Download - Tata cara penyelenggaraan jenazah lengkap
الجــــــــــــــــــــــــنـــــائـــــــــز
Pengurusan Jenazah
Setelah memastikan kematian
Membawa & mengubur mayit
Memandikan mayitMengkafani mayit
Selesai
Menyiapkan kematian
Shalat mayit
Hendaknya setiap orang senantiasa berupaya mengingat kematian dengan
cara memperbanyak amalan shaleh dan berupaya sebisa mungkin untuk
meninggalkan segala yang diharamkan Allah.
Menyiapkan kematian
التاليهوامش
Rasulullah وسلم عليه الله صلىbersabda;
: رسول قال قال هريرة، أبي عن : وسلم عليه الله صلى الله
» اللذات» هاذم ذكر 1أكثروا“Perbanyaklah mengingat
penghancur segala kenikmatan (kematian)
Menyiapkan kematian
التاليهوامش
1. Menutup kedua matanya.Ketika wafat, Rasulullah وسلم عليه الله صلى
memejamkan kedua mata Abu Salamah. Beliau bersabda;البصر)) (( تبعه قبض إذا الروح .2إن
“Sesungghnya ruh itu apabila dicabut, maka mata akan mengikuti arahnya.”. Olehnya, diperintahkan untuk segera menutupnya.
2. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras, serta meletakkan benda di atas perut si mayit agar tidak mengembung.
Setelah memastikan kematian
هوامش
3. Menutupi mayit dengan pakaian yang melindungi seluruh tubuhnya. Aisyah berkata;
حبرة ببرد ي سج ي توف حين وسلم عليه الله صلى الله رسول أي . 3أن . مخطط بثوب غطي
“Ketika wafat, Rasulullah dibungkus dengan kain (panjang) bergaris.”.
4. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazahnya. Rasulullah bersabda;
بالجنازة)) (( .4أسرعوا“Segeralah menyelenggarakan jenazah.”.
• Dianjurkan menguburnya di tempat kematiannyaمضاجعهم – في القتلى يدفن أن أمر أحد يوم وسلم عليه الله صلى ألنه
ينقلوا – وال أماكنهم .5أي“Rasulullah memerintahkan agar para sahabatnya yang gugur ketika perang
uhud dimakamkan di tempat mereka wafat, dan tidak usah dipindahkan.”.
Setelah memastikan kematian
هوامش
1. Memandikan, mengkafani dan menshalatkan mayit hukumnya adalah fardhu kifayah.
2. Yang paling berhak memandikan mayit adalah orang yang diwasiatkan oleh sang mayit itu.
3. Kemudian jika sang mayit adalah laki-laki, maka setelah yang diwasiatkannya, yang paling berhak adalah ayahnya, anak laki-lakinya dan selanjutnya keluarganya yang terdekat setelah mereka.
Memandikan Mayit
هوامش
4. Demikianlah jika sang mayit adalah wanita; setelah orang yang diwasiatkannya, maka yang paling berhak memandikannya adalah ibunya, anak wanitanya, dan selanjutnya keluarganya yang terdekat setelah mereka.
5. Seorang suami boleh memandikan istrinya. Rasulullah berkata kepada Aisyah berkata;
لتك فغس قبلي مت لو ك ضر ما 6والله“Demi Allah jika sekiranya engkau wafat terlebih dahulu
dariku, maka saya akan memandikanmu.”. 6. Demikian juga sebaliknya, istri boleh memandikan
suaminya.زوجته تغسله أن أوصى بكر أبا .7ألن
“Abu Bakar berwasiat, jika Beliau meninggal, agar dimandikan oleh istrinya.”.
Memandikan Mayit
هوامش
7. Laki-laki dan wanita boleh memandikan anak berusia 7 tahun kebawah (laki-laki maupun wanita). Anak seusia itu, tidak mengapa melihat auratnya.
8. Jika seorang laki-laki (tidak memiliki istri) meninggal ditengah komunitas wanita, maka ditayammumkan dan tidak boleh dimandikan. Demikianlah sebaliknya.
9. Seorang muslim haram memandikan dan menguburkan orang kafir. Allah berfirman;
أبدا} { مات منهم أحد على تصل وهي 8وال عليهم الـصالة عن نهي فاذادونها . عما نهي ، أعظم
“Janganlah engkau menshalatkan seorangpun yang mati dari mereka (orang-orang kafir).”. Bila saja menshalati mereka dilarang, maka pekerjaan yang lebih ringan dari itu , pun terlarang.”.
Memandikan Mayit
10. Jika sang mayit memiliki luka, maka sebelum memandikannya hendaknya membersihkan luka tersebut.
11. Jika sang mayit diperban atau digips, maka sebelum memandikannya hendaknya perban atau gips itu dibuka terlebih dahulu. Kecuali jika dengan membukanya akan lebih memperparah luka tersebut (mengoyak luka itu), maka tidak boleh dibuka.
12. Jika sang mayit mengalami luka yang tidak memungkinkan untuk dicuci (luka bakar atau yang semacamnya), maka hendaknya luka itu dibersihkan kemudian ditutup dengan perban yang dilapisi oleh kapas. Dan diakhir proses mandi, hendaknya bagian itu ditayammumkan.
Hal lain yang perlu diperhatikan
13. Jika sang mayit mengalami luka yang tidak sama sekali memungkinkan seluruh tubuhnya terkena air, maka cukup dengan mentayammumkannya setelah meletakkannya diatas kafan.
14. Jika sang mayit memiliki gigi emas, maka hendaknya gigi tersebut dicabut dan diberikan kepada ahli warisnya. Kecuali jika dengan mencabutnya akan merusak bagian tubuh sang mayit (gusi atau yang disekitarnya), maka tidak boleh mencabutnya.
15. Memandikan mayit wanita sama saja dengan memandikan mayat laki-laki. Namun untuk wanita, hendaknya rambutnya dikepang. Dan bagian aurat yang ditutup dimulai dari pangkal leher hingga bawah lutut.
Hal lain yang perlu dperhatikan
16.Jika si mayit adalah anak yang belum baligh, maka tidak perlu mewudhukannya.
17.Janin yang gugur dengan usia kurang dari 4 bulan; tidak dimandikan, tidak dikafani dan tidak juga dishalatkan. Namun hanya dikuburkan saja.
18.Bila janin tersebut gugur diusia 4 bulan atau atau lebih, maka hukumnya sama dengan anak yang belum baligh.
Hal lain yang perlu dperhatikan
MENGKAFANIMENGKAFANI4
Kain kafan
Kain Pengikat
Kain panjang untuk menutupi seluruh tubuh mayit setelah dikafani
Minyak wangi
Kain putih untuk dibuat sebagai celana bagian dalam
KAPAS / KASA
Keranda
Laki-laki wanita
Tandu
Semoga bermanfaat
Demikian Sedikit Penjelasan Tentang Penyelenggaraan Jenazah
Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin