Transcript
Page 1: Teori anion kation benar

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reaksi pengendapan telah digunakan secara luas dalam kimia analitik

dalam titrasi penentun gravimetri dan pemisahan campuran saat contoh menjadi

bagian - bagian dari komponennya pengendapan masih merupakan suatu teknik

penting dalam kebanyakan prosedur dalam kimia analitik.

Pemisahan anion dan kation dalam suatu larutan dapat dilakukan dengan

reaksi pengendapan yaitu dengan prinsip analisa kualitatif. Analisa tersebut

kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan senyawa.

Pemisahan dan pengkajian lebih lanjut dilakukan dalam tiap golongan.

Ada tidaknya kation dan anion dalam suatu larutan, maka kita dapat

menggunakan suatu analisa, yaitu analisa kuantitatif. Analisa kuantitatif

mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium yang dapat digunakan untuk

memindahkan dan menguji adanya ion dalam larutan. Analisa ini dikatakan

kuantitatif karena adanya penentuan jenis ion yang ada dalam campuran. Analisa

tak harus selalu menyatakan senyawa yang menghasilkan ion atau banyak ion

(kuantitatif). Dibandingkan dengan seperangkat prosedur laboratorium lainnya,

analisa kuantitatif menggambarkan keseluruhan konsep pertimbangan.

Dua kation yang larut membentuk endapan serupa dengan kelarutan yang

cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapan selektif, yang dilakukan

dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan, yang

seringkali dapat dikendalikan dengan memanfaatkan pengaruh ion

sekutu. Tetapan keseluruhan untuk menambah sederet ligan disebut tetapan

kestabilan.

http://www.ilmuternak.com/2014/11/laporan-kimia-identifikasi-anion-

dan.html

1

Page 2: Teori anion kation benar

1.2. Tujuan Percobaan

1.2.1. Pengujian Kation

1.Pengujian ion Barium

-Untuk Mendeteksi Ion Barium melalui reaksi pengendapan

2.Pengujian ion Kobalt

-Untuk Mendeteksi Ion Kobalt dengan menggunakan Soda Alkali

3.Pengujian Ion Nikel

-Untuk mendeteksi Ion Nikel Melalui Reaksi Pengendapan

1.2.2. Pengujian Anion

1.Pengujian Ion Klorida

-Untuk Mendeteksi Ion Klorida dengan Reaksi Pengendapan

2.Pengujian Ion Sulfida

-Untuk Mendeteksi reaksi Sulfida dengan asam menggunakan kertas Pb

Asetat

3.Pengujian ion Karbonat

-Untuk mendeteksi Ion-ion Karbonat dengan reaksi Pengendapan

1.3 Aplikasi

Dalamindustri pangan pengujian kation untuk menentukan dan

memindahkan ion – ion lain atau pengotor dalam makanan itu

Pengujian anion dapat dianalisis dalam industri bioetanol dimana terdapat

kandungan ion klorida dalam bentuk anion organik yang membentuk senyawa

garam ini juga menimbulkan karat pada mobil

2

Page 3: Teori anion kation benar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Klasifikasi Analisis Kation

Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation dikalsifikasi  dalam lima

golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen

golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam

klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat.  Klasifikasi ini

didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan

membentuk endapan atau tidak.

Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah

sebagai berikut:

1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida

encer. Ionion golongan ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak.

2.      Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. 

Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium,

arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV).

Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang

terakhir sub-golongan IIb.  Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa tak

dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb

justru dapat larut.

3.      Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer,

ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer.  Namun,

kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana netral

atau amoniakal.  Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II),

besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II).

3

Page 4: Teori anion kation benar

4.      Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I,

II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan

adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.  Kation-kation

golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium.

5.      Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan

reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir,

yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan

hidrogen.

(vogel, 1985 hal 203)

2.2       Klasifikasi Analisis Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya

kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh

tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-).  Natrium klorida (NaCl),

yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound)

karena dibentuk dari kation dan anion.  Atom dapat kehilangan atau memperoleh

lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau

memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl-

Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu

atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion

relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada

dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat

digolongkan sebagai berikut :

1.        Golongan sulfat: SO42-, SO3

2-, PO43-, Cr2O4

2-, BO33- -, Cr2O4

2-, AsO43-,AsO3

3-.

Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.

2.        Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2-

Anion golongan ini mengendap dengan Ag+  dalam larutan asam (HNO3)

3.        Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2

-.

4

Page 5: Teori anion kation benar

Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2

-, CH3OO- .

Proses reaksi anion dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:

I      Kelas A

a.       Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat,

hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida,

dan sianat.

b.      Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat.

II      Kelas B

a.       Reaksi pengendapan: sulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat,

dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat.

b.      Oksidasi dan reduksi dalam larutan

A. Golongan Kation Pertama: Timbal(II), Merkurium(I), Dan Perak(I)

Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. 

Namun, timbal klorida sedikit larut dalam air dankarena itu timbal tak pernah

mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu

cuplikan, ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan

hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golngan kedua.

Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut.  Diantara sulfat-sulfat,

timbal sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. 

Kelarutan merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat di atas.  Bromida dan

iodida juga tidak larut, sedangka pengendapan timbal halida tidak sempurna dan

endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas.  Asetat-asetat labih mudah

larut, meskipun perak asetat bias mengendap dari larutan yang agak pekat. 

Hidroksida dan karbonat akan diendapksan dengan reagen yang jumlahnya

ekuivalen, tetapi kalau reagen berlebihan, ia tidak bertindak dengan bermacam-

macam cara.  Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia.

B. TimbaL (Pb)

            Menurut Heryando Palar (2004), h. 75, logam timbal atau Pb mempunyai

5

Page 6: Teori anion kation benar

sifat yang khusus seperti berikut:

1.      Merupakan logam  yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan

menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.

2.      Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat, sehingga

logam timbal sering digunakan sebagai bahan coating.

3.      Mempunyai titik lebur rendah, hanya 327,5 derajat C.

4.      Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam

biasa, kecuali emas dan merkuri.

5.      Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.

C. Merkurium (Hg)

Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan

mempinyai rapatan 13, 534 g ml-1pada 25oC. Ia tak dipengaruhi asam klorida atau

asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asan nitrat.  Asam nitrat

yang dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkurium yang berlebihan

menghasilkan ion merkurium(I):

6Hg + 8HNO3 → 3Hg22+ + 2NO↑ + 6NO3

- + 4H2O

dengan asam nitrat pekat panas yang berlebihan, terbentuk ion merkurium(II):

                        3Hg + 8HNO3 → 3Hg2+ + 2NO↑ + 6NO3- + 4H2O

asam sulfat pekat panas jga melarutkan merkurium. Hasilnya adalah ion

merkurium(I), jika merkurium terdapat berlebihan

                        2Hg + 2H2SO4 → Hg22+ + SO4

2- + SO2↑ + 2H2O

sedangkan bila asam berlebihan, ion merkurium(II) yang akan terbentuk

                        Hg + 2H2SO4 → Hg2+ + SO42- + SO2↑ + 2H2O

kedua ion merkurium(I) dan merkurium(II) bersifat sangat berbeda terhadap

reagensia-reagensia yang dipakai dalam analisis kualitatif.

D. Perak (Ag)

Perak adalah logam yang putih, dapat ditempa dan liat.  Rapatannya tinggi

(10,5 g ml-1) dan ia melebur pada 960,5oC. Ia tak larut dalam asam klorida, asam

sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M).  Dalam larutan asam nitrat yang

6

Page 7: Teori anion kation benar

lebih pekat (8M) (a) atau dalam asam pekat panas (b), ia melarut:

6Ag + 8HNO3 → 6Ag+ + 2NO↑ + 6NO3- + 4H2O         (a)

2Ag + 2H2SO4 → 2Ag+ + SO42- + SO2↑ + 2H2O           (b)

perak membentuk ion monovalen dalam larutan yang tak berwarna.  Senyawa-

senyawa perak (II) tidak stabil, tetapi memainkan peranan penting dalam proses-

proses oksidasi-reduksi yang dikataliskan oleh perak.

E. Besi (Fe)

Larutan ammonia, endapan coklat merah seperti gelatin dari besi(III)

hidroksida, yang tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi larut dalam asam.

Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → Fe(OH)3↓ + 3NH4+

hasilkali kelarutan besi(III) hidroksida begitu kecil (3,8x10-38), sehingga terjadi

pengendapan sempurna, bahkan dengan adanya garam-garam ammonium

(perbedaan dari besi(III), nikel, kobalt, mangan, zink dan magnesium). 

Pengendapan tak terjadi jika ada serta asam-asam organik tertentu.  Besi(III)

hidroksida diubah padapemanasan yang kuat menjadi besi(III) oksida.

F. Zink (Zn)

Zink adalah logam yang putih-kebiruan, logam ini cukup mudah ditempa

dan liat pada 110-1500C.  Zink melebur  pada 4100C dan mendidih pada 9060C. 

Logamnya yang murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali,

adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga, yang

dihasilkan oleh penambahan beberapa tetes larutan garam dari logam-logam ini,

mempercepat reaksi. Ini menjelaskan larutannya zink-zink komersial. Yang

terakhir ini dengan mudah larut dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer

dengan hidrogen:

Zn + 2H+ → Zn3+ + H2↑

Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana tak ada gas

yang dilepaskan:

            4Zn + 10H+ + NO3- → 4Zn2+ + NH4

+ + 3H2O

Dengan penambahan pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk dinitrogen

7

Page 8: Teori anion kation benar

oksida (N2O).

G. Klorida (Cl-)

Kebanyaka klorida larut dalam air.  Merkurium(I) klorida,perak klorida,

timbale klorida (yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut

dalam air mendidih).  Asam sulfat pekat, klorida ini terurai banyak dalam keadaan

dingin, penguraian adalah sempurna pada pemanasan, yang disertai dengan

pelepasan hidrogen kloorida,

Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4- .

H. Asetat (CH3COO-)

Asam sulfat encer, asam asetat yang mudah dikenali dari baunya yang

seperti cuka, dilepaskan pada pemanasan.

CH3COO- + H+ → CH3COOH↑

Asam sulfat pekat, asam asetat yang dilepaskan pada pemanasan, bersama-sama

belerang dioksidasi, yang terakhir ini cenderung menutupi bau menusuk dari uap

asam asetat pekat itu.  Karena itu, uji dengan asam sulfat encer dimana uap asam

asetat diencerkan dengan uap air, hendaknya lebih dipilih sebagai uji terhadap

asetat.

I. Iodida (I-)

Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromida.  Perak,

merkurium(I), merkurium(II), tembaga(I) dan timbale iodide adalah garam-

garamnya yang paling sedikit larut.  Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan

larutan kalium iodide, KI 0,1M.  Asam sulfat pekat dengan iodide padat, iod akan

dibebaskan, pada pemanasan, uap lembayung dilepasakan, yang mengubah kertas

kanji menjadi biru.  Sedikit hidrogen iodide terbentuk, ini dapat dilihat dengan

meniup melintasi mulut bejana, pada mana dihasilkan asap putih, tetapi

kebanyakan darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi belerang dioksida,

hidrogen sulfida dan belerang yang perbandingan relatif mereaka bergantung pada

8

Page 9: Teori anion kation benar

konsentrasi reagensia-reagensia.

2I- + 2H2SO4 → I2↑ + SO42- + 2H2O.

2.3. Analisis Kation

            Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel

mengandung suatu macam kation. Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation

dari campurannya. Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya dilakukan

adalah sebelum uji reaksi dilakukan kation dipisahkan terlebih dahulu  dari

campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang

dapat dilihat hasilnya yaitu endapan atau warna keduanya. Cara ini membutuhkan

sampel yang agak banyak lebih kurang 10 mL tergantung kepekaan larutan

sampel.

            Kation-kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak

larut. Namun, timbal klorida sedikiut lairut dalam air, dan karena itu timbal tidak

pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer.

Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromida dan

iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan

endapannya mudah larut dalam air panas. Asetat-asetat lebih mudah larut,

meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida

dan karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen.

Kation golongan 1 mengandung kation logam yang terendapkan sebagai senyawa

klorida yang tidak larut. Kation-kation ini dapat diendapkan dengan pereaksi asam

klorida.

Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok kation

dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan

dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan

yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali

membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan

masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi

kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya

dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi pereaksi serta

9

Page 10: Teori anion kation benar

pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa

kelompok.

Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub

golongan, sub golongan tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari

pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida.

Sementara sulfida dari golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida

dari sub golongan arsenik melarut dengan membentuk garam ion.

2.4. Analisis Anion

            Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya

kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh

tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-).  Natrium klorida (NaCl),

yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound)

karena dibentuk dari kation dan anion.  Atom dapat kehilangan atau memperoleh

lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau

memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22-, dan N3-, Na+ dan Cl-

Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu

atom.

            Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion

relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada

dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat

digolongkan sebagai berikut :

1. Golongan sulfat:

SO42-, SO3

2-, PO43-, Cr2O4

2-, BO33- -, Cr2O4

2-, AsO43-,AsO3

3-. Anion-anion ini

mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.

2. Golongan halida :

    Cl-, Br-, I, S2-

    Anion golongan ini mengendap dengan Ag+  dalam larutan asam (HNO3).

3. Golongan nitrat :

    NO3-, NO2-,C2H3O2

-.

10

Page 11: Teori anion kation benar

    Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2

-, CH3OO- .

            Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada

analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji

analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya

gas, dan kelarutannya. Beberapa anion menghasilkan asam lemah volatil atau

dioksidasi dengan asam sulfat pekat.

Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan

dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan,

dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat.

http://hafiyahaziz.blogspot.co.id/2011/05/laporan-uji-kation-dan-anion.html

2.5. Metode pengendapan

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses

pemisahannya, misalnya Ag diendapkan sebagai AgCl, dikeringkan pada suhu

130oC kemudian ditimbang sebagai AgCl, atau Zn diendapkan sebagai

Zn(NH4)PO46H2O, selanjutnya dibakar dan ditimbang sebagai Zn2P2O7.  Aspek

yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya

endapannya mempinyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara

filtrasi.  Sifat fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari

larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran

partikelnya cukup besar serta endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan

komposisi kimia tertentu.

http://hafiyahaziz.blogspot.co.id/2011/05/laporan-uji-kation-dan-anion.html

11

Page 12: Teori anion kation benar

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Bahan

1. Asam Sulfat (H2 SO4)

Sebagai Bahan penguji logam barium

Sifat Fisika

BM 98,08 gr/mol

Titik didih 340°C

Titik Lebur 10,49°C

Densitas 2,8244 gr/ml

Viscositas 1,084 gr/ml

Tekanan uap 1 (146 oC)

Berat jenis cairan 1,84 (100 persen)

Berat jenis uap 3,4 (udara = 1)

(Perry’s 1999)

Sifat Kimia :

* Terionisasi sempurna menjadi ion hidrogen dan ion sulfat

H2SO4 2H+ + SO4-2

(Asam sulfat) (Ion hidrogen) (Ion sulfat)

* Bereaksi dengan logam Mg menghasilkan magnesium sulfat dan membebaskan

gas hidrogen

H2SO4 + Mg MgSO4 + H2

(Asam sulfat) (magnesium) (Magnesium Sulfat ) ( gas hidrogen)

* Bereaksi dengan BaCl2 menghasilkan endapan putih barium sulfat dan asam

klorida

H2SO4 + BaCl2BaSO4 putih + 2HCl

12

Page 13: Teori anion kation benar

(Asam sulfat) (barium klorida) (Barium sulfat) (asam klorida)

* Bereaksi dengan CaCl2 menghasilkan endapan putih kalsium sulfat dan asam

klorida

H2SO4 + CaCl2 CaSO4putih + 2HCl

(Asam sulfat) (kalsium klorida ) (kalsium sulfat) (asam klorida)

* Bereaksi dengan Pb(NO3)2 menghasilkan endapan putih timbal sulfat dan

natrium nitrat.

H2SO4 + Pb(NO3)2 PbSO4 putih + 2HNO3

(Asam sulfat) (timbal nitrat) (timbal sulfat ) (asam nitrat)

* Bereaksi dengan Na menghasilkan natrium sulfat dan melepaskan gas hidrogen

H2SO4 + 2Na Na2SO4 + H2

(Asam sulfat) (ion Natrium ) (Natrium sulfat) (Hidrogen)

* Bereaksi dengan Almenghasilkan aluminium sulfat dan melepaskan gas

hidrogen

3H2SO4 + 2AlAl2(SO4)3 + 3H2

(Asam sulfat) (ion aluminium) (aluminium sulfat) (gas hidrogen)

(Vogel, 1990)

2. K2Cr2O7(Kalium bikromat)

Sebagai penguji larutan

Sifat Fisika

Titik didih >5000 0C

Titik lebur 3980 0C

Densitas 2,69 gr/cm

Kelarutan dalam air 130 g/l

Penguraian termal 500oC

Berwarna orange

Berat molekul 294,2 g/mol

13

Page 14: Teori anion kation benar

Densitas 1,51 g/cm

(Perry’s 1999)

Sifat kimia

Bereaksi dengan Ca(OH)2 menghasilkan kalium hidroksida dan kalsium

dikromat

K2Cr2O7 +Ca(OH)2―› 2KOH + CaCr2O7

(kalium dikromat) (kalsium hidroksida) (Kalium Hidroksida) (kalsium

dikromat)

Bereaksi dengan Ba(OH)2 menghasilkan kalium hidroksida dan barium

dikromat

K2Cr2O7 +Ba(OH)2―› 2KOH + BaCr2O7

(kalium dikromat) (Barium hidroksida) (Kalium Hidroksida) (Barium

dikromat)

Bereaksi denganAgNO3menghasilkan perak dikromat dan kalium nitrat

K2Cr2O7  +  AgNO3   →  AgCr2O7   kuning tua   +  2 KNO3

(kalium dikromat) (perak nitrat) (perak dikromat) (kalium nitrat)

Bereaksi denganBaCl2  menghasilkan barium dikromat dan kalium klorida

K2Cr2O7 + BaCl2   →  BaCrO7  kuning + KCl

(kalium dikromat) (barium klorida) (barium dikromat) (Kalium klorida)

Bereaksi dengan HCl menghasilkan asam dikromat dan kalium

kloridaK2Cr2O7 + 2HCl ―› H2Cr2O7 + 2KCl

(kalium dikromat) (asam klorida) (asam dikromat) (Kalium Hidroksida)

Bereaksi dengan CaCl2 menghasilkan kalsium dikromat dan kalium

klorida

K2Cr2O7 + CaCl2 ―›CaCr2O7 + 2KCl

(kalium dikromat)(kalsium klorida)(kalsiumdikromat) (Kalium

Hidroksida)

Bereaksi dengan NaCl menghasilkan natrium dikromat dan kalium

kloridaK2Cr2O7 + 2NaCl ―›Na2Cr2O7 + 2KCl

(kalium dikromat) (natrium klorida) ( natrium dikromat) (Kalium Hidroksida)

14

Page 15: Teori anion kation benar

(Vogel,

1990)

3. Asam Nitrat (HNO3)

sebagai bahan penguji

Sifat fisika

BM 36,42 gr/mol

T.didih normal 188,11°K

Densitas 1,477gr/l

Suhu peleburan 158,94 °K

Keasaman -8,0

Viskositas 1,9 mpa

Cairan bening

Kelarutan dalam air 130 g/l

(Per

ry’s 1999)

Sifat Kimia

Bereaksi dengan Zn- menghasilkan seng nitrat dan ion hidrogen

HNO3 + Zn- → ZnNO3 + H+

(Asam Nitrat) (ion seng) (Seng Nitrat) (ion hidrogen)

Bereaksi dengan Mg(OH)2 menghasilkan magnesium nitrat dan air

2HNO3+ Mg(OH)2 → Mg(NO3)2 +2H2O

(Asam Nitrat) (magnesium hidroksida) (Magnesium Nitrat) ( air)

Bereaksi dengan Ba(OH)2menghasilkan barium nitrat dan air

2HNO3+ Ba(OH)2 → Ba(NO3)2 +2H2O

(Asam Nitrat) (barium hidroksida) (barium Nitrat) ( air)

Bereaksi dengan Ca(OH)2 menghasilkan kalsium nitrat dan air

2HNO3+ Ca(OH)2 → Ca(NO3)2 + 2H2O

(Asam Nitrat) (Kalsium hidroksida) (Kalsium Nitrat) ( air)

Bereaksi dengan CaCl2 menghasilkan kalsium nitrat dan asam klorida

2HNO3+ CaCl2 → Ca(NO3)2 + 2HCl

(Asam Nitrat) (Kalsium klorida) (Kalsium Nitrat) (asam klorida)

15

Page 16: Teori anion kation benar

Bereaksi dengan BaCl2 menghasilkan barium nitrat dan asam klorida

2HNO3+ BaCl2 → Ba(NO3)2 + 2HCl

(Asam Nitrat) (barium klorida) (barium Nitrat) ( asam

klorida)

Bereaksi dengan KClmenghasilkan kalium nitrat dan asam klorida

HNO3 + KCl → KNO3 + HCl

(Asam Nitrat) (Kalium hidroksida) (Kalium Nitrat) ( asam

klorida)

(Vo

gel,1990)

4. Kobalt klorida (CoCl2)

sebagai bahan yang diuji

Sifat Fisika

Massa atom 207,2

Massa jenis cairan 11,34

Titik lebur 327,46 oC

Titik didih 1749 oC

Berbentuk cairan dan padatan

Kalor peleburan 4,77 Kj

Kalor penguapan 179,5 Kj

Kapasitas kalor 26,650 Kj

(Per

ry’s 1999)

Sifat Kimia

Bereaksi dengan Mg(OH)2 menghasilkan magnesium klorida dan kobalt

hidroksida

CoCl2 + Mg(OH)2 → MgCl2 + Co(OH)2

Kobalt magnesium Magnesium Cobalt

Klorida hidroksida klorida hidroksida

16

Page 17: Teori anion kation benar

Bereaksi dengan Ca(OH)2 menghasilkan kalsium klorida dan cobalt

hidroksida

CoCl2 + Ca(OH)2→ CaCl2+Co(OH)2

(Kobalt klorida) (kalsium hidroksida) (kalsium klorida)(Kobalt hidroksida)

Bereaksi dengan CaSO4 menghasilkan kalsium klorida dan kobalt sulfat

CoCl2 + CaSO4 → CaCl2+CoSO4

(Kobalt klorida) (kalsium Sulfat) (kalsium klorida) (Kobalt sulfat)

Bereaksi dengan MgSO4 menghasilkan magnesium klorida dan kobalt

sulfat

CoCl2+MgSO4→ MgCl2 + CoSO4

(Kobalt klorida)(magnesium Sulfat) (magnesium klorida) (Kobalt sulfat)

Bereaksi denganH2SO4menghasilkan asam klorida dan kobalt sulfat

CoCl2 + H2SO4→ 2HCl + CoSO4

(Kobalt klorida) (asam Sulfat) (Asam klorida) (Kobalt sulfat)

Bereaksi dengan K2SO4 menghasilkan kalium klorida dan kobalt sulfat

CoCl2 +K2SO4 → 2KCl + CoSO4

(Kobalt klorida) (kalium Sulfat) (Kalium klorida) (Kobalt sulfat)

Bereaksi dengan Na2SO4 menghasilkan natrium klorida dan kobalt sulfat

CoCl2 +Na2SO4 → 2NaCl + CoSO4

(Kobalt klorida) (natrium Sulfat) (natrium klorida) (Kobalt sulfat)

(Vogel,1

990)

5. Barium Hidroksida (Ba(OH)2)

Sebagai bahan yang diuji

Sifat fisika

Massa atom 137,33

Massa jenis 3,51 gr.cm

Titik lebur 727 C

Titik didih 1897 C

Kalor penguapan 140,3 kJ

Kapasitas kalor 28,07 kJ

17

Page 18: Teori anion kation benar

Berbentuk cairan

Modulus young 13 Gpa

(Per

ry’s 1999)

Sifat Kimia

Bereaksi dengan MgCl2 menghasilkan magnesium hidroksida dan barium

klorida

Ba(OH)2 + MgCl2 → Mg(OH)2 +BaCl2

(Barium Hidroksida) (Magnesium klorida) (Magnesium hidroksida)

(Bariumklorida)

Bereaksi denganCaCl2 menghasilkan kalsium hidroksida dan barium

klorida

Ba(OH)2 + CaCl2 → Ca(OH)2 + BaCl2

(Barium Hidroksida) (kalsium klorida) (kalsium hidroksida) (Barium

klorida)

Bereaksi dengan MgSO4 menghasilkan magnesium hidroksida dan barium

sulfat

Ba(OH)2 + MgSO4→ Mg(OH)2 + BaSO4

Barium magnesium magnesium barium

Hidroksida sulfat hidroksida sulfat

Bereaksi dengan H2SO4 menghasilkan air dan barium sulfat

Ba(OH)2 + H2SO4 → 2H2O+ BaSO4

(Barium Hidroksida) (asam Sulfat) (Air) (Barium sulfat)

Bereaksi dengan K2SO4 menghasilkan kalium hidroksida dan barium sulfat

Ba(OH)2 + K2SO4→ 2KOH + BaSO4

(Barium Hidroksida) (kalium Sulfat) (Kalium hidroksida) (Barium sulfat)

Bereaksi dengan KCl menghasilkan kalium hidroksida dan barium klorida

Ba(OH)2 + 2KCl→ 2KOH + BaCl2

18

Page 19: Teori anion kation benar

(Barium Hidroksida) (Kalium klorida (kalium hidroksida (Barium klorida)

Bereaksi dengan 2NaCl menghasilkan natrium hidroksida dan barium

klorida

Ba(OH)2 + 2NaCl→ 2NaOH + BaCl2

(Barium Hidroksida)(natrium klorida)(natrium hidroksida)(Barium

klorida)

(V

ogel,1990)

6. Natrium Hidroksida (NaOH)

sebagai larutan penguji

Sifat Fisika

BM 40 gr/mol

Rapat Jenis 2,13 gr/ml

T.didih 139,6°C

Viscositas 0,32 Cp

Indeks Bias 1,42

T.Lebur 318°C

Massa molar 39,997 gr.cm

Kelarutan dalam air 111g/100L

(Perry’s 1999)

Sifat kimia

Bereaksi dengan FeCl2menghasilkan endapan orange besi hidroksida dan

natrium klorida

2NaOH  + FeCl2 → Fe (OH)2  orange + 2 NaCl

(natrium hidroksida) (besi klorida) (besi hidroksida) ( natrium klorida)

Bereaksi dengan HgNO3menghasilkan endapan hitam merkuri hidroksida dan

natrium nitrat

NaOH + HgNO3→HgOH hitam +NaNO3

(natrium hidroksida) (merkuri nitrat) (merkuri hidroksida) (natrium nitrat)

19

Page 20: Teori anion kation benar

Bereaksi dengan AgNO3 menghasilkan endapan coklat perak hidroksida dan natrium

nitrat

NaOH + AgNO3→AgOH coklat +NaNO3

(natrium hidroksida) (perak nitrat) (perak hidroksida) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan Al2(SO4)3 menghasilkan endapan orange kecoklatan aluminium

hidroksida dan natrium sulfat

6NaOH + Al2(SO4)3→2 Al(OH)3orange kecoklatan + 3 Na2SO4

Natrium aluminium (aluminium hidroksida ) natrium

Hidroksida sulfat sulfat

Bereaksi dengan Ca(NO3)2 menghasilkan endapan putih kalsium hidroksida

dan natrium nitrat

2NaOH + Ca(NO3)2→ Ca (OH)2 putih + NaNO3

(natrium Hidroksida) (kalsium nitrat)(kalsium hidroksida) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan (CH3COO)2  Pb menghasilkan timbal hidroksida dan

natrium asetat

NaOH + (CH3COO)2  Pb   →  Pb(OH)2  Putih  +2CH3COONa

(natrium Hidroksida) (timbal asetat) (timbal hidroksida)(natrium asetat)

(Vo

gel,1990)

7. Nikel sulfat (NiSO4)

Sebagai bahan yang diuji

Sifat Fisika

Massa atom 58,693 gr.cm

Massa jenis 7,81

Titik lebur 1455 C

Titik didih 2913 C

Kalor peleburan 17,48 kJ

Kalor penguapan 377,5 kJ

Kapasitas kalor 26,07

20

Page 21: Teori anion kation benar

Elektronegativitas 1,91

(P

erry’s 1999)

Sifat Kimia

Dapat bereaksi dengan CaCl2 menghasilkan kalsium sulfat dan nikel

klorida

NiSO4 + CaCl2 ―› CaSO4 + NiCl2

(nikel sulfat) (kalsium klorida) (kalsium sulfat) (nikel klorida)

Dapat bereaksi dengan KOH menghasilkan kalium sulfat dan nikel

hidroksida

NiSO4 + 2KOH ―› K2SO4+ Ni(OH)2

(nikel sulfat) (kalium hidroksida) (kalium sulfat) (nikel hidroksida)

Dapat bereaksi dengan NaCl menghasilkan natrium sulfat dan nikel

klorida

NiSO4 + 2NaCl ―› Na2SO4 + NiCl2

(nikel sulfat) (Natrium klorida) (natrium sulfat) (nikel klorida)

Dapat Bereaksi dengan BaCl2 menghasilkan barium sulfat dan nikel

klorida

NiSO4 + BaCl2 ―› BaSO4 + NiCl2

(nikel sulfat) (Barium klorida (Barium sulfat) (nikel klorida)

Dapat Bereaksi dengan MgCl2 menghasilkan magnesium sulfat dan nikel

klorida

NiSO4 + MgCl2 ―› MgSO4+ NiCl2

(nikel sulfat) (magnesium klorida) (magnesium sulfat) (nikel klorida)

Dapat Terionisasi membentuk ion nikel dan ion sulfat

NiSO4 ↔ Ni+2 + SO42-

(nikel sulfat) (Ion hidrogen) (ion sulfat)

Dapat Bereaksi dengan KCl menghasilkan kalium sulfat dan nikel klorida

NiSO4 + 2KCl ―› K2SO4+ NiCl2

21

Page 22: Teori anion kation benar

(nikel sulfat) (kalium klorida) (Kalium sulfat) (nikel klorida)

(Vogel,1990)

8. Asam klorida (HCl)

Sebagai pereaksi dalam larutan

Sifat Fisika

Berat molekul 36,46 gr/mol

Titik didih 85,05 0C

Titik lebur -114,18 0C

Densitas 1,526 gr/l

Viscositas 0,51-95mn.g.m-2

Momen dipol 1,07

Tekanan kritis 82 atm

Temperatur kritis 51,4 0C

(Perry’s 1999)

Sifat kimia

* Terionisasi sempurna menghasilkan Ion hidrogen dan klorida

HCl H+ + Cl-

(Asam Klorida) (Ion Hidrogen) (Ion klorida)

* Bereaksi dengan Pb(NO3)2 menghasilkan endapan putih timbal klorida dan

asam nitrat

2HCl + Pb(NO3)2 PbCl2 putih + 2HNO3

(Asam Klorida) (Timbal Nitrat) (Timbal Klorida) (Asam Nitrat)

* Tidak dapat bereaksi dengan HI

HCl + HI Tidak bereaksi

(Asam klorida) (Asam iodida)

* Tidak bereaksi dengan Cu

HCl + Cu Tidak bereaksi

(Asam Klorida) (Tembaga)

22

Page 23: Teori anion kation benar

* Bereaksi dengan Ca menghasikan kalsium klorida dan melepaskan gas

hidrogen

2HCl + CaCaCl2 + H2

(asam klorida) (kalsium) (kalsium klorida) (Gas Hidrogen)

* Bereaksi dengan Logam Mg menghasilkan magnesium klorida dan melepaskan

gas hidrogen

2 HCl + Mg MgCl2 + H2

(Asam klorida) (Magnesium) (Magnesium klorida) (Gas Hidrogen)

* Bereaksi dengan Znmenghasilkan seng klorida dan melepaskan gas hidrogen

2HCl + Zn ZnCl2 + H2

(Asam Klorida) (Seng) ( Seng Klorida) (Gas Hidrogen)

* Bereaksi dengan Fe menghasilkan besi klorida dan melepaskan gas hidrogen

2HCl + Fe FeCl2 + H2

(Asam Klorida) (Besi) (Besi Klorida) (gas hidrogen)

(Vogel, 1990)

9. Perak nitrat (AgNO3)

Sebagai sampel dan penentu Ag+

Sifat fisika

Berat molekul 169 gr/mol

Titik didih 444 0C

Berat jenis -2,34 gr/mol

Titik leleh 2,12 0C

Berupa cairan beracun

Spesifik gravity 4,362

Kelarutan dalam air 0,719 0C

(Perry’s 1999)

Sifat kimia

* Bereaksi dengan HCl menghasilkan endapan putih perak klorida dan asam

nitrat

23

Page 24: Teori anion kation benar

AgNO3 + HCl AgCl putih + HNO3

(perak nitrat) (asam klorida) (perak klorida) ( asam nitrat)

* Bereaksi dengan KOH menghasilkan endapan coklat perak hidroksida dan

kalium nitrat

AgNO3 + KOH AgOH coklat + KNO3

(perak nitrat) (kalium hidroksida) (perak hidroksida) (kalium nitrat)

* Bereaksi dengan KI menghasilkan endapan kuning perak iodide dan kalium

nitrat

AgNO3 + KI AgI kuning + KNO3

(perak nitrat) (kalium iodida) (perak iodida) (kalium nitrat)

* Bereaksi dengan KBr menghasilkan endapan putih perak bromida dan kalium

nitrat

AgNO3 + KBr AgBr putih + KNO3

(perak nitrat) (kalium bromida) (perak bromida) (kalium nitrat)

* Bereaksi dengan Na2CO3 menghasilkan endapan putih perak karbonat dan

natrium nitrat

AgNO3 + Na2CO3 Ag2CO3 putih + 2NaNO3

(perak nitrat) (natrium karbonat) (perak karbonat) (natrium nitrat)

* Bereaksi dengan NaCl menghasilkan endapan putih perak klorida dan natrium

nitrat

AgNO3 + NaClAgCl putih + NaNO3

(perak nitrat) (natrium klorida) (perak klorida) (natrium nitrat)

* Bereaksi dengan KCl menghasilkan endapan putih perak klorida dan kalium

nitrat

AgNO3 + KClAgCl putih + KNO3

(perak nitrat) (kalium klorida) (perak klorida) (kalium nitrat)

* Bereaksi dengan KCNS menghasilkan endapan putih perak sianida dan kalium

nitrat

24

Page 25: Teori anion kation benar

AgNO3 + KCNSAgCNS putih + KNO3

(perak nitrat) (kalium sianida) (perak sianida) (kalium nitrat)

(Vogel, 1990)

10. Asam Asetat / Asam Cuka (CH3COOH)

Sebagai sampel dalam penentuan persen berat asam asetat.

Sifat Fisika

BM 60 gr/mol

spesific grafity 1,025

Tekanan ionisasi 174 x 10-5

pKa 4,26

Titik lebur 170C

Titik didih 117 0C

Densitas 1,049 gr cm-3

Fasa 1,266 gr cm-3

(perry, 1997)

Sifat Kimia

Terionisasi menjadi ion asetat dan ion hidrogen

CH3COOH CH3COO- + H+

(As. Asetat) (ion asetat) (ion hidrogen)

Bereakasi dengan NaOH menghasilkan natrium asetat dan air

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

(as. asetat) ( natrium hidroksida) (natrium asetat) (air)

Bereaksi dengan KOH menghasilkan kalium asetat dan air

CH3COOH + KOH CH3COOK + H2O

(as. asetat) (kalium hidroksida) (kalium asetat) (air)

Tidak bereaksi dengan Cu

CH3COOH + Cu tidak bereaksi

(As. Asetat) (tembaga)

Bereaksi dengan NH4OH menghasilkan ammonium asetat dan air

25

Page 26: Teori anion kation benar

CH3COOH + NH4OH CH3COONH4 + H2O

( as. asetat) ( ammonium hidroksida ) ( ammonium asetat ) ( air )

Bereaksi dengan magnesium menghasilkan magnesium asetat dan gas

hidrogen

2 CH3COOH + Mg → (CH3COO)2Mg + H2

(asam asetat) (magnesium) (magnesium asetat) ( gas hidrogen)

( Vogel, 1990)

11. CuSO4 (Tembaga Sulfat)

Berfungsi sebagai sampel pada percobaan ion tembaga

Sifat Fisika

BM 159,63 gr/mol

Spesifik Gravity 3,606

Titik Didih 650 0C

Titik Lebur 76 0C

Indeks Bias 1,723

Larutan berwarna hijau

Berwujud cair

Rumus molekul CuSO4

(perry.1997)

Sifat Kimia

Dapat terionisasi membentuk ion tembaga dan ion sulfat

CuSO4 Cu2+ + SO42-

(tembagasulfat )( ion

tembaga)( ionsulfat)

Bereaksi dengan KI menghasilkan endapan hijau CuI2dan kalium sulfat

CuSO4 + 2 KI CuI2 hijau + K2SO4

26

Page 27: Teori anion kation benar

(tembaga sulfat) (kalium iodide) (tembaga iodide) (kalium sulfat)

Bereaksi dengan natrium karbonat menghasilkan endapan biru muda

tembaga karbonat dan natrium sulfat

CuSO4 + Na2CO3 CuCO3 biru muda + Na2SO4

(tembaga sulfat) (natrium karbonat) (tembaga karbonat) (natrium sulfat)

Bereaksi dengan KOH menghasilkan endapan biru tembaga hidroksida dan

kalium sulfat

CuSO4 + 2KOH Cu(OH)2 biru + K2SO4

(tembaga sulfat) (kalium hidroksida) (tembaga hidroksida) (kalium sulfat)

Bereaksi dengan hidrogen sulfide menghasilkan endapan hitam cupri

sulfide dan asam sulfit

CuSO4 + H2S CuS hitam + H2SO3

(tembaga sulfat) (hidrogen sulfide) (cupri sulfit) (asam sulfit)

Dihasilkan dari reaksi tembaga klorida dan asam sulfat

CuCl2 + H2SO4 CuSO4 + 2HCl

(tembaga klorida) (asam sulfat) (tembaga sulfat) (asan klorida)

(Vogel. 1990)

13. Na2CO3

Berfungsi sebagai sampel yang akan diuji

Sifat Fisika

BM 106 gr/mol

Titik lebur 851 0C

Spesifik gravity 2,533

Kelarutan dalam 100 bagian 48,5 pada temperatur 104 0C

Temperature kritis 752 0C

Kelarutan dalam air 100 bagian air dingin sebanyak 4,10

Berwujud cair

Rumus molekul Na2SO4

(perry. 1997)

27

Page 28: Teori anion kation benar

Sifat Kimia :

Bereaksi dengan 2AgNO3menghasilkan endapan putih perak karbonat dan

natrium nitrat

Na2CO3 +  2AgNO3  Ag2CO3 putih + 2NaNO3

(natrium karbonat) (perak nitrat) (perak karbonat) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan Al2(SO4)3menghasilkan endapan putih Al2(CO3)3 +3Na2SO4

3Na2CO3 + Al2(SO4)3 Al2(CO3)3 putih + 3Na2SO4

(natrium karbonat) (aluminium sulfat) (aluminium karbonat) (natrium sulfat)

Bereaksi dengan 2PbNO3 menghasilkan endapan putih Pb2CO3+ 2NaNO3

Na2CO3 + 2PbNO3 Pb2CO3 putih + 2NaNO3

(natrium karbonat) (timbal nitrat) (timbal karbonat) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan2BaCl menghasilkan endapan putih Ba2CO3 + 2NaCl

Na2CO3+2BaCl Ba2CO3 putih +2NaCl

(natrium karbonat) (barium klorida) (barium karbonat) (natrium klorida)

Dapat mengalami reaksi penguraian menjadi natrium oksida dan karbon

dioksida

Na2CO3 Na2O + CO2

(natrium karbonat) (natrium dioksida) (karbon dioksida)

Bereaksi dengan H2SO4 menghasilkan natrium sulfat dan asam karbonat

Na2CO3+ H2SO4 Na2SO4 + H2CO3

(natrium karbonat) (asam sulfat) (natrium sulfat) (asam karbonat)

(vogel.1990)

14. NaCl (Natrium Klorida)

Berfungsi sebagai sampel pengujian ion klorida

Sifat Fisika

BM 58,5 gr/mol

Titik didih 107,4 0C

Titik lebur 1,413 0C

Berat jenis 0,96 gr/ml

Indeks bias 1,8443

Densitas 2,168 gr/ml

28

Page 29: Teori anion kation benar

Berbentuk kristal

Tidak berbau

(perry. 1997)

Sifat Kimia

Bereaksi dengan HgNO3 menghasilkan endapan putih HgCl + NaNO3

NaCl + HgNO3 HgCl putih + NaNO3

(natrium klorida) (merkuri nitrat) (merkuri klorida) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan AgNO3menghasilkan endapan putih AgCl + NaNO3

NaCl + AgNO3AgClputih + NaNO3

(natrium klorida) (perak nitrat) (merkuri klorida) (natrium nitrat)

Bereaksi dengan H3PO4 menghasilkan natrium posfat dan asam klorida

3NaCl + H3PO4 Na3PO4 + 3HCl

( natrium klorida) (asam posfat) (natrium pospat) (asam klorida)

Bereaksi dengan Ba(OH)2 menghasilkan natrium hidroksida dan barium

klorida

2NaCl + Ba(OH)2 2NaOH + BaCl2

(natrium klorida) ( barium hidroksida) (natrium hidroksida)(barium klorida)

Bereaksi dengan CH3COOH menghasilkan natrium asetat dan asam

klorida

NaCl + CH3COOH CH3COONa + HCl

(natrium klorida) (asam asetat) (natrium asetat ) (asam klorida)

Bereaksi dengan oksidasi basa MgO menghasilkan magnesium klorida dan

natrium oksida

2NaCl + MgO MgCl2 + Na2O

(natrium klorida) (magnesium oksid) (magnesium klorida) (natrium dioksida)

Hasil dari reaksi natrium hidroksida dan barium klorida

2NaOH + BaCl2 NaCl + Ba(OH)2

(natrium hidroksida) (barium klorida) (natrium klorida) (barium hidroksida)

(vogel. 1990)

29

Page 30: Teori anion kation benar

15. (NH4)2 SO4 (amonium Sulfat)

Berfungsi sebagai sampel pengujian ion sulfat

Sifat Fisika

BM 132,14 gr/mol

Titik didih 406 0C

Titik leleh 235 0C

Spesifik gravity 1,769

Larutan bening

Berwujud cair

Berbau khas

Berbentuk larutan

(vogel. 1990)

Sifat Kimia

Dapat terionisasi membentuk ion ammonium dan ion sulfat

(NH4)2 SO4 2NH4+ + SO4

2-

(amoniumsulfat )( ion

amonium)( ionsulfat)

Bereaksi dengan H2O menghasilkan ammonium hidroksida dan asam

sulfat

(NH4)2 SO4+ 2H2O 2NH4OH + H2SO4

(Amoniumsulfat )( air )( amonium

hidroksida)( asamsulfat)

Bereaksi dengan HI menghasilkan ammonium iodide dan asam sulfat

(NH4)2 SO4+ 2HI 2NH4I + H2SO4

( Amoniumsulfat )( air )(amonium

iodida )( asamsulfat)

Bereaksi Dengan Oksida Asam menghasilkan ammonium karbonat dan

sulfur trioksida

(NH4)2 SO4+ CO2 ( NH4)2CO3+ SO3

( AmoniumSulfat )( Karbon

Dioksida)( AmoniumKarbonat )( Sulfur

Trioksida) Bereaksi dengan CH3COOH menghasilkan ammonium asetat dan asam

30

Page 31: Teori anion kation benar

sulfat

(NH4)2 SO4 + 2CH3COOH 2CH3COONH4 + H2SO4

( AmoniumSulfat )( asam

asetat )(amoniumasetat )( asam

sulfat) Hasil reaksi dari natrium sulfat dan ammonium oksida

Na2SO4 + (NH4)2O (NH4)2 SO4 + Na2O

(NatriumSulfat )( Amonium

Oksida )( AmoniumSulfat )(Natrium

Oksida ) Hasil dari ammonium hidroksida dengan asam sulfat

2NH4OH + H2SO4 (NH4)2 SO4+ H2O

( amoniumhidroksida)( asam

sulfat)( Amoniumsulfatt )( air )

(Vogel.1990)

16. CaCl2 (kalsium klorida)

Berfungsi sebagai sampel pada percobaan ion kalsium

Sifat Fisika

BM 110,69 gr/mol

Titik didih 7160 0C

Titik lebur 772 0C

Tekanan kritis 230 atm

Densitas 1,931 gr/cm3

Berwujud cair

Tidak berbau

Berbentuk larutan

(Perry.1997)

Sifat Kimia

bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan endapan putih kalsium sulfat

dan asam klorida

31

Page 32: Teori anion kation benar

CaCl2  + H2SO4 CaSO4 putih + 2HCl

(kalsium klorida) (asam sulfat) (kalsium sulfat) (asam klorida)

Bereaksi dengan 2KNO3 menghasilkan 2KCl + Ca(NO3)2

CaCl2 + 2KNO3 2KCl + Ca(NO3)

(kalsiumklorida )(kalium

nitrat )(kaliumklorida)(kalsium

nitrat ) Bereaksi dengan asam iodide menghasilkan asam klorida dan calcium

iodida

CaCl2 + 2HI2HCl + CaI2

(kalsiumklorida )( asam

iodida)( asamklorida)(kalsium

iodida ) Bereaksi dengan kalium hidroksida menghasilkan kalium klorida dan

calcium hidroksida

CaCl2 + 2KOH2KCl + Ca(OH)2

(kalsiumklorida )( kalium

hidroksida)( kaliumklorida)( kalsium

hidroksida) Bereaksi dengan tembaga hidroksida menghasilkan calcium hidroksida

dan tembaga klorida

CaCl2 + Cu(OH)2 Ca(OH)2 + CuCl2

Kalsium tembaga kalsium tembaga

Klorida hidroksida hidroksida klorida

Bereaksi dengan barium nitrat menghasilkan kalsium nitrat dan barium

klorida

CaCl2 + Ba(NO3)2 Ca(NO3)2 + BaCl2

(kalsium klorida) (barium nitrat) (kalsium nitrat) (barium klorida)

(Vogel, 1989)

17. NH3 ( Amonia )

Fungsinya sebagai bahan pembuat suasana netral

Sifat Fisika

Berat Molekul : 17,03 gr/mol

32

Page 33: Teori anion kation benar

Titik Didih : -33,40 C

Titik Leleh : -77,70 C

Densitas : 1,84 gr/mol

Kelarutan dalam air dingin pada suhu 0 0 C = 89,9 gr

Kelarutan dalam air panas pada suhu 96 0 C = 1,2 gr

Berwujud cair

Tidak berwarna

(Perry’s , 1997)

Sifat Kimia :

Bereaksi dengan air membentuk ion ammonium dan ion hidroksida

NH3 + H2O NH4- + OH-

( Amonia ) ( Air )( IonAmonia)( Ion

Hidroksida) Bergeser kerah kanan pengikatan ion hydrogen oleh ammonia

H++ NH3NH4+

(ion hidrogen) (ammonia) (ion amonium)

Bereaksi dengan AgCl membentuk [Ag (NH3)2 Cl]

2NH3 + AgCl Ag(NH3)2 Cl

(amonia) (perak klorida) (perak ammonia klorida)

Direaksikan dengan ion perak menghasilkan endapan coklat yang berasal

dari perak

2Ag+ + 2NH3 + 3H2O Ag2O + 2NH42+

(ion perak) (ammonia) (air) (perak oksida) (ion ammonium)

Bereaksi dengan besi menghasilkan besi III hidroksida dan ion ammonium

Fe3++ 3NH3 + 3H2O Fe(OH)3+ + 3NH4

+

(besi)(amonia) (air) (besi III hidroksida) (ion amonia)

Larutan amonia terjadi penguraian disertai pemisahan asam sulfat

yangseperti gelarin

33

Page 34: Teori anion kation benar

SiF62-+ 4NH3 + 3H2O H2SIO3 + 6F- + 4 NH4

+

Silikon (amonia) (air)(asam silikat trioksion)(flour) (ionamonium)

flour ,

Larutan amonia bereaksi dengan Mn2+ menghasilkan endapan putih berasal

dari Mn(OH)2

Mn2+ + 2NH3+ 2H2O Mn(OH)2 + 2NH4+

(Ion mangan) ( amonia) (air) (mangan hidroksida) (ion amonium)

(Vogel.1990)

18. Dimetil glioksin (C4H8O2N2)

Berfungsi sebagai larutan penguji oin nikel

Sifat Fisika

Berat Molekul : 116,12 gr/mol

Densitas : 1,37 gr/cm3

Titik Leleh : 240 - 241°C (513 – 514K)

Titik Didih : terdekomposis

Berupa bubuk kristal

Berwarna merah darah

Mempunyai titik leleh 2500C

Merupakan Kristal trinidit dari alkali dan air

(Perry,1990)

Sifat Kimia

Bereaksi dengan asam klorida menghasilkan ammonium klorida dan asam

oksalat

(NH4)2C4O2 + 2HCl 2NH4Cl + H2C4O2

(ammonium oksalat) (asam klorida) (ammonium klorida) (as.oksalat)

Bereaksi dengan air menghasilkan ammonium hidroksida dan asam

oksalat

(NH4)2C4O2 + 2H2O 2NH4OH + H2C4O2

(ammonium oksalat) (air) (ammonium hidroksida) (as.oksalat)

Bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan ammonium sulfat dan asam

34

Page 35: Teori anion kation benar

oksalat

(NH4)2C4O2 + H2SO4 (NH4)2SO4 + H2C4O2

(ammonium oksalat) (asam sulfat) (ammonium sulfat) (as.oksalat)

Bereaksi dengan asam karbonat menghasilkan ammonium karbonat dan

asam oksalat

(NH4)2C4O2 + H2CO3 (NH4)2CO3 + H2C4O2

(ammonium oksalat) (asam karbonat) (ammoniumkarbonat) (as.oksalat)

Bereaksi dengan kalium hidroksida menghasilkan ammonium hidroksida

dan kalium oksalat

(NH4)2C4O2 + KOH 2NH4OH + H2C4O2

(ammonium oksalat) (kalium hidroksida) (ammonium hidroksida)

(as.oksalat)

Sepasang ligan dimetilglioksim bergabung melalui ikatan hidrogen yang

memberika makrosiklik

Dimetilglioksim digunakan sebagai zat pengkhelat dalam analisis

gravimetrik nikel

Dapat dibuat dari butanon pertama melaui reaksi dengan etil nitrit lalu

dengan natrium hidroksilamin monosulfonat

(vogel,1990)

19. Pb –Asetat (CH3COOPb)

Berfungsi sebagai bahan penguji pada pengujian ion sulfida

Sifat fisika

Kepadatan 2,55 gr

Titi lebur 750C

Indeks bias 1,567

Kelarutan dalam air 55,04 gr per 100 gr

Mudah terbakar

Bentuknya kristal

Berwarna putih

35

Page 36: Teori anion kation benar

( perry,1997 )

Sifat kimia

Bereaksi dengan natrium hidroksida menghasilkan timbal hidroksida dan

asam asetat

Pb(CH3COO)2 + 2NaOH Pb(OH)2 + 2CH3COOH

(timbal asetat) (natrium hidroksida) (timbal hidroksida) (as.asetat)

Bereaksi dengan natrium klorida menghasilkan timbal klorida dan natrium

asetat

Pb(CH3COO)2 + 2NaCl PbCl2 + CH3COONa

(timbal asetat) (natrium klorida) (timbal klorida) (natrium asetat)

Bereaksi dengan asam klorida menghasilkan timbal klorida dan asam

asetat

Pb(CH3COO)2 + 2HCl PbCl2 + 2CH3COOH

(timbal asetat) (asam klorida) (timbal klorida) (asam asetat)

Bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan timbal nitrat dan asam asetat

Pb(CH3COO)2 + 2HNO3 PbNO3 + 2CH3COOH

(timbal asetat) (asam nitrat) (timbal nitrat) (asam asetat)

Bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan timbal sulfat dan asam asetat

Pb(CH3COO)2 + H2SO4 PbSO4 + 2CH3COOH

(timbal asetat) (asam sulfat) (timbal sulfat) (asam asetat)

Bereaksi natrium klorida menghasilkan timbal klorida dan natrium asetat

Pb(CH3COO)2 + Na2CO3 PbCO3 + 2CH3COONa

(timbal asetat) (natrium klorida) (timbal klorida) (natrium asetat)

Dapat teroinisasi membentuk ion timbal dan ion asetat

Pb (CH3COO)2 Pb2+ + 2CH3COO-

(timbal sulfat) (ion timbal) (ion asetat)

Bereaksi dengan asam iodida menghasilkan timbal iodida dan asam asetat

Pb(CH3COO)2 + 2HI PbI2 + 2CH3COOH

(timbal klorida) (asam iodida) (timbal iodida) (asam asetat)

(Vogel.1990)

36

Page 37: Teori anion kation benar

3.1 Alat

1. Tabung reaksi

Sebagai tempat untuk mereaksikan larutan

2. Pipet tetes

Untuk mengambil larutan dalam skala kecil

3. Beaker glass

Sebagai tempat untuk memanaskan aquadest

37

Page 38: Teori anion kation benar

4. Kertas saring

Untuk menyaring larutan abu rokok

5. Rak tabung

Sebagai tempat tabung reaksi

6. Bunsen

Sebagai sumber panas

7. Gelas ukur

Untuk mengukur larutan

8. Penjepit kayu

Untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan

9. Selang penghubung

Sebagai alat untuk mengalirkan uap sampel yang di panaskan

10. Aluminium foil

Sebagai alat untuk penutup tabung reaksi

11. Spatula

Sebagai alat untuk mengambil sampel padatan

3.3 Rangkaian Alat Percobaan

38

Page 39: Teori anion kation benar

Gambar 3.1 Rangkaian alat percobaan

Keterangan :

1. Tabung Reaksi

2. Rak Tabung

3. Penjepit

4. Gelas Ukur

3.4 Prosedur Percobaan

Pengujian Kation

39

Page 40: Teori anion kation benar

1.Pengujian Ion Barium

Memasukkan Ba(OH)22 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan K2Cr2O72 ml kedalam tabung reaksi I dan mengamati yang

terjadi

Memasukkan Ba(OH)22 ml kedalam tabung reaksi II

Menambahkan H2SO42 ml kedalam tabung reaksi dan mengamati yang

terjadi

2.Pengujian Ion Kobalt

Memasukkan CoCl22 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan NaOH 2 ml kedalam tabung reaksi melalui dinding tabung

dan mengamati yang terjadi

Memasukkan CoCl22 ml kedalam tabung reaksi II

Menambahkan NaOH 2 ml kedalam tabung reaksi secara langsung dan

mengamati yang terjadi

3.Pengujian Ion Nikel

Memasukkan NiSO42 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan NH32 ml kedalam tabung reaksi dan mengamati yang

terjadi

Kemudian menambahkan lagi Dimetil Glioksin 2 ml ke dalam tabung

reaksi dan mengamati yang terjadi

4. Pengujian Ion Tembaga

Memasukkan CuSO42 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan NH32 ml kedalam tabung reaksi I dan mengamati yang

terjadi

Memasukkan CuSO42 ml kedalam tabung reaksi II

Menambahkan Na2CO32 ml kedalam tabung reaksi II dan mengamati yang

terjadi

5. Pengujian Ion Kalsium

Memasukkan CaCl22 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan NH32 ml dan C2H8N2O4 1 ml kedalam tabung reaksi I dan

40

Page 41: Teori anion kation benar

mengamati yang terjadi

Melarutkan abu rokok dengan aquadest sambil dipanaskan

Menyaring filtratnya

Menambahkan NH3 2 ml dan C2H8N2O42 ml dan mengamati yang terjadi

Pengujian Anion

1.Pengujian Ion Klorida

Melarutkan NaCl dengan Aquadest

Memasukkan NaCl 2 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan HNO32 ml kedalam tabung reaksi I dan mengamati yang

terjadi

Kemudian menambahkan lagi AgNO3 ke dalam tabung I dan mengamati

yang terjadi

Melarutkan abu rokok dengan Aquadest

Memasukkan abu rokok kedalam tabung reaksi II

Menambahkan HNO32 ml kedalam tabung reaksi II dan mengamati yang

terjadi

Kemudian menambahkan lagi AgNO3 ke dalam tabung II dan mengamati

yang terjadi

2.Pengujian Ion Sulfida

Memasukkan abu rokok kedalam tabung reaksi

Menambahkan HCl 2 ml kedalam tabung reaksi dan mengamati yang

terjadi

Kemudian menambahkan lagi CH3COOPb 2 ml ke dalam tabung reaksi

dan mengamati yang terjadi.

3.Pengujian Ion Sulfat

Memasukkan NH32 ml dan H2SO42 ml kedalam tabung reaksi I

Menambahkan HCl 2 ml dan Ba(OH)22 ml kedalam tabung reaksi I dan

mengamati yang terjadi

41

Page 42: Teori anion kation benar

Memasukkan abu rokok kedalam tabung reaksi II

Menambahkan HCl 2 ml dan Ba(OH)22 ml kedalam tabung reaksi II dan

mengamati yang terjadi

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

42

Page 43: Teori anion kation benar

4.1 HASIL4.1.1. Hasil pengujian logam kationA. pengujian ion Barium

No Reaksi Pengamatan

1 Ba(OH)2+ K2Cr2O7(BariumKlorida)

(KaliumDikromat)

Terdapat endapan kuning dan larutan kuning

2 Ba(OH)2+ H2SO4

(Barium Klorida) (Asam Sulfat)

Terdapat larutan berwarna

putih keruh dan larutan panas.

B. Pengujian ion kalsiumNo Reaksi Pengamatan

1 CaCl2 + NH3 + C2H8N2O4

Kalsium ( amonia ) amoniumKlorida oksalat

Terdapat endapan putih dan larutan putih.

2 H2O (panasi) + Abu rokok + NH3

( amonia )+ C2H8N2O4

(Ammonium Oksalat)

Berwarna hitam dan keruh. Terdapat 2 lapisan, yaitu lapisan atas keruh dan bawah endapan hitam.

C. pengujian ion cobaltNo Reaksi Pengamatan 1 CoCl2+ NaOH ( dinding)

(Kobalt klorida)(NatriumHidroksida)

(melalui dinding)

Terdapat 4 lapisan yaitu lapisan pertama larutan bening, lapisan kedua larutan ungu, lapisan ketiga larutan biru tua dan lapisan keempat larutan merah muda.

2 CoCl2+ NaOH

(Kobalt klorida) (Natrium Hidroksida)

(secara berlangsung)

Terdapat 3 lapisan yaitu lapisan atas bening, lapisan kedua biru tua dan lapisan ketiga merah muda.

D. pengujian ion NikelNo Reaksi Pengamatan

43

Page 44: Teori anion kation benar

1 NiSO4 + NH3+ Dimetil glioksin

(Nikel Sulfat) (ammonia)

Terdapat 4 lapisan warna larutan. dibawah hijau bening, biru muda, biru tua dan merah muda.

E. Pengujian Ion Tembaga

No Reaksi Pengamatan1.

2.

CuSO4 + NH3

(tembaga sulfat) (ammonia)

CuSO4 + Na2CO3

(tembaga sulfat) (natrium karbonat)

Terdapat 3 lapisan warna yaitu lapisan bawah endapan biru muda, lapisan kedua larutan biru tua dan lapisan atas berwarna bening.

Terdapat endapan biru muda.

4.1.2. Hasil pengujian logam anionA.Pengujian Ion Sulfida

No Reaksi Pengamatan 1 Abu rokok + HCl + CH3COOPb

(asam klorida) (timbal asetat)Terdapat endapan putih dan larutan keruh dan kotoran hitam.

B. Pengujian ion KloridaNo Reaksi Pengamatan 1 NaCl+ H2O +HNO3+ AgNO3

(Natrium klorida) (air) (asam nitrat) (perak nitrat)Terdapatendapan putih dan larutan keruh .

2 Abu rokok + H2O + HNO3+ AgNO3

( air ) ( asam nitrat ) (perak nitrat)

Terdapat larutan keruh dan larutan hitam dari abu rokok.

C.Pengujian Ion sulfatNo Reaksi Pengamatan

44

Page 45: Teori anion kation benar

1 (H2SO4 +NH3) + HCl + Ba(OH)2

(asam sulfat)(amonia) (asam klorida) barium

hidroksida

Terdapat 2 lapisan warna yaitu lapisan atas berwarna putih dan lapisan bawah berwarna bening.

2 Abu rokok + HCl + Ba(OH)2

( asam klorida ) (barium hidroksida)

Berwarna keruh dan adanya noda hitam .

D. Pengujian ion karbonatNo Reaksi Pengamatan

1 Ba(OH)2+ HCl ( tabung 1 ) dipanasi

(Barium hidroksida) ( asam klorida)

+ CH3COOH

( asam asetat)

Na2CO3 + HCl ( tabung 2)

(Natrium karbonat) ( asam klorida)

Tidak terjadi perubahan setelah dipanasi lalu di tambah asam asetat terbentuk endapan kristal putih

Adanya gelembung.

2 Abu rokok + HCl (tabung 1) dipanasi

( asam klorida)

+ CH3COOH

( asam asetat)

Na2CO3 + HCl ( tabung 2)

(Natrium karbonat) ( asam klorida)

Berwarna hitam, setelah dipanaskan menjadi padatan hitam setelah ditambahkan asam asetat menjadi larutan pekat hitam.

Adanya gelembung

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pembahasan Kation

45

Page 46: Teori anion kation benar

A. pengujian ion Barium

Ba(OH)2 + K2Cr2O7→ BaCr2O7 + 2 KOH

(Barium Hidroksida) (Kalium Dikromat) (Barium Dikromat) (Kalium Hidroksida)

Ba(OH)2+ H2SO4 → BaSO4 + 2H2O

(Barium Hidroksida) (Asam Sulfat) (Barium Sulfat) (Air)

Barium hidroksida direaksikan dengan K2Cr2O7terbentuk endapan kuning

dan larutan kuning. Terbentuk endapan karena disebabkan oleh reaksi reduksi dari

kiri ke kanan pada deret volta. Karena kalium lebih reduktor dibandingkan dengan

Barium pada deret volta. Ion Ba+2 diendapkan oleh kalium yang menjadi BaCr2O7.

Penambahan H2SO4 ke basa 100% terbentuk larutan putihkeruh dan

larutan panas yang disebabkan bereaksinya SO-2 dengan Ba+2

Deret Volta

Li- K – Ba – Ca – Na –Mg –Al – Mn- ( H2O) – Zn – Cr – Fe – Cd – Co –

Ni – Sn – Pb – ( H) –Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Akan Semakin Reaktif Akan Semakin Lambat bereaksi

B. Pengujian ion Kobalt

CoCl2 + 2NaOH(Dari dinding) → 2NaCl + Co(OH)2

(Kobalt klorida) (Natrium Hidroksida) (Natrium Klorida)(Cobalt Hidroksida)

CoCl2 + 2NaOH(Langsung) → 2NaCl + Co(OH)2

(Kobalt klorida) (Natrium Hidroksida)(Natrium Klorida)(Cobalt Hidroksida)

Perbedaan warna pada cara penambahan NaOH pada CoCl2 terdapat 4

lapisan yaitu lapisan pertama larutan bening, lapisan kedua larutan ungu, lapisan

ketiga larutan biru tua dan lapisan keempat larutan merah muda. Sedangkan

secara langsung terdapat 3 lapisan yaitu lapisan atas bening, lapisan kedua biru tua

dan lapisan ketiga merah muda, disebabkan ion kobalt yang tidak stabil. Hal ini

dapat dilihat pada deret volta ion Co tidak dapat mereduksi Na+ sebab dikanan Na

sedangkan kobalt mudah direduksi dan dioksidasi sehingga tidak stabil dan dapat

membentuk kompleks kobalt (III)

Deret Volta

46

Page 47: Teori anion kation benar

Li- K – Ba – Ca – Na –Mg –Al – Mn- ( H2O) – Zn – Cr – Fe – Cd – Co –

Ni – Sn – Pb – ( H) –Cu – Hg – Ag – Pt – Au

Akan Semakin Reaktif Akan Semakin Lambat bereaksi

C. Pengujian ion Nikel

NiSO4 + NH3+ Dimetilglioksim NiC4H8O2N2 + 2 SO4-

(nikel hidroksida) (Amonia) (Nikel Dimetilglioksim) (ion sulfat)

Pengujian ion Nikel dilakukan dimana ion Nikel sulfat dimasukkan dalam

tabung reaksi, kemudian menambahkan NH3 dan ditambahkan lagi

Dimetilglioksim yang berfungsi sebagai indikator sehingga Ni+2mengikat anion

dimetilglioksim membentuk nikel dimetilglioksin dimana terdapat 4 lapisan warna

larutan yaitu dibawah hijau bening, biru muda, biru tua dan merah muda.

D. Pengujian Ion Tembaga

CuSO4 + 2NH3 (NH3)2SO4 + Cu2+

(tembagasulfat) (ammonia) (ammonia sulfat) (ion tembaga)

CuSO4 + Na2CO3 Na2SO4 + CuCO3

(Tembagasulfat) (natrium karbonat) (natrium sulfat) (tembaga karbonat)

Pengujian ion tembaga dilakukan dengan memasukkan tembagasulfat dalam

tabung reaksi yang kemudian ditambah dengan ammonia sehingga akan

menghasilkan ammonia sulfat dan ion tembaga. Hasil pengamatan yang diperoleh

terbentuknya 3 lapisan warna. Lapisan pertama biru muda jernih, lapisan kedua

terdapat padatan kebiruan, dan larutan biru muda diatasnya menandakan bahwa

ada ion tembaga didalam sampel dan larutan jernih dibawah. Larutan jernih ini

diperoleh karena tembaga II sulfat direaksikan dengan ammonia,dimana ammonia

berfungsi untuk menetralkan(menjernihkan) larutan.

Dan pada percobaan kedua,tambaga II sulfat direaksikan dengan natrium

karbonat yang menghasilkan natrium sulfat dan tembagakarbonat.Hasil

pengamatan yang diperoleh terbentuknya 3 lapisan warna. Lapisan pertama biru

muda jernih, lapisan kedua terdapat padatan kebiruan, dan larutan biru muda

47

Page 48: Teori anion kation benar

diatasnya yang menandakan terdapat ion tembaga dalam tembagakarbonat.

E. Pengujian Ion Kalsium

CaCl2 + NH3 + C2H8N2O4 CaC2O4 + 2NH4Cl

(kalsium klorida) (ammonia) (ammonium oksalat) (kalsium oksalat) (ammonium

klorida)

H2O(dipanasi) + Abu (disaring)

Pada pengujian ion kalsium dengan menggunakan ammonium oksalat

sebagai bahan pengujinya menghasilkan kalsium oksalat dan ammonium klorida.

Hasil pengamatan yang diperoleh adalah larutan bening dibawah dan larutan putih

keruh diatasnya.

Pada pengujian kedua dengan menggunakan abu kayu bakar,dari hasil

pengamatan diperoleh larutan yang keruh yang kemudian dijernihkan dengan

ammonia dan melepaskan gas. Gas yang terlepas karena air yang panas kemudian

ditambahkan abu kayu sehingga terjadi proses pembakaran sempurna.

4.1.2. Pembahasan Anion

A. Pengujian ion Klorida

(NaCl+ H2O) + HNO3+ AgNO3 AgCl +NaNO3 +

(Natrium Klorida) (Asam Nitrat) (Perak Nitrat)

Abu bakaran kayu + H2O+ HNO3+ AgNO3

(Air) (Asam Nitrat) (perak Nitrat)

NaCl sebagai sampel dicampur H2O agar terurai dan menambahkan HNO3

untuk mengasamkan NaCl sehingga dapat melepaskan HCl dan menambahkan

AgNO3 membentuk Ag yang terbentuk endapan putih yang menandakan adanya

ion klorida. Ion klorida termasuk dalam golongan II

Pengujian filtrat abu bakaran kayu dengan HNO3 agar larutan bersifat

asam dan mudah melepaskan anion pada filtrat abu bakaran kayu dan dengan

penambahan AgNO3sehingga terbentuk endapan abu dan larutan keruh yang

menandakan adanya ion klorida. Ion klorida termasuk dalam golongan II

48

Page 49: Teori anion kation benar

B.Pengujian ion sulfida

Abu bakarankayu + 2HCl + (CH3COO)2Pb PbCl2 + CH3COOH

(Asam Klorida) (Timbal asetat) (timbal klorida) (asam asetat)

Pengamatan abu bakaran kayu ditambah dengan HCl dan CH3COOPb

menghasilkan endapan abu bakaran kayu, endapan putih dan larutan bening

diatasnya.

C.Pengujian Ion Sulfat

(NH3 + H2SO4) + HCl + Ba(OH)2 BaSO4 + 2H2O

(Ammonia)(asam sulfat)(asam klorida) (barium hidroksida) (barium sulfat) (air)

Abu bakaran kayu + HCl + Ba(OH)2 BaCl2 + 2H2O

(Asam klorida) (barium hidroksida) (barium klorida) (air)

Pada pengujian ion sulfat Barium hidroksida direaksikan dengan asam sulfat

yang ditambah dengan asam klorida encer sehingga menghasilkan Barium sulfat.

Dalam barium sulfat inilah akan didapat ion sulfat yang ditandai dengan

dihasilkannya endapan putih yang sukar larut dalam asam encer.

Abu yang direaksikan dengan asam klorida encer yang kemudian ditambah

dengan barium hidroksida akan menghasilkan endapan abu kayu,ini disebabkan

abu direaksikan dengan asam encer yang mampu menguraikan abu sehingga abu

bersifat asam dan direaksikan dengan barium hidroksida dan membentuk barium

klorida sehingga ion sulfat tidak terbentuk dan tidak dihasilkan endapan putih

yang pekat.

BAB V

KESIMPULAN

49

Page 50: Teori anion kation benar

1. Hasil Identifikasi Pengujian Kation adalah

Pengujian Ion Barium

Barium hidroksida direaksikan dengan K2Cr2O7Terbentuk 2 lapisan

larutan. lapisan atas berwarna kuning dan lapisan bawah endapan

kuning.dan Barium Hidroksida direaksikan dengan H2SO4 Terbentuk

3 lapisan larutan. Lapisan atas berwarna keruh,lapisan tengah endapan

putih,dan lapisan bawah berwarna bening.

Pengujian Ion Kobalt

NaOH pada CoCl2 melalui dinding terdapatTerbentuk 4lapisan

larutan. Lapisan pertama berwarna ungu, lapisan kedua biru tua,

lapisan ketiga bening, dan lapisan keempat coklat.Sedangkan secara

langsung terjadi perubahan warna Terjadi 2 lapisan larutan. lapisan

atas bening dan lapisan bawah endapan merah jambu

Pengujian Ion Nikel

Terbentuk 3 lapisan larutan. lapisan pertama berwarna merah muda,

lapisan kedua putih keruh dan lapisan 3 hijau toska.

Pengujian Ion Tembaga

Terbentuknya 2 lapisan warna. Lapisan atas biru keruh dan lapisan

bawah biru jernih.

Pengujian Ion Kalsium

1. Terbentuk 3 lapisan larutan. Lapisan atas bening, lapisan tengah

merah jambu keruh, dan lapisan bawah endapan merah jambu.

2. Terbentuk 2 lapisan larutan. Lapisan bawah endapan abu-abu dan

larutan diatasnya menjadi keruh.

Pengujian Ion Karbonat

Menghasilkan 3 lapisan larutan, larutan pertama keruh, larutan kedua

kuning dan larutan ketiga endapan abu.

2. Hasil Identifikasi Pengujian Anion adalah :

50

Page 51: Teori anion kation benar

Pengujian Ion Klorida

1. Menghasilkan 2 Lapisan Larutan, larutan pertama putih keruh dan

larutan kedua endapan putih.

2. Menghasilkan 4 lapisan larutan, lapisan pertama hitam, lapisan

kedua putih keruh, lapisan ketiga abu-abu dan lapisan keempat

hitam

Pengujian Ion Sulfida

Menghasilkan 2 lapisan larutan, larutan pertama bening dan larutan

kedua endapan putih.

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi dalam pengujian Anion Kation:

1. Luas Permukaan penampang

2. Tekanan

3. Temperatur

4. Konsentrasi

4. Kimia analisa merupakan bagian dari ilmu yang dapat menginterprestasikan

suatu zat dalam suatu sampel latar belakang dari percobaan kimia analitik

kualitatif ini adalah agar dapat mengetahui jenis – jenis anion yang terdalam

unsur dan dengan mudah mereaksikan suatu unsur dan dengan senyawa

ataupun suatu senyawa dengan senyawa lain

LAMPIRAN A

51

Page 52: Teori anion kation benar

DATA PERCOBAAN

L.A Hasil PercobaanL.A.1. Hasil pengujian logam kationA. pengujian ion Barium

No Reaksi Pengamatan

1 Ba(OH)2+ K2Cr2O7(BariumKlorida)

(KaliumDikromat)

Terdapat endapan kuning dan larutan kuning

2 Ba(OH)2+ H2SO4

(Barium Klorida) (Asam Sulfat)

Terdapat larutan berwarna

putih keruh dan larutan panas.

B. Pengujian ion kalsiumNo Reaksi Pengamatan

1 CaCl2 + NH3 + C2H8N2O4

Kalsium ( amonia ) amoniumKlorida oksalat

Terdapat endapan putih dan larutan putih.

2 H2O (panasi) + Abu rokok + NH3

( amonia )+ C2H8N2O4

(Ammonium Oksalat)

Berwarna hitam dan keruh. Terdapat 2 lapisan, yaitu lapisan atas keruh dan bawah endapan hitam.

C. pengujian ion cobaltNo Reaksi Pengamatan 1 CoCl2+ NaOH

(Kobalt klorida)(NatriumHidroksida)

(melalui dinding)

Terdapat 4 lapisan yaitu lapisan pertama larutan bening, lapisan kedua larutan ungu, lapisan ketiga larutan biru tua dan lapisan keempat larutan merah muda.

2 CoCl2+ NaOH

(Kobalt klorida) (Natrium Hidroksida)

(secara berlangsung)

Terdapat 3 lapisan yaitu lapisan atas bening, lapisan kedua biru tua dan lapisan ketiga merah muda.

D. pengujian ion Nikel

52

Page 53: Teori anion kation benar

No Reaksi Pengamatan

1 NiSO4 + NH3+ Dimetil glioksin

(Nikel Sulfat) (ammonia)

Terdapat 4 lapisan warna larutan. dibawah hijau bening, biru muda, biru tua dan merah muda.

E. Pengujian Ion Tembaga

No Reaksi Pengamatan1.

2.

CuSO4 + NH3

(tembaga sulfat) (ammonia)

CuSO4 + Na2CO3

(tembaga sulfat) (natrium karbonat)

Terdapat 3 lapisan warna yaitu lapisan bawah endapan biru muda, lapisan kedua larutan biru tua dan lapisan atas berwarna bening.

Terdapat endapan biru muda.

LA.2Hasil pengujian logam anion

A.Pengujian Ion SulfidaNo Reaksi Pengamatan 1 Abu rokok + HCl + CH3COOPb

(asam klorida) (timbal asetat)Terdapat endapan putih dan larutan keruh dan kotoran hitam.

B. Pengujian ion KloridaNo Reaksi Pengamatan 1 NaCl+ H2O +HNO3+ AgNO3

(Natrium klorida) (air) (asam nitrat) (perak nitrat)Terdapatendapan putih dan larutan keruh .

2 Abu rokok + H2O + HNO3+ AgNO3

( air ) ( asam nitrat ) (perak nitrat)

Terdapat larutan keruh dan larutan hitam dari abu rokok.

C.Pengujian Ion sulfat

53

Page 54: Teori anion kation benar

No Reaksi Pengamatan

1 (H2SO4 +NH3) + HCl + Ba(OH)2

(asam sulfat)(amonia) (asam klorida) barium

hidroksida

Terdapat 2 lapisan warna yaitu lapisan atas berwarna putih dan lapisan bawah berwarna bening.

2 Abu rokok + HCl + Ba(OH)2

( asam klorida ) (barium hidroksida)

Berwarna keruh dan adanya noda hitam .

D. Pengujian ion karbonatNo Reaksi Pengamatan

1 Ba(OH)2+ HCl ( tabung 1 ) dipanasi

(Barium hidroksida) ( asam klorida)

+ CH3COOH

( asam asetat)

Na2CO3 + HCl ( tabung 2)

(Natrium karbonat) ( asam klorida)

Tidak terjadi perubahan setelah dipanasi lalu di tambah asam asetat terbentuk endapan kristal putih

Adanya gelembung.

2 Abu rokok + HCl (tabung 1) dipanasi

( asam klorida)

+ CH3COOH

( asam asetat)

Na2CO3 + HCl ( tabung 2)

(Natrium karbonat) ( asam klorida)

Berwarna hitam, setelah dipanaskan menjadi padatan hitam setelah ditambahkan asam asetat menjadi larutan pekat hitam.

Adanya gelembung

LAMPIRAN B

54

Page 55: Teori anion kation benar

1. Jelaskan mengapa kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak

larut?

Karena kation golongan I membentuk endapan apabila direaksikan dengan

asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium, dan perak.

Kation-kation gol I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbal

klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah mengendap

sempurna bila ditambahkan dengan asam klorida encer pada suatu cuplikan. Ion

timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan Hidrogen Sulfida

dalam suasana asam bersama-sama dengan kation golongan II.

55

Page 56: Teori anion kation benar

56

Page 57: Teori anion kation benar

57

Page 58: Teori anion kation benar

58

Page 59: Teori anion kation benar

59

Page 60: Teori anion kation benar

60

Page 61: Teori anion kation benar

61

Page 62: Teori anion kation benar

62

Page 63: Teori anion kation benar

63

Page 64: Teori anion kation benar

64


Top Related