ect

26
ELECTRO CONVULSIVE THERAPY Dr. Yolly Dahlia, Sp.KJ

Upload: denia-haritsa-apriliani

Post on 06-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ect dr. yolly dahlia

TRANSCRIPT

ELECTRO CONVULSIVE THERAPY

Dr. Yolly Dahlia, Sp.KJ

SEJARAH

• 1934 : Von Meduna : obat tertentu• 1937 : Cerletti & Bini ; Arus listrik bolak-balik,

bitemporal.• Dulu disebut Electro Shock Therapy & akhirnya

diubah menjadi ECT• 1942 : Friedman & Wilcox ; modifikasi Unilateral,

arus listrik searah.• 1958 : ECT unilateral pada hemisfere nondominan

• 1934 : Von Meduna : obat tertentu• 1937 : Cerletti & Bini ; Arus listrik bolak-balik,

bitemporal.• Dulu disebut Electro Shock Therapy & akhirnya

diubah menjadi ECT• 1942 : Friedman & Wilcox ; modifikasi Unilateral,

arus listrik searah.• 1958 : ECT unilateral pada hemisfere nondominan

MEKANISME KERJA ECT (1)

• Arus listrik searah dgn voltase 70-150 dan maksimum 600 mA• Reaksi penderita pd saat kejang :

- Fase latent 2-5 detik dlm bentuk tremor cepat- Fase tonik 10 detik, kejang tonik seluruh otot rangka- Fase klonik 30 detik, terlihat kejang yang berdenyut-denyutsecara masal dan makin lama makin berkurang.

- Fase dlm mana penderita tidak memperlihatkan kejang lagi,belum bernafas dan belum sadar.- Fase bernafas spontan- Fase mulai sadar kembali disertai disorientasi, kira-kira 5 menitsesudah kejang berhenti- Fase tertidur yang berlangsung 0,5-1 jam, setelah itu terbangundgn orientasi lebih baik.

• Arus listrik searah dgn voltase 70-150 dan maksimum 600 mA• Reaksi penderita pd saat kejang :

- Fase latent 2-5 detik dlm bentuk tremor cepat- Fase tonik 10 detik, kejang tonik seluruh otot rangka- Fase klonik 30 detik, terlihat kejang yang berdenyut-denyutsecara masal dan makin lama makin berkurang.

- Fase dlm mana penderita tidak memperlihatkan kejang lagi,belum bernafas dan belum sadar.- Fase bernafas spontan- Fase mulai sadar kembali disertai disorientasi, kira-kira 5 menitsesudah kejang berhenti- Fase tertidur yang berlangsung 0,5-1 jam, setelah itu terbangundgn orientasi lebih baik.

MEKANISME KERJA ECT (2)

• Menurunkan regulasi beta adrenergik pasca sinaps.• Meningkatkan regulasi dalam reseptor 5 HT pasca

sinaps.• Perubahan regulasi presinaps dalam pelepasan

serotonin.• Menurunkan sintesa & pelepasan GABA• Meningkatkan aktifitas opioid endogen• Membuat seimbang antara Noradrenalin-serotonin

dan Transmisi cholinergik.

• Menurunkan regulasi beta adrenergik pasca sinaps.• Meningkatkan regulasi dalam reseptor 5 HT pasca

sinaps.• Perubahan regulasi presinaps dalam pelepasan

serotonin.• Menurunkan sintesa & pelepasan GABA• Meningkatkan aktifitas opioid endogen• Membuat seimbang antara Noradrenalin-serotonin

dan Transmisi cholinergik.

INDIKASI ECT

• Depresi Berat• Skizofrenia Akut, Katatonik & Refrakter

Skizofrenia.• Gangguan bipolar episode manik• Neurosa depresif & Gangguan panik• Gangguan mental organik (Demensia senilis, RM)

untuk menghilangkan gaduh gelisah.• Delirium tremens & Epilepsi psikomotor.

• Depresi Berat• Skizofrenia Akut, Katatonik & Refrakter

Skizofrenia.• Gangguan bipolar episode manik• Neurosa depresif & Gangguan panik• Gangguan mental organik (Demensia senilis, RM)

untuk menghilangkan gaduh gelisah.• Delirium tremens & Epilepsi psikomotor.

KONTRA INDIKASI

• Usia lanjut ; 65 tahun (ECT biasa) & 80 tahun(ECT dengan anesthesi)

• Kehamilan : Trimester 1 & 3 (ECT biasa).Dengan ECT anesthesi tidak ada KI.

• Penyakit kardio-vaskuler : KI Relatif(Hipertensi,penyakit miokard,trombosiskoroner lama,pasca bedah jantung).KI Absolut : Trombosis koronerbaru,Aneurisma aorta

• continue

• Usia lanjut ; 65 tahun (ECT biasa) & 80 tahun(ECT dengan anesthesi)

• Kehamilan : Trimester 1 & 3 (ECT biasa).Dengan ECT anesthesi tidak ada KI.

• Penyakit kardio-vaskuler : KI Relatif(Hipertensi,penyakit miokard,trombosiskoroner lama,pasca bedah jantung).KI Absolut : Trombosis koronerbaru,Aneurisma aorta

• continue

Continue

• Penyakit saluran nafas, dengan anesthesi tidakada KI. Dilakukan pada pasien mogok makan,pasien pneumothorax & pasca pulmonektomi.

• Penyakit sendi tulang : dengan anesthesifraktur baru, osteoarthritis & osteoporosisdapat dilakukan ECT.

• Penyakit Otak Organik : Relatif ( Subduralhematome, Aneurisma cerebri). Absolut(tumor otak, tek.intra cranial tinggi). Cont’

• Penyakit saluran nafas, dengan anesthesi tidakada KI. Dilakukan pada pasien mogok makan,pasien pneumothorax & pasca pulmonektomi.

• Penyakit sendi tulang : dengan anesthesifraktur baru, osteoarthritis & osteoporosisdapat dilakukan ECT.

• Penyakit Otak Organik : Relatif ( Subduralhematome, Aneurisma cerebri). Absolut(tumor otak, tek.intra cranial tinggi). Cont’

continue

• Penyakit-penyakit lain :• GNA eksaserbasi• Vaksinasi eksaserbasi• OMC eksaserbasi• Glaukoma & Ulcus peptikum (relatif)

• Penyakit-penyakit lain :• GNA eksaserbasi• Vaksinasi eksaserbasi• OMC eksaserbasi• Glaukoma & Ulcus peptikum (relatif)

PERSIAPAN & TEHNIK ECT DENGANPREMEDIKASI DAN ANESTHESI

• Persiapan ; menjelaskan kegunaan dan efeksamping ECT disertai penandatanganan informed-consent.

• Pemeriksaan pra ECT meliputi hal-hal sbb. :- pemeriksaan fisik - EKG - Ro.Thorax - RoTulang belakang - EEG - CT scan - MRI(disesuaikan dengan kebutuhan).- pemeriksaandarah & urine (prn) - pemeriksaan gigi (bilamemakai gigi palsu perlu ditanggalkan) cont’

• Persiapan ; menjelaskan kegunaan dan efeksamping ECT disertai penandatanganan informed-consent.

• Pemeriksaan pra ECT meliputi hal-hal sbb. :- pemeriksaan fisik - EKG - Ro.Thorax - RoTulang belakang - EEG - CT scan - MRI(disesuaikan dengan kebutuhan).- pemeriksaandarah & urine (prn) - pemeriksaan gigi (bilamemakai gigi palsu perlu ditanggalkan) cont’

continue

• Pasien dipuasakan 3-4 jam pra ECT• Ves.urinaria & rectum sebaiknya dikosongkan• Melonggarkan pakaian pasien• Perhatikan obat-obat yg diminum pasien

misalnya : BZD (anti konvulsan) - Lithium(timbulkan delirium dan lama kejangbertambah) - Lidocain (meningkatkan ambangkejang) - Theophylin (timbulkan lama kejang).

• Pasien dipuasakan 3-4 jam pra ECT• Ves.urinaria & rectum sebaiknya dikosongkan• Melonggarkan pakaian pasien• Perhatikan obat-obat yg diminum pasien

misalnya : BZD (anti konvulsan) - Lithium(timbulkan delirium dan lama kejangbertambah) - Lidocain (meningkatkan ambangkejang) - Theophylin (timbulkan lama kejang).

Jenis-jenis ECT

1. ECT bilateral-bitemporal- Letak elektroda bitemporal- Memberikan efektifitas lebih besar dibandingkanECT unilateral

- Efek samping gangguan kognitif lebih besardibandingkan ECT unilateral

- Bila stimulasi bilateral inisial berhasil baik,selanjutnya dianjurkan menggunakan stimulasiunilateral.

1. ECT bilateral-bitemporal- Letak elektroda bitemporal- Memberikan efektifitas lebih besar dibandingkanECT unilateral

- Efek samping gangguan kognitif lebih besardibandingkan ECT unilateral

- Bila stimulasi bilateral inisial berhasil baik,selanjutnya dianjurkan menggunakan stimulasiunilateral.

Jenis-jenis ECT (2)

2. ECT Unilateral- Digunakan untuk masalah-masalah non emergensi- Elektroda diletakkan pada hemisfer / temporal kanan yangdominan, bila tidak responsif pada ECT unilateral inisetelah 6 kali terapi, dianjurkan diubah menjadi bilateral.

3. ECT unilateral tipe d’EliaCara baru menggunakan 2 elektroda, 1 diletakan ditemporal kanan, 4

cm diatas garis penghubung kantus mata dengan lubang telinga, 1elektroda lagi diletakan di vertex. Pada pasien dengan dominasitangan kiri, tetap 60% memiliki hemisfer nondominan sebelahkanan, sehingga peletakan elektroda unilateral tetap sisi kanan

2. ECT Unilateral- Digunakan untuk masalah-masalah non emergensi- Elektroda diletakkan pada hemisfer / temporal kanan yangdominan, bila tidak responsif pada ECT unilateral inisetelah 6 kali terapi, dianjurkan diubah menjadi bilateral.

3. ECT unilateral tipe d’EliaCara baru menggunakan 2 elektroda, 1 diletakan ditemporal kanan, 4

cm diatas garis penghubung kantus mata dengan lubang telinga, 1elektroda lagi diletakan di vertex. Pada pasien dengan dominasitangan kiri, tetap 60% memiliki hemisfer nondominan sebelahkanan, sehingga peletakan elektroda unilateral tetap sisi kanan

Jenis-jenis ECT (3)

4. ECT bilateral bifrontalDiperkenalkan oleh F Letemendia, ECTjenis ini memberikan efektifitas tinggidan efek samping kecil terhadapgangguan kognitif/memori, Jenis ECT inimasih dalam penelitian.

4. ECT bilateral bifrontalDiperkenalkan oleh F Letemendia, ECTjenis ini memberikan efektifitas tinggidan efek samping kecil terhadapgangguan kognitif/memori, Jenis ECT inimasih dalam penelitian.

TEHNIK ECT

• Premedikasi ; berikan SA 0,5 mg IM 30-60 menitsebelum ECT (tujuan untuk mengurangi sekresidisaluran pernafasan & mencegah bradicardi sertaasistole. (bila IV SA ;5-10 menit pra ECT).

• Anesthesi umum ; diberikan obat yg lama kerjapendek : Penthotal 3-4mg/kgBB iv pelan-pelan atauDiprivan 1-2mg/kgbb iv.

• Setelah pasien tertidur baru diberikan muscle relaxansuccinyl choline 0,5-1 mg/kgbb iv. Terjadi apnoe &fasikulasi otot dari atas sampai jari kaki.

• Premedikasi ; berikan SA 0,5 mg IM 30-60 menitsebelum ECT (tujuan untuk mengurangi sekresidisaluran pernafasan & mencegah bradicardi sertaasistole. (bila IV SA ;5-10 menit pra ECT).

• Anesthesi umum ; diberikan obat yg lama kerjapendek : Penthotal 3-4mg/kgBB iv pelan-pelan atauDiprivan 1-2mg/kgbb iv.

• Setelah pasien tertidur baru diberikan muscle relaxansuccinyl choline 0,5-1 mg/kgbb iv. Terjadi apnoe &fasikulasi otot dari atas sampai jari kaki.

continue

• Karena apnoe, pasien harus diberikan oksigen5L/menit sampai pasien bernafas spontan.

• Setelah tercapai relaksasi maksimal, gunakanbite block pada mulut pasien untuk melindungigigi & lidah selama terjadi kejang.

• Siapkan peralatan darurat bila sewaktu-waktudiperlukan.

• Karena apnoe, pasien harus diberikan oksigen5L/menit sampai pasien bernafas spontan.

• Setelah tercapai relaksasi maksimal, gunakanbite block pada mulut pasien untuk melindungigigi & lidah selama terjadi kejang.

• Siapkan peralatan darurat bila sewaktu-waktudiperlukan.

PENEMPATAN ELEKTRODA

• Unilateral : Elektrode pertama ditempatkanpada garis yang menghubungkan CanthusLateralis & Meatus Acusticus Externus.Elektrode kedua ditempatkan pada garis yangmemotong garis tsb dengan sudut 70 derajatmelalui titik tengahnya.

• Bilateral : kedua elektrode ditempatkan padapelipis (fossa temporalis) kiri dan kanan pasien

• Unilateral : Elektrode pertama ditempatkanpada garis yang menghubungkan CanthusLateralis & Meatus Acusticus Externus.Elektrode kedua ditempatkan pada garis yangmemotong garis tsb dengan sudut 70 derajatmelalui titik tengahnya.

• Bilateral : kedua elektrode ditempatkan padapelipis (fossa temporalis) kiri dan kanan pasien

FREKWENSI TERAPI

• Tindakan ECT biasanya 2-3 kali seminggu.• Depresi : 6 -12 kali tindakan• Episode manik : 8 - 20 kali tindakan• Skizofrenia : 15 kali tindakan, kecuali pada

katatonia 1-4 kali tindakan.

• Tindakan ECT biasanya 2-3 kali seminggu.• Depresi : 6 -12 kali tindakan• Episode manik : 8 - 20 kali tindakan• Skizofrenia : 15 kali tindakan, kecuali pada

katatonia 1-4 kali tindakan.

KOMPLIKASI TERAPI ECT

• Sumbatan jalan nafas ; terjadi karenajatuhnya lidah, liur atau bekuan darah.Penanggulangan ; Jaga alur jalan nafas dengantriple airway manuver yaitu melakukanekstensi kepala, angkat mandibula dan dorongdagu kedepan, atau dapat dibantu denganoropharingeal tube serta bersihkan jalan nafasdengan menghisap lendir/darah. Setelah itudapat diberikan oksigen . continue

• Sumbatan jalan nafas ; terjadi karenajatuhnya lidah, liur atau bekuan darah.Penanggulangan ; Jaga alur jalan nafas dengantriple airway manuver yaitu melakukanekstensi kepala, angkat mandibula dan dorongdagu kedepan, atau dapat dibantu denganoropharingeal tube serta bersihkan jalan nafasdengan menghisap lendir/darah. Setelah itudapat diberikan oksigen . continue

continue

• Kejang berkepanjangan ; hal ini dapatmempengaruhi oksigenasi jaringan, untukmenghentikan kejang dapat diberikanThiopenton.

• Sistim kardiovaskuler ; gangguankardiovaskuler tersering adalah takhicardi danhipertensi. Bila mempunyai riwayat hipertensidapat diberikan beta blocker. Bila hipertensiberat dapat diberi nitrogliserin secara titrasi.

• Kejang berkepanjangan ; hal ini dapatmempengaruhi oksigenasi jaringan, untukmenghentikan kejang dapat diberikanThiopenton.

• Sistim kardiovaskuler ; gangguankardiovaskuler tersering adalah takhicardi danhipertensi. Bila mempunyai riwayat hipertensidapat diberikan beta blocker. Bila hipertensiberat dapat diberi nitrogliserin secara titrasi.

ECT Lanjutan (1)

Ada beberapa pendapat mengenai terapi lanjutan ECT :Kramer ;

1. ECT dilakukan 2 kali seminggu sampai 6-15 kaliECT

2. Kemudian setiap 3-4 minggu dilakukan ECT sampai30 bulan (2,5 thn)

3. Dilanjutkan setiap 6 bulan sampai 60 bulan (5 thn)4. Kemudian ECT dapat dihentikan bila dalam waktu 1

bulan sampai 2 tahun tidak ada gejala.

Ada beberapa pendapat mengenai terapi lanjutan ECT :Kramer ;

1. ECT dilakukan 2 kali seminggu sampai 6-15 kaliECT

2. Kemudian setiap 3-4 minggu dilakukan ECT sampai30 bulan (2,5 thn)

3. Dilanjutkan setiap 6 bulan sampai 60 bulan (5 thn)4. Kemudian ECT dapat dihentikan bila dalam waktu 1

bulan sampai 2 tahun tidak ada gejala.

ECT lanjutan (2)

Grunhaus ;Melakukan ECT 1-2 kali tiap minggu selama 4-12

minggu, selanjutnya sekali dalam sebulan selama 3bulan dan dilanjutkan setiap 2 bulan sekali selama 6bulan.

Rekomendasi ECT lanjutan yang lain :ECT diperpanjang sekali seminggu untuk terapi 4 kali

pertama, dilanjutkan 10 hari sekali selama 3 kali ECT,dilanjutkan setiap 2 minggu selama 4 bulan terakhir.ECT dapat diberikan sampai waktu terpanjang selamaia sehat.

Grunhaus ;Melakukan ECT 1-2 kali tiap minggu selama 4-12

minggu, selanjutnya sekali dalam sebulan selama 3bulan dan dilanjutkan setiap 2 bulan sekali selama 6bulan.

Rekomendasi ECT lanjutan yang lain :ECT diperpanjang sekali seminggu untuk terapi 4 kali

pertama, dilanjutkan 10 hari sekali selama 3 kali ECT,dilanjutkan setiap 2 minggu selama 4 bulan terakhir.ECT dapat diberikan sampai waktu terpanjang selamaia sehat.

Komplikasi kognitif

• Ada beberapa data tentang pasien yangmendapat terapi ECT lanjutan, yaitu adakeluhan subyektif minor berupa kesulitanmemori minor (ingatan jangka pendek dansegera), yang akan kembali normal dalam 6-8bulan.

• Ada beberapa data tentang pasien yangmendapat terapi ECT lanjutan, yaitu adakeluhan subyektif minor berupa kesulitanmemori minor (ingatan jangka pendek dansegera), yang akan kembali normal dalam 6-8bulan.

SIMPULAN

• Sejalan dengan perkembangan ilmu, ECT punmengalami perubahan, yang tadinya nampaktidak manusiawi dan seringkali menjadihambatan maupun penolakan dari pihakkeluarga. Maka saat ini telah berkembangECT yang dilakukan dengan anesthesi, selainlebih manusiawi juga indikasinya dapatdiperluas. Semoga ECT ini masih tetap dapatmembantu terapi dalam bidang Psikiatri.

• Sejalan dengan perkembangan ilmu, ECT punmengalami perubahan, yang tadinya nampaktidak manusiawi dan seringkali menjadihambatan maupun penolakan dari pihakkeluarga. Maka saat ini telah berkembangECT yang dilakukan dengan anesthesi, selainlebih manusiawi juga indikasinya dapatdiperluas. Semoga ECT ini masih tetap dapatmembantu terapi dalam bidang Psikiatri.

Tambahan catatan

• Unilateral dosis sama.• Terapi lanjutan sampai waktu tertentu diikuti

terus (terapi penunjang).• Selama fase lanjutan kambuh kembali ke awal

lagi.• Satu seri ECT jumlahnya sesuai penyakitnya

mis.depresi 6x.• <70 volt tdk menimbulkan kejang• >150 volt bisa timbulkan kematian.

• Unilateral dosis sama.• Terapi lanjutan sampai waktu tertentu diikuti

terus (terapi penunjang).• Selama fase lanjutan kambuh kembali ke awal

lagi.• Satu seri ECT jumlahnya sesuai penyakitnya

mis.depresi 6x.• <70 volt tdk menimbulkan kejang• >150 volt bisa timbulkan kematian.

Tambahan catatan seminar

• mA tdk boleh >600.• Bila kejang berkepanjangan gunakan

Thiopenton, Fenitoin.• Status epileptikus :

Kejang diazepam IV 1 ampul tunggu 5menit kejang (+) diazepam IV tunggu 5menit kejang (+) fenitoin 15-20 mg/kgBBIV (pemberian max.50mg/mnt) bila kejangteratasi fenitoin oral 3x100 mg (BB > 50kg).

• mA tdk boleh >600.• Bila kejang berkepanjangan gunakan

Thiopenton, Fenitoin.• Status epileptikus :

Kejang diazepam IV 1 ampul tunggu 5menit kejang (+) diazepam IV tunggu 5menit kejang (+) fenitoin 15-20 mg/kgBBIV (pemberian max.50mg/mnt) bila kejangteratasi fenitoin oral 3x100 mg (BB > 50kg).