Download - Tumbuh Kembang Mandibula (Kelompok)
PEDODONSIA
TUMBUH KEMBANG MANDIBULA
Disusun Oleh:
1. Rivi Eka Permata 04111004028
2. Sischa Ramadhani 04111004029
3. Dimas Puja Permana 04111004030
4. Rozalia 04111004031
5. Rizka Adianti Hutami 04111004032
6. Marina Magdalena 04111004033
7. Anis Oktisuryani 04111004035
8. M. Abdurrahman H. 04111004036
9. Zulfikar
Dosen Pembimbing:
drg. Novita, SpKGA
TAHUN AKADEMIK 2014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TUMBUH KEMBANG FASIAL
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan satu kesatuan yang
mencerminkan perubahan dalam hidup seseorang. Perubahan ini bersifat dinamis
dan saling terkait satu sama lain.1 Suatu perubahan pasti memiliki beberapa proses
yang bertahap hingga akhir.
Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat
membelah diri dan mensintesis protein baru; menghasukjan peningkatan
ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel.
Perkembangan merupakan perubahan dan perluasan secara bertahap;
perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih
tinggi; peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui
pertumbuhan maturasi serta pembelajaran.
Maturasi merupakan peningkatan kompetensi dan kemampuan adaptasi;
penuaan; biasanya digunakan untuk menjelaskan perubahan kualitatif;
perubahan kompleksitas struktur yang memungkinkan berfungsinya
struktur tersebut pada tingkat yang lebih tinggi.
Diferensiasi merupakan proses modifikasi sel dan struktur awal secara
sistematik untuk mencapai sifat fisik dan kimiawi yang spesifik; terkadang
digunakan untuk menjelaskan kecenderungan massa ke arah spesifikasi;
perkembangan aktivitas dan fungsi dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks
Proses – proses tersebut terjadi secara bersamaan dan saling berkaitan
serta kontinu. Proses tersebut tidak terpisah dari proses – proses lainnya.
Pertumbuhan dan perkembangan telah terjadi sejak masa prenatal. Embrio
berkembang dengan sangat cepat. Tahap pertama perkembangan embrio adalah
pembentukan dua buah rongga tertutup yang saling berdekatan satu sama lain
yaitu rongga amnion dan yok sac. Bagian embrio yang terbentuk diantara kedua
rongga ini disebut lempeng embrionik. Ada tiga lapisan sel yang berkembang
pada lempeng embrionik:2
1. Ektoderm yang akan berkembang menjadi kulit dan sistem saraf pusat
embrio
2. Mesoderm yang akan berkembang menjadi tulang, otot, jantung, dan
pembuluh darah, serta beberapa organ dalam seperti ginjal dan organ
reproduksi
3. Endoderm yang akan berkembang menjadi pencernaan dan pernafasan,
serta kelenjar dan membran mukosa.
Pada pembentukan atau tumbuh kembang wajah terjadi pada akhir minggu
keempat, muncul tonjolan wajah (prominensia fasialis) yang terutama terdiri dari
mesenkim yang berasal dari krista neuralis dan dibentuk terutama oleh pasangan
pertama arkus faring.3
:
Tonjolan – tonjolan tersebut penting karena menentukan pembentukan
struktur melalui penyatuan dan pertumbuhan khusus, ukuran dan integritas
mandibula, bibir atas, palatum dan hidung.
1. Prominensia Maksilaris
Prominensia maksilaris berada pada bagian sebelah lateral dari stomodeum
yang merupakan pasangan. Pada bagian maksilaris akan terbentuk pipi dan
bagian lateral bibir atas. Selama 2 minggu berikutnya, prominensia
maksilaris terus bertambah. Secara bersamaan, tonjolan ini tumbuh ke arah
medial, menekan prominensia nasalis mediana ke arah garis tengah.
Selanjutnya, celah antara prominensia nasalis mediana dan maksilaris
lenyap dan keduanya menyatu. Karena itu bibir atas dibentuk oleh dua
prominensia nasalis mediana dan dua prominensia maksilaris. Prominensia
nasalis lateralis tidak ikut serta membentuk bibir atas.
2. Prominensia Mandibularis
Prominensia mandibularis pada bagian sebelah kaudal dari struktur ini
yang merupakan pasangan. Bibir bawah dan rahang dibentuk oleh
prominensia mandibularis yang menyatu di garis tengah.
3. Prominensia Frontonasalis
Prominensia frontonasalis dibentuk oleh proliferasi mesenkim yang
terletak ventral dari vesikel otak, membentuk batas atas stomodeum, di
kedua sisi prominensia frontonasalis, muncul penebalan ektoderm
permukaan yang disebut daerah plakoda nasalis (olfactoria), selama
minggu kelima, plakoda nasalis (lempeng hidung) membentuk fovea
nasalis (lekukan hidung). Dalam prosesnya, terbentuk suatu bubungan
jaringan yang mengelilingi masing – masing lekukan dan akan terbentuk
prominensia nasalis yang terbagi menjadi prominensia nasalis mediana
( tonjolan batas dalam) yang kemudian akan membentuk struktur filtrum
bibir atas, lengkung dan ujung hidung, dan prominensia nasalis lateralis
(tonjolan batas luar) akan membentuk struktur cuping hidung, serta selain
itu, prominensia frontonasalis juga akan membentuk struktur dahi dan
jembatan hidung
Prominensia frontonasalis juga merupakan struktur tunggal tak
berpasangan. Awalnya, prominensia nasalis lateralis dan prominensia
maksilaris dipisahkan oleh suatu alur dalam, alur nasolakrimal. Ektoderm
di dasar alur ini membentuk suatu korda epitel padat yang melepaskan diri
dari ektoderm di atasnya. Setelah kanalisasi, korda membentuk duktus
nasolakrimalis; ujung atasnya melebar untuk membentuk sakus lakrimalis.
Setelah korda terlepas, prominensia nasalis lateralis dan prominensia
maksilaris bergabung satu sama lain. Duktus nasolakrimalis kemudian
berjalan dari sudut medial mata ke meatus inferior rongga hidung, dan
prominensia maksilaris membesar membentuk pipi dan maksila.
Pertumbuhan dan Perkembangan Mandibula
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Pre-Natal
Tulang kartilago dari branchial arch pertama yaitu Meckel's cartilage
membentuk rahang bawah. Di saat minggu ke-6 masa kehamilan, perkembangan
tulang kartilago ini meluas sebagai batang hyaline cartilage, dilapisi oleh kapsul
fibroselular, dari tempat perkembangan telinga (otic capsule) hingga midline
dimana mandibula Pertumbuhan dan perkembangan tulang rawan meckel ini
berada dekat dengan pembentukan N. Mandibularis. Pada saat N. Mandibularis
dibentuk mencapai 1/3 dorsal tulang rawan meckel, N. Mandibularis ini kemudian
bercabang saat ini menjadi N. Alveolaris Inferior (lateral) dan N. Alveolaris
lingualis (medial) dan akan melintas di tulang rawan. Selanjutnya, N. Alveolaris
Inferior berjalan kearah anterior dan bercabang lagi menjadi N. Mentalis dan N.
Insisivus. Di tempat lateral percabangan inilah jaringan ikat fibrosa mengalami
ossifikasi pada minggu ke-7. Pada 7 minggu osifikasi intramembranous dimulai
dalam kondensasi ini, membentuk tulang pertama dari mandibula. Dari pusat
osifikasi ini, formasi tulang menyebar cepat secara anterior menuju ke midline
dan secara posterior menuju titik dimana saraf mandibula dibagi menjadi lingual
dan cabang alveolar inferior. Pusat osifikasinya sekitar foramen mandibula.
Kemudian pertumbuhan dan perkembangan berlangsung ke arah anterior
mencapai symphisis mandibulae dan ke arah posterior membentuk ramus
mandibulae hingga terbentuk mandibula yang lengkap, sedang tulang rawan
meckel menghilang. Sebuah bentuk yang kuat terdapat pada setiap sisi bawah N.
Insisivus yang telah bercabang dari saraf alveolar anterior. Bentuk yang kuat ini
meskipun akhirnya akan menjadi kanal dan setelah kelahiran, dua bagian dari
pembentukan mandibula akan berfusi di garis tengah.4
Kanal juga terbentuk kembali yang mengandung N. Alveolar. Tempat
alveolar medial dan lateral terbentuk jadi benih-benih gigi dapat terbentuk dalam
tempat antara mereka. Oleh karena itu, selama perkembangan gigi mereka akan
memiliki masing-masing ruang mereka sendiri untuk menempatinya. Tulang
mandibula akan terus membentuk setelah gigi yang berkembang mendukung
pembentukan mandibula.
Sekitar 10 minggu mandibula dapat dikenali dan banyak tulang yang telah
terbentuk. Setelah titik ini akan ada ketergantungan yang kuat untuk pembentukan
pada pertumbuhan tiga tulang rawan: 4
1. Kartilago Kondilar (condylar cartilage)
Kartilago kondilar muncul pada saat minggu ke-12 masa perkembangan
dan secara cepat membentuk cone yang berperan besar dalam
perkembangan ramus. Kartilago ini dapat berkembang menjadi tulang
sejati melalui osifikasi endokondral. Tidak semua kartilago kondilar
mengalami osifikasi, akibatnya ada sisa kartilago yang bertahan hingga 20
tahun. Sisa kartilago kondilar ini berguna untuk mekanisme pertumbuhan
mandibula.
2. Kartilago Koronoid (coronoid cartilage)
Kartilago koronoid muncul saat bulan ke-4 dari masa perkembangan.
Kartilago Koronoid ini ukurannya melebihi batas anterior dari koronoid
process. Kartilago ini bersifat sementara dan akan hilang sebelum lahir.
3. Kartilago Symphyseal
Kartilago ini muncul di jaringan ikat diantara ujung Meckel's cartilage
tetapi sepenuhnya “berdiri” sendiri (tidak bergantung pada Meckel's
cartilage). Mereka akan hilang setelah setahun pertama kelahiran.
Pertumbuhan rahang berlanjut sepanjang tahun sebelum pubertas dan
misalignment dari gigi dan tulang adalah sama dan dapat dikaitkan dengan
masalah dengan otot atau sendi atau genetika. Hal ini dapat memungkinkan terjadi
temporomandibular joint disorder (TMD) dimana pasien mungkin mengalami
nyeri sendi, locking atau popping dari rahang dan gejala lainnya Anak-anak dan
remaja dengan rahang atau misalignment gigi, yang dapat menyebabkan overbite,
di bawah-gigitan atau gigitan silang, yang sering diperlakukan dengan ortodontik
untuk memperbaiki gigitan.4,5
Sumber: A Textbook of Orthodontics. T.D.Foster,1997.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Post-Natal
Pertumbuhan mandibula terjadi oleh proses remodeling tulang.
Pertumbuhan panjangnya ukuran mandibula terjadi karena adanya bone
deposition di permukaan posterior (ramus) dengan pengimbangan apsorption pada
permukaan anterior. Hal ini menyebabkan pertumbuhan mandibula memanjang ke
belakang.10
Pertumbuhan lebar mandibula terjadi karena adanya bone deposition pada
permukaan luar mandibula dan apsorption pada permukaan dalam. Walaupun
mandibula merupakan single bone, namun mandibula merupakan sebuah skeletal
units yang masing-masing berhubungan dengan jaringan-jaringan halus di sekitar
yang disebut dengan functional matrices. Functional matrices merupakan penentu
utama pertumbuhan skeletal unit.
Menurut Proffit dan Fields (2007), pertumbuhan mandibula ada dua macam 5
1. Pola pertama, bagian posterior mandibula dan basis kranium tetap,
sementara dagu bergerak ke bawah dan depan.
2. Pola kedua, dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit
sementara pertumbuhan sebagian besar terjadi pada tepi posterior
ramus, koronoid dan kondilus mandibula.(Yhow M.S., 2010)
Mandibula memiliki ciri the most delayed growth dan the most post-natal growth
dari semua tulang wajah.
Bagian kanan dan kiri mandibula pada bayi yang baru lahir masih terpisah,
kemudian menyatu pada midline mental symphisis selama tahun pertama.
Lokasi utama pertumbuhan post-natal mandibula adalah :
- endochondral apposition pada tulang rawan condylar
- intramembraneous apposition pada aspek posterior
Tabel perkembangan mandibula post-natal5,6
No. Aspek Perkembangan
1. Ramus Pergerakkan ramus kearah posterior oleh suatu
kombinasi dari aposisi dan resorpsi.Resorpsi terjadi pada
bagian anterior ramus, sementara aposisi tulang terjadi
pada regio posterior. Hal ini mengakibatkan suatu
pergeseran dari ramus dalam arah posterior. Fungsi dari
remodelling ramus adalah :
Untuk mengakomodasikan peningkatan masa
otot-otot mastikasi yang di sisipkan ke dalam
ramus mandibula,
Untuk mengakomodasikan pelebaran space
pharyngeal,dan
Untuk membantu perpanjangan badan
mandibula, yang mengakomodasikan erupsi
molar
2. Corpus
Mandibula
Tepi anterior pada ramus orang dewasa menunjukkan
resorpsi, sementara tepi posterior perubahan dari
pembantukan tulang ramal ke bagian posterior dari
badan mandibula.Hal ini berarti, badan mandibula
memanjang.Jadi penambahan ruang yang dibuat oleh
resorpsi tepi anterior ramus untuk mengkomodasikan
erupsi molar.
Setelah umur 2-4 tahun, korpus mandibula bertambah
panjang terutama dalam arah posterior bersama dengan
terjadinya resorpsi sepanjang ramus yang membesar. Hal
ini menyebabkan tersedianya ruangan untuk erupsi molar
(Trasti, 2007).
3. Sudut
Mandibula
Pada sisi lingual sudut mandibula, resorpsi bertempat
pada aspek posterior-anterior sementara aposisi terjadi
pada aspek anterior-posterior.Pada sisi bukal, resorpsi
terjadi pada bagian posterior-superior. Hal ini
mengakibatkan pelebaran sudut mandibula sesuai
dengan bertambahnya usia.
4. Lingual
tuberosity
Sama dengan maxilary tuberosity, yang membentuk
suatu bagian besar pertumbuhan untuk lengkung tulang
mandibula. Lingual tuberosity membentuk perbatasan
antara ramus dan badan ramus.
Lingual tuberosity bergerak ke posterior dan aposisi
pada pemukaan posterior wajah, dapat dikatakan bahwa
lingual tuberosity terlihat menonjol dalam arah lingual.
5. Tulang
alveolar
Terbentuknya tulang alveolar merupakan respon
terhadap adanya benih gigi, dalam kasus tidak adanya
gigi, tulang alveolar gagal untuk berkembang.
6. Dagu Sangat berkembang pada laki-laki, dagu biasanya
berkembang seiring bertambahnya umur, pertumbuhan
dagu menjadi sangat signifikan.Hal ini dipengaruhi oleh
faktor seksual dan genetik.
7. Kondylus Awalnya dipercayai bahwa pertumbuhan kondilus terjadi
pada permukaan kartilago kondilus oleh aposisi tulang.
Jadi pertumbuhaan kondilus ke arah dasar kranial. Saat
kondilus mendesak dasar kranial, bagian mandibula akan
mengalami perpindahan ke arah depan dan ke bawah.
Sekarang dipercayai bahwa pertumbuhan jaringan lunak
yang meliputi otot dan jaringan ikat, membawa
mandibula jauh ke depan dari basis kranii. Pertumbuhan
tulang mengikuti secara sekunder pada kondilus untuk
memelihara kontak yang konstan dengan basis kranii.
Pertumbuhan kondil rata-rata meningkat pada masa
pubertas antara 121/2 - 14 tahun dan terhenti kira-kira
pada umur 20 tahun.
8. Tulang
koronoid
Pertumbuhan tulang koronoid mengikuti prinsip V.
Bagian longitudinal. Tulang koronoid dari aspek
posterior dapat dilihat bahwa terjadi aposisi pada
permukaan lingual dari tulang koronoid bagian kanan
dan kiri. Mengikuti prinsip V, penampakan dari oklusal,
aposisi pada bagian lingual tulang koronoid
menghasilkan suatu pergerakkan pertumbuhan posterior
dalam pola V.
Proc alveolaris mandibula dan maksila berkembang di sekitar benih gigi
yg sedang tumbuh semasa fetus. Bila pembentukan gigi terganggu dan gigi gagal
bererupsi, processus alveolaris tidak dapat berkembang. Bersama dengan erupsi
gigi geligi, alveolus dan cryptus tempat berkembangnya gigi di dalam processus
alveolaris akan digantikan dengan socket . Gigi pada kedua lengkung tidak
menjadi protrusif ketika maksila dan mandibula tumbuh dan berpindah tempat,
karena adanya relasi intercuspal gigi. Pertumbuhan proc alveolaris sangat aktif
selama erupsi dan berperan sangat penting selama erupsi dan awal hubungan antar
bonjol dan terus memelihara hubungan oklusal selama pertumbuhan vertical
maksila dan mandibula.5,6
Pada saat lahir mandibula walaupun terdeteksi dengan jelas, sangat berbeda pada
berbagai aspek dari tulang dewasa. Perbedaan utamanya terletak pada sudut
mandibula yang tumpul , ramus yang lebih kecil bila dibandingkan dengan
corpus. Pada saat organ-organ benih gigi susu mulai berdiferensiasi, mandibula
akan mulai membentuk hubungan dengan benih gigi tsb. Keadaan ini dapat
berlangsung melalui perluasan ke atas pada kedua sisi benih gigi, dari lamina
lateralis dan lamina medialis mandibula, setinggi n. incisicus dan n. alveolaris
inferior, untuk membentuk lamina alveolaris lateral dan medial. Melalui proses
pertumbuhan ini gigi - gigi yang sedang berkembang akan terletak di dalam
saluran tulang.5,6
Perubahan tinggi vertikal mandibula, maksila dan tinggi wajah secara
keseluruhan terutama disebabkan karena pertumbuhan proc alveolaris yang
berlangsung setelah usia 3 tahun dan hampir seluruhnya merupakan hasil dari
proses tersebut setelah dekade pertama kehidupan. Pertumbuhan selanjutnya dari
cavum oris umumnya disebabkan deposisi tulang disepanjang regio alveolaris,
pada permukaan bawah palatum dan pada fasies facialis mandibula serta maksila.
Fasies lingualis proc alveolaris umumnya teresorpsi dlm batasan tertentu
tetapi penambahan lebar palatum biasanya diakibatkan karena pertumbuhan proc
alveolaris ke arah bawah dan keluar. Setelah bayi lahir proc alveolaris dan rangka
wajah pendukung akan tumbuh dengan cepat dan pada saat gigi geligi susu sudah
tumbuh sempurna, lingua tentunya sudah mempunyai ruangan yg cukup di dalam
arcus dentalis. Pertumbuhan mandibula berlangsung hingga akhir masa remaja,
sekitar umur 20 tahun.
Pertumbuhan rahang berlanjut sepanjang tahun sebelum pubertas dan
misalignment dari gigi dan tulang adalah sama dan dapat dikaitkan dengan
masalah dengan otot atau sendi atau genetika. Hal ini dapat memungkinkan terjadi
temporomandibular joint disorder (TMD) dimana pasien mungkin mengalami
nyeri sendi, locking atau popping dari rahang dan gejala lainnya Anak-anak dan
remaja dengan rahang atau misalignment gigi, yang dapat menyebabkan overbite,
di bawah-gigitan atau gigitan silang, yang sering diperlakukan dengan ortodontik
untuk memperbaiki gigitan.
REFERENSI
1. Wong, Donna. L, Wilson. D, dkk.2002.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik
ed.6 vol.1.Jakarta: EGC
2. Wylie, Linda.2008.Esensial Anatomi& fisiologi dalam asuhan
maternitas.Jakarta:EGC
3. Sadler,T.W.2009.Embriologi Kedokteran Langman.Jakarta:EGC
4. Baylis, Allison.2009. Head and Neck Embryology: An Overview of
Development, Growth and Defect in the Human Fetus.University of
Connecticut
5. Proffit W.R., Field H.W. et al. Contemporary Orthodontics. St. Louis,
CV Mosby 3thed, 2000.
6. Balhajhi S.I. Orthodontics the Art ang Science, Publishing house, New
delhi 3rd ed, 2006.