draf permen - standar isi sma - ver 11 mei
DESCRIPTION
Draf Peraturan Menteri Pendidikan - Standar Isi - Sekolah Menengah Atas - Versi 11 MeiTRANSCRIPT
115
Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)
Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral.
Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan
penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti
tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar
116
kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional
ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain
penguasaan materi;
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia; dan
3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya
dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup
lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peran semua unsur
sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang harus
dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Sekolah/Madrasah tersebut.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMA/MA bertujuan
untuk:
1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
117
kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat; dan
2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsip dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam, serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Al-Qur’an dan Hadis;
2. Aqidah;
3. Akhlak;
4. Fiqih; dan
5. Sejarah dan Peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan keseim-
bangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia
dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMA/MA meliputi:
1. Membaca, menulis, menerjemahkan, dan menjelaskan kandungan Al-
Qur’an surat-surat pilihan dan Hadits terkait, serta mengamalkan
ajarannya dalam kehidupan sehari-hari;
2. Mengamalkan keimanan dan ibadah dengan pemahaman sesuai ajaran
agama Islam;
3. Membiasakan perilaku mulia yang meliputi kerja keras, kontrol diri,
prasangka baik, perpakaian islami, persaudaraan, semangat menuntut
ilmu, toleransi, berpikir kritis, taat aturan, bersikap demokratis, saling
118
menasehati dalam kebaikan, menjauhkan diri dari khamr, narkoba, judi,
pergaulan bebas, dan zina;
4. Mengambil pelajaran dari sejarah peradaban Islam masa kejayaan dan
masa modern (th 1800 M - sekarang), perkembangan Islam di Indonesia
serta menganalisis faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban
Islam;
5. Membiasakan hidup rukun dan damai intra-umat dan antar-umat
beragama selaras dengan wawasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
119
1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Agama berfungsi sekurang-kurangnya sebagai pemberi
identitas dan penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam
upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat,
tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli.
Menyadari peran agama yang amat penting bagi kehidupan umat manusia
maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik di lingkungan
keluarga, sekolah maupun komunitas agamawi masing-masing. Sekolah
dengan demikian bukan satu-satunya konteks di mana pendidikan agama
terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar tidak
terjadi pengulangan pokok-pokok yang sama dalam konteks lainnya.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi manusia
seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian, peserta didik dapat
menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan,
perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun kolektif/kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan untuk
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Penerapan Kompetensi Dasar di mata pelajaran Pendidikan Agama
Kristen, sangat tepat dalam rangka menerapkan pendekatan dalam
Pendidikan Agama Kristen yang memungkinkan tercapainya internalisasi
nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah. Kompetensi Dasar disajikan sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak didik sehingga
memberikan ruang kepada keunikan masing-masing individu.
Kompetensi Dasar pendidikan agama Kristen lebih merupakan
penuntun dalam membimbing peserta didik berjumpa dengan Tuhan yang
120
maha pengasih dalam Yesus Kristus. Dengan demikian peserta didik dapat
merespons kasih Tuhan dengan cara mengasihi Tuhan melalui kasihnya
kepada sesama dan pemeliharaan atas alam ciptaan Tuhan yang
diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar mengenal
dan bersekutu dengan Allah secara akrab karena sesungguhnya Allah itu
ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka sebagai sahabat.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen seperti yang tercantum dalam hasil
Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di Indonesia tahun 1999
adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka
mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh
Kudus dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus
yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan
lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang yang terlibat dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen memiliki tanggung jawab
untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi
maupun dalam kehidupan bersama.
Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen dimaksudkan untuk
menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), tentang Allah yang mahakasih,
baik sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat serta pembaharu manusia
dan seluruh ciptaan-Nya, maupun nilai-nilai Kristiani yang pokok sebagai
penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan
Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen pada Pendidikan Dasar dan
Menengah mengacu kepada pokok kepercayaan Kristiani yang mendasar
tentang Allah dan karya-Nya, serta nilai-nilai Kristiani yang patut diterapkan
dalam kehidupan keseharian peserta didik.
Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi Dasar
Pendidikan Agama Kristen di sekolah dibatasi hanya pada aspek yang
secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam
kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkret peserta
didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan
pada pengalaman konkret peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat:
keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, sekolah, komunitas iman,
121
masyarakat, dan lingkungan alamnya. Iman dan nilai-nilai Kristiani berfungsi
sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Kristen yang harus dikuasai oleh lulusan
SMA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar
(KD) pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal dan mengimani Allah yang maha pengasih yang menciptakan,
memelihara manusia, alam semesta dan isinya, serta yang
menyelamatkan dalam Yesus Kristus.
2. Merespons kasih Allah dengan cara bersyukur baik melalui ibadah yang
benar, maupun melalui penerapan nilai kasih, menghormati dan
menyayangi orang tua, dan sesama dalam lingkungan konkretnya.
3. Memiliki kepekaan yang tinggi terhadap penderitaan sesama,
memperjuangkan demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia.
4. Bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
5. Menghayati imannya secara bertanggung jawab dalam konteks
masyarakat yang majemuk.
.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMA
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Allah dan karya-karya-Nya sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat
dalam Yesus Kristus, serta pembaharu melalui Roh Kudus.
2. Nilai-nilai Kristiani:
a. menjunjung tinggi nilai-nilai pergaulan remaja Kristiani;
b. bertanggung jawab mengembangkan dan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab;
c. bersikap jujur dan anti keserakahan;
122
d. bersikap terbuka dan toleran dalam pergaulan hidup dalam konteks
masyarakat majemuk;
e. menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia;
f. berdisiplin, bekerja keras dan peduli lingkungan;
g. memperlihatkan buah Roh dalam kehidupannya.
Karena jenjang pendidikan SMA merupakan jenjang terakhir dalam
pendidikan dasar dan menengah serta persiapan memasuki perguruan tinggi,
maka sebagai klimaks dari Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen di
SMA, peserta didik dibimbing untuk mampu menjadi pembawa kabar baik:
dengan menjadi pembawa damai sejahtera dalam kehidupan pribadi,
keluarga, gereja, masyarakat dan bangsa.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti di SMA meliputi:
Mewujudkan perilaku Kristiani dalam pergaulan hidup sebagai remaja.
1. Menjelaskan dasar etis mengenai tanggung jawab mengembangkan dan
menggunakan IPTEK.
2. Mengembangkan sikap kritis terhadap perkembangan IPTEK.
3. Bersikap kritis terhadap gaya hidup konsumerisme dan hedonisme.
4. Mewujudkan sikap dan praktik hidup rukun/damai dengan sesama umat
seagama dan antar umat beragama dalam konteks NKRI
123
1.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran
agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusiayang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa
dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan individual ataupun
kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusiayang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap
memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional.
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui
(pengetahuan, ilmu) tidakselalu membuat hidup seseorang sukses dan
bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk
mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata,
akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam
kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh
apayang ia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya
bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan
124
imannya dalam hidup nyata sehari-hari. Seorang beriman yang sejati
seorang yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan
menghayati kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk
melaksanakan kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya.
Oleh karena itu Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah
satuusaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman,
pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan
demikian proses/pendekatan ini mengandung 4 unsur yaitu: penyajian fakta/
pengalaman manusiawi, pengidentifikasi nilai-nilai luhur dari fakta,
penegasan nilai religius/iman menurut ajaran agama Katolik seperti terdapat
dalam Kitab Suci, dokumen ajaran Gereja, dan tradisi katolik,serta diakhiri
dengan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang ditawarkan.
Oleh karena hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu
disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama katolik yang
harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik.
b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada dasarnya bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang
semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti membangun
kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni
Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa
penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan,
kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian
lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama
dan kepercayaan.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran mencakup empat aspek yang telah
dibahas di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Keempat aspek
ini akan dibahas semakin mendalam sesuai tingkat kemampuan pemahaman
125
peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Keempat aspek itu
adalah sebagai berikut:
1. Pribadi peserta didik
2. Yesus Kristus
3. Gereja
4. Kemasyarakatan
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti di SMA merupakan standar umum minimal yang meliputi: dasar-
dasar umum ajaran iman Katolik yang harus diketahui, dihayati dan
diamalkan para peserta didik. Oleh karenanya, untuk meningkatkan
kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dapat
membuka peluang bagi pengayaan lokal sesuai kebutuhan sekolah setempat
bertolak dari 4 ruang lingkup/aspek tersebut di atas. Kompetensi mata
pelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMA meliputi:
1. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan hatinurani secara
bertanggung jawab
2. Memiliki sikap kritis terhadap berbagai berbagai pengaruh dan gaya
hidup berdasarkan prinsip iman kristiani kepada Allah Bapa, Putera, dan
Roh Kudus.
3. Mempertahankan iman kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus
dengan perbuatan-perbuatan baik dalam hidup sehari-hari
4. Memahami Gereja Katolik sebagai Lembaga agama yang menyampaikan
kebenaran-kebenaran Kristiani dan memperjuangkan nilai-nilai Kerajaan
Allah
5. Mampu membedakan sumber ajaran Kristiani berupa Kitab Suci, Ajaran
Gereja, dan tradisi.
6. Mampu menyusun doa-doa sesuai prinsip liturgi Katolik
7. Memperjuangkan nilai-nilai kerjaaan Allah (kebenaran, perdamaian,
Keadilan dan Cinta Kasih) dalam masyarakat seperti yang diajarkan oleh
Gereja Katolik, terutama melalui ajaran-ajaran sosial gereja.
126
1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran
agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti adalah usaha yang dilakukan
secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta
peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi
pendidikan agama diharapkan juga agar peserta didik memiliki kemampuan
untuk meyakini keberadaan Tuhan, mampu hidup bersama sebagai
komunitas masyarakat yang baik dan mampu memanfaatkan potensi dirinya
dengan baik untuk memanfaatkan ciptaan Tuhan (berupa dunia ini) untuk
kehidupannya yang lebih baik, dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
(Mokshartham dan Jagadhita)
Pendekatan yang semestinya digunakan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti guna mencapai tujuan sebagai
tersebut di atas adalah pendekatan kontektual, dalam arti peserta didik
diarahkan untuk memahami tema-tema pembelajaran yang mengambil
127
contoh terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian maka
peserta didik secara tidak langsung akan tergiring pada kenyataan bahwa
ilmu agama adalah sesungguhnya ilmu yang harus bisa diaplikasikan dan
benar-benar bermakna untuk hidup kita sehari-hari.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti sekolah tersebut.
b. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat SMA adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti
kehadapan Brahman, dan seseorang menyadari hakekat kehidupannya
di jagat raya ini.
2. Mewujudkan insan Sadhu-Gunawan (bersusila dan berguna untuk
kehidupan)
3. Membangun insan yang toleran yang gemar mewujudkan kerukunan.
4. Memantapkan pelaksanaan ibadah agama secara sadar baik untuk
pribadi maupun kelompok
5. Mewujudkan insan yang memahami kandungan ajaran yang tertera
dalam kitab suci Weda
6. Meningkatkan kesadaran akan peran penting sejarah perkembangan
Agama Hindu dalam kontek kehidupan di masa yang akan datang
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat
SMP meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Tattwa
2. Susila
3. Acara
4. Weda
128
5. Sejarah Agama Hindu
d. Kompetensi Mata Pelajaran Adapun kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti di tingkat SMA adalah agar para peserta didik
mampu:
1. Menyadari Eksistensi Brahman/Tuhan, Alam semesta dan keberadaan
Manusia
2. Menyadari dan mengamalkan dengan sadar ajaran yang berfungsi
membangun pribadi yang positif dan negatif
3. Menyadari, mengamalkan ajaran yang mengarahkan untuk hidup rukun,
harmonis, dan damai
4. Menyadari dan mengamalkan ajaran ibadah keagamaan dengan benar
5. Menyadari secara komprehenship kandungan ajaran kitab suci weda
6. Menyadari dan mampu memetik hikmah sejarah perkembangan Agama
Hindu baik secara nasional maupun internasional
129
1.5 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama berperan sangat penting dalam menghadapi proses perubahan
(anicca) kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk jalan dalam
upaya mewujudkan kehidupan yang selaras, damai, bermartabat, dan
bermakna. Kesadaran terhadap pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka faktor pendukung proses internalisasi nilai-nilai universal
dalam kehidupan merupakan kebutuhan, yang harus ditempuh melalui
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan adalah penerusan nilai, pengetahuan, kemampuan, sikap
dan tingkah laku; dalam pengertian yang luas pendidikan adalah hidup itu
sendiri, sebagai proses menyingkirkan kebodohan dan mendewasakan diri
menuju kesempurnaan. Masalah sentral pendidikan dalam pandangan
Buddha adalah penderitaan manusia. Penderitaan bersumber pada
keinginan yang rendah (tanha), keinginan sendiri timbul tergantung pada
faktor lain yang mendahuluinya. Buddha menempatkan kebodohan (avijja)
dalam rumusan rangkaian sebab musabab yang saling bergantungan
(paticcasamuppada), di urutan pertama.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti merupakan proses
internalisasi (paratoghosa) yang dilakukan secara bertahap dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik agar dapat memahami nilai-nilai
ajaran Buddha, menerapkannya dalam kehidupan, sehingga meperoleh
kemajuan spiritual. Pendidikan diperoleh dari terminologi 'sikkha' (education)
secara umum merupakan proses latihan, belajar, mempelajari,
pengembangan, dan pencapaian penerangan. Secara natural termasuk
latihan moral yang tinggi (síla), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan
atau pengetahuan (pañña). Secara holistik berhubungan dengan
pengembangan fisik (kaya bhavana), pengembangan sosial (sila bhavana),
pengembangan mental (citta bhavana), dan pengembangan intelektual
(panna bhavana) sehingga menghasilkan keluaran teman yang baik
(kalyanamitta).
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di Sekolah mengacu
kepada Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam
Kitab Suci Tripitaka (Tipitaka). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
130
memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara
komprehensif (Pariyatti), mempraktikan hasil yang dipelajari menjadi
pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pencapaian atau
pencerahan (Pativedha). Diharapkan dapat diselenggarakan menggunakan
pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan peserta didik.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMA. KMP ini selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan
Agama Buddha dan Budi Pekerti sekolah tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMA
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsap-konsep dasar agama Buddha yang berhubungan
dengan pemecahan masalah secara individu, sosial, dan isu-isu global.
2. Menganalisa berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja
hukum Empat Kebenaran Mulia, Hukum Karma dan Kelahiran Kembali,
Tiga Corak Universal, dan Sebab Akibat yang Saling Bergantungan.
3. Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang memahami,
menghayati, mengamalkan/menerapkan Dharma kontektual sesuai Kitab
Suci Tripitaka (Tipitaka) dalam kehidupan sehari-hari.
4. Melaksanakan pengembangan batih dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Keyakinan (Saddha)
2. Perilaku/moral (Sila)
3. Meditasi (Samadhi)
4. Kebijaksanaan (Panna).
5. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka)
131
6. Sejarah
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti Meliputi:
1. Mendeskripsikan sejarah penulisan, ruang lingkup dan intisari Tripitaka
2. Mengidentifikasi ciri khas agama Buddha, merumuskan peranan Agama
Buddha dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
3. Merumuskan peranan kehidupan beragama dan tujuan hidup
berdasarkan agama Buddha.
4. Menalar berbagai fenomena kehidupan sebagai akibat proses kerja
hukum tertib kosmis (niyama)
5. Menganalisa berbagai fenomena dan kejadian berdasarkan proses kerja
hukum Empat Kebenaran Mulia, Hukum Karma dan Kelahiran Kembali,
Tiga Corak Universal, dan Sebab Akibat yang Saling Bergantungan.
6. Merumuskan puja terkait dengan budaya, dan mempraktikkan puja dan
doa dalam kehidupan sehari-hari,
7. Mengembangkan perilaku disiplin dengan berkata, berbuat dan
penghidupan benar.
8. Mengembangkan konsentrasi dengan melakukan usaha, perhatian, dan
konsentrasi Benar sebagai praktik dari Jalan Mulia Berunsur Delapan
9. Mengembangkan pandangan dan pikiran benar sebagai pelaksanaan
Jalan Mulia Berunsur Delapan.
10. Memahami aspek-aspek dan pengklasifikasian sila, prinsip-prinsip
normatif serta kriteria baik dan buruk suatu perbuatan.
11. Mengembangkan perilaku ramah lingkungan dan responsif sebagai
bentuk kepedulian lingkungan
12. Mengembangkan perilaku gotong royong, kerjasama, cinta damai, dan
proaktif sebagai bentuk kepedulian sosial.
13. Mendeskripsikan konsep alam semesta dan alam-alam kehidupan.
14. Mendeskripsikan konsep makhluk-makhluk suci sebagai hasil
pengembangan dan pemurnian batin.
15. Mengatasi masalah-masalah kehidupan sesuai dengan ajaran Buddha
132
16. Mempraktikkan meditasi perhatian penuh (mindfulness) dalam kehidupan
sehari-hari.
17. Memahami sejarah perkembangan agama zaman Mataram kuno,
Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan, dan kemerdekaan sehingga
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
133
1.6 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi
identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu
dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan
peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia
maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas keagamaan masing-
masing. Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya tempat pendidikan
agama terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar
tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks
lainnya.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi manusia
seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat
menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,keadilan,
perdamaian, dan kasih-sayang. Peningkatan potensi spritual mencakup
pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun
kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Penerapan Kompetensi Dasar di mata pelajaran Pendidikan Agama
Khonghucu mendukung tercapainya internalisasi nilai-nilai dalam agama
Khonghucu dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan
menengah. Kompetensi Dasar disajikan dengan cara menyesuaikan tingkat
perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak didik karenanya
memberikan ruang kepada keunikan masing-masing individu.
134
Kompetensi Dasar pendidikan Agama Khonghucu lebih merupakan
penuntun dalam membimbing peserta didik dalam upaya pencarian dan
perjumpaan dengan Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian peserta didik
dapat merespons Karunia Tuhan (Tian Ming) dengan cara menjalankan
perintahNya (Cheng Ming) melalui pelayanan dan pengabdian kepada
sesama manusia (Shi ren er shi Tian) dan pemeliharaan dan pelestarian atas
alam semesta dan isinya sebagai ciptaan Tuhan.
Hakikat pendidikan agama Khonghucu adalah usaha yang dilakukan
secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan
peserta didik agar dengan semangat membina diri dapat dinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan
demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran agama
Khonghucu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan kebahagiaan dan
kesentosaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.
Pada dasarnya pendidikan agama Khonghucu dimaksudkan untuk
menyampaikan ajaran agama Khonghucu secara utuh dan jelas agar peserta
didik dapat hidup didalam Jalan Suci Tuhan sebagai penuntun kehidupan
moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Dasar
pendidikan agama Khonghucu pada Pendidikan Dasar dan Menengah
mengacu kepada Kitab Suci Si Shu dan Wu Jing serta tata agama yang
disusun oleh Dewan Rohaniwan Matakin. Materi Pendidikan agama
Khonghucu bukan bersumber pada tradisi Tionghua dan tidak dicampur-aduk
dengan tradisi Tionghua, tetapi juga tidak untuk menentang tradisi Tionghua
yang bernilaii positip.
Fokus Kompetensi Dasar berpusat pada pengalaman konkrit peserta
didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Dasar didasarkan
pada pengalaman konkrit peserta didik mulai dari lingkungan paling dekat:
keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, dan sekolah. Terkait dengan
hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) agama
Khonghucu yang harus dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Atas. KMP
ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran
Agama Khonghucu di sekolah.
135
b. Tujuan Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi pekerti di SMA bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Peserta didik mengimani adanya Tian yang maha Esa yang menciptakan
alam semesta dan isinya, mengatur dan memelihara serta menjaga agar
yang tidak lurus tetap diluruskan sesuai kodratnya 2. Peserta didik berdisiplin, bermoral berakhlak mulia, mempunyai rasa
peduli kepada orang lain dalam keluarga dan masyarakat, rajin belajar
hormat kepada guru dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya.
3. Peserta didik mempunyai rasa tanggungjawab dan mampu memelihara
lingkungan hidup di sekitarnya.
4. Peserta didik meyakini kedudukan Nabi Khongcu sebagai Utusan Tuhan
atau Genta Rohani untuk memperbaiki kehidupan manusia
5. Peserta didik berbakti kepada orang tua, menyayangi saudarak
menghargai persahabatan, dan hidup rukun dengan tetangga dan
lingkungannya
6. Peserta didik meyakini kebenarani Kitab Si Shu Wu Jing untuk membina
kehidupan manusia
7. Peserta didik percaya adanya Roh dan Nyawa
8. Peserta didik memahami fungsi dan manfaat keberadaan kelenteng di
berbagai kota.
9. Peserta didik memahami fungsi dan manfaat kegiatan berbagai upacara
keagamaan Khonghucu di kelenteng
10. Peserta didik memahami perbagai kelompok agama yang lain dalam
masyarakatnya
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Agama Khonghucu dan budi pekerti di SMA meliputi
aspek-aspek sebagaii berikut:
1. Keimanan agama Khonghucu
2. Jalan Suci Junzi
3. Kitab Suci agama Khonghucu
4. Sejarah Suci agama Khonghucu
5. Tata ibadah agama Khonghucu
136
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di
SMA meliputi:
1. Mengenal Watak Sejati atau Xing yaitu Ren, Yi, Li, Zhi.
2. Melaksanakan delapan langkah pembinaan diri sesuai dengan isi kitab
Da Xue bab utama.
3. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menghormati undang-
undang negara, dan melakukan kewajiban sebagai warganegra yang
baik.
4. Melakukan ibadah secara teratur sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan di rumah, Litang, atau Miao (kelenteng).
5. Mengenal riwayat nabi Khongcu dan murid-muridnya.
6. Mengenal para shenming dan perbuatan baiknya.
7. Mengenal simbol suci agama Khonghucu.
8. Mengenal tata upacara ibadah di kelenteng.
9. Mengenal tata ibadah dan kebaktian di Litang.
10. Memahami isi kitab suci.
11. Mengenal sejarah dan kebudayaan Indonesia dan sejarah agama
Khonghucu di Indonesia.
12. Mengenal Ba De atau Delapan Kebajikan.
13. Mengenal Lima Kebajikan dan empat pantangan.
14. Mengenal para Nabi Purba dan karyanya.
15. Mengenal cara memberi salam dan memberi hormat menurut agama
Khonghucu.
137
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
a. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998].
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998].
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), perlu ditingkatkan secara terus
menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI.
Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan
dengan bentuk Republik.
138
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan UUD NRI 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai
saat ini, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang
mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang
mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD NRI 1945. Konstitusi
Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen
bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi
non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan
demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu
pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi
manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,
serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang harus
dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
139
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di sekolah tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan
agar peserta didik dapat:
1. berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan;
2. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi;
3. bersikap positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya; dan
4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
1. persatuan dan kesatuan bangsa
2. norma, hukum dan peraturan
3. hak asasi manusia
4. kebutuhan warga negara
5. konstitusi negara
6. kekuasan dan politik
7. Pancasila
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-
negaraan meliputi: 1. menerapkan hidup rukun, damai, dan bersatu dalam keberagaman
140
karakteristik individu sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa;
2. memahami dan menerapkan hidup tertib, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, santun, peduli, toleran, kasih sayang, dan percaya diri dalam
berinteraksi di rumah dan di sekolah berdasarkan Pancasila;
3. menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja keras dan anti
korupsi dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
4. memahami dan menghargai keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila dan UUD NRI 1945, undang-undang, peraturan,
kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, dan keputusan bersama
berdasarkan nilai-nilai Pancasila;
5. memahami dan menghargai Indonesia sebagai bangsa yang beragam
dalam suku, agama, ras, budaya, gender dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika;
6. memahami kerangka umum dan isi pokok UUD NRI 1945 dan
pelaksanaan demokrasi konstitusional meliputi perlindungan dan
pemajuan HAM, perlindungan dan penegakan hukum, pelaksanaan
pemilu, hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan
daerah, sistem hukum dan peradilan nasional dan internasional;
7. memahami dan menghargai semangat kebangsaan, nasionalisme dan
patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
dan
8. memahami dan mengevaluasi sistem pemerintahan, politik luar negeri,
dan hubungan Indonesia dengan negara tetangga.
141
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia a. Latar Belakang
Bahasaberperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana
untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi
sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai
peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,
kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam
mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,
nasional, dan global.
Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran
(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini
selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan kompetensi dasar (KD)
pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang tersebut.
b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara;
142
3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara dengan penuh kebanggaan;
4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan;
5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai
pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial;
6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa; dan
7. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
c. RuangLingkup
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen keterampilan
berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan yang meliputi aspek-aspek:
1. menyimak,
2. berbicara,
3. membaca,
4. menulis,
5. kebahasaan,
6. kesastraan, dan
7. kesantunan berbahasa.
Pada akhir pendidikan di SMA/MA, peserta didik diharapkan telah
membaca sekurang-kurangnya lima puluh buku sastra dan nonsastra
d. Kompetensi Mata Pelajaran
1. Keterampilan Berbahasa
a. Menyimak
Memahami wacana lisan yang berupa berita, laporan hasil
observasi, prosedur kompleks, negosiasi, saran, pidato, wawancara,
diskusi, seminar, iklan, editorial/opini, dan pembacaan karya sastra
berbentuk puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, cerita rakyat,
drama, cerpen, dan penggalan novel.
143
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam kegiatan menyampaikan berita,
laporan hasil observasi/hasil penelitian, prosedur kompleks, negosiasi,
saran, berpidato, berwawanara, berdiskusi, bercerita, serta
mengomentari pembacaan puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi
baru,cerita rakyat, cerpen, penggalan novel, dan pementasan drama
dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.
c. Membaca
Menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami teks
nonsastra yang berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks
pidato, laporan hasil observasi/penelitian, prosedur kompleks,
negosiasi, saran, editorial/opini, serta teks sastra berbentuk puisi
lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, puisi kontemporer, hikayat,
novel, biografi, cerpen, drama, karya sastra lain berbagai angkatan
dan sastra Melayu klasik.
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif,
ekspositoris, argumentatif, teks pidato, proposal, surat dinas, surat
dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan hasil
observasi/penelitian, prosedur kompleks, negosiasi, saran,
ediotorial/opini, resensi, karya ilmiah (makalah, artikel, dsb.), dan
berbagai teks sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esai
dengan ejaan yang tepat dan kalimat yang baik, benar, dan efektif.
2. Kebahasaan
Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen
kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata, frasa,
klausa, kalimat dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.
3. Kesastraan
Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi
puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,
dan drama; serta dapat menciptakan berbagai bentuk sastra dan
mengapresiasinya.
144
4. Kesantunan Berbahasa
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan
santun dan penuh toleran, responsif, proaktif sesuai dengan budaya
nasional Indonesia sebagai cermin budi pekerti yang luhur.
145
4. Mata Pelajaran Matematika a. Latar Belakang
Roger Bacon (1214-1294) berpendapat bahwa “mathematics is the
door and the key to the sciences”. Dewasa ini peran Matematika dalam
kehidupan modern telah sangat universal, berperan pada hampir semua
aspek kehidupan manusia, telah menjadi bahasa pengetahuan, dan
mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia berwatak dan
berkepribadian yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan,
diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak
dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran
matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan
kegunaan belajar matematika.
Mata pelajaran Matematika dapat menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan dan memikat ketika siswa mendapat kesempatan untuk
bermatematika secara kreatif. Ketika siswa menemukan sendiri pemahaman
dari perspektif yang sesuai dengan kebutuhannya ia akan terdorong untuk
menemukan lebih jauh dan tidak harus terbatas pada yang diajarkan dalam
kelas.
Kompetensi mata pelajaran Matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menggunakan matematika untuk
146
pemecahan masalah serta mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan kertas dan pensil maupun media modern yang lain.
Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah
merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah
tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,
dan masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan
keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem) atau sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan lebih lanjut di
matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah
diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun
media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.seperti komputer.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (SKMP) Matematika yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.
SKMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran Matematika di sekolah
b. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan
kreatif, kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan
mengkomunikasikan gagasan serta budaya bermatematika;
2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
147
4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);
5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya.
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada jenjang SMA/MA memuat materi
tentang:
1. Bilangan dan Pola: operasi pangkat logaritma, barisan hingga dan tak
hingga, deret hingga dan tak hingga.
2. Aljabar dan Relasi: relasi dan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan,
sistem persamaan dan sistem pertidaksamaan, fungsi suku banyak,
fungsi trigonometri, fungsi pangkat dan logaritma, matriks, program
linear.
3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, geometri ruang,
pengukuran jark dan sudut dalam ruang, hampiran, perbandingan
trigonometri.
4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, ukuran
pemusatan dan penyebaran, mencacah, frekuensi, peluang, distribusi
peluang.
5. Kalkulus: limit, turunan, integral tentu dan tak tentu.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika di SMA/MA meliputi:
1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan
pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
serta budaya bermatematika
2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan
menggunakan matematika.
148
4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan
masalah serta memahami gagasan matematika.
5. Memahami bilangan real dan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan sifat–sifat pada operasi tersebut.
6. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan aljabar yang meliputi
bentuk-bentuk aljabar, persamaan linier, pertidaksamaan linier, himpunan
dan operasinya, fungsi dan grafiknya, barisan bilangan, barisan
aritmetika, barisan geometri, sistem persamaan linear, serta mampu
menerapkannya dalam konteks matematika, dalam menyelesaikan
masalah, serta dalam kehidupan sehari-hari.
7. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan geometri meliputi
menggunakan sistem koordinat atau bahasa arah dan jarak untuk
menyatakan posisi dan jarak; menggunakan vektor dan operasi vektor
dalam menyatakan posisi, menentukan sudut dan jarak, luas dan volume;
menggunakan gagasan transformasi dan kesimetrian untuk menyelidiki
karakteristik bangun datar maupun ruang, dan juga menyelidiki sifat-sifat
fungsi.
8. Memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan:
penyajian dan pengolahan data (ukuran pemusatan, ukuran penyebaran,
dan ukuran letak dari data tunggal).
9. Memahami konsep ruang sampel, peluang kejadian, dan mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
149
5. Mata Pelajaran Sejarah Indonesia a. Latar Belakang
Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang
asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau
berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di
sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau
tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar
sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat
pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata
pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Materi sejarah:
1. mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriot-
isme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari
proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;
2. memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk
peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan
pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan
peradaban bangsa Indonesia di masa depan;
3. menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas
untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa;
4. sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi
krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; dan
5. berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung
jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan
hidup.
Berkenaan hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Sejarah yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini
selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran
Sejarah di sekolah tersebut.
150
b. Tujuan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia bertujuan:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional
maupun internasional.
c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup mata pelajaran Sejarah Indonesia meliputi aspek-
aspek berikut:
1. Prinsip dasar ilmu sejarah;
2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;
3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia;
4. Indonesia pada masa penjajahan;
5. Pergerakan kebangsaan; dan
6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Sejarah Indonesia meliputi:
1. Memahami ruang lingkup ilmu sejarah secara sederhana;
2. Menggunakan prinsip-prinsip dasar penelitian sejarah secara umum;
3. Menganalisis masa pra-aksara dan masa aksara pada masyarakat
151
Indonesia; dan
4. Menganalisis kehidupan awal masyarakat di Indonesia meliputi
peradaban awal, asal-usul dan persebaran manusia di wilayah
nusantara/Indonesia.
152
6. Mata Pelajaran Bahasa Inggris a. Latar Belakang
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, emosional, dankarakter peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
Inggrisdiharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,
dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran Bahasa Inggrisjuga
membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi
atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Tingkat literasi mencakup performative, functional, informational, dan
epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada
tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan
dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang
mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran.
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta
didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan
tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA
diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan
153
untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi
epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik
SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa
asing.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Bahasa Inggris yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.
KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran Bahasa Inggris.
b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi informational.
2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA meliputi:
1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi informational;
2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks: recount,
narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,
explanation, discussion, dan review. Gradasi bahan ajar tampak dalam
penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika;
3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam
berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah
yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar
154
komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana
(menggunakan piranti pembentuk wacana).
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris pada jenjang
SMA/MA meliputi:
1. Menyimak
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional, secara formal maupun informal, dan dalam bentuk
recount, narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,
explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-
hari yang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang
berkarakter luhur.
2. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal
dan transaksional, secara formal maupun informal, dan dalam bentuk
recount, narrative, procedure, descriptive, news item, report, exposition,
explanation, discussion, dan review, dalam konteks kehidupan sehari-
hari yang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang
berkarakter luhur.
3. Membaca
Memahami makna dalam wacana tertulis secara formal maupun
informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, news
item, report, exposition, explanation, discussion, dan review, dalam
konteks kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi
terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.
4. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis, secara formal maupun
informal, dalam bentuk recount, narrative, procedure, descriptive, news
item, report, exposition, explanation, discussion, dan review, dalam
konteks kehidupan sehari-hari yang dapat memberikan kontribusi
terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.
155
Kelompok B 1. Mata Pelajaran Seni Budaya a. Latar belakang
Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena memiliki keunikan,
kebermaknaan, dan kebermanfaatan dalam upaya membentuk keperibadian
peserta-didik menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang terkristalisasi
dalam rumusan kompetensi inti. Keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan pendidikan Seni Budaya terletak pada cirinya yang khas
yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain yakni pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berapresiasi dan
berekspresi/berkreasi. Dalam praktiknya, pendidikan seni budaya terlaksana
melalui bidang seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Bidang seni
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, memiliki kekhasan tersendiri
sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni
budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang
tertuang dalam pemberian pengalaman untuk mengembangkan kemampuan
konsepsi, apresiasi, dan kreasi
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi dengan cara memadukan secara
harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural
mengandung makna pendidikan seni budaya menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara
(meliputi budaya daerah setempat dan daerah lain dalam wilayah Indonesia)
dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis
yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk.
Materi pembelajaran Seni Budaya yang bersifat teori (fakta, konsep,
kaidah, dan teori) tidak diberikan secara terpisah, tetapi terpadu dalam
kegiatan mengapresiasi karya seni dan berkreasi seni. Hal ini dimaksudkan
agar pendidikan seni budaya tidak terjerumus ke arah pembelajaran yang
156
bersifat kognitif.
Terkait dengan hal-hal tersebut perlu disusun Standar Isi yang
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam merumuskan Kompetensi Dasar
mata pelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, dan karakteristik mata pelajaran.
b. Tujuan
Mata pelajaran Seni Budaya berorientasi pada pencapaian
Kompetensi Inti yang meliputi aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan melalui pencapaian tujuan berikut ini:
1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya;
2. menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya;
3. mengungkapkan pengalaman estetik melalui kreasi/rekreasi seni budaya;
4. menampilkan peran serta dalam seni budaya.
c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya mencakup:
1. Seni Rupa
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik seni rupa) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni rupa serta penyajiannya dalam bentuk pameran di
kelas/sekolah).
2. Seni Musik
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik seni musik) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni musik serta penyajiannya dalam bentuk
pementasan di kelas/sekolah).
3. Seni Tari
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik karya seni tari) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni tari serta penyajiannya dalam bentuk pementasan
di kelas/sekolah
4. Seni Teater
157
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik karya seni teater) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni teater serta penyajiannya dalam bentuk
pementasan di kelas/sekolah
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas
yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran
lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
bidang seni yang akan diikutinya.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk
bidang seni rupa mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenirupaan yang memungkinkan peserta-didik
mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni rupa
sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah atas.
2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni rupa Nusantara
(seni rupa yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni rupa
Indonesia pada umumnya, baik yang merupakan seni rupa terapan
maupun seni rupa murni, yang diamati secara langsung atau melalui
media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni rupa terapan dan seni rupa
murni dengan memanfaatkan teknik dan corak seni rupa
Nusantara/Indonesia serta menyajikan karya tersebut dalam bentuk
pameran di kelas maupun di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk
bidang seni musik mencakup:
1. memiliki pengetahuan kesenimusikan yang memungkinkan peserta-didik
mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni musik
sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah atas;
2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni musik Nusantara
(seni musik yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya, lagu wajib, dan
158
seni musik Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau
melalui media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni musik vokal dan instrumen
dengan menampilkan/merekreasi karya seni musik Nusantara
khususnya, lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya dalam
bentuk penampilan di kelas maupun penampilan/pementasan di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk
bidang seni tari mencakup:
1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi
dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni tari sesuai dengan
tingkat usia menengah atas.
2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni tari Nusantara
(seni tari yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni tari
Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui
media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan
menampilkan/merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni
tari kreasi Indonesia pada umumnya dalam bentuk pemeragaan di kelas
maupun pementasan di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik untuk
bidang seni teater mencakup:
1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi
dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni teater sesuai dengan
tingkat usia sekolah menengah atas.
2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni teater Nusantara
(seni teater yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni teater
Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui
media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni teater dengan menampilkan/
merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni teater kreasi
Indonesia pada umumnya dalam bentuk pementasan di kelas maupun
pementasan di sekolah
159
2. Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam
berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup
sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan
kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah
dengan perkembangan zaman.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, pemanduan bakat istimewa, penghayatan nilai-
nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ini berarti bahwa
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan manusia seutuhnya yang diperoleh
160
melalui segala bentuk aktivitas jasmani yang mengacu kepada konsep
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang harus
dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs). SKL ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan di sekolah tersebut.
b. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
bertujuan agar peserta didik dapat:
1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;
2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis;
3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki
sikap yang positif.
4. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;
5. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik;
6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar; 7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain, dan lingkungan.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan untuk jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:
1. Permainan dan olahraga
2. Aktivitas pengembangan
161
3. Aktivitas senam
4. Aktivitas ritmik
5. Aktivitas air
6. Pendidikan luar kelas
7. Pendidikan kesehatan dan keselamatan
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan di SMA/MA meliputi:
1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;
2. Menerapkan kebiasaan hidup bugar, bersih, aman, sehat fisik, sehat
mental dan sehat sosial yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah lingkungan serta kehidupan sehari-hari;
3. Memanfaatkan berbagai informasi tentang hidup bersih, aman, dan
bugar;
4. Menerapkan sikap kompetitif, sportif, dan prestatif melalui aktivitas
jasmani yang terkandung di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dapat ditransfer ke dalam kehidupan
sehari-hari;
5. Menunjukkan kemampuan berbagai macam aktivitas motorik
(permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas
senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan
kesehatan) yang dapat dimanfaatkan dalam memecahkan masalah
lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
162
3. Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
a. Latar Belakang Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan merupakan pembentuk
kompetensi dasar keterampilan yang sangat diperlukan oleh peserta didik
SMU/MA. Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan ditujukan untuk
membangun kapasitas personal peserta didik agar mampu berkiprah secara
riil dalam kehidupan sehari-hari, dan diharapkan dapat menghasilkan “produk
dan kegiatan” yang bernilai ekonomi. Berkembangnya ragam keterampilan
manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari hari, pada dasarnya
menjadi tuntutan yang harus diantisipasi oleh setiap peserta didik SMU/MA.
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan menjadi sangat urgen bagi
peserta didik untuk mendapatkan keterampilan teknis-teknologis lanjut
sebagai bekal mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan mencakup materi Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan
Pengolahan, yang kesemuanya diorientasikan untuk membekali peserta didik
agar mampu memperoleh nilai tambah ekonomi yang dapat menunjang
kehidupan sehari-hari..
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan diajarkan sebagai salah
satu mata pelajaran terpisah, yang cakupan materinya disesuaikan dengan
kebutuhan guna membentuk kompetensi keterampilan. Alokasi waktu
pembelajarannya adalah 2 jam per minggu, selama 3 tahun (kelas X, XI dan
XII).
b. Tujuan
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan bertujuan agar peserta
didik:
1. Mensyukuri karunia Tuhan YME atas anugerah kekayaan ragam prakarya
dan luasnya lapangan berwirausaha di wilayah NKRI
2. Menunjukan perilaku jujur, percaya diri, mandiri, toleran, disiplin dan
beranggung jawab dalam menerapkan keterampilan prakarya dalam
berwirausaha.
3. Menunjukkan rasa bangga terhadap produk kerajinan, rekayasa,
budidaya dan pengolahan bahan organik dan anorganik yang berasal dari
NKRI.
163
4. Memahami aneka bahan organik dan anorganik yang dapat dimanfaatkan
untuk prakarya
5. Memahami dasar-dasar keterampilan kerajinan, rekayasa, budidaya dan
pengolahan
6. Menerapkan keterampilan yang berupa kerajinan, rekayasa, budidaya
dan pengolahan dalam bentuk produk yang dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya dan kewirausahaan untuk
jenjang SMA/MA adalah sebagai berikut:
1. Kait hubung antara mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan
kebutuhan sehari-hari peserta didik sebagai anggauta masyarakat
sekaligus sebagai umat Tuhan YME yang wajib memiliki keterampilan
hidup yang bernilai ekonomi.
2. Bahan-bahan tekstil dan limbahnya, bahan lunak dan keras sebagai
bahan dasar membuat produk kerajinan yang dapat menghasilkan nilai
tambah, yang menyangkut keindahan, memudahkan dalam kehidupan
maupun menghasilkan produk kerajinan yang bisa bernilai ekonomi
3. Perangkat keras untuk komunikasi, alat kontrol, pembangkit listrik serta
rekayasa inovatif;
4. Perangkat keras untuk budidaya tanaman holtikultura, tanaman hias, ikan
hias dan ikan konsumsi, unggas peternak dan pedaging
5. Perangkat keras untuk pengolahan bahan nabati hewani dan untuk
pengawetannya, serta pengolahan bahan nabati dan hewani untuk
produk kesehatan
6. Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang bisa menjadikan
peserta didik memperoleh nilai spiritual dan sosial, yang mana
daripadanya dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada
Tuhan YME, menciptakan keindahan, memberi kemudahan dalam
kehidupan masyarakat di lingkungannya.
164
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada
jenjang SMA/MA meliputi:
1. Mengenali bahan industri tekstil dan limbahnya, konsep dan prosedur
kerja kerajinan tekstil, kerajinan dari bahan lunak dan keras, selanjutnya
mendisain dan mengemas kerajinan etnik dalam fungsi hias dan pakai
serta memanfaatkan limbahnya sebagai produk kerajianan
2. Menggunakan bahan tekstil, bahan lunak dan keras dan limbahnya untuk
merancang dan memodifikasi barang-barang kerajinan tekstil yang
bermanfaat dan bernilai ekonomi.
3. Memahami prinsip dasar alat komunikasi, alat kontrol, pembangkit listrik,
serta rekayasa inovatif; Memahami konsep dan prosedur berbudidaya
tanaman hias dan holtikultura, ikan hias dan ikan konsumsi, unggas
ternak dan pedaging; Memahami konsep dan prosedur pengolahan
bahan nabati dan hewani dan pengawetannya, serta pengolahan bahan
nabati dan hewani untuk produk-produk kesehatan.
4. Menggunakan pemahaman konsep dan prosedur dasar rekayasa,
budidaya dan pengolahan untuk memproduk barang barang yang bisa
dimanfaatkan, dan bernilai ekonomi.
165
Kelompok C: Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 1. Mata Pelajaran Matematika
a. Latar Belakang Roger Bacon (1214-1294) berpendapat bahwa “mathematics is the
door and the key to the sciences”. Dewasa ini peran Matematika dalam
kehidupan modern telah sangat universal, berperan pada hampir semua
aspek kehidupan manusia, telah menjadi bahasa pengetahuan, dan
mendasari perkembangan teknologi modern, serta mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia berwatak dan
berkepribadian yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan,
diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika yang kuat sejak
dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu berubah, tidak
pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan pembelajaran
matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat merasakan
kegunaan belajar matematika.
Mata pelajaran Matematika dapat menjadi mata pelajaran yang
menyenangkan dan memikat ketika siswa mendapat kesempatan untuk
bermatematika secara kreatif. Ketika siswa menemukan sendiri pemahaman
dari perspektif yang sesuai dengan kebutuhannya ia akan terdorong untuk
menemukan lebih jauh dan tidak harus terbatas pada yang diajarkan dalam
kelas.
Kompetensi mata pelajaran matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
166
kemampuan peserta didik dalam menggunakan matematika untuk
pemecahan masalah serta mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan kertas dan pensil maupun media modern yang lain.
Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah
merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah
tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,
dan masalah yang dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan
keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem) atau sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Dengan
mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing
untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan ketrampilan lebih lanjut di
matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah
diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun
media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.seperti komputer.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Matematika yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.
KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD)
pelajaran Matematika di sekolah
b. Tujuan Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik dapat:
1. menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, analitik dan kreatif,
kemampuan pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan
gagasan serta budaya bermatematika;
2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
167
3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);
5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam
matematika dan pembelajarannya.
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika untuk peminatan pada jenjang SMA/MA
memuat materi tentang:
1. Bilangan dan Pola: operasi eksponensial dan logaritma.
2. Aljabar dan Relasi: relasi dan fungsi, persamaan dan pertidaksamaan,
sistem persamaan linear dan kuadratik, sistem pertidaksamaan liner dan
kuadratik, fungsi suku banyak, fungsi trigonometri, fungsi pangkat dan
logaritma, matriks, program linear.
3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, geometri ruang,
pengukuran jarak dan sudut dalam ruang, hampiran, perbandingan
trigonometri, irisan kerucut, vektor, transformasi.
4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, uji hipotesa.
5. Kalkulus: limit, turunan, integral tentu dan tak tentu, menentukan luas
daerah, volume benda khususnya benda putar.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika untuk peminatan pada jenjang
SMA/MA meliputi:
1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan
pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
serta budaya bermatematika
2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu
pengetahuan dan teknologi
168
3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan menggunakan
matematika.
4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan
masalah serta memahami gagasan matematika.
5. Memahami dan dapat menggunakan konsep perpangkatan, penarikan
akar, logaritma, nilai mutlak, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
untuk menyelesaikan masalah.
6. Memahami dan menggunakan operasi aljabar serta teorema suku dan
faktorisasi polinom untuk menyelesaikan masalah matematika atau
masalah lainnya.
7. Memahami dan menggunakan jarak, sudut, titik, garis, bidang di ruang
dimensi tiga untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah
lainnya.
8. Memahami dan menggunakan perbandingan trigonometri, identitas
trigonometri, fungsi trigonometri, untuk menyelesaikan masalah
matematika atau masalah lainnya.
9. Menyelesaikan dan memanfaatkan persamaan dan pertidaksamaan
fungsi trigonometri, sistem persamaan linear dan campuran dengan
kuadratik untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah
lainnya.
10. Memahami dan dapat menggunakan program linier, matriks dan
determinan, sistem persamaan linier tiga variabel untuk menyelesaikan
masalah.
11. Memahami dan dapat menggunakan barisan aritmetika dan geometri, dan
deret aritmetika dan deret geometri, termasuk barisan dan deret tak
berhingga, untuk menyelesaikan masalah.
12. Memahami dan dapat menggunakan konsep jarak, sudut, titik, garis di
ruang dimensi dua (bidang) untuk menyelesaikan masalah.
13. Memahami dan menggunakan sifat-sifat fungsi-fungsi eksponensial, akar,
logaritma, suku banyak, trigonometri untuk menyelesaikan masalah
matematika atau masalah lainnya.
14. Menggunakan vektor, transformasi geometri, irisan kerucut untuk
memahami geometri ruang dan menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah.
169
15. Memahami dan menggunakan logika matematika dalam penyelesaian
masalah yang berkaitan dengan pernyataan matematika termasuk
pernyataan majemuk serta ingkarannya.
16. Memahami, menggunakan, dan memberi interpretasi berbagai ukuran
pemusatan dan penyebaran; memahami dan membicarakan hubungan
antara data dan berbagai penyajiannya dan pengolahan data;
mengembangkan pemahaman aturan pancacahan (perkalian, permutasi,
dan kombinasi) dan menggunakannya pada ruang sampel dan peluang
kejadian untuk menyelesaikan masalah matematika atau masalah
lainnya.
17. Memahami dan menggunakan konsep ruang peluang, variable acak,
distribusi peluang, serta memanfaatkannya untuk penarikan kesimpulan
dan pengambilan keputusan.
18. Memahami dan menggunakan limit fungsi, turunan fungsi, nilai ekstrim,
integral taktentu, integral tentu untuk menyelesaikan masalah matematika
atau masalah lainnya seperti masalah optimisasi dan volume benda putar.
19. Memahami dan memanfaatkan turunan untuk melakukan estimasi nilai
fungsi dan akar sebuah persamaan aljabar.
170
2. Mata Pelajaran Biologi a. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
(inquiry) tentang gejala-gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya sebagai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari gejala-gejala alam yang ada di
sekitar termasuk dirinya sendiri, serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.
Keterampilan proses ini meliputi kegiatan untuk penemuan termasuk
kegiatan-kegiatan mengamati, mengajukan dan menguji hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta
mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau
memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir
analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Penyelesaian masalah yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman
dalam bidang matematika, fisika, kimia dan pengetahuan pendukung lainnya.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Biologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini
selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran
Biologi di sekolah tersebut.
171
b. Tujuan
Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
melalui pemahaman keberadaan, peran, keindahan dan keteraturan alam
ciptaanNya khususnya yang berupa makhluk hidup,
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain;
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tulis;
4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi;
5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling
keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap percaya diri;
6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi dengan teknologi untuk
menghasilkan produk yang berkaitan dengan kebutuhan manusia; dan
7. Meningkatkan kesadaran dan peran serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Biologi di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di
SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati pada aras gen, spesies dan
ekosistem, pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen
ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam
ekosistem;
2. Organisasi seluler, struktur dan fungsi jaringan, organ dan sistem organ
tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan
172
3. Proses yang terjadi pada makhluk hidup, metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi
dan masyarakat.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Biologi di SMA/MA meliputi:
1. Merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, menentukan
variabel, merancang dan merakit instrumen, menggunakan berbagai
peralatan untuk melakukan pengamatan dan pengukuran yang tepat dan
teliti, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan manyajikan data
secara sistematis, menarik kesimpulan sesuai dengan bukti yang
diperoleh, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tulis;
2. Memahami keanekaragaman hayati baik pada tingkat gen, spesies dan
ekosistem, klasifikasi makhluk hidup, peranan keanekaragaman hayati
bagi kehidupan dan upaya pelestariannya;
3. Menganalisis hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi
dan energi, serta peran manusia dalam ekosistim;
4. Memahami konsep sel, pembelahan sel, jaringan dan organ, sistem
organ, keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan, kelainan dan
penyakit yang mungkin terjadi pada berbagai sistem di dalam tubuh, serta
implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat;
5. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hereditas, proses
metabolisme, peran enzim dalam metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, mutasi, dan evolusi, serta implikasinya pada sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat; dan
6. Memahami prinsip-prinsip dasar bioteknologi serta implikasinya pada
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
173
3. Mata Pelajaran Fisika
a. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
IPA adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena
alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi juga mencakup sikap dan
keterampilan ilmiah yang diperlukan untuk menemukan pengetahuan
tersebut.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Secara sederhana Fisika berkaitan dengan energi
dan perubahannya yang dihasilkan oleh perilaku materi, tetapi para fisikawan
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam,
mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika
partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan
kosmos.
Ilmu Fisika mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep
hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi
diawali oleh penemuan di bidang Fisika, misalnya, kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang Fisika
material yaitu penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat
banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. Sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena alam, Fisika memberikan pelajaran yang baik kepada
manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak bencana alam tidak
akan berjalan secara optimal tanpa pemahaman yang baik tentang ilmu
Fisika.
Pembelajaran Fisika diharapkan dapat memfasilitasi peserta didik
untuk memahami Fisika sesuai hakikat di atas. Peserta didik pada jenjang
SMA/MA, dipandang mampu mempelajari ilmu Fisika sebagai mata pelajaran
tersendiri. Selain untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna
untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari, mata pelajaran
Fisika pada jenjang SMA/MA dimaksudkan untuk tujuan yang lebih khusus
yaitu membekali peserta didik sejumlah pengetahuan dan kemampuan yang
dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi. Oleh karena itu,
174
pembelajaran Fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi
sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Fisika yang harus dikuasai
oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Fisika pada jenjang tersebut.
b. Tujuan
Mata pelajaran Fisika di SMA/MA bertujuan:
1. Membentuk sikap positif terhadap Fisika dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, obyektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah,
mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan
melaksanakan eksperimen, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan
data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif
dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip Fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan nyata.
5. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan kelanjutan pelajaran IPA
di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya
dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
175
1. Besaran dan pengukuran, gaya dan gerak dengan analisis vektor,
penerapan hukum Newton, impuls dan momentum, usaha, energi, dan
daya, elastisitas, rotasi benda tegar, serta fluida statis dan dinamis.
2. Gejala gelombang, cahaya dan alat-alat optik, serta bunyi.
3. Kalor dan perpindahannya, teori kinetik gas, dan hukum-hukum
termodinamika.
4. Konsep dasar listrik statis, listrik dinamis arus searah dan bolak-balik,
induksi dan gaya magnetik, induksi elektromagnetik, dan konsep dasar
gelombang elektromagnetik.
5. Teori atom dan radioaktivitas, konsep kuantum, radiasi benda hitam, efek
fotolistrik, hamburan Compton, dan relativitas. d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Fisika di SMA/MA sebagai berikut.
1. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan memecahkan
masalah.
2. Melakukan eksperimen (merumuskan masalah, mengajukan dan menguji
hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,
melakukan pengukuran, mengolah dan menafsirkan data, serta menarik
kesimpulan) dengan teliti, objektif, cermat, dan mempunyai kemampuan
bekerjasama.
3. Mengomunikasikan hasil percoban secara lisan dan tertulis dengan jujur,
percaya diri, dan terbuka terhadap perbedaan.
4. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan kinematika
dan dinamika benda titik, rotasi benda tegar, kekekalan energi, impuls,
dan momentum.
5. Menganalisis prinsip dan konsep konservasi kalor, sifat gas ideal, fluida,
dan perubahannya yang menyangkut hukum termodinamika, serta
penerapannya dalam mesin kalor.
6. Menerapkan konsep dan prinsip gelombang dalam penyelesaian
masalah dan produk teknologi yang berkaitan dengan optik dan bunyi.
7. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam
berbagai masalah dan produk teknologi.
176
8. Memahami konsep atom dan kuantum dalam menjelaskan gejala yang
terjadi pada skala atomik serta menerapkan prinsip relativitas.
177
4. Mata Pelajaran Kimia
a. Latar Belakang Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA
adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena
alam secara sistematis. Oleh karena itu IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan tentang fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip semata tetapi juga merupakan pengetahuan tentang proses
penemuan tersebut serta percobaan pembuktian prinsip-prinsip tersebut.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari fenomena yang terjadi pada diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangannya dalam menerapkannya untuk kemaslahatan
kehidupan umat manusia dan lingkungannya.
Proses pembelajaran IPA diharapkan menekankan pada uraian
sejarah penemuan, pemahaman prinsip-prinsip kimia, dan praktek dalam
rangka pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar peserta didik mampu menjelajahi, memahami, memanfaatkan dan
melanjutkan penemuan-penemuan baru tentang alam sekitar secara ilmiah
sebagai tugas estafet pengembangan ilmu pengetahuan ke depan.
Karakteristik ilmu kimia terletak pada objek yang diamati, cara
memperoleh, serta kegunaannya. Ilmu kimia adalah ilmu yang mencari
jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana fenomena alam
yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika,
dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA
mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur
dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan ilmu kimia
yang tidak terpisahkan, yaitu ilmu kimia sebagai produk (pengetahuan Kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan
ilmu kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran Kimia
dan penilaian hasil belajar Kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu
kimia sebagai proses dan produk.
Pada awalnya ilmu kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Mata pelajaran
178
Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali
peserta didik dengan pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan
keterampilan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang
lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi untuk kemaslahatan
umat dan lingkungannya.
Tujuan mata pelajaran ilmu kimia dicapai oleh peserta didik melalui
berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses
inkuiri ilmiah. Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu
aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran ilmu kimia
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
praktek penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Kimia yang harus dikuasai
oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Kimia di sekolah tersebut.
b. Tujuan
Mata pelajaran Kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa;
2. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain;
3. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan
hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
4. meningkatkan kesadaran tentang terapan Kimia yang dapat bermanfaat
dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta
179
menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi
kesejahteraan masyarakat; dan
5. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dalam bentuk paket teknologi.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Kimia di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di
SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya
dengan perluasan pada konsep abstrak yang meliputi aspek-aspek sebagai
berikut: 1. struktur atom, sistem periodik unsur-unsur, ikatan kimia, dan stoikiometri,
2. larutan nonelektrolit dan elektrolit, dan reaksi oksidasi-reduksi,
3. senyawa hidrokarbon,
4. mekanika kuantum, termokimia, kinetika reaksi, dan kesetimbangan
kimia,
5. teori asam basa, larutan penyangga, stoikiometri larutan, kesetimbangan
ion dalam larutan, dan sistem koloid,
6. sifat koligatif larutan,
7. elektrokimia,
8. unsur utama dan transisi,
9. senyawa radioaktif,
6. senyawa organik termasuk benzena dan turunannya, serta makromolekul
(karbohidrat, protein dan lemak) d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran (KMP) Kimia SMA/MA meliputi:
1. menunjukkan rasa keingintahuan dan kemampuan melakukan percobaan
terkait kimia yang dimulai dari merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, menentukan variabel, merancang dan merakit instrumen,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data, menarik kesimpulan,
dan mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis;
2. memahami struktur atom, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, sifat-sifat
periodik unsur-unsur, ikatan kimia, senyawa anorganik dan organik.dan
180
dapat mengaitkan struktur atom, ikatan dan struktur molekul, serta
interaksi antar molekul dengan sifat-sifat fisik dan kimianya yang
teramati;
3. menganalisis dan menyelesaikan permasalahan quantitatif yang
berkaitan dengan sifat-sifat molekul, kesetimbangan kimia, kinetika kimia,
energetika, dan mampu menerapkan pengetahuan tersebut pada
berbagai bidang ilmu dan teknologi.
4. memahami dan menerapkan hukum-hukum dasar kimia, energetika,
kinetika dan kesetimbangan untuk menjelaskan fenomena yang terkait
seperti kespontanan reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
jalannya suatu reaksi;
5. menganalisis sifat berbagai larutan asam-basa, larutan koloid, larutan
elektrolit-nonelektrolit, termasuk cara pengukuran dan kegunaannya;
6. memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia, serta
penerapannya untuk menghasilkan energi listrik, korosi, dan elektrolisis;
7. memahami unsur radioaktif serta kegunaan dan bahayanya dalam
kehidupan sehari-hari;
8. memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik berdasarkan
gugus fungsinya, termasuk benzena dan turunannya;
9. Memahami makromolekul polimer (karbohidrat dan protein) dan lemak
serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
181
Kelompok C: Peminatan Ilmu-ilmu Sosial 1. Mata Pelajaran Geografi a. Latar Belakang
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang
hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya
memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia
sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari
eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses
yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan
lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin
integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia
dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan
lingkungannya.
Mata pelajaran Geografi membangun dan mengembangkan
pemahaman peserta didik tentang variasi dan organisasi spasial penduduk,
tempat dan lingkungan di muka bumi. Peserta didik didorong untuk
memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola muka bumi,
karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan bumi. Selain itu,
peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreatif untuk menelaah tentang
pengaruh kebudayaan dan pengalaman terhadap persepsi manusia
tentang tempat dan wilayah. Sikap, pengetahuan, dan keterampilan (ASK/
Attitude, Skill, dan Knowledge), yang diperoleh dalam mata pelajaran
Geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik untuk
bersikap, bertindak cerdas, arif, dan bertanggung jawab dalam menghadapi
masalah sosial, ekonomi, dan ekologis.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) Geografi yang harus
dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Geografi.
b. Tujuan
Mata pelajaran Geografi di SMA/MA bertujuan agar peserta didik
dapat:
182
1. memahami pola spasial, lingkungan, dan kewilayahan serta proses yang
berkaitan;
2. menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi
mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi; dan
3. menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan sumber daya alam secara arif serta memiliki toleransi
terhadap keragaman budaya masyarakat..
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Geografi di SMA/MA meliputi:
1. konsep dasar, prinsip, dan pendekatan Geografi;
2. unsur-unsur geosferdan pola persebaran spasialnya;
3. jenis dan persebaran Sumber Daya Alam (SDA), serta pemanfaatannya;
4. karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi spasial
lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya;
5. wilayah dan pewilayahan;
6. negara maju dan negara sedang berkembang; dan
7. peta, citra penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Geografi di SMA/MA meliputi:
1. Menjelaskan konsep dasar, prinsip, dan pendekatan Geografi;
2. menganalisis unsur-unsur geosfer dan pola persebaran spasialnya;
3. menganalisis bencana alam, dampaknya terhadap kehidupan, dan
mitigasinya;
4. menganalisis jenis dan persebaran Sumber Daya Alam (SDA), serta
pemanfaatannya secara arif;
5. menganalisis karakteristik, unsur-unsur, kondisi (kualitas) dan variasi
spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestariannya;
6. menganalisis wilayah dan pewilayahan, kaitannya dengan pembangunan
wilayah pedesaan dan perkotaan, serta negara maju dan berkembang;
dan
7. Memanfaatkan peta, citra penginderaan jauh, dan Sistem Informasi
Geografis (SIG) untuk menganalisis unsur-unsur geosfer.
183
8. Memiliki sikap menghargai Geografi dan kegunaannya dalam kehidupan.
9. Menunjukkan kemampuan berpikir geografis secara logis, sistematis,
analitis, kritis, kreatif, dan inovatif untuk menyelesaikan masalah.
184
2. Mata Pelajaran Sejarah
a. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang
asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau
berdasarkan metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di
sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau
tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih
kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar
sebagai bagian integral dari mata pelajaran IPS, sedangkan pada tingkat
pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Mata
pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia
Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Materi sejarah:
1. mengandung nilai-nilai kepahlawanan, keteladanan, kepeloporan, patriot-
isme, nasionalisme, dan semangat pantang menyerah yang mendasari
proses pembentukan watak dan kepribadian peserta didik;
2. memuat khasanah mengenai peradaban bangsa-bangsa, termasuk
peradaban bangsa Indonesia. Materi tersebut merupakan bahan
pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan
peradaban bangsa Indonesia di masa depan;
3. menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas
untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi
bangsa;
4. sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi
krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari; dan
5. berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung
jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan
hidup.
Berkenaan hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Sejarah yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA. KMP ini
selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran
Sejarah di sekolah tersebut.
185
b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Sejarah pada SMA/MA sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini,
dan masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi
keilmuan.
3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa
lampau.
4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya
bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses
hingga masa kini dan masa yang akan datang.
5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari
bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang
dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional
maupun internasional.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah meliputi aspek-aspek berikut:
1. Prinsip dasar ilmu sejarah;
2. Peradaban awal masyarakat dunia dan Indonesia;
3. Perkembangan negara-negara tradisional di Indonesia;
4. Indonesia pada masa penjajahan;
5. Pergerakan kebangsaan; dan
6. Proklamasi dan perkembangan negara kebangsaan Indonesia.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Sejarah di SMA/MA meliputi:
1. Menganalisis kehidupan awal, peradaban manusia Indonesia dan
bangsa-bangsa lain di dunia, serta asal-usul dan persebaran manusia di
Indonesia;
2. Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia pada masa Negara
186
tradisional meliputi perkembangan budaya, agama dan sistem
pemerintahan masa Hindu-Buddha, masa Islam, proses interaksi antara
tradisi lokal, Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia;
3. Menganalisis kesejarahan masa kolonial Hindia Belanda (pengaruh
Barat) meliputi perubahan ekonomi, demografi, sosial serta politik dan
masa kolonial Jepang yang meliputi perubahan sosial-ekonomi dan
politik;
4. Menganalisis pengaruh berbagai revolusi politik dan sosial di dunia
(Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, Revolusi Rusia) terhadap
perubahan sosial, ekonomi dan politik di Indonesia;
5. Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, terbentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan lahirnya Undang-Undang
Dasar 1945;
6. Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia mulai masa
kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha, kerajaan-kerajaan Islam, pemerintahan
kolonial Belanda, Inggris, Pemerintahan Pendudukan Jepang, dan
termasuk meliputi politik (lahirnya gerakan pendidikan dan nasionalisme)
cita-cita terbentuknya negara merdeka;
7. Menganalisis perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan dan
persatuan NKRI dari ancaman disintegrasi bangsa, antara lain Peristiwa
Madiun 1948, pemberontakan DI/TII, Peristiwa PERMESTA, Peristiwa
Andi Aziz, RMS, PRRI, dan Gerakan 30 S/PKI; dan
8. Menganalisis perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa
proklamasi sampai dengan masa Orde Baru dan masa reformasi meliputi
masa pemerintahan awal kemerdekaan (1945-1955), masa
pemerintahan demokrasi terpimpin (Orde Lama 1955-1967), masa
pemerintahan demokrasi pancasila (Orde Baru 1967-1998) dan masa
reformasi (1998 s/d sekarang).
187
3. Mata Pelajaran Sosiologi a. Latar Belakang
Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan
murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science).
Sosiologi dimaksudkan untuk memberikan kompetensi kepada peserta didik
dalam memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok
sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, dan konflik sampai
pada terciptanya integrasi sosial. Konsep-konsep itu berkembang dalam
masyarakat Indonesia yang masih majemuk dalam proses menuju
masyarakat multikultur. Oleh karenanya pemahman berbagai konsep
sosiologi secara komprehensip menjadi hal penting yang harus terus
dilakukan. Selain itu mata pelajaran Sosiologi juga memberikan kompetensi
kepada peserta didik untuk mengolah dan menalar fenomena sosial dan
fakta sosial dan dapat mengaplikasikan hasil penalaran tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sosiologi mempunyai dua pengertian dasar yaitu
sebagai ilmu dan sebagai metode. Sebagai ilmu, sosiologi merupakan
kumpulan pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan yang disusun
secara sistematis berdasarkan analisis berpikir logis. Sebagai metode,
sosiologi adalah cara berpikir untuk mengungkapkan realitas sosial yang
ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Dalam kedudukannya sebagai sebuah disiplin ilmu sosial yang sudah
relatif lama berkembang di lingkungan akademika, secara teoretis sosiologi
memiliki posisi strategis dalam membahas dan mempelajari masalah-
masalah sosial-politik dan budaya yang berkembang di masyarakat dan
selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang
ada. Melihat masa depan masyarakat kita, sosiologi dituntut untuk tanggap
terhadap isu globalisasi yang di dalamnya mencakup demokratisasi,
desentralisasi dan otonomi, penegakan HAM, good governance (tata kelola
pemerintahan yang baik), emansipasi dan kesetaraan, kerukunan hidup
bermasyarakat, masyarakat multikultur, dan masyarakat yang demokratis.
Pembelajaran sosiologi dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan pemahaman fenomena kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran
mencakup konsep-konsep dasar, pendekatan, metode, dan teknik analisis
188
dalam pengkajian berbagai fenomena dan permasalahan yang ditemui dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Mata pelajaran Sosiologi diberikan pada
tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS, sedangkan pada
tingkat pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun Kompetensi
Mata Pelajaran (KMP) Sosiologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA.
Kompetensi ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Sosiologi di sekolah tersebut..
b. Tujuan Mata pelajaran Sosiologi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep-konsep sosiologi seperti sosialisasi, kelompok sosial,
struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, masalah-masalah
sosial, dan konflik sampai dengan terciptanya integrasi sosial;
2. Memahami berbagai peran dan interaksi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat termasuk prinsip-prinsip kesetaraan dan emansipasi
dalam masyarakat multikultur;
3. Mengidentifikasi berbagai permasalahan sosial yang muncul dalam
mewujudkan masyarakat multikultur;
4. Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupan
bermasyarakat;
5. Menalar dan mengolah fenomena sosial data fakta sosial serta dapat
mengaplikasikan hasil penalaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari;
6. Mengkomunikasikan hasil-hasil telaah tentang berbagai fenomena sosial
dan masalah sosial kepada masyarakat sebagai bentuk tanggungjawab
keilmuan dan tanggungjawab sosial.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Sosiologi meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
1. Sosialisasi sosial
2. Interaksi sosial
3. Proses sosial
189
4. Bentuk-bentuk kelompok sosial
5. Mobilitas sosial
6. Struktur sosial
7. Tipe-tipe lembaga sosial
8. Peran dan status sosial
9. Masalah-masalah sosial
10. Konflik sosial
11. Integrasi sosial
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi di SMA/MA meliputi:
1. Memahami sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik dan fungsinya antara masyarakat dengan lingkungannya;
2. Mendeskripsikan proses sosialisasi dalam pembentukan karakter dan
kepribadian;
3. Memahami peran dan status sosial dalam masyarakat multikultur;
4. Memahami proses interaksi sosial di dalam masyarakat dan norma yang
mengatur hubungan tersebut serta kaitannya dengan dinamika sosial,
termasuk menciptakan kesetaraan dalam interaksi sosial;
5. Mengidentifikasi berbagai perilaku menyimpang dan anti sosial serta
dengan berbagai cara pengendali sosial dalam masyarakat;
6. Menganalisis hubungan antara struktur dan mobilitas sosial serta
kaitannya dengan konflik sosial;
7. Mendeskripsikan berbagai bentuk kelompok sosial dan
perkembangannya dalam masyarakat multikultural;
8. Mendeskripsikan proses perubahan sosial pada masyarakat dan
dampaknya terhadap kehidupan masyarakat;
9. Memahami hakekat dan tipe-tipe lembaga sosial serta fungsinya dalam
masyarakat;
10. Memahami metode penelitian sosial dan kegunaannya dalam kehidupan
masyarakat.
11. Mengkomunikasikan dan mengaplikasikan kepada masyarakat hasil-hasil
telaah sosial dalam fenomena-fenomena sosial sebagai tanggungjawab
social
190
Kelompok C: Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya 1. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Latar Belakang Bahasaberperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana
untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi
sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai
peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,
kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam
mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,
nasional, dan global. Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran
(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan SMA/MA Program
Bahasa. KMP ini selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan kompetensi
dasar (KD) pelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang tersebut..
b. Tujuan
Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik dapat:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
191
2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara;
3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara dengan penuh kebanggaan;
4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan;
5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai
pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial;
6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa; dan
4. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen keterampilan
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek:
1. kemampuan berbahasa
2. kemampuan bersastra,
3. kebahasaan,
4. kesastraan, dan
5. kesantunan berbahasa. Pada akhir pendidikan di SMA/MA Program Bahasa, peserta didik
diharapkan telah membaca sekurang-kurangnya enam puluh buku sastra dan
nonsastra.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA/MA Program
Bahasa meliputi:
1. Kemampuan Berbahasa
Memahami informasi media elektronik; menyampaikan pengalaman
yang mengesankan, kritik, teks naratif objektif, teks ekspositoris;
berdiskusi, berdebat; memberikan ulasan, menanggapi drama;
192
menyusun artikel, laporan, teks pidato, makalah; dan melakukanalih teks
aksara,
2. Kemampuan Bersastra
Memahami tema, amanat, tokoh, alur, latar, sudut pandang, tema,
tokoh hikayat, isi puisi; menceriterakan kembali karya sastra lama;
menulis puisi, larik, bait, rima, irama, imaji; menyampaikan nilai-nilai
cerita pendek, novel, drama pendek, perkembangan genre sastra, sikap
penyair, karakteristik angkatan, pementasan drama.
3. Kebahasaan
Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen
kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata dasar,
kata berafiks, kata ulang, kata majemuk, frasa, frasa endosentrik, frasa
eksosentrik, klausa, jenis klausa, kalimat, jenis kalimat, makna denotatof,
makna konotatif, makna referensial, makna nonreferensial, pergeseran
makna, hubungan makna, kohesi, koherensi, alih aksara, dan alih
bahasa dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.
4. Kesastraan
Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi
puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,
dan drama; serta dapat menciptakan berbagai bentuk sastra dan
mengapresiasinya.
193
2. Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 2.1 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Arab a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
bahasa Inggris menjadi penting.
Dengan demikian semakin jelas bahwa penguasaan bahasa asing
selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa Arab, merupakan hal yang
sangat penting. Banyak informasi ilmu pengetahuan baik di bidang teknik,
ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi maupun seni bersumber dari buku-buku
berbahasa Arab. Selain itu bahasa Arab merupakan sarana komunikasi
dalam pengembangan pendidikan, dunia pariwisata dan bisnis.
Melalui pembelajaran bahasa dan sastra Arab dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Arab diperlukan untuk pengembangan diri
peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Kompetensi Dasar bahasa dan sastra Arab perlu disusun sebagai
landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersebut di atas.
Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan bahasa dan satra dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan
pensil maupun media modern lainnya.
Terkait dengan hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan
(SKL), maka perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa dan
sastra Arab yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Arab.
194
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Arab di SMA/MA di Indonesia
bertujuan agar para peserta didik, sebagai berikut:
1. memiliki pengetahuan kosakata Arab (mufradat) dan tata bahasa Arab
(qawaid) secara memadai.
2. memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan berbahasa Arab yakni
mendengar (al istima’), berbicara (al kalam), membaca (al qira’ah), dan
menulis (al kitabah)
3. Menerapkan kesantunan berbahasa Arab sesuai dengan nilai-nilai
budaya Indonesia dalam bingkai lintas budaya.
3. mengapresiasi karya sastra Arab (al balaghah) secara sederhana.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Arab terdiri atas materi ajar berupa
wacana lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana untuk
melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis serta apresiasi sastra, termasuk juga
pengenalan huruf hijaiyah, kosakata (mufradat) dan tata bahasa (qawaid).
Tema-tema yang akan diajarkan dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Arab di
SMA/MA ini adalah sebagai berikut:
1. Kelas X: Identitas diri (al ta’aruf), kehidupan sekolah (al hayat fi al
madrasah), dan keluarga (al usrah),
2. Kelas XI: Hobi (al hiwayah), kesehatan (al sihhah) dan Olahraga (al
riyadah)
3. Kelas XII: Pekerjaan (al mihnah), transportasi (wasail al safar), dan
wisata (al rihlah)
Adapun materi Bahasa dan Sastra Arab diberikan hanya pada materi
peribahasa Arab (al matsal), perumpamaan (tasybih), saja’ dan jinas.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Pembelajaran Bahasa dan Sastra Arab diharapkan mengacu pada
kompetensi minimal yang diatur dalam SI dan KD. Secara umum kompetensi
peserta didik dalam mata pelajaran bahasa dan satra Arab di SMA/MA yang
ingin dicapai adalah sebagai berikut:
195
1. Memahami unsur-unsur bahasa Arab secara benar.
2. Melafalkan bunyi bahasa Arab (huruf hijaiyah) dengan baik dan benar.
3. Mendengarkan wacana lisan bahasa Arab dengan baik dan benar.
4. Menyampaikan jawaban, ide, dan perasaan secara lisan dengan baik
dan benar.
5. Mengungkapkan isi wacana tulis bahasa Arab dalam bentuk lisan dan
tulisan.
6. Mengapresiasi karya sastra Arab (al balaghah) secara lisan maupun tulis
secara sederhana.
196
2.2 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jepang a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa
penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa
Jepang, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu
pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, sosial,
psikologi maupun seni dan budaya bersumber dari buku-buku berbahasa
Jepang. Selain itu bahasa Jepang merupakan sarana komunikasi dalam
pengembangan dunia pariwisata dan bisnis.
Melalui pembelajaran bahasa Jepang dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Jepang diperlukan untuk pengembangan
diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kompetensi inti dan
kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar
berbahasa Jepang, yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa yang
saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam per minggu untuk kelas X, 4 jam
per minggu untuk kelas XI dan kelas XII.
Kompetensi dasar bahasa Jepang dalam kurikulum perlu disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan bahasa Jepang dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan
pensil maupun media modern yang lain.
Dalam kelas bahasa Jepang peserta didik dimotivasi untuk secara
aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam mendalami
197
sejumlah bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik
dan mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Jepang untuk dapat
berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Jepang yang
sederhana setara JF Standard-A1 . Selain mempelajari bahasa Jepang,
peserta didik juga mengenal budaya dan sastra Jepang yang disampaikan
secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan dan tulis. Sehingga
memungkinkan peserta didik memiliki kemampuan interkultural. Dengan
bekal sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari budaya
dan sastra lain dan lebih mengenal budaya maupun sastranya sendiri, dan
dapat mempelajari suatu konsep dan berpikir secara kritis serta dapat
berkomunikasi di era global.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam standar kompetensi lulusan, perlu
disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa Jepang yang harus
dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan kompetensi dasar pelajaran bahasa Jepang.
b. Tujuan Pembelajaran bahasa Jepang di Indonesia bertujuan agar para
peserta didik memiliki
1. Kemampuan dalam unsur kebahasaan yaitu;
a. Fonetik,
b. Kosakata,
c. Tata bahasa,
d. Aksara Jepang yaitu Hiragana, Katakana dan Kanji sederhana
2. Kemampuan dasar berkomunikasi berbahasa Jepang dalam ketrampilan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi
secara sederhana.
3. Pemahaman tentang budaya Jepang secara umum
4. Mengapresiasi karya-karya sastra contoh cerita anak-anak (seperti
Kaguyahime dan lain-lain.
c. Ruang Lingkup
198
Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk program peminatan Bahasa dan
Budaya membahas unsur kebahasaan (fonetik, kosakata, tata bahasa,
aksara Jepang {Hiragana, Katakana, dan Kanji sederhana}) dan
pengetahuan lintas budaya yang tercakup dalam wacana lisan dan tulisan
berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang:
a. identitas diri,
b. kehidupan sehari-hari,
c. kehidupan sekolah,
d. hobi,
e. wisata,
f. kesehatan, dan
g. cita-cita
untuk melatih keempat aspek kemampuan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Jepang untuk program peminatan
Bahasa dan Budaya mencakupi kompetensi berbahasa lisan dan tulis dalam
bahasa Jepang sederhana setara dengan JF Standard-A1. Dengan
mempelajari bahasa Jepang, peserta didik:
1. Memiliki kompetensi berbahasa lisan reseptif dan produktif.
2. Memiliki kompetensi berbahasa tulis reseptif dan produktif,
dengan penguasaan fonetik, kosakata, tata bahasa, aksara Jepang
{Hiragana, Katakana, dan Kanji sederhana}), pengetahuan lintas budaya dan
sastra.
199
2.3 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Jerman a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa
penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa
Jerman, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu
pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, sosial,
psikologi maupun seni dan budaya bersumber dari buku-buku berbahasa
Jerman. Selain itu bahasa Jerman merupakan sarana komunikasi dalam
pengembangan dunia pariwisata dan bisnis.
Melalui pembelajaran bahasa Jerman dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Jerman diperlukan untuk pengembangan
diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kompetensi inti dan
kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi dasar
berbahasa Jerman,yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa yang
saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam per minggu untuk kelas X dan 4
jam per minggu untuk kelas XI dan XII.
Kompetensi dasar bahasa Jerman dalam Kurikulum perlu disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan Bahasa Jerman dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan
pensil maupun media modern yang lain.
Dalam kelas bahasa Jerman peserta didik dimotivasi untuk secara
aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami
200
sejumlah bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik
dan memahami serta mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa
Jerman untuk dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis mengunakan
bahasa Jerman yang sederhana setara standar Eropa tingkat A1. Peserta
didik juga diperkenalkan pada budaya Jerman dan karya sastra Jerman
secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan dan tulis, sehingga
memungkinkan mereka memiliki kemampuan interkultural. Dengan bekal
sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari budaya lain dan
lebih mengenal budayanya sendiri, sehingga mereka dapat mempelajari
suatu konsep dan berpikir secara kritis serta dapat berkomunikasi di era
global.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Bahasa Jerman yang harus
dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Bahasa Jerman sekolah
tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran Bahasa Jerman bertujuan agar peserta didik:
1. Memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur kebahasaan yang meliputi
fonetik, kosakata dan tatabahasa bahasa Jerman, serta dapat
menggunakan unsur-unsur kebahasaan tersebut dalam komunikasi lisan
dan tulis.
2. Memiliki keterampilan dasar berbahasa Jerman yakni keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.
3. Menerapkan kesantunan berbahasa Jerman sesuai dengan nilai-nilai
budaya Indonesia dalam bingkai lintas budaya.
5. Mengenal budaya dan sastra Jerman melalui wacana lisan dan wacana
tulis.
c. Ruang Lingkup
Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk program peminatan Bahasa dan
Budaya terdiri atas materi ajar berupa wacana lisan dan tulis berbentuk
201
paparan atau dialog sederhana, dan unsur kebahasaan (fonetik, kosakata,
dan tatabahasa) untuk melatih keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, serta mempelajari
pengetahuan lintas budaya yang tercakup dalam wacana lisan dan tulis.
Tema-tema yang akan diajarkan dalam pelajaran bahasa Jerman di
SMA/MA adalah sebagai berikut:
1. Identitas diri untuk kelas X
2. Kehidupan sekolah untuk kelas X
3. Kehidupan keluarga untuk kelas XI
4. Kehidupan sehari-hari untuk kelas XI
5. Kegiatan pada waktu senggang untuk kelas XII
6. Wisata untuk kelas XII.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajara bahasa Jerman pada Program Peminatan
Bahasa dan Budaya meliputi:
1. Keterampilan berbahasa lisan : mendengarkan dan berbicara.
2. Keterampilan berbahasa tulis : membaca dan menulis.
3. Menguasai unsur-unsur kebahasaan dalam komunikasi lisan dan tulis.
4. Memahami budaya dan sastra Jerman.
202
2.4 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Korea a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
Bahasa Inggris menjadi penting. dengan demikian, semakin jelas bahwa
penguasaan bahasa asing selain Bahasa Inggris, dalam hal ini Bahasa
Korea, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu
pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi
maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Korea. Selain itu, Bahasa
Korea merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia
pariwisata,entertainment dan bisnis.
Melalui pembelajaran Bahasa Korea dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulisan untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran Bahasa Korea diperlukan untuk pengembangan diri
peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka standar kompetensi
dan kompetensi dasar ini dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi awal
(dasar) berbahasa Korea, yang mencakup empat aspek keterampilan bahasa
yang saling terkait, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Alokasi waktu yang disediakan adalah empat (4) jam per minggu.
Dalam kelas Bahasa Korea peserta didik dimotivasi untuk secara aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran, terutama untuk memahami sejumlah
bahan bacaan, baik berupa media cetak maupun media elektronik. Dengan
bekal sejumlah pengetahuan tersebut, mereka dapat mempelajari dan
menghargai budaya lain serta budayanya sendiri, sehingga mereka dapat
mempelajari suatu konsep dan berpikir secara kritis.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Bahasa Korea yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA
program pilihan Bahasa Korea di sekolah tersebut.
203
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Korea di Indonesia bertujuan agar para peserta
didik memiliki kemampuan dasar dalam keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis untuk berkomunikasi secara sederhana
dengan menggunakan tata cara dan etiket yang berlaku di masyarakat
dengan menggunakan bahasa Korea formal dan non formal.
Mengenal tingkatan Bahasa Korea yang berhubungan dengan prilaku,
sopan santun, rasa hormat dan tingkat disiplin hidup dalam tatanan
masyarakat Korea.
c. Ruang Lingkup
Mata Pelajaran Bahasa Korea terdiri atas bahan ajar berupa wacana
lisan dan tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas
diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari,
kegemaran/hobi, dan wisata untuk melatih keempat aspek kemampuan
berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, menulis Hangeul
(��) dan mempelajari etiket serta budaya Korea
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Korea di Peminatan Ilmu-ilmu
Bahasa dan Budaya SMA/MA sebagai berikut:
1. Mendengarkan
Mengidentifikasi bunyi fonetik abjad Hangeul (한글) dan intonasi
lisan dalam bahasa Korea, memahami isi dan memperoleh informasi
umum dari wacana lisan sederhana berbentuk monolog atau dialog
tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan
sehari-hari, kegemaran/hobi dan wisata dengan berpikir logis, sistematis,
dan kritis.
2. Berbicara
Mengemukakan pendapat dan menyampaikan informasi dengan
jelas, efektif, efisien, jujur, santun, dan bertanggung jawab, agar
komunikasi berlangsung harmonis tanpa rasa saling curiga, serta tidak
meninggalkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Topik yang diajarkan
204
tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan
sehari-hari, kegemaran/hobi, dan wisata. Kosakata yang dikuasai
berjumlah sekitar 1500–2000 kata .
3. Membaca
Membaca nyaring teks yang ditulis dalam Hangeul (한글), lafal dan
intonasi Bahasa Korea , memahami isi teks atau wacana tulis sederhana
serta memperoleh informasi daripadanya dengan cara berpikir logis,
sistematis, dan kritis tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan
keluarga, kehidupan sehari-hari, kegemaran/hobi, dan wisata. Teks yang
dibaca merupakan tata bahasa serta menggunakan Hangeul (한글) yang
sudah dipelajari.
4. Menulis
a. Huruf Hangeul (자모음 한글)
Menulis dalam huruf Hangeul (자모음 한글) sesuai aturan dan
tingkatan etiket, sopan santun yang berlaku pada masyarakat Korea.
Huruf Hangeul (자모음 한글) yang dipelajari dan dapat dituliskan
serta diucapkan terdiri dari 21 huruf vocal (모음) dan 19 huruf
konsonan (자음).
b. Mengarang
Mengemukakan pendapat dan menyampaikan informasi secara
logis, sistematis, dan kritis tentang identitas diri, kehidupan sekolah,
kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi/kegemaran, dan
wisata sesuai dengan kelaziman berbahasa Korea dalam pemakaian
kata dan struktur. Karangan ditulis dengan menggunakan huruf
Hangeul (자모음 한글) yang sudah dipelajari. Karangan terdiri dari
sekitar 1-3 paragraf, setiap paragraf terdiri dari sekitar 5-10 kalimat,
setiap kalimat terdiri dari sekitar 5-12 kata.
c. Menterjemahkan
Menterjemahkan dari bahasa Korea ke dalam bahasa Indonesia
dengan memperhatikan susunan tata bahasa baik secara tulisan dan
lisan, terjemahan bahasa Korea ke dalam Bahasa Indonesia
mengambil sumber dari film, surat kabar berbahasa Korea, materi-
205
materi lainya yang mengangkat tentang kebudayaan, pengetahuan
yang ada di lingkungan masyarakat Korea dan kehidupan sehari-hari.
206
2.5 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Mandarin a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa
penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa
Mandarin, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu
pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi
maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Mandarin. Selain itu
bahasa Mandarin merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan
dunia pariwisata dan bisnis.
Melalui pembelajaran bahasa Mandarin dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Mandarin diperlukan untuk pengembangan
diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Kompetensi dasar Bahasa Mandarin dalam Kurikulum perlu disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan
tersebut di atas. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan Bahasa Mandarin dalam pemecahan masalah
dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan kertas dan
pensil maupun media modern yang lain.
Dalam kelas bahasa Mandarin peserta didik dimotivasi untuk secara
aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami dan
mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Mandarin untuk dapat
berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Mandarin yang
sederhana setara Level I HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi) yang merupakan uji
kompetensi bahasa Mandarin internasional. Peserta didik juga diperkenalkan
pada budaya dan sastra Cina secara implisit terintegrasi dalam wacana lisan
207
dan tulis yang memungkinkannya memiliki kemampuan interkultural dan
berpikir secara kritis sehingga dapat berkomunikasi di era global.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Bahasa Mandarin yang
harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Bahasa Mandarin sekolah
tersebut.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Mandarin di Indonesia bertujuan agar para
peserta didik:
1. Memiliki pengetahuan tentang unsur-unsur kebahasaan yang mencakupi:
fonetik, kosakata, tata bahasa, aksara Cina (Hanzi) dan pengetahuan
lintas budaya;
2. Memiliki keterampilan dasar berbahasa Mandarin yang santun baik pada
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis;
3. Mengembangkan kesantunan berbahasa;
4. Mengapresiasi karya-karya sastra dalam bentuk puisi atau prosa.
c. Ruang Lingkup
Mata Pelajaran Bahasa Mandarin untuk Program Peminatan Bahasa
dan Budaya ini membahas unsur kebahasaan (fonetik, ejaan Hanyu Pinyin,
kosakata, tata bahasa, aksara Cina (Hanzi) dan pengetahuan lintas budaya)
yang tercakup dalam wacana lisan dan tulis dengan topik:
1. identitas diri,
2. dehidupan sekolah,
3. kehidupan keluarga,
4. kehidupan sehari-hari,
5. kegemaran
6. wisata
7. layanan umum
8. pekerjaan
208
untuk melatih keempat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak,
berbicara, membaca, menulis.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Mandarin pada Program
Peminatan Bahasa dan Budaya meliputi:
1. keterampilan berbahasa lisan: menyimak dan berbicara;
2. keterampilan berbahasa tulis: membaca dan menulis
dengan penguasaan kosakata yang terbentuk dari minimal 300 aksara Cina
(Hanzi), struktur dasar bahasa Mandarin dan pengetahuan lintas budaya
Indonesia dan Cina.
209
2.6 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Perancis a. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang
sangat cepat menjadikan jarak bukan suatu hambatan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu bahasa asing selain
bahasa Inggris menjadi penting. Dengan demikian semakin jelas bahwa
penguasaan bahasa asing selain bahasa Inggris, dalam hal ini bahasa
Prancis, merupakan hal yang sangat mendesak. Banyak informasi ilmu
pengetahuan baik di bidang teknik, ilmu-ilmu murni, ekonomi, psikologi
maupun seni bersumber dari buku-buku berbahasa Prancis. Selain itu
bahasa Prancis merupakan sarana komunikasi dalam pengembangan dunia
pariwisata dan bisnis.
Melalui pembelajaran bahasa Prancis dapat dikembangkan
keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan dan tulis untuk
memahami dan menyampaikan informasi, pikiran, ide dan perasaan. Dengan
demikian mata pelajaran bahasa Prancis diperlukan untuk pengembangan
diri peserta didik agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkepribadian Indonesia, dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya serta siap
mengambil bagian dalam pembangunan nasional.
Kompetensi dasar bahasa Prancis perlu disusun sebagai landasan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan tersbut di atas. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menngunakan
bahasa dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan idea tau
gagasan dengan menggunakan kertas dan pensil maupun media modern
lainnya.
Dalam kelas bahasa Prancis peserta didik dimotivasi secara aktif
terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam memahami dan
mempraktikkan unsur-unsur kebahasaan bahasa Prancis untuk dapat
berkomunikasi secara lisan dan tulis menggunakan bahasa Prancis yang
sederhana setara standar Eropa A1. Peserta didik juga diperkenalkan
budaya Prancis dan karya sastra Prancis secara implisit terintegrasi dalam
wacana lisan dan tulis yang memungkinkannya memiliki kemampuan
210
interkultural dan berpikir secara kritis sehingga dapat berkomunikasi di era
global.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Struktur Kompetensi Lulusan
(SKL) maka perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) bahasa dan
sastra Prancis yang harus dikuasai oleh lulusan SMA/MA. KMP ini
selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) bahasa dan
sastra Prancis.
b. Tujuan Mata pelajaran bahasa Prancis bertujuan agar peserta didik dapat :
1. Memahami dan menggunakan bunyi fonetis bahasa Prancis (huruf,
angka, kata, kalimat) dalam komunikasi lisan.
2. Memahami dan menggunakan struktur kalimat sederhana bahasa
Prancis yang terdiri dari 1) Sujet + verbe; dan 2) Sujet + verbe +
complement objet dalam komunikasi lisan dan tulis.
3. Mamahami dan menggunakan tata bahasa bahasa Prancis meliputi;
konjugasi kata kerja beraturan dan tidak beraturan, kala (waktu), kata
sandang, kata sifat, kata depan dalam komunikasi lisan dan tulis.
4. Memahami dan menggunakan kosakata bahasa Prancis dalam
komunikasi lisan dan tulis yang berkaitan dengan tema yang disajikan
seperti: identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan
keluarga, kehidupan sehari-hari,
5. Mengenal budaya dan sastra Prancis melalui wacana lisan dan wacana
tulis.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Bahasa Prancis untuk Program Peminatan Bahasa
dan Budaya ini membahas bunyi fonetis bahasa Prancis, struktur kalimat
sederhana bahasa Prancis, tata bahasa dan kosakata bahasa Prancis dalam
wacana lisan dan tulis yang terbagi dalam beberapa tema sesuai tingkat
kelas:
1. Identitas diri untuk kelas X
2. Kehidupan sekolah untuk kelas X
211
3. Kehidupan Keluarga untuk kelas XI
4. Kehidupan Sehari-hari untuk kelas XI
5. Kegemaran/Hobby untuk kelas XII
6. Wisata untuk kelas XII.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Prancis untuk Program
Peminatan mencakupi:
1. Memahami dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam
komunikasi lisan.
2. Mamahami dan menggunakan unsur-unsur kebahasaan dalam
komunikasi tulis.
3. Memahami dan menggunakan pengetahuan budaya dan sastra Prancis
dalam komunikasi lisan dan tulis.
212
3. Mata Pelajaran Antropologi a. Latar Belakang
Antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari keragaman
sekaligus kesamaan manusia dan cara hidupnya dari berbagai ruang dan
waktu. Antropologi mengkaji manusia dan cara hidupnya secara holistik
sebagai makhluk biologi dan sosial budaya yang terbentuk melalui
pertemuan manusia dan kebudayaannya yang beragam. Dengan demikian,
terjalin hubungan timbal balik yang sangat erat antara manusia dan
kebudayaan.
Antropologi memiliki sub disiplin, yang meliputi antropologi
biologi/antropologi ragawi, antropologi sosial, etnolinguistik, arkeologi,
prasejarah, dan etnologi. Pembelajaran antropologi dapat membantu peserta
didik memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai manusia dan cara
hidupnya yang beranekaragam. Pengenalan dan pemahaman mengenai
antropologi dengan sendirinya dapat mengembangkan sikap toleran dan
saling menghargai terhadap keberagaman kebudayaan. Bertolak dari
pemahaman tersebut mata pelajaran antropologi merupakan sesuatu yang
mutlak diketahui peserta didik melalui suatu pelajaran yang mandiri.
Dengan mempelajari antropologi diharapkan peserta didik mampu
menyerap antropologi sebagai pengetahuan dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, terutama dalam menyikapi perbedaan latar budaya,
tradisi, adat, nilai dan norma masyarakat, bahasa dan kepercayaan di
masyarakat.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Antropologi yang harus dikuasai oleh lulusan SMA.
Kompetensi Mata Pelajaran ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Komptensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Antropologi
disekolah tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran Antropologi bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami ruang lingkup antropologi.
2. Memahami pendekatan dan metode kerja antropologi.
213
3. Memahami kebudayaan dan dapat memanfaatkannya untuk
memecahkan berbagai masalah terkait dengan manusia dan
kehidupannya sebagai mahluk biologi dan sosial budaya yang beraneka
ragam.
4. Menelaah fenomena budaya dalam masyarakat multikultur.
5. Mengaplikasikan hasil telaah terkait dengan budaya dalam masyarakat
multikultur dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Antropologi meliputi aspek-aspek
berikut:
1. Pokok kajian antropologi;
2. Keanekaragaman kebudayaan dalam unsur dan wujud kebudayaan;
3. Pendekatan dan metode kerja antroplogi;
4. Proses-proses dinamika kebudayaan; dan
5. Hubungan antarkebudayaan.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Antropologi meliputi:
1. Mengetahui garis-garis besar antropologi sebagai suatu ilmu yang
mempelajari keragaman sekaligus kesamaan cara hidup manusia dari
berbagai ruang dan waktu;
2. Menguraikan konsep kebudayaan sebagai cara hidup manusia, sifat-
sifat, wujud dan unsur-unsurnya;
3. Memahami pendekatan antropologi (relativisme dan holisme) dalam
memandang keragaman kebudayaan yang dikenalnya;
4. Menunjukkan sikap toleran dan menghargai perbedaan yang terdapat
dalam masyarakat multikultur;
5. Memahami cara kerja antropologi (etnografi) dalam mengkaji aneka
cara hidup manusia;
6. Memahami proses-proses dinamika kebudayaan yang disebabkan oleh
dorongan internal maupun eksternal;
7. Mengenali sifat-sifat hubungan antarkebudayaan dalam lingkup lokal,
nasional dan global, dan dampaknya pada kehidupan masyarakat.