UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
PADA KOMPETENSI DASAR MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA
DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
ISNAINI HAMIDAH NIM K 7406094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI
PADA KOMPETENSI DASAR MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA
DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh:
ISNAINI HAMIDAH NIM K 7406094
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
iii
2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
NIP.19630520 1989031 005 NIP. 19691229 2005012 001
iv
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, M.Si . .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd. .......................
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Prof. Dr. Siswandari, M. Stats .......................
Sekretaris : Jaryanto, S.Pd, M.Si .......................
Anggota I : Drs. Wahyu Adi, M.Pd. .......................
Anggota II : Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd. .......................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
vi
NIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRAK
Isnaini Hamidah. K 7406094. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA KOMPETENSI DASAR MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas). Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar
Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa .
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang
berjumlah 42 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara penulis,
guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Prosedur penelitian meliputi
tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan tindakan, (3) implementasi tindakan,
(4) pengamatan, dan (5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat kali
pertemuan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar
menyusun laporan keuangan perusahaan jasa melalui penggunaan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Think Pair Share. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator
sebagai berikut: (1) Siswa antusias dan bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran ekonomi, (2) Siswa mampu mengatasi kesulitan belajar dengan
berdiskusi dengan teman yang lebih paham akan materinya dan belajar bertanya,
(3) siswa mampu mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas, (4)
guru mampu memberikan metode pembelajaran dengan nuansa baru, (5)
vii
kemampuan siswa dalam memahami materi laporan keuangan perusahaan jasa
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang
mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut
terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) penggunaan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share, (2) guru membuat inovasi baru
dalam menyampaikan pelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok belajar
dan membuka kegiatan diskusi dan tanya jawab, (3) siswa diminta untuk
mengulang pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan presentasi pada waktu
pelajaran berikutnya.
viii
MOTTO
Ketidakmampuan hanya ada di dalam pikiran.
Kehilangan semangat untuk bangkit adalah akhir dari perjuangan.
Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya.
( Penulis )
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
( Aristoteles )
........ Syukuri apa yang ada, Hidup adalah anugerah,
Tetap jalani hidup ini, Melakukan yang terbaik,
Tuhan pasti kan menunjukkan, Kebesaran dan KuasaNya,
Bagi hambaNya yang sabar dan tak kenal putus asa.......
( D’masiv)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
- Ibu dan Bapak yang aku sayangi dan aku hormati,
terima kasih atas doa restu dan kasih sayang yang terus
mengalir untukku sehingga aku dapat menyelesaikan
studiku dengan lancar.
- Kakakku Ida, Adikku Zulis, dan Rofik yang aku
sayangi, terima kasih atas kasih sayang dan perhatian
yang selalu kalian berikan untukku. Kalian adalah
sumber semangatku.
- Bapak dan Ibu guruku SD, SLTP, SMA dan dosen-
dosen yang telah membimbingku dan memberikan
banyak ilmu yang bermanfaat untukku.
- Sahabat – sahabatku sejak kecil, mbak Pipit, Iit, Anton,
Azis, terima kasih atas kritik, saran, dukungan dan kasih
sayang kalian yang telah membangunku menjadi orang
yang lebih baik, you’re the best friend I ever had.
- Sahabat-sahabatku Luluk, Erna, Galuh, Pamrih, Nia,
Rizka, thanks atas dukungan dan doanya.
- Teman-teman BKK Akuntansi 2006, thank you.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis
untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana.
4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dukungan, nasehat dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik .
6. Drs. Joko Sugiharto, selaku Kepala SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah
memberikan izin pelaksanaan penelitian.
7. Hardjono, S.Pd selaku guru ekonomi SMA Negeri 2 Sukoharjo dan siswa
kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.
8. Bapak Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun
spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis
hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xi
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Allah SWT. Amin.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6
D. Perumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan ..................................................................................... 8
a. Pengertian Pendidikan ............................................................... 8
b. Komponen Pendidikan .............................................................. 9
2. Proses Belajar Mengajar ............................................................... 11
a. Pengertian Belajar .................................................................... 12
b. Ciri-ciri Belajar ........................................................................ 13
c. Prinsip-prinsip Belajar ............................................................. 14
xiii
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................. 14
e. Proses Belajar ........................................................................... 15
f. Mengajar .................................................................................. 16
3. Pembelajaran .................................................................................. 17
a. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran ................. 17
b. Jenis Model Pembelajaran ....................................................... 18
4. Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 19
a. Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 19
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................. 19
2) Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif ................ 21
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif ....................................... 23
4) Macam-macam Tipe/Teknik Pembelajaran Kooperatif ...... 24
b. Tipe Think Pair Share (TPS) ..................................................... 25
c. Pembelajaran Akuntansi dengan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share (TPS) ..................................................... 27
5. Hasil Belajar ................................................................................. 28
a. Hasil Belajar ............................................................................. 28
1) Pengertian Hasil Belajar .................................................... 28
2) Fungsi Hasil Belajar ........................................................... 30
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 31
4) Kriteria Hasil Belajar ......................................................... 31
b. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi ..................................... 32
c. Pengukuran Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi ................. 33
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 34
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 36
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 37
1. Tempat Penelitian ...................................................................... 37
2. Waktu Penelitian ........................................................................ 38
B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................... 38
xiv
1. Subjek Penelitian ........................................................................ 38
2. Objek Penelitian ......................................................................... 38
C. Sumber Data .......................................................................................... 39
D. Metode Penelitian ................................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43
1. Wawancara ................................................................................. 43
2. Observasi ................................................................................... 44
3. Dokumentasi .............................................................................. 44
4. Tes .............................................................................................. 44
F. Prosedur Penelitian ............................................................................... 45
G. Proses Penelitian ................................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 49
1. Riwayat Singkat ........................................................................... 49
2. Keadaan Lingkungan Belajar ....................................................... 50
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah .................................................... 51
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi Pada
Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo ................................ 52
1. Ditinjau dari Segi Siswa ................................................................ 52
2. Ditinjau dari Segi Guru ................................................................. 54
C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 54
1. Siklus I ........................................................................................... 54
a. Perencanaan Tindakan Siklus I .................................................. 54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................................. 57
c. Observasi dan Interpretasi .......................................................... 60
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .................................... 62
2. Siklus II ......................................................................................... 63
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ................................................. 63
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................. 66
c. Observasi dan Interpretasi .......................................................... 70
xv
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II .................................. 71
3. Siklus III ........................................................................................... 73
a. Perencanaan Tindakan Siklus III ................................................. 73
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................................ 76
c. Observasi dan Interpretasi ........................................................... 79
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III .................................. 80
D. Pembahasan ............................................................................................ 81
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................................ 87
B. Implikasi ................................................................................................. 88
1. Implikasi Teoritis .............................................................................. 88
2. Implikasi Praktis ................................................................................. 89
C. Saran ...................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .............. 38
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ........................................... 47
Tabel 3. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus I ........................... 82
Tabel 4. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II ......................... 83
Tabel 5. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus III ........................ 84
Tabel 6. Peningkatan Keaktifan dan Ketuntasan Belajar ............................ 85
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas ............................. 35
Gambar 2. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................... 41
Gambar3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa pada SiklusI .................................................................. 61
Gambar 4. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus II ............................................................... 71
Gambar 5. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa pada Siklus III ............................................................. 80
Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian ............................................................. 85
Gambar 7. Guru Mejelaskan Materi .......................................................... 181
Gambar 8. Siswa berdiskusi dengan pasangannya ..................................... 181
Gambar 9. Siswa berdiskusi dengan kelompoknya ................................... 182
Gambar 10. Guru Memberikan Pengarahan Saat Siswa
Berdiskusi Berpasangan .......................................................... 182
Gambar 11 Guru Memberikan Pengarahan Saat Siswa
Berdiskusi kelompok ............................................................ 183
Gambar 12. Siswa Mempresentasikan hasil Diskusi Kelompok ................ 183
Gambar 13. Kegiatan Bertanya dan Menjawab antara Guru dan Siswa ..... 184
Gambar 14. Siswa Maju Menjawab Pertanyaan dari Guru ......................... 184
Gambar 15. Siswa Mengerjakan Soal Latihan dari Guru ........................... 185
Gambar 16. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi .......................................... 185
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 .................................................................... 94
Lampiran 2. Daftar Nilai Awal Siswa ............................................................. 96
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru .................................................. 98
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................. 99
Lampiran 5. Materi Ajar Siklus I .................................................................... 103
Lampiran 6. Soal diskusi Think Pair Share siklus I ....................................... 109
Lampiran 7. Kunci Soal diskusi Think Pair Share siklus I ............................. 111
Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I ................................................................. 115
Lampiran 9. Kunci Soal evaluasi siklus I ...................................................... 118
Lampiran 10.Daftar Keaktifan Siswa pada Siklus I ........................................ 120
Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa pada Siklus I .............................................. 123
Lampiran 12. Catatan Lapangan 2 .................................................................. 125
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 130
Lampiran 14. Materi Ajar SiklusII .................................................................. 133
Lampiran 15. Soal diskusi Think Pair Share siklus II .................................... 136
Lampiran 16. Kunci Soal diskusi Think Pair Share siklus II ......................... 138
Lampiran 17. Soal Evaluasi Siklus II.............................................................. 141
Lampiran 18. Kunci Soal Evaluasi Siklus II ................................................... 144
Lampiran 19. Daftar Keaktifan Siswa pada Siklus II ..................................... 146
Lampiran 20. Daftar Nilai Siswa pada Siklus II ............................................. 149
Lampiran 21. Catatan Lapangan 3 .................................................................. 151
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ......................... 156
Lampiran 23. Materi Ajar SiklusIII ................................................................ 160
Lampiran 24. Soal diskusi Think Pair Share siklus II .................................... 167
Lampiran 25. Kunci Soal diskusi Think Pair Share siklus III ........................ 168
Lampiran 26. Soal Evaluasi Siklus III ............................................................ 169
Lampiran 27. kunci Soal Evaluasi Siklus III .................................................. 170
Lampiran 28. Daftar Keaktifan Siswa pada Siklus III .................................... 171
xix
Lampiran 29..Daftar Nilai Siswa pada Siklus III ............................................ 174
Lampiran 30. Catatan Lapangan 4 .................................................................. 176
Lampiran Dokumentasi ................................................................................... 181
Lampiran. Ijin penelitian ................................................................................. 185
Lampiran.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................ 190
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia (SDM) melalui pengajaran. Pengajaran merupakan
penjabaran operasional dari pendidikan yang bertugas mengarahkan proses belajar
mengajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Pendidikan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka menyikapi globalisasi.
Globalisasi akan mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya
baik bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Kondisi ini menuntut perlunya
perbaikan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Perbaikan tersebut antara lain
melalui peningkatan mutu atau kualitas tenaga pendidik, penyempurnaan dan
perbaikan sarana dan prasarana sekolah, perubahan strategi dan pendekatan
pembelajaran ataupun melalui penyempurnaan kurikulum. Pemerintah telah
melakukan banyak upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu, pemerintah menerbitkan PP 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, serta standar pendidik dan tenaga
kependidikan. Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi.
Perbaikan sistem pendidikan di Indonesia melalui penyempurnaan
kurikulum telah beberapa kali dilakukan. Penyempurnaan kurikulum tersebut
mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Melalui perubahan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan mutu
pendidikan yang secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku,
pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek tersebut
bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang
diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri dan berhasil di masa depan.
1
2
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang
peranan yang penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Kedua
hal ini sangat penting karena seorang guru dalam pembelajaran bukanlah sekedar
menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran
yang sedang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
dan mudah dipahami bagi siswa. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi
dengan tepat dan menarik, dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa,
sehingga mengalami ketidaktuntasan dalam belajarnya. Untuk mendukung
tercapainya tujuan pendidikan, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang
kondusif. Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa. Kualitas dan
keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru
dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran .
Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan para
ahli untuk mengoptimalkan hasil belajar dan kualitas proses belajar mengajar.
Namun, banyaknya strategi atau model pembelajaran yang dikembangkan para
pakar tersebut tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk
setiap mata pelajaran. Karena tidak semua model cocok untuk setiap mata
pelajaran. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu : tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, sifat bahan/materi ajar, kondisi siswa dan
ketersediaan sarana dan prasarana belajar.
Anita Lie (2005:57) menyebutkan bahwa “Think Pair Share adalah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan untuk semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan usia anak didik”. Sehingga Think Pair Share juga
cocok diterapkan untuk Mata Pelajaran Ekonomi. Peran Think Pair Share dalam
proses belajar mengajar adalah mengoptimalkan partisipasi siswa. Sehingga akan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan
keuangan perusahaan jasa adalah mata pelajaran yang membutuhkan
3
kesabaran, kecermatan dan ketelitian. Untuk itu guru dituntut tidak hanya
menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode
yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran
tersebut dibutuhkan keaktifan sebagai dasar untuk pengembangan materi lebih
lanjut. Pembelajaran yang pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa
dalam memahami suatu konsep. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran
siswa dituntut benar–benar aktif, sehingga daya ingat siswa tentang apa yang
telah dipelajari akan lebih baik
Menurut Arikunto (2003: 4) menyebutkan beberapa karakter siswa dalam
pembelajaran yaitu: (1) semangat belajar rendah, (2) mencari jalan pintas, (3)
tidak tahu belajar untuk apa, dan (4) pasif dan acuh. Untuk mengantisipasi
terjadinya karakteristik siswa yang demikian disarankan pula bagi seorang guru
untuk menerapkan suatu strategi pembelajaran yang: (1) memiliki variasi, (2)
memberikan kesibukan yang menarik, (3) menggunakan model reward dan
punishment, (4) bersifat terbuka, dan (5) memberikan layanan yang simpatik.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang cocok untuk
mengatasi masalah tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif, interaksi antar
komponen dalam proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara optimal.
Dengan adanya interaksi yang baik maka akan meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas siswa sehingga hasil belajar belajar akan meningkat. Untuk itu
diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk berpikir sendiri dan dapat bekerjasama dengan orang lain.
Pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan model pembelajaran
dengan pendekatan struktural yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
peserta didik. Di sini peserta didik dapat berpikir sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain.
Berkaitan dengan masalah-masalah di atas, setelah peneliti melakukan
observasi pembelajaran ekonomi yang terjadi di SMA Negeri 2 Sukoharjo
ditemukan permasalahan antara lain: 1) hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa kelas XI IPS 2 masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
ulangan hanya 61,07. Selain itu jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM hanya
4
sebesar 24 siswa. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Mata Pelajaran Ekonomi
yaitu 62. Siswa yang mendapat nilai lebih dari 62 hanya sebesar 57,14% dari
keseluruhan, sisanya 42,86% belum memenuhi KKM. 2) Siswa cenderung kurang
aktif dalam pembelajaran akuntansi, akar penyebab permasalahan ini adalah guru
sebagai fasilisator, dalam tahap persiapan maupun tahap penyampaian materi
ajar kurang melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif 3) Kemampuan siswa
dalam menyelesaikan masalah atau soal masih kurang, akar penyebabnya adalah
guru sebagai fasilisator dalam tahap penyampaian materi maupun dalam tahap
pelatihan kurang membimbing kerja kelompok sehingga pemecahan masalah
dalam pembelajaran akuntansi kurang optimal dan siswa merasa kesulitan
mengerjakan soal akuntansi.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan, maka
guru harus terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang
bervariasi. Metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar
diantaranya adalah dengan menempatkan siswa belajar secara kelompok-
kelompok, di situ siswa dapat berfikir sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain
sehingga akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit karena tidak jarang banyak siswa yang masih malu dan canggung untuk
bertanya dengan gurunya.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran ekonomi adalah pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
Teknik ini memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama
dengan orang lain. Keunggulan lain adalah optimalisasi partisipasi siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe think pair share dilakukan dengan membagi siswa
dalam beberapa kelompok berempat dan membagikan tugas kepada semua
kelompok. Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk berpikir dan mengerjakan
sendiri. Selanjutnya siswa berpasangan untuk mendiskusikan tugasnya. Setelah
berdiskusi dengan pasangan mereka kembali pada kelompok untuk berdiskusi
berempat. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think pair share
(TPS) diharapkan siswa yang termasuk kurang bisa akan berinteraksi dengan
siswa yang lain untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam belajar
5
dengan diskusi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya lebih
lanjut kepada guru tentang materi yang belum mereka kuasai dengan baik.
Dengan demikian pemahaman mereka akan meningkat, sehingga hasil belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa siswa juga akan meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan penelitian
dengan judul:”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas
XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010 ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat
diidentiifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Siswa umumnya kurang antusias mengikuti pembelajaran ekonomi karena
kesulitan memahami konsep yang diberikan oleh guru yang hanya
menggunakan metode ceramah dan penugasan serta hanya sedikit diselingi
dengan tanya jawab.
2. Guru merasa kesulitan dalam meningkatkan minat dan pemahaman siswa
terhadap Mata Pelajaran Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan
Keuangan Perusahaan Jasa.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran akuntansi dan siswa cenderung tidak
mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka
hadapi.
4. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil
yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa rendah
6
C. Pembatasan Masalah
Agar identifikasi masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu
dilakukan pembatasan masalah. Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah
pada peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar
menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dengan penerapan pembelajaran
kooperatif tipe think pair share.
Peneliti membatasi pada:
1. Hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa dilihat dari peningkatan prestasi belajar
siswa dan peningkatan keaktifan siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam
satu siklus.
2. Pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah model pembelajaran
dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok diberi soal untuk dijawab. Dalam pembelajaran ini, siswa mendapat
kesempatan untuk dapat bekerja sendiri dan bekerja dengan kelompoknya.
3. Mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa terdiri dari pokok bahasan tentang kertas kerja, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, neraca, jurnal penutup, daftar saldo setelah
penutup, dan jurnal pembalik.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, yang didasarkan pada
pembatasan masalah. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa Siswa Kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010?”.
7
E. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
hasil belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan
keuangan perusahaan jasa Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun
Ajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Dalam suatu penelitian diharapkan mampu untuk menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan akan
memberikan manfaat secara praktis dan secara teoritis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian
selanjutnya yang relevan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pemilihan metode
pengajaran yang tepat dalam pengajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan
dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa dapat
meningkatkan prestasi belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada kompetensi
dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa.
b. Bagi guru
Sebagai motivasi dan media alternatif dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa.
c. Bagi peneliti
Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah penulis terima di bangku
kuliah khususnya yang berkaitan dengan akuntansi serta belajar
menerapkan metode pembelajaran yang tepat.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
sumber daya manusia melalui pengajaran. Hal ini berarti bahwa pendidikan
merupakan komponen penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas guna menyikapi era globalisasi. Manusia sebagai makhluk sosial tidak
dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Untuk mampu bertahan hidup manusia harus
mampu bersaing dengan manusia lain secara sehat. Maka untuk mampu bersaing
secara sehat diperlukan adanya pendidikan.
Makna pendidikan tercermin dari pengertian pendidikan itu sendiri.
Pendidikan diharapkan mampu mengembangkan dimensi manusia Indonesia
seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan,
kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek tersebut bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri dan
berhasil di masa depan. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan menurut
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Pengertian pendidikan yang serupa disampaikan oleh Oemar Hamalik
(2008:79) dalam buku Proses Belajar Mengajar:
Pendidikan adalah suatu proses dalam rengka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
9
Pendidikan mengandung banyak aspek dan sifat yang sangat kompleks.
Oleh karena itu batasan tentang pengertian oleh para ahli juga beraneka ragam.
Perbedaan tersebut bisa disebabkan karena orientasinya, konsep dasar yang
digunakan, aspek yang menjadi tekanan, dan falsafah yang melandasi. Menurut
Tirtahardja (2005: 33) terdapat batasan mengenai pengertian pendidikan
berdasarkan fungsinya. Batasan pengertian tersebut adalah bahwa pendidikan
sebagai proses transformasi budaya, pendidikan sebagai proses pembentukan
pribadi, pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan pendidikan
sebagai penyiapan tenaga kerja.
Dari beberapa definisi pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar yang diberikan oleh seorang pendidik kepada anak didik agar
anak didik memiliki keterampilan untuk mencapai tujuan hidupnya melalui suatu
proses pembelajaran. Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks yang
melibatkan banyak unsur didalamnya dimana masing-masing unsur saling
berkaitan membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan juga
merupakan usaha suatu bangsa dalam memajukan generasi mudanya, jadi
pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan secara formal atau melalui
lembaga pendidikan, yaitu sekolah, perguruan tinggi, dan seterusnya.
b. Komponen Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
banyak unsur didalamnya, dimana masing-masing unsur saling berkaitan
membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Pelaku dan unsur-unsur
yang terlibat disebut juga dengan komponen. Apabila salah satu komponen tidak
ada atau kurang maka pelaksanaan pendidikan tidak akan efektif dan efisien. Jadi,
pendidikan melibatkan komponen-komponen sebagai sarana pendukung
pelaksanaan pendidikan.
Menurut Tirtahardja, dkk (2005: 51) unsur-unsur pendidikan meliputi:
subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik),
interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), ke arah mana
bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan dalam
8
10
bimbingan (materi pendidikan), cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan
metode), dan tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan).
Peserta didik adalah pelaksana primer dalam pendidikan. Peserta didik
adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan
orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota
masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Peserta didik dalam
penyelenggaraan pendidikan merupakan masukan karena saat awal memasuki
pendidikan masih kosong belum mempunyai bekal apa-apa kecuali hanya
pembawaan yang dibawa sejak lahir. Peserta didik memiliki ciri khas yang perlu
dipahami oleh pendidik yaitu: individu yang memiliki potensi fisik dan psikis
yang khas, sehingga merupakan insan yang unik, individu yang sedang
berkembang, individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi serta individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
Pendidik adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik merupakan seseorang yang
bertanggung jawab dan dengan sengaja mempengaruhi orang lain, memberikan
pertolongan kepada anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Seorang
pendidik harus mempunyai keahlian untuk dapat membimbing dan mengarahkan
anak untuk dapat belajar. Komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik ke arah tujuan pendidikan disebut interaksi edukatif. Interaksi ini
dilakukan dengan sengaja melalui penyampaian materi berupa pengetahuan yang
dilaksanakan dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai melalui
kegiatan pendidikan dan berfungsi sebagai pemandu kegiatan pendidikan. Tujuan
pendidikan dibagi menjadi lima tingkatan sesuai dengan ruang lingkup dan
sasaran yang hendak dicapai oleh tujuan itu. Adapun susunan tujuan pendidikan
sebagai berikut:
11
1) Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan
nasional.
2) Tujuan lembaga pendidikan adalah tujuan masing-masing lembaga
pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
3) Tujuan kurikulum adalah tujuan kurikulum berdasarkan tingkat pendidikan.
4) Tujuan mata pelajaran adalah tujuan masing-masing mata pelajaran. ( Oemar
Hamalik, 2008: 79)
Alat dan metode pendidikan merupakan cara yang digunakan dalam
bimbingan. Alat dan metode tidak saja menciptakan kondisi yang memungkinkan
terlaksananya pekerjaan mendidik tetapi juga mewujudkan diri berupa perbuatan
atau situasi yang membantu pencapaian tujuan pendidikan. Alat dan metode yang
digunakan harus tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan sempurna.
Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana terjadi pendidikan atau
segala sesuatu yang ada di luar orang-orang, pergaulan dan mempengaruhi
perkembangan peserta didik. Lingkungan mempunyai peranan yang besar bagi
perkembangan anak karena tidak semua pelajaran mereka pelajari di kelas.
Lingkungan pendidikan untuk anak didik dibedakan menjadi tiga yaitu lingkungan
formal, non formal, dan informal. Lingkungan formal merupakan lingkungan
peserta didik di sekolah atau lembaga pendidikan. Lingkungan informal
merupakan tempat pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga, sedangkan
lingkungan non formal merupakan tempat terjadinya pendidikan di lingkungan
masyarakat.
2. Proses Belajar Mengajar
Komponen-komponen pendidikan akan berinteraksi dan membentuk suatu
kegiatan. Kegiatan utama dari pendidikan adalah proses belajar mengajar (PBM).
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sedangkan
mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik bertugas untuk
mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan susila yang cakap dengan
memberikan sejumlah pengetahuan dan membimbingnya, sedangkan anak didik
berusaha mencapai tujuan itu dengan bantuan dan pembinaan dari pendidik.
12
Dalam proses belajar mengajar tersebut terjadi komunikasi antar keduanya atau
sering disebut interaksi pendidikan. Komponen PBM terdiri dari siswa, guru,
tujuan, bahan dan materi, metode, media dan evaluasi. Komponen-komponen
tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan proses belajar mengajar.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah
proses interaksi antara guru dan siswa yang didukung seluruh komponen proses
belajar mengajar dan berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan
pengajaran.
Interaksi yang terjadi dalam PBM tersebut berfokus pada kegiatan anak
didik. Anak didik merupakan seseorang yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun mental sehingga memerlukan orang lain
untuk membimbing agar menjadi manusia dewasa. Kegiatan yang dilakukan oleh
anak didik adalah belajar. Jadi interaksi pendidikan berfokus pada kegiatan
belajar.
a. Pengertian Belajar
Di dalam pembelajaran, kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik adalah
belajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada
diri seseorang yang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan
pengetahuan, kecakapan, pemahaman sikap dan tingkah laku serta segala aspek
yang ada pada individu. Proses tersebut dapat dilakukan oleh setiap manusia
dimanapun berada, baik di rumah, di masyarakat maupun di sekolah. Pengertian
ini sejalan dengan pengertian belajar menurut Gino, dkk (1999: 6) yang
menyatakan bahwa:
Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual. Perubahan-perubahan itu berbentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Serta perubahan-perubahan tersebut terjadi karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar.
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku,
dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan
pengetahuan saja. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali
kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi
13
sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya.
Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan
yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya
dalam potensi seseorang untuk berperilaku. Perubahan terjadi akibat adanya
suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat
refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. Perubahan akan lebih mudah terjadi
bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima, hadiah atau
hukuman sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa belajar mempunyai
arti yang luas. Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang kompleks.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dan pengalaman baru dalam interaksi
dengan lingkungannya untuk waktu yang relatif lama.
b. Ciri-ciri Belajar
Kegiatan belajar berbeda dengan kegiatan-kegiatan yang lain yang
dilakukan seseorang. Ada beberapa batasan yang menjadi ciri-ciri belajar.
Berdasarkan pengertian tentang belajar maka beberapa ahli mencoba
mengemukakan pendapat mereka tentang ciri-ciri belajar. Proses belajar
merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur yang meliputi pengalaman,
perbuatan, reaksi dan kegiatan. Proses itu melalui bermacam-macam ragam
pengalaman dan mata pelajaran –mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
Sumber dari pengalaman belajar adalah kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinyu. Proses belajar dipengaruhi oleh lingkungan
dan karakteristik peserta didik. Sedangkan proses belajar dikatakan efektif
apabila pengalaman dan hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan murid
tanpa paksaan ataupun tekanan dan murid mengetahui status serta kemajuan
mereka. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan. Hasil-hasil belajar ini
secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara
terpisah. Murid akan menerima apabila hasil belajar jika berguna bagi
14
kehidupannya. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan
kecepatan yang berbeda-beda. Untuk masing-masing murid. Hasil-hasil belajar
yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah. (William Burton
dalam Oemar Hamalik (2008: 31)
c. Prinsip-prinsip Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang bertujuan. Untuk mencapai tujuan
belajar yaitu pencapaian hasil belajar yang efektif dan efisien diperlukan prinsip-
prinsip belajar. Prinsip-prinsip inilah yang akan menjadi pedoman dari proses
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah:
1) Dalam belajar setiap anak didik harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan instruksional.
2) Belajar barsifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian
yang sederhana, sehingga anak didik mudah menangkap pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan penguatan dan motivasi yang kuat pada
anak didik untuk mencapai tujuan instruksional.
4) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
7) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak didik dapat belajar
dengan tenang.
8) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat
mengembangkan kemampuannya dan belajar secara efektif.
9) Belajar perlu adanya interaksi anak didik dengan lingkungannya.
10) Repetisi dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada anak didik. (Slameto
dalam Syaiful Bahri (2002: 69-70)
15
Hasil belajar akan lebih efektif dan efisien jika prinsip-prinsip belajar
dilaksanakan. Oleh karena itu, penting bagi guru, murid, dan komponen lain
dalam pendidikan untuk mengetahui dan melaksanakan prinsip-prinsip belajar.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan pelaksanaan belajar selain memerlukan prinsip-prinsip
sebagai acuan pelaksanaan belajar juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat berasal dari dalam diri siswa
maupun dari luar dirinya. Faktor dari dalam diri siswa disebut faktor internal.
Sedangkan faktor dari luar siswa disebut faktor eksternal..
Faktor internal terdiri dari : faktor jasmaniah, faktor psikologis, serta
faktor kelelahan. Faktor jasmaniah berkaitan dengan faktor kesehatan dan
keadaan tubuh (sempurna atau ada cacat tubuh) yang mempengaruhi proses
belajar seseorang. Siswa yang segar jasmaninya dan mempunyai keadaan tubuh
yang sempurna akan lebih mudah dalam proses belajarnya. Faktor psikologis
merupakan faktor yang berhubungan dengan intelegensi, perhatian, minat, motif,
bakat, kematangan, dan kesiapan yang mempengaruhi individu yang sedang
belajar. Sedangkan faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena
kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak /
kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat
dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Faktor eksternal meliputi : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
masyarakat. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian dari orang tua serta latar belakang
kebudayaan keluarganya. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
16
gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan faktor masyarakat terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat yaitu tentang kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat yang
semuanya mempengaruhi belajar. (Slameto, 1995: 54-71)
e. Proses Belajar
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang penting dalam pendidikan di
sekolah. Belajar bukan suatu tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai
tujuan. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan belajar sangat
tergantung pada proses belajar yang dialami anak sebagai peserta didik. Proses itu
melalui langkah-langkah atau tahapan yang harus ditempuh.
Proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu Acqusition, Storage,
dan Retrieval. Acqusition adalah tahap perolehan informasi. Pada tahap ini si
belajar mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon
sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru. Tahap acquisition
merupakan tahapan yang paling mendasar. Bila pada tahap ini kesulitan siswa
tidak dibantu maka ia akan mengalami kesulitan untuk menghadapi tahap
selanjutnya.Tahapan yang kedua adalah Storage atau penyimpanan informasi.
Pada tahap ini pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara
otomatis akan disimpan dalam memorinya yang disebut shortterm memory (
memori jangka pendek) atau longterm memory (memori jangka panjang). Tahap
yang terakhir adalah Retrieval atau mendapatkan kembali informasi. Apabila
seorang siswa mendapat pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya
maka ia akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk
menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapinya. Tahap retrieval
merupakan peristiwa mental dalam rangka mengungkapkan kembali informasi,
pemahaman, pengalaman yang telah diperolehnya. (Muhibbin Syah, 2006: 113)
f. Mengajar
Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda namun
antara keduanya terdapat hubungan yang sangat erat. Siswa adalah pihak yang
belajar dan guru adalah pihak yang mengajar. Pengertian mengajar menurut
beberapa tokoh memiliki arti yang beraneka ragam. Ada beberapa batasan
17
pengertian mengajar yaitu: mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada
anak didik di sekolah, mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi
muda melalui lembaga pendidikan sekolah, mengajar adalah usaha
mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi
siswa,mengajar adalah memberikan bimbingan belajar bagi murid, mengajar
adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara sesuai
tuntutan masyarakat, mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi
kehidupan masyarakat sehari-hari (Oemar Hamalik, 2008: 44)
Barbagai definisi dan batasan-batasan mengajar dapat disimpulkan bahwa
mengajar adalah serangkaian kegiatan yang mendorong siswa untuk belajar
sebagai upaya terjadinya perubahan tingkah laku.
3. Pembelajaran
b. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi pada diri
siswa. Agar proses belajar itu mengarah pada pencapaian tujuan kurikulum, maka
guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman
belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan apa
yang diharapkan. Aktivitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan
proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran.
Pengertian ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Dimyati
(2002:157) bahwa “Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru
untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.
Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa
mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif
di masa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan model
pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Mengingat
pentingnya peran model pembelajaran, maka diperlukan pemahaman lebih
mendalam mengenai arti dari model pembelajaran itu sendiri. Menurut
Winataputra yang dikutip oleh Sugiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa:
18
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan
proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses
mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini mempunyai peran
yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang
diinginkan. Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya tidak terlepas dari
pendekatan dalam belajar mengajar karena berhasil tidaknya hasil belajar
mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari produknya, atau proses belajar
mengajar dikatakan jika masukan menghasilkan banyak lulusan dan bermutu
tinggi sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan juga jika prosesnya menunjukkan
kegairahan belajar yang tinggi, semangat kerja yang besar, dan percaya pada diri
sendiri. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka salah satu jalan kita harus
meningkatakan kualitas belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat.
c. Jenis Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli
dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Namun banyaknya model
pembelajaran yang dikembangkan para ahli tersebut tidaklah berarti semua
pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini disebabkan
karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap mata pelajaran.
Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai masing-masing
model pembelajaran. Anita Lie (2008: 23) menyebutkan tiga macam model
pembelajaran yaitu model kompetensi, model individual, dan model
pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran kompetensi, siswa belajar dalam suasana
persaingan. Tidak jarang guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana
memotivasi siswa dalam memenangkan kompetensi dengan sesama pembelajar.
Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran kompetisi adalah
19
menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling baik sampai
dengan yang paling jelek.
Model pembelajaran yang kedua yaitu pembelajaran individu. Disini anak
didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Penilaian dalam model ini dilakukan dengan cara pengajar menetapkan standar
untuk setiap siswa. Jadi kelulusan siswa tidak ditentukan nilai rata-rata teman
sekelas melainkan usaha anak didik sendiri dan standar dari pengajar. Model
pembelajaran ini sudah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia jalur
pendidikan formal belum menerapkan model ini kecuali Universitas Terbuka
dengan sistem modulnya.
Model pembelajaran yang ketiga adalah pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran ini berdasarkan falsafah homo homini lupus. Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif
sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran. Namun belum banyak pendidik
yang mengetahiu mengenai model pembelajaran ini. Sehingga perlu dikaji lebih
dalam mengenai pembelajaran kooperatif.
4. Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bukanlah model baru dalam proses belajar
mengajar, karena sesungguhnya pembelajaran kooperatif telah dilaksanakan oleh
guru dengan terprogram dalam satuan pelajarannya yaitu pada langkah-langkah
pembelajaran. Akan tetapi guru tidak mengetahui bahkan sering kali dalam proses
pembelajaran tak dapat dilaksanakan sesuai program karena faktor-faktor tertentu.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu
siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan
nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara
sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan
perolehan belajar (Etin Solihatin, 2007:5).
20
Dalam format pembelajaran kooperatif, setelah guru menyampaikan
materi pelajaran, para siswa tergabung dalam kelompok-kelompok kecil untuk
berdiskusi dan menyelesaikan soal latihan, kemudian menyerahkan hasil kerja
kelompok kepada guru. Selanjutnya guru memimpin diskusi tentang pekerjaan
kelompok tersebut yang membutuhkan penjelasan atau klarifikasi. Untuk
mengoptimalkan pembelajaran kooperatif, keanggotaannya sebaiknya heterogen,
baik dari kemampuan atau karakteristik lainnya. Untuk menjamin heterogenitas
keanggotaan kelompok, sebaiknya gurulah yang membagi kelompok. Jika para
siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam satu
kelompok, maka dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang berkemampuan
rendah dan sedang, sedangkan siswa yang pandai akan dapat menstransfer ilmu
yang dimilikinya. Ukuran kelompok akan berpengaruh pada kemampuan
produktivitas kelompoknya. Ukuran kelompok yang ideal untuk pembelajaran
kooperatif adalah 3-5 orang.
Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik didalam kelompoknya perlu
diajarkan ketrampilan-ketrampilan kooperatif pada peserta didik. Ketrampilan-
ketrampilan tersebut adalah: a) berada dalam tugas, yaitu siswa tetap berada
dalam kerja kelompok, merumuskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
dengan melatih ketrampilan ini siswa akan menyelesaikan tugas dalam waktu
yang tepat dengan karakteristik yang lebih baik, b) mengambil giliran dan berbagi
tugas, yaitu siswa bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas
sehingga kegiatan akan terselesaikan pada waktunya, c) mendorong partisipasi,
yaitu memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi tugas
kelompok, d) mendengarkan dengan aktif, yaitu memperhatikan informasi yang
disampaikan teman sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan
merasa senang karena apa yang mereka sumbangkan itu berharga, e) bertanya,
yaitu siswa menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman
sekelompok apabila teman sekelompok tidak tahu jawabannya, baru menanyakan
pada guru, hal ini penting karena siswa yang pasif dapat didorong untuk ikut
aktif.
21
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok.
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembelajaran biasa. Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2008:31)
mengatakan bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal, terdapat lima unsur
model pembelajaran yang harus diterapkan yaitu:
a) Saling ketergantungan positif, yakni untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri dan saling bekerjasama dalam kelompok, siswa dalam kelompok saling bekerjasama dan mereka menyadari bahwa diantara mereka saling membutuhkan satu sama lain dalam bekerja untuk mencapai kesuksesan bersama.
b) Tanggung jawab perseorangan, yakni seorang guru dalam pembelajaran kooperatif perlu membuat tugas sedemikian rupa agar setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk belajar dan mengembangkan kemempuan mereka masing-masing sebagai sumbang saran dalam kelompok untuk mencapai kesuksesan bersama.
c) Tatap muka, yakni setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi, saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi antar pribadi.
d) Komunikasi antar anggota, yakni menghndaki agar para pembelajar dibekali dengan ketrampilan berkomunikasi, karena tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.
e) Evaluasi proses kelompok, yakni pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya bisa bekerjasama secara efektif.
Setiap siswa dalam pembelajaran kooperatif akan mempunyai tanggung
jawab untuk tugasnya apabila dilakukan dengan menganut unsur-unsur tersebut
secara sempurna serta berpeluang mempunyai pengetahuan yang lain melelui
kelompok yang berbeda. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif
dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih
efektif.
2) Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif di dalam kelas, ada
beberapa konsep yang harus diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Guru
dengan kedudukannya sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran dalam
menggunakan model ini harus memperhatikan beberapa konsep dasar yang
merupakan dasar-dasar konseptual dalam penggunaan pembelajaran kooperatif.
22
Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut menurut Stahl (Etin Solihatin, 2007: 7-9)
adalah sebagai berikut:
a) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan
pembelajaran. Tujuan harus dirumuskan dalam bahasa dan konteks
kalimat yang mudah dimengerti oleh siswa secara keseluruhan.
b) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
Siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa
setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerja sama
dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang sudah
ditetapkan untuk dipelajari.
c) Ketergantungan yang bersifat positif
Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara
positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.
d) Interaksi yang bersifat terbuka
Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung dan
terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh
guru. Mereka akan saling memberi dan menerima masukan, ide, saran dan
kritik dari temannya secara positif dan terbuka.
e) Tanggung jawab individu
Secara individual siswa mempunyai dua tanggungjawab yaitu
mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya
dan juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
f) Kelompok bersifat heterogen
Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus
bersifat heterogen sehingga interaksi kerjasama yang terjadi merupakan
akumulais dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda.
g) Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif.
23
Pada kegiatan bekerja dalam kelompok, siswa harus belajar bagaimana
meningkatkan kemampuan interaksinya dalam memimpin, berdiskusi,
bernegosiasi, dan mengklarifikasi berbagai masalah dalam menyelesaikan
tugas dalam kelompok.
h) Tindak lanjut
Setelah masing-masing kelompok belajar menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya selanjutnya perlu dianalisis bagaimana penampilan dan hasil
kerja siswa dalam kelompok belajarnya. Guru harus mengevaluasi dan
memberikan berbagai masukan terhadap hasil pekerjaan siswa dan
aktivitas siswa selama kelompok belajar tersebut bekerja.
i) Kepuasan dalam belajar
Setiap siswa dalam kelompok harus memperoleh waktu yang cukup untuk
belajar dan mengembangkan pengetahuan , kemampuan dan
keterampilannya.
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran merupakan proses yang bertujuan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut diperlukan model pembelajaran yang cocok. Masing-
masing model pembelajaran mempunyai tujuan yang berbeda. Namun pada
dasarnya tujuan dari penerapan suatu model pembelajaran adalah meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar mengajar. Seperti model pembelajaran yang lain,
model pembelajaran kooperatif juga dikembangkan untuk mencapai tujuan.
Tujuan dikembangkannya model pembelajaran kooperatif adalah:
a) Hasil belajar akademik
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas akademis penting lainnya.
Model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa
pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar. Disamping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan
baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas akademik.
b) Penerimaan terhadap perbedaan individu
24
Tujuan lain adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar
belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling
menghargai satu sama lain.
c) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan ketiga adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja
sama dengan kolaborasi. Keterampilan sosial penting , sebab saat ini banyak
anak muda yang kurang dalam keterampilan sosial. (Ibrahim dalam Isjoni,
2009:39)
4) Macam-macam Tipe /Teknik Pembelajaran Kooperatif
Seorang guru yang professional harus mempunyai pengetahuan tentang
strategi pembelajaran. Tidak semua strategi ataupun model pembelajaran yang
diketahuinya bisa diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di ruang kelas.
Meski demikian, guru yang baik tidak akan terpaku pada satu strategi saja. Guru
harus mengetahui model pembelajaran dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti
akan selalu bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-
hari. Guru bisa memilih dan memodifikasi sendiri teknik-teknik pembelajaran
agar lebih sesuai dengan kondisi di kelas. Dalam pembelajaran kooperatif,
terdapat beberapa teknik atau tipe pembelajaran yaitu:
a) Teknik mencari pasangan ( make a match). Merupakan suatu teknik
dimana siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep
atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
b) Bertukar pasangan. Dalam teknik ini siswa berkesempatan bekerja sama
dengan cara berpasangan dengan siswa lain untuk mengerjakan tugasnya.
c) Berpikir, berpasangan, berbagi (Think Pair Share). Dalam teknik ini siswa
berkesempatan untuk dapat bekerja sendiri dan bekerjasama dengan siswa
lain. Di sini siswa dapat berpikir sendiri untuk mengerjakan tugas dan
kemudian mendiskusikannya dengan pasangan dan kelompoknya.
25
d) Berkirim salam dan soal. Dalam teknik ini siswa berkesempatan
memperoleh pengetahuan melalui belajar dari pertanyaan yang dibuat oleh
temannya, yaitu dengan bertukar soal dengan kelompok lain dan
selanjutnya memberikan jawaban kepada yang memberikan soal.
e) Kepala bernomor. Dalam teknik ini siswa berkesempatan untuk saling
membagikan ide dan pertimbangan jawaban yang tepat. Teknik ini juga
mendorong semangat untuk bekerja sama dalam kelompok.
f) Kepala bernomor terstruktur. Merupakan teknik pengembangan dari teknik
kepala bernomor.
g) Dua tinggal dua tamu(two stay two stray). Dalam teknik ini siswa
berkesempatan membagikan hasil informasi kepada kelompok lain dan
mencari informasi dari kelompok lain.
h) Keliling kelompok. Dalam teknik ini siswa berkesempatan memberikan
kontribusi mereka dan mendengarkan pemikiran anggota lain. Cara yang
dapat dilakukan adalah dengan salah satu siswa dalam msing-masing
kelompok berbicara mengenai pendapat mereka dan diikuti siswa lain
secara berurutan.
i) Kancing gemerincing. Merupakan teknik dimana siswa berkesempatan
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pemikiran siswa lain.
j) Keliling kelas. Dalam teknik ini siswa memamerkan hasil kerja mereka
dan melihat hasil kerja orang lain dengan cara berkeliling kelas.
k) Lingkar kecil lingkar besar (inside-outside circle)
Dalam teknik ini siswa berbagi informasi pada saat yang bersaman. Cara
yang dilakukan adalah dengan membentuk lingkaran dan bergeser,
sehingga masing-masing siswa dapat pasangan yang berganti-ganti untuk
bertukar informasi
l) Tari bambu. Merupakan modifikasi teknik lingkar kecil lingkar besar
m) Bercerita berpasangan. Dalam teknik ini siswa dirangsang untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi sehingga siswa
terdorong untuk belajar (Anita Lie , 2008: 112).
b. Tipe Think Pair Share (TPS)
26
Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair- Share dikembangkan oleh Frank
Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Pembelajaran kooperatif
tipe Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
sederhana. Pembelajaran tipe ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja
sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa.
Think-Pair-Share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta
bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah
optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan
hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tapi
pembelajaran ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak
kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada
orang lain.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-
Share adalah: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan
memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan
mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu
rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan
bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan
untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat (Anita Lie, 2008:
58).
Menurut Spencer Kagan ( dalam Maesuri, 2002: 37) manfaat Think-Pair-
Share adalah: (1) para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk
mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka
terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak siswa yang mengangkat
tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para siswa
mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas
jawaban mungkin menjadi lebih baik, dan (2) para guru juga mungkin
mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-
Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa,
mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
27
Anita Lie (2008: 57) menyebutkan bahwa “ Think Pair Share adalah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan untuk semua mata pelajaran
dan untuk semua tingkatan anak didik “. Sehingga Think Pair Share merupakan
strategi yang sesuai untuk diterapkan pada pembelajaran akuntansi, dimana
kegiatan belajar akuntansi lebih diarahkan pada kegiatan yang mendorong siswa
aktif menemukan sendiri konsep ketrampilan proses. Pendekatan struktural TPS
yang dikembangkan oleh Kagan dalam (Anita Lie, 2008) mengajarkan siswa
untuk lebih mandiri dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan sehingga dapat
membangkitkan rasa percaya diri siswa, dimana siswa dapat bekerja sama orang
lain dalam kelompok kecil yang heterogen . Keunggulan dari pendekatan ini
adalah optimalisasi partisipasi siswa, selain itu siswa lebih banyak berfikir,
menjawab, dan saling membantu dalam kelompok kecil yang heterogen baik
secara akademik maupun jenis kelamin. Kelompok kecil ini diharapkan siswa
lebih aktif belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik dan semua anggota
kelompok merasa terlibat didalamnya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share ( TPS) sangatlah sistematis sehingga waktu yang diberikan siswa untuk
berpikir cukup banyak dan memungkinkan siswa dapat memecahkan masalah
yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Pembelajaran Akuntansi dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS)
Sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka perlu disusun
rancangan pembelajaran akuntansi melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share sebagai berikut:
1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan,
kemudian memberikan materi tentang menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa sambil melakukan refleksi dan pengaitan dengan materi
sebelumnya, sehingga siswa mampu mengingat kembali dan membuat
keterkaitan.
28
2) Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas
tentang menyusun laporan keuangan perusahaan jasa kepada semua
kelompok.
3) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
4) Selanjutnya siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok
dan berdiskusi dengan pasangannya untuk menyelesaikan soal yang
diberikan guru.
5) Kemudian kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat.
Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada
kelmpok berempat. Kemudian mempersiapkan diri untuk maju presentasi
pada pertemuan berikutnya.
6) Langkah terakhir adalah siswa diminta membuat laporan secara individu
maupun kelompok mengenai hasil kerjanya, kemudian menunjuk secara
acak 2 kelompok untuk mempresentasikannya.
5. Hasil Belajar a. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai seseorang ketika ia
melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Setelah terjadi kegiatan belajar
mengajar, perlu bagi seorang pendidik untuk mengetahui keberhasilan kegiatan
belajar mengajar tersebut, yaitu sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami dan menerima berbagai hal yang telah disampaikan oleh guru. Hasil
yang dicapai oleh siswa dapat ditunjukkan dengn hasil belajar. Menurut Oemar
Hamalik (2008: 30) ”bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti”. Tingkah laku memiliki unsur
subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur
motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah
aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek tersebut.
Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
29
keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan
sikap.
Menurut Syaiful Bahri (2002: 30), “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara
kelompok” Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila
seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah
suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.
Oleh karena itu prestasi belajar bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah
melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program
pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar seseorang tersebut.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan
dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur
penting sebagai dasar acuan penilaian. Perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar tersebut dapat berbentuk macam-macam. Ada lima bentuk perubahan
perilaku yang merupakan hasil belajar yaitu :
1) Informasi verbal yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara
tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu
benda, definisi, dan sebagainya.
2) Kecakapan intelektual yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol, misalnya: penggunaan
simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah
kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit,
konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam
menghadapi pemecahan masalah.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran,
strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara
berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual
30
menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih
menekankan pada pada proses pemikiran.
4) Sikap yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap
adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan
vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat
unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk
bertindak.
5) Kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan
yang dikontrol oleh otot dan fisik. (Gagne dalam Nana Sudjana ,2009:22)
Nana Sudjana (2009: 3) mengungkapkan “Penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu”. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar,
peranan tujuan pembelajaran yang berisi kemampuan dan tingkah laku yang
diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan
penilaian.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek , yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisasi. Ranah psikimotoris berkenaan dengan hasil belajr keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perceptual, kaharmonisan, gerakan keterampilan
kompleks, gerakan ekspresif dan interpretative.
Jadi hasil belajar atau prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku
maupun abilitas yang kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam
ranah kognitif, afektif, maupun psikomotoris. Hasil belajar dapat diketahui
dengan menentukan nilai hasil belajar peserta didik dengan menggunakan
31
patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan sebelumnya.
2) Fungsi Hasil Belajar
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh
mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses belajar. Dengan
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan
perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dalam
penilaian ini dapat dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran
mengupayakan perubahan tingkah laku. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses
belajar mengajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil belajar yang dicapai
siswa merupakan akibat pembelajaran yang ditempuhnya. Menurut Muhibbin
Syah (2006:142), evaluasi hasil belajar memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku
raport
b) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan.
c) Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan
merencanakan program perbaikan pengajaran.
d) Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan
bimbingan dan penyuluhan.
e) Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, alat-alat PBM.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Hasil belajar
merupakan bagian dari proses pembelajaran. Dengan demikian akan ada berbagai
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar mempunyai pengaruh yang berbeda untuk masing-masing siswa. Hal
ini disebabkan karena masing-masing siswa mempunyai karakteristik yang
berbeda pula.
32
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar siswa.
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua yaitu faktor intrnal dan
faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari fisiologi dan psikologi. Fisiologi
adalah kondisi fisik, sedangkan psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan,
motivasi, kemampuan kognitif. Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan
sosial dan instrumental. Faktor instrumental terdiri dari kurikulum, bahan
pengajaran, guru, sarana dan prasarana serta administrasi dan manajemen.
(Ngalim Purwanto ,2001:107)
4) Kriteria Hasil Belajar
Hasil belajar yang diharapkan dimiliki siswa adalah kemampuan-
kemampuan seperti yang tersirat dalam tujuan pembelajaran. Sehingga
keberhasilan program pengajaran harus diukur dari ketercapaian tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Ada sejumlah indikator yang dapat
dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar siswa yaitu:
a) Siswa menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajarinya
b) Siswa menguasai teknik dan cara mempelajari bahan pengajaran
c) Waktu yang diperlukan untuk menguasi bahan pengajaran relative
lebih singkat
d) Teknik dan cara belajar yang telah dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa
e) Siswa dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri
f) Timbulnya motivasi intrinsic untuk belajar lebih maju
g) Tumbuh kebiasaan siswa untuk selalu mempersiapkan diri dalam
menghadapi kegiatan di sekolah
h) Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya
i) Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerjaama atau
hubungan social dengan orang lain
j) Kesediaan siswa untuk menerima pandangan orang lain dan
memberikan pendapat terhadap gagasan orang lain(Syaiful Bahri,
2000:87).
33
b. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa
SMA khususnya jurusan IPS. Fungsi mata pelajaran ini di SMA adalah
memberikan bekal pengetahuan dasar mengenai ekonomi. Dalam Mata Pelajaran
Ekonomi terdapat beberapa standar kompetensi, salah satu standar kompetensi
tersebut yaitu memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa yang
terdiri dari beberapa kompetensi dasar
Menurut Achmad Tjahjono dan Sulastiningsih (2003: 3), “secara umum
akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem informasi yang berfungsi
menyediakan informasi kuantitatif dari suatu unit organisasi atau kesatuan
ekonomi yang ditujukan kepada para pemakai sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan ekonomi.”
Menurut Soemarso S.R. (2004: 7), “Akuntansi keuangan adalah bidang
akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan secara
berkala untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan kepada pihak-pihak diluar
perusahaan.”
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa akuntansi berhubungan
dengan penyediaan informasi kuantitatif suatu kesatuan ekonomi yang ditujukan
untuk pihak-pihak diluar perusahaan. Bidang ini pun menjadi salah satu standar
kompetensi dalam mata pelajaran ekonomi Sekolah Menengah Atas (SMA)
khususnya jurusan IPS.
Setiap proses pendidikan dilakukan dengan tujuan mendapatkan suatu
hasil berupa kemampuan dari individu yang melakukan proses belajar, begitu
pula pendidikan mengenai akuntansi keuangan. Hasil belajar mata pelajaran
ekonomi tidak terlepas dari pengertian hasil belajar secara umum, yaitu
kemampuan yang diperoleh berupa pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan
dalam mata pelajaran ekonomi.
c. Pengukuran Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan yang berupaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Oleh karena itu, evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
34
terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah afektif, ranah
kognitif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan
ketiga termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima dan
keenam termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni: (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan
perseptual, (d) keharmonisan atau ketetapan, (e) gerakan keterampilan kompleks,
dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar. Dalam laporan hasil belajar peserta didik, terdapat
komponen pengetahuan yang umumnya merupakan representasi aspek kognitif,
komponen praktik yang melibatkan aspek psikomotorik, dan komponen sikap
yang berkaitan dengan kondisi afektif peserta didik terhadap mata pelajaran
tertentu.
Hasil belajar yang ingin diteliti oleh peneliti berdasarkan pedoman diatas
adalah hasil belajar yang berorientasi pada proses dan produk. Proses merupakan
suatu kegiatan untuk menuju hasil, sedangkan hasil merupakan produk dari suatu
kegiatan. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah keaktifan siswa dalam
PBM, ketelitian dalam menyelesaikan persoalan, dan ketuntasan belajar.
Menurut Nana Sudjana (2009:61), keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dapat
dilihat dalam hal : (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2)
terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa atau kepada guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (4) berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, (5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, (6) menilai
kemampuan diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis, (7) kesempatan
menggunakan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau
35
persoalan yang dihadapinya. Ketelitian dalam menyelesaikan persoalan dihitung
dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh
guru. Sedangkan ketuntasan belajar dapat dilihat dari jumlah siswa yang
mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan sekolah.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema
dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir
ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan
judul penelitian yang diambil, yaitu :”Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010”.
Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil
belajar yang optimal, diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara guru
dengan siswa melalui metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode
pembelajaran yang tepat adalah penggunaan metode yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika tidak,
maka akan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya guna
atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran akuntansi
keuangan di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah hasil belajar yang belum
memuaskan, salah satu faktor penyebabnya adalah karena guru belum
menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan
pemahaman siswa terhadap materi akuntansi keuangan, perhatian dan
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang, banyak siswa
yang menghindari mengerjakan tugas dan tidak fokus mengikuti pembelajaran
sehingga pemahaman mereka rendah dan hasil belajar mereka kurang optimal.
Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share sehingga akan terbentuk suasana
36
belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab sekaligus dapat
memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran akuntansi. Dengan
menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share diharapkan hasil
belajar siswa dapat meningkat karena minat dan pemahaman mereka terhadap
pembelajaran akuntansi keuangan pun meningkat.
Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir
sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran Tindakan Kelas
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Elis Muddah Yuliana (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”
Penggunaan Metode Pembelajaran kooperatif Model Think Pair Share untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa pada Pokok Bahasan Unsur Fisik
Wilayah Indonesia Kelas VIII B di MTs Negeri I Pacitan Tahun Ajaran
2007/2008”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan Metode
Kondisi Awal
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran :
1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi kurang optimal.
2. Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran ekonomi.
3. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga
perhatian siswa terhadap pembelajaran pun rendah.
Tindakan Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share
Kondisi Akhir
1. Siswa aktif berdiskusi dalam kelompok belajar. 2. Siswa membangun pemahaman dengan aktif bertanya kepada
guru dan teman. 3. Siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran sehingga
pemahaman yang dimiliki siswa meningkat. 4. Hasil belajar meningkat .
37
Pembelajaran kooperatif Model Think Pair Share dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu, dengan pembelajaran Think Pair Share dapat diperoleh
ketuntasan belajar baik individu maupun klasikal.
Nurla Amri Fahrida. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) bagi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penggunaan Metode Pembelajaran kooperatif Model Think Pair Share
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
Persamaan antara hasil penelitian yang relevan dan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti adalah upaya peningkatan hasil belajar dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Dari hasil
penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa penggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan penggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa
”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan
keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo
tahun ajaran 2009/2010”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang beralamat
di Jalan Raya Solo Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo.
Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Joko Sugiharto yang bertindak sebagai kepala
sekolah. Sekolah ini memiliki 22 kelas yang terdiri atas :
a. Kelas X sebanyak 8 kelas.
b. Kelas XI sebanyak 7 kelas, terdiri dari 2 kelas jurusan IPA, 4 kelas Jurusan
IPS, dan 1 kelas Jurusan Bahasa.
c. Kelas XII sebanyak 7 kelas, terdiri dari 2 kelas jurusan IPA, 4 kelas
Jurusan IPS, dan 1 kelas Jurusan Bahasa.
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2
yang berjumlah 42 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian
adalah:
a. Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XI IPS 2) bahwa
dalam pembelajaran akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik
sehingga banyak siswa kurang memahami materi dan hasil yang diperoleh
menjadi kurang maksimal.
b. Antara peneliti dengan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik.
c. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru Mata
Pelajaran Ekonomi yaitu Bapak Hardjono, S.Pd yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga
secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga
kevalidan hasil penelitian.
38
39
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dari bulan Desember 2010 sampai Mei 2010.
Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian,
dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1 : Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2
Sukoharjo tahun ajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 42 siswa.
2. Objek penelitian
Objek pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah berbagai kegiatan
yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang
terdiri dari :
a. Pemilihan pendekatan pembelajaran
b. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran yang dipilih
c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar
d. Hasil belajar yang berupa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
nilai tes siswa.
Jenis Kegiatan
Des Januari Februari Maret April Mei
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul
b. Penyusunan Proposal c. Perijinan d. PerencanaanTindakan 2. Implementasi Tindakan a. Siklus I b.Siklus II c.Siklus III 3. Penyusunan Laporan
40
C. Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam PTK berupa segala gejala atau peristiwa
yang mengandung informasi yang berkaitan dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan. Data tersebut meliputi data sekolah, data siswa, nilai hasil belajar
dan keaktifan siswa. Data penelitan dikumpulkan dari berbagai sumber yang
meliputi :
1. Dokumen/ arsip sekolah mengenai data siswa dan prestasi belajar siswa
dilihat dari nilai siswa
2. Guru Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI IPS 2.
3. Siswa kelas XI IPS 2 sebagai subjek penelitian. Data yang diperoleh
berupa keaktifan siswa, nilai tes/ hasil belajar akuntansi siswa saat
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
4. Proses kegiatan belajar mengajar akuntansi saat pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS).
D. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas.
Menurut Rustam dan Mudilarto (2004), Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
Kegiatan penelitian ini diawali dari permasalahan yang dialami guru di
dalam kelas. Permasalahan ini muncul dalam proses pembelajaran yang sedang
berlangsung dan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa maupun
pembelajaran itu sendiri. Adanya permasalahan dalam kelas ini oleh guru
direfleksikan dalam suatu tindakan perbaikan yang terencana dan terukur dengan
pengamatan maupun ukuran kuantitatif melalui peningkatan hasil belajar yang
dicapai siswa.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang terpola dan
dirancang khusus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di dalam proses
41
pembelajaran. Penelitian ini harus dilaksanakan secara terencana dan menurut
pada prosedur yang telah ada. Pelaksanaan penelitian tindakan ini melalui
beberapa siklus, tiap pelaksanaan penelitian minimal dilakukan 2 siklus. Bila hasil
yang diharapkan sampai siklus 2 belum maksimal, maka akan dilanjutkan pada
siklus 3 dan seterusnya.
Untuk lebih memahami apa yang disebut Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), perlu diketahui pengertian dan karakteristik PTK itu sendiri. Menurut
Suharsimi Arikunto (2007:2) ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian
Tindakan Kelas, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang brmanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
dilakukan oleh siswa.
Secara garis besar terdapat empat kegiatan utama yang ada pada setiap
siklus, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan,(3) pengamatan,dan (4) refleksi yang
dapat digambarkan sebagai berikut :
42
Siklus I
Siklus II
Gambar .2 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74)
Keterangan:
Tahap 1: Perencanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan
yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila
dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya
untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan
yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka
instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang
perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang
Permasalahan baru hasil
refleksi
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Refleksi I
Perencanaan tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Pengamatan/ Pengumpulan data II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan pengumpulan
data I
Permasalahan Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
43
teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada
di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung
mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan
dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu
implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat dan
berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi
harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi,
keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan.
Tahap 3: Pengamatan Tindakan
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat
(baik oleh orang lain maupun guru sendiri). Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa kegiatan pengamatan ini tidak terpisah dengan pelaksanaan tindakan
karena pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap 2 dan 3
dimaksudkan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana yang berstatus
juga sebagai pengamat, yang mana ketika guru tersebut sedang melakukan
tindakan tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh
karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk
melakukan "pengamatan balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan
berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat
sedikit demi sedikit apa yang terjadi.
Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan
Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang
diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini
sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
44
implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika
guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang
dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Apabila guru
pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri
sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan
"dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena
sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki. Dalam hal seperti ini maka guru melakukan ”self evaluation” yang
diharapkan dilakukan secara obyektif. Untuk menjaga obyektifitas tersebut
seringkali hasil refleksi ini diperiksa ulang atau divalidasi oleh orang lain,
misalnya guru/teman sejawat yang diminta mengamati, ketua jurusan, kepala
sekolah atau nara sumber yang menguasai bidang tersebut. Jadi pada intinya
kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap
penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.
Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam
uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut.
Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi
selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk
siklus. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap siklus menjadi penentu apakah penelitian
perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data diketahui dengan nama
teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa mengenai
proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimanakah respon atau
hasil yang timbul dari proses pembelajaran tersebut. Jenis wawancara yang
45
digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana penginterview memberikan
pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara
menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan interviewer.
Data yang dihasilkan dari kegiatan wawancara ini berupa catatan lapangan yang
medeskripsikan atau menggambarkan proses pembelajaran yang selama ini
dilakukan.
2. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses
pembelajaran dikelas saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi
hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa
kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran. Data yang dihasilkan dari
kegiatan observasi berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses
pembelajaran saat observasi awal, siklus I, siklus II, dan siklus III dilakukan.
Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap
pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan
mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa
gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
4. Tes
Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari
penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis
dan praktek atau lisan dengan mempresentasikan pekerjaan mereka di depan
kelas. Data yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan berupa
hasil belajar atau nilai ujian siswa dan skor penilaian keaktifan yang digunakan
sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian.
46
F. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari
beberapa tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah :
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-
teori yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi :
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
d. Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam tiga siklus, yaitu : siklus I, siklus II
dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap
analisis dan refleksi.
3. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran akuntansi sehingga
meningkatkan pemahaman yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar
akuntansi siswa. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
4. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
47
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
G. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya
hasil belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo melalui
pengoptimalan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit
sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan
Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4)
Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini
direncanakan dalam 3 siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali
pertemuan.
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) Skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan materi pelajaran sebelumnya, kemudian
mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan
membuka kesempatan pada siswa untuk bertanya
b) Guru membentuk siswa dalam kelompok kecil @ 4 anak, kemudian
memberikan soal kepada semua kelompok.
c) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
Namun jika mengalami kesulitan dapat berpasangan dengan salah
satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya.
d) Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa
mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada
kelompok berempat dan mempersiapkan untuk maju presentasi pada
pertemuan selanjutnya.
48
e) Guru menunjuk kelompok secara acak untuk maju
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan dibahas bersama
seluruh siswa di kelas.
2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis dan lembar
observasi tentang kekatifan siswa.
3) Menetapkan indikator ketercapaian.
Indikator ketercapaian ini dinilai dari beberapa komponen, seperti
yang disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Aspek yang
diukur
Persentase
Target
Capaian
Cara mengukur
Keaktifan siswa
dalam kelas
70% Diamati dari keaktifan siswa bertanya dan
menjawab saat guru memberikan penjelasan
kepada siswa dengan menggunakan lembar
observasi
Keaktifan siswa
dalam kelompok
saat mengikuti
pembelajaran
80% Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi dan dihitung
dari jumlah siswa yang bekerja secara aktif
dalam kelompok
Ketuntasan hasil
belajar
80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan
nilai 62 ke atas. Dikatakan tuntas jika jumlah
siswa yang mendapat nilai lebih dari 62
sebanyak 80% dari jumlah siswa di kelas
b. Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi
terhadap dampak tindakan.
c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
49
Think Pair Share pada proses pembelajaran akuntansi tentang kekurangan
dan kemajuan aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu
diperbaiki / disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan
materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran ekonomi, termasuk
perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
3. Rancangan Siklus III
Pada siklus III perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran ekonomi,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Sukoharjo berlokasi di Jalan
Raya Solo Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. Sejarah
berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai berikut:
a. Periode Tahun 1967
Pada tahun 1967 berdirilah SMA IKlP Negeri Surakarta yang bertempat
di SMP 8 Surakarta yang diprakarsai oleh Drs. Sumantyo Martohadmodjo selaku
Rektor IKlP Surakarta. Adapun Kepala Sekolah pada waktu itu adalah Drs.
Jayeng Sugiyanto, dan kemudian dilanjutkan oleh Drs. Sasbani.
b. Periode Tahun 1972
Pada tahun 1972 SMA IKlP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus
IKIP Mesen Jln. Urip Sumohadjo
c. Periode Tahun 1976
Pada tahun 1976 SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS
Sebelas Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun Kepala Sekolah yaitu Drs.
Suyono, dan kemudian dilanjutkan oleh Drs. Soenarjo Basuki.
d. Periode Tahun 1982
Pada Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus UNS
Mesen yang dahulu adalah IKIP Mesen ke Mendungan, Pabelan, Kartasura.
e. Periode Tahun 1987
Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor : 0887/0/1986
tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembakuan dan Penegerian Sekolah
Menengah Umum Tingkat Atas, maka pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS
diresmikan menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Drs. GBPH Poeger, kemudian
Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Dra. Sridadi Murjadji (sejak 5 Maret 1987 s.d 15
Januari 1992). Dengan demikian sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret
50
51
Surakarta berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang kemudian
Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak Moenawir, BA.
f. Periode Tahun 1997
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor: 035/0/1997 tanggal 7
Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA menjadi SMU, serta Organisasi
dan Tata Kerja SMU, maka SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi
SMU Negeri 2 Sukoharjo
g. Periode Tahun 2004
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo nomor:
421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU
Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Berikut ini nama-nama pejabat Kepala Sekolah sejak berdirinya SMA
UNS sampai sekarang yaitu SMA Negeri 2 Sukoharjo:
1. Drs. Jayeng Sugiyarto Periode Tahun 1967 - 1972
2. Drs. Sasbani Periode Tahun 1972 - 1976
3. Drs. Suyono Periode Tahun 1976 - 1979
4. Drs. Soenarjo Basuli Periode Tahun 1979 - 1983
5. Dra. Sridadi Murjadji Tgl. 5-3-1987 sd 16-1-1992
6. Moenawir, BA Tgl. 16-1-1992 sd 28-4-1995
7. Drs. Sukardi Tgl. 28-4-1995 sd 5-11-1996
8. Drs. Sumadi Tgl. 5-11-1996 sd 11-2-2002
9. Drs. Soeparman Tgl. 11-2-2002 sd 10-4-2004
10. Drs. Djohar Arifin Tgl. 10-4-2004 sd 29-5-2006
11. Drs. Joko Sugiharto Tgl. 29-5-2006 sd Sekarang
2. Keadaan Lingkungan Belajar
Letak SMA Negeri 2 Sukoharjo di Jalan Raya Solo Kartasura,
Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo cukup strategis karena mudah
dijangkau oleh sarana transportasi. Letak sekolah yang tidak terlalu dekat dengan
jalan raya sangat mendukung proses belajar mengajar karena tidak terganggu oleh
suara bising kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya tersebut.
52
3. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
a. Visi Sekolah
Terwujudnya Sekolah Yang Memiliki Iman, Taqwa, Cerdas dan Terampil.
b. Misi Sekolah
1) Meningkatkan Efektivitas PBM.
2) Meningkatkan Kualitas Tenaga Kependidikan .
3) Melengkapi Sarana Prasarana sesuai potensi serta kemampuan sekolah.
4) Meningkatkan Hubungan Kerja Sama Sekolah dengan Masyarakat yang
berlandaskan pada : Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, untuk mewujudkan kecerdasan intelektual,emosi, spiritual dan
ketrampilan.
5) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai ujian Sekolah (US) dan nilai
ujian nasional (UN).
6) Meningkatkan keberhailan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
sehingga menghasilkan manusia yang utuh.
7) Peningkatan secara integral berdasarkan acuan standar kualitas buku, ruang
kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan ruang administrasi dan
buku pelajaran, alat dan media pendidikan, pengadaan alat komunikasi
penambahan perangkat komputer, faximile, dan internet.
8) Mengembangkan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi
kompetensi dan profesionalisme guru.
9) Mengoptimalkan peran serta orang tua Siswa dan masyarakat, merupakan
manajemen berbasis sekolah .
10) Memberdayakan sekolah sebagai unit pelaksana terdepan dalam kegiatan
belajar mengajar, lebih transparan sehingga dapat dipertanggungjawabkan
di semua program kegiatan.
c. Tujuan Sekolah
1) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai ujian Sekolah (US) dan nilai
ujian nasional (UN).
2) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi
minimal 50%.
53
3) Pencapaian rata-rata nilai kepribadian siswa (kelakuan, kerajinan, dan
kerapian) minimal B.
4) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
sehingga menghasilkan manusia yang utuh.
5) Pemenuhan standar sarana dan prasarana.
6) Peningkatan standar kualitas buku-buku pelajaran menghadapi kurikulum
berbasis kompetensi.
7) Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan ruang
administrasi untuk peningkatan KBM secara optimal.
8) Peningkatan buku-buku bacaan, majalah, dan buku penunjang pembelajaran
guru dan siswa di perpustakaan.
9) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi penambahan
perangkat komputer, faximile, dan internet.
10) Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi
kompetensi dan profesionalisme guru.
11) Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam proses
pendidikan.
12) Meningkatkan manajemen pendidikan berbasis sekolah .
13) Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler siswa melalui kegiatan kepramukaan,
PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni tari, Seni musik.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi
Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
di Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo
1. Ditinjau dari segi siswa
a . Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan
Jasa
Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi di kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Sukoharjo dapat dikatakan kurang hidup karena siswa kurang
54
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran, masih banyak siswa yang pasif
dalam proses pembelajaran akuntansi. Ketika guru memberikan pertanyaan,
jarang sekali ada siswa yang mau menjawab. Akhirnya guru sendiri yang
menjawab pertanyaan itu. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi
malas untuk aktif menjawab pertanyaan., Banyak siswa yang tidak
memanfaatkan kesempatan untuk aktif bertanya ketika guru memberikan
kesempatan bertanya. Jika siswa tidak ada yang bertanya guru memberikan
soal latihan untuk dikerjakan siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa
menjadi jenuh karena pemberian soal latihan tanpa dibahas penyelesaiannya.
Tentu hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.
b . Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga tidak
mengerjakan soal-soal latihan berdasar kemampuannya.
Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Soal-soal latihan
yang diberikan guru setiap minggunya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa
saja . Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi
peringatan dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka
sendiri. Para siswa hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan. Hal
ini akan membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja
akan sangat menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian
seorang diri. Pada kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar
yang diperoleh.
c . Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
mengerjakan tugas rumah.
Masalah ini hampir sama dengan poin sebelumnya. Namun,
penekanannya adalah disini siswa sangat malas mengerjakan tugas yang
diberikan. Para siswa perlu peringatan lebih dari satu kali untuk mengerjakan
tugas rumah mereka. Strategi pemberian nilai tugas yang setiap minggunya
diumumkan pun tidak dapat membangkitkan semangat dan keaktifan siswa.
Di dalam proses pembelajaran pun, dari pengamatan peneliti setiap kali
pelajaran, rata-rata siswa yang aktif bertanya dan memperhatikan hanya
55
sekitar 30% saja. 36% dari siswa menunjukkan perhatian namun kadang juga
mencatat atau membaca buku pelajaran lain. 34% siswa lain benar-benar
tidak fokus pada pembelajaran. Hal ini menjadikan suasana belajar yang
kurang optimal.
2. Ditinjau dari segi guru
Guru belum menggunakan metode pembelajaran yang mampu
membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan pemahaman mereka pada
mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa.
Pembelajaran mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa di SMA Negeri 2 Sukoharjo dikatakan kurang
hidup, penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik
menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun guru
telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada siswa, namun
keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran akuntansi masih belum dapat
ditingkatkan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada
mata pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Peneliti dibantu guru menyiapkan silabus mata pelajaran Ekonomi kelas
XI. Kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
lengkap dengan skenario pembelajaran. Setelah itu, pada tanggal 28 Januari 2010
peneliti bersama guru mendiskusikan RPP tersebut. Peneliti mengungkapkan
permasalahan siswa dalam membangun semangat belajar serta memahami materi
56
mata pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I
akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Selasa tanggal 2
Februari 2010, Hari Rabu tanggal 3 Februari 2010, Hari Selasa tanggal 9 Februari
2010, dan Hari Rabu 10 Februari 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata pelajaran
ekonomi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa
dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a . Pertemuan Pertama
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Sosialisasi Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share dan
membentuk kelompok serta mengatur tempat duduk.
(4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan
tanya jawab.
(5) Penjelasan Materi diselingi tanya jawab
(6) Guru menutup pelajaran dengan salam.
b . Pertemuan Kedua
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya.
(3) Guru membagikan soal kepada seluruh siswa.
(4) Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri, dahulu sebelum
didiskusikan dengan pasangannya.
(5) Siswa diminta mendiskusikan dengan pasangan.
57
(6) Setelah itu mereka bergabung dengan kelompok berempat untuk
mendiskusikan jawaban dan mempersiapkan diri untuk presentasi
di depan kelas dan mengumpulkan tugas berempat.
(7) Guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah
presentasi.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c . Pertemuan Ketiga
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk presentasi hasil diskusi kelompok
(3) Guru memandu pelaksanaan presentasi kelompok dan diskusi kelas
yang diselingi tanya jawab
(4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara bergantian. Dalam diskusi kelas diselingi
tanya jawab.
(5) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir guru
mambimbing siswa merumuskan kesimpulan
(6) Guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah
evaluasi
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam
d . Pertemuan Keempat
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir dan meminta agar
siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan siswa dan memberikan kesempatan
58
untuk siswa agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan tertib dan
tenang.
(6) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis
(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan sebelum
jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam dan memberikan motivasi
agar siswa belajar materi selanjutnya.
2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru untuk materi kertas kerja dan laporan laba
rugi dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya bersama guru.
Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan
siswa ( evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai
berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan mengamati keaktifan
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 2, 3, 9, dan 10 Februari 2010 di
ruang kelasi XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja dan
laporan laba rugi. Pada pertemuan pertama, guru mendemostrasikan materi secara
jelas dan membentuk kelompok Think Pair Share. Pada pertemuan kedua, siswa
diminta mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai dengan langkah Think Pair
Share. Pada pertemuan ketiga diisi dengan presentasi hasil kerja kelompok pada
pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat dilakukan evaluasi belajar siswa
dari siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1 ) Pertermuan Pertama ( Selasa, 2 Februari 2010)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, dan pada hari itu siswa masuk semua. Setelah mengabsen, guru
59
memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan
tentang jurnal penyesuaian dan langkah-langkah pengikhtisaran pada siklus
akuntansi. Guru menunjuk siswa yang ramai untuk menjawab pertanyaan.
Beberapa siswa seperti Achmad, Ardian, Radit, dan Elisabet menjawab
pertanyaan. Suasana kelas menjadi agak tegang karena tidak biasanya guru
memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Namun perubahan ini akan
berdampak positif karena siswa akan lebih memperhatikan, meski masih ada
beberapa siswa yang tetap tidak memperhatikan.
Setelah memberikan pertanyaan, guru menjelaskan pembelajaran yang
akan dilakukan yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Hal
ini bertujuan agar siswa tidak mengalami kebingungan selama proses
pembelajaran berlangsung. Setelah penjelasan langkah-langkah pembelajaran
Think Pair Share selesai, guru melanjutkan pelajaran dengan memberikan
penjelasan mengenai materi kertas kerja dan laporan laba rugi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mereka belum jelas. Ada beberapa
siswa yang bertanya seperti Rasyid, Harjuno dan Zamroh mengenai bentuk-
bentuk laporan laba rugi. Selain itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mencoba menjawab pertanyaan dari siswa lain.
Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-langkah pembelajaran
Think Pair Share. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok. Sehingga pada
pertemuan selanjutnya siswa dapat duduk sesuai dengan kelompoknya. Selain itu,
siswa diminta belajar dan mempersiapkan diri untuk diskusi pada pertemuan
selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 3 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen
siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru
meminta siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan lainnya serta meminta
siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Setelah itu guru mengulang secara
singkat langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share untuk mengingatkan
siswa. Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masing-masing
60
siswa. Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri dahulu mengenai jawaban
sebelum didiskusikan dengan pasangannya. Setelah berdiskusi dengan
pasangannya, siswa bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk guru untuk
mendiskusikan hasil kerja mereka dan mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Setelah jam pelajaran
berakhir dan waktu untuk mengerjakan telah selesai, guru meminta siswa
mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar
mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada
pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3 ) Pertemuan ketiga ( Selasa, 9 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen
siswa. Ambarwati dan Tomy tidak masuk karena sakit. Guru meminta siswa
duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
hari itu adalah presentasi. Pada pertemuan itu dilaksanakan 5 kelompok yang
presentasi dengan materi kertas kerja 2 kelompok dan materi laporan laba rugi 3
kelompok. Waktu presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit.Guru
memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Karena
mereka masih takut dan tidak ada yang mau maju, maka guru menunjuk secara
acak. Yang mendapat giliran maju pertama adalah kelompok I. Setelah kelompok
I mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain
yang ingin bertanya. Hanya sedikit siswa yang bertanya dan itupun karena guru
yang memotivasi. Selanjutnya kelompok I mengambil undian untuk menentukan
kelompok yang maju selanjutnya. Yang mendapat giliran kedua adalah kelompok
III. Pada saat kelompok III mempresentasikan hasil kerja mereka, jawaban mereka
berbeda dengan kelompok I. Ada siswa yang bertanya mengapa hasilnya berbeda.
Setelah dibahas, ternyata terjadi kesalahan yaitu akun modal masuk ke kolom laba
rugi. Setelah 2 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru
membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai kertas kerja.
Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi 3 kelompok mengenai
laporan laba rugi. Kelompok yang mendapat giliran adalah kelompok II, V, dan
VII . Kelompok II mempresentasikan laporan laba rugi bentuk single step . pada
61
presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya dan kelompok II mampu
menjawab. Selanjutnya kelompok V dan VII mempresentasikan secara bergantian
laporan laba rugi bentuk multiple step. Ada beberapa siswa yang bertanya cara
menentukan pendapatan dan beban usaha dan yang di luar usaha. Dan mereka
juga bisa menjawab meskipun jawaban mereka belum tepat.
Setelah kegiatan presentasi selesai, guru membimbing siswa
merumuskan kesimpulan mengenai laporan laba rugi. Guru juga memberikan
kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya
kepada guru mengenai laba usaha dan laba di luar usaha.
Guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pertemuan
selanjutnya akan diadakan evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk
menghadapi evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam
4 ) Pertemuan Keempat ( Rabu, 10 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa. Pada
hari itu Adnan dan Setyo Aji tidak masuk karena sakit. Selanjutnya guru meminta
siswa mengisi tempat duduk di depan yang masih kosong. Setelah itu guru
membagikan soal evaluasi. Guru mengawasi siswa agar mereka mengerjakan
sesuai kemampuan sendiri.
Kegiatan evaluasi berjalan dengan cukup baik. Hasil evaluasi langsung
dikumpulkan saat bel tanda pergantian jam berbunyi.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti dan
guru mata pelajaran berkolaborasi sebagai guru dan pengamat.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar pada siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1 ) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok sebesar 69,05% dan sisanya
sebesar 30,95% kurang kompak dan tidak saling membantu dalam
kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa yang merasa kurang mampu
tidak mau berdiskusi dengan anggota kelompoknya yang mampu.
62
2 ) Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam forum kelas dari
apersepsi sampai selesai sebanyak 60,32%. Siswa yang lain masih takut dan
malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. Selain itu, pada saat
diskusi kelas masih banyak siswa yang tidak memperhatikan.
3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan siswa, dapat diidentifikasi bahwa siswa
yang sudah mampu ( memenuhi KKM) dalam mengerjakan kertas kerja dan
laporan laba rugi sebanyak 75% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.
Jumlah siswa yang belum memenuhi KKM sebanyak 25%. Siswa yang tidak
masuk karena sakit ada 2 orang yaitu Adnan dan Setyo Aji.
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
jum
Grafik Tingkat Keaktfan Siswa dan Ketuntasan hasil Belajar
KeaktifansiswadalamKelompok
KeaktifansiswadalamKelas
Ketuntasan HasilBelajar
Gambar 3. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
pada Siklus I
Jumlah
(%)
63
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis
pada tindakan siklus I. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Pada saat proses belajar mengajar
antusias siswa sudah terlihat. Ada beberapa siswa yang aktif bertanya dan
menjawab pertanyaan. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga sudah
meningkat.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siklus I
juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada guru dan siswa.
Guru masih kurang jelas dalam menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Think
Pair Share sehingga beberapa siswa masih mengalami kebingungan untuk
menerapkannya. Selain itu masih ada beberapa siswa yang mengeluh karena suara
guru kurang keras, sehingga siswa yang duduk di bagian belakang kurang bisa
mendengarkan dengan jelas. Pada saat pelaksanaan evaluasi pengawasan dari juga
masih kurang. Dari segi siswa, masih banyak siswa yang kurang konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat apersepsi dan pemberian materi dari
guru. Pada saat pelaksanaan diskusi think pair share, masih ada beberapa siswa
yang tidak mau berdiskusi dengan pasangannya. Mereka hanya meniru jawaban
dari pasangan diskusinya. Begitu pula pada saat kerja kelompok masih ada
beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dalam kelompok. Pada saat
presentasi mereka masih kurang percaya diri untuk maju tanpa ditunjuk, sehingga
guru yang menunjuk kelompok untuk maju. Kegiatan presentasi masih kurang
hidup karena siswa belum berani bertanya dan berpendapat jika tidak dimotivasi
guru. Pada saat pelaksanaan evaluasi masih ada siswa yang mencontek.Dari segi
ketuntasan belajar, masih ada 9 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal
evaluasi.
Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya refleksi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dan untuk meningkatkan pembelajaran agar
menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah guru
memberikan penjelasan singkat langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share
sebelum diskusi agar siswa paham dan diskusi berjalan sesuai langkah-langkah
64
yang ditentukan.. Selain itu volume suara guru lebih dikeraskan sehingga siswa
yang duduk di bagian belakang dapat mendengar suara guru dengan lebih jelas.
Guru perlu meningkatkan kontrol dan pengawasan kelas untuk meningkatkan
disiplin siswa dan menegur siswa yang tidak memperhatikan. Hal itu dapat
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan untuk siswa yang tidak
memperhatikan tadi. Guru juga harus meluangkan waktu untuk melakukan
pendekatan terhadap siswa dan selalu memberikan motivasi agar siswa menjadi
lebih aktif dan lebih percaya diri dalam bertanya dan berpendapat. Pada saat
pelaksanaan evaluasi, pengawasn guru harus ditingkatkan agar siswa mengerjakan
soal evaluasi berdasar kemampuan diri sendiri.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada
mata pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lengkap
dengan skenario pembelajaran. Setelah itu, pada tanggal 13 Februsri 2010 peneliti
bersama guru akuntansi mendiskusikan RPP tersebut. Peneliti mengungkapkan
hasil analisis dan refleksi siklus I. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada
hari Selasa tanggal 16 Februari 2010, Hari Rabu tanggal 17 Februari 2010, Hari
Selasa tanggal 23 Februari 2010, dan Hari Rabu 24 Februari 2010.
Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:
1 ) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata
pelajaran ekonomi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS), dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a . Pertemuan Pertama
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
65
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya
(4) Guru menginformasikan hasil evaluasi pertemuan sebelumnya
dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar.
(5) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan
tanya jawab.
(6) Penjelasan Materi mengenai laporan perubahan modal dan laporan
neraca diselingi tanya jawab
(7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum mereka pahami. Ketika tidak ada
yang bertanya, guru akan bertanya kepada siswa yang mendapat
nilai kurang pada evaluasi sebelumnya.
(8) Guru memberikan soal di LKS dan diberi kebebasan untuk
mengerjakan bersama teman sebangku agar mereka dapat
berdiskusi.
(9) Membahas soal di LKS bersama-sama agar siswa mengetahui letak
kesalahannya.
(10) Guru memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya guru akan
memberikan soal yang akan dikerjakan siswa dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share.
(11) Guru menutup pelajaran dengan salam
b . Pertemuan Kedua
(1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa
(2) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya.
(3) Guru membagikan soal kepada seluruh siswa.
(4) Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri, dahulu sebelum
didiskusikan dengan pasangannya.
(5) Siswa diminta mendiskusikan dengan pasangan.
66
(6) Setelah itu mereka bergabung dengan kelompok berempat untuk
mendiskusikan jawaban dan mempersiapkan diri untuk presentasi
di depan kelas dan mengumpulkan tugas berempat.
(7) Pada saat siswa berdiskusi dengan kelompok, guru berkeliling
sambil mengawasi mereka dan memberikan arahan bagi kelompok
yang mengalami kesulitan.
(8) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok dan guru
memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya adalah presentasi
kelompok.
(9) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c . Pertemuan Ketiga
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk presentasi hasil diskusi kelompok
(3) Guru memandu pelaksanaan presentasi kelompok dan diskusi kelas
yang diselingi tanya jawab
(4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara bergantian. Dalam diskusi kelas diselingi
tanya jawab.
(5) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir guru
mambimbing siswa merumuskan kesimpulan
(6) Guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah
evaluasi
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam
d . Pertemuan Keempat
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas
67
(4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir dan meminta agar
siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan siswa dan memberikan kesempatan
untuk siswa agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan tertib dan
tenang.
(6) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis
(7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan sebelum
jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(8) Guru menutup pelajaran dengan salam dan memberikan motivasi
agar siswa belajar materi selanjutnya.
2 ) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru untuk materi laporan perubahan modal
dan laporan neraca dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
3 ) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya bersama
guru. Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil
pekerjaan siswa ( evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan mengamati
keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 16, 17, 23, dan 24 Februari 2010 di
ruang kelasi XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah laporan perubahan
modal dan laporan neraca. Pada pertemuan pertama, guru mendemostrasikan
materi secara jelas dan diselingi tanya jawab. Siswa duduk sesuai kelompok
Think Pair Share.setelah itu siswa mengerjakan soal LKS untuk memperdalam
pengetahuan mereka. Setelah selesai, soal dibahas bersama-sama dalam forum
kelas. Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan
guru sesuai dengan langkah Think Pair Share. Pada pertemuan ketiga diisi dengan
68
presentasi hasil kerja kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan
keempat dilakukan evaluasi belajar siswa dari siklus II.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1 ) Pertermuan Pertama ( Selasa, 16 Februari 2010)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, dan pada hari itu siswa masuk semua. Setelah mengabsen, guru
memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan
tentang materi sebelumnya yaitu kertas kerja dan laporan laba rugi. Para siswa
langsung mengeluarkan buku akuntansi dan perlengkapan belajar yang lain. Ada
beberapa siswa yang mau menjawab tanpa ditunjuk oleh guru. Beberapa siswa
seperti Vrisa, Harjuno, dan Gineng menjawab pertanyaan. Pada pertemuan ini
sudah banyak siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas.
Suasana kelas menjadi lebih aktif karena siswa ada yang bertanya dan ada yang
mencoba menjawab pertanyaan siswa lain. Sudah terjadi perubahan dari siklus I
ke siklus II. Volume suara guru lebih keras dibandingkan pada saat pertemuan
sebelumnya. Pada siklus I hanya sedikit siswa yang mau bertanya dan menjawab.
Namun pada siklus II sudah banyak siswa yang berani bertanya dan menjawab
serta memperhatikan penjelasan guru.
Setelah memberikan pertanyaan, guru meminta siswa mengerjakan soal di
LKS bersama dengan teman sebangkunya. Hal ini bertujuan untuk memperdalam
pemahaman materi bagi siswa dan membiasakan siswa berdiskusi dan bertanya
jika dia mengalami kesulitan. Setelah selesai mengerjakan, guru membimbing
siswa membahas soal di LKS tersebut. Para siswa mulai aktif menjawab
pertanyaan di LKS. Dengan pembahasan ini diharapkan siswa menjadi tahu letak
kesalahan mereka sehingga tidak akan terulang lagi kesalahannya.
Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-langkah pembelajaran
Think Pair Share. Siswa diminta belajar dan mempersiapkan diri untuk diskusi
pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
69
2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 17 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa.
Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru
meminta siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan lainnya serta meminta
siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Setelah itu guru mengulang secara
singkat langkah-langkah pembelajaran Think Pair Share untuk mengingatkan
siswa. Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masing-masing
siswa. Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri dahulu mengenai jawaban
sebelum didiskusikan dengan pasangannya. Setelah berdiskusi dengan
pasangannya, siswa bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk guru untuk
mendiskusikan hasil kerja mereka dan mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Tempat duduk kelompok
dibuat berbeda dengan pertemuan ketiga pada siklus I. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak merasa jenuh. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, guru
berkeliling mengecek apakah ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal atau tidak. Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk
mengerjakan telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja
kelompok merekan dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan selanjutnya. Guru
menutup pelajaran dengan salam.
3 ) Pertemuan ketiga ( Selasa, 23 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa.
Lusi Wulandari tidak masuk karena sakit. Guru meminta siswa duduk sesuai
dengan kelompoknya. Guru menyampaikan rencana pembelajaran hari itu adalah
presentasi. Pada pertemuan itu dilaksanakan 5 kelompok yang presentasi dengan
materi laporan perubahan modal 2 kelompok dan materi laporan neraca 3
kelompok. Waktu presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit.Guru
memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Kelompok
yang menawarkan diri untuk maju pertama adalah kelompok IV. Setelah
kelompok IV mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok
yang lain yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang bertanya dan kelompok
70
IV mampu menjawab. Selanjutnya guru menawarkan lagi untuk kelompok yang
mau maju. Namun tidak ada kelompok yang bersedia maju. Sehingga kelompok
IV mengambil undian kelompok yang akan maju. Kelompok yang mendapat
giliran maju kedua adalah kelompok IX. Pada saat kelompok IX
mempresentasikan hasil kerja mereka, ada siswa yang bertanya mengenai
pengaruh laba jika laba lebih besar dan lebih kecil dari prive. Kelompok IX
menjawab pertanyaan itu. Setelah mereka menjawab ada tambahan pendapat dari
kelompok VII. Setelah 2 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru
membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai laporan perubahan modal.
Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi 3 kelompok mengenai laporan
neraca. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju pertama adalah kelompok
VIII . Kelompok VIII mempresentasikan laporan neraca bentuk stafel. Pada
presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya. Karena masih ada siswa yang
tidak memperhatikan maka guru memberikan pertanyaan tersebut kepada siswa
yang tidak memperhatikan . Selanjutnya kelompok VII mengambil 2
undian.kelompok yang mendapat giliran maju adalah kelompok VI dan X.
Selanjutnya kelompok VI dan X mempresentasikan secara bergantian laporan
neraca bentuk skontro. Disini terjadi perbedaan jawaban antara kelompok VI dan
Kelompok X. Setelah dibahas bersama bimbingan guru, ternyata terjadi
kesalahan pada kelompok VI. Akun modal yang dicantumkan oleh kelompok VI
bukanlah modal akhir, melainkan modal awal. Jawaban mereka masih salah
karena kurangnya ketelitian saat mengerjakan.
Setelah kegiatan presentasi selesai, guru membimbing siswa merumuskan
kesimpulan mengenai laporan neraca. Guru juga memberikan kesempatan bagi
siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang meminta guru menjelaskan
kembali mengenai pengaruh laba dan rugi terhadap laporan perubahan modal.
Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak memperhatikan.
Guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya
akan diadakan evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk
menghadapi evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam
71
4 ) Pertemuan Keempat ( Rabu, 24 Februari 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa. Pada hari
itu Ambarwati dan Anggit tidak masuk karena sakit. Selanjutnya guru meminta
siswa mengisi tempat duduk di depan yang masih kosong. Siswa diminta
mengumpulkan semua buku dan kertas yang berkaitan dengan akuntansi. Hal ini
dimaksudkan agar mereka mengerjakan sesuai kemampuan sendiri. Setelah itu
guru membagikan soal evaluasi.
Kegiatan evaluasi berjalan dengan baik. Hasil evaluasi langsung
dikumpulkan setelah waktu mengerjakan habis. Guru membahas sedikit jawaban
dari soal evaluasi agar siswa tahu letak kesalahannya. Guru menutup palajaran
dengan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti dan
guru mata pelajaran berkolaborasi sebagai guru dan pengamat.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar pada siklus II, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1 ) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok sebesar 77,80% dan sebanyak
22,20% masih kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok.
2 ) Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam forum kelas dari
apersepsi sampai selesai sudah meningkat menjadi sebanyak 70,73%. Siswa
yang lain masih takut dan malu untuk bertanya maupun menjawab
pertanyaan.
3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan siswa, dapat diidentifikasi bahwa siswa
yang sudah mampu ( memenuhi KKM) dalam mengerjakan laporan
perubahan modal dan laporan neraca sebanyak 95% dari jumlah siswa yang
mengikuti evaluasi. Sebanyak 5% masih belum memenuhi KKM. Siswa
yang tidak masuk karena sakit ada 2 orang yaitu Ambarwati dan Anggit.
72
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
jum
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
KeaktifansiswadalamKelompokKeaktifansiswadalamKelasKetuntasanHasil Belajar
Gambar 4. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis
pada tindakan siklus II. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Kelebihan itu adalah meningkatnya
antusias siswa baik dalam diskusi kelompok maupun saat proses belajar mengajar.
Siswa sudah melaksanakan diskusi Think pair share dengan lebih baik.
Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siklus II
juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada guru dan siswa.
Kelemahan yang ada pada guru adalah Pada saat menjelaskan materi suasana
kelas masih agak tegang sehingga siswa masih kurang percaya diri untuk bertanya
dan berpendapat Guru juga kurang memperhatikan kondisi siswa setelah evaluasi
dilaksanakan, sehingga suasana kelas menjadi ramai dan ada beberapa siswa yang
Jumlah
(%)
73
mengeluh karena tidak mendengar dengan jelas informasi dari guru setelah
adanya evaluasi.
Kekurangan yang ada pada diri siswa adalah masih ada beberapa siswa
yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga mereka tidak
memperhatikan guru dan teman yang sedang presentasi. Pada saat guru meminta
siswa mengerjakan LKS dengan diskusi dengan teman sebangku, masih ada
beberapa siswa yang mengerjakan sendiri dan tidak berdiskusi. Selain itu masih
tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya.
Pada umumnya mereka adalah siswa-siswa yang tidak memperhatikan saat guru
memberikan apersepsi. Untuk giliran presentasi sudah ada beberapa kelompok
yang maju tanpa ditunjuk, tetapi guru memberikan motivasi kepada siswa.Dari
ketuntasan belajar, masih ada 2 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal
evaluasi.
Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya refleksi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dan untuk meningkatkan pembelajaran agar
menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah guru perlu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan nyaman untuk siswa,
sehingga mereka tidak tegang saat belajar . Pada waktu evaluasi selesai guru
menarik perhatian siswa agar mereka mau mendengar penjelasan guru. Sehingga
mereka mengetahui informasi yang diberikan guru. Peningkatan disiplin siswa
dapat dilakukan dengan cara guru meningkatkan kontrol dan pengawasan kelas
untuk meningkatkan disiplin siswa dan menegur siswa yang tidak memperhatikan.
Hal itu dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan untuk siswa yang
tidak memperhatikan tadi dan menunjuk mereka untuk maju menjelaskan jawaban
kepada teman-temannya. Hal yang harus selalu ditingkatkn guru adalah
meningkatkan pendekatan kepada siswa agar mereka lebih percaya diri untu aktif
dan mereka akan lebih paham materi yang dipelajari dan harus selalu memberikan
motivasi agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih percaya diri dalam bertanya dan
berpendapat dan presentasi di depan kelas.
74
3. Siklus III
Penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada
mata pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa adalah sebagai berikut:
a . Perencanaan Tindakan Siklus III
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lengkap
dengan skenario pembelajaran. Setelah itu, pada tanggal 27 Februsri 2010 peneliti
bersama guru akuntansi mendiskusikan RPP tersebut. Peneliti mengungkapkan
hasil analisis dan refleksi siklus II. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus III akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada
hari Selasa tanggal 2 Maret 2010, Hari Rabu tanggal 3 Maret 2010, Hari Selasa
tanggal 9 Maret 2010, dan Hari Rabu 10 Maret 2010.
Tahap perencanaan tindakan siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut:
1 ) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata
pelajaran ekonomi kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS), dengan skenario pembelajaran sebagai berikut:
a . Pertemuan Pertama
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya
(4) Guru menginformasikan hasil evaluasi pertemuan sebelumnya
dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar.
(5) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan
tanya jawab.
(6) Penjelasan Materi mengenai jurnal penutup dan jurnal pembalik
diselingi tanya jawab
(7) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum mereka pahami.
75
(8) Guru memberikan contoh jernal penutup dan jurnal pembalik.
(9) Guru memberikan contoh soal yang ada di LKS dan memberikan
siswa kesempatan untuk mencoba menjawab.
(10) Guru memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya guru akan
memberikan soal yang akan dikerjakan siswa dengan langkah-
langkah pembelajaran Think Pair Share.
(11) Guru menutup pelajaran dengan salam
b . Pertemuan Kedua
(1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa
(2) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya.
(3) Guru membagikan soal kepada seluruh siswa.
(4) Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri, dahulu sebelum
didiskusikan dengan pasangannya.
(5) Siswa diminta mendiskusikan dengan pasangan.
(6) Setelah itu mereka bergabung dengan kelompok berempat untuk
mendiskusikan jawaban dan mempersiapkan diri untuk presentasi
di depan kelas dan mengumpulkan tugas berempat.
(7) Pada saat siswa berdiskusi dengan kelompok, guru berkeliling
sambil mengawasi mereka dan memberikan arahan bagi kelompok
yang mengalami kesulitan.
(8) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok dan guru
memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya adalah presentasi
kelompok.
(9) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c . Pertemuan Ketiga
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa.
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk presentasi hasil diskusi kelompok
(3) Guru memandu pelaksanaan presentasi kelompok dan diskusi kelas
yang diselingi tanya jawab
76
(4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi
kelompok secara bergantian. Dalam diskusi kelas diselingi tanya
jawab.
(5) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir guru
mambimbing siswa merumuskan kesimpulan
(6) Guru memberi tahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah
evaluasi
(7) Guru menutup pelajaran dengan salam
d . Pertemuan Keempat
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta
mengabsen siswa
(2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
(3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang telah dibahas
(4) Posisi duduk siswa ditukar dengan teman sebelahnya yang ada
dibaris sebelahnya.
(5) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir dan meminta agar
siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama
(6) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan siswa dan memberikan kesempatan
untuk siswa agar dapat mengerjakan soal evaluasi dengan tertib dan
tenang.
(7) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis
(8) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan sebelum
jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya.
(9) Guru menutup pelajaran dengan salam dan memberikan motivasi
agar siswa belajar materi selanjutnya.
2 ) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
mendiskusikannya bersama guru untuk materi jurnal penutup dan jurnal
pembalik dengan pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
77
3 ) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya bersama
guru. Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil
pekerjaan siswa ( evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan
mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b . Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan selama 4 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 2, 3, 9, dan 10 Maret 2010 di ruang
kelasi XI IPS 2. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran
dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus III ini adalah jurnal penutup dan
jurnal pembalik. Pada pertemuan pertama, guru mendemostrasikan materi secara
jelas dan diselingi tanya jawab. Siswa duduk sesuai kelompok Think Pair Share.
Setelah itu guru memberikan soal. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
yang mau menjawab dan menuliskan jawaban di depan kelas. Setelah mereka
menuliskan jawaban di white board, soal dibahas bersama-sama dalam forum
kelas sehingga seluruh siswa menjadi lebih paham akan materi yang diajarkan.
Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan guru
sesuai dengan langkah Think Pair Share. Pada pertemuan ketiga diisi dengan
presentasi hasil kerja kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan
keempat dilakukan evaluasi belajar siswa dari siklus III.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1 ) Pertermuan Pertama ( Selasa, 2 Maret 2010)
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian
mengabsen siswa, dan pada hari itu siswa masuk semua. Setelah mengabsen, guru
memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan
tentang materi sebelumnya yaitu laporan perubahan modal dan laporan neraca.
Para siswa langsung mengeluarkan buku akuntansi dan perlengkapan belajar yang
lain. Ada sebagian besar siswa yang mengacungkan jari untuk menjawab
pertanyaan dari guru. Pada pertemuan ini sudah banyak siswa yang
memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Suasana kelas menjadi
78
lebih aktif karena siswa ada yang bertanya dan ada yang mencoba menjawab
pertanyaan siswa lain. Sudah terjadi perubahan dari siklus II ke siklus III. Pada
siklus II sudah ada beberapa siswa yang bertanya dan menjawab. Namun pada
siklus III sudah banyak siswa yang berani bertanya dan menjawab serta siswa
yang lain memperhatikan dan menanggapi pertanyaan siswa lain dan penjelasan
guru. Sehingga suasana di kelas menjadi lebih hidup.
Setelah memberikan pertanyaan, guru memberikan soal dan memberi
kesempatan kepada siswa yang mau menjawab di depan kelas. Ada beberapa
siswa yang bersedia menjawab. Siswa yang maju menjawab pertanyaan dan
menjelaskan jawaban kepada teman mereka. Hal ini bertujuan agar siswa menjadi
lebih paham akan materi yang diajarkan.. Selain itu juga untuk meningkatkan
keaktifan dan keberanian siswa dalam berpendapat dan menjawab pertanyaan.
Dengan penjelasan dari teman yang maju menjawab dan dibimbing oleh guru
diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk memperdalam materi yang
dipelajarinya.
Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa pada
pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkah-langkah pembelajaran
Think Pair Share. Siswa diminta belajar dan mempersiapkan diri untuk diskusi
pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 3 Maret 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa.
Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru
meminta siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan lainnya serta meminta
siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru mengingatkan bahwa pada
pertemuan itu dilaksanakan diskusi dengan Pembelajaran Think Pair Share.
Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masing-masing siswa.
Guru meminta siswa untuk memikirkan sendiri dahulu mengenai jawaban
sebelum didiskusikan dengan pasangannya. Setelah berdiskusi dengan
pasangannya, siswa bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk guru untuk
mendiskusikan hasil kerja mereka dan mempersiapkan diri untuk
mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Tempat duduk kelompok
79
dibuat berbeda dengan pertemuan ketiga pada siklus II. Hal ini bertujuan agar
siswa tidak merasa jenuh dan memperoleh suasana yang baru. Pada saat diskusi
kelompok berlangsung, guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi kelompok
agar siswa aktif berdiskusi dengan pasangan dan kelompoknya. Setelah jam
pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan telah selesai, guru meminta
siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar
mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada
pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3 ) Pertemuan ketiga ( Selasa, 9 Maret 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa.
Semua siswa masuk. Guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.
Guru menyampaikan rencana pembelajaran hari itu adalah presentasi. Pada
pertemuan itu dilaksanakan 4 kelompok yang presentasi dengan materi jurnal
penutup 2 kelompok dan materi jurnal pembalik 2 kelompok. Waktu presentasi
dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit. Guru memberikan kesempatan kepada
kelompok yang mau maju presentasi karena pada siklus I dan Siklus II semua
kelompok pernah maju presentasi. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju
pertama adalah kelompok IV. Setelah kelompok IV mempresentasikan hasil,
dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain yang ingin bertanya. Ada
beberapa siswa yang bertanya dan kelompok IV mampu menjawab. Selanjutnya
guru menawarkan lagi untuk kelompok yang mau maju. Kelompok VII bersedia
mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Materi jurnal penutup sudah
dipresentasikan oleh 2 kelompok. Presentasi pada putaran kedua adalah jurnal
pembalik. Guru kembali menawarkan kepada kelompok yang mau maju
presentasi. Ada 2 kelompok yang menawarkan diri untuk maju presentasi yaitu
kelompok Vi dan IX. Presentasi berjalan dengan lancar dan ada beberapa siswa
yang memberikan pertanyaan untuk kelompok yang presentasi.
Setelah 4 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru
membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai jurnal penutup dan jurnal
pembalik.Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya. Ada
beberapa siswa yang meminta guru menjelaskan kembali mengenai pencatatan
80
jurnal penutup jika perusahaan mengalami laba dan jika perusahaan mengalami
rugi.
Guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya
akan diadakan evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk
menghadapi evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam
4 ) Pertemuan Keempat ( Rabu, 10 Maret 2010)
Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa. Pada hari
itu Firdian, Ganda, Mutiara, Novita dan Radityo tidak masuk. Firdian tidak
masuk tetapi tidak ada surat ijin. Ganda dan Mutiara tidak masuk karena ada
kepentingan keluarga. Sedangkan Novita dan Radityo tidak masuk karena sakit.
Selanjutnya guru meminta siswa mengisi tempat duduk di depan yang masih
kosong. Siswa diminta mengumpulkan semua buku dan kertas yang berkaitan
dengan akuntansi. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengerjakan sesuai
kemampuan sendiri. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi. Posisi duduk
mereka juga diatur sesuai dengan skenario pembelajaran pada RPP.
Kegiatan evaluasi berjalan dengan baik. Hasil evaluasi langsung
dikumpulkan saat bel tanda pergantian jam berbunyi.
c . Observasi dan Interpretasi
Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti dan
guru mata pelajaran berkolaborasi sebagai guru dan pengamat.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar pada siklus III, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1 ) Siswa yang aktif dalam diskusi kelompok sebesar 90,48% dan sebanyak 9,52%
masih kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok.
2 ) Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam forum kelas dari
apersepsi sampai selesai sudah meningkat menjadi sebanyak 83,33%. Siswa yang
lain masih takut dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan..
3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan siswa, dapat diidentifikasi bahwa siswa yang
sudah mampu ( memenuhi KKM) dalam mengerjakan jurnal penutup dan jurnal
81
pembalik sebanyak 100% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi.. Siswa yang
tidak masuk karena sakit ada5 orang yaitu Firdian, Ganda, Mutiara, Novita dan
Radityo..
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
ju
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
KeaktifansiswadalamKelompok
KeaktifansiswadalamKelas
KetuntasanHasil Belajar
Gambar 5. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus III
d . Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis
pada tindakan siklus III. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Kelebihan itu adalah antusias siswa
baik dalam diskusi kelompok maupun saat proses belajar mengajar sudah baik.
Siswa sudah melaksanakan diskusi Think pair share dengan baik. Ketuntasan
hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat. Hal ini disebabkan guru lebih
Jumlah
(%)
82
meningkatkan kualitas mengajar dan siswa sudah mulai aktif bertanya, menjawab
dan berdiskusi serta memperhatikan penjelasan guru.
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada siklus III
masih sedikit mempunyai kekurangan Kekurangan tersebut adalah motivasi siswa
untuk aktif masih belum stabil.
Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya refleksi untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dan untuk meningkatkan pembelajaran agar
menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah guru harus
lebih kreatif agar dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif . Selain itu
guru harus selalu memberikan motivasi agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih
percaya diri dalam bertanya dan berpendapat serta belajar dan mengerjakan soal
yang diberikan guru, agar pemahaman terhadap materi meningkat.
D. Pembahasan
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I
sampai siklus III dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil survei ini,
peneliti menemukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Ekonomi Pada
kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas
XI IPS 2 masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu,
peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk
mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share. Alasan peneliti memilih pembelajaran ini adalah karena
dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share diharapkan
siswa akan lebih paham ketika berdiskusi dengan temannya dan akan
meningkatkan hasil belajarnya.
83
Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja dan laporan laba rugi. Guru
memberikan materi dengan mendemonstrasikan (modelling) mengisi kertas kerja
dan menyusun laporan laba rugi. Hari berikutnya siswa diminta mengerjakan soal
dengan langkah pembelajaran Think Pair Share mengenai materi yang telah
diajarkan. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada
siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan diskusi, dimana ada
beberapa siswa yang hanya meniru pekerjaan pasangan diskudinya. Selain itu,
kesempatan presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang tidak
maju. Dari hasil evaluasi masih ada beberapa siswa yang tidak lulus KKM.
Karena itu, peneliti bersama guru mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus I
Aspek yang dinilai Jumlah (%)
Keaktifan siswa dalam kelompok
69.05% dari jumlah siswa yang hadir
Keaktifan siswa dalam kelas
75% dari jumlah siswa yang hadir
Ketuntasan hasil Belajar
61.67% dari jumlah siswa yang hadir
Setelah melakukan analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dan
perencanaan tindakan siklus II, peneliti bersama guru secara kolaboratif
melaksanakan tindakan siklus II. Materi pembelajaran pada siklus II adalah
laporan perubahan modal dan laporan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses belajar mengajar pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil
maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang
84
aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon
apersepsi guru. Mereka sudah mulai berani bertanya dan berpendapat tanpa harus
ditunjuk oleh guru. Hasil evaluasi juga sudah menunjukkan peningkatan. Hal ini
disebabkan karena siswa mengerjakan soal di LKS dan dibahas bersama dalam
forum kelas. Sehingga mereka lebih memahami materi yang dipelajari. Kegiatan
presentasi juga menjadi lebih aktif dengan tanya jawab antar kelompok dan
diakhiri dengan pengambilan kesimpilan dibawah bimbingan guru. Namun masih
terdapat kekurangan pada siklus II yaitu masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan saat kelompok lain sedang presentasi. Sehingga masih diperlukan
juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya
proses belajar mengajar .
Hasil pelaksanaan tindakan siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II
Aspek yang dinilai Jumlah (%)
Keaktifan siswa dalam kelompok
77.80% dari jumlah siswa yang hadir
Keaktifan siswa dalam kelas
70.73% dari jumlah siswa yang hadir
Ketuntasan hasil Belajar
95% dari jumlah siswa yang hadir
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
keaktifan maupun hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Namun masih terdapat
beberapa kekurangan pada siklus II. Oleh karena itu, peneliti bersama guru mata
pelajaran merencanakan tindakan pada siklus III untuk memperbaiki kekurangan
dan kelemahan yang masih ada.
Materi pembelajaran pada siklus III adalah jurnal penutup dan jurnal
pembalik. Pada pertemuan pertama guru memberikan materi diselingi tanya
jawab. Setelah itu guru memberikan soal di depan kelas dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk maju mengerjakan di depan kelas. Ada beberapa siswa yang
bersedia maju ke depan kelas untuk menjawab dan menjelaskan kepada teman-
85
temannya. Pemberian soal di depan kelas bertujuan untuk meningkatkan
keberanian siswa aktif menjawab pertanyaan. Selain itu juga untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua
diadakan diskusi dengan pembelajaran Think Pair Share. Pada pertemuan kedua
ini siswa terlihat lebih bersemangat saat diskusi kelompok. Hal ini dikarenakan
guru berkeliling dan memberikan pengarahan kepada kelompok yang mengalami
kesulitan. Selain itu, tempat duduk siswa yang dibuat berbeda dengan sebelumnya
akan memberikan suasana baru bagi mereka. Presentasi berjalan lebih aktif
daripada presentasi pada siklus II. Pada presentasi siklus III ini siswa menjadi
lebih aktif dan memperhatikan kelompok lain yang sedang presentasi. Mereka
juga lebih banyak yang bertanya dan berpendapat. Selanjutnya pada pertemuan
yang keempat adalah evaluasi materi jurnal penutup dan jurnal pembalik.
Pelaksanaan evaluasi berjalan dengan lancar. Hasil evaluasi siklus III ini juga
lebih memuaskan daripada siklus II. Hal ini menunjukkan telah terjadi
peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus II ke siklus III.
Hasil pelaksanaan tindakan siklus III dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 5. Keaktifan dan Ketuntasan Belajar pada Siklus III
Aspek yang dinilai Jumlah (%)
Keaktifan siswa dalam kelompok
90.48% dari jumlah siswa yang hadir
Keaktifan siswa dalam kelas
83.33% dari jumlah siswa yang hadir
Ketuntasan hasil Belajar
100% dari jumlah siswa yang hadir
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, II dan III dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar Mata Pelajaran
Ekonomi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dari siklus satu ke
siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 4 berikut ini:
86
Tabel 6. Peningkatan Keaktifan dan Ketuntasan Hasil Belajar
Aspek yang
dinilai
Siklus Jumlah (%) Peningkatan
Keaktifan
siswa dalam
kelompok
Siklus I 69.05% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus II 77.80% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus III 90.48% dari jumlah siswa yang hadir
Keaktifan
siswa dalam
kelas
Siklus I 61.67% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus II 70.73% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus III 83.33% dari jumlah siswa yang hadir
Ketuntasan
hasil Belajar
Siklus I 75% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus II 95% dari jumlah siswa yang hadir
Siklus III 100% dari jumlah siswa yang hadir
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar tersebut juga dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
0
20
40
60
80
100
Jumlah
Siswa
(
%
)
siklus I siklus II siklus III
Grafik Keaktifan Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
keaktifan siswadalamkelompok
keaktifan siswadalam kelas
ketuntasanhasil belajar
Gambar. 6. Grafik hasil Penelitian
8.75%
12.68%
9.06%
12.60%
20%
5%
Jum
lah
Sisw
a (%
)
J um l a h
(%)
87
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
Mata Pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar menyusun Laporan Keuangan
Perusahaan Jasa yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan keaktifaan
dan hasil belajar. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Sehingga dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair
Share dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar Mata Pelajaran
Ekonomi pada Kompetensi Dasar menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa.
Keberhasilan tersebur dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut:
1 ) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran
2 ) Siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan
teman yang lebih paham akan materinya dan belajar bertanya.
3 ) Siswa sudah mampu memahami materi
4 ) Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan motivasi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang membantu keaktifan belajar siswa.
5 ) Nilai dari hasil evaluasi yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan
dari siklus I sampai siklus III.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 2 SMA
Negeri 2 Sukoharjo ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan hasil
belajar Mata Pelajaran Fkonomi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan
Keuangan Perusahaan Jasa dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran
Fkonomi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hal tersebut dapat terlihat
dari beberapa temuan di kelas, yaitu:
1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan
siswa di kelas sebesar 12,60%. Keaktifan siswa dalam kelas pada siklus
kedua sebesar 70,73%. Keaktifan siswa dalam kelas pada siklus ketiga
sebesar 83,33%.
2. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi
kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan peran
siswa pada saat kegiatan diskusi kelompok sebesar 12,68%. Keaktifan
siswa dalam kelompok pada siklus kedua sebesar 77,80%. Keaktifan siswa
dalam kelompok pada siklus ketiga sebesar 90,48% .
3. Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 5%. Ketuntasan
belajar siswa pada siklus kedua sebesar 95%. Ketuntasan belajar siswa pada
siklus ketiga sebesar 100%.
88
89
4. Peningkatan terbesar ada pada ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus ketiga mencapai 100%. Hal ini sesuai
dengan manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe think pair
share yaitu memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja
sama dengan orang lain, sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan
partisipasi yang optimal siswa akan mempunyai waktu berpikir yang cukup
banyak dan memecahkan masalah yang diberikan guru. Pada akhirnya
dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan pada simpulan penelitian di atas, maka implikasi dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Implikasi Teoretis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa.
Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru
memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki
minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif dan efisien. Selain itu, penggunaan pendekatan yang tepat dalam
menerapkan suatu metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas dan
efektivitas penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi dan keaktifan siswa pada
90
saat mengikuti pembelajaran sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas.
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik. Kegiatan
pembelajaran ekonomi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan
perusahaan jasa menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar mata pelajaran
Ekonomi. Hal ini disebabkan karena pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share menekankan pada keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk
selalu aktif dalam belajar melalui kegiatan diskusi. Selain itu, dengan adanya
kegiatan sharing dalam pembelajaran lebih mempermudah siswa dalam
memahami materi pelajaran.
2. Implikasi Praktis
Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui
pengggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi pada kompetensi dasar
menyusun laporan keuangan perusahaan jasa. Siswa terlihat lebih antusias dan
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih aktif dalam
kegiatan diskusi. Disamping itu siswa juga merasa senang dengan adanya sharing
saat pembelajaran sehingga tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran
ekonomi. Hasil belajar siswa yang tercermin dari hasil evaluasi juga mengalami
peningkatan.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar siswa secara
optimal dalam pembelajaran ekonomi, seorang guru harus mampu memilih
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan
kondisi lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan, melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share (TPS) dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dalam
pembelajaran ekonomi.
91
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS),
guru hendaknya membagi kelompok secara heterogen berdasarkan
tingkat kemampuan/intelegensi siswa agar diskusi dapat berjalan
secara optimal.
b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS),
guru hendaknya mengoptimalkan kegiatan belajar siswa saat
berdiskusi berpasangan maupun saat presentasi dengan memberikan
pengarahan dan melakukan pengawasan terhadap siswa .
c. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang telah
berlangsung dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Siswa memanfaatkan dengan baik penerapan pembelajaran kooperatif
tipe think pair share untuk berdiskusi dengan temannya dan untuk
memecahkan masalah dan saling mengajari satu sama lain agar siswa
paham akan materi yang dipelajari.
b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi
dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain.
c. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
d. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru
menerangkan.
3. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan
dalam proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain, maupun di sekolah lain.
Namun, dalam penerapannya harus menyesuaikan kondisi kelas
92
maupun sekolah masing-masing, karena setiap sekolah dan setiap kelas
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka dengan adanya
penyesuaian tersebut diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran
yang lebih baik.
93
S. Maesuri. 2002. Cooperative Learning In The Mathematics Classroom. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soemarso S.R. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PLPG
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
UU No.20 Tahun 2003 ( SISDIKNAS). www.google.co.id Diakses tanggal 17 Desember 2009.