61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Awal
Penelitian dilakukan di SDN 01 Tanggel Kecamatan Randublatung
Kabupaten Blora. Pada kegiatan awal, peneliti melekukan observasi untuk
memperoleh data yang bertujuan untuk mengetahui keadaan nyata kelas yang
dijadikan tempat penelitian. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh bahwa hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel masih rendah
atau dibawah KKM yaitu 66. Berikut merupakan hasil belajar IPS pra siklus:
Tabel 18
Distribusi Hasil Belajar IPS Pra Siklus
Nilai (KKM 66) jumlah siswa Presentase Keterangan40-45 2 8,33% Tidak Tuntas46-50 3 12,50% Tidak Tuntas51-55 2 8,33% Tidak Tuntas56-60 2 8,33% Tidak Tuntas61-65 4 26,66% Tidak Tuntas66-70 2 8,33% Tuntas71-75 3 12,50% Tuntas76-80 2 8,33% Tuntas81-85 3 12,50% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas
Jumlah 24 100%Ketuntasan 11 45,83%
Belum Tuntas 13 54,17%Rata-rata 63,66
62
Tabel 19
Nilai Ketuntasan Hasil belajar IPS Pra Siklus
NoKetentusanKKM 66
Pra SiklusF % Rata-rata
1 Tuntas ≥66 11 45,83%
63,662
Tidak Tuntas<66 13 54,17%Jumlah 24 100%
Dari tabel 18 dan tabel 19 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilaiada 10 jenis.
Nilai tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel yang mendapatkan
nilai ≥66 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas atau
siswa yang mendapatkan nilai ≤66 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
0
5
10
15
20
25
23
Frek
uwen
si Si
swa
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
62
Tabel 19
Nilai Ketuntasan Hasil belajar IPS Pra Siklus
NoKetentusanKKM 66
Pra SiklusF % Rata-rata
1 Tuntas ≥66 11 45,83%
63,662
Tidak Tuntas<66 13 54,17%Jumlah 24 100%
Dari tabel 18 dan tabel 19 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilaiada 10 jenis.
Nilai tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel yang mendapatkan
nilai ≥66 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas atau
siswa yang mendapatkan nilai ≤66 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
2 24
23
23
1
24
11
Nilai Ketuntasan ≥66
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
62
Tabel 19
Nilai Ketuntasan Hasil belajar IPS Pra Siklus
NoKetentusanKKM 66
Pra SiklusF % Rata-rata
1 Tuntas ≥66 11 45,83%
63,662
Tidak Tuntas<66 13 54,17%Jumlah 24 100%
Dari tabel 18 dan tabel 19 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilaiada 10 jenis.
Nilai tertinggi 88 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai terendah 44
dicapai oleh 2 (8,33%) siswa. Siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel yang mendapatkan
nilai ≥66 hanya 11 (45,83%) siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas atau
siswa yang mendapatkan nilai ≤66 ada 13 (54,17%) siswa. Pernyataan tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
1113
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Pra Siklus
40-45
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
Jumlah
Ketuntasan
Belum Tuntas
63
Dari hasil observasi yang dilakukan pada kelas 5 SDN 01 Tanggel
menunjukan bahwa hasil belajar IPS masih rendah. Rendahnya hasil belajar
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: dalam proses pembelajaran, guru
menyampaikan meteri pelajaran belum menggunakan metode dan media yang
tepat, metode yang digunakan guru hanya ceramah saja, sehingga pembelajaran
berpusat pada guru. Dengan berbagai permasalah tersebut maka perlu adanya
model pembelajaran yang bervariasi, dapat melatih kerja sama antar siswa dan
menggunakan media yang menyenangkan sehingga hasil belajar keas 5 SDN 01
Tanggel dapat meningkat. Pembelajaran yang dimaksut adalah pembelajaran
menggunakan metode problem solving berbantuan media permainan KAMU
(kartu ilmu) yang akan dilaksanakan dalam 2 siklus.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari
awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar. Pelaksanaan tindakan setiap siklus
dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Adapun tahapan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
4.2.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 sampai
dengan hari Kamis, 31 Maret 2016.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
pertemuan pertama adalah menyebutkan dan menjelaskan badan persiapan Negara
yang dibuat sebagai usaha Kemerdekaan Indonesia. Pada kegiatan awal, guru
memulai dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen
kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan
64
alat-alat belajar seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang
akan digunakan. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab
tentang “apa yang kamu ketahui tentang usaha? Apakah kamu pernah berusaha?
Berusaha apa?”. Guru mengaitkan materi dengan pengalaman siswa sehari-hari
tentang usaha. Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran secara
garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan
partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencari sebab
dan akibat mengapa warga Negara Indonesia perlu membentuk badan usaha
persiapan Kemerdekaan.Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok
kecil. Guru menjelaskan aturan permainan KAMU dan memulai permainan.
Dalam permainan KAMU, siswa di dalam kelompok dituntut agar dapat
mengumpulkan informasi-informasi tentang apa saja badan usaha yang dibentuk
warga Negara Indonesia. Informasi tersebut berguna untuk mengerjakan soal
bersama Setelah mengumplkan informasi tadi, mereka akan berdiskusi untuk
mencari dan menguji informasi yang paling tepat. Hasil yang di dapat akan
dituangkan dalam lembar kerja siswa yang disediakan oleh guru. Setelah
kelompok selesai melakukan permainan KAMU, guru meminta setiap kelompok
mempresentasikan jawabannya. Kelompok yang lain bertugas untuk mengkoreksi
jawabannya, membenarkan jawaban yang benar dan memperbaiki jawaban yang
salah. Apabila semua kelompok sudah mempresentasikan jawabannya, maka
siswa mencoba untuk membuat kesimpulan pembelajaran yang disempurnakan
oleh guru. Pada kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa yang
belum jelas tentang materi yang disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk mengetahui keberhasilan
yang dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan
memberikan refleksi, pesan moral, menyampaikan materi ajar yang akan datang,
dan memberi salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
65
pertemuan kedua adalah mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan
kemerdekaan. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam,
berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
akanberlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket,
LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang siapa nama pahlawan di dalam
uang kertas seribu, lima ribu, dan sepuluh ribu. “Siapa nama pahlawan ini? Dia
berasal dari daerah mana ya?”. Kemudian guru mengaitkan apersepsi tadi dengan
materi ajar yang akan dilaksanakan. Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan
materi pelajaran secara garis besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang
hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi dengan teman sebangku tentang siapa saja tokoh yang mempersiapkan
kemerdekaan. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok kecil. Guru
memulai permainan KAMU dengan membagikan amplop yang berisi gambar
puzzle salah satu tokoh persiapan kemerdekaan. Siswa diminta menyusun
potongan puzzle agar menjadi satu gambar yang utuh. Dalam permainan KAMU,
siswa di dalam kelompok dituntut agar dapat mencari sebab akibat mengapa tokoh
tersebut berpengaruh terhadap persiapan kemerdekaan. Siswa akanmengumpulkan
informasi-informasi tentang apa saja peran pahlawan tersebut. Informasi tersebut
berguna untuk mengerjakan soal bersama Setelah mengumplkan informasi tadi,
mereka akan berdiskusi untuk mencari dan menguji informasi yang paling tepat.
Hasil yang di dapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa yang disediakan
oleh guru. Setelah kelompok selesai melakukan permainan KAMU, guru meminta
setiap kelompok mempresentasikan jawabannya. Kelompok yang lain bertugas
untuk mengkoreksi jawabannya, membenarkan jawaban yang benar dan
memperbaiki jawaban yang salah. Apabila semua kelompok sudah
mempresentasikan jawabannya, maka siswa mencoba untuk membuat kesimpulan
pembelajaran yang disempurnakan oleh guru.
66
Pada kegiatan penutup, guru memberi kesempatan kepada siswa yang
belum jelas tentang materi yang disampaikan.Setelah itu guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal evaluasi secara individu untuk mengetahui keberhasilan
yang dicapai siswa. Setelah soal terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan
memberikan refleksi, pesan moral, menyampaikan materi ajar yang akan datang,
dan memberi salam.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 31 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada pertemuan
ini guru mengulas materi dua pertemuan yang lalu dan memberikan evaluasi di
akhir siklus I. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam,
berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan
berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket,
LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi lalu. “Siapa yang masih
ingat, pelajaran IPS kemarin kita belajar tentang apa ya?”. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya.
Pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
siklus I secara individu. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan
penelitian pada siklus I. Materi soal adalah badan persiapan kemerdekaan
Indonesia, dan menyebutkan tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia. Hasil dari
sklus I akan menjadi acuan pada siklus II. Pada kegiatan penutup, guru memberi
refleksi dan pesan moral yang berguna bagi kemajuan belajar siswa. Setelah itu
guru menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.
Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru
dan siswa sebagai berikut:
67
Tabel 20
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus 1
KegiatanPengamatan
Siklus 1
Objekyang
Diamati
Sintaks JumlahKeseluruhan
SintaksDilaksanakanBelum
Dilaksanakan
PertemuanPertama
Guru 14 6 20
Siswa 8 5 13
Pertemuan KeduaGuru 19 1 20
Siswa 13 0 13
Dari tabel di atas terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan
siswa meningkat. Terjadi perbaikan dari pertemuan satu ke pertemuan yang
kedua.Untuk pertemuan ketiga tidak banyak yang dilakukan karena peran guru
sebatas memberikan evaluasi. Selama proses pembelajaran berlangsung mesih
terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya . dibawah ini
merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS siklus I dapat kita lihat sebagai
berikut:
Tabel 21
Distribusi Hasil Belajar IPS Siklus 1
Nilai (KKM 66) Jumlah Siswa Persentase Keterangan46-50 1 4,16% Tidak Tuntas51-55 2 12,50% Tidak Tuntas56-60 4 16,66% Tidak Tuntas61-65 0 0% Tidak Tuntas66-70 5 20,83% Tuntas71-75 4 16,66% Tuntas76-80 4 16,66% Tuntas81-85 2 8,33% Tuntas86-90 1 4,16% Tuntas91-95 1 4,16% Tuntas
Jumlah 24 100%Ketuntasan 17 70,83%
Belum Tuntas 7 29,17%Rata-rata 71,87
68
Tabel 22Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
NoKetentusanKKM 66
Siklus IF % Rata-rata
1 Tuntas ≥66 17 70,83%
71,872
Tidak Tuntas<66 17 29,17%Jumlah 24 100%
Dari tabel 21 dan 22 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10
jenis. Nilai tertinggi 95 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa, sementara nilai
terendah 50 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa. Siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel
yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 66 sebanyak 17 (70,83%) siswa,
sementara siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 7 (29,17%) siswa.
Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus I
berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil
belajar pada kegiatan pra siklus tetapi masih ada 7 (29,17%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat
dilihat pada lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, seperti: Masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru selama kegiatan pembelajaran,
guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, belum memberikan stimulus
berupa pertanyaan sehingga masih ada beberapa siswa yang pasif, guru kurang
dapat membimbing siswa dalam kerja kelompok sehingga diskusi kelompok
masih gaduh. Dari permasalahan tersebut menyebabakan 7 siswa mendapatkan
hasil belajar dibawah KKM 66. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar IPS
siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini:
69
Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada Siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran problem
solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS kelas 5
SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada Siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah
problem solving.
e) Guru belum menguasai metode problem solving secara menyeluruh.
f) Guru belum dapat memaksimalkan penggunaan alat peraga permainan KAMU.
0
5
10
15
20
25
13
Frek
uwen
si Si
swa
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
69
Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada Siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran problem
solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS kelas 5
SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada Siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah
problem solving.
e) Guru belum menguasai metode problem solving secara menyeluruh.
f) Guru belum dapat memaksimalkan penggunaan alat peraga permainan KAMU.
3 3
0
4 4 5
2 1 1
24
17
Nilai Ketuntasan ≥66
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
69
Gambar 4. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus 1
Tahap refleksi siklus I dilaksanakan setelah penelitian pada Siklus I berakhir.
Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran problem
solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS kelas 5
SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada banyak
kekurangan. Hasil refleksi pada Siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru meski jawabannya tidak
selalu benar.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
d) Siswa belum mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah
problem solving.
e) Guru belum menguasai metode problem solving secara menyeluruh.
f) Guru belum dapat memaksimalkan penggunaan alat peraga permainan KAMU.
17
7
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
46-50
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
91-95
Jumlah
Ketuntasan
Belum Tuntas
70
g) Hasil belajar siswa rata-rata kelas melebihi KKM, namun masih ada 7 anak
yang belum mencapai KKM.
Dari hasil refleksi Siklus I diatas masih ada beberapa kekurangan yang akan
diperbaiki peneliti pada Siklus II.
4.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan
kelas. Pelaksanaan tindakan siklus II yaitu pada hari Sabtu, 2 April 2016 sampai
dengan hari Kamis, 7 April 2016. Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2
April 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35
menit. Materi ajar pada pertemuan keempat adalah menyebutkan dan menjelaskan
tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia.Pada kegiatan awal, guru memulai
dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar
seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang gambar tokoh
persiapan kemerdekaan. “Apakah kamu masih ingat, siapa dia?”. Guru
menjelaskan materi pelajaran secara garis besar dan menyampaikan tujuan
pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan mengaitkan materi lalu dan menumbuhkan
partisipasi siswa untuk dapat bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.Siswa
diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk mencari sebab
dan akibat mengapa tokoh tersebut memiliki peran dalam usaha persiapan
kemerdekaan. Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok kecil.Siswa
di dalam kelompok dituntut agar dapat mengumpulkan informasi-informasi
tentang apa saja peran dari para pahlawan persiapan kemerdekaan.Informasi
tersebut berguna untuk mengerjakan soal bersama. Setelah mengumplkan
informasi tadi, mereka akan berdiskusi untuk mencari dan menguji informasi yang
71
paling tepat. Hasil yang di dapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa yang
disediakan oleh guru. Setelah kelompok selesai melakukan permainan KAMU,
guru meminta setiap kelompok mempresentasikan jawabannya. Kelompok yang
lain bertugas untuk mengkoreksi jawabannya, membenarkan jawaban yang benar
dan memperbaiki jawaban yang salah. Apabila semua kelompok sudah
mempresentasikan jawabannya, maka siswa mencoba untuk membuat kesimpulan
pembelajaran yang disempurnakan oleh guru. Pada kegiatan penutup, guru
memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang
disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal
terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,
menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Materi ajar pada
pertemuan kelima adalah menyebutkan sikap menghargai jasa para tokoh dalam
mempersiapkan kemerdekaan. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan
mengucapkan salam, berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa.
Kemudian guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar
seperti buku paket, LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan.
Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melafalkan teks proklamasi
bersama-sama.Kemudian guru mengaitkan apersepsi dengan perilaku sehari-hari
siswa. “Para pahlawan sangat berjasa bagi kita, apa yang dapat kita berikan untuk
mereka?”.Setelah siswa mengerti, guru menjelaskan materi pelajaran secara garis
besar dan menyampaikan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan kesempatan siswa untuk
berdiskusi dengan teman sebangku tentang siapa saja tokoh yang mempersiapkan
kemerdekaan.Setelah itu guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok kecil. Guru
memulai permainan KAMU dengan membagikan amplop yang berisi
pertanyaan.Siswa diminta mencari sebab akibat mengapa kita harus menghargai
72
jasa para pahlawan. Siswa akan mengumpulkan informasi-informasi tentang apa
saja yang dapat kita lakukan untuk menghargai jasa para pahlawan. Informasi
tersebut berguna untuk mengerjakan soal bersama Setelah mengumpulkan
informasi tadi, mereka akan berdiskusi untuk mencari dan menguji informasi yang
paling tepat. Hasil yang di dapat akan dituangkan dalam lembar kerja siswa yang
disediakan oleh guru. Setelah kelompok selesai melakukan permainan KAMU,
guru meminta setiap kelompok mempresentasikan jawabannya. Kelompok yang
lain bertugas untuk mengkoreksi jawabannya, membenarkan jawaban yang benar
dan memperbaiki jawaban yang salah. Apabila semua kelompok sudah
mempresentasikan jawabannya, maka siswa mencoba untuk membuat kesimpulan
pembelajaran yang disempurnakan oleh guru. Pada kegiatan penutup, guru
memberi kesempatan kepada siswa yang belum jelas tentang materi yang
disampaikan. Setelah itu guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi
secara individu untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa. Setelah soal
terselesaikan, guru menutup pelajaran dengan memberikan refleksi, pesan moral,
menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi salam.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2016 pada jam
pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada pertemuan
ini guru mengulas materi dua pertemuan yang lalu dan memberikan evaluasi di
akhir siklus II. Pada kegiatan awal, guru memulai dengan mengucapkan salam,
berdoa bersama, serta mengabsen kehadiran siswa. Kemudian guru menanyakan
keadaan siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan
berlangsung. Guru dan siswa menyiapkan alat-alat belajar seperti buku paket,
LKS, alat tulis, dan media pembelajaran yang akan digunakan. Setelah itu guru
memberikan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi lalu. “Siapa yang masih
ingat, pelajaran IPS kemarin kita belajar tentang apa ya?”. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Pada kegiatan inti, guru meminta
siswa untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II secara individu. Evaluasi ini
dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan penelitian pada siklus II. Materi soal
adalah menyebutkan tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia beserta perannya
73
dan menyebutkan sikap menghargai jasa para pahlawan.Pada kegiatan penutup,
guru memberi refleksi dan pesan moral yang berguna bagi kemajuan belajar
siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi ajar yang akan datang, dan memberi
salam.
Selama penelitian berlangsung, peneliti sebagai observer mengamati
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer mengisi lembar observasi guru
dan siswa sebagai berikut:
Tabel 23
Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa Siklus II
KegiatanPengamatan
Siklus 1
Objekyang
Diamati
Sintaks JumlahKeseluruhan
SintaksDilaksanakanBelum
Dilaksanakan
PertemuanPertama
Guru 20 0 20
Siswa 13 0 13
Pertemuan KeduaGuru 20 0 20
Siswa 13 0 13
Dari tabel di atas terlihat bahwa penilaian observasi terhadap guru dan
siswa meningkat. Dari kegiatan Siklus II inin guru sudah melakukan perbaikan
dari kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya. Perbaikan yang dilakukan
oleh guru membuat hasil belajar siswa meningkat..Untuk pertemuan ketiga tidak
banyak yang dilakukan karena peran guru sebatas memberikan evaluasi. Dibawah
ini merupakan tabel ketuntasan hasil belajar IPS Siklus II dapat kita lihat sebagai
berikut:
74
Tabel 24Distribusi Hasil Belajar IPS Siklus II
Nilai (KKM 66) JumlahSiswa
Persentase Keterangan
51-55 1 4,16% Tidak Tuntas56-60 0 0% Tidak Tuntas61-65 1 4,16% Tidak Tuntas66-70 1 4,16% Tuntas71-75 3 12,50% Tuntas76-80 4 16,66% Tuntas81-85 3 12,50% Tuntas86-90 4 16,66% Tuntas91-95 4 16,66% Tuntas96-100 3 12,50% TuntasJumlah 24 100%
Ketuntasan 22 91,67%Belum Tuntas 2 8,33%
Rata-rata 84,58
Tabel 25Nilai Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
NoKetentusanKKM 66
Siklus IIF % Rata-rata
1 Tuntas ≥66 22 91,67%
84,582
Tidak Tuntas<66 2 8,33%Jumlah 24 100%
Dari tabel 25 dan 26 diatas menunjukan bahwa variasi skor nilai ada 10
jenis. Nilai tertinggi 100 yang dicapai oleh 3 (12,50%) siswa, sementara nilai
terendah 50 55 yang dicapai oleh 1 (4,16%) siswa. Siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel
yang mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 66 sebanyak 22 (91,67%) siswa,
sementara siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada 7 (8,33%) siswa.
Dari tabel dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan siklus 2
berlangsung dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan hasil
75
belajar pada kegiatan siklus 1 tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif
sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak
bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Untuk lebih
jelasnya tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 5. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II
berakhir.Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran
problem solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS
kelas 5 SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada
banyak kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
0
5
10
15
20
25
Frek
uwen
si Si
swa
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
75
belajar pada kegiatan siklus 1 tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif
sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak
bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Untuk lebih
jelasnya tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 5. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II
berakhir.Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran
problem solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS
kelas 5 SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada
banyak kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
Nilai Ketuntasan ≥66
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
75
belajar pada kegiatan siklus 1 tetapi masih ada 2 (8,33%) siswa yang belum
tuntas, ketidak tuntasan tersebut disebabkan oleh kedua siswa tersebut hiperaktif
sehingga selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung siswa tersebut tidak
bisa berkonsentrasi dan selalu membuat kegaduhan di dalam kelas. Untuk lebih
jelasnya tentang hasil ketuntasan belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 5. Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Tahap refleksi siklus II dilaksanakan setelah penelitian pada siklus II
berakhir.Refleksi yang dilakukan peneliti terhadap penerapan model pembelajaran
problem solving berbantuan media permainan KAMU pada mata pelajaran IPS
kelas 5 SDN 01 Tanggel menunjukkan hasil yang cukup baik meskipun masih ada
banyak kekurangan. Hasil refleksi pada siklus I adalah sebagai berikut:
a) Siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Siswa berani menjawab pertanyaan spontan dari guru.
c) Siswa mampu bekerjasama untuk mengerjakan tugas secara kelompok.
Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
51-55
56-60
61-65
66-70
71-75
76-80
81-85
86-90
91-95
96-100
Jumlah
Ketuntasan
Belum Tuntas
76
d) Siswa mampu mengerjakan tugas sesuai dengan langkah-langkah problem
solving.
e) Guru menguasai metode problem solving.
f) Guru dapat memaksimalkan penggunaan alat peraga permainan KAMU.
g) Rata-rata hasil belajar siswa melebihi KKM.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi sebelum penelitian siklus I di kelas 5 SDN 01
Tanggel, ditemukan bahwa hasil belajar IPS siswa masih rendah. Hal ini
disebabkan guru belum mampu menginovasi model pembelajaran dan belum
mampu memahami karakteristik siswa yang memiliki kemampuan belajar
berbeda. Siswa cenderung mendengarkan ceramah dari guru dan mengerjakan
LKS secara individu saja. Kegiatan mengerjakan tugas secara individu akan
mematikan rasa kerjasama dan berbagi pengetahuan dengan temannya. Sedangkan
metode ceramah menyebabkan kemampuan berfikir kritis siswa menjadi lemah.
Siswa selalu diberi materi dan penjelasan secara langsung oleh guru, oleh sebab
itu ingatan akan materi yang disampaikan tidak sekuat apabila siswa menemukan
sendiri dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Akibat dari pembelajaran
yang monoton ini, kriteria ketuntasan minimal (KKM lebih dari atau sama dengan
66) hanya 11 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 13
siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa SDN 01 Tanggel
Kabupaten Blora.
4.3.1 Siklus I
Pada siklus I dengan menerapkan metode problem solving berbantuan
media permainan KAMU, siswa mencapai KKM ≥66 sebanyak 17 siswa atau
70,83% dan sebanyak 7 siswa atau 29,17% mendapat nilai di bawah KKM. Dari
hasil penelitian pada Siklus I masih ada beberapa kekurangan kemudian akan
diperbaiki pada Siklus II.
77
4.3.2 Siklus II
Pada siklus II dengan menerapkan metode problem solving berbantuan
media permainan KAMU, siswa mencapai KKM ≥66 sebanyak 22 siswa atau
91,67% dan sebanyak 2 siswa atau 8,33% mendapat nilai di bawah KKM. Setelah
melakukan evaluasi pada siklus II, ternyata masih ditemui siswa yang belum
mencapai KKM walaupun rata-rata kelas sudah mencapai KKM. Peneliti
berupaya untuk mengevaluasi ulang kedua anak tersebut, namun hasilnya
memang jauh dari KKM. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan siswa
dan guru kelas guna mencari tahu sebab ketidaktuntasan siswa tersebut. Kedua
siswa merupakan siswa yang memerlukan perhatian khusus. Mereka memiliki
latar belakang yang berbeda, siswa yang pertama “SAP” memiliki keluarga yang
kurang harmonis, kedua orang tuanya berpisah dan dia tinggal dengan bapaknya,
sedangkan bapaknya sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan
anaknya, hal tersebut yang membuat hasil belajar anak di sekolah masih rendah.
Untuk siswa yang kedua “FR” memiliki sikap yang hiperaktif didalam kelas yang
mengakibatkan dia tidak fokus pada pembelajaran. Peneliti memutuskan untuk
menyerahkan hasil belajar siswa tersebut kepada wali kelas untuk diadakan home
visit dan bimbingan khusus.
4.3.3 Perbandingan Antar Siklus
Dari data yang diperoleh pada kegiatan pra siklus yang dilakukan pada
kelas 5 SDN 01 Tanggel ditemukan permasalahan pada hasil belajar IPS, maka
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus
1 dan siklus 2 dengan menggunakan metode problem solving berbantuan media
permainan KAMU. Berikut merupakan hasil perbandingan Pra Siklus, Siklus I,
dan Siklus II yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
78
Tabel 26
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
NoKetentusan
KKM 66Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
F % F % F %1 Tuntas ≥66 11 45,83% 17 70,83% 22 91,67%
2Tidak Tuntas<66 13 54,17% 7 29,17% 2 8,33%Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
Dari tabel diatas menyatakan bahwa hasil belajar pada pra siklus siswa
kelas 5 SDN 01 Tanggel memperoleh ketuntasan mencapai 11 (45,83%) siswa
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 (54,17%) siswa . Setelah guru
menggunakan metode problem solving sudah meningkat meskipun belum
optimal, siswa yang tuntas sebanyak 17 (70,83%) siswa, dan yang tidak tuntas
sebanyak 7 (29,17%) siswa. Kemudian guru melanjutkan ke sisklus 2 dan hasil
belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel mencapai 22 (91,67%) siswa,
sementara yang tidak tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 6. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus
Frek
uens
i Sisw
a
78
Tabel 26
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
NoKetentusan
KKM 66Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
F % F % F %1 Tuntas ≥66 11 45,83% 17 70,83% 22 91,67%
2Tidak Tuntas<66 13 54,17% 7 29,17% 2 8,33%Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
Dari tabel diatas menyatakan bahwa hasil belajar pada pra siklus siswa
kelas 5 SDN 01 Tanggel memperoleh ketuntasan mencapai 11 (45,83%) siswa
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 (54,17%) siswa . Setelah guru
menggunakan metode problem solving sudah meningkat meskipun belum
optimal, siswa yang tuntas sebanyak 17 (70,83%) siswa, dan yang tidak tuntas
sebanyak 7 (29,17%) siswa. Kemudian guru melanjutkan ke sisklus 2 dan hasil
belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel mencapai 22 (91,67%) siswa,
sementara yang tidak tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 6. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
13
7
2
11
17
22
78
Tabel 26
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
NoKetentusan
KKM 66Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
F % F % F %1 Tuntas ≥66 11 45,83% 17 70,83% 22 91,67%
2Tidak Tuntas<66 13 54,17% 7 29,17% 2 8,33%Jumlah 24 100% 24 100% 24 100%
Dari tabel diatas menyatakan bahwa hasil belajar pada pra siklus siswa
kelas 5 SDN 01 Tanggel memperoleh ketuntasan mencapai 11 (45,83%) siswa
dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 (54,17%) siswa . Setelah guru
menggunakan metode problem solving sudah meningkat meskipun belum
optimal, siswa yang tuntas sebanyak 17 (70,83%) siswa, dan yang tidak tuntas
sebanyak 7 (29,17%) siswa. Kemudian guru melanjutkan ke sisklus 2 dan hasil
belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01 Tanggel mencapai 22 (91,67%) siswa,
sementara yang tidak tuntas sebanyak 2 (8,33%) siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram batang dibawah ini:
Gambar 6. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Tidak Tuntas
Tuntas
79
Berdasarkan perolehan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II
bahwa penerapan metode problem solving sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang memiliki keunggulan untuk meningkatkan hasil belajar IPS
siswa. Peningkatan hasil belajar IPS dengan metode problem solving
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi meningkat.
Peningkatan ini juga disertai dengan alat peraga sebagai media pembelajaran yang
menarik. KAMU yang berisi informasi dan perintah untuk mengerjakan soal juga
ambil bagian dalam peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 5. Antusian belajar
anak menjadi meningkat, semangat bekerja di dalam kelompok, dan kerjasama
yang tinggi membuktikan bahwa metode problem solving berbantuan media
permainan KAMU berhasil meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN 01
Tanggel Kabupaten Blora.
Berdasarkan pembahasan di atas maka implikasi teroritis dan implikasi
praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil Penemuan yang menyatakan bahwa melalui metode problem
solving berbantuan permainan KAMU dapat meningkatkan hasil belajar IPS
siswa.
2. Implikasi Praktis
a) Bagi siswa
Manfaat praktis bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menguasai pelajaran IPS dengan metode Problem Solving melalui permainan
KAMU. Selain itu siswa tidak merasa bosan dan lebih bersemangat dalam
mengikuti pelajaran IPS karena pembelajarannya menyenangkan dengan
berbagai variasi, sehingga siswa bisa lebih antusias dalam belajar. Siswa juga
dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelompok, mengerti bahwa setiap
permainan ada yang menang dan kalah.
b) Bagi Guru
Sebagai masukan agar dalam pelaksanan proses pembelajaran perlu
memperhatian cara pemberian tugas secara tepat dalam upaya meningkatkan
minat belajar siswa, menambah wawasan guru dalam menjadikan pelajaran
80
IPS di kelas agar lebih menarik dengan menggunakan metode pembelajaran
yang baru, seperti problem solving.
c) Bagi Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka mengefektifkan
pembinaan dan pengelolaan metode mengajar dalam pelaksanaan pendidikan.