dssfsf.docx

50
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pekerjaan merupakan beban bagi para pekerja. Beban tersebut dapat berupa beban fisik, beban psikis dan beban sosial dalam kehidupan individu untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan- kebutuhan tertentu agar kelangsungan hidup individu tersebut dapat dipertahankan dan taraf kehidupan yang lebih baik dapat dicapai oleh setiap pekerja yang bersangkutan. Dilihat dari status ekonomi setiap orang, dimana kebutuhan hidup yang terus meningkat setiap harinya sehingga hampir sebagian orang dapat melakukan pekerjaan apapun agar dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Walaupun beberapa pekerjaan yang ditekuni setiap orang tersebut dapat menimbulkan kelelahan kerja yang disebabkan oleh karena beban kerja fisik dan sikap kerja yang tidak alamiah. Adapun beban setiap jenis pekerjaan berbeda-beda tergantung pada jenis dan lamanya pekerjaannya. Beban kerja pada setiap orang seharusnya disesuaikan terhadap kemampuan fisik dari pekerja.

Upload: jacob-jones

Post on 23-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

31

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSetiap pekerjaan merupakan beban bagi para pekerja. Beban tersebut dapat berupa beban fisik, beban psikis dan beban sosial dalam kehidupan individu untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan- kebutuhan tertentu agar kelangsungan hidup individu tersebut dapat dipertahankan dan taraf kehidupan yang lebih baik dapat dicapai oleh setiap pekerja yang bersangkutan. Dilihat dari status ekonomi setiap orang, dimana kebutuhan hidup yang terus meningkat setiap harinya sehingga hampir sebagian orang dapat melakukan pekerjaan apapun agar dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari. Walaupun beberapa pekerjaan yang ditekuni setiap orang tersebut dapat menimbulkan kelelahan kerja yang disebabkan oleh karena beban kerja fisik dan sikap kerja yang tidak alamiah. Adapun beban setiap jenis pekerjaan berbeda-beda tergantung pada jenis dan lamanya pekerjaannya. Beban kerja pada setiap orang seharusnya disesuaikan terhadap kemampuan fisik dari pekerja. Kemampuan kerja setiap orang berbeda-beda, hal ini sangat tergantung dari kebugaran jasmani, keadaan fisik, jenis kelamin, tingkat keterampilan, usia, ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan (Sumamur P.K, 2009), (Tarwaka, dkk,2004). Di Desa Keramas merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar. Sebagian dari penduduknya memiliki usaha industri kecil sebagai produsen batu bata, sedangkan pekerjanya disamping penduduk lokal juga ada yang berasal dari daerah lain diantaranya ada yang dari Jawa. Batu bata yang diproduksi di desa Keramas ini merupakan batu bata yang dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat- alat sederhana, sehingga batu bata yang dihasilkan memiliki tekstur kasar. Semua pekerja produsen batu bata tersebut memiliki konsekuensi beban kerja yang mengarah ke fisik. Di dalam proses pembuatan batu bata secara tradisional tersebut merupakan pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik, dimana sikap kerja para pekerja dalam proses pembuatan batu bata tersebut dari posisi berdiri, membungkuk saat mencangkul dan kedua kaki pekerja menginjak- nginjak tanah liat atau tanah lempung yang dicampurkan dengan sedikit air agar menjadi adonan cetakan, kemudian posisi jongkok dan arah mundur untuk mencetak batu bata menjadi bentuk kotak- kotak. Posisi kerja atau sikap kerja tersebut dilakukan berjam-jam dan berulang sehingga dapat mengakibatkan kelelahan kerja. Selain sikap kerja yang tidak alamiah, pekerja produsen batu bata tersebut terpapar oleh beberapa faktor yang dapat menimbulkan kelelahan kerja yaitu pengaruh kerja otot yang berlebih, waktu kerja yang panjang sehingga waktu istirahat kerja tidak tercukupi, nutrisi yang tidak adekuat yaitu kurangnya kecukupan air minum sehingga pekerja merasa haus, dan terpaparnya oleh lingkungan kerja panas akibatnya pekerja banyak berkeringat dan kehilangan cairan tubuhnya sehingga pekerja merasa kehausan. (Pujiani Dewi, 2011). Kelelahan secara umum digambarkan sebagai perasaan lelah dan adanya penurunan kesiagaan. Dalam penelitian ini akan dikaji lebih jauh tentang beban kerja dan sikap kerja yang dapat mengakibatkan kelelahan kerja (kelelahan umum) pada pekerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:a. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar ?b. Apakah ada hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan umumUntuk mengetahui dan mengkaji beban kerja dan sikap kerja terkait dengan kelelahan kerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui hubungan anatara beban kerja dan kelelahan kerja pada pekerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.2. Mengetahui hubungan antara sikap kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja produsen batu bata di Desa Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 TeoritisDiharapkan penelitian ini sebagai sumbangan bagi ranah pengkajian ergonomi mengenai bagaimana hubungan antara beban kerja, sikap kerja dan kelelahan kerja.

1.4.2 Praktis1. Diharapkan bagi para pekerja produsen batu bata dapat bekerja dengan sikap kerja yang alamiah dan ergonomis, sehingga dapat mengurangi beban kerja yang berarti mengurangi kelelahannya .2. Diharapkan bagi para pekerja produsen batu bata dengan perubahan sikap kerja yang alamiah dan ergonomis, pekerja dapat bekerja lebih nyaman, optimal dan lebih berkonsentrasi dalam menghasilkan batu bata sehingga menjadi lebih berkualitas.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Konsep Dasar Ergonomi2.1.1.1 Pengertian dan tujuan ergonomiErgonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Ada beberapa definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidanngnya antara lain: a. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi baik (Tarwaka, dkk, 2004).b. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyeserasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal- optimalnya (Sumamur P.K, 2009). Tujuan ergonomi adalah meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melaui upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkordinir kerja secara tepat, guna meningkatkan jasmani social baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif. Menciptakan keseimbangan yang rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka.dkk, 2004)

2.1.1.2 Metode dan prinsip ergonomi1. Metode Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi.Metode-metode tersebut antara lain (Sumamur P.K, 2009).a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai dengan dimensi fisik pekerja.c. Follow- up, dengan evaluasi yang subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain. Dan secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.2. PrinsipMemahami prinsip ergonomic akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomic terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunaka dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja. Adapun prinsip ergonomic yaitu bekerja dalam posisi atau postur normal, mengurangi beban berlebihan, menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan, bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh, mengurangi gerakan berulang dan berlebihan, meminimalisasikan gerakan statis, hindari sikap kerja paksa upayakan bekerja dengan sikap alamiah, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, melakukan gerakan peregangan saat bekerja untuk mengurangi rasa lelah (Tarwaka.dkk, 2004).

2.1.1.3 Pengelompokan ergonomi Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan sebagai berikut (Sumamur P.K, 2009).a. Faal kerja, yaitu bidang kajian ergonomic yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakaianya.c. Biomekanika yaitu hubungan bidang kajian ergonomic yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misaalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya. d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomic yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomic yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjaannya, misalnya terjadi stress, kelelahan kerja (kelelahan umum) daan lain sebagainya.Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata- mata ditujukan untuk perbaikan kondisi pekerjanya.2.1.2 Beban Kerja2.1.2.1 Definisi Beban KerjaBeban kerja atau work load adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu (Eko Nurmianto, 2004). Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang melakukan pekerjaan tersebut, baik itu berupa beban fisik, mental maupun sosial. Kemampuan Kerja setiap orang berbeda- beda tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh masing- masing pekerja. Maka dari itu setiap beban kerja yang diterima harus seimbang atau sesuai baik itu terhadap kemampuan fisik, kognitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut (Sumamur P.K, 2009).

2.1.2.2 Faktor yang mempengaruhi beban kerjaMenurut Tarwaka (2004) secara umum beban kerja dan kapasitas kerja dipengaruhi oleh faktor yang kompleks, baik itu eksternal dan internal. 1. Faktor EksternalFaktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja, sering disebut dengan stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah:a. Tugas- tugas (task) yang dilakukan bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi atau medan kerja, sikap kerja, sarana informasi termasuk display dan kontrol, alur kerja dan lain- lain.b. Organisasi kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja seperti, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, sistem kerja, music kerja, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.c. Lingkungan kerja dapat memberikan beban tambahan pada pekerja adalah:i. Lingkungan kerja fisik seperti: mikroklimat (suhu udara, kelembaban udara, kecepatan rambat udara dan suhu radiasi), intensitas penerangan, intensitas kebisingan, vibrasi mekanis dan tekanan udara.ii. Lingkungan kerja kimiawi seperti: debu, gas- gas pencemar udara, uap logam, fume dalam udara dan lain- lain.iii. Lingkungan kerja biologis seperti: bakteri, virus dan parasit, jamur, serangga.iv. Lingkungan kerja psikologis seperti: pemilihan dan penempatan tenaga kerja, hubungan antara pekerja dengan pekerja, pekerja dengan atasan, pekerja dengan keluarga dan pekerja dengan lingkungan sosial yang berdampak kepada performansi kerja di tempat kerja.

2. Faktor InternalFaktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut disebut strain. Faktor internal meliputi:a. Faktor somatis ( jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan dan status gizi).b. Faktor psikis ( motivasi, persepsi, kepercayaan, keiinginan dan kepuasan).

2.1.2.3 Penilaian beban kerja Jenis pekerjaan sebagai produsen batu bata lebih bersifat kerja fisik. Sikap kerja dalam proses pembuatan batu bata terdiri dari sikap kerja berdiri, membungkuk, jongkok dengan arah mundur secara berulang-ulang. Hal demikian menyebabkan pengerahan tenaga lebih besar yang menyebabkan beban kerja fisik lebih besar. Penilaian beban kerja fisik dapat dilakukan dengan dua metode secara objektif, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode pengukuran langsung yaitu dengan mengukur energi yang dikeluarkan melalui asupan oksigen selama bekerja. Semakin berat beban kerja maka semakin banyak energi yang diperlukan atau dikonsumsi. Meskipun metode dengan menggunakan asupan oksigen lebih akurat, namun hanya dapat mengukur untuk waktu kerja yang singkat dan diperlukan peralatan yang cukup mahal. Sedangkan metode pengukuran tidak langsung adalah dengan menghitung denyut nadi selama bekerja (Tarwaka,dkk, 2004). Berat ringannya beban kerja yang diterima seseorang dapat diukur dengan menghitung denyut nadi. Denyut nadi per menit menggambarkan proses aktivitas jantung dalam memompa darah ke luar masuk organ jantung. Semakin besar frekuensi denyut jantung per menit berarti semakin tinggi aktivitas tubuh sehingga metabolisme tubuh pun semakin tinggi. Peningkatan nadi kerja umumnya akan terjadi saat seseorang melakukan pekerjaan yang menguras energi (Adiputra, 2002), ( Sumamur P.K 2009). Mengenai kategori beban kerja Pheasant (1991) menjelaskan bahwa salah satu pendekatan untuk mengetahui kategori berat ringannya beban kerja didasarkan pada konsumsi oksigen, energy yang terpakai, dan denyut jantung adalah seperti terlihat pada Tabel.1 Kategori Beban KerjaKonsumsi Oksigen (l/min)Energi Terpakai (Kcal/min)Denyut Jantung(denyut/min)

Ringan