TELAAH KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN REMAJA
DESA LEMBA KECAMATAN LALABATA
KABUPATEN SOPPENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Oleh
RAHMAWATI
105331110816
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Air mata adalah kunci kesuksesan. Jangan menyerah untuk melangkah
karena keringat dan kerja keras tidak akan pernah menghianati hasil. Ingat
kebahagiaan orang tuamu paling utama.
Kegagalan adalah hal yang paling buruk, tetapi yang paling buruk apa bila
tidak pernah mencoba.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku ayahanda Sudirman dan ibunda
Sahariani, saudaraku, teman-temanku atas kekihlasan dan doanya
dalam mendukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
Rahmawati. 2020. Telaah Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Desa
Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Johar Amir sebagai
pembimbing I dan Nur Khadijah Razak sebagai pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan prinsip
kesantunan berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng, mendeskripsikan maksim yang paling sering muncul dalam
percakapan di kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah
berupa tuturan, kata-kata atau kalimat yang disampaikan oleh remaja tentang
pembentukan panitia remaja masjid, percakapan tentang covid 19 dan percakapan
tentang lebaran Idul Adha. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik rekam (simak), teknik catat.
Berdasarkan hasil analisa data I, II, dan III penerapan kesantunan
berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng, ada yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim
kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim
kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun yang
melanggar maksim kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan dan
maksim kemufakatan. Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di
desa lemba kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan.
Dari hasil penelitin dapat disimpulkan bahwa prinsip kesantunan berbahasa di
kalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
sudah termasuk dalam kategori santun dalam bertutur kata meskipun masih ada
yang melanggar maksim kesantunan.
Kata kunci : Pragmatik, Kesantunan Berbahasa, Kalangan Remaja.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt
yang selalu senantiasa memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah, serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak luput pula terucap atas junjungan nabi Muhammad Saw
yang menyempurnakan Islam serta membawa manusia dari zaman biadab menuju
zaman yang beradap karena atas nikmat kesehatan yang diberikan penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Telaah Kesantunan Berbahasa Di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng” dapat
dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna
memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeritas Muhammadiyah
Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin, namun sebagai manusia biasa tentunya tidak lepas dari segala
kekurangan dan keterbatasan sehingga masih jauh dari sempurna, baik dari segi
sistematika penulisan maupun isi yang terkandung dalam skripsi ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis harapkan.
Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak hingga kepada
semua pihak yang membantu kelancaran skripsi ini, baik berupa moril dan materil
karena penulis yakin tanpa bantuan dari mereka, sulitnya rasanya bagi penulis
ix
menyselesaikan skripsi ini. Izinkan penulis menyampaikan terimakasih kepada
Allah Swt yang telah memberikan nikmat, kesehatan dan kelancaran serta
petunjuk menyelesaikan skripsi ini.
Rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan luar biasa sangat spesial
penulis haturkan kepada kedua orang tua penulis. Ibunda Sahariani dan Ayahanda
Sudirman yang selaku keluarga penulis dengan segala pengorbanan dan jasa-jasa
mereka. Doa, restu, nasihat, dan petunjuk dari mereka merupakan dorongan moril
yang efektif.
Terima kasih kepada rektor Universitas Muhammadiyah Makassar
Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. terima kasih kepada dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph. D serta para wakil Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia Dr. Munirah, M.Pd dan
sekertaris Program Studi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Dr. Muhammad
Akhir, M.Pd beserta seluruh staffnya. Prof. Dr. Johar Amir., M.Hum sebagai
pembimbing I (satu) dan Nur Khadijah Razak, S.Pd., M.Pd pembimbing II (dua)
yang telah meluangkan waktunya untuk bimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Pimpinan beserta
para staff perpustakaan pusat dan Hj. Herniayatistuti, S.Pd., M.Pd Dosen
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Puang Anri Magalatung
x
Sengkang yang telah memberikan masukan dan dorongan dalam menyelesaikan
skripsi ini, serta kelas BI.C 016 dan sahabat penulis Nur Adila, Hikma, Meidina
Sri Hanum, Ade Irmawati, Mittahul Akar Manna, Karlina, Rahmawati dan Sri
Wahdaniyah Saputri yang selalu memberikan saya bantuan, mengajarkan saya arti
kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terkhusus kepada kakak Andi Reski Afriani, S.Pd Jurusan Pendidikan
Sosiologi dan kakak Yuni Lestari, S. Pd Alumni Universtas Muhammadiyah
Makassar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia yang selalu
memberikan dorongan dan masukan, mengajarkan arti sebuah kesabaran serta tak
henti-hentinya megulurkan tangan dikala jatuh bangun penulis dalam menghadapi
kerasnya badai di tanah perantau.
Semoga bantuan, bimbingan, motivasi, dan kasih sayang yang diberikan
kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
Subahanahu wa taala, akhirnya penulis dengan segala kerendahan hati, penulis
menyampaikan tidak ada manusia yang sempurna dan tak luput dari kesalahan
serta kekhilafan. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan tanggapan,
kritikan dan saran sehingga penulis dapat berkarya di masa yang akan datang.
Semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak mendapat berkat dan
rahmat Allah. Mudah-muahan dapat memberi manfaat bagi pembaca, terutama
bagi diri penulis. Amin ya rabbal alamin.
Makassar, Agustus 2020
Rahmawati
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .................................................................................................................. i
KARTU KONTROL I ............................................................................................ii
KARTU KONTROL II .......................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................vii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ............................................................................................ xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
xii
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................................... 7
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 7
1. Penelitian Relevan .................................................................................... 7
2. Pragmatik ................................................................................................. 8
3. Tindak Tutur ............................................................................................. 9
4. Kesantunan Berbahasa ............................................................................. 11
a. Pengertian Kesantunan Berbahasa .................................................. 11
b. Prinsip Kesantunan Berbahasa ......................................................... 14
c. Indikator Kesantunan ....................................................................... 21
5. Remaja .................................................................................................... 22
Kerangka Pikir ......................................................................................... 23
C. BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 26
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 26
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ....................................................................... 26
C. Definisi Istilah .............................................................................................. 27
D. Data dan Sumber Data ................................................................................. 27
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 29
xiii
D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 30
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 31
1. Analisis Prinsip Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Masjid
Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng .......................... 31
2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan Remaja
Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng .......................... 65
B. Pembahasan .................................................................................................. 75
E. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 85
A. Simpulan ...................................................................................................... 85
B. Saran ............................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 87
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel kesantunan berbahasa .................................................................................... 66
Tabel ketidak santunan berbahasa ............................................................................ 72
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
A. Dokumentasi pada saat pembentukan calon ketua panitia remaja
masjid ................................................................................................................ 107
B. Dokumentasi ketua panitia mengucapkan terima kepada peserta rapat yag telah
memilih jadi ketua panitia remaja masjid ......................................................... 108
C. Dokumentasi sekretaris panitia merima tawaran peserta rapat dalam forum
pembentukan panitia remaja masjid ................................................................. 108
D. Dokumentasi bendahara panitia merima tawaran peserta rapat dalam forum
pembentukan panitia remaja masjid .................................................................. 109
E. Dokumentasi percakapan remaja tentang covid-19 ............................................ 109
F. Dokumentasi percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha ............................. 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan bahasa sebagai alat
komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia selalu melibatkan pihak lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik dibanding dengan alat
komunikasi lainnya. Bahasa juga merupakan alat komunikasi yang ampuh
untuk melakukan hubungan atau kerjasama antar manusia, untuk
menanggapi dan mengungkapkan yang ada di sekitarnya serta
mengekspresikan diri dan segala sesuatu yang dirasakan kepada orang lain.
Secara umum linguistik merupakan ilmu bahasa atau ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya, terdiri atas beberapa cabang
yaitu: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmatik. Jika
dikatakan bahwa linguistik yaitu ilmu yang objek kajiannya adalah bahasa,
sedangkan bahasa itu merupakan fenomena yang hadir dalam segala
aktivitas manusia. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengakaji
penggunaan bahasa dalam berkomunikasi untuk mengetahui tuturan yang
disampaikan penutur kepada mitra tutur sehingga menghasilkan informasi
yang jelas sesuai dengan konteks ujaran.
Levinso (Tarigan 2009:31) bependapat bahwa pragmatik
merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang
merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa,
dengan kata lain telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa menghubung
2
kalimat-kalimat dan konteks secara tepat. Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji
telaah tuturan bahasa dari segi makna. Pragmatik menelaah ucapan-ucapan
khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka
ragam cara yang merupakan wadah dan aneka konteks sosial. Dengan
demikian pragmatik sangat erat dengan tindak tutur sehingga tuturan
tersebut memiliki makna, maksud atau tujuan.
Proses komunikasi tidak terlepas oleh adanya tindak tutur. Tindak
tutur merupakan suatu tindakan yang ditampilkan lewat tuturan misalnya
permintaan maaf, keluhan, pujian, janji dan permohonan. Tindak tutur
merupakan bagian dari suatu percakapan hal yang bisa menimbulkan bahasa
baik bagi penutur maupun mitra tutur.
Dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali
bertutur bahasa sesuai dengan kebiasaanya. Hal ini yang menyebabkan
tuturan yang sering digunakan tidak sesuai dengan kesantunan dalam
berbahasa. Tatakrama antar sesama remaja sudah lama tertanam pada diri
masayarakat, namun seiring pergantian zaman kesantunan dalam berbahasa
perlahan sirna karena arus modern. Sehingga kesantunan berbahasa mulai
luntur begitu saja di kalangan remaja saat ini.
Pada zaman sekarang banyak remaja yang berbahasa jauh dari
kesantunan. Hal ini disebabkan bahasa remaja hasil campur aduk dari
berbagai perubahan. Minimnya perhatian remaja masa kini terhadap
kesantunan berbahasa. Malahan dia mengganggap sesuatu yang tidak gaul
3
jika berbahasa sopan terhadap yang lebih tua. Bahkan cenderung mereka
menyamaratakan apabila bertutur kepada yang lebih tua dan yang seumuran
dengan dia. Terlebih mereka yang tinggal di suatu perumahan mereka sering
kali melontarkan bahasa yang tidak santun dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu fenomena yang penulis dapatkan adalah tuturan yang
diucapkan oleh seseorang remaja kepada teman karibnya.
Kia : “mauko pergi mana dongo?
Ani : “kerumahnya temanku”
Kia : “wehhh dongo kenapako lewat situ? Dikerja jalanan.
Ani : “mauka singga counter beli kuota”
Contoh percakapan berfokus pada kata yang di garis bawahi yaitu
dongo berarti bodoh. Jika dianalogikan dalam arti sebenarnya kata dongo
berarti bodoh namun pada percakapan di atas bukan menggunakan makna
yang sebenarnya melainkan sebagai bahasa tambahan yang biasa digunakan
remaja bercakap dalam kehidupan sehai-hari. Akan tetapi kata dongo
termasuk kata yang kasar digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Remaja yang berada di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng sering kali menggunakan bahasa yang tidak santun bahkan mereka
berani bersuara dan senantiasa merasa apapun yang diujarkan menunjukkan
keremajaan mereka. Bahkan sikap pemalu dan berbudi bahasa semakin hari
semakin menipis dalam jiwa anak remaja.
4
Padahal remaja adalah masa depan bangsa dan negara adalah
tanggung jawab remaja. Jika remajanya berkualitas masa depan bangsa dan
negara berkualitas begitupun sebaliknya apabila remajanya tidak bekualitas
bagiamana masa depan bangsa dan negara kedepanya, sehingga
keterampilan berbahasa yang santun mutlak harus mereka miliki dan
diterapkan di Desa Lemba kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Penulis memilih kesantunan berbahasa pada tuturan remaja
berdasarkan pertimbangan bahwa ragam bahasa yang kasar sering menjadi
alat komukasi antar remaja. Akan tetapi pada penelitian ini, peneliti hanya
memfokuskan pada bagaimanakah penerapan prinsip kesantunan berbahasa
dikalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
dan maksim apakah yang paling sering muncul dalam percakapan di
kalangan remaja di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng,
dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk
memperbaiki kesantunan berbahasa di kalangan remaja khususnya di Desa
Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis
memilih penelitan di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
dikarenakan penulis seringkali mendengar remaja daerah tersebut sering
menggunakan bahasa yang tidak santun dan terdengar kasar saat
berkomunikasi sehingga penulis merasa tertarik untuk mengkaji dengan
judul “Telaah Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Desa Lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah penerapan prinsip kesantunan berbahasa di kalangan
remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng?
2. Maksim apakah yang paling sering muncul dalam percakapan di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penerapan prinsip kesantunan berbahasa di kalangan
remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
2. Mendeskripsikan maksim yang paling sering muncul dalam percakapan
di kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, dari penelitian diharapkan dapat
bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis, adapun manfaat tersebut
sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini dapat memberikan gambaran
terhadap pembaca mengenai kesantunan berbahasa dan dapat
6
menciptakan perasaan yang baik antara penutur dan mitra tutur di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten
Soppeng.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Remaja
Untuk menambah pengetahuan tuturan dalam
berkomunikasi pada lingkungan remaja.
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tuturan dalam
berkomunikasi pada lingkungan masyarakat.
c. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
bagi peneliti lain tentang ilmu yang dikaji dan keterampilan dalam
penelitian.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan pragmatik sudah banyak
dilakukan oleh para peneliti. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Zaitul
Asma (2014) peneliti pernah meneliti dengan menggunakan strategi
kesantunan pada tuturan remaja. Menganalisis kata dan penggunaan ujaran
remaja dikalangan sekolah menengah.
Peneliti kedua yang pernah diteliti oleh Elies Erfanty Rahayu
(2013) peneliti pernah meneliti unsur sopan santun yang menjadi prinsip
utama dari pondok pesantren Al Mubarak Surakarta dengan tujuan
mewujudkan kesantunan berbahasa dalam interaksi antarasantri putri
pondok pesantren Al- Muayyad Surakarta, pematuhan prinsip kesantunan
berbahasa dalam interaksi antara santri putri di lingkungan pondok
pesantren Al- Muayyad Surakarta, serta pelanggaran prinsip kesantunan
bahasa yang digunakan dalam interaksi antarasantri puti pondok pesantren
Al-Muayyad Surakarta.
Peneliti ketiga yang pernah diteliti oleh Almuanawar (2015)
peneliti pernah meneliti penerapan kesantunan yang diterapakan
berdasarkan budaya yang berlaku pada masyarakat di Desa Pekaloboan
Kecamatan Anggreja Kabupaten Enrekang.
8
Berdasarkan beberapa jurnal di atas peneliti menyimpulkan
persamaan dan perbedaan dari masing-masing jurnal. Persamaan dari hasil
penelitian diatas yaitu sama membahas kesantunan berbahasa dalam
berkomunikasi anatara penutur dan mitra tutur sedangkan perbedaan dari
peneliti diatas terletak pada penerapan kesantunan berbahasa yang berlaku
berdasarkan budaya tempat tinggal masyarakat tersebut.
2. Pragmatik
Berbicara tentang pragmatik, pasti menyangkut tentang filosof
kenamaan Charles Morris (1938) yang pertama-tama menemukan istilah
pagmatik. Charles Morris membedakan tiga konsep dasar, yaitu sintaktik,
semantik, pragmatik. Sintaktik mempelajari hubungan formal antara
tanda-tanda, semantik mempelajari tanda dan objek, pragmatik mengkaji
hubungan antara tanda dengan penafsiran. (Suyono, 1990:1)
Menurut Wijana dan Rohmadi (2011:4) pragmatik adalah cabang
ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu
bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam berkomunikasi.
Pragmatik sebagai kajian struktur eksternal bahasa mengamati mengamati
berbagai aspek pemakaian bahasa dalam hal ini mengandalakan sebuah
tuturan benar-benar dipandang sebagai produk sebuah tindak tutur yang
jelas kontek lingual (koteks) dan konteks ekstralingual (konteks)nya
Konteks ekstralingual digunakan untuk mengungkapakan maksud (makna
penutur) yang tersembunyi dibalik suatu ujaran.
9
Menurut Tarigan (2015:31) pragamatik adalah telaah mengenai
hubungan antara bahasa dan konteks yang disandingkan dalam struktur
bahasa. Pragmatik adalah telaah mengenai segala aspek makna yang tidak
mencakup dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain membahas
segala aspek makna ucapan yang tidak dijelaskan oleh referensial
langsung pada kondisi-kondisi kebenaran mengenai bagaimana cara
konteks mempengaruhi cara kita menafsirkan kalimat.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pragmatik
adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi untuk mengetahui maksud tuturan yang disampaikan
penutur kepada mitra tutur sehingga menghasilkan informasi yang jelas
sesuai dengan konteks ujaran, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan
lancar. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa kemampun bebahasa yang
baik tidak hanya terletak pada kesesuaian atau gramatikal tetapi juga pada
aturan pragmatik.
3. Tindak tutur
Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh
J.L. Austin, seorang guru besar Universitas Harvard pada tahun 1956,
kemudian teoeri yang berasal dari materi kuliah itu dibukukan oleh J.O.
Urmson (1962) dengan judul How to do Thingwith Word. Lalu
teoritersebut menjadi terkenal setelah Searle menerbitkan buku berjudul
Speech Act: an Essay in the Philosophy of language (1969).
10
Sebelum Austin memperkenalkan teori tindak tutur ini para filsuf
dan para tata bahasawan tradisional berpendapat bahwa berbahasa itu
hanyalah aktivitas mengatakan sesuatu saja karena bahasa itu tidak lain
dari pada alat untuk menyampaikan informasi belaka. Contohnya:
a. Monument Nasional tingginya 125 meter.
Pernyataan di atas menerangkan tentang tingginya Monumen
Nasional yang berada di depan istana Jakarta. Akan tetapi, kalau orang itu
menuturkan kalimat-kalimat berikut, dia bukan hanya mengatakan sesuatu
saja, melainkan juga dia melakukan sesuatu.
b. Saya minta maaf atas kenakalan anak saya ini.
c. “Dengan mengucap „bismillah‟ acara seminar ini akan saya buka”
Selain mengatakan sesuatu, kalimat (2) juga menyatakan
melakukan tindakan, yaitu meminta maaf. Begitu juga dengan kalimat (3)
selain mengatakan sesuatu, juga menyatakan dan melakukan tindakan
yaitu membuka acara seminar.
Kalimat atau tuturan di atas yang selain mengatakan sesuatu juga
menyatakan adanya perbuatan atau tindakan dalam kajian pragmatik
disebut kalimat performatif atau tuturan performatif. Sedangkan tuturan
yang hanya menyatakan sesuatu saja seperti kalimat (1) disebut kalimat
atau tuturan kostatif. Menurut Austin (1956) dalam Chaer (2010:27)
kalimat atau tuturan performatif tidak mengandung nilai salah atau benar.
Berbeda dengan tuturan konstatif yang bisa dicari salah benarnya.
11
Kembali kepada persoalan semula apa maksudnya dengan tindak
tutur itu. Dari sejumlah literatur pragmatik dapat ditarik pengertian bahwa
tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan
yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Serangkain tindak
tutur dan peristiwa tutur (speech event). Kemudian, tindak tutur dan
peritiwa tutur ini menjadi gejala yang terdapat dalam suatu proses, yakni
proses komunikasi.
4. Kesantunan Berbahasa
a. Pengertian Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berasal dari kata dasar santun yang dalam kamus besar
bahasa Indonesia sebagai halus dan baik budi bahasanya. Sedangkan
berbahasa dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai
menggunakan bahasa sopan santun.
Kesantunan berbahasa merupakan seperangkat maksim yang
mengatur bentuk perilaku dalam bahasa baik perilaku linguistik maupun
ekstralinguitik. Menurut Leech (1983) dalam Sallatu (2015:32)
mengemukakan bahwa: Untuk merealisasikan kesantunan berbahasa perlu
memperhatikan aspek-aspek bertutur, yakni prinsip kesantunan (politeness
principle) yang mencakup maksim kearifan, kedermawanan pujian,
kerendahan hati, kesepakatan dan simpati. Selain itu, kesantunan juga
diwujudkan dengan tuturan yang menguntungkan mitra tutur. Tuturan
12
yang menguntungkan mitra tutur adalah yang tampak seperti yang
disampaikan bawahan terhadap atasan.
Sallatu (2015:35) menunjukkan bahwa terdapat empat macam
pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah kesantunan
secara pragmatik di dalam aktivitas bertutur yang sesungguhnya didalam
sebuah masyarakat bahasa. Keempat pandangan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1) Pandangan kesantunan yang berkaitan dengan norma-norma sosial
dan aturan kultural.
2) Pandangan yang melihat kesantunan sebagai maksim percakapan, dan
sebagai upaya penyelamatan muka. Di samping itu, dalam pandangan
maksim percakapan ini kesantunan dalam bertutur juga dapat
dianggap sebagai sebuah kontrak percakapan.
3) Pandangan ini melihat kesantunan berbahasa sebagai tindak untuk
memenuhi syarat agar terpenuhinya sebuah fakta kontrak percakapan.
Frase memandang bahwa sopan dan santun itu sesungguhnya sejajar
dengan aktifitas bertutur yang penuh pertimbangan etiket di dalam
aktifitas berbahasa di dalam masyarakat.
Berkaitan erat dengan penelitian sosiolinguistik dalam
pandangan kesantunan berbahasa ini, kesantunan bertutur akan dipandang
sebagai sebuah indeks sosial. Indeks sosial yang dimaksud ini banyak
terdapat diwujudkan dengan tuturan yang menguntungkan mitra tutur.
13
Tuturan yang menguntungkan mitra tutur adalah yang tampak seperti yang
disampaikan bawahan terhadap atasan.
Sallatu (2015:35) menunjukkan bahwa terdapat empat macam
pandangan yang dapat digunakan untuk mengkaji masalah kesantunan
secara pragmatik di dalam aktivitas bertutur yang sesungguhnya didalam
sebuah masyarakat bahasa. Keempat pandangan tersebut diuraikan sebagai
berikut:
4) Pandangan kesantunan yang berkaitan dengan norma-norma sosial
dan aturan kultural.
5) Pandangan yang melihat kesantunan sebagai maksim percakapan, dan
sebagai upaya penyelamatan muka. Di samping itu, dalam pandangan
maksim percakapan ini kesantunan dalam bertutur juga dapat
dianggap sebagai sebuah kontrak percakapan.
6) Pandangan ini melihat kesantunan berbahasa sebagai tindak untuk
memenuhi syarat agar terpenuhinya sebuah fakta kontrak percakapan.
Frase memandang bahwa sopan dan santun itu sesungguhnya sejajar
dengan aktifitas bertutur yang penuh pertimbangan etiket di dalam
aktifitas berbahasa di dalam masyarakat.
7) Berkaitan erat dengan penelitian sosiolinguistik dalam pandangan
kesantunan berbahasa ini, kesantunan bertutur akan dipandang sebagai
sebuah indeks sosial. Indeks sosial yang dimaksud ini banyak terdapat
di daam bentuk-bentuk referensi sosial, honorfik, dan gaya bicara
seseorang. Mengutip pendapat diatas dapat diketahui, kesantunan
14
berbahasa adalah tata cara berbahasa yang halus budi pekerti dalam
berbahasa lisan maupun tulisan saat berkomunikasi dengan lawan
tutur dan mitra tutur.
b. Prinsip Kesantunan Berbahasa
Dalam Puji (2014:online) mengumukakan bahwa Taringan (1990)
dan Rahardi (2003) maksim adalah akidah kebahasaan di dalam interaksi
lingual kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya,
interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan serta ucapan lawan tuturnya
dan telah menerjemahkan maksim-maksim didalam prinsip kesantunan
berbahasa yang disampaikan oleh Leech (1983) secara berturut-turut
sebagai berikut: (1) tuturan dapat memberikan keuntungan pada mitra
tutur (maksim kebijaksanaan), misalnya: kurangi kerugian orang lain dan
tambahi keuntungan orang lain. (2) tuturan lebih baik menimbulkan
kerugian pada penutur (maksim kedermawanan), misalnya: kurangi
keuntungan diri sendiri dan tambahi pengorbanan diri sendiri, (3) tuturan
dapat memberikan penghargaan kepada mitra tutur (maksim penghargaan)
misalnya: kurangi cacian pada orang lain dan tambahi pujian orang lain,
(4) tuturan tidak memuji diri sendiri (maksim kesederhanan) misalnya:
kurangi pujian pada diri sendiri dan tambahi cacian pada diri sendiri, (5)
tuturan dapat memberikan pemufakatan kepada mitra tutur (maksim
pemufakatan) misalnya: kurangi ketidak sesuaian antara diri sendiri
dengan orang lain dan tingkatkan persesuain antara diri sendiri dengan
orang lain, (6) tuturan dapat mengungkapkan rasa simpati yang dialami
15
oleh mitra tutur (maksim simpati) misalnya: kurangi antipati antara diri
sendiri dengan orang lain dan perbesar simpati antara diri sendiri dengan
orang lain. Keenam maksim tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
1) Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxsim)
Gagasan dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan
adalah bahwa peserta penutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk
selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur. Orang yang bertutur
yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat
dikatakan sebagai orang santun.
Wijana (1996:56) menambahkan bahwa semakin panjang
tuturan seseorang semain besar pula keinginan orang lain untuk
bersikap sopan kepada lawan bicaranya. Demikian pula tuturan yang
diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan
dengan tuturan yang diutarakan secara langsung dalam maksim
kebijaksanaan ini, Leech (2015:2006) menggunakan istilah maksim
kearifan. Contoh:
a. Tuan rumah : “silahkan makan saja dulu nak! Tadi kami
sudah mendahului”
Tamu : “wah saya jadi tidak enak Bu”
Kalimat yang dituturkan oleh seorang ibu kepada anak muda
yang sedang bertamu di rumah ibu tersebut. Pada saat itu, ia harus
16
berada di rumah ibu tersebut sampai malam karena hujan sangat terasa
dan tidak segera redah.
Berdasarkan tuturan tersebut, tampak dengan jelas bahwa apa
yang dituturkan si tuan rumah sungguh memaksimalkan keuntungan
bagi sang tamu. Lazimnya, tuturan semacam itu ditemukan dalam
keluarga masyarakat tutur desa. Orang desa biasanya sangat
menghargai tamu, baik tamu yang datang secara kebetulan mupun
tamu yang sudah direncanakan terlebih dahulu kedatangannya.
Bahkan, seringkali ditemukan bahwa minuman atau makanan yan
disajikakan kepada sang tamu diupayakan sedemikian rupa sehingga
layak diterima dan di nikmati oleh sang tamu. Orang dalam
masyarakat tuturan Jawa mengatakan hal demikian dengan istilah
“dinak-nakke” yang maknanya adalah diada-adakan”. Dalam
masyarakat Jawa sikap demikian sering muncul dengan mudah
ditemukan tuturan.
2) Maksim Kedermawanan (Generosty Maxsim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi
diri sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan
hati, para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang
lain. Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang
dapat meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan
17
memaksimalkan keuntungan bagi diri sendiri.. Tuturan pada contoh
berikut dapat menjelaskan pernyataan ini:
a. Anak kos A : “mari saya cucikan baju kotormu! Pakaianku
tidak banyak kok yang kotor”
Anak kos B : “tidak usah mba”. Nanti siang saya akan
mencuci juga kok”
Tuturan ini merupakan pembicaraan antara anak kos ada
sebuah rumah kos di kota Yogyakarta anak yang sat berhubungan
demikian erat dengan anak yang satunya.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan si A di tasa dapat
dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan
pihak lain dengan cara menambah beban bagi dirinya sendiri. Ha ini
dilakukan dengan menawarkan bantuan untuk mencucikan pakaian
kotor si B. Saling membantu, bekerja sama dan semacamnnya dapat
dianggap sebagai realisasi maksim kedermawanan atau maksim
kemurahan hati dalam hidup masyarakat.
3) Maksim Penghargaan (Aprobation Maxsim)
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan
dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha
memberikan penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini,
diharapkan agar para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling
mengcaci, atau saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang
sering mengejek peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur
18
akandikatakan sebagai orang tidak sopan. Dikatakan demikian,
karena tindakan mengejek merupakan tindakan tidak menghargai
orang lain dan perbuatan tidak baik, perbuatan itu harus dihindari
dalam pergaulan sesungguhnya. Untuk mempelajari hal tersebut,
tuturan pada contoh berikut dapat dipertimbangkan:
c. Dosen A : “Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk
kelas Business English”
Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar bahasa inggrismu
jelas sekali dari sini”
Dituturkan oleh seorang dosen kepada temannya yang juga
seorang dosen dalam ruang kerja dosen pada sebuah perguruan tinggi.
Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap
rekannya dosen B pada contoh diatas, ditanggapi dengan sangat baik
bahkan disertai dengan pujian dan penghargaan oleh dosen. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa di dalam peraturan itu dosen B
berperilaku terhadap dosen A.
4) Maksim Kesederhanan (Modesty Maxsim)
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan
sombong apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji
mengunggulkan diri sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia,
kesederhanaan dan kerendahan hati banyak digunakan sebagai
19
parameter penilaian kesantunan seseorang. Contoh tuturan berikut
dapat dipertimbangkan untuk memperjelas pernyataan ini:
b. Sekretris A : “Dik nanti rapatnya dibuka dengan doa dulu,
ya!”
Sekretaris B : “Ya, mbak. Tapi saya jelek lho!”
Dituturkan oleh seorang sekretaris kepada sekretaris yang lain
masih junior pada saat merek bersama-sama bekerja di ruang kerja
mereka. Dari tuturan sekretaris B di atas, dapat terlihat bahwa ia
bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk dirinya sendiri.
Dengan demikian, tuturan tersebut terasa santun.
5) Maksim Pemufakatan (Agreement Maxsim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur. Apabila terdapat pemufakatan atau kecocokan antara diri
penutur dan mitra tutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari
mereka akan dapat dikatakan bersikap santun. Wijana (1996:59)
menggunakan istilah maksim kecocokan dalam maksim
peremufakatan. Maksim kecocokan ini digunakan dalam kalimat
ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur
dan lawan tutur untuk memaksimalkn kecocokan diantara mereka, dan
meminimalkan kecocokan di antara mereka. Contoh:
c. Noni : “Nanti malam kita makan bersama ya, yun!”
20
Yuyun : “Boleh. Saya tunggu di Bambu resto.”
Dituturkan oleh seorang mahasiswa kepada temannya yang
juga mahasiswa pada saat mereka sedang berada di sebuah ruangan
kelas.
Tuturan di atas terasa santun, karena Yuyun mampu membina
kecocokan dengan Noni. Dengan memaksimalkan kecocokan di antara
mereka tuturan akan menjadi santun.
6) Maksim Kesimpatian (Sympath Maxsim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat
memaksimalkan sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang
lain. Sikap antipati terhadap salah seorang peserta tutur akan
dianggap sebagai tindakan tidak santun. Orang yang bersikap antipati
tehadap orang lain, apalagi sampai bersikap sinis terhadap pihak lain,
akan dianggap sebagai orang yang tidak tahu sopan santun di dalam
masyarakat.
Menurut Wijana (1996:60), jika lawan tutur mendapatkan
kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan
selamat. Bila lawan tutur mendapatkan kesusahan atau musibah
penutur layak turut berduka atau mengutarakan ucapan bela sungkawa
sebagai tanda kesimpatian. Contoh:
d. Ani : “Tut, nenekku meninggal.”
Tuti : “innalillahwainnailaihi rojiun. Ikut berduka cita.”
21
Dituturkan oleh seorang karyawan kepada karyawan lain yang
sudah berhubungan erat pada saat mereka berada diruang kerja
mereka.
c. Indikator Kesantunan
Indikator adalah penanda yang dapat dijadikan penentu apakah
pemakaian bahasa si penutur itu santun atau tidak. Dalam Puji
(2014:online) bahwa penanda-penanda tersebut dapat berupa unsur
kebahasaan maupun unsur non kebahasaan. Indikator tersebut sebagi
berikut:
1) Indikator kesantunan menurut Dell Hymes (1978), (1) mengacu pada
empat waktu terjadinya komunikasi, (2) mengacu pada orang yang
terlibat komunikasi, (3) mengacu pada tujuan yang ingin dicapai
komunikasi, (4) mengacu pada bentuk dan pesan yang ingin
disampaikan, (5) mengacu pada pelaksanaan percakapan, (6) mengacu
pada norma perilaku partisipan dalam berkomunikasi, dan (7)
mengacu pada ragam santai dan sebagainya.
2) Indikator kesantuan menurut Pranowo (2005), bahwa agar komuniksi
dapat terasa santun, tuturan ditandai dengan hal-hal berikut:
perhatikan suasana perasaan mitra tutur (angon rasa) pertemukan
perasaan anda dan perasaan mitra tutur (angon rasa) jagalah tuturan
agar dapat diterima oleh mitra tutur (empan rasa), jagalah agar tuturan
memperlihatkan rasa ketidak mampuan penutur dihadapan mitra tutur
(sifat rendah hati). (5) jagalah tuturan memperlihatkan mitra tutur di
22
posisi lebih tinggi sikap hormat, dan (6) jagalah agar tuturan selalu
memperhatikan apa yang dikatakan mitra tutur juga dirasakan oleh
penutur (sikap tepa selira).
5. Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
kemasa dewasa, yaitu saat anak tidak mau diperlakukan sebagai anak,
tetapi tetapi dari segi fisiknya, belum dapat dikatakan sebagai orang
dewasa. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka
sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja
ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali
dikenal dengan fase “mencari jati diri”.
Masa remaja sering dikenal dengan masa jati diri, ini terjadi karena
masa remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah
bukan anak-anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika
mereka diperlukan sebagai orang dewasa, ternyata belum dapat
menunjukkan sikap dewasa.
Menurut Ali dan Asrori (2016:9) remaja, yang dalam bahasa
aslinya disebut adolescence, berasal dari latin adolescence yang artinya
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitive dan
orang-orang purbakala memandang masa puber masa remaja tidak berbeda
23
dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap dianggap
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Notoatdmojo (2007) dalam Rosleny Marliani (2016:48)
menjelaskan bahwa masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau masa
peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang merupakan
perubahan biologi, perubahan psikologi dan perubahan sosial. Disebagian
besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada
usia 10-14 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.
Masa remaja, menurut Mappiare (1982) daAli dan Asrori (2016:9)
berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini
dapat dibagi menajdi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan
21/22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini, umumnya anak-anak
duduk dibangku sekolah menengah.
B. Kerangka Pikir
Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa dalam berkomunikasi untuk mengetahui maksud tuturan yang
disampaikan penutur kepada mitra tutur, dalam tinjauan pragmatik
terdapat kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa adalah tata cara
berbahasa yang halus, budi pekerti, dalam berbahasa lisan dan tulisan saat
berkomunikasi dengan lawan tutur dan mitra tutur, dalam kesantunan
24
berbahasa terdapat enam prinsip kesantunan yang dikemukakan oleh
Leech (1983) sebagai berikut. (1) maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
pemufakatan, maksim simpati. Berdasarkan keenam maksim tersebut
maka peneliti menganalisis bagaimanakah penerapan prinsip kesantunan di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
dan maksim apakah yang paling sering muncul dalam percakapan di
kalangan remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng,
dari analisis tersebut maka ditemukanlah temuan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
25
Bagan Kerangka Pikir
Pragmatik
Kesantunan
Berbahasa
1. Maksim Kebijaksanaan
2. Maksim Kedermawanan
3. Maksim Penghargaan
4. Maksim Kesederhanaan
5. Maksim Pemufakatan
6. Maksim Simpati
Kalangan Remaja Desa Lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
Analisis
Temuan
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif adalah penelitian
berupa metode atau pendekatan studi kasus (Case Study). Study kasus
termasuk dalam penelitian analisis kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan
terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat
sampai tuntas. Kasus yang dimaksud bisa berupa individu atau kelompok.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan prinsip
kesantunan berbahasa remaja yang ada di Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng serta mendeskripsikan maksim yang paling muncul
dalam percakapan di kalangan remaja Desa lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng memusat pada satu ojek tertentu yang mempelajarinya
pada studi kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, dengan kata lain data studi kasus ini dikumpulkan dari
berbagai sumber .
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng dan subjek penelitian ini adalah kalangan remaja yang
berada di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
27
C. Definisi Istilah
Definisi Istilah dari judul penulis konsepkan bertujuan untuk
memperoleh gambaran yang jelas untuk menghindari kesalah pahaman untuk
penafsiran. Maka penulis memberikan beberapa istilah yang digunakan
penelitian ini adapun istilah-istliah sebagai berikut:
1. Pragmatik
Pragmatik adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang
mempelajari makna bahasa secara konteks berdasarkn eksternal bahasa.
2. Kesantunan Berbahasa
Kesantunan berbahasa lebih berkenaan dengan perilaku atau
tingkah laku dalam bertutur.
3. Bahasa Remaja
Bahasa remaja adalah hasil campur aduk dari berbagai bahasa dan
berbagai perubahan.
D. Data dan Sumber Data
Data dari penelitian ini berupa tuturan, ucapan, kata-kata atau kalimat
yang disampaikan oleh remaja yang didalamnya terdapat kesantunan
berbahasa di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupeten Soppeng. Sumber
data ini diambil dari anak berkategori remaja yang terletak di Desa lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
28
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Simak
Menurut Mahsun (2017:91) dalam penelitian ini, metode penyediaan data
ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk
memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa.
Metode ini mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik
sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada
hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam
penelitian ini, penyadapan penggunaan bahasa secara rekam, karena
peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa langsung dengan orang
yang sedang bicara.
Adapun teknik simak bebas libat cakap, maksudnya si peneliti
hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para
informasinya. Dalam penelitian ini teknik catat digunakan terhadap objek
penelitian bahasa secara langsung berupa percakapan anak usia remaja
dengan teman sebanyanya bahkan orang yang lebih tua. Dalam penelitian
ini, peneliti mencatat kesalahan-kesalahan bahasa yang tidak sesuai
dengan kaidahnya.
2. Teknik Catat
Teknik catat merupakan kelanjutan dari teknik sadap, menurut
Mahsun (2017:92) bahwa menyadap penggunaan bahasa yang dimasukan
menyangkut penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis.
Penggunaan bahasa secara tertulis, jika peneliti berhadapan dengan
29
penggunaan bahasa bukan dengan orang sedang berbicara, tetapi berupa
bahasa tulis, misalnya naskah kuno, teks narasi, bahasa-bahasa pada
massa media dan lain-lain.
F. Teknik Analisis Data
Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik
lanjutan yang berupa teknik libat cakap, simak bebas libat cakap, catat dan
teknik rekam. Teknik simak libat cakap maksudnya peneliti melakukan
penyadapan itu dengan cara berpartisipasi sambal menyimak, berpartisipasi
dalam pembicaraan, dan menyimak pembicaraan. Dalam hal ini, si peneliti
terlibat langsung dalam dialog.
Data yang diperoleh melalui teknik rekam (simak) dan teknik catat
dianalisis dengan pendekatan pragmatik agar dapat diketahui penerapan
prinsip kesantunan di kalangan remaja dan maksim apakah yang paling
sering muncul dalam percakapan remaja.Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah:
1. Tabulasi data, yaitu pengumpulan data mentah dari hasil observasi
(pengamatan langsung) perekaman dan pencatatan.
2. Mengkaji penerapan prinsip kesantunan berbahasa remaja Desa Lemba
Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
3. Mengkaji maksim yang sering muncul dalam percakapan di kalangan
remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah
dianalisis di Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Hal ini
merupakan studi kasus yang dilakukan peneliti dan harus turun langsung di
lapangan guna mengumpulkan data penelitian sebagai cerminan pematuhan
dan pelanggaran terhadap maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kemufakatan,
maksim kesimpatian serta maksim yang paling sering muncul dalam
percakapan di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng.
Berdasarkan hasil analisa data I, II, dan III penerapan kesantunan
berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng, ada yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim
kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim
kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun
yang melanggar maksim kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan
dan maksim kemufakatan.
Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di desa
lemba kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan.
31
A. Hasil Penelitian
1. Penerapan Prinsip Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja Desa
Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
a) Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
kerugian bagi diri sendiri.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
1) Mamar : Alhamdulillah, kita sudah menemukan
ketua panitia, sekretaris panitia dan
bendahara panitia. Sebelum mengakhiri
rapat pada hari ini, saya mengundang
teman-teman berkenan ke rumah
makan siang.
32
2) Peserta rapat : Wah kami tidak enak.
3) Mamar : Tidak apa-apa ibuku tadi sudah
menyiapkan makanan untuk disantap siang
ini.
4) Peserta rapat : Alhamdulillah. Terima kasih.
5) Mamar : Sama-sama. Saya tunggu di rumah.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar dapat dilihat
dengan jelas bahwa apa yang dituturkan sungguh memaksimalkan
keuntungan bagi tamu. Lazimnya, tuturan semacam ini ditemukan dalam
keluarga masyarakat tutur desa. Orang desa biasanya menghargai tamu,
baik tamu tamu datang secara kebutulan maupun tamu yang sudah
direncanakan terlebih dahulu kedatangannya. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kebijaksanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Mamar dan
peserta rapat dapat dikategori santun.
6) Ita : Jangan khawatir saudara, kami siap membantu
dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan
nanti.
7) Aulya : Jangan khawatir saudara, kami siap membantu
dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan
nanti.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dan Aulya, dapat dilihat
dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan keuntungan bagi
33
dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri..
Hal ini dilakukan untuk membantu ketua panitia menyukseskan kegiatan
remaja masjid. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Ita dan Aulya dapat dikategori santun.
8) Fajar : Insya Allah saya siap sekuat tenaga membantu
saudara
9) Peserta rapat : Siapppp….
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Fajar dan peserta rapat
tampak terlihat dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan
keuntungan bagi dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian
bagi dirinya sendiri. Hal ini dilakukan mereka demi membantu ketua
panitia, sekretaris dan bendahara untuk menyukeskan kegiatan remaja
masjid. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Fajar dan peserta rapat dikategori santun.
b. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
34
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
10) Ita : Aiiii jangan saya saudara, masih banyak lebih
berpengalaman dari pada saya.
11) A. Fatma : Kalau saya setuju saudara Ita jadi sekretris
panitia karena dia rajin dan teliti dalam
melakukan pekerjaan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan A. Fatma dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia menanggapi tuturan Ita dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Hal ini dilakukan karena penutur berpendapat
kalau Ita cocok jadi sekretaris panitai. Orangnya rajin dan teliti dalam
melakukan pekerjaan, sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan A. Fatma dapat dikategori santun.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
35
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
12) Nita : Saya setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi
bendahara panitia, insya Allah akan menjalankan
amanah itu.
13) Ikbal : Mantap terbaik memang ini saudaraku.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ikbal dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia menanggapi tuturan Nita dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ikbal dapat dikategori santun.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
14) Fajar : Sayamo yang jadi bendahara panitia,
bagaimana teman-teman? Haha
(15) Ikbal : Tidak yakinka saudara kita yang mau jadi
bendahara panitia, habisk nanti uang karena
boroski bela. Hmmm
36
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Fajar dan Ikbal
dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka tidak mengurangi cacian satu
sama lain sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
melanggar kriteria maksim penghargaan karena Fajar menawarkan
dirinya sebagai bendahara panitia hanya dianggap lelucon begitupun
dengan Ikbal mengatakan kepada Fajar dengan nada mengejek. Tidak
yakinka saudara kita mau jadi bendahara panitia, habiski nanti uang
karena boriski bela. Hmmmm, padahal mereka tidak sadar bahwa
aturan di dalam forum tidak boleh seperti itu. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Fajar dan Ikbal telah melanggar prinsip
kesantunan.
16) Aulya : Kira-kira bisa ji saudara Nita
menjalankan amanah? Siapa tau dia
suka korupsi. Hahaha
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya terdapat
tuturan yang tidak mengurangi cacian terhadap Nita malahan
mengejek dan merendahkannya. Hal ini dilakukan Aulya karena dia
dia berpendapat bahwa “kira-kira bisa ji saudara Nita menjalankan
amanah? Siapa tau dia korupsi. Hahaha” sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan melanggar kriteria maksim
penghargaan. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Aulya
dapat dikategorikan tidak santun dalam bertutur.
c. Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
37
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data 1 : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
17) Zul : Saya ucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah mempercayai saya sebagai ketua panitia
dalam kegiatan nanti, tapi jujur pengalaman saya jadi
pemimpin masih sangat kurang, apalagi dalam kegiatan
seperti ini.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul, dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan bahwa
pengalamannya jadi pemimpin masih sangat kurang, apalagi kegiatan
seperti ini. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
38
telah mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk dirinya
sendiri. Hal ini dilakukan karena penutur tidak membanggakan dirinya
untuk jadi sekretaris panitia dengan alasan masih banyak yang
berpengalaman dari pada dia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Ita dapat dikategorikan santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu 30 Mei 2020 di ruang
rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja masjid.
18) Ita : Aiiii Jangan saya saudara, masih banyak yang
lebih berpengalaman dari pada saya.
39
19) Nita : Saya setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi
bendahara panitia, insya Allah akan menjalankan
amanah itu.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Nita dapat dlihat dengan
jelas bahwa ia berusaha bersikap rendah hati dan mengurangi pujian
untuk dirinya sendiri. Hal ini dilakukan Nita dengan mengatakan saya
setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi bendahara panitia, insya
Allah akan menjalankan amanah itu. Sehingga prinsip kesantunan dari
segi maksim kesantunan terdapat tuturan yang mematuhi kriteria
maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan
Nita dapat dikategorikan santun.
d. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan ketua
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
20) Ita : Bagaiamana kalau saudara Zul yang kita sepakati
menjadi ketua panitia, bagaimana dengan peserta
40
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita, dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan Ita karena
ingin meminta pesertujuan peserta rapat mengenai usulannya bahwa Zul
cocok jadi ketua panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ita dan peserta rapat dapat dikategori santun.
22) Mamar : Bagaimana dengan peserta yang lain apakah ada
usulan untuk menjadi ketua panitia?
23) Aulya : Tabe, teman-teman kalau saya setuju saja
saudara Zul yang jadi ketua panitia, tapi
sebelum memutuskan perlu kita tanya dulu
kepada yang bersangkutan, apakah dia siap jadi
ketua panitia?
24) A. Fatma : Saya sepakat apa yang dikatakan saudara Ita
25) Peserta rapat : Setujuuuuuuuuu
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar, Aulya A.
Fatma dan Peserta rapat dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka
membina kecocokan dengan peserta rapat dan memaksimalkan
kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan mereka untuk mengetahui
yang lain?
21) Ikbal : Iye, cocok.
41
kesediaan Zul jadi ketua panitia sesuia yang dikatakan Ita dan peserta
rapat. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Mamar dan Aulya dapat dikategori santun.
26) Mamar : Bagaimana dengan saudara Zul, apakah saudara
bersedia jadi ketua panitia sesuai yang disepakati
peserta rapat?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mamar kepada Zul dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan Mamar
untuk menanyakan kesiapan Zul jadi ketua panitia sesuai yang disepakati
peserta rapat. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Mamar dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan sekretaris
panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
27) Zul : Ok. Kita lanjut pembahasan penetapan sekretaris
panitia dan bendahara panitia. Saran saya yang
bagus jadi sekretaris panitia saudari Ita,
42
bagaimana teman-teman?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul terlihat dengan jelas
bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan untuk
meminta pendapat peserta mengenai usulannya bahwa Ita cocok jadi
sekretaris panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
28) Zul : Bagaimana saudari, setuju jaki jadi sekretaris
panitia?
29) Ita : Ok saudara kalau begitu saya bersedia jadi
sekretaris panitia untuk menyukseskan kegiatan
kita nanti.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul kepada Ita dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dengan Ita dan
memaksimalkan kecocokan di antara mereka. Hal ini dilakukan penutur
untuk menanyakan kesediaan Ita jadi sekretaris panitia. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Zul dan Ita
dapat dikategori santun.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
43
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
30) Mamar : Alhamdulillah, sekretaris panitia sudah ada.
Berarti bisa dilanjut untuk mencari calon
bendahara panitia. Saya serahkan kepada ketua
panitia untuk mencari bendahara panitia.
Silahkan saudara Zul !
31) Zul : Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Bagaimana teman-teman ada yang siap jadi
bendahara panitia?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul terdapat tuturan yang
berusaha membina kecocokan dengan peserta rapat dan memaksimalkan
kecocokan diantara mereka, sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Hal ini
dilakukan penutur untuk menanyakan kepada peserta rapat mengenai
kesiapan diantara salah satu peserta untuk jadi bendahara panitia. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Zul dapat dikategorikan santun.
32) Ikbal : Kalau menurut saya yang bagus jadi bendahara
panitia perempuan karena dia calon ibu rumah
tangga pasti dia lebih paham masalah
keuangan.
33) Aulya : Iya, betul apa yang dikatakan saudara Ikbal
44
yang penting bisa memegang amanah.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ikbal dan Aulya dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini dilakukan penutur
dan mitra tutur karena mereka berpendapat bahwa bendahara panitia
lebih cocok perempuan karena dia calon ibu rumah tangga pasti dia lebih
paham masalah keuangan. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesaantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Ita dan Aulya dapat dikategorikan santun.
34) Zul : Baik kita lanjut pembahasan tidak usah
maki berdebat. Bagaimana teman-
teman kalau dari kaum perempuan saja
bendahara panitia?
35) A. Fatma : Tabe, kalau menurut saya yang kita
jadikan sebagai bendahara panitia tidak
mesti dari kaum perempuan, laki-laki
pun bisa yang jelas dia sanggup
beranggung jawab dalam
mengelola keuangan.
36) Aulya : Iya betul apa yang dituturkan saudara
A. fatma.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul, A. Fatma dan Aulya
dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan
45
satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini
dilakukan Zul karena ingin menanyakan kepada peserta kalau kaum
perempuan cocok jadi bendahara panitia tetapi A. Fatma dan Aulya
mengatakan menurut mereka yang kita jadikan sebagai bendahara panitia
tidak mesti dari kaum perempuan, laki-laki pun bisa yang jelas dia
sanggup bertanggung jawab dalam mengelolah keuangan. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Zul,
A. Fatma dan Aulya dapat dikategorikan santun dalam bertutur
37) Ita : Tabe, bagaimana kalau saudara Fajar kita
sepakati menjadi bendahara karena dia juga
bendahara panitia tahun lalu.
38) Ikbal : Betul apa yang dikatakan saudara Ita bahwa
saudara Fajar sudah berpengalaman dalam
mengelola keuangan tapi alangkah baiknya kita
memberikan kesempatan peserta lain. Siapa tau
ada yang siap jadi bendahara panitia tapi malu-
malu mengungkapakan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita dan Ikbal dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka. Hal ini
dilakukan Ita dan Ikbal ingin menyesuaikan atau mencocokkan
pendapatnya kepada peserta rapat bahwa Fajar sudah berpengalam
46
dalam mengeglola keuangan tapi alangkah baiknya memberikan
kesempatan kepada peserta lain. Sehingga prinsip kesantunan dari
segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kemufakatan.
Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Ita dan Ikbal dapat
dikategorikan santun dalam bertutur.
39) Ita : Iya betul apa salahnya kita berikan
kesempatan teman-teman yang lain
untuk belajar, bagaimana kalau
saudara Nita yang kita pilih ?
40) A. Fatma : Iya, saya lebih setuju kalau saudara
Nita jadi bendahara panitia.
41) Zul : Bagaimana peserta rapat tentang usulan
saudara Ikbal?
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ita, A. Fatma dan
Zul dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina
kecocokan satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara
mereka. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kemufakatan. Hal ini dilakukan mereka
karena ingin mencari bendahara panitia yang jujur dalam
menjalankan amanah sehingga Nita dipilih jadi bendahara panitia
remaja masjid. Dengan demikan tuturan yang dilontarkan Ita, A.
Fatma dan Zul dapat dikategorikan santun dalam bertutur.
47
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Zul dan peserta
rapat dapat dilihat dengan jelas bahwa mereka mampu membina
kecocokan satu sama lain dengan memaksimalkan kecocokan
diantara mereka. Hal ini dilakukan Zul dan peserta rapat karena ingin
meminta persetujuan kepada Nita mengenai kesiapannya jadi
bendahara panitia. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan terdapat tuturan yang mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Zul dan
peserta rapat dapat dikategorikan santun.
e. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data I : Tuturan remaja pada saat pemilihan / penetapan bendahara
panitia
42) Zul : Bisa dilanjut pembahasan teman-
teman? Bagaimana saudara Nita
apakah siap jadi panitia bendahara?
43) Peserta rapat : Bisa…. Setuju….
48
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
15:30 Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja
masjid.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya dapat dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Fajar terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal. Hal ini dilakukan penutur dengan mengatakan kepada Ikbal janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah.
S
ehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi
kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang
dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Aulya dapat dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Fajar terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal. Hal ini dilakukan penutur dengan mengatakan kepada Ikbal janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah. Sehingga
p
rinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Aulya
dapat dikategorikan santun.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
a. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maksim)
Gagasan dasar maksim kebijaksanaan dalam prinsip kesantunan
adalah peserta penutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu
44) Aulya : Janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji
menjalankan amanah!
45) Ita : Jangan ki langsung menilai orang tanpa
melihat pertanggung jawabannya saudara.
46) A. Fatma : Iya betul apa yang dikatakan saudara Ita.
49
mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan
pihak lain dalam kegiatan bertutur.
47) Karlina : Rahma, bila tidak keberatan boleh kami simpan
sembako di rumahmu ? Agar dekat kami bawah ke
rumah tantemu.
48) Rahma : Iya. Boleh jangan sungkan.
Berdasarkan tuturan Karlina tampak terlihat dengan jelas bahwa ia
dapat memberikan keuntungan kepada mitra tutur, karena mitra tutur
menjawab pertanyaan penutur sehingga jawabannya dapat
menguntungkan bagi penutur, seperti pada pertanyaan Karlina bahwa
Rahma, bila tidak keberatan boleh kami simpan sembako di rumahmu ?
Agar dekat kami bawah ke rumah tantemu dan dijawab oleh Rahma
bahwa iya bisa. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kebijaksanaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan Mei dikategori santun.
b. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
50
meminimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan bagi diri sendiri.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
49) Ade : Karlina, bagaimana kalau kita bantu keluarga
Rahma. Sebentar sore kita ke pasar membeli
sembako untuk mengurangi beban mereka
karena saya dengar dari cerita Rahma keluarga
tantenya tidak berpenghasilan tetap.
50) Karlina : Iya boleh dengan senang hati.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dan karlina tampak
terlihat dengan jelas bahwa mereka berusaha meminimalkan keuntungan
bagi dirinya sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya
sendiri. Hal ini dilakukan mereka demi membantu keluarga tante Rahma
karena penghasilannya tidak tetap. Sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Fajar dan peserta rapat dikategori
santun.
c. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
51
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
51) Rahma : Nanti saya bantu kalian. Saya juga punya uang
sedikit dari hasil jahitanku.
52) Ade : Ternyata selama ini kamu memiliki keahlian
menjahit. Terbaik memang ini temanku.
53) Rahma : Alhamdulillah. Ini hanya pekerjaan sampingan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia menanggapi tuturan Rahma dengan sangat baik bahkan
disertai dengan pujian. Hal ini dikatakan Ade karena dia tidak tau kalau
selama ini Rahma memiliki keahlian menjahit. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
52
penghargaan Dengan demikian tuturan yang dilontarkan A. Fatma dapat
dikategori santun.
d) Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020
pukul 10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten
Soppeng percakapan remaja tentang covid 19.
54) Rahma : Saya tidak enak dengan kalian.
55) Karlina : Tidak apa-apa santai saja. Alhamdulillah kami ada
sedikit rejeki untuk membantu yang lebih
membutuhkan.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan tidak enak dan
merasa malu karena keluarga saya tidak seperti keluarga kalian.
53
Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan telah
mematuhi kriteria maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Zul dapat dikategori santun.
e. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 10:
00 di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng percakapan
remaja tentang covid 19.
56) Rahma : Karlina, apa kabar? Apa mubikin disitu?
57) Karlina : Baik. Kamu sendiri apa kabar? Saya sedang
menjemur badanku dengan sinar matahari!
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
54
58) Rahma : Baik juga. Oh iya memangnya kamu tidak
kepanasan?
59) Karlina : Berjemur menjadi aktivitas yang digemari banyak
orang saat pandemi covid-19.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
60) Ade : Memangnya dengan berjemur disinar matahari bisa
menipis corona?
61) Karlina : Akivitas berjemur yang dipraktikkan ditengah
corona ini, akan membantu tubuh mendapatkan
vitamin D dapat memerkuat tulang dan melindungi
diri dari virus corona. Jadi, jangan takut untuk
gosong, karena manfaat dari vitamin D mampu
menipis corona.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
55
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
62) Rahma : Seperti apa itu covid-19 ?
63) Karlina : Begini teman covid-19 adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus severe acure respiratory
syndrome coronavirus (SARS-COV-2) atau corona
sindrom pernapasan akut parah. Covid -19 dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan mulai
dari gejala yang ringan hingga infeksi paru-paru
seperti pneumuia. Kita harus waspada karena
diseluruh indinesia bulan ini sudah mencapai 14.924
orang terserang covid-19.
Adapun cara mencegah agar tidak terserang
penyakit covod-19 yaitu:
1. Harus menggunakan masker jika bepergian
2. Rajin mencuci tangan
3. Mengomsumsi makanan sehat dan berkahsiat
seperti makan sayur, buah-buahan dan
perbanyak minum air putih.
4. Jaga jarak
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu keluar
rumah.
56
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Rahma, dan Karlina dapat
dilihat dengan jelas bahwa mereka berusaha membina kecocokan satu
sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena
Karlina menjawab sesuai pertanyaan yang dilontarkan Rahma. Sehingga
prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria
maksim kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Ita
dan peserta rapat dapat dikategori santun.
f. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data II : Percakapan remaja tentang covid 19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul
10:00 Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng
percakapan remaja tentang covid 19.
64) Ade : Bahaya juga itu penyakit di. Apakah ada disekitar
rumahmu yang terserang penyakit covid-19?
65) Karlina : Iya ada dilorong sebelah. Beberapa hari yang lalu dia
keluar kota. Setelah balik kampong ternyata ibu Tija
57
terserang penyakit covid dan parahya lagi langsung
dijemput oleh petugas covid.
66) Ade : Kasihan sekali ibu Tija. Apakah dia bisa dijenguk
oleh keluarganya atau orang terdekatnya.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Ade dapat dilihat dengan
jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati terhadap tuturan yang
diucapkan Rahma. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim
kesantunan mematuhi kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian
tuturan yang dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
67) Karlina : Yang saya dengar tidak bisa dijenguk
oleh siapa pun temasuk kelaurganya.
68) Rahma : Iya betul apa yang dikatakan Karlina.
Tante saya juga terserang penyakit
covid-19, namun tim medis tidak dapat
menyelamatkan nyawanya dan jenazah
pun kami tidak sempat melihatnya.
69) Karlina dan Ade : Waduh kasihan. Kami turut
berduka cita atas musibah yang
menimpa keluargamu.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Karlina dan Ade dapat
dilihat dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati
terhadap tuturan yang diucapkan Rahma. Sehingga prinsip kesantunan
dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim kesimpatian.
58
Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Aulya dapat dikategorikan
santun.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
a. Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim)
Maksim kedermawanan menghendaki setiap peserta pertuturan
untuk mengurangi keuntungan dan memperbesar pengorbanan bagi diri
sendiri. Dengan maksim kedermawanan atau maksim kemurahan hati,
para peserta pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain.
Penghormatan terhadap orang lain akan terjadi apabila orang dapat
meminimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan bagi diri sendiri.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
70) Mei : Mau sekali ka makan daging.
71) Hikmah : Ke rumah ki kalau hari lebaran makan daging.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah tampak terlihat
dengan jelas bahwa ia berusaha meminimalkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dengan cara memaksimalkan kerugian bagi dirinya sendiri. Hal
ini dilakukan Hikmah dengan mengajak Mei ke rumahnya hari lebaran
59
makan daging karena Mei mau sekali makan daging. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kedermawanan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan
Mei dikategori santun.
72) Mei : Wow. Kalau begitu mauka pale ke rumahmu.
73) Hikmah : Iye, kesini maki.
74) Mei : Tunggu nah! Habis lebaran langsung ke rumahmu
ka sekalian kasih ka juga dagingmu satu kilo. heheh
75) Hikmah : Tenang. Sudah kutanya nenekku bilangkan
simpankan juga temanku.
76) Mei : Terima kasih teman.
77) Hikmah : Sama-sama teman.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah tampak terlihat
dengan jelas bahwa ia berusaha meminimalkan keuntungan bagi dirinya
sendiri dengan cara memaksimalakn kerugian bagi dirinya sendiri. Hal
ini dilakukan Hikmah karena ia ingin berbagi daging kurban kepada
temannya. Sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan
mematuhi kriteria maksim kedermawanan. Dengan demikian tuturan
yang dilontarkan Hikmah dan Mei dikategori santun.
b. Maksim Penghargaan (Approbation Maxim)
Di dalam maksim penghargaan dijelaskan bahwa orang akan dapat
dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha memberikan
penghargaan kepada pihak lain. Dengan maksim ini, diharapkan agar
60
para peserta pertuturan tidak saling mengejek, saling mengcaci, atau
saling merendahkan pihak lain. Peserta tutur yang sering mengejek
peserta tutur lain, dalam kegiatan bertutur akan dikatakan sebagai orang
tidak sopan. Dikatakan demikian, karena tindakan mengejek merupakan
tindakan tidak menghargai orang lain dan perbuatan tidak baik,
perbuatan itu harus dihindari dalam pergaulan sesungguhnya.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
78) Mei : Ke rumah juga cicipi kue yang saya buat. Hehehe
79) Hikmah : Ternyata memiliki keahlian membuat kue.
80) Mei : Iye belajarka karena rencana mauka buat usaha jualan
kue.
81) Hikmah : Masya Allah. Terbaik ki memang.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia menanggapi tuturan Mei dengan sangat baik
bahkan disertai dengan pujian sehingga prinsip kesantunan dari segi
maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim penghargaan. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Mei dan Hikmah dapat dikategori
santun.
c. Maksim Kesederhanaan (Modesty Maxim)
61
Di dalam maksim kesederhanaan atau maksim kerendahan hati,
peserta tutur diharapkan dapat bersikap rendah hati dengan cara
mengurangi pujian terhadap diri sendiri. Orang akan dikatakan sombong
apabila dalam kegiatan bertutur selalu memuji mengunggulkan diri
sendiri. Dalam masyarakat dan budaya Indonesia, kesederhanaan dan
kerendahan hati banyak digunakan sebagai parameter penilaian
kesantunan seseorang.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
82) Mei : Ok. Kalau begitu kita ke pasar saja karena di
pasar bajunya murah dan simple tapi tidak
murahan ji.
83) Hikmah : Baiklah. Berkabar saja mengenai baju ini.
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mei, dapat dilihat dengan
jelas bahwa penutur bersikap rendah hati dan mengurangi pujian untuk
dirinya sendiri. Hal ini dilakukan penutur dengan alasan bahwa kalau
dipasar bajunya murah dan simple tapi tidak murahan ji. Sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan telah mematuhi kriteria
62
maksim kesederhanaan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan
Mei dapat dikategori santun.
d. Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim)
Maksim pemufakatan seringkali dsebut dengan maksim
kecocokan. Di dalam maksim ini, ditekankan agar para peserta tutur
dapat saling membina kecocokan atau pemufakatan di dalam kegiatan
bertutur.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
Berdasarkan tuturan yag disampaiakan Hikmah dan Mei dapat
dilihat bahwa tuturan mereka melanggar maksim kemufakatan karena
pertanyaan penutur tidak sesuai atau tidak dengan jawaan mitar tutur.
Seharusnya Mei menjawab ia karena sebentar lagi mau lebaran tetapi
pada percakapan di atas Mei bertanya kembali kepada Hikmah. Dengan
demikian tuturan yang dilontarkan Hikmah dan Mei dapat dikategorikan
santun.
86) Mei : Baju apa kamu mau beli?
87) Hikmah : Baju gamis
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Mei dan Hikmah, dapat
dilihat dengan jelas bahwa ia berusaha membina kecocokan dan
memaksimalkan kecocokan diantara mereka karena jawaban yang
84) Hikmah : Mauko beli baju untuk dipakai lebaran
85) Mei : Baju apa mau dibeli?
63
dilontar mitra tutur sesuai dengan pertanyaan mitra tutur sehingga prinsip
kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi kriteria maksim
kemufakatan. Dengan demikian tuturan yang dilontarkan Mei dan
Hikmah dapat dikategori santun.
e. Maksim Kesimpatian (Sympath Maxim)
Maksim ini di harapkan agar para peserta dapat memaksimalkan
sikap simpati antara pihak yang satu dengan yang lain. Sikap antipati
terhadap salah seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan
tidak santun. Orang yang bersikap antipati tehadap orang lain, apalagi
sampai bersikap sinis terhadap pihak lain, akan dianggap sebagai orang
yang tidak tahu sopan santun di dalam masyarakat.
Data III : Percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30
Wita di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha, sebagai berikut:
88) Hikmah : Baju gamis, apa kau Mie, tidak beli bajuko?
89) Mei : Tidak belika baju masih ada baju lebaranku tahun
kemarin karena keuangan juga tidak memadai.
90) Hikmah : Bah saya paham dengan kondisi sekarang. Saya
punya tabungan sedikit nanti kamu pakai saja
uangku beli baju lebaran.
91) Mei : Tidak enakku sama kamu.
92) Hikmah : Tidak apa-apa teman.
64
Berdasarkan tuturan yang disampaikan Hikmah dapat dilihat
dengan jelas bahwa ia dapat memaksimalkan sikap simpati kepada Mei.
Hal ini dilakukan penutur dengan memantu mitra tutur untuk membeli
baju baru karena keuangan penutur tidak memadai untuk membeli baju
baru sehingga prinsip kesantunan dari segi maksim kesantunan mematuhi
kriteria maksim kesimpatian. Dengan demikian tuturan yang
dilontarkan Aulya dapat dikategorikan santun.
Berdasarkan penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja
desa lemba, kecamatan lalabata, kabupaten soppeng, ada yang mematuhi
maksim kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
kemufakatan, dan maksim kesimpatian. Adapun yang melanggar maksim
kesantunan berabahasa yaitu maksim penghargaan dan maksim
kemufakatan.
2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
yaitu:
Maksim kemufakatan, karena percakapan antara sesama remaja
lebih banyak yang membina kecocokan satu sama lain dalam kegiatan
bertutur.
Adapun hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut :
Tabel Kesantunan Berbahasa
65
No Maksim
Nomor
Percakapan
Jumlah
1 Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim) 47 1
2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) 1
6
7
8
9
49
50
71
75
9
3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 11
13
52
79
81
5
4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) 17
18
19
54
82
5
5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 20 34
66
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
67
56
57
58
59
60
61
62
63
86
87
6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) 44
45
46
66
69
90
6
Berdasarkan hasil analisis tabel kesantunan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada
prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang
mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
68
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, ditemukan 4 percakapan yang mematuhi maksim kebijaksanaan.
2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi keuntungan
diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri.
Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut dapat
digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada
saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan
remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 8 percakapan yang
mematuhi maksim kedermawanan.
3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa
dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain dan
memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan yang
mematuhi pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, ditemukan 5 percakapan yang mematuhi maksim penghargaan.
69
4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri
dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur
selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian
tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari
hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris
panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 5 percakapan
percakapan yang mematuhi maksim kesederhanaan.
5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan berbahasa
dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina kecocokan dalam
kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian tersebut
dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan
remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia,
dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covisd 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 34 percakapan
yang mematuhi maksim kemufakatan.
6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan berbahasa
dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati antara pihak
satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang mematuhi pengertian
tersebut dapat digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari
70
hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris
panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta
percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 6 percakapan
yang mematuhi maksim kesimpatian.
71
Tabel Ketidaksantunan Berbahasa
No Maksim
Nomor
Percakapan
Jumlah
1 Maksim Kebijaksanaan (Taxt Maxim) - 0
2 Maksim Kedermawanan (Generosity Maxim) - 0
3 Maksim Penghargaan (Approbation Maxim) 3 3
4 Maksim Kesederhanan (Modesty Maxim) - 0
5 Maksim Kemufakatan (Agreement Maxim) 2 2
6 Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim) - 0
Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan sebagai beriku:
1. Maksim kebijaksanaan yaitu peserta tutur hendaknya berpegang pada
prinsip untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan
memaksimalkan keuntungan pihak lain. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
kesantunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan
ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan
remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-
Adha, tidak ada percakapan yang melanggar maksim kebijaksanaan.
2. Maksim kedermawanan merupakan suatu tuturan mengurangi
keuntungan diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri
72
sendiri. Percakapan/tuturan yang melanggar pengertian tersebut dapat
digolongkan pada kelompok kesantunan berbahasa. Dari hasil
penelitian yang telah dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu
tuturan remaja pada saaat pemilihan/penetapan ketua panitia,
sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan remaja tentag
covd 19, serta percakapan remaja tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada
ditemukan percakapan yang melanggar maksim kedermawanan.
3. Maksim penghargaan merupakan maksim dalam kesantunan berbahasa
dimana penutur hendaknya meminimalkan cacian kepada orang lain
dan memaksimalkan pujian kepada orang lain. Percakapan/tuturan
yang melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada
kelompok ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 3 percakapan yang melanggar
maksim penghargaan.
4. Maksim kesederhanaan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana tuturan yang mengurangi pujian kepada diri sendiri
dan tambahi cacian pada diri sendiri sehingga penutur dan mitra tutur
selalu merendahkan diri. Percakapan/tuturan yang melanggar
pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok ketidak
santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 3
73
situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan
percakapan yang melanggar maksim kesederhanaan.
5. Maksim kemufakatan merupakan maksim daalam kesantuanan
berbahasa dimana penutur dan mitra tutur dapat saling membina
kecocokan dalam kegiatan bertutur. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentag covd 19, serta percakapan remaja
tentang lebaran Idul-Adha, ditemukan 2 percakapan yang mematuhi
melanggar maksim kemufakatan.
6. Maksim kesimpatian merupakan maksim dalam kesantuanan
berbahasa dimana peserta tutur dapat memaksimalkan sikap simpati
antara pihak satu dengan yang lain. Percakapan/tuturan yang
melanggar pengertian tersebut dapat digolongkan pada kelompok
ketidak santunan berbahasa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada 3 situasi percakapan yaitu tuturan remaja pada saaat
pemilihan/penetapan ketua panitia, sekretaris panitia, dan bendahara
panitia, percakapan remaja tentang covid 19, serta percakapan remaja
74
tentang lebaran Idul-Adha, tidak ada ditemukan percakapan yang
melanggar maksim kesimpatian.
B. Pembahasan
Kesantunan berbahasa merupakan cara berbahasa atau berinteraksi
antara penutur dan mitra tutur dengan tujuan menjalin keharmonisan
dalam berkomunikasi. Kesantunan dipengaruhi oleh adanya konteks serta
peran yang terlibat dalam komunikasi itu sendiri. Konteks berkaitan
dengan tempat atau suasana yang melatarbelakangi terjadinya
komunikasi.
Penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja Desa Lemba,
Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, ada yang mematuhi maksim
kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim
kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim
kemufakatan, maksim kesimpatian, dan pun yang melanggar melanggar
maksim kesanntunan berbahasa yaitu maksim penghargaan dan
kemufakatan.
Adapun yang mematuhi maksim kesantunan berbahasa yaitu:
1. Maksim Kebijaksanaan
Pada percakapan remaja tentang covid 19 peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kebijaksanaan terbukti pada
percakapan itu secara tidak langsung Karlina meminta izin kepada
Rahma untuk menyimpan sembako di rumahnya tetapi dengan
menggunakan kalimat tanya dan di dalam kalimat tersebut sebenarnya
75
tersirat kalimat memerintah. Hal itu menunjukkan “Rahma, bila tidak
keberatan boleh kami simpan sembako di rumahmu? Agar dekat di
bawah ke rumah tantemu. Sehingga budaya masyarakat Bugis khususnya
di Soppeng berprinsip lebih baik mengurangi keuntungan diri sendiri dan
memaksimalkan keuntungan diri sendiri.
2. Maksim Kedermawanan
Pada percakapan tentang pembentukan remaja masjid khusunya
ketua panitia dan bendahara panitia, percakapan tentang covid 19,
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kedermawanan. Terbukti pada
percakapan itu Ita, Aulya, Fajar dan peserta rapat memiliki sifat
dermawan karena mereka siap membantu ketua panitia untuk
menyukseskan kegiatan remaja masjid dan pada percakapan Mamar
tentang pembentukan bendahara panitia, Mamar mengajak peserta tutur
untuk makan siang di rumahnya karena dia memiliki sifat dermawan.
Serta pada percakapan remaja tentang covid 19 Ade dan Karlina merasa
kasihan kepada keluarga tante Rahma sehingga mereka ingin membantu
meringankan beban keluarga Rahma. Kemudian pada percakapan remaja
tentang lebaran Idul Adha Hikmah juga memiliki sifat dermawan antar
sesama manusia karena dia rela berbagi kepada yang membutuhkan.
Hal itu menunjukkan tuturan yang diucapkan Mamar “Sebelum
mengakhiri rapat pada hari ini, saya mengundang teman-teman
76
berkenan kerumah makan siang” tuturan yang diucapkan Ita, Aulya,
Fajar dan peserta rapat “Jangan khawatir saudara, kami siap
membantu dan bekerja keras untuk meyukseskan kegiatan nanti”
tuturan yang diucapakan Ade “Karlina, bagaimana kalau kita bantu
keluarga Rahma. Sebentar sore kita ke pasar membeli sembako
untuk mengurangi beban mereka karena saya dengar dari cerita
Rahma keluarga tantenya tidak berpenghasilan tetap” kemudian di
jawab oleh Karlina “Iya boleh dengan senang hati” serta tuturan yang
diucapkan Hikmah “Tenang. Sudah kutanya nenekku bilang
simpanka juga temanku”. Tuturan tersebut sering ditemui pada
masyarakat khusunya di Desa mereka senang membantu dan menjamu
tamu yang datang ke rumahnya baik secara kebutulan ataupun secara
tidak kebutulan karena mereka berpendapat lebih mengurangi
keuntungan pada diri sendiri dan menambah beban kepada diri sendiri.
3. Maksim Penghargaan
Pada percakapan remaja saat pemilihan/penetapan sekretaris dan
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, dan percakapan
remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan
yang mematuhi maksim penghargaan terbukti pada tuturan itu A. fatma,
Ikbal, Ade dan Hikmah memuji Ita, Nita, Rahma, Mei karena mereka
kagum dengan keahlian yang dimiliki temannya. Hal itu menunjukkan
tuturan yang diucapkan A. Fatma “Kalau saya setuju saudara Ita jadi
sekretris panitia karena dia rajin dan teliti dalam melakukan
77
pekerjaan” tuturan yang diucapkan Ikbal Mantap terbaik memang ini
saudaraku” tuturan yang diucapkan Ade “Ternyata selama ini kamu
memiliki keahlian menjahit. Terbaik memang ini temanku” dan
tuturan yang diucapkan Hikmah “Ternyata kamu memiliki keahlian
membuat kue. Masya Allah”. Lazimnya tuturan tersebut sering ditemui
pada masyarakat yang berada di desa. Biasanya orang desa memiliki sifat
siapakatu, sipakalebbi, siapakainge artinya saling memanusiakan, saling
mengingatkan, saling menghargai antar sesama manusia.
4. Maksim Kesederhanaan
Pada percakapan remaja pada saat pemilihan/ penetan ketua panitia
dan sekretaris panitia, percakapan remaja tentang covid 19 dan
percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan
adanya tuturan yang mematuhi maksim kesederhanaan. Terbutki pada
percakapan tentang pembentukan panitia remaja masjid penutur dan
mitra tutur tidak menyombongkan dirinya bahwa dia sebenarnya bisa
menjadi ketua dan sekretaris panitia, pada percakapan remaja tentang
covid 19 penutur bersikap sederhana karena dia tidak menampakkan
bahawa dia berasal dari keluarga berkecukupan bahkan dia hanya
merendahkan diri di depan mitra tutur, serta pada percakapan remaja
tentang lebaran idul Adha penutur tidak merasa malu untuk membeli baju
di pasar bahkan si penutur berpendapat bahwa di pasar bajunya murah
tapi tidak murahan.
78
Hal itu menunjukkan pada tuturan yang diucapkan Zul “tapi jujur
pengalaman saya jadi pemimpin masih sangat kurang, apalagi
dalam kegiatan seperti ini” tuturan yang diucapkan Ita “Aiiii Jangan
saya saudara, masih banyak yang lebih berpengalaman dari pada
saya” tuturan yang diucapakan Rahma “Saya tidak enak dengan
kalian” dan tuturan yang diucapkan Mei “Ok. Kalau begitu kita ke
pasar saja karena di pasar bajunya murah dan simple tapi tidak
murahan ji”. Tuturan tersebut menunjukkan perilaku sederhana terbukti
dengan mencari harga baju yang murah. Sehingga tuturan mereka
termask merendahkan diri.
5. Maksim Kemufakatan
Pada percakapan pembentukan ketua panitia, sekretaris panitia,
bendahara panitia, percakapan remaja tentang covid 19, dan percakapan
remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan
yang mematuhi maksim kemufakatan terbukti pada percakapan itu
penutur dan mitra tutur saling mencocokan pendapat mereka bahwa
Zul, Ita dan Nita sangat cocok untuk jadi panitia remaja masjid karena
mereka rajin, teliti, bisa dipercaya menjalankan amanah yang diberikan.
Pada percakapan remaja tentang covid 19 penutur dan mitra tutur saling
mencocokan pendapat mereka tentang covid 19 dan cara
pecengahannya dan pada percakapan remaja tentang lebaran idul Adha
mereka saling mecocokan pendapat mereka mengenai baju yang ingin
dibeli untuk dipakai pada saat lebaran Idul Adha.
79
Hal itu menunjukkan pada tuturan yang diucapkan Ita
“Bagaiamana kalau saudara Zul yang kita sepakati menjadi ketua
panitia, bagaimana dengan peserta yang lain?” tuturan yang
diucapkan Zul “Bagiamana saudari, setuju jaki jadi seretaris
panitia?” tuturan yang diucapkan Ita “iya betul apa salahnya kita
berikan kesempatan kepada teman-teman yang lain untuk
belajar,bagiamana kalua saudara Nita kita pilih?” tuturan yang
diucapkan Rahma “ Seperti apa itu covid-19 ?” dan dijawab oleh
Karlina “Begini teman covid-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus severe acure respiratory syndrome coronavirus (SARS-
COV-2) atau corona sindrom pernapasan akut parah. Covid -19
dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan mulai dari gejala
yang ringan hingga infeksi paru-paru seperti pneumuia. Kita harus
waspada karena diseluruh indinesia bulan ini sudah mencapai
14.924 orang tentang covid 19.
Adapun cara mencegah agar tidak terserang penyakit covid 19
yaitu:
1. Harus menggunakan masker jika berpergian
2. Rajin mencuci tangga
3.Mengomsumsi makanan sehat dan berkhasiat seperti makan
sayur, buah-buahan dan perbanyak minum air putih
4. Jaga jarak
80
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu keluar rumah
Tuturan yang diucapkan Hikmah “Mau ko beli baju untuk dipakai
lebaran? dan dijawab oleh Mei “Baju apa mau dibeli? Dan dijawab
lagi oleh Mei “Baju apa kamu mau beli?” serta tuturan Mei di jawab
oleh Hikmah “Baju gamis”. Sehingga masyarakat yang berada di
Soppeng mereka lebih nyaman membina kecocokan untuk mengetahui
hal-hal yang baik dan memaksimalkan kecocokan di antara mereka.
6. Maksim Kesimpatian
Pada percakapan pembentukan pemilihan/penetapan bendahara
panitia, percakapan tentang covid 19, dan percakapan tentang lebaran
Idul Adha. Peneliti menemukan adanya tuturan yang mematuhi maksim
kesimpatian. Terbukti pada percakapan pembentukan bendahara panitia
Aulya, Ita dan A. Fatma merasa simpati kepada lawan tuturnya
terhadap tuturan yang diucapkan Ikbal kepada Fajar karena Ikbal
merendahkan Fajar bahwa dia tidak cocok jadi bendahara karena dia
orangnya boros. Pada percakapan covid 19 Ade merasa kasihan
terhadap musibah yang menimpa keluarga Rahma dan percakapan
tentang lebaran Idul Adha Hikmah merasa simpati kepada Mei karena
tidak membeli baju lebaran dikarenakan keungan Mei tidak
memungkinkan sehingga Hikmah berinisatif meminjamkan uangnya.
Hal itu menunjukkan pada tuturan Aulya “Janganki bilang
begitu saudara sempat bisa ji menjalankan amanah!” tuturan yang
81
diucapkan Ita “Jangan ki langsung menilai orang tanpa melihat
pertanggung jawaban saudara” tuturan yang diucapkan A. Fatma
“Iya betul apa yang dikatakan saudara Ita” dan tuturan yang
diucapkan Ade “Kasihan sekali Ibu Tija. Apakah dia bisa dijenguk
oleh keluarganya atau orang terdekatnya. Waduh kasihan. Kami
turut berduka cita atas musibah yang menimpa keluargamu” serta
ucapak yang diucapkan Hikmah “Bah saya paham dengan kondisi
sekarang. Saya punya tabungan sedikit nanti kamu pakai saja
uangku beli baju lebaran”. Budaya masyarakat yang berada di desa
khususnya di Soppeng memiliki rasa simpati yang tinggi antar sesama
manusia.
Adapun maksim yang melanggar prinsip kesantunan berbahasa yaitu:
1. Melanggar Maksim Penghargaan
Pada percakapan remaja tentang pemilihan/penetapan
bendahara panitia. Peneliti menemukan adanya tuturan yang
melanggar maksim penghargaan terbukti pada percakapan Fajar, Ikbal
dan Aulya merendahkan orang lain tanpa melihat terlebih dahulu
usaha dan kerja keras orang tersebut. Hal itu menunjukkan tuturan
yang diucapkan Fajar “Sayamo yang jadi bendahara panitia
bagimana dengan teman-teman yang lain? Haha” dan tuturan yang
diucapkan Ikbal “Tidak yakinkan saudara kita yang mau jadi
bendahara panitia habiski nati yang karena boroski bela.
Hmmm” serta tuturan yang diucapkan Aulya “Kira-kira bisa ji
82
saudara Nita menjalankan amanah? Siapa tau da suka korupsi.
Hahaha”.
2. Melanggar Maksim Kemufakatan
Pada percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha. Peneliti
menemukan adanya tuturan yang melanggar maksim kemufakatan
terbukti pada percakapan itu Mei tidak menjawab pertanyaan yang
dilontarkan Hikmah malahan Mei bertanya balik ke Hikmah. Hal ini
menunjukkan tuturan yang diucapak Mei “Baju apa mau dibeli?”
sehingga tuturan tersebut tidak saling membina kecocokan satu sama
lain.
2. Maksim yang Sering Muncul dalam Percakapan di Kalangan
Remaja Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng
yaitu:
Pada percakapan remaja tentang pemilihan/penetapan ketua
panitia, sekretaris panitia, dan bendahara panitia, percakapan tentang
covid 19, serta percakapan tentang lebaran Idul Adha peneliti
menemukan tuturan yang sering muncul yaitu maksim kemufakatan
karena masyarakat yang berada di Soppeng mereka senang membina
kecocokan satu sama lain dan memaksimalkan kecocokan diantara
mereka. Hal itu menunjukkan tuturan pembentukan panitia remaja
masjid yang diucapkan Mamar “Alhamdulillah, sekretaris panitia
sudah ada. Berarti bisa dilanjut untuk mencari calon bendahara
83
panitia. Saya serahkan kepada ketua panitia untuk mencari
bendahara panitia. Silahkan saudara Zul !” tuturan yang diucapkan
Mamar dijawab oleh Zul “Terima kasih kesempatannya yang
diberikan. Bagaimana teman-teman ada yang siap jadi bendahara
panitia?” dan pada percakapan tentang covid 19 tuturan yang
diucapkan Rahma “Karlina, apa kabar? Apa mubikin disitu?” dan
tuturan Rahma dijawab oleh Karlina “Baik. Kamu sendiri apa kabar?
Saya sedang menjemur badanku dengan sinar matahari!” Serta
pada percakapan tentang lebaran Idul Adha tuturan yang diucapkan Mei
“Baju apa mau dibeli?” dan tuturan Mei dijawab oleh Hikmah “Baju
gamis”.
Teori yang mendukung penelitian ini yaitu teori Leech tahun
(1983) dalam menganalisis terori tersebut peneliti memperhatikan
keenam aspek kesantunan berbahasa yaitu, maksim kebijaksanaan,
maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,
maksim kemufakatan dan maksim kesimpatian. Kemudian peneliti
menganalisis bahasa yang dituturkan remaja di golongkan kedalam
maksim yang mematuhi dan melanggar kesantunan berbahasa.
Hal tersebut sangat mendukung penelitian yang memfokuskan
pada kegiatan menganalisisi kesantunan berbahasa di kalangan remaja
karena sebelumnya peneliti belum terlalu mengetahui lebih jauh
kesantunan berbahasa remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata,
Kabupaten Soppeng.
84
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang telaah kesantunan berbahasa
dikalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
yang telah dilaksanankan pada tanggal 30 Mei 2020 sampai 30 Mei 2020
dengan mengamati tiga situasi berbeda dikalangan remaja yang sedang
bercakap dan membahas tema yang berbeda pula diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
Penerapan kesantunan berbahasa di kalangan remaja desa lemba,
kecamatan lalabata, kabupaten soppeng, ada yang mematuhi maksim
kesantunan berbahasa yaitu maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan,
maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kemufakatan, dan
maksim kesimpatian. Adapun yang melanggar maksim kesantunan berabahasa
yaitu maksim penghargaan dan maksim kemufakatan.
Maksim yang sering muncul pada percakapan remaja di desa lemba
kecamatan lalabata, kabupaten soppeng yaitu : maksim kemufakatan, karena
percakapan antara sesama remaja lebih banyak yang membina kecocokan satu
sama lain dalam kegiatan bertutur.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang telaah kesantunan berbahasa
dikalangan remaja di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng
85
yang telah dilaksanankan pada tanggal 30 Mei 2020 sampai 30 Mei 2020
dengan mengamati tiga situasi berbeda dikalangan remaja yang sedang
bercakap dan membahas tema yang berbeda pula diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Peneliti berharap ada peneliti lanjutan yang lebih spesifik terhadap telaah
kesantunnn berbahasa di kalangan remaja dengan kajian yang lebih
menarik, sampel yan lebih besar dan teknik analisis data yang lebih
mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang sempurna.
2. Penelitin ini masih bisa dikembang misalnya penelitian pengembangan
kesantunan berbahasa di sekolah menengah atas karena kesantunan
berbahasa merupakan cerminan diri seseorang dalam bertutur.
3. Peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi referensi begi peneliti
berikutnya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2016. Psikologi Remaja.
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Almunawar. 2015. Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja di Desa
Pekalaboan Kecamatan Anggareja Kabupaten Enrekang. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.
Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.
Hymes, Dell. 1978. Faundations In Sociolinguistics An Echnographic
Approach. Philadeplphia.
Leech, Geofery. 2015. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Marliana, Rosleny. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Bandung:
C.V Pustaka Setia
.
Mahsun. 2017. Metode Penelitian Bahasa. Depok. PT Raja Grafindo Persada.
Pranowo. 2005. Berbahasa Secara Santun.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahayu, Elies Erfanty. 2013. Skripsi. Analisis Kesantunan Berbahasa dalam
Interaksi Antarsantri Putri pondok Pesantren AL-Muayyad. Surakarta:
Kajian Pragmatik.
Suyono. 1990. Pragmatik. Dasar-dasar dan Pengajaran.Malang: Yayasan
Asih Asah Asuh.
Sallatu, Syafruddin. 2015. Kesantunan Berbahasa Indonesia Masyarakat
Makassar. Yogyakarta: Buginese Art.
Tarigan. 2009. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Tarigan. 2015. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Puji, Rohyanti. 2014. Makalah Kesantunan Berbahasa Kemah Aksara. Online,
pujirkyanti999.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-santun-
berbahasa.html, Diakses 20 Desember 2019 Pukul 21.00 Wita.
87
Wijana dan Rohmadi. 2009. Analisis Wacana Pragmatik Kajian Teori dan
Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2011. Analisis Wacana
Pragmatik Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Azma, Zaitul dkk. 2014. Kesantunan Berbahasa. Online,
http:coursecom/file/25572968/7. Kesantunan-berbahasa-dalam-kalangan-
remaja-pdf/, Diakses 11 Desember 2019 Pukul 19.10 Wita.
L
A
M
P
I
R
A
N
89
90
89
DOKUMENTASI PERCAKAPAN REMAJA DI DESA LEMBA
KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG
A. Dokumentasi pada saat pembentukan calon ketua panitia remaja masjid
90
B. dokumentasi ketua panitia mengucapkan terima kepada peserta rapat
yag telah memilih jadi ketua panitia remaja masjid
C. Dokumentasi sekretaris panitia merima tawaran peserta rapat dalam
forum pembentukan panitia remaja masjid
91
D. Dokumentasi bendahara panitia merima tawaran peserta rapat dalam
forum pembentukan panitia remaja masjid
E. Dokumentasi percakapan remaja tentang covid-19
92
93
F. Dokumentasi percakapan remaja tentang lebaran Idul Adha
94
LAMPIRAN I
Percakapan Remaja pada saat Pemilihan / Penetapan Ketua Panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 15.30
Wita di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja masjid sebagai
berikut.
Mamar (pimpinan rapat)
: Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatu.
Peserta rapat : Walaikum Salam Warahmatullahi
Wabarakatu.
Mamar (pimpinan rapat) : Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah
Swt yang telah membawa kita dari alam
kegelapan mnuju alam yang terang
menderang seperti sekarang karena sampai
saat ini kita masih diebri kesehatan untuk
duduk bersama membahas masalah
rencana kegiatan kita ke depan. Yakni
rapat pembentukan panitia remaja masjid
Desa Lemba Kecamatan Lalabata
Kabupaten Soppeng. Sebelum
melanjutkan pembahasan, terlebih dahulu
kita akn memilih ketua panitia., jadi saya
akan lemparkan ke forum. Siapa yang
disepakati menajdi ketua panita?
Ikbal : Iye saya setuju dengan saudara pimpinan
rapat.
95
Ita : Bagimana kalau saudara Zul menjadi
ketua panitia, bagimana dengan peserta
rapat yang lain?
Ikbal : Iye, cocok.
Mamar (pimpinan rapat) : Bagaimana dengan peserta yan lain
apakah ada usulan untuk menjadi ketua
panitia?
Aulya : Tabe, teman-teman kalau saya setuju saja
saudara Zul yang jadi ketua panitia, tapi
sebelum memutuskan perlu kita tanya dulu
kepaa yang bersangkutan, apakah dia
bersiap ajdi ketua panitia?
A. Fatma : Saya sepakat apa yang dikatakan saudara
Ita
Peserta rapat : Setujuuuuuuuuu
Mamar (pimpinan rapat) : Bagaimana dengan saudara Zul, apakah
saudara bersedia jadi ketua panitia sesuai
yang disepakati peserta rapat?
Zul : Saya ucapkan banyak terima kasih kepada
teman-teman yang telah mempercayai
saya sebagai ketua panitia dalam kegiatan
nanti, tapi jujur pengalaman saya jadi
pemimpin masih sangat kurang, apalagi
dalam kegiatan seperti ini.
96
Ita : Jangan khawatir saudara, kami siap
membantu dan bekerja keras untuk
meyukseskan kegiatan nanti.
Aulya : Saya juga siap bekerja keras membantumu
saudara.
Zul : Kalau begitu saya siap menerima tawaran
teman-teman yang telah memilih saya
menjadi ketua panitia dan terima kasih
kepada teman-teman atas kerja samanya
untuk menyukseskan kegiatan nanti.
Fajar : Insya Allah saya siap sekuat tenaga
membantu saudara
Peserta rapat : Siapppp….
Mamar (pimpinan rapat) : Alhamdullillah, kita sudah menemukan
ketua panitia, alangkah baiknya kalau
ketua panitia yang memilih calon
sekretaris dan bendahara. Silahkan
saudara Zul !
97
Percakapan Remaja pada saat Pemilihan / Penetapan Sekretaris Panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 15.30 Wita
di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja masjid sebagai
berikut.
Zul (ketua panitia) : Bismillah, Assalamualaikum Wr.Wb., lagi-lagi saya
ucapakan terima kasih kepada teman-teman yang
telah memberikan saya kesempatan sebagai ketua
panitia, marilah kita bersama-sama bekerja keras
untuk menyukseskan kegiatan ini.
Fajar : Iya betul apa yang dikatakan ketua panitia, perlu kita
ketahui seberat apapun pekerjaan jika dikerjakan
bersama-sama dengan hati yang ikhlas pasti akan
terasa ringan.
Zul (ketua panitia) : Ok. Kita lanjut pembahasan penetapan sekretaris
panitia dan bendahara panitia. Saran saya yang bagus
jadi sekretaris panitia saudari Ita, bagaimana teman-
teman?
Ita : Aiiii Jangan saya saudara, masih banyak yang lebih
berpengalaman dari pada saya.
A. Fatma : Kalau saya setuju saudara Ita jadi sekretris panitia
karena dia rajin dan teliti dalam melakukan
pekerjaan.
98
Zul (ketua panitia) : Bagaimana saudari, setuju jaki jadi sekretaris
panitia?
Ita (sekretaris
panitia)
: Ok saudara kalau begitu saya bersedia jadi sekretaris
panitia untuk menyukseskan kegiatan kita nanti.
99
Percakapan Remaja pada saat Pemilihan / Penetapan Bendahara Panitia
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 15.30 Wita
di ruang rapat pada pembentukan bendahara panitia remaja masjid.
Mamar
(pimpinan rapat)
: Alhamdulillah, sekretaris panitia sudah ada. Berarti
bisa dilanjut untuk mencari calon bendahara panitia.
Saya serahkan kepada ketua panitia untuk mencari
bendahara panitia. Silahkan saudara Zul !
Zul (ketua
panitia)
: Terima kasih atas kesempatan yang diberikan.
Bagaimana teman-teman ada yang siap jadi
bendahara panitia?
Ikbal : Kalau menurut saya yang bagus jadi bendahara
panitia perempuan karena dia calon ibu rumah tangga
pasti dia lebih paham masalah keuangan.
Aulya : Iya, betul apa yang dikatakan saudara Ikbal yang
penting bisa memegang amanah.
Fajar : Sayamo yang jadi bendahara panitia, bagaimana
teman-teman? Haha
Ikbal : Tidak yakinka saudara kita yang mau jadi bendahara
panitia, habiski nanti uang karena boriski bela.
Hmmmm
Aulya : Janganki bilang begitu saudara sempat bisa ji
menjalankan amanah!
100
Zul (ketua
panitia)
: Baik kita lanjut pembahasan tidak usah maki
berdebat. Bagaimana teman-teman kalau dari kaum
perempuan saja bendahara panitia?
A. Fatma : Tabe, kalau menurut saya yang kita jadikan sebagai
bendahara panitia tidak mesti dari kaum perempuan,
laki-laki pun bisa yang jelas dia sanggup bertanggung
jawab dalam mengelola keuangan.
Aulya : Iya betul apa yang dituturkan saudara A. fatma.
Ita : Tabe, bagaimana kalau saudara Fajar kita sepakati
menjadi bendahara karena dia juga bendahara panitia
tahun lalu.
Ikbal : Betul apa yang dikatakan saudara Ita bahwa saudara
Fajar sudah berpengalaman dalam mengelola
keuangan tapi alangkah baiknya kita memberikan
kesempatan peserta lain. Siapa tau ada yang siap jadi
bendahara panitia tapi malu-malu mengungkapkan.
Ita (sekretaris
panitia)
: Iya betul apa salahnya kita berikan kesempatan
teman-teman yang lain untuk belajar, bagaimana
kalau saudara Nita yang kita pilih ?
A. Fatma : Iya, saya lebih setuju kalau saudara Nita jadi
bendahara panitia.
Zul (ketua
Panitia)
: Bagaimana peserta rapat tentang usulan saudara
Ikbal?
101
Aulya : Kira-kira bisa ji saudara Nita menjalankan amanah?
Siapa tau dia suka korupsi. Hahaha
Ita (sekretaris
panitia)
: Jangan ki langsung menilai orang tanpa melihat
pertanggung jawabannya saudara.
A. Fatma : Iya betul apa yang dikatakan saudara Ita.
Zul (ketua
panitia)
: Bisa dilanjut pembahasan teman-teman? Bagaimana
saudara Nita apakah siap jadi panitia bendahara?
Nita (bendahara
panitia)
: Saya setuju kalau teman-teman juga setuju saya jadi
bendahara panitia, insya Allah akan menjalankan
amanah itu.
Ikbal : Mantap. Terbaik memang ini saudaraku.
Zul (ketua
panitia)
: Ok, jadi sekarang sudah ada ketua panitia yaitu saya
sendiri, sekretaris panitia saudari Ita, bendahara
panitia saudari Nita. Kegiatan yang akan dilakukan
insya Allah akan dibahas rapat selanjutnya.
Peserta rapat : Ok. Siap…
Zul (ketua
panitia )
: Baik teman-teman untuk perjumpaan kita hari ini
dalam agenda rapat pembentukan panitia remaja
masjid pada tgl 30 mei 2020 kita akhiri insya Allah
akan bertemu dirapat selanjutnya, mohon maaf apa
bila pada saat pembentukan panitia tadi saya
melontarkan kata-kata yang kasar. Marilah kita akhiri
acara ini dengan ucapan hamdala. Saya kembalikan
102
kepada saudara Mamar.
Mamar
(pimpinan rapat)
: Alhamdulillah, kita sudah menemukan ketua panitia,
sekretaris panitia, dan bendahara panitia. Sebelum
mengakhiri rapat pada hari ini saya ingin
mengundang teman-teman ke rumah makan siang.
Peserta rapat : Wah kami tidak enak.
Mamar : Tidak apa-apa ibuku tadi sudah menyiapkan
makanan untuk disantap pada hari ini.
Peserta rapat : Alhamdulillah. Terima kasih.
103
LAMPIRAN II
Percakapan Remaja Tentang Covid-19
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 30 Mei 2020 pukul 10:00 Wita
di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabuaten Soppeng percakapan remaja
tentang covid 19.
Rahma : Karlina, apa kabar? Apa mubikin disitu?
Karlina : Baik. Kamu sendiri apa kabar? Saya sedang menjemur
badanku dengan sinar matahari!
Rahma : Baik juga. Oh iya memangnya kamu tidak kepanasan?
Karlina : Berjemur menjadi aktivitas yang digemari banyak orang
saat pandemi covid-19.
Ade : Memangnya dengan berjemur disinar matahari bisa
menipis corona?
Karlina : Akivitas berjemur yang dipraktikkan ditengah corona ini,
akan membantu tubuh mendapatkan vitamin D dapat
memerkuat tulang dan melindungi diri dari virus corona.
Jadi, jangan takut untuk gosong, karena manfaat dari
vitamin D mampu menipis corona.
Rahma : Seperti apa itu covid-19 ?
Karlina : Begini teman covid-19 adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus severe acure respiratory syndrome
coronavirus (SARS-COV-2) atau corona sindrom
pernapasan akut parah. Covid -19 dapat menyebabkan
gangguan sistem pernapasan mulai dari gejala yang
104
ringan hingga infeksi paru-paru seperti pneumuia. Kita
harus waspada karena diseluruh indinesia bulan ini sudah
mencapai 14.924 orang terserang covid-19.
Adapun cara mencegah agar tidak terserang penyakit
covod-19 yaitu:
1. Harus menggunakan masker jika bepergian
2. Rajin mencuci tangan
3. Mengomsumsi makanan sehat dan berkahsiat seperti
makan sayur, buah-buahan dan perbanyak minum air
putih.
4. Jaga jarak
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu keluar rumah.
Ade : Bahaya juga itu penyakit di. Apakah ada disekitar
rumahmu yang terserang penyakit covid-19?
Karlina : Iya ada dilorong sebelah. Beberapa hari yang lalu dia
keluar kota. Setelah balik kampong ternyata ibu Tija
terserang penyakit covid dan parahya lagi langsung
dijemput oleh petugas covid.
Ade : Kasihan sekali ibu Tija. Apakah dia bisa dijenguk oleh
keluarganya atau orang terdekatnya.
Karlina
: Yang saya dengar tidak bisa dijenguk oleh siapa pun
temasuk kelaurganya.
Rahma : Iya betul apa yang dikatakan Karlina. Tante saya juga
105
terserang penyakit covid-19, namun tim medis tidak
dapat menyelamatkan nyawanya dan jenazah pun kami
tidak sempat melihatnya.
Ade : Waduh kasihan. Kami turut berduka cita atas musibah
yang menimpa keluargamu.
Rahma : Terima kasih.
Ade : Sama-sama.
Ade : Karlina, bagaimana kalau kita bantu keluarga Rahma.
Sebentar sore kita ke pasar membeli sembako untuk
mengurangi beban mereka karena saya dengar dari cerita
Rahma keluarga tantenya tidak berpenghasilan tetap.
Karlina : Iya boleh dengan senang hati.
Rahma : Saya tidak enak dengan kalian.
Karlina : Tidak apa-apa santai saja. Allahamdulillah kami ada
sedikit rejeki untuk membantu yang lebih membutuhkan.
Rahma : Nanti saya bantu kalian. Saya juga punya uang sedikit
dari hasil jahitanku
Ade : Ternyata selama ini kamu memiliki keahlian menjahit.
Terbaik memang ini temanku.
Rahma : Alhamdulillah. Ini hanya pekerjaan sampingan.
Karlina : Rahma, bila tidak keberatan boleh kami simpan sembako
di rumahmu! Agar dekat di bawah ke rumah tantemu.
Rahma : Iya. Boleh jangan sungkan.
106
LAPIRAN III
Percakapan Remaja Tentang Lebaran Idul Adha
Pengamatan dilakukan pada hari Minggu, 26 Juli 2020 pukul 16:30 Wita
di Desa Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng percakapan remaja
tentang lebaran Idul Adha
Hikmah : Mauki beli baju untuk dipakai lebaran?
Mei : Baju apa mau dibeli?
Hikmah : Baju gamis. Apa kau Mei, tidak beli bajuki?
Mei : Tidak belika baju masih ada baju lebaranku tahun
kemarin karena keuangan juga tidak memadai.
Hikmah : Bah saya paham dengan kondisi sekarang. Saya punya
tabungan sedikit nanti kamu pakai saja uangku beli baju
lebaran.
Mei : Baju apa kamu mau beli?
Hikmah : Baju apa kamu mau beli?
Mei : Ok. Kalau begitu kita ke pasar saja karena di pasar
bajunya murah dan simple tapi tidak murahan ji.
Hikmah : Baiklah. Berkabar saja mengenai baju ini.
Mei : Hari apa orang lebaran ?
Hikmah : Hari minggu kalau tidak salah.
Mei : Oh saya kira hari senin.
Hikmah : Mau sekalimo kayanya lebaran teman.
Mei : Iya teman. Mau sekaliko makan daging.
107
Hikmah : Ke rumah kalau lebaran makan daging.
Mei : Banyak ji sapi dipotong?
Hikmah : 2 ekor sapi dipotong nenenkku karena 1 di masjid dekat
rumah dan 1 di lapangan gasis.
Mei : Wow. Kalau begitu mauka pale kerumahmu.
Hikmah : Iya, kesini maki.
Mei : Tunggu nah! Habis lebaran langsung ke rumahmu ka
sekalian kasih ka juga dagingmu satu kilo. Hehehe
Hikmah : Tenang sudah kutanya nenekku bilangka simpankan juga
temanku.
Mei : Terima kaish teman.
Hikmah : Sama-sama teman.
Mei : Ke rumah juga cicipi kue yang saya buat. Hehehe
Hikmah : Iya. Ternyata punyaki kehalian membuat kue.
Mei : Iya. Belajarka karena rencana mauka buat usaha jualan
kue.
Hikmah : Masya Allah.
Kmah : Ke rumah kalau lebaran makan daging.
Mei : Banyak ji sapi dipotong?
Hikmah : 2 ekor sapi dipotong nenenkku karena 1 di masjid dekat
rumah dan 1 di lapangan gasis.
Mei : Wow. Kalau begitu mauka pale kerumahmu.
108
Hikmah : Iya, kesini maki.
Mei : Tunggu nah! Habis lebaran langsung ke rumahmu ka
sekalian kasih ka juga dagingmu satu kilo. Hehehe
Hikmah : Tenang sudah kutanya nenekku bilangka simpankan juga
temanku.
Mei : Terima kaish teman.
Hikmah : Sama-sama teman.
Mei : Ke rumah juga cicipi kue yang saya buat. Hehehe
Hikmah : Iya. Ternyata punyaki kehalian membuat kue.
Mei : Iya. Belajarka karena rencana mauka buat usaha jualan
kue.
Hikmah : Masya Allah.
109
LAMPIRAN IV
KORPUS DATA
Penetapan Ketua Panitia, Sekretaris Panitia, Bendahara PanitiaRemaja
Masjid Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng, Percakapan
Remaja tentang Covid 19, dan Percakapan Remaja Lebaran Idul Adha
Jenis
Maksim
Kode
Data Kutipan / Tuturan
Jumlah
Maksim
Mematuhi
maksim
kebijaksanaan
47 Karlina : “Rahma, bila tidak keberatan
boleh kami simpan sembako di
rumahmu ?”
1
Mematuhi
maksim
kedermawanan
1
6
7
8
9
49
Mamar : “Sebelum mengakhiri rapat pada
hari ini, saya ingin mengundang
teman-teman kerumah makan
siang”
Ita : “Jangan khawatir saudara, kami siap
membantu dan bekerja keras untuk
meyukseskan kegiatan nanti”
Aulya : “Jangan khawatir saudara, kami
siapa membantudan bekerja keras
untuk meyukseskan kegiatan nanti”
Fajar : “Insya Allah saya siapa sekuat
tenaga membantumu saudara”
Peserta rapat : “Siap…”
Ade : “Karlina, bagaimana kalau kita bantu
9
110
50
73
77
keluarga Rahma. Sebentar sore kita
ke pasar membeli sembako untuk
mengurangi beban mereka karena
saya dengar dari cerita Rahma
keluarga tantenya tidak
berpenghasilan tetap”
Karlina : “Iya boleh dengan senang hati”
Hikmah : “Ke rumah ki kalau hari lebaran
makan daging”
Hikmah :“Tenang. Sudah kutanya nenekku
bilangkan simpankan juga
temanku”
Mematuhi
maksim
penghargaan
11
13
14
52
A. Fatma : “Kalau saya setuju saudara Ita
jadi sekretris panitia karena dia
rajin dan teliti dalam
melakukan pekerjaan”
Ikbal : “Mantap terbaik memang ini
saudaraku”
Fajar : “Sayamo yang jadi bendahara
panitia, bagaimana teman-
teman? Haha”
Ade : “Ternyata selama ini kamu
memiliki keahlian menjahit.
6
111
66
69
Terbaik memang ini temanku”
Ade : “Kasihan sekali ibu Tija. Apakah
dia bisa dijenguk oleh
keluarganya atau orang
terdekatnya”
Karlina dan Ade : “Waduh kasihan. Kami
turut berduka cita atas musibah
yang menimpa keluargamu”
Melanggar
maksim
penghargaan
14
15
Fajar : “Sayamo yang jadi bendahara
panitia, bagaimana teman-
teman? Haha”
Ikbal : “Tidak yakinka saudara kita yang
mau jadi bendahara panitia,
habisk nanti uang karena
boroski bela. Hmmm”
Aulya : “Kira-kira bisa ji saudara Nita
menjalankan amanah? Siapa
tau dia suka korupsi. Hahaha”
3
Mematuhi
maksim
kesederhanaan
17
Zul : “Saya ucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman
yang telah mempercayai saya
sebagai ketua panitia dalam
kegiatan nanti, tapi jujur
112
18
19
54
71
pengalaman saya jadi
pemimpin masih sangat
kurang, apalagi dalam
kegiatan seperti ini”
Ita : “Aiiii Jangan saya saudara,
masih banyak yang lebih
berpengalaman dari pada
saya”
Nita : “Saya setuju kalau teman-teman
juga setuju saya jadi bendahara
panitia, insya Allah akan
menjalankan amanah itu”
Rahma : “Saya tidak enak dengan kalian”
Hikmah : “Ke rumah ki kalau hari lebaran
makan daging”
5
Mematuhi
maksim
kemufakatan
20
21
22
Ita : “Bagaiamana kalau saudara Zul
yang kita sepakati menjadi
ketua panitia, bagaimana dengan
peserta yang lain?”
Ikbal : “ iye cocok”
Mamar : “Bagaimana dengan peserta yang
lain apakah ada usulan untuk
menjadi ketua panitia?”
34
113
23
24
25
26
27
28
Aulya : “Tabe, teman-teman kalau saya
setuju saja saudara Zul yang
jadi ketua panitia, tapi sebelum
memutuskan perlu kita tanya
dulu kepada yang bersangkutan,
apakah dia siap jadi ketua
panitia?”
A.Fatma : “Saya sepakat apa yang
dikatakan saudara Ita”
Peserta rapat : “Setujuuuuuuuuu”
Mamar : “Bagaimana dengan saudara
Zul, apakah saudara
bersedia jadi ketua panitia
sesuai yang disepakati
peserta rapat?”
Zul : “Ok. Kita lanjut pembahasan
penetapan sekretaris panitia
dan bendahara panitia. Saran
saya yang bagus jadi
sekretaris panitia saudari Ita,
bagaimana teman-teman?”
Zul : “Bagaimana saudari, setuju jaki
jadi sekretaris panitia?”
114
29
30
31
32
33
Ita : “Ok saudara kalau begitu saya
bersedia jadi sekretaris
panitia untuk menyukseskan
kegiatan kita nanti”
Mamar : “Alhamdulillah, sekretaris
panitia sudah ada. Berarti
bisa dilanjut untuk mencari
calon bendahara panitia.
Saya serahkan kepada ketua
panitia untuk mencari
bendahara panitia. Silahkan
saudara Zul !”
Zul : “Terima kasih atas kesempatan
yang diberikan. Bagaimana
teman-teman ada yang siap
jadi bendahara panitia?”
Ikbal : “Kalau menurut saya yang bagus
jadi bendahara panitia
perempuan karena dia calon ibu
rumah tangga pasti dia lebih
paham masalah keuangan”
Aulya : “Iya, betul apa yang dikatakan
saudara Ikbal yang penting bisa
115
34
35
36
37
38
memegang amanah”
Zul : “Baik kita lanjut pembahasan tidak
usah maki berdebat. Bagaimana
teman-teman kalau dari kaum
perempuan saja bendahara
panitia?”
A. Fatma : “Tabe, kalau menurut saya
yang kita jadikan sebagai
bendahara panitia tidak mesti
dari kaum perempuan, laki-laki
pun bisa yang jelas dia sanggup
beranggung jawab dalam
mengelola keuangan”
Aulya : “Iya betul apa yang dituturkan
saudara A. fatma”
Ita : “Tabe, bagaimana kalau saudara
Fajar kita sepakati menjadi
bendahara karena dia juga
bendahara panitia tahun lalu”
Ikbal : “Betul apa yang dikatakan saudara
Ita bahwa saudara Fajar sudah
berpengalaman dalam mengelola
keuangan tapi alangkah baiknya
116
39
40
41
42
43
56
57
kita memberikan kesempatan
peserta lain. Siapa tau ada yang
siap jadi bendahara panitia tapi
malu-malu mengungkapakan”
Ita : “Iya betul apa salahnya kita berikan
kesempatan teman-teman yang
lain untuk belajar, bagaimana
kalau saudara Nita yang kita pilih
?”
A. Fatma : “Iya, saya lebih setuju kalau
saudara Nita jadi bendahara
panitia”
Zul : “Bagaimana peserta rapat tentang
usulan saudara Ikbal?”
Zul : “Bisa dilanjut pembahasan teman-
teman? Bagaimana saudara Nita
apakah siap jadi panitia
bendahara?”
Peserta rapat : “Bisa…. Setuju….”
Rahma : “Karlina, apa kabar? Apa
mubikin disitu?”
Karlina : “Baik. Kamu sendiri apa kabar?
Saya sedang menjemur
117
58
59
60
61
62
63
badanku dengan sinar
matahari!”
Rahma : “Baik juga. Oh iya memangnya
kamu tidak kepanasan?”
Karlina : “Berjemur menjadi aktivitas
yang digemari banyak orang
saat pandemi covid-19”
Ade : “Memangnya dengan berjemur
disinar matahari bisa menipis
corona?”
Karlina : “Akivitas berjemur yang
dipraktikkan ditengah corona
ini, akan membantu tubuh
mendapatkan vitamin D
dapat memerkuat tulang dan
melindungi diri dari virus
corona. Jadi, jangan takut
untuk gosong, karena
manfaat dari vitamin D
mampu menipis corona”
Rahma : “Seperti apa itu covid-19 ?”
Karlina : “Begini teman covid-19 adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus
118
86
87
severe acure respiratory syndrome
coronavirus (SARS-COV-2) atau corona
sindrom pernapasan akut parah. Covid -19
dapat menyebabkan gangguan sistem
pernapasan mulai dari gejala yang ringan
hingga infeksi paru-paru seperti pneumuia.
Kita harus waspada karena diseluruh
indinesia bulan ini sudah mencapai 14.924
orang terserang covid-19.
Adapun cara mencegah agar tidak
terserang penyakit covod-19 yaitu:
1.Harus menggunakan masker jika
bepergian
2. Rajin mencuci tangan
3.Mengomsumsi makanan sehat dan
berkahsiat seperti makan sayur, buah-
buahan dan perbanyak minum air putih.
4. Jaga jarak
5. Kalau tidak penting tidak usah selalu
keluar rumah”
Mei : “Baju apa kamu mau beli?”
Hikmah : “Baju gamis”
Melanggar 84 Hikmah : “Mau beli baju untuk dipakai
119
maksim
kemufakatan
85
lebaran”
Mei : “Baju apa mau dieli?”
2
Mematuhi
maksim
kesimpatian
44
45
66
69
90
Aulya : “Janganki bilang begitu saudara
sempat bisa ji menjalankan
amanah!”
A. Fatma : “Iya betul apa yang
dikatakan saudara Ita.
Ade : “Kasihan sekali ibu Tija. Apakah dia
bisa dijenguk oleh keluarganya atau
orang terdekatnya”
Ade : “Waduh kasihan. Kami turut
berduka cita atas musibah yang
menimpa keluargamu”
Hikmah : “Hikmah : “Bah saya paham
dengan kondisi sekarang. Saya
punya tabungan sedikit nanti
kamu pakai saja uangku beli
baju lebaran”
6
120
121
122
123
RIWAYAT HIDUP
RAHMAWATI, dilahirkan di Ladang Sabaco pada tanggal
11 januari 1997 tepatnya di Lahad Datu negara bagian
Sabah divisi Tawau Malaysia. Anak pertama dari tiga
bersaudara pasangan dari ayahanda Sudirman dan ibunda
Sahariani. Penulis memulai taman kanak-kanak (TK) di
Lahad Datu Negara Bagian Sabah pada tahun 2003.
Pada tahun 2005 penulis melanjutkan sekolah dasar di SD Negeri 28 Malaka,
Kelurahan Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng dan menyelesaikan
pendidikan pada tahun 2010. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 2 Watansoppeng, Kelurahan Lemba, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng, tamat pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 3 Watansoppeng, Kelurahan Lapajung, Kecamatan Lalabata, Kabupaten
Soppeng dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Berkat perlindungan dan pertolongan Allah swt serta iringan dan doa tua
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dengan
menulis skripsi yang berjudul “Telaah Kesantunan Berbahasa di Kalangan Remaja
Desa Lemba Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng”.