Download - Teori Akuntansi Page 1 riririri AAkk nnn nn
Konsep Konsep Dasa Akun ans Keuangan
riririri AAAAkkkk nnnn nnnn
Teori Akuntansi Page 1
ISBN : 978-602-9042-42-9
Udayana University Press 2011
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2
Kata Pengantar
Buku ini dirancang sebagai bahan ajar mata kuliah “Teori Akuntansi Keuangan”,
yang diberikan pada strata 1. Kepada mereka diperkenalkan materi-materi itu secara
terstruktur, sebagai pondasi pemahaman akuntansi keuangan (pengantar sampai
dengan lanjutan) yang membahas aspek teknis pelaksanaan standar akuntansi
keuangan. Dewasa ini, memang sudah cukup banyak buku Teori Akuntansi yang
beredar di pasaran yang dapat dipergunakan sebagai buku pegangan untuk mata
kuliah tersebut. Sebagai buku teks, buku ini diperuntukkan sebagai pegangan, karena
materi atau topik yang disajikan secara runtut dan sesuai dengan struktur akuntansi
keuangan yang berhubungan dengan konsep-konsep dasar akuntansi keuangan.
Metode dan teknik penyampaian materi dapat disesuaikan dengan kondisi kelas dan
preferensi dosen. Metode yang paling tepat adalah metode setengah seminar.
Mahasiswa membuat ringkasan materi kuliah (RMK) untuk dipresentasikan dan yang
lainnya sudah siap memberi masukan atau pertanyaan, karena sistem ini menuntut
mahasiswa untuk membaca dan memahami materi yang akan dibahas dan
menuangkannya dalam RMK. Dosen dapat mengintervesi di awal kuliah, saat diskusi
berlangsung atau mengintervensi di akhir perkuliahan.
Mahasiswa yang menyiapkan diri untuk menempuh ujian skripsi dapat menggunakan
buku ini sebagai acuan dalam pemahaman, serta diskusi karena materinya yang
memadai. Buku ajar ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau pemandu materi
dalam mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.
Dengan selesainya buku ajar ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
Dekan Fakultas Ekonomi beserta para wakil atau ketua bidang yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan.
Tak ada gading yang tak retak, maka buku inipun belum sempurna, karena itu
masukan yang bersifat kearah penyempurnaan sangat dihargai.
November 2010
I B Putra Astika
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB. I PERKEMBANGAN AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT............ 2
1.1 Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC)................. 2
1.1.1 The American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)….. 3
1.1.2 Kerjasama New York Stock Exchange (NYSE)-AICPA……………... 4
1.2 Era Committee on Accounting Prosedures (CAP)……………............................ 5
1.3 Era Accounting Priciples Board (APB)………………………........................... 6
1.3.1 Accounting Research Studies (ARS) No.1 dan No.3………………... 10
1.3.2 Accounting Research Studies (ARS) No. 7…………………………... 10
1.3.3 Kritik-kritik terhadap APB…………………………………………… 12
1.4 Era Financial Accounting Standard Board (FASB).............................................. 12
1.4.1 Laporan Komite Wheat dan Trueblood
(Wheat and Trueblood Committee Report)…………………………... 13
1.4.2 Struktur operasi dan penilaian terhadap kinerja FASB………………. 14
1.4.3 Lembaga yang berpengaruh terhadap kekuasaan FASB……………... 16
BAB. II DIFINISI AKUNTANSI DAN TEORI AKUNTANSI……………....... 17
2.1 Perkembangan Sains Akuntansi…………………………………....................... 19
- Akuntansi dan Kapitalisme…………………………………………… 19
2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi………………………………………………... 21
2.2.1 Asal Istilah Akuntansi………………………………………………... 22
2.2.2 Pengertian Akuntansi…………………………………………………. 22
2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa……………………………………….. 23
2.2.4 Informasi Akuntansi………………………………………………….. 24
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4
2.3 Berbagai Pandangan Tentang Sifat Dasar Akuntansi…....................................... 26
2.3.1 Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi………………………………….. 26
2.3.2 Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa…………………………………… 27
2.3.3 Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa…………………………. 28
2.3.4 Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi………………………………... 28
2.3.5 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi………………………….. 29
2.3.6 Akuntansi Sebagai Komoditi…………………………………………. 30
2.4 Pengukuran dalam Akuntansi............................................................................... 30
2.4.1 Tipe-Tipe Ukuran…………………………………………………….. 31
2.4.2 Tipe-Tipe Skala………………………………………………………. 32
2.5 Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori……………………………………... 33
2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)………………………... 34
2.5.2 Karakteristik PABU………………………………………………….. 34
2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi…………………………………. 35
BAB. III
PERUMUSAN DAN PEMBUKTIAN TEORI AKUNTANSI……......
36
3.1
Pengertian Teori Akuntansi………….………………………………………....
37
3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi………………...... 39
3.2.1 Pendekatan Nonteoritis…………………………………………….... 39
3.2.2 Pendekatan Teoritis………………………………………………….. 40
3.2.3 Pendekatan Etik………………………………………………………. 41
3.2.4 Pendekatan Sosiologis………………………………………………... 42
3.2.5 Pendekatan Ekonomi…………………………………………………. 42
3.3 Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris Akuntansi…………….. 42
3.3.1 Perspektif Penelitian Akuntansi……………………………………… 42
3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang Ditekuni…...... 46
3.3.3 Perspektif Metodelogi Akuntansi………………………………......... 49
3.3.4 Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan Nomotesis………………… 50
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5
BAB. IV PENDEKATAN DALAM FORMULASI TEORI AKUNTANSI 55
4.1
Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan .…………………..
57
4.1.1 Sifat-sifat Standar Akuntansi Keuangan. ……………………………. 59
4.1.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan………………….. 60
4.2 Regulasi terhadap Akuntansi …………….……………………………... 62
4.2.1 Pihak-pihak yang Tidak Menginginkan Akuntansi di Regulasi… 62
4.2.2 Pihak-pihak yang Mendukung Regulasi……………………………. 67
4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi…………………………… 69
4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi. ………….............. 69
4.2.5 Kegagalan Regulasi………………………………………………… 71
4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar Akuntansi………………………….. 71
4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan………………………………………… 72
4.4.1 Kondisi yang Memunculkan Standar Akuntansi yang Berlebihan 73
4.4.2 Dampak Standar Akuntansi yang Berlebihan………………………… 73
BAB. V
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN
75
5.1
Klasifikasi dan Konflik Kepentingan…………………………………………
77
5.2 Dalil-Dalil, Prinsip-Prinsip dan Konsep-Konsep Akuntansi……………….. 78
5.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut Accounting
Principles Board (APB)……………………………………………………
79
5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No. 1……………………………. 80
5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3……………………………. 80
5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3………………………… 81
5.2.5 APB Statement No. 4………………………………………………… 82
5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting (ASOBAT)…………… 90
5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi………………………... 91
5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan Informasi
Akuntansi…………………………………………………………….
5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan… …..
92
93
5.4 Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA)………….. 95
5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi…………………………………. 96
5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori ………….…………………………... 97
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6
5.5 Konsep-konsep Dasar yang Mendukung Kos………………………………. 98
5.5.1 Dalil-dalil (postulates)……………………………………………….. 99
5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)…………………………………………… 100
5.6 TEORI-TEORI EKUITAS 103
5.6.1 Teori Kepemilikan (Proprietory Theory)…………………………… 103
5.6.2 Teori Entitas (EntityTheory)………………………………………….. 104
5.6.3 Teori Ekuitas Residual …………………………………………….. 104
5.6.4 Teori Dana (FundTheory) ……………………………………………. 105
5.6.5 Teori Pimpinan (CommanderTheory)………………………………... 105
BAB. VI KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN
MENURUT FASB……………………………………………………
106
6.1
S ifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual……………………………………..
108
6.2.1 Isu-isu Kerangka Konseptual………………………………... 109
6.2.2 Konsep Pemeliharaan Modal (cost recovery)………………… 116
6.2.3 Metode Pengukuran………………………………………… 117
6.2 STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING CONCEPT (SFAC)………. 117
6.2.1
6.2.2
6.2.3
6.2.4
6.2.5
6.2.6
Statement of Financial Accounting Concept No.1
Statement of Financial Accounting Concept No.2
Statement of Financial Accounting Concept No. 5
Statement of Financial Accounting Concept No.6
Statement of Financial Accounting Concept No. 7
Statement of Financial Accounting Concept No. 8
118
Lampiran-lampiran
A Konsep dasar akuntansi keuangan menurut Paul Grady
B Dalil dalil dasar akuntansi keuangan menurut ARS No.1
C Sekelompok tentative prinsip-prinsip akuntansi yang luas
untuk entitas bisnis
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8
PERKEMBANGAN
AKUNTANSI
DI AMERIKA SERIKAT
Pokok Bahasan
1.1. Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC)
1.1.1. The American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)
1.1.2. Kerjasama New York Stock Exchange (NYSE)-AICPA
1.2. Era Committee on Accounting Prosedures (CAP)
1.3. Era Accounting Principles Board (APB)
1.3.2. Accouting Research Studies (ARS) No.1 dan No.3
1.3.3. Accouning Research Studies (ARS) No. 7
1.3.4. Kritik-ritik terhadap APB
1.4 Era Financial Accounting Standard Board (FASB)
1.4.1 Laporan Komite Wheat dan Trueblood (Wheat and Trueblood
Committee Report)
1.4.2 Struktur operasi dan penilaian terhadap kinerja FASB
1.4.3 Lembaga yang berpengaruh terhadap kekuasaan FASB
Akuntansi secara formal lahir di Amerika Serikat dan kini akuntansi sudah digunakan
oleh negara-negara di seluruh dunia. Bagaimana perkembangan akuntansi di negara
tersebut penting diketahui dan dipahami, karena proses pembelajaran yang telah
dilakukan melahirkan sains akuntansi. Perkembangan yang dimaksud mencakup
perkembangan lembaga pengatur standar akuntansi keuangan (regulator) serta
produk-produk standar akuntansi yang telah dihasilkannya.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9
1.1 Era sebelum berdirinya Securities and Exchange Commission (SEC) Pada tahun 1900-an masyarakat Amerika Serikat tedah mengenal perdagangan
saham. Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan suatu entitas dicari oleh
masyarakat yang ingin melakukan transaksi sekuritas (investor/calon investor) karena
informasi tersebut dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk menilai kinerja
manajemen dalam hubungannya dengan pembelian dan penjualan saham entitas
tersebut. Namun, perkembangan prinsip-prinsip akuntansi (pedoman untuk mengakui,
mengukur dan menyajikan kejadian ekonomi yang terjadi) pada era itu belum mampu
mendukung terciptanya informasi akuntansi yang memadai untuk dapat di gunakan
menilai kinerja suatu entitas.
Tidak adanya regulasi terhadap prinsip akuntansi menjadikan perlakuan
transaksi yang sama untuk entitas A dan entitas B berbeda. Statemen yang lebih
ekstrim menyatakan bahwa prinsip akuntansi merupakan sesuatu yang bersifat rahasia
atau merupakan rahasia manajemen suatu entitas. Manajemen mempunyai kontribusi
yang sangat besar dalam pembentukan prinsip-prinsip akuntansi. Kontribusi
manajemen terhadap prinsip-prinsip akuntansi sejalan dengan perkembangan
perekonomian negara Amerika Serikat, serta meningkatnya penyebaran jumlah
pemegang saham suatu entitas. Dari sisi prosedur, kontribusi tersebut menunjukkan
bahwa manajemen memiliki peluang yang sangat besar untuk mengendalikan bentuk
dan isi pengungkapan akuntansi. Bentuk intervensi manajemen terhadap informasi
akuntansi sangat merugikan para pemakai informasi khususnya para investor/calon
investor. Alasannya karena manajemen memiliki insentif untuk mengatur kinerja atau
laba akuntansi dengan tujuan agar investor/calon investor tertarik pada saham
entitasnya. Beberapa kondisi yang merupakan ciri dari era tersebut sebagai berikut.
a. Tidak adanya dewan pengatur standar (regulator) menjadikan masalah-masalah
akuntansi yang mendesak dan bersifat kontroversial diselesaikan melalui
pembentukan panitia khusus.
b. Sebagaian besar teknik-teknik akuntansi yang digunakan manajemen suatu entitas
tidak memiliki dukungan teoretis dan solusi-solusi yang diambil memiliki ciri
pragmatis.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1010
c. Teknik-teknik akuntansi yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk meratakan
earnings.
d. Masalah-masalah operasional yang berhubungan dengan treatmen-treatmen
akuntansi yang bersifat kompleks dihindari dan solusi diambil berdasarkan
kebijakan.
e. Entitas yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi yang berbeda untuk masalah
atau model masalah yang sama atau mirip.
f. Teknik-teknik akuntansi diadopsi dengan fokus pada penentuan pendapatan kena
pajak dan minimisasi pajak pendapatan.
1.1.1 The American Institute of Certified Public Accountants
Pada tahun 1916, berdiri asosiasi akuntan profesional, yaitu The American
Institute of Accountants (AIA). Lembaga tersebut didirikan oleh American
Association of Public Accountants (AAPA) yang selanjutnya organisasi ini berganti
nama menjadi American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Pada
tahun 1917, AIA mendirikan Board of Examiners, yaitu badan yang bertugas untuk
membuat ujian CPA agar akuntan profesional adalah akuntan yang memiliki CPA.
Pada tahun 1921, berdiri American Society of Certified Public Accountant (ASCPA).
AIA lebih berkonsentrasi pada penyatuan pandangan nasional terkait persoalan-
persoalan kualifikasi dan pengujian-pengujian, sedang ASCPA menekankan pada
upaya membangun dan mempertahankan kekuatan lembaga professional pada
berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Perbedaan pendapat di antara kedua
organisasi tersebut berakhir setelah mendapatkan tekanan dari New York State Society
(NYSS), dan pada 1936 organisasi ini digabungkan kembali ke organisasi semula
yaitu AICPA.
Selama masa perseteruan di antara kedua organisasi tersebut, AIA
mengeluarkan pedoman yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang bersifat teknis. Kerjasama AIA dengan Federal Trade Commission
(FTC) tahun 1918 mempublikasikan “metode yang ditetapkan dalam penyusunan
neraca“ yang disajikan dalam bentuk brosur. Publikasi dilakukan melalui media
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1111
“Federal Reserve Bulletin” dan dijadikan sebagai pedoman penyusunan standar
minimum pelaksanaan audit neraca. Dokumen tersebut direvisi pada tahun 1929
untuk dijadikan pedoman yang lebih baik di bidang auditing dan akuntansi keuangan.
1.1.2 Kejasama New York Stock Exchange - AICPA.
Pada tahun 1930, AICPA memulai kerjasama dengan New York Stock
Exchange (NYSE) dalam bidang pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang akan
diberlakukan pada entitas bisnis yang terdaftar di NYSE. Langkah awal yang diambil
AICPA adalah membentuk komite dan mencari jalan keluar yang terbaik melalui dua
pendekatan sebagai berikut.
a. Memberikan pemahaman pada para pemakai mengenai keterbatasan laporan
keuangan.
b. Menyempurnakan laporan keuangan agar para pemakai memperoleh laporan yang
lebih informatif.
Draf formal tentang “lima prinsip akuntansi yang bersifat luas“ telah disusun oleh
komite AICPA dan disahkan oleh komite NYSE pada tanggal 22 September 1932.
Dokumen tersebut merupakan upaya formal pertama pengembangan “prinsip-prinsip
akuntansi”. Komite AICPA kemudian menambah dengan sebutan “prinsip-prinsip
akuntansi yang dapat diterima”. Kerjasama NYSE dengan AICPA berpengaruh
luas pada pengembangan kebijakan akuntansi di tahun-tahun berikutnya.
Tahun 1934, kongres Amerika mendirikan Securities and Exchange
Commission (SEC). SEC diberikan tugas untuk melaksanakan pengaturan investasi,
termasuk undang-undang sekuritas tahun 1933 yang mengatur tentang penerbitan
sekuritas dan undang-undang tahun 1934 yang mengatur tentang perdagangan
sekuritas. Keduanya merupakan undang-undang bursa efek yang pertama di Amerika
Serikat. Undang-undang tahun 1933 mengatur penerbitan sekuritas pada pasar
sekuritas antarnegara bagian, sedang undang-undang tahun 1934 hanya memfokuskan
pada perdagangan sekuritas dan menunjuk SEC secara luas maupun secara spesifik
untuk mengatur bentuk dan isi informasi keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1212
1.2 Era Committee on Accounting Procedures
Pada tahun 1933 AICPA membentuk komite yang secara khusus membahas
prinsip-prinsip akuntansi, yaitu Special Committee on Development of Accounting
Principles (SCDAP), namum komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan
diganti oleh Committee on Accounting Procedures (CAP) pada tahun 1936. CAP
juga tidak aktif sampai dengan tahun 1938. Pada tahun tersebut, SEC memberi
dorongan dengan membuat kebijakan baru yang termuat dalam Accounting Series
Release 4 (ASR 4) dan menambah keanggotaan CAP dari 7 orang menjadi 21 orang,
sehingga lembaga tersebut menjadi lebih aktif. Sebagai lembaga yang diberi mandat,
CAP memiliki tujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat
komprehesif sehingga dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan
masalah praktik akuntansi. Prediksi waktu untuk merealisasi tujuan tersebut kurang
lebih 5 tahun. Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain, yaitu mengadopsi
suatu kebijakan selanjutnya memberi rekomendasi pada methode akuntansi mungkin
diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan ketidakpuasan banyak pihak. Para
anggota American Accounting Association (AAA) menghendaki agar CAP
menggunakan pendekatan deduktif dalam memformulasikan prinsip akuntansi dan
keinginan tersebut bertentangan dengan pendekatan induktif yang mendominasi cara
kerja CAP. Selama tahun 1938 – 1959 CAP menerbitkan 51 Accounting Research
Bulletins (ARBs), tetapi CAP gagal menghasilkan satu kesatuan prinsip akuntansi
yang bersifat komprehensif atau berterima umum.
Pertengahan tahun 1950, keinginan agar pembangunan prinsip-prinsip
akuntansi semakin berkembang sampai di luar profesi akuntan. Pada tahun 1957,
AAA mengeluarkan pokok-pokok pikiran tentang konsep-konsep dan difinisi-difinisi
minimum yang dilandasi dengan pendekatan deduktif. Pokok-pokok pikiran tersebut
merupakan awal lahirnya pendekatan deduktif. Karena memakan waktu yang relatif
pajang, CAP sebagai regulator mengabaikan pendekatan tersebut. Selanjutnya,
lembaga tersebut menggunakan sebagian besar waktunya untuk menyelesaikan
kejadian-kejadian yang bersifat khusus dengan menentukan siklus akuntansinya satu
persatu. Cara kerja demikian menunjukkan bahwa CAP kurang mengembangan teori
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1313
yang bersifat umum yang dapat dijadikan dasar pengembangan statemen-statemen
akuntansi keuangan. Jadi, tahun 1957 – 1959 perkembangan standar akuntansi di
Amerika Serikat mengalami masa transisi. Banyak kritik terhadap CAP dan akhirnya
presiden AICPA meminta diberlakukannya pendekatan baru dalam pengembangan
statemen akuntansi. Presiden AICPA, Alvin Jenning pada tahun 1957 menyampaikan
pidato dalam suatu pertemuan anggota AICPA dan menyarankan agar mengadakan
reorganisasi ditubuh AICPA. Sasarannya adalah untuk segera dapat diwujudkan
prinsip-prinsip akuntansi. Dia menyarankan agar dilakukan riset untuk mendapatkan
pendekatan konseptual sebagai pengganti pendekatan kasual yang dianut CAP selama
20 tahun. Mengadopsi pemikiran Jenning, AICPA membentuk Accounting Principles
Board (APB) dan Accounting Research Division (ARD) serta sekaligus menandai
berakhirnya CAP.
1.3 Era Accounting Principles Board
Ketidakpuasan terhadap kerja CAP ditunjukkan oleh Alvin. R. Jennings
melalui pertanyaan sebagai berikut, “seberapa berhasilkah kita mempersempit
perbedaan dan ketidak konsistenan dalam penyiapan dan penyajian informasi
keuangan”?
Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan dua arah dalam
pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas untuk menerbitkan hasil-
hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada pengembangan statemen-statemen
akuntansi tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil
riset akan dipublikasikan dalam bentuk Accounting Research Studies (ARS) lengkap
dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu, serta
rekomendasi atau konklusi. Selama tahun tersebut 15 ARS yang telah diterbitkan.
ARS yang diterbitkan Accounting Research Division antara lain;
a. ARS No. 1
Studi ini berjudul “The Basic Postulates of Accounting“ yang disusun oleh
Maurice Moonitz dan dipublikasikan tahun 1961. Studi tersebut juga memberikan
dukungan terhadap penggunaan exit value accounting. (Lihat lampiran)
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1414
b. ARS No. 2
Studi ini berjudul “Cash Flow Analysis and the Funds Statement”, yang disusun
oleh Perry Mason dan dipublikasikan tahun 1961. Studi ini memberikan dukungan
terhadap penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana.
c. ARS No. 3
Studi ini berjudul “A Tentative Set of Broad Accounting Principles for Business
Enterprises”, disusun oleh Sprause dan Moonitz dan dipublikasikan pada bulan
April 1962. ARS No. 3 juga memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat
harga umum dan khusus. (Lihat Lampiran)
d. ARS No. 4
Studi ini berjudul “Reporting of Leases in Financial Statements”, disusun oleh
John H. Myers dan dipublikasikan tahun 1962. Studi ini mengatur memberikan
petunjuk yang berhubungan dengan Pelaporan Sewa-Beli dalam Laporan
Keuangan.
e. ARS No. 5
Studi ini berjudul “A Critical Study of Accounting for Business Combinations”,
disusun oleh Arthur B.Watt dan dipublikasikan tahun 1963. Studi ini mengatur
dan memberikan pandangan terkait dengan Studi Kritis Akuntansi Penggabungan
Usaha (Business Combinations).
f. ARS No.6
Studi ini berjudul “Reporting the Financial Effects of Price-Level Changes”,
disusun oleh staf dari Divisi Riset dan dipublikasikan tahun 1963. Studi mengatur
dan memberikan pandangan terkait dengan perubahan tingkat harga dalam
hubungannya dengan akuntansi inflasi dan bagaimana melaporkan dampak dari
perubahan tersebut.
g. ARS No. 7
Studi ini berjudul “Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for
Business Enterprise” yang dikemukakan oleh Paul Grady. Studi memberikan
pandangan terkait dengan prinsip-prinsip (konsep-konsep atau dalil-dalil)
akuntansi keuangan. Studi ini mengangkat kembali kepercayaan terhadap APB
sebagai lembaga pengatur standar. (Lihat Lampiran)
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1515
h. ARS No. 8
Studi ini berjudul “Accounting for the Cost of Pension Plans” yang dikemukakan
oleh Ernest L.Hicks dan dipublikasikan tahun 1966. Studi ini mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi program pension oleh suatu suatu
entitas bisnis.
i. ARS No. 9
Studi ini berjudul “Interperiod Allocation of Corporate Income Taxes” yang
dikemukakan oleh Howard A. Black dan dipublikasi tahun 1966. Studi mengatur
dan memberikan pentunjuk pelaksanaan alokasi pajak antar waktu dari pajak
penghasilan suatu entitas.
j. ARS No. 10
Studi ini berjudul “Accounting for Goodwill, yang dikemukakan oleh George R.
Catlett dan Noman O. Olson dan dipublikasi tahun 1968. Studi mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan akuntansi Goodwill.
k. ARS No. 11
Studi ini berjudul “Financial Reporting in Extractive Industries” yang
dikemukakan oleh Robert R. Field dan dipublikasi tahun 1968. Secara umum studi
mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan keuangan dalam
industri ekstraktif (penggalian).
l. ARS No. 12
Studi ini berjudul “Reporting Foreign Operations of US Companies in US
Dollars”, yang dikemukakan oleh Leonard Lorenso dan dipublikasikan tahun
1972. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan pelaporan operasi-
operasi suatu entitas luar negeri Amerika dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
m. ARS No. 13
Studi ini berjudul “The Accounting Basis of Inventories” yang dikemukakan oleh
Horace G. Barden dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan
memberikan petunjuk pelaksanaan dasar akuntansi persediaan.
n. ARS No. 14
Studi ini berjudul “Accounting for Research and Development Expenditures”,
yang dikemukakan oleh Oscar S. Gellein dan Maurice S. Newman dan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1616
dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan petunjuk pelaksanaan
akuntansi untuk biaya riset dan pengembangan.
o. ARS No. 15
Studi ini berjudul berjudul “Stockholders’ Equity”, yang dikemukakan oleh
Beatrice Melcher dan dipublikasikan tahun 1973. Studi mengatur dan memberikan
petunjuk pelaksanaan akuntansi modal (ekuitas).
APB yang memiliki anggota 18 sampai dengan 21 orang yang seluruhnya merupakan
anggota AICPA. Mereka juga merupakan wakil dari kantor akuntan (besar dan kecil),
akademisi dan para pengusaha. Sebagai lembaga pengatur standar APB diharapkan
mampu menyelesaikan dua pekerjaan besar, yaitu.
a. Menyusun dalil-dalil dasar akuntansi.
b. Mampu menjelaskan secara komprehensif rangkaian hubungan prinsip-prinsip
akuntansi yang dilandasi oleh dalil-dalil tersebut.
Di eranya (tahun 1959 – 1973), APB menerbitkan opini-opini yang membahas isu-
isu kontroversial. Pada era tersebut kontribusi American Accountants Association
(AAA) juga tidak kalah pentingnya dalam proses perumusan statemen-statemen
akuntansi dibanding APB. Melalui beberapa riset AAA berusaha mengembangkan
statemen-statemen yang terintegrasi dengan teori-teori dasar akuntansi.
13.1 Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3
Pada awalnya, APB mempublikasikan APB Statement No.1 tentang
diterimanya ARS No. 1 dan ARS No. 3. Kedua ARS tersebut tidak di terima
dikalangan profesi akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak investasi
sehingga APB mendapat teguran yang serius dari induk organisasi, yaitu AICPA.
Banyak pihak memprediksi APB akan gagal karena ARS tersebut. Dalil-dalil
akuntansi yang disusun dalam ARS 1 belum direaksi oleh kalangan profesi karena
mereka masih menunggu publikasi APB lainnya yang menyertai karya Moonitz
tersebut. ARS No.1 juga memberikan dukungan terhadap penggunaan exit value
accounting.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1717
ARS No. 3 yang diterbitkan oleh Sprause dan Moonitz pada bulan April 1962
memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat harga umum dan harga khusus.
Kedua studi tersebut menggunakan pendekatan deduktif seperti yang diinginkan oleh
banyak pihak, namun studi tersebut ternyata mendatangkan banyak kritik. Dari
sembilan anggota komite itu hanya satu yang memberikan tanggapan positif. AICPA
menolak kedua hasil studi tersebut dan penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk
melemahkan pendekatan dua arah yang digunakan APB.
1.3.2 Accounting Research Studies (ARS) No. 7
ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady
melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekatan induktif dan deduktif
serta menyesuaikan dengan statemen-statemen yang sudah ada, dan berusaha
menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-pokok statemen yang dapat
diterima. Adanya kesan kalau APB dianggap gagal dalam tugas utamanya untuk
menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi, komite khusus APB memberikan komentar
“waktunya sangat tidak mungkin” untuk merangkai dan menyusun secara terus
menerus tujuan dan batasan laporan keuangan, menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
yang dapat diterima, dan mendifinisikan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum.
Untuk mempertanggungjawabkan tugas yang dipercayakan kepadanya, komite
melakukan perumusan prinsip-prinsip akuntansi dan dalam 5 tahun berhasil
merumuskan sekumpulan prinsip yaitu, APB Statement No. 4 yang berjudul ”Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business
Enterprises pada tahun 1970. Dari tahun 1959 – 1973 APB menerbitkan empat
statemen dan serangkaian interpretasi akuntansi untuk memperluas rekomendasi-
rekomendasi yang berhubungan dengan masalah-masalah akuntansi.
Statemen-statemen yang diterbitkan oleh APB sebagai berikut.
a. APB Statement No. 1
Isinya tentang laporan tentang diterimanya Accounting Research Studies No. 1
dan No. 3.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1818
b. APB Statement No. 2
Isinya tentang Disclosure of Supplementary Financial Information by Diversified
Companies. Statemen ini diterbitlan bulan September 1967.
c. APB Statement No. 3
Isinya tentang Financial Statements Related for General Price-Level Changes.
Statemen ini diterbitkan pada bulan Juni 1969.
d. APB Statement No. 4
Isinya tentang Basic Concepts and Accounting Priciples Underlying Financial
Statements of Business Enterprises. Statemen ini diterbitkan bulan Oktober 1970
(Lihat Bab. V).
1.3.3 Kritik-kritik terhadap APB
Dalam melaksanakan mandat untuk menyusun prinsip-prinsip akuntansi yang
dapat diterima umum, APB menuai banyak kritik. Perbedaan prinsip-prinsip
akuntansi untuk jenis industri yang berbeda diperdebatkan di banyak media.
Meskipun terjadi kontroversi publik, APB tetap menerbitkan ketetapan yang
cemerlang. Selama periode APB, telah dikeluarkan tujuh opini (pokok-pokok pikiran)
termasuk tiga opini yang tidak disetujui.
Upaya APB dalam menyusun prinsip-prinsip akuntansi mengalami kegagalan
didasarkan pada argumen sebagai berikut.
a. Opini yang bersifat ad hoc atau kontroversial, termasuk ARS No. 8 tentang
akuntansi program pensiun (Accounting for the Cost of Pension Plans) oleh Ernest
L.Hicks (1966), ARS No.9 tentang alokasi pajak penghasilan (Interperion
Allocation of Corporate Income Taxes) oleh Howard A.Black (1966), APB
Opinion No. 2 dan 4 tentang kridit pajak investasi.
b. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk penggabungan usaha
(business combination) dan goodwill.
Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal proses, lembaga
tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat ke permukaan, namun
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 1919
apa yang menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB tetapi dilanjutkan oleh lembaga
pengatur standar penggantinya yaitu Financial Accounting Standar Board (FASB).
1.4 Era Financial Accounting Standard Board
Pada bulan April 1971 AICPA membentuk dua kelompok studi, yaitu Wheat
Committee dan Trueblood Committee. Wheat Committee bertugas untuk memperbaiki
proses penyusunan standar, dan komite ini melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB.
Trueblood Committee bertugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan
dengan menentukan; siapa user-nya, informasi apa yang mereka butuhkan, seberapa
banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh akuntansi dan apa kerangka
kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan akuntansi. Komite ini berhasil
merumuskan 12 tujuan laporan keuangan. Pembentukan kelompok studi ini sebagai
respon terhadap kritik atas pelaporan keuangan dan kenyataan bahwa kerangka
konseptual akuntansi merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.
1.4.1 Laporan komite Wheat dan Trueblood
Laporan lengkap Wheat Committee diterbitkan Maret 1972 dengan judul untuk
perubahan yang signifikan dalam menyusun standar-standar akuntansi keuangan.
Rekomendasi dari Wheat Committee sebagai berikut:
a. Mendirikan Financial Accounting Foundation (FAF).
FAF memiliki tugas memilih anggota-anggota FASB dan mencari dana atau
mejadi sponsor untuk membiayai operasional FASB.
b. Mendirikan Financial Accounting Standard Board (FASB).
FASB memiliki 7 (tujuh) orang anggota (jam kerja penuh) yang bertugas
menyusun dan menetapkan standar akuntansi.
c. Menetapkan Financial Accounting Standars Advisory Council (FASAC).
FASAC memiliki 20 (dua puluh) anggota yang bertugas memberikan kosultasi
kepada FASB berkenaan dengan penetuan prioritas dan badan pekerja yang akan
menyusun standar.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2020
Sampai Oktober 1973, laporan Trueblood Committee belum tuntas. Pada saat itu,
FASB sudah terbentuk. Laporan yang disampaikan oleh komite tersebut
mengidentifikasi beberapa tujuan laporan keuangan, akan tetapi tidak membuat
laporan berkenaan implementasinya. FASB didirikan dan penggantikan tugas APB
tahun 1973. Dalam menyusun standar FASB mempergunakan pendekatan yang
berbeda dibandingkan dengan lembaga penyusun standar sebelumnya, yaitu CAP dan
APB. FASB juga menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan
dengan cara yang paling effisien, lengkap dan tepat serta tidak menetapkan dalil
maupun prinsip dalam suatu kerangka kerja akuntansi. Sejak berdiri, FASB telah
mengadopsi pendekatan deduktif dan kuasi politis untuk merumuskan prinsip-prinsip
akuntansi. Kebijakan yang diambil FASB ditandai oleh kondisi sebagai berikut.
a. Adanya upaya untuk mengembangkan kerangka teoretis atau konstitusi akuntansi.
b. Memberi kesempatan pada kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan
terhadap standar akuntansi untuk berkontribusi dalam penerimaan “umum”
standar baru. Dengan demikian, proses penetapan standar memiliki aspek politis.
Proses perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis. Pernyataan tersebut
dinyatakan dengan baik dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh the Senate
Subcommittee on Report, Accounting and Management, yang berjudul The
Accounting Establishment. Laporan tersebut dikenal dengan sebutan “Metchalf
Report”. Dalam laporan ini dinyatakan bahwa kantor akuntan “delapan besar”
memonopoli pengauditan entitas besar dan mengendalikan proses penetapan standar.
1.4.2 Struktur Operasi dan Penilaian terhadap Kinerja
FASB
FASB telah mengalami perubahan struktur sejak berdiri tahun 1973, dan
modifikasi struktur tersebut telah mendapatkan persetujuan komite struktur FAF pada
tahun 1977. FAF adalah organisasi yang menjadi sponsor dan para anggota FAF
adalah AAA, AICPA, Financial Analysts (FA), Financial Executive Institute (FEI),
Institute Management Accountant (IMA), dan Securities Industry Association (SIA).
FAF memilih menjadi anggota dan sebagai penyandang dana dari aktivitas FASB.
FASB memiliki tujuh anggota yang bertugas selama lima tahun dan kesempatan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2121
untuk menjadi anggota FASB hanya untuk dua periode. FASAC merupakan badan
yang juga berperan dalam penetapan standar akuntansi keuangan. Badan ini didirikan
untuk memberikan konsultasi atau advis kepada FASB.
Pelaksanaan riset komprehensif sepanjang tahun oleh FASB dipersoalkan
oleh SEC yang juga memiliki potensi untuk menghimpun kalangan profesi akuntansi
dan membuat rancang bangun standar-standar akuntansi. Fakta menunjukkan bahwa
SEC memiliki kewenangan yang sah secara hukum untuk menerbitkan standar,
sehingga para praktisi tinggal memilih, yang mana akan di gunakan. SEC tidak hanya
mengkritik FASB diawal berdiri, dan hal yang sama juga dilakukan SEC terhadap
CAP dan APB.
Wakil-wakil organisasi yang tergabung dalam komite FAF menginginkan agar
referensi komprehesif sudah dapat dijalankan selambat-lambatnya tahun 1976. Tugas
utama komite adalah membuat rekomendasi kepada anggota FAF mengenai beberapa
perubahan kerangka dasar yang direkomendasi oleh FASB dan FASAC. Terdapat 17
(tujuh belas) rekomentasi dalam laporan komite yang di gunakan sebagai pendukung
tegaknya “proses rancangan standar” di sektor entitas bisnis, sehingga FASB berhasil
sebagai badan yang cepat menanggapi respon lingkungan. Rekomendasi terkait
dengan rancangan standar yang diperoleh FASB berhubungan dengan persyaratan-
persyaratan sebagai berikut.
a. Proses penetapan standar akuntansi membutuhkan pertimbangan dan cara
memandang yang tepat keseluruhan elemen.
b. Proses mengharuskan adanya riset untuk mengetahui besarnya pengaruh yang
mungkin dapat terjadi atas standar yang diusulkan.
c. Kesuksesan standar dapat dicapai bila standar tidak dipaksakan penyusunannya.
d. Proses asimilasi standar dapat dilakukan dengan pengetahuan dan pemahaman
menyeluruh dari nilai standar yang diusulkan.
FASB telah menjadi badan yang sangat produktif dengan menerbitkan lebih dari 135
Statement Financial Accounting Standard (SFAS) dengan 8 (delapan) Statement of
Financial Accounting Consept (SFAC) yang telah diterbitkan antara tahun 1978
sampai 2010.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2222
1.4.3 Lembaga yang Berpengaruh terhadap Kekuasaan FASB Eksistensi FASB sebagai lembaga pengatur standar akuntansi mendapatkan
kontrol dari beberapa organisasi yang aktivitasnya seolah-olah membatasi kekuasaan
legislatif FASB.
Organisasi-organisasi tersebut, antara lain.
a. Accounting Standar Exekutive Commitee (AcSEC)
Pada saat AICPA menyerahkan tanggungjawab pembuatan standar kepada
FASB, AICPA membentuk Accounting Standar Exekutive Commitee (AcSEC)
pada tahun 1972 untuk menyelenggarakan fungsi sebagai penghubung antara
FASB dengan AICPA. AcSEC merespon memoradum diskusi dan mengambil
langkah untuk mendapatkan tanggapan-tanggapan publik atas draf yang akan
diterbitkan. Jenis keputusan yang dibuat AcSEC yaitu (1)Statement of Position
(SOP) dan (2)Industry Accounting Guides.
Keduanya lebih sempit dan lebih spesifik jika dibandingkan dengan FASB
Statement.
b. Emerging Issues Task Force
Emerging Issues Task Force (EITF) berdiri secara tidak formal tahun 1984
dengan konsentrasi yaitu menangani persoalan khusus di bidang informasi
keuangan yang dialami oleh suatu entitas. Anggota dari organisasi ini adalah
akuntan SEC dengan beberapa organisasi yang merupakan anggota FAF.
c. Government Accounting Standard Board
Government Accounting Standard Board (GASB) dibentuk oleh FAF di tahun
1984 yang bertugas memikirkan masalah akuntansi, namun di dalam
melaksanakan kegiatannya banyak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung
jawab dengan FASB.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2323
DIFINISI AKUNTANSI
DAN
TEORI AKUNTANSI
POKOK BAHASAN
2.1 Perkembangan Sains Akuntansi
Akuntansi dan Kalitalisme
2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi
2.2.1 Asal Istilah Akuntansi
2.2.2 Pengertian Akuntansi
2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa
2.2.4 Informasi Akuntansi
2.3 Berbagai Pandangan tentang Sifat Dasar Akuntansi
2.3.1 Akuntansi Sebagai Sebuah Ideologi
2.3.2 Akuntansi Sebagai Sebuah Bahasa
2.3.3 Akuntansi Sebagai Catatan Suatu Peristiwa
2.3.4 Akuntansi Sebagai Realitas Ekonomi
2.3.5 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi
2.3.6 Akuntansi Sebagai Komoditas
2.4 Pengukuran dalam Akuntansi
2.4.1 Tipe-Tipe Ukuran
2.4.2 Tipe-Tipe Skala
2.5 Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori
2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
2.5.2 Karakteristik PABU
2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2424
Pada bab 1 dibahas perkembangan akuntansi dan badan pengatur standar (regulator)
di Amerika Serikat. Secara umum perekembangan tersebut menunjukkan
perkembangan pengguna informasi akuntansi, perkembangan dalil, konsep dan
prinsip-prinsip akuntansi, perkembangan regulator dan lembaga-lembaga yang
berkontribusi pada perkembangan akuntansi serta perkembangan metode yang
digunakan oleh regulator untuk merumuskan dalil, konsep, prinsip dan standar
akuntansi.
2.1. Perkembangan Sains Akuntansi
Mempelajari dan melakukan bahasan terhadap perkembangan akuntansi
berarti mempelajari sejarah akuntansi. Sejarah akuntansi menggambarkan kondisi-
kondisi sebagai berikut.
a. Menggambarkan evolusi pemikiran, praktek dan institusi akuntansi sebagai
tanggapan terhadap perubahan lingkungan akuntansi dan kebutuhan sosial.
Sejarah akuntansi juga membahas tentang pengaruh evolusi tersebut terhadap
lingkungan. Luasnya cakupan menjadikan sejarah akuntansi penting bagi
pedagogi (pendidikan), kebijakan, dan praktek akuntansi, karena memungkinkan
untuk memahami kondisi masa lalu, kondisi dewasa ini dan untuk meramal atau
mengendalikan masa depan dengan lebih baik.
b. Sejarah akuntansi dapat dinarasikan dengan menghubungkan episode
perkembangan akuntansi dengan cara tertentu, spesifik dan non-analitik dengan
deskripsi teori suatu sains atau interpretasi melalui penyediaan penjelasan pada
episode-episode tersebut.
c. Sejarah akuntansi sangat membantu untuk memahami dan mengapresiasi bidang
sains akuntansi serta evolusinya sebagai suatu sains sosial dengan lebih baik, juga
dalam kaitannya dengan perspektif kebijakan, sehingga dapat dijadikan sebagai
sarana penilaian yang lebih baik terhadap praktek yang berjalan melalui
pembandingan dengan metode yang digunakan di masa lalu.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2525
d. Relevansi sejarah akuntansi pada praktek, kebijakan, dan pedagogi akuntansi
memerlukan penelitian akuntansi yang lebih banyak. Fenomena-fenomena historis
dapat diteliti dengan mengadopsi teori-teori dalam berbagai bidang sain sosial.
2.1.1 Akuntansi dan Kapitalisme
Pada awalnya akuntansi merupakan sekumpulan teknik yang digunakan untuk
mengolah input (data transaksi) menjadi output dalam bentuk informasi keuangan.
Menurut Baridwan (2000) praktek pembukuan tumbuh dan berkembang sejak orang-
orang mulai mengenal pertukaran atau perdagangan. Sistem double entry
terdokumentasi pada abad ke 15 (limabelas) dengan diterbitkannya tulisan Luca
Pacioli. Pencatatan dilakukan di bawah sumpah yaitu “kebenaran atas nama Tuhan
Yang Maha Kuasa”. Pencatatan di bawah sumpah secara tidak langsung
menunjukkan pentingnya keberadaan suatu standar yang didukung oleh teori yang
kuat yang dapat digunakan untuk melandasi praktek-praktek akuntansi. Beberapa ahli
sejarah ekonomi telah mengkaitkan sejarah akuntansi dengan klaim yang bersifat
umum, bahwa “sistem pembukuan berpasangan merupakan sesuatu yang vital bagi
perkembangan dan evolusi kapitalisme”.
Belkaoui (2006) mengutip beberapa argumen, yaitu; argumen yang
dikemukakan Max Weber, yang menyatakan bahwa “entitas bisnis kapitalistik
rasional modern tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya pemisahan bisnis dari
rumah tangga, dan pembukuan yang rasional. Argumen yang dikemukakan Sombart,
dalam tesisnya menyatakan, bahwa seseorang tidak dapat membayangkan akan seperti
apa kapitalisme tanpa sistem pembukuan berpasangan.
Terdapat beberapa alasan yang bersifat umum dikemukakan untuk menjelaskan peran
pembukuan berpasangan dalam ekspansi ekonomi yang terjadi segera setelah abad
pertengahan,yaitu;
a. Sistem pembukuan berpasangan menyumbangkan sikap baru dalam kehidupan
ekonomi. Akuisisi dalam akuntansi didorong dan dikembangkan, serta sistem
tersebut memberikan ilham dalam pencaharian profit, sehingga tujuan entitas
secara spesifik dapat ditempatkan dengan konsep modal yang dimungkinkan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2626
b. Akuisisi dalam akuntansi dibantu dan didorong oleh perbaikan kalkulasi
ekonomik. Penggunaaan sistem akun terpadu memungkinkan pengusaha mengejar
profit secara rasional. Rasionalisasi dewasa ini dapat didasarkan pada kalkulasi
yang cermat.
c. Rasionalime selanjutnya ditingkatkan oleh organisasi secara sistematik.
d. Pembukuan yang sistematik mengembangkan keteraturan dalam akun dan
organisasi suatu entitas. Sifat dualitas memungkinkan pengecekan akurasi;
mekanisasi dan objektivitasnya memungkinkan pencatatan kegiatan usaha secara
teratur dan berkesinambungan.
e. Sistem double entry memungkinkan pemisahan kepemilikan dan manajemen
sehingga mendorong pertumbuhan entitas khususnya entitas bisnis.
2.2 Pengertian dan Peran Akuntansi
Akuntansi lahir di Amerika tetapi cikal bakalnya sudah ada dan berkembang
sejak orang-orang mengenal pertukaran dan perdagangan. Dewasa ini akuntansi
memiliki peran yang sangat penting dalam suatu entitas. Terdapat pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan apa itu akuntansi, yang tentu membutuhkan jawaban-
jawaban yang memuaskan.
2.2.1 Asal istilah Akuntansi
Istilah akuntansi berasal dari kata bahasa Inggris to account yang berarti
memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Kata akuntansi diserap dari kata
accountancy yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan accountant (akuntan) atau
yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan profesinya. Sebagai bidang
pengetahuan, istilah yang umum digunakan adalah accounting yang mempunyai
pengertian lebih luas daripada accountancy (lebih berkaitan dengan profesi atau
implementasi pengetahuan akuntansi).
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2727
2.2.2 Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan pengetahuan terapan yang berkembang secara paralel
dengan perkembangan dunia bisnis. Ciri mendasar perkembangan tersebut dapat
dilihat dari pengertian atau definisi akuntansi sebagai berikut.
A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu proses identifikasi, pengukuran dan mengkomunikasikan
kejadian ekonomi untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-
keputusan kepada pemakai informasi. Definisi tersebut dikembangkan dalam tahun
1941 dan digunakan dalam Accounting Terminologi Bulletin (ATB) No.1 tahun 1953,
dengan pernyataan sebagai berikut: Akuntansi adalah seni pencatatan, klasifikasi dan
pengikhtisaran dalam suatu perilaku (manner) yang signifikan dan dalam satuan uang,
transaksi dan peristiwa yang merupakan bagian terkecil (least) dari suatu karakter
keuangan, dan interpretasi hasil-hasilnya.
APB dalam APB Statement No. 4 mendifinisikan akuntansi sebagai suatu
kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat
keuangan dari kesatuan ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat digunakan dalam
pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.
Definisi yang dirumuskan oleh ASOBAT dan ATB lebih menekankan pada proses
akuntansi dan ATB mengembangkannya lebih lanjut, bahwa akuntansi merupakan
suatu seni (art). Diera APB melalui APB Statement No. 4 akuntansi didefinisikan
sebagai aktivitas jasa, yang secara implisit menyatakan bahwa APB lebih berorientasi
kepada pemakai informasi (users).
Sudibyo (1987) mendefinisikan akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan
yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian informasi kepada pihak yang
berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Definisi akuntansi ini dikembangkan tahun 1974 dan didasarkan pada pemikiran
bahwa akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan teknologi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2828
Pengetahuan teknologi mengandung makna sebagai berikut.
a. Sebagai teknologi, akuntansi membahas baik perangkat keras maupun perangkat
lunak termasuk penalarannya untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Sebagai suatu disiplin, akuntansi bukan merupakan suatu pengetahuan yang
berdiri sendiri, tetapi lebih merupakan gabungan (sintesis) dari berbagai disiplin
pengetahuan yang lain (menyusu pada ilmu pengetahuan murni dan pengetahuan
lainnya karena merupakan ilmu pengetahuan terapan).
Definisi yang disampaikan Sudibyo mengandung kata-kata kunci yang dapat
digunakan untuk menjelaskan lebih lanjut pengertian akuntansi, sebagai berikut.
− Perekayasaan penyediaan jasa − Transaksi keuangan
− Informasi − Memproses data keuangan
− Laporan keuangan kuantitatif − Pihak berkepentingan
− Unit organisasi − Dengan cara tertentu
− Bahan olah akuntansi − Dasar pengambilan keputusan.
Sintesa disiplin akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Sintesis Disiplin Akuntansi sebagai Pengetahuan
Ilmu-ilmu
sosial
Pengetahuan
Bahasa
Pengetahuan
lainnya
Teknologi
informasi dan
komunikasi
Ilmu-ilmu
filsafat dan
sains
Seperangkat Pengetahuan Akuntansi
(Accounting Body of Knowledge)
Tujuan Ekonomik dan Sosial
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 2929
2.2.3 Perekayasaan Penyediaan Jasa
Perekayasaan adalah suatu proses pemikiran untuk memilih seperangkat
konsep, teknologi dan pendekatan untuk mencapai suatu tujuan. Akuntansi dikatakan
sebagai bidang pengetahuan perekayasaan berarti bahwa akuntansi berkaitan dan
berkepentingan dengan penentuan, pemilihan dan aplikasi konsep-konsep, metode,
teknologi dan pendekatan untuk mencapai tujuan sosial tertentu dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, politik dan budaya tempat akuntansi akan
diterapkan.
Perekayasaan penyediaan jasa akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar.2.2
Perekayasaan Penyediaan Jasa Akuntansi
TUJUAN EKONOMIK DAN
SOSIAL NEGARA
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Menyediakan informasi keuangan untuk
dasar pengambilan keputusan ekonomi dan
Prinsip Akuntansi
Berterima Umum.
Konsep-konsep dasar apa yang relevan ?
Siapa subjek pelaporan ? Siapa
yang dituju oleh informasi ?
Informasi apa yang dilaporkan ?
Simbul yang digunakan untuk melaporkan ?
Dasar pengukuran apa untuk mengkuantifikasi ?
Apa saja kreteria pengakuan hasil pengukuran ?
Medium apa yang digunakan untuk melaporkan ?
Bagaimana informasi disajikan ?
Media Pelaporan
(bentuk, isi, dan jenis)
Informasi Akuntansi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3030
2.2.4 Informasi Akuntansi
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan
keuangan. Informasi merupakan data yang disajikan dengan cara tertentu sehingga
mempunyai makna bagi pemakainya. Untuk menjadi informasi, data harus
mengandung nilai dan kualitas tertentu. Dikatakan memiliki nilai jika informasi
memiliki kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keyakinan pemakai
dalam mengambil keputusan.
Jadi, suatu informasi harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a. Menambah pengetahuan pengambil keputusan (masa sekarang dan masa
mendatang).
b. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai probabilitas terealisasinya
suatu harapan dalam kondisi ketidak pastian.
c. Dapat mengubah keputusan atau menyebabkan perubahan perilaku (tindakan).
Informasi dikatakan memiliki kualitas jika berkaitan dengan intensitas informasi
dalam memenuhi nilai informasi di atas. Kualitas yang tinggi akan memberi kepuasan
(utility) yang tinggi pula bagi pemakainya. Relevansi dan reliabilitas merupakan unsur
utama pembentuk kualitas informasi. Relevansi ditentukan oleh nilai prediktif
(predictive value), nilai balikan (feedback value), dan ketersediaan informasi pada
waktunya (timelines). Reliabilitas informasi ditentukan oleh keterujian (verifiability),
kenetralan (neutrality), dan ketepatan penyimbolan makna ekonomik yang ingin
diungkapkan (representational faithfulness). Komparabilitas (comparability) atas
penyajian informasi merupakan kualitas kedua, dan menjadikan informasi lebih
bermakna karena tendensinya dapat diinterpretasikan oleh para pemakai. Agar
komparabilias dapat dijalankan maka, perlakuan akuntansi untuk setiap periode harus
konsisten.
Informasi yang dihasilkan oleh suatu entitas merupakan bentuk informasi
timbal balik antara entitas dengan para pemakai informasi (users). Bentuk informasi
tersebut dapat diilustrasikan antara lain sebagai berikut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3131
a. Penyedia Modal
Entitas menyediakan laporan keuangan, siaran pers (press release), pertemuan
analis, dan buku fakta (fack book), serta entitas menerima informasi tentang
kebenaran pinjaman, usaha dalam penawaran sekuritas dan kapasitas keuangan.
b. Pelanggan
Entitas menyediakan informasi tentang kualitas produk/jasa dan menerima
informasi tentang kelayakan kredit dan kualifikasi pelanggan.
c. Masyarakat Umum
Entitas menyediakan informasi tentang, pengaruh lingkungan, ketenagakerjaan,
pembayaran pajak, serta menerima informasi tentang, aturan pajak, persyaratan
ketenagakerjaan, kualitas udara/air dan batasan-batasan lingkungan.
d. Pegawai
Entitas menyediakan informasi tentang, manfaat, kebijakan ketenagakerjaan,
kompensasi dan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, serta menerima
informasi tentang, referensi, kebijakan ketenaga kerjaan, kompensasi dan
informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
Dari sisi perkembangan definisi akuntansi terlihat adanya pergeseran tekanan dari
akuntansi sebagai suatu proses (berorientasi proses) ke akuntansi sebagai aktivitas
jasa (berorientasi pada users). Pergeseran tekanan tersebut menggambarkan bahwa
akuntansi tumbuh dan mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan
kebutuhan para pemakai informasi akuntansi (bersifat dinamis).
2.3 Berbagai Pandangan tentang Sifat Dasar Akuntansi
Akuntansi sebagai suatu proses maupun akuntansi sebagai suatu aktivitas jasa
menunjukkan bahwa akuntansi memiliki sekumpulan teknik yang dapat digunakan
untuk mengolah input (bukti transaksi) menjadi output (informasi keuangan). Secara
prinsip itulah sifat dasar akuntansi. Sebagai suatu sains, terdapat berbagai pandangan
terkait dengan sifat dasar akuntansi sebagai berikut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3232
2.3.1 Akuntansi sebagai Sebuah Ideologi
Ideologi memiliki arti sebagai pandangan hidup (way of life), terlepas dari
sifatnya yang parsial dan mungkin mengandung pemahaman krusial, yang
menghalangi kita untuk memahami lingkungan di mana kita hidup dan kemungkinan
perubahannya. Akuntansi telah dipandang sebagai fenomena ideologis, karena dapat
digunakan sebagai sarana untuk mendukung dan melegitimasi tatanan sosial, ekonomi
dan politik yang berkembang disuatu negara. Oleh sebab itu akuntansi merupakan
sarana rasionalisasi ekonomi melalui proses akuntansi yang menghasilkan output
berupa informasi keuangan suatu entitas yang bersifat kuantitatif. Proses itu secara
teknis dapat dilakukan dan secara nyata dapat diaplikasikan.
Heilbroner (1977) yang menyatakan bahwa; praktek kapitalis mengubah satuan uang
ke dalam suatu alat perhitungan cost–profit yang rasional, di mana karya besarnya
adalah pembukuan berpasangan. Pembukuan perpasangan merupakan produk evolusi
rasionalisasi ekonomi, penghitungan cost–profit, sebagai reaksi rasionalisasi tersebut.
Dengan merealisasikan dan mendifinisikan secara numerik, praktek ini mendukung
logika keberadaan entitas bisnis.
2.3.2 Akuntansi sebagai Sebuah Bahasa
Akuntansi telah dipandang sebagai bahasa bisnis. Akuntansi merupakan suatu
cara pengkomunikasian informasi tentang bisnis. Persepsi akuntansi sebagai bahasa
merupakan persepsi yang populer dalam buku akuntansi. Bahasa dalam akuntansi
berwujud simbol-simbol, yang disusun secara sistematis, berpola, serta dijalankan
dengan aturan-aturan khusus yang mengarahkan penggunaannya. Susunan simbol
tersebut disebut dengan bahasa, dan aturan yang mempengaruhi pola dan penggunaan
simbol tersebut dinyatakan sebagai tata-bahasa. Ijiri (1975) berpendapat bahwa
sebagai bahasa bisnis, akuntansi memiliki banyak kesamaan dengan bahasa-bahasa
lainnya. Berbagai aktivitas bisnis suatu entitas dilaporkan dalam laporan akuntansi
dengan menggunakan bahasa akuntansi. Certified Public Accountant (CPA)
mengesahkan ketepatan penerapan aturan atau standar akuntansi, sama seperti seorang
pembicara bahasa mengesahkan ketepatan tata bahasa suatu kalimat.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3333
2.3.3 Akuntansi sebagai Catatan Suatu Peristiwa
Akuntansi dipandang sebagai sebuah cara penyajian peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam suatu entitas melalui transaksi yang dilakukannya dengan pihak lain.
Bagi pemilik maupun pemegang saham, catatan akuntansi menyediakan serangkaian
peristiwa (histori) pertanggungjawaban manajer atas sumber-sumber daya yang
disediakan pemilik. Konsep pertanggungjawaban pada dasarnya merupakan ciri
hubungan keagenan. Pengukuran konsep pertanggungjawaban telah dikembangkan
dari waktu-kewaktu. Birnberg (1980), membedakannya dalam empat periode yaitu;
a. Periode pure custodial (pertanggungjawaban murni)
b. Periode traditional custodial (pertanggungjawaban tradisional)
c. Periode aset – utilization (pemanfaatan asets)
d. Periode open – ended
Periode yang I dan II mengacu pada kepentingan manajemen (agen) untuk
mengembalikan sumber-sumber daya secara lengkap kepada prinsipal, dengan
menetapkan tugas–tugas minimal dalam melaksanakan fungsi pemeliharaan
(custodial).
Periode III mengacu pada kepentingan agen untuk menetapkan sifat pemanfaatan aset
secara mendalam, agar sesuai dengan rencana yang telah disepakati. Sebagai
tambahan atas data neraca, periode ini mensyaratkan bahwa data dapat dimanfaatkan
untuk mengevaluasi penilaian kinerja yang diukur dengan efektivitas pemanfaatan
aset.
Periode IV berbeda dengan periode III dalam hal penetapan pemanfaatan aset yang
lebih fleksibel dan memungkinkan agen untuk merencanakan aliran (benefit)
pemanfaatan suatu aset.
Seperti halnya pengendalian strategis, fungsi pertanggungjawaban mensyaratkan
adanya asumsi tingkat pertanggungjawaban oleh manajer (level of management).
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3434
2.3.4 Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi
Akuntansi juga dipandang sebagai cara untuk menggambarkan realitas
ekonomi saat ini. Argumen utama yang mendukung pandangan ini adalah bahwa
neraca maupun laporan laba-rugi seharusnya didasarkan pada taksiran yang
menggambarkan realitas ekonomi saat ini dibanding dengan kos historis. Sehingga
metode yang digunakan lebih menunjukkan realita ekonomi saat ini, penetapan harga
lebih difokuskan pada penetapan harga saat ini dan masa datang dibanding dengan
penetapan harga dimasa lalu.
Tujuan utama pandangan akuntansi ini adalah penetapan pendapatan yang
sesungguhnya (true income), suatu konsep yang menunjukkan perubahan
kesejahteraan dari satu periode ke periode selanjutnya. Metode-metode yang dapat
menyajikan pengukuran nilai ekonomis aset dan kewajiban serta hubungannya dengan
pengukuran income, merupakan sebuah pertanyaan teoretis dan empiris yang
menimbulkan debat berkepanjangan dalam literatur akuntansi.
2.3.5 Akuntansi sebagai Sistem Informasi
Akuntansi selalu dipandang sebagai sistem informasi. Pandangan ini
mengasumsikan akuntansi sebagai suatu proses yang menghubungkan sumber
informasi, saluran komunikasi dan sekumpulan penerima (penggunan eksternal).
Dengan menggunakan istilah dalam proses komunikasi, akuntansi dapat didefinisi
sebagai “proses menyandikan sejumlah observasi ke dalam sistem akuntansi,
memanipulasi sinyal sistem penyusunan laporan keuangan dan melakukan decoding
(menguraikan isi sandi) serta menstransmisikan hasilnya”. Pandangan ini memberikan
manfaat penting baik secara konseptual maupun secara empiris karena;
a. Pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya
sistem pengukuran formal dalam organisasi.
b. Pandangan ini memunculkan kemungkinan disain sistem akuntansi yang optimal,
yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan sistem informasi yang
bermanfaat.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3535
Pandangan akuntansi sebagai sistem informasi mempunyai keunggulan, karena dapat
menghasilkan informasi akuntansi historis dan informasi alternatif. Sistem-sistem
akuntansi alternatif dapat dengan cepat menghasilkan “true income” (income
sesungguhnya), tanpa atau dengan menggunakan sistem akuntansi historis. Sepanjang
pengguna yang berbeda dapat menemukan informasi yang diinginkan, saat itu pula
dapat ditentukan bahwa sistem bermanfaat”.
Perilaku penghasil informasi atau agen merupakan hal penting baik dalam
reaksi terhadap informasi yang disajikan maupun dalam pemanfaatan informasi.
Kedua perilaku ini merupakan subjek penelitian empiris dalam bidang akuntansi
keprilakuan.
2.3.6 Akuntansi sebagai Komoditi
Akuntansi dapat juga dipandang sebagai komoditi yang dihasilkan dari suatu
aktivitas ekonomi. Pandangan ini muncul karena adanya permintaan informasi-
informasi yang bersifat khusus, dan para akuntan memiliki kemampuan untuk
memenuhi permintaan tersebut. Permintaan dan penawaran terhadap informasi
mendorong berlakunya hukum pasar terhadap informasi akuntansi. Pihak yang
membutuhkan informasi akan mengeluarkan sejumlah rupiah tertentu untuk
mendapatlan informasi yang dibutuhkan.
Karena informasi akuntansi berfungsi sebagai komoditi publik, maka muncul
dorongan supaya akuntansi diregulasi, agar pihak-pihak berkepentingan dapat
memantau seluruh bentuk perjanjian antar organisasi dan lingkungannya. Selanjutnya,
setelah regulasi akuntansi dijalankan, pemilihan informasi dan teknik akuntansi
selanjutnya memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan berbagai kelompok
masyarakat. Pandangan akuntansi sebagai komoditas akan memberikan insentif
munculnya riset akuntansi.
Contoh.
Munculnya pandangan akuntansi sebagai komoditi membuktikan, bahwa
informasi akuntansi memiliki kandungan sosial. Pandangan tersebut selaras
dengan meningkatnya perhatian terhadap kepentingan umum (publik tidak
boleh dirugikan atau publik harus dilindungi) dalam sistuasi langkanya sumber
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3636
daya dan banyaknya penawaran yang bersaing. Kedua gambaran tersebut
memberikan dasar pemikiran pada kebijakan-kebijakan akuntansi agar
menambah alokasi sumber daya dalam pelayanan terhadap kepentingan
publik.
2.4 Pengukuran dalam Akuntansi
Transaksi-transaksi suatu entitas yang akan diproses menjadi informasi
(laporan keuangan) maupun bentuk informasi akuntansi yang akan dianalisis untuk
kepentingan-kepentingan pengambilan keputusan ekonmis, tujuan pengembangan
pendidikan dan kepentingan sosial lainnya, masalah pengukuran menjadi hal yang
sangat penting untuk dipahami agar memperoleh pengukuran yang tepat. Secara
metodelogi pengukuran dalam akuntansi berhubungan dengan tipe-tipe ukuran dan
tipe-tipe skala.
2.4.1 Tipe-tipe Ukuran
Tipe-tipe ukuran berhubungan erat dengan objek yang akan diukur.
Kompleksitas dimensi objek menjadikan pengukuran dapat dikaitkan dengan variable-
variabel atau kondisi tertentu sehingga tipe ukuran dalam akuntansi dapat dirumuskan
sebagai berikut.
a. Ukuran akuntansi dapat bersifat langsung atau tidak langsung. Dikatakan langsung
bila merupakan ukuran sesungguhnya dari suatu objek atau atributnya. Tidak
langsung (sekunder) diturunkan melalui transformasi matematis seperangkat
angka yang merepresentasi ukuran langsung suatu objek.
b. Berhubungan dengan dimensi waktu keputusan, yaitu ukuran masa lalu, masa
sekarang, atau masa depan yang secara berturut-turut merujuk ukuran bagi
peristiwa yang akan datang. Terkait dengan poin dua, apakah atribut atau objek
akuntansi mengukur peristiwa masa lalu, sekarang dan masa depan relatif
terhadap waktu dilakukannya pengukuran, ukuran akuntansi dapat diklasifikasikan
menjadi; ukuran retrospektif, kontemporer, prospektif. Jika klasifikasi tersebut
dikaitkan dengan dimensi waktu maka, terdapat 3 (tiga) ukuran, yaitu;
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3737
− Ukuran masa lalu dapat berupa ukuran yang retrospektif, kontemporer,
prospektif.
− Ukuran masa sekarang dapat berupa ukuran kontemporer dan ukuran
prospektif.
− Ukuran masa depan yang prospektif.
c. Pengukuran juga dapat berbentuk pengukuran fundamental dan pengukuran
turunan dengan pengertian sebagai berikut:
– Pengukuran fundamental dapat dilakukan dengan melekatkan angka yang
mengacu pada hukum alam seperti pengukuran suatu kekayaan.
– Pengukuran turunan didasarkan pada pengukuran dua atau lebih kuantitas dan
tergantung pada eksistensi teori empiris verifikasian yang mengkaitkan
kekayaan tertentu dengan kekayaan yang lainnya.
d. Pengukuran dapat dibuat bila teori empiris yang sah digunakan untuk mendukung
eksistensinya, atau dibuat dengan flat (sejenis intuisi) serta didasarkan pada
definisi arbiter.
2.4.2 Tipe-Tipe Skala
Nilai yang dilekatkan pada suatu objek yang dikur merupakan bentuk skala.
Menurut Hartono (2004) tipe-tipe skala pengukuran sebagai berikut.
a. Nominal, yaitu memiliki nilai klasifikasi. Misalnya, laki-laki, perempuan, untuk
gender.
b. Ordinal, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan). Misalnya,
penilaian (kurang, baik, sangat baik).
c. Interval, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), dan berjarak
(perbedaan dua nilai). Misalnya, skala likert 1 sampai 5, dengan jarak 1 sampai
dengan 2 (dua) mempunyai jarak yang sama dengan 2 sampai denggan 3 dan
seterusnya.
d. Rasio, yaitu memiliki nilai klasifikasi dan order (memiliki urutan), distance
(berjarak) dan memiliki nilai awal (origin). Misalnya, unit waktu sebesar 20 menit
yang memiliki nilai awal 0. Rasio tidak harus disajikan dalam bentuk pembagian.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3838
Akuntansi didasarkan pada masing-masing skala pengukuran tersebut. Skala nominal
meski mendasar dalam proses akuntansi, namun bukan skala satu-satunya, atau yang
paling penting dalam disiplin akuntansi. Proses evaluasi – inti akuntansi teoritis –
menggunakan skala rasio, dan analisis laporan keuangan menggunakan skala ordinal,
serta aspek tertentu akuntansi kos dapat dipandang sebagai penerapan skala interval.
2.5. Mengapa Akuntansi Membutuhkan Teori
Watts and Zimmerman (1986) menyatakan bahwa banyak pihak harus
membuat keputusan bisnis menggunakan laporan akuntansi. Pihak-pihak tersebut
antara lain.
a. Manajer-manajer suatu entitas harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi
yang akan digunakan untuk menghitung angka-angka yang akan dilekatkan dalam
laporan keuangan. Sebagai contoh, mereka harus memutuskan apakah akan
menggunakan metode garis-lurus ataukah metode terakselerasi untuk menghitung
depresiasi.
b. Akuntan publik sering dipanggil oleh para manajer untuk diminta sarannya terkait
dengan penggunaan prosedur-prosedur akuntansi di dalam laporan keuangan.
Selain itu, para akuntan publik juga harus memutuskan apakah akan membuat
representasi-representasi tentang suatu standar akuntansi yang diusulkan ataukah
tidak, dan jika membuat posisi mana yang akan diambil.
c. Para pejabat pada institusi-institusi pemberi pinjaman (misalnya, bank dan entitas
asuransi) harus memperkirakan kelayakan kredit dari entitas yang menggunakan
prosedur-prosedur akuntansi berbeda-beda. Sebagai pemberi pinjaman atau
investor, mereka harus menimbang implikasi dari prosedur-prosedur akuntansi
yang berbeda-beda dalam membuat keputusan untuk memperbesar kredit atau
menanamkan modal. Selain itu, kesepakatan-kesepakatan piutang pada umumnya
menentukan bahwa suatu entitas harus memenuhi persyaratan yang didasarkan
pada angka-angka akuntansi atau piutang akan dibatalkan. Para pejabat pada
institusi pemberi pinjaman harus memutuskan prosedur-prosedur akuntansi apa
yang akan ditentukan (jika ada) untuk kalkulasi sejenis itu.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 3939
d. Investor dan analis finansial yang bekerja di entitas-entitas pialang dan dana
pension menginterpretasikan angka-angka akuntansi sebagai input bagi
keputusan-keputusan investasi. Secara khusus, mereka memperkirakan investasi
di entitas-entitas yang menggunakan prosedur-prosedur dan auditor-auditor
berbeda. Sama seperti akuntan publik dan para eksekutif, para analis finansial juga
membuat representasi-representasi pada standar-standar akuntansi potensial.
Gambaran pengguna informasi seperti yang disampaikan oleh Watts and Zimmerman
menunjukkan bahwa pengaruh informasi akuntansi sangat kuat, sehingga tidaklah
berlebihan statemen yang menyatakan, bahwa informasi akuntansi dapat
mempengaruhi pasar modal dan pasar tenaga kerja khususnya dilevel manajer.
Luasnya pengaruh dan cakupan pengguna informasi akuntansi menjadikan peran
prinsip-prinsip dan standar akuntansi menjadi sangat penting. Prinsip-prinsip dan
standar akuntansi yang digunakan untuk mengakui dan mengukur kejadian ekonomik
yang dimiliki oleh suatu entitas harus mampu menjelaskan atau memberikan alasan-
alasan secara akurat mengapa kejadian tersebut diakui dan diukur dengan
menggunakan pola tertentu.
Prinsip-prinsip dan standar akuntansi yang digunakan dalam suatu negara
merupakan bentuk kesepakatan yang harus dipatuhi oleh para praktisi akuntansi.
Prinsip-prinsip dan standar tersebut dirumuskan oleh regulator dengan melibatkan
teori-teori yang kuat disamping melibatkan pertimbangan faktor ekonomi dan faktor
politis suatu negara. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip dan standar akuntansi dapat
berbeda di setiap negara, karena adanya perbedaan kondisi ekonomik dan kondisi
politis. Dewasa ini, arah menyamaan standar akuntansi antar negara atau secara
internasional sudah dilakukan yang diprakarsai oleh Internal Accounting Standards
Board (IASB) dengan produknya yaitu International Financial Reporting Standards
(IFRSs).
2.5.1 Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)
Suatu kerangka konseptual secara implisit melandasi praktek akuntansi.
Kerangka tersebut dikenal dengan sebutan “general accepted accounting principles
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4040
(GAAP)” dan diartikan sebagai “prinsip akuntansi berterima umum (PABU)”. Dari
sisi arti, prinsip-prinsip akuntansi menunjukkan bahwa PABU sangat penting bagi
profesi. PABU merupakan panduan bagi profesi akuntansi dalam memilih teknik
akuntansi dan penyiapan laporan keuangan dengan cara yang dianggap sebagai
praktek akuntansi yang baik. Konvensi, aturan dan prosedur-prosedur memperoleh
status untuk dimasukkan dalam PABU karena memiliki dukungan autoritatif
substansial. APB Statement No. 4 menyatakan bahwa PABU mencakup konvensi,
prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang diperlukan untuk mendifinisikan prinsip
akuntansi yang berterima umum pada suatu waktu tertentu.
2.5.2 Karakteristik PABU
Sebagai panduan bagi profesi, prinsip-prinsip akuntansi berterima umum
(PABU) memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
a. PABU merupakan hasil suatu proses evolusioner yang diharapkan dapat berjalan
terus dimasa yang akan datang dan perubahan dapat terjadi pada setiap tingkat
sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan.
b. Perubahan yang terjadi dalam PABU akibat adanya penyesuaian masalah
akuntansi yang sedang timbul, dan sebagai usaha untuk merumuskan suatu
kerangka teoritis disiplin ilmu tersebut.
c. Terdapat hubungan nyata antara teori dan praktek akuntansi dalam arti bahwa
proses pembentukan teori berusaha membenarkan atau menyangkal praktek yang
ada.
d. Proses pembentukan teori akan diakhiri oleh pembuktian atau pengesahan teori.
2.5.3 Kebijakan dan Perubahan Akuntansi
Perusahaan-perusahaan sebagai suatu entitas bisnis perlu membuat pilihan di
antara berbagai metode akuntansi dalam mencatat transaksi dan menyiapkan laporan
keuangan. PABU menuntun pilihan tersebut sehingga merepresentasi kebijakan
akuntansi suatu entitas. Kebijakan akuntansi suatu entitas adalah prinsip akuntansi
spesifik dan metode penerapan prinsip tersebut dipandang yang paling tepat oleh
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4141
manajemen entitas tersebut untuk menyajikan posisi keuangan, hasil operasi,
perubahan modal dan perubahan dalam posisi keuangan dengan sewajarnya sesuai
dengan PABU. Oleh karena itu PABU diadopsi untuk menyiapkan laporan keuangan.
Entitas-entitas juga membuat perubahan akuntansi sebagai bagian dari
kebijakan akuntansi mereka. Publik yakin bahwa entitas membuat perubahan
akuntansi untuk memoles kinerja mereka. Literatur akuntansi juga menjelaskan bahwa
perubahan-perubahan dalam prinsip dan estimasi akuntansi merupakan bentuk
keinginan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu seperti perataan income, atau
mengurangi biaya keagenan terkait dengan pelanggaran perjanjian utang.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4242
PERUMUSAN DAN
PEMBUKTIAN
TEORI AKUNTANSI
POKOK BAHASAN
3.1 Pengertian Teori Akuntansi
3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi
3.2.1 Pendekatan Teoretis
3.2.2 Pendekatan Non Teoretis
3.2.3 Pendekatan Etik
3.2.4 Pendekatan Sosiologis
3.2.5 Pendekatan Ekonomi
3.3 Pendekatan Positif dalam Kajian Empiris Akuntansi
3.3.1 Perspektif Penelitian Akuntansi
3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang Ditekuni
3.3.3 Perspektif pada Metodologi Akuntansi
3.3.4 Perbedaan Pendekatan Idiografis dengan Nomotesis
Para pemakai informasi akuntansi (users) menggunakan informasi akuntansi suatu
entitas sebagai dasar untuk mengambil keputusan bisnis (investasi dan kredit).
Manajemen menyusun laporan keuangan dengan berpedoman pada standar akuntansi
yang direkomendasi oleh Dewan Standar. Diperlukan teori untuk membangun dan
menjelaskan struktur hubungan antara tujuan laporan keuangan, dalil, konsep, prinsip
dan standar akuntansi sehingga pengakuan, pengukuran setiap kejadian ekonomi
dapat didefinisikan dengan jelas, dapat diukur, relevan dan andal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4343
3.1 Pengertian Teori Akuntansi
Hendriksen (1982) mendefinisikan teori sebagai seperangkat asas hipotetis
konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu
kerangka acuan bidang pengetahuan. Dengan melekatkan pengertian teori tersebut
pada akuntansi maka teori akuntansi merupakan suatu penalaran logis dalam bentuk
seperangkat asas atau prinsip yang dapat digunakan sebagai kerangka acuan untuk
menilai praktik-praktik akuntansi, serta dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menilai dan mengembangkan praktik akuntansi yang sehat serta prosedur baru.
Mc.Donald (1972) menyatakan bahwa suatu teori harus memiliki 3 (tiga)
elemen sebagai berikut.
a. Melukiskan fenomena ke dalam gambar simbolik
b. Adanya manipulasi atau kombinasi sesuai aturan
c. Merubah kembali menjadi fenomena senyatanya
Menurutnya, teori akuntansi sudah memiliki elemen-elemen teori yang diisyaratkan
tersebut yang terdiri atas; penggunaan simbul D (debet) dan K (kredit), penggunaan
aturan-aturan penterjemahan dan penggambaran secara simbolik transaksi-transaksi
ekonomi serta penggunaan aturan manipulasi.
Watt dan Zimmerman (WZ) mendefinisikan teori sebagai seperangkat gagasan
atau konsep, definisi, proposisi atau dalil yang saling berkaitan, memberikan suatu
pandangan sistematis tentang fenomena dan menetapkan hubungan antarvariabel,
yang bertujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Selanjutnya WZ
menyatakan bahwa tujuan utama teori akuntansi adalah memberikan suatu dasar
prediksi dan penjelasan tentang prilaku serta kejadian akuntansi.
Beberapa definisi teori dan teori akuntansi seperti dikemukakan di atas
menunjukkan adanya perbedaan cara pandang atau dimensi peneliti. Perbedaan
tersebut muncul akibat (dari) perbedaan era peneliti dalam memandang dan pemakai
data akuntansi, serta lingkungan pemakai dan penyaji data berperan. Perbedaan juga
muncul dari perbedaan pendekatan terhadap pembentukan suatu teori akuntansi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4444
Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Tidak ada suatu teori yang mengatur akuntansi keuangan yang mencakup seluruh
rentang (range) spesifikasi pemakai lingkungan secara efektif.
b. Yang ada dalam kepustakaan akuntansi keuangan bukanlah suatu teori akuntansi,
tetapi sekumpulan teori-teori yang dapat diatur di atas perbedaan spesifikasi
pemakai dan lingkungan.
Perkembangan definisi juga menunjukkan bahwa keberadaan dan pembangunan teori
akuntansi dikaitkan dengan pembangunan prinsip-prinsip dan standar akuntansi (teori
akuntansi normatif) yang berhubungan dengan pedoman praktik akuntansi, serta
untuk tujuan penelitian empiris (teori akuntansi positif). Kedua teori tersebut saling
berhubungan dan struktur hubungannya dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar. 3.1
Struktur teori akuntansi
TEORI AKUNTANSI
Entitas Bisnis
dan
Non Bisnis
Teori Akuntansi Positif
Teori Akuntansi
Normatif
(Kerangka Konseptual)
Tujuan Pelaporan
Keuangan Standar Akuntansi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4545
3.2 Pendekatan-pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi
Pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam perumusan teori akuntansi
dibedakan ke dalam pendekatan tradisional dan pendekatan positif. Pendekatan-
pendekatan tradisional berhubungan dengan perumusan kerangka konseptual (teori
akuntansi normatif), sedang pendekatan positif berhubungan dengan kajian empiris
akuntansi. Pendekatan-pendekatan tradisional dalam perumusan kerangka konseptual
dapat dikelompokkan ke dalam kelompok pendekatan nonteoretis, kelompok
pendekatan teoretis, pendekatan etik, pendekatan sosiologis dan pendekatan ekonomi.
3.2.1 Pendekatan Non-teoretis
Dikatakan pendekatan nonteoretis, karena teori akuntansi dirumuskan tanpa
menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini, yaitu:
a. Pendekatan pragmatis.
Teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi kebiasaaan-kebiasaan yang
dilakukan para praktisi akuntansi atau cara-cara yang lazim digunakan sehingga
teori yang dirumuskan menggambarkan praktik yang senyatanya.
Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara
lain akuntansi persediaan, penyusutan dan amortisasi, penggunaan prinsip
konservatisme dan lainnya.
b. Pendekatan otoriter.
Teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi aturan-aturan formal (regulasi)
sehingga teori yang dirumuskan menggambarkan pengaplikasian aturan-aturan
formal.
Prinsip dan standar yang dirumuskan dengan menggunakan pendekatan ini antara
lain akuntansi leasing, akuntansi pajak tangguhan, akuntansi jaminan kerja
karyawan dan lain sebagainya. Pengadopsian pendekatan ini berhubungan dengan
kebijakan politis dan kebijakan ekonomi suatu negara.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4646
3.2.2 Pendekatan Teoretis
Dikatakan sebagai pendekatan teoretis karena teori akuntansi dirumuskan
dengan menggunakan metode ilmiah. Yang termasuk dalam pendekatan ini, yaitu:
a. Pendekatan deduktif.
Dalam pendekatan deduktif, teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi
pemikiran-pemikiran yang dimulai dengan perumusan sepengakat dalil-dalil dan
konsep-konsep teoretis akuntansi yang memiliki kebenaran dan bersifat luas.
Dalil-dalil dan konsep-konsep teoretis tersebut dipergunakan untuk merumuskan
prinsip-prinsip akuntansi dan logika prinsip-prinsip akuntansi dipergunakan
sebagai acuan dalam penyusunan standar-standar atau teknik akuntansi. Hubungan
dalil dan konsep, prinsip-prinsip dan standar atau teknik akuntansi sebagai berikut.
Gambar. 3.2
Pendekatan deduktif dalam perumusan teori akuntansi
Dalil dasar dan konsep teoretis
akuntansi
Umum
Prinsip akuntansi Khusus
Teknik akuntansi Spesifik
b. Pendekatan induktif
Dalam pendekatan ini, teori akuntansi dirumuskan dengan mengadopsi pemikiran-
pemikiran yang dimulai dari pelaksanaan observasi dan pencatatan-pencatatan,
analisis dan klasifikasi untuk mendapatkan hubungan-hubungan yang sama,
pembentukan konsep dan generalisasi serta pengujian implikasi konsep pada
situasi yang baru. Konsep-konsep akuntansi yang sudah teruji merupakan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4747
Pengujian generalisasi
seperangkat teori yang digunakan dalam sain akuntansi. Pendekatan ini
merupakan kontra pendekatan deduktif.
Hubungan observasi, analisis dan klasifikasi, pembentukan konsep dan
generalisasi serta pengujian konsep dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar. 3.3
Pendekatan induktif dalam perumusan teori akuntansi
Pengamatan dan pencatatan Spesifik
Analisis dan klasifikasi
( mencari hubungan yang sama)
Khusus
Pengambilan generalisasi
Umum
Pengujian generalisasi
Perbedaan pendekatan deduktif (D) dengan pendekatan induktif (I)
D Kebenaran/kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lain, tapi dibuktikan
secara empiris.
I. Kebenaran dalil tergantung dari hasil pengamatan yang memadai dan
hubungan yang terjadinya berulang-ulang.
D Dalil hasil penarikan kesimpulan secara deduktif menimbulkan teknik
akuntansi yang pasti
I. Dalil akuntansi hasil penarikan kesimpulan secara induktif menunjukkan
teknik akuntansi khusus yang berprobabilitas hampir tinggi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4848
3.2.3 Pendekatan Etik
Pendekatan ini diperkenalkan oleh Scott (1941), yang menggunakan
pendekatan konsep kewajaran, keadilan, pemilikan dan kebenaran. Kreteria yang
digunakan dalam perumusan teori akuntansi adalah “keadilan” dengan
memperlakukan semua pihak yang berkaitan atau berkepentingan secara sama,
melalui penyediaan informasi akuntansi yang benar dan akurat tanpa kesalahan
penyajian, wajar, tidak bias serta penyajian yang tidak memihak.
Wajar secara umum mengandung arti bahwa pembuat informasi akuntansi telah
bertindak dalam keyakinan yang baik dan menggunakan praktek bisnis yang beretika
dan pertimbangan akuntansi yang baik. Secara implisit pendekatan ini mengisyaratkan
bahwa informasi yang disajikan memiliki kualitas yang memadai dan lengkap.
3.2.4 Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan suatu pendekatan etis yang sudah
mengalami perluasan konsep kewajaran yang dinamakan kesejahteraan sosial (sosial
welfare). Pendekatan ini menekankan pada akibat-akibat sosial yang ditimbulkan
teknik-teknik akuntansi. Dalam pendekatan ini prinsip maupun teknik akuntansi yang
tersedia dievaluasi berdasarkan kesesuaiannya dengan akibat-akibat yang dilaporkan
oleh berbagai kelompok masyarakat. Dalam pendekatan ini tersirat adanya ekspektasi,
bahwa data akuntansi akan berguna dalam perumusan pertimbangan kesejahteraan
sosial.
3.2.5 Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini menekankan pada pengendalian perilaku indikator-indikator
ekonomi makro yang diakibatkan oleh praktik-praktik akuntansi. Jika pendekatan etis
menekankan pada konsep kewajaran (fairness) dan pendekatan sosiologis pada
konsep kesejahteraan sosial, maka pendekatan ekonomik menekankan pada konsep
kesejahteraan ekonomi secara umum. Menurut pendekatan ini pemilihan teknik-
teknik akuntansi yang berbeda tergantung pada pengaruhnya terhadap situasi ekonomi
nasional.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 4949
Contoh.
Ekonomi nasional suatu negara tidak lepas dari belenggu inflasi, dan
fenomena tersebut secara akuntansi berpengaruh pada perilaku manajer suatu
entitas maupun regulator.
Manajer suatu entitas akan lebih tertarik untuk menggunakan teknik akuntansi
persediaan masuk-terakhir keluar-pertama (last in, first out atau LIFO).
Pemerintah melalui regulator meminta kepada entitas bisnis yang terdaftar di
di Bursa Efek Indonesia agar mengadopsi current value accounting.
3.3 Pendekatan Positif dalam Akuntansi
Pendekatan positif yang digunakan dalam kajian-kajian empiris akuntansi
menjadikan teori-teori yang dihasilkan dan yang digunakan dalam riset akuntansi
dikenal dengan teori akuntansi positif. Kekayaan dan keanekaragaman pendekatan
yang digunakan dalam studi dan penelitian akuntansi membutuhkan perbedaan
perspektif metodologi dan perbedaan wawasan ditinjau dari sisi jenis dan minat
peneliti dalam melakukan penelitian akuntansi.
3.3.1 Perspektif penelitian akuntansi
Kolb dkk (1974) menyampaikan suatu pola atau model tentang bagaimana
orang-orang menggali pengetahuan ilmiah. Pola yang dirumuskannya sebagai berikut.
Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Pengalaman, di mana keunikan beberapa kejadian atau fenomena yang dialami
menarik untuk diteliti.
b. Fenomena memberikan insentif untuk melakukan observasi dan refleksi, sehingga
penyebabnya diketahui.
c. Merumuskan hipotesisnya dalam bentuk konsep dan generalisasi yang abstrak.
d. Menguji hipotesis, memahami implikasi konsep pada situasi yang baru dan pada
proses untuk memperbaiki pengetahuan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5050
Langkah-langkah untuk memperoleh sains seperti uraikan di atas dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar. 3.4
Pola Pembelajaran Manusia
Pengalaman
Konkret
Pengujian Implikasi
Konsep pada Situasi
Observasi dan
Refleksi
Pembentukan Konsep
dan Generalisasi
Sumber. Kolb dkk
Model Kolb dkk menggambarkan model pendekatan induktif dalam penelitian
akuntansi. Model tersebut tidak membedakan antara proses penguasaan suatu
pengetahuan (metode), metodologi (menyatakan metodenya), dan epistemologi
(menyatakan metodologinya)1.
Hubungan antara epistemologi (mengapa dari mengapa dari bagaimana), metodologi
(mengapa dari bagaimana), metode (bagaimana) dan pengetahuan diperoleh,
menggambarkan penyempurnaan model Kolb dkk dari model pendekatan induktif
menjadi model pendekatan induktif-deduktif.
Model induktif-deduktif pada penelitian akuntansi ditunjukkan pada gambar sebagai
berikut.
1
Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membahas apa sarana dan bagaimana tatacara untuk mencapai suatu pengetahuan, dan bagaimana ukuran suatu kebenaran atau pernyataan ilmiah tersebut. Rasionalisme, empirisme, kritisisme, positivisme dan fenomenologi merupakan faham- faham epistemologi. Filsafat bahasa, logika, matematika, metodelogi merupakan unsur-unsur yang merupakan bagian dari epistemologi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5151
Gambar. 3.5
Hubungan antara epistemologi, metodologi, metode dan pengetahuan
Epistemologi
(Why of why of how)
Metodologi
(Why of how)
Pengalaman
Konkrit
Pengujian /
Eksperimentasi
Metoda
pemerolehan
pengetahuan (How)
Observasi
Refleksi
Penalaran Abstrak
(hipotesis)
Produk-Produk
Penyelidikan
Knowledge - That Knowledge - Of Knowledge - How
Kriteria
Pengetahuan
Sumber. Belkaoui
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5252
Pengetahuan terdiri atas tiga tipe, yaitu:
a. Knowledge-that atau pengetahuan faktual (sesungguhnya)
b. Knowledge-of atau pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman atau perkenalan.
c. Knowledge-how atau pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (praktis)
Model Kolb dkk juga digunakan oleh Roy Payne (1982) untuk menjelaskan proses
penggalian pengetahuan. Model Kolb-Payne sebagai berikut:
Gambar 3.6
Bentuk-bentuk siklus pengetahuan
KEARIFAN INFORMASI
MENGALAMI
MENGUJI/ BEREKSPERIMEN
OBSERVASI/ MEREFLEKSI
METODOLOGI
PENALARAN
ABSTRAK (HIPOTESIS)
SAINS
Sumber. Belkaoui
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5353
Model Kolb-Payne merupakan bentuk proses total yang berasal dari informasi, ilmu
(sains), metode, dan kebijakan yang menggambarkan kondisi sebagai berikut.
a. Knowledge-of atau pengetahuan personal (pengalaman).
Pengetahuan ini dimiliki karena mengalami peristiwa tertentu dan melakukan
observasi dan refleksi-refleksi atas pengalaman tersebut.
b. Knowledge-that atau pengetahuan faktual (pengetahuan sesungguhnya).
Pengetahuan ini diperoleh karena observasi dan refleksi yang dilakukan sampai
mencari alasan abstrak untuk menguji dan melakukan eksperimen yang
menunjukkan hasil signifikan.
c. Knowledge-how atau pengetahuan berhubungan dengan tata cara (praktis).
Pengetahuan ini diperoleh karena pengujian dan melakukan eksperimen dan hasil-
hasil yang dicapai mendukung pengalaman yang sudah dimiliki.
Dari pendalaman yang dilakukan, Payne membuat kesimpulan sebagai berikut.
a. Pengetahuan yang berhubungan dengan tata cara (knowledge-how) dan
pengetahuan yang berhubungan dengan pengalaman (knowledge-of”) merupakan
bentuk pengetahuan yang sangat tergantung pada setiap individual.
b. Pengetahuan faktual (knowledge-that) dan pengetahuan yang berhubungan dengan
tata cara (knowledge-how) menghasilkan pengetahuan ilmiah/ filosofis" yang
berasal dari luar individual. Karena pengetahuan tergantung pada cara belajar
individual, jelas bahwa semua jenis pengetahuan dibutuhkan agar proses
pengetahuan berjalan lancar. Selain itu, setiap jenis pengetahuan mampunyai
orientasi waktu, yang merefleksikan perannya dalam proses pengetahuan.
3.3.2 Kelompok Peneliti Akuntansi dan Bidang Sains yang
Ditekuni
Berbagai bidang sain dan proses perumusan pengetahuan memberikan
insentif untuk mengelompokkan ilmuwan secara umum dan peneliti akuntansi secara
khusus. Tipologi Jung (1971) sangat bermanfaat digunakan untuk mengelompokkan
peneliti akuntansi secara umum, dan peneliti akuntansi secara khusus. Pada dasarnya,
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5454
Jung mengklasifikasikan para individu melalui proses identifikasi cara mereka
menerima informasi, yaitu apakah mereka dominan menggunakan sensasi atau intuisi.
Di samping itu, cara yang mereka tempuh dalam membuat keputusan yaitu apakah
dominan menggunakan pikiran (rational) atau perasaan (heuristic).
Definisi komponen- komponen dimensi model Jung sebagai berikut.
a. Sensasi.
Sensasi mencakup penerimaan informasi melalui penginderaan, berfokus pada
hal-hal detail, menekankan pada saat dan tempat ini dan hal-hal yang praktis.
b. Intuisi
Intuisi mencakup penerimaan informasi melalui imajinasi, menekankan pada
keseluruhan, teguh dalam mempertahankan idealisme yang memungkinkan pada
pembuatan hipotesis, dan memiliki kepentingan dalam jangka panjang.
c. Pemikiran
Pemikiran berhubungan dengan penggunaan penalaran yang tidak menunjuk pada
orang tertentu (impersonal) dan formal untuk mengembangkan penjelasan pada
batasan yang ilmiah, teknis, dan teoretis.
d. Perasaan
Perasaan berhubungan dengan dengan pembuatan keputusan yang berdasarkan
pada pertimbangan yang bernilai tinggi dan berfokus pada nilai-nilai
kemanusiaan, moral dan etika.
Kombinasi dua dimensi tersebut ditunjukkan pada gambar berikut, menghasilkan
empat jenis kepribadian manusia, yaitu,
a. penginderaan (sensing) - pemikiran (thinking)
b. penginderaan (sensing) - perasaan (feeling)
c. perasaan (feeling) - intuisi (intuition)
d. pemikiran (thinking) - intuisi (intuition)
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5555
Gambar 3.7
Tipologi Peneliti Menurut Jung
Pengideraan-Pemikiran atau
Ilmuwan Abstrak
Pemikiran Pemikiran-Intuisi atau
Teoretisi konseptual
Penginderaan Intuisi
Penginderaan-Perasaan
atau
Humanis khusus
Perasaan
Perasaan-Intuisisi atau
Humanis konseptual
Sumber, Belkaoui
Tipologi Jung juga digunakan oleh Mitroff dan Kilman (1978) untuk membuat
klasifikasi peneliti yang menghasilkan 4 (empat) kelompok peneliti (ilmuwan).
Kelompok ilmuwan tersebut sebagai berikut.
a. Ilmuwan abstrak (Abstract Scientist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian
penginderaan pemikiran, dimotivasi dengan perilaku bertanya dengan metodologi
dan logika yang tepat, yang berfokus pada kepastian, keakuratan, dan reliabilitas,
dan tergantung pada paradigma yang sederhana, mudah dijelaskan dan konsisten.
b. Teoretisi konseptual (Conceptual Theorist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian pemikir-
intuisi, berusaha untuk membuat penjelasan dan hipotesis ganda untuk
menjelaskan fenomena, yang berfokus pada penemuan, bukan untuk pengujian.
c. Humanis khusus (Particular Humanist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian
penginderaan-perasaan, terkait dengan keunikan khusus setiap manusia. Setiap
orang itu media yang unik, bukan yang secara teoretis, abstrak.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5656
d. Humanis konseptual (Conceptual Humanist)
Kelompok ilmuwan ini merupakan orang yang mempunyai kepribadian intuisi
perasaan, berfokus pada kesejahteraan manusia, mengarahkan pertanyaan
konseptual personalnya pada pembentukan seluruh manusia menjadi baik.
3.3.3 Perspektif Metodologi Akuntansi
Secara umum riset-riset akuntansi yang diterima secara luas menggambarkan,
bahwa akuntansi berfungsi untuk membuat hukum-hukum umum yang mencakup
perilaku kejadian atau objek empiris. Perilaku kejadian atau objek empiris (fenomena)
tersebut menjadi perhatian ilmu, sehingga memungkinkan menghubungkan
pengetahuan dari kejadian yang diketahui secara terpisah, dan untuk membuat
prediksi yang andal (reliabel) mengenai kejadian-kejadian yang belum diketahui.
Untuk menjalankan fungsi tersebut, model ilmu alam (natural sciece) yang
didukung oleh teori-teori dan model statistikal (termasuk sampling yang dilakukan
secara berhati-hati, pengukuran yang akurat, desain, dan analisis hipotesis yang baik)
secara umum diterapkan sebagai model pendukung penelitian. Tetapi, sekarang model
tersebut telah menemui kendala, karena terjadi pertentangan antara metodologi
ideografi (sistem penulisan yang menggunakan lambang) dengan nomotesis.
Pendekatan ideografi (kualitatif) didasarkan pada pandangan bahwa
seseorang hanya dapat memahami dunia sosial dengan memperoleh
pengetahuan secara langsung tentang subjek yang di investigasi. Pendekatan
ini menempatkan tekanan pada pendekatan subjek seseorang dan menekankan
analisis pada pernyataan subjektif yang dihasilkan seseorang pada situasi
"yang dekat" dan melibatkan seseorang pada arus kehidupan sehari-hari.
Analisis mendalam yang diperoleh dengan bertemu subjek dan analisis
mendalam diungkapkan melalui pernyataan impresionistik yang ditemukan
pada diari, biografi dan catatan jurnalistik.
Pendekatan nomotesis (empiris) merupakan penelitian dasar teknis yang
bersifat formal/ resmi. Pendekatan ini meringkas metode yang digunakan pada
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5757
ilmu sosial, dan ini dilaksanakan dengan melakukan pengujian ilmiah secara
kuantitatif. Semua jenis survei, daftar pertanyaan, pengujian personalitas dan
instrumen penelitian yang distandardisasi merupakan alat-alat yang diterapkan
pada metodologi nomotesis.
Perbedaan antara kedua metodologi ini pertama kali dikemukakan oleh Allport yang
menyatakan bahwa;
a. Pendekatan nomotesis (kuantitatif)
Pendekatan ini hanya mencari hukum-hukum dan hanya menerapkan
prosedur-prosedur yang diakui oleh ilmu pasti (eksak). Para psikolog telah
berusaha keras untuk membuat bidang ini menjadi bidang ilmu nomotesis.
b. Pendekatan ideografi (kualitatif)
Pendekatan ini berusaha untuk memahami beberapa kejadian tertentu yang terjadi
di alam atau di masyarakat. Psikologi individualitas akan membentuk ideografi.
Perdebatan ini terus terjadi selama bertahun-tahun, yang kadang disebut dengan
pertentangan antara penelitian kualitatif dengan kuantitatif.
3.3.4 Perbedaan antara Pendekatan Nomotesis dan Idiografi
Perbedaan asumsi-asumsi yang mendasari nomotesis dengan ideografi dari sisi
pengetahuan ilmu sosial yaitu:
a. Pendekatan subjektif
Pada ilmu sosial, pendekatan ini memberikan ciri asumsi, yaitu nominalisme bagi
ontologi (cabang ilmu filsafat yang mempelajari sifat makhluk atau kenyataan),
anti positivisme bagi epistimologi (cabang ilmu filsafat yang berkenaan dengan
asal usul, sifat dan batas-batas pengetahuan), voluntarisme bagi sifat alami
manusia, dan terakhir asumsi ideografi bagi metodologi.
b. Pendekatan objektif
Pendekatan ini memberikan ciri ontologi realistis, asumsi epistimologi positif, dan
asumsi nomotesis bagi metodologi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5858
Dimensi
Perbedaan
BENTUK PERTANYAAN ILMIAH
Dari Luar Dari Dalam
Hubungan peneliti
dengan lingkungan
Terpisah, netral "Berada di sana",
terlibat
Dasar validasi Pengukuran dan logika Eksperimental
Peran peneliti Pengamat Pelaksana
Sumber katagori Suatu keistimewaan (apriori) Timbul secara interaktif
Arah penyelidikan Universalitas dan Relevan dengan
Kemampuan di generalisasi keadaan
Jenis penyelidikan yang
diambil
Universal, nornotesis: Khusus, ideografi:
Teoretis Praksis
Sifat data dan artinya
Pendekatan nomotesis versus ideografi berbeda pada beberapa dimensi sebagai
berikut.
a. Bentuk pertanyaan.
b. Jenis tindakan organisasional,
c. Jenis pertanyaan organisasional
d. Peran peneliti
Sejumlah dimensi analitis ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 3.8
Bentuk alternatif pertanyaan ilmiah
Nyata, bebas dari konteks Hasil interpretasi, terikat
secara kontekstual
Sumber . Belkaoui
Gambar 3.9 menunjukkan perbedaan yang dapat dicatat terkait dengan perbedaan
jenis pengetahuan adalah sebagai berikut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 5959
a. Metode ideografi menekankan pada pengetahuan tertentu sebagai suatu kondisi
praktis, yaitu "pengetahuan mengenai cara bertindak yang sesuai dengan berbagai
situasi tertentu".
b. Metode nomotesis menekankan pada pengembangan teori pengetahuan universal.
Bentuk pertanyaan yang membedakannya adalah: pengetahuan mengenai (knowledge
about) dan pemahaman tentang pengetahuan dengan (acquaintance with).
Gambar 3.9
Perbedaan antara dua bentuk pernyataan ilmiah
Bentuk
Tujuan Utama Aktivitas Pembentukan Pengetahuan
Peran Peneliti Tindakan
organisasional Penelitian
organisasional
Dari dalam
Dari Luar
Penyalinan
Pengambilan tindakan
Pengengelolaan
Bertahan hidup
Pemahaman situasi
Penelitian tindakan
Praktik klinis
Penelitian kasus
Pelaku organisasional
Pengamat partisipan
Pengamat yang
rendah hati
Empiris
Analis data Pembuat model
rasionalistik
Rancangan dan teknik
organisasional
Percobaan terkendali
Teknologi sosial
Ilmu positivistik
tradisional
Sumber . Belkaoui
Pendekatan nomotesis mendominasi penelitian akuntansi. Penekanan penelitian ini
terletak pada ketepatan, keketatan, dan kredibilitas metodologi, meskipun sering kali
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6060
tidak relevan dengan kenyataan organisasi dan akuntansi. Terdapat beberapa kondisi
spesifik yang harus diperhatikan peneliti karena penggunaan model ilmu alam pada
penelitian ilmu sosial dan penelitian akuntansi antara lain sebagai berikut.
a. Keunikan
Setiap organisasi, kelompok dan individu sampai tingkat tertentu berbeda dengan
yang lainnya. Bagaimana pengembangan hukum-hukum umum yang tepat dalam
perilaku organisasional dan teori organisasi.
b. Ketidakstabilan
Fenomena yang diminati peneliti terkait dengan perilaku dan teori organisasi
bersifat sementara. Faktor-faktor yang terkait dengan peristiwa sosial berubah
bersama waktu, juga hukum-hukum yang mengatur peristiwa tersebut. Penelitian
ilmu alam kurang dilengkapi piranti yang fleksibel untuk menghadapi fenomena
yang terus berubah dengan cepat.
c. Sensitivitas
Tidak seperti kandungan kimia dan sesuatu yang lain yang diminati peneliti ilmu
alam, orang yang membentuk organisasi dan organisasi itu sendiri berperilaku
secara berbeda jika mereka sadar menjadi hipotesis penelitian.
d. Kurang realistis
Memanipulasi dan mengendalikan variabel dalam penelitian organisasional
mengubah fenomena yang dipelajari. Maka peneliti tidak dapat membuat
geralisasi studi mereka karena fenomena yang diobservasi berbeda dengan dunia
nyata.
e. Perbedaan epistimologi
Walaupun pemahaman mengenai sebab dan akibat melalui penelitian ilmu alam
merupakan cara yang tepat untuk mengetahui fenomena fisik, jenis pengetahuan
yang berbeda tetap menyatakan bahwa pendekatan ini lebih penting bagi perilaku
organisasional dan teori organisasional.
Luthans dan Davis (1982) mempertanyakan "asumsi kesamaan" yang digunakan pada
pendekatan nomotesis, yaitu pengujian pada fenomena-fenomena (berbagai subjek)
terkait dengan asumsi teoretis yang lebih banyak memiliki kesamaan dibandingkan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6161
perbedaannya. Mereka juga menyatakan bahwa inti pendekatan ideografi memiliki
hubungan dengan studi-studi yang mempelajari perilaku organisasional pada susunan
yang bersifat alami, dan dimaksudkan untuk menguji, membuat kesimpulan dan
menguji hipotesis tertentu. Ketika memahami dan melakukan pengujian secara
mendalam, pendekatan ini menunjukkan bahwa rancangan dan metode ideografis
menghalangi kriteria evaluatif yang sama untuk diterapkan pada penelitian ilmiah,
yang saat ini digunakan oleh peneliti yang berbasis nomotesis.
Perdebatan antara ideografi dengan nomotesis yang terus terjadi pada berbagai
literatur ilmu sosial memunculkan pemikiran untuk menggunakan metode ganda.
Metode tersebut secara umum dijelaskan sebagai metodologi konvergen, multi
metode atau multi cara, validasi konvergen, atau yang disebut "triangulation
(penelitian dengan menggunakan tiga metode)”. Banyak pihak yang menyatakan
bahwa metode ideografi dan nomotesis merupakan metode yang "saling tumpang
tindih dan juga saling memberi kontribusi". Penggunaan pendekatan "triangulation”
memiliki keunggulan antara lain:
a. Mendorong hasil yang lebih meyakinkan.
b. Membantu mengungkap dimensi yang menyimpang dari suatu fenomena.
c. Mendorong untuk memadukan atau mengintegrasikan teori-teori.
d. Berfungsi sebagai suatu pengujian kritis.
Benang merah dari semua manfaat yang digambarkan tersebut merupakan
bagian penting yang dimainkan oleh metode kualitatif dalam triangulation. Penelitian
yang menggunakan pendekatan ini berusaha menjaga kedekatan pada situasi yang
memungkinkan adanya sensitivitas yang lebih besar pada sumber data. Data kualitatif
dan fungsi analisis merupakan perekat yang menguatkan interpretasi hasil-hasil dari
berbagai metode. Impfikasi pada penelitian yang menggunakan konsep triangulation
adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan kedua pendekatan penelitian nomotesis dan ideografi, dan
kemudian menggabungkannya.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6262
b. Memilih salah satu di antara pendekatan penelitian nomotesis atau ideografi,
bergerak secara berulang-ulang antara kedua metode tersebut untuk mengambil
keuntungan dari keunggulan suatu metode pada kondisi tertentu dan mengatasi
kelemahan metode lain pada kondisi tertentu.
c. Mengembangkan ilmu baru yang menjelaskan tindakan manusia yang lebih
banyak berbasis pada orang yang melakukan tindakan, berakar pada eksperimen,
berorientasi pada praktis, dan merupakan refleksi pribadi dibanding kesan ilmu
saat ini (positivis, objektif).
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6363
PENDEKATAN DALAM
FORMULASI
TEORI AKUNTANSI
POKOK BAHASAN
4.1 Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan 4.1.1 Sifat-sifat standar akuntansi keuangan
4.1.2 Tujuan penyusunan standar akuntansi keuangan
4.2 Regulasi terhadap Akuntansi 4.2.1 Pihak-pihak yang tidak menginginkan akuntansi di regulasi
4.2.2 Pihak-pihak yang mendukung regulasi
4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi
4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi
4.2.5 Kegagalan Regulasi
4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar Akuntansi
4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan (over-load)
4.7.1 Kondisi yang memunculkan standar akuntansi keuangan yang berlebihan
4.7.2 Dampak standar akuntansi yang berlebihan
Teori akuntansi dirumuskan untuk dapat digunakan membangun, menjelaskan dan
memprediksi fenomena-fenomena akuntansi lahir dari proses yang bersifat
evolusioner. Apa yang dicapai sekarang ini tidak lepas dari peran dewan standar,
lembaga dan anggota profesi akuntansi, serta lembaga dan anggota profesi lainnya
sesuai masanya.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6464
4.1. Perkembangan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan
Perkembangan akuntansi di Amerika menunjukkan bahwa pemerintah
Amerika menaruh perhatian pada prinsip-prinsip akuntansi secara formal pada tahun
1934. Pada tahun tersebut Kongres Amerika mendirikan lembaga yang bernama
Securities and Exchange Commission (SEC). Lembaga ini diberikan tugas untuk
melaksanakan pengaturan investasi, termasuk undang-undang sekuritas 1933 yang
mengatur tentang penerbitan sekuritas dan undang-undang 1934 yang mengatur
tentang perdagangan sekuritas. Keduanya merupakan undang-undang bursa efek yang
pertama di Amerika Serikat.
Undang-undang 1933 mengatur perdagangan sekuritas pada pasar sekuritas
antarnegara bagian, sedang undang-undang 1934 hanya memfokuskan pada
perdagangan sekuritas dan menunjuk SEC secara luas maupun secara spesifik untuk
mengatur bentuk dan isi informasi keuangan. Berdirinya SEC sekaligus menjadi
batas waktu bahwa sebelum tahun 1934 informasi akuntansi hanya berfungsi sebagai
media pertanggungjawaban pengelola (manajemen) entitas kepada para pemilik.
Berkembangnya bisnis pasar modal sejak tahun 1900 di Amerika Serikat
menjadikan informasi keuangan entitas yang listing di New York Stock Exchange
(NYSE) dicari oleh para investor/calon investor dan digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk menilai entitas dalam hubungannya dengan pengambilan
keputusan investasi. Permintaan akan informasi oleh banyak pihak memunculkan
mekanisme pasar dalam bidang informasi. Pihak investor atau calon investor harus
mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan sejumlah informasi tentang suatu
entitas (information cost) yang akan digunakan untuk membuat portofolio investasi.
Tidak jelasnya prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan manajemen suatu entitas
untuk menyusun informasi keuangan menjadikan masyarakat investor yang
menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pembuatan portofolio investasi
mengalami kerugian investasi. Kerugian yang dialami masyarakat luas karena
menjadi korban asimetri informasi menjadikan pemerintah Amerika merasa penting
untuk melindungi masyarakatnya melalui regulasi dalam bidang informasi khususnya
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6565
laporan keuangan suatu entitas yang akan atau listing di NYSE dengan membentuk
SEC. Regulasi yang dilakukan pemerintah menjadikan prinsip dan standar akuntansi
dirumuskan baik oleh regulator maupun lembaga profesi sejenis.
Baridwan menyatakan bahwa teori akuntansi berkembang sejak awal abad 20
(duapuluh) dan dapat dikatakan diawali oleh tulisan Patton and Littleton (1940) yang
berjudul An Introduction to Corporate Accounting Standards. Awal perkembangan
teori akuntansi menghasilkan teori akuntansi normatif. Dikatakan normatif karena
teori akuntansi bersifat mengharuskan dan dalam teori normatif digunakan kebijakan
nilai (value judgement) yang minimum mengandung sebuah premis. Di awal
perkembangannya, penulisan teori akuntansi normatif belum menggunakan
pendekatan investigasi formal dan teori disusun terutama sekali untuk
mengembangkan postulat akuntansi, sehingga bermunculan banyak postulat
akuntansi. Para ahli akuntansi mulai mengembangkan teori akuntansi normatif tanpa
metodelogi formal. Pengembangan teori yang dilakukan sebagai dasar untuk
mengembangkan postulat akuntansi memiliki dampak, yaitu para ahli merumuskan
konsep atau postulat berdasarkan teorinya masing-masing, sehingga munculah
berbagai postulat akuntansi.
Perkembangan perumusan prinsip akuntansi memperoleh kemajuan pada era
Accounting Principles Board (APB). Salah satu statemen yang dihasilkan APB adalah
APB Statement No.4. Dalam statement tersebut postulat-postulat dan konsep dasar
akuntansi yang dirumuskan APB menghasilkan prinsip-prinsip akuntansi yang
dibedakan menjadi prinsip operasi yang luas dan prinsip yang terinci. Prinsip terinci
dapat dikatakan sebagai bentuk standar akuntansi karena sudah mengatur secara detail
teknis pengakuan dan pengukuran transaksi keuangan suatu entitas.
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam menyusun standar akuntansi
keuangan mengambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Mengembangkan kerangka teoretis atau konstitusi akuntansi.
b. Memberi kesempatan pada kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan
standar akuntansi untuk berkontribusi dalam penerimaan “umum” standar baru.
Dengan demikian, proses penetapan standar pada era FASB memiliki aspek politis.
Proses perumusan standar akuntansi menjadi bersifat politis dengan baik dinyatakan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6666
dalam sebuah laporan yang dikenal dengan “Metchalf Report”, laporan ini
menyatakan bahwa kantor akuntan “delapan besar” memonopoli pengauditan
korporasi besar dan mengendalikan proses penetapan standar.
4.1.1 Sifat-sifat standar akuntansi keuangan
Akuntan bekerja berdasarkan standar akuntansi. Standar tersebut secara terus
menerus mengalami perkembangan. Standar menyajikan petunjuk praktis sehingga
memudahkan akuntan dalam melakukan tugasnya. Secara umum standar diterima
sebagai aturan-aturan dalam menginformasikan perkembangan suatu entitas. Standar
biasanya terdiri atas tiga bagian yaitu, uraian masalah yang dihadapi, pembahasan
dengan penalaran atau cara-cara pemecahan masalah dan sejalan dengan keputusan
atau teori, solusi yang ditetapkan. Terdapat beberapa pertimbangan dalam penetapan
standar akuntansi keuangan sebagai berikut.
a. General purpose financial statement
Laporan keuangan yang disajikan merupakan bentuk standar pelaporan yang
terdiri atas laporan posisi keuangan (neraca), laporan kinerja (laba-rugi), laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Informasi
yang terkandung di dalamnya dapat digunakan oleh para pemakai informasi
sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomik. Sifat general purpose
financial statement pada laporan keuangan menunjukkan syarat bahwa para
pemakai informasi akuntansi harus memahami akuntansi dan informasi yang
terkadung dalam laporan keuangan.
b. Due audit care dan independensi bagi auditor
Standar auditing di Indonesia (standar penyusunan laporan auditan) mengatur
bahwa auditor independen melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu entitas
dengan menggunakan standar akuntansi keuangan. Oleh sebab itu standar
akuntansi yang akan ditetapkan memberikan ruang pada auditor independen untuk
menggunakannya dalam pelaksanaan audit.
c. Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah
Contoh, data yang bermanfaat untuk memberikan pertimbangan dalam bidang
perpajakan, efisiensi regulasi dan sosial.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6767
d. Standar menghasilkan prinsip dan teori dalam akuntansi
Sosialisasi terhadap standar menghasilkan banyak kontroversi dan perdebatan baik
dalam lingkungan praktik maupun akademisi. Kontroversi dan perdebatan tersebut
membawa pada kebenaran prinsip dan teori akuntansi.
4.1.2 Tujuan Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
Penetapan suatu standar akuntansi keuangan mempunyai konsekuensi, yaitu
terdapat pihak yang diuntungkan dan sebaliknya terdapat pihak yang dirugikan.
Konsekuensi yang muncul menunjukkan bahwa penyusunan standar mengadopsi
proses politik, dan bila kesejahteraan sosial yang dijadikan kreteria dalam penerimaan
suatu standar akuntansi keuangan maka muncul pertanyaan yang berhubungan dengan
legitimasi keanggotaan dewan penyusun standar. Terdapat dua pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan standar akuntansi keuangan, yaitu:
a. Pendekatan penyajian kebenaran
Pendekatan ini menginginkan laporan yang netral dan berusaha mencapai
penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar akuntansi keuangan.
b. Pendekatan konsekuensi politik
Pendekatan ini menekankan pada penggunaan standar akuntansi keuangan dengan
konsekuensi ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara dan
konsekuensi ekonomi yang pertumbuhannya tidak diinginkan.
Kedua pendekatan tersebut memiliki perbedaan yang didasarkan pada perbedaan
tujuan sebagai berikut.
a. Bila konsekuensi ekonomi yang hendak dicapai
Untuk tujuan kosekuensi ekonomi maka para penyusun standar akuntansi
keuangan harus menyajikan sejumlah sinyal informasi yang dapat memberi
petunjuk kepada para pengguna informasi dalam pembuatan keputusan ekonomik.
Secara pragmatis, konsekuensi ekonomi ini berpengaruh pada pembuat keputusan
(regulator) dalam menyusun standar akuntansi keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6868
b. Bila yang dituju adalah pengukuran yang berorientasi pada manfaat
Untuk tujuan pengukuran yang berorientasi pada manfaat maka para penyususun
standar akuntansi keuangan harus menyajikan informasi yang mempermudah
proses pembuatan keputusan. Secara pragmatis bila informasi yang disajikan
wajar dan didasarkan pada kebutuhan pengguna, maka para pengguna dapat
bertindak sebagai pembuat keputusan.
Wolk dkk, (2001) mengambarkan bagaimana lingkungan-lingkungan dalam akuntansi
keuangan mempengaruhi proses pembentukan standar akuntansi oleh dewan standar.
Secara umum lingkungan akuntansi keuangan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
kelompok sebagai berikut.
Gambar 4.1
Lingkungan Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Faktor Politik Faktor Ekonomi
Pembuat Kebijakan
Akuntansi
Praktik Akuntansi
Fungsi Audit :
Kepatuhan terhadap
prinsip atau standar
akuntansi keuangan
Pemakai Informasi
Sumber. Wolk et..al
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 6969
4.2. Regulasi terhadap Akuntansi
Muncul pertanyaan terkait dengan regulasi akuntansi, yaitu haruskah
akuntansi diregulasi? Pertanyaan ini muncul karena terdapat pihak-pihak yang
menginginkan regulasi terhadap akuntansi, juga ada pihak-pihak yang tidak
menginginkan akuntansi diregulasi.
4.2.1 Pihak yang tidak menginginkan akuntansi di regulasi
Pihak yang tidak menginginkan akuntansi diregulasi menggunakan beberapa
argumen alasan untuk mendukung keinginannya. Argumen-argumen tersebut sebagai
berikut.
a. Teori keagenan (agency theory)
Teori ekonomi tentang keagenan memprediksikan dan menjelaskan perilaku
pihak-pihak yang terkait dengan keberadaan suatu entitas. Dalam hukum, seorang
agen adalah orang yang dipekerjakan untuk mewakili kepentingan pemilik kepada
pihak lainnya. Teori ekonomi tentang keagenan ditunjang oleh konsep hukum
tentang keagenan.
Teori keagenan berpendapat bahwa entitas merupakan urat nadi dari hubungan-
hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku organisasi dengan
menguji bagaimana pihak-pihak dalam hubungan keagenan tersebut
memaksimumkan utilitas melalui kerja sama. Salah satu hubungan keagenan yang
terpenting adalah kerjasama antara kelompok manajemen dengan para pemilik
entitas. Para manager dibayar oleh pemilik untuk mengelola entitas yang
dipimpinnya, dan kerjasama tersebut menunjukkan bahwa telah tercipta hubungan
keagenan.
Tujuan yang hendak dicapai oleh manager dan pemilik entitas mungkin
tidak sama. Sangat mudah untuk dipahami bagaimana manager berperilaku dalam
memaksimumkan utilitas mereka yang dapat bertentangan dengan kepentingan
pemilik. Pemilik tertarik pada upaya-upaya memaksimumkan return on
investment (ROI) dan harga saham, sedangkan manager memiliki kebutuhan
ekonomis dan psikologis yang lebih luas, termasuk memaksimumkan kompensasi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7070
total yang akan dipenuhi melalui pasal-pasal dalam kontrak kerja yang disepakati.
Adanya potensi konflik tersebut menyebabkan pemilik termotivasi untuk
melakukan kontrak dengan manager melalui cara-cara yang mengarah pada usaha
untuk meminimalkan konflik. Usaha tersebut menimbulkan biaya khususnya
dalam memonitor (monitoring cost) kontrak keagenan dengan manajemen. Biaya
tersebut akan mengurangi konpensasi manager. Di sisi yang lain, manager
memiliki keinginan untuk memelihara agar biaya tetap rendah tetapi tidak berada
dalam konflik dengan pemilik.
Teori keagenan menggambarkan konflik antara pemilik dan manager
dalam beberapa hal, dan konflik tersebut secara eksplisit maupun implisit
tercermin pada laporan keuangan. Cara pemilik memonitor kontrak dengan
manager dilakukan melalui pelaporan secara rutin. Teori keagenan juga digunakan
untuk menjelaskan kebutuhan akan audit. Akuntan publik (auditor) akan merujuk
pada model laporan tradisional tersebut sebagai pelaksanaan tugas (stewardship)
atau akuntabilitas agen kepada pemilik entitas yang dikelolanya. Auditor
berfungsi sebagai pelaksana verifikasi independen atas laporan keuangan yang
disajikan manager kepada pemilik. Sejarah perkembangan pertanggungjawaban
melalui laporan keuangan dan auditing mendukung argumen teori keagenan
tersebut. Meminimalkan biaya monitoring merupakan insentif ekonomis manager
untuk melaporkan hasil-hasil akuntasi secara andal (reliable) kepada pemilik.
Insentif tersebut timbul dari adanya kenyataan bahwa manager dinilai dan dihargai
serta reputasi yang baik seharusnya menghasilkan konpensasi yang lebih tinggi
karena biaya monitoring bisa diminimalkan bila pemilik menganggap bahwa
laporan akuntasi bisa dipercaya.
b. Pasar modal dan signalling incentives
Teori keagenan memberikan kerangka analisis fundamental yang berhubungan
dengan insentif manajer untuk menyusun laporan pertanggungjawaban dalam
bentuk laporan keuangan kepada para pemilik. Signalling Theory menjelaskan
mengapa manajer suatu entitas mempunyai insentif secara sukarela (voloutary)
melaporkan informasi-informasi kepada pasar modal walaupun tidak ada
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7171
ketentuan yang mengharuskan. Entitas-entitas bisnis saling berkompetisi untuk
memperoleh risk capital (dikatakan beresiko karena sifatnya yang langka) dan
pengungkapan sukarela dibutuhkan untuk dapat mencapai sukses tersebut.
Kemampuan entitas untuk memperoleh modal akan meningkat apabila entitas
tersebut memiliki reputasi yang baik dan tercermin dalam laporan keuangan.
Sebagai tambahan, laporan yang baik akan mengurangi biaya modal, karena
berkurangnya tingkat ketidakpastian entitas. Pengurangan biaya modal sangat
mungkin dilaksanakan karena laporan yang lebih ekstensif dan dapat di percaya
diharapkan dapat mengurangi resiko investasi dan menurunkan tingkat
pengembalian yang diperlukan (required rate of return).
Insentif akan muncul untuk membuat prospektus secara sukarela pada saat
memperoleh modal dan melaporkan secara reguler untuk memelihara
kesinambungan kepentingan para investor. Entitas yang memiliki kinerja baik,
mempunyai insentif yang kuat untuk melaporkan hasil operasinya. Tekanan
kompetisi juga akan memaksa entitas lainnya untuk membuat laporan walaupun
mereka tidak mempunyai kinerja yang baik. Diam atau tidak melaporkan hasil
operasinya akan diinterprestasikan sebagai berita buruk. Entitas dengan berita
netral akan termotivasi untuk melaporkan kinerjanya dengan tujuan untuk
menghindari supaya tidak dipandang memiliki kinerja yang jelek. Ini artinya
hanya entitas yang memiliki kinerja buruk yang tidak mempublikasikan laporan
keuangannya. Situasi demikaian juga akan memaksa entitas-entitas yang memiliki
kinerja buruk untuk menjelaskan hasil-hasil yang dicapai dengan tujuan untuk
memelihara kredibilitasnya di pasar modal.
Insentif ekonomis untuk menyampaikan laporan secara sukarela
merupakan faktor kunci bagi argumen signalling theory. Terdapat asimetri
informasi antara entitas dan pihak-pihak di luar entitas tersebut karena orang
dalam mengetahui lebih banyak tentang kondisi entitas tersebut dan prospeknya di
masa yang akan datang dibandingkan dengan apa yang dimiliki oleh para investor
yang posisinya sebagai pihak luar. Dalam situasi ketidakpastian informasi, pihak-
pihak luar entitas akan melindungi diri mereka dengan melakukan permintaan
harga yang lebih rendah dari yang ditawarkan entitas. Bagaimanapun juga nilai
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7272
entitas dapat ditingkatkan jika manajemen secara sukarela melaporkan
(memberikan sinyal) informasi privat tentang entitas yang dikelolanya secara
kredibel sehingga mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pihak luar
mengenai prospek masa depan investasinya. Kajian teoretis dan riset empiris yang
makin berkembang mendukung argumen yang berkaitan dengan insentif untuk
menyajikan secara sukarela (tidak mandatori) penjelasan atas laporan keuangan.
Riset dibidang pengaruh signalling yang merupakan pengungkapan
sukarela pada kenyataanya mempunyai dua aspek signalling, yaitu (1)Ramalan
tentang angka-angka laba dan (2)Atribut dari peramalan laba itu sendiri
Di antara keduanya, para peneliti menemukan bahwa peramalan merupakan aspek
yang lebih penting dibanding dengan atribut atau elemen signalling. Riset lain
yang memfokuskan pada standar akuntansi menunjukkan bahwa entitas yang
menerapkan standar baru lebih awal dianggap membawa berita baik, sedangkan
yang terlambat mengadopsi suatu standar umumnya mengidikasikan berita buruk.
Dalam kaitannya dengan penelitian empiris yang mengangkat fenomena
pemilihan metode akuntansi alternatif, berita baik akan ditandai dengan
dilaporkannya laba yang lebih rendah (konservatif), sedangkan berita buruk
ditandai dengan dilaporkannya laba yang lebih tinggi. Dalam kasus yang pertama,
entitas memberikan sinyal bahwa mereka memiliki prospek laba akuntansi dan
aliran kas (cash flow) yang baik di masa mendatang. Pada kasus yang kedua
laporan laba yang tinggi memberikan sinyal kepada pasar bahwa entitas memiliki
insentif untuk tidak melanggar ketentuan dalam perjanjian hutangnya (debt
convenants) atau meningkatkan jumlah bonus.
c. Peluang untuk melakukan private contract (private contracting opportunities)
Argumen ketiga yang mendukung pasar yang tidak diregulasi adalah adanya
presumption bahwa setiap orang yang benar-benar ingin memperoleh informasi
tentang suatu entitas akan mampu memperoleh informasi tersebut. Setiap pihak
dapat melakukan private contract untuk memperoleh informasi dari entitas yang
diinginkan, dengan pemilik atau secara tidak langsung melalui analisis saham.
Jika informasi yang benar-benar dibutuhkan di luar dari yang tersedia untuk
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7373
publik, individu-individu dapat membeli informasi yang dibutuhkan. Dengan
sistem seperti ini kekuatan pasar akan mendorong ke arah optimalisasi alokasi
informasi.
Pengujian atas pasar saham menunjukkan bahwa setiap orang
sesungguhnya mau melakukan private contract untuk memperoleh informasi.
Pasar sekuritas sebenarnya lebih banyak menunjukkan sebagai pasar informasi
dibandingkan sebagai pasar untuk sekuritas. Surat kabar (news paper) bagi
investor akan tersedia hanya dengan cara berlangganan, merupakan contoh yang
baik terkait dengan keberanian membayar untuk memperoleh private information.
Cara untuk mendapatkan informasi (membeli) yang agak kurang formal adalah
dengan menggunakan entitas pialang untuk memperoleh advis investasi dan biaya
yang muncul secara implisit masuk dalam tarif komisi.
Karena adanya kesempatan untuk melakukan kontrak agar memperoleh
tambahan informasi, munculah argumen yang menyatakan bahwa intervensi
terhadap pasar dalam bentuk aturan disclosure mandatory adalah tidak dibutuhkan
dan tidak diperlukan. Menurut pandangan ini permintaan atas informasi secara
optimal dapat dipenuhi ketika kekuatan pasar menentukan produksi atau
penawaran atas suatu informasi akuntansi.
d. Pendekatan pasar bebas
Pendekatan pasar bebas dalam bidang informasi menghasilkan standar akuntansi
dimulai dari asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk
yang bersifat ekonomis, sama seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar asumsi
tersebut informasi akuntansi merupakan subjek kekuatan permintaan dari para
pengguna dan kemampuan penyaji dalam memenuhinya. Hasilnya adalah
sejumlah pengungkapan informasi yang optimal pada tingkat harga yang optimal
pula. Kapan suatu informasi diperlukan dan sejumlah harga tertentu ditawarkan,
pasar akan menyediakan informasi asal harga yang ditawarkan melebihi biaya
informasi tersebut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7474
4.2.2 Pihak-pihak yang Mendukung Regulasi
Pihak-pihak yang menginginkan adanya regulasi menggunakan beberapa
teori sebagai bentuk argumentasi untuk mendukung keinginannya sebagai berikut.
a. Teori kepentingan umum (public interest theories)
Teori ini menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi pemintaan
publik akan koreksi terhadap ketidak efisienan atau ketidaklayakan harga pasar
suatu entitas. Artinya, terjadi kegagalan pasar informasi. Pada dasarnya kegagalan
pasar informasi maupun kebutuhan untuk mencapai tujuan sosial memaksa adanya
regulasi akuntansi. Berdasarkan teori regulasi yang menyatakan bahwa suatu
regulasi akan diterima oleh industri terkait bila didesain serta dioperasikan dengan
tujuan utama, yaitu memperoleh keuntungan atau manfaat. Tujuan utama teori
kepentingan publik adalah untuk melindungi dan menjamin kepentingan umum.
Informasi akuntansi suatu entitas bisnis tidak boleh merugikan masyarakat luas
(publik).
b. Teori kepentingan kelompok atau teori perebutan (interest group or capture
theories)
Teori ini menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi permintaan
kelompok tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan income anggotanya.
Terdapat dua kelompok yang berpengaruh dan menghasilkan teori regulasi, yaitu:
− The political ruling-elite theory of regulation menekankan penggunaan
kekuatan politis untuk mendapatkan pengendalian regulator.
− The economic theory of regulation menekankan pada kekuatan ekonomi.
c. Kegagalan pasar informasi
Pendukung pendekatan regulatori (baik swasta maupun publik) menyatakan
bahwa terdapat kegagalan pasar informasi yang disebabkan oleh kondisi berikut.
− Keengganan manajemen untuk mengungkapkan informasi tentang entitasnya.
− Adanya penyelewengan-penyelewengan dalam operasi.
− Adanya penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7575
Kegagalan pasar dalam informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
sebagai berikut.
1) Kegagalan pasar secara eksplisit
Kegagalan pasar eksplisit terjadi pada informasi akuntansi saat kuantitas dan
kualitas dari barang yang disajikan berbeda dengan biaya dan manfaat yang
diperoleh dari barang tersebut.
Kegagalan pasar yang terjadi dalam pasar khusus informasi akuntansi
didasarkan pada asumsi bahwa kuantitas dan kualitas informasi akuntansi
berbeda dari manfaat sosial maksimum yang dapat diperoleh. Informasi
akuntansi dipandang sebagai barang umum dan terkait dengan ketidak
mampuan untuk mengeluarkan pihak yang terlibat dalam penjualan (non-
purchaser or free rider).
2) Kegagalan pasar secara implisit
Teori kegagalan pasar implisit menekankan pada satu atau lebih kondisi
berikut terjadi sehingga terdapat gangguan dalam pasar informasi akuntansi.
Kondisi yang dimaksud antara lain, yaitu:
– Pengendalian atas informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen.
– Investor yang naïf atau tidak memahami dengan baik kompleksitas teknik-
teknik transformasi akuntansi.
– Ketakutan akan kegagalan fungsional (functional fixation) seperti, dalam
kondisi tertentu investor mungkin tidak mampu mengubah proses
pembuatan keputusannya untuk merespon data yang dihasilkan oleh
perubahan yang terjadi dalam proses akuntansi.
– Penyimpangan perhitungan.
– Keanekaragaman prosedur.
– Kurangnya objektivitas laporan keuangan yang dipublikasikan.
Berdasarkan dugaan tersebut, pendukung regulasi atas akuntansi mengkritik
bahwa pendekatan pasar informasi tidak efektif dan menyarankan regulasi
untuk meningkatkan kualitas produk akuntansi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7676
4.2.3 Pandangan terhadap Regulasi Akuntansi
Menurut Leftwitch (1980), teori kegagalan pasar mengandung kesalahan yang
fatal. Keluaran (output) dari teori tersebut yang dinyatakan optimal merupakan
sekadar istilah dan istilah tersebut dapat diidentifikasikan sendiri-sendiri oleh
ketentuan setiap lembaga yang menghasilkan keluaran tersebut.
Terdapat dua kemungkinan yang berpotensi terjadi dengan tidak adanya regulasi
akuntansi yang diinginkan, yaitu:
a. Akan ada pengungkapan informasi akuntansi yang cukup dan berkesinambungan.
b. Keseragaman akuntansi yang semakin berkurang karena perbedaan pandangan
dalam menginterprestasikan dan menggambarkan suatu kejadian ekonomi. Namun
tekanan dan pengungkapan akan semakin memadai sehingga memungkinkan para
pembacanya atau pengguna informasi dapat membuat kebijakan sendiri.
4.2.4 Peran Swasta dalam Regulasi Standar Akuntansi
Penyusunan standar akuntansi di Amerika Serikat dipercayakan kepada sektor
swasta, yaitu:
a. Committee on Accounting Procedures (1939-1959),
b. Accounting Priciples Board (1959-1973).
c. Financial Accounting Standar Board (1973-sekarang).
Committee on Accounting Procedures (CAP) dan Accounting Priciples Board (APB)
gagal dalam menghasilkan General Accepted Accounting Principles (GAAP) atau
Prinsip-prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Financial Accounting
Standar Board (FASB) tetap eksis sampai sekarang, karena beberapa argumen, yaitu:
a. FASB terlihat lebih responsif terhadap berbagai konstituen.
b. FASB tampak mampu menarik simpati publik, karena para anggota atau staf
FASB adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan
untuk mengembangkan, mengimplementasikan sistem pengukuran dan
pengungkapan alternatif.
c. FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya
dan dalam menanggapi sejumlah masukan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7777
FASB sebagai regulator akuntansi di Amerika tetap eksis sampai saat ini. Namun
terdapat beberapa argumen yang digunakan mengoreksi eksistensi FASB, yait:
a. FASB tidak memiliki statutori dan kekuatan untuk memaksakan aturan yang
dibuatnya, serta menghadapi penolakan Kongres dan lembaga pemerintah lainnya.
b. FASB sering dituduh tidak independen dari konstituennya yang besar, kantor
akuntan publik dan korporasi.
c. FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi
sejumlah konstituennya.
Para pendukung FASB tetap mempertahankan bahwa pertimbangan yang mendalam
akan memungkinkan FASB memperbaiki dampak atau akibat-akibat yang tidak
diprediksi dari suatu pernyataan standar. Kebijakan yang diambil FASB tersebut
menimbulkan persoalan tambahan, karena standar yang ditawarkan akan memiliki
kesempatan yang kecil untuk diterapkan apabila secara umum tidak memperoleh
dukungan dari konstituennya. Konstituen FASB tersaji dalam gambar berikut.
Gambar 4.2
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
standar akuntansi yang dihasilkan FASB
Business Entity
CPAs and Accounting
Firm
Financial Community
(Analysts, Bankers, etc)
AICPA (AcSEC)
Academicians
Investing Public
FASB
Preparers (e.g.
Financial Executives
Institute)
Government (SEC, IRS,
Other Agencies)
Industry Associations
Accounting Standards, Interpretations and Bulletins
Sumber, Brook
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7878
4.2.5 Kegagalan Regulasi
Regulasi terhadap standar akuntani keuangan dapat mengalami kegagalan.
Terdapat beberapa fenomena terkait kegagalan regulasi sebagai berikut.
a. Terdapat fenomena bahwa regulasi terhadap standar akuntansi keuangan yang
sudah dilakukan tidak membawa dapak ekonomis (zero-cost phenomenom) dari
kegagalannya.
b. Terdapat fenomena penundaan pelaksanaan regulasi yang sudah dirumuskan
(regulatory lag).
c. Terdapat fenomena yang berhubungan dengan pertimbangan yang mengarah pada
kesulitan-kesulitan untuk membalik regulasi yang ada (regulatory trap).
d. Terdapat fenomena bahwa adanya kenderungan regulasi untuk terus berkembang
(tar-baby effect). Perkembangan regulasi tersebut menimbulkan dampak negatif
bagi para pengguna informasi.
4.3 Legitimasi Proses Penyusunan Standar
Legitimasi berarti sahnya suatu pernyataan atau standar dari sisi hukum atau
perundang-undangan. Dari sisi legitimasi, proses penyusunan standar memunculkan
prediksi-prediksi yang berhubungan dengan kemampuan dan jaminan yang mengarah
pada kepercayaan praktisi pada standar yang ditetapkan sehingga suatu standar dapat
dikatakan sah. Dewan standar dalam menyusun standar akuntansi keuangan dibayangi
oleh suatu prognosis, yaitu prognosis pesimistik dan prognosis optimistik.
a. Prognosis Pesimistis
Prognosis diartikan sebagai peristiwa yang diduga terjadi setelah standar
ditetapkan, sedang pesimistis diartikan sebagai keraguan akan kemampuan atau
keberhasilan suatu usaha. Legitimasi penyusunan standar sering dikaitkan dengan
kemampuannya untuk menghasilkan sistem akuntansi optimal, yaitu sistem di
mana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai adalah keputusan optimal,
dengan kata lain dapat lebih besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang
diperoleh dari sistem lain. Implikasinya tidak ada alternatif penyajian laporan
keuangan yang didasarkan pada aturan akuntansi lain yang dapat menyajikan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 7979
manfaat yang lebih baik. Demski (1973) menyatakan bahwa, jika dalam
penyusunan standar akuntansi keuangan dibayangi oleh prognosis pesimistis maka
proses penyusunan standar akuntansi harus memuaskan sehingga dapat disahkan,
di samping itu tidak akan ada sekumpulan standar yang selalu mencari alternatif
sesuai preferensi dan keyakinan.
b. Prognosis Optimistik
Cushing (1977) berpendapat bahwa, prognosis optimistik yang berhubungan
dengan tanggung jawab prinsip-prinsip akuntansi optimal akan terwujud dengan
catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan. Bromwich
menawarkan prognosis optimistik tentang kemungkinan standar-standar akuntansi
yang bersifat parsial, yaitu standar-standar untuk satu atau lebih masalah-masalah
akuntansi yang menjadikannya terisolasi dari standar atau masalah akuntansi
lainnya. Chamber (1976) mengajukan suatu teori yang mengasumsikan adanya
norma atau standar yang berlaku pada situasi tertentu. Norma adalah informasi
yang mewakili arus uang maupun nilai moneter dari aset serta jumlah arus utang
lain setiap waktu. Bila norma tidak tersedia, dapat digunakan alternatif lain yang
menyajikan pengukuran dengan nilai yang mendekati.
Proses penyusunan standar akuntansi keuangan dengan dasar constitutional
calculus menetapkan legitimasi FASB berdasarkan pada kemampuannya dalam
menyajikan jaminan prosedur yang memadai, kemampuannya untuk memaksakan
batasan atau definisi yang memadai dalam proses pemilihan standar untuk
menjamin hasil yang dapat diterima dan keseimbangan pengendalian antara
prosedural dan hasil yang ditetapkan dalam proses penyusunan standar.
4.4 Standar Akuntansi yang Berlebihan (over-load)
Regulasi terhadap standar akuntansi keuangan menyebabkan regulator dapat
menerbitkan standar yang berlebihan sehingga membingungkan para pengguna
standar akuntansi. Di samping itu, standar tersebut terkesan rigid.
Situasi-situasi yang diidentifikasi sebagai penyebab standar akuntansi yang berlebihan
(accounting standards overload ) antara lain;
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8080
a. Standar yang terlalu banyak.
b. Standar yang terlalu rumit.
c. Standar yang fleksibel sehingga membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit.
d. Standar bertujuan umum (general purpose standards) yang gagal dalam
menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji.
e. Pengguna, CPA dan standar bertujuan umum (general purpose standards) yang
gagal dalam menyajikan perbedaan antara;
– entitas publik dan nonpublik,
– laporan keuangan tahunan dan interim,
– perusahaan besar dan kecil,
– laporan keuangan auditan dan non auditan,
– serta pengungkapan yang berlebihan,
– pengukuran yang terlalu kompleks.
4.4.1 Kondisi yang Memunculkan Standar Akuntansi yang
Berlebihan
Beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya masalah standar akuntansi
yang berlebihan antara lain,
a. Pernyataan yang diperlukan, namun tidak untuk diungkapkan, menyebabkan
dikeluarkannya standar yang longgar, yang cenderung mengurangi kebijakan, dan
untuk mengurangi jumlah tuntutan terhadap prinsip akuntansi.
b. Kebutuhan untuk melindungi kepentingan publik dan membantu investor secara
individu menghasilkan regulasi pemerintah dan profesi serta pengungkapan yang
jumlahnya banyak.
c. Keinginan untuk memuaskan kebutuhan setiap pengguna memerlukan standar dan
penggunaan yang lebih terinci.
4.4.2 Dampak Standar Akuntansi yang Berlebihan
Standar akuntansi yang terlalu berlebihan, terlalu sempit, dan kaku dapat
berpengaruh serius terhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan kepada
para penguna informasi, dan keputusan yang dibuat oleh para manajer. Akuntan dapat
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8181
kehilangan orientasi pada tugas sesungguhnya sebagai akibat banyaknya data yang
diperlukan saat memenuhi ketentuan standar.
Audit dapat mengalami kegagalan, karena auditor kehilangan fokus audit dan
mungkin tidak mampu melakukan prosedur audit. Konflik terkait dengan realitas
praktik pada kenyataannya dapat dijumpai dalam rapat umum pemegang saham
(RUPS), rapat penunjukan akuntan independen (auditor) yang berhubungan dengan
permintaan terhadap standar profesional dengan ketidak puasan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8282
KERANGKA
KONSEPTUAL
AKUNTANSI KEUANGAN
POKOK BAHASAN
5.1 Klasifikasi dan Konflik Kepentingan
5.2 Dalil-dalil, Prinsip-prinsip dan Konsep-konsep Akuntansi
5.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut Accounting Principles
Board (APB)
5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No. 1
5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3
5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3
5.2.5 APB Statement No. 4
5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting (ASOBAT)
5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi
5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan Informasi Akuntansi
5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan
5.4 Statement of Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA)
5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi
5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori
5.5 Konsep-konsep Dasar yang Mendukung Kos
5.5.1 Dalil-dalil (postulates)
5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)
5.6 Teori-teori Ekuitas
5.6.1 Teori Kepemilikan (ProprietoryTheory)
5.6.2 Teori Entitas (Entity Theory)
5.6.3 Teori Ekuitas residual
5.6.4 Teori Dana (Fund Theory)
5.6.5 Teori Pimpinan (CommanderTheory)
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8383
Informasi keuangan suatu entitas digunakan sebagai sinyal oleh para pemakai
informasi dalam pengambilan keputusan investasi maupun keputusan bisnis lainnya.
Penggunaan informasi sebagai sinyal memunculkan pertanyaan apakah kualitas
informasi yang disajikan memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai sinyal?.
Secara umum kualitas informasi ditentukan oleh faktor intern dan ekstern antara lain,
kualitas sistem informasi yang dimiliki, kualitas sumber daya manusia serta
ketersediaan standar akuntansi dan ketepatan pemilihan standar tersebut.
5.1. Klasifikasi dan Konflik Kepentingan
Laporan keuangan merupakan bentuk laporan pertanggung-jawaban
manajemen kepada stakeholders, secara umum mengambil bentuk Laporan Posisi
Keuangan (Neraca), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus
Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Terdapat pihak-pihak yang memberikan
kontribusi terhadap laporan keuangan sehingga dikatakan bahwa laporan keuangan
merupakan hasil interaksi dari tiga kelompok, yaitu:
a. Entitas bisnis (Business Entity)
Entitas bisnis merupakan pelaku proses akuntansi. Melalui aktivitas operasional,
aktivitas keuangan dan aktivitas non-operasional, entitas bisnis menjustifikasi
produksi laporan keuangan.
b. Pemakai informasi (Users)
Produksi informasi akuntansi dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan
pemakai. Pemakai utama informasi akuntansi adalah stakeholders antara lain;
pemegang saham, analis keuangan, kreditor, karyawan, masyarakat dan agen
pemerintah.
c. Auditor
Auditor bertugas memverifikasi bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU). Prinsip-prinsip akuntansi
menjadi sangat penting bagi semua pihak khususnya bagi para pemakai informasi
karena prinsip-prinsip tersebut dipergunakan untuk menjelaskan asersi-asersi
manajemen yang disampaikan dalam laporan keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8484
Muncul pertanyaan apakah terdapat perimbangan yang sama antara informasi yang
dimiliki oleh suatu entitas (jenis, jumlah dan kualitas informasi) dengan yang
dibutuhkan oleh para pemakai informasi juga dengan yang mampu diverifikasi oleh
auditor. Entitas mengolah data menjadi informasi keuangan berdasarkan standar uang
diturunkan dari prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Keberadaan prinsip-
prinsip akuntansi berterima umum telah mengalami proses penyempurnaan dari waktu
ke waktu.
Boleh dikatakan semenjak terbitnya An Introduction to Corporate Accounting
Standards pada tahun 1940 oleh Paton dan Littleton yang merupakan awal lahirnya
teori akuntansi. Pandangan-pandangan yang disampaikan oleh Paton dan Littleton
memberikan insentif pada regulator, kelompok profesi akuntansi (AICPA), dan
kelompok akuntan pendidik (AAA) serta organisasi profesi lainnya untuk lebih
terfokus pada perumusan prinsip-prinsip akuntansi. Gambaran tersebut tampak dari
beragamnya rumusan-rumusan prinsip dan konsep akuntansi yang ada dalam literatur
akuntansi. Pada tahun 1966, AAA menerbitkan A Statement Of Basic Accounting
Theory (ASOBAT). Di dalamnya dirumuskan definisi akuntansi sebagai suatu proses
identifikasi, pengukuran dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi untuk
memberikan pertimbangan-pertimbangan dan keputusan-keputusan kepada pemakai
informasi. Definisi akuntansi tersebut melengkapi orentasi postulat, dalil dan konsep
akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.
5.2 Dalil-dalil, Prinsip-prinsip dan Konsep-konsep
Akuntansi Kerangka kerja teoretis (kerangka konseptual) dalam akuntansi dibutuhkan
untuk melegitimasi prosedur dan standar akuntansi keuangan yang dirumuskan.
Committee on Accounting Prosedure (CAP) tidak menekankan tugasnya pada
perumusan kerangka kerja akuntansi. Lembaga ini merumuskan prinsip dan standar
akuntansi dengan pendekatan konvensi. Pendekatan konvensi dalam perumusan
prinsip dan standar akuntansi merupakan suatu sistem perumusan prinsip dan standar
akuntansi dengan mengambil pola menggali dari praktik-praktik yang sudah terjadi
dalam masyarakat (deskriptif).
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8585
Accounting Principles Board (APB) dan Financial Accounting Standard
Board (FASB) telah mencoba mengembangkan kerangka konseptual akuntansi yang
dapat digunakan sebagai pedoman dalam merumuskan kebijakan akuntansi. APB
menampilkan perumusan dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi, namun mengalami
kegagalan dan pekerjaan tersebut dilanjutkan oleh FASB. Accounting Research Study
(ARS) no.1 dan 3 mengenai dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi yang disusun
oleh APB memang tidak diterima oleh profesi, namun studi yang dihasilkan tersebut
merupakan kunci usaha perumusan teoritis akuntansi keuangan terpadu. Pembahasan
dalil-dalil dan prinsip-prinsip dasar tidak akan lengkap tanpa menganalisis konsep-
konsep yang membentuk basis pengakuan dan pengukuran dalam akuntansi.
1.2.1 Dalil-dalil dan Prinsip-prinsip Akuntansi menurut
Accounting Principles Board (APB) Zennings dalam pidato pentingnya yang meyatakan bahwa hasil karya APB
merupakan pendekatan baru dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi, tetapi
prinsip-prinsip yang dirumuskan tersebut tidak membentuk kesatuan formasi sebagai
siklus yang baru. Pidato tersebut merupakan bentuk pengakuan kemajuan metodelogi
yang digunakan APB dalam merumuskan prinsip-prinsip akuntansi sehingga tidak
berlebihan pernyataan yang menyatakan bahwa formasi APB telah berhasil
meletakkan dasar pengembangan desain riset dan perumusan teori akuntansi.
Menurut komite khusus (divisi riset) APB, perumusan banyak dalil (postulat)
yang mendasari akuntansi menjadi sangat penting, karena logika prinsip-prinsip
akuntansi bersumber pada dalil-dalil tersebut. Komite juga menyampaikan bahwa
pendekatan yang digunakan dalam merumuskan dalil-dalil akuntansi adalah
pendekatan deduktif.
Dalil-dalil secara umum merupakan asumsi-asumsi dasar yang tidak
memerlukan pengujian kembali. Dalil-dalil tersebut menyediakan kerangka
dasar dalam merumuskan kesimpulan-kesimpulan serta fondasi untuk suatu
struktur teoritis yang terdiri dari proposisi-proposisi yang dirumuskan dari
mereka. Jadi merupakan suatu bentuk aksioma dan terdiri atas notasi simbol-
simbol, dan operasi-operasi untuk menyimpulkan proposisi-proposisi yang
berbasis matematik. Dalil-dalil akuntansi bersumber dari lingkungan ekonomi,
politik dan juga kebiasaan-kebiasan yang terjadi dalam aktivitas bisnis.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8686
Walaupun APB berhasil menyusun dalil-dalil akuntansi, komite APB tidak menyusun
rancang bangun prinsip-prinsip akuntansi.
5.2.2 Accounting Research Study (ARS) No.1
Setelah mendapatkan mandat dari Komite Khusus, Moonitz mengadopsi
kerangka referensi atau solusi-solusi yang berorientasi pada masalah-masalah yang
dialami para akuntan. Namun, secara pribadi menolak bahwa dia menggunakan
pendekatan deduktif sebab penelitiannya tidak cukup luas untuk dapat
menggambarkan aspek empiris dari akuntansi. Menurut Deinzer, Moonits
menggunakan metode aksiomatik dengan terminologi simbol dan metode formal
dalam tiga tipe dalil-dalil, yaitu:
a. Dalil-dalil yang berorientasi lingkungan politik dan ekonomi, terdiri atas; dalil
kuantifikasi, dalil pertukaran, dalil kesatuan usaha, dalil periode waktu dan dalil
satuan ukur.
b. Dalil-dalil berorintasi akuntansi terdiri atas; dalil laporan keuangan, dalil harga
pasar serta dalil entitas dan tentatif akuntansi.
c. Dalil-dalil berorientasi imperatif terdiri atas; dalil kontinyuitas usaha, dalil
objektifitas, dalil konsistensi, dalil unit moneter yang stabil dan dalil
pengungkapan (disclosure).
5.2.3 Accounting Research Study (ARS) No. 3
Accounting research study No. 3 merumuskan 8 (delapan) prinsip atau asas
yang digunakan sebagai pedoman pengakuan, pengukuran dan penyajian laporan
keuangan, yaitu (detailnya lihat di lampiran)
a. Prinsip A membahas masalah pengakuan laba.
b. Prinsip B membahas masalah pengakuan dan pengukuran perubahan sumberdaya
dengan harga pertukaran, kos pengganti, nilai realisasi bersih dan pengukuran atas
kejadian khusus.
c. Prinsip C membahas pengakuan aset-aset dalam laporan keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8787
d. Prinsip D membahas masalah pengukuran (harga dan nilai) aset menyangkut
ketepatan pengakuan, umur ekonomis dan pemilihan metode penilaian apakah
dengan kos akuisisi, kos pengganti maupun nilai yang akan datang.
e. Prinsip E yang membahas masalah kewajiban dan pelaporannya dalam laporan
keuangan
f. Prinsip F yang membahas masalah kewajiban yang diselesaikan dengan barang
dan jasa serta pengukurannya (exit price).
g. Prinsip G yang membahas masalah ekuitas dan pengakuan laba
h. Prinsip-prinsip pengungkapan (disclosure).
5.2.4 Kajian terhadap ARS No. 1 dan ARS No. 3
ARS no. 1 dan ARS no. 3 gagal karena berbagai alasan, salah satunya karena
profesi tidak mampu menghilangkan peran kos historis. Dalil dan prinsip yang telah
dirumuskan memiliki beberapa kelemahan, yakni dalilnya tidak lengkap sehingga
memberi peluang untuk mencantumkan semua sistem nilai dari apa yang terdapat
dalam prinsip yang telah dirumuskan. Di luar masalah logis ARS no.1 dan ARS no. 3,
sejumlah masalah yang muncul menjadikan banyak pihak memprediksi bahwa usaha
yang dilakukan Moonitz-Sprouse tidak akan berhasil. Tampaknya, Moonitz dan
Sprouse berkeinginan untuk mendapatkan dalil dan prinsip-prinsip akuntansi yang
mengarah pada “laba yang sesungguhnya atau real income” dengan kata lain,
menggunakan satu konsep pendapatan yang lebih baik daripada yang lain. Dalam
kenyataannya, terbukti bahwa tidak ada alat ukur pendapatan yang dapat digunakan
untuk mendapatkan kelebihan dari yang lainnya.
Terlepas dari dalil A-1 (lihat lampiran ARS no.1), yang menyatakan bahwa
“data kuantitatif berguna dalam membuat keputusan ekonomi yang rasional”,
kenyataanya pada saat itu tidak ada kajian tentang siapa pengguna data akuntansi dan
apa yang menjadi kebutuhan spesifik serta kemampuan mereka. Namun, dewasa ini
secara umum diakui bahwa para pengguna informasi keuangan (dengan kebutuhan
informasi dan kemampuan mereka untuk mengerti dan memanipulasi data keuangan)
mengkaji spektrum akuntansi yang memiliki sifat majemuk dan sangat luas.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8888
5.2.5 APB Statement No. 4
Bulan Oktober 1970 APB mengeluarkan statemen yang berjudul Basic
Concepts and Accounting Priciples Underlying Financial Statements of Business
Enterprises. Statemen APB tersebut dikenal dengan sebutan APB Statement No. 4.
Dalam Statemen ini APB menempatkan 2 (dua) tujuan yang luas, yaitu:
a. Tujuan pendidikan.
b. Tujuan pengembangan.
Melalui tujuan tersebut APB diharapkan dapat memberikan suatu dasar untuk
meningkatkan pemahaman terhadap prinsip-prinsip akuntansi keuangan yang bersifat
luas serta dapat memberikan tuntunan untuk pengembangan akuntansi dimasa yang
akan datang. Dengan demikian, APB diharapkan mampu menyusun statemen tertulis
mengenai General Accepted Accounting Priciples (GAAP). GAAP tersebut
diharapkan mampu mengatasi kesenjangan dalam praktek akuntansi serta mampu
menangani masalah-masalah yang bersifat kontroversial.
Untuk mencapai tujuan tersebut APB mengambil langkah-langkah sebagai berikut.
a. Membahas sifat akuntansi keuangan, kekuatan lingkungan yang mempengaruhi
serta keterbatasannya.
b. Mengajukan sasaran akuntansi keuangan dan tujuan laporan keuangan.
c. Menyampaikan diskripsi mengenai prinsip akuntansi yang lazim diterima saat ini.
Sifat akuntansi keuangan, kekuatan lingkungan serta keterbatasannya
Dalam menyusun statemen mengenai GAAP, APB menempatkan kerangka berpikir
yang dimulai dari pembahasan lingkungan akuntansi keuangan. Lingkungan akuntansi
keuangan dikelompokkan menjadi 4(empat) kelompok sebagai berikut.
a. Organisasi aktivitas ekonomi masyarakat, yang dibedakan menjadi aktivitas
produksi, pertukaran, investasi, pembagian hasil, penghematan dan konsumsi.
b. Aktivitas ekonomi, yang mengakibatkan penambahan dan pengurangan terhadap
sumber daya, kewajiban ekonomis dan hak sisa dalam sumber daya yang dimiliki
oleh suatu entitas.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 8989
c. Pemakai informasi akuntansi, yang dibedakan menjadi pemakai langsung dan
pemakai tidak langsung.
d. Pengukuran aktivitas ekonomis dengan menggunakan harga historis (kos), harga
saat ini serta harga proyeksi.
Sasaran akuntansi keuangan dan tujuan laporan keuangan
Lingkungan akuntansi keuangan tersebut ditempatkan sebagai pondasi yang
membentuk tujuan laporan keuangan yang dibedakan menjadi;
a. Tujuan khusus.
APB menetapkan tujuan spesifik atau khusus dari laporan keuangan yaitu
menyajikan secara wajar dan sesuai dengan General Accepted Accounting
Principles (GAAP) atau Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU),
posisi keuangan, hasil operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
b. Tujuan umum.
APB menetapkan tujuan umum laporan keuangan dengan menyediakan informasi
yang dapat digunakan oleh para pemakai informasi (users) sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomis. Tujuan tersebut dapat dijabarkan menjadi
beberapa tujuan sebagai berikut:
− Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi
dan kewajiban suatu entitas bisnis.
− Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumberdaya
bersih sebagai hasil aktivitas-aktivitas entitas dalam menghasilkan laba.
− Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk mengestimasi
potensi laba dalam satuan waktu tertentu.
− Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan sumberdaya
ekonomi dan kewajiban.
− Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pemakai.
3 Tujuan Kualitatif.
Di samping menetapkan tujuan khusus dan tujuan umum, APB juga menempatkan
kualitas informasi keuangan sebagai tujuan. Secara eksplisit tujuan kualitatif ini
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9090
memberikan isyarat bahwa suatu informasi akan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomik jika informasi tersebut berkualitas. Tujuan
kualitatif akuntansi keuangan yang diisyaratkan APB dalam APB statement no. 4
sebagai berikut:
− Relevansi (relevance), menyediakan informasi agar para pemakai informasi
dapat memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai
dalam pembuatan keputusan ekonomi.
− Dapat dipahami (understanding), informasi yang dipilih harus jelas, juga harus
dapat dipahami pemakai.
− Dapat diuji kebenarannya (verifiability), hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh
ukuran-ukuran yang independen, dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama.
− Bersifat netral (neutral), informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan bukan pemakai khusus pemakai tertentu.
− Tepat waktu (timelines), berarti mengkomunikasikan informasi seawal
mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.
− Dapat diperbandingkan (comparability), perbedaan-berbedaan seharusnya
tidak mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
− Kelengkapan (completeness), semua informasi yang memenuhi persyaratan
tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.
Deskripsi mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang lazim
APB selanjutnya merumuskan konsep-konsep dan elemen dasar akuntansi keuangan.
Konsepsi dasar akuntansi keuangan merupakan suatu distilasi dari berbagai pengaruh
karakteristik lingkungan terhadap proses akuntansi keuangan. Konsepsi dasar ini
melandasi prinsip akuntansi yang lazim diterima saat ini. Setiap statemen dari
konsepsi ini mengandung suatu acuan pada karakteristik lingkungan dari mana
statemen tersebut diperoleh.
Konsepsi dasar akuntansi keuangan dapat dibedakan atas:
a. Statemen mengenai konsep-konsep dan
b. Elemen-elemen dasar akuntansi keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9191
Konsep-konsep dasar akuntansi keuangan dan penjelasannya secara ringkas adalah
sebagai berikut.
a. Kesatuan akuntansi (accounting entity).
Informasi akuntansi menyangkut suatu kesatuan akuntansi (accounting entity)
yang terpisah dari pemiliknya. Dalam akuntansi keuangan, yang dimaksud dengan
entitas adalah perusahaan (business enterprise). Perusahaan akan dinilai melalui
laporan keuangannya.
b. Kontinyuitas usaha (going concerns).
Kesatuan akuntansi dipandang akan terus melakukan aktivitas operasinya, bila
tidak ada bukti sebaliknya.
c. Pengukuran sumber daya dan kewajiban ekonomi (measurement of economic
resources and obligation).
Pokok persoalan akuntansi keuangan adalah aktivitas ekonomi. Aktivitas ini yang
menjadikan aktivitas akuntansi keuangan mencakup pengakuan dan pengukuran
mengenai penciptaan, pengakumulasian, dan penggunaan sumber daya.
d. Periode waktu (time period).
Proses akuntansi memberikan informasi mengenai aktivitas ekonomi suatu entitas
selama periode waktu tertentu yang lebih pendek dari umur entitas tersebut.
e. Pengukuran dengan satuan uang (measurement in terms of money).
Akuntansi keuangan mengukur satuan moneter sumber daya ekonomis dan
kewajiban ekonomi serta perubahannya dengan satuan uang.
f. Akrual (accrual).
Penentuan penghasilan dan posisi keuangan berkala tergantung pada pengukuran
sumber daya dan kewajiban ekonomi serta perubahannya yang terjadi pada saat
perubahan itu terjadi dari pada tergantung pada saat pencatatan penerimaan dan
pengeluaran uang.
g. Harga pertukaran (exchange price).
Ukuran akuntansi keuangan terutama didasarkan pada harga ketika sumber daya
dan kewajiban ekonomis ditukarkan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9292
h. Penaksiran (approximation).
Ukuran akuntansi keuangan yang melibatkan alokasi di antara periode waktu yang
relatif pendek dan di antara aktivitas bersama yang bersifat sangat kompleks perlu
dibuat atas dasar taksiran.
i. Pertimbangan (judgement).
Akuntansi keuangan perlu melibatkan pertimbangan-pertimbangan yang dilandasi
dengan pengetahuan.
j. Informasi keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements).
Akuntansi keuangan menyajikan informasi keuangan bertujuan umum yang
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bersama antara pemilik, kreditur,
manajer dan para pemakai lain, dengan penekanan terutama pada kebutuhan
pemilik dan kreditur baik yang sudah ada saat ini maupun calon pemilik.
k. Laporan keuangan pada dasarnya berkaitan (fundamentally related financial
statements).
Hasil proses akuntansi dituangkan dalam laporan posisi keuangan dan laporan
perubahannya yang didasarkan pada kesamaan data yang melandasi dan yang
berkaitan secara mendasar.
l. Hakikat ekonomi lebih penting dibandingkan bentuk hukum (substance over
form).
Akuntansi keuangan menekankan hakikat ekonomi, kejadian, sekalipun bentuk
hokum dapat berbeda dengan hakekat ekonomi dan memerlukan perlakukan yang
berbeda.
m. Materialitas (materiality).
Informasi yang menjadi perhatian dalam menyusun laporan keuangan hanyalah
informasi yang cukup signifikan mempengaruhi penilaian atau keputusan.
Elemen-elemen dasar laporan keuangan
Elemen-elemen dasar laporan keuangan terdiri atas:
a. Laporan posisi keuangan (balance sheet) yang elemennya adalah aktiva, hutang
dan modal sendiri.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9393
− Aktiva
Merupakan sumber daya ekonomi suatu entitas yang diakui dan diukur sesuai
dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima yang termasuk pula biaya-biaya
tertentu yang ditangguhkan yang bukan merupakan sumber daya ekonomi,
tetapi diakui dan diukur sesuai prinsip akuntansi yang lazim diterima.
− Hutang
Merupakan kewajiban ekonomis suatu entitas yang diakui dan diukur sesuai
prinsip akuntansi yang lazim diterima yang meliputi pula kridit-kridit tertentu
yang ditangguhkan yang bukan merupakan kewajiban tetapi diakui dan diukur
sesuai prinsip akuntansi yang lazim diterima.
− Modal sendiri
Merupakan hak pemilik dalam suatu entitas yang merupakan kelebihan aktiva
diatas kewajibannya.
Aktiva - Kewajiban = Modal Sendiri
b. Hasil usaha (income statement), elemen dasar hasil usaha suatu entitas adalah
pendapatan, biaya dan penghasilan neto.
− Pendapatan (revenue)
Merupakan kenaikan bruto aktiva atau penurunan bruto hutang yang diakui
dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima sebagai akibat
jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan laba yang dapat merubah
modal sendiri. Penambahan suatu aktiva yang tidak merubah modal sendiri
bukan merupakan suatu pendapatan.
− Biaya (expenses)
Merupakan penurunan bruto aktiva atau kenaikan bruto hutang yang diakui
dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima sebagai akibat
jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan laba yang dapat merubah
modal sendiri.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9494
− Penghasilan/kerugian netto (net income/net loss)
Merupakan kelebihan atau kekurangan pendapatan atas biaya selama suatu
periode akuntansi yang menyebabkan kenaikan/penurunan neto modal sendiri
suatu entitas sebagai akibat jenis-jenis aktivitas yang menjurus pada perolehan
laba yang diukur dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
diterima.
Prinsip-prinsip; pervasif, operasi yang luas dan terinci
Laporan keuangan merupakan hasil suatu proses akumulasi, analisis, penyusunan dan
publikasi sejumlah informasi mengenai aspek aktivitas ekonomis suatu entitas. Proses
ini dijalankan dengan prinsip akuntansi yang lazim diterima. Oleh karena itu, prinsip
akuntansi merupakan kumpukan konsensus pada suatu saat tertentu mengenai sumber
daya dan kewajiban ekonomis yang harus dicatat sebagai aktiva dan hutang oleh
akuntansi keuangan, perubahan mana yang harus dicatat. Bilamana perubahan
tersebut harus dicatat, bagaimana harus mengukurnya, dan mengungkapkannya, serta
laporan keuangan apa yang harus disajikan.
Prinsip akuntansi mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan
untuk menetapkan praktik akuntansi yang diterima pada saat tertentu, serta prinsip
tersebut bersifat konvensional dalam arti akan menjadi lazim diterima karena
persetujuan daripada lazim, karena diperoleh secara formal dari seperangkat dalil atau
konsep dasar. Prinsip akuntansi yang lazim diterima ini dikembangkan atas dasar
pengalaman, alasan kebiasaan dan kepraktisan. APB Statement 4 membahas prinsip
akuntansi yang lazim menjadi 3 seksi, yaitu:
a. Prinsip pervasive
Prinsip ini memandang akuntansi keuangan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan
memberikan dasar bagi prinsip yang lain. Prinsip ini menetapkan dasar
pelaksanaan akuntansi akrual (basis akrual), yang meliputi, prinsip pencatatan
mula-mula, prinsip realisasi, prinsip pengakuan biaya dan prinsip satuan ukur.
Prinsip-prinsip tersebut menentukan secara luas yang menyangkut; jenis kejadian
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9595
yang akan diakui oleh akuntansi keuangan, dasar mengukur kejadian, periode
waktu mengidentifikasi kejadian, penyebut umum ukuran.
b. Prinsip operasi yang luas
Merupakan suatu proses pencatatan, pengukuran dan proses penyampaian
informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan. Prinsip ini memberikan
pedoman penyeleksian, pengukuran, penyusunan dan penyampaian kejadian-
kejadian dalam akuntansi keuangan dan prinsip ini dilandasi oleh prinsip pervasif.
Prinsip operasi yang luas ini bersifat umum serta pengoperasiannya lebih luas dari
prinsip pervasif. Penyeleksian menyangkut tentang; pemilihan kejadian, analisis
kejadian, mengukur pengaruh, mengelompokkan pengukuran pengaruh menjadi
aktiva, pasiva, modal, pendapatan dan biaya, mencatat pengukuran pengaruh,
mengikhtisarkan pengaruh yang dicatat, penyesuaian (adjustment), dan
mengkomunikasikan. APB Statement no. 4 merekomendasi 4 (empat) dasar
pengukuran yaitu;
− Kos Historis (Historical Cost),
− Nilai Beli (Entry Value),
− Nilai Jual (Exit Value),
− Nilai Prediksi (Predictive Value)
c. Prinsip yang terinci
Merupakan suatu prinsip yang menyangkut cara-cara melaksanakan prinsip
pervasif dan prinsip operasi yang luas. Prinsip ini merupakan kumpulan praktik
dan prosedur yang luas yang menentukan secara pasti bagaimana transaksi dan
kejadian seharusnya dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan dan disajikan.
5.3 Peran AAA melalui A Statement of Basic Accounting
(ASOBAT)
Pada tahun 1966 AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting
(ASOBAT). Dalam mendefinisikan akuntansi ASOBAT melengkapi orentasi postulat,
dalil dan konsep akuntansi dengan perumusan tujuan-tujuan akuntansi keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 96
ASOBAT mempelopori orientasi akuntansi yang menekankan pada kebutuhan-
kebutuhan pemakai, sekumpulan tujuan atau sasaran dihubungkan dengan kebutuhan
pemakai yang mengacu pada metateori. Di bawah metateori sekumpulan tujuan dapat
didefinisikan, karakteristik kualitatif dan kebijakan-kebijakan dapat
diimplementasikan ke arah pencapaian tujuan. ASOBAT mengasumsikan bahwa
evaluasi terhadap kerangka standar-standar dan pedoman-pedoman akuntansi dapat
menjadi lebih luas dan independen dari tujuan penetapan standar itu sendiri, yaitu
tujuan laporan keuangan. Menurut ASOBAT, tujuan laporan keuangan yaitu:
a. Pembuatan keputusan-keputusan berkenaan penggunaan sumber-sumber yang
langka (termasuk pengenalan titik-titik keputusan kritis) kearah penentuan tujuan.
b. Melaksanakan dan mengendalikan struktur organisasi, sumber daya manusia dan
material secara berhasil guna.
c. Memelihara dan melaporkan sumber-sumber daya yang dimiliki entitas.
d. Pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dan pengendalian.
5.3.1 Standar Kualitas untuk Informasi Akuntansi
Proses akuntansi menghasilkan informasi yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan. Para pemakai menggunakan informasi tersebut sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi. ASOBAT menetapkan empat standar kualitas sebagai dasar
penilaian informasi akuntansi, yaitu:
a. Relevan.
Relevan berhubungan dengan penggunaan informasi dalam pembuatan keputusan.
Relevan dikembangkan langsung dari empat tujuan di atas untuk berbagai jenis
informasi, oleh sebab itu relevan merupakan standar kualitas primer atau utama.
b. Dapat diuji.
Dapat diuji merupakan bagian dari aspek pengukuran, yaitu pengujian transaksi
untuk mendapatkan atau melihat objektivitas informasi.
c. Bebas dari prasangka.
Bebas dari prasangka berhubungan dengan keragaman pemakai informasi. Standar
menjadi penting karena para pemakai informasi keuangan memiliki keputusan
yang berbeda-beda khususnya antara pemakai internal dengan pemakai eksternal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9797
d. Kuantifikasi.
Standar kuantifikasi dihubungkan dengan teori pengukuran. Pengukuran dan
hitungan (kuantifikasi) merupakan dua konsep yang sangat penting dalam struktur
metateori. Pengungkapan atas pengukuran ini menjadi sangat penting dalam
laporan keuangan.
5.3.2 Kebijakan-kebijakan untuk Mengkomunikasikan
Informasi Akuntansi
Di samping empat standar yang mengisyaratkan bahwa kualitas informasi
akuntansi penting bagi para pemakai informasi, ASOBAT juga merumuskan
pedoman-pedoman yang dapat digunakan sebagai pegangan untuk membuat
hubungan-hubungan dalam menyusun informasi akuntansi. Pedoman-pedoman
tersebut berhubungan dengan:
a. Kepatutan yang diharapkan digunakan.
Standar akuntansi menjadi penting karena akuntansi keuangan merupakan produk
regulasi yang melibatkan pengakuan, pengukuran dan penyajian kejadian-kejadian
ekonomik suatu entitas dalam satuan waktu tertentu. Dan yang lebih penting lagi
bagaimana kepatutan, yaitu hubungan standar dengan transaksi bisa dilakukan.
b. Penjelasan hubungan–hubungan yang penting atau yang cukup berarti.
Hubungan-hubungan dalam laporan keuangan penting untuk mendapatkan
penjelasan karena akuntansi melibatkan menggunakan konsep-konsep seperti,
artikulasi, akrual, judgement (kebijakan) dan lain sebagainya.
c. Perhitungan informasi lingkungan.
Pengguna informasi akuntansi tidak saja para pemilik (prinsipal), tetapi juga
pihak-pihak di luar pemilik yang dikenal dengan lingkungan akuntansi.
Lingkungan ini akan menyerap informasi dan juga mentranfer informasi.
d. Keseragaman dengan praktek dan diantara kesatuan usaha
Pedoman ini berhubungan dengan pedoman no. 1 yang erat kaitannya dengan
memilihan standar yang tepat dan dilaksnakan secara seragam atau konsisten dari
perode ke periode.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9898
e. Konsekuensi praktek yang berkesinambungan
Kondisi bisnis adalah going concern atau berkesinambungan. Dalam kondisi
tersebut bagaimana kinerja manajemen dapat diukur dan informasi keuangan
dapat diwujudkan.
5.3.3 Laporan Kelompok Studi tentang Tujuan Laporan Keuangan
Bulan April 1971 American Institute Certified Public Accountant (AICPA)
membentuk dua kelompok studi, yaitu:
a. Komite Wheat (Wheat Committee)
Komite Wheat diberikan tugas oleh AICPA untuk memperbaiki proses
penyusunan standar. Komite ini diminta melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB.
b. Komite Trueblood (Trueblood Committee)
Komite Trueblood diberi tugas oleh AICPA untuk mengembangkan tujuan
laporan keuangan dengan menentukan siapa user-nya, informasi apa yang mereka
butuhkan, seberapa banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh
akuntansi dan apa kerangka kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan
akuntansi.
Komite Trueblood berhasil merumuskan 12 tujuan laporan keuangan sebagai berikut.
a. Tujuan 1(satu) menggambarkan bahwa tujuan laporan keuangan yang dirumuskan
ASOBAT dan yang dirumuskan APB Satement 4 bersifat saling melengkapi
sebagai standar yang relevan dan sebagai pedoman yang tepat untuk digunakan.
Tujuan tersebut tidak merupakan tujuan satu-satunya.
b. Tujuan 2(dua) menggambarkan penggunaan laporan keuangan untuk kepentingan
manajemen. Pemakaian laporan keuangan oleh manajemen dibatasi oleh ruang
lingkup, yaitu otoritas, kebijakan atau sumber-sumber daya yang dimiliki entitas.
c. Tujuan 3(tiga) menggambarkan pentingnya laporan arus kas. Para pemakai
informasi keuangan menyebutkan bahwa informasi arus kas adalah sangat penting
bagi kreditor dan investor.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 9999
d. Tujuan 4 (empat) membahas tentang laba operasi yang sangat penting bagi
pemilik atau investor. Informasi tersebut digunakan oleh para investor maupun
calon investor untuk membantu mereka memprediksi arus kas masa depan,
membandingkan dan mengevaluasi potensi arus kas.
Dalam jangka panjang arus kas dan laba mempunyai korelasi yang sangat tinggi
dan dalam jangka pendek prediksi laba operasional lebih baik dari pada gambaran
arus kas.
e. Tujuan 5 (lima) membahas tentang akuntabilitas. Akuntanbilitas digunakan oleh
Trueblood untuk tujuan pelaporan. Akuntabilitas juga menyangkut efektif dan
efisiensi atas kegunaan aset dalam menghasilkan tujuan yang maksimal atas arus
kas dimasa depan.
f. Tujuan 6 (enam) membahas tentang kunci tujuan ini yaitu realisasi dan penafsiran.
Realisasi dan penafsiran memiliki perbedaan kualias menyangkut hubungan
konsep kelangsungan hidup entitas.
g. Tujuan 7,8 dan 9. Ketiga tujuan ini menyebutkan laporan neraca, laba rugi serta
laporan sumber dan penggunaan dana yang mungkin digunakan untuk
memprediksi, membandingkan dan mengevaluasi laba usaha.
Dalam laporan posisi keuangan (neraca), nilai sekarang diindikasikan sebagai arus
kas yang di present value-kan sebagai estimasi pasar.
h. Tujuan 10 (sepuluh) membahas masalah estimasi keuangan. Estimasi keuangan
merupakan total penafsiran secara alamiah yang hasilnya bisa optimis ataukah
pesimis.
i. Tujuan 11 dan 12. Kedua tujuan ini adalah tidak dibahas secara umum. Akuntansi
sektor publik dan organisasi nonprofit yang sangat penting, karena sosial kosnya
tidak menggambarkan topik secara bisnis.
Jadi, isi laporan True Blood menyangkut karakteristik kualitatif laporan keuangan
berdasarkan standar dan petunjuk ASOBAT, serta tujuan kualitatif APB statement
no.4. Bahasan terhadap tujuan kualitatif sangat bermanfaat, karena adanya berbagai
variasi sistem akuntansi. Laporan True Blood tentang arus kas sangat penting bagi
pemakai dan berhubungan erat dengan pengukuran laba operasi untuk pembentukan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 100100100
arus kas di masa mendatang. Pembentukan kelompok studi ini merupakan bentuk
respon atas munculnya kritik dalam penyusunan dan publikasi laporan keuangan di
samping dalam kenyataan bahwa kerangka konseptual merupakan kebutuhan yang
sangat mendesak.
5.4 STATEMENT OF ACCOUNTING THEORY AND THEORY
ACCEPTANCE (SATTA)
Komite eksekutf AAA dari komisi Statement of Accounting Theory and
Theory Acceptance (SATTA) pada tahun 1973, mempunyai tujuan yang hampir sama
dengan ASOBAT, yaitu sebagai badan yang berdedikasi tinggi untuk melakukan riset
tentang literatur yang berhubungan dengan laporan keuangan masa kini, dan
pernyataan-pernyataan profesi yang berkaitan dengan teori akuntansi. Untuk
memahami SATTA dengan lebih menyeluruh, maka hubungannya dengan ASOBAT
harus dipahami, karena kedua dokumen tersebut merupakan produk komite AAA.
ASOBAT lebih menekankan pada petunjuk tentang pengembangan metateori terkait
dengan sistem-sistem penilaian dan evaluasi informasi akuntansi. Sedang SATTA
mengambil porsi sistem-sistem penilaian akuntansi seperti pertimbangan-petimbangan
teoretis, serta alasan-alasan kenapa kriteria suatu sistem penilaian tidak dapat
dikembangkan.
5.4.1 Pendekatan Teori dalam Akuntansi
Terdapat beberapa teori yang disampaikan AAA melalui komite SATTA yang
pernyataannya diterbitkan tahun 1977 sebagai berikut.
a. Pendekatan klasik (classical approaches)
SATTA dengan konsisten dan sangat efisien dalam melakukan penelusuran dan
mengkatagorikan berbagai macam sistem yang dipresetasikan dalam berbagai
literatur. Sistem yang tertua diklasifikasikan sebagai pendekatan klasik untuk
membangun suatu teori. Dalam beberapa kasus yang digunakan penulis klasik
disebut SATTA sebagai pendekatan induktif.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 101101101
b. Pendekatan pengambilan keputusan (decision-usefulness approach)
Di antara pendekatan-pendekatan yang ada dalam teori akuntansi yang dilakukan
oleh lembaga riset akuntansi telah memfokuskan pada hal-hal sebagai berikut.
− Para pengguna laporan akuntansi.
− Keputusan-keputusan yang dibuat.
− Informasi-informasi yang dibutuhkan.
− Kemampuan-kemampuan dalam mengolah informasi.
Pendekatan pengambilan keputusan debedakan atas:
− Orientasi model keputusan (decision-model orientation).
Orientasi model keputusan memiliki kerangka kerja yang metateorinya
dikembangkan dalam ASOBAT dan orientasi model-keputusan yang terefleksi
pada Trueblood Report. Orientasi ini memiliki ciri-ciri, yaitu bersifat normatif
dan deduktif, relevan dengan keputusan yang dibuat oleh para pemakai
informasi, dan relevan dengan kriteria instrumen pengukuran dalam
menseleksi atribut transaksi-transaksi aset, kewajiban dan pendapatan.
− Orientasi pengambil keputusan (decision-maker orientation)
Ciri utama orientasi pengambil keputusan adalah bersifat deskriptif dibanding
normatif sebab orientasi ini menekankan pada usaha mencari jalan yang
berhubungan dengan informasi apa yang secara nyata digunakan atau yang
diinginkan oleh para pembuat keputusan.
c. Pendekatan Informasi Ekonomi
Pendekatan Informasi Ekonomi digunakan atau diaplikasikan pada teori akuntansi
tidak pas jika diaplikasikan secara langsung dengan alternative-alternatif sistem
penilaian. Pendekatan ini lebih menekankan pada isu-isu cost and benefit yang
bersumber dari penggunaan dan penyusun atau produksi informasi. Informasi
akuntansi dipandang sebagai barang ekonomik.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 102102102
5.4.2 Kelemahan Pendekatan Teori
Problem mendasar yang diangkat SATTA adalah perbedaan para pemakai
dalam arti keputusan-keputusannya dan perbedaan informasi yang dibutuhkannya.
ASOBAT dan APB Statement 4 mengakui kenyataan bahwa banyak para pemakai
meminta informasi untuk tujuan membuat keputusan. Satu reaksi dari ASOBAT
terkait dengan problem ini yang disebut dengan multiples measures. The Trueblood
Report menerbitkan premis yang menyatakan grup-grup pengguna informasi yang
berbeda akan membuat keputusan-keputusan yang mirip dan memiliki kebutuhan
informasi yang mirip pula.
SATTA lebih pesimis dibanding dengan Trueblood Report tentang pilihan
keputusan-keputusan dan informasi-informasi, atau satu di antara keduanya dalam
kelompok-kelompok pengguna informasi. Informasi yang dibutuhkan bisa bersifat
heterogen atau bisa juga bersifat homogen. Biasanya pilihan terhadap sifat informasi
dan yang membutuhkan penggabungannya selalu pada situasi-situasi yang sulit.
Laporan entitas dan pengungkapannya merupakan bentuk barang bebas, karena
informasi akuntansi sudah merupakan barang publik bukan barang privat.
Memberikan informasi akuntansi yang merupakan barang publik pada para pemakai
yang berbeda, menjadikan formulasi standar-standar akuntansinya dan metode-
metode penting dapat menghasilkan jalan buntu. Dengan demikian, perbedaan set
informasi akuntansi berbeda akan meghasilkan harga pasar saham yang berbeda pula.
Keadaan-keadaan tersebut diatas memberikan insentif kepada SATTA untuk
menyampaikan status teori akuntansi keuangan. Asumsi-asumsi tentang pengguna
informasi ekonomi yang bersifat heterogen sulit untuk bisa dibuktikan. Asersi-asersi
yang terkait dengan homogeneity dan heterogeneity secara total memiliki sifat
prioritas.
5.5 Konsep-konsep Dasar Pendukung Kos Perumusan konsep-konsep akuntansi keuangan ditujukan untuk menyusun
standar atau aturan-aturan akuntansi. Standar yang baik adalah standar yang memiliki
argumen dan memiliki dukungan konsep yang kuat. Konsep tersebut dapat berupa
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 103103103
dalil-dalil, aksioma-aksioma, asumsi-asumsi, doktrin-doktrin, konvensi-konvensi,
batasan-batasan dan prinsip-prinsip dengan pengertian sebagai berikut.
a. Konsep
Konsep adalah hasil dari proses identifikasi mengelompokan dan interpretasi dari
berbagai fenomena atau kejadian. Jadi, konsep tidak merupakan bahan atau bagian
dari proses formal dalam pembuatan teori, tetapi dapat digunakan di dalam teori
sebagai bagian dari suatu kesimpulan yang diperoleh dari kajian empiris.
b. Dalil-dalil (postulat-postulat)
Dalil-dalil atau postulat-postulat adalah asumsi dasar yang membahas lingkungan
bisnis.
c. Prinsip-prinsip
Prinsip-prinsip adalah pendekatan umum yang digunakan dalam penilaian dan
pengakuan peristiwa-peristiwa akuntansi. Prinsip pada dasarnya terdiri atas :
− Prinsip yang berorientasi pada input adalah ukuran umum yang mengarahkan
fungsi akuntansi.
− Prinsip yang berorientasi pada output melibatkan kualitas atau karakteristik
tertentu tentang laporan keuangan dan harus ada azas yang berorientasi input
dan dilaksanakan dengan benar.
5.5.1 Dalil-dalil (Postulates)
Beberapa dalil yang mendukung kos historis dan tujuan laporan keuangan
sebagai berikut:
a. Dalil kontinyuitas usaha
Dalil secara sederhana menyatakan bahwa jika tidak ada bukti yang berlawanan,
diyakini bahwa entitas akan terus menerus melakukan aktivitasnya. Akibatnya,
dalam keadaan normal, penyusunan laporan likuidasi terhadap kekayaan dan
ekuitas merupakan penyimpangan dari dalil ini. Asumsi tentang kontinyuitas
usaha dianggap mengandung ketidak pastian dan terlalu luas untuk menghasilkan
pilihan di antara sistem evaluasi, termasuk pembiayaan masa lalu.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 104104104
b. Dalil periode waktu
Kegiatan usaha, seperti halnya kegiatan manusia lainnya, dilaksanakan di dalam
kurun waktu tertentu. Namun demikian, dasar dari periode waktu adalah kadang-
kadang terkesan mengada-ada. Asumsi ini membentuk segmen tertentu di luar
dari proses yang berkelanjutan bagi komunitas bisnis. Periode waktu adalah tahun
bisnis atau kalender/agenda kerja. Akibatnya, laporan-laporan keuangan berisi
pernyataan posisi keuangan, pendapatan dan arus kas selama tahun itu.
c. Dalil kesatuan akuntansi
Akuntansi dan bentuk legalnya memandang entitas bisnis bahwa entitas terpisah
dari pemiliknya akan tetapi terdapat dua persoalan penting, yaitu:
− Masalah mendefinisikan entitas itu sendiri dan akuntansi untuk melihat
hubungan antarbagian dalam entitas tersebut. Termasuk di dalamnya adalah
pertanyaan apakah entitas harus dipandang sebagai satu kesatuan dan saling
kontrol satu sama lainnya. Dengan kata lain, apakah akuntansi digabungkan
atau menggunakan metode non-kombinatif dalam menunjukkan hubungan
yang ada.
− Masalah kedua yaitu bagaimana akuntansi melihat hubungan antara entitas
dengan para pemiliknya.
d. Dalil unit moneter
Dalam ekonomi non-barter, uang yang berfungsi sebagai alat tukar. Akibatnya,
uang menjadi standar nilai utama dalam proses pengukuran. Jadi, laporan
keuangan disajikan dalam satuan moneter dalam satuan waktu. Untuk tujuan
informasi akuntansi, unit moneter diasumsikan stabil haruslah menjadi prinsip
yang mendasar metode akuntansi.
5.5.2 Prinsip-prinsip (principles)
Grady (1965) mengidentifikasikan prinsip sebagai dalil yang berasal dari
pengalaman, kebiasaan yang terbukti berguna. APB Statement No. 4 mendefinisikan
Prinsip Akuntansi Yang Diterima Umum sebagai pendekatan umum yang digunakan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 105105105
oleh para akuntan dalam mengakui dan menilai peristiwa-peristiwa yang
mempengaruhi prosesi keuangan dan hasil usaha dari kegiatan suatu entitas.
Berdasarkan orientasinya prinsip-prinsip dapat dikelompokkan menjadi.
a. Prinsip-prinsip berorientasi output
Prinsip ini menekankan pada pendekatan-pendekatan yang sifatnya luas atau
prosedur-prosedur untuk dapat menyusun laporan keuangan dengan perangkatnya
termasuk pengungkapan-pengungkapan dengan lampiran pendukungnya. Lebih
jauh penekanan dari prinsip ini adalah informasi keuangan yang dihasilkan oleh
suatu entitas akan berbeda dengan entitas yang lain termasuk beberapa prinsip-
prinsip yang melandasinya. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan aktivitas
yang berarti adanya perbedaan input. Orientasi utama dari prinsip ini adalah
akuntansi kos terhadap pengakuan pendapatan serta penilaian aktiva dan hutang.
Prinsip-prinsip berorientasi output dibedakan atas:
− Prinsip pengakuan (recognition principle)
Prinsip ini menekankan pada kapan dan bagaimana suatu kejadian ekonomi
diakui. Menurut FASB syaratnya adalah bila sudah terdapat realisasi dalam
arti terdapat perubahan wujud menjadi aktiva yang lain, atau tingkat kepastian
kejadian tersebut sudah akurat (selesai).
− Prinsip mempertemukan (matching principle)
Prinsip ini menekankan pada bagaimana kos dan biaya dapat diakui dan
dipertemukan dengan pendapatan. Yang perlu mendapatkan perhatian di
dalam matching adalah mengukur pemecahan nilai kos relatif menjadi biaya,
karena kos tersebut berperan dalam menghasilkan pendapatan serta pemilihan
metode sistematik dan rasional yang digunakan sebagai dasar pemecahan di
bawah prinsip-prinsip akuntansi diterima umum.
b. Prinsip-prinsip yang berorientasi pada kendala
Menurut APB Statement No. 4, prinsip-prinsip yang berorientasi transaksi akan
dimodifikasi oleh konvensi-konvensi sehingga akan menimbulkan banyak
kesulitan dan bersifat kontroversial dalam akuntansi keuangan. Prinsip-prinsip
yang berorientasi kendala dibedakan atas;
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 106106106
− Prinsip konservatisme (conservatism principle)
Prinsip ini biasanya digunakan untuk mengatasi kejadian-kejadian yang
belum diatur dalam standar, yang merupakan suatu usaha seleksi yang bersifat
luas dalam teknik akuntansi yang menghasilkan pilihan yaitu mengakui
pendapatan secara berangsur-angsur, mempercapat pengakuan biaya,
mengakui penilaian aset yang lebih rendah, mengakui penilaian kewajiban
yang lebih tinggi.
− Prinsip pengungkapan (disclosure principle)
Mooniz menafsirkan bahwa pengungkapan adalah merupakan bentuk dalil.
Pengungkapan merupakan petunjuk-petunjuk yang relevan terhadap informasi
keuangan, baik di dalam maupun di luar bentuk laporan keuangan, termasuk di
dalamnya metode penyusunan laporan keuangan di mana lebih dari satu
pilihan metode yang dapat digunakan, ataukah mempergunakan bangun
metode yang baru. Pengungkapan di luar laporan keuangan dapat berbentuk;
lampiran-lampiran, pengungkapan dalam bentuk catatan kaki, pengungkapan
tersendiri, estimasi maupun analisis manajemen.
− Prinsip materialitas (materiality principle)
Materialitas merupakan petunjuk-petunjuk yang sangat berharga terhadap satu
atau lebih kejadian kepada para pemakai informasi. Mereka memerlukan
informasi yang relevan sebagai dasar evaluasi atau pembuatan suatu
keputusan. Materialitas dilihat dari laporan keuangan hanya dikaitkan dengan
informasi yang cukup berarti (berpengaruh material) mempengaruhi penilaian
atau keputusan pemakai informasi.
− Prinsip objektivitas (objectivity principle)
Banyak terdapat interprestasi tentang objektivitas. Dalam konteks ini,
objektivitas dikaitkan dengan masalah kualitas bukti dalam bentuk catatan
transaksi yang diringkas dan diorganisasi dalam laporan keuangan.
c. Prinsip-prinsip yang berorientasi informasi keuangan (output)
Prinsip ini menekankan pada kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh
suatu entitas.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 107107107
Laporan disajikan dalam dua periode dan digunakan oleh para pemakai informasi.
Yang tergolong prinsip ini, yaitu:
− Prinsip memperbandingkan (comparability principle)
Prinsip ini dilihat dari sudut pandang pemakai informasi keuangan.
Menyajikan informasi keuangan dengan tahun sebelumnya menjadi sangat
penting karena tingkat keandalannya akan dinilai oleh para pemakai ketika
kondisi laporan keuangan dan hasil operasi dievaluasi, dibandingkan dengan
industri sejenis, serta dinilai dengan prediksi pendapatan juga arus kasnya.
− Prinsip konsistensi
Prinsip ini mengarah pada petunjuk agar entitas-entitas menggunakan metode
akuntansi yang sama setiap periode untuk tujuan keseragaman (uniformity)
juga memperbandingkan (comparability).
− Prinsip keseragaman
Prinsip ini mengarah pada pemakaian metode yang sama secara kontinyu yang
merupakan tujuan penting akuntansi, termasuk di dalamnya yaitu pemahaman
terhadap prinsip menyangkut interprestasi dan aplikasinya, pemakaian prinsip
yang sama pada kondisi entitas dan ekonomi yang berbeda.
Prinsip tersebut juga mengarah pada pemakaian interprestasi yang sama
terhadap transaksi
5.6 Teori-teori Ekuitas
Ekuitas disebut juga dengan modal sendiri. Teori ekuitas membahas
permasalahan hubungan antara entitas dengan para pemilik modal. Terdapat beberapa
teori ekuitas sebagai berikut.
5.6.1 Teori kepemilikan (proprietory theory)
Teori mengasumsikan bahwa pemilik dengan entitasnya adalah sama.
Kekayaan yang dimiliki entitas merupakan kekayaan pemilik, hutang-hutang
merupakan kewajiban pemilik demikian pula bertambahnya kepemilikan
ekuitas adalah hak pemilik. Persamaan akuntansinya sebagai berikut:
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 108108108
TOTAL AKTIVA - TOTAL KEWAJIBAN = MODAL PEMILIK
5.6.2 Teori entitas (entity theory)
Ketidakpuasan terhadap orientasi teori kepemilikan maka dikembangkan teori
entitas yang menekankan pada kekayaan yang dimiliki oleh suatu entitas
bersumber pada hutang dan ekuitas para pemilik yang merupakan para
investor.
Persamaan akuntansinya sebagai berikut :
TOTAL AKTIVA = TOTAL HUTANG + TOTAL EKUITAS
5.6.3 Teori ekuitas residual
Teori Ekuitas Residual adalah suatu varian/variabel yang berada antara Teori
Kepemilikan dengan Teori Entitas, yang dikembangkan oleh Staubus dan
dilanjutkan oleh Paton. Para pemilik ekuitas residual adalah kelompok
pemegang hak ekuitas yang paling berkuasa di antara semua pemilik hak yang
lain. Kelompok ini sebagai pemegang saham biasa yang dapat melakukan
perubahan atas kejadian seperti terjadinya reorganisasi.
Dilihat dari sisi resiko, pemegang saham biasa adalah pihak yang memiliki
resiko terbesar pada entitas. Kepentingan mereka adalah untuk memberikan
perlindungan kepada para pendiri entitas tersebut, seperti pemilik obligasi dan
pemegang saham preferen. Asumsi yang paling ditekankan atas teori Ekuitas
Residual adalah ketepatan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan,
seperti misalnya sangat dibutuhkan untuk memprediksi aliran kas, yang harus
disediakan kepada pemilik ekuitas residual. Persamaan neraca atas pendekatan
ini adalah;
TOTAL AKTIVA – (TOTAL HUTANG + TOTAL SAHAM PREFEREN) =
EKUITAS RESIDUAL.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 109109109
5.6.4 Teori dana
Teori dana, dikembankan oleh Vatter (1963), yang bertentangan dengan teori
entitas, dan teori kepemilikan karena kelemahan laten serta ketidak-
konsistenan kedua teori tersebut.
Dana adalah sekumpulan harta dan kewajiban yang ditujukan untuk tujuan
pasti, yang mana dapat atau tidak menimbulkan pendapatan.
Persamaan neracanya adalah;
TOTAL AKTIVA = TOTAL PEMBATASAN ATAS AKTIVA
Pembatasan atas aktiva timbul dari modal investasi dan kewajiban. Modal
investasi harus di jaga setidaknya ada pengesahan yang jelas untuk sebagian
atau seluruh likuiditas yang diberikan.
5.6.5 Teori Pimpinan
Golberg (1988) seorang akademisi terkemuka Australia mengusulkan teori
pemimpin. Golberg tidak nyaman dengan konsep-konsep seperti “dana dan
entitas”. Pemimpin adalah benar-benar kata lain dari manajemen dan dia
sangat perhatian pada kenyataan bahwa manajemen perlu informasi sehingga
hal ini dapat mengatasi fungsi perencanaan dan pengawasan pada prilaku
pemilik.
Oleh sebab itu, teori pemimpin dapat benar-benar menjadi sangat tepat bagi
akuntansi manajerial melebihi akuntansi keuangan, tetapi manajer pada
tugasnya harus menyambungkan pendapat pimpinan kepada investor.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 110110110
KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI KEUANGAN
MENURUT FASB
POKOK BAHASAN
6.1 Sifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual
6.1.1 Isu-isu kerangka konseptual
6.1.2 Konsep pemeliharaan modal (cost recovery)
6.1.3 Metode pengukuran
6.2 Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)
6.2.1 Statement of Financial Accounting Concept No.1
6.2.2 Statement of Financial Accounting Concept No.2
6.2.3 Statement of Financial Accounting Concept No. 5
6.2.4 Statement of Financial Accounting Concept No.6
6.2.5 Statement of Financial Accounting Concept No. 7
6.2.6 Statement of Financial Accounting Concept No. 8
Financial Accounting Standard Board (FASB) sebagai lembaga pengatur standar
yang melanjutkan tugas-tugas Accounting Principles Board (APB) lebih independen
karena tidak didirikan oleh AICPA seperti lembaga-lembaga pengatur standar
sebelumnya (CAP, APB). Lembaga ini berangkat dari penyusunan kerangka
konseptual akuntansi keuangan untuk mendapatkan cara-cara yang lebih tepat yang
berhubungan dengan, penyusunan standar, meningkatkan pemahaman pemakai dan
meningkatkan kepercayaan atas laporan keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 111111111
6.1 Sifat dan Isu-isu Kerangka Konseptual
Sejak berdiri pada tahun 1973, Financial Accounting Standard Board (FASB)
mengakui arti penting tujuan pelaporan keuangan dalam mengadopsi standar
keuangan. FASB juga mengakui bahwa keseluruhan problem penyusunan standar
tidak hanya tergantung pada tujuan, tetapi juga pada penetapan batang tubuh konsep.
Statemen-statemen FASB menjawab pengakuan, bahwa lembaga tersebut
berkomitmen mengatasi erosi kredibilitas pelaporan keuangan yang tampak dari
berbagai kritik dalam berbagai situasi, seperti:
a. Dua atau lebih metode akuntansi diterima untuk fakta yang sama.
b. Metode akuntansi yang kurang konservatif mendahului metode akuntansi yang
lebih konservatif.
c. Cadangan digunakan untuk melakukan perataan earnings secara artifisial.
d. Laporan keuangan gagal memberi sinyal akan kegentingan likuiditas pada masa
mendatang.
e. Penangguhan diikuti dengan penghapusan “big bath”.
f. Adanya optimisme yang berlebihan dalam mengestimasi kemampuan untuk
pemulihan kembali.
g. Off balance sheet financing adalah lazim.
h. Asersi tidak material yang sering digunakan untuk menjustifikasi tidak
diungkapkannya informasi yang tidak menyenangkan.
i. Bentuk mengungguli substansi.
Untuk melakukan koreksi dan untuk menyediakan cara yang lebih tepat dalam
penyusunan standar, serta untuk meningkatkan pemahaman pemakai dan kepercayaan
atas laporan keuangan, FASB melaksanakan proyek kerangka konseptual.
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong
standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan, akan mengidentifikasi sasaran
dan maksud akuntansi, sedang fundamental adalah konsep yang mendasari
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 112112112
akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat,
mengukur kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak
yang berkepentingan.
6.1.1 Isu-isu Kerangka Konseptual
Sebagai suatu sistem yang menghubungkan antara tujuan akuntansi keuangan
dengan konsep yang mengatur perlakuan akuntansi, terdapat beberapa isu yang perlu
mendapatkan pemahaman, sehingga arti dan hubungan antarlaporan dalam pelaporan
keuangan dapat lebih dipahami. Isu-isu yang dimaksud, antara lain:
a. Isu artikulasi.
Terdapat dua pandangan terkait dengan hubungan antara laporan posisi keuangan
neraca (balance sheet) dengan laporan laba rugi (income statement), yaitu:
– Pandangan yang menyatakan, bahwa laporan posisi keuangan (neraca) dengan
laporan laba rugi saling berhubungan (berartikulasi).
– Pandangan yang menyatakan, bahwa laporan posisi keuangan (neraca) dan
laporan laba rugi masing-masing berdiri sendiri atau tidak berartikulasi.
Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:
– Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet)
Pandangan aset-hutang disebut juga dengan pemeliharaan modal, yang berarti
revenue dan expense merupakan hasil dari perubahan aset dan hutang.
Revenue adalah peningkatan aset dan penurunan hutang. Expense adalah
penurunan aset dan peningkatan hutang. Peningkatan dan penurunan aset
bersih yang tidak dimasukkan dalam definisi earnings antar lain, kontribusi
modal, penarikan modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains serta
losses holding.
– Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement)
Pandangan pendapatan-biaya disebut juga pandangan laporan income atau
penandingan, yang berarti revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan
akan penandingan. Earnings merupakan perbedaan revenue dengan expenses
yang terjadi dalam menghasilkan revenue pada suatu periode. Penandingan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 113113113
merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas
dua tahap yaitu pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip
realisasi dan pengakuan expense dalam tiga cara, yaitu hubungan sebab akibat,
seperti kos barang terjual, alokasi yang rasional dan sistematis, seperti
depresiasi dan amortisasi serta pengakuan segera, seperti biaya administrasi
dan penjualan. Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuran earnings,
dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih. Neraca yang
meliputi beban tangguhan dan kredit, dipertimbangkan sebagai residual, dan
harus dibawa ke periode berikutnya untuk menjamin penandingan yang
memadai dan menghindari distorsi earnings.
Dari gambaran di atas, pandangan aset-hutang maupun pada pandangan
pendapatan-biaya menunjukkan bahwa, laporan laba-rugi berartikulasi dengan
laporan posisi keuangan. Artinya, bahwa keduanya merupakan bagian dari proses
pengukuran yang sama. Selisih antara revenue dan expenses ekuivalen dengan
peningkatan modal bersih.
Berbeda halnya dengan pandangan non-artikulasi yang mendasarkan
pada keyakinan, bahwa artikulasi mendorong pengulangan, karena kejadian yang
dilaporkan dalam laporan laba-rugi juga dilaporkan dalam neraca, meskipun dari
perspektif yang berbeda. Definisi aset dan hutang penting dalam penyajian posisi
keuangan dan definisi revenue dan expenses mendominasi pengukuran earnings.
Dua laporan keuangan tersebut memiliki eksistensi dan makna yang independen,
sehingga skema pengukuran yang berbeda digunakan oleh masing-masing
laporan.
Kritik terhadap artikulasi dari AAA dalam ASOBAT, sebagai berikut.
Tidak ada alasan yang logis mengapa laporan eksternal diharapkan
seimbang atau berartikulasi satu sama lain. Pada kenyataannya
keseimbangan yang dibuat dan artikulasi seringkali membatasi penyajian
informasi yang relevan. Mengungkapkan informasi yang relevan dengan
prosedur pengukuran yang memenuhi standar jauh lebih penting
dibandingkan dengan masalah artikulasi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 114114114
b. Isu definisi
Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh
suatu entitas. Sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di masa
mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara langsung atau
tidak langsung. Aset juga dibatasi untuk menyajikan sumber daya ekonomi yang
dimiliki entitas. Sumber daya ekonomi tersebut antara lain, sumber daya
produktif, hak kontrak atas sumber daya produktif, produk, uang, klaim untuk
menerima uang dan kepemilikan saham di entitas lain.
1) Sumber daya produktif suatu entitas (aset entitas)
Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang
didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item-item yang tidak
merepresentasikan sumber daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk
penandingan dan penentuan income secara memadai. Pandangan ketiga muncul
dari persepsi bahwa neraca tidak hanya sebagai laporan posisi keuangan, tetapi
juga sebagai laporan tentang sumber dan komposisi sekarang atas modal yang
diinvestasikan. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset
akan mempunyai karakteristik sebagai berikut.
− Aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.
− Manfaat potensial yang diperoleh entitas.
− Konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi aset.
− Cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang atau
masa lalu, transaksi pertukaran, transfer se arah dari pemilik, atau keuntungan
yang tidak diduga.
− Dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.
Definisi aset memberikan tingkat generalisasi aplikasi yang diperlukan kerangka
kerja konseptual yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
− Aset merepresentasikan sumber daya ekonomi yang seharusnya meliputi
beban tangguhan.
− Aset merepresentasikan aliran kas potensial suatu entitas.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 115115115
− Aset merepresentasikan manfaat potensial yang dapat diperoleh oleh entitas.
− Aset merepresentasikan himpunan legal manfaat tertentu sebagai hasil
transaksi sekarang atau masa lalu dan meliputi keseluruhan komitmen.
− Dapat ditukarkan kecuali untuk beban tangguhan, untuk menjaga aset tidak
berwujud sebagai aset dan untuk mengeluarkan beban tangguhan.
2) Asal sumber daya atau hutang entitas
Menurut pandangan neraca, hutang adalah kewajiban entitas untuk
mentransfer sumber daya ekonomi ke pihak lain di masa mendatang.
Menurut pandangan laba-rugi, hutang tidak hanya meliputi hutang yang didefinisi
oleh pandangan neraca, tetapi juga kredit tangguhan dan cadangan yang tidak
merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi tetapi
diperlukan untuk penandingan dan penentuan income dengan memadai.
Pandangan ketiga atas hutang muncul dari persepsi neraca sebagai sumber
dan komposisi modal yang dimiliki entitas. Hutang dianggap sebagai sumber
modal, dan meliputi kredit tangguhan dan cadangan yang tidak merepresentasikan
kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi. Definisi hutang jika
mengabaikan “kredit tangguhan” adalah;
− Hutang adalah pengorbanan sumber daya ekonomi suatu entitas di masa yang
akan datang.
− Hutang merepresentasikan kewajiban tertentu entitas.
− Hutang mungkin dibatasi pada hutang legal.
− Hutang merupakan hasil transaksi atau kejadian sekarang atau di masa lalu.
APB Statement No 4 menyatakan, bahwa kewajiban ekonomi suatu entitas pada
waktu tertentu adalah merepresentasikan kewajiban untuk mentransfer sumber
daya ekonomi atau untuk menyediakan jasa pada pihak lain di masa mendatang.
Kewajiban biasanya timbul karena entitas telah menerima sumber daya dari pihak
lain melalui pembelian ataupun pinjaman. Beberapa kewajiban timbul dengan
makna yang lain, sebagai contoh, melalui pembebanan pajak atau tindakan legal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 116116116
Kewajiban adalah klaim umum terhadap entitas, dan bukan klaim atas sumber
daya spesifik milik entitas, kecuali istilah kewajiban atau aturan legal yang
diterapkan menyatakan sebaliknya. Definisi yang seharusnya terkandung dalam
substansi definisi hutang dalam kerangka konseptual untuk akuntansi keuangan
dan pelaporan adalah definisi yang memberi generalitas aplikasi yang diperlukan
oleh sebuah kerangka kerja konseptual.
3) Kinerja entitas (earnings)
Menurut pandangan neraca, earnings adalah peningkatan dalam aset bersih
suatu entitas kecuali perubahan modal.
Menurut pandangan laba-rugi, earnings merupakan hasil proses penandingan
antara revenue dan expense.
a) Revenue dan expenses
Menurut pandangan neraca, revenue yang meliputi gains dan losses,
didefinisikan sebagai peningkatan dalam aset atau penurunan dalam hutang
yang tidak mempengaruhi modal. Sedang expenses meliputi gains dan losses
didefinisi sebagai penurunan sumberdaya ekonomi dan jasa selama periode
tertentu.
Menurut pandangan laba-rugi, gains dan losses mencakup hasil penjualan
barang dan jasa, termasuk gains dari penjualan serta pertukaran aset selain
persediaan, bunga dan deviden yang diperoleh dari investasi, dan peningkatan
lain dalam ekuitas pemilik selama satu periode selain kontribusi modal dan
penyesuaian. Sedangkan expense meliputi semua kos yang sudah digunakan
untuk menghasilkan revenue pada suatu periode. Jika gains dan losses
didefinisi sebagai elemen yang terpisah dari earnings, maka revenue didefinisi
sebagai ukuran out put yang merupakan hasil dari memproduksi atau menjual
barang dan memberikan jasa selama satu periode. Expense adalah kos yang
telah digunakan untuk menghasilkan revenue selama satu periode. Definisi
yang dihasilkan oleh pandangan laba-rugi tergantung pada item-item yang
diyakini sebagai revenue dan expenses. Sebagai hasilnya, pandangan laba-rugi
terhadap earnings dan definisi salanjutnya dari revenue dan expense
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 117117117
dipandang kurang memiliki generalitas aplikasi seperti yang dibutuhkan dalam
kerangka konseptual.
b) Gains dan losses
Menurut pandangan neraca, gains didefinisikan sebagai peningkatan dalam
aset bersih selain peningkatan dalam revenue atau dari perubahan dalam
modal. Sedang losses didefinisikan sebagai penurunan aset bersih selain
penurunan dalam expenses dan perubahan dalam modal. Jadi gains dan losses
dianggap bagian earnings yang tidak dijelaskan oleh revenue dan expenses.
Menurut pandangan laba-rugi, gains didefinisikan sebagai kelebihan hasil di
atas aset terjual, atau keuntungan yang tidak diduga, atau manfaat lain yang
diperoleh tanpa kos atau pengorbanan. Sedangkan losses didefinisikan sebagai
kekurangan hasil atas assets yang terjual, atau keseluruhan atau sebagian rusak
karena bencana (atau selain write-off), atau kos yang telah digunakan bukan
untuk menghasilkan revenue.
Menurut pandangan ini gains dan losses adalah independen dari definisi
elemen lain dalam laporan keuangan.
c) Konsep earnings dan komponennya
Konsep earnings membahas hubungan utama antara earnings dan komponen-
komponennya sebagai berikut.
Earnings = revenue – expenses + gains – losses ( 1 )
Dalam hubungan ini setiap komponen yang membentuk earnings adalah
terpisah dan pemisahan ini dibutuhkan untuk kepentingan mendefinisikan
earnings. Pemisahan sumber earnings tersebut menyediakan fleksibilitas yang
lebih besar dalam klasifikasi dan analisis kinerja entitas.
Konsep ini sangat baik menurut pandangan neraca maupun pandangan laba-
rugi karena memungkinkan melakukan identifikasi dan pengungkapan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 118118118
terhadap keuntungan (gains) yang tidak terduga dan bencana (losses) yang
dialami entitas.
Earnings = revenue – expenses ( 2 )
Dalam konsep ini gains dan losses tidak dipisahkan dari revenue maupun dari
expenses sehingga terdapat kesan bahwa definisi earnings tidak dianggap
penting. Semua peningkatan dan penurunan diperlakukan sama sebagai
revenue dan expenses dan perlakuan ini tidak sesuai dengan definisi gains dan
losses jika terjadi keuntungan yang tidak terduga dan bencana yang dialami
entitas maupun gains dan losses holding.
Earnings = revenue (termasuk gains) – expenses (termasuk losses) ( 3 )
Dalam konsep ini kendati gains dan losses merupakan konsep yang terpisah,
namun keduanya merupakan bagian dari revenue dan expenses. Konsep ini
memiliki keuntungan yang sama dengan hubungan pertama, dan terhindar dari
kerugian seperti pada konsep hubungan earnings yang kedua. Definisi revenue
dan income harus campuran dari perkiraan-perkiraan yang berbeda dan
memerlukan identifikasi lengkap termasuk daftar perkiraan yang termasuk
dalam katagori revenue, expense, gains dan losses.
4) Akuntansi akrual
Perkiraan-perkiraan yang disepakati dan dimiliki oleh suatu entitas dihitung
dan dimasukkan dalam laporan keuangan melalui penggunaan akuntansi akrual.
Akuntansi akrual didasarkan pada konsep akrual, tangguhan (defferal), alokasi,
amortisasi, realisasi dan pengakuan. FASB memberikan definisi konsep-konsep
tersebut sebagai berikut.
a) Akrual
Akrual adalah proses akuntansi dalam pengakuan kejadian non-kas dan
keadaan-keadaan yang terjadi secara spesifik. Akrual meminta pengakuan
revenue dan peningkatan aset maupun expense dan peningkatan hutang dalam
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 119119119
jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam bentuk kas di masa
mendatang.
b) Tangguhan
Tangguhan adalah proses akuntansi yang terkait dengan pengakuan hutang
dan penerimaan kas sekarang atau aset dengan pembayaran kas sekarang (atau
hutang yang terjadi sekarang) dengan harapan berdampak pada revenue dan
expenses di masa datang.
c) Alokasi
Alokasi adalah proses akuntansi dalam pembebanan dan pendistribusian suatu
jumlah sesuai rencana atau fomula tertentu. Alokasi lebih luas dari amortisasi,
karena amortisasi merupakan proses dari alokasi.
d) Amortisasi
Amortisasi adalah proses akuntansi yang secara sistematis mengurangi jumlah
dengan pembayaran periodik atau melakukan pencatatan saja.
e) Realisasi
Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya non-kas dan hak menjadi
uang. Penggunaan akrual lebih tepat dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
merujuk pada penjualan aset dengan kas atau klaim atas kas. Istilah yang
terkait adalah “realized” dan “unrealied”, yang mengidentifikasi revenue atau
gains dan losses pada aset yang dijual atau tidak dijual.
f) Pengakuan
Pengakuan adalah proses pencatatan secara formal atau pemasukan item-item
dalam akun dan laporan keuangan entitas. Jadi suatu elemen dapat diakui
(dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat).
c. Konsep pemeliharaan modal (cost recovery)
Isu kerangka konseptual, terkait dengan konsep pemeliharaan modal yang
memungkinkan kita membuat perbedaan antara return on capital atau earnings
dan return of capital atau cost recovery. Earnings berasal dari pemulihan atau
pemeliharaan modal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 120
Terdapat dua konsep pemeliharaan modal, yaitu konsep modal keuangan dan
modal fisik. Kedua konsep tersebut menggunakan pengukuran unit moneter atau
unit daya beli umum yang sama dan menghasilkan empat konsep pemeliharaan
modal yaitu;
– Modal keuangan yang diukur dengan unit moneter atau uang
– Modal keuangan yang diukur dengan daya beli umum yang sama
– Modal fisik yang diukur dengan unit uang
– Modal fisik yang diukur dengan daya beli umum yang sama
Comprehensive income adalah return modal keuangan, dibedakan dari return pada
modal fisik. Perbedaan penting dari konsep ini adalah “holding gains dan losses”
dimasukkan ke dalam income menurut konsep modal keuangan, tetapi
diperlakukan sebagai “penyesuaian pemeliharaan modal” menurut konsep modal
fisik.
d. Metode Pengukuran
Isu metode pengukuran terkait dengan penentuan unit ukuran maupun atribut yang
diukur. Terkait dengan unit ukuran, pilihannya adalah antara pola aktual dan pola
yang disesuaikan dengan daya beli umum. Terdapat lima pilihan metode
pengukuran terkait dengan atribut yang akan diukur, yaitu:
– Metode kos historis
– Kos sekarang
– Nilai keluaran/jual sekarang
– Nilai sekarang/jual harapan
– Nilai sekarang dari aliran kas harapan.
6.2 Statement Of Financial Accounting Concept (SFAC) Financial Accounting Standar Board (FASB) merupakan lembaga pengatur
standar akuntansi keuangan (dewan standar) yang dipercaya untuk mengatur standar
akuntansi keuangan di Amerika Serikat sejak tahun 1973. Lembaga ini menggantikan
posisi APB yang merupakan lembaga pengatur standar sebelumnya. Sejak berdiri
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 121121121
FASB telah mengeluarkan 8 (delapan) pernyataan keuangan (Statement Financial
Accounting Concept) sebagai berikut.
1. Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises pada bulan November
1978 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 1.
2. Qualitative Characteristics of Accounting Information pada bulan Mei 1980 yang
dikenal dengan sebutan SFAC no. 2.
3. Elements of Financial Statements of Business Enterprises pada bulan Desember
1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 3.
4. Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations bulan Desember
1980 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 4
5. Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises
bulan Desember 1984 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 5.
6. Elements of Financial Statements a replacement of FASB Concepts Statement no.
3 (incorporating an amendment of FASB Concepts Statement No.3) bulan
December 1985 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 6.
7. Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurements
bulan February 2000 yang dikenal dengan sebutan SFAC no. 7.
8. Conceptual Framework for Financial Reporting bulan September 2010 yang
dikenal dengan SFAC no.8. Konsep ini merupakan pengganti SFAC no. 1 dan
SFAC no.2.
6.2.1 SFAC No.1.
Tujuan pelaporan keuangan oleh entitas bisnis (The Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises)
Laporan keuangan merupakan bentuk utama dari pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang sering disajikan dan dikomunikasikan kepada pihak luar
antara lain, Neraca atau laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi atau laporan
penerimaan, laporan laba ditahan, laporan perubahan modal dan laporan perubahan
posisi keuangan. Pelaporan keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan, tetapi
juga pengertian lain dari komunikasi informasi yang berhubungan baik langsung
maupun tidak langsung dengan bentuk informasi yang disediakan oleh sistem
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 122122122
akuntansi, yaitu informasi tentang sumber daya, kewajiban, laba suatu entitas bisnis
dan sebagainya. Pelaporan keuangan sendiri bukanlah suatu tujuan, tetapi pelaporan
dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan
keputusan bisnis dan ekonomik sebagai suatu pilihan rasional diantara alternatif yang
ada dengan kendala kelangkaan sumber daya.
Di samping itu, tujuan pelaporan keuangan tidak bersifat kebal (immutable),
tetapi sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis dan sosial
serta dipengaruhi juga oleh karakteristik dan keterbatasan jenis informasi yang dapat
disajikan oleh laporan keuangan tersebut, antara lain;
a. Informasi yang dihasilkan hanyalah kualitatif yang diwujudkan dalam bentuk
uang yang mengarah ke entitas bisnis individual.
b. Informasi yang disediakan sering merupakan hasil dari pendekatan dan estimasi,
bukan murni atas kejadian transaksi masa lalu (historis).
c. Informasi yang disediakan hanya merupakan salah satu informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan, sehingga tidak mencakup seluruh
informasi yang dibutuhkan.
d. Pihak–pihak yang berkepentingan dengan pelaporan keuangan adalah mereka
yang memerlukannya untuk pengambilan keputusan ekonomik, antara lain;
– Pemilik (owners) dan karyawan.
– Suplier dan kreditur.
– Investor dan kreditor potensial.
– Analisis keuangan, advisor, pialang, penjamin emisi dan Bapepam.
– Penguasa perpajakan.
– Penguasa perundang–undangan.
– Asosiasi dagang.
– Pencari peluang–peluang bisnis (business researcher).
– Dosen dan mahasiswa.
– Pengacara, ahli ekonomi, serta masyarakat umum.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 123123123
Fokus dan tujuan utama pelaporan keuangan
Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai prestasi suatu entitas
bisnis yang diukur dengan laba dan komponen–komponennya.
Informasi tentang laba yang dicapai oleh suatu entitas bisnis didasarkan pada
akuntansi akrual. Pada umumnya informasi ini memberikan indikasi yang lebih baik
tentang kemampuan entitas tersebut sekarang dan seterusnya untuk menghasilkan arus
kas yang menguntungkan dari pada informasi yang terbatas pada pengaruh keuangan
dari penerimaan dan pembayaran kas. Pelaporan keuangan terdiri dari aspek internal
dan aspek eksternal, dan pernyataan ini memfokuskan pada aspek eksternal. Tujuan
statemen ini, yaitu menggambarkan kegunaan umum pelaporan keuangan eksternal.
Kegunaan umum pelaporan keuangan eksternal adalah mengarahkan pada
kepentingan umum dari berbagai pengguna potensial sesuai kemampuan entitas bisnis
tersebut untuk menjeneralisir arus kas yang menguntungkan. Cakupan atau skup
pelaporan keuangan oleh entitas bisnis dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6.1
Skup atau cakupan pelaporan keuangan sebagai berikut.
Sumber. Wolk dkk
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 124124124
Tujuan pelaporan keuangan oleh suatu entitas bisnis sebagai berikut.
a. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna untuk
investor sekarang dan investor potensial dan kreditur dan pengguna lain dalam
memutuskan investasi yang rasional, kredit dan keputusan sejenis. Pernyataan ini
digunakan dalam kondisi investor dan kreditor secara umum. Investor perorangan,
kreditor dan pengguna potensial lain informasi keuangan harus memahami
keragaman tingkat lingkungan bisnis dan ekonomi, aktivitas bisnis, pasar
sekuritas, dan permasalahan lainnya.
b. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi untuk membantu para
investor saat ini dan yang potensial, kreditor dan pengguna lain dalam mengetahui
jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif atas deviden
atau bunga dan prosed (proceed) atas penjualan atau jatuh temponya sekuritas
atau pinjaman.
Persetujuan masyarakat dalam menginvestasikan, meminjamkan dan kegiatan lain
yang sejenis terutama untuk meningkatkan sumberdaya kas mereka. Uji
kesuksesan (kegagalan) dari aktivitas tersebut adalah pengembalian lebih banyak
(lebih sedikit) daripada biaya Badan usaha, seperti investor dan kreditor
menginvestasikan kas dalam sumberdaya nonkas untuk menghasilkan lebih
banyak kas/uang.
c. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomi suatu entitas, klaim atas sumberdaya tersebut dan efek transaksi dan
kegiatan yang mengubah sumber daya dan klaim atas sumberdaya tersebut.
Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomis,
kewajiban dan ekuitas suatu entitas.
Informasi tersebut membantu investor, kreditor dan pihak lainnya
mengidentifikasi kekuatan keuangan entitas dan kelemahannya serta mengetahui
likuiditas dan solvabilitasnya (Economics Resources, Obliogations, and Owners’
Equity).
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 125125125
6.2.2 SFAC No. 2. Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan (Qualitative Characteristics of Accounting Information)
Statemen ini bertujuan untuk memberikan karakteristik kualitas yang harus
dimiliki oleh informasi akuntansi sehingga informasi tersebut menjadi lebih
bermanfaat. Materialitas merupakan pernyataan atas kepentingan relatif dan
merupakan pertimbangan mendasar yang harus diberikan untuk melihat apakah
informasi mempunyai dampak yang signifikan (material) terhadap keputusan atau
tidak. Hierarki kualitas yang diisyaratkan untuk informasi akuntansi sebagai berikut.
Gambar. 6.2
A Hierarchy of Accounting Qualities
Pemakai Informasi
Akuntansi
Batasan Pervasive
Pembuat keputusan dan
karakteristiknya (sebagai contoh
pemahaman atau pengetahuan)
Benefit > Cost
Kualitas khusus
pemakai
Dapat dipahami
Decision usefulness
Kualitas khusus
keputusan primer
Relevan
Reliabel
Isi kualitas
primer
Tepat waktu
Dapat di
verifikasi
Representasi
yang tepat
Nilai prediksi
Kualitas sekunder
Dan interaktif
Batas pengakuan.
Nilai umpan
balik
Dapat dibandingkan
(termasuk konsistensi)
Netral
Materialitas
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 126126126
Gambar di atas menunjukkan karakteristik yang membuat informasi menjadi lebih
bermanfaat dengan melihat dari sisi hierarki kualitas informasi, sehingga dapat
ditentukan informasi yang bermanfaat untuk keputusan, juga kualitas yang
diutamakan. Hierarki tersebut memiliki keterbatasan, yaitu tidak menetapkan prioritas
diantara kualitas tersebut. Pertimbangan pembuat keputusan dalam menentukan
informasi yang bermanfaat dihubungkan dengan keputusan yang dibuat, metode,
informasi dari sumber lainnya dan kapasitas pembuatan keputusan untuk memproses
informasi. Di lain pihak, kemampuan memahami informasi berhubungan dengan
karakteristik si pembuat keputusan.
Relevansi informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dan disajikan dalam bentuk pelaporan
keuangan eksternal dapat menjadi kurang berguna bagi para pemegang saham, juga
bagi publik yang membutuhkannya, karena mereka tidak memahaminya. Informasi
bisa menjadi relevan terhadap situasi, walaupun ia tidak dipahami oleh orang yang
mengkonfrontasi situasi. Begitulah, informasi bisa berguna ke pengguna utama
walaupun ia relevan terhadap situasi yang dihadapi pengguna. Informasi yang tidak
dapat dipahami, seperti informasi yang tidak tersedia, bisa menjadi relevan, tetapi
relevansinya akan dibuang karena kapasitasnya untuk membuat perbedaan tidak
dimanfaatkan.
Informasi yang disediakan malalui laporan keuangan harus memiliki sifat
komprehensip khususnya bagi mereka yang memahami bisnis dan kegiatan ekonomi.
Pengguna harus mempelajari ekonomi dengan diligensi yang masuk akal, sehingga
mereka mampu memahami kualitas yang sama dari informasi. Informasi keuangan
harus relevan dan dapat dipercaya untuk bisa digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomik, dan laporan keuangan bisa memiliki kedua karakteristik tersebut
melalui derajat variasi.
Relevansi berhubungan dengan kepuasan dalam arti informasi harus atau
tentu saja menjadi logis jika dihubungkan dengan keputusan-keputusan agar menjadi
relevan terhadapnya. Menjadi relevan bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya
untuk keputusan investasi, kredit dan keputusan serupa lainnya, informasi keuangan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 127127127
harus mampu membuat sebuah perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu
pengguna untuk membentuk prediksi tentang hasil dari masa lalu, saat ini dan yang
akan datang atau untuk mengkonfirmasikan atau mengkoreksi harapan.
Informasi diperlukan tidak hanya untuk menjadi prediksi kejadian mendatang
atau bermanfaat untuk pembentukan konfirmasi atau pengubah harapan tentang
kejadian mendatang atau hasil mendatang. Informasi tentang keadaan saat ini terkait
dengan sumber ekonomi atau kewajiban atau tentang usaha masa lalu umumnya
merupakan dasar untuk pengalaman. Informasi dapat memperkuat harapan atau
merubah mereka. Jika memperkuat harapan, maka akan meningkatkan probabilitas
bahwa hasil yang akan diperoleh akan sama dengan apa yang diharapakan
sebelumnya. Jika mengubah harapan, maka hal tersebut juga akan merubah
probabilitas kemungkinan harapan sebelumnya.
Informasi adalah relevan jika derajat ketidakpastian tentang hasil keputusan yang
telah dibuat didukung atau berubah dengan adanya informasi baru.
Nilai umpan balik dan nilai prediksi sebagai unsur-unsur relevan
Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan
kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi (predictive) atau dengan
membetulkan harapan awal mereka (feedback). Biasanya informasi akuntansi
bukanlah satu-satunya karena pengetahuan tentang dampak dari tindakan yang telah
dilakukan akan meningkatkan kemampuan dari pengambil keputusan untuk
memprediksi hasil.
Informasi akan relevan dalam situasi tertentu jika informasi tersebut dapat
mengurangi ketidakjelasan tentang situasi yang ada. Informasi berpengaruh terhadap
perilaku manusia dan karena orang berbeda dapat bereaksi secara berbeda terhadap
informasi tersebut, maka informasi keuangan tidak dapat dievaluasi dengan cara
sebatas kebenaran peramalan atas dasar informasi tersebut.
Nilai prediktif (predictive value) merupakan pertimbangan yang penting dalam
memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan. Nilai prediksi tidak
dapat ditentukan nilainya dalam bentuk abstrak. Nilai prediksi tersebut haruslah
diubah dalam bentuk prediksi dan sifat dari transformasi tersebut sama dengan data
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 128128128
yang digunakan untuk menentukan keluaran. Di sisi yang lain, mutu informasi
memungkinkan para pemakai untuk mengkonfirmasikan atau mengoreksi harapan
yang terlebih dahulu sudah diputuskan (feedback value). Karena informasi
berpengaruh pada perilaku manusia dan karena orang yang berbeda dapat bereaksi
secara berbeda terhadap informasi tersebut, maka informasi keuangan tidak dapat
dievaluasi dengan cara sebatas kebenaran peramalan yang mengandalkan informasi
tersebut. Predictive value adalah pertimbangan yang penting dalam memisahkan
informasi akuntansi relevan dan tidak relevan.
Ketepat waktuan (timeliness)
Timeliness adalah aspek pendukung relevansi. Ketika informasi tidak tersedia saat
dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi
tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakkan masa depan. Informasi tersebut
memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.
Timeliness berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan
sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam memperngaruhi
keputusan. Timeliness sendiri tidak dapat membuat informasi relevan, tetapi
kurangnya timeliness dapat membuat informasi kehilangan relevansinya.
Jadi ada derajat timeliness. Dalam sejumlah situasi, kapasitas dari informasi
untuk berpengaruh terhadap keputusan dapat hilang dengan cepat. Laporan rutin oleh
suatu entitas bisnis atas hasil tahunannya dapat memiliki waktu yang lebih lama untuk
kehilangan relevansi dan kegunaan atas informasinya. Diperolehnya relevansi dari
peningkatan timeliness dapat berdampak pada berkurangnya karakteristik informasi
yang lain yang diharapkan dan akibatnya berhubungan dengan keseluruhan kegunaan
yang diperoleh atau hilang.
Keandalan informasi (reliablelity)
Informasi haruslah andal (reliable) sebagaimana halnya opini tentang relevansi yang
merupakan central akuntansi. Jadi penting untuk memahami mengenai sifat dari klaim
yang harus dibuat untuk angka akuntansi sehingga dapat didiskripsikan secara
reliable.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 129129129
Pengukuran reliabilitas mengacu pada kejujuran. Reliabelitas bertujuan untuk
mengambarkan, memberikan jaminan kepada pemakai melalui verifikasi bahwa hal
tersebut mengambarkan kualitas informasi. Dua arti yang berbeda dari reliabilitas
dapat dipisahkan dan diilustrasikan dengan mempertimbangkan apa yang diartikan
sebagai reliable sebagai berikut.
– Pertama, keefektifan berhubungan dengan kualitas informasi yang diperlukan
tetapi dalam konteks akuntansi disebut dengan relevansi. Bukanlah hal mudah
memisahkan reliabilitas dan relevansi.
– Kedua, reliabilitas dalam pernyataan ini tidak berimplikasi apapun terhadap
efektivitas. Informasi akuntansi yang reliabel terhadap pemakai dapat tergantung
pada informasi tersebut yang menyatakan kondisi dan kejadian ekonomi yang
digambarkan. Reliabilitas informasi akuntansi ditunjukkan oleh 2 (dua)
karakteristik yaitu “representational faithfulness” dan verifiability. Netralitas atas
informasi juga terkait dengan 2 karakteristik sehingga berpengaruh terhadap
manfaatnya.
Representational Faithfullness
Representational faithfullness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara
pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan. Dalam akuntansi
fenomena yang digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan
kejadian yang merubah sumberdaya dan kewajiban entitas. Kadang informasi tidak
reliable (andal) karena kesalahan interpretasi. Ketidak andalan informasi tidaklah
mudah dideteksi, tetapi ketika terdeteksi sifatnya tidak mudah untuk disangkal.
Kos perolehan aktiva sering lebih mudah ditentukan tetapi tidak semuanya
seperti itu, seperti misalnya, pembelian aktiva secara lumpsum dengan harga tertentu,
kos dari akusisi non kas, aset dikonversi majadi aset lain dalam suatu entitas. Semua
aset tersebut dinilai berdasarkan convention costing. Dengan batasan GAAP, semua
kos dari aset diatas tidak faithfullness mengambarkan kos aktiva yang dimiliki.
Penentuan kos menjadi lebih sulit saat aset tersebut tangible. Jika ada sejumlah
pembelian pada tingkat harga yang berbeda dan dilakukan pada tanggal yang berbeda,
maka hanya dengan mengadopsi sejumlah konvensi (LIFO, FIFO) dapat dilakukan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 130130130
penilaian atas aset yang masih ada ditangan atau yang masih dimiliki oleh suatu
entitas. Ketidakberadaan harga pasar untuk aset menjadikan representational
faithfulness yang dinyatakan dalam current cost/fair values dari aset juga membawa
kesulitan. Dengan makin kompleksnya konsep akuntansi, penilaian faithfullness dari
pengambaran fenomena ekonomi secara akuntansi menjadi lebih sulit, demikian juga
pemisahan relevansi dan efektivitas dalam reliabilitas juga menjadi lebih sulit.
6.2.3 SFAC No. 5.
Pengakuan dan Pengukuran dalam Laporan Keuangan
Suatu Entitas Bisnis (Recognation and Measurement in Financial Statements of
Business Enterprises)
Memasukkan isu-isu pengukuran yang berhubungan dengan pengakuan suatu
kejadian ekonomik dalam suatu entitas bisnis menjadi penting untuk diungkapkan
supaya para pemakai informasi tidak disesatkan oleh informasi-informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan. Artinya, kriteria dan petunjuk pengakuan
(recognition) yang seharusnya dimasukkan secara formal dan pengakuan tersebut
haruslah konsisten dengan praktek yang berlangsung serta tidak mengimplikasikan
perubahan yang radikal.
Konsep pengakuan dan pengukuran
Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke
dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya
atau sejenisnya. Pengukuran, merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut
pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi. Konsep pengakuan dan
pengukuran dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut.
a. Sebagai kesatuan fundamental mengenai kriteria dan pedoman pengakuan
terhadap informasi yang secara formal harus dimasukkan kedalam laporan
keuangan, serta untuk menentukan kontribusi laporan keuangan terhadap tujuan
pelaporan keuangan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 131131131
b. Untuk memenuhi maksud tersebut, dirumuskan kreteria dan pedoman umum yang
konsisten dengan praktik akuntansi.
c. Pengungkapan yang cukup, bentuk disclousure atas laporan keuangan diusahakan
dengan meyampaikan informasi dengan pengungkapan yang cukup memadai.
Pengungkapan informasi dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu bentuk catatan
atau dalam tanda kurung (note or parenthetically) antara lain untuk,
kebijaksanaan akuntansi, alternatif pengukuran aktiva atau kewajiban, serta
penjelasan atas kebijaksanaan akuntansi yang dipergunakan. Bentuk yang kedua
dapat mengambil informasi tambahan (supplementary information) yang
berhubungan dengan penyesuaian karena perubahan harga, analisis dan diskusi
manajemen, surat kepada para pemegang saham, dan informasi relevan lainnya.
Keseluruhan informasi dalam pelaporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan di bidang: investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang
sejenis. Keseluruhan informasi tersebut tercermin dalam fullset laporan keuangan
formal yang terdiri dari, neraca, perhitungan laba-rugi, laba komprehensif, laporan
arus kas dan investasi serta distribusinya kepada para pemilik; informasi keuangan
lainnya dan informasi non keuangan.
Kriteria pengakuan dan pengukuran
Kriteria merupakan kelompok terakhir dalam laporan keuangan yang digunakan untuk
menyajikan arah pemecahan masalah yang meliputi pengakuan dan pengukuran
beberapa kejadian yang mempengaruhi aset, kewajiban, atau modal yang diakui
dalam laporan keuangan pada saat terjadinya. Kriteria pengakuan fundamental suatu
transaksi atau kejadian ekonomik menurut SFAC No. 5 adalah sebagai berikut.
a. Definisi (definition), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan (sebagai aktiva,
hutang dan modal) suatu perkiraan harus memenuhi definisi elemen laporan
keuangan pada SFAC No.6.
b. Keterukuran (meansurability), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan, suatu
perkiraan harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur dalam unit moneter
dengan reliabilitas yang memadai.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 132132132
c. Relevan (relevance), merupakan karakteristik kualitatif. Untuk menjadi relevan,
informasi harus memiliki nilai umpan balik atau nilai prediksi bagi pemakai serta
harus tepat waktu. Relevansi seharusnya dievaluasi dalam konteks yang sesuai
dengan tujuan utama pelaporan keuangan, yaitu menyediakan informasi yang
berguna dalam pembuatan keputusan untuk investasi, credit, keputusan lainnya.
Selain itu, relevansi dievaluasi dalam konteks yang lengkap dari laporan keuangan
sehingga memberikan kontibusi dalam pengambilan keputusan.
d. Keandalan (reliability), merupakan karakteristik kualitatif utama yang lainnya.
Untuk menjadi reliabel, informasi harus disajikan secara jujur, verifiable dan
netral serta tidak bias sehingga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan.
Reliabilitas mempengaruhi waktu pengakuan. Tersedianya informasi pertama
mungkin telah dihasilkan dalam aset, kewajiban atau perubahan ketidak tentuan
waktu pengakuan.
Atribut-atribut pengukuran akuntansi yang digunakan setelah kejadian ekonomik
suatu entitas diakui. Informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan bisa
diukur dengan atribut yang berbeda, tergantung pada sifat dari item tersebut serta
pengukurannya dengan atribut yang relevan. Pengukuran yang selama ini dijumpai
dan atau digunakan dalam praktik akuntansi serta direkomentasi oleh FASB adalah
sebagai berikut.
a. Harga perolehan (historical cost): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas,
atau ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva atau terjadinya
hutang.
b. Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost): aktiva dan hutang diakui
sebesar jumlah kas, atau ekuivalennya yang harus dibayar jika aset yang sama
atau ekuivalen diperoleh sekarang.
c. Nilai pasar (current market value): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas
atau ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual.
d. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable or settlement value): jumlah
kas atau ekuivalennya yang tidak didiskon di mana aktiva dan hutang diharapkan
untuk dikonversi dengan jumlah tersebut dimasa yang akan datang.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 133133133
e. Nilai sekarang atau nilai yang telah diidiskontokan dari nilai arus kas di masa
yang akan datang (present or discounted value of future cash flows): nilai arus kas
masuk dimasa datang yang didiskontokan yang akan digunakan sebagai dasar
konversi aktiva dan hutang.
6.2.4 SFAC No. 6.
Elemen-elemen Laporan Keuangan
(Elements of Financial Statements)
Ruang lingkup dan isi dari pelaporan keuangan menurut SFAC No.6
berhubungan erat dengan proses pengakuan. Pengakuan berkaitan dengan elemen-
elemen mana yang dimasukan ke dalam financial statement termasuk atributnya yang
harus diukur. Pengakuan berkaitan dengan bagaimana infomasi tersebut
diklasifikasikan dan disajikan. Untuk bisa dimasukan sebagai bagian financial
statement suatu transaksi tidak hanya harus memenuhi definisi elemen, tetapi juga
harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran yang andal. Unsur-unsur laporan
keuangan terbagi atas dua bagian, yaitu;
a. Bagian pertama terdiri atas tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban dan modal yang
menggambarkan tingkat atau jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaim pada
suatu saat.
b. Bagian kedua terdiri atas tujuh elemen, yaitu laba komprehensif dengan
komponen pendapatan, biaya, untung dan rugi, serta investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik.
Detail unsur-unsur laporan keuangan sebagai berikut:
a. Aktiva adalah manfaat ekonomis yang mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh
entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian di masa lalu.
b. Kewajiban pengorbanan manfaat ekonomis yang mungkin terjadi di masa datang,
yang timbul dari kewajiban saat ini pada entitas tertentu, untuk mentransfer aktiva
atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang sebagai akibat
transaksi atau kejadian di masa lalu.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 134134134
c. Modal atau aktiva bersih merupakan nilai sisa aktiva suatu entitas setelah
dikurangi dengan kewajiban. Dalam suatu entitas bisnis modal adalah kepentingan
pemilik, dan dalam organisasi nirlaba tidak terdapat kepentingan kepemilikan
yang sama seperti halnya dalam entitas bisnis.
d. Investasi oleh para pemilik akan meningkatkan jumlah modal dari suatu entitas
bisnis dapat melalui transfer dari entitas lain sehingga memberikan nilai atau
peningkatan kepentingan kepemilikan dalam kelompok entitas tersebut. Pemilik
modal biasanya menerima aktiva atas investasi yang dilakukan atau bentuk lain
berupa pelayanan jasa, kepuasan, kompensasi atau kewajiban entitas tersebut.
e. Distribusi kepada para pemilik akan menurunkan jumlah modal dari suatu entitas
bisnis dapat melalui pemindahan aktiva, pelayanan jasa atau pengeluaran
kewajiban oleh suatu entitas kepada para pemilik. Distribusi kepada para pemilik
dapat mengurangi kepemilikan dalam suatu entitas bisnis.
f. Laba komprehensif adalah jumlah perubahan modal suatu entitas bisnis dalam
satu periode dari transaksi atau kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.
g. Pendapatan merupakan arus kas masuk atau kenaikan-kenaikan lain atas aktiva
suatu entitas atau pelunasan hutangnya (kombinasi keduanya) selama satu periode
tertentu yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa atau
pelaksanaan aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama dan masih
berlangsung dari entitas tersebut.
h. Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau penggunaan lain aktiva atau timbulnya
hutang (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang berasal
dari pengiriman atau pembuatan barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan
aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan utama yang masih berlangsung dari
entitas tersebut.
i. Keuntungan (gain) adalah kenaikan dalam ekuitas (aktiva bersih ) dari transaksi–
transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainya
atau kejadian–kejadian serta keadaan lainya yang mempengaruhi entitas tersebut
selama satu periode, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh
pemilik.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 135135135
j. Kerugian (losses) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi–
transaksi tambahan atau insidental suatu entitas dan dari semua transaksi lainnya
atau kejadian–kejadian, serta keadaan lainya yang mempengaruhi entitas tersebut
selama satu periode, kecuali yang berasal dari biaya atau distribusi kepada oleh
pemilik.
Unsur-unsur dari pelaporan keuangan adalah suatu hubungan kelompok dengan suatu
kenyataan dasar, pada aktiva, kewajiban dan unsur lainnya yang berhubungan dengan
ukuran kinerja dalam suatu keadaan. Suatu pelaporan disajikan arus dana selama
suatu periode boleh termasuk katagori dari dana-dana oleh operasi, pinjaman,
penggunaan harta, cadangan, penjualan aktiva dan lainnya.
6.2.4 SFAC No. 7.
Penggunaan Present Value dan Informasi Cash Flows dalam Pengukuran-pengukuran Akuntansi
(Using Cash Flows Information and Present Value in
Accounting Measuremets)
Juni 1997 FASB sudah menerbitkan eksposur draft I tentang SFAC No.7 yang
terkait dengan penggunaan present value dan informasi cash flows dalam pengukuran-
pengukuran akuntansi. Maret 1999 FASB menerbitkan eksposur draft yang II. Bulan
April 1997 the United Kingdom’s Accounting Standards Board (UK ASB)
menerbitkan working paper, Discounting in Financial Reporting. Working paper
tersebut merupakan karya bersama para regulator Australia, Canada, New Zeeland,
the United Kingdom, the International Accounting Standards Committee (IASC),
serta the United States (commonly known as the G4+1) yang telah membahas isu-isu
present value. Secara umum isi dari SFAC No.7 yang secara resmi dipublikasikan
tahun 2000 sebagai berikut:
SFAC No. 7 menyediakan kerangka kerja untuk dapat menggunakan future
cash flow sebagai basis pengukuran saat pengakuan awal dan pengukuran segera
serta untuk metode interest dalam penentuan amortisasi. Statemen ini juga
menyediakan prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 136136136
terutama ketika jumlah dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat
ketidak pastiannya. Statemen juga menyediakan pemahaman yang bersifat umum dari
tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam akuntansi.
Melalui SFAC No. 7 FASB telah memutuskan batasan statemen ini untuk
isu-isu pengukuran dan tidak ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berhubungan dengan pengakuan. FASB juga membuat keputusan bahwa statemen ini
tidak akan menentukan jika pengukuran-pengukuran awal tidak tepat. FASB juga
berharap adanya suatu keputusan ketika situasi-situasi yang khusus sebagai
pengukuran awal atau beberapa respon akuntansi lainnya atas suatu proyek
berdasarkan basis proyek.
SFAC No.7 memiliki tujuan, yaitu pengukuran dalam akuntansi dengan
menggunakan present value yang dapat digunakan untuk menangkap dan untuk
mengembangkan perbedaan di antara aliran kas (cash flow) ekspektasian di masa
yang akan datang. Di mana nilai sekarang (present value) aliran kas $1.000 haknya
besok dan $1.000 haknya 10 tahun lagi tampaknya sama, sebab present value
dibedakan di antara aliran kas yang sepintas tampaknya sama, berdasarkan pada suatu
basis pengukuran present value ekspektasian atas aliran kas masa depan (future cash
flows) sehingga menyediakan informasi yang lebih relevan dibanding dengan
pengukuran beberapa aliran kas yang berbasis pada undiscounted.
SFAC No. 7 juga memiliki tujuan, yaitu menyediakan informasi yang relevan
melalui pelaporan keuangan, karena present value menggambarkan beberapa atribut
pengukuran asset dan liabilities secara logis. Tidak adanya harga-harga atas transaksi
yang dilihat, pengukuran dalam akuntansi pada pengakuan awal dan pengukuran-
pengukuran segera yang mencoba menangkap elemen-elemen suatu harga pasar jika
tidak ada yang lainnya sebagai nilai wajar (fair value). Ketika ekspektasi-ekspektasi
yang dimiliki oleh manajemen suatu entitas bermanfaat dan informatif, maka pasar
menempatkan nilai-nilai aset dan kewajiban yang dimiliki oleh entitas tersebut
sebagai suatu master atau patokan. Bagaimanapun entitas harus membayar sesuai
harga pasar ketika mendapatkan aset atau menyelesaikan hutang dalam suatu
transaksi, atau sebaliknya tidak menghiraukan intensi atau ekspektasi yang dimiliki.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 137137137
Pengukuran dalam akuntansi yang menggunakan present value merefleksikan
ketidakpastian inheren dalam mengestimasikan cash flows; sebaliknya perkiraan-
perkiraan yang memiliki perbedaan risiko yang tampak sangat mirip. SFAC No. 7
menggambarkan pengaruh ketidakpastian dari jumlah dan saat future cash flow
estimasian atas pengukuran aset dan hutang.
Aplikasi-aplikasi present value dalam akuntansi memiliki tipikal dapat
menggunakan single set cash flow estimasian dan single interest rate. SFAC No. 7
memperkenalkan pendekatan cash flow ekspektasian yang membedakan antara
bentuk pendekatan tradisional dengan memfokuskan pada asumsi-asumsi eksplisit
tentang rentang ekspektasian cash flow yang mungkin dan dengan probabilitas
prespektif yang dimilikinya.Dengan demikian, pendekatan tradisional memperlakukan
berbagai ketidakpastian secara inplisit dalam pemilihan interest rate.
Pengukuran atas kewajiban melibatkan beragam masalah yang berasal dari
pengukuran berbagai aset; bagaimanapun, tujuan yang mendasarinya adalah sama.
SFAC No. 7 menguraikan teknik-teknik untuk mengestimasi hutang-hutang dengan
menggunakan fair value. SFAC No. 7 juga menguji siklus kridit suatu entitas yang
ditunjukkan melalui pengukuran hutang saat awal pengakuannya dan pengukuran-
pengukuran sebagai nilai awalnya. Semua itu menjelaskan konklusi yang dimiliki
dewan standar sebagai pengukuran yang sangat relevan dari hutang-hutang yang
dimiliki oleh suatu entitas bisnis yang selalu merefleksikan nilai kridit (credit
standing) suatu entitas. SFAC No. 7 menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan
dengan; jika menggunakan nilai sekarang, secara umum mengusulkan pertimbangan
alokasi dengan menggunakan metode interest.
a. International Accounting Standard 37
Transaksi-transaksi seperti, provisions, contingent liabilities and contingent
assets, membutuhkan secara luas (extensive) penggunaan teknik-teknik present value.
Pada tahun 1998, the IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya
penggunaan present value dalam akuntansi keuangan. Bagaimanapun lembaga
tersebut tidak mengetahui ukuran yang dapat menjelaskan tujuan yang sudah
dirumuskan dan basis konseptual untuk dapat menggunakan teknik pengukuran
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 138
present value dalam akuntansi keuangan sekaligus dalam kerangka konseptualnya.
Bentuk statemen yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis future cash
flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu:
− Menggambarkan tujuan pengukuran-pengukuran dalam present value dalam
akuntansi (in accounting).
− Menyediakan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengatur
penggunaan present value, khususnya jumlah future cash flows sesuai dengan
masanya atau waktu yang penuh dengan ketidak pastian.
Rumusan present value merupakan alat untuk memasukkan pengukuran yang
menyangkut time value of money. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tektik-
teknik present value menangkap suatu nilai (jumlah) yang akan diterima oleh entitas
di masa yang akan datang. Present value merupakan salah satu pondasi ekonomik dan
keuangan suatu entitas bisnis (corporate finance) dan menempatkan present value
sebagai bagian penting dari model assets pricing modern yang mencakup model-
model option-pricing. Selanjutnya, konsep present value dari estimated future cash
flows secara implisist mencerminkan all market prices, juga rekord biaya/kos historis
ketika suatu entitas bisnis melakukan pembelian aset. Hubungan variabel-variabel
tersebut akan menjadi jelas jika diaplikasikan pada financial assets seperti hutang-
hutang atau bond payable (surat pernyataan hutang).
Tujuan pengadopsian present value dalam akuntansi adalah untuk kepentingan
pengukuran. Pengukuran ini sangat mungkin dikembangkan karena adanya perbedaan
di antara tahapan-tahapan future cash flow.
Contoh, setiap aset dari 5 jenis aset di bawah ini menghasilkan future cash flow
$10,000 dengan kriteria sebagai berikut.
− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima setiap hari.
Cash flow tersebut pasti diterima.
− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima dalam 10
tahun. Cash flow tersebut pasti diterima.
− Aset dengan kontrak cash flow $ 10,000 diterima setiap hari. Jumlah tersebut pada
akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow menjadi kurang dari $10,000
dan tidak mungkin akan melebihi $10.000.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 139139139
− Aset dengan kontrak cash flow yang bersifat tetap $ 10,000 diterima dalam 10
tahun. Jumlah tersebut pada akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow
menjadi kurang dari $10,000 dan tidak mungkin akan melebihi $10.000.
− Aset memiliki ekspektasi cash flow sebesar $ 10,000 diterima dalam 10 tahun.
Jumlah tersebut pada akhirnya tidak memiliki kepastian. Nilai cash flow sangat
mungkin mencapai $12,000 dan yang terendah Rp 8.000 atau nilainya mungkin
berada diantara nilai tersebut.
Pengukuran yang menggunakan present value akan menangkap secara penuh
perbedaan-perbedaan ekonomik di antara 5 aset seperti contoh di atas termasuk
elemen-elemennya sebagai berikut.
− Estimasi terhadap cash flow atau pada kasus yang lebih komplek, serial future
cash flow akan berbeda karena waktu.
− Ekspektasi-ekspektasi terkait dengan variasi-variasi yang mungkin dalam jumlah
dan waktu dari serangkaian cash flow.
− Nilai uang (the time value of money), digambarkan oleh tingkat bunga bebas
risiko.
− Tingkat harga untuk menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset
atau kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas bisnis.
− Lain-lain kondisi yang tidak teridentifikasi, faktor-faktor termasuk ilikuiditas dan
pasar sempurna.
Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki skup dan penanganan yang berbeda
terkait dengan pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
− Fair value measurement mengisyaratkan bahwa 5 (lima) elemen yang
dipergunakan untuk menangkap ekspektasi-ekspektasi maupun estimasi-estimasi
ketika para pelaku pasar akan menggunakan faktor-faktor jumlah dengan mana
aset yang dibeli atau yang dijual dalam current transaction di antara berbagai
pihak.
− Value-in-use and entity-specific measurements berusaha menangkap nilai-nilai
aset dan kewajiban (liability) dalam hubungannya dengan entitas tertentu.
Pengukuran entity-specific dapat dilakukan dengan mengambil keseluruhan 5
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 140140140
elemen tersebut. Bagaimanapun, substitusi pengukuran yang dimiliki oleh suatu
entitas bisnis asumsi-asumsinya untuk keseluruhan pelaku pasar dapat dibuat.
Contoh, entitas bisnis yang menggunakan pengukuran entity-specific dari suatu
aset yang akan digunakan untuk tujuan pembentukan ekspektasi tentang
penggunaan aset dibanding dengan yang diasumsikan oleh para pelaku pasar.
− Effective-settlement measurements menggambarkan jumlah current amount dari
aset jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan
memberikan future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk
setiap kewajiban tertentu. Seperti yang digunakan dalam current accounting
standards, effective-settlement measurements tidak mengijinkan atau
mengecualikan komponen harga yang terbentuk dari permintaan para pelaku pasar
untuk tujuan membendung ketidakpastian future cash flows dan atribut-atribut
komponen harga untuk kridit yang dimiliki oleh suatu entitas.
− Cost-accumulation or cost-accrual measurements mencoba untuk menangkap kos
(khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan
dikenakan dalam perolehan suatu aset. Pengukuran-pengukuran juga mengecuali-
kan asumsi-asumsi lainnya yang tercakup dalam mengestimasi fair value.
b. Present value dan fair value
Present value merupakan satu-satunya tujuan, ketika digunakan dalam
pengukuran-pengukuran akuntansi khususnya pada pengakuan awal, dan
pengukuran-pengukuran segera dalam mengestimasi fair value. Pernyataan yang
membedakan di mana present value dibentuk untuk menangkap elemen-elemen yang
diambil bersama-sama akan menggambarkan market price, dan jika salah satu tidak
ada maka akan menggambarkan fair value.
Salah satu fungsi pasar yaitu merupakan sistem yang mengakomodasi
informasi-informasi yang menbentuk harga-harga. Atribut-atribut harga digunakan
oleh para pelaku pasar terhadap aset, dalam menentukan risiko dan reward suatu aset
dari keseluruhan aset yang ada. Perbedaan yang muncul karena mekanisme harga
yang terjadi melindungi hal-hal yang tidak muncul, juga hal-hal yang tampaknya tidak
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 141141141
berbeda (a qualitative characteristic of accounting information). Harga pasar yang
diamati mencakup konsensus, cara pandang keseluruhan para pelaku pasar terhadap
aset atau kewajiban yang dimiliki entitas, manfaat future cash flows, ketidak pastian
cash flows orang-orang disekitarnya serta jumlah permintaan para pelaku pasar untuk
menyingkapi ketidakpastian yang ada.
Unsur-unsur dari prngukuran present value
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik di antara jenis-jenis aset dan
kewajiban, antara lain:
− Estimasi tentang future cash flow. Kasus-kasus yang lebih kompleks
memunculkan serangkaian future cash flows yang berbeda dari waktu ke waktu.
− Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin dalam
jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flows.
− The time value of money, yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
− Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau
kewajiban.
− Lain-lain aset dan kewajiban yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor yang
mencakup illikuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.
c. Prinsip-prinsip umum (General principles)
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengestimasi future cash flows dengan
tingkat bunga akan bervariasi dari satu situasi ke yang lainnya tergantung pada
keadaan sekitar aset atau kewajiban yang bersangkutan. Bagaimanapun, prinsip-
prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik present
value dalam pengukuran aset dan kewajiban yaitu;
− Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan future events dan ketidak pastian yang
akan datang dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan aset atau kelompok
aset dalam transaksi kas jangka panjang.
− Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan
asumsi-asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 142142142
flows yang diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah
dihitung ganda atau keliru.
Contoh.
Tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung cash flows atas hutang yang
disepakati adalah 12%. Tingkat bunga tersebut juga merefleksikan ekspektasi-
ekspektasi kegagalan dimasa yang akan datang terkait dengan hutang itu
sendiri dengan karakteristik tertentu. Tingkat bunga yang sama tidak bisa
digunakan untuk menetapkan discount expected cash flows sebab cash flows
selalu merefleksikan kegagalan-kegagalan masa datang.
− Estimasi cash flows yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus
bebas dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset,
kewajiban (liability) atau sekelompok aset atau kewajiban yang bersangkutan.
Contoh.
Memperkecil net cash flows dengan tujuan meningkatkan riil future
profitability dari suatu aset memunculkan bias dalam pengukuran.
− Estimasi cash flows juga tingkat bunga haruslah merefleksikan rentang outcome
yang masuk akal dibanding dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka
yang mungkin.
Pendekatan-pendekatan tradisional dan cash flows ekspektasian
dalam menentukan present value
(Traditional and expected cash flow approaches to present
value)
Pengukuran dengan present value dimulai dari suatu set future cash flows, tetapi
dibutuhkan berbagai penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan
yang berbeda dalam menentukan set future cash flows tersebut. Terdapat beberapa
aplikasi terkait dengan penggunaan present value dalam hubungannya dengan
penyusunan cash flows dan ketika cash flow tidak tersedia, beberapa aplikasi
menggunakan estimasi jumlah yang paling mungkin atau estimasi yang terbaik.
Aplikasi-aplikasi akuntansi yang mendukung perhitungan present value yang bersifat
tradisional menggunakan seperangkat cash flows estimasian dan tingkat suku bunga
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 143143143
tunggal, yang sering digambarkan sebagai tingkat bunga yang sepadan dengan resiko.
Walaupun cara tersebut tidak selalu didesain secara sadar, asumsi-asumsi yang
dipakai dalam pendekatan tradisional berupa kebiasaan penggunaan tingkat bunga
tunggal dapat merefleksikan keseluruhan ekspektasi future cash flows dan yang sesuai
dengan tingkat risiko. FASB mengharapkan para akuntan secara kontinyu
menggunakan pendekatan tradisional dalam melakukan pengukuran-pengukuran.
Dalam beberapa keadaan, pendekatan tradisional relatif mudah diaplikasikan.
Contoh, cash flows yang ditetapkan untuk aset dan kewajiban, yang selaras dengan
yang dilakukan oleh para pelaku pasar yaitu menetapkan 12 % atas aset dan
kewajiban. Pendekatan tradisional digunakan untuk berbagai pengukuran-pengukuran.
Namun, FASB melihat pola tersebut tidak menyediakan instrumen yang dibutuhkan
untuk mengatasi permasalahan pengukuran yang kompleks, termasuk pengukuran-
pengukuran aset dan kewajiban nonkeuangan di mana pasarnya tidak tersedia
demikian juga pembandingnya. Pencaharian rate yang tepat dan yang sepadan dengan
resiko setidaknya membutuhkan dua tahapan analisis, yaitu:
− Pertama, aset atau kewajiban tersedia di pasaran.
− Kedua, tingkat bunganya dapat diamati serta aset dan kewajiban yang dimiliki
terukur.
Tingkat bunga cash flows yang sesuai, terukur dan diperoleh dengan mengobservasi
beberapa aset dan kewajiban, diukur serta disimpulkan, dan ciri-ciri dari cash flows
haruslah mirip dengan ciri-ciri dari beberapa aset yang diukur. Akibatnya, pengukur
harus mampu melakukan hal-hal berikut.
− Identifikasi rangkaian cash flows yang akan di discounted.
− Identifikasi aset atau kewajiban lainnya di pasar dan apakah mirip dengan ciri-ciri
cash flows yang dimiliki.
− Lakukan perbandingan dan yakinkan bahwa keduanya mirip.
− Evaluasi jika terdapat elemen di salah satu item tidak ada (tidak muncul) atau
berbeda.
− Lakukan evaluasi jika kedua set analisis cash flows cenderung bereaksi
(menyimpang) dengan cara yang serupa dibawah kondisi ekonomik yang sama.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 144144144
FASB mengemukakan pendekatan cash flows ekspektasian dengan instrumen
pengukuran yang lebih efektif dibanding dengan pendekatan tradisional dalam
berbagai situasi. Dalam pengembangan pengukuran ini, pendekatan cash flows
ekspektasian menggunakan seluruh ekspektasi-ekspektasi cash flows yang
memungkinkan sebagai pengganti metode tunggal cash flows.
Contoh.
Cash flows yang mungkin adalah $100, $200 atau $300 dengan probability
berturut-turut 10%, 60% dan 30%. Cash flows yang diharapkan $220. Cash
flows yang diharapkan tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan
tradisional yang berfokus pada analisis langsung (direct analisys) dengan
pertanyaan dan pernyataan asumsi-asumsi pengukuran yang lebih eksplisit.
Cash flows yang diharapkan juga sudah menggunakan teknik-teknik present
value dengan memasukkan pertimbangan ketidak pastian. Sebagai contoh,
cash flows sebesar $1,000 akan diterima berturut-turut di tahun I, II dan ke III
dengan probabilitas 10%, 60% dan 30%. Perhitungan berikut menggambarkan
perhitungan present value yang diharapkan dalam berbagai situasi.
Present value yang diharapkan adalah $892.36 berbeda dengan pola estimasi
tradisional yaitu $902.73 (probabilitas 60%) dengan perhitungan sbb.
Present value dari $,1000 dalam tahun I pada 5% $952.38
Probabilitas 10% sebesar $95.24
Present value dari $,1000 dalam tahun II pada 5.25% $902.73
Probabilitas 60% sebesar $541.64
Present value dari $,1000 dalam tahun III pada 5.50% $851.61
Probabilitas 30% sebesar $255.48
Present value yang diharapkan $892.36 = ($95.24+$541.64+$255.48)
Pada awalnya lembaga pengatur standar enggan mengijinkan penggunaan teknik-
teknik present value di luar kasus-kasus yang terbatas pada “contractual rights to
receive money or contractual obligations to pay money yang bersifat tetap ataupun
sesuai jadwal/tanggal”. Ungkapan tersebut muncul untuk pertama kalinya pada
paragrap no.2 dari Opinion 21 yang merefleksikan keterbatasan-keterbatasan dari
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 145145145
pendekatan tradisional untuk cash flows dengan metode tunggal yang direkomendasi
untuk waktu yang akan datang. APB mengakui bahwa jumlah cash flows selalu tidak
menentu dan ketidakpastian yang berpengaruh pada cash flows tersebut
diperhitungkan dalam tingkat bunga (interest rates). Tingkat bunga dalam
perhitungan suatu present value tradisional tidak merefleksikan ketidak pastian waktu.
Banyak para akuntan tidak secara rutin menggunakan pendekatan cash flows
ekspektasian, dan ini tidak dapat dipisahkan dengan teknik-teknik yang digunakan
pada beberapa pengukuran akuntansi, seperti dana pensiun, manfaat-manfaat lain
yang berhubungan dengan pemberhentian (pesangon), dan kewajiban-kewajiban yang
berhubungan dengan penjaminan (insurance). Saat ini dewan standar sudah mulai
mewajibkan untuk mengukur kerugian aset yang disebabkan karena estimasi fair
value dari instrumen-instrumen keuangan. Berbagai estimasi telah dikembangkan
dewasa ini yang membentuk elemen-elemen cash flow ekspektasian secara informal.
Para akuntan sering membutuhkan instrumen untuk mengukur aset atau kewajiban
dengan menggunakan informasi yang terbatas terkait dengan probabilitas cash flow
yang mungkin.
Contoh.
Seorang akuntan sangat mungkin dihadapkan pada situasi-situasi berikut.
a. Jumlah yang diharapkan jatuh di antara $50 dan $250, tapi tidak terdapat jumlah
dalam rentang yang lebih mungkin dari pada jumlah lainnya. Berbekal pada
informasi yang sangat terbatas cash flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu
$150=[(50+250)/2]
b. Jumlah yang diharapkan jatuh di antara $50 dan $250, dan jumlah yang sangat
mungkin adalah $100. Bagaimanapun, probabilitas yang ditekankan pada setiap
angka tidak bisa diketahui. Berbekal pada informasi yang sangat terbatas cash
flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu $133.33=[(50+100+250)/3]
c. Jumlah yang diharapkan yaitu $50 (dengan probabilitas 10%), $250 (dengan
probabilitas 30%), atau $100(dengan probabilitas 60%). Berbekal pada informasi
yang sangat terbatas cash flows yang diharapkan dapat diestimasi yaitu
$140=[(50x10%)+(250x30%)+(100x60%)]
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 146146146
Analisis statistik sangat mungkin digunakan untuk model kasus-kasus tersebut, seperti
diskripsi-diskripsi sederhana dari distribusi normal, triangular serta distribusi diskrit.
Dalam setiap kasus ekspektasi cash flows harapan yang seharusnya menyediakan
estimasi fair value terbaik.
d. Relevansi dan reliabilitas suatu informasi
Pengukuran-pengukuran present value dapat dilakukan secara langsung jika suatu
aset memiliki kontrak cash flows dan nilai pasarnya mudah ditentukan. Tentu
kondisi-kondisi tersebut menjadikan pengukuran present value menjadi tidak
bermanfaat. Terdapat preferensi yang berlangsung lama dalam akuntansi untuk
pengukuran berdasarkan jumlah-jumlah transaksi pasar yang dapat diamati. Lembaga
mengharapkan para akuntan akan menggunakan hasil observasi secara kontinyu,
khususnya untuk mengukur fair value suatu aset maupun kewajiban. Namun, banyak
aset dan kewajiban yang tidak bisa diobservasi nilainya dari sisi transaksi-transaksi
pasar.
Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inheren
estimasi-estimasi tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan kita ketahui
bersama kalau pengukuran merupakan potret jumlah cash flows atau nilai present
valuenya. Estimasi cash flows untuk masa yang akan datang biasanya tidak sesuai
dengan realisasinya. Konsep pelaporan menyatakan bahwa kendati informasi tersebut
berbeda, namun memiliki tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal. Kedua
unsur kualitas tersebut harus seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu
dengan yang lainnya. Yang penting untuk dipahami bahwa isu-isu yang menyangkut
kualitas tersebut akan memberikan beban yang berbeda bahkan bisa saling bertukar
dari satu situasi kesiatuasi berikunya. Bagaimanapun, suatu pilihan sederhana antara
present value dan pengukuran undiscounted sering menimbulkan suatu dilema yang
menyesatkan. Teknik seperti penggunaan cash flows ekspektasian dapat diperluas
aplikasinya ke pengukuran-pengukuran aplikasi present value. Dengan menggunakan
asumsi-asumsi yang sudah disederhanakan, para akuntan sangat mungkin untuk
mengembangkan pengukuran present value yang cukup dapat dipercaya dan pasti
lebih relevan dibanding pengukuran undiscounted.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 147147147
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding
dengan future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para
akuntan mungkin menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan
saat atau waktu future cash flows dan penyesuaian yang simetris dengan
ketidakpastian serta risiko. Bagaimanapun, harus seimbang antara prospek suatu
pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban tampak dapat
diperbandingkan.
e. Pengukuran hutang dengan menggunakan pendekatan
present value Konsep yang digambarkan dalam mengukur aset juga berlaku pada kewajiban.
Bagaimanapun, pengukuran kewajiban kadang-kadang melibatkan permasalahan yang
berbeda dibanding pengukuran aset sehingga memerlukan teknik berbeda pula untuk
fair value-nya. Ketika menggunakan teknik present value untuk menaksir fair value
suatu kewajiban, sasarannya adalah menaksir nilai aset yang diakui sekarang ini untuk
tujuan:
− Menjamin kewajiban tersebut yang melibatkan pemilik atau ,
− mengakui kewajiban tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat
diperbandingkan.
Untuk mengestimasi fair value atas notes atau bond payable yang dimiliki oleh suatu
entitas, para akuntan mencoba untuk menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang
diambil dari entitas lain di mana entitas akan mengakui kewajiban entitas tersebut
sebagai aset. Jadi, proses melibatkan teknik-teknik yang sama seperti halnya pada
pengukuran aset.
Contoh,
Proceeds yang berasal dari suatu pinjaman adalah harga atau nilai yang
dibayar peminjam kepada pemberi pinjaman atas promise dari future cash
flows suatu assets. Sangat mirip dengan fair value suatu bond payable dimana
harga terbentuk dari perdagangan surat berharga sebagai aset berdasarkan
harga pasar. Estimasi fair value tersebut konsisten dengan tujuan pengukuran
suatu kewajiban.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 148148148
Disisi yang lain, berhutang beberapa kewajiban pada kelas individu yang tidak selalu
disertai dengan menjual hak (rights) yang mereka miliki seperti mereka menjual
others assets.
Contoh,
Entitas sering menjual produk dengan disertai suatu jaminan (garansi). Para
pembeli produk tersebut jarang mempunyai kemampuan atau kecenderungan
untuk menjual jaminan tersebut secara terpisah dari aset-aset yang memiliki
garansi tersebut, tetapi mereka memiliki suatu jaminan atas aset, tidak lebih
dari itu.
Beberapa kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas, seperti obligasi, bukanlah aset-
aset yang secara individu bisa diidentifikasi. Bagaimanapun, suatu kewajiban
kadang-kadang bisa ditetapkan melalui asumsi pihak ketiga. Dalam menaksir nilai
fair value seperti itu para akuntan berkewajiban untuk mencoba mengestimasi nilai
atau harga bahwa entitas memiliki kemampuan untuk membayar sepertiga dari
kewajiban tersebut.
f. Pengukuran hutang dan posisi atau sisa kredit (credit
standing)
Ukuran kewajiban yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang
dimiliki entitas yang diwajibkan untuk melunasinya. Mereka memegang kewajiban
entitas tersebut sebagai aset penyertaan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan
jumlah yang menentukan harga atau nilai yang mereka akan bayar. Ketika entitas
membuat suatu kesepakatan dalam bentuk kewajiban melalui pertukaran tunai
(meminjam), peran kedudukan kreditnya mudah untuk diamati. Suatu entitas yang
memiliki posisi kredit yang kuat akan menerima kas yang lebih besar, yang
berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding dengan entitas yang memiliki
posisi kridit yang lemah.
Contoh.
Jika 2 entitas dan keduanya memiliki janji untuk membayar $ 500 dalam 5
tahun, entitas satu dengan posisi kredit kuat akan menerima sekitar $374 (6
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 149149149
persen tingkat bunga). Entitas yang posisi kreditnya lemah akan menerima
sekitar $ 284 (12 persen tingkat bunga). Masing-masing entitas yang pada
awalnya merekord perspektif kewajiban yang dimilikinya pada fair value
dengan menerima sejumlah proceed, menyertakan jumlah dan posisi kridit
yang dimiliki entitas.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value kewajiban tertentu
yang tergantung pada kemampuan entitas untuk membayar dan pada ketentuan
kewajiban yang memberikan perlindungan kepada pemilik. Kewajiban yang dijamin
oleh lembaga pemerintah (sebagai contoh, kewajiban yang dijamin dengan bank
deposit di Amerika) akan memiliki resiko yang kecil kepada pemilik. Kewajiban
lainnya termasuk kebutuhan sinking fund atau jaminan yang memadai. Semua aspek
tersebut harus dipertimbangkan dalam mengestimasi besarnya posisi kredit yang
dimiliki entitas yang mempengaruhi nilai fair value terkait kewajibannya.
Peran dari posisi kredit yang dimiliki entitas dalam penyelesaian suatu
transaksi secara umum penting namun sedikit yang bersifat langsung. Transaksi
penyelesaian suatu kewajiban yang melibatkan tiga pihak yaitu, pertama, entitas,
adalah pihak yang diwajibkan. Harga mencerminkan transaksi yang terjadi dari pihak-
pihak yang berminat.
Contoh,
Misal, Entitas A adalah pihak yang memiliki kewajiban untuk membayar sebesar
$ 500 ke Entitas B dalam 3 tahun. Rating kredit Entitas A adalah lemah sehingga
A melakukan pinjaman dengan bunga 12 persen.
a. Dalam suatu transaksi penyelesaian, Entitas B tidak pernah akan menyetujui
untuk menggantikan posisi kredit Entitas A dengan posisi kredit yang lebih
rendah. Dengan asumsi hal lain tetap sama, entitas B mungkin menyetujui
untuk menggantikan posisi kridit entitas A dengan posisi kredit serupa dan
mungkin akan menyetujui untuk menggantikan pinjaman entitas A dengan
kredit entitas yang lebih layak.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 150150150
b. Entitas C mempunyai rating kredit yang baik, karena itu mereka meminjam
pada tingkat bunga 6 persen. Dengan asumsi yang sama entitas A memiliki
kewajiban sebesar $420 (the present value 6%). Entitas C tidak memiliki
insentif untuk mengasumsikan kewajiban lebih kecil (tingkat bunga lebih
tinggi) jika dapat meminjam pada 6 persen sebab dapat menerima $420 untuk
suatu janji serupa untuk membayar sejumlah $500.
c. Bagaimanapun, jika entitas A meminjam uang untuk membayar pada entitas
C, mereka ingin mempunyai janji sebesar $ 590 ($ 420 diangsur dalam 3
tahun dengan akumulasi bunga 12 persen.
6.2.5 SFAC No. 8
Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan
(Conceptual framework for financial reporting)
Statements of Financial Accounting Concepts No. 8 atau yang disingkat
dengan SFAC No.8 adalah salah satu dari serangkaian publikasi di Dewan Standar
(FASB) untuk akuntansi dan pelaporan keuangan. Sejak publikasi SFAC terakhir,
Dewan Standar telah melakukan sebuah proyek dengan Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB) untuk meningkatkan dan menyusun kerangka kerja konseptual.
SFAC No.8 mencakup dua bab kerangka konseptual baru, menggantikan SFAC
No.1, Tujuan Pelaporan Keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2,
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi. Sebagai dewan pengatur standar FASB
dan phase IASB melengkapi melalui tambahan dari proyek mereka bersama, bab
baru yang akan ditambahkan ke Pernyataan Konsep ini, dan Konsep Laporan lainnya
akan digantikan.
SFAC No. 8 dimaksudkan untuk menetapkan tujuan-tujuan dan konsep-
konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk pengembangan akuntansi
keuangan dan pedoman pelaporan. Tujuan-tujuan akan berperan untuk
mengidentifikasi sasaran-sasaran dan kegunaan pelaporan keuangan. Fundamental
akan memberikan landasan berupa konsep-konsep akuntansi keuangan yang dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pemilihan transaksi dan peristiwa lain dan kondisi
yang akan dipertanggungjawabkan mencakup; pengakuan dan pengukuran dan cara
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 151151151
merangkum dan mengkomunikasikannya pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang merupakan fundamental dalam artian bahwa konsep-konsep lain
yang mengalir dari pengakuan dan pengukuran serta pengulangan referensi akan
diperlukan untuk membentuk, menafsirkan, dan menerapkan pedoman akuntansi dan
pelaporan.
Kerangka konseptual adalah sistem yang koheren dari tujuan yang saling
berkaitan dan konsep-konsep fundamental yang mengatur sifat, fungsi, dan batasan
dari akuntansi dan pelaporan keuangan yang diharapkan dapat memandu dengan
konsisten. Hal ini dimaksudkan untuk melayani kepentingan umum dengan
menyediakan struktur dan arah untuk akuntansi dan pelaporan keuangan serta
memfasilitasi penyediaan informasi keuangan yang berhubungan dan tidak bias.
Informasi tersebut membantu pasar modal dan pasar lainnya untuk berfungsi secara
efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang langka dalam perekonomian dan
masyarakat.
Pembentukan tujuan dan identifikasi konsep-konsep fundamental tidak secara
langsung akan menyelesaikan masalah akuntansi dan pelaporan keuangan.
Sebaliknya, tujuan memberikan arah, dan konsep adalah alat untuk memecahkan
masalah.
Dewan standar sendiri merupakan penerima paling langsung dari panduan
atau petunjuk yang disediakan melalui SFAC. Statemen ini akan membimbing Dewan
standar dalam mengembangkan akuntansi dan pelaporan dengan menyediakan
kerangka fundamental yang bersifat umum serta kerangka berpikir yang juga
mempertimbangkan manfaat-manfaat alternatif.
Bagaimanapun juga, pengetahuan tentang konsep dan tujuan akan digunakan
Dewan untuk mengembangkan pedoman baru yang memungkinkan mereka
terpengaruh atau tertarik pada prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) untuk
lebih memahami tujuan, isi, dan karakteristik informasi yang disediakan oleh
akuntansi dan pelaporan keuangan. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kegunaan, dan keyakinan mereka pada akuntansi dan pelaporan
keuangan. Tujuan dan konsep-konsep dasar juga dapat digunakan untuk memberikan
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 152152152
pedoman dalam melakukan analisis baru atau masalah akuntansi dan pelaporan
keuangan saat tidak adanya pernyataan otoritatif yang berlaku.
SFAC bukan bagian dari FASB Accounting Standards Codification, tetapi
merupakan sumber-sumber otoritatif GAAP yang diakui oleh FASB untuk diterapkan
pada entitas non-pemerintah. Sebaliknya, statemen tersebut menjelaskan tentang
konsep yang akan mendasari pedoman praktik-praktik akuntansi keuangan masa
depan dan pada waktunya akan menjadi dasar untuk mengevaluasi pedoman dan
praktek-praktek yang ada. Dewan standar mengakui bahwa dalam hal tertentu prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum yang baru mungkin tidak konsisten dengan
keadaan yang mungkin berasal dari set tujuan dan konsep dasar yang tercantum dalam
SFAC. Bagaimanapun, suatu SFAC tidak (a) memerlukan perubahan dalam US
GAAP yang ada; (b) mengubah, memodifikasi, atau menafsirkan kodifikasi standar
akuntansi; atau (c) membenarkan salah satu perubahan yang ada dalam praktek-
praktek akuntansi dan pelaporan yang berlaku umum atau menafsirkan kodifikasi
standar akuntansi berdasarkan interpretasi pribadi dari tujuan dan konsep-konsep
dalam SFAC.
Karena SFAC ini tidak menetapkan US GAAP untuk pengungkapan informasi
keuangan di luar laporan keuangan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan,
maka SFAC tidak dimaksudkan untuk memanggil perintah aplikasi rule 203 atau 204
dari rule Kode Etik Profesional Ikatan Akuntan Publik Amerika.
Sebuah SFAC dapat diubah, diganti, atau ditarik melalui prosedur yang sesuai
dibawah the Board’s Rules of Procedure.
Jadi, secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah sebagai berikut.
a. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep
dasar akuntansi keuangan.
b. Menggantikan SFAC No. 1 dan 2.
c. Terdiri atas tiga bab.
– Bab 1: Tujuan Pelaporan Keuangan Tujuan Umum.
– Bab 2: Entitas Pelaporan.
− Bab 3: Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 153153153
Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan (The Objective of General Purpose Financial Reporting)
a. Skup pelaporan keuangan
Pelaporan dan laporan keuangan sepintas kelihatannya sama, namun ternyata
kedua pernyataan tersebut berbeda. Menurut FASB dalam SFAC No. 1 maupun
SFAC No. 8 pelaporan dan laporan keuangan posisinya adalah sebagai berikut.
a) Pelaporan keuangan (financial reporting) lebih luas laporan keuangan (financial
statements).
b) Laporan keuangan tetap merupakan komponen pokok pelaporan keuangan.
c) Komponen lain pelaporan keuangan.
− Supplementary information seperti (1) disklosur pengaruh perubahan tingkat
harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas.
− Other means of financial reporting seperti (1) management discussion and
analysis dan (2) letters to stockholders.
b. Tujuan Pelaporan Keuangan
SFAC No. 8 secara umum merumuskan 3 (tiga) tujuan pelaporan keuangan, yaitu:
− Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat
bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang
potensial dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya
kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau
menahan instrumen ekuitas dan hutang dan menyediakan atau menyelesaikan
pinjaman dan kredit dalam bentuk lain.
− Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, oleh
investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur dan kreditur
lainnya yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim
terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen
entitas melakukan pengelolaan dan komisaris yang telah menyelesaikan
tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas (sepanjang
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 154154154
ini kerangka konseptual, manajemen merujuk kepada manajemen dan
komisaris entitas kecuali bila ditunjukkan sebaliknya).
Contoh tanggung jawab tersebut termasuk melindungi sumber daya entitas
dari efek yang kurang baik faktor ekonomi seperti harga dan perubahan
teknologi dan menjamin bahwa entitas mematuhi hukum yang berlaku,
peraturan, dan ketentuan kontrak. Informasi tentang pelepasan manajemen dari
tanggung jawabnya juga bermanfaat bagi investor yang sudah ada dalam
membuat keputusan juga kreditur dan kreditur lain yang memiliki hak untuk
memilih atau sebaliknya pengaruh tindakan manajemen.
− Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya
ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan
entitas. Laporan keuangan juga memberikan informasi tentang dampak
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah sumber daya ekonomi suatu
entitas dan klaim atas sumber daya tersebut dalam pelaporan. Kedua jenis
informasi tersebut memberikan masukan yang bermanfaat untuk keputusan
tentang penyediaan sumber daya untuk suatu entitas.
c. Primary users
Jika diamati tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang direkomendasi dalam
SFAC No. 8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang
kepentingannya diutamakan, yaitu:
− Para investor dan calon investor serta
− Para kreditor dan calon kreditor.
Investor maupun kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya
bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung pada informasi yang
dibutuhkan.
d. Informasi yang dibutuhkan
Sebagai pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas, maka mereka
membutuhkan informasi keuangan yang memenuhi syarat kualitas yang mereka
tetapkan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 155155155
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para invetor dan kteditor yaitu;
− Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka
menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang.
− Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya
entitas (aset), klaim atas entitas tersebut (hutang dan ekuitas), dan apakah
manajemen telah mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan
efisien.
e. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu
entitas, perubahan dan klaim atas sumber daya Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan
suatu entitas pelaporan, yaitu informasi tentang sumber daya ekonomi entitas dan
klaim kembali pada entitas pelapor. Laporan keuangan juga menyediakan informasi
tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang mengubah
sumber daya ekonomi suatu entitas pelaporan dan klaim. Kedua jenis informasi yang
memberikan masukan yang bermanfaat untuk keputusan tentang penyediaan sumber
daya untuk suatu entitas.
f. Perubahan dan klaim atas sumber daya
Untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomik,
entitas pelapor disamping harus menyediakan informasi-informasi tentang sumber
daya dan klaim atas sumberdaya juga harus menyediakan informasi tentang
perubahan atas sumber daya suatu entitas serta klaim atas perubahan sumber daya
tersebut. Terdapat beberapa pemikiran terhadap gambaran tersebut sebagai berikut.
− Perubahan atas sumber daya yang terjadi pada suatu entitas dan klaim kepada
entitas yang bersangkutan berasal dari kinerja dan transaksi-transaksi serta
kejadian lain seperti penerbitan instrumen hutang dan ekuitas.
− Pengguna informasi keuangan suatu entitas perlu mengetahui perbedaan antara
kedua sumber perubahan tersebut yaitu apakah perubahan tersebut berasal dari
kinerja entitas dan transaksi-transaksi atau berasal dari hutang dan dari ekuitas.
− Implikasi atas gambaran diatas maka terdapat beberapa laporan, yaitu laporan laba
rugi; laporan posisi keuangan; laporan perubahan ekuitas.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 156156156
Karakteristik kualitatif informasi yang bermanfaat (Qualitatif characteristics of useful financial information)
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna dibahas dalam bab ini
mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin paling berguna kepada kreditur yang
ada dan potensial investor, dan kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang
entitas pelapor berdasarkan informasi yang dimiliki entitas dalam bentuk laporan
keuangan (informasi keuangan).
Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi
suatu pelaporan entitas, klaim terhadap sumber-sumber tersebut, dan efek transaksi-
transaksi dan peristiwa lain serta kondisi-kondisi yang merubah sumber-sumber dan
klaim atas sumber-sumber tersebut. Informasi ini berhubungan dalam kerangka
konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi. Beberapa laporan keuangan
juga mencakup penjelasan material tentang ekspektasi-ekspektasi dan strategi-strategi
manajemen untuk pelaporan entitas dan jenis-jenis informasi lainnya di masa depan.
Karakteristik kualitatif information keuangan yang bermanfaat,
digunakan untuk menyediakan informasi keuangan dalam laporan keuangan, serta
informasi keuangan yang disediakan dengan cara yang lain. Kos, merupakan kendala
pervasive yang berhubungan dengan kemampuan pelaporan keuangan untuk
menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat, berlaku sama. Namun,
pertimbangan dalam menerapkan karakteristik kualitatif dan kendala kos mungkin
berbeda untuk berbagai jenis informasi. Misalnya, menerapkannya untuk informasi
harapan masa depan mungkin berbeda dari penerapan mereka untuk informasi tentang
ada sumber daya ekonomi dan klaim dan perubahan sumber daya dan klaim.
Suatu informasi keuangan yang akan berguna, harus relevan dan direpresentasikan
dengan tepat. Kegunaan informasi keuangan akan meningkat jika dapat dibandingkan,
diverifikasi, tepat waktu, dan dapat dipahami atau dimengerti.
Hierarki kualitas yang diisyaratkan untuk informasi akuntansi sebagai berikut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 157157157
Completeness Neutrality
itas Predictive
value Confirmatory
Value
Gambar. 6.2
A Hierarchy of Accounting Qualities
Pemakai utama
informasi
akuntansi
CAPITAL PROVIDERS (Investors and Creditors)
AND THEIR CHARACTERISTICS
Benefit Materiality
Kriteria pervasive
Decision usefulness
Kualitas fundamental
Unsur kual
Relevan
Faithful Representation
Free from
error
Kualitas ideal
Comparability Verifiability Timeliness Understandability
a. Karakteristik kualitatif fundamental
SFAC No. 8 menetapkan unsur karakteristik kualitatif fundamental adalah
relevansi dan representasi yang tepat.
a) Relevan (Relevance)
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan
yang dibuat oleh pengguna. Informasi menjadi relevan jika informasi tersebut
memiliki kriteria unsur kualitas sebagai berikut:
− Nilai prediksi (Predictive Value)
Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan
sebagai masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 158158158
hasil masa depan. Informasi keuangan tidak perlu prediksi atau ramalan untuk
memiliki nilai prediktif. Informasi keuangan dengan nilai prediktif digunakan oleh
pengguna dalam membuat prediksi mereka sendiri.
− Nilai konfirmatori (Confirmatory Value)
Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika itu memberikan
umpan balik (menegaskan atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya atau
keduanya.
Nilai prediksi dan nilai konfirmasi informasi keuangan bersifat saling terkait.
Informasi yang memiliki nilai prediktif sering juga memiliki nilai konfirmasi. Sebagai
contoh, informasi pendapatan untuk tahun berjalan, yang dapat digunakan sebagai
dasar untuk memprediksi pendapatan di masa mendatang, juga bisa dibandingkan
dengan prediksi pendapatan untuk tahun berjalan yang dibuat di masa lalu. Hasil
perbandingan tersebut dapat membantu pengguna untuk memperbaiki dan
meningkatkan proses yang digunakan untuk membuat prediksi mereka sebelumnya.
Materialitas (Materiality)
Informasi bahan baku apabila misstating bisa mempengaruhi keputusan yang
membuat pengguna berdasarkan informasi keuangan suatu entitas pelaporan tertentu.
Dengan kata lain, materialitas adalah aspek entitas tertentu dari relevansi berdasarkan
sifat atau besarnya atau kedua item informasi tersebut berhubungan dalam konteks
entitas individu laporan keuangan. Akibatnya, Dewan tidak dapat menentukan batas
kuantitatif yang seragam untuk materialitas atau melepaskan apa yang bisa menjadi
bahan pertimbangan dalam situasi tertentu.
b) Representasi yang tepat (Faithful Representation)
Laporan keuangan merupakan fenomena ekonomi dalam kata-kata dan dalam
angka. Untuk menjadi berguna, informasi keuangan tidak hanya harus mewakili
fenomena yang relevan, tetapi juga memiliki nilai representasi memadai yang harus
mewakili fenomena yang memiliki tujuan untuk diwakili.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 159159159
Terdapat tiga karakteristik untuk menjadi nilai informasi representasi sempurna,
sebagai berikut;
− Lengkap (Completeness)
Lengkap mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk
memahami fenomena yang sedang digambarkan, termasuk semua deskripsi yang
diperlukan dan penjelasannya. Sebagai contoh, gambaran lengkap dari
sekelompok aktiva akan mencakup, setidaknya, gambaran sifat aset dalam
kelompok aset tersebut, gambaran numerik dari semua aset dalam masing-masing
kelompok, dan deskripsi tentang apa penggambaran numerik merupakan
(misalnya, kos awal, kos yang disesuaikan, atau nilai wajar). Untuk beberapa item,
gambaran lengkap juga mungkin memerlukan penjelasan berdasarkan fakta-fakta
yang signifikan mengenai kualitas dan sifat, serta keadaan yang mungkin
mempengaruhi kualitas, juga proses yang digunakan untuk menentukan
penggambaran numerik tersebut.
− Netral (Neutrality)
Netral akan menggambarkan seleksi atau penyajian informasi keuangan yang
tanpa bias. Sebuah penggambaran netral tidak miring, tertimbang, menekankan,
memakai perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan probabilitas bahwa
informasi keuangan akan diterima baik atau tidak baik oleh pengguna informasi.
Netral bukan berarti informasi tidak mempengaruhi perilaku. Sebaliknya, pada
informasi yang relevan, menurut definisi adalah informasi yang mampu membuat
perbedaan dalam keputusan pengguna.
− Bebas dari kesalahan (Free from error)
Bebas dari kesalahan tidak berarti bahwa informasi keuangan akurat dari berbagai
aspek. Yang dimaksud dengan bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan
atau kelalaian dalam deskripsi fenomena, dan proses yang digunakan untuk
menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak
ada kesalahan dalam proses. Sebagai contoh, estimasi harga tidak teramati atau
nilai tidak dapat ditentukan untuk menjadi akurat atau tidak akurat. Namun,
representasi dari estimasi dikatakan tepat jika jumlah suatu nilai dapat dijelaskan
dengan jelas dan akurat sebagai perkiraan, sifat dan keterbatasan dari proses
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 160160160
pengestimasian dapat dijelaskan, dan tidak ada kesalahan dalam memilih dan
menerapkan proses yang sesuai untuk mengembangkan estimasi.
Suatu representasi yang tepat tidak selalu menghasilkan informasi yang dapat
digunakan. Sebagai contoh, sebuah entitas pelaporan mungkin menerima aset dan
peralatan melalui hibah pemerintah. Dengan demikian, melaporkan aset tersebut tanpa
kos adalah tidak tepat dan informasi sangat mungkin menjadi tidak berguna. Contoh
yang sedikit lebih halus adalah perkiraan untuk jumlah nilai aset yang tercatat harus
disesuaikan untuk mencerminkan adanya penurunan nilai asset. Suatu estimasi dapat
menjadi representasi yang tepat jika entitas pelapor telah menerapkan dengan benar
proses yang sesuai, menggambarkan benar perkiraan dan menjelaskan setiap
ketidakpastian yang berpengaruh signifikan terhadap estimasi tersebut. Namun, jika
tingkat ketidakpastian dalam estimasi tersebut cukup besar, maka estimasi akan
menjadi tidak berguna. Dengan kata lain, relevansi nilai aset yang tepat akan
dipertanyakan, namun jika tidak ada representasi alternatif yang lebih baik, maka
estimasi tersebut dapat merupakan informasi terbaik yang tersedia.
b. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Informasi harus relevan dan terepresentasi dengan tepat jika ingin bermanfaat.
Baik ketepatan representasi dari sebuah fenomena yang tidak relevan, maupun
sebaliknya ketidak tepatan representasi dari fenomena yang relevan, membantu
pengguna membuat keputusan yang baik. Proses yang paling efisien dan efektif untuk
menerapkan karakteristik kualitatif fundamental biasanya sebagai berikut (tergantung
manfaat dan kendala biaya, yang tidak dipertimbangkan dalam contoh ini):
− Mengidentifikasi suatu fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi
berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelaporan itu.
− Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan paling relevan jika
tersedia dan dapat setia diwakili.
− Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 161
c. Meningkatkan karakteristik kualitatif
Dapat dibandingkan (comparability), dapat diverifikasi (verifiability), ketepatan
waktu (timeliness), dan dapat dipahami (understandability) merupakan karakteristik
kualitatif ideal yang dirumuskan untuk meningkatkan kegunaan dari informasi dari
sisi relevance dan faithful representation. Karakteristik kualitatif juga meningkatkan
dan dapat membantu menentukan mana dari dua cara harus digunakan untuk
menggambarkan fenomena jika keduanya dianggap sama relevance dan faithful
representation.
a) Dapat dibandingkan
Keputusan pengguna untuk melibatkan dan memilih di antara alternatif,
misalnya, menjual atau menahan investasi atau berinvestasi dalam suatu entitas
pelaporan atau yang lain. Akibatnya, informasi tentang suatu entitas pelaporan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan informasi yang sama tentang entitas lain dan
dengan informasi yang sama tentang entitas yang sama untuk periode atau tanggal
lain. Komparatif adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami kesamaan, dan perbedaan antara item-item laporan
keuangan. Berbeda dengan karakteristik kualitatif lainnya, komparabilitas tidak
berhubungan dengan item tunggal dan studi perbandingan membutuhkan setidaknya
dua item.
Konsistensi meski terkait dengan komparabilitas namun tidak sama dengan
komparabilitas. Konsistensi mengacu pada penggunaan metode yang sama untuk item
yang sama, baik dari waktu ke waktu dalam entitas pelaporan atau dalam satu periode
di seluruh entitas. Komparatif adalah tujuan; konsistensi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut.
Komparabilitas tidak sama dengan keseragaman (uniformity). Untuk informasi
yang dapat dibandingkan, sesuatunya harus terlihat sama dan hal yang berbeda harus
terlihat berbeda. Derajat komparatif kemungkinan akan dicapai dengan memenuhi
karakteristik kualitatif yang fundamental. Sebuah representasi yang tepat dari suatu
fenomena ekonomi yang relevan harus memiliki beberapa derajat komparatif yang
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 162162162
natural dengan representasi yang tepat dari suatu fenomena ekonomi serupa yang
relevan dengan entitas pelaporan lainnya.
Fenomena ekonomi tunggal dapat dipresentasikan dengan tepat dalam berbagai
cara, berpotensi menyebabkan metode-metode akuntansi alternatif untuk fenomena
ekonomi yang sama memiliki tingkat komparabilitas yang kurang atau tidak dapat
dibandingkan.
b) Dapat diverifikasi (verifiability)
Verifiability membantu meyakinkan pengguna bahwa informasi setia merupakan
fenomena ekonomi yang memiliki tujuan untuk mewakili. Verifiability berarti bahwa
pengamat berpengetahuan dan independen yang berbeda bisa mencapai konsensus,
meskipun tidak selalu perjanjian lengkap, bahwa penggambaran tertentu merupakan
representasi setia. informasi dikuantifikasi tidak perlu perkiraan titik tunggal yang
akan diverifikasi. Berbagai jumlah yang mungkin dan probabilitas terkait juga dapat
diverifikasi.
Verifikasi dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung. Verifikasi langsung berarti
memverifikasi jumlah atau representasi lain melalui pengamatan langsung, misalnya,
dengan menghitung uang tunai. Verifikasi tidak langsung berarti memeriksa masukan
ke rumus, model, atau teknik lain dan menghitung ulang output dengan menggunakan
metodologi yang sama.
Contoh, memverifikasi nilai yang tercatat dalam persediaan dengan
memeriksa Input (kuantitas dan biaya) dan menghitung ulang persediaan akhir
dengan menggunakan asumsi arus biaya yang sama (misalnya, dengan
menggunakan metode masuk pertama keluar pertama).
Verifikasi mungkin tidak possible untuk beberapa penjelasan yang bersifat ekspektasi
seperti nilai atau jumlah yang akan diterima di masa yang akan datang. Untuk
membantu pengguna memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi
tersebut, biasanya diperlukan mengungkapkan khususnya yang menyangkut asumsi
yang mendasarinya, metode mengumpulkan informasi, serta faktor lain dan keadaan
yang mendukung informasi tersebut.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 163163163
c) Ketepatan waktu (Timelines)
Ketepatan waktu berarti memiliki informasi yang tersedia untuk pengambil
keputusan dalam waktu yang akan mampu mempengaruhi keputusan mereka.
Umumnya, semakin terlambat (lama) informasi maka informasi tersebut kurang
berguna. Namun, beberapa informasi dapat terus tepat waktu relatif lama setelah akhir
periode pelaporan, misalnya beberapa pengguna mungkin perlu untuk
mengidentifikasi dan menilai tren.
d) Dapat dipahami (Understandability)
Mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan informasi secara jelas
dan ringkas akan membuat informasi tersebut dapat dimengerti atau dipahami.
Beberapa fenomena akuntansi secara inheren bersifat kompleks dan tidak mudah
dipahami. Laporan keuangan disusun untuk pengguna yang memiliki pengetahuan
yang cukup atas aktivitas bisnis dan ekonomi serta yang meninjau dan menganalisis
informasi dengan rajin. Kadang-kadang dan bahkan pengguna yang terinformasi
dengan baik dan rajin mungkin perlu meminta bantuan konsultas untuk dapat
memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang kompleks.
d. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Meningkatkan karakteristik kualitatif harus sejauh mungkin dimaksimalkan.
Namun, meningkatkan karakteristik kualitatif baik secara individu maupun sebagai
kelompok, tidak dapat membuat informasi berguna jika informasi tidak relevan atau
tidak memiliki representasi yang tepat. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik
kualitatif merupakan proses berulang yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan.
Kadang-kadang, satu karakteristik kualitatif akan meningkat atau mungkin harus
berkurang untuk memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya. Sebagai contoh,
penurunan sementara dalam komparabilitas sebagai akibat dari menerapkan standar
pelaporan keuangan prospektif yang baru mungkin akan bermanfaat untuk
meningkatkan relevansi atau representasi yang tepat dalam jangka panjang, namun
pengungkapan yang tepat mungkin sebagian mengimbangi non-comparability.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 164164164
e. Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan
Biaya merupakan kendala yang luas atas informasi yang dapat disediakan oleh
laporan keuangan. Pelaporan informasi keuangan memaksakan biaya, dan penting
bahwa biaya tersebut dibenarkan oleh manfaat dari pelaporan informasi tersebut. Ada
beberapa jenis biaya dan manfaat untuk dipertimbangkan. Penyedia informasi
keuangan mengeluarkan sebagian besar usaha yang terlibat dalam pengumpulan,
pengolahan, memverifikasi, dan menyebarluaskan informasi keuangan, namun
pengguna akhirnya menanggung biaya-biaya dalam bentuk berkurangnya return.
Pengguna informasi keuangan juga dikenakan biaya dalam menganalisis dan
menafsirkan informasi yang diberikan. Jika informasi yang dibutuhkan tidak tersedia,
pengguna akan dikenakan biaya tambahan untuk mendapatkan informasi yang di
tempat lain atau untuk memperkirakan tersebut.
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan memiliki nilai representasi yang
tepat akan membantu pengguna untuk membuat keputusan dengan lebih percaya diri.
Hal ini akan mengakibatkan fungsi yang lebih efisien pasar modal sehingga biaya
akan menjadi lebih rendah dibanding modal bagi perekonomian secara keseluruhan.
Seorang investor individu, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya juga menerima
manfaat dengan membuat keputusan yang lebih, dan tidaklah mungkin untuk
menyusun laporan keuangan bertujuan umum yang mampu memberikan semua
informasi kepada setiap pengguna dalam kontek menemukan yang relevan. Dalam
menerapkan kendala biaya, Dewan menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi
tertentu cenderung untuk membenarkan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan
dan menggunakan informasi tersebut. Ketika menerapkan kendala biaya dalam
mengembangkan standar pelaporan keuangan yang diusulkan, Dewan mencari
informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi, dan lain-
lain tentang sifat dan kuantitas yang diharapkan dari manfaat dan biaya standar
tersebut. Pada kebanyakan situasi, penilaian didasarkan pada kombinasi informasi
kuantitatif dan kualitatif.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 165165165
Karena subjektivitas yang melekat, penilaian individu yang berbeda atas biaya dan
manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas informasi keuangan akan
bervariasi. Oleh karena itu, Dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan
manfaat dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum, dan tidak hanya dalam
kaitannya dengan entitas pelaporan individu. Gambaran tersebut tidak berarti bahwa
penilaian biaya dan manfaat selalu membenarkan persyaratan pelaporan yang sama
untuk semua entitas. Perbedaan mungkin cocok karena ukuran yang berbeda dari
entitas, cara berbeda untuk meningkatkan modal (umum atau pribadi), kebutuhan
pengguna yang berbeda, atau faktor lainnya.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 166166166
DAFTAR PUSTAKA
APB., 1971, “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial
Statements of Business Enterprises,” APB Statement No.4., New York.
AICPA.
Baridwan, Z., 2000, “Perkembangan Teori dan Penelitian Akuntansi,” Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15, No. 4.
Belkaoui A.R., (2006),”Teori Akuntansi,” Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.
Birnberg, J.G., 1980., ”The Role of Accounting in Financial Disclosure,” Accounting,
Organizations, and Society.
Brooks, Ronald.F., 2004.,” Business and Prefessional Ethics for Accountant”. South-
Western College Publishing.
Chambers, R.J., ” The Possibility of Normative Accounting Standards,” The
Accounting Review.
Cushing, Barry E., 1977.,”On the Possibility of Optimal Accounting Principles”., The
Accounting Review.
Demski, Joel S., 1973.,”The General Impossibility of Normative Accounting
Standard,” The Accounting Review.
FASB., 1978, ”Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises,”
Statement of Financial Accounting Concept No.1.
FASB., 1980, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”. Statement of
Financial Accounting Concept No.2.
FASB., 1984. ”Recognation and Measurement in Financial Statements of Busisness
Enterprises”. Statement of Financial Accounting Concept No.5.
FASB., 1985, ”Elements of Financial Statements”. Statement of Financial Accounting
Concept No.6.
FASB., 2000, ”Using Cash Flows Information and Present Value in Accounting
Measurements”. Statement of Financial Accounting Concept No.7.
FASB., 2010, ”Conceptual Framework for Financial Reporting.” Statement of
Financial Accounting Concept No.8.
Goldberg. L.,1988., ”Foreword to A.A. Fitzgerald on the Principles of Accounting.,”
Accounting Historians Journal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 167167167
Grady, Paul., 1965.,”Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for
Business Enterprises, New York., AICPA
Hartono, J., 2004., ”Metodologi Penelitian Bisnis: salah kaprah dan pengalaman-
pengalaman., BPFE., Yogyakarta.
Heilbroner, R.L.,1969., ”Business Civilization in Decline” New York., Penguin
Books.
Hendriksen, E.S., 1982.,”Accounting Theory”., Homewood, Illinois : Richard D.
Irwin
IAI .,1998, “Standar Akuntansi Keuangan,”.
Ijiri, Yuji., 1975., ”Theory of Accounting Measurement”., Accounting Research Study
No.10
Jung.,C.G., 1971., ”Psycological Types”., Collected Works, Vol. 6
Kolb, D.A., Rubin, I.M., dan McIntyre, J.M., 1974., ”Organizational Psychology: An
Experimental Approach”. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Leftwich, R.W. 1980., ”Market Failure Fallacies and Accounting Information,”,
Journal of Accounting and Economics.
Luthans., F dan Davis,T.R., 1982 ”An Ideographic Approach to Organizational
Behavior Research: Yhe Use of Single Case Experimental Design and Direct
Measures,” Academy Management Review.
Machfoedz, M., 1999, “Akuntansi Keuangan Menengah,” Edisi Kedua, BPFE,
Yogyakarta.
McDonald, Daniel L., 1972., ”Comparative Accounting Theory”. Reading, MA:
Addison-Wesley.
Mitrof,I.I dan Kilman., 1978 ”Methodological Approaches to Sosial Sience”. San
Francisco: Jossey-Bass.
Paton, W.A. dan A.C. Littleton.,1940, “An Introduction to Corporate Accounting
Standards,” American Accounting Association.
Payne, Roy.L., 1982. “The Nature of Knowledge and Organizational Psycology”
dalam Belkaoui A.R., (2006),”Teori Akuntansi,” Edisi Lima, Salemba Empat,
Jakarta.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 168168168
Scott, W.R., 1941., “The Basic for Accounting Principles.” The Accounting Review.,
h.341-349
Scott, W.R., 2000, “Financial Accounting Theory,” Second Edition, Prentice Hall
Canada Inc, Scarborough. Ontario.
Sudibyo., B., 1987, “Rekayasa Akuntansi dan Permasalahannya di Indonesia.”
Akuntansi, Edisi No. 6.
Sugiri, S., 2005, “Kejujuran Manajemen Sebagai Dasar Pelaporan Laba Berkualitas,”
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ekonomi Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Suwardjono., 2006, “Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan” Edisi
Ketiga, BPFE Yogyakarta.
Vatter, William. J., 1963., “Postulates and Priciples”., Journal of Accounting
Research, Autumn.
Watts, R.L, dan J.L. Zimmerman.,1986, “Positive Accounting Theory,” Printice-Hall
International.Inc, Englewood Cliffs, New Jersey 07632.
Wolk., Tearney, dan Dodd., 2001, “Accounting Theory: A Conceptual and
Institusional Approach,” USA, South Western College Publishing.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 170170170
DALIL-DALIL DASAR AKUNTANSI (ARS 1)
Berasal dari lingkungan ekonomi dan politik
Dalil A.1 : Identifikasi.
Data kuantitatif berguna dalam membuat keputusan ekonomi yang rasional, yaitu
membuat pilhan di antara alternatif sehingga tindakan berkaitan secara benar dengan
konsekuensi.
Dalil A.2 : Pertukaran.
Kebanyakan barang dan jasa yang dihasilkan didistribusikan melalui pertukaran dan
tidak secara langsung dikonsumsi oleh produsen.
Dalil A.3 : Entitas (termasuk identifikasi dari entitas)
Aktivitas ekonomi dilaksanakan melalui unit tertentu atau entitas. Laporan apa pun
mengenai aktivitas tersebut harus mengidentifikasikan dengan benar unit atau entitas
tertentu yang terlibat.
Dalil A.4 : Periode waktu (termasuk spesifikasi periode waktu)
Aktivitas ekonomi dilaksanakan dalam periode waktu yang dapat ditentukan. Laporan
apa pun mengenai aktivitas tersebut harus mengidentifikasikan dengan jelas periode
waktu yang terlibat.
Dalil A.5 : Unit pengukuran (termasuk identifikasi unit moneter)
Uang adalah penyebut yang umum dalam hal barang dan jasa, termasuk tenaga kerja,
sumber daya alam, serta modal diukur. Laporan apapun harus mengidentifikasikan
dengan jelas uang yang mana (misalnya, dolar, euro, pound) yang digunakan.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 171171171
Dalil-dalil berasal dari bidang akuntansi sendiri
Dalil B.I: Laporan keuangan (berkaitan dengan A.I)
Hasil dari proses akuntansi dinyatakan dalam sekelompok laporan keuangan yang
saling berkaitan secara mendasar yang mengartikulasikan satu sama lain dan
didasarkan pada data yang sama.
Dalil B.2: Harga pasar (berkaitan dengan A.2)
Data akuntansi didasarkan pada harga yang dihasilkan oleh pertukaran di masa lalu,
masa sekarang, atau masa depan yang benar-benar terjadi atau yang diperkirakan
akan terjadi.
Dalil B.3: Entitas (berkaitan dengan A.3)
Hasil dari proses akuntansi dinyatakan dalam hal unit atau entitas tertentu.
Dalil B.4: Tentativitas (berkaitan dengan A.4)
Hasil dari operasi untuk periode waktu yang relatif pendek adalah tentatif bilamana
alokasi antara periode masa lalu, masa sekarang, dan masa depan diperlukan.
Keharusan
Dalil C.I: Kontinuitas (termasuk konsep korelatif dari umur yang terbatas)
Dalam hal tiadanya bukti mengenai hal yang sebaliknya; entitas tersebut sebaiknya
dipandang tetap beroperasi dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Dalam hal
adanya bukti bahwa entitas tersebut memiliki umur yang terbatas, maka sebaiknya
entitas tersebut tidak dipandang tetap beroperasi dalam jangka waktu yang tidak
terbatas.
Dalil C.I: Objektivitas
Perubahan dalam aktiva dan kewajiban, serta dampak yang terkait (jika ada) terhadap
pendapatan, beban, laba ditahan, dan semacamnya, sebaiknya tidak diakui secara
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 172172172
formal dalam akun sebelum titik waktu di mana hal tersebut dapat diukur secara
objektif.
Dalil C.3: Konsistensi
Prosedur yang digunakan dalam akuntansi untuk entitas tertentu sebaiknya sesuai
dengan pengukuran atas posisi dan aktivitasnya serta dilakukan secara konsisten dari
periode ke periode.
Dalil C.4: Unit yang stabil
Laporan akuntansi sebaiknya didasarkan pada unit pengukuran yang stabil.
Dalil C.5: Pengungkapan
Laporan akuntansi sebaiknya mengungkapkan apa yang perlu untuk membuatnya
tidak menyesatkan.
LAMPIRAN 7.B
SEKELOMPOK TENTATIF PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI
YANG LUAS UNTUK PERUSAHAAN BISNIS (ARS 3)
Prinsip-prinsip yang diringkas di sini memiliki relevansi untuk laporan keuangan
formal yang disediakan bagi pihak ketiga oleh manajemen dari perusahaan bisnis.
"Dalil-dalil dasar akuntansi" yang dikembangkan dalam Accounting Research Study
No. 1 adalah bagian yang tak terpisahkan dalam pernyataan prinsip ini.
Prinsip-prinsip akuntansi yang bersifat luas sebaiknya tidak diformulasikan terutama
untuk tujuan menvalidasi kebijakan (misalnya, manajemen keuangan, perpajakan,
kompensasi karyawan) yang ditetapkan di bidang-bidang lain, tidak peduli seberapa
baik serta dibutuhkannya kebijakan itu sendiri. Akuntansi memperoleh kekuatan
utamanya dari netralitas di antara tuntutan-tuntutan dari kepentingan khusus yang
saling bersaing. Fungsi sebenarnya diturunkan dari pengukuran atas sumber daya
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 173173173
entitas tertentu dan atas perubahan dalam sumber daya ini. Prinsip-prinsip akuntansi
sebaiknya ditujukan pada pencapaian dari fungsi-fungsi tersebut.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam studi ini adalah sebagai berikut:
A. Laba dihasilkan oleh seluruh proses aktivitas bisnis. Oleh karena itu, aturan atau
prosedur mana pun yang mengkaitkan laba ke suatu bagian dari 'proses
keseluruhan sebaiknya terus-menerus diperiksa kembali untuk menentukan
sampai sejauh mana hal tersebut menimbulkan bias dalam pelaporan jumlah
laba yang dikaitkan dengan periode waktu tertentu.
B. Perubahan-perubahan dalam sumber daya sebaiknya diklasifikasikan antara
jumlah-jumlah yang disebabkan untuk hal-hal berikut ini:
1. Perubahan dalam dolar (perubahan tingkat harga) yang mengarah pada
pernyataan kembali modal tetapi tidak pada pendapatan atau biaya.
2. Perubahan dalam biaya penggantian (di atas atau di bawah dampak
perubahan tingkat harga) yang mengarah pada elemen keuntungan atau
kerugian.
3. Penjualan atau transfer lainnya, atau pengakuan atas nilai realisasi bersih,
atau yang mengarah pada pendapatan atau keuntungan.
4. Penyebab-penyebab lainnya, seperti pertumbuhan atau penemuan sumber
daya alam yang sebelumnya tidak diketahui.
C. Seluruh aktiva perusahaan, baik yang diperoleh dari investasi pemilik atau
kreditor, maupun yang diperoleh dengan cara-cara lain, sebaiknya dicatat dalam
akun dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapatnya aktiva adalah
independen terhadap cara aktiva tersebut diperoleh.
D. Masalah pengukuran (penetapan harga, penilaian) terhadap aktiva adalah
masalah pengukuran terhadap manfaat masa depan, dan melibatkan paling tidak
tiga langkah:
1. Suatu penentuan jika manfaat masa depan memang ada secara fakta.
Misalnya saja, suatu bangunan mampu menyediakan ruang untuk aktivitas
manufaktur.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 174174174
2. Suatu estimasi dari kuantitas jasa. Misalnya saja, bangunan diestimasikan
akan dapat digunakan selama lebih dari dua puluh tahun, atau separuh dari
estimasi total umur.
3. Pilihan atas metode atau dasar atau formula untuk penetapan harga
(penilaian) atas kuantitas manfaat yang diperoleh dari (2) di atas. Secara
umum, pilihan dasar penetapan harga dibuat dari tiga harga pertukaran
berikut ini:
(a) Harga pertukaran masa lalu, misalnya, biaya akuisisi atau dasar
lainnya. Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi, jika ada, atas
aktiva yang ditetapkan harganya tidak akan diakui sampai penjualan
atau transfer keluar dari entitas bisnis.
(b) Harga pertukaran sekarang, misalnya, biaya penggantian.
Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi atas aktiva yang ditetapkan
harganya akan diakui dalam dua tahap.
Tahap pertama akan mengakui sebagian dari keuntungan atau kerugian
dalam periode atau periode waktu dari saat akuisisi sampai saat
penggunaan atau disposisi lainnya.
Tahap kedua akan mengakui sisa dari keuntungan atau kerugian
tersebut pada waktu penjualan atau transfer keluar lainnya dari entitas
tersebut, diukur dengan selisih antara harga jua (transfer) dan harga
penggantian. Metode ini masih termasuk metode biaya; aktiva yang
dinilai dengan dasar ini diperlakukan sebagai faktor biaya yang
menunggu disposisi.
(c) Harga pertukaran masa depan, misalnya, harga jual yang diantisipasi.
Ketika dasar ini digunakan, laba atau rugi, jika ada, telah diakui dalam
akun. Oleh karena itu, aktiva manapun yang ditetapkan dengan dasar
ini diperlakukan seolah-olah sebagai piutang, di mana penjualan atau
transfer keluar dari bisnis (termasuk konversi menjadi kas) tidak akan
menghasilkan keuntungan atau kerugian, kecuali untuk bunga (diskon)
yang muncul dari berlalunya waktu.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 175175175
Penentuan harga (valuasi) aktiva yang tepat dan alokasi laba ke periode-
periode akuntansi sebagian besar tergantung pada estimasi keberadaan
manfaat dari aktiva tersebut di masa depan tanpa menghiraukan dasar-dasar
yang digunakan untuk menentukan harga aktiva tersebut. Perlunya estimasi
merupakan hal yang tidak dapat dihindari dan tidak bisa dihilangkan oleh
adopsi rumus apa pun untuk penentuan harga tersebut.
4. Seluruh aktiva dalam bentuk uang atau klaim atas uang sebaiknya
ditampilkan pada nilai sekarang terdiskonto atau ekuivalennya. Tingkat
bunga yang akan digunakan dalam proses akuntansi adalah tingkat bunga
pasar (efektif) pada tanggal aktiva tersebut diperoleh.
Proses diskonto adalah tidak perlu dalam kasus piutang jangka pendek
di mana pengaruh bunga adalah kecil. Nilai buku dari piutang sebaiknya
dikurangi dengan penyisihan untuk elemen-elemen tidak tertagih; estimasi
biaya penagihan sebaiknya dicatat dalam akun tersebut.
Jika klaim atas uang adalah tidak pasti dalam hal waktu atau jumlah
penerimaan, maka klaim tersebut sebaiknya dicatat pada nilai pasar
sekarang. Jika nilai pasar sekarang begitu tidak pastinya sehingga tidak
dapat diandalkan, maka aktiva tersebut sebaiknya ditampilkan pada
biayanya.
5. Persediaan yang siap untuk dijual pada harga yang diketahui dengan biaya
yang dapat diprediksi sebaiknya dicatat pada nilai realisasi bersih, dan
pendapatan terkait dicatat pada waktu yang bersamaan. Jenis-jenis
persediaan lainnya sebaiknya dicatat pada biaya sekarang (penggantian),
dan keuntungan atau kerugian terkait dilaporkan secara terpisah. Akuntansi
untuk persediaan dengan kedua dasar tersebut menyebabkan dicatatnya
pendapatan, keuntungan, atau kerugian sebelum hal tersebut divalidasi oleh
penjualan, namun keduanya memang merupakan komponen dari laba (rugi)
bersih pada periode ketika hal tersebut terjadi.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 176176176
Biaya akuisisi dapat digunakan ketika biaya tersebut mendekati biaya
sekarang (penggantian), sebagaimana halnya ketika harga per unit dari
komponen persediaan cukup stabil dan tingkat perputarannya tinggi. Dalam
semua kasus dasar pengukuran yang benar-benar digunakan sebaiknya
"diverifikasi oleh investigator lainnya yang kompeten."
6. Seluruh pabrik dan peralatan yang digunakan, atau disimpan dalam kondisi
siap untuk digunakan, sebaiknya dicatat pada biaya akuisisi atau konstruksi,
dengan modifikasi yang sesuai untuk dampak dari perubahan dolar dalam
laporan utama atau dalam laporan pelengkap. Dalam laporan eksternal,
pabrik dan peralatan sebaiknya dinyatakan kembali dalam hal biaya
penggantian saat ini ketika ada kejadian signifikan tertentu yang terjadi,
seperti reorganisasi entitas bisnis atau mergernya entitas tersebut dengan
entitas lain atau ketika entitas itu menjadi anak perusahaan dari perusahaan
induk. Bahkan ketika tiadanya kejadian yang signifikan, akun-akun
sebaiknya dinyatakan kembali secara periodik, mungkin setiap lima tahun.
Pengembangan dari indeks biaya konstruksi dan harga mesin serta peralatan
yang memuaskan sangat membantu dalam membuat perhitungan biaya
penggantian menjadi mungkin, praktis, dan objektif.
7. Investasi (dengan dasar biaya atau dasar lainnya) dalam pabrik dan peralatan
sebaiknya diamortisasi selama umur manfaat yang diestimasikan. Dasar
untuk mengadopsi metode amortisasi tertentu untuk aktiva tertentu
sebaiknya adalah kemampuan dasar tersebut untuk menghasilkan alokasi
yang cukup konsisten dengan arus manfaat yang diantisipasi dari aktiva
tersebut.
8. Semua "aktiva tidak berwujud" seperti paten, hak cipta, penelitian dan
pengembangan, serta goodwill sebaiknya dicatat at cost dengan modifikasi
yang sesuai untuk dampak perubahan dolar dalam laporan utama atau
laporan pelengkap. Aktiva tak berwujud dengan jangka waktu terbatas
sebaiknya diamortisasi sebagai biaya selama umur manfaat yang
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 177177177
diestimasikan. Aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas sebaiknya
tetap dicatat sebagai aktiva, tanpa amortisasi.
Jika jumlah investasi (kos atau dasar lainnya) dalam pabrik dan
peralatan atau dalam "aktiva tak berwujud" telah meningkat atau menurun
sebagai akibat dari penilaian atau penggunaan angka indeks, depresiasi atau
amortisasi lain sebaiknya didasarkan pada jumlah yang telah berubah
tersebut.
E. Seluruh kewajiban dari perusahaan sebaiknya dicatat dalam akun dan dilaporkan
dalam laporan keuangan. Kewajiban tersebut yang membutuhkan penyelesaian
dalam kas sebaiknya diukur dalam nilai sekarang (terdiskonto) dari pembayaran
masa depan atau ekuivalennya. Tingkat bunga hasil (pasar, efektif) pada tanggal
terjadinya kewajiban adalah tingkat yang tetap untuk digunakan dalam proses
diskonto dan dalam amortisasi "diskonto" serta "premium." "Diskonto" dan
"premium" adalah alat teknis untuk mengaitkan harga penerbitan dengan jumlah
pokok dan oleh karena itu sebaiknya dikaitkan dengan jumlah pokok dalam
laporan keuangan.
F. Kewajiban-kewajiban yang membutuhkan penyelesaian dalam barang atau jasa
(selain kas) sebaiknya diukur menggunakan harga jual yang telah disetujui. Laba
diakrualkan dalam kasus di mana jasa yang dijanjikan telah dilakukan atau barang
yang dijanjikan telah diproduksi atau diantarkan.
G. Dalam perusahaan, ekuitas pemegang saham sebaiknya diklasifikasikan ke dalam
investasi modal dan laba ditahan (surplus yang diperoleh). Investasi modal,
sebaiknya, pada akhirnya, diklasifikasikan sesuai dengan sumber, yaitu, sesuai
dengan sifat yang mendasari dari transaksi yang menimbulkan investasi modal.
Laba ditahan sebaiknya memasukkan jumlah kumulatif dari laba bersih dan
rugi bersih, dikurangi dengan dividen yang telah diumumkan dan dikurangi
dengan jumlah yang ditransfer ke investasi modal.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 178178178
Dalam bisnis yang tidak berbentuk korporasi, rencana yang sama dapat
diikuti, tetapi alternatif yang dapat diterima dan yang lebih banyak diikuti adalah
pelaporan total kepemilikan dari masing-masing pemilik atau kelompok pemilik
pada tanggal neraca.
H. Suatu laporan atas hasil operasi sebaiknya mengungkapkan komponen-komponen
laba dengan rincian yang mencukupi untuk memungkinkan dibuatnya
perbandingan dan interpretasi. Untuk tujuan ini, data tersebut sebaiknya
diklasifikasikan paling tidak menjadi pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian.
1. Secara umum, pendapatan dari perusahaan selama suatu periode akuntansi
mencerminkan pengukuran atas nilai pertukaran dari produk (barang dan jasa)
perusahaan tersebut selama periode itu. Diskusi sebelumnya, dalam D.3(b)
juga berlaku di sini.
2. Secara luas, beban mengukur biaya dari jumlah pendapatan yang diakui.
Beban dapat secara langsung dikaitkan dengan transaksi penghasil pendapatan
itu sendiri (misalnya, yang disebut dengan "biaya produk") atau dengan
periode akuntansi di mana pendapatan tersebut muncu (misalnya, yang
disebut dengan "biaya periodik").
3. Keuntungan meliputi pos-pos seperti hasil dari penyimpanan persediaan
ketika harga naik, penjualan aktiva (selain barang dagangan yang siap untuk
dijual) pada harga yang melebihi nilai bukunya, dan penyelesaian kewajiban
pada nilai yang kurang dari nilai bukunya. Kerugian meliputi pos-pos seperti
hasil penyimpanan persediaan ketika harga turun, penjualan aktiva (selain
barang dagangan yang siap untuk dijual) pada nilai yang kurang dari nilai
bukunya atau nilai penghentiannya, penyelesaian kewajiban pada nilai yang
lebih tinggi dari nilai bukunya, dan pengenaan kewajiban melalui tuntutan
hukum.
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan
Teori Akuntansi Page 179179179
Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Menurut Paul Grady 1. Pengakuan hak milik pribadi (A society and government structure honoring
private property right)
2. Kesatuan usaha yang berdiri sendiri (Specific business entities)
3. Kontinyuitas usaha (Going cocern)
4. Kesatuan uang sebagai satuan kwantifikasi transaksi (Monetary expression in
account)
5. Konsistensi antar periode untuk suatu kesatuan usaha (Consistency between
periods for the same entity)
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi antar satuan usaha (Diversity in accounting
among independent entities)
7. Konservatisme (Concervatism)
8. Keandalan data keuangan melalui pengendalian internal (Dependability of data
through internal control)
9. Materialitas (Materiality)
10. Periodisasi laporan memerlukan taksiran (Timeliness in financial reporting
requirese stimates)