dst endo fachrul

14
(DST) DENTAL SIDE TEACHING ENDOINTRAKANAL SALURAN AKAR TUNGGAL GIGI PERMANEN KASUS Seorang pasien laki-laki yang berusia 18 tahun berdomisili di Mapanget, datang ke klinik RSGM PSKG UNSRAT dengan keluhan ingin merawat gigi depan kanan atas yang sudah berlubang dan patah. Gigi sudah patah dan berlubang sekitar 2 tahun yang lalu. Sudah pernah ada keluhan sakit spontan yang dirasakan pasien , terakhir sakit kira-kira 1 tahun yang lalu. Tanggal : 21 Maret 2013 Gigi yang dirawat : gigi 11 PEMERIKSAAN KLINIS 1. Pemeriksaan Subjektif Keluhan Utama Pasien datang ingin merawat gigi depan kanan atas yang sudah patah dan berlubang. Riwayat Gigi Terlibat Gigi tersebut patah dan berlubang sekitar 2 tahun lalu. Sudah pernah ada keluhan nyeri spontan yang dirasakan pasien sejak 1 tahun lalu. 1

Upload: fachrul-latif

Post on 14-Aug-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: DST ENDO Fachrul

(DST)

DENTAL SIDE TEACHING

ENDOINTRAKANAL SALURAN AKAR TUNGGAL GIGI PERMANEN

KASUS

Seorang pasien laki-laki yang berusia 18 tahun berdomisili di Mapanget, datang

ke klinik RSGM PSKG UNSRAT dengan keluhan ingin merawat gigi depan

kanan atas yang sudah berlubang dan patah. Gigi sudah patah dan berlubang

sekitar 2 tahun yang lalu. Sudah pernah ada keluhan sakit spontan yang dirasakan

pasien , terakhir sakit kira-kira 1 tahun yang lalu.

Tanggal : 21 Maret 2013

Gigi yang dirawat : gigi 11

PEMERIKSAAN KLINIS

1. Pemeriksaan Subjektif

Keluhan Utama

Pasien datang ingin merawat gigi depan kanan atas yang sudah patah dan

berlubang.

Riwayat Gigi Terlibat

Gigi tersebut patah dan berlubang sekitar 2 tahun lalu. Sudah pernah ada keluhan

nyeri spontan yang dirasakan pasien sejak 1 tahun lalu.

Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan :

Riwayat penyakit menular : t.a.k

Riwayat penyakit yang diidap penderita : t.a.k

Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k

Gejala Subjektif

Rasa sakit : Ada secara spontan

1

Page 2: DST ENDO Fachrul

2. Pemeriksaan Objektif

Gigi karies : Mencapai Pulpa

Gigi berubah warna : +

Perkusi sakit : +

Fraktur pada mahkota : 1/3 mahkota

Karang gigi : Regio posterior RA dan RB

Gingiva sekitar gigi : Hiperemis

Tes Vitalitas (Tes Termal) : Tidak bereaksi terhadap dingin

Gambaran Radiografi

Akar : normal

Ruang pulpa/saluran akar : terbuka/perforasi

Daerah periapikal : radiolusensi periapikal ada

Diagnosis Klinik : Nekrosis pulpa

Rencana Perawatan : Endointrakanal dengan teknik pengisian single cone

Restorasi Tetap : mahkota pasak

Prognosis : baik, saluran akarnya lurus, tidak ada resorpsi internal pada akar,

dan pasien kooperatif.

2

Page 3: DST ENDO Fachrul

Foto Keadaan Gigi Sebelum Perawatan

Tampak Labial Tampak Palatal

Gambar Keadaan Gigi (Secara Skematis) Dilihat dari Aspek Labial

Tampak Labial Tampak Palatal

Gambar Cavity Entrance

3

D MM

M L

M P

Page 4: DST ENDO Fachrul

Alat dan Bahan yang perlu disediakan :

- Masker, handscoen, dan alas dada pasien

- Diagnostik set (kaca mulut, sonde, ekskavator, dan pinset)

- Nierbekken

- Contra angle handpiece (low speed dan high speed)

- Mata bur high speed dan low speed (round, fissure, tapered, dan steel bur)

- Penahan rahang

- Spatula semen

- Semen stopper

- Plastic filling instrument

- Glass lab, Dappen glass

- Alkohol 70%

- Cotton roll, Cotton pellet

- Articulating paper

- Zinc Phospat Cement

- Bahan tumpatan sementara (Caviton)

- Endometason + Eugenol

- File Measuring Set

- Endobox

- K-file No. 15-40 dan No. 45-80

- Spreader

- Jarum eksterpasi

- Jarum lentulo

- Jarum irigasi endodontik

- Syringe disposible 3 cc

- H2O2 3% dan Aquades

- Paper point

- Petri dish

- Guttap-percha

- ChKM + Cresophene

- Pehacaine

4

Page 5: DST ENDO Fachrul

TAHAP PERAWATAN

1. Pemeriksaan dan pengisian kartu status

21 Maret 2013 dilakukan pengisian RM dan kartu status bagian. Kemudian,

dilakukan dokumentasi foto gigi sebelum perawatan serta pengambilan Ro-Foto

periapikal.

(Instruktur drg. Dinar A. Wicaksono, Sp.KG)

2. Tahap cavity entrance

Sebelum tahap preparasi cavity entrance, dilakukan scaling terlebih dahulu

pada gigi regio anterior RA. Dalam keadaan ini, perlu dipertimbangkan dilakukan

anestesi pada daerah mukolabial fold untuk menghilangkan rasa sakit pada gigi

saat dilakukan open bur karena pada saat dilakukan tes perkusi hasilnya positif.

Selanjutnya daerah kerja diisolasi dengan cotton roll dan saliva ejector

sebelum dilakukan tahap preparasi untuk menghindari kontaminasi daerah kerja

dari saliva maupun bakteri, dan dipasang bite block agar pasien merasa nyaman

saat membuka mulut meskipun dalam waktu yang agak lama.

Preparasi dilakukan sesuai bentuk anatomi gigi yang akan dirawat dan

memperkirakan letak orifice dari gigi tersebut, kemudian ditemukan dengan

bantuan sonde lurus. Setelah orifice ditemukan, dinding yang menghalangi akses

masuknya alat pada saluran akar dihilangkan menggunakan long fissure bur

diamond dengan gerakan menarik ke luar kavitas, sehingga cavity entrance

terbentuk dengan baik dan K-File no. 15 dapat masuk lurus tanpa hambatan.

Kemudian, dilakukan pengeluaran jaringan nekrotik dari saluran akar

menggunakan jarum eksterpasi dengan pemakaian secara pasif.

3. Tahap pengukuran panjang kerja

Pengukuran panjang kerja diawali dengan melakukan foto rontgen lokal

periapikal untuk mendapatkan diagnostic wire photo (DWP). Cara pembuatan

DWP, yaitu dengan memasukkan secara perlahan K-File no. 20 atau 25 yang telah

diberi stopper sesuai panjang gigi rata-rata ( 21-23 mm) ke dalam saluran akar.

5

Page 6: DST ENDO Fachrul

Setelah file dimasukkan ke dalam saluran akar, dilakukan foto rontgen periapikal.

Panjang file sebenarnya maupun panjang file pada foto rontgen dicatat untuk

menghindari kesalahan dalam penentuan panjang kerja.

Panjang kerja adalah panjang gigi sebenarnya dikurangi 1 mm. Panjang gigi

sebenarnya diperoleh dari panjang gigi dalam foto rontgen dikalikan dengan

panjang alat sebenarnya dan dibagi dengan panjang alat dalam foto rontgen.

Panjang gigi sebenarnya =

Ket.

PGS = panjang gigi sebenarnya

PGF = panjang gigi pada foto rontgen

PAS = panjang alat sebenarnya

PAF = panjang alat pada foto rontgen

4. Tahap preparasi saluran akar

Teknik preparasi yang akan dilakukan yaitu teknik preparasi konvensional,

karena gigi tersebut berakar lurus. Mulai tahap ini pasien harus menggunakan

penahan rahang dan cotton roll di bagian labial, untuk menghindari kontaminasi

saliva terhadap saluran akar. Preparasi saluran akar dilakukan sesuai dengan

panjang kerja menggunakan K-file mulai dari no. kecil (15) sampai besar secara

berurutan dengan suatu gerakan tarik-dorong (push & pull) dan memutar searah

putaran jarum jam di dalam saluran akar sampai no. K-file terakhir yang

penentuannya dilakukan dengan no. K-file sampai terasa initial fit ditambah tiga

nomor di atas file tersebut.

Selama prosedur preparasi saluran akar, harus dilakukan irigasi sebanyak-

banyaknya pada saluran akar setiap pergantian nomor K-file. Hal ini bertujuan

untuk membersihkan sisa jaringan nekrotik maupun serbuk dentin hasil preparasi.

Irigasi dilakukan dengan aquades dan H2O2 3% yang dipakai secara bergantian

kemudian dikeringkan dengan cotton pellet dan paper point. Setiap pergantian

6

Panjang file sebenarnya x Panjang gigi pada foto rontgen

Panjang file pada foto rontgen

Page 7: DST ENDO Fachrul

nomor file, harus dilakukan irigasi dan rekapitulasi dengan file sebelumnya yang

lebih kecil dengan tujuan untuk menjaga panjang kerja agar tetap sama dan

mencegah buntunya saluran akar.

Apabila preparasi tidak bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan, maka

saluran akar diirigasi dan dikeringkan kemudian dilakukan penutupan sementara

dengan cotton pelet yang telah ditetesi ChKM atau Cresophene yang digunakan

bergantian tiap kali kunjungan (role of medication) lalu ditutup dengan Caviton.

Pasien diinstruksikan datang 5-7 hari kemudian untuk melanjutkan preparasi

saluran akar.

5. Tahap trial Guttap point

Setelah preparasi saluran akar telah selesai, maka dilakukan pencobaan guttap

point. Pada tahap mencoba guttap point ini, dipilih guttap point yang nomornya

sesuai dengan nomor file terakhir yang digunakan pada preparasi saluran akar

tersebut. Guttap point yang telah dipilih diberi tanda sesuai dengan panjang kerja,

kemudian guttap point tersebut dimasukkan dengan menggunakan pinset ke dalam

saluran akar sebatas tanda yang telah dibuat sampai merasakan adanya tug back.

Setelah itu, kemudian dilakukan trial photo dengan menggunakan foto rontgen

lokal periapikal. Guttap point yang telah dicobakan tadi disimpan dalam petridish.

Kemudian kavitas ditutup dengan cotton pellet yang telah dibasahi dengan bahan

medikamen dan ditutup dengan Caviton.

6. Tahap sterilisasi

Pada tahap sterilisasi ini, dilakukan irigasi pada saluran akar sebanyak

mungkin dengan menggunakan H2O2 3% dan Aquades secara bergantian. Setelah

itu saluran akar dikeringkan menggunakan paper point. Selanjutnya saluran akar

tersebut diletakkan cotton pellet yang telah ditetesi ChKM atau Cresophene

(rotation of medication), dan ditutup dengan tumpatan semen phosphate untuk

menghindari saluran akar yang sudah steril terkontaminasi lagi karena tumpatan di

atasnya tidak adekuat, kemudian pasien diminta untuk datang kembali 5-7 hari

kemudian.

7

Page 8: DST ENDO Fachrul

7. Tahap perbenihan

Tabung perbenihan disiapkan dan diberi label nama penderita, gigi yang

dirawat, tanggal dilakukan perbenihan serta nama operator yang merawat.

Kemudian dilakukan isolasi pada daerah kerja, tumpatan sementara dibuka, dan

dilakukan irigasi dan pengeringan saluran akar menggunakan paper point. Pinset

dan paper point yang akan digunakan dilewatkan di atas api. Setelah itu, paper

point dimasukkan ke dalam saluran akar dan ditunggu selama 30 detik. Lewatkan

kembali pinset di atas api, ambil paper point yang ada dalam saluran akar, dan

masukan ke dalam tabung perbenihan yang sebelumnya mulut tabung tersebut

telah dilewatkan di atas api.

Tabung perbenihan tersebut dimasukkan dalam inkubator selama 1-3 hari.

Sementara itu, kavitas diisi dengan cotton pellet yang telah ditetesi Cresophene

atau ChKM, kemudian ditumpat sementara dengan Caviton. Pengecekan hasil

perbenihan dilakukan 24 jam kemudian, bila hasil positif (cairan keruh) proses

sterilisasi dilakukan kembali, tapi bila hasil negatif (cairan jernih) maka dilakukan

tahapan pengisian saluran akar. Oleh karena tahap ini tidak dilakukan, maka untuk

memastikan saluran akar yang sudah melalui tahap sterilisasi sudah steril atau

belum dilakukan dengan teknik pembauan.

8. Tahap pengisian saluran akar (obturasi)

Sebelum melakukan tahap obturasi, saluran akar dipastikan harus steril. Untuk

mengetahui salauran akar sudah steril atau belum steril, dilakukan dengan teknik

pembauan. Tumpatan di atasnya dibongkar dan dipastikan saluran akar tersebut

sudah dalam keadaan kering. Apabila saluran akar masih dalam keadaan basah

proses sterilisasi dilakukan lagi dan dipastikan agar saluran akar sudah dalam

keadaan kering sebelum lanjut pada proses pembauan.

Apabila saluran akar sudah dalam keadaan kering, paper point dimasukkan ke

dalam saluran akar menggunakan pinset yang sudah dilewatkan di atas api terlebih

dahulu. Setelah itu paper point dikeluarkan dan dicium operator apakah masih

berbau atau tidak, jika masih bau berarti proses sterilisasi diulangi lagi, tapi jika

sudah tidak bau dilanjutkan dalam tahap obturasi.

8

Page 9: DST ENDO Fachrul

Sebelum pengisian saluran akar, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

subjektif dan objektif pada gigi yang akan dirawat. Apabila hasil pemeriksaan

baik, selanjutnya dilakukan tahap pengisian saluran akar dengan teknik single

cone. Pada tahap pengisian saluran akar diawali dengan isolasi pada gigi dengan

menggunakan cotton roll, dan dipasangkan bite block dan tumpatan sementara

dibuka. Selanjutnya, dilakukan pencampuran pasta saluran akar endometason dan

eugenol (1 : 1) pada glass slab menggunakan spatula semen. Kemudian pasta

dimasukkan ke dalam saluran akar dengan menggunakan jarum lentulo yang

diputar searah jarum jam dengan menggunakan handpiece low speed secara

merata pada seluruh dinding saluran akar (lakukan beberapa kali). Selanjutnya

pasta diulaskan kembali pada seluruh permukaan guttap point yang telah

disiapkan tadi. Setelah itu, guttap point dimasukkan dengan perlahan ke dalam

saluran akar sebatas panjang kerja yang telah diberi tanda sebelumnya. Setelah

guttap dimasukkan, guttap dipotong 1-2 mm di bawah dasar ruang pulpa (sebatas

orifice) dengan menggunakan eksavator yang ujungnya telah dipanaskan di atas

api, lalu ditumpat smentara dengan Caviton.

Setelah itu, dilakukan pembuatan foto rontgen setelah pengisian untuk melihat

ketepatan bahan pengisi guttap point. Apabila pengisian sudah tepat, dasar kavitas

lalu ditutup dengan zinc phosphate cement secara merata, dan pasien diminta

datang kembali 1-2 minggu kemudian untuk dikontrol dan persiapan pembuatan

tumpatan permanen.

9. Kontrol

Tahap kontrol dilakukan 2 minggu setelah perawatan dan dilanjutkan dengan

evaluasi setiap 6 bulan. Saat kontrol dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif

terhadap gigi yang dirawat tersebut. Pada pemeriksaan subjektif berupa anamnesa,

sedangkan pemeriksaan objektif berupa palpasi, perkusi, dan tekanan. Kemudian

evaluasi radiografi dilakukan antara 12-18 bulan setelah perawatan.

9