Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
45
VALUASI EKONOMI HUTAN MANGROVE DI PULAU
DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG PROPINSI
KEPULAUAN RIAU
Linda Waty Zen dan Fitria Ulfah
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan nilai ekonomi
ekosistem hutan mangrove di Pulau Dompak, mengkuantifikasi total nilai pemanfaatan (use
value) dan nilai bukan pemanfaatan (non-use value) ekosistem hutan mangrove, serta
merumuskan strategi pengelolaan hutan mangrove yang berkelanjutan dengan tetap
memperhatikan aspek fungsi dan peran mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Metode kuantitif deskriptif serta penjelasan kualitatif untuk menggambarkan
tentang karakteristik ekosistem hutan mangrove. Analisis kuantitatif berdasarkan data angka
menjelaskan tentang Nilai ekonomi ekosistem hutan mangrove. Hasil penelitian
menemukan bahwa manfaat ekosistem hutan mangrove di Pulau Dompak terdiri dari
manfaat langsung berupa hasil hutan (kayu log) , penangkapan ikan, kepiting, udang dan
siput laut (gonggong) , manfaat tidak langsung berupa penahan abrasi dan manfaat pilihan
berupa nilai keanekaragaman hayati. Nilai manfaat ekonomi total hutan mangrove di Pulau
Dompak adalah sebesar Rp 88.257.253.176,20 per tahun atau sebesar Rp 169.725.486,88
per hektar per tahun yang terdiri nilai manfaat langsung sebesar Rp 53,131,453,176.20 per
tahun ( 60,20 %).Nilai manfaat tidak langsung diperoleh sebesar Rp 35,040,000,000.00 (
39,70 %) dan nilai manfaat pilihan sebesar Rp 85,800,000.00 (0,10 %).
Kata kunci : hutan mangrove, Pulau Dompak, manfaat, nilai ekonomi
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the benefits and economic value of
mangrove forest ecosystems on Dompak island, quantifies the total value of the utilization
(use value) and the value is not use (non-use value) of mangrove forest ecosystems, as well
as formulating strategies of sustainable management of mangrove forests while attention to
aspects of the function and role of mangroves. The method used in this research is
descriptive quantitative method and qualitative explanations to describe the characteristics of
mangrove forest ecosystems. Quantitative analysis based on the data rate describes the
economic value of mangrove forest ecosystems. The study found that the benefits of the
mangrove forest ecosystem on the Dompak island consists of direct benefits such as forest
products (wood logs), catching fish, crabs, shrimp and sea slugs (“gonggong”), indirect
benefits in the form of retaining abrasion and benefits of options such as biodiversity values.
Total value of the economic benefits of mangrove forests in densely packed island is
Rp 88,257,253,176.20 per year or Rp 169,725,486.88 per hectare per year consisting of
direct benefit value of Rp 53,131,453,176.20 per year (60.20%). Indirect benefits derived
value of Rp 35,040,000,000.00 (39.70%) and the option value of benefits Rp 85,800,000.00
(0.10%).
Keywords : mangrove forest, Dompak island, benefit, economic value.
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
46
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan mangrove merupakan
salah satu sumberdaya pesisir dan laut
yang sangat bermanfaat dalam
mendukung kehidupan penting di
wilayah pesisir dan lautan. Fungsi
ekologis hutan mangrove diantaranya
adalah penyedia makanan bagi biota
perairan, tempat pemijahan (spawning
ground) bagi bermacam-macam biota,
pelindung terhadap abrasi , angin taufan
dan tsunami, penyerab limbah, pencegah
intrusi air laut dan sebagainya.Fungsi
ekonomis hutan mangrove diantaranya
sebagai penyedia kayu bakar, daun-daun
untuk obat, bahan bakar, alat penangkap
ikan, bahan baku kertas dan sebagainya.
Pulau Dompak merupakan salah
satu kategori pulau kecil di Propinsi
Kepulauan Riau, yang terletak
disebelah Selatan Kota Tanjungpinang.
Pulau Dompak memiliki potensi
sumberdaya mangrove yang cukup luas,
dimana dari seluruh total ekosistem
mangrove di Kota Tanjungpinang
sebanyak 27,6 persen terdapat di Pulau
Dompak. Kegiatan pembangunan yang
cukup pesat di Kota Tanjungpinang
menjadikan pulau Dompak sebagai salah
satu kawasan pengembangan pusat kota.
Pulau Dompak dengan luas
lebih kurang 957 ha telah ditetapkan
menjadi daerah perkantoran dan pusat
pemerintahan daerah Propinsi Kepulaun
Riau. Beragam aktifitas pembangunan di
kawasan pulau Dompak menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas
lingkungan yang dapat merusak
lingkungan kawasan Perairan di Pulau
Dompak.
Sampai saat ini, kebanyakan
manusia khususnya para perencana dan
pengambil keputusan menghargai nilai
manfaat ekosistem alamiah hanya dari
segi manfaat langsung (direct-use
value), padahal Nilai Ekonomi Total
suatu ekosistem alamiah terdiri dari nilai
penggunaan (use-value) dan nilai bukan
penggunaan (non-use value), sehingga
mereka memberikan penilaian yang
rendah terhadap keberadaan ekosistem
mangrove. Oleh sebab itu, begitu mudah
mereka mengkonversi ekosistem
alamiah ( hutan mangrove) menjadi
peruntukan lain ( Dahuri, 2003).
Penilaian ekonomi dari
ekosistem hutan mangrove di Pulau
Dompak Kota Tanjungpinang perlu
dilakukan sehingga dapat memberikan
gambaran tentang nilai ekonomi
ekosistem mangrove di Pulau Dompak
tersebut, serta dapat dirumuskan strategi
pengelolaan hutan mangrove yang
berkelanjutan dengan tetap
memperhatikan aspek fungsi dan peran
mangrove.
Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui manfaat dan nilai
ekonomi ekosistem hutan
mangrove di Pulau Dompak
2. Mengkuantifikasi total nilai
pemanfaatan (use value) dan
nilai bukan pemanfaatan
(non-use value) ekosistem
hutan mangrove.
3. Merumuskan strategi
pengelolaan hutan mangrove
yang berkelanjutan dengan
tetap memperhatikan aspek
fungsi dan peran mangrove.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber informasi tentang
kondisi dan potensi sumberdaya
mangrove pulau Dompak sehingga
bermanfaat bagi pemerintah dalam
merumuskan strategi kebijakan
pengelolaan ekosistem mangrove yang
berkelanjutan di Pulau Dompak Kota
Tanjungpinang Propinsi Kepulaun Riau.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah
kawasan pulau Dompak yang terletak di
daerah administrasi Kota Tanjungpinang
Propinsi Kepulauan Riau. Penelitian
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
47
dilaksanakan pada bulan Juni sampai
Oktober 2013.
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder. .Data primer diperoleh
melalui observasi dan wawancara. Data
tersebut meliputi data variabel valuasi
ekonomi hutan mangrove, profil
masyarakat, pandangan responden
terhadap hutan mangrove, interaksi
masyarakat dengan hutan
mangrove. Sedangkan d Data sekunder
diperoleh dari Kantor Kelurahan
Dompak, mencakup monografi
meliputi data penduduk (KK, jumlah
jiwa, dll).
Pengumpulan data dan informasi
dilakukan melalui wawancara, observasi
lapangan, yang meliputi :
1. Wawancara langsung dengan
responden tentang masalah yang
diteliti dengan menggunakan
pedoman wawancara berupa daftar
pertanyaan
2. Observasi : melakukan pengamatan
secara langsung pada obyek yang
diteliti, yaitu pengamatan secara
langsung tentang kondisi ekologi
hutan mangrove, serta tingkat
pemanfaatan langsung terhadap
hutan mangrove.
Metode Pemilihan Responden
Metode pemilihan sampel/
responden yang digunakan
adalah purposive sampling,yaitu metode
pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu atau sengaja,
dimana yang menjadi sasaran responden
penelitian adalah masyarakat yang
bermukim di Pulau Dompak yang terdiri
dari 193 KK. Responden yang dipilih
adalah masyarakat yang sering
berasosiasi dengan mangrove yang
tinggal di pesisir Pulau Dompak. Jumlah
responden penelitian ini adalah
sebanyak 23 orang.
Analisis Data
Metode Penelitian yang
digunakan adalah Metode kuantitif
deskriptif serta penjelasan kualitatif
untuk menggambarkan tentang
karakteristik ekosistem hutan mangrove.
Analisis kuantitatif berdasarkan data
angka menjelaskan tentang Nilai
ekonomi ekosistem hutan mangrove.
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Penilaian ekonomi sumberdaya
mangrove dilakukan dengan
menggunakan tahap sebagai berikut:
(Bakosurtanal, 2005 & Bann,1998 ) :
1. Identifikasi manfaat dan fungsi-
fungsi sumberdaya hutan mangrove
2. Kuantifikasi besarnya dampak
3. Dampak kuantitatif dinyatakan
dalam nilai uang (rupiah)
4. Analisis ekonomi.
Identifikasi dan Fungsi Sumberdaya
Hutan Mangrove
Nilai ekonomi sumberdaya mangrove
dibagi menjadi nilai penggunaan (use-
value) dan nilai non penggunaan (non-
use value). Nilai penggunaan dibagi
menjadi dua yaitu nilai langsung (direct-
use value) dan nilai tidak langsung (
indirect- use value). Sedangkan nilai
non-penggunaan dibagi menjadi tiga,
yang meliputi nilai manfaat langsung
(option value), nilai manfaat keberadaan
(existence value) dan nilai warisan
(bequest value) (Fauzi, 2004). Nilai
manfaat langsung (direct-use value)
Nilai manfaat langsung adalah nilai yang
dihasilkan dari pemanfaatan secara
langsung dari suatu sumberdaya.
Manfaat langsung diartikan sebagai
manfaat yang dapat dikonsumsi.
Nilai manfaat langsung hutan mangrove
dihitung dengan persamaan :
DUV = ∑ DUV i
Keterangan : DUV = Direct Use Value
DUV 1 = manfaat kayu ( Rp/th)
DUV2 = manfaat penangkapan ikan
(Rp/th)
DUV3 = manfaat penangkapan udang
(Rp/th)
DUV4 = manfaat penangkapan kepiting
(Rp/th)
DUV5= manfaat penangkapan siput laut
(gonggong) (Rp/th)
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
48
1) Nilai manfaat tidak langsung
(indirect-use value)
Manfaat tidak langsung adalah
manfaat dari suatu sumberdaya
(mangrove) yang dimanfaatkan secara
tidak langsung oleh masyarakat.
Manfaat tidak langsung dapat berupa
manfaat fisik yaitu penahan abrasi air
laut.
Penilaian hutan mangrove secara fisik
dapat diestimasi dengan fungsi hutan
mangrove sebagai penahan abrasi.
(Rp/th)
2) Nilai manfaat pilihan (option value)
Manfaat pilihan yaitu nilai ekonomi
yang diperoleh dari potensi pemanfaatan
langsung maupun tidak langsung dari
sebuah sumberdaya/ekosistem di masa
datang yaitu berupa nilai Biodiversity (
Rp/th).
Menurut Ruitenbeek ( 1992), hutan
mangrove Indonesia mempunyai nilai
biodiversity sebesar US $ 1.500 per
km2.
Nilai manfaat pilihan ini diperoleh
dengan persamaan :
OV = US $ 15 per ha x luas hutan
mangrove
Keterangan : OV = Option Value (nilai pilihan)
Kuantifikasi Manfaat Ke dalam
Nilai Uang
Setelah seluruh manfaat dapat
diidentifikasi, maka selanjutnya adalah
mengkuantifikasi seluruh manfaat ke
dalam nilai uang dengan beberapa nilai,
yaitu :
1. Nilai pasar
Pendekatan ini digunakan untuk
menghitung nilai ekonomi dari
komoditas-komoditas yang langsung
dapat dimanfaatkan dari sumberday
mangrove
2. Harga tidak langsung
Pendekatan ini digunakan untuk menilai
manfaat tidak langsung dari hutan
mangrove.
3. Contingent Value Method
(CVM)
Pendekatan ini digunakan untuk
menghitung nilai dari suatu sumberdaya
yang tidak dijual dipasar, contohnya
nilai keberadaan.
4. Nilai Manfaat Ekonomi Total
Teknik perhitungan untuk menilai
ekonomi suatu sumberdaya, mengacu
pada metode valuasi ekonomi atau Total
Economi Value (TEV) (Dahuri, 2003).
Nilai manfaat ekonomi total dari hutan
mangrove merupakan penjumlahan dari
seluruh nilai ekonomi dari manfaat
hutan mangrove yang telah diidentifikasi
dan dikuantifikasikan.
Secara matematis dapat dirumuskan
dalam persamaan sebagai berikut ;
TEV = DUV + IUV + OV Keterangan :
TEV = Total Economi Value ( Total Nilai
Ekonomi)
DUV = Direct Use Value ( Nilai
Penggunaan langsung)
IUV= Indirect-Use Value (Nilai
Penggunaan Tidak langsung)
OV = Option Value ( Nilai pilihan)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Daerah Penelitian
Letak Administratif
Kependudukan
Jumlah penduduk kelurahan Dompak
terbilang cukup sedikit yaitu sekitar
2.679 jiwa, terdiri dari penduduk yang
berjenis kelamin laki-laki sebanyak
1.395 jiwa dan penduduk yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 1.284 jiwa
sehingga kelurahan Dompak hanya
memiliki 13 buah Rukun Tetangga dan 4
buah Rukun Warga. Pulau Dompak
yang sebagian besar berupa hutan hanya
dihuni sejumlah kecil penduduk. Pulau
Dompak didiami oleh 193 KK. .(Pemko
Tanjungpinang, 2011).
Kondisi Umum Perairan Pulau
Dompak
Kondisi perairan Pulau Dompak mampu
menunjang kehidupan hutan mangrove.
Berdasarkan hasil penelitian Lestari, et
al (2012) diketahui bahwa suhu
perairan di lokasi penelitian rata-rata 29
°C. Secara umum kisaran suhu yang
diperoleh merupakan kisaran yang
masih dapat mendukung kehidupan
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
49
mangrove (baku mutu suhu sebesar 28 –
32 °C). Sedangkan nilai kekeruhan di
Perairan Pulau Dompak cukup tinggi
jika dibandingkan dengan nilai ambang
baku mutu untuk kehidupan biota laut
menurut KepMenLH Nomor 51 Tahun
2004 (< 5 NTU).
Kecepatan arus pada lingkungan
perairan kawasan mangrove di Pulau
Dompak berkisar antara 0,104 – 0,13
m/s. Jika hutan mangrove masih banyak
maka arus perairan semakin kecil
sampai ke pantai, sehingga keberadaan
hutan mangrove harus selalu dijaga
kelestariannya supaya tidak terjadi
abrasi.
Nilai salinitas berkisar antara 30 – 30,5
‰. Menurut baku mutu (KEPMENLH,
2004) bahwa mangrove dapat
berkembang secara optimum pada
salinitas sampai dengan 34‰. Oksigen
terlarut (DO) di perairan Pulau Dompak
berkisar antara 6,77 – 8,99 mg/l. Nilai
ini masih dalam kisaran baku mutu
menurut MENLH, 2004 ( > 5 mg/l).
Kadar pH di lokasi penelitian berkisar
antara 7,6 – 7,7. Nilai pH pada lokasi
penelitian berada pada nilai optimum
baku mutu menurut MENLH, 2004 (7-
8,5). Hal ini berarti bahwa pH di lokasi
penelitian berada pada kondisi yang
sehingga masih baik untuk menunjang
kehidupan hutan mangrove.
Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove
Nilai Manfaat Langsung Hutan
Mangrove
Berdasarkan hasil identifikasi di
lokasi penelitian, manfaat langsung dari
ekosistem hutan mangrove yang dapat
dihitung nilainya adalah potensi kayu
(nilai kayu log) ,manfaat penangkapan
hasil perikanan; terdiri dari ikan,
kepiting, udang dan gonggong (siput
laut).
Nilai Kayu Log
Hutan mangrove di Pulau Dompak
memiliki luas mencapai 520 hektar.
Nilai manfaat kayu log yang dihasilkan
hutan mangrove dihitung berdasarkan
volume kayu mangrove per ha tahun
dikali dengan harga kayu mangrove.
Untuk menentukan volume kayu total
dihitung dengan menggunakan Metode
Meyer ( metode factor kulit kayu) (FAO
1994 dalam Kustanti, 2011).
Dari hasil survey dilokasi penelitian di
dapatkan rata-rata diameter pohon
Rhizopora sp adalah 23,73 cm maka
berdasarkan metode Meyer volume total
(termasuk kulit kayu) Rhizopora sp
dengan rata-rata diameter 25 cm adalah
0,4989 ( FAO, 1994 dalam Kustanti,
2011). Nilai manfaat kayu mongrove di
Pulau Dompak dapat dilihat pada table
dibawah ini.
Tabel 1. Nilai Manfaat Hutan
Mangrove sebagai Kayu Log
Sumber : data primer setelah diolah
Dari table diatas terlihat bahwa
dengan memperhitungkan biaya
operational untuk penebangan dan
pengangkutan sebesar Rp 55.000/m3
maka didapatkan nilai ekonomi hutan
mangrove di Pulau Dompak sebagai
produsen kayu log adalah Rp.
26,494,084,500.00.
Nilai Ikan
Manfaat langsung yang dapat dikonsumi
adalah manfaat penangkapan ikan.
Penangkapan ikan dilakukan dengan
menggunakan peralatan yang tergolong
sederhana seperti pancing dan jarring.
Penangkapan ini juga dilakukan dengan
menggunakan armada penangkapan
yang sederhana berupa perahu
berukuran kecil/sampan yang
dilengkapi dengan mesin kapal
berkuatan kecil, sehingga jarak
penangkapan (fishing ground) nya pun
terbatas di sekitar perairan pulau
Dompak.
Biaya/harga Satuan Nilai
Harga kayu
mangrove
Rp/m3 150,000.00
Biaya
Operasional
Rp/m3 55,000.00
Laba Kotor Rp/m3 95,000.00
Produksi
kayu/ha
m3 536.32
Luas hutan
total
ha 520.00
Produksi total m3 27885.10
Nilai Kayu Rp 26,494,084,500.00
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
50
Nilai manfaat bersih
penangkapan ikan mencapai Rp.
5,956,986,956,52. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 2. Nilai Manfaat Langsung Hasil
Penangkapan Ikan Biaya/harga Satuan Nilai
Tangkapan Ikan Kg/trip 1,584.13
Harga Jual Ikan Rp/kg 25,217.39
Biaya Operasional Rp/trip 11,086.96
Frekwensi
penangkapan
Trip/thn 325.00
Nilai manfaat ikan Rp/thn 5,956,986,956.52
Sumber : Data primer setelah diolah
Nilai Kepiting
Manfaat langsung yang dapat dikonsumi
dari ekosistem mangrove di Pulau
Dompak selain daripada ikan adalah
penangkapan kepiting bakau (Scylla sp).
Kepiting bakau yang hidup di ekosistem
mangrove ditangkap dengan
menggunakan peralatan perangkap
(bubu). Meskipun hasil tangkapan tidak
banyak untuk setiap kali melakukan
penangkapan, tetapi nelayan setempat
setiap hari melakukan penangkapan
kepiting.
Tabel 3. Nilai Manfaat Langsung Hasil
Penangkapan Kepiting Biaya/harga Satuan Nilai
Tangkapan kepiting Kg/trip 859.30
Harga Jual kepiting Rp/kg 35.000.0
0
Biaya Operasional Rp/trip 7,134,78
2.61
Frekwensi
penangkapan
Trip/thn 288.52
Nilai manfaat kepiting Rp/thn 5,666,870,128.00
Sumber : Data primer setelah diolah
Dari hasil perhitungan manfaat
hasil penangkapan kepiting di peroleh
nilai manfaat langsung hail penangkapan
kepiting adalah sebesar Rp
5,666,870,128 per tahun.
Nilai Udang
Udang (Peneus sp) merupakan biota
perairan disekitar ekosistim hutan
mangrove yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi, sehingga ditemukan banyak
masyarakat pulau Dompak yang
melakukan penangkapan udang,
Masyarakat Pulau Dompak
menggunakan jaring untuk menangkap
udang di sekitar hutan mangrove Pulau
Dompak. Hasil tangkapan untuk setiap
kali penangkapan adalah 3,96 kg,
sedangkan frekwensi penangkapan per
tahun adalah 274,43 trip.
Hasil perhitungan nilai manfaat
langsung dari hasil penangkapan udang
yang dilakukan oleh nelayan di
P,Dompak disajikan pada table dibawah
ini.
Tabel 4.Nilai Manfaat Langsung Hasil
Penangkapan Udang Biaya/harga Satuan Nilai
Tangkapan udang Kg/trip 1,085.74
Harga Jual udang Rp/kg 62,173,91
Biaya Operasional Rp/trip 6,540,521.74
Frekwensi
penangkapan
Trip/thn 274,43
Nilai manfaat
udang
Rp/thn 11,766,076,809.
07
Sumber : Data primer setelah diolah
Hasil perhitungan manfaat
langsung penangkapan udang diperoleh
nilai manfaat langsung penangkapan
udang di Pulau Dompak adalah sebesar
Rp. 11.766.076.809 per tahun.
Nilai Siput Laut (Gonggong)
Siput laut (gonggong) Strombus
sp merupakan salah satu biota khas
Kepulauan Riau. Gonggong termasuk
salah satu jenis moluska Gastropoda
yang digemari oleh masyarakat untuk
dikonsumsi baik oleh masyarakat
setempat maupun wisatawan. Siput ini
ditangkap mulai dari yang berukuran
kecil sampai yang berukuran besar.
Siput laut ( Gonggong) Strombus sp
hidup pada substrat lumpur dan berpasir.
Pulau Dompak merupakan
salah satu kawasan di Tanjungpinang
yang merupakan habitat bagi siput laut
Gonggong. Di Pulau ini sekaligus
menjadi salah satu daerah penangkapan
siput laut Gonggong bagi masyarakat
sekitarnya.
Besarnya nilai manfaat langsung
yang dihasilkan dari penangkapan siput
laut (gonggong) di ekosistem hutan
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
51
mangrove Pulau Dompak dapat dilihat
pada table berikut.
Tabel 5. Nilai Manfaat Langsung
hasil penangkapan Siput Laut
(Gonggong) Biaya/harga Satuan Nilai
Tangkapan
Gonggong
ekor /trip 1,385.22
Harga Jual
Gonggong
Rp/100
ekor
28,043.48
Biaya
Operasional
Rp/trip 3,365,217.39
Frekwensi
penangkapan
Trip/thn 336.52
Nilai manfaat
Gonggong
Rp/thn 3,247,434,782.61
Sumber : Data primer setelah diolah
Manfaat penangkapan siput laut
(gonggong) diperoleh sebesar Rp
3,247,434,782.61 per tahun
Nilai Manfaat Total
Nilai manfaat total dari hutan
mangrove merupakan penjumlahan dari
seluruh manfaat hutan mangrove yang
telah diidentifikasi dan dikuantifikasi ke
dalam bentuk nilai uang (rupiah). Jenis
manfaat hutan mangrove Pulau Dompak
terdiri dari manfaat langsung yaitu
produksi kayu, penangkapan ikan,
penangkapan kepiting, penangkapan
udang, dan penangkapan siput laut
(gonggong) , manfaat tidak langsung
sebagai penahan abrasi dan manfaat
pilihan. Nilai fungsi dan manfaat
tersebut memberikan gambaran
keseluruhan dari fungi yang dimiliki
oleh kawasan hutan Pulau Dompak.
Nilai manfaat (ekonomi) total hutan
mangrove Pulau Dompak adalah sebesar
Rp 88,262,330,976.20 per tahun atau
sebesar Rp 169,735,251.88 per hektar
per tahun. Dari nilai ekonomi total
tersebut dapat diketahui bahwa manfaat
langsung memiliki nilai yang paling
besar dibandingkan dengan manfaat
lainnya yaitu sebesar Rp
53,131,453,176.20 per tahun ( 60,20 %).
Nilai manfaat tidak langsung diperoleh
sebesar Rp 35,040,000,000.00 ( 39,70
%) sedangkan nilai manfaat pilihan
diperoleh sebesar Rp 90,877,800.00
(0,10 %).
Untuk lebih jelasnya tentang besarnya
nilai seluruh manfaat hutan mangrove
berdasarkan jenis-jenis manfaatnya serta
persentase masing-masing nilai manfaat
tersebut terhadap total manfaat dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 6. Nilai Manfaat Total Hutan
Mangrove di Pulau Dompak Jenis Manfaat Nilai Manfaat
(Rp/tahun)
Persen
tase
(%)
Manfaat Langsung
Produksi Kayu 26,494,084,500.00 30.02
Penangkapan
Ikan
5,956,986,956.52 6.75
Penangkapan
Kepiting
5,666,870,128.00 6.42
Penangkapan
Udang
11,766,076,809.07 13.33
Penangkapan
Siput Laut
(gonggong)
3,247,434,782.61 3.68
Manfaat Tidak
Langsung
35,040,000,000.00 39.70
Manfaat Pilihan 90,877,800.00 0.10
Nilai Ekonomi Total 88,262,330,976.20 100.00
Sumber : Data primer setelah diolah
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian Valuasi
Ekonomi Hutan Mangrove di Pulau
Dompak Kota Tanjungpinang dapat
disimpulkan :
1. Manfaat ekosistem hutan mangrove
di Pulau Dompak terdiri dari manfaat
langsung berupa hasil hutan (kayu log) ,
penangkapan ikan, kepiting, udang dan
siput laut (gonggong) , manfaat tidak
langsung berupa penahan abrasi dan
manfaat pilihan berupa nilai
keanekaragaman hayati.
2. Nilai manfaat ekonomi total hutan
mangrove di Pulau Dompak adalah
sebesar Rp 88.257.253.176,20 per tahun
atau sebesar Rp 169.725.486,88 per
hektar per tahun, terdiri nilai manfaat
langsung sebesar Rp 53,131,453,176.20
per tahun ( 60,20 %).Nilai manfaat tidak
langsung diperoleh sebesar Rp
35,040,000,000.00 ( 39,70 %) dan nilai
manfaat pilihan sebesar Rp
85,800,000.00 (0,10 %).
3. Strategi pengelolaan ekosistem
hutan mangrove di Pulau Dompak
adalah menjaga fungsi dan peranan
ekosistem mangrove melalui
pengembangan ekowisata mangrove,
Valuasi ekonomi hutan mangrove ….
Linda Wati Zen, Fitria Ulfa ISSN: 2086-8049
Dinamika Maritim Volume IV(1) 45-52
52
mata pencaharian altenatif bagi nelayan
atau wanita nelayan, alternatif potensi
pemanfaatan hutan mangrove seperti
pemanfaatan buah mangrove, penerapan
peraturan tentang pentingnya menjaga
kelestarian ekosistem mangrove, dengan
pengawasan yang ketat baik oleh pihak
pengelola maupun dengan partisipasi
masyarakat setempat.
Saran :
Mengingat besarnya nilai manfaat hutan
mangrove maka saran dari hasil
penelitian ini yaitu :
1. Dalam perencanaan wilayah
pulau Dompak seharusnya
memperhitungkan nilai ekonomis-
ekologis ekosistem hutan mangrove,
mengingat besarnya potensi ekonomi
ekositem hutan mangrove yang besar,
jika dimanfaatkan dengan baik akan
memberikan manfaat yang lebih
maksimal bagi masyarakat.
2. Pengambil kebijakan sepatutnya
memahami penilaian sumberdaya pesisir
karena pemahaman nilai yang baik dan
utuh terhadap sumberdaya akan
memberikan umpan balik yang positif
bagi pembangunan wilayah.
3. Perlu dikaji potensi dan tingkat
pemanfaatan kepiting, udang serta siput
laut gonggong diperairan Pulau Dompak
karena biota tersebut merupakan biota
laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi
dan punya peran yang penting dalam
kawasan perairan disekitar ekosistem
hutan mangrove. Potensi ini perlu
dikelola secara lestari agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan.
4. Perlu dikembangkan konsep
ekowisata di Pulau Dompak, mata
pencaharian altenatif bagi nelayan atau
wanita nelayan, alternatif potensi
pemanfaatan hutan mangrove seperti
pemanfaatan buah mangrove, penerapan
peraturan tentang pentingnya menjaga
kelestarian ekosistem mangrove, dengan
pengawasan yang ketat baik oleh pihak
pengelola maupun dengan partisipasi
masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, J, M.Nurdin, A.Munir 2008.
Valuasi Ekonomi SUmberdaya
Alam dan Lingkungan Pesisir
kota Bontang Kalimantan
Timur. Analisis vol.5.no.1 Maret
2008. ISSN 0852-8144. Hal 53-
64
Bann, Camille,1998. The Economic
Valuation of Mangroves ; A
Manual for Researchers.Ottawa
Canada, Special Paper .
EEPSEA, International
Development Research Centre.
Bakosurtanal. 2005. Pedoman
Penyusunan Neraca dan Valuasi
Ekonomi Sumberdaya Alam
Pesisir dan Laut. Pusat Survei
Sumberdaya Alam Laut
BAKOSURTANAL.Cibinong.
Dahuri , 2003. Keanekaragaman Hayati
Laut, PT.Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
Fauzi, Ahmad. 2004. Ekonomi
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan: Teori dan
Aplikasi, PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Harahab, Nurdin. 2011. Valuasi
EKonomi Ekosistem Hutan
mangrove dalam
Perencanaan Wilayah Pesisir.
Berkala Penelitian Hayati
Edisi Khusus 7A hal, 59-67.
Kustanti, Asihing., 2011. Manajemen
Hutan Mangrove.
PT.Penerbit IPB Press.
Bogor.
Kordi, M.G.H. 2012. Ekosistem
Mangrove Potensi, Fungsi
dan Pengelolaan. PT.Rineka
Cipta. Jakarta
Lestari, F., Linda W.Z & Lily V., 2012.
Identifikasi Kondisi
Ekosistem Mangrove dan
Karakteristik Sosial Ekonomi
Masyarakat di Pulau
Dompak Kota
Tanjungpinang Propinsi
Kepri. Laporan