PROPOSAL PTK PELAJARAN TIK
Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam Mempelajari Jaringan Internet Menggunakan
Media Power Point
SMP Muhammadiyah Rembang kelas IX
Oleh :
Nunung Agus Nurwijayanto
SMP Muhammadiyah Rembang
JUDUL PENELITIAN
Upaya Meningkatkan kemampuan Siswa dalam mempelajari
Jaringan Internet Menggunakan Media Power Point
SMP Muhammadiyah Rembang kelas IX
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu materi pelajaran TIK untuk kelas IX adalah Jaringan Internet. Setiap
pembelajaran di ruang komputer materi disampaikan dengan cara membagi tiga
kelompok siswa, hal ini dilakukan karena sarana komputer yang tidak cukup
untuk seluruh siswa yang berjumlah 36 siswa sementara komputer yang ada
berkisar 14 unit dan itupun terkadang sering terjadi gangguan saat digunakan.
Karena alasan tersebut di atas, pembelajaran komputer didilaksanakan secara
klasikal, artinya seluruh siswa dalam sekelas belajar bersamaan sehingga satu unit
komputer digunakan tiga siswa .
Berdasakan identifikasi masalah dan pengamatan yang dilakukan pada setiap
evaluasi hasil belajar, siswa yang dinilai menguasai dan dapat cara-caranya
mengerjakan latihan dengan benar dan tepat sesuai dengan berkisar 25% (9
orang) dari 36 siswa.
Berdasar kepada masalah yang telah diuraikan pada pendahuluan, maka salah satu
pemecahannya adalah dengan menggunakan Media Power Point sebagai media
presentasi dalam proses pembelajaran.
seperti dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1979 hal.184) bahwa memilih
metode mengajar tidak bisa sembarang tapi harus disesuaikan dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya, seperti :
a. Tujuan
b. Anak didik dengan berbagai jenis kematangannya.
c. Situasi
d. Fasilitas : Kualitas dan kuantitas.
e. Pribadi guru.
Dari uraian di atas maka dalam pemecahan masalah ini diambil langkah-langkah
pemecahan masalah sebagai berikut :
a) Menyusun rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang lebih efektif
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
b) Melakukan tes untuk mengelompokan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan tes.
c) Membuat materi pelajaran dalam bentuk presentasi Power Point
d) Menggunakan media pembelajaran (LCD Proyektor) sebagai alat bantu untuk
menjelaskan materi pelajaran.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Identifikasi Masalah Pelaksanaan pembelajaran seperti itu menimbulkan beberapa
permasalahan,
Pertama : siswa belajar perkelompok hanya 30 menit tiap tatap muka, sehingga
pengerjaan latihan dibutuhkan beberapa kali pertemuan. Hal ini
menyebabkan penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan
guru berkurang.
Kedua : karena ruangan terasa sempit oleh jumlah siswa dan perangkat komputer
maka jika ada siswa yang butuh bantuan akan sulit bagi guru untuk
menghampirinya (terutama jika satu kelas masuk secara bersamaan.
Ketiga : Siswa tidak optimal dalam berlatih
Atas dasar kenyataan inilah, maka perlu melakukan inovasi dan pendekatan dalam
penggunaan media pembelajaran untuk penyampaian materi ke pada siswa
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung aktif, efektif, dan
menyenangkan.
Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang
diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan pemahaman siswa
kelas , dalam mempelajari materi sistem jaringan internet.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi di
atas adalah pendekatan dengan metode presentasi audio/visual.
Dengan menggunakan Media pembelajaran Presentasi Power Point, siswa akan
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
C. PEMBATASAN MASALAH
Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang bahwa yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kemampuan siswa kelas IX SMP
Muhammadiyah Rembang dalam mempelajari materi Jaringan Internet.
D. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dari PTK ini adalah :
Apakah penggunaan Media Power Point dapat meningkatkan kemampuan Siswa
dalam mempelajari Jaringan Internet?
E. TUJUAN PENELITIAN
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari jaringan internet.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru: melalui PTK ini Guru dapat mengetahui metode pembelajaran yang
interaktif dan efektif meningkatkan sistem pembelajaran serta meminimalkan
kesalahan siswa dalam mempelajari jaringan internet.
2. Bagi siswa: hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua siswa karena terjadi
pembelajaran mandiri yang menarik.
3. Bagi Sekolah: hasil penelitian ini membantu memperbaiki pembelajaran TIK di
sekolah.
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Memahami dasar-dasar penggunaan internet
1.2 Dasar-dasar sistem jaringan internet
Sebagaimana yang terkandung dalam Standar kompetesi dan Kompetensi
dasar mata pelajaran TIK, bahwa untuk siswa kelas IX diberikan materi pelajaran
Dasar- dasar sistem jaringan internet.
1.2.1 Mengamati visualisasi tentang dasar-dasar sistem jaringan:
- internet
- intranet
1.2.2 Mengamati jenis - jenis jaringan dan topologi jaringan
1.2.3 Mengamati terbentuk dan terhubungnya jaringan internet dari jaringan
kecil menjadi internet.
B. Kerangka Berpikir
Hakikat, Interaksi dan Hasil belajar
a. Hakikat Belajar
Menurut Bagne seperti yang dikutip oleh M. Purwanto ( 1990 : 84 ) menyatakan
bahwa: “ Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah dari waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi “,
sementara itu Edward Thorndike (1973) berpendapat, bahwa belajar adalah proses
orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan dapat dilihat dengan nyata,
proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri
seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi belajar bukan merupakan tingkah
laku yang nampak tetapi merupakan proses yang terjadi secara internal dalam diri
individu dalam usahanya memperoleh hubungan yang baru. Hubungan baru dapat
berupa antara reaksi-reaksi, perangsangan-perangansangan dan reaksi.
Dari uraian tentang belajar di atas, dapat kita ambil kesimpulan betapa pentingnya
proses belajar dan kehidupan manusia. Untuk itu perlu kiranya kita menyusun
sendiri prinsip-prinsip belajar. Dalam hal ini Slameto (19991:27-28)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai berikut:
1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu memiliki struktur, penyajian yang
sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
3) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada
siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut discovery;
5) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
6) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan
intruksional yang harus dicapai;
7) Belajar memerlukan saran yang cukup,sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang;
8) Belajar perlu lingkungan yang menantang, dimana anak dapat mengembangkan
kemampuannya ber-eksplorasi dan belajar dengan efektif;
9) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya
b. Interaksi Belajar
Belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif. Belajar mengajar
adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan bertujuan.
Dalam interaksi pembelajaran unsur guru dan siswa harus aktif, karena tidak
mungkin terjadi proses interaksi bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam
sikap, mental, dan perbuatan. Ada tiga pola komunikasi antara guru dan anak
didik dalam proses interaksi edukatif, yakni komunikasi sebagai aksi, komunikasi
sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.
- Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah menempatkan guru sebagai
pemberi aksi dan anak didik sebagai penerima aksi. Guru aktif, dan anak didik
pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.
- Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah, guru berperan sebagai
pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian pula halnya anak didik, bisa sebagai
penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi aksi. Antara guru dan anak didik akan
terjadi dialog.
- Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah, komunikasi tidak
hanya terjadi antara guru dan anak didik. Anak didik dituntut lebih aktif daripada
guru, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi anak didik
lain.
Penggunaan variasi pola interaksi mutlak dilakukan oleh guru. Hal ini
dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejenuhan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan anak didik dalam mencapai
tujuan.
c. Hasil Belajar
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi itu
sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai. Menurut
Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) “Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat
bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah
menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru
berkat pengalaman baru.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks.Hal ini disebabkan banyak
Faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor internal
maupun faktor eksternal.
Adapun faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:
- Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera.
- Faktor Psikologi meliputi bakat, minat, kecerdasan motivasi, kemampuan
kognitif.
Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar adalah :
- Lingkungan : alam,masyarakat/keluarga .
- Faktor Instrumental : kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas.
3. Motivasi belajar
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Motivasi tersebut perlu dimiliki oleh para siswa dan guru untuk memperlancar
pembelajaran. Kaitannya dengan pembelajaran. motivasi merupakan faktor yang
sangat besar pengaruhnya pada proses belajar siswa tanpa adanya motivasi, maka
proses belajar siswa akan sukar berjalan secara lancar. Dalam konsep
pembelajaran, motivasi berarti seni mendorong peserta didik untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Motivasi
adalah syarat mutlak dalam belajar, hal ini berarti dalam proses pembelajaran.
Adakalanya guru membangkitkan dorongan, desire. incentive, atau memotivasi
murid untuk aktif ambil bagian dalam kegiatan belajar (Rasyad, 2003:92). Upaya
menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong kegiatan murid untuk belajar
dengan penuh semangat dan vitalitas yang tinggi dinamakan memberi motivasi.
Banyak bakat anak tidak berkembang hal ini menurut Purwanto (2002:61)
dikarenakan tidak diperolehnya motivasi yang tepat. Jika seseorang mendapat
motivasi yang tepat. maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai
hasil-hasil yang semula tidak terduga. Dalam proses pembelajaran para guru perlu
mendesain motivasi yang tepat terhadap anak didik agar para anak didik itu
belajar atau mengeluarkan potensi belajarnya dengan baik memperoleh hasil yang
maksimal.
4. Media Presentasi Power Point
Metode ini dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak presentasi yang
dikembangkan microsoft dalam paket program aplikasi microsoft office. Dengan
menggunakan program aplikasi Microsoft Power Point, materi pembelajaran
dapat ditampilkan dalam beentuk tampilan/visual yang lebih menarik dan dapat
pula disisipkan suara, sehingga menjadi lebih menarik dan interaktif. Dengan
menggunakan bantuan LCD Proyektor materi pembelajaran dalam bentuk Power
Point dapat ditayangkan pada layar sehingga penyampaian pesan kepada siswa
lebih efektif meskipun ada kendala ruangan seperti yang disebutkan pada
pendahuluan.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah
melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Isaac, 1994:27).
Sedangkan menurut Prof. Suhardjono (2006:56) mengatakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang
sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun eksperimen. Pada
penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah
mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu perlakuan.
A. SETTING PENELITIAN
- Lokasi Penelitian : SMP Muhammadiyah Rembang Tahun Pelajaran 2010-
2011
B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek Penelitian : siswa kelas IX sebanyak 36 orang,16 Siswa Perempuan dan
20 siswa laki-laki.
a. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75.
C. DATA DAN SUMBER DATA
Data yang digunakan adalah data primer dari subyek yang diteliti yang
bersumber dari hasil belajar siswa siswa SMP Muhammadiyah Rembang tahun
pelajaran 2010 – 2011 selama proses penelitian
Penelitian ini meliputi Bidang Kajian sebagai berikut :
1) Penggunaan Media Power Point dalam pelaksanaan belajar dan mengajar.
2) Kemampuan siswa dalam mempelajari sistem jaringan internet (macam-macam
Jaringan komputer, wilayah cakupan jaringan dan topologi jaringan)
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan, ditentukan teknik pengumpulan data
yang berorientasi pada observasi partisipasif (Wolcott,1992), yaitu peneliti
melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.
Pengambilan data dilakukan dengan Tes dan Observasi. Untuk memudahkan
dan terkumpulnya data maka peneliti menggunakan format penilaian (unjuk
kerja) dan format observasi dengan skala penilaian.
Format Observasi :
Aspek yang dinilai dan Skala Nilai
1. Materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa – K / S / B / BS
2. Terjadi interaksi belajar - K / S / B / BS
K=Kurang, S=Sedang, B=Baik, BS=Baik Sekali
Format Penilaian (Unjuk Kerja)
No. Instrumen Skor (maks 10)
1 Pengerrtian jaringan komputer
2 Macam-macam jaringan
3 Topologi jaringan
E. VALIDITAS DATA
Penelitian ini dipergunakan untuk mencari suatu strategi pembelarjaran
yang tepat untuk meningkatkan penguasaan materi secara efektif dan efisien,
sehingga arah penelitian ini yaitu mengaktifkan dan memberi kefahaman pada
siswa dalam penguasaan materi dengan efektif, dan untuk pengukuran
masalah tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa tes
tertulis dan tes praktik yang dilengkapi dengan kisi – kisi soal secara lengkap.
Pada penelitian tindakan kelas ini proses validasi data dilakukan dengan
meminta penilaian terhadap para ahli dan praktisi berkenaan dengan isi dan
kisi – kisi dari tes tertulis yang digunakan sebagai alat pengumpul data,
sehingga alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
penelitian ini kevalidannya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
F. TEKNIS ANALISIS DATA
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
2. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
G. INDIKATOR KINERJA / KEBERHASILAN
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar yaitu
seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai
75. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
H. PROSEDUR PENELITIAN
SIKLUS PERTAMA
1) Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini akan dilakukan :
- Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk mata pelajaran TIK Kelas IX, dan
mengembangkan skenario pembelajaran.
- Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan pada setiap tindakan.
Menjelaskan dasar-dasar sistem jaringan: internet dan intranet
Macam-macam topologi jaringan
Menjelaskan terbentuk dan terhubungnya jaringan internet dari jaringan kecil
menjadi internet
2) Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah direncanakan, yaitu ;
Menyampaikan materi dasar-dasar sistem jaringan dengan menggunakan Media
Power Point
3) Observasi/Pengamatan
Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung,
diantaranya :
- Mengamati interaksi belajar siswa saat ditayangkan materi pelajaran dalam
media power point
- Menilai lembar kerja yang telah dikerjakan siswa.
4) Analisis dan Refleksi
Pada tahap ini dilakukan untuk evalusi seluruh tindakan yang dilakukan
berdasarkan hasil pengamatan
- Apakah materi yang disampaikan guru dengan menggunakan power point yang
ditayangkan proyektor dapat dimengerti siswa.
Indikator yang dapat dilakukan adalah melihat hasil pada lembar latihan siswa.
(jika hasilnya belum mencapai 75% maka akan dilakukan perbaikan pada siklus
kedua dengan materi yang sama, dan jika hasilnya sudah memuaskan maka pada
siklus kedua akan disampaikan materiselanjutnya)
- Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan kelemahan-kelemahan pada yang
terjadi berdasarkan hasil pengamatan untuk digunakan pada siklus kedua.
SIKLUS KEDUA
1) Perencanaan Tindakan
- Mengidentifikasi masalah pada siklus pertama dan menyusun alternatif
pemecahannya.
- Menyiapkan media dan materi yang akan disampaikan.
2) Pelaksanaan Tindakan
- Guru menjelaskan materi dasar-dasar sistem jaringan dengan menyisipkan suara
pada tayangan power point bila perlu.
- Pada menjelang akhir jam pelajaran Guru melakukan tanya jawab dan
menjelaskan kesimpulan dari kegiatan belajar.
3) Observasi / Pengamatan
Guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya :
- Mengamati interaksi belajar ketika ditayangkan materi pelajaran dalam media
power point.
- Menilai lembar kerja yang telah dikerjakan siswa.
4) Analisis dan Reflesksi
Pada tahap ini dilakukan evalusi seluruh tindakan berdasarkan hasil pengamatan
dan penilaian juga membuat suatu kesimpulan dari hasil pengamatan dan
penilaian tersebut.
F. Teknis Analisis Data
Untuk menganalisa data, peneliti menggumpulkan dan mengolah data secara
kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk kerja) dari setiap
siklus sehingga dapat mengetahui persentase peningkatan hasil belajar yang
kemudian dideskripsikan untuk diambil suatu kesimpulan.
G. Indikator Kinerja/ Keberhasilan
Jumlah skor perolehan maks = 30
Rumus Penilaian : Nilai = jumlah skor perolehan : 30
Kriteria Penilaian : 8 – 10 = Sangat Baik ( A)
7 – 7,9 = Baik (B)
6 – 6,9 = Cukup (C)
≥ 5,9 = Kurang (K)
TIM PENELITI
1. Suparlan, S.Pd.
Guru bidang studi PKN SMP Muhammadiyah Rembang
Tugas : Peneliti
2. Jenny Novitasari, S.Pd
Guru bidang studi Matematika SMP Muhammadiyah Rembang
Tugas : Mitra peneliti ( kolaborator)
JADWAL PENELITIAN
No Rencana Kegiatan Waktu / Minggu ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Persiapan
Menyusun Konsep Pelaksanaan : x
Menyusun Instrumen pengamatan dan penilaian x
Mengadakan tes awal dan membagi kelompok x
2 Pelaksanaan
Mempersiapkan alat x x x x x x
Melakukan tindakan siklus I x x
Melakukan tindakan siklus II x x
3 Penyusunan Laporan
Menyusun Konsep Pelaporan x
Perbaikan laporan x
Penggandaan dan penyerahan laporan x
DAFTAR PUSTAKA
Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitia., Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Djamarah, Bahri, Syaiful. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Sagala, H.Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung :
CV Alfabeta
Suwanda, Dodo. 2007. Diktat Belajar Komputer jilid 3 dan 4.
________. Belajar Penelitian Tindakan. Alamat web :
ardhana12.wordpress.com/2008/ 01/25/belajar-penelitian-tindakan-kelas-yuuuk/.
Diakses pada tanggal 25 Nopember 2008
________. Metoda Pembelajaran. Alamat Web : www.salman-alfarisi.com
Diakses pada tanggal 29 Juni 2011 pukul 10.54