dysbarism.docx

8
DYSBARISM DEFINISI Perubahan fisiologis akibat pengembangan gas dalam tubuh karena turunnya tekanan barometer FAKTOR RISIKO 1. Umum : ketinggian, kecepatan kenaikan, lamanya terpapar, kegiatan fisik 2. Individu : usia tua (>40th), kesemaptaan (obesitas lebih berisiko), cold/demam, alkohol PEMBAGIAN DISBARISM 1. Akibat pengaruh pengembangan gas-gas dalam rongga tubuh atau pengaruh mekanis akibat perubahan tekanan sekitar tubuh atau biasa disebut barotrauma. 2. Akibat penguapan gas-gas yang terlarut dalam tubuh, biasa disebut dekompresi. KLASIFIKASI 1. Trapped Gas Problem Trapped gas problem adalah kelainan pada rongga tubuh karena terperangkapnya udara. Trapped Gas Problem dibagi menjadi: a. Semi closed Cavity 1) Ruang telinga tengah Bertambahnya ketinggian menyebabkan tekanan dalam telinga tengah menjadi lebih besar dari tekanan di luar tubuh,

Upload: olivia-fabita-wijaya

Post on 31-Jan-2016

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DYSBARISM.docx

DYSBARISM

DEFINISI

Perubahan fisiologis akibat pengembangan gas dalam tubuh karena turunnya tekanan barometer

FAKTOR RISIKO

1. Umum : ketinggian, kecepatan kenaikan, lamanya terpapar, kegiatan fisik

2. Individu : usia tua (>40th), kesemaptaan (obesitas lebih berisiko), cold/demam, alkohol

PEMBAGIAN DISBARISM

1. Akibat pengaruh pengembangan gas-gas dalam rongga tubuh atau pengaruh mekanis akibat

perubahan tekanan sekitar tubuh atau biasa disebut barotrauma.

2. Akibat penguapan gas-gas yang terlarut dalam tubuh, biasa disebut dekompresi.

KLASIFIKASI

1. Trapped Gas Problem

Trapped gas problem adalah kelainan pada rongga tubuh karena terperangkapnya udara. Trapped

Gas Problem dibagi menjadi:

a. Semi closed Cavity

1) Ruang telinga tengah

Bertambahnya ketinggian menyebabkan tekanan dalam telinga tengah menjadi lebih

besar dari tekanan di luar tubuh, sehingga terjadi aliran udara dari telinga tengah ke

luar tubuh melalui tuba eustachius. Peningkatan tekanan dalam waktu cepat dan tidak

bisa ekualisasi tekanan dapat menyebabkan robekan membran timpani yang disebut

aerotitis atau barotitis. Kejadian serupa dapat terjadi juga pada waktu turun dari

ketinggian, bahkan lebih sering karena tekanan di telinga tengah menjadi lebih kecil

sehingga udara harusnya akan mengalir masuk melalui tuba, namun kenyataannya

muara tuba sering tertutup sehingga menyulitkan aliran udara melalui tuba.

Derajat barotitis sebagai berikut:

Grade 0 : Terdapat gejala tapi tidak terdapat tanda

Grade 1 : Injeksi Membran Timpani

Grade 2 : Injeksi dan hemoragik ringan membrane timpani

Page 2: DYSBARISM.docx

Grade 3 : Hemoragik hebat membrane timpani

Grade 4 : Banyak darah bebas di telinga tengah + bulging

Grade 5 : Perforasi Membran timpani

Tindakan preventif :

Mengurangi kecepatan naik maupun turun, menelan ludah pada waktu naik pesawat

udara naik dan gerakan valsava pada waktu pesawat turun, melarang terbang awak

pesawat yang sedang sakit ISPA, penggunaan pesawat udara dengan pressurized

cabin.

Tindakan awal pada kelainan tersebut:

Waktu naik : Berhenti naik dan datar pada ketinggian tersebut sambil menelan ludah

sampai gejala hilang; bila dengan usaha tadi tidak berhasil, pesawat diturunkan

kembali dengan cepat sampai hilang rasa sakit.

Waktu turun : berhenti turun/datar sambil vasalva sampai hilang ; bila usaha tadi

tidak berhasil, pesawat dinaikkan kembali sampai sakit hilang\

2) Sinus Paranasal

Muara sinus paranasalis ke rongga hidung pada umumnya sempit, sehingga bila

kecepatan naik atau turun sangat besar dan penyesuaian tekanannya tidak cukup

waktu, maka dapat menimbulkan rasa sakit pada sinus (aerosinusitis). Pada keadaan

ISPA kejadian aerosinusitis makin besar.

3) Paru-paru

b. Closed Cavity

1) Traktus Gastrointestinal

Gas terutama berkumpul pada lambung dan usus besar. Sumber gas sebagian besar

adalah dari udara yang ikut tertelan pada waktu makan dan sebagian kecil timbul dari

proses pencernaan, peragian atau pembusukan (dekomposisi bakteri). Jika ketinggian

dicapai perlahan maka masih dapat dilakukan ekualisasi dengan jalan flatus dan

melalui mulut. Gejala lain yang diraskan dapat berupa rasa tidak enak pada

perut.sebaliknya bila ketinggian dicapai dalam waktu cepat atau ada halangan dalam

saluran cerna maka gas akan terperangkap dan pada ketinggian 25.000 kaki timbul

Page 3: DYSBARISM.docx

rasa sakit perut yang hebat; sakit perut ini secara reflektoris dapat menyebabkan

turunnya tekanan darah secara drastis sehingga pasien dapat pingsan.

Preventif: dilarang minum bir, air soda dan minuman lain yang mengandung CO2

sebelum terbang; makanan dengan kadar gas tinggi (bawang merah, bawang putih,

kubis/kol, timun, chewing gum).

2) Gigi

Terjadi pada orang dengan tambalan gigi tidak sempurna sehingga membentuk ruang.

Mekanismenya sama dengan aerotitis dan aerosinusitis. Rasa sakit yang ditimbulkan

akibat barotraumas gigi yaitu aerodontalgia.

2. Evolved Gas Problem

Evolved Gas Problem adalah pengembangan gas karena penurunan tekanan atmosfer.

Gejala Klinis:

1. Tipe I (minor)

Nyeri sendi / Bends (60%)

Bends adalah nyeri sendi yang dalam yang terdapat di sendi serta dirasakan terus-

menerus, memburuk dengan penggunaan dan membaik pada penekanan dan

umumnya makin lama makin berat. Sendi yang terkena umumnya adalah sendi yang

besar seperti sendi bahu, dan lutut. Bisa juga terjadi pada sendi kecil seperti sendi

tangan dan pergelangan kaki tetapi lebih jarang.

2. Tipe II (Mayor)

Gangguan Paru (Chokes) (8%)

Chokes adalah rasa sakit di bawah tulang dada yang disertai dengan batuk kering dan

sesak, biasa terjadi pada penerbangan tinggi, akibat penguapan gas Nitrogen yang

membentuk gelembung di daerah paru karena paru merupakan bubble filters. Chokes

lebih sering terjadi pada Bends tetapi bahayanya lebih besar.

Kelainan Syaraf

Jarang terjadi namun yang sering terjadi adalah kelainan penglihatan dan sakit kepala

yang tidak jelas lokasinya. Dapat pula timbul kelumpuhan sebagian (parsiil), kelainan

penginderaan, dan sebagainya.

Page 4: DYSBARISM.docx

Bintik pada kulit / creeps

Perasaan seperti ditusuk-tusuk dengan jarum, gatal, rasa panas dan dingin, timbul

bercak kemerahan dan gelembung pada kulit (bubble subkutan). Gejala ini

merupakan tanda permulaan akan datangnya bahaya disbarism yang lebih berat.

Kelainan Kardiologi dan sirkulasi

TERAPI DEKOMPRESI

1. Oksigen 15L/mnt selama 2 jam, tujuan : mencegah semakin buruknya gejala dengan

mengimbangi iskemia jaringan karena gelembung nitrogen (denitrogenisasi), memperkecil

dan mengurangi pembentukkan gelembung nitrogen dalam tubuh

2. Pemberian cairan kristaloid IV untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan

keseimbangan cairan. 1000 ml pada jam pertama dan 250 ml/jam untuk jam berikutnya

dengan memantau urin output 1 ml/kgBB/hari dan pantau tanda vital.

3. Hiperbarik chamber dengan tabel US Navy : rekompresi untuk mengurangi oembentukkan

gelembung, mempercepat pembersihan gas, mengimbangi iskemia/hipoksi dari jaringan yang

injured.

Tabel 5 : Dekompresi tipe 1

Tabel 6 : Dekompresi tipe 2

Page 5: DYSBARISM.docx
Page 6: DYSBARISM.docx

EVAKUASI

Terbang dibawah 1000 ft untuk mencegah semalin beratnya penyakit akibat peningkatan

ukuran dan jumlah gelembung nitrogen di tubuh.

Posisi pasien supinasi dengan duduk 45 derajat agar tidak mengurangi beban oksigen ke otak,

pantau selalu tanda vital, inhalasi oksigen dipertahankan sampai unit hiperbarik.

Membutuhkan 6 seat untuk pesawat komersil, posisi melintang dan center pesawat

Pressurized aircraft cabin 1 ATA

PENCEGAHAN

Olahraga 24 jam sebelum melakukan penerbangan atau sebelum masuk hypobaric chamber

Page 7: DYSBARISM.docx

Denitrogenisasi : 100% oksigen selama 15-30 menit padat mengeliminasi 30% Nitrogen,

dilakukan dengan penerbangan diatas 18.000 ft.

Memperpendek durasi penerbangan

Mempertahankan berat badan ideal

Mempertahankan kesemaptaan jasmani