draf naskah...
TRANSCRIPT
Draf Naskah Kesepahaman
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Kehutanan
Antara Kesatuan Pengelola Hutan Lindung Rinjani Barat
Dan Koperasi Serba Usaha (KSU) Kompak Sejahtera Desa Rempek
Kecamatan Gangga Kab. Lombok Utara
A. Latar Belakang 1. Kondisi Umum Masyarakat Rempek
Desa Rempek secara resmi berdiri sejak tanggal 26 Agustus 1960, dengan Rawijep sebagai Kepala Desa pertama. Semula, desa ini merupakan bagian dari desa Gondang. Namun dengan berbagai pertimbangan termasuk pertambahan jumlah penduduk serta jarak tempuh yang terlalu jauh dengan pusat pemerintahan, maka desa Rempek lantas memisahkan diri. Desa yang berpusat di Dusun Telaga Maluku ini membawahi 17 (tujuh belas) wilayah administratif dusun, yakni: Dusun Kuripan, Jelitong, Busur, Busur Barat, Pancor Getah, Rempek, Rempek Timur, Soloh Atas, Soloh, Duria, Dasan Banjur, Dasan Dangar, Telaga Maluku, Sejuik, Montong Pal, Lempenge dan Dusun Persiapan Gelumpang Sanyar.
Rempek disepakati sebagai nama desa mengingat Dusun Rempek merupakan dusun tertua dibandingkan dusun lainnya. Selain itu, kata ‘Rempek’ juga memiliki makna yang dapat mewakili ciri wilayah itu. Rempek berasal dari bahasa lokal yang berarti duduk (nyelempek). Selain itu kata ini juga bisa berarti pohon berdahan pendek dengan ranting melebar. Karena itu bisa diasosiasikan dengan daerah yang dipenuhi pepohonan rindang nan sejuk. Pemberian nama ini sekaligus menunjukkan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas anugerah alam yang penuh dengan kedamaian dan kesejukan. Disamping menyepakati nama, pemuka masyarakat dan tokoh agama waktu itu juga menyepakati sebuah lambang bertuliskan ‘SENGEH’ , yang mengandung makna bahwa dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, kita harus mempersiapkan diri. Kata ‘sengeh’ juga dapat berarti harum yang bermakna bahwa masyarakat harus menjaga nama baik desa ini dengan menjunjung tinggi nilai-nilai seperti norma dan adat istiadat.
a. Kondisi Geografis
Desa Rempek merupakan salah satu dari 5 (lima) desa di Kecamatan Gangga, terletak 13 Km dari ibu kota Kecamatan dan 19 Km dari ibu kota Kabupaten, Tanjung. Luas wilayah desa ini adalah 3.085,5 ha, yang terdiri dari sawah irigasi teknis seluas 160 ha, setengah teknis
104 ha, tadah hujan 105 ha. Selain itu ada juga lahan perkebunan seluas sekitar 1.270 ha dan lahan kering seluas 374 ha. Desa yang berada pada ketinggian 350-500 mdpl ini berbatasan langsung dengan kawasan hutan, terutama sepanjang garis batas sebelah selatan. Kawasan ini merupakan bagian penting bagi kehidupan masyarakat sekitar. Selain merupakan sumber pangan dan penghidupan masyarakat, juga merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan untuk irigasi dan perpipaan air minum. Beberapa sumber mata air yang masih terdata antara lain: mata air Kuripan, Erat Panggung, erat Peji, sebun tereng dan erat Paok. Sementara di utara, desa ini berbatasan langsung dengan laut Jawa, meski aneka sumber daya laut belum menjadi sandaran penghidupan warga. Sebelah timur berbatasan dengan desa Sambik Bangkol dan sebelah barat berbatasan dengan desa Genggelang.
Curah hujan di kawasan ini masuk dalam kategori sedang, dengan rata-rata mencapai 250 mm, dengan persebaran yang cukup merata selama 6 bulan terhitung sejak Januari hingga Juni. Sementara itu, suhu permukaannya terhitung cukup sejuk dengan suhu rata-rata 25-35 Cº.
b. Kependudukan
Berdasarkan data mutasi penduduk terakhir bulan Oktober tahun 2015, Desa Rempek didiami oleh sekitar 7.918 jiwa (2.371 KK dan 5,610 anggota keluarga) yang terdiri dari 4,026 jiwa penduduk laki-laki dan 3,955 jiwa penduduk perempuan. Komposisi penduduknya sangat heterogen, tidak hanya ditempati masyarakat suku Sasak, tapi juga berbagai etnis seperti Jawa, Bali, juga Bima. Keberagaman ini mempengaruhi pola hidup dan sikap antar sesama warga untuk dapat hidup rukun dan saling menghargai perbedaan. Hal ini terbukti dengan berkembangnya 3 (tiga) agama dengan harmonis secara berdampingan, yakni agama Islam, Hindu dan Budha. Di samping itu, keberadaan pranata sosial dan peraturan lokal yang ada seperti Awik-awik gubuk juga turut memberi andil. Misalnya dalam pengelolaan sumberdaya alam, keberadaan Subak yang dipimpin seorang Pekasih, dalam mengelola pendistribusian air irigasi pertanian sangat vital.
Tabel 1: Data Penduduk Berdasarkan Agama
Masyarakat Desa Rempek mayoritas agama Islam dengan total 2.319 KK Agama Hindu 2 KK dan Budha 50 KK.
No Agama Jumlah 1 Islam 2.319 2 Hindu 2 3 Kristen 0 4 Budha 50 TOTAL 2.371 KK
c. Fasilitas Umum
Sementara itu dari sisi fasilitas umum, di sektor pendidikan dan kesehatan sudah cukup memadai. Terbukti dengan keberadaan fasilitas pendidikan mulai tingkat TK/PAUD hingga SMA/MA. Jumlahnya juga sudah cukup memadai untuk lingkup desa. Di samping itu, fasilitas kesehatan dengan 17 titik posyandu dinilai sudah cukup mampu mengakomodir kebutuhan pelayanan kesehatan. Namun demikian fasilitas ibadah sepertinya belum merata, terutama bagi pemeluk agama selain agama Islam. Masjid dan mushalla terdapat di hampir semua dusun, sementara tak satu pun sarana ibadah untuk pemeluk agama lain. Hal ini dirasa perlu mendapatkan perhatian serius agar tercipta kebebasan melaksanakan ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Tabel 2: Fasilitas Umum Desa
No Jenis Fasilitas Jumlah 1 Pendidikan - Gedung TK/RA/PAUD 4 - Gedung SD/MI 6 - Gedung SMP/MTs 3 - Gedung SMA/MA 2 2 Kesehatan - Posyandu 17 - Polindes 1 - Pustu 1 - Ambulan Desa 1 3 Peribadatan - Masjid 13 - Mushalla 15 - Gereja 0 - Wihara 1 - Pura 0
Keberadaan sarana peribadatan tentu saja sangat dibutuhkan dalam upaya pengembangan masyarakat. Nilai-nilai transenden merupakan ruh yang cukup efektif menggerakkan masyarakat. Dalam konteks pengelolaan sumber daya alam, keberadaan doktrin-doktrin agama turut memberi andil dalam usaha pengelolaan secara lestari dan berkelanjutan. Karena itu, keberadaan institusi agama perlu diefektifkan dalam usaha-usaha pendampingan masyarakat.
d. Kondisi social ekonomi
Secara umum, tingkat kemiskinan di Kabupaten Lombok Utara terhitung paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten lain. Data statistik tahun 2010 menunjukkan bahwa persentase kemiskinan di KLU mencapai 43, 14 %. Angka ini menurun di tahun berikutnya, yakni 39, 27%. Sementara itu, di desa Rempek sendiri, dari total 7.336 jiwa warga, hampir separuhnya tergolong penduduk miskin, yakni sekitar 3.650 orang (49,8 %). Dengan komposisi sebagian besar penduduk bekrja di sektor pertanian (84 %), maka terbukti selama ini, sektor pertanian belum mampu mengangkat taraf hidup masyarakat desa Rempek.
Jumlah rumah tangga miskin (RTM) disajikan pada table berikut. – cari di RPJMDesa hal. 9
No Dusun Jumlah RTM
KK Jiwa 1 Kuripan 64 2 Jelitong 76 3 Busur 103 4 Busur Barat 99 5 Pancor Getah 28 6 Rempek 55 7 Rempek Timur 52 8 Soloh Atas 55 9 Soloh 50 10 Duria 60 11 Dasan Banjur 36 12 Telaga Maluku 69 13 Dasan danger 13 14 Sejuik 72 15 Montong Pal 54 16 Lempenge 105 Jumlah 991
e. Sarana dan prasarana ekonomi
No Sarana/Prasarana Jumlah
1 Pasar 1
2 BUMDES 1
3 Koperasi 3
4 Pertokoan 30
f. Ketergantungan penghidupan masyarakat terhadap hutan
Sebagian masyarakat tidak memiliki lahan garapan atau hanya memiliki lahan sempit. Kondisi ini meyebabkan tidak sedikit masyarakat desa Rempek berada dalam kondisi miskin. Untuk menambah pendapatan keluarga, masyarakat memanfaatkan lahan hutan untuk bercocok tanam dan menanam beberapa hasil hutan bukan kayu, seperti kopi, kakao, buah-buahan, pisang, kelapa dan lain-lain.
Hutan cukup penting dalam mendukung penghidupan masyarakat desa Rempek. Mereka mendapatkan penghasilan dari menjual HHBK baik mingguan, bulanan dan tahunan. Masyarakat mendapatkan penghasilan dari HHBK tidak kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan. Sebagian masyarakat tidak memiliki sumber penghasilan dari luar hutan. Dengan demikian, jika mereka tidak memiliki akses mengelola hutan, mereka akan menjadi keluarga miskin. Ada sekitar 40 % keluarga desa Rempek bergantung langsung dengan hutan.
2. Tujuan Perjanjian Krjasama Kemitraan Kehutanan
Perjanjian Kerjasama Kemitraan Kehutanan bertujuan untuk : a. mewujudkan masyarakat setempat untuk mendapatkan akses dan
manfaat secara langsung dari pemanfaatan hasil hutan, b. meningkatkan kapasitas masyarakat setempat dalam mengelola
hutan dan usaha ekonomi; c. memberi akses masyarakat setempat dalam mengelola hutan untuk
mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan berkelanjutan d. mengembangkan kemampuan masyarakat setempat menjadi
pelaku ekonomi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dan profesional.
e. Mengakomodir penggarap untuk mempermudah pengawasan dan pemberdayaan tentang tata cara pengelolaan kawasan.
B. Identitas para pihak yang bermitra
Para pihak yang melakukan Perjanjian Kerjasama, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kemitraan Kehutanan”, selanjutnya disebut Perjanjian Kerjasama yaitu : 1. Nama : Ir. Madani Mukarom, BSc.F.MSi.,
Jabatan : Kepala KPHL Rinjani Barat Alamat : Jln. Jenderal Sudirman No 57, Kelurahan Sayang-sayang,
Kecamatan Cakranegara Kota Mataram. Bertindan untuk dan atas nama KPHL Rinjani Barat, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA;
2. Nama : Suryadinata, S.Pd.I
Jabatan : Ketua Koperasi Serba Usaha Kompak Sejahtera Alamat : Dusun Jelitong, Desa Rempek, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Bertindak untuk dan atas nama Koperasi Serba Usaha Kompak Sejahtera, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
3. Lokasi kegiatan Kemitraan
Lokasi yang diperjanjikan dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan Kehutanan adalah Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) yang berada di Desa Rempek RTK 1 Rinjani. Peta lokasi yang diperjanjikan terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
4. Rencana kegiatan kemitraan a. Kondisi Umum Area Kemitraan.
Areal kemitraan kehutanan yang diperjanjikan seluas 1.896 hektar yang terdiri dari HUtan Produksi (HP) dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan tersebar di 5 Dusun di Desa Rempek yang berbatasan langsung dengan hutan yaitu Dusun Soloh Atas, Kuripan, Jelitong, Busur dan Busur Barat, kondisi geografisnya berbukit yang terdapat didalamnya jurang, anakan sungai, dan kali mati, tanaman yang ada kayu tanaman dan kayu alam serta Hasil Hutan Bukan Kayu yang sudah dibudidaya masyarakat seperti Kopi, Kakao, Bambu, Kemiri dan Durian.
b. Potensi Potensi hasil hutan kayu
No Jenis Jumlah Batang
(N)
Jumlah Volume
(V)
Keterangan
Penanaman
Alam
1 Dadap 1,769 1,666,806 P A 2 Udu 1,338 160,865 P A 3 Kelokos 65 42,404 A 4 Joet 171 106,502 A 5 Bangsal 53 53,021 A
6 Sireman/Ketapang Gunung
14 19,353 A
7 Sengon 521 231,149 P A 8 Mahoni 286 41,997 P 9 Tap/Dao 18 62,176 A
10 Rajumas 904 472,830 P A 11 Sentul 48 26,203 A 12 Linser 6 4,910 A
13 Bajur 59 27,677 A 14 Sipit 120 63,744 A 15 Elak-elak 17 19,028 A 16 Kelanjuh 10 4,978 A 17 Penggerung 257 82,481 A 18 Getah 43 39,585 A 19 Bembokah 24 41,941 A 20 Mulon 23 11,453 A 21 Siropan 24 19,670 A
22 Penik/odang-odangan
1829,409
A
23 Belah wi 18 8,766 A 24 Goak 35 40,151 A 25 Bembalang 10 9,993 A 26 Mendong 14 43,609 A 27 Tunjang Gunung 25 29,436 A 28 Purut 11 7,658 A 29 Randu 19 10,208 P 30 Beringin 4 37,453 A
31 Bemberas/Gerupuk
4415,692
A
32 Garu 177 77,563 A 33 Kambos/Jenjawan 8 3,835 A 34 Bongor/Bintangur 154 511,584 A 35 Gamelina 18 1,216 P 36 Jati/Kason 15 21,181 A 37 Tampel/Ranes 35 20,501 A
JUMLAH TOTAL 6,359 4,044,598
Potensi hasil hutan bukan kayu
No Jenis Jumlah Batang
Volume (Ton)
Keterangan
1 Kopi 97.500 30 Rp. 20.000.000/ton 2 Kakao 45.000 7,5 Rp. 25.000.000/ton 3 Durian 750 75.000
butir Rp. 20.000/butir
4 Bambu 100 5000 batang
10.000/batang
c. Jenis Kegiatan 1.1. Rencana Umum 1.1.1. Rencana Usaha Hasil Hutan Kayu Kegiatan utama dalam Rencana Umum dari tahun 2015 – 2025 (10 tahun), yaitu penanaman, pemanenan dan pemungutan. Jenis-jenis tanaman kayu yang akan ditanam dalam kurun waktu 10 tahun, diantaranya Rajumas, Sengon dan Udu. Secara keseluruhan tanaman kayu yang akan ditanamn selama 10 tahun sebanyak 390.000 batang.
Sedangkan hasil hutan kayu yang akan dipungut di area Kemitraan Kehutanan sebanyak 6,359 batang dengan jumlah kubikasi 4,044,598 m³. Pemungutan kayu akan dilakukan dengan cara tebang pilih. Sedangkan kayu yang ditebang minimal berukuran 40 cm. Kegiatan-kegiatan Rencana Umum Usaha Hasil Hutan Kayu disajikan pada table berikut :
Blok Kegiatan Tahun Ke
1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35
Jns Btng Jns Btng Jns Btng Jns Btng Jns Btng Jns Btng Jns Btng Tangkok Bangaran
Penanaman Sengon 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Rajumas 10.000 10.000 10.000 10.000 Udu 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Bansal Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Pelawangan Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Jangkar Lete Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Selekak Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Batu Bintang Penanaman Sengon 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Rajumas 10.000 10.000 10.000 10.000 Udu 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Lendak Paok Penanaman Sengon 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Rajumas 10.000 10.000 10.000 10.000 Udu 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Tempos Koak Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Sengkokor Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Oman Koa Penanaman Sengon 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Rajumas 5.000 5.000 5.000 5.000 Udu 5.000 5.000 5.000 5.000 Pemanenan Sengon 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 Rajumas 55.000 55.000 Udu 50.000 50.000 50.000
Pemungutan
Rajumas 168 pohon
50 50 50 50 18
1. Tangkok Bangaran
2. Bangsal 3. Pelawangan 4. Selekak 5. Jankar Lete 6. Batu Bintang 7. Lendak Paok 8. Tempos
Koak 9. Sengkokor 10. Oman Koa
Kelokos 86 pohon
50 36
Bajur 150 pohon
50 50 50 5
Mendong 12 Sengon 78
pohon 50 28
Bansal 55 Sentul 48 Dadap 552
pohon 50 50 50 50 50 50 50
Udu 20 Kepundun
g 0
Tunjang Gunung
25
Garu 0 Juwet 114
pohon 50 50 14
Sipit 65 pohon
50 15
Bongor 154 pohon
50 50 50 4
Getah 14 Bembokah 24 Jati Pala 15 Purut 10 Linser 6 Buluan
daya 6
Dao 18 Mahoni 25
1.1.2. Rencana Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu
No Blok Kegiatan &
Jenis
1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31-35
Btg Btg Btg Btg Btg Btg Btg 1 Tangkok
Bangaran Penanaman
Karet 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 5.000 Durian 10.000 10.000 Manggis 5.000 5.000
Kemiri 2.000 2.000
Kopi 65.000 65.000
Kakao 30.000 30.000
Cengkih 2.000 2.000
Pemanenan
Karet 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 Durian 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Manggis 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Kemiri 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Kopi 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 Kakao 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Cengkih 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2 Bangsal Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.500 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkih 2.000 2.000
Pemanenan
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkih 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
3 Pelawangan Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500 Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.500 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
PEMANENAN
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
4 Jangkar Lete
Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500 Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.500 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
PEMANENAN
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
5 Selekak Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 Durian 5.000 2.500 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 65.000 32.500
Kakao 30.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
PEMANENAN
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
6 Batu Bintang
Penanaman
Karet 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 5.000 Durian 10.000
Manggis 5.000 5.000
Kemiri 2.000 2.000
Kopi 65.000 65.000
Kakao 30.000 30.000
PEMANENAN Karet 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 Durian 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Manggis 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Kemiri 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Kopi 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 Kakao 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Cengkih 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 7 Lendak
Paok Penanaman
Karet 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 5.000 Durian 10.000
Manggis 5.000 5.000
Kemiri 2.000 2.000
Kopi 65.000 65.000
Kakao 30.000 30.000
Cengkeh 2.000 2.000 PEMANENAN Karet 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Gaharu 5.000 5.000 Durian 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 Manggis 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Kemiri 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Kopi 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 65.000 Kakao 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 30.000 Cengkih 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 8 Tempos
Koak Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500 Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.000 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
Pemanenan
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
9 Sengkokor Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500 Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.000 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
Pemanenan
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
10 Oman Koa Penanaman
Karet 15.000 15.000
Gaharu 2.500 2.500 2.500 Durian 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500
Kemiri 1.000 1.000
Kopi 32.500 32.500
Kakao 15.000 15.000
Cengkeh 2.000 2.000
PEMANENAN
Karet 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Gaharu 2.500 2.500
Durian 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 Manggis 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 Kemiri 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 Kopi 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 32.500 Kakao 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 Cengkeh 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
1.1.2. Pengembangan Kelembagaan Kelompok Masyarakat.
No Kegiatan Target Waktu Pihak Terlibat
1 Pelatihan dan pemantapan manajemen administrasi pengurus koperasi
Pengurus memiliki kemampuan menjalankan organisasi dengan baik dan berkelanjutan
2016 Diskop Samanta Koperasi
2 Penguatan pengurus blok dan kelompok-kelompok penggarap
Pengurus blok bisa mengkoordinir dan mengawasi kegiatan serta melakukan pembinaan ditingkat tapak.
2016 Koperasi Samanta
3 Pelatihan pengolahan hasil produksi
Koperasi bisa mengembangkan keterampilan makanan olahan atau barang jadi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
2016 Koperasi Samanta Disprindagkop dan UKM
4 Studybanding cara pengolahan hasil produksi
Menambah pengetahuan pengurus dan anggota untuk dikembangkan ditempat masing-masing
2016 Koperasi Samanta KPH
6 Melakukan pemberdayaan kepada penggarap
Penggarap mengetahui kewajiban dan haknya
2016 Koperasi
7 Pembinaan kepada para penggarap
Penggarap mengetahui kewajiban dan haknya
2016 Koperasi
8 Membuat sub-sub kelompok blok
Mempermudah pengawasan dan memaksimalkan kinerja blok
2016 Koperasi
9 Sillaturrahmi kepada penggarap minimal 1 kali dalam 2 minggu
Penggarap memiliki ikatan denan koperasi dan KPH
1.1.3. Pengembangan Ekonomi Masyarakat Setempat
No Kegiatan Target Waktu Pihak Terlibat
1 Pengembangan makanan olahan
Masyarakat bisa memiiki penghasilan tambahan
2016 KPH Samanta Koperasi
2 Pelatihan pembuatan keripik, bubuk kopi, dan hasil HHBK lainnya
Masyarakat menjual barang jadi supaya lebih menghasilkan
2016 Koperasi Samanta Disprindagkop dan UKM
3 Pengembangan tanaman bawah tegakan seperti nilam dan empon-empon
Masyarakat bisa memanfaatkan area kosong/bawah tegakan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan Adanya penghasilan tambahan
2016 KPH Koperasi
4 Pengembangan madu Trigona
Masing-masing penggarap memiliki stup beserta koloni trigona
2016 KPH Koperasi BPTHHBK
5 Pengembangan keterampilan Meuble
Masyarakat bisa menjual hasil kayu dalam bentuk barang jadi bukan gelondongan atau balok
2016 KPH Koperasi Disprindagkop dan UKM
1.2. Rencana Kegiatan Tahunan
No Kegiatan Target Lokasi Waktu Biaya Pelaksana 1 Pemetaan Potensi,
Blok dan Petak Adanya peta blok dan petak garapan Adanya data potensi yang jelas
Area kemitraan yang sudah ditetapkan koperasi
Bulan Agustus setiap tahun
Disesuaikan
KPH, Samanta dan Koperasi
2 Pembibitan Terpenuhinya kebutuhan bibit untuk penanaman setiap tahunnya
Pembibitan Koperasi
Bulan juli setiap tahun
Disesuaikan
Koperasi
3 Pendistribusian bibit kepada Pengggarap dan penanaman
Terealisasinya penanaman bibit di garapan maing-masing penggarap
Garapan masing-masing penggarap peserta pengkayaan
Januari setiap tahun
Koperasi
4 Pengawasan Bibit yang didistribusikan aman dan tumbuh dengan baik
Anggota pengkayaan
1 kali seminggu setiap tahunnya
Koperasi dan KPH
6 Perlindungan Mata Air
Terwujudnya kelestarian mata air Area mata air aman dari pengerusakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan air
Area mata air yang sudah ditetapkan
April 2016
KPH, Koperasi dan pihak lainya
bersih 7 Pengembangan
program diluar kawasan seperti pengembangan Kayu putih dan sengon dilokasi SHM
Adanya program yang berkesinambungan Meningkatkan penghasilan petani
SHM/wilayah kering bagian utara desa Rempek
2016 Disesuaikan
KPH, Samanta dan Koperasi
8 Pengelolaan Khusus oleh Koperasi dan KPH
Adanya Sample project/area percontohan pada program Kemitraan Kehutanan desa Rempek
Mursatas Lendak Paok Cek Mendong Penyangga Hutan Lindung Area Perlindungan Mata Air
2016 KPH,Koperasi dan pihak lainya
9 Perehapan jalan Jalan yang memadai untuk tranportasi masyarakat Mempermudah pengawasan
Jalan produksi (untuk roda dua)
2016 KPH dan Koperasi
10 Pembuatan jembatan penghubung antar blok area
Adanya jalan penghubung Mempermudah jangkauan garapan masyarakat
Sengkokor Oman Koa
2016 KPH dan Koperasi
11 Pengembangan HHBK Hewani dan HHBK Nabati(tanaman
Meningkatkan ekonomi masyarakat
Area kemitraan 2016 KPH dan Koperasi
dibawah tegakan) 12 Pemasaran hasil
produksi HHK dan HHBK
Masyarakat memeroleh harga yang memadai
Disesuaikan 2016 KPH,Koperasi dan pihak lainya
13 Pengadaan bahan dan alat produksi,pengolahan dan pemasaran
11. Mempermudah pengelolaan hasil produksi
12. Adanya mesin pengupas kopi
13. Open kakao 14. Mesin
penggilingan kopi15. Dll
KSU Kompak Sejahtera
2016 KPH,Koperasi dan pihak lainya
14 Pembangunan kantor koperasi
Adanya kantor tetap koperasi sebagai pusat organisasi
Desa Rempek 2016 200.000.000
Koperasi dan KPH
15 Membangun kerjasama dengan pihak lain
Memperluas pengembangan usaha
disesuaikan 2016
16 Pengadaan lokasi TPK
Adanya tempat penyimpanan HHK yang memadai
Desa Rempek 2016
17 Membangun kerjasama dengan Sawmil yang ada di desa Rempek
Terwujudnya ikatan kekeluargaan yang baik dengan sesame pengusaha yang ada
Desa Rempek 2016
Pengembangan madu Trigona
Masyarakat memiliki penghasilan
KSU Kompak Sejahtera
tambahan 18 Mengembangkan
ktrampilan meuble Koperasi menjual barang jadi dalam bentuk lemari, meja, kursi, ranjang, kusen, daun pintu, dan lain-lain bukan dalam bentuk gelondongan atau balok.
Desa Rempek 2016 KPH Koperasi Disprindagkop dan UKM
19 Membangun kerjasama dengan pengusaha kayu setempat
Terjalinnya hubungan baik antara koperasi, KPH dan pengusaha local
Desa Rempek 2016 KPH Koperasi
5. Obyek kegiatan Jenis-jenis kegiatan yang dimitrakan dalam perjanjian kerjasama meliputi: a. Penyiapan lahan, b. Pembibitan, c. Penanaman, d. Pengadaan sarana produksi, e. Pemeliharaan, f. Pemungutan; g. Pemanenan, h. Pengolahan, i. Distribusi dan pemasaran.
Adapun jenis komoditas yang dimitrakan dalam perjanjian kerjasama ini meliputi hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu. Komoditas hasil hutan kayu yang diperjanjikan di antaranya : a. Rajumas b. Sengon c. Udu d. Mahoni e. Gamelina f. Kelokos g. Bajur h. Garu i. Sentul j. Bangsal k. Bongor l. Mendong Sedangkan komoditas hasil hutan bukan kayu yang diperjanjikan meliputi : a. Tanaman Kehidupan
Kopi Kakao Karet Kayu Putih Nilam Cengkeh Durian Alpukat Kemiri
b. Tanaman sela
Empon-empon (lengkuas, jahe, kunyit, dll) Sirih Lada
Vanili Merica Nilam Kemiri Pinang Bambu
c. Jasa lingkungan
PAM Desa Wisata Alam Motor Cross
6. Biaya kegiatan
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan Kemitraan Kehutanan berasal dari : a. PIHAK PERTAMA; b. PIHAK KEDUA; c. Instansi Lain; dan d. Sumber lain yang tidak mengikat
7. Kewajiban dan hak para pihak PIHAK PERTAMA memiliki kewajiban:
1. Bersama-sama dengan PIHAK KEDUA menyusun rencana kerja pengelolaan kawasan di areal Kemitraan Kehutanan yang diperjanjikan;
2. Memberikan pelatihan dan penyuluhan teknis tata kelola kawasan hutan kepada PIHAK KEDUA;
3. Menyediakan bibit sesuai jenis tanaman yang direncanakan 4. Membuat kebun bibit di sekitar area Kemitraan Kehutanan yang diperjanjkan 5. Memberikan biaya pembibitan kepada PIHAK KEDUA yang besarnya di
sesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembibitan 6. Melakukan pengamanan bersama PIHAK KEDUA dalam kawasan di areal
Kemitraan Kehutanan yang diperjanjikan 7. Memfasilitasi peralatan dan perlengkapan pemanenan serta pendukung
lainnya bersama PIHAK KEDUA 8. Pelatihan dan pembekalan tata usaha HHK dan HHBK 9. Melakukan pelatihan dan bimbingan pengembangan industri pengolahan
HHBK dan HHK kepada PIHAK KEDUA 10. Melakukan pemasaran HHK dan HHBK secara bersama-sama dengan
PIHAK KEDUA 11. Memfasilitasi PIHAK KEDUA untuk mendapatkan modal usaha 12. Melakukan pendampingan sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sekali 13. Melakukan monitoring dan evaluasi
PIHAK PERTAMA memiliki hak: 1. Memperoleh informasi dan laporan berkala dari PIHAK KEDUA sekurang-
kurangnya setahun sekali mengenai pelaksanaan rencana kegiatan yang diperjanikan.
2. Memberikan peringatan/teguran kepada PIHAK KEDUA apabila terdapat indikasi penyimpangan.
3. Mendapatkan bagi hasil HHK dan HHBK yang besarnya sesuai dengan perjanjian kerjasama
4. Menerima laporan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali terkait dengan pemanfaatan HHBK dan HHK
5. Melakukan monitoring dan evaluasi PIHAK KEDUA memiliki kewajiban:
1. Bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA menyusun rencana kerja pengelolaan kawasan di area Kemitraan Kehutanan yang diperjanjikan;
2. Mengelola kebun bibit dan melakukan penanaman di areal Kemitraan Kehutanan yang di perjanjikan;
3. Melakukan pemeliharan tanaman di area Kemitraan Kehutanan yang di perjanjikan;
4. Melakukan pengamanan/pengawasan hutan di area Kemitraan Kehutanan yang di perjanjikan bersama dengan PIHAK PERTAMA;
5. Menyerahkan bagi hasil HHK dan HHBK kepada PIHAK PERTAMA yang besaranya sesuai perjanjian kerja sama
6. Membuat laporan bulanan hasil pemanenan HHBK dan HHK 7. Membuat Laporan keuangan bulanan koperasi terkait hasil penjualan HHK
dan HHBK di area Kemitraan Kehutanan yang di perjanjikan; 8. Menyerahkan laporan hasil pemanenan dan penjualan HHK dan HHBK di
area Kemitraan Kehutanan yang di perjanjikan kepada PIHAK PERTAMA. 9. Membuat laporan tahunan terkait perkembangan seluruh kegiatan di areal
kemitraan
PIHAK KEDUA memiliki hak: 1. Mendapatkan bagi hasil dari pemanfaatan HHK dan HHBK di area Kemitraan
Kehutanan yang di perjanjikan; 2. Mendapatkan Pelatihan dan pembekalan tata usaha HHK dan HHBK 3. Mendapatkan pelatihan dan penyuluhan teknis tata kelola kawasan hutan
dari PIHAK PERTAMA; 4. Mendapatkan pelatihan dan bimbingan pengembangan industri pengolahan
HHBK dan HHK dari PIHAK PERTAMA; 5. Memperoleh bimbingan teknis perencanaan, pelaksanaan dan pemasaran
hasil pengelolaan hutan dari PIHAK PERTAMA. 6. Memperoleh dukungan modal, sarana dan prasarana produksi
8. Jangka waktu kemitraan
Kerjasama Kemitraan Kehutanan ini berlangsung selama 35 (tiga puluh lima tahun) dan setelah itu dapat diperpanjang kembali sesaui dengan ketentuan
yang berlaku. Perjanjian kerjasama ini akan dievaluasi setiap 5 (lima) tahun sesuai dengan kesepakatan para pihak.
9. Pembagian hasil sesuai kesepakatan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat menerapkan skema bagi hasil dengan prosentase 25 % untuk PIHAK PERTAMA dan 75 % untuk PIHAK KEDUA untuk HHK dan HHBK 10% untuk PIHAK PERTAMA dan 90% untuk PIHAK KEDUA. Khusus untuk tanaman cengkeh pembagian hasilnya 50% untuk PIHAK PERTAMA dan 50% untuk PIHAK KEDUA
10. Penyelesaian perselisihan
a. Dalam hal terjadi sengketa sebagai akibat dari perjanjian ini, Para Pihak akan menyelesaiakan sengketa dengan melakukan musyawarah;
b. Dalam hal sengketa antara para pihak yang melakukan perjanjian kerjasama tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah, maka selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak musyawarah selesai dilakukan, Para Pihak harus menunjuk Lembaga Adat atau Pemerintah Daerah atau Pemerintah untuk menyelesaikan sengketa melalui cara mediasi;
c. Dalam hal sengketa tidak dapat diselesaikan melalui mediasi oleh Lembaga Adat atau Pemerintah Daerah atau Pemerintah, maka selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak mediasi selesai dilakukan, Para Pihak harus menunjuk pihak lain untuk menyelesaikan sengketa dengan cara mediasi;
d. Dalam hal penyelesaian sengketa melalui mediasi oleh pihak laih tidak dapat menyelesaikan sengketa, maka selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak mediasi selesai dilakukan, Para Pihak dapat menyelesaikan sengketa di pengadilan dengan memilih domisili di Pengadilan Negeri Mataram.
11. Sanksi pelanggaran
a. Bentuk sanksi pelanggaran berupa :
1) Denda
2) Ganti rugi
3) Penghentian perjanjian kerjasama
b. Sanksi denda atau ganti rugi dijatuhkan kepada salah satu pihak atau ke dua belah pihak hanya dapat dijatuhkan setelah mendapat putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap;
c. Penghentian perjanjian kerjasama baik yang dilakukan salah satu pihak atau karena atas kesepakatan ke dua belah pihak atau atas keputusan pengadilan tidak menghilangkan kekayaan para pihak di atas area Kemitraan Kehutanan yang diperjanjikan;
d. Para pihak dapat menunjuk penilai untuk menaksir kekayaan para pihak di atas area Kemitraan Kehutanan yang diperjanjikan;
12. Ketentuan lain
Apabila anggota Koperasi Serba Usaha Kompak Sejahtera (PIHAK KEDUA) yang terikat dengan perjanjian kerjasama ini meninggal dunia, maka hak pengelolaan hutan di area Kemitraan Kehutanan digantikan oleh ahli warisnya, yaitu istri/suami atau anaknya atau pihak lain yang diberi surat wasiat.
Rempek, ……,….…………………20…..Disahkan oleh : Kepala Balai KPHL Rinjani Barat Ir. Madani Mukarom, B.Sc.F. M.Si NIP.
Disusun Oleh : KSU Kompak Sejahtera SURYADINATA, S.Pd.I Ketua