duga daya simak diri
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi
pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak.Selain itu, di dalam
ketrampilan berbahasa terdapat empat komponen yaitu ketrampilan menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Setiap ketrampilan mempunyai tahapan-
tahapan tersendiri dan keempat ketrampilan tersebut saling melengkapi dalam
terwujudnya masyarakat komunikasi yang baik. Kertampilan tersebut erat
berhubungan dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Melatih ketrampilan
berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir.
Ketrampilan menyimak merupakan ketrampilan paling dasar dalam
berbahasa dan menyimak juga sangat fungsional dalam kehidupan manusia..
Ketrampilan ini merupakan tahap masuknya informasi dua arah yang langsung.
Melalui menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar untuk
mendapatkan informasi.Suatu sumber menyatakan bahwa menyimak merupakan
komunikasi tatap muka.
Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi modern saat ini,
menyimak dapat menggunakan media yang menyebabkan komunikasi tidak
langsung bertatap muka antar pemberi dan penerima informasi melalui simakan.
Misalnya saja dengan adanya teknologi telivisi menyebabkan antara pemberi dan
penerima simakan tidak bertatap muka langsung tetapi keduanya tetap dapat
melalukan kegiatan menyimak.Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari
pengetahuan seseorang dan nilai-nilai yang diyakininya diperoleh melalui
kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah beralasan bila setiap orang dituntut
terampil menyimak.
Dalam setiap pembelajaran selalu ada evaluasi bertujuan untuk mengukur
hasil yang telah dicapai selama proses pembelajaran. Karena itu evaluasi tidak
boleh lepas dari tujuan apa yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang sedang
1
2
berlangsung. Berkaitan dengan pentingnya ketrampilan menyimak dalam
berbahasa sebagai dasar ketrampilan bahasa dengan evaluasi yang harus ada
dalam suatu pembelajaran, maka diperlukan adanya evaluasi menyimak yang
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menduga daya simak diri?
2. Bagaimana cara meningkatkan daya simak diri?
3. Bagaimanakah cara melakukan evaluasi menyimak?
4. Apayang dimaksud dengan menyimak berita?
5. Apa yang dimaksud dengan menyimak cerpen?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan cara duga daya simak diri.
2. Dapat menjelaskan cara meningkatkan kemampuan menyimak.
3. Menjelaskan cara melakukan evaluasi menyimak.
4. Dapat menjelaskan caramenyimak berita.
5. Dapat menjelaskan caramenyimak cerpen.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup
beberapa yang terkait diantaranya sebagai berikut :
Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukan
tentang hakikat menyimak.
3
Bagi Masyarakat umum
Sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang hakikat menyimak, serta untuk menambahkan peran aktif
masyarakat dalam pendidikan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun dari bab 1 Pendahuluan, bab 2 Pembahasan, dan bab
3 Penutup. Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan,
dan sitematika penulisan. Bab 2 Pembahasan. Bab 3 Penutup berisi kesimpulan,
saran, dan daftar pustaka.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Duga Daya Simak Diri
Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalam simakan yang didengar. Menyimak pernah dianggap dan diperlakukan
oleh para ahli, guru bahasa, dan orang awam sebagai suatu hal yang akan dikuasai
oleh manusia normal pada waktunya. Perlakuan demikian didasari oleh asumsi
bahwa keterampilan menyimak akan dikuasai secara otomatis. Sebagai mana
orang dapat bernafas tanpa mempelajari cara bernafas, begitu pula menyimak
tidak perlu dipelajari karena pada saatnya orang akan dapat menyimak. Penelitian
mengenai menyimak jarang dilakukan. Buku teks jarang ditulis. Pada gilirannya
pengajaran menyimak diabaikan.
Lama-kelamaan para ahli menyadari bahwa asumsi yang dipegang selama
ini mengenai menyimak, ternyata keliru. Manusia memang dilahirkan dengan
potensi dapat menyimak. Namun, potensi itu perlu dikembangkan melalui latihan
sistematis, terarah, dan berkesinambungan supaya menjadi kenyataan. Potensi itu
akan tetap merupakan potensi bila tidak dipupuk, dikembangkan, atau dibina.
Mulai tahun lima puluhan, menyimak mulai banyak diperhatikan.
Menyimak dengan segala aspeknya diteliti. Buku teks menyimak bermunculan.
Pengajaran menyimak mulai diperhatikan. Bahkan lebih dari itu, menyimak
diperlakukan sebagai mata pelajaran yang mandiri. Sebagai mata pelajaran yang
mandiri, menyimak dilaksanakan tersendiri. Tujuan, bahan, metode, media, dan
penilaian menyimak direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai tersendiri pula. Cara
menduga tingkat kemampuan kita dalam menyimak yaitu dengan mengukur
seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan dari kegiatan menyimak.
4
5
Dalam pokok bahasan faktor penentu keberhasilan menyimak, dapat
dijelaskan faktor-faktor penentu keberhasilan menyimak itu mencakup:
1. pembicara
2. pembicaraan
3. situasi
4. penyimak
Faktor penyimak ini akan dibicarakan sekali lagi. Fokus pembicaraan
mengenai ciri-ciri atau karakteristiknya.
Pengenalan, pemahaman, dan penghayatan ciri-ciri penyimak yang baik
atau ideal sangat berguna bagi setiap penyimak. Bagi penyimak yang belum
berpengalaman, pengetahuan tentang ciri penyimak ideal itu dapat digunakan
sebagai pedoman dalam melatih diri menjadi penyimak yang ideal. Bagi
penyimak yang sudah berpengalaman, pengetahuan tersebut dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan. Yang bersangkutaan dapat menggunakan hal yang
dianggap perlu dan membuang hal yang dianggap tak perlu.
Ada kalanya seseorang ingin pula menilai, mengetahui, dan mendapat
gambaran kemampuan menyimaknya. Tentang hal itu dia tidak ingin dicampuri
atau diketahui orang lain. Keinginan seperti itu dapat dipenuhi melalui “Checking
up on my listening”, yang disadur secara bebas menjadi duga daya simak diri.
Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang
dapat dijawab dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab
dengan ya, artinya Anda mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila
pertanyaan itu dijawab tidak, Anda mempunyai daya simak yang rendah.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Siapkah saya untuk menyimak?
a. Sudahkah saya duduk di tempat yang nyaman dan strategis sehingga saya
dapat melihat dan mendengarkan si pembicara
6
b. Terarahkah pandangan saya kepada pembicara?
2. Berkonsentrasilah saya terhadap pembicaraan yang akan disampaikan?
a. Dapatkah menyingkirkan pikiran lain pada saat ini?
b. Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya
dengan pengetahuan siap saya mengenai hal itu?
c. Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan
disampaikan?
3. Siapkah saya memulai menyimak?
a. Pada menit-menit pertama, sadarkah saya ke mana dibawa oleh
pembicara?
b. Dapatkah saya temukan ide pusat sehingga saya dapat mengikutinya
sepanjang pembicaraan?
4. Dapatkah saya temukan ide penunjang ide pusat atau pokok?
Saya manfaatkankah petunjuk-petunjuk pembicara (seperti yang pertama,
yang terpenting dan sebagainya) guna membantu menyusun ide-ide dalam
pikiran saya?
5. Setalah pembicaraan selesai, sudahkah saya evaluasi pembicaraan pembicara?
a. Sesuaikah pengetahuan baru itu (hasil simakan) dengan pengetahuan siap
saya?
b. Saya pertimbangkan setiap ide yang disampaikan pembicara sehingga saya
dapat mengatakan setuju atau tidak setuju dengan pembicara?
B. Meningkatkan Daya Simak Diri
Setiap manusia dilahirkan dengan sejumlah potensi. Salah satu potensi
pembawaan sejak lahir itu adalah potensi mampu menyimak. Potensi harus dibina
dan dikembangkan. Melalui latihan menyimak yang terarah dan
berkesinambungan, potensi tadi dapat berwujud menjadi kemampuan menyimak
7
yang nyata. Tanpa pembinaan dan pengembangan, potensi tersebut tetap berupa
potensi tertutup. Tidak timbuhataumati.
Walaupun manusia berlatih menyimak, kemampuan menyimaknya
terbatas. Keterbatasan itu disebabkan oleh daya tangkapnya yang terbatas dan
daya ingatannya terbatas pula. Para ahli memperkirakan orang yang cukup
mendapat latihan menyimak, dalam kondisi fisik yang segar dan mental yang
stabil, hanya dpat menangkap isi bahan simakan 50%. Dalam dua bulan
berikutnya yang diingat hanya setengahnya. Mungkin dalam dua bulan berikutnya
sisanya sudah menghilang pula.
Menyimak sangat fungsional dalam kehidupan manusia. Melalui
menyimak seseorang memperoleh kemungkinan besar mendapatkan informasi.
Para ahli berpendapat bahwa sebagian besar dari pengetahuan seseorang dan nilai-
nilai yang diyakininya diperoleh melalui kegiatan menyimak. Karena itu sangatlah
beralasan bila setiap orang dituntut terampil menyimak.
Kawolda, seorang ahli, menawarkan lima cara untuk mempertajam daya
simak. Kelima cara tersebut adalah:
1. simak-ulang ucap
2. identifikasi kata kunci
3. parafrase
4. merangkum
5. menjawab pertanyaan.
C. Evaluasi Menyimak
Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa:
bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan
berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di dalam
isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para penyimak.
8
Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta tes
untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung oleh
pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat
mengacu pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau sekedar
garis besar isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk pelaku, lokasi,
waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat menyimak dapat
pula berkaitan dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya, yang tidak terbatas
pada hal–hal yang secara tegas dan langsung terungkapkan. Pemahaman semacam
itu hanya dapat diperoleh dengan menghubung-hubungkan bagian wacana
tertentu, atau mengambil kesimpulan dan implikasi berdasarkan pemahaman
terhadap bagian-bagian wacananya. Semua itu merupakan penjabaran dari apa
yang seharusnya dipahami seseorang ketika menyimak suatu wacana yang
dikomunikasikan secara lisan untuk didengarkan.
1. Persiapan Tes Kemampuan Menyimak
Sesuai dengan namanya tes kemampaun menyimak, bahan tes yang diajukan
disampaikan secara lisan dan diterima siswa melalui sarana
pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang harus
dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman atau langsung
disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu berlangsung.
2. Bahan Kebahasaan Tes Kemampuan Menyimak
Kemampuan menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap
dan memahami bahasa lain. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai
tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat informasi.
Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahasan tes lebih ditekankan pada
keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan maupun
jenis–jenis wacana.
a. Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata dan
struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit, bermakna
ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi struktur kalimatnya
9
yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana yang tinggi tingkat
kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan dalam tes kemampuan
menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit, atau sebaliknya terlalu
mudah.
b. Isi dan cakupan wacana
Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat kesulitan
wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan kebutuhan, atau tidak
sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa, ia akan menambah tingkat
kesulitan wacana yang bersangkutan.
Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi hal-hal yang bersifat
netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi
masalah itu. Sebaliknya, hendaklah menghindari wacana yang berisi suatu
pandangan atau keyakinan golongan tertentu karena akan menimbulkan adanya
perbedaan pendapat atau paling tidak lebih dari satu jawaban yang benar.
c. Jenis-jenis wacana
Adapun jenis–jenis dan atau bentuk wacana yang sering digunakan dalam
tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut:
1) Pertanyaan atau pernyataan yang singkat
Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan Jawaban dalam lembar tugas
Mengapa Anda datang terlambat 1.(a) Tadi pagi
hari ini? (b) Tidak ada masalah
(c) Ibuku datang
(d) Beberapa jam lagi
2) Dialog
Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan
1. Suara pertama (suara laki-laki)
Tin, saya dengar ibumu sakit. Maaf, ya, saya tidak dapat menengok.
Tapi bagaimana keadaannya sekarang?
10
2. Suara kedua (suara perempuan)
Sudah baik! Kemarin waktu pulang sekolah, saya cemas, jangan-jangan
ibu mengigau lagi. Eee, tak tahunya ibu sudah berhadapan dengan
jahitannya lagi.
3. Suara ketiga (perempuan)
Apakah pekerjaan ibu sehari-hari?
(a) Berdagang
(b) Memasak
(c) Menjahit
(d) Mengasuh adik
(e) Mengigau
3) Ceramah
Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selam lima sampai
delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa diperbolehkan
membuat catatan-catatan yang dianggap penting. Setelah mendengarkan
ceramah, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
disajikan secara tertulis dalam lembar tugas yang sengaja disediakan.
3. Tingkat Tes Kemampuan Menyimak
Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan–
tingkatan tes seperti:
a. Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan
b. Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman
c. Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan
d. Tes kemampuan menyimak tingkat analisis
4. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak
Format penelaahan soal ditentukan oleh badan Penelitian dan
Pengembangan Sistem Pengujian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1988.
Adapun rincian aspek-aspek yang ditelaah sebagai berikut (Suryata: 57)
11
Penelaahan Soal
No. Aspek yang Ditelaah Ya Tidak
I.
1.
2.
3.
4.
5.
Materi:
Soal sesuai tujuan
Soal sesuai lingkup materi
Kunci jawaban tepat
Pengeco logis
Sesuai dengan jenjang pendidikan
II.
6.
7.
8.
9.
10.
Konstruksi Soal:
Item
Singkat, jelas dan logis
Tidak mengarah ke kunci jawaban
Bebas ganda negative
Alternatif jawaban homogeny dari:
Segi materi
Struktur kalimat
III.
11.
12.
13.
Bahasa:
Baik dan benar
Mudah dipahami
Bebas pengulangan kata yang sama pada alternative
jawaban
D. Menyimak Berita
1. Pengertian Berita
J.B.Wahjudi : Berita ialah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang
memiliki nilai yang penting,menarik bagi sebagian besar khalayak,masih baru dan
dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Media massa misalnya
surat kabar, radio, televisi, atau media on-line internet.
Selanjutnya pendapat Nancy Nasution, yakni: Laporan tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat aktual,
12
terjadi di lingkungan pembaca, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwa
tersebut berpengaruh terhadap pembaca.
Neil McNeil (pembantu utama redaktur malam New York Times). Berita
adalah gabungan fakta dan peristiwa-peristiwa yang menimbulkan perhatian atau
kepentingan bagi para pembaca surat kabar yang memuatnya.
Charles A. Dana ( editor New York Sun). Berita adalah laporan setiap saat
atau sesuatu yang menarik bagi pembacanya dan berita terbaik dinilai
kemenarikannya bagi para pembaca.
Gerarld W. Johnson (The Battimore Evening Sun). Berita adalah penyebab
dari macam-macam peristiwa yang dijadikan pertimbangan utama oleh orang
surat kabar untuk menulis dan mengumumkannya demi memperoleh kepuasan
hatinya.
Berdasarkan penjelasan para ahli bahasa atau komunikasi tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa sesuatu dikatakan sebagai berita apabila berupa:
a. Laporan fakta atau opini melalui media.
Laporan fakta berupa rangkaian peristiwa yang telah terjadi dengan
disertai dengan berbagai opini atau gagasan-gagasan seseorang yang membuat
laporan tersebut bertambah nilai kebermaknaannya. Penyaluran laporan
tersebut melalui media yang merupakan alat atau sarana penyampai pesan.
Penerima berita hendaknya bertindak evaluatif dan bersikap objektif
terhadap informasi aktual yang diterima. Bertindak evaluatif yaitu melakukan
analisis, apakah berita yang dibaca itu berupa fakta atau pendapat, serta isi
berita yang disampaikan itu benar atau salah. Artinya, terlebih dahulu kita
melakukan analisis atas kebenaran isi berita tersebut. Adapun bersikap
objektif maksudnya menghadapi berita itu secara apa adanya.
Selain itu penerima berita juga hendaknya berpikir kritis dan tidak
terlalu reaktif atas berita tersebut. Berpikir secara luas dan mendalam tentang
berita yang diterima sehingga dapat menanggapi secara bijak.
Keadaan atau peristiwa yang merupakan kenyataan dinamakanfakta.
Fakta mengungkapkan sesuatu yang benar-benar terjadi. Faktadiungkapkan
dengan kata-kata yang seobjektif mungkin. Dalamfakta biasanya terdapat
13
benda, orang, waktu, tempat, peristiwa,jumlah, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan kata tanyaapa,siapa, di mana, atau berapa. Pendapat atau
opini merupakan pikiranatau tanggapan seseorang tentang suatu hal.Untuk
membedakan pernyataan yang berupa fakta dan pendapat, dapat dilakukan
sebagai berikut:
1) Pernyataan yang di dalamnya terdapat istilah, angka, dan kata-kataadalah
serta pasti merupakan pernyataan fakta.
2) Pernyataan yang di dalamnya terdapat kata menurut dan berdasarkan
pendapat merupakan pernyataan pendapat atauopini.
b. Bersifat menarik, penting, dan aktual.
Berita meupakan peristiwa kekinian yang dapat menarik banyak orang untuk
mengetahuinya. Selain itu nilai kebermanfaatan juga menjadi dasar
pertimbangan orang dalam menerima berita sehingga menjadi bersifat penting
untuk diketahui.
2. Jenis Berita
a. Berita langsung (Straight News)
Berita langsung yaitu informasi/pemaparan tentang suatu fakta yang
diperoleh langsung dari narasumber/sumber berita (kejadian/peristiwa/orang).
Penyajiannya mengutamakan aktualitas (hangat, baru, sedang berlangsung),
langsung, sederhana, lugas/apa adanya, singkat, padat, lancar, jelas, tidak
berbelit-belit, menarik, dan kaya akan data. Sebagian besar halaman depan
surat kabar berisi jenis berita ini.Jenis berita Straight Newsterdiri dari dua
macam:
1) Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan
kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi
peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.Contohnya:
1998-2007 Bersama PKS Melayani Bangsa
2) Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita
pendukung.Contohnya:Posko Banjir PKS Petogokan, Dua Kali
Tenggelam, Empat Kali Pindah Tempat
14
b. Berita tidak langsung
Berita tidak langsung merupakan kebalikan berita langsung.
Informasi/pemaparan suatu fakta telah melalui proses terlebih dahulu sebelum
akhirnya berita tersebut disampaikan kepada khalayak/ pembaca.
Berita tidak langsung memiliki empat jenis berita, yang terdiri atas:
1) Investigative News (Berita Penggalian). Bahan-bahan berita
(mentah/minim data) yang diperoleh, selanjutnya dilengkapi melalui
penggalian data/informasi/fakta dari berbagai sumber untuk kemudian
diolah dan disajikan menjadi berita. Bahan-bahan berita dapat diperoleh
dari press release, liputan acara, dan penyelidikan/ penelitian (investigasi).
Contoh: Berita kasus korupsi oleh Nazarudin
2) Explanatory News(Berita Pengungkapan). Berita yang bersifat
mengungkapkan/ menguraikan secara rinci dengan memadukan fakta dan
opini. Fakta yang diperoleh dijelaskan secara rinci dan panjang lebar
disertai argumentasi. Dapat disajikan secara bersambung. Untuk itu
diperlukan banyak data/informasi dari sumber (narasumber/peristiwa) lain.
3) Interpretative News (Berita Penafsiran/Penjelasan). Berita yang
dikembangkan melalui penafsiran/penilaian/komentar karena
kekurangjelasan atau kekuranglengkapan suatu
data/informasi/narasumber/peristiwa. Disajikan dengan memadukan fakta
dan interpretasi.Contohnya:KH. Ali, Pimpinan Madina Al Ikhlas: "Masih
Adakah PKS di Hati Warga Jakarta?"
4) Depth News (Berita Pengembangan). Hampir sama dengan investigative
news, merupakan pengembangan berita yang belum selesai
pengungkapannya, kemudian dilanjutkan kembali. Hal ini disebabkan
terlalu banyak data, tetapi data tersebut tidak terkait satu sama lain.
Apabila disajikan secara langsung atau investigasi, berita dirasa terlalu
dangkal karena dapat berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu, berita
dikembangkan lagi sesuai dengan klasifikasinya.
15
Berdasarkan sifat kejadian. Terdapat empat jenis berita, yaitu:
Berita yang sudah diduga akan terjadi. Misalnya: wawancara seorang
wartawan dengan Goenawan Mohamad yang tampil dalam sebuah
seminar.
Berita tentang peristiwa yang terjadi mendadak sontak. Misalnya:
peristiwa kebakaran kantor sentral telepon.
Berita tentang gabungan peristiwa terduga dan tidak terduga. Misalnya:
peristiwa percobaan pembunuhan kepala negara pada acara peringatan
Maulid Nabi Muhammad SAW.
3. Menyimak dan Memahami Isi Berita
Untuk menentukan pokok-pokok isi berita, kita dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan suatu 5W+1H, yaitu what (apa), who (siapa), where (di
mana), when (kapan), why (mengapa), dan how (bagaimana). Dalam bentuk
kalimat, kata-kata tanya tersebut dapat berupa kalimat sebagai berikut:
a. Apa yang diberitakan?
b. Siapa yang menjadi objek berita?
c. Di mana peristiwa itu terjadi?
d. Kapan peristiwa itu terjadi?
e. Mengapa peristiwa dalam berita itu terjadi?
f. Bagaimana akhir atau kelanjutan berita tersebut?
Memahami isi berita dilakukan dengan cara mencari tahu pokok-pokok isi
berita atau gagasan utama berita. Selanjutnya mencari tahu gagasan-gagasan
pendukung yang dapat memberikan penambahan pemahaman kita tentang berita
yang ada. Hal tersebut dapat diibaratkan seperti pohon. Gagasan utamanya adalah
batang-batang sedangkan gagasan pendukung adalah ranting-rantingnya.
16
E. Menyimak Cerpen
Kegiatan menyimak cerpen bertujuan agar pneyimak dapat mengetahui isi
cerpen yang ada secara lengkap. Dapat dikatakan lengkap apabila penyimak
mampu mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen.
Peningkatan kemampuan menyimak pada kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan melalui metode Team Investigasi (berdasarkan hasil Penilitian
Tindakan Kelas oleh Fina Ristanti, 2010, Universitas Negeri Malang). Metode
Tim Investigasi dapat membantusiswa untuk bekerja secara kelompok dengan
tetap ada tanggung jawab masing-masing anggota kelompok" Metode ini
melatihsiswa untuk lebih efektif dalam bekerja secara kelompok, menemukan
hasil gagasan dan kemudian mengorganisasikanmenjadi skemata yang utuh"
Selain itu, metode ini juga melatih kemampuan siswa dalam mengungkapkan isi
simakan secaralisan melalui presentasi individu dan pemberian kuis adu cepat.
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Menyimak adalah proses mendengar secara sadar dalam rangka
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalam simakan yang didengar.Cara menduga tingkat kemampuan kita dalam
menyimak yaitu dengan mengukur seberapa besar pemahaman yang kita dapatkan
dari kegiatan menyimak.
Aspek-aspek yang diukur dalam evaluasi menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak yaitu faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Sasaran utama evaluasi menyimak adalah kemampuan peserta
evaluasi untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung
oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.
Menurut Kawolda ada lima cara untuk mempertajam daya simak antara
lain simak ulang ucap; identifikasi kata kunci; parafrase; merangkum; dan
menjawab pertanyaan.
Dalam melaksanakan evaluasi kemampuan menyimak, guru perlu
mempersiapkan secara khusus alat ukur yang akan digunakan, menyiapkan bahan
kebahasaan tes kemampuan menyimak, dan mengidentifikasi tingkat tes
kemampuan menyimak. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, guru
menelaah butir soal alat ukur menyimak untuk mengevaluasi ketepatan tes
kemampuan menyimak tersebut.
Kegiatan menyimak berita menghasilkan informasi tentang apa, kapan,
bagaimana, mengapa, dan siapa tentang berita yang disimak. Adapun kegiatan
menyimak cerpen menghasilkan informaasi tentang unsur instrinsik dan ekstrinsik
cerpen yang disimak.
177
18
B. Saran
Makalah yang berisi tentang daya duga simak, cara meningkatakan
kemampuan menyimak dan evaluasi kemampuan menyimak ini tentunya memberi
suatu informasi bagi guru sebagai bahan pengetahuan tentang daya duga simak
diri, cara meningkatkan kemampuan menyimak dan dalam melaksanakan tes
kemampuan menyimak siswa untuk meningkatkan pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di sekolah khususnya di Sekolah Dasar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Agus Bagyo.2007. Diunduh dari
http://gumawangcity.blogspot.com/2007/04/hakikat-menyimak.html
diunduh pada tanggal 22 Februari 2015.
Aldon Samosir. 2008. Diunduh dari http://aldonsamosir.wordpress.com/menyimak/ pada tanggal 22 Februari 2015.
Aristha Serenade. 2011. Diunduh dari http://aristhaserenade.blogspot.com/p/keterampilan-menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015.
Dedey Samantha.2012. Diunduh dari
http://dededeoy.blogspot.com/2012/09/pengertian-dan-jenis-jenis-
berita.html pada tanggal 22 Februari 2015.
Ristanti, Fina.2010. Skripsi Peningkatan kemampuan menyimak cerpen dengan
metode tim investigasi siswa kelas XI SMA Kertanegara Malang
(digital).Perpustakaan Digital Universitas Negeri Malang
http://library.um.ac.id.
Sabri Wahab. 2012. Diunduh dari
http://guruoemarsabri.blogspot.com/2012/06/evaluasi-kemampuan-
menyimak.html pada tanggal 22 Februari 2015.
Pumpkin squad.2009. Diunduh dari
http://pumpkinsquad.blogspot.com/2009/02/pengertian-berita_16.html
pada tanggal 22 Februari 2015.