbal, terbuka dan tertutup serta pesan yang disampaikan harus dipahami orang lain).

Model interpesonal

Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat tingkah laku anggota dari tingkah laku anggota yang lain. Terapis bekerja dengan individu dan kelompok anggota belajar dari interksi antar anggota dan terapis. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan dipelajari.

Model psikodarma

Dengan model ini dapat memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang lalu, sesuai peran yang diperagakan. Anggota diharapkan dapat memainkan [eran sesuai peristiwa yang pernah dialami.

Metode

Kelompok didaktik.Kelompok sesuai terapeutik.Kelompok inspirasi represif.Psikodrama.Kelompok interaksi bebas.

Tahap-tahap dalam TAKS

Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart & Sundeen, 1995. Fase-fase dalam terapi aktivitas kelompok sebagai berikut:

Fase kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan. Proses evaluasi pada anggota kelompok. Menjelaskan sember-sumber yang diperlukan kelompok seperti proyekor.

Fase awal

Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik dan kebersamaan.

Orientasi

Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing-masing dan leader mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.

Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok,anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan yang akan terjadi.

Kebersamaan

Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa dirinya.

Fase kerja

Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif dikoreksi dengan hubunga saling percaya yang telah dibina. Bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan resalistis, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok. Dan penyelesaian masalah yang kreatif.

Fase terminasi

Ada dua jenis terminasi(akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok

Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompokSebagai leader dan co leaderSebagai fasilitatorSebagai observerMengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

Uraian Struktur Kelompok

Hari/tanggalTempatWaktuLama kegiatanPerkenalan dan pengarahan : 5 menitRole Play: 5 menitPermainan dan diskusi : 5 menitEvaluasi : 5 menitPenutup : 5 menitJumlah peserta : 10 orang Perilaku yang diharapkan dari kelompokKlien dapat melakukan permainanKlien dapat memperkenalkan dirinya ( nama, usia, asal)Klien dapat memberikan pendapat atau komentar dari permainan.Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan pengalaman, hobi dan aspek positif atau kemampuan yang dimilikinya dan memberikan dukungan pada klien lain.Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung.Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan.

Metode dan Media

Metode : dinamika kelompok, diskusi,

Media: buku tulis, spidol, tipe recorder beserta kasetnya dan bola.

Pengorganisasian

a. Leader : Wenseslaus Amsikan

b. Co. Leader : Irmina Berkanis

c. Fasilitator 1 : Dyaning Palupi D.U

d. Fasilitator 2 : Nur Inayati

e. Fasilitator 3 : Heni B. Bosoin

f.Observer : Fatma Lukisia

Strategi Tempat Duduk Peserta TAKS

Pasien

Fasilitator

Leader

Co Leader

Observer

Pasien

Pasien

Fasilitator

Pasien

Pasien

Pasien

Pasien

Fasilitator

Pasien

Pasien

Pasien

Posisi duduk peserta TAKS adalah membentuk lingkaran, dimana setiap mahasiswa mendampingi 2 orang klien dan 1 mahasiswa sebagai leader.

Uraian Pembagian Tugas

Leader

Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum memulai kegiatan.

Memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya.

Memimpin TAKS.

Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.

Co leaderMenyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas klienMengingatkan leader jika leader menyimpangFasilitatorMemfasilitatori klien yang kurang aktif.Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan.ObserverMengobservasi jalannya proses kegiatan.Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung.Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tiep recorder).

Proses Pelaksanaan

Perkenalan dan pengarahan

Mempersiapkan lingkungan (suasana tenang dan nyaman).Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok.Mempersiapkan anggota kelompok.Pembukaan Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal.Leader menjelaskan tujuan TAKS.Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain: jika klien ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader jika ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Role Play

Permainan dimulai dengan bermain peran aleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan lagu MP3 recorder dan memulai permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama musik berbunyi para fasilitator mengedarkan bola dari fasilitator.

Permainan

Klien diminta untuk mengambil tempat duduk dikursi yang disediakan. Selanjutnya bermain sesuai role play selanjutnya.

EvaluasiKlien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan.Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut.Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat kegiatan bermain.PenutupLeader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti permainan.Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti permainan.

Antisipasi Masalah

Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator.

Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti permainan.Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa permainan ini ditunjukkan pada klien yang terpilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khususnya untuk mereka.

Kriteria Evaluasi

Evaluasi inputTim berjumlah orang yang terdiri atas 1 leader,1co leader, fasilitator dan observer.Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.Peralatan lagu MP3 recorder dan kaset berfungsi dengan baik.Tersedia bola.Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan TAK sosial.Evaluasi prosesLeader menjelaskan aturan main dengan jelas.Fasilitator menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannya permainan.70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.Evaluasi output

Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut:

70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal hingga selesai.70% klien dapat meningkatkan komunikasi nin verbal : ( bergerak mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata).70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal : ( menyapa klien lain/ perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).

Penutup

Demikian proposal ini kami buat atas perhatian dan kerja sama kami ucapkan terima kasih.

TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Sesi 1: Mengenal Halusinasi

Tujuan

Klien dapat mengenal halusinasiKlien mengenal waktu terjadinya halusinasiKlien mengenal situasi terjadinya halusinasiKlien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

Setting

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaranTempat tenang dan nyaman

Alat

SpidolPapan tulis/flipchart/whiteboard

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/stimulasi

E. Langkah Kegiatan

1.Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi

b. Membuat kontrak dengan klien

c.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama) 3.Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal suara-suara yang di dengar

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

a. Jika ada peserta yang meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

b. Lama kegiatan 45menit

c. setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadiya, dan perasaan klien pada saat terjadi.

b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi,kapan terjadinya, situasi di whiteboarulisyang membuat terjadi,dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien sebelah kanan, secara berurutan samapai semua klien mendapat giliran. Hasilnya tulis di whiteboard.

c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawabn yang benar.

b. Rencana tindak lanjut

Terapis meminta klien melaporkanisi, waktu,situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.

2. Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemamapuan yang diharapakan adalah mengenal isi halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi,dan perasaan saat terjadi halusinasi, Formulir evaluasi sebagaiberikut:

Sesi 1: TAK

Stimulus Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No

Nama klien

Menyebutkan

Isi halusinasi

Menyebutkan waktu terjadi halusinasi

Menyebutkan situasi terjadi halusinasi

Menyebutkan perasaan saat terjadi halusinasi

Petunjuk :

1. Dibawah judul klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mengenali halusinasi: isi, waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda centang pada klien atau tanda X jika ditemukan.

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan. Contoh catatan: klien mengikuti sesi 1 TAK stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi, waktu, situasi, perasaan. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.

Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik

Tujuan

Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasiKlien dapat memahami cara menghardik halusinasiKlien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaranTempat tenang dan nyaman

Alat

SpidolPapan tulis/flipchart/whiteboardJadwal kegiatan klien

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/stimulasi

E. Langkah Kegiatan

1.Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1

b.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi :isi, waktu,situasi,dan perasaan

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

a. Jika ada peserta yang meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

b. Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

b. Beri pujian setiap klien selesai bercerita

c. Trapis menjelaskan caramengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat halusinasi muncul

d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi

e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi dimulai dari klien di sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran .

f. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Rencana tindak lanjut

1.Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakuakn kegiatan.

2. Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemamapuan yang diharapakan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik, Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 2: TAK

Stimulus Persepsi: Halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

No

Nama klien

Menyebutkan cara yang digunakan mengatasi halusinasi

Menyebutkan efektivitas cara

Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik

Memperagakan menghardik halusinasi

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifan, cara menghardik halusinasi, dan memperagakannya, Beri tanda centang jika ditemukan pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan. Contoh catatan: klien mengikuti sesi ke 2 TAK stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinansi muncul.

Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan melakuakan kegiatan

Tujuan

Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi.Klien dapat menyususn jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

Setting

Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaranTempat tenang dan nyaman

Alat

SpidolPapan tulis/flipchart/whiteboardJadwal kegiatan klien

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/stimulasi dan latihan

E. Langkah Kegiatan

1.Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2

b.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan cara mengontrol halusinasi yang mudah dipelajari

3. Menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

a. Jika ada peserta yang meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

b. Lama kegiatan 45 menit

c. Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan cara kedua,yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang terartur akan mencegah munculnya halusinasi.

b. Terapis meminta tiap klien menyampaiakn kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard/flipchart.

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian.Terapis menulis formulir yang sama di whiteboard/flipchart.

d. Terapis membimbing satu persatu klien ntuk membuat jadwal kegiatan harian,dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard/flipchart.

e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disususn .

f. Beri pujian dengan tepuk tanagan bersama kepada klien yang sudah membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Rencana tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengotrol halusinasi yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

2. Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemamapuan yang diharapakan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik, Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK

Stimulus Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No

Nama klien

Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan

Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan

Menyusun jadwal kegiatan harian

Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifan, cara menghardik halusinasi, dan memperagakannya, Beri tanda centang jika ditemukan pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan. Contoh catatan: klien mengikuti sesi ke 3 TAK stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Sesi 4: Mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

A. Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya halusinasi.

2. Klien dapat menyususn jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Tempat tenang dan nyaman

C. Alat

1. Spidol

2. Papan tulis/flipchart/whiteboard

3. Jadwal kegiatan klien

D. Metode

1. Diskusi dan tanya jawab

2. Bermain peran/stimulasi dan latihan

E. Langkah Kegiatan

1.Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2

b.Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan cara mengontrol halusinasi yang mudah dipelajari

3. Menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi

c. Kontrak

1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan

2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

a. Jika ada peserta yang meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

b. Lama kegiatan 45 menit

c. Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan cara kedua,yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang terartur akan mencegah munculnya halusinasi.

b. Terapis meminta tiap klien menyampaiakn kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard/flipchart.

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian.Terapis menulis formulir yang sama di whiteboard/flipchart.

d. Terapis membimbing satu persatu klien ntuk membuat jadwal kegiatan harian,dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard/flipchart.

e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disususn .

f. Beri pujian dengan tepuk tanagan bersama kepada klien yang sudah membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Rencana tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara mengotrol halusinasi yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-caka

2. Menyepakati waktu dan tempat

F. Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir dibawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievalusi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 3, kemamapuan yang diharapakan adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik, Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 4: TAK

Stimulus Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan bercakap - cakap

No

Nama klien

Menyebutkan orang yang biasa diajak bicara

Memperagakan percakapan

Menyusun jadwal percakapan

Menyebutkan tiga cara mengontrol halusinasi

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan menyebutkan: cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifan, cara menghardik halusinasi, dan memperagakannya, Beri tanda centang jika ditemukan pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan. Contoh catatan: klien mengikuti sesi ke 4 TAK stimulasi persepsi halusinasi. Anjrkan klien bercakap cakap dengan perawat dan klien di ruang rawat.

Sesi 5 : Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

A. Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya patuh minum obat

2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

B. Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

C. Alat

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard

2. buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. beberapa contoh obat

D. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Memberi salam terapeutik

1) Salam dari terapis kepada klien

2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi / validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini

2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan

3 cara yang telah dipelajari

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mengontrol halusinasi

2) Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis

- Lama kegiatan 45 menit

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat

b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh

c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang akan dimakan dan waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard

d. Menjelaskan 5 benar minum obat

e, Minta klien menyebutkan 5 benar cara minum obat secara bergiliran

f. Beri pujian pada klien yang benar

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard)

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard)

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat , yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh

j. Menjelaskan akibat/kerugian tidak patuh minum obat

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat

l. Memberi pujian setiap kali klien benar

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang telah dipelajari

3) Memberiakn pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar

b. Rencana tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontrol halusinasi

c. Kontrak yang akan datang

1) Mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi

2) Buat kesempatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien

E. Evaluasi dan Dokumentasi

1. Evaluasi

Evaluasi dilakukan menggunakan formulir di bawah ini pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 5: TAK

Stimulus Persepsi: Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi dengan patuh minum obat

No

Nama klien

Menyebutkan lima benar cara minum obat

Menyebutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan menyebutkan lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda centang jika ditemukan pada klien atau tanda X jika tidak ditemukan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK pada catatan proses keperawatan. Contoh catatan: klien mengikuti sesi ke 5 TAK stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.


Top Related