UJI ANTI-TUKAK LAMBUNG EKSTRAK ETANOL RIMPANG
TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) PADA TIKUS WISTAR
YANG TERINDUKSI ASETOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Romauli Purba
NIM : 148114076
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI ANTI-TUKAK LAMBUNG EKSTRAK ETANOL RIMPANG
TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) PADA TIKUS WISTAR
YANG TERINDUKSI ASETOSAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Romauli Purba
NIM : 148114076
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan didepanmu, Dia sendiri akan
menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan
meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati”
Ulangan 31:8
Karya ini ku persembahkan untuk Tuhan Yesus yang sebagai sumber
kehidupanku yang selalu melindungi dan memberikan kekuatan. Keluarga
tercinta atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus. Kekasih
dan sahabat-sahabatku, terimakasih atas semangat dan motivasi selama ini.
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala berkat, rahmat,
kekuatan, kesabaran, dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Uji Anti-Tukak Lambung Ekstrak
Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) Pada Tikus Wistar
Yang Terinduksi Asetosal”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
pergunakan untuk mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayanti, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah membimbing, mendampingi dan memberi motivasi
dengan sangat baik selama proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian ini.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Penguji dan
Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan kritik dan saran
yang sangat membangun untuk penelitian dan perkuliahan selama ini.
5. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memfasilitasi dalam
penggunaan laboratorium untuk kepentingan penelitian.
6. Pak Wagiran, Pak Kayat, Pak Heru, Pak Parjiman, Pak Sigit, dan Pak Bima
selaku laboran yang telah membantu selama penelitian.
7. Keluarga tercinta (alm.) Bapak, Mamak, Kakak, Abang, dan Adik yang
selalu tulus mendoakan, mendukung, dan memberi semangat.
8. Christio Rafelix Putra atas doa, dukungan, semangat, kasih sayang, dan
bantuan yang diberikan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Teman-teman kelompok praktikum B2 meja 2, terimakasih atas
pertemanan yang luar biasa selama perkuliahan ini.
10. Teman-teman FSMB 2014 dan keluarga besar Farmasi 2014, terimakasih
untuk segala kebersamaan selama ini.
11. Sahabat- sahabat penulis Indrie, Sastira, Lia, Pion, Cing-Cing, Nugroho,
Denis, Riska, Valent, Billy terimakasih atas semangat, canda dan tawa,
serta dukungan selama ini.
12. Teman-teman “Bu Sita Squad”, terimakasih untuk segala bimbingan dan
kebersamaan selama ini.
13. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis, tetapi tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di bidang ilmu
Farmasi.
Yogyakarta, 13 November 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 2
Jenis Rancangan Penelitian ......................................................................... 2
Alat dan Bahan ............................................................................................ 2
Penyiapan dan Determinasi Rimpang Temulawak ..................................... 3
Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak ....................................... 3
Penentuan Konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak .................... 4
Penentuan Peringkat Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak ............. 4
Penentuan Konsentrasi dan Dosis Asetosal ................................................ 5
Perlakuan Subjek Uji .................................................................................. 5
Pengujian Efektivitas Anti-Tukak Lambung .............................................. 6
Analisis Statistik ......................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 7
Hasil Determinasi Rimpang Temulawak .................................................... 7
Penetapan Kadar Air Rimpang Temulawak ................................................ 7
Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak ......................................................... 7
Uji Pendahuluan .......................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Uji Efektivitas Anti-Tukak Lambung Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
...................................................................................................................... 10
KESIMPULAN .................................................................................................. 18
SARAN .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 19
LAMPIRAN ....................................................................................................... 23
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan .................. 6
Tabel II. Persen (%) perlindungan luas area dan jumlah perdarahan pada masing
masing kelompok .......................................................................... 13
Tabel III. Hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing
kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney .................................... 14
Tabel IV. Hasil jumlah perdarahan lambung tikus pada masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney ..................................................... 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rata-rata skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan pada uji
pendahuluan dosis induksi Asetosal 500 mg/kgBB dan 1000
mg/kgBB ....................................................................................... 9
Gambar 2. Lambung tikus kelompok I dosis induksi Asetosal 500 mg/kgBB.
Gambar (a) lambung tikus 1 (b) lambung tikus 2 dan (c) lambung tikus
3 .................................................................................................... 10
Gambar 3. Lambung tikus kelompok II dosis induksi Asetosal 1000 mg/kgBB.
Gambar (a) lambung tikus 1 (b) lambung tikus 2 dan (c) lambung tikus
3 .................................................................................................... 10
Gambar 4. Lambung tikus yang diinduksi Asetosal dosis 1000 mg/kgBB. Gambar
(a) adalah lambung tikus yang diberikan CMC-Na 1% sebanyak 2 mL,
(b) adalah lambung tikus yang diberikan sukralfat sebanyak 2 mL, (c)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 400 mg/kgBB, (d)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 800 mg/kgBB, dan (e)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 1600 mg/kgBB …. 12
Gambar 5. Rata-rata skoring luas area perdarahan pada masing-masing kelompok
perlakuan ......................................................................................... 12
Gambar 6. Rata-rata skoring jumlah perdarahan pada masing-masing kelompok
perlakuan ....................................................................................... 13
Gambar 7. Mekanisme Temulawak sebagai anti-tukak lambung ..................... 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza
Roxb.) ....................................................................................... 23
Lampiran 2. Surat Pengujian Kadar Air Serbuk Simplisia Rimpang Temulawak
................................................................................................... 24
Lampiran 3. Surat Kalibrasi Jangka Sorong ................................................. 25
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance ............................................................ 26
Lampiran 5. Surat Keterangan Analisis Data ................................................ 27
Lampiran 6. Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak ....................................... 28
Lampiran 7. Lambung Kontrol Negatif Subjek Uji yang Digunakan ........... 28
Lampiran 8. Lambung Kontrol Positif Subjek Uji yang Digunakan ............ 29
Lampiran 9. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 400 mg/kgBB ............................................. 30
Lampiran 10. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 800 mg/kgBB ............................................. 31
Lampiran 11. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 1600 mg/kgBB ........................................... 32
Lampiran 12. Data Skoring Masing-Masing Kelompok Perlakuan ................ 33
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Luas Area Perdarahan dengan Uji Shapiro-
Wilk .......................................................................................... 35
Lampiran 14. Hasil Uji Luas Area Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan
Post Hoc Mann-Whitney .......................................................... 35
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas Jumlah Titik Perdarahan dengan Uji Shapiro-
Wilk .......................................................................................... 41
Lampiran 16. Hasil Uji Jumlah Titik Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan
Post Hoc Mann-Whitney .......................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
Penelitian ini termasuk dalam eksperimental murni rancangan acak
lengkap pola searah. Subjek uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus
galur Wistar dengan berat badan sekitar 150-250 gram dan berumur 2-3 bulan.
Subjek uji dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif (CMC-Na
1%), kontrol positif (sukralfat), dan ekstrak etanol rimpang Temulawak dengan tiga
peringkat dosis 400, 800, dan 1600 mg/kgBB. Subjek uji yang digunakan
dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam tetapi tetap diberikan minum. Setelah itu
diberikan ekstrak etanol rimpang Temulawak dengan variasi dosis secara per oral.
Kemudian ditunggu 30 menit lalu subjek uji diinduksi Asetosal konsentrasi 5 %
dosis 1000 mg/kgBB secara per oral. Setelah 6 jam tikus dikorbankan dengan cara
dislokasi leher dan kemudian dibedah untuk diambil lambungnya. Pengukuran
aktivitas anti-tukak lambung dari ekstrak etanol rimpang Temulawak dapat dilihat
melalui skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan. Data dianalisis
menggunakan uji Shapiro Wilk dilanjutkan Kruskal-Wallis dan Post Hoc Mann-
Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang Temulawak
dosis 400 mg/kgBB mampu menurunkan skoring luas area perdarahan sebesar
50,60% dan skoring jumlah perdarahan sebesar 33,33%. Pada dosis 800 mg/kgBB
mampu menurunkan skoring luas area perdarahan sebesar 70,36% dan skoring
jumlah perdarahan sebesar 80,00%. Pada dosis 1600 mg/kgBB mampu menurunkan
skoring luas area perdarahan sebesar 80,24% dan skoring jumlah perdarahan
sebesar 86,66%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang
Temulawak pada dosis 800 mg/kgBB merupakan dosis yang efektif sebagai anti-
tukak lambung.
Kata kunci : Temulawak, Curcuma xanthorriza Roxb., asetosal, anti-tukak
lambung, ulcer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
This research is included a pure experimental design of a complete
randomized direct pattern. The test subject in this study uses a Wistar strain rats
weighing 150-250 grams and 2-3 months old. The test subjects are divided into 5
groups, there are negative control group (CMC-Na 1%), positive control
(sucralfate), and ethanol extract of Curcuma xanthorriza rhizome with three rank
doses 400, 800, and 1600 mg/kgBB. The subject has been fasted first for 24 hours
but still given a drink. After that, it was given ethanol extract of Curcuma
xanthorriza rhizome with variation dosage orally. Afterwards, waited for 30
minutes, the subject was induced 5% concentration of Acetosal doses 1000
mg/kgBB orally. After 6 hours the rats was sacrificed with a dislocation of its neck
and then dissected for removing its gastric. Measurement of anti-gastric ulcer
activity from ethanol extract of Curcuma xanhorriza rhizome can be seen through
the score of bleeding area and the amount of bleeding. The data is analyzed using
Shapiro Wilk test followed by Kruskal-Wallis and Post Hoc Mann-Whitney. The
result shows that ethanol extract of Curcuma xanthorriza rhizome doses 400
mg/kgBB able to decrease the score of bleeding area by 50.60% and the amount of
bleeding by 33.33%. At doses of 800 mg/kgBB can decrease the score of bleeding
area by 70.36% and the amount of bleeding by 80.00%. At doses of 1600 mg/kgBB
can decrease the score of bleeding area by 80.24% and the amount of bleeding by
86.66%. The result of this research can be concluded that ethanol extract of
Curcuma xanthorriza rhizome at doses of 800 mg/kgBB is an effective dose as anti-
gastric ulcer.
Key words : Curcuma xanthorriza, Curcuma xanthorriza Roxb., acetosal, anti-
ulcer, ulcer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal pengobatan
dengan obat-obat tradisional yang dibuat dari tanaman berkhasiat. Tahun-tahun
terakhir ini muncul suatu fenomena dimana pengobatan tradisional mulai digali
kembali kemanfaatannya (back to nature). Oleh karena itu, diperlukan penelitian-
penelitian ilmiah untuk membuktikan khasiat obat tradisional dan juga
keamanannya sehingga penggunaannya dalam masyarakat tidak diragukan lagi
(Indraswari dkk.,2004).
Peptic ulcer dipahami sebagai suatu ketidakseimbangan antara faktor
pertahanan mukosa (bikarbonat, musin, prostaglandin, nitrogen monooksida (NO),
peptida-peptida lain, serta faktor pertumbuhan) dan faktor agresif (asam dan pepsin)
(Goodman dan Gilman, 2003). Tukak lambung (ulcer) bisa terjadi karena beberapa
hal antara lain adanya infeksi bakteri Helicobater pylori, penggunaan NSAID
jangka panjang, dan stress.
Penggunaaan Non Steroidal Anti Inflamatory Drugs / NSAID jangka
panjang memiliki 2-4% resiko berkembangnya ulcer simtomatik, perdarahan
gastrointestinal, atau bahkan perforasi (Goodman and Gilman, 2003). Asetosal
adalah NSAID yang paling sering digunakan. Asetosal bekerja dengan
menghambat aktivitas enzim cycloxygenase (COX) 1 dan 2. Enzim COX 1
berfungsi untuk mensintesis prostaglandin yang berfungsi sebagai pertahanan
mukosa lambung. Karena pertahanan mukosa lambung berkurang maka akan
menyebabkan iritasi lambung (Majeed, 2015).
Dalam pengobatan tradisional temulawak biasanya digunakan untuk
pengobatan hepatitis, diabetes, anti-rematik, anti-kanker, gangguan jantung,
antidiuretik, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-hipertensi, antibakteri dan antifungal
(Devaraj dkk., 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hayani (2006)
rimpang Temulawak memiliki kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, glikosida,
triterpenoid, dan saponin. Susiloningrum (2012) melakukan uji efektivitas ekstrak
etanol rimpang Temulawak pada tikus yang terinduksi Na-diklofenak selama 6 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang
temulawak pada dosis 100 mg/kgBB mempunyai pengaruh dalam mengurangi
derajat keparahan ulcer yang diinduksi oleh Na-diklofenak. Selain itu menurut
Rahim dkk., (2014) bahwa didalam rimpang Temulawak ditemukan senyawa aktif
kurkuminoid, kurkuminoid juga memiliki efektivitas antioksidan, anti-inflamasi,
antifungal, antimutagenik dan antikanker.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek anti-tukak lambung
ekstrak etanol rimpang Temulawak dan dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak
yang efektif untuk memberikan efek anti-tukak lambung pada tikus Wistar yang
diinduksi Asetosal. Metode induksi ulcer yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode induksi Asetosal. Pengukuran jumlah dan luas area perdarahan pada
lambung tikus dihitung menggunakan jangka sorong. Pengukuran dipilih
menggunakan jangka sorong karena cara pengukurannya mudah, objektif, dan
dapat dilakukan secara berulang sehingga data yang didapatkan lebih akurat.
Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi, maserasi adalah cara
ekstraksi simplisia dengan merendam dalam pelarut pada suhu kamar sehingga
kerusakan atau degradasi metabolit dapat diminimalisir. Pada maserasi, terjadi
proses keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel sehingga
diperlukan penggantian pelarut secara berulang (Hanani, 2014). Proses maserasi
merupakan prosedur yang sederhana untuk mendapatkan ekstrak. Maserasi juga
dapat digunakan untuk skala kecil maupun skala industri (Agoes, 2009).
METODE PENELITIAN
Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam eksperimental murni rancangan acak
lengkap pola searah.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pisau, blender, ayakan 40
mesh, oven, alat-alat gelas (erlenmayer, gelas beaker, pipet tetes, gelas ukur, cawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
petri, batang pengaduk, labu alas bulat), corong Buchner, rotary evaporator, neraca
analitik, spuit injeksi, jangka sorong, sendok tanduk, jarum pentul, lilin bedah,
gunting bedah dan pinset. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus
galur Wistar yang berumur 2-3 bulan dengan bobot sekitar 150-250 gram dalam
kondisi sehat yang diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, rimpang Temulawak, Asetosal diperoleh dari PT. Brataco
Yogyakarta, etanol 96%, CMC-Na, aquadest dan larutan fisiologis NaCl 0,9%.
Penyiapan dan Determinasi Rimpang Temulawak
Rimpang Temulawak diperoleh dari kebun obat Universitas Sanata
Dharma pada bulan Agustus 2017. Determinasi rimpang Temulawak dilakukan di
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Rimpang Temulawak yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan sortasi basah,
dicuci dibawah air mengalir. Selanjutnya rimpang Temulawak diiris melintang
kira-kira 7-8 mm, rimpang Temulawak diletakkan dengan tidak saling
bertumpukan. Rimpang tersebut kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan
suhu 50-55˚C selama 7 hari. Rimpang Temulawak yang telah kering diserbuk
menggunakan mesin penyerbuk dan diayak menggunakan ayakan 40 mesh (Depkes
RI, 1979).
Pembuatan Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Ekstrak etanol rimpang Temulawak diperoleh dengan mengambil 100
gram serbuk kering rimpang Temulawak dalam pelarut 250 mL etanol 96%.
Maserasi dilakukan selama 3 hari, kemudian ampasnya diremaserasi dengan
dilarutkan kembali dalam jumlah dan volume pelarut yang sama selama 1 hari dan
terlindung dari cahaya, selanjutnya disaring untuk mendapatkan filtrat (Devaraj et
al., 2010). Hasil filtrat maserasi dan remaserasi disatukan, kemudian diuapkan
menggunakan rotary evaporator dan dikeringkan dengan bantuan oven hingga
mendapatkan ekstrak kental dengan bobot tetap (Aspamufita dan Yuliani, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penentuan Konsentrasi Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Konsentrasi yang akan dibuat adalah konsentrasi pekat dimana pada
konsentrasi tersebut ekstrak dapat dengan mudah dimasukkan dan dikeluarkan dari
spuit injeksi oral. Pada pembuatannya dengan melarutkan sebanyak 10 gram
ekstrak dalam labu takar 50 mL dengan menggunakan pelarut CMC-Na 1%.
Sehingga akan didapatkan konsentrasi ekstrak 20% b/v atau 0,2 gram/mL atau 200
mg/mL.
Penentuan Peringkat Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Penetapan peringkat dosis mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Susiloningrum (2012), dimana pada penelitian tersebut peneliti menggunakan dosis
100 mg/kgBB untuk mengurangi ulcer pada tikus yang terinduksi Na-diklofenak
dosis 15 mg/kgBB. Kemudian pada penelitian ini peneliti melakukan peningkatan
dosis menjadi 1600 mg/kgBB (dosis tertinggi) yang diharapkan dapat menurunkan
skoring luas perdarahan dan jumlah perdarahan yang disebabkan oleh induksi
Asetosal dosis 1000 mg/kgBB. Penetapan peringkat dosis didasarkan pada
perhitungan dengan bobot tikus 250 gram, konsentrasi ekstrak rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorriza Roxb.) yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari spuit
injeksi oral yaitu 20% atau 200 mg/mL, serta volume pemberian oral tikus yaitu 2
mL, maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut:
D × BB = C × V
D × 0,25 kg = 200 mg/mL × 2
D = 1600 mg/kgBB
Dosis tengah dan dosis terendah diperoleh dengan menurunkan dua kelipatan dari
dosis tertinggi untuk mendapatkan dosis tengah, dan menurunkan dua kelipatan dari
dosis tengah untuk mendapatkan dosis terendah. Sehingga akan diperoleh dosis
1600, 800, dan 400 mg/kgBB. Volume pemberian maksimal secara per oral pada
tikus adalah 5 mL (Setyono dkk., 2014). Volume pemberian oral ekstrak etanol
rimpang Temulawak dosis 1600 yang diberikan pada tikus dipilih 2 mL karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
diharapkan nantinya dengan pemberian dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak
dan Asetosal tidak melebihi volume pemberian maksimal pada tikus.
Penentuan Konsentrasi dan Dosis Asetosal
Konsentrasi Asetosal yang digunakan pada penelitian ini adalah 5% yang
dibuat dengan melarutkan 2,5 gram Asetosal pada CMC-Na 1% 50 mL. Dosis
Asetosal yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada Arivumani et al., (2013)
yang menggunakan Asetosal dosis 400 mg/kgBB sebagai penginduksi tukak
lambung (ulcer). Dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah dosis 1000
mg/kgBB karena pada uji pendahuluan dosis 400 dan dosis 500 mg/kgBB yang
dicoba sebelumnya tidak memberikan hasil yang maksimal dalam menginduksi
tukak lambung.
Perlakuan Subjek Uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Medical and Health
Research Ethics Committee (MHREC) Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada (Lampiran 4). Pada pengujian efektivitas anti-ulcer digunakan sebanyak 25
ekor tikus. Kelompok perlakuan terdiri dari 5 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Sebelum digunakan tikus dipuasakan terlebih
dahulu selama 24 jam dari makanan tetapi tetap diberikan minum. Kelompok 1
merupakan kontrol negatif diberikan CMC-Na 1% dengan pemberian sebanyak 2
mL, kelompok 2 merupakan kontrol positif diberikana sukralfat dengan pemberian
sebanyak 2 mL, kelompok 3-5 merupakan kelompok ekstrak etanol rimpang
Temulawak dengan masing-masing dosis berturut-turut 400, 800, dan 1600
mg/kgBB. Setelah dilakukan pemberian CMC-Na 1%, sukralfat, dan ekstrak etanol
rimpang Temulawak secara per oral pada masing-masing kelompok, ditunggu 30
menit dan dilanjutkan dengan pemberian Asetosal dosis 1000 mg/kgBB. Kemudian
6 jam berikutnya tikus dikorbankan dengan dislokasi leher dan dibedah untuk
diambil lambungnya. Lambung tikus dibelah menjadi dua sisi kemudian dibuka dan
dibersihkan menggunakan cairan NaCl 0,9% untuk menghilangkan kotoran yang
tertinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pengujian Efektivitas Anti-Tukak Lambung
Penghitungan jumlah perdarahan dan luas area perdarahan pada lambung
tikus dilakukan menggunakan jangka sorong. Jangka sorong yang akan digunakan
dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan kelayakan, akurasi dan presisi dari
alat tersebut dalam melakukan pengukuran. Jangka sorong yang digunakan pada
penelitian ini telah dikalibrasi di Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik Laboratorium
Pengujian dan Kalibrasi (Lampiran 3). Untuk mendapatkan hasil pengukuran
jumlah dan luas area perdarahan dilakukan skoring berdasarkan 2 sisi yaitu skoring
berdasarkan jumlah dan luas area perdarahan. Skoring yang dilakukan mengacu
pada Arivumani et al., (2013) dan telah dilakukan perubahan sebelumnya
berdasarkan hasil data orientasi (uji pendahuluan) yang didapatkan. Skoring luas
area dan jumlah perdarahan dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan
Luas Area Perdarahan Jumlah Perdarahan
Skor Makna Skor Makna
0 Tidak ada 0 Tidak ada titik perdarahan
1 ≤ 1 mm 1 1-3 titik perdarahan
2 ˃ 1 mm - ≤ 2 mm 2 4-7 titik perdarahan
3 ˃ 2 mm 3 ˃ 7 titik perdarahan
Kategori size perdarahan pada penelitian ini mengacu pada Schneiderman,
(2012). Perdarahan dapat dikatakan petechiae jika memiliki luas perdarahan ≤ 2
mm, purpura jika memiliki luas perdarahan > 2 mm – 1 cm dan ekimosis jika
memiliki luas perdarahan > 1 cm.
Adanya aktivitas anti-tukak lambung dapat dilihat dari persen
perlindungan. Pada penelitian ini perhitungan persen perlindungan mengacu pada
penelitian yang dilakukan Fatima et al., (2016) yang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
% perlindungan = 𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝐶𝑀𝐶−𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠
𝑟𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝐶𝑀𝐶 × 100
Analisis Statistik
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa ada 2 kelompok
yang memiliki nilai p<0,05 sehingga distribusi dikatakan tidak normal. Dilanjutkan
uji Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95% dan diperoleh nilai 0,002.
Kemudian dilakukan analisis Post Hoc menggunakan uji Mann-Whitney.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Determinasi Rimpang Temulawak
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang Temulawak
yang akan dibuat menjadi ekstrak kental. Rimpang Temulawak didapatkan dari
kebun obat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Determinasi dilakukan di
Departemen Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM. Berdasarkan hasil
determinasi terbukti bahwa rimpang yang diuji adalah rimpang jenis Curcuma
xanthorrhiza Roxb. dan termasuk ke dalam suku Zingiberaceae (Lampiran 1).
Penetapan Kadar Air Rimpang Temulawak
Penetapan kadar air serbuk simplisia rimpang Temulawak dilakukan di
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Terpadu Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta menggunakan metode gravimetri. Penetapan kadar air serbuk simplisia
dilakukan untuk mengetahui kadar air dalam serbuk simplisia. Menurut Farmakope
Herbal Indonesia Edisi I (2008), syarat serbuk simplisia yang baik adalah memiliki
kadar air <10 %. Serbuk simplisia rimpang Temulawak memperoleh kadar air 7,93
% (Lampiran 2). Hal ini membuktikan bahwa serbuk simplisia rimpang Temulawak
memenuhi persyaratan serbuk yang baik.
Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Maserasi merupakan proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan. Secara teknologi termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
ekstraksi dengan metode pencapaian konsentrasi. Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat pertama dan
seterusnya (Dirjen POM, 2000).
Penyarian ini menggunakan etanol 96% sebagai penyari karena etanol
adalah pelarut semi polar dan mampu menyari sebagian besar kandungan kimia dari
simplisia tersebut. Dalam hal penyarian, etanol memiliki kelebihan dibandingkan
dengan air dan metanol. Senyawa kimia yang mampu disari dengan etanol lebih
banyak dari pada penyari metanol dan air. Kandungan kurkumin dari ekstrak etanol
adalah 3-5% sedangkan dari penyari metanol maupun air jauh di bawah itu (Azizah
dan Nina, 2013). Tahap pengadukan bertujuan untuk meningkatkan ekstraksi.
Ekstraksi akan berhenti saat mencapai titik keseimbangan konsentrasi metabolit
dalam ekstrak dan tanaman. Kemudian dilanjutkan tahap penyaringan (Sarker dkk,
2006). Hasil filtrat maserasi dan remaserasi disatukan, kemudian diuapkan
menggunakan rotary evaporator. Hasil ekstrak yang didapat yaitu 23,88 gram.
Ekstrak kental diperoleh dengan persen rendemen sebesar 23,88 %.
Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan untuk menetapkan dosis Asetosal yang tepat
sebagai penginduksi ulcer sebelum peneliti melakukan uji efektivitas anti-ulcer
ekstrak etanol rimpang Temulawak. Dosis Asetosal yang digunakan pada uji
pendahuluan ini adalah 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB, jumlah subjek uji yang
digunakan adalah 6 ekor tikus. Kelompok I adalah tikus yang diinduksi asetosal
dosis 500 mg/kgBB dan kelompok II adalah tikus yang diinduksi asetosal dosis
1000 mg/kgBB. Sebelum digunakan tikus dipuasakan terlebih dahulu selama 24
jam dari makanan tetapi tetap diberikan minum. Semua tikus diberikan Asetosal
sesuai dengan kelompok dosis yang sebelumnya telah dilarutkan dengan CMC-Na
1%. Kemudian 6 jam berikutnya tikus dikorbankan dengan dislokasi leher dan
dibedah untuk diambil lambungnya. Lambung tikus dibelah menjadi dua sisi
kemudian dibuka dan dibersihkan menggunakan cairan NaCl 0,9% untuk
menghilangkan kotoran yang tertinggal. Hasil dari uji pendahuluan ditunjukkan
dengan gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar 1. Rata-rata skoring luas area perdarahan dan jumlah perdarahan pada uji
pendahuluan dosis induksi Asetosal 500 mg/kgBB dan 1000 mg/kgBB
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa skoring luas area perdarahan kelompok
I memiliki rata-rata 1,3 mm yang artinya dosis Asetosal 500 mg/kgBB dapat
menginduksi terjadinya perdarahan pada lambung dengan kategori size petechiae
menurut Scheneiderman (2012). Selanjutnya berdasarkan skoring jumlah
perdarahan kelompok I memiliki rata-rata 2 yang artinya dosis Asetosal 500
mg/kgBB dapat menginduksi terjadinya perdarahan pada lambung tikus dengan
jumlah 4-7 titik perdarahan. Hasil skoring luas area perdarahan kelompok II
memiliki rata-rata 2,02 mm yang artinya dosis Asetosal 1000 mg/kgBB dapat
menginduksi terjadinya perdarahan pada lambung dengan kategori size purpura.
Berdasarkan skoring jumlah perdarahan kelompok II memiliki rata-rata 3 yang
artinya dosis Asetosal 1000 mg/kgBB dapat menginduksi terjadinya perdarahan
pada lambung tikus dengan jumlah > 7 titik perdarahan. Perdarahan lambung tikus
pada kelompok I dan II dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3, dengan
keterangan lingkaran berwarna merah adalah daerah lambung yang mengalami
perdarahan.
1.302.002.02
3.00
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
Skoring Luas Area Skoring Jumlah
500 mg/kgBB 1000 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
(a) (b) (c)
Gambar 2. Lambung tikus kelompok I dosis induksi Asetosal 500 mg/kgBB.
Gambar (a) lambung tikus 1 (b) lambung tikus 2 dan (c) lambung tikus
3
(a) (b) (c)
Gambar 3. Lambung tikus kelompok II dosis induksi Asetosal 1000 mg/kgBB.
Gambar (a) lambung tikus 1 (b) lambung tikus 2 dan (c) lambung tikus
3
Berdasarkan hasil skoring luas area perdarahan kelompok dosis induksi
Asetosal 500 mg/kgBB dapat menginduksi perdarahan kategori size petechiae
sedangkan dosis induksi Asetosal 1000 mg/kgBB dapat menginduksi perdarahan
kategori size purpura. Selanjutnya berdasarkan skoring jumlah perdarahan
kelompok dosis induksi Asetosal 500 mg/kgBB memiliki skoring 2 dan kelompok
dosis induksi Asetosal 1000 mg/kgBB memiliki skoring 3. Sehingga peneliti
mengambil kesimpulan untuk memilih dosis 1000 mg/kgBB sebagai penginduksi
tukak lambung pada tikus.
Uji Efektivitas Anti-Tukak Lambung Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Pengujian efektivitas anti-tukak lambung dilakukan untuk mengetahui
efektivitas anti-tukak lambung ekstrak etanol rimpang Temulawak, mengetahui
persen perlindungan dan dosis yang efektif ekstrak etanol rimpang Temulawak
yang dapat menimbulkan efek anti-tukak lambung. Hewan uji yang digunakan pada
penelitian ini adalah tikus betina galur Wistar dikarenakan tikus memiliki struktur
morfologi yang hampir sama dengan manusia (Vdovioka et al., 2016). Hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang digunakan memiliki batas berat badan antara 150-250 gram dan berumur 2-3
bulan, hal ini bertujuan untuk memperkecil variasi biologis antara hewan uji
sehingga dapat memberikan respon yang hampir sama pada setiap subjek uji.
Kontrol CMC-Na 1% yang digunakan pada penelitian ini berperan sebagai pelarut
sekaligus kontrol negatif. Kontrol negatif tidak memiliki kemampuan untuk
mencegah terjadinya tukak lambung yang dapat dilihat dari luas area dan
banyaknya jumlah perdarahan. Hal ini membuktikan bahwa pelarut yang digunakan
tidak boleh memiliki potensi untuk mencegah terjadinya tukak lambung pada
subjek uji. Kontrol positif yang digunakan pada penelitian ini adalah sukralfat.
Kontrol positif digunakan sebagai standar yang digunakan untuk mengontrol
metode dalam penelitian. Mekanisme kerja dari sukralfat adalah dengan
membentuk barrier pada mukosa yang mengalami ulcer yang akan melindungi dari
faktor agresif seperti asam, pepsin, dan garam empedu (Alldredge et al., 2013).
Efektivitas anti-tukak lambung ekstrak etanol rimpang Temulawak dilihat
dari kemampuan ekstrak etanol rimpang Temulawak dalam mengurangi luas dan
jumlah perdarahan pada lambung tikus yang diinduksi Asetosal secara per oral yang
dapat dilihat dari skoring luas area dan jumlah perdarahan serta besarnya persen
(%) perlindungan. Lambung tikus pada setiap kelompok pengujian efektivitas anti-
tukak lambung dapat dilihat di gambar 4. Rata-rata skoring luas area perdarahan
pada masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat di gambar 5. Rata-rata
skoring jumlah perdarahan pada masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat
di gambar 6. Hasil persen (%) perlindungan luas area dan jumlah perdarahan pada
masing-masing kelompok disajikan dalam tabel II. Hasil luas area perdarahan
lambung tikus masing-masing kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney disajikan
dalam tabel III. Hasil jumlah perdarahan lambung tikus masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney disajikan dalam tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(a) (b) (c)
(d) (e)
Gambar 4. Lambung tikus yang diinduksi Asetosal dosis 1000 mg/kgBB. Gambar
(a) adalah lambung tikus yang diberikan CMC-Na 1% sebanyak 2 mL,
(b) adalah lambung tikus yang diberikan sukralfat sebanyak 2 mL, (c)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 400 mg/kgBB, (d)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 800 mg/kgBB, dan (e)
adalah dosis ekstrak etanol rimpang Temulawak 1600 mg/kgBB
Gambar 5. Rata-rata skoring luas area perdarahan pada masing-masing kelompok
perlakuan
2.02
0.401.00
0.60 0.400.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
Kontrol CMC Kontrol Sukralfat Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis400 mg/kgBB
Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis800 mg/kgBB
Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis1600 mg/kgBB
Luas
Are
a P
erd
arah
an (
mm
2 )
Kelompok Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 6. Rata-rata skoring jumlah perdarahan pada masing-masing kelompok
perlakuan
Tabel II. Persen (%) perlindungan luas area dan jumlah perdarahan pada masing-
masing kelompok
Nama Kelompok % perlindungan luas area
perdarahan
% perlindungan jumlah
perdarahan
CMC-Na 1% 0 0
Sukralfat 80,24 % 86,66 %
Ekstrak etanol rimpang
Temulawak dosis 400
mg/kgBB
50,60 % 33,33 %
Ekstrak etanol rimpang
Temulawak dosis 800
mg/kgBB
70,36 % 80,00 %
Ekstrak etanol rimpang
Temulawak dosis 1600
mg/kgBB
80,24 % 86,66 %
3.00
0.40
2.00
0.60 0.400.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
Kontrol CMC Kontrol Sukralfat Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis400 mg/kgBB
Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis800 mg/kgBB
Ekstrak EtanolRimpang
Temulawak Dosis1600 mg/kgBB
Jum
lah
Per
dar
ahan
Kelompok Perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel III. Hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney
Kelompok I II III IV V
I - BB BB BB BB
II BB - BB BTB BTB
III BB BB - BTB BB
IV BB BTB BTB - BTB
V BB BTB BB BTB -
Tabel IV. Hasil jumlah perdarahan lambung tikus pada masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney
Kelompok I II III IV V
I - BB BTB BB BB
II BB - BB BTB BTB
III BTB BTB - BB BB
IV BB BTB BB - BTB
V BB BTB BB BTB -
Keterangan :
Kelompok I : Kelompok kontrol negatif (CMC-Na 1%)
Kelompok II : Kelompok kontrol positif (Sukralfat)
Kelompok III : Kelompok ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 400 mg/kgBB
Kelompok IV : Kelompok ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 800 mg/kgBB
Kelompok V : Kelompok ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 1600 mg/kgBB
BB : Berbeda bermakna (p < 0,05)
BTB : Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)
Pada gambar 4 menunjukkan lambung tikus yang diinduksi Asetosal 1000
mg/kgBB pada masing-masing kelompok perlakuan. Lingkaran merah pada
lambung tikus menunjukkan area yang mengalami perdarahan. Pada gambar 4 (a)
dapat dilihat ditemukan paling banyak perdarahan, sebaliknya pada gambar 4 (b)
dapat dilihat tidak ditemukan adanya perdarahan. Pada gambar (c) (d) (e)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ditemukan adanya perdarahan lambung, tetapi lebih sedikit jika dibandingkan
dengan kontrol negatif CMC-Na 1%. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol
rimpang Temulawak mampu mengurangi perdarahan pada lambung tikus yang
diinduksi Asetosal dosis 1000 mg/kgBB.
Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui rata-rata skoring luas area
perdarahan pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kontrol CMC-Na 1%
memiliki rata-rata skoring 2,02 mm yang artinya masuk ke dalam kategori size
purpura, selanjutnya kontrol positif (sukralfat), dosis ekstrak etanol rimpang
Temulawak 400, 800, dan 1600 mg/kgBB secara berurutan memiliki rata-rata
skoring 0,40; 1,00; 0,60; dan 0,40 mm yang seluruhnya masuk ke dalam kategori
size petechiae. Hal ini membuktikan bahwa kontrol positif dan ekstrak etanol
rimpang Temulawak mampu mengurangi luas area perdarahan pada lambung tikus
yang dapat dilihat dari menurunnya size purpura (sedang) menjadi size petechiae
(kecil).
Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui rata-rata skoring jumlah perdarahan
pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kontrol CMC-Na 1% memiliki
rata-rata skoring 3 yang artinya ditemukan jumlah perdarahan > 7 titik perdarahan.
Pada kontrol positif (sukralfat) memiliki rata-rata skoring 0,4 yang artinya
ditemukan jumlah perdarahan 1-3 titik perdarahan. Pada dosis ekstrak etanol
rimpang Temulawak 400 mg/kgBB memiliki rata-rata skoring 2 yang artinya
ditemukan jumlah perdarahan 4-7 titik perdarahan. Sedangkan dosis ekstrak etanol
rimpang Temulawak 800 dan 1600 mg/kgBB secara berurutan memiliki rata-rata
0,6 dan 0,4 yang artinya ditemukan jumlah perdarahan 1-3 titik perdarahan. Hal ini
membuktikan bahwa kontrol positif dan ekstrak etanol rimpang Temulawak mampu
mengurangi jumlah titik perdarahan pada lambung tikus yang dapat dilihat dari
menurunnya rata-rata jumlah skoring dari 3 menjadi 2.
Menurut Sari dkk., (2013) CMC Na 1% tidak memiliki aktivitas sebagai
gastroprotektif pada lambung tikus yang diinduksi Asetosal dosis 400 mg/kgBB.
Hal ini dibuktikan dari hasil indeks ulkus dari kontrol negatif yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol normal dan perlakuan. Pada tabel III menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
hasil luas area perdarahan lambung tikus pada masing-masing kelompok
berdasarkan uji Mann-Whitney. Kelompok kontrol positif (sukralfat) dibandingkan
dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1% memiliki hasil BB (p<0,05). Hal ini
membuktikan bahwa kelompok kontrol positif (sukralfat) memiliki efektivitas
sebagai anti-tukak lambung. Kelompok ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis
400, 800, dan 1600 mg/kgBB dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki hasil
BB (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa kelompok dosis ekstrak etanol rimpang
Temulawak memiliki perbedaan yang signifikan dalam memberikan efek sebagai
anti-tukak lambung dilihat dari berkurangnya luas area perdarahan. Pada kelompok
ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 400 mg/kgBB dibandingkan dengan
kontrol positif memiliki hasil BB (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan yang
signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi luas area perdarahan.
Selanjutnya kelompok dosis ekstrak 800 mg/kgBB dan 1600 mg/kgBB dengan
kelompok kontrol positif memiliki hasil BTB (p>0,05) yang artinya ada perbedaan
yang tidak signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi luas area
perdarahan. Kelompok dosis 400 mg/kgBB jika dibandingkan dengan kelompok
dosis 800 mg/kgBB memiliki hasil BTB (p>0,05) yang artinya dengan peningkatan
dosis ada perbedaan yang tidak signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam
mengurangi luas area perdarahan. Kelompok dosis 400 mg/kgBB jika dibandingkan
dengan kelompok dosis 1600 mg/kgBB memiliki hasil BB (p<0,05) yang artinya
dengan peningkatan dosis terjadi perbedaan yang signifikan sebagai anti-tukak
lambung dalam mengurangi luas area perdarahan. Kelompok dosis 800 mg/kgBB
jika dibandingkan dengan kelompok dosis 1600 mg/kgBB memiliki hasil BTB
(p>0,05) yang artinya dengan peningkatan dosis ada perbedaan yang tidak
signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi luas area perdarahan.
Pada tabel IV menunjukkan hasil jumlah perdarahan lambung tikus pada
masing-masing kelompok berdasarkan uji Mann-Whitney. Kelompok kontrol
positif (sukralfat) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif CMC Na 1%
memiliki hasil BB (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa kelompok kontrol positif
(sukralfat) memiliki efektivitas sebagai anti-tukak lambung. Kelompok ekstrak
etanol rimpang Temulawak dosis 800, dan 1600 mg/kgBB dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kontrol negatif memiliki hasil BB (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa kelompok
dosis ekstrak 800 dan 1600 mg/kgBB memiliki perbedaan yang signifikan dalam
memberikan efek sebagai anti-tukak lambung dilihat dari berkurangnya jumlah
perdarahan. Pada kelompok ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 400
mg/kgBB dibandingkan dengan kontrol positif memiliki hasil BB (p<0,05) yang
artinya terdapat perbedaan yang signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam
mengurangi jumlah perdarahan. Selanjutnya kelompok dosis ekstrak 800 mg/kgBB
dan 1600 mg/kgBB dengan kelompok kontrol positif (sukralfat) memiliki hasil
BTB (p>0,05) yang artinya ada perbedaan yang tidak signifikan sebagai anti-tukak
lambung dalam mengurangi jumlah perdarahan. Kelompok dosis 400 mg/kgBB jika
dibandingkan dengan kelompok dosis 800 dan 1600 mg/kgBB memiliki hasil BB
(p<0,05) yang artinya dengan peningkatan dosis terjadi perbedaan yang signifikan
sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi jumlah perdarahan. Kelompok dosis
800 mg/kgBB jika dibandingkan dengan kelompok dosis 1600 mg/kgBB memiliki
hasil BTB (p>0,05) yang artinya dengan peningkatan dosis ada perbedaan yang
tidak signifikan sebagai anti-tukak lambung dalam mengurangi jumlah perdarahan.
Pada penelitian ini yang diduga sebagai senyawa yang berperan sebagai
anti-tukak lambung adalah flavonoid dan kurkumin. Flavonoid adalah kelas
metabolit sekunder yang terdiri dari sekitar 9.000 struktur yang telah
terindentifikasi sampai saat ini. Flavonoid juga merupakan kelompok terbesar dan
paling penting dari senyawa polifenol di tanaman. Flavonoid memiliki 7 kelompok
yaitu flavon, flavonon, isoflavon, flavon (catechin), flavonolol, dan anthocyanidin
(Mota et al., 2009). Flavonoid memiliki sifat agak asam sehingga mudah larut
dalam basa, dan bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar, seperti
etanol, methanol, aseton, dan butanol (Hanani, 2014). Senyawa flavonoid pada
rimpang Temulawak tersebut memiliki kemampuan sebagai anti-ulcer dengan
mekanisme menstimulasi cyclooxsigenase-1 (COX-1) yang nantinya akan
meningkatkan kandungan prostaglandin dan mukus dimukosa lambung (Bintari
dkk., 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menurut Susiloningrum, (2012) senyawa yang berperan sebagai senyawa
anti-tukak lambung adalah kurkumin. Aktivitas kurkumin sebagai anti-ulcer
dijelaskan melalui mekanisme penurunan sekresi dari asam lambung, dan
peningkatan produksi mukus pada mukosa lambung (Susiloningrum, 2012).
Mekanisme aksi dari temulawak sebagai anti-tukak lambung dapat dilihat pada
gambar 7.
Dosis efektif adalah dosis terkecil yang mampu memberikan efek sebagai
anti-tukak lambung. Efek anti-tukak lambung pada penelitian ini dilihat dari
penurunan luas area perdarahan dan jumlah perdarahan jika dibandingkan dengan
kontrol negatif CMC-Na 1% serta nilai persen (%) perlindungan yang semakin
tinggi jika dibandingkan dengan kontrol positif (sukralfat). Hasil persen (%)
perlindungan menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang Temulawak mampu
menurunkan luas area perdarahan sebesar 70,36% dan jumlah perdarahan sebesar
80,00%. Sehingga dosis yang efektif yang dipilih sebagai anti-tukak lambung pada
penelitian ini adalah ekstrak etanol rimpang Temulawak dosis 800 mg/kgBB.
Gambar 7. Mekanisme Temulawak sebagai anti-tukak lambung dengan keterangan
↑ : menstimulasi dan × : menghambat (Bintari dkk., 2013 dan
Susiloningrum,2012).
KESIMPULAN
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol rimpang
Temulawak pada dosis 800 mg/kgBB merupakan dosis yang efektif sebagai anti-
tukak lambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada
senyawa aktif lainnya yang mampu berperan sebagai anti-tukak lambung dan
jumlah senyawa kimia dan senyawa aktif lain pada rimpang Temulawak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam.
Arivumani, Velpandean, Banumathi, Ayyasamy, Kumar, 2013. Anti-Ulcer Activity
of Pisonia Aculeate on Pylorus Ligation Induced Gastric Ulcer in Rats.
International Journal of Pharmacy & Life Sciences, 4 (30), 2440-2443.
Aspamufita, N., dan Yuliani, S., 2013. Efek Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Memori Spasial Tikus Model
Demensia Yang Diinduksi Trimethyltin. Pharmaciana, 3 (2), 57-62.
Azizah, B., dan Nina, S., 2013. Standarisasi Parameter Non Spesifik dan
Perbandingan Kadar Kurkumin Ekstrak Etanol dan Ekstrak Terpurifikasi
Rimpang Kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 3 (1), 21-30.
Bintari, G.S., Windarti, I., Fiana, D.N., 2013. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) as Gastroprotector of Mucosal Cell Damage. ISSN 2337-3776.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Materia Medika Indonesia.
Cetakan pertama, Jakarta : Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan, 63-68.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
Edisi I, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 154.
Devaraj, S., Azadeh, S.E., Sabariah, I., Surash, R., Mun, F.Y., 2010. Evaluation of
the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity of Standardized
Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Molecules, 15, 2925-2934.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 2000. Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Fatima, S., Sana, T.H., Abdul, S.Q., Azharuddin, 2016. Evaluation of Anti-Ulcer
Activity of 70% Hydro-Ethanolic leaf extract of Argemone mexicana Linn.
In Experimental Rats. IOSR Journal Of Pharmacy, 6 (4), 41-50.
Fugit, R.V., Berardi, R.R., 2013. Upper Gastrointestinal Disorders. In: Alldredge,
B.K., Corelli, R.L., Ernest, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A.,
Kradjan, W.A., Williams, B.R., Koda-Kimble & Young’s Applied
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Theraupetics The Clinical Use of Drug. Tenth Edition, USA : Lippincott
Williams & Wilkins, 667.
Goodman and Gilman, 2003. Dasar Farmakologi Terapi. Edisi 10, Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hanani, E., 2014. Analisis Fitokimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hayani, E., 2006. Analisis Kandungan Kimia Rimpang Temulawak. Temu Teknis
Nasional Tenaga Fungsional Pertanian.
Indraswari, I.C., Umi, K., Sudjari, 2004. Pengaruh Pemberian Temulawak Pada
Lambung Tikus Yang Mengalami Ulkus Peptikum Akibat Induksi
Indometasin. Jurnal Kedokteran Brawijaya, XX (2), 96-99.
Majeed, W., Tanweer, K., Bilal, A., Junaid, A.K., Asra, I., 2015. Medicinal Plants
With Gastroprotective Potential. Bangladesh Journal Pharmacol, 10, 588-
603.
Mota, K.S., Guilherme, E.N., Meri, E.F., Anderson, L., Alba, R.M., Clelia, H., Jose,
M.B., Leonia, M.B., 2009. Flavonoids with Gastroprotective Activity.
Molecules, 14, 979-1012.
Rahim, N.A.B., Hassanandarvish, P., Golbabapour, S., Ismail, S., Tayyab, S.,
Abdulla, M.A., 2014. Gastroprotective Effect of Ethanolic Extract of
Curcuma xanthorrhiza Leaf against Ethanol-Induced Gastric Mucosal
Lesions in Sprague-Dawley Rats. Hindawi, 14.
Sari, P.S., Munim, A., Kusumaningtyas, D., 2013. Aktivitas Gastroprotektif
Kombinasi Ekstrak Kulit Batang Mimba (Azadirachta indica A.Juss) dan
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Linn.) pada Tikus Putih yang
Diinduksi Asetosal. Jurnal Ilmu Kefarmasian, 11 (2), 97-101.
Sarker, S.D., Latif, Z., Gray, A.I., 2006. Natural Products Isolation. Edisi kedua,
New Jersey : Humana Press Incorporation, 32.
Schneiderman, P.I., 2012. Chapter 121 The Vascular Purpuras. Free Medical
Textbook, https://medtextfree.wordpress.com/2012/02/09/chapter-121-the-
vascular-purpuras/ diakses tanggal 9 Agustus 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Setyono, J., Dwi, A.N., Mustofa, Saryono, 2014. Efek Orlistat, Ekstrak Biji Kopi
Hijau, dan Kombinasinya Terhadap Kadar Adiponektin dan Profil Lipid.
Jurnal Ners, 9 (1), 26-34.
Susiloningrum, D., 2012. Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) Terhadap Efek Ulserogenik Natrium Diklofenak Pada
Tikus, Naskah Publikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Vdoviakova, K., et al., 2016. Surgical Anatomy of the Gastrointestinal Tract and
Its Vasculature in the Laboratory Rat. Hindawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Determinasi Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 2. Surat Pengujian Kadar Air Serbuk Simplisia Rimpang Temulawak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 3. Surat Kalibrasi Jangka Sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 5. Surat Keterangan Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 6. Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
Lampiran 7. Lambung Kontrol Negatif Subjek Uji yang Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 8. Lambung Kontrol Positif Subjek Uji yang Digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 9. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 400 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 10. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 800 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 11. Lambung Subjek Uji yang Diberikan Ekstrak Etanol Rimpang
Temulawak Dosis 1600 mg/kgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 12. Data Skoring Masing-Masing Kelompok Perlakuan
Kontrol CMC
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 2,00 3 Petechiae
2 2,16 3 Petechiae
3 2,04 3 Petechiae
4 2,00 3 Petechiae
5 1,92 3 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
2,02±0,08 3±0 Petechiae
Kontrol Sukralfat
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 0 0 0
2 1 1 Petechiae
3 0 0 0
4 1 1 Petechiae
5 0 0 0
Rata-rata perkelompok
± SD
0,40±0,54 0,40±0,54 Petechiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak 400 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 1,11 3 Petechiae
2 1,00 1 Petechiae
3 1,00 3 Petechiae
4 1,00 1 Petechiae
5 1,00 2 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
1,02±0,04 2±1 Petechiae
Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak 800 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 1,00 1 Petechiae
2 0 0 Petechiae
3 1,00 1 Petechiae
4 1,00 1 Petechiae
5 0 0 Petechiae
Rata-rata perkelompok
± SD
0,60±0,54 0,60±0,54 Petechiae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dosis Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak 1600 mg/kgBB
Tikus ke- Rata-Rata
Skoring Area
Rata-Rata
Skoring Jumlah
Kategori
1 1,00 1 Petechiae
2 1,00 1 Petechiae
3 0 0 0
4 0 0 0
5 0 0 0
Rata-rata perkelompok
± SD
0,40±0,54 0,40±0,54 Petechiae
Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Luas Area Perdarahan dengan Uji Shapiro-Wilk
Tests of Normality
VAR00001
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00002 CMC-Na 1% .228 5 .200* .932 5 .607
Sukralfat .367 5 .026 .684 5 .006
400 mg/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000
800 mg/kgBB .473 5 .001 .552 5 .000
1600 mg/kgBB .367 5 .026 .684 5 .006
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 14. Hasil Uji Luas Area Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan Post
Hoc Mann-Whitney
Test Statisticsa,b
VAR00002
Chi-Square 16.937
df 4
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Grouping Variable:
VAR00001
CMC-Na 1% vs Sukralfat
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
Sukralfat 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
CMC-Na 1% vs 400 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
400 mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
CMC-Na 1% vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
800 mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .007
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
CMC-Na 1% vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
1600 mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.660
Asymp. Sig. (2-tailed) .008
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sukralfat vs 400 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 3.80 19.00
400 mg/kgBB 5 7.20 36.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 4.000
Wilcoxon W 19.000
Z -2.032
Asymp. Sig. (2-tailed) .042
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Sukralfat vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 4.50 22.50
800 mg/kgBB 5 6.50 32.50
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 7.500
Wilcoxon W 22.500
Z -1.225
Asymp. Sig. (2-tailed) .221
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Sukralfat vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 5.50 27.50
1600 mg/kgBB 5 5.50 27.50
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 12.500
Wilcoxon W 27.500
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
400mg/kgBB vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 400 mg/kgBB 5 6.40 32.00
800 mg/kgBB 5 4.60 23.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 8.000
Wilcoxon W 23.000
Z -1.342
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .421b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
400 mg/kgBB vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 400 mg/kgBB 5 7.20 36.00
1600 mg/kgBB 5 3.80 19.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 4.000
Wilcoxon W 19.000
Z -2.032
Asymp. Sig. (2-tailed) .042
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .095b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
800 mg/kgBB vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 800 mg/kgBB 5 6.50 32.50
1600 mg/kgBB 5 4.50 22.50
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 7.500
Wilcoxon W 22.500
Z -1.225
Asymp. Sig. (2-tailed) .221
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .310b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas Jumlah Perdarahan dengan Uji Shapiro-Wilk
Tests of Normalitya
VAR00001
Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00002 Sukralfat .367 5 .026 .684 5 .006
400 mg/kgBB .241 5 .200* .821 5 .119
800 mg/kgBB .367 5 .026 .684 5 .006
1600 mg/kgBB .367 5 .026 .684 5 .006
*. This is a lower bound of the true significance.
a. VAR00002 is constant when VAR00001 = 1. It has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 16. Hasil Uji Jumlah Perdarahan dengan Uji Kruskal-Wallis dan Post
Hoc Mann-Whitney
Test Statisticsa,b
VAR00002
Chi-Square 16.999
df 4
Asymp. Sig. .002
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable:
VAR00001
CMC-Na 1% vs Sukralfat
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
Sukralfat 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
CMC-Na 1% vs 400 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 7.00 35.00
400 mg/kgBB 5 4.00 20.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 5.000
Wilcoxon W 20.000
Z -1.936
Asymp. Sig. (2-tailed) .053
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .151b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
CMC-Na 1% vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
800 mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
CMC-Na 1% vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 CMC-Na 1% 5 8.00 40.00
1600 mg/kgBB 5 3.00 15.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 15.000
Z -2.835
Asymp. Sig. (2-tailed) .005
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Sukralfat vs 400 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 3.40 17.00
400 mg/kgBB 5 7.60 38.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 2.000
Wilcoxon W 17.000
Z -2.300
Asymp. Sig. (2-tailed) .021
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Sukralfat vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 5.00 25.00
800 mg/kgBB 5 6.00 30.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .549
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
Sukralfat vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 Sukralfat 5 5.50 27.50
1600 mg/kgBB 5 5.50 27.50
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 12.500
Wilcoxon W 27.500
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
400 mg/kgBB vs 800 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 400 mg/kgBB 5 7.40 37.00
800 mg/kgBB 5 3.60 18.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 18.000
Z -2.132
Asymp. Sig. (2-tailed) .033
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .056b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
400 mg/kgBB vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 400 mg/kgBB 5 7.60 38.00
1600 mg/kgBB 5 3.40 17.00
Total 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 2.000
Wilcoxon W 17.000
Z -2.300
Asymp. Sig. (2-tailed) .021
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
800 mg/kgBB vs 1600 mg/kgBB
Ranks
VAR00001 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00002 800 mg/kgBB 5 6.00 30.00
1600 mg/kgBB 5 5.00 25.00
Total 10
Test Statisticsa
VAR00002
Mann-Whitney U 10.000
Wilcoxon W 25.000
Z -.600
Asymp. Sig. (2-tailed) .549
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690b
a. Grouping Variable: VAR00001
b. Not corrected for ties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Uji Anti-Tukak
Lambung Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorriza Roxb.) Pada Tikus Wistar Yang
Terinduksi Asetosal” memiliki nama lengkap Romauli
Purba, merupakan anak kelima dari pasangan H. Purba
(alm.) dan D. Br. Simamora. Penulis dilahirkan di
Pringsewu pada tanggal 11 Juni 1996. Pendidikan formal
yang telah ditempuh yaitu mengawali masa pendidikannya di TK Fransiskus
Pringsewu (2000-2002), SD Fransiskus Pringsewu (2002-2008), kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Xaverius Pringsewu (2008-2011). Pendidikan
Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Xaverius Pringsewu (2011-2014).
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2014.
Semasa kuliah penulis pernah menjadi koordinator divisi perlengkapan
dalam kegiatan CBIA 2016 dan Wakil Ketua dalam kegiatan PEPTIDA 2016.
Penulis juga pernah menjadi peserta beberapa seminar dan bakti sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI