Download - Terapi Okupasi Print
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar orang beranggapan bahwa rehabilitasi merupakan kegiatan
exyramural dari pengobatan pasien mental sehingga selalu diorentasikan pada pekerjaan dan
masalah-masalah social saja,hal tersebut tentunya kurang sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan psikiatri modern.Dengan adanya kemajuan dibidang psiko-farmakai dimana
telah ditemukan berbagai jenis obat yang dapat mempercepat hilangnya/kurang gejala-gejala
psikiatrik,maka bentuk pelayanan rehabilitasi juga harus disesuaikan dengan kemajuan
tersebut maka perlu disusun kegiatan yang diberikan pada para rehabilitan yang sesuai ketika
mereka dirawat di Rumah Sakit Jiwa.Upaya Rehabilitasi pasien mental di Indonesia mulai
dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang ini.
Menurut L.E.Hinsie dan RJ.Cambell pengertian rehabilitasi dalam psychiatric
Dictionary adalah segala tindakan fisik,penyesuaian psikososial dan latihan vokasional
sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk
mempersiapkan pasien secara fisik,mental,dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuan yang ditunjukkan ke arah mencapai
perbaikan fisik sebesar-besarnya, penempatan vokasional sehingga dapat bekerja dengan
kapasitas maksimal, penyesuaian diri dalam hubungan perseorangan dan sosial secara
memuaskan sehingga dapat berfungsi sebagai warga masyarakat yang berguna.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud terapi okupasi?
2. Apa tujuan terapi okupasi
3. Bagaimana jenis-jenis dan tahap-tahap terapi okupasi
4. Bagaimana pelaksanaan terapi okupasi
C. Tujuan
1. Untuk lebih memahami tentang terapi Okupasi
2. Untuk lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi
3. Untuk lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi
4. Untuk lebih memahamipelaksanaan terapi okupasi
D. Manfaat
1. Agar lebih memahami tentang terapi Okupasi
1
2. Agar lebih memahami tentang tujuan terapi Okupasi
3. Agar lebih memahami tentang jenis-jenis dan tahap-tahap terapi Okupasi
4. Agar lebih memahami pelaksanaan terapi okupasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi Okupasi dan Rehabilitasi Medik
a. Terapi Okupasi adalah salah satu jenis terapi kesehatan yang merupakan bagian dari
rehabilitasi medis. Penekanan terapi ini adalah pada sensomotorik dan proses
neurologi dengan cara memanipulasi, memfasilitasi dan menginhibisi lingkungan,
sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemeliharaan kemampuan anak.
b. Terapi okupasi adalah terapi untuk membantu seseorang menguasai keterampilan
motorik halus dengan lebih baik. Keterampilan motorik halus adalah kemampuan
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan otot-otot kecil yang ada di dalam tangan.
Contoh kemampuan motorik halus :
1. menulis dan menggambar
2. mewarnai
3. menggunting dan menempel
4. mengancing baju
5. mengikat tali sepatu
6. melipat, dll
c. Kegiatan terapi okupasi adalah profesi kesehatan yang menolong individu yang
mempunyai kelainan/kecacatan fisik dan atau mental baik yang bersifat
sementara/menetap dengan menggunakan aktifitas yang disesuaikan untuk membantu
pemulihan fungsi fisik, mental ataupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri,
produktifitas dan yang bersifat rekreasi/menyenangkan.
B. Fungsi dan Tujuan Terapi Okupasi
Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara
optimal. Melalui terapi okupasi, anak belajar untuk melakukan kegiatan sehari-hari (day
living activities), misalnya memakai pakaian, makan sendiri, menggunakan gunting,
pensil, menalikan tali sepatu, dan bermain dengan teman. Termasuk juga belajar untuk
percaya diri dalam menentukan pilihan dan memutuskan sesuatu.
Okupasi terapi adalah terapan medic yang terarah bagi pasien fisik maupun mental
dengan menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka memulihkan kembali
3
fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut
adalah berbagai macam kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan
terapi. Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk mendapatkan okupasi terapi adalah
dengan maksud sebagai berikut:
1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa
a. Menciptakan suatu kondisitertentu sehingga pasien dapat mengembangkan
kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat
sekitarnya.
b. Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi secara wajar dan
produktif.
c. Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan bakat dan
keadaannya.
d. Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan diagnose dan penetapan
terapi lainnya.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi,
kekuatan otot dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar
menggunakan fasilitas umum (telpon, televisi dan lain-lain), baik dengan maupun
tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.
4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya, dan
memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan
sehari-hari.
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang masih
ada.
6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai langkah
dalam pre-cocational training. Dari aktivitas ini akan dapat diketahui kemampuan
mental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan lain-lainnya dari si
pasien dalam mengarahkannya kepekerjaan yang tepat dalam latihan kerja.
4
7. Membantu penderita untuk menerima kenyatan dan menggunakan waktu selama masa
rawat dengan berguna.
8. Mengarahkan minat dan hoby agar dapat digunakan setelah kembali ke keluarga.
Program okupasiterapi adalah bagian dari pelayanan medik untuk tujuan rehabilitasi total
seseorang pasien melalui kerja sama dengan petugas lain dirumah sakit. Dalam
pelaksanaan okupasiterapi keliahatannya akan banyak overlapping dengan terapi lainnya,
sehingga dibutuhkan adanya kerjasama yang terkoordinir dan terpadu.
C. Peranan okupasi terapi/pekerjaan untuk terapi
Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antara batin dan dunia luar. Melalui aktivitas
manusia dihubungkan deengan lingkungan, kemudian mempelajarinya, mencoba
keterampilan atau pengetahuan, mengekspresikan perasaan, memenuhi kebutuhan fisik
maupun emosi, mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan
hidup. Potensi tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan
okupasiterapi, baik bagi penderita fisik maupun mental. Aktivitas dalam okupasiterapi
digunakan sebagai media baik untuk evaluasi, diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi.
Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien waktu mengerjakan suatu aktivitas dan
dengan menilai hasil pekerjaan dapat ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya
dari pasien tersebut. Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam okupasiterapi tidak
untuk menyembuhkan, tetapi hanya sebagai media. Diskusi yang terarah setelah
penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan tersebutlah
terapis dapat mengarahkan pasien. Melalui diskusi tersebutlah pasien belajar mengenal
dan mengatasi persoalannya. Melalui aktivitas pasien diharapkan akan berkomunikasi
lebih baik untuk mengekpresikan dirinya. Melalui aktivitas kemampuan pasien akan
dapat diketahui baik oleh terapi maupun oleh pasien itu sendiri. Dengan menggunakan
alat-alat atau bahan-bahan dalam melakukan suatu aktivitas pasien akan didekatkan
dengan kenyataan terutama dalam hal kemampuan dan kelemahannya.
Mengerjakan suatu aktivitas dalam kelompok akan dapat merangsang terjadinya intraksi
diantara anggota yang berguna dalam meningkatkan sosialisasi, dan menilai kemampuan
diri masing-masing dalam hal keefisiensiannya berhubungan dengan orang lain.
5
D. Aktivitas
Aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi sangat dipengaruhi oleh konteks
terapi secara keseluruhan, lingkungan, sumber yang tersedia, dan juga oleh kemampuan si
terapis sendiri (pengetahuan, keterampilan, minat dan kreativitasnya).
1. Jenis
Jenis aktivitas dalam okupasiterapi adalah :
a. Latihan gerak badan
b. Olahraga
c. Permainan
d. Kerajinan tangan
e. Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribadi
f. Pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari)
g. Praktik pre-vokasional
h. Seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain)
i. Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun dan lain-lain.
j. Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televise, radio atau
keadaan lingkungan), dan lain- lain.
2. Karakteristik aktivitas
Aktivitas dalam okupasiterapi adalah segala macam aktivitas yang dapat
menyibukan seseorang secara produktif yaitu sebagai suatu media untuk belajar dan
berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasaan emosional maupun fisik. Oleh
karena itu setiap aktivitas yang digunakan dalam okupasi terapi harus mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. Setiap gerakan harus mempunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas. Jadi bukan
hanya sekedar menyibukan pasien
b. Mempunyai arti tertentu bagi pasien, artinya dikenal oleh atau ada hubungannya
dengan pasien.
c. Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa
kegunaannya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
d. Harus dapat melibatkan pasien secara aktif walaupun minimal.
6
e. Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien, bahkan harus dapat
meningkatkan atau setidak-tidaknya memelihara koondisinya.
f. Harus dapat member dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat sehingga
dapat mandiri.
g. Harus sesuai dengan minat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.
h. Harus dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian dengan
dengan kemampuan pasien
Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih aktivitas :
a. Apakah bahan yang digunakan merupakan yang mudah dikontrol, ulet, kasar,
kotor, halus dan sebagainya.
b. Apakah aktivitas rumit atau tidak
c. Apakah perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan
d. Cara pemberian instruksi bagaimana
e. Bagaimana kira-kira setelah hasil selesai
f. Apakah perlu pasien membuat keputusan
g. Apakah perlu konsentrasi
h. Interaksi yang mungkin terjadi apakah menguntungkan
i. Apakah diperlukan kemampuan berkomunikasi
j. Berapa lama dapat diselesaikan
k. Apakah dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan
kemampuan dan keterampilan pasien, dan sebagainya.
3. Analisa aktivitas
Untuk dapat mengenal karakteristik maupun potensi atau aktivitas dalam rangka
perencanaan terapi, maka aktivitas tersebut harus dianalisa terlebih dahulu. Hal-hal
yang perlu dianalisa adalah sebagai berikut:
a. Jenis aktivitas
b. Maksud dan tujuan penggunaan aktivitas tersebut (sesuai dengan tujuan terapin)
c. Bahan yang digunakan:
1) Khusus atau tidak
2) Karakteristik bahan:
a) Mudah ditekuk atau tidak
b) Mudah dikontrol atau tidak
7
c) Menimbulkan kekotoran atau tidak
d) Licin atau tidak
Rangsangan yang dapat ditimbulkan:
a) Taktil
b) Pendengaran
c) Pembauan
d) Penglihatan
e) Perabaan
f) Gerakan sendi, dan sebagainya
3) Warna
Macam-macamnya, namanya, dan banyaknya
d. Bagian-bagian aktivitas
1) Banyaknya bagian
2) Rumit atau sederhana
3) Apakah membutuhkan pengulangan
4) Apakah membutuhkan perhitungan matematika
e. Persiapan pelaksanaan:
1) Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu
2) Apakah harus ada contoh atau cukup dengan lisa
3) Apakah bahan telah tersedia atau harus dicari terlebih dahulu
4) Apakah ruangan untuk melaksanakan harus diatur
f. Pelaksanaan
Apakah dalam pelaksanaan tugas ini perlu adanya:
1) Konsentrasi
2) Ketangkasan
3) Rasa social diantara pasien
4) Kemampuan mengatasi masalah
5) Kemampuan bekerja sendiri
6) Toleransi terhadap frustasi
7) Kemampuan mengikuti instruksi
8) Kemampuan membuat keputusan
g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang timbulnya interaksi diantara mereka
h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan, inisiatif,
8
penilaian, ingatan, komprehensi, dan lain-lain.
i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan imajinasi, kreativitas, pelampiasan emosi
dan lai-lain.
j. Apakah ada kontra indikasi untuk pasien tertentu. Dalam hal ini harus bertindak
hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun sekelilingnya (misalnya
untuk pasien dengan paranoid sangat riskan memberikan benda tajam)
k. Yang penting lagi adalah apakah disukai oleh pasien
E. Indikasi Untuk Okupasiterapi
1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya.
2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang
lain.
3. Tingkah lau tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan yang
primitive.
4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap
rangsangan tersebut tidak wajar pula.
5. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang
mengalami kemunduran.
6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktivitas dari
pada dengan percakapan.
7. Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktikannya
dari pada dengan membayangkan.
8. Pasien cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya dan sebagainya
9. Anak-anak yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus. Ini
merupakan salah satu hambatan tumbuh kembang yang bisa dialami anak secara
umum.
10. Anak-anak dengan hambatan tumbuh kembang khusus (autisma, down syndrome,
cerebral palsy).
11. Pasien stroke terkadang kehilangan kemampuan motorik halus, dan terapi okupasi
bisa membantu pasien melatih tangannya lagi.
9
F. Proses Okupasiterapi Yang Benar
Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasaiterapi akan menyertakan juga data
mengenai pasien berupadiagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa yang perlu
diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang lebih banyak
untuk keperluan diagnose, atau untuk terapi, atau untuk rehabilitasi
Setelah pasien berada diunit okupasi terapi maka terapis akan bertindak sebagai berikut:
1. Koleksi data
Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang disertakan waktu
pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Jika dengan mengadakan
interviu dengan pasien atau keluarganya, atau dengan mengadakan kunjungan rumah.
Data ini diperlukan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat
berlangsung beberapa hari sesuai dengan kebutuhan
2. Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang
masalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa masalah dilingkungan keluarga
atau pasien itu sendiri.
3. Penentuan tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi
sesuai dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
4. Penentuan aktivitas
Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai
tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam
menentukan jenis kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut
bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya. Dalam hal ini harus diingat
bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai
media untuk dapat mengerti masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan
bimbingan terapis. Pasien itu sendiri harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia
harus mengerjakan aktivitas tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan
mengerjakannya dengan aktif.
5. Evaluasi
10
Evaluasi harus dilaksanakan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan
terapi. Hal ini perlu agar dapat menyesuaikan program terapi selanjutnya sesuai
dengan perkembangan pasien yang ada. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan
kemudian mengenai peneyesuain jenis aktivitas yang kan diberikan. Namun dalam hal
tertentu penyesuain aktivitas dapat dilakukan setelah bebrapa waktu setelah melihat
bahwa tidak ada kemajuan atau kurang efektif terhadap pasien.
Hal-hal yang perlu di evalausi antara lain adalah sebagi berikut:
a. Kemampuan membuat keputusan.
b. Tingkah laku selama bekerja.
c. Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai
kebutuhan sendiri.
d. Kerjasama.
e. Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain).
f. Inisiatif dan tanggung jawab.
g. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding.
h. Menyatakan perasaan tanpa agresi.
i. Kompetisi tanpa permusuhan.
j. Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja.
k. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas
pendapatnya tersebut.
l. Menyadari keadaan dirinya dan menerimanya.
m. Wajar dalam penampilan.
n. Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain.
o. Kemampuan menrima instruksi dan mengingatnya.
p. Kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasi.
q. Kerapian bekerja.
r. Kemampuan merencanakan suatu pekerjaan.
s. Toleransi terhadap frustasi.
t. Lambat atau cepat.
u. Dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
11
G. Pelaksanaan
1. Metode
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok,
tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
a. Metode individual dilakukan untuk:
1) Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan
sekaligus untuk evaluasi pasien.
2) Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik
didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran
suatu kelomppok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut.
3) Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat
mengevaluasi pasien lebih efektif
b. Metode kelompok dilakukan untuk:
Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper bersamaan, atau
dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa pasien
sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun
kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya
yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan
dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan
kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut
aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas
yang akan dilakaukan, dan kemampuan terapis mengawasi.
2. Waktu
Okupasiterapi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu
maupun kelompok setiap hari,dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan
terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu ½ - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 – 1 ½ jam untuk
diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut, antara
lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut kearah yang sesuai
dengan tujuan terapi.
3. Terminasi
Keikutsertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri dengan
dasar
12
bahwa pasien :
a. Dianggap telah mampu mengatsi persolannya
b. Dianggap tidak akan berkembang lagi
c. Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi
13
TERAPI OKUPASI
a. Jenis kegiatan : Melipat kertas
b. Kriteria klien :
1. Klien yang mengalami keterlambatan keterampilan motorik halus
2. Klien dengan tingkah laku tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan
3. Sehat secara fisik
c. Alat/media :
- Kertas
I. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Kontrak :
- waktu : 60 menit
- tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar
c. Topik : Melipat kertas
d. Tujuan aktivitas : klien dapat melipat kertas dengan baik dan benar ,dan klien juga
dapat menguasai keterampilan motorik halusnya lebih baik .
e. Aturan main :
1. Setiap peserta harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin Terapi Okupasi
II. Fase Kerja
1. Peserta duduk di kursi dengan meja dihadapannya
2. Peserta diberikan beberapa buah kertas
3. Therapist mulai mencontohkan cara melipat kertas
4. Peserta mulai melipat kertas
5. Beri pujian untuk keberhasilan peserta dengan memberikan tepuk tangan
III. Fase Terminasi
a. Evaluasi :
1. Pemimpin terapi mengeksplorasikan perasaan peserta setelah memperkenalkan
diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan hari ini?”
2. Pemimpin terapi memberikan umpan balik positif pada peserta
14
3. Pemimpin terapi meminta peserta untuk mencoba melipat kertas dengan cara
yang baik
b. Kontrak yang akan datang :
1. waktu : 60 menit
2. tempat : Ruang Mawar RSUP SANGLAH Denpasar
3. topik/kegiatan : melipat kertas dengan cara yang baik
c. Hasil yang diharapkan :
75 % peserta mampu melipat kertas dengan cara yang baik : mampu melipat kertas
sesuai dengan yang telah dicontohkan
15
Narrator : Rini Perawat
Perawat fasilitator : juli 1. Rudy
observer : Dyah 2. Priandi
Pasien : 3. Ita
1. Adyasa 4. Dewi yani
2. Yuda 5. Sila
3. Ari
4. Intan
5. Fery
Keluarga
1. Lisna
2. Raysa
3. Puriasih
4. Yuliani
16
NASKAH
Di rumah sakit umum pusat sanglah terdapat 30 pasien di ruang Mawar dan 5 orang pasien
dari ruangan tersebut telah memasukii taraf stabil. Karena 5 orang pasien tersebut sudah
memenuhi kriteria maka perawat akan mengadakan terapi yaitu terapi okupasi pada 5 pasien
tersebut.
Pasien 1 yang bernama Ari mengalami keterbelakangan mental. Ia berumur 20 tahun
tetapi sifat ari masih seperti bocah berusia 5 tahun.
Pasien 2 yang bernama Adyasa ,dia mengalami penyakit autisme
Pasien 3 yang bernama yuda mengalami penyakit autisme sejak kecil.
Pasien 4 yang bernama intan, intan mengalami keterbelakangan mental. Ia merasa
menjadi anak kecil tapi usia intan sebenarnya 22 tahun
Pasien 5 yang bernama Fery, fery mengalami waham kebesaran
DIALOG
Perawat Fasilitator (Juli ) : “selamat pagi, adik ari dan intan, seperti janji kita kemarin,
sekarang kita…”
Px Ari : “Apa sihh suster ini ganggu ajja!!!”
Px Intan : ‘‘ iya loh! Ganggua aja sih! Ga tau orang lagi sibuk apa!!!”
Perawat Fasilitator (Juli) : “ih dengerin dulu saya ngomong, sekarang kita akan
melakukan terapi di ruangan Mawar, kan kemarin adik-adik udah janji mau
ikut sama suster. Gimana jadi ikut ga?”
Px Ari & Intan: “ iya ….. suster.”
Kemudian fasilitator menuju taman untuk menjemput pasien adyasa, yuda dan fery.
Mereka sedang asyik dengan kesibukannya.
Px Fery : (sambil berbisik-bisik) fery berkata “ kalian semua tau ga, sebenarnya aku ini
sebenarnya artis Korea Lee Min Ho yang di film BBF itu loh, tapi aku ga mau
ngomong sama kalian, supaya kalian ga minta tanda tangan aku. Hahaha”
17
Px adyasa & Px Yuda : yuda bertepuk tangan samabil berkata “ Fery gila, Fery
gila, Fery gila.”
Perawat Fasilitator ( Juli ) :” Aduh, adik-adik lagi ngapain ni?”
Px Fery :” ini lo, saya lagi ngasi tau temen-temen saya, kalau saya ini si Lee Min Ho
actor korea yang ganteng itu lo.”
Px Adyasa : “Orang gila tuh ngomong.”
Perawat Fasilitator( Juli) :” udah, udah. Daripada kalian debat disini mending ikut sama
saya yuk untuk melakukan suatu kegiatan.
Akhirnya mereka semua mau mengikuti ajakan si Fasilitator tersebut menuju sebuah
ruangan.
Diruangan tersebut sudah berkumpul 5 orang perawat dan di damping oleh keluarga
masing-masing.
Perawat Fasilitator (Juli) : “ayo adik-adik silahkan duduk di bangkunya masing-
masing?” (sambil dibantu oleh para perawat). “”Selamat pagi adik-adik, selamat
pagi bapak ibu orang tua, sekarang kami akan melakukan suatu kegiatan terapi
untuk anak-anak bapak-ibu,yang dinamakan terapi okupasi,tujuan dari terapi ini
adalah untuk membatu seseorang menguasai keterampilan motorik halus lebih baik
,untuk membantu mengembangkan potensi secara optimal,dan merangsang
terjadinya interaksi diantara sesama. Disini kegiatan yang kami ambil yaitu
melipat kertas,.. Oya disini juga ada teman-teman kakak, ada perawat sila, perawat
dewi, perawat Rudy, dan juga perawat Priandi. Untuk mempersingkat
waktu,,,silahkan temen-temen langsung saja di mulai
Perawat ita : selamat Pagi adik-adik ,saya perawat itha,,pagi hari ini kakak dan temen-temen
akan mengajarkan cara melipat kertas ,disini kami memerlukan waktu 60
menit,tujuan kegiatan ini adalah dimana adik-adik dapat melipat kertas dengan cara
yang baik,,,,dan dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. disini akan
dicontohkan cara melipat yang baik..oleh temen kakak,,yaitu kakak rudi…
aturannya adalah adik-adik harus mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir ,,,jika
ada yang mau kekamar kecil..adik-adik harus minta ijin dulu ya,,,,,nah,,untuk
18
mempersingkat waktu…silahkan temen-temen dibagikan kertasnya,,,dan silahkan
saudara rudi untuk memberikan contoh kepada adik-adik kita….
Setelah perawat menjelaskan prosedur keperawatannya, maka dimulailah
kegiatannya. Kemudian perawat Rudy menjelaskan bagaimana cara melipat kertas
yang telah di sediakan. Dan kegiatan pun dimulai dan didampingi oleh para keluarga.
Setelah 30 menit berlalu, maka berakhirlah kegiatan melipat meskipun para pasien ada
yang masih berontak dan tidak mau mengikuti arahan dari perawat, namun para
perawat bisa mengatasi hal tersebut sehingga para pasien bisa mengikuti kegiatan ini
dengan baik.
Perawat priandi : (Priandi memberikan pujian) ternyata adik-adik,,,sudah pinter-pinter semua
ya melipat kertas
Perawat Rudi : adik-adik sudah pinter-pinter semua ya melipat kertasnya,,,,,nah,,,,coba
sekarang adik-adik sendiri yang melipat,,tanpa kakak bantu……
“Pasien pun mulai melipat,,,,,,,,”
Perawat rudi : adik-adik…..sudah pinter semua ya melipat,,,nah,,,berhubung waktunya sudah
habis,,,,kegiatan hari ini kita akhiri,,,hasil lipatannya di kumpul di depan ya adik-
adik…
Pendamping : “di kumpul adik-adik ya?”
Perawat Fasilitator(juli) : “baiklah, demikian lah kegiatan melipat kertas. Semoga
kegiatan ini bermanfaat bagi adik-adik sekalian dan kalau tidak ada halangan kita
akan melakukan kegitan ini 3 hari lagi dengan waktu dan tempat yang sama. Dan
kita akan melakukan kegiatan yang sama yaitu melipat kertas… Ok?”
Px : ( pasien menunjukkan sikap sibuk sendiri).
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rehabilitasi adalah tindakan restorasi bagi kesehatan individu yang mengalami
kecacatan menuju kemampuan yang optimal dan berguna baik segi fisik,mental,sosial,dan
ekonomik,di rumah sakit-rumah sakit,dan pusat-pusat rehabilitasi tertentu.Fungsi perawat
dalam program rehabilitasi:
1. Menjaga komplikasi dari akibat gangguan/penyakit diderita pasien
2. Membatasi besarnya gangguan semaksimal mungkin
3. Merencanakan dan melaksanakan program rehabilitasi
Jenis - Jenis Kegiatan Rehabilitasi
1. Terapi Okupasional
2. Terapi Edukasional.
3. Rehabilitasi Vokasional
4. Okupasi adalah Aktivitas yang tera
B. SARAN
`Kita sebagai mahasiswa keperawatan bisa mengetahui dan memahami terapi yang
cocok di terapkan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa khususnya terapi okupasi
yang digunakan untuk rehabilitasi pada pasien yang mengalami gangguan mental dan
fisik.
20
DAFTAR PUSTAKA
www.saranaku.com/ okupasi .
wdnurhaeny.blogspot.com/.../terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html
www.saranaku.com/ okupasi .php
pelangilazuardi.tripod.com/id13.html
www.angelswing.or.id/pelayanan- okupasi .html
www.kancilku.com/Ind/index.php
www.klinikpela9.com/ okupasi .htm
21