ebook travelling with creativity [revisi]
DESCRIPTION
Ebook Travelling with Creativity kerjasama antara Twitalk, Indonesia Kreatif, dan Kementerian Perdagangan Indonesia.TRANSCRIPT
TRAVELLING WITH CREATIVITY
Pembina
Mari Elka PangestuTim Pengarah
Hesti Indah Kresnarini, Marthin, Dony EdwardPenanggung Jawab
Cokorda Dewi
KoordinaTor
Pungkas Riandika
Tim Penulis & ediTing
Ibnu Azis, Iswara N. Raditya, Oryza AditamaTim riseT
Panca Ardiansyah, Hanna Herlina, Tessi Fathia Adamalih bahasa
Hanna Herlina
desain samPul & ilusTrasi
Rasefour, Silencer8desain isi & TaTa leTaK
Iswara N. Raditya
KonTribuTor
Twitalk Inc, Indonesia Kreatif
Twitalk Incwww.twitalk.co.id
@twitalkID
Indonesia Kreatifwww.indonesiakreatif.net
@idkreatif
Kementerian Perdagangan Republik Indonesiawww.kemendag.go.id
PENGANTAR
Kemampuan mencipta bukan bakat yang hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Setiap manusia telah diberi kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Bila kreativitas adalah keahlian yang bisa dilatih, maka setiap orang punya kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri.
Buku ini bercerita tentang empat sosok yang telah menempuh perjalanan panjang hingga titik produktif dan kini terus aktif mengembangkan karyakarya mereka di ber bagai saluran dan bidang baru. Prosesnya tidak pernah mudah dan rumusnya pun tidak pernah sama.
Namun, ada yang menarik saat kita mengenal Adhitia Sofyan, Aulia Halimatussadiah (Ollie Salsabeela), Enda Nasution, dan Leonard Theosabrata lebih akrab lagi. Mereka mempunyai pola yang sama sebagai creativepreneur. Keempat sosok ini gemar bepergian, baik untuk ber libur, bekerja, atau menuntut ilmu. Dari sana, mereka pu lang ke Indonesia dan menciptakan berbagai hal baru yang saat ini bisa kita nikmati karyanya, kapanpun itu. Proses pencarian inilah yang melahirkan ide baru melalui jaringan dan pemikiran baru yang mereka bina selama bepergian.
Mempelajari hikmah dari kisah mereka ternyata tidak mudah karena membutuhkan interaksi untuk memahami sudut pandang yang mendasari kisah suksesnya. Bidang kreatif yang mereka geluti adalah ranah multipersepsi yang takkan pernah habis diulas hikmahnya. Memasuki sudut pandang keempat sosok ini untuk memahami bahwa kreativitas bukanlah posisi atau jabatan, melainkan state of mind.
Mari bepergian, lalu biarkan kreativitas mengantar kita.
6
“Saya menulis dan merekam musik di kamar saya dan
memberikannya untuk semua orang secara gratis di internet.
Sama sekali tidak ada pen-dapatan dari itu. Saya suka
menulis musik dan membagi-kannya untuk semua orang
tanpa beban apapun.”
Musik menjadi sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari keseharian Adithia Sofyan, meskipun barangkali baru sebatas hobi dan bukan sebagai pilihan jalan hidup. Ia memang pernah
berupaya merintis karir dari jalur musik, tapi ternyata saat itu Tuhan belum memberi izin. Walaupun begitu, gairah bermusik tidak pernah hilang dari detak nadi kehidupan Adithia Sofyan. Ia terus mencipta rangkaian nada sederhana meskipun itu dilakoninya sembari meringkuk di dalam kamar dan sesekali dinyanyikan saat di kamar mandi.
Bagi Adithia, kamar ibarat ruang mimpi sekaligus bilik studio sebagai tempat di mana ia mengejawantahkan semua yang diperolehnya. “Kamar sering diartikan sebagai tempat untuk beristirahat, melepas penat, dan me ngurung diri. Tidak demikian halnya bagi saya, kamar bagi saya adalah ruang perenungan dan berkarya,” tutur nya. Dari dalam kamar pula, ia “memasarkan” lagulagunya.
adhitia.doc
7
Berbekal gitar, seperangkat alat rekam sederhana, kom puter lipat yang tersambung dengan internet, dan pe rabotan pendukung lainnya, Adithia mulai dikenal seba gai musisi berkarakter. Julukan musisi kamar pun lan tas lekat pada dirinya. Namun, ia menegaskan bahwa mu sisi kamar bukanlah suatu profesi, apalagi dijadikan sa lah satu jenis aliran musik. “Saya dikenal sebagai musisi ka mar tidur hanya karena saya bermain musik di kamar ti dur saja,” jelasnya.
Proses kreatif yang dilakoni Adithia Sofyan mendapat respon positif dari publik. Lagulagu ciptaannya, yang dibagikan gratis lewat internet, memperoleh sambut an me riah. Alhasil, Adithia terancam kondang berkat apresiasi dari para penikmat musiknya. Namanya pun beranjak sejajar dengan para musisi Indonesia yang memang meng adu nasib di jalur nada. Tak jarang Adithia tampil se panggung dengan para musisi itu. Berbagai penghargaan musik pun sukses diraihnya. Boleh jadi, Adithia Sof yan ada lah salah satu musisi pertama di Indonesia yang meniti karir profesional dari dalam kamar, dan itu berha sil!
“Kamar bagi saya adalah ruang perenungan dan
berkarya.”
adhitia.doc
8
MUSISI INDEPENDEN tanpa tendensi
Semua bermula dari ke rin duannya menulis la gu. Pada medio ta hun 2007 itu, Adithia Sof yan me ngumpulkan kemba li per a lat an rekam yang du lu per nah digu nakan nya. Cu kup lama ia tidak lagi me nyikapi musik
de ngan se rius. Seingat Adithia, terak hir kali ia merekam lagu adalah pada tahun 1999, dan 8 tahun kemudian, ia baru menyen tuh lagi alatalat itu. Namun, ia sama sekali tidak ingin serius, modal dasar nya hanya gitar bolong dan suara yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
Adithia Sofyan sepenuh nya sadar bahwa ia adalah tipi kal manusia rumah an. Oleh sebab itu, ia belum ber pikiran membentuk band dalam menyalur kan ji wa ber musiknya. Sem pat ter lin tas di benak nya un tuk menyewa studio profe si o nal lengkap dengan sound engi ne er berpengalaman,
“Musik adalah karya yang bernada.”
adhitia.doc
9
akan teta pi ni at itu tidak pernah ia la ku kan. Ia tidak ma u un tuk meninggalkan kenyamanan bersama keluarga tercinta di rumahnya yang terletak di Taman Rasuna, Jakarta Selatan. Menurutnya, rekaman di rumah pun ia sudah efektif. “Saya pikir, rekaman di rumah saja bisa mendapatkan hasil yang cukup listenable,” tutur penyuka kerupuk ini.
“Saya dikenal sebagai musisi kamar tidur hanya
karena saya bermain musik di kamar tidur
saja.”
adhitia.doc
10
Oleh karena itulah, Adithia Sofyan menikmati kehidupan bermusiknya dari dalam rumah, tepatnya dari kamar tidur yang justru berfungsi sebagai laboratorium proses kreatifnya. Ditemani gitar dan secangkir kopi ha ngat, Adithia Sofyan mulai menjelma menjadi musisi yang patut diperhitungkan. Padahal, ketika pertama kali mencipta dan merekam hasil kar yanya, lagulagu itu hanya untuk simpanan pribadi atau diberikan kepada temanteman dekatnya. “Saya tidak punya rencana apaapa terhadap lagulagu ini,” akunya.
Di saat permulaan itu, Adithia Sofyan berhasil mencipta 5 lagu. Ia menganggap, apa yang telah ia hasilkan itu hanya sekadar sebagai proyek hobi. Ia memang pernah punya keinginan menjadi seorang musisi betulan, na mun karena sesuatu dan lain hal, ia mengendapkan sejenak impiannya itu.
Hingga pada suatu ketika, Adithia menerima kiriman album dari Andre Harihandoyo, kawannya yang juga seorang musisi. Adithia
Andre Harihandoyo adalah seorang musisi Indonesia yang ber-sama 4 musisi muda lainnya membentuk grup band The Sonic People pada 2006.
Andre Harihandoyo berperan sebagai gi-taris sekaligus vokalis.Mereka mengusung jenis musik yang menggabungkan country, blues, dan jazz.
Selama kiprahnya, mereka su-dah melawat ke beberapa negara dan telah meng-hasilkan 3 album, yaitu: Room Session (2007), Two Sides For Every Story (2008), dan Good For The Soul (2009).
sonicpeoplemusic.com
11
sedikit heran karena di dalam album itu hanya terdapat 5 lagu saja. “Kalau cuma 5 lagu sih aku juga punya,” pikirnya. Album Andre Harihandoyo itu memang berformat mini album atau Extended Play (EP).
Dari situlah Adithia Sofyan mulai terpacu untuk untuk melakukan hal yang sama, meskipun masih sebatas mainmain. Malam itu juga, ia merancang desain cover untuk rencana album mininya itu. Lalu, ia menggandakan 5 lagunya dan dikemas dalam bentuk kepingan CD. Namun, ia hanya ingin membagikan mini albumnya itu untuk keluarga, kawankawan dekat, dan rekanrekan sekantornya saja. Setelah cukup berbagi, masih tersisa CD sebanyak 70 keping yang kemudian disimpan di sebuah ruang gelap yang jarang dijamahnya.
Waktu terus bergulir. Adithia Sofyan mulai tergoda untuk mengirimkan EPnya ke radio untuk diputar jika memang ternyata layak. Tanpa pikiran anehaneh, ia me ngirimkan 2 lagunya ke chart NuBuzz di radio Prambors FM.
Chart NuBuzz adalah sebuah program siaran di radio Prambors FM yang menerima lagu-lagu dari siapa saja untuk disiarkan secara on air apabila layak dan terpilih.
adhi
tia.d
oc
12
Terus terang, apa yang dilakukannya itu hanya sebatas iseng saja, dan ia tidak berharap banyak dari itu. “Siapa yang mau mendengarkan chart indie selain orang yang mengirim demo itu sendiri?” pikirnya.
Tidak disangka, gayung ternyata bersambut, 2 lagunya, yakni “Adelaide Sky” dan “Memilihmu”, dikabarkan akan diputar di Prambors. Selain itu, kedua lagu itu akan dipakai untuk Ring Back Tone (RBT). Ia pun sedikit kaget karena Prambors juga menawari sejumlah kontrak sebelum lagulagunya diperdengarkan di udara.
Di satu sisi, Adithia memang hanya ingin menempatkan musik sebatas kesukaan dalam kesehariannya saja. Namun, di sisi lain, kesempatan ini adalah peluang baginya untuk merangkak ke lingkup yang lebih luas kendati ia tidak pernah mengharapkan apapun dari situ. Meskipun sedikit tak yakin, Adithia akhirnya mengiyakan tawaran menggiurkan dari Prambors itu.
Pertaruhan nasib pun dimulai, lagu Adithia dilempar ke ajang Chart NuBuzz. “Adelaide Sky” start dari posisi ke8, dan mulai beranjak naik dalam beberapa pekan, dari posisi ke6, kemudian ke4. Tidak disangkasangka, “Adelaide Sky” sukses menduduki posisi puncak. “Senang sekali rasanya! Ternyata Tuhan tidak sepenuhnya menolak rencana bermusik saya!” ujarnya girang.
“Ternyata Tuhan tidak sepenuhnya menolak rencana bermusik saya!”
adhi
tia.d
oc
13
“Saya berusaha keras untuk tetap humble, lalu berpegangan ekstra erat ke kursi, siapa tahu badan tibatiba melayang!” tambahnya. Tidak hanya itu, lagu “Memilihmu” masuk ke dalam album kompilasi NuBuzz 1.1 yang berisi lagulagu andalan Chart NuBuzz. Selain lagu karya Adithia Sof yan, lagu milik Sind3ntosca dan Drew juga terhimpun di album ini.
Karya Adithia yang berkibar di Nubuzz dan juga melalui siaran radio lainnya tak pelak menuai apresiasi. Salah satunya adalah lewat jejaring sosial MySpace di mana banyak orang memberikan kata selamat kepada nya. Adithia lantas teringat mini albumnya yang masih tersisa 70 keping itu. “Saya pasang gambar 70 keping EP saya di halaman MySpace. Saya mempersilahkan setiap orang yang berminat untuk meninggalkan alamat mereka untuk saya kirimi EP
“Berbagi gratis ternyata bisa sangat
menyenangkan.”
adhi
tia.d
oc
14
saya ini,” tuturnya. Hebatnya, ia membagikannya secara gratis, bahkan ongkos kirim pun ditanggungnya. Kurang dari 2 bulan, mini albumnya laris. “Ternyata bagibagi gratis bisa sangat menyenangkan,” ujarnya bahagia.
Sekali lagi, Adithia Sofyan “terpaksa” terjun ke dunia musik hanya demi kesenangan semata, sama sekali tidak ada kepentingan ekonomi, apalagi bermimpi ingin menjadi pesohor. ”Hanya karena saya suka menulis musik, bukan selalu berarti saya ingin menjadi terkenal,” demikian prinsip yang selalu dianut Adithia Sofyan.
adhitia.doc
15
Nama Adithia Sofyan sebagai musisi kamar yang suka berbagi ternyata sudah terlanjur dikenal. Tanggal 5 April 2008 mungkin menjadi hari yang paling mendebarkan dalam hidup Adithia. Pada hari itu, ia “dipaksa” keluar kamar, diundang tampil live dalam acara Art Fest di salah satu kampus terkemuka di ibukota: Universitas Atmajaya. Terang saja Adithia agak sedikit demam panggung. Terakhir kali ia tampil bermusik di depan publik adalah pada tahun 2000, dan kini ia harus menghadapi situasi serupa di usia yang bisa dibilang sudah tidak muda lagi.
“Halo semua, gue Adhitia Sofyan, musisi kamar, agak grogi juga karena hari ini harus main di luar kamar,” sapanya kepada hadirin di Atmajaya, sedikit gugup. Pada penampilan perdananya di luar kamar itu, Adithia membawakan 4 lagu. Ternyata mereka suka, bahkan me minta lebih. “Sayang, saya cuma benarbenar prepare 4 lagu,” jelas Adithia mengenang saatsaat monumental itu.
”Hanya karena saya suka menulis musik, bukan selalu berarti saya ingin menjadi
terkenal.”
adhitia.doc
16
Selepas penampilan manisnya di Atmajaya, nama Adi thia semakin terangkat. Pada Agustus 2008, sepucuk pe san masuk ke inbox akun MySpace miliknya. Pesan itu ternyata dari Tyas A. Moein, produser film “Kambing Jantan: The Movie”. Tyas menyatakan sangat tertarik dengan lagu “Adelaide Sky” untuk dijadikan salah satu lagu yang akan dimasukkan ke dalam filmnya. “Judul dan liriknya pas sekali dengan isi film ini,” ujar Tyas dalam pesannya. Adithia serasa mendapat durian runtuh. Salah satu lagunya akan ikut ambil bagian dalam film yang diperankan langsung oleh Raditya Dika itu.
“Kambing Jantan: The Movie” adalah film
Indonesia yang diang-kat dari blog dan novel Raditya Dika. Film yang
dirilis pada 5 Maret 2009 dan disutradarai oleh Rudi Soedjarwo ini menampil-kan Raditya Dika sebagai
pemeran utama.adhi
tia.d
oc
17
Sebenarnya, di waktu yang hampir bersamaan, Adithia sedang berusaha menyusun full album perdananya. Pihak NuBuzz pernah tertarik untuk memproduksi lagulagunya dalam format full album. Untuk mengisi komposisi album ini, ada 6 lagu baru yang akan digabungkan dengan 5 lagu yang telah diciptakannya sebelumnya. Ketika materi album sudah siap, ternyata NuBuzz, yang saat itu baru saja melepaskan diri dari Prambors, belum siap membuat full album. “Sebetulnya saya hanya menggantungkan ke NuBuzz untuk urusan full album ini,” keluhnya.
Kendati demikian, Adithia memutuskan untuk jalan terus. Di bawah produksi sendiri, album perdana bertajuk Quiet Down: Bedroom Recordings Vol. 1 berhasil diluncurkan. Hebat nya lagi, proses pembuatan album itu dilakukannya sendiri, dari menciptakan lagu, rekaman, mendesain sampul album, hingga memasarkan albumnya. Selain disebarkan gratis via internet, Quiet Down juga tersedia di tokotoko kaset dalam bentuk CD.
“Quiet Down
adalah pintu
masuk saya kem-
bali ke musik.”
adhitia.doc
18
“Quiet Down adalah musik untuk santai atau istirahat,” komentar Adithia. Ia memang lebih nyaman bekerja pada malam hari ketika suasana tenang. “Jika dalam kondisi tenang, kita mungkin akan mendengar atau mendapat sesuatu dengan lebih jelas,” tutur Adithia. Quiet Down kian menegaskan identitasnya sebagai musisi. Ia mulai bergairah lagi untuk melanjutkan mimpi yang sempat dikuburnya dalamdalam. “Album ini adalah pintu masuk saya kembali ke musik,” tegasnya.
Sinyal tenar Quiet Down ternyata terpancar sampai ke Jepang. Album ini dipasarkan secara resmi di Jepang oleh sebuah label indie bernama Production Dessinee. Seorang penikmat musik dari Jepang, Horiuchi Takashi, memberi apresiasi terhadap lagulagu Adithia Sofyan.
“Sudah lama saya tak pernah menyimak album akustik senikmat ini,” tutur Takashi lewat tulisannya. “Saya telah berprasangka buruk terhadap Indonesia. Saya tidak menge nal Adhitia Sofyan secara detil, tapi saya pernah dengar bahwa album (Quiet Down) ini direkam di kamarnya, memadukan gitar dan nyanyian, menghasilkan ambi ence yang merilekskan, hangat menenangkan persis seper ti matahari, apalagi bila didengarkan oleh orang sakit yang sedang beristirahat di atas tempat tidur rumah sakit.”
adhitia.doc
19
Respon publik terha dap album pertamanya yang meng gembirakan memacu Adithia kembali masuk ka mar untuk meng garap album lagi. Kali ini bersa ma la bel De majors, Adi thia me rilis al bum keduanya: For get Yo ur Plans, Bedroom Re cor dings Vol. 2.
Sedikit berbeda dengan album sebelumnya yang hampir semua lagu nya bercerita tentang relationship, tema untuk
lagulagu di album kedua ini sedikit lebih beragam, ada yang berbicara tentang kota, kematian, dan tentu saja soal percintaan.
Selain itu, atas saran seorang teman dari Demajors yang menilai lagulagu di Quiet Down terlalu seragam, maka di Forget Your Plans Adithia menambahkan beberapa ornamen alat musik seperti pianika, kulintang, xilophone, electric guitar, dan strings, agar album ini menjadi sedikit lebih riuh. Untuk distribusi, Adithia juga membuat album dalam bentuk fisik (CD) supaya lebih resmi, selain tentu saja tetap konsisten menyediakan lagulagunya diunduh tanpa bayar di internet.
Sejak peluncuran Quiet Down hingga Forget Your Plans, Adithia sudah banyak tampil di panggung, baik on air maupun off air di berbagai tempat di Indonesia. Tidak jarang ia tampil sepanggung, atau paling tidak di acara yang sama, dengan para musisi nasional.
Pada 20 Agustus 2010, Adithia mendapat kehormat an untuk ambil bagian dalam acara Harmoni di SCTV, di mana ia tampil bersama
Harmoni adalah sebuah acara konser musik di Indonesia yang dikemas dalam nuansa orkestra nan megah. Harmoni yang disiarkan stasiun televisi nasional SCTV sejak awal tahun 2010 menjadi perhelatan yang cukup bergengsi karena musiknya diaransemen oleh para komposer kenamaan Indonesia, seperti Andi Rianto dan Purwacaraka.
adhitia.doc/repro
20
Tantri “Kotak”, Anjie eks “Drive”, Sandy Sandoro, Rossa, Vidi Aldiano, Kikan eks “Cokelat”, Andy “/Rif”, dan para musisi papan atas lainnya.
Selain itu, dalam konser “A Flava As You Like It” yang digelar di 4 kota besar di Indonesia pada pertengahan tahun 2011, nama Adithia Sofyan sejajar dengan band atau musisi top Indonesia seperti Naif, Ipang, Mike’s Apartement, Pure Saturday, Ernest “Cokelat”, JRocks, dan masih banyak yang lainnya.
Dari kamar pula, Adithia Sofyan bisa melenggang ke Asia. Albumnya yang sudah resmi diedarkan di Jepang mulai merambah ke negaranegara Asia lainnya. Tidak hanya itu, ia pun didapuk untuk tampil di Singapura dalam pergelaran akbar Singapore’s Mosaic Music Festival. Adithia, bersama The Trees and The Wild dan Sarasvati, datang dari Indonesia dalam festival musik internasional yang dilangsungkan di esplanaDe-theatres on the Bay pada tanggal 1617 Maret 2011 itu.
Singapore’s Mosaic Music Festival merupa-kan perhelatan musisi independen tahunan
akbar di Singapura yang mengundang musisi terpilih dari negara-negara Asia lainnya.
Esplanade-Theatres on the Bay adalah pusat kesenian terbesar di Singapura, mencakup
seluruh cabang seni: musik, tari, teater, hingga seni visual, yang fokus pada budaya Asia.
adhitia.doc
21
Ini adalah kedua kalinya Adithia tampil di panggung megah Esplanade. Sebelumnya, tanggal 1618 Juli 2010, ia manggung di tempat yang sama dalam perhelatan mu sik bertajuk Rocking the Region.
Untuk Singapore’s Mosaic Music Festival, Adithia be rang kat ke Negeri Singa le bih awal, yakni pada 13 Ma ret 2011. Ia datang cepat karena harus berlatih bersama bi duan tu an rumah, Ling Kai, dan Mia Palencia dari Malaysia, yang direncanakan tampil bersa ma nya.
Adithia Sofyan memang akan tampil penuh selama 2 hari. Pada 16 Maret 2011,
ia berduet dengan Ling Kai dan Mia Palencia. Lalu di hari kedua, ia bermain bersama sesama musisi Indonesia, Saras vati, selain tampil solo di atas pentas.
adhitia.doc
22
Jalur musik “berbeda” yang diusung Adi thia Sofyan membu atnya untuk melompat le bih ting gi. Ia di gan jar peng hargaan In do nesia Cutting Edge Music Awards (ICEMA) 2010. Dua kategori sukses direng kuh Adithia, yakni
Favorite SingerSongwriter dan Favor ite Solo Artist. Raihan ini semakin menegaskan kua litas Adithia di belantika musik Indonesia.
Di ajang iCeMa 2010, terdapat namanama beken yang memperoleh penghargaan untuk masingmasing kate gori. Sebut saja Maliq N D’Essential, Superman is Dead, Efek Rumah Kaca, The Sigit, Jiung, Barry Likumahuwa, Goodnight Electric, Gugun and Blues Shelter, Killing Me Inside, J Flow, DJ Riri Mestika, Tompi, Shaggy Dog, PAS Band, hingga sang legenda Fariz RM yang memperoleh Lifetime Achivement.
Begitulah, citacita tertunda Adithia Sofyan untuk menjadi seorang musisi sejati mulai terwujud. Namanya pun sejajar dengan sederet jagoan musik Indonesia. Adithia pantas berbang ga hati karena ia dinilai mam pu berbareng berge rak bersama para musisi kelas wahid Indonesia. Dari ruang mimpi di sudut kamarnya, Adithia Sof yan menapak karir mu sik menuju ja lan yang ter ancam te rang.
ICEMA meru-pakan ajang
penghargaan pertama di Indonesia
kepada para musisi yang konsisten di
jalur non-mainstream.
ICEMA diberi-kan untuk-
mereka yang bersemangat
pembaha-ruan dengan
bentuk-bentuk ekspresi baru.
adhi
tia.d
oc
lemahsinyal.blogspot.com
23
MIMPIMEMBANGKITKAN
YANG TERKUBUR
“Saya memang pernah berencana menjadikan musik sebagai pilihan hidup saya, tapi saya rasa rencana
itu sudah ditolak Tuhan.”
Pada suatu malam, Adithia kecil diajak orangtuanya untuk makan bersama di sebuah kafe di Solo. Kebe tulan, malam itu sedang ada sajian live music di kafe tersebut. Kelompok musik yang tampil ada
lah sebuah band top 40. Saat hendak menikmati hidangan yang tersedia, tibatiba Adithia terhenyak. Grup band itu mulai beraksi dengan memainkan salah satu hits Michael Jackson, raja musik pop yang memang sedang kondang di awal dekade 1990an itu.
>>>
adhitia.doc
24
Adithia terkesima saat mendengar cabikan gitar yang memainkan intro tembang Black or White. Ia terbengong dan berdecak kagum melihat permainan sang gitaris itu. Tanpa disadari, detikdetik itulah yang menjadi momen pencerahan bagi Adithia Sofyan, bahwa ia telah jatuh cinta kepada makhluk cantik nan merdu yang bernama gitar. Ia bertekad untuk lebih mengenal gitar lebih dekat. Sebenarnya ia sudah punya alat musik petik itu di rumah. Namun, selama ini, gitar itu hanya dimainkan sekenanya saja, atau paling tidak untuk action semata. Di depan cermin, ia sering bergaya bak gitaris handal, menimang gitar tanpa irama sambil mendengarkan lagulagu kesukaannya.
Mulanya, Adithia memang tidak begitu antusias menyambut kehadiran gitar pemberian ibundanya itu. Bukan karena tak suka, melainkan karena ia sendiri bingung bagaimana cara memainkan perangkat musik genjreng tersebut. Alihalih memetik senar gitar dan menghasilkan irama lagu sederhana, untuk sekadar menyelaraskan nadanada saja ia masih kesulitan karena jarijari mungilnya sama sekali belum terlatih.
adhitia.doc
25
Namun, malam di kafe itu mengubah semuanya dan benarbenar menjadi malam yang istimewa bagi Adithia. Gitar yang dimainkan oleh sang gitaris yang tampil malam itu berbeda dengan gitar miliknya. “Itu elektrik gitar, de ngan suara distorsinya yang heboh, dimainkan live di depan mata dan telinga saya!” seru Adithia mengenang apa yang dirasakannya di malam bersejarah itu.
Raungan gitar yang membahana karena terhubung dengan arus listrik itu seolaholah menyengat kesadarannya, bahwa sepertinya ia telah menemukan tujuan hidup yang sesungguhnya. Tanpa pikir panjang, ia berkata mantap kepada sang ibunda, “Mama, aku ingin les gitar elektrik!”
“Saya tidak bisa men-jelaskan apa artinya
gitar buat saya. Gitar adalah saya!”
adhitia.doc
26
Sepekan setelah malam itu, Adithia Sofyan langsung ikut kur sus gitar di Yayasan Musik In do nesia di Solo. Namun, ia tidak lama belajar di tempat les itu. “Setelah setahun, saya me rasa sudah cukup ilmu, se ti dak nya buat genjranggenjreng di ka mar sendiri,” ujarnya.
Permainan gitar Adi thia memang terkesan na tu ral dan apa adanya. Ia ti dak memaksakan diri untuk memahami sesuatu yang me mang di luar jangkauannya. Bahkan, Adi thia sendiri mengakui bah wa tidak se mua chord da lam lagulagu nya yang benarbenar dime ngerti oleh nya.
Ketika banyak di antara pe nikmat musiknya yang meminta chord gitar lagulagu nya, dija wab nya dengan jujur bahwa ia sendiri tidak tahu na ma chordchord itu. Ia me re kareka sendiri seperti apa bunyi nya, asal terdengar nya man di telinga.
“Saya selalu membiarkan jarijari saya menelusuri neck gitar dan membentuk formasifor ma si seenak saya saja. Bentukbentuk chord yang cocok di ku ping lalu sering saya mainkan, sampai akhirnya saya terbiasa dengannya,” akunya polos.
“Menulis musik itu seperti
menulis buku harian...”
adhitia.doc
27
Begitu pula dengan cara Adithia dalam menulis lirik. Natural dan apa adanya, mengalir begitu saja. Baginya, menulis musik ibarat menulis buku harian di mana ia harus menjaga serpihan emosi dan menyimpannya baikbaik di dalam hati. “Seperti menulis diary, tidak ada yang mengatur, tidak ada yang bilang jelek, bagus, salah, dan sebagainya,” katanya. Ia tidak per nah menghafal lirik lagu yang te lah ditulisnya. Menurutnya, lirik la gu beda dengan rumus kimia. “Ja ngan dihafal, dibiasakan biar kenal dan dinikmati,” pesannya.
Bahkan tak sekadar itu, menurut Adithia, menulis musik ada lah hal yang sangat pribadi dan terkadang hampir seperti sesuatu yang spiritual. “Musik adalah kar ya yang bernada,” demikian de fi ni si musik menuru Adithia. Ia me nu lis musik hanya menuruti mood. Ia mengaku tidak menggantungkan in sipirasi dari manapun. Musik datang semaunya, ia tinggal mene
rima yang datang itu.
Adithia pu nya mo dal ber harga, yakni bah wa ia sa ngat men cintai gitar. Ya, Adi thia ada lah seorang satria bergitar, dan ia pu nya ala san jelas mengenai itu. “Gi tar akus tik adalah kendaraan paling sim ple un tuk membuat lagu, ter dengar lebih spontan, jujur, dan apa adanya,” jelas nya.
adhitia.doc
adhitia.doc
28
Adithia mencintai gitar, bahkan tan pa ia ta hu penyebabnya. “Sa ya tidak bisa men jelaskan apa artinya gitar buat saya. Gitar adalah saya!” ka tanya lu gas.
Tidak bisa dipungkiri, kecintaannya pada gitar bermuasal dari “malam pencerahan” yang terjadi di kafe saat ia remaja dulu. Sejak itulah, Adithia menetapkan citacitanya: ia ingin menjadi musisi, Apalagi menyanyi adalah salah satu hobinya sejak kecil di mana ia sudah senang bersenandung sambil mendengarkan lagulagu yang diputar di radio.
Terkadang, Adhit kecil isengiseng merekam suaranya sendiri dengan tape recorder. Saat itu, ia paling suka menyanyikan lagulagu milik Bon Jovi, atau tembangtembang musisi Indonesia yang sedang populer kala itu, Ikang Fawzi atau Farid Harja misalnya. Rumah orangtuanya yang berlokasi di Perumahan Fajar Indah Solo pun tidak pernah sepi dari tingkah polah Adhit kecil yang enerjik.
Adithia Sofyan tumbuh dan dibesarkan di Surakarta, Jawa Tengah, meskipun ia bukan anak asli Solo. Adithia dilahirkan di titik sentrum Tanah Sunda, yaitu di Bandung, pada 6 November 1977. Ia dan keluarga pindah ke Solo pada tahun 1981, atau ketika usianya
adhitia.doc
29
masih 4 tahun. Adithia sangat beruntung karena ia mengalami masamasa kecil yang indah dan membahagiakan. Ia punya banyak teman sepermainan di solo. Ia pun cukup dekat dengan ayahnya, dan terutama dengan ibundanya.
Ia menikmati masa kecil sekaligus usia mudanya di pusat peradaban Jawa itu sejak usia Taman Kanakkanak hingga SMA. Adithia bersekolah di TK Taman Putra Solo, lalu di SD Negeri Bromantakan 56 Solo. Saat menginjak remaja, ia menempuh pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri 1 Solo sebelum melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni di SMA Negeri 4 Solo.
Masa studi di SMA Negeri 4 Solo ternyata tidak ia habiskan. Di tahun ketiga, ia pindah sekolah ke Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam inilah naluri bermusiknya semakin menguat, ia ingin mewujudkan citacitanya sebagai musisi. Tahun 1996, atau ketika usianya menginjak 19 tahun, ia mencoba peruntungan dengan mendaftarkan diri ke sekolah musik Berklee College of Music di Boston.
mahdimuhammad.doc
30
Sayang, ia gagal diterima menjadi siswa di sana karena pengetahuan musiknya dinilai belum memenuhi syarat.
Adithia sedikit terpukul menerima kenyataan itu, ia ke Amerika memang bertujuan untuk serius di bidang musik. “Memang saya pernah berencana menjadikan musik sebagai pilihan hidup, tapi saya rasa rencana itu sudah ditolak Tuhan,” kenangnya mengingat peristiwa di Boston. Namun ia tetap lapang dada.
Kelak, keikhlasan dan kesabarannya akan membuahkan hasil. Kuburan impiannya ternyata masih bisa dibangkitkan. “Saya merasa diingatkan, kalau mau bermusik tidak perlu harus lewat Berklee College. Oleh Tuhan, saya diminta menunggu sampai tahun 2007 di mana saya bisa membuat lagu yang tidak memalukan, cukup baik, dan layak dengar,” ungkapnya.
“Saya merasa diingatkan, kalau
mau bermusik tidak perlu harus lewat
Berklee College.”
Berklee College of musiC adalah sebuah sekolah tinggi musik terkemuka di Boston, Amerika Serikat, yang didirikan oleh Lawrence Berk pada lebih dari setengah abad yang lampau.
nisamakm
ur.doc
31
Adithia menyadari bahwa karakter bermusiknya selama ini memang tidak berlandaskan rumusrumus teori. Ia lebih suka langsung praktek daripada harus mempelajari tetek bengek teori. Ia mengaku tidak pernah terpaku pada chord. “Mainkan saja apa yang terdengar,” begitu resepnya. Saat kursus di Yayasan Musik Indonesia di Solo, misalnya, ia sudah “menolak” halhal yang berbau teori. Maka tidak heran jika permainan gitar Adithia tidak mengandung chordchord yang justru bisa memusingkan.
Definisi kreativitas bagi Adithia adalah kebiasaan, jadi tidak usah terlalu pusing menjaga kreativitas itu. “Kalau sudah menjadi kebiasaan tidak usah dijaga, sudah naturenya,” ungkap penyuka nasi rawon dan nasi liwet ini. Play by ear, demikian Adithia menyebut metode bermusiknya. Pemahaman seperti ini masih dianutnya hingga sekarang, dan pada akhirnya memang membuahkan hasil positif kendati ia harus menunggu cukup lama dan nyaris mengubur mimpinya untuk berkecimpung di belantika musik.
Terpental dari ujian masuk di Berklee College of Music di Boston membuat Adithia Sofyan sejenak mengalihkan kon sentrasinya ke ranah desain grafis. Adhitia memutuskan
>>>
“Mainkan saja apa yang terdengar...”
adhitia.doc
32
menyeberang ke Australia untuk menempuh studi di KvB Institute of Technology North Sydney dan mengambil jurusan Graphic Design and Multimedia. Setelah lulus tahun 1999, ia langsung pulang kampung ke Solo.
Di Kota Bengawan, gairah bermusiknya kembali muncul. Bersama sejumlah karibnya, Adhitia membentuk band dan sering diundang ke acaraacara kampus. Tak hanya itu, ia dan kawankawan juga membuat demo album yang disebarkan ke berbagai stasiun radio di Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Bandung. Karya mereka mendapat respon positif. Tawaran manggung pun semakin banyak.
Di tengah kesenangannya menikmati hidup sebagai musisi, ternyata Adithia dihadapkan pada pilihan lain: ia mendapat panggilan ke Jakarta untuk bekerja sebagai desainer grafis. Pada November 2000, ia memutuskan untuk melangkah ke seberang menuju ibukota dan bergabung dengan perusahaan Matari Advertising. Jauhjauh sekolah desain hingga ke Negeri Kanguru ternyata tidak siasia. Tidak sampai 2 tahun bergelut di ranah desain grafis, ia sudah mencapai level Junior Art Director.
priya
diim
annu
rcah
yo.d
oc
adhi
tia.d
oc
33
Pada pertengahan tahun 2002, Adithia mundur dari Matari untuk menimba lebih banyak pengalaman lain. Selama 6 bulan, ia menetap di Singapura untuk mengikuti portfolio course di Singapore Institute of Advertising dan selesai akhir tahun itu juga. Ia juga mendapat kesempatan untuk magang di biro iklan Lowe Singapore.
Sebenarnya Adithia ingin mencoba bekerja di Singapura, “... namun ternyata bekal saya dari Matari belum cukup untuk menaklukkan negeri jiran yang satu ini,” ungkapnya. Kebetulan, di waktu yang sama, ia mendapat tawaran dari biro iklan JWT di Jakarta untuk menjadi Art Director. Maka, pada Januari 2003, ia pun kembali ke Jakarta. Segera setelah itu, Adithia menikahi perempuan yang dicintainya, Iim Fahima Jachja.
Selama di JWT, Adithia menorehkan prestasi gemilang. Nyaris tiap tahun ia m era ih creative award, seperti Citra Pa ri wa ra atau ADOI Awards, yang di an tara nya diraih berkat kerja tim. Ia bertahan di JWT hingga mencapai posisi sebagai Senior Art Direc tor dan mundur pada September 2005, “Saya meninggalkan hirukpikuk panggung periklanan nasional dan hijrah ke industri online advertising,” tuturnya.
adhi
tia.d
oc
dd.doc
34
Bersama sang istri, ia kemudian mendirikan biro konsultan online marketing bernama Virus CoMMuniCations. Peker jaan Adithia sebenarnya masih sama dengan semasa di dunia iklan, yakni membuat ideide kreatif untuk kampanye iklan klien, “Namun, ada satu hal fundamental yang sangat berbeda: medan tempur saya adalah internet,” katanya.
Begitulah, internet menjadi pegangan baru Adithia dalam perjalanan karirnya hingga saat ini. Berkat internet pula ia dapat kembali menemukan atensinya di jalur musik yang sempat terlupakan. Kini, setelah secara menyerahkan kepada sang istri untuk mengendalikan bisnis mereka, Adithia bisa lebih berkonsentrasi untuk membangkitkan mimpinya yang terkubur meskipun tujuan yang dikejarnya bukanlah soal materi atau ketenaran semata. Atas nama cinta, Adithia Sofyan kembali ke dunia musik, dunia yang selalu ada di dalam hari dan hatinya.
Virus Communications adalah biro kon-sultan di bidang online marketing yang kemudian menjadi divisi baru di perusa-haan yang sudah mapan sebelumnya, Virtual Consulting, yang digawangi oleh Nukman Lutfie.
virtual.co.id
35
“Mena ngis di depan Ka’bah
serasa membuat saya kembali ke
umur 3 tahun. (Saya pernah) me-
rengek di pang-kuan ibu karena
sakit sewaktu terjatuh, atau
karena rindu saja pada ibu kenapa
beliau lama sekali pulang dari kan-
tor, sementara ibu ha nya tersenyum sambil mengelus-
elus punggung saya.”
Kebiasaan Adithia Sofyan sedari kecil yang doyan berdendang lantang se pertinya tidak luput dari perhatian sang ibunda. Sang ma
ma tentunya punya alasan me ngapa mem berikan gitar untuk anak tercinta nya, saat Adhit ma sih berusia 14 tahun.
Mengapa gitar? Meng apa bukan alat musik atau jenis barang lainnya? Tidak perlu dijawab, karena bagaimanapun juga, seorang ibu adalah orang yang paling mengerti tentang anaknya. Berkat naluri jitu ibunda, Adithia menjadi manusia yang suka bermusik, dan kini dikenal sebagai sosok musisi unik yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Bukan tidak mungkin Adithia menempatkan sang ibunda sebagai so sok terhebat dalam hidupnya. Pelukan sang ibunda ibarat ruang yang me nya mankan bagi Adithia. Saat bibirnya mengaduh karena terjatuh dan ter luka semasa kecil, misalnya, ia akan menangis sembari menahan rasa sakit di pangkuan sang ibunda. Sementara sang ibu dengan senyum sabar berusaha memberikan ketenangan sambil mengeluselus punggung mu ngilnya. Saking sayangnya kepada sang ibunda, Adithia mengaku tidak pernah malu mengumbar air mata ketika ia merasa sang ibunda lama sekali pulang dari tempat kerja semasa ia masih bocah dulu.
adhitia.doc
BUKAN siapapun, hanya IBUNDA
36
Orangtua Adithia demokratis, mereka tidak membebaninya dengan bermacam tuntutan. Selama berjalan di arah yang benar, ibu dan ayah Adithia enggan turut campur meskipun kewajiban orangtua untuk membimbing dan mengingatkan tidak pernah ditinggalkan.
Jalan menuju masa depan diserahkan sepenuhnya kepada sang anak. Terbukti,
jalur hidup yang dipilih Adithia bukan jalan umum yang dilewati banyak orang, bukan bidangbidang yang biasanya dikehendaki, bahkan tak jarang dipaksakan, oleh kebanyakan orangtua kepada anakanaknya.
Dunia seni bukan sektor yang “menjanjikan” bagi sebagian besar orang. Namun, Adithia dengan sadar memilih jalur khusus yang tidak biasa ini. Seni musik dan desain yang dipilih Adithia untuk kendaraan hidupnya tidak menjadi persoalan berarti bagi orangtuanya. Dan, Adithia berhasil membuktikan bahwa apa yang dipilihnya bukan suatu kesalahan meskipun orangtuanya tidak pernah memerlukan pembuktian itu.
Berkat sang ibunda, Adithia mengenal dan mencintai alat musik gitar. Bisa dibilang, Adithia tidak bisa dipisahkan dari keberadaan gitar di sisinya, dan itu justru karena sang ibunda yang selalu mengingatkannya. “Setiap kali saya akan meninggalkan rumah selama beberapa hari bersama teman, ibu saya selalu bertanya: Apa kamu yakin tidak membawa gitar?” ujar pemilik gitar berjenis Cole Clark FL2A, Larrivee OM3R, dan Guild GAD50 ini.
Bukan hanya bakat musik saja yang dicermati sang mama. Adithia kecil juga gemar menggambar. Memang dua hal itu lah yang menjadi pilihan hidup Adi thia: menyanyi dan menggambar. Maka tidak he ran, sang ibunda justru bangga saat Adithia berkelana hingga ke Amerika untuk belajar musik dan ke Australia demi memperdalam kemampuan desain grafisnya.
Kebebasan berpikir dan keleluasaan
adhitia.doc/repro
37
bergerak yang diberikan oleh orangtuanya membentuk karakter serta kepribadian Adithia saat dewasa. Ia menjadi manusia yang alami, apa adanya namun sangat kompetitif dan efektif dalam memaksimalkan apa yang diperolehnya. Adithia adalah sosok yang tidak pelit untuk berbagi, ia justru merasa bahagia apabila bisa membuat orang lain merasakan kegembiraan.
Adithia juga tak ambil pusing atas penilaian orang terhadapnya. Yang terpenting, ia sudah bekerja maksimal dengan kualitas yang tetap terjaga. Mau dibilang apapun, ia menyerahkan sepenuhnya kepada khalayak, termasuk penilaian orang terhadap lagulagu yang dibuatnya “Saya menulis lagu murni karena kecintaan pada musik. Pendengar dari lagu yang saya tulis adalah saya sendiri untuk saya dengarkan, nikmati, lalu senyumsenyum sendiri,” kelakarnya.
Musik adalah bagian dari kebahagiaan dalam hidupnya, tidak ditujukan untuk kepenti ngan yang bersifat duniawi. “Sa ya bukan berasal dari industri musik, sa ya mem buat musik hanya un tuk ke se nangan sen di ri saja,” pa parnya.
“Ada atau tidak orang yang mau men de ngar kan, saya akan te rus me nu lis lagu karena itu mem buat sa ya ba hagia dan memenuhi kebutuh an sa ya untuk berkarya,” imbuh Adhitia.
Lagulagu Adhitia adalah murni cip ta annya. Ia sendiri tak pernah tahu bagaimana lagulagu itu tercipta, ba gai mana liriklirik yang dianggap syahdu oleh banyak orang itu bi sa terangkai menjadi irama yang ter nyata disukai. Ia hanya menimang gi tar, menjajal dentingan dawainya sembari menyeruput ko pi hangat, dan terciptalah baitbait lagu se der ha na namun menawan hati. Baginya, inspirasi akan datang begitu saja, namun sering pula ti dak. Saat memetik gitar, liriklirik itu akan berseliweran di otak de ngan sendirinya.
adhitia.doc/repro
38
Meskipun tidak mengkultuskan sosok tertentu, namun bukan berarti Adithia tidak memiliki musisi atau band yang menjadi influence dalam lagulagunya. Teitur, Iron and Wine, City and Color, The Swell Season, Fionn Regan, Jack Johnson, Bon Jovi, hingga John Mayer, sedikit banyak mempengaruhi warna mu siknya. Bahkan, beberapa orang bilang, petikan gitar Adithia mirip dengan John Mayer. Selain itu, ia juga sempat menyebut Stevie Ray Vaughan dan Kurt Cobain.
Selama ini Adithia memang dikenal sebagai musisi spesialis pelantun lagu melankolis alias lagu cengeng karena lirikliriknya yang bernuansa galau. Ia sendiri mengakui itu. “Lagulagu saya terbukti membantu orang bisa tidur,” katanya. Namun siapa sangka, aliran musik Adithia di masa mudanya lebih condong ke jalur musik metal. Saat masih di Solo, ia mengaku sering mendengarkan dan memainkan lagulagu keras milik bandband cadas kelas dunia, sebut saja Sepul tura, Iced Earth, Manowar, Prong, Sevendust, Megadeth, Kreator, dan semacamnya. Ia juga punya band metal lokal favorit, yakni Melancholic Bitch dari Jogja.
Dalam riwayat bermusik Adithia, sempat terselip nama Michael Jackson (MJ). Seperti yang telah disinggung sebelumnya, ketertarikan Adithia terhadap gitar dimulai ketika ia mendengar desingan gitar yang memainkan intro Black and White yang dipopulerkan oleh MJ. Meskipun bersikeras bahwa ia tidak merasakan ada hubungan yang kuat antara gaya bermusik MJ dan musik yang ia mainkan, namun ia tidak bisa memungkiri bahwa nama besar MJ pernah hadir dalam karir bermusiknya. “Yang membuat saya ingin bermain gitar bukanlah lagu dari (Eric) Clapton atau Van Halen, melainkan lagunya MJ,” akunya.
adhitia.doc
nisamakmur.doc
39
Bahkan, saat mendengar kabar wafatnya MJ, Adithia mengaku bersedih, dan ia pun khusus menulis kesan tentang MJ di blog pribadinya, AdhitiaSofyan.wordpress.com.
Untuk musisi dalam negeri, Adithia memang tidak pernah menegaskan secara gamblang, meskipun mengakui bahwa ia dulu suka menikmati lagulagu Ikang Fawzi dan Farid Harja yang sangat populer di akhir era 1980an dan di awal dekade 1990an itu.
Ada juga yang berpendapat bahwa gaya bermusik Adithia mirip dengan Ebiet G. Ade. Sekali lagi, Adithia tidak secara tegas mengiyakan pendapat itu, namun ia menyebut sosok Ebiet sebagai seorang legend. Dan tampaknya, Adithia pernah “berbisnis” dengan begawan musik balada Indonesia itu. “Salah satu gitar yang pernah saya punya ada pada beliau sekarang,” paparnya.
Terlepas dari seabrek nama musisi yang secara langsung atau tidak pernah hadir dan memberi warna dalam perjalanan musiknya, namun sang ibunda tetaplah menjadi satusatunya sosok yang paling berpengaruh baginya.
Jika naluri sang ibunda tidak tepat sasaran, mustahil Adithia tetap konsisten men jaga gairahnya terhadap musik hing ga kini. Jika sang mama ti dak berinisiatif membelikan gi tar, bukan tidak mungkin ia tak akan pernah jatuh cinta pada mu sik, dan bisa saja minatnya akan beralih ke halhal lain seiring dengan proses kehidupannya. Bagi seorang Adithia Sofyan, ibunda adalah yang utama. Bukan karena siapasiapa, hanya ibunda saja.
adhitia.doc
40
Berkarya untuk BERBAGI
“Saya senang berbagi musik saya dengan
orang-orang yang bersedia mendengarkan.”
Dunia internet ada-lah dunia maya. Dunia yang tanpa batas, lintas di-
mensi, ruang dan waktu. Batas-batas “kode etik” yang dipatuhi di alam nya ta barangkali tidak lagi diin-dahkan jika sudah ma suk ke ruang-ruang di gital. Apa pun bisa didapat kan da ri internet
Koridor hukum untuk me ngatur tata kehidupan di negeri internet memang su dah lama dibahas dan mu lai diterapkan. Namun, lagi-lagi itu belum maksi-mal dan efektif, apalagi sam pai “mengancam” ke-a manan seseorang. Jika-pun “ancaman” itu benar adanya, orang tidak akan am bil pusing karena ban-yak rongga di internet un-tuk berkelit dari jerat-jerat hukum itu. adhitia.doc
41
Apa saja yang sudah dicemplungkan ke dalam labirin tanpa berujung bernama internet, maka bersiapsiaplah itu telah menjadi hak milik bersama. Jika paham caranya, semua orang tanpa terkecuali bisa menikmati apapun yang ditimbun di internet secara cumacuma.
Hasil dari proses panjang yang telah ditempuh sa ngat mungkin bisa langsung dilahap habis dengan gratis di meja saji internet. Oleh karena itu, banyak musisi, penulis, jurnalis, fotografer, peneliti, atau pembuat film yang geram karena hasil jerih payah mereka seolaholah menjadi “tidak berarti” bila sudah masuk ke internet. Hasil karya mereka bisa dibajak, disadap, ditiru, diklaim, ataupun dikomersilkan oleh mereka yang memang belum tahu, atau tidak mau tahu, bahwa di internet pun terdapat etika yang harus ditaati.
Adithia Sofyan tampaknya jeli melihat fenomena itu. Diyakini, gejala massal seperti itu masih akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Apalagi di Indo nesia internet belum begitu memasyarakat sampai ke semua lapisan. Apabila internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok sebagian besar orang di Indonesia, apa yang akan terjadi? Fenomena pencarian dan pemenuhan kebutuhan secara cumacuma pastinya akan kian merajalela. Satusatunya solusi yang dapat dilakukan adalah mempelajari ilmu ikhlas.
Oleh karena itu, Adithia Sofyan sengaja menggratiskan karyakaryanya untuk dinikmati oleh semua orang lewat internet. Malahan, ia sendiri yang menyediakan lagulagunya untuk diunduh gratis agar khalayak ramai dapat menikmatinya. Masih sedikit musisi di Indonesia yang mempunyai “kesadaran” untuk mengikhlaskan karya cip tanya menjadi santapan publik tanpa mengharapkan pam rih berupa materi. Namun, hal itu memang wajar, kare na bagaimanapun juga, proses kreatif seseorang harus dihargai dan diapresiasi dengan caracara yang patut.
adhitia.doc
42
Beruntung Adithia sedari awal sudah berprinsip bahwa ia tidak meng harapkan apaapa dari musik, terlebih lagi soal duit. Ia tidak ada kepentingan penuh untuk hidup dari musik. “Saya tidak punya niat untuk menjadi seorang musisi yang serius dan berdedikasi. Saya men dedikasikan hidup saya untuk bersa ma istri dan putri saya,” te gasnya. Oleh sebab itulah ia tidak ra gu menyebarkan lagulagunya via inter net dan seluruhnya free. Semua orang boleh mengunduh lagulagunya tanpa harus membayar.
Menurutnya, berbagi gratis justru mempercepat brand buil ding serta mem permudah lagulagu nya terse
bar dan di bi ca ra kan orang. Se la in itu, kesadaran untuk berba gi merupakan tren ba ru bagi penikmat mu sik yang nyaris tidak bisa dihindari kare na perkembangan tek no logi yang sangat cepat.
adhitia.doc/repro
43
Tidak hanya menyediakan karya ciptanya untuk diunduh secara gratis, Adithia bahkan mempersilahkan bagi mereka yang ingin memainkan ulang lagulagunya, dengan catatan, hal itu dilakukan tanpa muatan komersial.
Lagipula, Adithia rasa tidak sendirian dalam hal berbagi ini, setidaknya untuk level global karena berbagi karya gratis belum menjadi sebuah kelaziman di Indonesia. Di tataran internasional, banyak musisi yang sudah melakukannya. Adithia sendiri merasa bahwa berbagi adalah sesuatu yang menyenangkan. Ia senang bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. “Sharing is fun, mudah, dan Insya Allah berpahala,” tuturnya.
Alhasil, lagulagu Adithia menyebar cepat. Publik merespon, menulis tentangnya di blog mereka, mencantumkan namanya di berbagai jejaring sosial, bahkan merekomendasikan lagunya ke te manteman mereka. Bagi Adithia, mereka ini justru berjasa karena secara sukarela menyebarluaskan kar yakaryanya, dan diakui atau tidak, namanya pun meroket cepat, ia jadi dikenal lebih banyak orang.
Soal hak cipta, untuk saat ini Adithia tidak begitu mem persoalkan, karena memang beginilah kondisinya. “Kejelasan tentang hak cipta agaknya masih kurang clear di Indonesia. Lagulagu yang ada hak ciptanya juga dibajak sini. Apakah ada yang mencegah dan menanggulangi?” ujarnya balik bertanya.
Prinsip tidak pelit berbagi gratis dan penerapan ilmu ikhlas seperti dilakoni Adithia Sofyan tampaknya perlu mulai dibiasakan, di samping juga harus te rus mengupayakan tindakantindakan untuk menghargai karya cipta. Bukan tidak mungkin tren seperti ini akan tetap kekal se
lama internet masih dibutuhkan dan selama manusia masih dapat berkelit dari aturanaturan main di dunia digital yang masih dicari formula terbaiknya. So, selamat datang di rimba bebas hambatan!
“Orang-orang yang bekerja di dunia kreatif harus bisa mendatangkan ide dalam
kondisi apapun.”
44
Bertahan di Tempat di Mana
LANGIT RUNTUH
“Still everyday I think about you.I know for a fact that’s not your problem.
But if you change your mind you’ll find me.Hanging on to the place.
Where the big blue sky collapse.”
adhitia.doc
45
Setelah merasakan pe ngalaman yang mengesankan dalam kehidupan ber musiknya yang sem
pat mati suri, Adithia Sof yan mu lai berpikir untuk menjadi mu sisi yang ti dak sekadar ama tir lagi.
Tetap tanpa tendensi materi dan sematamata hanya sebagai pelampiasan hasrat mu sikalnya saja, Adithia bertekad untuk serius bermusik. Ia memang berusaha profesional dalam setiap tanggung jawabnya, dari desain grafis, periklanan konvensional dan marketing online, serta akhir nya kembali ke belantika musik.
“Ada atau tidak ada orang yang mau mende ngarkan, saya akan terus menulis lagu karena itu membuat saya bahagia dan
memenuhi kebutuhan saya untuk berkarya.”
adhitia.doc
adhitia.doc
adhitia.doc
46
Supaya bisa benarbenar fo kus di dunia musik yang kini dij alaninya, Adithia meilmpahkan pengelolaan perusahaannya kepada sang istri. Namun, sebenarnya ia masih tetap berada di situ meskipun lebih sering di balik layar. Ia sudah terbiasa bekerja di tengah tekanan dengan tetap menjaga standar kualitas.
Baginya, mereka yang memilih berkecimpung di dunia kreatif harus mampu menghasilkan gaga san segar dalam kondisi se
perti apapun. Begitu pula dengan tanggung jawabnya kini yang boleh dibilang ganda. Ia harus bisa seimbang dan profesional di dua alam yang berbeda, di usaha online marketing dan di ranah musik yang tengah digelutinya sekarang ini.
Adithia Sofyan tidak ingin moment kebangkitan ini terbuang siasia. Oleh karena itu, ia wajib membawa kerjakerja musikalnya ke tahap yang lebih matang. Semua pe rencanaan, termasuk persoalan yang terkait dengan bisnis dan mitra dalam bermusiknya harus jelas. >>>
“Saya mendedikasikan hidup saya untuk bersama istri dan putri saya.”
adhitia.doc/repro
adhitia.doc
47
Adhitia berjanji, kebiasaannya berbagi tidak akan pernah dihilangkan karena dengan itulah ia bisa menjadi seperti sekarang ini. Ia tidak keberatan bakal “merugi” jika dengan berbagi bisa menyenangkan orang lain. Adithia Sofyan memilih berdiam di tempat di mana ia pernah berteduh. Meskipun ia sempat didera kecewa di tempat itu, ia tetap bertahan di tempat di mana langit runtuh.
nisamakmur benablog
rentalsoundsystem.com
50
“I have a dream, and i have another dream. Sebuah mimpi
mengantarkan aku ke mimpi yang lain untuk digapai. So,
cita-citaku menjadi saudagar dunia maya.”
Menulis dan teknologi adalah dua hal penting dalam karir dan perjalanan hidup Ollie Salsabeela. Perempuan kelahiran Yogyakarta yang bernama asli Aulia Halimatussadiah ini tidak
hanya piawai memainkan jemarinya dan merangkai katakata. Pengetahuan dan pengalamannya di ranah teknologi dan informasi telah mentasbihkan dirinya sebagai juragan di 6 perusahaan online atau start up dan menjadi penulis belasan buku. Semua ini berhasil digapai Ollie di usia yang relatif masih muda, 28 tahun.
Menulis nyaris menjadi sega la nya buat Ollie. Hampir setiap wak tunya selalu dise li ngi dengan ak tivitas menulis. Kendati Ollie su dah cukup sukses di bidang in dustri teknologi informasi, namun ia tetap humble. Ia merasa lebih nyaman dikenal sebagai se orang penulis dan memang itu lah jiwa sejati yang sesungguh nya tertanam di dalam dirinya. “Aku adalah seorang penulis ka rena itulah sebenarnya that’s me!” tegasnya.
ollie.doc
51
“My passion is in book and writing,” ucap Ollie se kali lagi. Ya, Ollie sa ngat gemar menulis. Tidak ha nya di media online, se mi sal blog, na mun ju ga menulis bu ku. Belas an buku te lah tertulis da ri jemari lincahnya.
Ollie termasuk se di kit orang yang beruntung bi sa merasakan manisnya blog pada masa itu. Blog per tama Ollie adalah photoBlog yang berisi kegiatan sehariharinya.
Kecintaan Ollie terha dap buku dan hobi menulisnya merambah ke ja gat ma ya, khus usnya industri tek nologi infor ma si. Berbekal pengeta hu annya di bidang IT dan ban tuan dari bebe rapa teman de kat, Ollie menggebrak industri perbukuan tanah air de ngan dua amunisi: sebuah online book store yang kemudian dikenal dengan nama KutuKutuBuku.com dan situs online self publi shing yang ia dirikan bersama seorang ka ribnya pada Oktober 2010 yang diberi nama NulisBuku.com.
“Saya merasa kesulitan untuk belanja di online book store yang ada. Saya sangat cinta buku dan suka belanja banyak buku. Ketika menemukan masalah, sebagai pelaku industri web saya bertanya pada diri sendiri: Mengapa tidak dibenahi?” tutur Ollie. Ia sangat ingin membuka toko buku, tetapi ia Ollie tidak punya cukup uang untuk mendirikan toko buku yang besar. Solusinya adalah toko buku online, dan lahirlah KutuKutuBuku.com. Bisa dibilang, ini adalah salah satu toko buku online pertama yang ada di Indonesia pada masa itu.
PHotoBlog adalah berbagi foto melalui media semacam Blog. Ini sedikit berbeda dengan Blog biasa yang umumnya hanya fokus pada teks. PHotoBlogging (tindakan posting foto ke PHotoBlog) mulai marak pada awal tahun 2000-an dengan munculnya moBile Blogging dan CameraPHones.
ollie.doc
52
Kisah lahirnya NulisBuku.com pun hampir serupa. Penga laman pahit karena naskahnya diabaikan penerbit menjadikan semangat Ollie terbakar untuk meluncurkan online self publishing pertama di Asia Tenggara. “Di NulisBuku.com, saya tidak hanya menerbitkan buku impian saya, namun juga mewujudkan mimpimimpi penulis lain,” jelas Ollie. “Situs ini adalah layanan gratis untuk online self publishingprint on demand,” tambahnya.
Berpikir selangkah di depan, jeli melihat peluang, dan menyukai tantangan, merupakan syaratsyarat untuk menjadi seorang entrepreneur. Ollie yang sesungguhnya adalah seorang penulis tidak hanya mampu memadukan prinsipprinsip kewirausahaan ke dalam profesi writerpreneur, namun ia juga piawai mengawinkan teknologi informasi di ruangruang menulis dan dunia usaha.
Di Indonesia, sosok perempuan yang bergelut di dunia teknologi informasi masih sangat sulit dijumpai, dan Ollie salah satu wanita perkasa yang eksis di ranah itu. Ya, Ollie Salsabeela adalah sosok Kartini modern yang melakoni perjuangan di medan digital.
ollie.doc
53
“Aku adalah seorang penulis karena itulah
sebenarnya aku!”
Aktivitas menulis Ollie sebenarnya telah ia lakukan sejak usia remaja. Ia mulai menulis ketika masih SMP di mana pada saat itu ia gemar menulis
komik. Keahlian menulis Ollie tentunya tidak didapatkan secara instan. Proses yang dijalaninya memakan waktu yang tidak sebentar, bahkan bertahuntahun. Waktu duduk di bangku SMA, Ollie sudah menulis berkalikali meskipun tulisantulisan itu dirasanya belum berkualitas baik. Tapi Ollie terus mencoba hingga ia tahu caranya dan pada akhirnya membuahkan hasil.
BERJIBAKU
denganBUKU
54
Minat menulis Ollie di jagat online bermula ketika mem baca sebuah blog yang menarik dan menginspirasinya. “Jenis website yang isi nya curhatcurhatan orang dan dengan layout yang bagus ini se benarnya namanya apa?” ta nya Ollie penuh rasa ingin ta hu.
Ollie mengenal dunia blog ging sejak tahun 2003 saat ia masih menetap di daerah Depok, de kat Jakarta. Ollie memakai laya n an blog di in t er net, semacam TextAmerica, Ta bulas, Multiply, Wordpress, Blog spot, dan akhirnya menggunakan doma in serta hosting sendiri: Salsabeela.com.
Bersama Multiply, Ollie tidak hanya sekadar ngeblog, namun juga memulai bisnis online kecilkecillan. Multiply adalah salah satu
pioner blogging platform primadona di tanah air. Fiturnya sangat lengkap. Tidak hanya untuk menulis saja (blogging) namun juga sharing photo, video, reviews, guestbook, dan lain sebagainya.
Dengan memanfaatkan Multiply, Ollie mencoba membuka toko online. Tidak hanya berhasil, toko online Ollie bahkan berhasil mengins pirasi orang lain untuk melakukan hal serupa. Momen inilah yang membuat Penerbit Mediakita memintanya untuk menulis buku “Membuat Toko Online dengan Multiply”, terbit tahun 2008. “Buku itu menjadi buku how to pertama saya dan men jadi buku best seller,” tutur Ollie.
Nama Ollie tidak asing di telinga para konsumen buku. Tercatat lebih dari belasan buku yang telah ditulisnya. Mulai dari buku yang berjenis novel, buku inspirasi, how to atau panduan, motivasi, bahkan kuliner. Khusus untuk novel, ada salah satu novel Ollie yang menarik dan banyak menyita perhatian publik.
ollie.doc
55
Di novelnya yang berjudul “Je M’appelle Lintang” (2006) kisah roman percintaan Lintang dalam mengejar cintanya hingga ke Paris mengundang decak kagum. Bagaimana bisa seorang Ollie yang belum pernah menjamah ibukota Prancis itu mampu melukiskan suasana Paris secara detail seolaholah pernah tinggal lama di sana? “Jawabannya cuma satu: riset!” kata Ollie. Pengalaman menulis novel ini dijadikan Ollie sebagai pemicu dirinya ketika menuliskan buku inspirasi dan motivasi berjudul “Inspirasi.net” (2008).
Kembali ke soal blog. Ollie me ng ubah Salsabeela.com, menjadi blog mo tivasi. Ia mengakui, pada awal aktif sebagai blogger, blog nya berisi halhal yang bersifat pe r sonal dan pengalaman pribadi, laik nya sebuah online diary.
Sejak tahun 2007, Ollie berusaha untuk mengubah mindset bagaimana cara ngeblog. “Se ka rang lebih berpikir jika mau nge post. Ber pikir apa untungnya bu at orang la in dan inginnya bisa m emotivasi dan inspire others,” te kad nya.
Blog Ollie bagai etalase apa yang ada pada dirinya. Pengunjung bisa melihat re kaman keseha ri an, ideide, dan bera gam usa ha yang kini sedang ia jalankan.
Atas jerih payah Ollie dalam menginspirasi orang lain, Koran Sindo mengganjar Salsabeela.com sebagai Blog of the Week (2009). Tak hanya itu saja, Salsabeela.com juga diulas di salah satu kolom di CHIC Magazine (Desember 2008).
Jauhjauh hari sebelum belajar IT di Universitas Gunadarma, Ollie telah akrab de ngan teknologi sejak SMA. Ia aktif berinternet sejak tahun 1997. “Awalnya lihat orang bikin Geocities, akhirnya belajar sendiri. Waktu SMA, aku pernah bikin website company untuk KalongDesign.com. Setelah itu bikin website untuk guruku dan band sekolah,” tutur Oliie.
ollie.doc
56
Selepas lulus dari Universitas Gunadarma pada 2004, Ollie bergabung dengan Plas mediaPlexis, sebuah perusahaan IT ter nama berskala nasional di Jakarta. Ollie men jabat sebagai web developer, posisi yang bi sa dibilang sangat nyaman baginya. Ia se nang sekali karena aktivitasnya yang se l ama ini ia lakoni hanya sebatas sebagai ho bi ternyata dihargai dengan cukup baik.
Di Plasmedia inilah awal bertemunya Ollie dengan Angelina Anthony, sosok sen tral lain di balik layar lahirnya KutuKutu Buku.com. Ollie bersama Angelina bak kem bar siam yang susah dipisahkan. Me reka berdua bahumembahu dan saling meng isi di setiap project yang datang. Ada ba nyak kesamaan antara Ollie dan Angeli na. Khususnya dalam hobi mereka: buku. Me reka samasama suka membaca buku dan gemar berbelanja buku.
Maka, muncullah gagasan untuk membuat online book store, yang kemudian dinamakan KutuKutuBuku.com. “Ku tunya dua karena ada dua orang pecinta buku di belakangnya,” seloroh Ollie. Pada awal berdirinya, KutuKutuBuku.com tidak langsung dapat menggebrak di industri perbukuan. Meskipun gaduh internet telah mewabah di tanah air, namun budaya ecomerce masih belum terbiasa untuk diterapkan. Tidak hanya bagi calon konsumen, tapi juga untuk produsen alias penerbit.
KutuKutuBuku.com yang hadir untuk memperpendek jarak antara penerbit dan pembaca harus berjuang keras dalam me ng e nalkan dan mengajarkan apa itu ecomerce, khususnya di pihak penerbit. Banyak dari mereka yang ku rang mengerti dan enggan beradaptasi dengan budaya jual beli online.
“Kita menerangkan apa itu toko online, bagaimana bekerja sama de ngan kita selain bekerjasama dengan pe nerbit konvensional. Kita
“My passion is in book and writing.”
57
benarbe nar berangkat dari nol,” kenang Ollie. Bersama Angelina, mereka bekerja rang kap: sebagai pemilik, CEO, OB, sekaligus admin.
Meskipun ide membuat KutuKutuBuku.com muncul pada De sember 2005, namun baru resmi diluncurkan pada Fe bruari 2006. Salah satu momen yang mendukung terangkatnya Kutu KutuBuku.com adalah terbitnya salah sa tu seri buku JK Rowling yang fenome nal itu, Harry Potter. “Kami memper oleh peluang bagus waktu itu, ka rena Harry Potter baru launching,” tutur Ollie.
Setelah 1,5 tahun menjalankan usaha, Ollie dan Angelina tiba di sebuah persimpangan. Di satu sisi, bisnis mereka berjalan dan terus berkembang. Namun di sisi lain, mereka masih terikat kewajiban dengan perusahaan di mana mereka bekerja. Dengan penuh pertimbangan, termasuk meminta saran dari maestro online marketing Indonesia, Nukman Luthfie, Ollie dan Angelina undur diri dari Plasmedia setelah 2,5 tahun mengabdi di sana.
“Keputusan untuk resign dari kantor sebetulnya sudah dipikirkan lama. Tapi untuk eksekusi kami selalu merasa belum mampu. Sampai akhirnya aku dan Angel pergi makan dengan bapak nyleneh Indonesia, salah satu panutan di bidang online marketing,” canda Ollie menyebut salah seorang pembimbingnya, Nukman Luthfie.
58
Ollie dan Ange lina menum pahkan ke cema san me reka. Tak di duga, Nukman Luth fie cuma berkata en teng, “Jadi, kapan mau resign?”
Ollie dan Ange lina be ngong men dengar jawaban sekali gus pertanyaan yang bernada langsung tembak itu. Ternyata , Nukman Luthfie langsung memberi “jaminan” atas kebimbangan yang Ollie dan Angelina rasakan. “Nanti saya tu njuk kan jalannya,” janji sang guru meyakinkan.
Kendati sempat sedikit shock, akhirnya dua srikandi ini menuruti apa yang disimpulkan oleh Nukman Luthfie. Mereka memutuskan dan bertekad akan memilih jalan mandiri demi mengembangkan KutuKutuBuku.com. Ollie dan Angelina resmi mengundurkan diri dari Plasmedia pada 30 Agustus 2007. Untuk membuang perasaan stres, mereka berdua kemudian melakukan tour keliling Asia Tenggara.
Sepulang dari perjalanan yang menyenangkan sekaligus melenakan itu, Ollie dan Angelina harus turun ke bumi. Ternyata, menjalankan operasional KutuKutuBuku.com sangat berat. Di “kantor” dengan ruangan sempit seukuran kamar kost, Ollie dan Angelina mengejar mimpi.
Mereka pantang putus asa dan tetap berusaha kendati sering terbentur kendala finansial. Akhirnya, KutuKutuBuku.com berhasil punya kantor baru yang lebih kondusif, yakni di Pancoran, dekat Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Keberhasilan KutuKutuBuku.com menggebrak tradisi belanja buku konvensional ke jalur online menyita perhatian publik. Banyak yang mulai bertanya, bagaimana membuat toko online, bagaimana memulainya, bagaimana kunci sukses dalam ecomerce, dan sebagainya.
nukman lutHfie, salah satu pelopor online marketing di Indonesia. Pendiri Virtual.Co.iD, PortalHr.Com, Juale.Com, gilamotor.Com, musikkamu.Com,
dan pecinta kopi hitam.
vivanews.com
59
Rentetan pertanyaan yang membanjir ini memicu lahirnya TukuSolution.com, usaha jasa web developer yang awalnya khusus menangani soal ecomerce. Nama TukuSolution.com sendiri tercetus begitu saja. Unik nya, kata “tuku” didapatkan dari kata “kutu” yang dibalik.
Ollie belum berhenti bergerak. Obsesi untuk memaksimalkan dunia digital merangsang Ollie untuk berbuat lebih. Kali ini Ollie menggaet adik kandungnya untuk membangun sebuah produk baru. Karena sang adik doyan main game, maka mereka membuat sebuah start up games studio yang khusus menggarap games flash, mobile games, dan social games. TempeLabs.com, itulah nama karya dari duet kakakberadik ini.
Naluri penulis sekaligus pebisnis Ollie terus berlanjut. Berdasarkan peng a laman yang pernah ia alami bahwa seringkali tulisannya ditolak oleh penerbit, dan ia mengalami kekecewaan kare nanya, maka ia digagaslah Nu lisBuku.com. Online self publishing pada Oktober 2010.
ini adalah wadah bagi para penulis yang naskahnya ditolak penerbit. Di sini, mereka bisa me nerbitkan buku. “Aku ingin memberikan kesempatan besar bagi semua orang untuk menerbitkan karyanya!” ujarnya.
ollie.doc
60
NulisBuku.com terlahir berkat kerja sama apik antara Ollie dan Angeli na, serta dibantu oleh 2 rekan lain, yakni Oka Pratama dan Blilian Yo tanega. NulisBuku.com adalah online self publishing pertama di Asia Tenggara.
Kehadiran NulisBuku.com sejati nya tidak lepas dari kekecewaan Ollie saat naskah ditolak. ia merasa naskahnya layak untuk diterbitkan. Namun apa daya, penerbitlah yang berkuasa. Selain alasan “emosional” itu, Ollie sendiri ingin memiliki penerbitan.
“Aku ingin memberikan kesempatan besar bagi
semua orang untuk menerbitkan karyanya.”
Melihat nama sendiri tertulis di sampul sebuah buku bagi seorang penulis adalah kebahagiaan yang tidak ternilai. Namun, tak semua penulis bisa merasakan itu, tak semua penulis bisa menerbitkan naskahnya menjadi buku. Sistem penerbitan konvensional dan birokrasi yang rumit membuat para penulis pemula sulit bersaing dengan para penulis mapan yang sudah terjamin pangsa pasarnya. Mereka sulit menembus penerbit besar dan akhir nya mengubur impian menerbitkan buku.
Ollie yang tidak asing di industri perbukuan sadar akan ekosistem yang seperti itu. Bersama Angelina dan kali ini dibantu oleh dua orang mitranya yang lain, Oka Pratama dan Blilian Yotanega, Ollie melakukan revolusi di dunia penerbitan. “Kita tidak hanya dapat menjadi seorang penulis, namun juga dapat menerbitkan sendiri buku secara gratis!” ungkapnya bersemangat.
61
Sebenarnya NulisBuku.com berawal dari ide yang sederhana, tapi sarat makna, khususnya bagi mereka yang ingin menerbitkan bukunya sendiri. Kon sep yang ditawarkan berbeda dengan model pembuatan buku dengan penerbitan yang rumit, lama, dan memiliki potensi kendala soal harga dan royalti.
Di ranah cetak, satu buku minimal harus menyediakan dana Rp 25 juta, karena per buku harus dicetak 3000 eksemplar sesuai tuntutan distributor. “Sedangkan jika lewat online self publishing, penulis tidak harus mengeluarkan dana namun tetap dapat royalti,” ujar Ollie.
Sebesar 60% dari keuntungan royalti diberikan untuk penulis. “NulisBuku.com memberikan kesempatan sebesarbe sar nya kepada para penulis tanpa me ninggalkan nilainilai komersial,” tutur Ollie.
Sejak berdirinya, NulisBuku.com telah mengalami lon jakan pengunjung hingga 300%, sampai Juni 2011. Ang gota yang terdaftar sebanyak 6000 orang lebih.
NulisBuku.com telah mem publikasikan 400 judul b uku dari berbagai genre de ngan total buku yang ter jual le bih dari 9000 per eksemplar. Penjualan buku ratarata ti ap bulan adalah 1000 hingga 1500 buku.
“Saya tidak hanya mener-bitkan buku impian saya, namun juga mewujudkan
mimpi-mimpi penulis lain.”
“NulisBuku.com mem-berikan kesempatan sebesar-besarnya ke-
pada para penulis tanpa meninggalkan nilai-nilai
komersial.”
62
NulisBuku.com juga menjaga komunikasi dengan anggotanya dan membentuk komunitas penulis dengan memanfaatkan media sosial. Facebook dan Twitter selalu diupdates oleh admin dengan informasiinformasi seputar dunia penulisan seperti event gathering, lombalomba, tips menulis, sampai sekadar memantau kehidupan pribadi anggota yang membutuhkan dukungan.
Atas kerja keras ini, NulisBuku.com berhasil menyabet penghargaan sparxup awarD 2010 untuk kategori Best Ecomerce hanya selang satu bulan setelah didirikan! Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan apabila 4 orang punggawa NulisBuku.com, yakni Ollie, Angel, Oka, dan Brilian, dikenal dengan julukan “The Dream Team”.
Selain KutuBuku.com, TukuSolution.com, TempaLabs.com, dan NulisBuku.com, Ollie juga mengelola karya online lainnya seperti LangsingMulus.com, sebuah web yang bergerak di bidang Weight Loss Pruduct Retail dan HearyBoutique.com. Yang disebut terakhir ini adalah butik online yang khusus dipersembahkan untuk mengisi harihari sang ibunda tercinta yang pensiun dini. Selain jualan baju lewat online, HearyBoutique.com juga punya butik di jalur darat alias offline.
Tidak hanya itu, Ollie juga tercatat sebagai salah satu pemilik GantiBaju.com, situs yang memberikan kemudahan bagi para anggotanya untuk mendesain, mencetak, dan menjual baju sesuai dengan selera sendiri. Namun, pada Februari 2010, Ollie mengundurkan diri dari keterlibatannya di GantiBaju.com.
Aktif berbisnis juga diimbangi Ollie untuk aktif bersosialisasi. Ia terdaftar di berbagai komunitas dari aneka minat dan kesukaan, sebut saja Fresh, Girls in Tech Indonesia, Bincang Edukasi, Tangan di Atas, Jakarta Daily Photo, dan #StartUpLokal. Di berbagai komu nitas itu, Ollie bertindak sebagai committee. Bahkan, di #StartUpLokal, ia duduk sebagai inisiator bersama Natalie Ardianto, Nuniek Tirta, dan Sanny Gaddafi.
sParxuP awarD adalah ajang kompetisi web bagi para digital startuP di Indo-nesia. sParxuP hadir untuk membuka kesempatan bagi para digital startuP di Indonesia supaya lebih maju dan dapat terus berkarya.
63
#StartUpLokal adalah sebuah komunitas untuk para pemilik start up, penikmat dunia digital, developer, investor, dan media untuk bertemu dan berkesempatan berkolaborasi. Komunitas yang aktif sejak April 2010 ini semakin menunjukkan taringnya.
Selain dukung an media, investor dari luar negeri pun berminat menanamkan in vestasi. Bah kan, pada Maret 2011, para ini siator #StartUp Lo kal, termasuk Ollie, diundang ke Irlan dia oleh Enterprise Ireland, sebuah inkubator start up yang berpusat di Dublin.
Dublin, ibukota Irlandia, digadanggadang sebagai Silicon Valleynya Eropa. Di sana, para inisiator #StartUpLokal melakukan studi banding, belajar, dan mencoba mengadaptasi berbagai hal yang terjadi dari kemajuan start up di Irlandia.
Ollie sendiri mengaku memiliki mimpi khusus terhadap komunitas yang digagasnya terse but dan berpengaruh positif terhadap Indonesia. “Suatu saat nanti, Indonesia mampu un tuk menjadi Silicon Valleynya Asia Tenggara,” itulah impi an Ollie.
64
Anak SERIBU PULAU
“Aku pernah ke mana-mana, ikut Ayah bertugas.
Itulah yang mem-bentuk karakterku dari kecil hingga
sekarang.”
Aulia Halimatussadiah atau lantas lebih dikenal dengan nama Ollie Salsabeela, lahir di Yogyakarta, tanggal 17 Juni 1983. Namun, sejatinya, putri sulung dari pasangan Moch. Isnaini dan Harti ini adalah anak seribu pulau. Banyak
wilayah di Indonesia yang mempengaruhi perkembangan karakter Ollie. Jogja, Makassar, Kupang, Banjarmasin, Bengkulu, Depok, dan Ja karta pernah dihuninya. Dari SD hingga SMA, Ollie berpindahpindah rumah, mengikuti tuntutan kerja sang ayah.
Sedikit berbeda dengan sekarang, Ollie di masa kecil dikenal sebagai seorang gadis pemalu. Dulu, tubuhnya kurus namun berpostur tinggi. Garagara posturnya yang terlampau tinggi untuk anak seusianya, Ollie pernah “disingkirkan” dari tim penari yang pernah diikutinya saat sekolah di SD di Makassar. Tapi bagi Ollie, peristiwa itu hanyalah sekadar kenangan meskipun tentunya ia sempat menyimpan kekecewaan karena kejadian tersebut.
Dari Makassar, Ollie yang saat itu masih kelas 6 SD, harus turut pindah ke Kupang untuk mengikuti ayahnya. Kehidupan di Kupang yang keras dan tanpa basabasi mengharuskan Ollie untuk cepat beradaptasi dan mengubah sifat pemalunya. Di Kupang inilah Ollie memasuki masa remajanya. Saat SMP, bakat Ollie di dunia pena
65
mulai muncul. Kegemaran membaca komik membuatnya tertarik menggambar tokohtokoh komik kesukaannya.
Di usia inilah Ollie mulai terpacu untuk menguasai bahasa Inggris. Keinginan itu sebenarnya bermula dari rasa geramnya karena pernah dibilang “stupid” oleh seorang teman. “Kata stupid itu membuat aku shocking!” kenang Ollie. Mulai sejak itu ia bertekad bahwa ia harus mahir berbahasa Inggris, “Itulah yang membuat aku ingin masuk jurusan Sastra Inggris saat kuliah nanti!”
Masih di umur SMP, Ollie pindah lagi, kali ini ke Borneo, tepatnya ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Be berapa tahun menetap di sana, Ollie kembali hijrah, kali ini ke salah satu daerah di Sumatera, yaitu Bengkulu. Di sini, tampaknya Ollie sudah cukup matang seiring usianya yang menginjak tingkat SMA.
Di saatsaat itulah Ollie menjadi gadis primadona, ia mulai berani muncul ke permukaan dan tampak bersinar di antara temantemannya. Selain itu, Ollie remaja semakin menyenangi dunia tulismenulis. Ia menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebaliknya, ia alergi dengan pelajaran yang berbau ilmu pasti, semacam Fisika dan Matematika.
Setelah lulus SMA, Ollie pulang ke tanah kelahirannya, Yogyakarta, untuk kuliah. Awalnya, sesuai dengan tekadnya waktu kecil dulu, Ollie ma suk ke jurusan Sastra Inggris di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Namun, di saatsaat terakhir, Ollie memutuskan beralih ke lain jurusan karena ia mulai tertarik dengan teknologi informasi yang nantinya akan membawanya ke dunia lain yang bernama internet.
ollie.doc
66
Ollie sepenuhnya sadar bahwa teknologi adalah tujuan akhirnya. “Dulu, jika disuruh memilih, aku inginnya belajar Sastra Inggris dan menulis puisi setiap hari. Namun aku sadar bahwa teknologi adalah katalis, alat untuk mempercepat meraih tujuanku. Maka dari itu, aku memperdalam kemampuanku di bidang itu,” jelasnya. Demi mewujudkan misi itu, Ollie pun terbang ke ibukota.
Jurusan Teknologi Informasi adalah pintu yang dipilih Ollie untuk memperdalam kemampuannya. Selama 4 tahun, sejak 20002004, ia tercatat sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma. Di masamasa awal kuliah inilah nama panggilan Ollie mulai disematkan kepadanya. “Ada teman satu kelas yang namanya juga Lia, sama dengan namaku, Aulia. Supaya tidak terjadi kebingungan, akhirnya aku mengalah, dan mengganti panggilanku menjadi Ollie sampai sekarang,” kisahnya.
Kisah tentang asalusul nama masih berlanjut. Aulia Halimatussadiah kini dikenal dengan nama Ollie Salsabeela. Nama belakang ini muncul terinspirasi dari nama cucu seorang tantenya. “Kebetulan (waktu itu) cucu tanteku lahir dan namanya Salsabila,” ujar Ollie. Sebagai pembeda, Ollie menulis nama belakangnya dengan huruf “e” ganda, bukan “Salsabila” tapi “Salsabeela”. Jadilah sejak itu ia lekat dengan nama Ollie Salsabeela.
Saat memasuki dunia dewasa seiring dengan usia kuliahnya, Ollie memutuskan untuk mengenakan jilbab. Ia mengaku, tidak ada paksaan atau permintaan dari siapapun untuk berjilbab. ”Tidak ada suruhan dari orangtua dan tidak ada cerita yang ‘anehaneh’ di balik keputusan itu. It’s just feel right saja. Tidak proses berpikir lamalama,” ujarnya.
67
Selaras dengan kedewasaannya yang mulai tertata, Ollie tertarik untuk berbisnis. Ia bergabung dengan sebuah Multi Level Marketing semasa awal kuliah. Namun, kegiatan bisnis Ollie sebenarnya sudah dimulai ketika masih SD. Di usia sebelia itu, Ollie pernah berdagang parsel Lebaran yang dijual kepada temanteman sekolahnya.
Di era kuliah pula Ollie mulai mencoba menulis secara online. Ia kenal blog pada pertengahan 2003. Ollie penasaran dengan blog berpenampilan menarik yang diisi beragam postingan yang inspiratif. “Aku mencoba membuat engine blog sendiri. Waktu itu aku coba upload ke hos ting gratisan,” kenangnya.
TextAmerica adalah layanan blog pertama yang dimanfaatkan Ollie. Ia mengisi kontennya dengan beragam foto. ia kemudian beralih ke Tabulas. Selama 2,5 tahun bersama Tabulas, Ollie merangkai kisah hidupnya yang disusun rapi dalam tiap postingan. Akhirnya, pada 2007, Ollie memutuskan menggunakan domain dan hosting sendiri untuk meng akomodir kebutuhannya. Maka, lahirlah Salsabeela.com.
Di blog pribadinya, pada awalnya Ollie hanya menulis postingan yang terkait dengan kisah hidupnya seharihari. Pengalaman tersebut baik berupa foto, video, maupun tulisan. Namun, Ollie mulai sadar jika tulisannya tidak hanya untuk mengekspresikan jati dirinya, namun juga harus menginspirasi dan membantu orang lain. Mulailah ia menggarap Salsabeela.com dengan lebih serius.
textameriCa adalah salah satu album foto online pertama atau situs moBile Blogging yang memungkinkan pengguna untuk meng-
unggah gambar langsung dari kamera digital/kamera ponsel atau gambar dimanipulasi dengan perangkat lunak pengedit foto
untuk halaman pribadi.
ollie.doc
68
Berkat ketekunan Ollie yang kemudian membuat Salsabeela.com menjadi blog yang cukup digandrungi banyak orang, sejumlah pengharhaan pun diraihnya, seperti Bubu Award dalam kategori “Tourism Blog Writing Competition” tahun 2009 dan New Wave Marketing Picture dari MarkPlus pada 2008. Ollie pribadi juga pernah memperoleh sejumlah penghargaan, misalnya penetapannya sebagai salah satu dari 10 Beautifull Women in Indonesian IT World 2011 versi majalah Info Komputer.
Ollie yang awalnya adalah gadis pemalu telah menjelma menjadi perempuan yang handal dan mandiri. Karakternya yang keras, tanpa basabasi, dan just go with it, merupakan hasil dari perjalanan hidupnya yang sering berpindah. “Sebagai anak seribu pulau, aku pernah ke manamana, ikut Ayah bertugas. Itulah yang membentuk karakterku dari kecil hingga sekarang,” ujarnya
Menjadi pemilik sejumlah perusahaan online yang sedang beranjak sukses dan menjadi penulis yang produktif, apa lagi yang sebenarnya ingin dicapai oleh Ollie? Ternya ta masih ada, bahkan masih banyak! “I have a dream, and i have another dream. Sebuah mimpi mengantarkan aku ke mimpi yang lain untuk digapai. So, citacitaku ya menjadi saudagar dunia maya,” tutur Ollie.
BuBu awarD adalah ajang penghargaan untuk industri digital tanah air yang telah dimulai sejak tahun 2011. Kategorinya antara lain: Digital CamPaign, weB awarD, moBile aPPliCation awarD, Digital talent awarD.
ollie.doc
69
Benang yang
MencerahkanMERAH
“Teknologi adalah katalis. Maka dari itu,
aku memperda lam kemampuan di bidang
itu.“
Koalisi bidadari kembar, Ollie dan Angelina, sebenarnya berawal dari pertemuan mereka saat
keduanya bekerja di perusaha an yang sama. Ya, di tahun 2004, dua perempuan hebat ini samasama sedang meniti karir di PlasmediaPlexis, sebuah perusaha an teknologi dan informasi di Jakar ta. Ollie dan Angelina punya kemiripan, termasuk da lam persoalan hobi: keduanya adalah ku tu buku.
ollie.d
oc
70
Di balik kesamaan itu ternyata terdapat perbedaan yang justru bisa saling melengkapi. Angelina lebih suka membaca buku fiksi, se dang kan Ollie cenderung gemar menyuntuki buku yang sedikit lebih serius. Meskipun beda jurusan, namun keduanya samasama penggila buku, dan dari sinilah kisah sukses itu bermula.
Memiliki kesamaan minat membuat Ollie dan Angelina sering berdiskusi soal buku. Selain itu, lantaran samasama mengemban pekerjaan yang selalu berhubungan dengan internet, mereka bahkan sering berkhayal, membayangkan seandainya bekerja di Amazon.com, sebuah toko buku online terkemuka di jagat maya.
Siapa sangka, khayalan itu men de kati kenyataan. Keduanya memang ti d ak kemudian dipekerjakan oleh Amazon.com, namun justru lebih dari itu. Mereka bah kan mampu merintis toko buku online sendiri. Pada Februari 2006, KutuKutuBuku.com resmi diluncurkan di bawah asuhan duet Ollie dan Angelina.
Ollie dan Angelina memang sepasang partner yang bukan sekadar mit ra kerja, lebih dari itu. Bisa dibilang, perjalanan karir Ollie di dunia digital tidak dapat lepas dari peran Angelina, demikian pula mungkin sebaliknya. Intinya, kedua Kartini modern ini saling mengisi dan saling melengkapi dalam mewujudkan mimpi mereka.
Angelina, Sarjana Multimedia dari Universitas Victoria di Melbourne, Australia, selalu ada di sisi Ollie, di setiap ide dan gagasan yang mereka cetuskan dan kemudian dijalankan. Keduanya pun pernah merajut kerja sama di sebuah web consultan di mana Ollie berperan sebagai project officer, sedang kan Angelina selaku web designer.
71
Angelina bukan hanya sekadar teman kerja bagi Ollie. Angelina akan selalu ada saat Ollie membutuhkannya sebagai seorang sahabat dekat, bahkan sebagai tempat pelampiasan curhat. “Angel is my ‘girl love’. I take her picture and upload to my blog sejak tahun 2006,” tulis Ollie dengan tulus di blog pribadinya.
Memang, terdapat perbedaan karakter di antara keduanya. Ollie mengakui, ada beberapa sifat dari dirinya yang bertolak belakang dengan Angelina. “Angelina itu tidak banyak omong, berbeda dengan aku yang unintovert,” ujarnya.
Sederet karya di gelanggang digital mulus berkembang berkat kerja keras Ollie dan Angelina. Mereka selalu berpedoman just go with it dalam setiap lini
online yang mereka garap. Mereka tidak perlu banyak waktu untuk berpikir. Begitu tercetus ide, langsung eksekusi. Memang pada faktanya, duet ini kerap membuahkan hasil manis. Dan, secara tidak langsung, Ollie menunjuk Angelina sebagai salah satu orang yang paling berperan dalam perjalanan karirnya.
Kedua orangtua Ollie juga memiliki peran yang tak kalah penting dalam hidupnya. Ollie memang sempat mencemaskan reaksi orangtuanya atas pilihan hidup yang akan dijalaninya. Ayahanda dan ibunda Ollie bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang hidup hanya dari gaji mereka saja, tanpa ada sumber pendapatan yang lain.
“Apakah mereka akan mengerti de ngan keputusan anaknya yang akan terjun ke lembah yang masih gelap?” Ollie resah. Setelah berbincang, orangtua Ollie ternyata mengerti, bahkan mendu kung jalan hidup yang di pilih putri mereka tercinta itu.
ollie.doc
72
Masih ada nama Nukman Luthfie sebagai salah satu sosok yang turut berpartisipasi dalam proses pembentukan jiwa kreatif Ollie. Orang inilah yang menjadi “penasihat spritual” bagi Ollie, dan Angelina, ketika harus memilih antara tetap berkarir sebagai orang kantoran atau menjalani hidup sebagai pribadi yang kreatif dan mandiri.
Selain itu, namanama seperti Ndoro Kakung, Budiono Darsono, Paman Tyo, dan Goenawan Mohamad diakui oleh Ollie sebagai tokohtokoh yang menjadi inspirasi nya. Ollie menjelaskan, tokohtokoh tersebut sebenarnya terhubung oleh sehelai benang merah yang dinamakan being creative.
Ollie tercatat sebagai Professional Blogger (Pro Blogger). Ollie pernah direkrut oleh sebuah perusahaan dari Amerika Serikat. Selama 3 bulan, ia diminta membuat quality post dalam bahasa Inggris selama 3 jam dalam seminggu. Topiknya beragam sesuai tema yang mereka butuhkan, dan Ollie menerima imbalan sesuai dengan jumlah postingan yang ia tulis.
Ternyata, keputusan Ollie untuk menerima tawaran sebagai Pro Blogger ini diinspirasi oleh Budi Putra, mantan wartawan Tempo dan former country editor Yahoo! Indonesia. “Mas Budi Putra bisa dibilang sebagai pelopor Pro Blogger Indonesia. Beliau resign dari pekerjaannya di majalah Tempo (hanya) untuk ngeblog,” salut Ollie terhadap Budi Putra.
Ollie sekarang menjelma sebagai sosok per empuan yang handal bertarung di medan di gi tal. Dengan dukungan banyak orang, Ollie ma mpu memadukan hobi dan teknologi menjadi bekalnya dalam memasuki gerbang kegelimangan.
Ollie berharap, kelak banyak perempuan Indonesia yang mau dan berani bersinggungan dengan kema juan zaman. Jangan takut untuk men jamah dunia baru. Pandangan mi ring yang meragukan kemampuan per em puan untuk mampu meng a kra b kan diri dengan teknologi ha rus dihapus. “Kita pasti akan bisa jika terbiasa!” seru Ollie dengan tegas.
“Kita pasti akan bisa jika terbiasa!”
73
MEMBUDAYAKAN
Menulis & Membaca
“Aku tidak membutuhkan mood untuk menulis. I called
it a mechanical writer!”
74
Meskipun telah cukup sukses dengan berbagai perusahaan onlinenya, Ollie tetap merasa bangga dipanggil sebagai seorang penulis. Berkalikali ditegaskannya bahwa ia sangat suka menulis. Le bih rinci, Ollie menyebut dirinya sebagai seorang mechanical writer. Ibarat mesin, ia sama sekali tidak butuh mood dalam menulis. Ia bisa menulis di mana dan kapan saja, dalam kondisi apapun!
Ollie prihatin dengan budaya baca tulis yang memudar. Minimnya perhatian pemerintah dan kurangnya minat baca tulis di ma syarakat membuatnya miris. Ia pun membandingkan Indonesia dengan di Irlandia yang pernah di kunjunginya. “Di Indonesia paling banyak 18000 buah buku setahun untuk 240 juta penduduk. Di Dublin yang notabene hanya berpenduduk 5 juta orang, mampu mensupply 7000 buku/tahun,” keluhnya.
Bersama KutuKutuBuku.com dan NulisBuku.com, Ollie sejatinya telah menjawab berbagai masalah terkait dengan mulai pudarnya tradisi membaca dan menulis di Indonesia. Orang yang enggan membeli buku dengan alasan jauhnya lokasi dan minimnya toko buku kini bisa dengan mudah memperoleh buku yang diinginkan melalui KutuKutuBuku.com tanpa harus meninggalkan tempat. Sedangkan bagi para penulis pemula yang mulai frustasi karena naskahnya ditolak penerbit, Ollie menyediakan NulisBuku.com sebagai wadah untuk mempublikasikan karyakarya mereka, dengan royalti pula!
Kendati sudah berjuang keras di medan digital demi kecerdasan anak bangsa, namun Ollie merasa itu masih kurang, belum cukup mampu menumbuhkan ekosistem bacatulis yang ideal. “Aku mempunyai mimpi ingin menjadikan Jakarta sebagai pusat wisata buku
“Aku mempunyai mimpi ingin menjadikan Jakarta
sebagai pusat wisata buku dan menulis!”
ollie.do
c
75
dan menulis!” kata Ollie. Cara untuk me wujudkannya bisa ber macammacam, mi sal nya de ngan men dirikan pusat mem baca dan menu lis, atau menggelar fes tival writer dan book di Jakarta. Lebih jauh lagi, Ollie ingin supaya Indonesia bisa men jadi salah satu pusat bu ku dan industri tulismenulis, khususnya di le vel Asia Tenggara dan semoga juga mampu berbicara di tataran internasional.
Namun, apabila hasrat membaca dan menulis masyarakat Indonesia tidak dilatih secara dini, maka akan sulit menumbuhkan ekosistem yang diinginkannya itu. Yang terpenting bagi Ollie adalah membangun kesadaran dulu. Jika orang sudah mulai terbiasa melakukan kegiatan membaca dan menulis, maka jalan itu akan semakin mudah. Medianya pun bisa bermacammacam, tak harus hanya kertas, ebook juga bisa. “Tapi untuk memulai itu semua harus latihan dari sekarang,” lanjutnya.
Ollie berencana menggenjot gairah kaum penulis dan calon penulis agar semakin bersemangat dan gigih dalam menghasilkan karya. Hal ini dilakukannya demi menumbuhkan ekosistem membaca dan menulis di masyarakat Indonesia. Sebagai salah satu bentuk realisasinya, ber
sama Raditya Dika, penulis nyentrik yang cukup fenomenal, Ollie akan meluncurkan sebuah kelas menulis online.
ollie.doc
ollie.doc
76
“Dalam 10 tahun ke depan, KuTuKuTu-
buKu.com akan mem-bantu pemerintah
dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia
dengan buku.”
Untuk menumbuhkan ekosistem membaca, Ollie punya agenda bersama KutuKutuBuku.com. “Dalam 10 tahun ke depan, KutuKutuBuku.com akan membantu pemerintah dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia dengan buku dan mendirikan KutuKutu Buku Foundation,” ungkapnya.
Kegia t an yang akan dilakukan pun be ra gam, mi salnya de ngan mendirikan pe ner bitan buku gra tis un tuk anakanak Indonesia yang kurang mampu, membuka Rumah Baca KutuKutuBuku di daerahdaerah yang masih di bawah garis kemiskinan, men g upayakan pemberantasan buta huruf dengan Sekolah KutuKutuBuku, dan memasyarakatkan internet de ngan men dirikan Rumah Internet KutuKutu Buku.
Bukan tidak mungkin, segala citacita yang dibarengi dengan doa dan upaya dari Ollie dan semua pihak yang mendukungnya, ekosistem bacatulis di tanah air tidak hanya sekadar tumbuh, namun akan dapat dipetik buahnya bagi kemajuan anak bangsa. Ollie adalah satu dari sedikit sosok yang peduli akan moralitas dan kecerdasan bangsa ini yang semakin terpuruk, meskipun untuk mewujudkannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dengan prosesnya yang tidak bisa langsung jadi. “Perfect is a journey. Just do your best!” demikian pesan Ollie.
“Perfect is a journey.
Just do your best!”
ollie.doc
77
Ambil Peluang dan
BERAKSILAH!
“Menulis itu bukan bakat, menulis bisa
dilakukan oleh semua orang tanpa kecuali. Jika kita bisa berbi-
cara, maka kita pasti bisa menulis.”
Dari rangkaian kisah perjalanan hidup Ollie, ada beberapa titik penting dalam meraih semua
h a sil yang digapainya saat ini. Ollie Salsabeela adalah anak seribu pulau yang selalu berpindah tempat. Namun, di setiap lo kasi yang ia singgahi, satu hal pas ti yang selalu dilakukannya ialah mengambil pengalaman terbaik.
>>>
ollie.doc
78
Yogyakarta, yang me mang dikenal sebagai kota buku, menjadi tem pat kelahiran Ollie yang kelak ternyata juga mencintai buku. Ku pang mengajarkan Ollie harus berdiri tegak dan menjadi sosok yang te gar. Banjarmasin menyum bangkan pro ses ke ma tang an baginya.
Sedangkan semasa di Bengkulu Ollie mendapat moment untuk menanggalkan sifat pemalunya dan memotivasinya untuk berubah menjadi seorang pemberani, dan setelah hijrah ke ibukota Ollie mendapat berbagai pengetahuan yang berharga, karir mandiri yang gemilang, sekaligus arti persahabatan.
Ollie tidak menutup mata dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Melihat kendala yang muncul ketika ingin berbelanja buku, ia pun menggebrak industri buku tanah air. Ollie sendiri tidak memungkiri bahwa oportunis menjadi salah satu sifat yang membentuk jatidirinya. Namun tak sekadar oportunis, Ollie lebih tepat disebut orang yang lihai dan piawai ketika melihat celah di selasela tantangan.
Ambil peluang dan beraksilah, just go with it! Itulah yang selalu dipegang teguh Ollie. Ia terbiasa bertindak cepat, tak terlalu lama mengambil keputusan. KutuKutuBuku.com langsung hadir hanya 2 bulan setelah gagasan untuk itu muncul. TukuSolution.com meluncur tangkas untuk menjawab berbagai pertanyaan. Ide TempeLabs.com terpikirkan setelah melihat passion sang adik. Akhirnya, NulisBuku.com menjadi luapan “emosi” Ollie yang kecewa berat ka rena naskahnya ditolak penerbit.
ollie.doc
79
Di samping itu, Ollie mengakui bahwa dirinya adalah tipikal orang yang tidak terlalu banyak berharap lebih. “I never expect something. When you expect something you will dispointed. Perfect is a journey,” tandasnya. Ia sangat ber syukur karena dikelilingi oleh orangorang yang selalu siap membantu ketika dibutuhkan ataupun tidak. Ollie sendiri selalu menanamkan kepada dirinya untuk belajar dari yang terbaik dan berteman serta berbagi dengan orangorang yang berjiwa kreatif dan mandiri.
Sebagai seorang manusia biasa, Ollie pun pernah merasa terpuruk. Namun, ia tidak ingin berlarutlarut dalam keter purukan itu. Dalam waktu singkat, Ollie mampu bangkit. Salah satu resepnya adalah dengan banyak berinteraksi, berteman, dan tidak pelit berbagi. Ollie dikenal aktif di berbagai komunitas, dan lewat Salsabeela.com, Ollie memberikan inspirasi sekaligus motivasi yang bermanfaat bagi orang lain. “Dengan membantu orang lain, sama saja de ngan membantu diri kita sendiri,” tandasnya.
Mengambil pengalaman terbaik, meng iyakan peluang yang ditemui, sedikit berpikir dan langsung bertindak, belajar dari yang terbaik, gemar berinteraksi serta tidak pelit berbagi, dan memiliki road map yang jelas tentang rencana di masa depan, adalah sedikit dari beberapa sifat Ollie yang patut diteladani.
Seorang entrepreneur sejati adalah orang yang berani mening galkan zona nyaman dan me ng ikuti nalurinya. Ollie te lah melakukan tindakan itu, bahkan ia mampu menyelipkan prinsip kewirausahaan ke dalam karir dan hobinya. Akhir kata, ambil peluang dan beraksilah untuk menuju gerbang sukses yang terangbenderang!
ollie.doc
82
Enda Nasution pantas merasa kecewa sekaligus takjub karena artikelnya yang mengupas tuntas tentang blog ditolak mentahmentah oleh sejumlah media massa di tanah air. Kecewa karena ia merasa
buah karyanya itu cukup lengkap sehingga sudah layak untuk dipublikasikan.
Enda pun merasa takjub bin he ran karena ternyata negeri ini masih saja gagap dengan si nyalsinyal perubahan. Boleh jadi penolakan tersebut dise babkan karena pada kala itu, kebanyakan orang Indonesia masih tidak mengerti –atau tidak mau mengerti– tentang apa itu blog.
Akan tetapi, apa yang terjadi beberapa tahun kemudian? Makhluk bernama blog yang ingin dikenalkan oleh Enda namun ter nyata tidak dianggap itu kini menjadi ajang unjuk gigi yang dinilai paling mutakhir dan efektif.
Kendati sedikit terlambat, Enda akhirnya mendapat ganjar an setimpal atas jerih pa yah nya selama ini: ia didaulat seba gai Ba pak Blog ger In do nesia.
“Kehadiran blog adalah peluang untuk menyingkirkan segala keter-
batasan yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan informasi yang
seluas-luasnya.”
Blog adalah singkatan dari weBlog, yang cenderung mengacu kepada weBsite pribadi seseorang. Oleh para pemiliknya, Blog umumnya dapat difungsikan dengan berbagai macam bentuk, seperti catatan harian, media publikasi, kampanye politik, profil usaha, dan untuk memasarkan barang dagangan.
83
Meraih Berkah
JERIH PAYAHBerkat
“Kreatif adalah mengkombinasikan pengetahuan dan informasi dari segala bidang untuk menjadi
sebuah ide baru.”
Tulisan berjudul “Apa itu Blog?” karya Enda bisa dianggap sebagai artikel berbahasa Indonesia pertama yang paling komplit mengulas
semua tentang blog. Enda mengibaratkan blog layaknya hewan kesayangan yang memerlukan perhatian dan perawatan. Dunia blog bukan dunia antahberantah seperti yang ada di benak banyak orang selama ini. Meskipun gayung tak bersambut, Enda terus berupaya memberikan penyuluhan kepada publik agar tidak ragu untuk menggauli blog.
enda.doc
84
Dengan tekun, Enda tidak pernah berhenti mengenalkan apa itu blog, tahap demi tahap, mulai dari hal yang paling remeh dan mendasar hingga ke level yang lebih tinggi. Enda memandu jalan untuk menyusuri labirin blog yang saat itu masih asing bagi orang Indonesia.
Ketekunan Enda tampaknya tidak siasia. Hingga kini, artikel “Apa itu Blog?” yang dipajang di blog pribadi Enda, Enda.GoblogMedia.com, telah dianggap sebagai semacam kitab suci bagi para blogger seIndonesia Raya, saking banyaknya orang yang membaca artikel karya Enda itu.
Sebelum kiprahnya yang memukau di semesta blog nasional, Enda sempat meniti karir sebagai copywriter di Ogilvy & Mather Jakarta. Perusahaan agensi bertaraf internasional yang berdiri sejak 1948 ini bergerak di bidang advertising, marketing, dan public relation.
Di belantika iklan dan marketing ini pun Enda tampil memuaskan, bahkan sukses menorehkan catatan manis. Tahun 2001 dan 2002, karya Enda untuk iklan Dancow dan Sampoerna A Mild berhasil menyabet Indonesian Ad Award. Enda juga termasuk sebagai finalis dalam ajang Clio Advertising Award 2002.
Tak hanya itu, gelar The Hottest Cretive Person seAsia tahun 2002 dan 2003 dari Campaign Brief Asia pun tersemat di dadanya. Campaign Brief Asia adalah majalah yang mengulas segala bentuk kreativitas yang dibuat oleh orangorang kreatif untuk dinikmati oleh para kaum kreatif pula. Sejak diluncurkan pada 1998, Campaign Brief Asia telah mengukuhkan diri sebagai salah satu majalah creative advertising trade paling berpengaruh di Asia.
CamPaign Brief asia adalah majalah advertising kreatif yang paling berpengaruh di Asia. Sejak pertama kali diluncurkan pada 1998, kini majalah ini telah memiliki versi website yang mulai dirilis sejak 2008.
Clio Advertising Award pertama kali digagas pada 1959 oleh Wallace A Ross, untuk memberikan penghar-gaan bagi para pegiat dunia periklanan dan desain di Amerika. Sejak 1965, ajang ini mulai menerima berbagai karya dari luar Amerika. Hingga saat ini Clio Advertising Award rata-rata menerima 10.000 karya, dengan jumlah 65% berasal dari luar Amerika.
85
Meskipun sudah terbilang gemilang di ranah iklan, Enda rupanya masih ingin belajar lebih banyak. Pada 2001, ia berkeputus an untuk merambah dunia baru dan meng enalkannya kepada masya rakat di negeri ini. Di tahun itulah Enda menulis artikel “Apa itu Blog?” yang apesnya pada saat itu ternyata tidak laku.
Enda pantang menyerah dan terus berproses di alam barunya itu. Pemilihan Umum 2004 menjadi salah satu moment penting dalam hidup Enda di jalan blog. Ia berinisiatif membuat blog pertama di Indonesia yang khusus mengulas tentang hirukpikuk Pemilu 2004, bernama Blog Pemilu 2004, dengan alamat di www.Pemilu2004.Go blogMedia.com.
Postingan pertama untuk Blog Pemilu 2004 mengangkat tajuk “Posting perdana: Some Ground Rules”. Dalam siar perdana ini, Enda menyampaikan kabar bahwa Blog Pemilu 2004 dibuat dengan tema sentral tentang Pemilu 2004, serta menyajikan berbagai pos tingan yang bersifat informasi.
Kemudian, 5 hari sebelum digelarnya Pemilu Pemilihan Anggota Legislatif yang dihelat 5 April 2004, Enda memposting tulisan berjudul “Informasi tentang Pencoblosan” yang dilengkapi data survei dengan maksud agar pembaca semakin paham tentang tata cara Pemilu.
politikana.com
86
Lebih menariknya, dalam artikel berjudul “Tentang Pilihan Golput”, Enda mengajak agar jangan menjadi Golput (Golongan Putih yang memilih tidak berpartisipasi dalam Pemilu).
Dengan memaksimalkan logika ma te matis, Enda berusaha meya kinkan kepada publik bahwa bagaimanapun juga, ke pu tusan untuk menja di Golput justru akan merugikan diri sendiri.
“Suara Golput ti dak akan berpeng a ruh hanya disebabkan satu hal, yaitu jika seorang yang Golput tersebut memang tidak mempunyai hak memilih,” seru Enda dalam
blognya.
“Jika partai yang leading adalah partai busuk, maka mereka yang
Golput itu, dengan tanpa memilih, sebetulnya telah ikut memilih partai busuk
itu!” lanjutnya. Terlepas dari berhasil atau tidak ajakan Enda, setidaknya ia telah
memberikan sumbangsih yang cukup massif dalam upaya penyadaran
politik bagi rakyat Indonesia.
“Suara Golput ti dak akan berpe ng a ruh hanya di-
sebabkan satu hal, yaitu jika seorang yang Golput
tersebut memang tidak mempunyai hak memilih.”
87
Tidak hanya gejolak politik saja yang menjadi perhatian Enda. Gelombang bencana alam, dari tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada 2004, disusul gempa bumi Yogyakarta pada 2006, membuat Enda tergerak untuk mencipta sebuah blog berbahasa Inggris bernama “Indonesia HelpEarthquake and Tsunami Victims” yang dapat diakes melalui www.IndonesiaHelp.Blogspot.com.
Blog ini mengusung tagline “Online information about resources, aid and donations for quake and tsunami victims in Aceh & North Sumatra and now in Yogyakarta (May 2006) (Indonesia)”. Lewat blog ini, Enda tidak sekadar menyuguhkan informasi aktual mengenai pertolong an untuk korban dan perkembangan daerah bencana alam, namun juga menyertakan data komplit, termasuk alamat, nomor telepon, faksimili, dan rekening bank, apabila para pembaca dari seluruh dunia ingin menyalurkan bantuan.
Bisa jadi karena sepakterjangnya itu, Enda dili rik oleh kaum blogger sejagat raya. Pada Desember 2005, Enda diundang untuk menghadiri pertemuan blogger dari seluruh dunia dalam Global Voice 2nd Summit yang digelar di Kantor Pusat Reuters di London, Inggris. Global Voice Online adalah sebuah proyek yang digagas oleh Berkman Center for Internet & Society dari Fakultas Hukum Universitas Harvard, Amerika Serikat.
Acara itu berhasil meng umpulkan sedikitnya 80 orang, yang terdiri atas para blogger dari seluruh dunia, perwakilan NGO, dan sejumlah awak media papan atas seperti BBC dan The Guardian. Enda patut berbangga hati dengan peristiwa monumental dalam perjalanan hidupnya itu. Pengalaman berharga tersebut dituangkan Enda dalam blog pribadinya lewat artikel singkat yang berjudul “Sedikit Cerita tentang GVO Summit di London”.
“Jika partai yang leading adalah partai busuk, maka mereka yang Golput itu,
de ngan tanpa memilih, sebetulnya telah ikut memilih partai busuk itu!”
Berkman Center for Internet & Society bermula dari The Berkman Center yang dibentuk pada 1998, sebuah pusat riset di dalam Universitas Harvard yang khusus mengkaji internet. The Berkman Center kemudian mengilhami beberapa lembaga pendidikan lain untuk membuat lembaga serupa.
88
Enda kembali diundang dalam acara ber taraf inter na sional pada bulan Novem ber 2006, Asia 21 Young Leader Sum mit di Se o ul, Korea Selatan. Enda bertemu de ngan anakanak mu da berprestasi dari berbagai negara. Me reka ini berasal dari beraneka ragam profesi. Dalam acara ini,
Enda berkesempatan menjadi pane lis pada sesi khusus tentang Citizen Journalism dan Blogging.
Kiprah Enda sebagai pakarnya blogger Indonesia semakin mantap ketika ia didapuk menjadi chairman dalam Pesta Blogger 2007, event nasional tahunan para blogger Indonesia yang kala itu baru pertama kali diselenggarakan. Pada tahuntahun berikutnya, Enda tetap dipercaya sebagai anggota Steering Committee Pesta Blogger.
Sepak terjang Enda di alam maya semakin nyata. Ber sama Komunitas Langsat, ia menancapkan taringnya di ranah online. Pada April 2009, mereka membuat situs tentang politik bernama www.Politikana.com. Sebelum nya, Enda dan Komunitas Langsat sudah mengelola sejumlah web, seperti www.DagDigDug.com, www.Ngerumpi.com, www.CuriPandang.com, www.BicaraFilm.com, dan lainnya.
Semua situs itu berprinsip sama, yakni situs partisipatif yang diisi para penggunanya sendiri. Inilah intisari dari peran dan fungsi blog sebagai ujung tombak citizen journalism. Menurut Enda, ide ini belum popu ler di Indonesia. Untuk lebih mengoptimalkan sumber daya, akhir nya situssitus itu ke dalam satu wadah besar yang bernama www.SalingSilang.com. Situs inilah yang menjadi salah satu masterpiece Enda Nasution di jagat cyber.
asia 21 Young leaDer summit adalah pertemuan para anak muda Asia yang dinilai unggul di bidang masing-masing. Gerakan ini bertujuan untuk mempersiapkan para pemimpin masa depan yang memiliki semangat global dan berpikiran kreatif .
edratna
89
Tahun 2009, Enda Nasution bersama Komunitas Langsat mempelopori perjuangan pembebasan Prita Mulyasari, seo rang ibu rumah tangga yang ditahan atas tuduhan pelanggaran Undangundang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Bahkan, mereka juga turut andil dalam “Gerakan Koin Keadilan untuk Prita Mulyasari” sebagai upaya untuk memperjuangkan keadilan bagi Prita.
Sepak terjang Enda masih terus berlanjut. Tahun 2011, Kantor Berita Jerman, Deutsche Welle, memilih Enda selaku salah seorang perwakilan blogger yang dipercaya sebagai juri dalam blog award (penghargaan blog) dengan tajuk The BOBs.
Merunut perjalanan Enda kian memperkuat keyakinan bahwa perannya di belantika blog nasional memang terhitung mumpuni. Enda tidak pernah patah arang untuk te rus mengkampanyekan internet kepada seluruh warga Indonesia. Oleh karena itu, pantaslah kiranya jika gelar Bapak Blogger Indonesia disematkan kepada Enda Nasution, sebagaimana bunyi dari artikel di The Jakarta Post yang berjudul “Enda Nasution: The ‘Father’ of Indonesian Bloggers”.
bicarafilm.com
politicana.com
90
SANG AKTIVIS
“Seorang blogger pada dasarnya adalah seorang
aktivis online.”
Enda Nasution, pria yang kelahiran Bandung, Jawa Barat, pada 29 Juli 1975, ini pertama kali berjumpa dengan komputer ketika usia 10 tahun. Dapatlah dibayangkan seperti apa rupa komputer pada tahun 1985 itu. Tak hanya itu,
pengoperasian komputer pada waktu harus dengan bahasa program yang memusingkan. Namun justru di sinilah keistimewaan seorang Enda di masa kecilnya. Adalah sebuah hal yang menarik apabila ada seorang anak berusia 10 tahun berminat untuk bergaul dengan benda asing yang bernama komputer itu.
Setelah lulus SMA, Enda melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Di salah satu kampus papan atas di Indonesia itu, Enda diterima di Fakultas Teknik Sipil. Di masa inilah Enda mulai bersinggungan dengan teknologi baru bernama internet. Seperti peng akuan Enda, fase awal di mana ia mengenal internet terjadi pada era tahun 19951996. “Pada saat pertama kali dapat yang namanya akses internet, ya kebetulan dulu awalawal ketika saya masih di Kampus ITB,” kenang Enda. Fasilitas internet di Indonesia pada saat itu masih sangat terbatas, tidak mudah, dan tentunya tidak murah.
Enda cukup beruntung karena kampusnya menyediakan fasilitas internet, meskipun hanya bisa diakses di tempattempat tertentu, salah satunya adalah lewat komputer yang teronggok di laboratorium. Pada jamjam kerja, komputer berinternet itu tidak pernah lowong dari pengguna. Namun Enda tidak habis akal, ia nekat masuk ke laboratorium ketika ruangan sepi, yakni di malam hari. “Saya datang ke laboratorium dari jam 10 malam sampai pagi,” ungkap Enda.
91
Demi aktualisasi informasi dan tidak ingin ketinggalan teknologi, Enda rela menghabiskan malam demi malam di ruangan laboratorium yang sunyi. Enda memberanikan diri untuk menyambangi rimba digital yang saat itu masih sangat asing bagi nya. Enda menjelajahi alam dunia maya tanpa berbekal peta. Ke mana kaki akan melangkah, di situlah jemari Enda menari di atas keyboard untuk mengetikkan alamatalamat baru yang entah berisi apa.
Dengan telaten, Enda melahap informasi demi informasi, situs demi situs, dan, hasilnya, ia pun memperoleh banyak tambahan wawasan dan pengetahuan baru. “Saya terus saja browsing sana browsing sini sampai pagi. Setelah itu pulang untuk tidur. Malam berikutnya balik lagi seperti itu,” seloroh Enda mengenang masamasa mudanya itu.
Tidak hanya di dunia maya saja Enda bergerak, di dunia nyata pun Enda terbilang militan. Ia tercatat sebagai seorang aktivis kampus dan dipercaya untuk menduduki jabatan sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Sipil ITB. Saat itu, kondisi perpolitikan di Indonesia sedang bergolak menjelang runtuhnya rezim Orde Baru. Gejolak yang sama ternyata juga dirasakan oleh Enda, ia merasa bahwa menjadi seorang insinyur sipil bukanlah jalan hidup yang harus ia pilih.
Enda mengaku lebih tertarik dengan proses sosial hubungan antar manusia dan masyarakat. Maka, dengan tidak ragu lagi, Enda membaurkan diri ke dalam arus gelombang reformasi yang menginginkan negeri ini bergerak ke arah yang lebih baik. Menjelang lengsernya Soeharto, yakni pada kurun 19971998, Enda termasuk anak bangsa yang berani mengepung Gedung DPR/MPR demi terwujudnya citacita perubahan.
“Kita punya keterbatasan untuk bertemu orang dan menerangkan
apa sebenarnya ide kita, tapi begitu tulisan atau ide itu kita tuangkan dalam sebuah blog, maka ia akan
menyebarkan dirinya sendiri.”enda.doc
92
Perubahan yang didambakan itu akhirnya menjadi kenyataan pada Mei 1998. Orde Baru usai dan digantikan oleh era yang baru, era reformasi yang konon katanya adalah era kebebasan. Ternyata benar, jebolnya dinding tebal Orde Baru membuat gelombang kebebasan membanjiri ibu pertiwi, termasuk dalam aspek akses informasi.
Perlahanlahan, internet mulai dikenal meskipun masih banyak orang Indonesia yang tetap saja kukuh de ngan kekolotannya, mereka alergi terhadap barang asing itu. Namun tidak bagi Enda, bahkan nalurinya seolah mengatakan bahwa inilah lorong yang diperlukannya untuk menggapai masa depan.
Hingga akhirnya, garis takdir mempertemukannya dengan sosok blog yang dianggapnya sangat fenomenal. Inilah media yang dibutuhkan Enda, media tanpa batas! Apalagi Enda sudah menggemari dunia tulismenulis jauh sebelum mengenal internet. Bahkan, sedari usia SMP, Enda sudah punya kebiasaan menulis buku harian.
Berkaitan dengan dunia pena ini, Enda berpendapat bahwa blogging dapat meningkatkan kemampuan tulis seseorang dengan sendirinya. Blogging juga sanggup untuk mengusung misi dan tujuan ter tentu yang ingin disampaikan dan dilihat banyak orang. Internet adalah tempat di mana kekuatannya berada pada sebuah dunia teks yang sangat luas. “Seorang blogger pada dasarnya adalah seorang aktivis online,” tutur Enda.
“Kehadiran blog adalah peluang untuk menyingkir kan segala keterbatasan yang menghalangi seseorang untuk mendapatkan in formasi yang seluasluasnya,” tegas Enda.
genkanai/flickr
93
Lewat sebuah blog, lanjutnya, seseorang dapat mengisi blognya itu dengan segala konten yang dapat diakses oleh khalayak demi mencapai tujuannya.
“Kita punya keterbatasan untuk bertemu orang dan menerangkan apa sebenarnya ide kita, tapi begitu tulisan atau ide itu kita tuangkan dalam sebuah blog, maka ia akan menyebarkan dirinya sendiri,” terang Enda. Kekuat an blog di internet memang mahadahsyat, ia adalah kekuatan baru bagi konsep media sosial.
Ketertarikan pada dunia digital inilah yang menguatkan hati Enda bahwa ia harus berani mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Enda menyatakan pensiun dari segala daya dan upayanya untuk menjadi seorang insi nyur sipil dan memilih berkecimpung di alam semesta maya.
Petualangan Enda pada akhirnya sampai pada sebu ah titik manakala ia bekerjasama dengan Komunitas Langsat. Banyak kegiatan yang kemudian muncul, seperti acara “Obrolan Langsat” alias Obsat, sebuah diskusi sederhana yang mengulas berbagai fenomena di dunia maya. Bahkan, berawal dari Obsat inilah akhirnya ketidakadilan yang menimpa Prita Mulyasari bisa dimunculkan ke permukaan dan menjadi booming di berbagai media.
obrolanlangsat.com
94
Terakhir, masih bersama Komunitas Langsat, Enda terus mengembangkan proyek kreatifnya, www.SalingSilang.com. Portal ini merupakan situs partisipatif yang kontennya dibuat sendiri oleh para penggunanya sekaligus merupakan penggabungan dari beberapa situs tematik yang se belumnya telah dikembangkan Enda dan Komunitas Langsat. Diharapkan, penggabungan ini akan memberi ke mudahan untuk menciptakan kekuatan yang lebih besar dari para pengguna internet.
Demikianlah, Enda memulai dan tidak pernah berhenti memperjuangkan apa yang telah menjadi obsesinya. Kini, Enda menikmati kehidupan bersa ma istri dan putri tercintanya di Taman Rasuna Apartemen Residence, Kuningan, Jakarta Pusat. Dari sanalah mungkin ideide baru yang selanjutnya akan bermunculan dari pemikiran krea tif Enda Nasution.
“Internet adalah tempat di mana kekuatannya berada
pada sebuah dunia teks yang sangat luas.”
enda.doc
salingsilang.com
95
Aneka Nilai Pembangun Jiwa
“Jangan menyesal dan jangan pernah sekalipun menyalahkan lingkungan, menyalahkan takdir,
atau bahkan mungkin menyalahkan Tuhan atas apapun yang terjadi pada diri kita.”
Enda Nasution merasa bahwa Tuhan tidak memberikan jalan hidup menjadi seorang insinyur kepadanya. Enda mengaku bahwa jiwa yang ada dalam dirinya sedikit banyak terbentuk akibat pengaruh
dari beberapa bacaan yang ia gemari sejak masa SMA dan awal kuliah.
Asal tahu saja, di usiausia rentan masa penemuan jati diri itu, Enda sangat menggemari karyakarya Umar Kayam dan Goenawan Mohamad. Dua tokoh terkemuka di Indonesia itu diakui Enda telah memberikan sumbangsih yang tidak sedikit bagi proses pembentukan identitas dirinya.
Mangan Ora Mangan Kumpul karya Umar Kayam sangat Enda kagumi karena mengajarkan banyak falsafah hidup. Sedangkan Goenawan Mohamad “memberikan” Catatan
96
Pinggir kepada Enda yang perlahan tapi pasti telah membentuknya untuk lebih berjiwa humanis.
Enda juga sangat menaruh hormat kepada para kon tributor di berbagai situs yang telah mengajarkan dan memberikan pengetahuannya kepada masyarakat luas secara bebas dan tanpa pamrih.
Salah satu contoh, Enda menyampaikan kekagumannya kepada para pengisi dan penulis artikel di situs ensiklopedi gratis www.Wikipedia.com. “Si pembuat atau pengisi artikel di Wikipedia jarang disebutkan namanya. Bahkan, satu produk halamannya pun tidak bisa diakui sebagai produk seseorang karena semuanya berasal dari kontribusi banyak orang,” salut Enda untuk Wikipedia yang telah menyebarkan manfaat ke seluruh penjuru dunia itu.
Enda melihat bahwa kontributor tulisan di Wikipedia adalah rombongan orangorang yang menyebarkan ilmu dan pengetahuan dengan tulus dan nyaris tanpa pamrih. Itulah yang kemudian membuat Enda selalu mengagumi mereka yang dengan sukarela menyumbangkan karya demi orang lain. Enda angkat topi untuk orangorang yang justru melewatkan dirinya sendiri untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Menurut Enda, dirinya hanyalah seorang yang suka mengalir saja dalam hidup. Ia cenderung spontan dalam mengambil keputusan. Enda mencontohkan, ketika dirinya diajak bergabung secara penuh di Komunitas Langsat dengan meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang profesional di sebuah perusahaan, Enda langsung saja
enda.doc
97
setuju. Baginya, melakukan pekerjaan yang ia sukai secara fulltime adalah sebuah tawaran yang tidak akan mungkin dapat ditolak kendati ia mungkin saja harus mempertaruhkan banyak hal.
Meskipun demikian, Enda selalu berpegang teguh pada prinsip bahwa setiap manusia harus dapat bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan dipilihnya. Jangan menyesal dan jangan pernah sekalipun menyalahkan lingkungan, menyalahkan takdir, atau bahkan mungkin menyalahkan Tuhan atas apapun yang terjadi.
“Begitu gagal atau mengalami sebuah tragedi, seringkali kita mencari kekuatan dan kenyamanan justru di dalam pembenaranpembenaran yang dibungkus dengan sikap menyalahkan pihak lain,” tutur Enda. Menurutnya, sikap pengecut seperti itu justru membuat seseorang tidak akan pernah dapat belajar dan mengambil hikmah dari situasi atau kegagalan yang pernah menimpa.
enda.doc
98
Internet, Ujung Tombak Masa Depan
“Semakin banyak dan semakin aktif orang Indonesia menggunakan internet untuk ber-bicara satu sama lain, berbica ra terbuka dan transparan, maka tentu dampaknya akan baik bagi Indonesia secara keseluruhan.”
enda.doc
99
Enda Nasution mempunyai catatan tersendiri tentang perkembangan dunia maya di tanah air. Namun, Enda yakin bahwa semakin banyak pengguna internet di Indonesia akan berdampak positif bagi
perkembangan dan kemajuan negeri ini. Enda menggarisbawahi bahwa konsep komunikasi dua arah yang terjadi lewat internet secara tidak langsung akan membawa persatuan bangsa ini menjadi semakin kuat.
“Semakin banyak dan semakin aktif orang Indonesia menggunakan internet untuk berbicara satu sama lain, berbicara terbuka dan transparan, maka tentu dampaknya akan baik bagi Indonesia secara keseluruhan,” tegas Enda seraya menambahkan, “Dulu, yang strategis itu industri pesawat terbang karena untuk menyatukan seluruh pulaupulau secara fisik, tapi justru ide kebangsaan sebenarnya bisa didapat dan dicapai ketika kita semua saling berinteraksi lebih intens satu sama lain.”
Enda mengharapkan agar di masa yang akan datang, panduan berinternet yang baik dapat dimasukkan ke kurikulum pendidikan dasar. Dengan begitu, anakanak dan generasi muda di negeri ini memiliki bekal yang cukup untuk menggunakan fasilitas internet dengan bijak demi kemajuan diri dan bangsanya.
Enda juga menyayangkan karena Indonesia belum memiliki perencanaan yang baik untuk mengembangkan jaringan internet. “Dari Sabang sampai Merauke berapa banyak sih yang sudah terjangkau oleh akses internet? Berapa orang? Di Indonesia, kita tidak punya blue print berapa banyak yang harus ditingkatkan untuk dapat dijangkau internet,” keluhnya. Enda menambahkan bahwa negeri tetangga, Malaysia, ternyata sudah memiliki blue print tentang perkembangan jaringan broadband internet dari waktu ke waktu di negara itu.
Khusus untuk para blogger di tanah air, Enda meng harap kan agar mereka dapat lebih jeli dalam menggali aneka ragam kearifan lokal yang ada di daerah masingmasing. “Yang pasti, di Indonesia, dunia online peluang nya masih sangat banyak bagi mereka yang agak cerdas, tekun, dan
100
mau bekerja keras,” kata Enda yang lantas menambahkan, “Dari sisi konten saja, masih banyak yang belum tersedia, misalnya informasi lengkap tentang daerah, travelling, makanan, kesehatan, obat alternatif di daerah lokal, dan lainlain.”
Enda menekankan bahwa sudah ada atau tidaknya sebuah tema konten blog seharusnya tidak dijadikan alasan oleh para blogger untuk tidak terus berkarya. Pada inti nya, konten yang belum tersentuh adalah sebuah peluang, demikian pula dengan konten lain yang mungkin telah disajikan, karena hal itu masih dapat berpeluang untuk dibuat yang lebih lengkap dan lebih baik lagi.
Akhir kata, Enda berpesan kepada blogger seIndonesia supaya jangan pernah menyerah dan berhenti berkarya, serta perbanyak interaksi dengan bermacam komunitas untuk meningkatkan jaringan dan pengetahuan kita. “Peluangnya masih banyak, jangan khawatir sudah kepenuh an, dan banyaklah bergaul di komunitaskomunitas,” pungkas Enda.
101
Dalam episode kehidupan Enda Nasution, ada halhal terpenting pada karakter di rinya yang kemudian me
ngantarkan Enda hingga akhirnya mampu mencapai level seperti se
ka rang ini. Enda adalah seorang yang memiliki keyakinan kuat atas apa yang telah ia percayai.
Coba bayangkan, apa jadinya jika di masa mudanya dulu Enda ternyata memilih jalan hidup untuk menjadi seorang insinyur? Apa yang bakal terjadi jika Enda kemudian berpikir logis dan berkeputusan untuk bergelut dalam bidang teknik sipil sesuai dengan disiplin ilmu dan ijazah yang ia peroleh dari ITB? Apabila semua itu terjadi, mungkin kita tidak akan pernah mengenal Enda Nasution sebagai Bapak Blogger Indonesia.
Sejak awal bersinggungan dengan dunia maya, Enda berkeyakinan kuat bahwa internet beserta segala yang
Kekuatan untuk Sebuah Keyakinan
“Peluang dunia online di Indonesia masih sangat
banyak bagi mereka yang agak cerdas, tekun, dan
mau bekerja keras!”
enda.doc
102
termuat di dalamnya, tentunya termasuk blog, adalah ujung tombak masa depan. Enda melihat bahwa internet akan mampu mengubah seluruh segmen kehidupan manusia menjadi lebih mudah. Oleh karena itu, Enda tidak pernah ragu untuk berbelok arah menjadi seorang pegiat internet, dan mengabaikan peluang yang mengarahkannya untuk menjadi insinyur.
Enda yakin bahwa hanya dengan berbekal cara berpikir kreatif, ia dapat menangkap peluang di dalam internet sebagai media untuk meraih apa yang ia dambakan. “Kreatif adalah mengkombinasikan pengetahuan dan informasi dari segala bidang untuk menjadi sebuah ide baru,” ujarnya.
Selain itu, Enda adalah seorang yang tidak pelit untuk berbagi. Ia dengan senang hati akan membagi pengetahuan dan ilmu yang dimilikinya dengan siapa pun. Artikel “Apa itu Blog?” yang ditulis sendiri oleh Enda merupakan salah satu wujud nyata bahwa ia tidak ragu untuk menyebarkan apa yang diketahuinya kepada orang banyak. Enda memungut tiaptiap butir informasi tentang blog yang terserak di luasnya alam maya.
Dengan tekun, sabar, dan teliti, ia mengumpulkan dan merangkai halihwal mengenai blog dari berbagai situs yang sebagian merupakan situs buatan orang luar negeri. Rangkaian informasi yang telah dikemas dengan cukup matang dalam bahasa Indonesia itu, lantas ia berikan dengan penuh keikhlasan kepada semua saudaranya sebangsa dan setanah air. Tanpa disangkasangka, tulisan “Apa itu Blog?” tersebut justru menjadi bahan wajib bagi orangorang ingin tahu atau bergelut di dunia blog.
103
Enda pun rajin berkampanye untuk menjelaskan tentang manfaat blog bagi orang lain dan diri sendiri. Semangat dan sifat Enda yang suka memberi dan bertukar informasi kepada semua orang ini juga pernah ia wujudkan dengan membuat situs Pemilu 2004 dan situs berbahasa Inggris yang menyediakan tentang semua informasi tentang bencana alam di Indonesia.
Tidak mengherankan apabila kemudian Enda menaruh respek terhadap para pegiat Wikipedia yang memberikan ilmunya secara gratis. Enda melihat bahwa kebesaran yang diperoleh Wikipedia sekarang ini justru tidak lepas dari kebijakan mereka yang menggratiskan informasi yang telah mereka himpun.
“Jika tidak diberikan secara gratis, mungkin (Wikipedia) tidak akan sebesar sekarang,” timpal Enda. Apa yang Enda rumuskan itu tampaknya memang benar. Mereka yang ikhlas memberi justru akan mendapat imbalan yang bahkan tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Itulah sosok Enda Nasution, sosok yang rela memberi tanpa harus menerima, karena ia punya kekuatan untuk sebuah keyakinan.
enda.doc
106
Penampilannya rapi dengan gaya rambut yang disisir minimalis namun tetap kelihatan artistik. Sosoknya juga identik dengan kacamata yang selalu terpasang melindungi kedua bola matanya. Leonard
Theosabrata, seorang desainer kondang Indonesia yang mungkin namanya lebih populer di luar negeri ketimbang di negeri sendiri. Berbekal pendidikan dalam bidang product design di Art Center College of Design, Pasadena, California, Amerika Serikat, Leo berhasil menghasilkan berbagai karya unik dan istimewa yang membuatnya dikenal dunia.
Hebatnya, karya pertama Leo langsung berhasil melejitkan namanya. Itu terjadi ketika ia berhasil membuat sebuah produk kursi dengan memadukan fungsi akupuntur dalam kemasan desain yang unik. Kursi bikinan Leo ini kemudian dinamai dengan Accupunto. Nama Accupunto inilah yang lantas dicomotnya untuk brand usahanya. Bersama sang ayah, Yos Theosabrata, Leonard mulai memasarkan karya furniture ciptaannya sejak tahun 2002.
Wujud kursi Accupunto ciptaan Leonard Theosabrata memperlihatkan dengan jelas bahwa ia hendak menghasilkan karya yang berbeda, unik, kreatif, namun tetap mempertahankan nuansa kesederhanaan. Keistimewaan Accupunto terlihat dari bentuk lekuklekuknya yang menyesuaikan dengan kenyamanan posisi duduk. Itulah yang kemudian dipadukan dengan fungsi akupuntur lewat berbagai tonjolan karet dan plastik di nyaris seluruh permukaan kursi.
“Saya bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada.”
107
, Jalan Gemilang
ACCUPUNTO,
Sang Maestro
Kursi bersensasi akupuntur ini punya struktur bantalan fleksi bel yang unik karena dapat ber gerak mengikuti gerak tubuh di atasnya. Tersedianya ruang terbuka di antara pin juga membe rikan sirkulasi udara yang cukup bagi orang yang mendudu kinya. Kursi Accupunto ada be berapa jenis: lounge chair, foot stool, stackable chair, tatami chair, barstool, sunbed, visitor chair, spin lounger, hingga bench.
accupunto.com
108
Bersama kursi Accupunto, Leonard Theosabrata berhasil menyabet banyak prestasi. Berbagai gelar bergengsi dari kompetisi internasional sukses diraihnya. Tahun 2003, ia sukses meraih Red Dot Design Award, sebuah ajang penghargaan yang diselenggarakan di Jerman dan diikuti oleh 1.494 produk desain dari 28 negara. Selain itu, ia juga memperoleh Good Design Award Japan pada tahun 2005 di Jepang. Di Italia, Leonard diganjar dengan penghargaan Well Tech Award 2006 yang membuat karyanya dipajang dalam ajang Science and Technology Museum di Milan pada rangkaian acara “Milan Fair 2006”.
Tidak hanya itu, kursi ajaib Accupunto ciptaan Leonard juga masuk dalam daftar 10 produk terbaik pada pameran internasional tahun 2009 yang dilangsungkan di Koln, Jerman. Leonard juga mendapat anugerah penghargaan atas sebuah karya yang digarapnya bersama seorang kolega, Michael Young, yakni dalam ajang Wallpaper Design Award 2009. Michael Young adalah seorang desainer produk asal Inggris namun memusatkan basis usahanya di Hongkong. Leonard Theosabrata sendiri akhirnya merangkul Michael Young untuk bersamasama membesarkan nama usahanya dengan label Accupunto.
Nama Accupunto tampaknya melim pah kan hoki bagi Leonard. Selain kursinya men dulang banyak prestasi, gerai milik Le o nard yang juga diberi label Accupunto pun mengalami nasib baik. Pada November 2010, Accupunto memperoleh penghar ga an Primaniyarta dari
miCHael Young adalah seorang desainer berpengaruh yang memiliki basis di Hongkong. Young memiliki pemahaman bahwa
tingkat kesadaran dan penghargaan atas seni desain dapat ditingkatkan ketika sebuah konsep desain berada lebih dekat ke
fasilitas produksi.
accupunto.com
109
Pemerintah Republik Indonesia untuk kategori Eksportir Barang dan Jasa Ekonomi Kreatif.
Leonard Theosabrata tercatat sebagai: aktivis DForm, sebuah forum desainer produk yang digalang oleh para arsitek muda. Ia juga salah satu penggerak Brightspot Market, sebuah konsep retail berbagai produk desain unik ber kelas premium yang digelar secara periodik di berbagai tempat di Indonesia. Dunia maya pun mulai dirambah Leonard lewat sebuah website tentang gaya hidup, www.whiteboardjournal.com.
Berbekal semangat kreativitas yang ada pada dirinya dan sederet prestasi, pada 2009, Djarum Black menunjuk Leo nard sebagai salah satu juri pada ajang adu kreativitas bertajuk “Black Inovation Award 2009”. Nama Leonard Theosabrata juga masuk dalam buku terbitan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang berjudul “Catatan Emas”, sebuah buku yang mengulas tentang 30 anak muda Indonesia berprestasi.
Prestasi Leonard Theosabrata yang menjulang lebih banyak diterimanya dari luar negeri, bahkan itu diperoleh Leonard pada masa awal karirnya. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena “aturan” yang berlaku di ranah domestik itu sendiri. Agar bisa masuk ke pasar lokal dalam negeri, produk desain seseorang harus mendapat
“Sedari awal, target kita adalah dunia, bukan
hanya Indonesia!”
110
pengakuan terlebih dulu dari luar negeri, terutama dari negaranegara Eropa. Tidak adanya kepercayaan konsumen terhadap kualtias desainer lokal justru merugikan Indonesia sendiri karena seseorang harus berjuang lebih keras untuk mendapat pengakuan dari luar sebelum dihargai di negeri sendiri.
Fenomena aneh tersebut diungkapkan Leonard dalam satu episode Kick Andy yang disiarkan di Metro TV. Kalangan luar ne geri, terutama Eropa, lebih bisa menerima sesuatu yang baru dan segar ketimbang di negeri sendiri yang masih mengidap alergi terhadap produkproduk jenis baru yang justru dianggap asing. “Kebetulan Eropa lebih bisa menerima karyakarya baru,” ungkap Leonard. Dari pasar Eropa, umumnya sebuah produk akan lebih mudah masuk ke Amerika dan Australia, berikutnya Jepang dan Korea, dan terus berlanjut hingga akhirnya baru bisa diterima di pasar domestik.
Setelah berhasil merengkuh banyak prestasi dari luar negeri, nama Leonard Theosabrata baru mendapat pengakuan dari dalam negeri. Kini, berbagai macam produk Accupunto sering menjadi santapan berbagai majalah furniture kelas dunia. Leonard bersama Accupunto pun kerap diundang untuk memajang produkproduknya di berbagai pameran furniture bertaraf internasional.
Hingga sekarang, sejumlah hotel dan kafe ternama di Dubai, Maladewa, Amerika Serikat, dan negaranegara Eropa, banyak yang telah menggunakan produk furniture keluaran Accupunto di mana Leonard Theosabrata selalu ada di balik penciptaan produkproduk berkelas dunia itu.
accupunto.com
111
Memahami SENI Sejak
Usia Dini
“Sejak menang lomba gambar di kelas 3 SD,
saya sadar telah memiliki passion dalam art dan
creative design.”
Bakat seni yang dimiliki Leonard Theosabrata pernah membuahkan sebuah sepeda BMX di saat ia masih sangat belia. Saat masih duduk di kelas 3 SD, Leonard berhasil memenangi perlombaan gambar tingkat anakanak, dan sepeda itulah yang menjadi hadi
ah utamanya. Mulai detik itu, Leonard kecil yakin bahwa ia memiliki kemampuan dan ketertarikan dalam seni dan desain. “Saat masih sekolah, saya hanya mengerti dua hal dalam mata pelajaran, yaitu bahasa Inggris dan menggambar. Yang lain, jeblok!” terang Leonard sambil tertawa.
Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Juli 1977, Leonard Theosabrata merupakan anak kedua dari keluarga Yos Theosabrata. Ayah Leonard adalah salah seorang pengusaha papan atas Indonesia yang telah berkecimpung dalam bisnis furniture selama lebih dari 30 tahun. Sejak kecil, bakat seni memang sudah terlihat dalam diri Leonard. Tidak jarang, Leonard keluar sebagai pemenang dalam berbagai kompetisi menggambar tingkat anakanak.
accupunto.com
112
Leonard sendiri tampaknya cukup sadar dengan kemampuan seni dan desain yang ada dalam dirinya. Ia selalu menjawab ingin menjadi arsitek ketika ditanya tentang citacitanya. “Dari SD sampai SMP, kalau ditanya orang ingin jadi apa, saya selalu menjawab, ingin menjadi arsitek!” paparnya mengenang masamasa kecil itu.
Ketika memasuki jenjang SMP, Leonard mu lai tertarik dengan dunia seni lain yang juga umum digandrungi oleh mayoritas anakanak remaja di masa itu, yaitu musik. Harihari Leonard banyak dihabiskannya de ngan bermain musik. Bahkan saat SMA, Leonard juga sempat membentuk sebuah grup band bersama kawankawannya. Weezer, salah satu band beraliran alternative dari Amerika Serikat yang sempat populer pada era 1990an, menjadi band idola Leonard ketika itu. “Saya sangat tertarik pada musik. Ketika SMP sampai SMA, musik adalah very big part of my life,” terang Leonard.
Meskipun di masa remaja Leonard larut dalam kesena ngannya di ranah musik, namun kemampuan dan hobi menggambarnya tidak lantas luntur dan dilupakan begitu saja. Hal itu terbukti ketika lulus SMA dan hendak melanjutkan ke bangku kuliah, Leonard tanpa ragu untuk memasuki bidang grafik desain sebagai pilihan studinya. “Saat mau kuliah di luar negeri, my first instinc mengatakan grafik desain!” tegas Leonard dengan mantap. Akhirnya, selepas lulus SMA, Leonard memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Art Institute of Houston, Texas, Amerika Serikat.
Leonard Theosabrata menghabiskan 2 tahun untuk belajar sekaligus bekerja di Houston. Ternyata, selama menjalani aktivitas sebagai pekerja desain grafis di Negeri Paman Sam itu Leonard mulai mengalami rasa jenuh, bahkan, ia sempat merasa tidak cocok berkecimpung di bidang grafik desain. Leonard memang tidak sertamerta mendakwa grafik desain sebagai satusatunya alasan kejenuhannya itu.
Weezer adalah sebuah band beraliran rock alternatif dari Amerika. Sejak dibentuk pada 1992, grup band ini telah berhasil merilis 9 album, dan hingga kini album mereka telah terjual lebih dari 9 juta kopi, hanya untuk pasar Amerika saja.
sunvisual
113
Ia merasa bahwa rasa tidak cocok yang dialaminya itu dise bab kan oleh ritme dan ling kungan tempat kerjanya. Kejenu ha n dan alur hidup yang mo no ton itu pada akhirnya men ca pai titik didihnya. “Saat itu saya merasa bahwa kemampuan saya dalam grafik desain tel ah man deg,” kata Leonard.
Saat berada di lingkaran kebimbangan itulah Yos Theosabrata muncul dengan sebuah tawaran solusi yang menarik. Sang ayah menawarkan kepada Leonard supaya beralih ke bidang de sain produk. Leonard segera meng iyakan saran sang ayah karena ia memang sudah sa ngat jenuh dengan kehidupannya saat itu.
Leonard kemudian bertekad mencari lembaga pendidikan ter
baik sebagai tempatnya untuk memperdalam bidang product design. Kampus terbaik yang ketika itu terbayangbayang di dalam benak Leonard adalah Art Center College of Design Pasadena, California, Amerika Serikat.
Akhirnya, pada 1999, Leonard Theosabrata diterima sebagai salah seorang mahasiswa di Art Center College of Design Pasadena. Keberhasilannya itu disebabkan karena ia mampu menyelesaikan 3 macam proyek sebagai syarat portofolio untuk rekruitmen masuk ke sekolah seni terkemuka di Amerika Serikat tersebut. Selama lebih kurang 3 tahun ia menuntut ilmu Pasadena, Leonard sempat memenangkan beberapa kompetisi desain.
art Center College of Design adalah perguruan tinggi khusus bidang desain di Pasadena, California, yang dikenal sebagai salah satu dari 60 sekolah desain terbaik di dunia.
accupunto.com
114
Catatan manis Leonard di Pasadena semakin panjang ketika ia masuk dalam salah seorang anggota tim proyek yang menggawangi desain interior pesawat Airbus 383 yang disponsori oleh Singapore Airlines. Leonard juga termasuk sebagai salah satu siswa yang berkesempatan magang di perusahaan manufaktur mainan terkemuka dunia asal Jepang, yaitu di Bandai yang bermarkas di Tokyo.
Sebenarnya, saat masih sekolah di Pasadena, Leonard Theosabrata pernah mendapat tawaran untuk bergabung di perusahaan terkemuka dunia yang berpusat di Amerika Serikat, Apple. Akan tetapi, semangat dan sifat kemandirian Leonard membuatnya melewatkan peluang yang sangat menggiurkan itu. Ia lebih memilih untuk kembali ke Indonesia selepas lulus dari Art Center College of Design Pasadena pada akhir tahun 2002.
Di Indonesia, Leonard Theosabrata sempat kaget karena sulitnya mencari kawan atau mitra yang sebidang pekerjaan dengannya. “Mau cari teman yang seprofesi susahnya setengah mati,” ingatnya mengenang saatsaat itu. Perjuangan Leonard pada masa awal kepulangannya ke Indonesia itu memang terbilang cukup berat. Hampir semua pekerjaan yang berhubungan dengan desain pernah dijajalnya. Ia pernah menjadi art director, melakukan aktivitas branding project, menggarap interior project, hingga menjadi seorang konsultan.
Akhirnya, Leonard Theosabrata memutuskan untuk berkolaborasi bersama sang ayah. Bersamasama, ayah dan anak itu membangun sebuah brand furniture tersendiri. Nama yang dipilih adalah Accupunto.
BanDai adalah perusahaan produsen mainan dan video game dari Jepang yang menduduki peringkat terbesar ketiga di dunia. Bandai didirikan pada 5 Juli 1950, dengan markas pusatnya di Taito, Tokyo. Jenis mainan produksi Bandai yang cukup populer di antaranya adalah Gundam, Tamagochi, dan Digimon.
115
Produk furniture yang dihasilkan oleh Accupunto memang sangat unik, terutama aneka macam kursi unik yang dibuat dengan menggabungkan unsur akupuntur.
Accupunto telah berhasil mentansformasikan metode pengobatan akupuntur ke dalam sebuah produk furniture yang menarik sehingga menghasilkan sebuah kursi yang selain nyaman juga bermanfaat bagi kesehatan. Kursikursi berjuluk Accupunto inilah yang kemudian melejitkan nama Leonard Theosabrata ke dunia internasional.
Leonard Theosabrata bertekat untuk terus berusaha menciptakan karyakarya yang unik dan gagasangagasan baru yang diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Kini, Leonard Theosabrata hidup berbahagia dengan sang istri tercinta, Irene Yuliana, dan kedua buah hatinya, River dan Skye.
accupunto.c
om
116
DUET MAUT Ayah dan Anak
“Ayahlah yang mendorong dan mengarahkan kepada saya bahwa bidang yang
tepat bagi saya adalah product design.”
Tanpa ada dorongan dari sang ayah, Leonard Theo sabrata mungkin belum mampu mencapai apa telah berhasil ia capai sekarang ini. Ayah Leonard, Yos Theosabrata, adalah sosok utama yang melihat bakat sang anak akan lebih bermakna
jika dialihkan ke bidang desain produk, setelah sebelumnya Leonard merasakan titik jenuh di ranah grafik desain yang selama ini digelutinya. Siapa sangka naluri tajam seorang ayah telah mampu menunjukkan jalan bagi anaknya untuk menjadi seorang product designer yang mumpuni.
Tak bisa dipungkiri bahwa Yos Theosabrata, yang juga adalah Ketua Indonesian Furniture Club, merupakan sosok figur yang paling berpengaruh di belakang kesuksesan Leonard. Yos Theosabrata sebenarnya telah mengetahui bahwa anaknya memiliki bakat seni. Namun, Yos cenderung hanya memonitor saja dari jauh, dan sejatinya ia berharap jangan sampai Leonard tumbuh dengan jiwa yang terlalu condong ke arah seni. Yos menilai bahwa seorang seniman itu tidak akan pernah pandai dalam berbisnis.
Yos mengharapkan agar Leonard, selain tetap berjiwa seni, juga mampu menjalankan bisnis secara profesional. Jiwa seni yang dimaksud adalah bahwa Leonard masih diharapkan piawai dalam
117
bidang desain, karena keahlian dan kreativitas desain seseorang akan bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai jual.
Lebih dari itu, kemampuan seni desain akan mampu meng
antarkan sang anak selangkah lebih dekat ke arah dunia bisnis. Antara seni murni dengan desain memang sedikit memiliki ketidaksamaan. Leonard sendiri meyakini hal itu, “Seni dan desain itu berbeda, desain lebih dekat ke arah creative entreprenenurship.”
Sang ayah juga selalu menasehati Leonard supaya belajar dari pengalaman orang lain. Setiap pengalaman orang lain, entah itu berakhir sukses atau tidak, dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran diri sendiri. Oleh karena itulah, Yos selalu bersemangat mendorong Leonard untuk rajin mengikuti berbagai seminar ataupun acara talk show tentang berbagi pengalaman dari orangorang yang telah sukses di bidangnya.
“Ayah selalu bilang bahwa kamu harus datang ke semi nar orangorang sukses, karena intisari pengalaman sukses seseorang selama puluhan tahun akan kita dapatkan hanya dalam waktu 2 jam saja,” ujar Leonard. Dari
accupunto.com
baltyra.com
118
itulah, sampai sekarang Leonard masih menganggap bahwa ia masih dalam proses belajar dan akan terus belajar menjadi lebih baik lagi. “Tidak ada ruginya ikut seminar orangorang sukses,” tambahnya.
Leonard Theosabrata membenarkan bahwa ia memiliki sifat seperti ayahnya dalam bekerja. Ketika mendapatkan sesuatu hal yang dianggapnya menantang, maka ia sanggup bekerja selama 24 jam penuh demi menyelesaikan tantangan itu. Kekaguman Leonard terhadap sang ayah disebabkan karena karakter kuat yang dimiliki ayahnya. Sang ayah bagi Leonard adalah sosok yang selalu dipenuhi oleh ideide besar.
Bahkan, Leonard menyebut sang ayah sebagai seorang industrialis dan inventor yang sangat berpengaruh, termasuk terhadap dirinya. Karakter dan kepribadian sang ayah, dalam bahasa Leonard, sangat hitam putih. “Beliau mendidik secara ekstrim tapi liberal,” lanjut Leonard masih tentang sosok sang ayah yang menjadi panutan sekaligus idolanya itu.
Ekstrim karena sang ayah cenderung “mengarahkan” anakanaknya dengan cara yang khusus, yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Soal selera, misalnya, sang ayah juga “mengarahkan” dengan caranya sendiri,
“Ayah saya mendidik secara ekstrim tapi
liberal.”
blackxperience.com
119
yaitu dengan mendekatkan anakanaknya pada halhal yang terbaik. Leonard mencontohkan, ia pernah diajak sang ayah berkeliling dunia dengan segala fasilitas nomor satu selama perjalanan itu.
Selain ekstrim, namun Yos Theosabrata ternyata juga seorang penganut liberal dalam mendidik anakanaknya, misalnya dengan “membiarkan” anakanaknya untuk memilih jalan sendiri, namun tetap dengan pengawasan meskipun itu dilakukan dari jauh dan tidak melakukan kontrol secara berlebihan.
Jika si anak dinilai sudah agak kehilangan arah, atau mengalami kebuntuan seperti yang pernah dialami Leonard, maka sang ayah akan langsung turun tangan, membimbing anaknya untuk kembali menemukan kegairahan dalam menjalani hidup agar berguna bagi diri sendiri, terlebih bagi orang lain.
Leonard ingin mengikuti jejak sang ayah dan jalan ke arah itu tampaknya sudah mulai terlihat. Buktinya, perpaduan ayah dan anak ini berhasil membuat Accupunto menjadi perusahaan yang patut diperhitungkan di bidang nya dan berkembang dengan sangat pesat hingga mampu mencapai kegemilangan seperti yang terlihat sekarang ini.
accupunto.com
120
Saatnya INDONESIA
BERBICARA
Ada satu hal penting dalam pandangan Leonard Theosabrata yang mungkin dapat dijadikan motivasi bagi para pegiat furniture tanah air. Angin trend dunia tampaknya tengah mengarah ke
timur Ya, inilah saatnya kebangkitan furniture beraroma Asia. Sebagai salah satu bangsa timur, Indonesia harus dapat bergerak cepat untuk memanfaatkan momentum ini dengan sebaikbaiknya.
Leonard juga sangat berharap agar semua pegiat creative entrepreneur untuk lebih giat lagi dalam bekerja dan jeli dalam membaca peluang. Di saat trend Eropa tengah menurun, tidak ada lagi momentum yang lebih baik dari sekarang untuk meraih pasar dunia. “Episentrumnya ada di sini karena di Eropa sudah mulai going down hill. Mungkin tidak akan selamanya karena mereka pasti akan bangkit lagi. Tapi untuk saat ini, the action ada di sini,” ujar Leonard bersemangat.
Berkaca pada gejala tersebut, para insan kreatif Indonesia dituntut untuk dapat menggali dan mentransformasikan kearifan lokal yang ada di dalam berbagai buda ya daerah ke dalam produk desain yang bernilai jual. Meskipun demikian, jangan lantas terlalu terfokus ke dalam diri sendiri hingga mengabaikan peluang yang ada di luar local wisdom milik sendiri. Pada intinya adalah raih setiap peluang dan jangan biarkan peluang tersebut menguap begitu saja.
accupunto.com
121
Leonard mencontohkan bagai mana Jepang bisa suk ses ha nya dengan “meniru” pada awal nya. Namun, kata Leonard, tin dakan “meniru” oleh Jepang dilakukan da lam hal positif, ya i tu memodifikasi sebuah produk men ja di lebih bermutu dan le bih bernilai jual.
Bahkan dalam beberapa kasus, Jepang mam pu menghasi l kan berbagai pro duk modi fikasinya itu menjadi lebih ber citarasa Jepang. “Mereka (Je pang) telah mengcopy berba gai merk terkenal untuk di kem bangkan,” ungkap Leo nard.
Pada prinsipnya, lanjut nya, Je pang telah menciptakan sebuah produk ba ru, namun tidak se matama ta meniru secara mem babibuta sehingga malah le bih condong ke arah plagiat.
accupunto.com
122
Leonard sangat mengapresiasi berbagai karya desain kreatif dari para desainer pendatang baru di Indonesia yang menurut penilaiannya cukup unggul dalam tataran regional. Meskipun produk desain dari Thailand juga cukup baik, tapi menurutnya mereka masih kalah jika dibandingkan dengan para desainer dari tanah air.
Leonard menambahkan, banyak orang luar negeri yang ka gum dengan perkembangan pro duk desain di Indonesia, terutama dari karya para pendatang baru. “Orang luar negeri sampai bengong ketika menjum pai bahwa di Indonesia ada tempat yang 90% isinya adalah brand pendatang baru yang berada dalam satu atap. Bahkan di New York pun tak ada yang seperti itu,” ujarnya.
Leonard juga menegaskan, sekecil apapun karya dari para creative entrepreneur di Indonesia pasti akan membawa dampak positif bagi perkembangan bangsa ini.
“Sekarang adalah saatnya bagi Indonesian creative
entrepreneur untuk bersinar. Dua atau tiga tahun dari sekarang, Indonesia bisa
menjadi pemain yang luar biasa.”
accupunto.com
accupunto.com
123
Belajar dan Bergerak!
“... yang terpenting adalah lakukan tindakan nyata, dan
kamu akan sukses!”
Leonard Theosabrata adalah orang yang sangat menghargai tindakan nyata. Ia bukanlah tipikal orang yang suka berteletele dan terbuai dengan teoriteori yang belum tentu bisa membuktikan sesuatu.
“Kalkulatif dan solid foundation memang harus, tapi yang terpenting adalah lakukan tindakan nyata, dan kamu akan sukses!” tegasnya.
Leonard percaya bahwa mempelajari atau memahami sesuatu akan lebih baik jika dilakukan dan mengalaminya sendiri. Baginya, sebuah tanggung jawab harus diemban dengan totalitas yang tegas.
Proses kurasi yang dilakukan Leonard Theosabrata di Brightspot Market, misalnya, harus punya objektivitas yang jelas dan juga mengandung unsur edukasi. Brightspot Market sendiri merupakan sebuah konsep retail berbagai produk desain unik berkelas premium yang digelar
accupunto.com
124
secara periodik di berbagai tempat di Indonesia di mana Leonard Theosabrata berperan sebagai salah satu motornya. “Akan selalu ada proses pembelajaran pada kurasi yang dilakukan di Brightspot,” ujarnya.
Leonard melihat bahwa proses pembelajaran sebuah vendor untuk meningkatkan mutu produk akan dapat dilakukan dengan baik ketika karyakaryanya masuk dalam proses kurasi. Ketika proses kurasi itulah Leonard akan memberi masukan dan saran kepada para vendor produkproduk mana saja yang terbilang bagus, produk yang harus lebih ditingkatkan, serta produk yang dianggap kurang bernilai. “Dari situlah kemudian timbul mentoring proses. Kita melakukan itu karena kita merasa bertanggung jawab terhadap sebuah produk,” jelas Leonard.
Mengingat besarnya perputaran uang yang terjadi dalam Brightspot Market, yaitu mencapai 45 milyar hanya dalam 4 hari saja, maka Leonard pun harus semakin selektif dalam menilai produk dan vendor yang ingin masuk. Jangan sampai citra Brightspot menjadi turun dan hal itu malah dapat berimbas negatif ke vendorvendor lain. “Education dan curation adalah proses penting dalam bisnis ini,” Leonard menegaskan.
Memang benar, dalam dunia kreatif, semua orang yang terlibat di dalamnya tidak boleh berhenti belajar dan berkarya, seperti yang masih dan akan terus dilakukan oleh Leonard Theosabrata hingga saat ini dan sampai kapanpun. Seperti kata Leonard, belajarlah dari contohcontoh yang baik dan berbuatlah sesuatu yang nyata. Belajar, bergerak, dan sukses!
accupunto.com
#Twitalk#Twitalk adalah sebuah program wawancara live semacam talk show melalui media Twitter. Program ini on air pertama kali pada Kamis, 29 Mei 2010, dengan menghadirkan Triawan Munaf sebagai narasumbernya. #Twitalk berawal dari potensi yang terbaca dari karakter #FollowFriday yang kemudian berlanjut pada diskusi bersama rekanrekan pengguna Twitter di timeline. Program #Twitalk dapat disimak di setiap hari Kamis jam 21.00 WIB dengan mengklik tanda pagar #Twitalk serta memfollow akun @TwitalkID dan narasumber yang dihadirkan. Semua interaksi yang berlangsung di #Twitalk terangkum dan terasip di laman resminya: www.Twitalk.co.id.
Indonesia KreatifIndonesia Kreatif adalah portal tentang perkembangan ekonomi dan industri kreatif terkini di Indonesia. Indonesia Kreatif mencoba mensinergikan antara para pelaku kreatif, pelaku bisnis, dan pemangku kebijakan demi percepatan pengembangan industri kreatif di Indonesia. Indonesia Kreatif menyajikan tentang cerita sukses dan inspiratif para pelaku kreatif, kalender kreatif, direktori pelaku kreatif Indonesia, dan materi resmi dari pemerintah. Terdapat dua fitur utama di Indonesia Kreatif, yaitu (1) Showcase untuk memamerkan karyakarya kreatif baik dalam bentuk gambar, video, dan animasi, serta (2) Bazaar untuk mencari peluang kerjasama antar pelaku kreatif. Indonesia Kreatif dapat diakses melalui www.IndonesiaKreatif.net.