Download - TUGAS PAPER ELKA.docx
ARUS BOLAK BALIK
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Akhir abad 19, Nicola Tesla dan George Westinghouse memenangkan proposal
pendistribusian daya dengan menggunakan arus bolak-balik (ac) di Amerika Serikat
mengalahkan Thomas Edison yang mengusulkan arus searah (dc) untuk pendistribusian. Arus ac
memiliki keunggulan efisiensi energy pada saat dihantarkan sementara pada arus DC Daya
berubah menjadi kalor (panas) yang sangat besar.
Diagram arus bolak-balik (garis hijau) dan arus searah (garis merah)
Arus dan tegangan listrik selalu mempunyai nilai tetap, tidak berubah terhadap waktu.
Arus dan tegang listrik semacam ini disebut arus dan tegangan DC (Direct Current). Sedangkan
arus dan tegang listrik yang nilainya selalu berubah tehadap waktu secara periodik disebut arus
dan tegangan bolak balik atau arus dan tegang AC (Alternating Current).
Arus bolak-balik dalam dunia kelistrikan banyak digunakan. Berdasarkan pengertian
tersebut, dapat diartikan bahwa arus bolak-balik berbentuk gelombang. Dalam banyak
pemakaian, tegangan listrik yang digunakan dihasilkan oleh sumber dalam bentuk tegangan yang
dengan waktu secara sinusoida. Demikian juga dalam rangkaian elektronika banyak digunakan
tegangan semacam ini yang dihasilkan oleh osilator.
Dalam rangkaian arus bolak-balik, baik tegangan maupun kuat arusnya berubah-ubah
secara periodik. Oleh sebab itu untuk penggunaan yang praktis diperlukan besaran listrik bolak-
balik yang tetap, yaitu harga efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
I.PENGERTIAN ARUS BOLAK BALIK
Beberapa istilah dalam arus bolak balik diantaranya,:
1.Radian merupakan satuan system internasional dengan sudut bidang datar.
2.Kecepatan sudut dinyatakan dengan “ω” yaitu sudut yang ditempuh suatu titik yang bergerak
di tepi lingkaran setiap satuan waktu. Contohnya penghantar (konduktor ) yang berputar dalam
medan magnet degan kecepatan ω (rad/ detik)θ maka waktu tempuh sudut
α=ω x t ……. rad bila frekuensi adalah f maka ω. t=2. π . f . t ….. rad
3.Derajat listrik , bila kumparan diputar satu putaran penuh ( 3600 putaran mekanik ), tegangan
induksi yang dibangkitkan juga dihasilkan dalam satu putaran penuh dalam 3600. Bila kutub
magnet nya di perbanyak 2 kali atau menjadi 4 kutub, dan kumparan diputar satu keliling, maka
tegangan induksi yang terbangkit menjadi 2 kali nya yaitu 2 siklus ( 7200 ).
θelektrik=P xθmek
Dimana :
θelektrik=derajat listrik
P=pasang kutub
θmek=derajat mekanik
Gambar 2. Pengertian derajat listrik dengan jumlh kutub 2
Gambar 3. Pengertian Derajat Listrik Dengan Jumlah Kutub 4
Arus dan tegangan listrik selalu memmpunyai nilai nilai tetap dan tidak berubah terhadap
waktu. Arus dan tegangan listrik semacam itu disebut arus dan tegangan dc ( direct current ).
Sedang arus dan tegangan listrik yang nilainya selalu berubah terhadap waktu secara periodik
disebut arus dan tegangan bolak bolikatau arus tegangan AC ( alternating current ). Arus bolak-
balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-
ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak
berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk
gelombang sinusoida. karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien.
Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan,
misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat
(square wave).
Berdasarkan pengertian dari arus AC dapat dibedakan menjadi 3 macam bentuk
gelombang yaitu: gelombang sinusoidal, gelombang kotak atau segiempat, dan gelombang
segitiga.
a. Gelombang Sinusoida b. Gelombang Kotak c. Gelombang Segitiga
Dalam menyatakan harga tegangan AC ada beberapa besaran yang digunakan, yaitu :
1. Tegangan sesaat : Yaitu tegangan pada suatu saat t yang dapat dihitung dari
persamaan E = Emax sin 2π ft jika kita tahu Emax, f dan t.
2. Amplitudo tegangan Emax : Yaitu harga maksimum tegangan. Dalam persamaan:
E = Emax sin 2πft, amplitudo tegangan adalah Emax.
3. Tegangan puncak-ke puncak (Peak-to-peak) yang dinyatakan dengan Epp ialah beda
antara tegangan minimum dan tegangan maksimum. Jadi Epp = 2 Emax.
4. Tegangan rata-rata (Average Value).
5. Tegangan efektif atau tegangan rms (root-mean-square) yaitu harga tegangan yang
dapat diamati langsung dalam skala alat ukurnya.
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya
PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-
sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-
balik. Di dalam aplikasi-aplikasi ini, tujuan utama yang paling penting adalah pengambilan
informasi yang termodulasi atau terkode di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut. Dalam
rangkaian arus bolak balik, tegangan dan kuat arusnya berubah secara periodik. Oleh sebab itu
penggunaan yang praktis diperlukan besaran listrik bolak balik yang tetap ,yaitu harga efektif.
Arus bolak balik dibedakan antara arus yang mempunyai fungsi atau pola grafik
sinusional dan Arus bolak balik yang non sinusional seperti pada gambar dibawah ini .
Gaya gerak listrik (GGL)yang dihasilkan oleh generator arus bolak balik secara periodik menurut
fungsi sinus dan cosinus GGL sinusoida ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar
daengan sudut tetap tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan persaamaan
sebagai berikut :
Ԑ = NBA ω sin ωt atau Ԑ = Ԑm sin ωt
Keterangan : Ԑm = NBA ω = gerak listrik minimum B = besarnya induksi magnetis
N = Jumlah lilitan kumparan ω = frekuensi sudut putar kumparan
A = luas kumparan
Beban listrik dalam rangkaian arus bolak balik dapat berupa resistor (R), kapasitor
(C) ,Induktor (L). Pada arus AC diukur dengan amperemeter AC besran yang terukur
menunjukkan nilai RSM (root mean square) atau nilai efektif dari arus untuk melihat bentuk
arus sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak balik dapat digunakan osiloskop.
II. PEMBANGKITAN ARUS BOLAK BALIK
Tegangan bolak-balik sinusoidal, tersedia dari bermacam-macam sumber. Sumber arus
bolak-balik pada umumnya dihasilkam oleh pembangkit tenaga listrik seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Air, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Panas matahari ).
Listrik bolak balik dihasilkan oleh generator listrik bolak balik atau generator AC .
Generator adalah alat untuk mengubah mekanik menjadi energi listrik. Prinsip dasar dari
generator arus bolak balik adalah sebuah kumparan berputar dengan kecepatan sudut ω yang
berada di dalam medan magnet .
Generator AC
Generator menghasilkan tegangan dan arus listrik induksi yang berbentuk sinusional.
Generator pembangkit tegangan bolak balik disebut alternator.
Perbedaan generator AC dan generator DC terletak pada cincin gesernya. Pada generator
AC cincin gesernya tetap (ada 2 cincin) sehingga bersinggungan dengan rator secara bergantian
dan menghasilkan GGL induksi kesegala arah , sedangkan pada generator DC, cincin gesernya
dibelah menjadi 2 sehingga yang bersinggungan dengan rotor tidak mengalami perubahan dan
menghasilkan GGL induksi ke satu arah.
III. SIFAT SIFAT ARUS BOLAK BALIK
Karakteristik arus bolak balik besar dan popularitas dari arus atau tegangan berubah rubah
terhadap waktu mengikuti bentuk fungsi sinus. Berikut gambar karakteristik arus AC .
Arus bolak balik mempunyai beberapa sifat antara lain :
A. Nilai rata rata arus bolak balik
Rata rata arus bolak balik adalah kuat arus bolak balik yang nilainya setara dengan kuat
arus untuk memindahkan sejumlah muatan listrik yang sama dalam waktu yang sama.
Rumus : I r=
2 I m
π=0 , 637 . Im
keterangan : Ir = kuat arus rata rata (A)
Im = kuat arus maksimum(A)
Pada tegangan arus bolak balik (Vr)
Rumus : V r=
2V m
π=0 , 637 .V m
keterangan : Vr = tegangan rata rata (volt)
Vm = tegangan maksimum (volt)
Dalam menentukan nilai rata rata dan efektif suatu arus dan tegangan bolak balik , harus
diketahui nilai tegangan maksimum dan arus maksimum terlebih dahulu. Tegangan maksimum
adalah nilai terbesar tegangan listrik bolak balik. Kuat arus maksimum adalah nilai maksimum
dari arus bolak balik.
B. Nilai arus efektif arus bolak balik
Arus bolak balik efektif adalah arus bolak balik yang setara dengan arus searah untuk
menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu resistor dalam waktu yang sama.
Rumus :
I ef =Im
√2=0 ,707 . Im
keterangan : Ief = arus efektif ( A)
Im = arus maksimum ( A)
Sedangkan untuk nilai tegangan bolak balik adalah tegangan AC yang setara dengan arus searah
untuk menghasilkan jumlah kalor yang sama.
Rumus :
V ef =V m
√2=0 ,707 .V m
keterangan : Vef = tegangan efektif (volt)
Vm = tegangan maksimum (volt)
IV.RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK
Rangkaian arus bolak balik (AC) terdiri ats elemen – elemen rangkaian dapat berupa
hambatan, kumparn, dan kapasitor.analisis rangkaian AC memerlukan pemahaman konsep
tegangan dan arus listrik AC serta hukum ohm dan hukum kirchoff.
1. Resistor Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik
Bila hambatan murni sebesar R berada dalam rangkaian arus bolak balik, besar tegangan
pada hambatan berubah ubah secara sinusoida, demikian juga untuk kuat arusnya. Antara
tegangan dan kuat arus tidak ada perbedaan fase,sehinnga pada saat tegangan maksimum, kuat
arusnya mencapai harga maksimum.
Kumparan Induktif Dalam Rangkaian Arus Bolak-Balik
Ketika kuat arus yang melewati kumparan adalah I = Imax sinωt. Karena hambatan
kumparan diabaikan I.R = 0
Besar GGL induksi yang terjadi pada kumparan E1 = -LdIdt
Bila tegangan antara AB adalah V, kuat arus akan mengalir bila :
V=LdIdt
V=Ld ( I max . sin ωt )
dt
V=ω L I max . cosωt
Jadi antara tegangan pada kumparan dengan kuat arusnya terdapat perbedaan fase π2
, dalam hal
ini tegangan mendahului kuat arus.
Capasitor Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik.
Andaikan tegangan antara keping-keping capasitor pada suatu saat
V = Vmax sinωt, muatan capasitor saat itu :
Q = V.C
I=dQdt
=d (C .V max sin ω. t )
dt
I=ωC .V max cosωt
Jadi antara tegangan dan kuat arus terdapat perbedaan fase π2
dalam hal ini kuat arus lebih dahulu
π2
daripada tegangan.
2. Reaktansi
Disamping resistor, kumparan induktif dan capasitor merupakan hambatan bagi arus bolak-
balik. Untuk membedakan hambatan kumparan induktif dan capasitor dari hambatan resistor,
maka hambatan kumparan induktif disebut Reaktansi Induktif dan hambatan capasitor disebut
Reaktansi Capasitif.
Reaktansi= Amplitudo tegangan L atauCKuat arus maksimum yang mengalir
a.Reaktansi induktif
Berbeda dengan rangkaian AC resitif dimana arus dan tegangan se-phasa, pada rangkaian
AC induktif phasa tegangan mendahului 90° terhadap arus. Jika digambarkan diagram phasor-
nya maka arus mengarah ke sumbu ‘X’ positif (kanan) dan tegangan mengarah ke sumbu ‘Y’
positif (atas) seperti yang diilustrasikan oleh gambar.
Hambatan aliran elektron ketika melewati induktor pada rangkaian AC disebut sebagai
‘Reaktansi Induktif’, reaktansi dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti resistansi.
Simbol reaktansi induktif adalah 'XL', pada rangkaian AC sederhana, reaktansi induktif dapat
dihitung menggunakan persamaan berikut.
XL = 2 ∙ π ∙ f ∙ L
Dimana:
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
π= Pi ≈ 3,14
f= Frekuensi (Hertz / Hz)
L= Induktansi (Henry / H)
Reaktansi induktif berbanding lurus terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka
reaktansi induktif juga akan meningkat atau membesar dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya induktor pada rangkaian AC diperlihatkan oleh kurva hijau di
atas. Tidak seperti pada resistor dimana resistor selalu ter-disipasi daya dan kelebihan energi-nya
dilepaskan dalam bentuk energi panas, induktor pada rangkaian AC tidak ter-disipasi daya
dengan kata lain disipasi daya induktor pada rangkaian AC sama dengan ‘0’ (Nol). Mengapa
demikian karena pada saat disipasi daya induktor bernilai positif, daya ini diserap oleh induktor
tetapi ketika daya disipasi induktor bernilai negatif, daya disalurkan ke rangkaian. Karena
disipasi daya yang diserap dan disalurkan sama besar maka disipasi daya pada induktor sama
dengan ‘0’ (Nol). Ini berlaku hanya pada induktor ideal (R induktor = 0Ω).
b. Reaktansi kapasitif
Ketika arus dan tegangan melewati kapasitor pada rangkaian AC, phasa arus mendahului
90° phasa tegangan. Jika digambarkan diagram phasor-nya maka arus (I) ke arah sumbu 'X'
positif (kanan) dan tegangan ke arah sumbu 'Y' negatif (bawah).
Hambatan aliran elektron ketika melewati kapasitor pada rangkaian AC disebut sebagai
‘Reaktansi Kapasitif’, reaktansi kapasitif dihitung dalam satuan Ohm (Ω) sama hal-nya seperti
resistansi dan reaktansi induktif. Simbol reaktansi induktif adalah 'XC', pada rangkaian AC
sederhana, reaktansi kapasitif dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
π = Pi ≈ 3,14
f = Frekuensi (Hertz / Hz)
C = Kapasitansi (Farad / F)
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka
reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
Karakteristik disipasi daya kapasitor pada rangkaian AC sama seperti pada karakteristik
daya induktor yaitu sama dengan ‘0’ (Nol), karena daya yang diserap dan disalurkan oleh
kapasitor sama besar dan ini hanya berlaku untuk kapasitor ideal.
3. Impedansi
Impedansi merupakan total dari resistansi dan reaktansi komponen pada suatu rangkaian
AC. Impedansi disimbolkan oleh huruf kapital ‘Z’ dan dihitung dalam satuan Ohm (Ω). Dalam
matematika impedansi rangkaian R, L, C yang dirangkai seri dituliskan dalam bentuk persamaan:
Dimana :
Z = Impedansi (Ohm / Ω)
R = Resistansi (Ohm / Ω)
XL = Reaktansi induktif (Ohm / Ω)
XC = Reaktansi kapasitif (Ohm / Ω)
Jika pada suatu rangkaian AC hanya terdiri dari R dan L yang dirangkai seri digunakan
persamaan:
Sedangkan jika pada suatu rangkaian AC hanya terdiri dari R dan C yang dirangkai seri
digunakan persamaan:
Lalu, bagaimana menghitung impedansi pada rangkaian AC dimana terdapat R-L-C yang
dirangkai secara paralel? Impedansi pada rangkaian R-L-C paralel sama dengan tegangan total
dibagi dengan arus total.
Dimana:
ZT = Impedansi total (Ohm / Ω)
VT = Tegangan total (Volt / V)
IT = Arus total (Ampere / A)
Untuk mencari arus total (IT) pada R-C-L paralel digunakan persamaan berikut ini.
Dimana:
IT = Arus total (Ampere / A)
IR = Arus yang melewati resistor (Ampere / A)
IC = Arus yang melewati kapasitor (Ampere / A)
IL = Arus yang melewati induktor (Ampere / A)
Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus
bolak-balik (Alternating Current / AC) menjadi arus searah (Direct Current / DC). Komponen
elektronika yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda, karena dioda memiliki sifat hany\a
memperbolehkan arus listrik melewati-nya dalam satu arah saja.
Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Rangkaian penyearah setengah gelombang
merupakan rangkaian penyearah sederhana yang hanya dibangun menggunakan satu dioda saja,
seperti diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang ini adalah pada saat setengah
gelombang pertama (puncak) melewati dioda yang bernilai positif menyebabkan dioda dalam
keadaan ‘forward bias’ sehingga arus dari setengah gelombang pertama ini bisa melewati dioda.
Sebuah penghantar dalam rangkaian arus bolak-balik memiliki hambatan, reaktansi
induktif, dan reaktansi capasitif. Untuk menyederhanakan permasalahan, kita tinjau rangkaian
arus bolak-balik yang didalamnya tersusun resistor R, kumparan R, kumparan induktif L dan
capasitor C.Menurut hukum ohm, tegangan antara ujung-ujung rangkaian :
V = VR + VL + VC
Dengan penjumlahan vektor diperoleh :
Z disebut Impedanzi
Ada tiga kemungkinan yang bersangkutan dengan rangkaian RLC seri yaitu :
1. Bila XL>XC atau VL>VC, maka rangkaian bersifat induktif. Tg θpositif, demikian
juga θ positif. Ini berarti tegangan mendahului kuat arus.
2. Bila XL<XC atau VL<VC, maka rangkaian bersifat Kapasitif. Tg θ negatif, nilai θ
negatif. Ini berarti kuat arus mendahului tegangan.
Demikian juga harga V=√(V L−V C )2+V R2
3. Bila XL=XC atau VL=VC, maka rangkaian bersifat resonansi. tgθ = 0 dan θ = 0, ini
berarti tegangan dan kuat arus fasenya sama.
4. Arus Bolak Balik Dalam Rangkaian RLC
Rangkaian penting dalam rangakaian arus bolak balik adalah rangkaian RLC
1. Resonansi RLC-seri
Sebuah rangkaian yang terdiri dari hambatan induktansi dan kapasitor yang terhubung
secara seri yang dihubungkan dengan sebuah tegangan yang berubah terhadap waktu,
seperti pda gambar :
Pada rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari hambatan yang dihubungkan dengan
hambatan inductor dan kapasditor.
Dari gambar diperoleh : tan
Jika grafik tegangan total dan arus pada sebuah grafik akan dapat grafik sebagai berikut
5. Impedensi rangkaian RLC seri
Hambatan total karena pengaruh resistor, inductor ,dan kapasitor rangkaian arus bolak
balik dapat diganti dengan sebuah hambatan pengganti yang disebut impendensi sehingga
berlaku hubungan: V=V=IZ. Besarnya resonansi dalam sebuah rangkaian ditentukan dari nilai
frekuensi yang dihasilkan oleh sebuah generator dengan cara mengubah ubah nilai nya mulai
dari nilai terkecil dan pelan pelan menaikannya dan mengamati arus yang terbaca pada
amperemeter. Arus akan membesar dan akhirnya mengecil, pada saat arus mencapai nilai
maksimum, itu yang disebut frekuensi resonansi.
6. Daya Dalam Rangkaian AC
Jika sebuah induktor dialiri arus listrik bola balik, pada induktor akan menimbulkan
medan magnetik. Untuk menimbulkan medan magnetic dibutuhkan energi yang kemudian akan
tersimpang didalam medan magnetik.
7. Hukum Ohm Dalam Arus Bolak Balik
Hukum ohm adalah suatu pernyataan besar arus listrik yang mengalir melalui sebuah
penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
Hukum kirchoff I pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik dari arus yang masuk
kedalam titik itu sama dengan jumlah aruyang keluar dari titik tersebut.
Hukum kirchoff II jumlah terarah ( meihat orientasi tanda positif dan tanda negatif )dari beda
potensial listrik tegangan disekitar sirkuit tertutup sama dengan nol. Hukum kirchoff
menyatakan bahwa keseimbangan termal tingkat emisi suatu benda atau permukaan setara
dengan suatu permukaan setara dengan jumlah penyeapan (absortivitas) yang dimaksud adalah
fraksi cahaya atau energy yang diserap suatu denda atau permukaan.
Hukum kirchoff mempunyai kesimpulan bahwa emisivitas tidak biasa melebihi jumlah
energy yang diserap (berdasakan hukum kekekalan energy) sehingga tidak mungkin suatu benda
akan memancarkan energy radiasi yang lebih besar dibandingkan benda hitam sempurna pada
keseimbangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://philinyolanda.blogspot.com/2012/11/v-behaviorurldefaultvmlo_4256.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121211230909AAADqLC
Anonim, 2012. Arus Tegangan AC. “http://sman1jkt.com/budut 7/mapelsite/fisika/files/ARUS-TEGANGAN%20AC.PDF”.
Anonim, 2013. Bab 1 .Tegangan Listrik Arus Bolak-Balik. “http://dosen.itats.ac.id/bangjono/files/2013/01/Bab_1_TEG_LISTRIK_ARUS-BOLAK.pdf”.
Rasyid. 2010. Fisika. Makassar : SMAK-MA
UPT MKU. 2013. Materi Penuntun Perkuliahan Fisika Dasar II. Bengkulu:UNIB
Yudoyono, Gatut., Endarko. 2007. Draf Modul Fisika. “http://oc.its.ac.id/ambilfile.php?idp=13”.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Arus bolak-balik merupakan arus yang arah dan besarnya setiap saat berubah-rubah. Arus
bolak-balik dalam dunia kelistrikan banyak digunakan. Arus bolak-balik berbentuk gelombang.
Arus bolak-balik dapat dibedakan menjadi 3 macam bentuk gelombang yaitu :
1) Gelombang Sinusoidal,
2) Gelombang Kotak ( segi empat ), dan
3) Gelombang segitiga
Bentuk arus dan tegangan bolak-balik adalah seperti di bawah ini :
i = Im sinω t
v = Vm sinω t
Harga efektif arus bolak-balik ialah harga arus bolak-balik yang dapat menghasilkan
panas yang sama dalam penghantar yang sama dan dalam waktu yang seperti arus searah.
Antara kuat arus dan tegangan tidak ada perbedaan fase, artinya pada saat tegangan maksimum,
kuat arusnya mencapai harga maksimum pula.
Sebuah penghantar dalam rangkaian arus bolak-balik memiliki hambatan, reaktansi induktif, dan
reaktansi capasitif.
TUGAS INDIFIDU ELEKTONIKA DASAR
“ ARUSN BOLAK BALIK’’
Di susun oleh :
Nama : ANIS KURNIA NURNAIM
NPM : F1C014007
KELAS : A
` Dosen Pembimbing : Drs.ZUL BAHRUM CANIAGO, MS
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Dimana makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
elektronika dasar. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah saya ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bengkulu , 5 April 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan...............................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................................4
Bab II Pembahasan Rangkaian Listrik AC..........................................................................5
2.1. Definisi arus bolak balik………........................................................................5
2.2. pembangkitan arus bolak balik .........................................................................9
2.3. sifat sifat AC……............................................................................................11
2.4. Rangkaian arus bolak balik..............................................................................12
Bab III Penutup.................................................................................................................22
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................22
Daftar Pustaka...................................................................................................................26