e. tinjauan pustaka situ, objek wisata, dan situsrepository.ump.ac.id/75/3/eva novrianti bab...

13
6 E. Tinjauan Pustaka Situ, Objek Wisata, dan Situs Situ merupakan suatu wadah atau genangan air diatas permukaan tanah yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari air tanah maupun air permukaan, berukuran relatif kecil dibandingkan danau, tergolong ke dalam ekosistem perairan tawar terbuka dan dinamis, sebagai siklus hidrologis yang potensial dan merupakan salah satu bentuk kawasan lindung Fungsi situ dapat berupa sistem ekologi dan sistem tata air wilayah sekitarnya, daerah tampungan air, pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik, pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin, sumber air baku, irigasi, pengendalian banjir dan fungsi ekonomi lainnya berupa rekreasi, perikanan, dll (Rahman, 2010 : 6). Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya Tarik dan diusahakan sebagai tempat dikunjungi wisatawan domestic maupun mancanegara (Pitana dan Gayatri, 2005 : 2) Situs adalah sebidang tanah yang mengandung benda-benda arkeologi seperti fosil binatang masa purba, fosil manusia yang hidup pada masa purba, benda-benda peninggalan masa purba, dan lain sebagainya di daerah itu sendiri untuk diteliti (Tutty, 2009 : 21). Situs bisa berbentuk benda dan bangunan yang merupakan sumber atau situs sejarah yang bisa dilihat dan bias di pegang. Berkat terlalu nyata, benda dan bangunan sering disebut artifact. Artinya, di satu sisi Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

E. Tinjauan Pustaka

Situ, Objek Wisata, dan Situs

Situ merupakan suatu wadah atau genangan air diatas permukaan tanah

yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari air tanah

maupun air permukaan, berukuran relatif kecil dibandingkan danau, tergolong ke

dalam ekosistem perairan tawar terbuka dan dinamis, sebagai siklus hidrologis

yang potensial dan merupakan salah satu bentuk kawasan lindung Fungsi situ

dapat berupa sistem ekologi dan sistem tata air wilayah sekitarnya, daerah

tampungan air, pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik,

pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin,

sumber air baku, irigasi, pengendalian banjir dan fungsi ekonomi lainnya berupa

rekreasi, perikanan, dll (Rahman, 2010 : 6).

Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber

daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya Tarik

dan diusahakan sebagai tempat dikunjungi wisatawan domestic maupun

mancanegara (Pitana dan Gayatri, 2005 : 2)

Situs adalah sebidang tanah yang mengandung benda-benda arkeologi

seperti fosil binatang masa purba, fosil manusia yang hidup pada masa purba,

benda-benda peninggalan masa purba, dan lain sebagainya di daerah itu sendiri

untuk diteliti (Tutty, 2009 : 21). Situs bisa berbentuk benda dan bangunan yang

merupakan sumber atau situs sejarah yang bisa dilihat dan bias di pegang. Berkat

terlalu nyata, benda dan bangunan sering disebut artifact. Artinya, di satu sisi

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

7

benda dan bangunan itu disebut data sejarah, tetapi di sisi lain benda dan

bangunan disebut fakta sejarah. Fakta benda dan bena dan bangunan itu ada, tetapi

fakta social (sosifact) sudah tidak terlihat lagi karena peristiwa itu hanya terjadi

satu kali. Begitu pula dengan mentifact. Mentifact adalah fakta yang benar-benar

terlihat lagi karena tersimpan dalam memori otak atau terkandung dalam

dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh manusia. Dokumennya memang tampak

jelas seperti artifact, tetapi mentifact tidak dengan sendirinya keluar dari dokumen

tanpa dibaca dan diteliti (Priyadi, 2013 : 69).

Peninggalan-peninggalan kepurbakalaan, sangat berguna dalam usaha

mengetahui kehidupan manusia di masa lampau yang tidak ternilai harganya

sebagaimana dikemukakan oleh Dadan Wildan yang dikutip oleh Tutty ( 2009 :

22 ) sebagai berikut :

Peninggalan sejarah kepurbakalaan merupakan bagian dari Khazanah

budaya yang mempunyai arti dan nilai penting serta mempunyai fungsi sebagai

(1) sumber data dan bukti-bukti; (2) objek ilmu pengetahuan, sejarah,arkeologi

dan budaya; (3) cermin sejarah dan budaya bangsa; (4) media pendidikan,

pembinaan dan pengembangan nilai-nilai budaya bangsa sepanjang masa; dan (5)

media pemupukan kepribadian bangsa serta sekaligus sebagai alat ketuhanan

nasional.

Kabupaten Ciamis memiliki peninggalan arkeologis,sejarah dan

kepurbakalaan situs-situs dari berbagai masa salah satunya yaitu benda pusaka

perang, alat-alat kesenian,senjata dan lain sebagainya yang tersimpan di

masyarakat maupun yang sudah tersimpan di tempat-tempat penyimpanan benda-

benda peninggalan purbakala seperti di Bumi Alit di Kecamatan Panjalu

Kabupaten Ciamis.

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

8

Situs-situs peninggalan sejarah lokal kerajaan di Indonesia sebenarnya

sangat banyak, namun pada zaman sekarang peninggalan-peninggalan tersebut

sudah banyak yang hilang karena termakan usia. Peninggalan-peninggalan yang

sampai sekarang masih ada yaitu sebuah kolam atau yang biasa disebut dengan

situ yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Untuk itulah

penelitian ini mencoba mengungkap sejarah terjadinya Situ Lengkong dan Situs-

situs peninggalan sejarah yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis.

Penelitian Yang Relevan

Untuk menganalisa permasalah dalam penelitian ini penulis menggunakan

beberapa penelitian skripsi dan dari sumber penelitian yang relevan dari

Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan dari Universitas Galuh Ciamis.

Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti, namun peneliti mencoba mengkaji penelitian

terdahulu yang hampir sama dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan Daryanti (2002) yang berjudul Situs-situs

Peninggalan Sejarah di Baturraden Banyumas. Situs-situs sejarah yang terdapat

di Baturraden juga mempunyai mitos-mitos tertentu. Mitos adalah sebuah cerita

yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, cerita ini

dapat dituturkan, tetapi juga diungkapkan lewat tarian-tarian atau pementasan

wayang. Mitos mengatasi cerita dalam arti kata modern isinya lebih daripada

rangkaian-rangkaian peristiwa yang menggambarkan dan menghibur saja. Mitos

tidak hanya terbatas pada semacam reportase mengenai peristiwa-peristiwa yang

dahulu terjadi. Mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan

semacam pedoman untuk manusia.

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

9

Basri (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Peninggalan Benda-

benda Purbakala di Kecamatan Mrebet, mengatakan peninggalan-peninggalan

yang terdapat di Kecamatan Mrebet terdiri dari mangkok, lumpang, genta,

binggel, gelang, yoni, kelir, makam, dan lain-lain. Dari situs-situs yang ditemukan

di Kecamatan Mrebet masing-masing terdapat mitos yang berkaitan dengan

kegiatan ritual yang dilakukan di zaman purbakala. Mitos atau cerita lisan yang

ada dan melekat terhadap benda-benda purbakala pada dasarnya merupakan suatu

usaha pewarisan terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang dianggap baik oleh

masyarakat sehingga hal ini dapat diwariskan pula terhadap anak cucu atau

kepada masyarakat sekitar berkembang pada peninggalan benda-benda purbakala

di Kecamatan Mrebet.

Tutty (2009) meneliti Situs Gunung Susuru. Gunung Susuru merupakan

salah satu peninggalan sejarah pada zaman Kerajaan Galuh Kertabumi pada abad

ke-16 M yang berada di Tatar Galuh Ciamis. Gunung Susuru merupakan pusat

berdirinya Kerajaan Galuh Kertabumi, berdasarkan penelitian dan temuan-temuan

yang dilakukan arkeolog dari Balai Arkeologi pada tahun 2006, belum secara

maksimal diteliti dan masih banyak yang belum tergali. Keberadaan Gunung

Susuru saat ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat sekitar desa

Kertabumi, pada khususnya dan masyarakat Ciamis pada umumnya sehingga

belum dimanfaatkan sebagai tempat wisata budaya.

Mahpudin (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Situs Urug Kasang

Tambaksari Ciamis menyatakan beberapa hal yang melatarbelakangi

ditemukannya Situs Urug Kasang di desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

10

Kabupaten Ciamis adalah adanya beberapa fosil yang ditemukan oleh masyarakat

desa Tambaksari terutama para buruh tani yang melakukan aktivitas pertanian di

lokasi tersebut.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Landasan Teori

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 teori yaitu teori arkeologi,

teori kesejarahan, dan teori kebudayaan.

Yang pertama yaitu teori arkeologi merupakan salah satu data sejarah yang

penting adalah artifact. Di sini, artifact dikatakan sebagai data dan di sisi lain juga

disebut sebagai fakta. Artifact adalah data yang bisa di lihat oleh kasat mata, bisa

diamati dan di teliti, di pegang, dan secara nyata memang ada. Berbeda dengan

data dalam bentuk pikiran. Sejarawan tidak tahu seperti apa data pikiran apabila

pikiran itu tidak ditulis atau dikatakan secara jelas. Artifact disebut data dan fakta

sekaligus karena nyata tampak didepan mata, baik berwujud benda atau bangunan.

Benda-benda peninggalan sejarah bisa dilihat seperti kapak perimbas, kapak

lonjong, kapak sepatu, kapak neolithik, mahkota raja, baju, perhiasan, peralatan

rumah tangga, peralatan kantor, persenjataan perang, jenis kain tradisional, dan

lain-lain. Begitu pula dengan punden berundak, menhir,bangunan candi, kuil,

masjid, gereja, keraton (istana), tempat peristirahatan, tempat perundingan,

museum, tugu peringatan, sekolah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Jenis benda

dan bangunan bisa menjadi objek ilmu arkeologi, yang dapat dispesialisasikan

sebagai arkeologi prasejarah, arkeologi Hindu-Buddha, arkeologi islam, dan

arkeologi Belanda dan masa kini (Priyadi, 2013 : 70) .

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

11

Terdapat ketergantungan yang besar pada ilmu sejarah karena keterbatasan

kemampuan para sejarawan sehingga mereka lebih banyak mengandalkan para

arkeolog. Padahal, ilmu arkeologi hanya berkedudukan sebagai ilmu bantu. Ilmu

sejarah seharusnya mengharapkan bahwa sejarawan menjadi tuan rumah di rumah

sejarahnya sendiri. Namun, sejarah merasa beruntung karena keterlibatan

arkeologi sangat membantu dalam membangun teks historis. Jika fenomena itu

terjadi di masa lampau, maka sejarawan harus lebih sigap dan tekun mempelajari

ilmu-ilmu bantu, terutama arkeologi. Sejarawan Indonesia baru mampu terlibat

dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia pada masa kontemporer dengan

adanya arsip Belanda sebagai data historis. Sejarah kontemporer yang benar-benar

terjadi masa kini (abad ke-XX dan XXI) seharusnya tidak boleh dilewatkan

penyimpanannya karena manusia begitu lalai, maka tebusannya di kemudian hari

akan berat dengan hilangnya data tanpa dirasakan (Priyadi, 2013 : 71).

Manusia kelihatannya tidak merasa kehilangan sesuatu. Seiring

berjalannya waktu, data arkeologis semakin berkurang. Lama-kelamaan data

arkeologis yang berasal dari masa prasejarah dan Hindu Buddha rusak dan hilang

karena orang semakin tidak peduli dengan data tersebut. Jika orang mendengar

dan menikmati kisah sejarah, maka muncul kesan bahwa sejarah adalah murah

meriah, tetapi dalam kenyataanya penyusunan sejarah membutuhkan biaya yang

tidak murah, bahkan mahal. Hilang dan hancurnya data arkeologis akan

merugikan bagi penulisan sejarah di kemudian hari (Priyadi, 2013 : 71)

Menurut Hamid & Madjid (2011 : 26) arkeologi atau juga disebut ilmu

purbakala berkaitan dengan bekas atau warisan masa lalu berupa artifact (benda

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

12

visual). Warisan itu dapat berupa bangunan dan monumen yang masih terdapat di

permukaan tanah, bekas yang tersimpan dalam tanah yang dikeluarkan dalam

penggalian. Selain itu tinggalan erkeologis yang tersimpan di bawah laut berupa

bangkai kapal,aneka barang (keramik dan perhiasan emas),dan sebagainya.

Arkeologi terutama memberikan bahan penting tentang zaman yang tidak

mewariskan bahan tertulis, dalam hal ini pada periode pra sejarah.pada zaman ini

belum ada tulisan atau berita tertulis.

Kontribusi arkeologi terhadap studi sejarah kebudayaan sangat berarti.

Apa yang kita ketahui tentang kebudayaan material, hampir semuanya berasal dari

penggalian arkeologi. Misalnya, pembentukan kota dan perumahan, struktur

rumah,perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata, kuburan, dan

sebagainya. Demikian juga dengan pengetahuan agama banyak diperoleh dari

berbagai tinggalan arkeologi, misalnya, arsitektur candi, struktur bangunan

masjid, keraton, makam dan sebagainya (Hamid & Madjid,2011 : 27).

Teori yang kedua yaitu teori kesejarahan, terdapat tiga fungsi sejarah yaitu

memberi pelajaran, memberi inspirasi, dan memberi kesenangan. Fungsi sejarah

yang pertama yaitu memberi pelajaran, dalam memberikan pelajaran kepada

masyarakat masa kini secara terbalik masyarakat harus belajar sejarah. Belajar

sejarah bisa ditempuh melalui pendidikan sejarah di sekolah-sekolah atau orang

bisa secara individual mempelajari sejarah. Sehubungan dengan pendidikan,

sejarah berfungsi sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan,

perubahan masa depan, dan keindahan (Priyadi, 2013 : 99). Pendidikan moral

melalui pembelajaran sejarah jauh lebih baik daripada pembelajaran yang lain,

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

13

pembelajaran sejarah adalah proses yang tidak melihat moral dari kecaman hitam

putih. Pembelajaran sejarah bukanlah ideologi, tetapi sejarah yang bersinergi ilmu

pendidikan dapat menjelaskan fenomena moralitas berdasarkan fakta-fakta

sejarah. Pendidikan penalaran melalui pembelajaran sejarah dapat menjalankan

tugasnya agar peserta didik berfikir dengan baik. Pendidikan politik juga

menyadarkan akan pentingnya orang berkumpul dan berserikat dalam

berorganisasi, misalnya, berpartai atau berormas. Pendidikan kebijakan juga bisa

memakai pembelajaran sejarah. Pendidikan perubahan juga selaras dengan

pembelajaran sejarah karena sifat sejarah yang hakiki adalah perubahan dan

perkembangan.

Fungsi sejarah yang kedua yaitu memberi inspirasi, terpancar dari sejarah

sebagai ilmu bantu, latar belakang, rujukan, dan bukti (Priyadi, 2013 : 104). Ilmu

sejarah jelas tidak mandiri karena memerlukan ilmu lain sebagai ilmu bantu.

Sebaliknya, ilmu sejarah juga berstatus sebagai ilmu bantu bagi ilmu lain. Ilmu

sejarah merupakan ilmu yang memberi inspirasi bagi ilmuwan lain. Sejarah yang

dijadikan latar belakang suatu tindakan atau aktivitas manusia adalah pemanfaatan

pengalaman masa lampau yang dijadikan salah satu inspirasi. Sejarah sebagai

rujukan atau referensi juga termasuk pemanfaatan inspirasi karena manusia sering

merujuk kepada sejarah agar dalam melakukan pengambilan kebijakan tidak

melakukan kesalahan. Sejarah sebagai bukti sering dipakai untuk alat pembenaran

atau memberikan kebenaran sejarah.

Fungsi yang terakhir yaitu memberi kesenangan, tampak dari sifat ilmu

sejarah yang terbuka, cara mengetahui masa lampau, pernyataan pendapat, dan

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

14

profesi (Priyadi, 2013 : 107). Ilmu sejarah merupakan ilmu yang terbuka karena

semua orang bisa menjadi sejarawan. Tidak selalu mahasiswa lulusan sejarah

bekerja menjadi sejarawan. Jika orang masa kini ingin mengetahui masa lampau

maka cara terbaik adalah membaca karya sejarah. Kesenangan dan kebahagiaan

itu akans emakin bertambah ketika sejarawan mampu berhasil merekonstruksi

sejarah yang sedang dihadapinya. Banyak sejarawan menyatakan pendapatnya

melalui karya sejarah karena di dalam pikiran sejarawan melekat subjektivitasnya,

terutama ketika menafsirkan fakta-fakta sejarah yang dihadapinya. Profesi

kesejarahan yang didukung sebagai lulusan pendidikan sejarah akan lebih

menyenangkan. Di satu sisi ia mendapatkan penghasilan, tetapi di sisi lain ia dapat

mengembangkan ilmunya.

Teori yang ketiga yaitu teori kebudayaan, teori tentang wujud kebudayaan

berpedoman pada perubahan kebudayaan mengacu pada teori C. Kluckhon (Ferry,

2013 : 24-27) yang menurutnya ada tujuh unsur kebudayaan yang bisa didapatkan

dari semua masyarakat sebagai berikut :

Yang pertama yaitu Bahasa. bahasa atau perlambang manusia yang lisan

maupun yang tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Setiap suku

bangsa mempunyai ciri-ciri beserta variasi-variasi yang berbeda. Suku bangsa

yang besar seperti Indonesia yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, selain

menunjuk suatu variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis

maupun lapisan serta lingkungan sosial dalam masyarakat suku bangsa.

Yang kedua yaitu Sistem Pengetahuan, kebudayaan di setiap suku semua

mempunyai sistem kebudayaan berbeda dan sistem pengetahuan bisa diperoleh

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

15

melalui pendidikan formal, informal, dan non informal. Ilmu pengetahuan dapat

diperoleh dari media komunikasi berkembang di era modernisasi/globalisasi

dalam berbagai macam bentuk yang meliputi media massa, media elektronika

tradisional, maupun modern.

Yang ketiga yaitu Organisasi Sosial, dalam kehidupan setiap masyarakat

diorganisasikan atau diatur oleh adat-istiadat dan aturan mengenai berbagai

macam kesatuan di dalam lingkungannya, Kesatuan sosial yang paling dekat dan

mesra adalah kesatuan kekerasan yaitu keluarga inti yang dekat dengan kaum

kerabat yang lain.

Yang keempat yaitu Sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem

peralatan hidup dan unsur kebudayaan fidik yang dipakai, oleh manusia dalam

masyarakat pedesaan, yaitu alat-alat produktif seperti alat pertanian, misalnya ani-

ani,sabit cangkul, dan alat bajak. Alat rumah tangga yang dipakai sehari-hari

misalnya tempat memasak,tempat mencuci,dan lain-lain. Selain itu perlatan

busana dari waktu ke waktu juga mengalami perubahan sejalan dengan

perkembangan dan kemajuan zaman sejak mereka sudah mengenal alat-alat

informasi seperti koran,majalah,radio,dan televise (Koentjaraningrat, 1987 : 112).

Yang kelima yaitu Sistem Mata Pencaharian, penduduk pulau jawa

merupakan daerah utama untuk Indonesia yang penduduknya sangat padat dengan

mayoritas berada di sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Namun dengan

adanya modernisasi, membawa perluasan perekonomian diatas sumber daya tanah

sehingga lahan pertanian semakin menyempit. Hal ini berakibat perekonomian

rakyat tidak hanya pada sektor pertanian namun berkembang pada sektor

peternakan, pertukangan, perdagangan, perbengkelan, perkantoran,serta

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

16

buru/karyawan. Pergeseran dalam bidang-bidang perekonomian membawa

pengaruh kebudayaan bagi masyarakat.

Yang keenam yaitu Sistem religi, semua aktivitas manusia yang berkaitan

dengan religi berdasarkan getaran jiwa, disebut emosi keagamaan biasanya pernah

dialami manusia walaupun getaran emosi manusia itu hanya berlangsung

beberapa detik. Emosi keagamaan itulah yang mendorong untuk melakukan

tindakan-tindakan yang bersifat religi.

Dengan demikian emosi keagamaan merupakan bagian unsur penting

dalam religi bersamaan dengan ketiga unsur lain seperti sistem keyakinan,upacara

keagamaan dan unsur manusia yang mengenal religi.

Yang terakhir yaitu Kesenian, kesenian adalah suatu ekspresi hasrat

manusia akan keindahan yang dinikmati oleh manusia dengan alat inderanya. Seni

merupakan media yang tepat untuk penerusan dan pengenalan nilai-nilai budaya

dalam pewarisan terhadap penerus masyarakat.

2. Pendekatan

Penelitian tentang objek wisata Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis

ini menggunakan pendekatan arkeologi dan pendekatan antropologis. Pendekatan

ini untuk memahami nilai-nilai budaya yang ada pada situs-situs peninggalan

sejarah di wilayah sekitar Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis serta

pengaruh dalam kehidupan masyarakat Panjalu dan sekitarnya. Unsur ritual

terdapat batu pada makam-makam dan batu-batu peninggalan yang terdapat di

Bumi Alit dan Nusa Gede menjelaskan adanya upacara keagamaan.

Alam dan gejala-gejala itu berasal oleh manusia purba dianggap sebagai

dunia terdapat kekuatan yang luar biasa sehingga jelas keberadaan batu pada

makam-makam dan batu-batu peninggalan sebagai simbolik religi dari

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

17

pembuatnya akan keberadaan sesuatu yang memiliki kekuatan untuk menolong

mereka sebab mereka percaya adanya suatu roh leluhur yang kemudian dalam

penelitian menjelaskan pengaruh kepercayaan terhadap situs peninggalan sejarah

yang terdapat di sekitar Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pendekatan

arkeologis peninggalan-peninggalan yang terdapat di tempat penelitian dan

bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat (Ferry, 2013 : 28).

Terdapat empat prinsip penting arkeologis menurut Foucault dalam

bukunya yang berjudul Arkeologi Pengetahuan, prinsip yang pertama yaitu

arkeologi tidak berusaha menentukan pemikiran, representasi, citra tema,

kesuntukan berfikir yang terjadi atau muncul diskursus-diskursus akan tetapi

arkeologi ingin menentukan dan mendefinisikan diskursus itu sendiri, diskursus

sebagaimana yang dipraktikan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Prinsip yang

kedua yaitu arkeologi tidak dimulai dalam kelambanan perkembangannya, dari

wilayah kebingungan opini menuju keunikan sistem atau menuju stabilitas

defenitif dari satu sains, arkeologi bukanlah doskologi tapi analisa diferensial atas

modalitas-modalitas diskursus. Prinsip yang ketiga yaitu arkeologi menentukan

aturan-aturan bagi raktek-praktek diskursif yang akan berlaku disepanjang oevres

individual, kadang-kadang memicu perkembangannya dan mendominasi untuk

beberapa saat sehingga tidak ada yang bisa mempengaruhinya, tapi kadang-

kadang hanya memicu perkembangan dari secuil oevres tersebut. Prinsip yang

terakhir yaitu arkeologi tidak lebih dari sekedar penulisan ulang, yakni dalam

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015

18

bentuk eksterioritas yang diusahakan agar tetap awet , dia adalah transformasi

regular dari apa yang telah dituliskan (Foucault, 2012 : 250-252).

G. Metode Penelitian

Penelitian sejarah dilakukan dengan meninjau suatu masalah dari

perspektif sejarah berdasarkan pada peninggalan atau dokumen sejarah yang ada

juga memvalidkan sumber data tersebut. Metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti untuk mengkaji berbagai permasalahan dengan skripsi yang berjudul Situ

Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat Sebagai Objek Wisata dan Situs

Sejarah.

Metode penelitian historis terdiri dari (1) heuristik (mencari sumber-

sumber), (2) kritik atau analisis (menilai sumber-sumber), (3) interpretasi atau

sintesis (menafsirkan keterangan sumber-sumber), (4) historiografi (penulisan),

(Priyadi, 2011a : 3).

1. Heuristik

Merupakan sebuah tahapan atau kegiatan untuk mencari atau

menemukan sumber, data dan informasi mengenai masalah yang diangkat,

baik tertulis maupun tidak tertulis, yang disesuaikan dengan jenis sejarah yang

akan ditulis. Penelitian sejarah sering menggunakan istilah jejak sejarah,

sumber sejarah, atau data sejarah. Ketiga istilah itu dianggap sama atau data

sejarah terdapat pada sumber atau jejak sejarah sehingga data sejarah sama

dengan teks yang terkandung dalam manuskrip (naskah), maka dari itu,

penelitian sejarah harus menelusuri sumber tertulis atau bahan-bahan

dokumenter (Priyadi, 2011a : 28).

Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015