Download - TEORI PERUBAHAN MASYARAKAT
TEORI PERUBAHAN MASYARAKAT
FERDINAND TONNIES DAN TEORI NILAI
A. Pendahuluan
Pembahasan kali ini berkisar pada teori perubahan masyarakat, sebuah teori yang
dicetuskan oleh seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies. sebenarnya dalam
pembahasan ini saya belum memahami persis apakah yang dimaksud dengan teori
perubahan masyarakat dalam persepsi Tonnies adalah Gemeinschaft dan Geselschaft
atau ada teori lain selain kedua teori tersebut, melainkan di beberapa referensi hanya
pembahasan inilah yang saya ketahui.
Selanjutnya pembahasan berikut adalah pembahasan yang saya cukupkan pada teori
Tonnies tentang Gemeinschaft dan Geselschaft, yang disadur dari Rizki Aji Hertantyo,
Teori Perubahan Masyarakat Ferdinand Tonnies, semoga makalah ini dapat memberikan
gambaran sedikit mengenai teori perubahan masyarakat dan dapat memenuhi dari apa
yang dimaksud oleh mata kuliah ini dimana saya mendapatkan bahasan mengenai teori
reformatif hubungannya dengan konteks, nilai dan kepemimpinan pendidikan. Dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya dan teman-teman yang lain.
B. Biografi Ferdinand Tonnies
Ferdinand Tonnies lahir pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936.1 Ia merupakan
salah seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat
berperan dalam sosiologi Jerman. Dan ia jugalah yang melatarbelakangi berdirinya
German Sosiological Association (1909, bersama dengan George Simmel, Max Webber,
Werner Sombart, dan lainnya).2
1 Dictionary of Social Science, hal 486.2 Ibid, hal 486.
1
Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya diantaranya Gemeinschaft und
Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada tahun 1887) yang selanjutnya diedit
dan di alihbahasakan kedalam bahasa Inggris menjadi Community and Society (1957) oleh
Charles P. Loomis, karyanya yang lain yang berupa essai-essai tentang sosiologi terdapat
di dalam bukunya Einfuhrung in die Soziologie (An Introduction to Sociology).3
Diakhir usianya Tonnies adalah seorang yang aktif menentang gerakan NAZI di
Jerman dan seringkali ia diundang menjadi Professor tamu di University of Kiel, setelah
hampir masa hidupnya ia gunakan untuk melakukan penelitian, menulis, dan mengedit
karya para sosiolog dimasanya.4
C. Gemeinschaft dan Gesellschaft
Seperti dipaparkan sebelumnya, bahwa Tonnies memiliki teori yang penting yang
akhirnya berhasil membedakan konsep tradisional dan modern dalam suatu organisasi
sosial, yaitu Gemeinschaft (yang diartikan sebagai kelompok atau asosiasi) dan
Gesellschaft (yang diartikan sebagai masyarakat atau masyarakat modern-istilah Piotr
Sztompka). Setelah sebelumnya Weber menegaskan bahwa ia melihat bahwa perubahan
masyarakat terlihat pada kecenderungan menuju rasionalisasi kehidupan sosial dan
organisasi sosial di segala bidang (pertimbangan instrumental, penekanan efisiensi,
menjauhkan diri dari emosi dan tradisi, impersonalitas, manajemen birokrasi dan
sebaliknya). Senada dengan hal itu, Durkheim menegaskan bahwa perkembangan
pembagian kerja pun akan didikuti integrasi masyarakat melalui “solidaritas organik” yang
menimbulkan ikatan yang saling menguntungkan dan kontribusi anggota masyarakat akan
saling melengkapi.5
3 Marcello Truzzi, Sociology: The Classic Statements.p.14 Op. Cit, hal. 4875 Sosiologi Perubahan Sosial, hal 27
2
Tonnies memasukkan Gemeinschaft dan Gesellschaft di bukunya (1887) satu diantara
beberapa nomor yang dipaparkan, sebagai salah satu teori yang bersifat modern.
Menurutnya Gemeinschaft adalah sebagai situasi yang berorientasi nilai nilai, aspiratif,
memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang mendominasi kekuatan sosial.
Jadi baginya secara tidak langsung Gemeinschaft timbul dari dalam individu dan adanya
keinginan untu memiliki hubungan atau relasi yang didasarkan atas kesamaan dalam
keinginan dan tindakan. Individu dalam hal ini diartikan sebagai pelekat/perekat dan
pendukung dari kekuatan sosial yang terhubung dengan teman dan kerabatnya
(keluarganya), yang dengannya mereka membangun hubungan emosional dan interaksi
satu individu dengan individu yang lain. Status dianggap berdasarkan atas kelahiran, dan
batasan mobilisasi juga kesatuan individu yang diketahui terhadap tempatnya di
masyarakat.
Sedangkan Gesellschaft, sebagai sesuatu yang kontras, menandakan terhadap
perubahan yang berkembang, berperilaku rasional dalam suatu individu dalam
kesehariannya, hubungan individu yang bersifat superficial (lemah, rendah, dangkal), tidak
menyangkut orang tertentu, dan seringkali antar individu tak mengenal, seperti tergambar
dalam berkurangnya peran dan bagian dalam tataran nilai, latar belakang, norma, dan
sikap, bahkan peran pekerja tidak terakomodasi dengan baik seiring dengan
bertambahnya arus urbanisasi dan migrasi juga mobilisasi.6
Tonnies memaparkan Gemeinschaft adalah wessenwill7 yaitu bentuk-bentuk
kehendak, baik dalam arti positif maupun negatif, yang berakar pada manusia dan
diperkuat oleh agama dan kepercayaan, yang berlaku didalam bagian tubuh dan perilaku
atau kekuatan naluriah.8 Jadi, wessenwill itu sudah merupakan kodrat manusia yang timbul
6 Ibid, hal 486-4877 Dalam buku Sosiologi, Teks Pengantar dan Terapan disebutkan wessenwilo dan kurwillo untuk Gesellschaft8 Dictionary of Social Science, p. 486
3
dari keseluruhan kehidupan alami. Sedangkan Gesselschaft adalah Kurwille yaitu
merupakan bentuk-bentuk kehendak yang mendasarkan pada akal manusia yang
ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifatnya rasional dengan menggunakan alat-alat
dari unsur-unsur kehidupan lainnya.9 Atau dapat pula berupa pertimbangan dan
pertolongan.10 Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan
darah atau keturunan. Didalam pertumbuhannya masyarakat yang semacam ini
makin lama makin menipis, contoh : Kekerabatan, masyarakat-masyarakat daerah
yang terdapat di DI. Yogyakarta, Solo, dan sebagainya.
2. Gemeinschaft of placo (locality), yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada
tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapatnya
saling menolong, contoh : RT dan RW.
3. Gemeinschaft of mind, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideology
atau pikiran yang sama.
Dimana, dari ketiga bentuk ini dapat ditemui pada masyarakat, baik di kota maupun di
desa.11
D. Ferdinand Tonnies dan Evolusi tanpa Kemajuan
Apabila Durkheim menjelaskan tipologi perubahan masyarakat dengan membuat
perbandingan “solidaritas mekanik” dan “solidaritas organik”, Spencer membuat tipe
“masyarakat militer” vs “masyarakat industri”, Weber yang membagi “masyarakat agraris
tradisional” dengan “masyarakat kapitalis”. Maka dibawah ini adalah tabel dikotomi serupa
yang disajikan oleh Tonnies dalam Gemeinschaft und Gesellschaft (yang dipublikasikan
9 Sosiologi, Teks Pengantar dan Terapan, hal. 3210 Op. Cit, p. 48611 Sosiologi, Teks Pengantar dan Terapan, hal. 34
4
pertamakali pada tahun 1887). Gemeinschaft (komunitas) ditandai oleh ikatan sosial
bersifat pribadi, akrab, dan tatap muka (primer). Ciri-ciri ikatan sosial ini seperti yang
dikemukakan sebelumnya ialah berubah menjadi impersonal, termediasi, dan sekunder
dalam masyarakat modern (Gesellschaft). Keunikan pendekatan Tonnies terlihat dari sikap
kritisnya terhadap masyarakat modern (Gesellschaft), terutama nostalgianya mengenai
kehidupan tipe komunitas/kelompok/asosiasi (Gemeinschaft) yang lenyap. Tonnies adalah
contoh langka penganut evolusionisme yang tak menganggap evolusi identik dengan
kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia,
lebih menuju kearah memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.12
Dan dibawah ini adalah tabel pemaparan Tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft
dengan Gesellschaft sebagai suatu perubahan yang justru bergerak kearah memperburuk,
menurut dirinya.13
Ciri Gemeinschaft (komunitas)
Gesellschaft
(masyarakat modern)
Hubungan sosial Ikatan Keluarga Pertukaran ekonomi
Institusi khas Keluarga Negara dan ekonomi
Citra tentang individu Kedirian Orang, warga
Bentuk kekayaan Tanah Uang
Tipe hukum Hukum keluarga Hukum kontrak
Institusi sosial Desa Kota
Kontrol sosial Adat dan agama Hukum dan pendapat umum
12 Sosiologi Perubahan Sosial, hal 123-12413 Ibid, hal. 123-124
5
Tentang hal ini pula secara tidak langsung bagi Tonies faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan masyarakat dimana prinsip evolusi yang ia miliki hampir sama
dan senada dengan prinsip evolusi ahli lain seperti Max Weber begitu juga dengan faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya
kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses pandangan
terhadap suatu aturan dan sistem organisasi.
Sebagai contoh kasus ialah adanya suatu masyarakat bernama kampung Ambon di
daerah Bekasi, dimana asalnya sebuah komunitas tersebut merupakan hanya kaum urban
yang datang dari Ambon dan sekitarnya untuk mencari penghasilan dengan bekerja
seadanya, namun seiring dengan perubahan masa, waktu dan zaman urbanisasi yang
datang dari daerah tersebut semakin banyak dan mengikuti pendahulunya yang lain untuk
menempati lokasi yang sama. Sehingga saat ini terbentuklan suatu masyarakat Ambon
yang datang ke Jakarta setelah sebelumnya hanya sebuah komunitas belaka.
E. Teori Nilai
Teori Nilai membahas dua masalah yaitu masalah Etika dan Estetika. Etika membahas
tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika membahas mengenai
keindahan. Ringkasnya dalam pembahasan teori nilai ini bukanlah membahas tentang nilai
kebenaran walaupun kebenaran itu adalah nilai juga. Pengertian nilai itu adalah harga
dimana sesuatu mempunyai nilai karena dia mempunyai harga atau sesuatu itu
mempunyai harga karena ia mempunyai nilai. Dan oleh karena itu nilai sesuatu yang sama
belum tentu mempunyai harga yang sama pula karena penilaian seseorang terhadap
sesuatu yang sama itu biasanya berlainan. Bahkan ada yang tidak memberikan nilai
6
terhadap sesuatu itu karena ia tidak berharga baginya tetapi mungkin bagi orang lain
malah mempunyai nilai yang sangat tinggi karena itu sangatlah berharga baginya.
Perbedaan antara nilai sesuatu itu disebabkan sifat nilai itu sendiri. Nilai bersifat ide
atau abstrak (tidak nyata). Nilai bukanlah suatu fakta yang dapat ditangkap oleh indra.
Tingkah laku perbuatan manusia atau sesuatu yang mempunyai nilai itulah yang dapat
ditangkap oleh indra karena ia bukan fakta yang nyata. Jika kita kembali kepada ilmu
pengetahuan, maka kita akan membahas masalah benar dan tidak benar. Kebenaran
adalah persoalan logika dimana persoalan nilai adalah persoalan penghayatan, perasaan,
dan kepuasan. Ringkasan persoalan nilai bukanlah membahas kebenaran dan kesalahan
(benar dan salah) akan tetapi masalahnya ialah soal baik dan buruk, senang atau tidak
senang. Masalah kebenaran memang tidak terlepas dari nilai, tetapi nilai adalah menurut
nilai logika. Tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana
pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan dan
mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. Seperti nilai yang dikemukakan
oleh agama, positivisme, pragmatisme, fvtalisme, hindunisme dan sebagainya.
1. Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata ethos yang berarti adat kebiasaan
tetapi ada yang memakai istilah lain yaitu moral dari bahasa latin yakni jamak dari kata nos
yang berarti adat kebiasaan juga. Akan tetapi pengertian etika dan moral ini memiliki
perbedaan satu sama lainnya. Etka ini bersifat teori sedangkan moral bersifat praktek.
Etika mempersoalkan bagaimana semestinya manusia bertindak sedangkan moral
mempersoalkan bagaimana semestinya tndakan manusia itu. Etika hanya
mempertimbangkan tentang baik dan buruk suatu hal dan harus berlaku umum.
7
Secara singkat definisi etika dan moral adalah suatu teori mengenai tingkah laku
manusia yaitu baik dan buruk yang masih dapat dijangkau oleh akal. Moral adalah suatu
ide tentang tingkah laku manusia (baik dan buruk) menurut situasi yang tertentu. Jelaslah
bahwa fungsi etika itu ialah mencari ukuran tentang penilaian tingkah laku perbuatan
manusia (baik dan buruk akan tetapi dalam prakteknya etika banyak sekali mendapatkan
kesukaran-kesukaran. Hal ini disebabkan ukuran nilai baik dan buruk tingkah laku manusia
itu tidaklah sama (relatif) yaitu tidal terlepas dari alam masing-masing. Namun demikian
etika selalu mencapai tujuan akhir untuk menemukan ukuran etika yang dapat diterima
secara umum atau dapat diterima oleh semua bangsa di dunia ini. Perbuatan tingkah laku
manusia itu tidaklah sama dalam arti pengambilan suatu sanksi etika karena tidak semua
tingkah laku manusia itu dapat dinilai oleh etika.
Tingkah laku manusia yang dapat dinilai oleh etika itu haruslah mempunyai syarat-
syarat tertentu, yaitu :
1. Perbuatan manusia itu dikerjakan dengan penuh pengertian. Oleh karena itu orang-
orang yang mengerjakan sesuatu perbuatan jahat tetapi ia tidak mengetahui
sebelumnya bahwa perbuatan itu jahat, maka perbuatan manusia semacam ini tidak
mendapat sanksi dalam etika.
2. Perbuatan yang dilakukan manusia itu dikerjakan dengan sengaja. Perbuatan
manusia (kejahatan) yang dikerjakan dalam keadaan tidak sengaja maka perbuatan
manusia semacam itu tidak akan dinilai atau dikenakan sanksi oleh etika.
3. Perbuatan manusia dikerjakan dengan kebebasan atau dengan kehendak sendiri.
Perbuatan manusia yang dilakukan denan paksaan (dalam keadaan terpaksa) maka
perbuatan itu tidak akan dikenakan sanksi etika.
Demikianlah persyaratan perbuatan manusia yang dapat dikenakan sanksi (hukuman)
dalam etika.
8
2. Estetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah
tingkah laku perbuatan manusia (baik dan buruk). Sedangkan estetika membahas tentang
indah atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang
berlaku umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini adalah
karya seni manusia atau mengenai alam semesta ini.
Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan
sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang dilakukan
oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai sekarang belum
dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran indah itu. Dalam hal
ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai masalah ukuran indah itu.
Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu bersifat metafisika (abstrak).
Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa keindahan itu adalah
kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat yang sebenarnya bersifat
tetap.14
14 Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM, Teori Nilai, 2008.9
Daftar Pustaka
Betrand Russel.2002. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan kondisi sosio-politik
dari zaman kuno hingga sekarang (alih Bahasa Sigit jatmiko, dkk).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bernard, Jessie, the Sociology of Community, Scott, Foresman and Company, Glenview,
Illinois: 1973
Dictionary of Social Science on American Corner Library. State Islamic University Jakarta
Ismaun.2007. Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan). Bandung : UPI
———-.2007. Kapita Selekta Filsafat Administrasi Pendidikan (Serahan Perkuliahan).
Bandung: UPI
Koento Wibisono.1997. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta: Universitas Terbuka
Moersaleh. 1987. Filsafat Administrasi. Jakarta: Univesitas Terbuka
Narwoko, J.Dwi dan Bagong Suyanto (ed), Sosiologi ; Teks, Pengantar dan Terapan,
Prenada Media, Jakarta: 2004
Press, 1971.download http://www2.pfeiffer.edu/~lridener/courses/GEMEIN.HTML
Sztompka, Piotr, Sosiologi Perubahan Sosial (alih bahasa oleh Alimandan), Prenada
Media, Jakarta: 2005
Truzzi, Marcello, Sociology: The Classic Statements. New York: Oxford University
10