Download - Tugas Sungai Dan Banjir
MAKALAH
Sungai dan Banjir
Disusun oleh :
KELOMPOK 02
Arnis Reginia 12 511 226
Asteria Indah Safira 12 511 243
Tiko Fajar Nugroho 12 511 248
PRODI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan inayahnya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “Sungai dan Banjir” guna memenuhi tugas mata kuliah perancangan
keairan dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak yang membuat makalah ini dapat selesai dan lancar, maka pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Hermawan Cahya Pratama selaku asisten dosen mata kuliah perancangan
keairan dalam membimbing kami untuk menyelsaikan makalah ini dan teman-
teman yang tidak bias kami sebutkan satu per satu.
Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk
menambah wawasan kepada para pembaca khususnya mengenai sungai dan banjir
yang kami sajikan dari beberapa sumber informasi, dan referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata
ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.
Penulis
BAB I
SUNGAI
A. Pengertian Sungai
Sungai di definisikan sebagai saluran di permukaan bumi yang terbentuk
secara alamiah, melalui saluran tersebut, air akan mengalir secara terus menerus dari
hulu (sumber) menuju hilir (muara). Arus air dibagian hulu sungai (umumnya terletak
didaerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai
dibagian hilir, hal itu disebabkan oleh kemiringan tanah di daerah hulu yang
biasanya lebih curam dibandingkan dengan daerah hilir.
Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya pengikisan dan
pengendapan di daerah sepanjang sungai. Salah satu contoh sungai di pondok pinang
Jakarta seperti pada gambar.
Sungai Pesanggrahan , pondok pinang, Jakarta
Sungai di daerah tertentu ada juga yang berada di bawah permukaan tanah,
sungai bawah tanah berbeda dengan air tanah dimana air mengalir melalui retakkan
kecil bebatuan dan pori-pori tanah yang semakin lama terkikis dan membesar.
Contohnya seperti sungai di daerah goa pindul Yogyakarta yang dapat dilihat seperti
pada gambar
Sungai bawah tanah gunugn kidul, Yogyakarta
Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun,
mata air, limpasan bawah tanah, dan ada beberapa sungai di negara tertentu berasal
dari lelehan es atau salju. Salah satu contoh sungai yang berasal dari lelehan es yaitu
di Jerman Sungai Rhein
Sungai Rhein, Jerman
B. Terbentuknya Sungai
Proses terbentuknya sungai berawal dari adanya aliran baik hujan maupun
mata air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah melalui saluran yang relatife
sempit dan pendek, dan secara proses alamiah aliran air itu mengikis daerah yang
dilaluinya dan membuat saluran itu semakin lama semakin lebar dan panjang.
Sungai dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
Menurut sumber airnya, sungai terdiri atas
1. Sungai gletser
Yaitu sungai yang airnya berasal dari salju yang mencair contoh bagian hulu
sungai Memberamo (irian)
2. Sungai hujan
Yaitu sungai yang mendapatkan air dari sungai
3. Sungai campuran
Yaitu sungai gletser yang alirannya mendapat campuran air hujan contoh
bagian hilir sungai Memberamo dan sungai digul
Menurut kesinabungan aliran air sungai terdiri dari
1. Sungai episodic
Adalah sungai yang airnya tetap mengalir sepanjang tahun, terdapat disumatra
Kalimantan dan papua.
2. Sungai periodic
Adalah sungai yang hanya berair pada musim penghujan, contoh sungai ini
banyak terdapat di pulau jawa dan nusatenggara
Menurut struktur lapisan batuan tempat mengalirnya air
1. Sungai konsekuen
Yaitu sungai yang mengalir searah dengan kemiringan batuan daerah yang
dilaluinya
2. Sungai subsekuen
Adalah sungai yang mengalir tegak lurus pada sungai konsekuen
3. Sungai obsekuen
Adalah sungai yang alirannya berlawanan dengan kemiringan lapisan batuan
daerah itu, merupakan anak sungai subsekuen.
4. Sungan resekuen
Adalah sungai yang a lirannya kebawah, arahnya samadengan sungai
konsekuen yang asli
5. Sungai anteseden
Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah yang
dilaluinya. Setiap terjadi pengangkatan, sungai tersebut berasil mengikisnya
6. Sungai superimposed
Adalah sungai yang mengalir di atas batuan keristalin pada batuan sedimen
yang datar atau diatas formasi alluvial
7. Sungai anaklinal
Adalah sungai anteseden yang mengalir dipermukaan, kemudian diangkat
miring berlawanan dengan arah alirannya
8. Sungai reserved
Adalah sungai anaklinal yang sudah berubah arah alirannya untuk
mendapatkan kondisi semula
9. Sungai epirogenesa
Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya sehingga
mencapai batuan induk daerah yang dilalui
C. Jenis Sungai Berdasarkan Umur
Sungai dapat di kelompokkan dengan melihat dari umur terbentuknya sungai
tersebut. Untuk mengetahui usia sebuah sungai, dapat dipelajari dengan melihat
struktur batuan, jenis – jenis batuan, makhluk yang ada, serta komponen lainnya.
Sungai berdasarkan usianya terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sungai Muda
Sungai muda merupakan jenis sungai yang berada di wilayah hulu. Biasanya
sungai muda memiliki ciri seperti dinding yang terjal pada bagian tepi. Selain
itu, sungai muda akan memiliki penampang yang berukuran kecil.
2. Sungai Dewasa
Sungai yang mulai memasuki tahap dewasa, sehingga keterjalan sungai
berkurang. Demikian pula dengan daya erosi dan kecepatan alirannya. Serta
pada beberapa bagian sungai mengalami pengendapan.
3. Sungai Tua
Penampang sungai melebar dengan daerah limpahan banjir pada sisi sungai.
Banyak terjadi pengendapan material yang ditemukan dari hasil aliran air yang
dibawanya.
D. Profil Memanjang dan Melintang
Profil memanjang pada umumnya diawali dengan kali kecil dari mata air di
daerah pengunungan, kemudian sungai menengah di daerah peralihan antara
pegunungan dan dataran rendah, dan selanjutnya sungai besar pada dataran rendah
sampai di daerah pantai. Pada umumnya ditemukan tiga pembagian zona sungai
memanjang yakni sungai bagian hulu "upsteram", bagian tengah "middle-stream",
dan bagian hilir "downstream".
Pelaksanaan pengukuran sifat datar profil memanjang tidak jauh berbeda
dengan sifat datar memanjang, yaitu melalui jalur pengukuran yang nantinya
merupakan titik ikat bagi sifat datar profil melintangnya, sehingga mempunyai
ketentuan sebagai berikut :
1. Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tengah (as) jalur pengukuran dan
dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada permukaan
tanah.
2. Data ukuran jarak dengan pita ukur dan dicek dengan jarak optis.
.
Profil Memanjang Tampak Atas
Profil Memanjang Alat di Atas Titik
E. Profil Melintang
Pada zona sungai secara melintang dapat dibedakan menjadi tiga zona, yaitu
zona akuatik (badan sungai), zona amphibi (daerah tebing sungai sampai pertengahan
bantaran) dan zona teras sungai (daerah pertengahan bantara yang sering tergenang
air saat banjir sampai batas luar bantaran yang hanya kadang-kadang kena banjir).
Pelaksanaan pengukuran sifat datar profil melintang dilakukan setelah
pengukuran sifat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada jalan
raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah potongan
melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh pada titik B)
maka potongan diusahakan membagi sudut terseut sama besar atau bila perlu
dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus pada arah
datang dan arah belokan selanjutnya.
Arah Potongan Melintan
F. Manfaat Sungai
Sungai memiliki manfaat bagi kehidupan kita, diantarnya :
1. Sumber air rumah tangga
2. Sumber air industry
3. Irigasi
4. Perikanan
5. Transportasi
6. Rekreasi
7. Sumber bahan bangunan
BAB II
BANJIR
A. Pengertian Banjir
Banjir adalah suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung
oleh palung sungai, karena debit banjir lebih besar dari kapasitas sungai yang ada.
Banjir bias sangat merugikan bagi warga yang mendapatkan musibah banjir tersebut.
Ratusan rumah tergenang, harta benda basah dan hanyut, bahkan banyak
orang kehilangan nyawanya. Efek banjir selain bias meluluhlantahkan bangunan, dan
menyeret harta benda, banjir juga bias menimbulkan penyakit sekunder yang
menyerang warga. Penyakit ini disebabkan karena air banjir yang datang bercampur
dengan sampah, dan kotoran manusia. Penyakit yang biasanya dialami oleh korban
banjir adalah disentri, kolera, tipus, dan lain-lain. Saat penyakit ini menyerang warga,
maka lengkap sudah penderitaan masyarakat yang mendapatkan musibah ini.
Bencana banjir termasuk bencana alam yang hamper pasti terjadi pada setiap
datangnya musim penghujan. Banjir disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
hujan, faktor hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai ( DAS ), faktor kesalahan
perencanaan pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor
kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana. Beberapa daerah di
Indonesia mengalami peningkatan peningkatan jumlah populasi manusia karena
adanya daya pikat yang dapat mempengaruhi manusia untuk pindah dari desa ke kota.
Lahan-lahan yang sebenarnya untuk daerah preservasi dan konservasi untuk menjaga
keseimbangan lingkungan setempat, diambil alih untuk pemukiman, pabrik-pabrik,
industry, dan lainnya.
Selain itu, menurut Seyhan (1997) bencana banjir terjadi juga ditentukan oleh
ospek yang lain, yaitu aspek meteorologis-klimatologis terutama karakteristik curah
hujan yang mampu membentuk badai atau hujan maksimum, karakteristik DAS dari
aspek bio-geofisikal yang mampu memberikan ciri khas tipologi DAS tertentu, aspek
sosial ekonomi masyarakat terutama karakteristik budaya yang mampu memicu
terjadinya kerusakan lahan DAS, sehingga wilayah DAS tersebut tidak mampu lagi
berfungsi sebagai penampung, penyimpan, dan penyalur air yang baik. Ketiga aspek
tersebut secara garis besar yang dapat dipakai sebagai dasar penentuan apakah
wilayah DAS ataupun bagian DAS mana (hulu,tengah,hilir) termasuk kritis berat
ataupun potensial kritis.
B. Faktor Terjadinya Banjir
Secara umum penyebab terjadinya banjir dapat dikategorikan menjadi dau hal,
yaitu karena secara alami dan karenaakibat perilaku manusia yang tidak
memperhatikan lingkungan sekitar. Penyebab banjir secara alami dapat terjadi karena
hal-hal sebagai berikut :
1. Curah hujan
Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan menyebabkan banjir
di sungai dan bilamana melebihi tebing sungai maka akan timbul banjir.
2. Pengaruh fisiografi
Fisiografi atau geografifisik sungai seperti bentuk, dan kemiringan daerah
pengliran sungan (DPS), kemiringan sungai, geometri hidraulik (bentuk
penampang seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai), lokasi sungai
3. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di DPS berpengaruh terhadap kapasitas penampungan sungai, karena
tanah yang tererosi pada DPS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai
akan mengendap dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi
akan mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi
kapasitas sungai dapat menyebabkan banjir.
4. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang
berlebihan, karena tidak adanya vegetasi penutup.
5. Pengaruh air pasang
Air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir bersamaan
dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi banjir menjadi lebih tinggi
karena terjadi aliran balik
( back water ).
Sedangkan yang termasuk penyebab banjir akibat tindakan manusia, diantaranya :
1. Perubahan kondisi daerah pengaliran sungai
Perubahan DPS seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang kurang
tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya dapat memperburuk
masalah banjir karena berkurangnya daerah resapan air dan sedimen yang
terbawa ke sungai akan memperkecil kapasitas sungai yang mengakibatkan
meningkatnya aliran banjir.
2. Kawasan kumuh
Perumahan kumuh yang terdapat dibantaran sungai merupakan
penghambat aliran sungai
3. Sampah
Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir
karena menghalangi aliran.
C. Jenis-Jenis Banjir
Banjir yang terjadi di Indonesia bermacam-macam jenisnya. Jenis banjir
berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi :
1. Banjir Danau
Banjir danau terjadi karena luapan air danau yang meluber dan menutupi
daratan di sekitanya. Hal ini bias juga terjadi karena bendungan yang jebol.
Kasus yang berkaitan dengan banjir danau diantaranya adalah peristiwa
banjir di Situgintung 2009.
Gambar banjir Situgintung yang merupakan contoh banjir danau
2. Banjir Sungai
Banjir sungai terjadi karena aliran sungai yang meluao ke daratan. Banjir
ini lebih sering terjadi di berbagai pelosok daerah. Contohnya yaitu banjir
Bengawan Solo, banjir sungai Citarum yang menenggelamkan ratusan
rumah dan harta benda.
Gambar banjir Sungai Bengawan Solo yang merupakan contoh banjir
sungai
3. Banjir Laut Pasang/Rob
Banjir laut pasang atau Rob ini terjadi karena badai dan gempa bumi.
Musibahini sering kali terjadi menimpa daerah di pinggir pantai. Daerah-
daerah yang sering mengalami banjir ini diantaranya yaitu Jakarta Utara,
Pantai utara Jawa, Cilacap.
Gambar Banjir Pasang
4. Banjir Lahar
Banjir lahar terjadi karena pertemuan magma hasil muntahan gunung
berapi, dengan air sungai, kemudian menggulung bersama-sama dan
berwarna coklat pekat. Air sungai ini membawa pasir dan material dari
perut gunung. Contoh banjir lahar adalah pada saat Gunung Merapi di
Jawa Tengah erupsi.
Gambar Banjir Lahar
D. Dampak Banjir
Bencana banjir tidak dapat dihindari bila musim hujan berkepanjangan telah
melanda. Banyak dampak yang menyebabkan kerusakan dan dapat merugikan banyak
orang bila terkena musibah banjir. Berikut dampak-dampak banjir terhadap
lingkungan:
1. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana seperti rumah, gedung, dan
kendaraan.
2. Banjir dapat melumpuhkan jalur transportasi.
3. Banjir dapat merusak dan menghilangkan harta benda, peralatan, bahkan jiwa
manusia.
4. Banjir dapat menghentikan aktivitas sehari-hari, seperti kegiatan bekerja dan
sekolah.
5. Banjir dapat menyebabkan pemadaman listrik.
6. Banjir dapar mencemari lingkungan sekitar.
7. Banjir dapat menyebabkan erosi dan tanah longsor.
8. Banjir dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
E. Penanggulangan Banjir
Penanggulangan banjir perlu dilakukan untuk menangani banjir dalam
keadaan darurat, terutama unutk bangunan pengendali banjir yang rusak dan krisis.
Dalam pelaksanaan penanggulangan banjir meliputi tiga aspek, yaitu :
1. Aspek mencegah dan mengurangi kemungkinan terjadinya bencana banjir dalam
rangka usaha pemeliharaan dan pelestarian fungsi sungai serta bangunan-
bangunan pengendali banjir ( saat sebelum musim banjir ).
2. Aspek menanggulangi banjir( flood fighting ) dalam rangka usaha mencegah dan
mengurangi akibat-akibat yang mungkin timbul karena terjadinya banjir ( saat
teraji banjir ).
3. Aspek memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat banjir yang telah terjadi dalam
rangka usaha untuk mengembalikan fungsi bangunan-bangunan pengendali
seperti semula ( saat sesudah terjadinya banjir ).
Berdasarkan anggapan bahwa tiada daerah yang bebas bencana, penanggulangan
banjir selayaknya mulai dilaksanakan di setiap daerah sebelum datangnya musim
hujan. Beberapa kegiatan dalam rangkaian tugas dan kewajiban penanggulangan yang
perlu dilakukan sebelum musim banjir adalah inventarisasi, pemeliharaan,dan
perbaikan bangunan pengendali, dan perencanaan penanggulangan. Dari pengamatan
yang dilakukan secara berkala dalam rangka kegiatan Eksploitasi dan Pemeliharaan
dan pengamatan menjelang datangnya musim banjir, secara terperinci telah dapat
diketahui bagian-bagian bangunan pengendali banjir yang lemah dan kritis. Hasil
pengamatan ini hendaknya disusun menjadi suatu inventarisasi bangunan pengendali
banjir. Berdasarkan daftar inventarisasi ini, dapat disusun program pemeliharaan dan
perbaikan. Prioritas pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan ini
hendaknya didasarkan pada fungsi bangunan sebagai pengendali banjir. Bebeberapa
jenis pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan darurat terhadap kerusakan bangunan
pengendali yang sering diperlukan, antara lain adalah :
1. Palung dan Bantaran Sungai
Palung dan bantaran sungai perlu dipelihara agar luas penampang basah dan
kecepatan pengaliran tidak berkurang, sehingga kapasitas pengaliran sungai juga
tidak berkurang. Pemeliharaan ini antara lain berupa pembersihan dari tanaman keras,
bangunan, sampah yang mengendap atau mengangkut pada bangunan silang dan
sebagainya.
Gambar Bantaran Sungai
2. Tanggul Sungai
Tanggul merupakan bangunan pengendali banjir yang membentuk alur sungai.
Kedudukan poros, ketinggian mercu dan kondisi badan tanggul yang tidak layak
sering kali menjadi salah satu penyebab langsung terjadinya luapan air sungai ke luar
dari palungnya.Oleh karena itu pekerjaan perbaikan tanggul hendaknya dilaksanakan
sedini mungkin sebelum kerusakan menjadi lebih parah dan menimbulkan ancaman
bahaya yang lebih besar. Beberapa sebab dan gejala kerusakan yang sering terjadi
antara lain :
1. Kerusakan konstruksi pelindung badan tanggul seperti gebalan rumput, perkuatan
tebing dan sebagainya.
2. Adanya tanaman keras dan bangunan pada badan tanggul yang dapat menyebabkan
kepadatan badan tanggul menjadi berkurang dan mudah terjadi rembesan air.
3. Adanya lobang-lobang pada badan tanggul, baik yang dibuat oleh binatang yang
bersarang di dalamnya, pijakan ternak,dan lain-lain. Hal ini dapat mempermudah
terjadinya rembesan dan terbawanya butiran tanah oleh air rembesan tersebut.
4. Adanya genangan air pada kaki tanggul yang dapat memperlemah tanah pondasi
tanggul, sehingga mempermudah terjadinya longsoran lereng tanggul.
KESIMPULAN
Sungai merupakan saluran di permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah
melalui saluran tersebut, air akan mengalir dari hulu ke hilir. Sungai dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan struktur batuan yang dilalui, arah
alirannya, sumber air, pola aliran, serta keadaan arah aliran. Sungai mempunyai
banyak manfaat, misalnya sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, memenuhi
kebutuhan rumah tangga, serta untuk sarana irigasi.
Banjir adalah peristiwa luapan air yang melebihi standar kapasitas akibat hujan
yang terus menerus. Dengan berbagai macam jenis banjir, pada umumnya banjir
memiliki akibat dan dampak negatif yang secara langsung maupun tidak langsung
terhadap kehidupan manusia. Namun jika kita melihat segala sesuatu dari dua sisi
secara objektif, sekalipun banjir memiliki dampak negatif yang besar, banjir juga
memiliki dampak positif.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran
air, terutama di kelokan sungai. Banjir dengan genangan merupakan peristiwa yang
memiliki makna berbeda. Jadi genangan tidak bias disebut dengan banjir.
DAFTAR PUSTAKA
SURYONO, (1985). Perbaikan dan Pengaturan Sungai. (JAKARTA :P.T. Pradnya
Paramita)
http://www.pusat-definisi.com/2012/11/sungai-adalah.html
http://febrianyy.blogspot.com/2011/12/pengertian-sungai-dan-fungsinya.html
http://softilmu.blogspot.com/2014/07/pengertian-dan-jenis-jenis-sungai.html
http://ssbelajar.blogspot.com/2013/08/jenis-dan-macam-sungai.html