e. tinjauan pustaka situ, objek wisata, dan situsrepository.ump.ac.id/75/3/eva novrianti bab...
TRANSCRIPT
6
E. Tinjauan Pustaka
Situ, Objek Wisata, dan Situs
Situ merupakan suatu wadah atau genangan air diatas permukaan tanah
yang terbentuk secara alami maupun buatan yang airnya berasal dari air tanah
maupun air permukaan, berukuran relatif kecil dibandingkan danau, tergolong ke
dalam ekosistem perairan tawar terbuka dan dinamis, sebagai siklus hidrologis
yang potensial dan merupakan salah satu bentuk kawasan lindung Fungsi situ
dapat berupa sistem ekologi dan sistem tata air wilayah sekitarnya, daerah
tampungan air, pada kondisi tertentu dapat menjadi pembangkit listrik,
pengimbuh (recharge) air pada cekungan air tanah serta penahan intrusi air asin,
sumber air baku, irigasi, pengendalian banjir dan fungsi ekonomi lainnya berupa
rekreasi, perikanan, dll (Rahman, 2010 : 6).
Objek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber
daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya Tarik
dan diusahakan sebagai tempat dikunjungi wisatawan domestic maupun
mancanegara (Pitana dan Gayatri, 2005 : 2)
Situs adalah sebidang tanah yang mengandung benda-benda arkeologi
seperti fosil binatang masa purba, fosil manusia yang hidup pada masa purba,
benda-benda peninggalan masa purba, dan lain sebagainya di daerah itu sendiri
untuk diteliti (Tutty, 2009 : 21). Situs bisa berbentuk benda dan bangunan yang
merupakan sumber atau situs sejarah yang bisa dilihat dan bias di pegang. Berkat
terlalu nyata, benda dan bangunan sering disebut artifact. Artinya, di satu sisi
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
7
benda dan bangunan itu disebut data sejarah, tetapi di sisi lain benda dan
bangunan disebut fakta sejarah. Fakta benda dan bena dan bangunan itu ada, tetapi
fakta social (sosifact) sudah tidak terlihat lagi karena peristiwa itu hanya terjadi
satu kali. Begitu pula dengan mentifact. Mentifact adalah fakta yang benar-benar
terlihat lagi karena tersimpan dalam memori otak atau terkandung dalam
dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh manusia. Dokumennya memang tampak
jelas seperti artifact, tetapi mentifact tidak dengan sendirinya keluar dari dokumen
tanpa dibaca dan diteliti (Priyadi, 2013 : 69).
Peninggalan-peninggalan kepurbakalaan, sangat berguna dalam usaha
mengetahui kehidupan manusia di masa lampau yang tidak ternilai harganya
sebagaimana dikemukakan oleh Dadan Wildan yang dikutip oleh Tutty ( 2009 :
22 ) sebagai berikut :
Peninggalan sejarah kepurbakalaan merupakan bagian dari Khazanah
budaya yang mempunyai arti dan nilai penting serta mempunyai fungsi sebagai
(1) sumber data dan bukti-bukti; (2) objek ilmu pengetahuan, sejarah,arkeologi
dan budaya; (3) cermin sejarah dan budaya bangsa; (4) media pendidikan,
pembinaan dan pengembangan nilai-nilai budaya bangsa sepanjang masa; dan (5)
media pemupukan kepribadian bangsa serta sekaligus sebagai alat ketuhanan
nasional.
Kabupaten Ciamis memiliki peninggalan arkeologis,sejarah dan
kepurbakalaan situs-situs dari berbagai masa salah satunya yaitu benda pusaka
perang, alat-alat kesenian,senjata dan lain sebagainya yang tersimpan di
masyarakat maupun yang sudah tersimpan di tempat-tempat penyimpanan benda-
benda peninggalan purbakala seperti di Bumi Alit di Kecamatan Panjalu
Kabupaten Ciamis.
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
8
Situs-situs peninggalan sejarah lokal kerajaan di Indonesia sebenarnya
sangat banyak, namun pada zaman sekarang peninggalan-peninggalan tersebut
sudah banyak yang hilang karena termakan usia. Peninggalan-peninggalan yang
sampai sekarang masih ada yaitu sebuah kolam atau yang biasa disebut dengan
situ yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Untuk itulah
penelitian ini mencoba mengungkap sejarah terjadinya Situ Lengkong dan Situs-
situs peninggalan sejarah yang terdapat di Panjalu, Kabupaten Ciamis.
Penelitian Yang Relevan
Untuk menganalisa permasalah dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa penelitian skripsi dan dari sumber penelitian yang relevan dari
Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan dari Universitas Galuh Ciamis.
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti, namun peneliti mencoba mengkaji penelitian
terdahulu yang hampir sama dengan penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan Daryanti (2002) yang berjudul Situs-situs
Peninggalan Sejarah di Baturraden Banyumas. Situs-situs sejarah yang terdapat
di Baturraden juga mempunyai mitos-mitos tertentu. Mitos adalah sebuah cerita
yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, cerita ini
dapat dituturkan, tetapi juga diungkapkan lewat tarian-tarian atau pementasan
wayang. Mitos mengatasi cerita dalam arti kata modern isinya lebih daripada
rangkaian-rangkaian peristiwa yang menggambarkan dan menghibur saja. Mitos
tidak hanya terbatas pada semacam reportase mengenai peristiwa-peristiwa yang
dahulu terjadi. Mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia dan merupakan
semacam pedoman untuk manusia.
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
9
Basri (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Peninggalan Benda-
benda Purbakala di Kecamatan Mrebet, mengatakan peninggalan-peninggalan
yang terdapat di Kecamatan Mrebet terdiri dari mangkok, lumpang, genta,
binggel, gelang, yoni, kelir, makam, dan lain-lain. Dari situs-situs yang ditemukan
di Kecamatan Mrebet masing-masing terdapat mitos yang berkaitan dengan
kegiatan ritual yang dilakukan di zaman purbakala. Mitos atau cerita lisan yang
ada dan melekat terhadap benda-benda purbakala pada dasarnya merupakan suatu
usaha pewarisan terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang dianggap baik oleh
masyarakat sehingga hal ini dapat diwariskan pula terhadap anak cucu atau
kepada masyarakat sekitar berkembang pada peninggalan benda-benda purbakala
di Kecamatan Mrebet.
Tutty (2009) meneliti Situs Gunung Susuru. Gunung Susuru merupakan
salah satu peninggalan sejarah pada zaman Kerajaan Galuh Kertabumi pada abad
ke-16 M yang berada di Tatar Galuh Ciamis. Gunung Susuru merupakan pusat
berdirinya Kerajaan Galuh Kertabumi, berdasarkan penelitian dan temuan-temuan
yang dilakukan arkeolog dari Balai Arkeologi pada tahun 2006, belum secara
maksimal diteliti dan masih banyak yang belum tergali. Keberadaan Gunung
Susuru saat ini masih belum banyak dikenal oleh masyarakat sekitar desa
Kertabumi, pada khususnya dan masyarakat Ciamis pada umumnya sehingga
belum dimanfaatkan sebagai tempat wisata budaya.
Mahpudin (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Situs Urug Kasang
Tambaksari Ciamis menyatakan beberapa hal yang melatarbelakangi
ditemukannya Situs Urug Kasang di desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
10
Kabupaten Ciamis adalah adanya beberapa fosil yang ditemukan oleh masyarakat
desa Tambaksari terutama para buruh tani yang melakukan aktivitas pertanian di
lokasi tersebut.
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Landasan Teori
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 teori yaitu teori arkeologi,
teori kesejarahan, dan teori kebudayaan.
Yang pertama yaitu teori arkeologi merupakan salah satu data sejarah yang
penting adalah artifact. Di sini, artifact dikatakan sebagai data dan di sisi lain juga
disebut sebagai fakta. Artifact adalah data yang bisa di lihat oleh kasat mata, bisa
diamati dan di teliti, di pegang, dan secara nyata memang ada. Berbeda dengan
data dalam bentuk pikiran. Sejarawan tidak tahu seperti apa data pikiran apabila
pikiran itu tidak ditulis atau dikatakan secara jelas. Artifact disebut data dan fakta
sekaligus karena nyata tampak didepan mata, baik berwujud benda atau bangunan.
Benda-benda peninggalan sejarah bisa dilihat seperti kapak perimbas, kapak
lonjong, kapak sepatu, kapak neolithik, mahkota raja, baju, perhiasan, peralatan
rumah tangga, peralatan kantor, persenjataan perang, jenis kain tradisional, dan
lain-lain. Begitu pula dengan punden berundak, menhir,bangunan candi, kuil,
masjid, gereja, keraton (istana), tempat peristirahatan, tempat perundingan,
museum, tugu peringatan, sekolah, perguruan tinggi, dan lain-lain. Jenis benda
dan bangunan bisa menjadi objek ilmu arkeologi, yang dapat dispesialisasikan
sebagai arkeologi prasejarah, arkeologi Hindu-Buddha, arkeologi islam, dan
arkeologi Belanda dan masa kini (Priyadi, 2013 : 70) .
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
11
Terdapat ketergantungan yang besar pada ilmu sejarah karena keterbatasan
kemampuan para sejarawan sehingga mereka lebih banyak mengandalkan para
arkeolog. Padahal, ilmu arkeologi hanya berkedudukan sebagai ilmu bantu. Ilmu
sejarah seharusnya mengharapkan bahwa sejarawan menjadi tuan rumah di rumah
sejarahnya sendiri. Namun, sejarah merasa beruntung karena keterlibatan
arkeologi sangat membantu dalam membangun teks historis. Jika fenomena itu
terjadi di masa lampau, maka sejarawan harus lebih sigap dan tekun mempelajari
ilmu-ilmu bantu, terutama arkeologi. Sejarawan Indonesia baru mampu terlibat
dalam penulisan Sejarah Nasional Indonesia pada masa kontemporer dengan
adanya arsip Belanda sebagai data historis. Sejarah kontemporer yang benar-benar
terjadi masa kini (abad ke-XX dan XXI) seharusnya tidak boleh dilewatkan
penyimpanannya karena manusia begitu lalai, maka tebusannya di kemudian hari
akan berat dengan hilangnya data tanpa dirasakan (Priyadi, 2013 : 71).
Manusia kelihatannya tidak merasa kehilangan sesuatu. Seiring
berjalannya waktu, data arkeologis semakin berkurang. Lama-kelamaan data
arkeologis yang berasal dari masa prasejarah dan Hindu Buddha rusak dan hilang
karena orang semakin tidak peduli dengan data tersebut. Jika orang mendengar
dan menikmati kisah sejarah, maka muncul kesan bahwa sejarah adalah murah
meriah, tetapi dalam kenyataanya penyusunan sejarah membutuhkan biaya yang
tidak murah, bahkan mahal. Hilang dan hancurnya data arkeologis akan
merugikan bagi penulisan sejarah di kemudian hari (Priyadi, 2013 : 71)
Menurut Hamid & Madjid (2011 : 26) arkeologi atau juga disebut ilmu
purbakala berkaitan dengan bekas atau warisan masa lalu berupa artifact (benda
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
12
visual). Warisan itu dapat berupa bangunan dan monumen yang masih terdapat di
permukaan tanah, bekas yang tersimpan dalam tanah yang dikeluarkan dalam
penggalian. Selain itu tinggalan erkeologis yang tersimpan di bawah laut berupa
bangkai kapal,aneka barang (keramik dan perhiasan emas),dan sebagainya.
Arkeologi terutama memberikan bahan penting tentang zaman yang tidak
mewariskan bahan tertulis, dalam hal ini pada periode pra sejarah.pada zaman ini
belum ada tulisan atau berita tertulis.
Kontribusi arkeologi terhadap studi sejarah kebudayaan sangat berarti.
Apa yang kita ketahui tentang kebudayaan material, hampir semuanya berasal dari
penggalian arkeologi. Misalnya, pembentukan kota dan perumahan, struktur
rumah,perabot rumah tangga, pakaian, perhiasan, alat kerja, senjata, kuburan, dan
sebagainya. Demikian juga dengan pengetahuan agama banyak diperoleh dari
berbagai tinggalan arkeologi, misalnya, arsitektur candi, struktur bangunan
masjid, keraton, makam dan sebagainya (Hamid & Madjid,2011 : 27).
Teori yang kedua yaitu teori kesejarahan, terdapat tiga fungsi sejarah yaitu
memberi pelajaran, memberi inspirasi, dan memberi kesenangan. Fungsi sejarah
yang pertama yaitu memberi pelajaran, dalam memberikan pelajaran kepada
masyarakat masa kini secara terbalik masyarakat harus belajar sejarah. Belajar
sejarah bisa ditempuh melalui pendidikan sejarah di sekolah-sekolah atau orang
bisa secara individual mempelajari sejarah. Sehubungan dengan pendidikan,
sejarah berfungsi sebagai pendidikan moral, penalaran, politik, kebijakan,
perubahan masa depan, dan keindahan (Priyadi, 2013 : 99). Pendidikan moral
melalui pembelajaran sejarah jauh lebih baik daripada pembelajaran yang lain,
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
13
pembelajaran sejarah adalah proses yang tidak melihat moral dari kecaman hitam
putih. Pembelajaran sejarah bukanlah ideologi, tetapi sejarah yang bersinergi ilmu
pendidikan dapat menjelaskan fenomena moralitas berdasarkan fakta-fakta
sejarah. Pendidikan penalaran melalui pembelajaran sejarah dapat menjalankan
tugasnya agar peserta didik berfikir dengan baik. Pendidikan politik juga
menyadarkan akan pentingnya orang berkumpul dan berserikat dalam
berorganisasi, misalnya, berpartai atau berormas. Pendidikan kebijakan juga bisa
memakai pembelajaran sejarah. Pendidikan perubahan juga selaras dengan
pembelajaran sejarah karena sifat sejarah yang hakiki adalah perubahan dan
perkembangan.
Fungsi sejarah yang kedua yaitu memberi inspirasi, terpancar dari sejarah
sebagai ilmu bantu, latar belakang, rujukan, dan bukti (Priyadi, 2013 : 104). Ilmu
sejarah jelas tidak mandiri karena memerlukan ilmu lain sebagai ilmu bantu.
Sebaliknya, ilmu sejarah juga berstatus sebagai ilmu bantu bagi ilmu lain. Ilmu
sejarah merupakan ilmu yang memberi inspirasi bagi ilmuwan lain. Sejarah yang
dijadikan latar belakang suatu tindakan atau aktivitas manusia adalah pemanfaatan
pengalaman masa lampau yang dijadikan salah satu inspirasi. Sejarah sebagai
rujukan atau referensi juga termasuk pemanfaatan inspirasi karena manusia sering
merujuk kepada sejarah agar dalam melakukan pengambilan kebijakan tidak
melakukan kesalahan. Sejarah sebagai bukti sering dipakai untuk alat pembenaran
atau memberikan kebenaran sejarah.
Fungsi yang terakhir yaitu memberi kesenangan, tampak dari sifat ilmu
sejarah yang terbuka, cara mengetahui masa lampau, pernyataan pendapat, dan
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
14
profesi (Priyadi, 2013 : 107). Ilmu sejarah merupakan ilmu yang terbuka karena
semua orang bisa menjadi sejarawan. Tidak selalu mahasiswa lulusan sejarah
bekerja menjadi sejarawan. Jika orang masa kini ingin mengetahui masa lampau
maka cara terbaik adalah membaca karya sejarah. Kesenangan dan kebahagiaan
itu akans emakin bertambah ketika sejarawan mampu berhasil merekonstruksi
sejarah yang sedang dihadapinya. Banyak sejarawan menyatakan pendapatnya
melalui karya sejarah karena di dalam pikiran sejarawan melekat subjektivitasnya,
terutama ketika menafsirkan fakta-fakta sejarah yang dihadapinya. Profesi
kesejarahan yang didukung sebagai lulusan pendidikan sejarah akan lebih
menyenangkan. Di satu sisi ia mendapatkan penghasilan, tetapi di sisi lain ia dapat
mengembangkan ilmunya.
Teori yang ketiga yaitu teori kebudayaan, teori tentang wujud kebudayaan
berpedoman pada perubahan kebudayaan mengacu pada teori C. Kluckhon (Ferry,
2013 : 24-27) yang menurutnya ada tujuh unsur kebudayaan yang bisa didapatkan
dari semua masyarakat sebagai berikut :
Yang pertama yaitu Bahasa. bahasa atau perlambang manusia yang lisan
maupun yang tulisan untuk berkomunikasi satu dengan yang lain. Setiap suku
bangsa mempunyai ciri-ciri beserta variasi-variasi yang berbeda. Suku bangsa
yang besar seperti Indonesia yang terdiri dari berjuta-juta penduduk, selain
menunjuk suatu variasi yang ditentukan oleh perbedaan daerah secara geografis
maupun lapisan serta lingkungan sosial dalam masyarakat suku bangsa.
Yang kedua yaitu Sistem Pengetahuan, kebudayaan di setiap suku semua
mempunyai sistem kebudayaan berbeda dan sistem pengetahuan bisa diperoleh
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
15
melalui pendidikan formal, informal, dan non informal. Ilmu pengetahuan dapat
diperoleh dari media komunikasi berkembang di era modernisasi/globalisasi
dalam berbagai macam bentuk yang meliputi media massa, media elektronika
tradisional, maupun modern.
Yang ketiga yaitu Organisasi Sosial, dalam kehidupan setiap masyarakat
diorganisasikan atau diatur oleh adat-istiadat dan aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungannya, Kesatuan sosial yang paling dekat dan
mesra adalah kesatuan kekerasan yaitu keluarga inti yang dekat dengan kaum
kerabat yang lain.
Yang keempat yaitu Sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem
peralatan hidup dan unsur kebudayaan fidik yang dipakai, oleh manusia dalam
masyarakat pedesaan, yaitu alat-alat produktif seperti alat pertanian, misalnya ani-
ani,sabit cangkul, dan alat bajak. Alat rumah tangga yang dipakai sehari-hari
misalnya tempat memasak,tempat mencuci,dan lain-lain. Selain itu perlatan
busana dari waktu ke waktu juga mengalami perubahan sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan zaman sejak mereka sudah mengenal alat-alat
informasi seperti koran,majalah,radio,dan televise (Koentjaraningrat, 1987 : 112).
Yang kelima yaitu Sistem Mata Pencaharian, penduduk pulau jawa
merupakan daerah utama untuk Indonesia yang penduduknya sangat padat dengan
mayoritas berada di sektor pertanian sebagai mata pencaharian. Namun dengan
adanya modernisasi, membawa perluasan perekonomian diatas sumber daya tanah
sehingga lahan pertanian semakin menyempit. Hal ini berakibat perekonomian
rakyat tidak hanya pada sektor pertanian namun berkembang pada sektor
peternakan, pertukangan, perdagangan, perbengkelan, perkantoran,serta
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
16
buru/karyawan. Pergeseran dalam bidang-bidang perekonomian membawa
pengaruh kebudayaan bagi masyarakat.
Yang keenam yaitu Sistem religi, semua aktivitas manusia yang berkaitan
dengan religi berdasarkan getaran jiwa, disebut emosi keagamaan biasanya pernah
dialami manusia walaupun getaran emosi manusia itu hanya berlangsung
beberapa detik. Emosi keagamaan itulah yang mendorong untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat religi.
Dengan demikian emosi keagamaan merupakan bagian unsur penting
dalam religi bersamaan dengan ketiga unsur lain seperti sistem keyakinan,upacara
keagamaan dan unsur manusia yang mengenal religi.
Yang terakhir yaitu Kesenian, kesenian adalah suatu ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati oleh manusia dengan alat inderanya. Seni
merupakan media yang tepat untuk penerusan dan pengenalan nilai-nilai budaya
dalam pewarisan terhadap penerus masyarakat.
2. Pendekatan
Penelitian tentang objek wisata Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis
ini menggunakan pendekatan arkeologi dan pendekatan antropologis. Pendekatan
ini untuk memahami nilai-nilai budaya yang ada pada situs-situs peninggalan
sejarah di wilayah sekitar Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis serta
pengaruh dalam kehidupan masyarakat Panjalu dan sekitarnya. Unsur ritual
terdapat batu pada makam-makam dan batu-batu peninggalan yang terdapat di
Bumi Alit dan Nusa Gede menjelaskan adanya upacara keagamaan.
Alam dan gejala-gejala itu berasal oleh manusia purba dianggap sebagai
dunia terdapat kekuatan yang luar biasa sehingga jelas keberadaan batu pada
makam-makam dan batu-batu peninggalan sebagai simbolik religi dari
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
17
pembuatnya akan keberadaan sesuatu yang memiliki kekuatan untuk menolong
mereka sebab mereka percaya adanya suatu roh leluhur yang kemudian dalam
penelitian menjelaskan pengaruh kepercayaan terhadap situs peninggalan sejarah
yang terdapat di sekitar Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis. Pendekatan
arkeologis peninggalan-peninggalan yang terdapat di tempat penelitian dan
bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat (Ferry, 2013 : 28).
Terdapat empat prinsip penting arkeologis menurut Foucault dalam
bukunya yang berjudul Arkeologi Pengetahuan, prinsip yang pertama yaitu
arkeologi tidak berusaha menentukan pemikiran, representasi, citra tema,
kesuntukan berfikir yang terjadi atau muncul diskursus-diskursus akan tetapi
arkeologi ingin menentukan dan mendefinisikan diskursus itu sendiri, diskursus
sebagaimana yang dipraktikan berdasarkan aturan-aturan tertentu. Prinsip yang
kedua yaitu arkeologi tidak dimulai dalam kelambanan perkembangannya, dari
wilayah kebingungan opini menuju keunikan sistem atau menuju stabilitas
defenitif dari satu sains, arkeologi bukanlah doskologi tapi analisa diferensial atas
modalitas-modalitas diskursus. Prinsip yang ketiga yaitu arkeologi menentukan
aturan-aturan bagi raktek-praktek diskursif yang akan berlaku disepanjang oevres
individual, kadang-kadang memicu perkembangannya dan mendominasi untuk
beberapa saat sehingga tidak ada yang bisa mempengaruhinya, tapi kadang-
kadang hanya memicu perkembangan dari secuil oevres tersebut. Prinsip yang
terakhir yaitu arkeologi tidak lebih dari sekedar penulisan ulang, yakni dalam
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015
18
bentuk eksterioritas yang diusahakan agar tetap awet , dia adalah transformasi
regular dari apa yang telah dituliskan (Foucault, 2012 : 250-252).
G. Metode Penelitian
Penelitian sejarah dilakukan dengan meninjau suatu masalah dari
perspektif sejarah berdasarkan pada peninggalan atau dokumen sejarah yang ada
juga memvalidkan sumber data tersebut. Metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti untuk mengkaji berbagai permasalahan dengan skripsi yang berjudul Situ
Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat Sebagai Objek Wisata dan Situs
Sejarah.
Metode penelitian historis terdiri dari (1) heuristik (mencari sumber-
sumber), (2) kritik atau analisis (menilai sumber-sumber), (3) interpretasi atau
sintesis (menafsirkan keterangan sumber-sumber), (4) historiografi (penulisan),
(Priyadi, 2011a : 3).
1. Heuristik
Merupakan sebuah tahapan atau kegiatan untuk mencari atau
menemukan sumber, data dan informasi mengenai masalah yang diangkat,
baik tertulis maupun tidak tertulis, yang disesuaikan dengan jenis sejarah yang
akan ditulis. Penelitian sejarah sering menggunakan istilah jejak sejarah,
sumber sejarah, atau data sejarah. Ketiga istilah itu dianggap sama atau data
sejarah terdapat pada sumber atau jejak sejarah sehingga data sejarah sama
dengan teks yang terkandung dalam manuskrip (naskah), maka dari itu,
penelitian sejarah harus menelusuri sumber tertulis atau bahan-bahan
dokumenter (Priyadi, 2011a : 28).
Situs Sejarah Situ..., Eva Novrianti, FKIP UMP, 2015