drug induced hepar disease.pptx
TRANSCRIPT
DRUG INDUCED HEPAR DISEASE
Kelompok VI :Aidil FitriBella ArdhiyatiCitra AmaliaFadhilatun KhoiriyahMardianaSaira
DEFINISIDrug induced hepatitis
penyakit hati yang diinduksi oleh obat yang diresepkan oleh dokter ataupun yang dibeli secara bebas seperti vitamin, hormone, herbal, obat – obat terlarang dan bahan – bahan beracun lainnya.
PATOGENESISMekanisme pathogenesis :
• Gangguan dari hepatositIkatan pengikatan protein inteaseluler obat dapat menyebabkan penurunan tingkat ATP, menyebabkangangguan aktin pada permukaan hepatosit dapat menyebabkan gangguan membrane.
• T – sel sitolitik aktivasiKovalen mengikat obat supaya enzim P – 450 dapat bertindak sebagai immunogen, untuk mengaktifkansel T dan sitokin serta merangsang respon imun lainnya.
• Apoptosis dari hepatositAktivasi dari jalur apoptosis oleh faktor nekrosis tumor – alfa reseptor dari FAS dapat memicu kaskade intraseluler, yang berakibat pada kematian sel terprogram.
• Gangguan mitokondriaObat tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda dari produksi energy beta – oksidasi dengan menghambat sintesis dinukleotida, sehingga terjadi penurunan produksi ATP.
• Cedera saluran empeduHasil metabolism yang beracun diekskresikan dalam empedu dapat menyebabkan cedera epitel saluran empedu.
FUNGSI HATI
pembentukan dan eksresi empedu metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis,
glukoneogenesis) Metabolisme protein Metabolisme lemak (katogenesis, sintesis kolesterol,
penimbunan lemak) Penimbunan vitamin dan mineral Metabolisme steroid Detoksifikasi Hemodinamik dan filtrasi
Dan salah satu fungsi hati yang penting lainnya ialah melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya yang masuk dari luar, misalnya obat.
KLASIFIKASI
Hepatotoksisitas akibat obat secara umum dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu :
HEPATOTOKSISITAS INTRINSIK (hepatotoksisitas direk/dapat diprediksi)
Contoh hepatotoksisitas intrinsik adalah hepatotoksisitas akibat pajanan terhadap zat kimia industri maupun lingkungan atau toksin, seperti karbon tetraklorida, fosfor, atau beberapa jenis jamur yang menyebabkan jejas hati.
HEPATOTOKSISITAS IDIOSINKRATIK (hepatotoksisitas indirek/tidak dapat diprediksi).
Contoh hepatotoksisitas idiosinkratik merupakan hepatotoksisitas yang disebabkan oleh obatobat konvensional dan produk herbal yang menyebabkan hepatotoksisitas hanya pada sejumlah kecil resipien (1:10.000-1:100.000).
Toksin yang menyebabkan kerusakan pada hati dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu :
• Toksin yang selalu menyebabkan kerusakan pada hati ( direct toxins )
Merupakan solvent pembersih carbon tetrachloride dan jamur amanita dapat langsung menyebabkan kerusakan pada sel hati.
• Toksin yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan pada hati ( idiosyncratic toxins )
Toksin yang dapat menyebabkan hepatitis pada beberapa orang yang belum diketahui penyebabnya.
Obat-obat yang menyebabkan penyakit hati• Acetaminophen ( Tylenol )• Statins• Nicotinic acid ( Niacin )• Amiodarone ( Cordaronez )
Antibiotik – antibiotik• Isoniazid ( Nydrazid, Laniazid )• Rifampisin • Nitrofurantoin
Non-steroid anti inflammatory drugs ( NSAID )• Tacrine ( Cognex )• Disulfiram• Vitamin A dan obat herbal
Masalah penyakit pada hati dan obat yang terlibat dalam penyakitnya
• Acetaminophen ( Tylenol )Overdosis acetaminophen dapat merusak hati. Kemungkinan
kerusakan serta keparahan dari kerusakan tergantung pada dosis acetaminophen yang dikonsumsi. lebih tinggi dosisnya, lebih mungkin aka nada kerusakan dan lebih mungkin bahwa kerusakan akan menjadi lebih beat / parah. reaksi pada acetaminophen adalah tergantung dosis dan dapat diprediksikan, bukan idiosyncratic. Luka hati dari overdosis acetaminophen adalah hal yang serius kerana kerusakan dapat berat / parah dan berakibat pada gagal hati dan kematian.
• StatinsStatins adalah obat – obat yang paling luas digunakan untuk
menurunkan kolesterol LDL dalam rangka mencegah serangan – serangan jantung dan stroke. Kebanyakan dokter – dokter percaya bahwa statins adalah aman untuk penggunaan jangka panjang, dan jarang berbahaya kepada hati. Tetapi sebenarnya statins dapat membahayakan hati. Yang menjadi pertimbangan adalah peninggian yang ringan pada tingkat – tingkat darah dari enzim hati ( ALT dan AST ) tanpa gejala. Studi – studi klinik telah menemukan peninggian sebanyak 0.5 % sampai 3 % dari pasien yang mengkonsumsi statins. Kelainan ini biasanya membaik atau menghilang sepenuhnya atas penghentian statins atau pengurangan dosis. Tidak ada kerusakan hati yang menetap6.
Masalah penyakit pada hati dan obat yang terlibat dalam penyakitnya
Antibiotik – antibiotik• Isoniazid ( Nydrazid, Laniazid )
Isoniazid telah digunakan berpuluh tahun untuk merawat pasien tuberculosis. Kebanyakan pasien dengan penyakit hati yang diinduksi isoniazid hanya membuat peninggian yang ringan dari enzim AST dan ALT dan tanpa gejala hanya 1-2 % pasien yang terjadi hepatitis. Resiko terjadinya hepatitis lebih sering terjadi pada pasien yang sudah tua dibandingkan dengan yang masih muda. Resiko terjadinya penyakit hati yang serius terjadi sekitar 0,3 % pada pasien dewasa muda dan meningkat 2 % pada pasien yang berumur lebih dari 50 tahun. 5-10 % pasien terjadi gagal hati dan memerlukan transplantasi hati. Resiko semakin meningkat jika ditambah dengan mengkonsumsi alcohol.
Gejala – gejala awal dari hepatitis isoniazid adalah kelelahan, nafsu makan berkurang, mual dan muntah bahkan sampai terjadi jaundice. Kebanyakan paien dengan hepatitis isoniazid sembuh sepenuhnya dengan segera menghentikan obat. Penyakit hati yang lebih berat terjadi jika terjadi hepatitis namun konsumsi isoniazid tetap diteuskan. Oleh karena itu diagnosis awal sangat penting untuk menentukan prognosis pasien.
• Rifampisin Rifampisin adalah obat antituberkulosis yang biasanya digunakan infeksi tuberkulosis.
Rifampisin bisa merusak hati dengan 3 cara :a) Mengganggu proses metabolisme bilirubin dan asam empedu. Efeknya reversible dan
mekanismenya tidak diketahui, walaupun ada yang mengatakan efeknya merusak hepatosit.b) Rifampisin menginduksi metabolisme obat di retukulum endoplasma yang mengganggu
biotransformasi dari zat – zat yang hepatotoksik, apalagi jika digabung dengan isoniazid.c) Rifampisin sendiri bisa mengakibatkan efek seperti hepatitis akibat virus. Namun karena
rifampisin diberikan bersamaan obat antituberkulosis yang lain, maka hepatitis akibat rifampisinnya sendiri masih belum dapat dipastikan.
JENIS PENYAKIT PADA HATI
1. KronisPenyakit hati kronis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kerusakan jaringan hati yang bertahap seiring denga perjalanan penyakit, yang dapat menyebabkan fibrosis dan sirosis hati.
Contoh :• hepatitis kronis• Sirosis hati• Fibrosis hati• hepatoma
Jenis penyakit pada hati terbagi menjadi 2, yaitu :
2. Akut Penyakit hati akut adalah Penyakit hati yang kemungkinan disebakan oleh virus,obat-obatan, alkohol dan keadaan iskemia.
GEJALA DAN TANDA PADA PASIEN PENYAKIT HATI
Diagnosis dari penyakit – penyakit hati yang diinduksi oleh obat sering kali sulit ditegakan, pasien mungkin tidak mempunyai gejala – gejala dari penyakit hati atau mungkin hanya gejala ringan yang tidak spesifik :
1. ikterik2. Fatigue3. Berat badan menurun4. Mual dan muntah5. Warna urin seperti teh6. Nyeri pada perut
Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penyakit hepatitis karena obat, yaitu :
• Demam• Gatal Pada Kulit• Diare• Nyeri Sendi• Mual• Sakit Kepala
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jika seorang pasien mempunyai gejala-gejala, tanda-tanda, dan tes-tes hati yang abnormal, dokter kemudian mencoba memutuskan apakah obat-obat yang menyebabkan penyakit hati dengan :
- Mencatat sejarah konsumsi alkohol dengan hati-hati untuk menyampingkan penyakit hati alkoholik.
- Melakukan tes-tes darah untuk menyampingkan hepatitis virus B dan hepatitis C, dan untuk menyampingkan penyakit-penyakit hati kronis seperti primary biliary cirrhosis (PBC).
- Melakukan USG perut dan CT scan dari hati untuk menyampingkan penyakit kantung empedu dan tumor-tumor hati.
- Mencatat riwayat pencernaan dengan hati-hati, terutama permulaan baru-baru ini dari obat-obatan yang umumnya dihubungkan dengan penyakit hati.
PEMERIKSAAN LABORATORIUMA. SERUM BILIRUBINBilirubin adalah ligmen empedu primer yang berasal dari perusakan sel darah merah dilimpa dan sum-sum tulang. Bilirubin merupakan hasil akhir desredasi bagian hemehaemoglobin yang terkandung dalam sel merah. Kenaikan konsentrasi serum bilirubin dapat disebabkan oleh kerusakan hati.Serum blirubin berguna untuk memantau perkembangan dari keparahan penyakit hati
B. SERUM TRANSAMINASESerum apastate ainotranferase/transaminase (ATS) atau serum glumatic. Oxaloacetic transaminase (SGOT) Serum alanine aminotransferase/transaminase (ALT) atau serum glutanic-pyruvic transaminase (SGPT)
C. SERUM ALKALINE MOSPHATASE (ALP)Obstruksi saluran empedu akan menstimulasi produksi ALP dalam sel hati. Jika ALP meningkat bersamaan dengan meningkatnya bilirubin maka ini merupakan indikasi kolestatis. Jika ALP saja yang meningkat maka hal ini dapat menjadi indikasi infiltrasi hati.
D. GAMMA GLURAMYL TRANSFERASE (GGT, YGT, TRANSPEPTIDASE)Nilai GGT meningkat pada kebanyakan tipe penyakit ini , tetapi terutama sekali pada obstruksi saluran empedu.
E. ALBUMIN PLASMAAlbumin plasma disintesis dihati dan perubahan konsentrasi serumnya erupakan petunjuk yang berguna terhadap fungsi sintesis hati.
F. PROTHOMBIN TIM (PT)Prothimbin time adalah waktu yang diperlukan untuk dihasilkannya fibrin clot dalam plasma pada kondisi standar.
FAKTOR RESIKO
• RAS• Umur• Jenis Kelamin• Alkohol• Penyakit hati• Faktor genetik
PENCEGAHAN
Karena kita tidak tahu bagaimana respon tubuh masing-masing terhadap obat maka tidak ada pencegahan yang bisa dilakukan. Tetapi setidaknya kita dapat menurunkan faktor resiko, seperti :
• Batasi penggunaan obat jikalau perlu saja • Membeli obat sesuai dengan aturan resep dari
dokter • Hati-hati dalam penggunan herbal dan suplemen• Jangan mencampur penggunaan obat dan alcohol• Hati-hati dengan paparan bahan kimia• Lindungi anak-anak dari semua obat, herbal dan
suplemen
CONTOH ANALISA KASUSAnak Rn 8th dibawa orangtuanya ke RS dengan keluhan demam,
lemas, mual, muntah, dan nafsu makan berkurang sejak 3 hari yang lalu.Seminggu yang lalu, anak Rn menggunakan augmenten untuk mengobati autitis media. Riwayat pengobatan anak Rn mengalamie pilepsi sejak usia5th,diobati dengan fenitoin hingga saat ini. Pemeriksaan lab nilai SGPT 430 ui/L, SGOT 294, alkali fosfat 1230 ui/L, albumin 4,1 g/dL. Tidak ada obstruksi empedu.Pemeriksaan fisik:BB : 25 kgTinggi : 140 cmBMI : 18Suhu : 39,1°C
Analisa kasus tersebut dengan menggunakan metode SOAPS : demam, lemas, mual, muntah, nafsu makan berkurang sejak 3 hari yang laluO : nilai SGPT 430 ui/L, SGOT 294, alkali fosfat 1230 ui/L, albumin 4,1 g/dLA : seminggu yang lalu anak Rn menggunakan augmenten untuk mengobati autitis media, riwayat pengobatan anak Rn mengalami epilepsi sejak usia 5 tahun, diobati dengan fentolin hingga saat ini P :dengan pemberian obat fenitoin