draft_1 juknis dak 2014_hasil koreksi 101013

68
 DRAFT BABI PENDAHULUAN  A.La t ar b el a kan g R e ncanaPem bangu nan JangkaM e nenga h N as ional ( R PJM N ) t ahap ke -3 ( 2010-201 4) men g ar ahk an pem ban gun an per t anian me mi l i ki p er an strat egi sd al am p er eko nomiannasi on al mel al u i ko ntribusi n ya dal am pem bent u kanmodal, peny e di aanb ahan pan g an , bah anb aku i n du s t r i ,pak an d an b i o-ener gi ,pen ye r ap t en aga ker j a,su mb er devi san eg ara da n su mberpend ap atanmasy ar ak at, se r taber per an d al am p el es tari an l i n gk u ngan mel al u i p r ak t ek b u d i d aya p ert an i an  y a n g rama h l i n g k un g a n,se h i n g g a a ra h k e b i j a k an d a n strateg i y a n g di tem pu h pada R PJMN 201 0- 201 4 di f oku s kan pada ke se j aht e r aan r akyat dal am aspe kekonomi dan pan gan. D al am u paya meni n gkat kan per an st r at eg i s per t an ian t er s ebu t , R encan a S t r at eg i s K em ent er i an Pertanian t ah u n 20 10-2014 t el ah mene t a pk a n EMP AT T ARG ET SU KSES y ang i ngin di capai K em en ter i an Per t anian yai t u : (1 ) p encap ai an sw asem b ad a kedel ai, gul a dan dagi n g sapi dan s w asembada ber ke l an j u t an u n t u k padi d an j agu n g; ( 2 ) p en i n gk atan d i ver si k asi p an gan ; ( 3 ) pen i n gk atan n i l ai t ambah , d ay a s ai n g dan eks por ; serta (4) pen i n gkat an kes e j ah teraan pet an i . S t rategi pem ban gu n an per t an i an yang di tem pu h difokuskan pada pe nan g anan t u j u h as pek das ary ang d i sebu t T U JU H G E M A R E VI TA LI S A S I, yai t u (1) r ev it al i sasi l ah an; (2) revi t a l i sa si p erb eni h a n d a n p erb i bi t a n ; (3) revit a lisasi in f rast ru k t u r d an saran a;( 4)revi t ali sasisu mb er d aya man u sia;( 5 )revitalisasi p em b i ayaan p etani; ( 6) revi t al i sasik el em b agaan petan i ; d an ( 7) revi t a l i sa si t ek n o l o g i da n i n dustri h i l i r . 1

Upload: budi-eko-prabowo

Post on 08-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Draf JUKNIS DAK PERTANIAN 2014

TRANSCRIPT

DRAFT

BAB IPENDAHULUANA. Latar belakangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-3 (2010-2014) mengarahkan pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional melalui kontribusinya dalam pembentukan modal, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio-energi, penyerap tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan masyarakat, serta berperan dalam pelestarian lingkungan melalui praktek budidaya pertanian yang ramah lingkungan, sehingga arah kebijakan dan strategi yang ditempuh pada RPJMN 2010-2014 difokuskan pada kesejahteraan rakyat dalam aspek ekonomi dan pangan.Dalam upaya meningkatkan peran strategis pertanian tersebut, Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 telah menetapkan EMPAT TARGET SUKSES yang ingin dicapai Kementerian Pertanian yaitu: (1) pencapaian swasembada kedelai, gula dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani. Strategi pembangunan pertanian yang ditempuh difokuskan pada penanganan tujuh aspek dasar yang disebut TUJUH GEMA REVITALISASI, yaitu (1) revitalisasi lahan; (2) revitalisasi perbenihan dan perbibitan; (3) revitalisasi infrastruktur dan sarana; (4) revitalisasi sumber daya manusia; (5) revitalisasi pembiayaan petani; (6) revitalisasi kelembagaan petani; dan (7) revitalisasi teknologi dan industri hilir.Pencapaian Empat Target Sukses tersebut tentunya tidak mudah, karena kebijakan, program dan kegiatan yang disusun harus mampu menjawab permasalahan mendasar dan isu strategis pembangunan pertanian saat ini, antara lain: (1) meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2) terbatasnya ketersediaan infrastruktur, (3) belum optimalnya sistem perbenihan dan perbibitan nasional, (4) terbatasnya akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usaha tani, (5) masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan penyuluh, (6) masih rendahnya nilai tukar petani serta (7) kurangnya koordinasi antar pusat-daerah maupun antar sektor terkait.Untuk menjawab berbagai permasalahan mendasar tersebut, diatasi melalui kerangka regulasi dan kebijakan guna memberikan iklim yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya usaha pertanian, disamping itu juga melalui fasilitasi APBN guna menyediakan infrastruktur publik dan pemberdayaan petani. Sebagaimana diketahui bersama, pembangunan pertanian akan mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing apabila dilaksanakan dengan pendekatan kawasan yang dikelola dengan sistem agribisnis. Efektivitas dan keberhasilan program pembangunan pertanian akan dicapai apabila di setiap kawasan dibangun dengan kegiatan yang terpadu dan multi-years, serta mampu mensinergiskan sumber-sumber pembiayaan yang ada antara lain dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, investasi swasta dan masyarakat.

Dalam rangka menyediakan infrastruktur dasar di bidang pertanian yang menjadi urusan Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota serta memiliki prioritas nasional akan dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian. Infrastruktur dasar di bidang pertanian tersebut antara lain: infrastruktur air dan lahan, Balai Penyuluhan Pertanian tingkat kecamatan (BPPK), lumbung pangan masyarakat, Balai Perbenihan Kabupaten/Kota, tempat penampungan susu, rumah potong unggas, Balai Perbenihan Provinsi, Balai Proteksi Provinsi dan Balai perbibitan serta Laboratorium Kesehatan Hewan Provinsi.

Guna mengarahkan pelaksanaan DAK Bidang Pertanian sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian sasaran yang diharapkan, maka diterbitkan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Maksud ditetapkannya Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ini sebagai acuan dalam penyusunan RKA/DPA APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, pemanfaatan dan pelaksanaan kegiatan, pembinaan dan pelaporan DAK Bidang Pertanian.2. Tujuan

Tujuan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ini untuk:

a. menyediakan prasarana dan sarana fisik dasar pembangunan pertanian;b. memperkuat kapasitas kelembagaan penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan masyarakat; dan

c. meningkatkan kinerja pembangunan pertanian di daerah.C. Ruang LingkupRuang lingkup yang diatur dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ini meliputi : 1. kebijakan dan kegiatan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian; 2. kegiatan DAK Bidang pertanian Provinsi;3. kegiatan DAK Bidang Pertanian Kabupaten/Kota; dan4. pembinaan dan pelaporan DAK Bidang Pertanian.D. SasaranSasaran Pengalokasian DAK Bidang Pertanian TA. 2014 pada SKPD lingkup Pertanian, yaitu:

1. SKPD yang menangani Bidang Pertanian, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan lingkup Provinsi;

2. SKPD yang menangani Bidang Pertanian, Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan lingkup Kabupaten/Kota.BAB II.KEBIJAKAN DAN KEGIATAN PEMANFAATAN DAK BIDANGPERTANIAN TAHUN 2014A. Kebijakan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014

Kebijakan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diarahkan untuk mendukung pencapaian target surplus beras 10 (sepuluh) juta ton pada tahun 2014 dan peningkatan produksi komoditas pertanian strategis lainnya dengan melakukan refocusing kegiatan DAK Bidang Pertanian TA. 2014 pada Pembangunan/Perbaikan sarana prasarana dasar Pertanian di Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Kegiatan DAK tersebut diarahkan untuk mendukung kebutuhan infrastruktur dan pelayanan dasar pertanian pada kawasan pengembangan komoditas strategis nasional.

Kegiatan penyediaan sarana dan prasarana laboratorium agar mempertimbangkan skala prioritas, kesiapan SDM pengelola laboratorium dan memperhatikan asas manfaat. B. Kegiatan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014

Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 di prioritaskan untuk:

Kegiatan DAK Bidang Pertanian Provinsi meliputi (1) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/ Balai Perbenihan dan penyediaan sarana pendukungnya, (2) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman dan penyediaan sarana pendukungnya dan (3) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/ Balai Perbibitan dan Laboratorium Kesehatan Hewan serta penyediaan sarana pendukungnya.

Adapun Kegiatan DAK Bidang Pertanian Kabupaten/Kota meliputi (1) Pengembangan Prasarana dan Sarana Air mencakup irigasi air tanah, irigasi air permukaan, embung dan Dam Parit, (2) Pengembangan Prasarana dan Sarana Jalan Pertanian mencakup jalan usaha tani dan jalan produksi, (3) Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan (BPPK) dan Penyediaan Sarana Penyuluhan, dan (4) Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan lantai jemur dan atau penyedian sarana pendukungnya, (5) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/ Balai Perbenihan/ Perbibitan dan penyediaan sarana pendukungnya, (6) Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Tempat Penampungan Susu dan Rumah Potong Hewan Unggas serta penyediaan sarana pendukungnyaC. Tahapan Perencanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 di Pusat

Tahapan perencanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 sebagai berikut:

1. Surat Kementerian Keuangan Nomor S-80/MK.7/2013 tanggal 15 Februari 2013 tentang Penyampaian laporan DAK Tahun 2012 dan Persiapan Pengalokasian DAK Tahun 2014;2. Surat Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Nomor : 107/KU.310/A.1/01/2013 tanggal 22 Januari 2013 tentang Usulan Kebutuhan Pendanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014;3. Sosialisasi Juknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan pengumpulan data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dan pelaporan DAK Bidang Pertanian Tahun 2012 yang dilaksanakan di 2 (dua) wilayah yaitu Wilayah Barat tanggal 21 23 Maret 2013 di Bandung - Jawa Barat dan wilayah Timur tanggal 26 28 Maret 2013 di Surabaya-Jawa Timur;4. Data Teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 kemudian dikirim ke Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan untuk selanjutnya dilakukan perhitungan alokasi anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Kriteria Umum, Khusus dan Teknis;5. Hasil Pengolahan data oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan dibahas dengan Badan Anggaran DPR-RI;6. Kesepakatan alokasi anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 antara Badan Anggaran DPR-RI dengan Menteri Keuangan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang alokasi anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota;7. Penyusunan dan Penetapan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 oleh Menteri Pertanian;8. Penelahaan rencana kerja dan anggaran (RKA) DAK Bidang Pertanian Tahun 2014; dan9. Daftar alokasi anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 sebagaimana tercantum pada daftar lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.D. Persyaratan Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014

Persyaratan pemanfaatan DAK Bidang pertanian Tahun 2014 antara lain:1. Sebagai komitmen dan tanggungjawab pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014, Provinsi dan Kabupaten/Kota penerima DAK Bidang Pertanian wajib menyediakan Dana Pendamping APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota tahun 2014 sekurang-kurangnya sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai DAK yang diterimanya untuk membiayai kegiatan fisik;

2. Di samping Dana Pendamping dari APBD sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai DAK untuk membiayai kegiatan fisik, masih diperlukan dukungan dana APBD diluar dana pendamping 10% (sepuluh persen) yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan daerah untuk kegiatan operasional (non fisik) antara lain: (1) biaya administrasi, (2) biaya desain perencanaan dan penyiapan fisik, (3) biaya pemeliharaan prasarana, sarana dan peralatan, (4) biaya seleksi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) dan Survei Investigasi Desain (SID), serta (5) koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan;dan

3. Dalam rangka meningkatkan kinerja penyediaan prasarana dan sarana pertanian, maka DAK Bidang Pertanian disinergikan dengan anggaran dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan di Provinsi dan Tugas Pembantuan di Kabupaten/Kota serta sumber-sumber pembiayaan lainnya.E. Pelaksanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 20141. Dalam melaksanakan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 secara teknis penetapan kegiatan untuk penyusunan RKA/DPA DAK Bidang Pertanian harus mengacu kepada Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014, sedangkan secara administrasi keuangan harus mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2009 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus di Daerah;2. Sisa anggaran Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya dapat digunakan kembali di Tahun 2014 dengan menggunakan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan 2014;3. Persyaratan penggunaan sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya yaitu (1) Untuk menambah target dan capaian sasaran kinerja kegiatan DAK Tahun 2013 yang telah ditetapkan dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013; (2) Apabila sisa tender tersebut tidak dapat dimanfaatkan pada Tahun 2013 dan harus dilaksanakan pada Tahun 2014, maka dapat menggunakan Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan 2014; (3) Sisa DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dan (4) Penggunaan sisa DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 tidak perlu mengunakan dana pendamping dari APBD lagi di Tahun 2014; 4. Sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 tidak dapat dialokasikan untuk kegiatan DAK diluar Bidang Pertanian;5. SKPD lingkup Pertanian yang tidak menggunakan sisa anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 untuk kegiatan DAK Bidang Pertanian di Tahun 2014, maka akan dikenakan Punishment bagi SKPD tersebut dalam perhitungan alokasi DAK Bidang Pertanian Tahun 2015; 6. Dalam hal pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 harus mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2011 jis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 yaitu:a. Kegiatan DAK Bidang Pertanian secara Kontraktual

Kegiatan DAK Bidang Pertanian merupakan kegiatan fisik untuk membangun/memperbaiki sarana prasarana fisik dasar di bidang pertanian dengan kategori belanja barang/jasa dan belanja modal;b. Hibah DAK Bidang Pertanian

Barang/asset Daerah yang bersumber dari anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dapat dihibahkan kepada lembaga swadaya/kelompok masyarakat selaku penerima hibah apabila di pandang lebih efisien, efektif dan bermanfaat. Mekanisme hibah barang/asset Daerah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah.7. Dalam hal Revisi kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 harus mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014.

Hal-hal khusus lainnya, poin 14 berbunyi program dan kegiatan yang dibiayai dari dana transfer dan sudah jelas peruntukannya seperti dana darurat, dana bencana alam dan pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/mendesak lainnya yang belum cukup tersedia dan/atau belum dianggarkan dalam APBD dapat dilaksanakan mendahului penetapatan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD dengan cara (1) menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang perubahan penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD, (2) menyusun RKA SKPD dan mengesahkan DPA SKPD sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang di tampung dalam Peraturan Daerah tentang perubahan APBD, atau dicantumkan dalam RLRA, apabila Pemerintah Daerah telah menetapkan perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan APBD.BAB III.KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN PROVINSIA. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan penyediaan sarana pendukungnya.UPTD/Balai Perbenihan Bidang Pertanian meliputi Balai Benih Tanaman Pangan (Balai Benih Padi dan/atau Balai Benih Palawija), Balai Benih Hortikultura, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH), Balai Perbenihan Perkebunan.1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Benih Tanaman Pangan dan penyediaan sarana pendukungnya. Pemanfaatan DAK Tahun 2014 untuk Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi dan penyediaan sarana pendukung UPTD/ Balai Benih Tanaman Pangan yang memiliki tugas dan fungsi perbanyakan benih sumber. UPTD/Balai Benih Tanaman Pangan dibangun di atas tanah milik Pemerintah Provinsi yang sudah dipersiapkan untuk UPTD/balai benih dalam bentuk peraturan daerah atau peraturan Gubernur. Sebelum membangun/merehabilitasi/merenovasi UPTD/Balai Benih harus didahului dengan desain perencanaan. a. Pembangunan/rehabilitasi/renovasi Bangunan UPTD/Balai Benih Jenis dan luas bangunan maksimal bangunan Balai Benih yang dibangun baru terdiri atas:

1) Bangunan Kantor (Ruang Kepala,

Staff, Ruang Tamu)

200 m2;

2) Gudang Benih (termasuk cool storage)200 m2;3) Gudang Peralatan

150 m2;

4) Gudang Prosessing/Werk loods

300 m2;

5) Gudang Saprodi

50 m2;

6) Laboratorium

20 m2;

7) Lantai jemur

100 m28) Pagar

UPTD/BalaiUkuran panjang dan lebar (luas) bangunan dapat disesuaikan kondisi wilayah setempat. b. Rehabilitasi/renovasi UPTD/balai meliputi bangunan kantor, gudang benih, gudang peralatan, gudang prosessing, gudang saprodi, laboratorium, lantai jemur dan pagar;c. Penyediaan sarana pengairan antara lain pembangunan sumur dalam (deep well), embung, long storage, jaringan/saluran irigasi teknis, pintu air berikut sarana pendistribusiannya (pipa, selang, dan pompa air);

d. Penyediaan peralatan Produksi antara lain mini tractor, hand tractor, mist blower, hand sprayer, power sprayer, cangkul, arit/parang, alat mesin panen, kendaraan roda 3 (tiga), landak dan mesin pemotong rumput;e. Penyediaan peralatan Pengolahan/Penyimpanan Benih antara lain power thresher, silo, dryer, box dryer, seed cleaner, grader, winnower seed cleaner, bag closer dan timbangan;f. Penyediaan peralatan Laboratorium antara lain moisture tester, germinator, timbangan analitik, thermohygrograph, meja kemurnian dan mechanical divider;g. Pembangunan/rehabilitasi/renovasi jalan usaha tani di areal balai benih;danh. Dukungan sarana roda-2 (dua) untuk Petugas Benih PNS maksimal 3 (tiga) unit per provinsi2. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan Hortikultura.Anggaran DAK di prioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi/ renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan penyediaan sarana pendukungnya, termasuk di dalamnya kelengkapan prasarana, sarana, dan peralatan untuk berfungsinya Balai Perbenihan Hortikultura.

Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 hanya dapat digunakan untuk prasarana, sarana dan peralatan yang berumur ekonomis panjang. Sebelum membangun/merehabilitasi/merenovasi UPTD/Balai Benih harus didahului dengan desain perencanaan. Pembangunan/ rehabilitasi/renovasi UPTD/Balai Perbenihan Hortikultura meliputi:1) Kantor balai;2) Gudang peralatan; 3) Pagar kantor balai;4) Jalan kebun balai;dan5) Penyediaan listrik/genset, sumur/pompa air. Prasarana dan sarana mendukung pengembangan perbenihan Hortikultura meliputi:a. Pengembangan Benih Tanaman Buah, komponennya dapat mencakup:1. Pembangunan/ rehabilitasi /renovasi Screen House, untuk Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) komoditas jeruk. Dengan spesifikasi sebagai berikut Atap net 100 mesh, Rangka besi, Pondasi batu kali, Dinding net 100 mesh, Pintu masuk ganda dan Jaringan irigasi (Springkle). Ukuran minimal Screen House yaitu 168 M2;2. Pembangunan shading net (rumah bayang), Dengan spesifikasi sebagai berikut atap net, rangka besi, dan pondasi batu kali. Ukuran minimal Shading net yaitu 168 M2;3. Pembangunan/rehabilitasi/renovasi gudang benih;

4. Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya;dan5. Penyediaan alat dan mesin produksi benih yaitu power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut.b. Pengembangan Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Biofarmaka, komponennya dapat mencakup:1) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi laboratorium kultur jaringan;

2) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi screen house benih kentang dengan ukuran minimum 300 m2, dengan spesifikasi: fondasi batu kali di sekeliling bangunan screen; rangka baja ringan berlapis galvanic; screen: bahan PE Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih, angin yang tembus 47 (5%), mesh 36/58 lubang/cm linear, berat 110 gram/mm2;; pintu masuk screen dibuat ganda (pintu pertama menuju ruang yang terdapat bak desinfektan, pintu ke dua menuju tempat pertanaman); terdapat bak semen untuk desinfektan; jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet pump diesel dan bak nutrisi;3) Pembangunan shading net (rumah bayang) untuk benih cabe ukuran minimum 200 m2, dengan spesifikasi sebagai berikut untuk shading atap tipe anyaman rajut, warna putih transparan, tingkat pencahayaan 76 81%, pencahayaan yang tembus 66 71%, angin yang tembus 38 43%, lubang/cm2: 73, mesh lubang pori: 38, bahan PE monovilamen;, fondasi batu kali di sekeliling bangunan screen; rangka baja ringan berlapis galvanic; untuk screen sampping: bahan PE Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih transparan, tingkat pencahayaan 68 73%, pencahayaan yang tembus 63 69%, angin yang tembus 20 29%, lubang/cm2: 127, mesh (lubang pori): 66; terdapat jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet pump diesel;4) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi gudang benih bawang merah, bawang putih dan tanaman obat dengan minimum luasan 75 m2, dengan spesifikasi bangunan permanen (beton), terdapat para-para kayu bertingkat di dalam seluruh bangunan (untuk bawang merah dan putih), ventilasi dan sirkulasi udara di dalam bangunan harus cukup dan terdapat sarana perapian/ cerobong pengasapan apabila gudang dibangun di dataran tinggi;5) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya;dan6) Penyediaan alat dan mesin produksi benih yaitu power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut untuk sarana angkut benih.c. Pengembangan Benih Tanaman Florikultura, komponennya dapat mencakup:1) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi screen house benih krisan dengan spesifikasi sebagai berikut : pondasi batu kali, rangka bangunan; pintu dan rak perakaran dari besi, atap plastic UV 14%, dinding dengan insect sreen, sarana irigasi lengkap dengan bak penampungan air, paralon dan springkle, sarana penerangan dengan lampu TL.Ukuran minimal 300 m2;2) Pembangunan shading net (rumah bayang) untuk leather leaf dengan spesifikasi sebagai berikut : paranet 70 75%, mulsa plastic hitam perak, bambu petung, instalasi air (bak penampungan, sumur, pompa, hand sprayer);3) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya;4) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi laboratorium kultur jaringan;5) Penyediaan peralatan laboratorium kultur jaringan; dan6) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut. 3. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/ Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH)Dalam memenuhi kebutuhan untuk pengawasan dan sertifikasi benih maka prasarana dan sarana balaiharus sesuai standar BPSB Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Pembangunan/Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari:a. Pembangunan kantor BPSBTPH Jenis bangunan kantor BPSBTPH antara lain1. Ruangan kantor :a. Ruang Administrasi/TU;b. Ruang Penilaian Varietas;c. Ruang Sertifikasi Benih;d. Ruang Pengawasan Pemasaran;dane. Ruang Laboratorium : laboraturium kering, laboraturium basah, ruang arsip benih dan ruang bahan peninjauan.2. Green House/Rumah Kaca;dan3. Ruang Pertemuan/Aula.b. Rehabilitasi/renovasi kantor BPSBTPH

Jenis rehabilitasi/renovasi kantor BPSBTPH antara lain ruangan kantor, rumah kaca, ruang pertemuan;c. Penyediaan sarana dan prasarana pengairan yang antara lain pembangunan sumur dalam (deep well), pompa air dan instalasinya);d. Penyediaan peralatan laboratorium/sub laboratorium antara lain Seed Devider, Timbangan digital, timbangan kapasitas 1,2 Kg, timbangan analitik, electrical moisture tester, Germinator elektrik suhu berganti, Germinator elektrik suhu tetap, ruang perkecambahan dengan suhu terkendali, Laminar flow cabinet, Seed purity workable, Seed purity blower, oven dan perlengkapannya, microskope stereo, mikroscope compund, kamera, alat pendingin (AC), Refrigerator, kalkulator (mini compet), hand counter, blower, mesin ketik, bak kecambah, luxmeter, glassware, rak arsip benih, kursi laboratorium, filling cabinet, rak untuk blangko dan komputer;4.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Perbenihan Perkebunan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya.

Guna memenuhi kebutuhan untuk peningkatan mutu benih perkebunan maka diperlukan pembangunan/ rehabilitasi/renovasi UPTD/ balai perbenihan perkebunan serta penyediaan prasarana dan sarana balai yang harus sesuai standar Balai Perbenihan Perkebunan.Sebelum membangun/merehabilitasi/merenovasi UPTD/Balai Benih harus didahului dengan desain perencanaan. Pembangunan/ rehabilitasi/ renovasi UPTD/ balai perbenihan perkebunan serta penyediaan sarana pendukungnya mencakup:

a. Pembangunan kantor UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan.Pembangunan kantor UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan yaitu pengadaan bangunan baru secara keseluruhan termasuk penyediaan sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset dan sumur/pompa air.

Jenis dan luas bangunan kantor UPTD/Balai perbenihan

Perkebunan dengan ukuran maksimal terdiri atas:1) Ruang Kepala Balai

20 m2;

2) Ruang Tata Usaha

40 m23) Ruang Pelayanan Teknis 40 m24) Ruang Jabatan fungsional

40 m25) Ruang Pertemuan

60 m26) Ruang Laboratorium

240 m27) Ruang Penyimpanan Benih

20 m2;8) Gudang

20 m2;9) Garasi

15 m2;

10) Tempat parkir

30 m2;11) Rumah Kaca

50 m2;12) Toilet

16 m2;13) Pagar Kantor

(UPTD/Balai). Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. Pembangunan fisik bangunan harus dilahan bersertifikat hak milik pemerintah provinsi. Sebelum dilakukan pembangunan agar didahului dengan desain perencanaan dan pengawasan.

b. Rehabilitasi/renovasi UPTD/ Balai Perbenihan Perkebunan Provinsi;

Rehabilitasi UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan yaitu memperbaiki/mengganti semua elemen bangunan yang rusak berdasarkan analisis dinas teknis yang berwenang.

Renovasi UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan Provinsi yaitu merubah/menambah/memperluas bangunan yang ada berdasarkan analisis dinas teknis yang berwenang.

c. Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/Balai Perbenihan Perkebunan;Penyediaan sarana pendukung UPTD/Balai Perbenihan mencakup:1) Penyediaan sarana laboratorium daya kecambah benih antara lain Germinator (wadah perkecambahan), pengepres, wadah plastik, meja kursi pengujian, petridish bertutup, pinset, loupe, termometer, rak plastik, gelas ukur (ukuran 25 ml, 50 ml dan 100 ml), gelas piala (ukuran 100 ml, 250 ml dan 1000 ml), tabung reaksi, lemari es dan timbangan;

2) Penyediaan sarana laboratorium mutu benih antara lain Timbangan Analitik, Meja Kemurnian, Grinder, Alat Pengukur Kadar Air, Desikator, Inkubator/Eksikator, Divider, Petridish bertutup, Mikroskop, Corong, Pinset, Meja Kursi pengujian, Thermometer, Timbangan Kasar, Oven, Magnifer lamp, Loupe, Seng kemurnian, Sarung Tangan;3) Penyediaan sarana laboratorium kesehatan benih antara lain Masker, Sarung Tangan, Jangka Sorong, Timbangan Analitik, Timbangan Kecil, Loupe, Pinset, Scalpel, Petridish bertutup, Erlenmeyer, Bunsen, Mikroskop, Meja Kaca; 4) Penyediaan sarana rumah kaca antara lain Rak Kayu/Besi, Gembor, Thermometer, Hygrometer, Kran Air/Slang Air, Penggaris/Meteran, Bak Perkecambahan;

5) Penyediaan sarana ruang penyimpanan contoh benih antara lain AC, Rak Penyimpan Benih, Timbangan, Kantong Plastik, Meja dan Kursi;dan

6) Penyediaan kendaraan roda-2 (dua) untuk Pengawas Benih Tanaman Perkebunan PNS.

2. Pembangunan /Rehabilitasi /Renovasi UPTD /Balai Proteksi Tanaman dan Penyediaan Sarana pendukungnya Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman di Provinsi merupakan kelembagaan perlindungan tanaman (pangan, hortikultura, dan perkebunan) yang melaksanakan kewenangan di bidang pengamatan/pemantauan dan pengendalian OPT serta dampak perubahan iklim. Sebelum membangun/merehabilitasi/merenovasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman harus didahului dengan desain perencanaan. 1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Proteksi Tanaman dan Penyediaan Sarana pendukungnya Balai proteksi tanaman mempunyai fungsi meliputi :a) Pelayanan diagnostik OPT, surveilans/pengamatan OPT, penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan ramah lingkungan. Fungsi tersebut dilaksanakan oleh Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit TPH (LPHP TPH) di wilayah/kawasan lintas Kabupaten/Kota; b) Pelayanan pengendalian OPT dilaksanakan oleh Brigade Proteksi Tanaman (BPT);dan c) Pemantauan dan analisis residu pestisida serta pengawasan peredaran pestisida.Balai Proteksi/Perlindungan Tanaman sebagai UPTD/balai ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Gubernur.

Anggaran DAK di prioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi /renovasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman dan penyediaan sarana pendukungnya, termasuk di dalamnya kelengkapan prasarana, sarana, dan penyediaan sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset dan sumur/pompa air untuk berfungsinya Balai Proteksi Tanaman.Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 hanya dapat digunakan untuk prasarana, sarana dan peralatan yang berumur ekonomis panjang, meliputi :

a. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Proteksi Tanaman yaitu BPTPH, Laboratorium/Instalasi pengamatan hama dan penyakit tanaman pangan dan hortikukltura (LPHP-TPH) dan Laboratorium pestisida: BPTPH (ukuran bangunan maksimal)1) ruang kepala balai

36 m2,

2) ruang administrasi pelayanan teknis , 3) ruang staff

36 m2 4) ruang rapat/pertemuan

36 m25) kamar mandi

3 m2

6) dapur

6 m2

7) gudang peralatan/bahan

20 m2 LPHP (ukuran bangunan maksimal)1) ruang kepala Laboratorium

12 m2 2) laboratorium hama

45 m23) meja laboratorium

3,5 m2

4) laboratorium penyakit

45 m2 5) laboratorium diagnosis dan koleksi OPT

45 m2 6) ruang voucher spesimen OPT

12 m2

7) laboratorium Agens Hayati

45 m2 8) ruang pertemuan

24 m29) ruang administrasi pelayanan teknis

24 m2 10) ruang staff

24 m2 11) green house

45 m2

12) gudang peralatan/bahan

20 m2

Laboratorium Pestisida

1) ruang kepala Laboratorium Pestisida

12 m2 2) ruang Preparasi Residu Pestisida

18 m2 3) ruang Preparasi Mutu Pestisida

15 m2 4) ruang Instrumen Aas dan Spektophotometer 36 m2 5) ruang Timbangan (neraca analitik)

6 m2

6) ruang GC dan Chromatographi

12 m2 7) ruang HPLC

12 m2 8) ruang penerima sampel/lobby

24 m2 9) ruang staff analisis

12 m2 10) gudang bahan kimia

3,5 m2 11) Toilet b. Penyediaan Peralatan/Mesin dan Sarana Pendukung Laboratorium. Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit (LPHP) Pemanfaatan laboratorium dalam rangka diagnosis, surveilans dan koleksi, serta perbanyakan agens hayati dan pestisida nabati, yaitu terdiri dari alat/mesin untuk Lab. Hama, Lab. Penyakit, Lab. Agens hayati, Screen House dan gudang. Peralatan Standar Laboratorium Pestisida:

GC-MS, GC

HPLC

Spectophotometer

Neraca analitik digital

Ultra Turrax

Spesifikasi Peralatan Standar Laboratorium di UPTD BPTPH adalah sebagai berikut :

1. Alat pengolah data / Laboratory Work Station / Personal Computer

Core i5-2400S,B36; 6GB DDR3; 1TB HDD; VGA Nvidia GeForce GT525M 1GB; 23" WLED Touchscreen.

2. Air Conditioner (AC)

Model Inverter CS-S18MKP split; 2 PK; Wattage 290-1,700 (1,440)w; Dimensi (PxLxT : 1070 x 290 x 235mm).3. Compound Microscope

Tube (Swiveled from 8-33 continuously); Illumination (Integrated 35 W halogen lamp); Eyepieces (10 x for field of view of 20 mm); Stand (5-position nosepiece, stage drive right); CCD basic resolution (1388 x 1038 = 1.4 megapixels); Pixel size (4.65 m x 4.65 m); Sensor size (6.3 mm x 4.8 mm, equivalent 1/2" (diagonal 7.9 mm); Spectral range (Approx. 400 nm-700 nm, IR-Filter); Max. file size per image (Approx. 4.3 MB at 1388 x 1038 pixels at 3 x 8 bits); (24 bit color depth); Readout of subframes (Freely selectable); Signal amplification (24 dB analog); Digitization (3 x 8 bits/pixel); Interface (FireWire IEEE 1394a (400 megabits/s); Range of Integration time (1 ms up to 4 s); Live image (15 fps at 1388 x 1038 pixels, full frame; 26 fps at 768 x 520 pixels, subframe; 28 fps at 600 x 480 pixels, subframe); Housing 45 mm x 45 mm x 44.5 mm; Power supply (8-36 V, 3.5 W power supply; Ambient condition +5 to +45 Celsius, max. 80% relative humity, Include Computer, LCD Monitor and Printer.4. Stereo Zoom Microscope

Zoom range (20 : 1); Eyepieces (WPL 10x/23 Br. Foc); Objectives (Plan Apo S 1.0x); Magnification 7.5x 150x; Object Field (mm) 30.7 1.5; FWD (mm) 60; The ergotube viewing angle (between 5 and 45 degrees); CCD basic resolution (1388 x 1038 = 1.4 megapixels); Pixel size (4.65 m x 4.65 m); Sensor size (6.3 mm x 4.8 mm, equivalent 1/2" (diagonal 7.9 mm); Spectral range (Approx. 400 nm-700 nm, IR-Filter); Max. file size per image (Approx. 4.3 MB at 1388 x 1038 pixels at 3 x 8 bits); (24 bit color depth); Readout of subframes (ROI) Freely selectable; Signal amplification (24 dB analog); Digitization (3 x 8 bits/pixel); Interface (FireWire IEEE 1394a (400 megabits/s); Range of integration time (1 ms up to 4 s); Live image (15 fps at 1388 x 1038 pixels, full frame; 26 fps at 768 x 520 pixels, subframe; 28 fps at 600 x 480 pixels, subframe; Housing (45 mm x 45 mm x 44.5 mm); Power supply (8-36 V, 3.5 W power supply provided by FireWire bus from PC (external power supply only for notebook operation required); Ambient condition (+5 to +45 Celsius, max. 80% relative humity, (operation) no condensation, free air circulation required. Key benefits : Excellent 3D-effect up to the highest magnification Comfortable, securely reproducible operational and control concept Seamless integration into the modular system of the SteREO Discovery generation.5. Disecting kit

Komponen gunting ganti titik halus; pisau bedah tanpa pegangan; 21 blades; dua tang; dua jarum; kait ranta dan kaca pembesar.

6. GPSMapping Features: Updatable, Routes, Built-In Maps; Number of Waypoints: 2000; Display Features: Color Display, TFT Display; Display Size: 2.6 "; Screen Resolution: 160 x 240; Built-In Memory Storage Capacity: 4.3GB; Media Type Compatibility: MicroSD Card, USB Drive; Wired Connectivity: USB; Battery Life: Up to 16 Hours; Includes: USB Cable, Carabiner Clip, Instruction Manual; Power Source: Batteries; Protective Qualities: Waterproof; Dimensions: 6.3 " H x 1.4 " W x 2.4 " D; Weight: 0.6 Lb.

7. Kamera DSLR

Approx. 5.1" x 3.9" x 3.1 " / 129.9 x 99.7 x 77.99 mm; 12.6 MP; CMOS; Singgle Lens Kit; RGB primary color filters; (1) Manual Cleaning (2) Dust Delete Data acquisition and appending.

8. Autoclave (Sterilisasi Basah)

Model: SX-300 ( 44L) , SX-500 ( 58L) , SX-700 ( 79L); Operating temperature range Sterilizing 105 < 135 C0.019 < 0.212Mpa; Heating 45 < 104 C0 < 0.015Mpa; Warming 45 < 95 C; Maximum operating pressure 0.263MPa 0.25Mpa; Temperature Display Digital; Pressure gauge Display Analog; Display range 0 < 0.4Mpa; Heat source 1.5kW electric heater 2kW electric heater 3kW electric heater; Time Display Digital Display; Warming Variable: 0 - 99hours; Chamber dimensions 325 x 553mm 325 x 733mm 370 x 774mm.

9. MicrolitreCentrifuge (Mikro200 Capacity : 24 x 1.5 - 2.0 m)10. Shaker

Control: P.I.D microprocessor; Shaking Speed: 30-300 rpm (1rpm); Shaking Motion: Reciprocating; Timer: 0-500 hours; Setting: Digital; Display: LCD; Maximum Capacity: 7.5Kg; Platform Size: 330x350 mm; Exterior Size: 400x350x150 mm; Voltage: AC 220V 50/60Hz; Power: 25W; Weight: 15Kg; Warranty: 1 year.

11. Kompor Gas+Tabung12. Oven (Sterilisasi Kering)13. Laminair Air Flow

External Dimensions : 1950 x 750 x 1175 mm; (Width x Depth) 76.8" x 29.5" x 46.3"; Internal Work Zone (1870 x 550 x 570 mm 73.6" x 21.7" x 22.4"); Air Volume (At Initial Velocity) (1727 cmh (+/-192 cmh) 1016 cfm (+/-113 cfm)); Maximum Power Consumption /Current (1631W / 7.09A); Net Weight (Approximate) 208 kgs / 443 lbs; Max Shipping Weight 297 kgs / 655 lbs; Max Shipping Dimensions (2100 x 950 x 1730 mm); (W x D x H) (82.7" x 37.4" x 64.2"); Max Shipping Volume (3.45 cbm / 115.0 cbf). 14. Perajang Kompos15. Blender

1 set Dispersing element, 1 set R 182 Boss Head, 1 set RH3 strap clamp, 1 set R1827 Plate Stand, 1 set Filtration Unit.

16. Box for Glass Specimen Tubes17. Sprayer18. Power Sprayer19. Swing Fog20. Jaring Serangga21. Genset

c. Penyediaan peralatan untuk mendukung operasional Brigade Proteksi Tanaman (BPT) dalam rangka gerakan pengendalian OPT antara lain knapsack sprayer, power sprayer dan swing fog.

d. Pengadaan Penyediaan Mobilitas Lapangan berupa kendaraan roda-2 (dua) bagi petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) PNS.

2. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya.UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) atau balai yang menangani perlindungan perkebunan di Provinsi. UPTD atau balai proteksi tanaman perkebunan dibentuk sebagai upaya mengoptimalkan perangkat perlindungan di daerah yang terdiri dari Laboratorium Lapangan, Laboratorium Utama Pengendalian Hayati (LUPH), Laboratorium Sub Lab Hayati dan Unit Pembinaan dan Perlindungan Tanaman (UPPT) Perkebunan.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan dan penyediaan sarana pendukungnya mencakup:a. Pembangunan kantor UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pembangunan kantor UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan yaitu pengadaan bangunan baru secara keseluruhan termasuk sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset dan sumur/pompa air pada lahan yang dimiliki pemerintahan Provinsi.

Jenis dan luas bangunan kantor UPTD/Balai Proteksi Tanaman perkebunan dengan ukuran maksimal terdiri atas:1) Laboratorium pengendalian hama

30 m2;2) Laboratorium Pengendalian penyakit dan gulma30 m2;3) Laboratorium Agens Pengendali Hayati

30 m2;4) Ruang Kepala

18 m2;5) Ruang tata usaha

18 m2;6) Ruang Jabatan Fungsional

60 m2;7) Ruang pertemuan

60 m2;8) Dapur

7,5 m2;9) Gudang

7,5 m2;10) Kamar mandi (2 buah)

7,5 m2;11) Rumah Kaca

50 m2;12) Asrama peserta pelatihan

250 m2;13) Lantai jemur

500 m2;14) Kebun demplot

5000 m2;15) Koridor penghubung bangunan

(UPTD/Balai)16) Pagar kantor

(UPTD/Balai);

Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah setempat. a.Pembangunan fisik bangunan harus dilahan bersertifikat hak milik pemerintah provinsi. Sebelum dilakukan pembangunan agar didahului dengan desain perencanaan dan pengawasan.

b. Rehabilitasi/renovasi dilakukan terhadap kantor UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan yang struktur kelembagaannya telah ditetapkan dengan SK Gubernur/ Kepala Daerah Provinsi.c. Rehabilitasi/renovasi UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan.

Rehabilitasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan yaitu memperbaiki/mengganti semua elemen bangunan yang rusak berdasarkan analisis dinas teknis yang berwenang. Renovasi UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Provinsi yaitu merubah/menambah/memperluas bangunan yang ada berdasarkan analisis dinas teknis yang berwenang. Rehabilitasi/Renovasi bangunan kantor UPTD/Balai Proteksi Tanaman Perkebunan termasuk penyediaan sarana pendukunnya antara lain: listrik/genset dan sumur/pompa air.d. Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Penyediaan Sarana Pendukung UPTD/ Balai Proteksi Tanaman Perkebunan meliputi peralatan pengendalian Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan dan sarana Laboratorium :1) Peralatan pengendalian Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan antara lain: Mist Blower, Power sprayer (PS-30), fogger, gergaji mesin, bor batang knapsack, sprayer, pompa jinjing, pompa pungung, selang isap, selang, nozle, kantong air, perlengkapan pengamanan petugas pemadam kebakaran dan alat pertanian kecil (APK). 2) Penyediaan Sarana laboratorium antara lain: kulkas, autoclaps, coverslips mikroskop, slide mikroskop, sweet net, timbangan analitik, erlemenyer, disecting set, telescop binocular, hand counter, Ac, PH meter, altimeter, tabung reaksi dan gelas ukur; 3) Penyediaan Sarana meubelair asrama peserta pelatihan antara lain: tempat tidur, lemari pakaian, meja belajar, kursi, white board;

4) Penyediaan Sarana kerja Ruang kepala, ruang TU, ruang pertemuan, ruang jabatan fungsional antara lain: meja kursi kerja, kardek, lemari arsip, dan white board; dan5) Penyediaan Kendaraan roda-2 (dua) untuk Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan pemantau kebakaran lahan dan kebun PNS.

B. Pembangunan/Rehabilitasi/ Renovasi UPTD/Balai Pembibitan dan Laboratorium Kesehatan Hewan dan penyediaan Sarana PendukungnyaBalai Pembibitan dan Laboratorium Kesehatan Hewan di Provinsi merupakan kelembagaan peternakan dan kesehatan hewan yang melaksanakan kewenangan di bidang pembibitan ternak, inseminasi buatan dan pemantauan serta pengujian kesehatan hewan.Sebelum membangun/merehabilitasi/merenovasi UPTD/Balai Pembibitan dan Laboratorium Kesehatan Hewan harus didahului dengan desain perencanaan.1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Pembibitan Ternak.Dalam rangka meningkatkan dan memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana Balai Pembibitan Ternak, maka perlu dilakukan upaya untuk membangun/merehabilitasi/ merenovasi UPTD/Balai milik daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi. UPTD dimaksud terdiri dari pembibitan ternak dan hijauan pakan ternak serta balai inseminasi buatan daerah (BIBD).Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diprioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi/renovasi kantor balai, kandang ternak, penetasan dan sarana pendukung antara lain listrik/genset, sumur/pompa air dan peralatan lain untuk berfungsinya UPTD/balai pembibitan ternak/balai inseminasi buatana. Pembangunan UPTD/balai pembibitan ternak/BIBD:1) Bangunan kantor Balai, ukuran 1 ha antara lain:

a) ruang kepala balai, ruang pegawai, ruang administrasi, ruang pertemuan, kamar mandi/wcb) Laboratoriumc) gudang peralatan

2) Bangunan kandang, 3) Bangunan penyimpan telur dan penetasan;

4) Bangunan gudang pakan,5) Bangunan pengolahan limbah,4) Bangunan paddock 5) Pagarb. Rehabilitasi/renovasi UPTD/Balai Pembibitan Ternak/BIBD antara lain bangunan kantor, kandang ternak, laboratorium, bangunan penyimpan telur dan penetasan, gudang peralatan, gudang pakan, bangunan paddock, tempat pengolahan limbah, dan pagar kantor.Penyediaan sarana pendukung UPTD/ Balai Pembibitan Ternak/BIBD antara lain: peralatan recording (timbangan, tongkat, pita ukur, identitas ternak, computer dan printer), chopper, hand traktor, sarana pengangkut rumput, mesin tetas, peralatan penampung semen(dummy, artificial vagina set), peralatan prossesing semen (mikroskop, timbangan digital, heating, layar monitor, cool top, incubator, haemocytometer, fiilling-sealing, pH meter, spektronik, alat/mesin printer straw, rak straw, container freezing, container storage, dan peralatan sterilisasi), genset, instalasi air. 2. Pembangunan/ Rehabilitasi/ Renovasi Bangunan Laboratorium Kesehatan Hewan dan penyediaan sarana pendukungnyaPembangunan/rehabilitasi/renovasi bangunan laboratorium kesehatan hewan dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat keamanan biologis (Biosecurity Level).

Acuan tata ruang pembangunan/rehabilitasi/renovasi laboratorium kesehatan hewan dan sarana pendukungnya antara lain:

a. Pembangunan Laboratorium Kesehatan Hewan Tipe B, ukuran maksimal 1000 m2, antara lain: 1) ruang kepala laboratorium,

2) ruang administrasi,3) ruang pertemuan, 4) ruang penerima sempel5) laboratorium (makro patologi, parasitologi, bakteriologi, serologi, virologi, ruang pembuatan media,ruang penyimpanan media, ruang sterilisasi, ruang ganti pakaian dan biomolekuler) 6) kandang hewan percobaan7) ruang pemeriksaan,8) gudang peralatan/bahan9) bangunan/sarana pengolahan limbah,10) kamar mandi/wc.

b. Rehabilitasi/renovasi laboratorium kesehatan hewan yaitu memperbaiki/mengganti/menambah atau memperluas elemen bangunan laboratorium yang rusak, berdasarkan analisis dinas teknis yang berwenang. Rehabilitasi/renovasi bangunan gedung Laboratorium Kesehatan Hewan termasuk sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset, sumur/pompa air, dan pagar laboratorium yang menjadi satu kesatuan dengan bangunan kantor.c. Penyediaan peralatan Laboratorium Kesehatan Hewan antara lain: Peralatan Makro Patologi (meja otopsi untuk hewan kecil, gergaji tulang, pisau nekropsi, scalpel, pinset anatomis dan sirurgis serta gunting); Peralatan Bakteriologi (refrigerator (2-8oC), freezer (0-20oC), incubators (45oC, 37oC, 25oC), mikroskop (dipoint), analytical balances, pH meter, Botol Durham, Autoclave, Stomacher, Bacterial counter, mikropipet, multi channel pipet, tabung reaksi (5ml, 10ml, 15ml, 20ml), bunsen burner, pippete volumetrix (1ml, 2ml, 5ml, 10ml), botol duran (100ml dan 250ml) dan Erlenmeyer); Peralatan Virologi (refrigerator 2-8oC, Freezer 0-(-30oC), mixers, centrifuges, mikroskop (fluorescent, binocular (inverted for tissue culture observations), analytical balance, pH meter, laminar flow cabinet, Erlenmeyer, gelas ukur, trypsinazer, gelas beku, deep freezer -70oC atau liquid nitrogen tank dan glass ware); Peralatan Serologi (lemari pendingin refrigerator 2-8oC, centrifuge, pH meter dan 1 unit ELISA + computer setting (ELISA Reader) ultra sonic); Peralatan Parasitologi (centrifuge, lemari pendingin refrigerator, mikroskop, botol pewarnaan, stop watch, pipet volumetrix local, sentrifuge hematocrit dan glass ware) dan peralatan penunjang (sarung tangan, masker, penutup kepala, gogle, sepatu boot dan warepack)d. Penyediaan Peralatan Inceneratore. Kendaraan roda-2 (dua) untuk Petugas medik veterinary dan paramedik veterinary PNS BAB IV

KEGIATAN DAK BIDANG PERTANIAN KABUPATEN/KOTAKegiatan DAK Bidang Pertanian Kabupaten/Kota meliputi Pengembangan Prasarana dan Sarana Air yang mencakup: irigasi air tanah, irigasi air permukaan, embung dan Dam parit. Pengembangan Prasarana dan Sarana Jalan Pertanian yang mencakup: jalan usaha tani dan jalan produksi. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan (BPP) Kecamatan dan Penyediaan Sarana Penyuluhan. Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan lantai jemur dan atau penyedian sarana pendukungnya. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi UPTD/Balai Perbenihan/Perbibitan dan penyediaan sarana pendukungnya. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Tempat Penampungan Susu dan Rumah Potong Hewan Unggas serta penyediaan sarana pendukungnya.Kabupaten/Kota yang sering dilanda kekeringan dan kebanjiran agar agar memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk pengembangan prasarana dan sarana air. Untuk mendukung pengembangan kawasan pertanian maka diperlukan pengembangan jalan usaha tani (JUT) yang difokuskan pada sentra tanaman pangan dan pengembangan jalan produksi difokuskan pada sentra tanaman hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi areal sawah irigasi teknis agar memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk pembangunan /rehabilitasi/renovasi balai perbenihan/perbibitan dan penyedian sarana pendukungnya. Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi areal pertanian agar memprioritaskan pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk pembangunan/ rehabilitasi/ renovasi kantor BPP Kecamatan dan penyediaan sarana penyuluhan. Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi lahan kering maupun persawahan dapat dibangun lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur dalam rangka mewujudkan cadangan pangan masyarakat sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat. Untuk Kabupaten/Kota yang mempunyai potensi pengembangan sapi perah dapat dibangun tempat penampungan susu, sedangkan yang mempunyai potensi pengembangan unggas dapat dibangun rumah potong hewan unggas.A.Pengembangan Prasarana dan Sarana AirPenyediaan prasarana dan sarana air yang dialokasikan dalam DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diarahkan untuk membangun fasilitas sumber air baru melalui pembangunan irigasi air tanah, pembangunan irigasi air permukaan, dan pembangunan embung, serta Dam parit yang digunakan untuk dimanfaatkan sebagai suplesi air irigasi mendukung usaha tanaman pangan.

Kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk penyediaan dan Pengembangan irigasi air tanah, irigasi air permukaan dan pembangunan embung serta Dam parit, dan bisa dilengkapi jaringan/ saluran irigasi. Sebelum pelaksanaan pembangunan fasilitas sumber air baru, perlu dilengkapi dengan Survey Investigasi Desain (SID). 1.Irigasi Air Tanah

Kegiatan irigasi air tanah merupakan pemanfaatan air tanah dalam dan air tanah dangkal yang dinaikkan ke permukaan untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi.

Komponen irigasi air tanah, antara lain : sumur bor/gali, pompa air dan perlengkapannya, rumah pompa, dan jaringan irigasi air tanah, dengan uraian sebagai berikut :

a. Pembangunan sumur dengan cara pengeboran atau digali untuk daerah yang mempunyai potensi air tanah cukup baik.

b. Penyediaan pompa air dan perlengkapannya agar menggunakan jenis pompa sentrifugal ataupun submersibel, yang digerakan dengan penggerak motor diesel/bensin, motor listrik ataupun tenaga surya.

c. Pembangunan rumah pompa air berupa bangunan permanen dan cukup kuat untuk menahan getaran mesin dengan pengamanan yang baik untuk pompa yang berkapasitas besar atau disesuaikan dengan kebutuhan.

d. Pembangunan jaringan irigasi air tanah (JIAT) untuk mengalirkan air dari pompa air ke lahan usaha tani.

2.Irigasi Air Permukaan

Kegiatan irigasi air permukaan merupakan pemanfaatan air permukaan (sungai, danau, mata air, air bekas galian tambang) dimana pada lokasi tersebut mempunyai potensi air permukaan.

Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan irigasi air permukaan, antara lain : pompanisasi, hidram, pipanisasi, kincir air, dan bendung kecil, dengan uraian sebagai berikut :

a. Pompanisasi, yaitu upaya mengambil air dari sumber air permukaan yang diangkat dengan mempergunakan pompa air, serta didistribusikan dengan menggunakan saluran terbuka atau saluran tertutup. Sumber tenaga bagi pompa air ini dapat menggunakan BBM, listrik, kincir angin, maupun panel surya.b. Hidram/Sistem Hidram adalah upaya mengambil air dari sumber air permukaan (sungai dan danau) dengan menaikkan air dari tempat yang lebih rendah ketempat yang lebih tinggi dari sumber air. Sistem ini menggunakan prinsip beda tinggi dan tekanan air.c. Pipanisasi, yaitu upaya untuk menyalurkan sumber air permukaan dengan menggunakan pipa, dimana dalam penyalurannya dapat dibantu dengan menggunakan pompa ataupun memanfaatkan gaya gravitasi.d. Kincir air, yaitu untuk menaikan sumber air permukaan dengan memanfaatkan tenaga dari aliran/arus air. Pada umumnya kincir air terdiri dari poros, lingkaran roda yang dilengkapi dengan tabung dan sudu-sudu yang dipasang pada sekeliling roda.3.Embung

Embung adalah bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air limpasan (run off) serta sumber air lainnya, yang selanjutnya dialirkan ke lahan pertanaman sehingga dapat berfungsi sebagai suplesi air bagi tanaman dalam usaha pertanian.

Dalam pembangunan embung yang dibiayai melalui DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Lokasi sesuai dengan peruntukan dan harus dapat memenuhi kaidah-kaidah konservasi air.

b. Lahan yang digunakan untuk pembangunan embung merupakan lahan bebas atas sengketa dan dibuktikan dengan penetapan keputusan Bupati/Walikota.

c. Kondisi fisik tanah pada lokasi pembangunan embung "tidak porus" dan merupakan daerah pertanian tanaman pangan yang memerlukan pasokan air dari embung sebagai suplesi air irigasi. Bila kondisi tanah lokasi embung "porus" maka dasar embung harus dilapis (Ilinning/plastik/tanah liat/geotekstil).

d. Bangunan embung terdiri atas kolam sesuai kondisi lapangan dengan kapasitas minimal 800 m3, bendung dan pelimpas (pada pelimpas perlu dibuat kolam olak), pintu penguras, pintu irigasi/saluran pemasukan (inlet), pintu irigasi/saluran pengeluaran (outlet).

e. Sebagai bangunan suplesi air irigasi maka air dari embung harus dibuatkan saluran irigasi untuk mendistribusikan air dari pintu outlet sampai ke petakan lahan usaha tani penerima manfaat 4.Dam Parit

Dam parit merupakan bangunan untuk meninggikan permukaan air dengan membendung aliran permukaan atau sungai kecil yang mempunyai potensi sebagi sumber air irigasi.

Dalam membangun Dam parit yang dibiayai melalui DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a.Dam parit dibangun dengan membendung aliran air untuk meninggikan muka air dari sungai dan mengalirkan langsung ke lahan usaha tani

b.Bangunan Dam parit harus memperhatikan kemudahan dalam membendung dan mendistribusikan air serta struktur tanah yang kuat untuk pondasi bendung.

c.Bangunan Dam parit yaitu talud/jagaan (free board), bangunan bendung/pelimpas, pengendali/pintu air, pintu penguras, saluran irigasi, dan kolam olak.

Konstruksi Dam parit yaitu talud/jagaan dan bendung yang terbuat dari pasangan batu dan kolam olak batu/beton bertulang.

B.

Pengembangan Prasarana dan Sarana Jalan Pertanian1.Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT)Jalan usaha tani yaitu prasarana transportasi pada kawasan pertanian tanaman pangan untuk pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian, memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian serta mengangkut hasil produk pertanian dari lahan pertanian menuju tempat pengumpulan sementara, tempat pengolahan atau pasar.

Pengembangan jalan usaha tani yang dibiayai melalui DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pembuatan jalan usaha tani yaitu membuat jalan usaha tani baru sesuai kebutuhan; b. Peningkatan kapasitas jalan usaha tani yaitu jalan usaha tani yang sudah ada ditingkatkan tonase/kapasitasnya sehingga bisa dilalui oleh kendaraan yang lebih berat/lebih besar; c. Rehabilitasi jalan usaha tani yaitu memperbaiki kualitas jalan usaha tani yang sudah rusak tanpa peningkatan kapasitas.

Lebar badan jalan usaha tani minimal dapat dilalui kendaraan roda 3 (tiga) dan dibuatkan tempat untuk berpapasan, sedangkan kapasitasnya disesuaikan dengan jenis komoditas yang akan diangkut dan alat angkut yang akan digunakan.

Spesifikasi dan komponen jalan usaha tani (bahu jalan, badan jalan, saluran drainase, gorong-gorong dan jembatan) disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

2.Pengembangan Jalan Produksi

Jalan produksi yaitu prasarana transportasi yang dibangun pada kawasan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan yang sudah ada tanaman/ternak yang di miliki petani Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan. Jalan produksi ditujukan untuk pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian, memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian serta mengangkut hasil produk pertanian dari lahan pertanian menuju tempat pengumpulan sementara, tempat pengolahan atau pasar.

Pengembangan jalan produksi yang dibiayai melalui DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Pembuatan jalan produksi yaitu membuat jalan produksi baru sesuai kebutuhan; b. Peningkatan kapasitas jalan produksi yaitu jalan produksi yang sudah ada ditingkatkan tonase/kapasitasnya sehingga bisa dilalui oleh kendaraan yang lebih berat/lebih besar; c. Rehabilitasi jalan produksi yaitu memperbaiki kualitas jalan produksi yang sudah rusak tanpa peningkatan kapasitas.

Lebar badan jalan produksi minimal dapat dilalui kendaraan roda 4 (empat) dan dibuatkan tempat untuk berpapasan, sedangkan kapasitasnya disesuaikan dengan jenis komoditas yang akan diangkut dan alat angkut yang akan digunakan.

Spesifikasi dan komponen jalan produksi (bahu jalan, badan jalan, saluran drainase, gorong-gorong dan jembatan) disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.

C. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Penyuluhan Pertanian

(BPP) Kecamatan dan Penyediaan Sarana Penyuluhan

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan adalah kelembagaan penyuluhan pemerintah pada tingkat Kecamatan sebagai tempat pertemuan para penyuluh dan pelaku utama (petani) untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan proses pembelajaran antara lain: percontohan/demplot, Latihan dan Kunjungan (LAKU), kaji terap, penyusunan dan pengembangan materi penyuluhan spesifik lokasi, serta pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama (petani).1. Prioritas Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk BPP Kecamatan a. Kabupaten/Kota yang telah memiliki kantor BPP Kecamatan yang kondisi bangunannya rusak, maka pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diproritaskan untuk rehabilitasi/renovasi Kantor BPP Kecamatan; b. Kabupaten/Kota yang telah memiliki kantor BPP Kecamatan dan kondisinya baik, maka pemanfaatannya diprioritaskan untuk pengadaan sarana penyuluhan berupa: seperangkat alat bantu pembelajaran untuk penyuluhan pertanian di kantor BPP Kecamatan dan pembangunan pagar (pagar untuk Kantor BPP, bukan pagar untuk lahan BPP Kecamatan) serta pengadaan kendaraan Roda 2 (dua) untuk penyuluh pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS);c. Kabupaten/Kota yang telah memenuhi kriteria poin a dan b tersebut di atas, maka pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk pembangunan Kantor BPP Kecamatan yang baru;

2 Rehabilitasi/Renovasi Kantor BPP Kecamatan.

Rehabilitasi kantor BPP Kecamatan yaitu memperbaiki/mengganti semua elemen bangunan yang rusak dan didasarkan pada analisis dinas teknis yang berwenang.

Renovasi bangunan BPP Kecamatan yaitu memperbaiki/merubah/menambah/ memperluas bangunan yang ada didasarkan pada analisis dinas teknis yang berwenang. 3Penyediaan Sarana PenyuluhanPenyediaan sarana penyuluhan dapat digunakan untuk membeli seperangkat alat bantu pembelajaran penyuluhan Pertanian di BPP Kecamatan dan penyediaan kendaraan roda 2 (dua) bagi penyuluh pertanian PNS.Seperangkat alat bantu pembelajaran penyuluhan Pertanian di BPP Kecamatan untuk memenuhi standar pelayanan minimal antara lain: LCD projector, Screen, wireless, megaphone, MIC, televisi, VCD/DVD player, white board, tape recorder, computer (destop dan laptop), printer, display, meubelair (kursi dan meja rapat) dan digital camera (Photo dan Video).DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dapat digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana lahan percontohan antara lain: Hand traktor R-2 dan Pompa Air.4Pembangunan Kantor BPP KecamatanPembangunan Kantor BPP Kecamatan yaitu pengadaan bangunan baru secara keseluruhan termasuk sarana penunjangnya antara lain: listrik/genset dan sumur/pompa air.

Bangunan tersebut termasuk pagar Kantor BPP Kecamatan yang menjadi satu kesatuan dengan bangunan kantor.Jenis dan luas bangunan kantor BPP Kecamatan maksimal terdiri atas:a. Ruang Kepala balai

9 m2;

b. Ruang rapat/pertemuan

40 m2;

c. Ruang fungsional/penyuluh

20 m2;

d. Ruang perpustakaan

15 m2;

e. Ruang peragaan/workshop

15 m2;

f. Ruang pengolahan data

10 m2;

g. Ruang dapur dan kamar mandi12 m2; danh. Rumah dinas Kepala balai

64 m2;

Ukuran panjang dan lebar (luas) ruangan serta bentuk bangunan dapat disesuaikan dengan standar dan kondisi wilayah setempat. 5Persyaratan Lokasi Pembangunan Kantor BPP KecamatanPersyaratan lokasi pembangunan kantor BPP Kecamatan antara lain Letak lahan strategis, mudah dijangkau oleh pelaku utama dan pelaku usaha serta mendukung prasarana dan sarana penyuluhan untuk mengoptimalkan fungsi BPP Kecamatan.

Selain untuk pembangunan Kantor BPP Kecamatan, maka lahan BPP Kecamatan juga dapat digunakan sebagai tempat percontohan sesuai dengan potensi wilayah/komoditas unggulan daerah setempat.D. Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan Lantai Jemur dan/ atau Penyediaan Sarana PendukungnyaLumbung Pangan Masyarakat merupakan sarana penyimpanan pangan pokok dalam mewujudkan cadangan pangan masyarakat untuk antisipasi masa paceklik (masa tanam), gejolak harga dan bencana alam.Pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur serta penyediaan sarana penunjangnya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Lokasi lumbung pangan masyarakat berada di Sentra Produksi dan atau daerah rawan pangan;2. Kelompok sasaran adalah kelompok afinitas atau kelompok lumbung pangan atau kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);3. Kelompok sasaran tersebut belum pernah mendapat fasilitas yang sama (pembangunan fisik lumbung) pada saat yang bersamaan atau pada tahun-tahun sebelumnya;4. Kelompok yang tahun-tahun sebelumnya pernah mendapat fasilitas fisik lumbung pangan, bisa mendapat fasilitas lantai jemur dan atau rice milling unit (RMU) pada tahun berikutnya, agar lumbung pangan dapat berfungsi lebih optimal;

5. Khusus untuk pengadaan RMU hanya dapat disediakan pada lumbung pangan di sentra Produksi Padi;6. Lahan tempat pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur disediakan oleh kelompok afinitas atau kelompok lumbung pangan atau kelompok tani atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);7. Kapasitas lumbung pangan masyarakat maksimal 50 ton per Unit.8. Sebelum pembangunan lumbung pangan masyarakat didahului dengan desain perencanaan dan pada saat pelaksanaan pembangunan dilakukan pengawasan; 9. Desain perencanaan dan pengawasan untuk pembangunan lumbung pangan masyarakat dan lantai jemur dibiayai dari dana diluar DAK dan diluar dana pendamping fisik APBD 10 %. E. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Perbenihan dan Perbibitan serta Penyedian Sarana PendukungnyaPenyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan/perbibitan dibangun di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten/Kota yang sejak awal sudah dipersiapkan untuk balai perbenihan/perbibitan dalam bentuk legal formal: peraturan daerah, peraturan Bupati/Walikota atau surat keputusan Bupati/Walikota. DAK tidak boleh digunakan untuk membangun Balai Perbenihan/Perbibitan yang status tanahnya belum jelas. Penyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan/perbibitan juga bisa untuk kelembagaan yang sudah dalam bentuk UPTD yang tupoksinya untuk pengembangan perbenihan/perbibitan.

Disamping untuk membangunan Balai Perbenihan/Perbibitan, DAK juga bisa digunakan untuk merehabilitasi atau merenovasi UPTD Perbenihan/ Perbibitan yang ada.Sebelum membangun Prasarana dan Sarana Balai Perbenihan/ Perbibitan harus didahului dengan desain perencanaan. Biaya untuk desain perencanaan dan pengawasan dalam pembangunan fisik harus disediakan dari APBD (di luar 10 % dana pendamping APBD).

1. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Perbenihan Tanaman Pangan dan penyediaan sarana pendukungnya.Dalam memenuhi kebutuhan penyediaan prasarana dan sarana Balai Benih sesuai dengan standar Balai Benih Tanaman Pangan (Padi dan Palawija) terdiri dari:a. Jenis dan luas bangunan maksimal bangunan Balai Benih yang dibangun baru terdiri atas:

1) Bangunan kantor (ruang kepala,staff, ruang tamu)

50 m2;2) Gudang benih (termasuk cool storage)100 m2;3) Gudang peralatan

150 m2;4) Gudang prosessing/ werk loods

100 m2;5) Gudang saprodi

50 m2;6) Laboratorium

20 m2;7) Lantai jemur

100 m28) Pagar

UPTD/BalaiUkuran panjang dan lebar (luas) bangunan dapat disesuaikan kondisi wilayah setempat. b. Rehabilitasi/renovasi UPTD/balai meliputi bangunan kantor, gudang benih, gudang peralatan, gudang prosessing, gudang saprodi, laboratorium, lantai jemur dan pagar.

c. Penyediaan sarana pengairan antara lain pembangunan sumur dalam (deep well), embung, long storage, jaringan/saluran irigasi teknis, pintu air berikut sarana pendistribusiannya (pipa, selang, dan pompa air).

e. Penyediaan peralatan Produksi antara lain mini tractor, hand tractor, mist blower, hand sprayer, power sprayer, cangkul, arit/parang, alat mesin panen, kendaraan roda 3 (tiga), landak dan mesin pemotong rumput.f. Penyediaan peralatan Pengolahan/Penyimpanan Benih antara lain power thresher, silo, dryer, box dryer, seed cleaner, grader, winnower seed cleaner, bag closer dan timbangan.g. Penyediaan peralatan Laboratorium antara lain moisture tester, germinator, timbangan analitik, thermohygrograph, meja kemurnian dan mechanical divider.

h. Pembangunan/rehabilitasi/renovasi jalan usaha tani di areal balai benih.2. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Perbenihan Hortikultura dan Penyediaan sarana pendukungnya.Anggaran DAK di prioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi/ renovasi UPTD/Balai Perbenihan dan penyediaan sarana pendukungnya, termasuk di dalamnya kelengkapan prasarana, sarana, dan peralatan untuk berfungsinya Balai Perbenihan Hortikultura.

Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 hanya dapat digunakan untuk prasarana, sarana dan peralatan yang berumur ekonomis panjang.

Pembangunan /rehabilitasi/renovasi UPTD/Balai Perbenihan Hortikultura meliputi:a. Kantor balai b. Gudang peralatan c. pagar kantor balai d. jalan kebun balaie. Penyediaan listrik/genset, sumur/pompa air Prasarana dan sarana mendukung pengembangan perbenihan Hortikultura meliputi:

a. Pengembangan Benih Tanaman Buah, komponennya dapat mencakup:1) Pembangunan/ rehabilitasi /renovasi Screen House, untuk Blok Fondasi (BF) dan Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) komoditas jeruk. Dengan spesifikasi sebagai berikut Atap net 100 mesh, Rangka besi, Pondasi batu kali, Dinding net 100 mesh, Pintu masuk ganda dan Jaringan irigasi (Springkle). Ukuran minimal Screen House yaitu 168 M22) Pembangunan shading net (rumah bayang), Dengan spesifikasi sebagai berikut atap net, rangka besi, dan pondasi batu kali. Ukuran minimal Shading net yaitu 168 M23) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi gudang benih;

4) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya5) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut.b. Pengembangan Benih Tanaman Sayuran dan Tanaman Biofarmaka, komponennya dapat mencakup:1) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi laboratorium kultur jaringan;

2) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi screen house benih kentang dengan ukuran minimum 300 m2, dengan spesifikasi: fondasi batu kali di sekeliling bangunan screen; rangka baja ringan berlapis galvanic; screen: bahan PE Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih, angin yang tembus 47 (5%), mesh 36/58 lubang/cm linear, berat 110 gram/mm2;; pintu masuk screen dibuat ganda (pintu pertama menuju ruang yang terdapat bak desinfektan, pintu ke dua menuju tempat pertanaman); terdapat bak semen untuk desinfektan; jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet pump diesel dan bak nutrisi.3) Pembangunan shading net (rumah bayang) untuk benih cabe ukuran minimum 200 m2, dengan spesifikasi sebagai berikut untuk shading atap tipe anyaman rajut, warna putih transparan, tingkat pencahayaan 76 81%, pencahayaan yang tembus 66 71%, angin yang tembus 38 43%, lubang/cm2: 73, mesh lubang pori: 38, bahan PE monovilamen;, fondasi batu kali di sekeliling bangunan screen; rangka baja ringan berlapis galvanic; untuk screen sampping: bahan PE Monovilamen, beranyaman rajut, warna putih transparan, tingkat pencahayaan 68 73%, pencahayaan yang tembus 63 69%, angin yang tembus 20 29%, lubang/cm2: 127, mesh (lubang pori): 66; terdapat jaringan irigasi untuk penyiraman tanaman; pompa air jet pump diesel.4) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi gudang benih bawang merah, bawang putih dan tanaman obat dengan minimum luasan 75 m2, dengan spesifikasi bangunan permanen (beton), terdapat para-para kayu bertingkat di dalam seluruh bangunan (untuk bawang merah dan putih), ventilasi dan sirkulasi udara di dalam bangunan harus cukup dan terdapat sarana perapian/ cerobong pengasapan apabila gudang dibangun di dataran tinggi.5) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya;6) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut untuk sarana angkut benih.c. Pengembangan Benih Tanaman Florikultura, komponennya dapat mencakup:1) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi screen house benih krisan dengan spesifikasi sebagai berikut : pondasi batu kali, rangka bangunan; pintu dan rak perakaran dari besi, atap plastic UV 14%, dinding dengan insect sreen, sarana irigasi lengkap dengan bak penampungan air, paralon dan springkle, sarana penerangan dengan lampu TL.Ukuran minimal 300 m22) Pembangunan shading net (rumah bayang) untuk leather leaf dengan spesifikasi sebagai berikut : paranet 70 75%, mulsa plastic hitam perak, bambu petung, instalasi air (bak penampungan, sumur, pompa, hand sprayer)3) Penyediaan sarana pengairan yaitu pompa air dan instalasinya;4) Pembangunan/rehabilitasi/renovasi laboratorium kultur jaringan;5) Penyediaan peralatan laboratorium kultur jaringan; dan6) Penyediaan alat dan mesin produksi benih antara lain power sprayer, mini tractor, kendaraan roda 3 (tiga) dilengkapi dengan bak angkut; 3. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Perbenihan Perkebunan dan penyediaan sarana pendukungnya.Penyediaan prasarana dan sarana balai perbenihan perkebunan diprioritaskan untuk pembangunan/ rehabilitasi/renovasi balai benih yaitu kebun induk, kebun entres, kebun bibit, gudang; rumah lindung (screen house); jalan kebun, penyediaan peralatan produksi benih (termasuk kultur jaringan), penyediaan sarana pengairan (termasuk pompa air, sprinkel) dan penyediaan sarana/peralatan pembenihan;4. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Balai Perbibitan TernakDalam rangka meningkatkan dan memenuhi kebutuhan prasarana dan sarana Balai Pembibitan Ternak, maka perlu dilakukan upaya untuk membangun/merehabilitasi/ merenovasi UPTD/Balai perbibitan milik daerah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. UPTD dimaksud terdiri dari pembibitan ternak dan hijauan pakan ternak serta inseminasi buatan .Anggaran DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 diprioritaskan untuk pembangunan/rehabilitasi/renovasi kantor balai, kandang ternak, dan sarana pendukung antara lain listrik/genset, sumur/pompa air dan peralatan lain untuk berfungsinya UPTD/balai pembibitan ternak.a. Pembangunan UPTD/balai pembibitan ternak:

1) Bangunan kantor Balai, ukuran 1 Ha antara lain:

b. ruang kepala balai, ruang pegawai, ruang administrasi, ruang pertemuan, kamar mandi/wcc. Laboratoriumd. gudang peralatan

2) Bangunan kandang,

3) Bangunan penyimpan telur dan penetasan;4) Bangunan gudang pakan,5) Bangunan/sarana pengolahan limbah,6) Bangunan paddock 7) Pagarb. Rehabilitasi/renovasi UPTD/Balai Pembibitan Ternak antara lain bangunan kantor, kandang ternak, penyimpan telur dan penetasan, laboratorium, gudang peralatan, gudang pakan, bangunan paddock, tempat pengolahan pupuk, dan pagar kantor.c. Penyediaan sarana pendukung UPTD/ Balai Pembibitan Ternak antara lain: peralatan recording (timbangan, tongkat, pita ukur, identitas ternak, komputer dan printer), chopper, hand tractor, sarana pengangkut rumput, mesin tetas, genset, dan instalasi air. d. Penyediaan kendaran roda 2 (dua) untuk petugas pengawas bibit ternak dan recording. F. Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Tempat Penampungan Susu dan Rumah Potong Hewan Unggas serta Penyediaan Sarana Pendukungnya1 Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Tempat Penampungan Susu (TPS)

Tempat penampungan susu adalah suatu usaha yang kegiatannya melakukan pengumpulan, untuk selanjutnya dijual dan atau untuk usaha pengolahan susu.Pembangunan/rehabilitasi/renovasi tempat penampungan susu untuk memenuhi persyaratan hygiene-sanitasi dalam rangka penerapan jaminan keamanan pangan pada mata rantai produksi susu segar di kelompoktani/ gapoktan (sentra penghasil susu) yang ada di Kabupaten/Kota, meliputi:

a. Pembangunan TPS, mencakup:

1) Bangunan dengan ukuran maksimal 200 m2, yang terdiri dari antara lain;

a. Ruang penampungan susu

b. Ruang pengolahan susu

c. Ruang pengujian kualitas susu

d. Ruang penyimpanan (cool room)

2) Ruang cuci peralatan susu (milk can) dengan ukuran maksimal 10 m2;

3) Tandon air dengan ukuran maksimal 50 m3;

4) Instalasi saluran air.

b. Rehabilitasi/renovasi tempat penampungan susu mencakup bangunan, ruang cuci perlatan susu, tandon air dan instalasi saluran air.

c. Penyediaan peralatan tempat penampungan susu,mencakup:

1) Cooling unit (milk tank, water pump dan refrigerator unit);

2) Water Heater;3) Milk can;4) Peralatan pasteurisasi5) Pompa air;

6) Peralatan pengujian susu;7) Sarana pencucian tangan;8) Listrik/Genset.2 Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U) dan Penyediaan Sarana Pendukungnya.

Rumah Potong Hewan Unggas (RPH-U) adalah kompleks bangunan dengan design dan konstruksi khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta digunakan sebagai tempat memotong unggas bagi konsumsi masyarakat umum.

Pembangunan RPH-U akan dibangun di daerah sentra produksi unggas untuk menjamin keamanan dan kualitas produk bagi konsumsi masyarakat, yang dalam kepemilikan dan pengelolaannya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan swasta.Pembangunan/Rehabilitasi/Renovasi RPH-U meliputi bangunan, peralatan utama dan peralatan pendukung terdiri dari:

a. Pembangunan rumah potong hewan unggas dengan luas maksimal 500 m2, yang meliputi: 1) Kandang penampungan unggas ( ukuran maksimal 200 m2 atau mampu menampung minimal 3000 ekor)

2) Ruang Kantor

3) Ruang Area Kotor (tempat pengantungan unggas, tempat pemingsanan, tempat perendaman air panas, tempat pencabutan bulu, dan tempat pengeluaran jeroan)

4) Ruang Area Bersih (tempat pencucian karkas, tempat perendaman/pendinginan karkas, tempat penanganan dan penimbangan karkas)

5) Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL);

6) Tandon air dengan ukuran maksimal 50 m3;

7) Drainase.

b. Rehabilitasi/Renovasi rumah potong hewan unggas mencakup ruang produksi, tempat penampungan unggas, instalasi pengolahan limbah, tandon air, dan drainase. c. Penyediaan peralatan utama rumah potong hewan unggas antara lain:

1) Alat Penggantungan unggas hidup (sackle holder);

2) Bak penampungan darah;

3) Bak perebus air panas (scalder), yang dilengkapi dengan kompor dan tabung gas;

4) Alat pencabut bulu (plucker);

5) Meja eviscerasi/pengeluaran jeroan;

6) Bak pencucian karkas;

7) Bak perendaman/pendinginan karkas;

8) Meja penanganan karkas;

9) Timbangan;

10) Dipping kaki (foot deep).

d. Penyediaan peralatan dan Mesin Pendukung rumah potong hewan unggas antara lain:

1) Pisau;

2) Talenan;

3) Box/crate;

4) Peralatan sanitasi;

5) Water sprayer;

6) Genset.

BAB V

PEMBINAAN DAN PELAPORANA. Pembinaan1. Sekretariat Jenderal cq. Biro Perencanaan bersama-sama Eselon-I lingkup Kementerian Pertanian terkait melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 lingkup Pertanian Provinsi dan atau Kabupaten/Kota2. Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan DAK Bidang Pertanian lingkup Kabupaten/Kota.

3. Kepala Dinas/Badan lingkup pertanian Kabupaten/Kota melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi dalam menyusun RKA- DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 untuk mensinergikan terhadap program/kegiatan yang terkait dengan bidang pertanian.

4. Pengusulan data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun 2015 untuk Provinsi disampaikan secara resmi ke Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian. Adapun softcopy dan hardcopy dapat dikirim melalui Fax. (021) 78839618 dan atau email ke: [email protected]. Pengusulan data teknis DAK Bidang Pertanian Tahun Anggaran 2015 untuk Kabupaten/Kota harus melalui Dinas Pertanian Provinsi untuk diteruskan secara resmi ke Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dan ditembuskan ke Eselon I terkait. Adapun softcopy dan hardcopy dapat dikirim melalui Fax. (021) 78839618 dan atau email ke: [email protected]. Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) DAK Bidang Pertanian di Provinsi Tahun 2014 agar disampaikan secara resmi ke Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian. Adapun softcopy dan hardcopy dapat dikirim melalui Fax. (021)78839618 dan atau email ke: [email protected]. Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) DAK Bidang Pertanian di Kabupaten/Kota Tahun 2014 harus disampaikan melalui Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi untuk diteruskan dan disampaikan secara resmi ke Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian. Adapun softcopy dan hardcopy dapat dikirim melalui Fax. (021)78839618 dan atau email ke: [email protected]. Untuk biaya pembinaan, penyusunan data teknis, pemantauan dan evaluasi kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dibebankan pada APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota.9. Bagi SKPD Lingkup Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota yang tidak mengirimkan DPA DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 ke Sekretaris Jenderal Cq Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian akan dikenakan Punishment terhadap alokasi anggaran DAK Bidang pertanian Tahun 2015.B. Pelaporan1. Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi pelaksana DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 wajib menyampaikan laporan triwulan dan tahunan tentang realisasi pelaksanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 kepada Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, dengan tembusan Menteri Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Kementerian Pertanian terkait dan Gubernur terkait.

2. Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Kabupaten/Kota pelaksana DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 wajib menyampaikan laporan triwulan dan tahunan tentang realisasi pelaksanaan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 kepada Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi untuk diteruskan dan disampaikan ke Sekretaris Jenderal c.q Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, dengan tembusan Menteri Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Kementerian Pertanian terkait, Bupati/WaliKota terkait.

3. Format laporan triwulan dan tahunan mengacu pada format yang tertuang pada format laporan triwulanan dan tahunan sesuai Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri, Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE-1722/MK.07/2008 dan Nomor 900/3556/SJ tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemantauan Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

Laporan triwulanan yang ditujukan ke Sekretaris Jenderal c.q Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian paling lambat diterima minggu pertama setiap triwulan berakhir via pos, fax (021-7804156, 78839618) dan atau email ke alamat [email protected]. Untuk triwulan I (Januari Maret) paling lambat diterima minggu pertama April berupa laporan perencanaan kegiatan sebagaimana format 8 (khusus untuk laporan triwulan I, kolom yang digunakan hanya kolom 1 s/d 8).

b. Untuk triwulan II (April Juni) paling lambat diterima minggu pertama Juli.

c. Untuk triwulan III (Juli September) paling lambat diterima minggu pertama Oktober.

d. Untuk triwulan IV (Oktober Desember) yang sekaligus sebagai laporan tahunan paling lambat diterima Minggu pertama tahun berikutnya. dane. Format laporan triwulan dan tahunan DAK Bidang Pertanian 2014 sebagaimana tercantum pada daftar lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini.4. Laporan akhir tahun anggaran DAK Bidang Pertanian Provinsi Tahun 2013 disampaikan kepada Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pertanian dengan tembusan Menteri Keuangan, Direktur Jenderal / Kepala Badan lingkup Kementerian Pertanian terkait dan Gubernur terkait.

5. Laporan akhir tahun anggaran DAK Bidang Pertanian Kabupaten/Kota disampaikan kepada Kepala Dinas/Badan lingkup Pertanian Provinsi untuk diteruskan dan disampaikan Sekretaris Jenderal c.q Kepala Biro perencanaan Kementerian Pertanian dengan tembusan Menteri Keuangan, Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Kementerian Pertanian terkait, Bupati/WaliKota terkait.

6. Laporan akhir tahun anggaran 2013 memuat gambaran umum kegiatan DAK Bidang Pertanian, output (keluaran), outcome (hasil), impact (dampak) dari kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 dan realisasi anggaran, hambatan, dan masalah yang dihadapi, serta saran perbaikan di masa mendatang.7. Hasil laporan DAK Bidang Pertanian Tahun 2013 menjadi salah satu dasar penilaian dalam menetapkan alokasi anggaran DAK Bidang Pertanian pada Tahun 2015 (penerapan punishment ).BAB VIPENUTUPKegiatan-kegiatan yang dibiayai dari DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 sebagaimana diuraikan dalam Petunjuk Teknis Pemanfaatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 merupakan menu pilihan, dimana Gubernur dan Bupati/Walikota dapat memilih kegiatan sesuai prioritas daerah.

Pemilihan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 mengacu kepada program kegiatan jangka menengah sesuai Renstra Kementerian Pertanian.Agar pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 dapat berdaya dan berhasil guna, maka kegiatan DAK Bidang Pertanian Tahun 2014 disinergikan dengan kegiatan yang bersumber dari pendanaan lainnya (seperti dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota serta sumber dana lainnya).MENTERI PERTANIAN,

SUSWONO60