editan rasa

30
I. JUDUL PERCOBAAN Pemeriksaan Warna, Rasa, Bau, Kekeruhan dan pH II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika meliputi warna, rasa, bau dan kekeruhan 2. Untuk mengetahui derajat keasaman air III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Warna dan Kekeruhan a. Sampel air sungai depan pabrik PT. Tjiwi Kimia, Mojokerto Warna sampel air sungai daerah depan pabrik PT. Tjiwi Kimia, Mojokerto. berwarna kecoklatan dan keruh. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya. Warna pada air sungai yaitu kecoklatan menunjukkan air tersebut tidak bersih yaitu mengandung zat-zat pencemar. Diduga adanya besi dengan kadar yang tinggi dalam air akan menyebabkan air berwarna cokelat. Senyawa-senyawa ini, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan, air limbah industry pulp dan kertas mempunyai warna yang tinggi, karena mengandung lignin. Mengingat daerah yang kita ambil sampel air sungainya merupakan daerah industri yaitu terdapat banyak pabrik disekitarnya, sehingga tidak heran kalau air sungai di depan pabrik PT. Tjiwi Kimia tersebut pasti sudah tercemar oleh limbah pabriknya sehingga air sungainya menjadi tidak jernih dan keruh. b. Sampel air sungai di daerah Balong Bendo, Sidoarjo

Upload: oding-andika

Post on 22-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Editan Rasa

I. JUDUL PERCOBAAN

Pemeriksaan Warna, Rasa, Bau, Kekeruhan dan pH

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk mengetahui kualitas air secara fisika meliputi warna, rasa, bau dan kekeruhan

2. Untuk mengetahui derajat keasaman air

III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Warna dan Kekeruhan

a. Sampel air sungai depan pabrik PT. Tjiwi Kimia, Mojokerto

Warna sampel air sungai daerah depan pabrik PT. Tjiwi Kimia, Mojokerto.

berwarna kecoklatan dan keruh. Semakin keruh menunjukkan semakin banyak butir-

butir tanah dan kotoran yang terkandung di dalamnya. Warna pada air sungai yaitu

kecoklatan menunjukkan air tersebut tidak bersih yaitu mengandung zat-zat

pencemar. Diduga adanya besi dengan kadar yang tinggi dalam air akan

menyebabkan air berwarna cokelat. Senyawa-senyawa ini, misalnya zat warna yang

dipakai dalam pencelupan, air limbah industry pulp dan kertas mempunyai warna

yang tinggi, karena mengandung lignin. Mengingat daerah yang kita ambil sampel

air sungainya merupakan daerah industri yaitu terdapat banyak pabrik disekitarnya,

sehingga tidak heran kalau air sungai di depan pabrik PT. Tjiwi Kimia tersebut pasti

sudah tercemar oleh limbah pabriknya sehingga air sungainya menjadi tidak jernih

dan keruh.

b. Sampel air sungai di daerah Balong Bendo, Sidoarjo

Sampel air yang kami ambil di daerah Balong Bendo, Sidoarjo berwarna keruh

kecokelatan. Keruhnya warna air dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya

karena ada kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk seperti daun-

daunan, kayu; ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, buangan industri,

dan tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,

sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau kehitaman.

Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l sudah cukup

dapat menimbulkan warna pada perairan. Bahan-bahan organik, misalnya tanin,

lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati

menimbulkan warna kecoklatan.

Pemeriksaan kekeruhan sudah dapat dilihat kasat mata bahwa air sungai ini

keruh, sedangkan aquades jernih. Menurut APHA, Davis dan Cornwell (dalam

Jujubandung. 2012), kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan

Page 2: Editan Rasa

berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan

yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun

bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain. Zat

anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari pelapukan batuan dan

logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan tumbuhan. Bakteri

dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang menambah kekeruhan

air. Padatan tersuspensi berkolerasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai

padatan tersuspensi, semakin tinggi nilai kekeruhan. Akan tetapi, tingginya padatan

terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Tingginya nilai kekeruhan

dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada

proses penjernihan air.

c. Sampel air sungai daerah Tawangsari

Warna air sungai Tawangsari berwarna kuning. Hal ini membuktikan bahwa

air sungai telah tercemar karena secara teoritis air yang normal itu jernih tak

berwarna sedangkan tingkat kekeruhan air sungai sangat tinggi sedangkan air

aquadea tidak keruh sama sekali. Kekeruhan terjadi disebabkan pada dasarnya oleh

adanya zat – zat kolloid yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal

ini disebabkan pula oleh kehadiran zat organik yang terurai secara halus, jasad –

jasad renik, lumpur, tanah liat, dan zat kolloid yang serupa atau benda terapung yang

tidak mengendap dengan segera. Sehingga bisa dikatakan air sungai ini telah

tercemar.

d. Sampel air sungai daerah Krikilan, Gresik

Air sampel yang digunakan diambil dari daerah Krikilan, Driyorejo, Gresik.

Air sampel berwarna sedikit kekuningan. Sampel air berwarna kuning hal ini dapat

disebabkan oleh adanya besi dengan kadar yang tinggi yang ada dalam sampel air

yang dapat menyebabkan air berwarna kuning. Senyawa-senyawa lain kemungkinan

juga dapat berperan seperti zat warna serta air limbah industri disekitarnya yang

mempunyai warna yang tinggi, mengingat tempat pengambilan sampel air berada di

lingkungan yang dekat dengan lokasi perindustrian (Pabrik Miwon). Warna air dapat

pula disebabkan oleh adanya kontak air dengan zat organik yang sudah lapuk,

misalnya dedaunan, kayu, dan sebagainya dalam keadaan tertentu zat organik

tersebut akan terurai menghasilkan senyawa-senyawa yang larut dalam air yang

menjadikan air berwarna.

Page 3: Editan Rasa

Sampel air daerah Krikilan lebih keruh dari larutan standar. Hai ini

dimungkinkan terdapat zat-zat yang tersuspensi dalam air (bentuk koloid sampai

bentuk lumpur kasar) berupa senyawa organik atau pun anorganik (misal : Fe2O3,

MnO2) dan adanya butir-butir tanah liat yang sangat halus. Semakin keruh

menunjukkan semakin banyak butir-butir tanah dan kotoran yang terkandung di

dalamnya.

e. Sampel air sungai daerah Cangkringan, Sidoarjo

Warna sampel air sungai di daerah Cangkringan, Sidoarjo adalah kekuningan.

Warna kekuningan pada sampel dapat disebabkan adanya kontak antara air dengan

zat organik seperti daun-daunan dan kayu yang ada di sekitar sungai yang sudah

lapuk dan zat organik tersebut terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air

dan menjadikan air berwarna. Warna kekuningan juga dapat disebabkan karena

limbah rumah tangga dan pabrik di sekitar sungai tersebut. Berdasarkan indikator

umum, jika air yang berwarna kurang layak untuk dikonsumsi. Menurut Permenkes

No. 492 Tahun 2010, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum dari

parameter warna adalah 15 TCU. Untuk mengetahui apakah sampel boleh

dikonsumsi atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan warna lebih lanjut.

Kekeruhan sampel air sungai di daerah Cangkringan, Sidoarjo sedikit keruh (+)

dibandingkan dengan standar yang jernih. Adanya sedikit kekeruhan pada sampel

disebabkan karena adanya zat yang larut pada sampel seperti zat hasil penguraian

daun, kayu, atau hewan air, limbah rumah tangga, limbah pabrik, dan tanah serta

hasil pelapukan batuan.

f. Sampel air sungai daerah Jemundo, Sidoarjo

Warna air sungai yang mengalir di daerah Jemundo kabupaten Sidoarjo adalah

tidak jernih, keruh (+) jika dibandingkan dengan aquades. Hal ini dapat terjadi

dikarenakan adanya ion-ion metal alam (besi, mangan, kromium), material organik

seperti humus, plankton, dan tanaman air serta buangan industri. Selain itu dapat

disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya kontak antara air dengan zat organik

yang sudah lapuk misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, mengingat lokasi air

sungai yang dekat dengan pabrik sehingga banyak zat anorganik yang terurai

menghasilkan senyawa yang larut dalam air yang menyebabkan air sungai menjadi

berwarna keruh. Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air juga menyebabkan air

berwarna. Serta Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam

pencelupan, serta air limbah yang dikeluarkan oleh pabrik.

Page 4: Editan Rasa

Air di daerah Jemundo Kabupaten sidoarjo keruh (+). Hal ini dapat terjadi

dikarenakan lokasi sungai yang dekat dengan daerah industri dan kawasan

pemukiman penduduk . Kekeruhan air sungai ini dapat ditimbulkan oleh adanya

bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan

bahan yang dihasilkan oleh buangan rumah tangga dan industri. Didalam

laboratorium kekeruhan dapat diuji dengan menggunakan turbidimeter. Tetapi pada

percobaan kali ini, kami tidak menggunakan turbidimeter sehingga tidak diketahui

kadar kekeruhannya.

g. Sampel air sungai daerah depan PT. Miwon, Driyorejo, Gresik

Air sampel di daerah Driyorejo dekat pabrik Miwon berwarna kekuningan

menunjukkan bahwa air sampel kemungkinan telah tercemar oleh zat-zat dari limbah

pabrik miwon yang mengkin mengandung zat-zat organik. Kriteria air yang layak

digunakan untuk air bersih ataupun air baku mensyaratkan air tidak berwarna dan

jernih. sehingga, berdasarkan pengamatan warna, air sampel di daerah driyorejo

dekat pabrik miwon tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai persediaan air bersih

maupun air minum. Sedangkan pemeriksaan kekeruhan dilakukan secara kualitatif,

yaitu dengan cara membandingkan air sampel dengan akuades sebagai standar..

Perbandingan kualitatif dengan akuades menunjukkan air sampel agak keruh

dibandingkan dengan akuades. Sehingga air sampel tidak layak untuk digunakan

sebagai air bersih ataupun air minum.

h. Sampel air sungai daerah Waru Gunung, Surabaya

Air sungai yang berasal dari daerah Waru Gunung, Surabaya. terlihat berwarna

kekuningan. Warna kekuningan pada sampel air sungai ini menandakan bahwa air

sungai sudah tercemar. Air sungai ini sudah tidak bersih, warna kekuningan ini dapat

disebabkan mengandung zat-zat organik dan chromium. Selain itu karena air sungai

ini mengandung partikel-partikel tanah, lumpur atau bahkan unsur logam berat

karena tercampur rembesan air limbah industri pabrik.

Air sungai daerah Waru Gunung ini sedikit keruh dan terdapat gumpalan yang

berwarna coklat muda, berbeda dengan aquades yang jernih. Kekeruhan pada air

sungai ini disebabkan adanya butir-butir tanah dan juga kotoran yang terkandung

didalamnya. Selain itu air sungai yang sudah tercemar ini dapat disebabkan oleh

koloid (bio zat yang lekat seperti getah atau lem). Partikel-partikel koloid ini

umumnya berasal dari pasir, sisa tanaman dan zat-zat organik.

i. Sampel air sungai daerah Karang Pilang, Surabaya

Page 5: Editan Rasa

Air sungai yang terletak di daerah Karangpilang- Surabaya tepatnya di Jl.

Megare no.105 Karang Pilang Barat-Surabaya. Lokasi sungai berdekatan dengan:

Kandang ayam

Industri-industri meliputi:industri genteng, PT. Karang Pilang Indo, industri

Palet, Bubut Las.

Toko atau warung penduduk

Rumah dan kos-kosan

Masjid Rahmatullah

Air sungai di daerah Karangpilang- Surabaya yang di uji berwarna coklat

kekuningan. Warna coklat menujukkan bahwa air sungai yang diuj tidak bersih

yakni mengandung zat-zat tercemar. Warna kuning kecoklatan di dalam air dapat

disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton,

tanaman air dan buangan industri. Selaim itu Warna kuning kecoklatan dalam air

juga dapat disebabkan oleh beberapa hal :

Karena adanya kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk,

misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, dalam keadaan tertentu zat

organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air

sehingga menyebabkan berwarna.

Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air akan menyebabkan air berwarna

coklat kekuningan.

Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan,

air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan kertas

mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa lignin/lindi

hitam.

Derajat warna atau warna air mempunyai persyaratan tertentu di dalam

pemakaiannya. Sebagai air proses, tidak boleh berwarna, karena akan sangat

berpengaruh terhadap hasil produksi. Untuk air industri atau air sanitasi, warna dari

air tersebut biasanya diturunkan. Untuk air minum sebaiknya air mempunyai derajat

warna sebanyak 5 unit Pt Co. Penentuan warna adalah analisa agak kasar.

Penyimpangan baku yang relatif untuk warna bisa sampai beberapa persen, dan

untuk warna nampak sampai 10%. Warna yang tidak jernih pada air menujukkan

bahwa air tidak layak dikonsumsi secara langsung karena tidak memenuhi standar

(aquades) yang telah dibandingkan dengan air sungai yang diuji.

Page 6: Editan Rasa

Sampel Air sungai di daerah Karangpilang sangat keruh, berbeda sekali

dengan standar (Aquades) yang jernih tak berwarna dan tidak keruh. Kekeruhan air

diakibatkan karena banyak zat yang tercemar dalam air sungai. Kekeruhan air dapat

disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi dan mangan), humus, plankton,

tanaman air dan buangan industri. Selaim itu , kekeruhan dalam air juga dapat

disebabkan oleh beberapa hal. Karena adanya kontak antara air dengan zat organik

yang sudah lapuk, misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, dalam keadaan

tertentu zat organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air

sehingga menyebabkan keruh . Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air akan

menyebabkan air berwarna coklat kekuningan sehingga dalam jangka waktu yang

panjang menyebabkan keruh pada air dan tidak jernih. Kekeruhan air menujukkan

bahwa air tidak layak dikonsumsi secara langsung karena tidak memenuhi standar

(aquades) yang telah dibandingkan dengan air sungai yang diuji

j. Sampel air sungai daerah Mastrip, Surabaya

Air sungai aliran kalimas yang berada di daerah Mastrip Surabaya berwarna

kekuningan (+). Warna pada air sungai dapat disebabkan karena adanya partikel

hasil pembusukan bahan organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton,

humus, buangan industri, dan tanaman air. Daerah Mastrip kebanyakan tercemari

limbah rumah tangga ada juga industri makanan tetapi tidak begitu besar dan tidak

terlalu berpengaruh sehingga di duga terjadinya atau terbentuknya warna akibat dari

adanya partikel hasil pembusukan bahan organik.

Parameter warna air sungai ini tidak tidak memenuhi syarat kualitas air kelas

satu yaitu untuk air minum. Karena syarat air yang dapat digunakan untuk air minum

adalah tidak berwarna. Akan tetapi, berdasarkan ukuran parameter warna air sungai

ini masih belum dapat diklasifikasikan kelas air selanjutnya yaitu kelas dua, tiga,

atau empat. Hal ini karena percobaan yang dilakukan hanya pengamatan kualitatif

sementara pada kelas tersebut diperlukan pengukuran kadar keberadaan zat terlarut

dalam air.

Air sungai di daerah Mastrip, sungai yang menjadi sampel dalam percobaan

ini berwarna keruh. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik

yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan

anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisne lain. Air sungai di

daerah Mastrip ini keruh diperkirakan karena terakumulasinya zat-zat organik dan

anorganik tersebut yang terbawa sepanjang aliran sungai.

Page 7: Editan Rasa

k. Sampel air sungai daerah Kebraon, Surabaya

Sampel air sungai yang berada di daerah Kebraon lebih keruh dibandingkan

larutan standart. Kekeruhan ini disebabkan adanya bahan organik dan anorganik

yang tersuspensi dan terlarut (lumpur dan pasir halus). Zat anorganik yang

menyebabkan kekeruhan ini berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan zat

organik yang menyebabkan kekeruhan ini berasal dari pelapukan hewan dan

tumbuhan. Sedangkan warna pada sampel air sungai lebih keruh dari pada larutan

standar. Hal ini disebabkan oleh adanya kontak antara air denganzat organik yang

telah lapuk sehingga dalam keadaan tertentu zat organik tersebut akan terurai

menghasilkan senyawa-senyawa yang larut dalam air yang menjadikan air berwarna.

Selain itu hal ini dapat disebabkan oleh pencemaran limbah penambangan dan/atau

limbah rumah tangga, mengingat sampel diambil dari lingkungan tersebut.

l. Sampel air sungai daerah Jambangan, Surabaya

Warna air sampel sungai daerah Jambangan Surabaya dalam percobaan ini

berwarna kekunignan, sedangkan aquades jernih tak berwarna. Warna air sungai

kekuningan ini dapat disebabkan karena adanya partikel hasil pembusukan bahan

organik, ion-ion metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri,

dan tanaman air. Karena temapt dimana air sampel diambil merupakan daerah

sekitar perumahan dan industri – industri kecil warga jambangan, selain itu didekat

tempat pengambilan air sampel terdapat pom bensi. Jadi bisa diprediksi air sungai

yang diambil sudah tercemar dengan ion – ion logam dan buangan industri.

Sedangkan air sampel daerah Jambangan yang menjadi sampel dalam percobaan ini

sedikit keruh dan terdapat hablur warna coklat, jika dibandingkan dengan aquades

yang jernih. Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus).

m. Sampel air sungai Rolak daerah Karah, Surabaya

Air sampel di daerah rolak Karah Surabaya menunjukkan warna kuning

kekeruhan. Kualitas air yang baik jika air tersebut tidak berwarna.Warna yang

ditimbulkan pada air sampel dapat terjadi karena berbagai hal. Air sampel yang

diambil didaerah rolak karah Surabaya ini, disekeliling air ditumbuhi banyak

tubuhan air dan bercampur dengan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Sehingga

warna kuning tersebut dapat dimungkinkan terjadi akibat adanya kontak air dengan

zat organik yang sudah lapuk, misalnya daun-daunan, kayu, sampah organik. Zat

Page 8: Editan Rasa

organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air dan

menjadikan air berwarna.

Warna kuning pada air juga dapat disebabkan oleh kadar besi yang tinggi

dalam air. Semakin tinggi kadar besi yang dikandung pada air akan menyebabkan

warna air menjadi semakin kuning. Air sampel rolak karah yang berwarna kuning

keruh menunjukkan ada sesuatu zat yang menyebabkan berwarna kuning. Setelah

didiamkan beberapa saat ternyata sebagian ada yang mengendap dan air masih tetap

keruh. Hal tersebut menunjukkan kualitas air sampel jelek karena air tersebut keruh,

sebaiknya air yang memiliki kualitas tinggi airnya jernih (tidak keruh). Sehingga

dapat disimpulkan bawa air sampel rolak karah memiliki kualitas yang buruk dan

tidak layak untuk dikonsumsi

n. Sampel air sungai Njagir daerah Wonokromo, Surabaya

Air sungai Jagir Wonokromo (± 100 m dari pintu air, depan P.T. Pertamina)

mempunyai warna keruh kekuning-kuningan, ada endapan kecil berwarna kuning

kecoklatan. Adanya besi dengan kadar tinggi akan menyebabkan air berwarna

kuning. Menurut dasar teori yang ada, oksida besi menyebabkan air berwarna

kekuningan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau

kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan kadar mangan sebanyak 0,05 mg/l

sudah cukup dapat menimbulkan warna pada perairan (peavyet al., 1985 dalam

Effendi, 2003). Bahan-bahan organik, misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang

berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.

Hal inilah yang menyebabkan warna air sampel jagir berbeda dengan aquades

sebagai larutan standart, sehingga air sampel tidak layak pakai ditinjau dari warna

air dan perlu pengolahan khusus untuk menghilangkan pengotor dalam air sampel.

Sampel air sungai di daerah Jagir Surabaya berupa air keruh kekuning-

kuningan, ada endapan kecil berwarna kuning kecoklatan sedangkan larutan

standart (aquades) berwarna jernih, tak berwarna. Air sampel sudah berbeda dengan

larutan standart aquades menandakan kualitas air menurun dan tidak layak pakai.

Menurut dasar teori, Zat anorganik yang menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari

pelapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik berasal dari lapukan hewan dan

tumbuhan. Bakteri dapat dikategorikan sebagai materi organik tersuspensi yang

menambah kekeruhan air. Air keruh menandakan kualitas air menurun sehingga air

sungai Jagir ditinjau dari kekeruhannya adalah air yang tidak layak pakai.

o. Sampel air sungai daerah Ngagel, Surabaya

Page 9: Editan Rasa

Warna pada sampel sampel air dari sungai Ngagel Surabaya terlihat

kekuningan disebabkan adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan

terlarut dalam air, sehingga membuat air sungai tersebut berwarna kekuningan.

Dilihat dari parameter warna, maka sampel air sungai Ngagel tidak layak

dikonsumsi. Pada sampel diperoleh air berwarna lebih keruh. Hal ini disebabkan

pada air sungai Ngagel kemungkinan terdapat bahan organik dan anorganik yang

tersuspensi dan terlarut seperti lumpur dan pasir halus. Zat anorganik yang

menyebabkan kekeruhan ini berasal dari pelapukan batuan dan logam, sedangkan

zat organik yang menyebabkan kekeruhan ini berasal dari pelapukan hewan dan

tumbuhan. Dilihat dari parameter kekeruhan, maka sampel air sungai Ngagel tidak

layak dikonsumsi.

2. Bau

Bau sampel air sungai depan pabrik PT. Tjiwi Kimia tidak enak dan menyengat dan

berbeda dengan akuades yang tidak berbau. Air yang berbau menyengat tersebut mungkin

mengandung bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh

mikroorganisme air.

Pemeriksaan bau sampel air sungai Balong Bendo, Sidoarjo memiliki bau yang tidak

sedap. Bau tidak sedap dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002,

diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah tidak berbau.

Sehingga dapat disimpulkan air sungai ini memiliki kualitas yang buruk

Bau air sungai, Tawangsari tercium bau menyengat dari air sungai. Hal ini

membuktikan bahwa air sungai telah tercemar karena secara teoritis air yang normal itu

tak berbau

Pada pemeriksaan bau, air sampel daerah Krikilan didapatkan bau amis.

Kemungkinan bau tersebut akibat bau dari zat organik yang berasal dari pembusukan

plankton pada sampel bila dibandingkan dengan larutan standar (aquades). Hal ini dapat

mengindikasikan bahwa sampel air dari daerah Krikilan kurang layak untuk dikonsumsi,

Bau sampel air sungai di daerah Cangkringan, Sidoarjo sedikit tidak sedap

menyerupai bau tanah, sedangkan standar tidak berbau. Bau yang tidak sedap dan

menyerupai bau tanah ini disebabkan adanya tanah yang larut pada sampel. Bau yang

menyerupai bau tanah ini sesuai dengan rasa sampel yang juga seperti rasa tanah. Menurut

Permenkes No. 492 Tahun 2010, kadar maksimum yang diperbolehkan untuk air minum

Page 10: Editan Rasa

dari parameter bau adalah tidak berbau. Jadi, sampel yang berbau tidak sedap dan

menyerupai bau tanah maka sampel tidak layak untuk dikonsumsi.

Dari hasil pengamatan didapatkan sampel air sungai pada daerah Jemundo

kabupaten Sidoarjo (dekat dengan pabrik dan usaha laundry) berbau menyengat. Bau

dalam air sungai yang tidak sedap ini dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya

seperti adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang

disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat

menguraikan air dan zat-zat organik serta anorganik sehingga dapat menimbulkan bau

yang tidak sedap. Adapun zat-zat anorganik yang dapat menyebabkan bau seperti

diakibatkan oleh adanya ion/senyawa sulfida yang menyebabkan bau sulfur, klor yang

tinggi menyebabkan air berbau kaporit, dan ion besi yang tinggi menyebabkan bau anyir.

Air sampel di daerah driyorejo dekat pabrik miwon yang dianalisis berbau tidak

enak, sehingga tidak memenuhi standar untuk digunakan sebagai air minum atau air

bersih. Bau pada air sampel disebabkan adanya kandungan material organic yang mungkin

berasal dari limbah pabrik miwon. Material organik tersebut kemudian didegradasi oleh

bacteri dan mikroorganisme, yang menyebabkan bau tidak enak pada air. Selain dari

limbah pabrik material organik yang masuk dalam air bisa berasal dari kegiatan manusia.

Bau air sungai daerah Waru Gunung ini dilakukan dengan membandingkan bau pada

sampel air sungai dengan bau aquades. Langkah pertama yang dilakukan pada

pemeriksaan bau air sungai yaitu memasukkan sampel air sungai ke dalam gelas kimia

kemudian dipanaskan sampai suhu 400C. setelah itu dicium bau gas yang keluar. Bau

sampel air sungai tersebut seperti bau air tanah, berbeda dengan aquades yang tidak

berbau. Bau yang tercium seperti air tanah juga menunjukka adanya pencemaran, dimana

sudah menunjukkan bahwa air sungai tersebut tidak layak dikonsumsi. Bau air sungai

yang seperti air tanah ini disebabkan karena banyaknya limbah serta sampah yang dibuang

sembarangan yang mengumpul disuatu bagian sungai ini.

Bau sampel Air sungai di daerah Karangpilang tidak enak dan menyengat sangat

berbeda sekali dengan aquades yang tidak berbau. Bau dalam air dapat disebabkan oleh

banyak hal, diantaranya adalah adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam

air dan ada juga yang disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam

air yang dapat menguraikan air dan zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau

yang tidak sedap.

Air sungai aliran kalimas yang berada di daerah Mastrip Surabaya bebau menyengat

seperti amonia dan amis. Bau pada air sungai dapat disebabkan karena adanya zat-zat

Page 11: Editan Rasa

organik yang membusuk pada air tersebut. Seperti yang diketahui bahwa sungai di daerah

Mastrip banyak terdapat tumbuhan eceng gondok, alga dan di sepanjang aliran sungai

banyak ditemui limbah rumah tangga banyak yang dibuang ke area sungai sehingga

dimungkinkan banyak sekali zat organik yang terbawa sepanjang aliran air sungai.

Parameter bau air sungai ini tidak tidak memenuhi syarat kualitas air kelas satu yaitu

untuk air minum. Karena syarat air yang dapat digunakan untuk air minum adalah tidak

berbau.

Bau yang keluar dari sampel air sungai yang berada di daerah Kebraon yaitu bau

yang tidak sedap dan menyengat. Bau tidak sedap tersebut diduga ditimbulkan oleh

pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat adanya benda asing

yang masuk dalam air seperti binatang dan sampah yang mulai membusuk. Pada

peristiwa penguraian senyawa organik yang dibutuhkan oleh bakteri tersebut dihasilkan

gas-gas berbau menyengat.

Air sungai daerah Jambangan Surabaya berbau seperti tanah. Bau pada air sungai

dapat disebabkan karena adanya zat-zat organik yang membusuk pada tanah dalam air

tersebut.

Sampel air sungai Rolak Karah memiliki bau amis dan dapat disimpulkan bahwa

air sampel tidak layak/memiliki kualitas yang buruk. Air sampel yang berbau amis dapat

disebabkan oleh berbagai faktor antara lain adanya mikroba atau hewan-hewan kecil

seperti plankton tersebar dalam sampel air, adanya zat organik yang terurai dan

bercampur dengan sampel air atau berasal dari sampah yang dibuang oleh masyarakat.

Sampel air sungai di daerah Jagir Surabaya memiliki bau yang agak amis. Bau air

dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh

adanya algae dalam air tersebut

Sampel air sungai di daerah Ngagel Surabaya mempunyai bau yang menyengat

(bau). Bau yag terdapat pada sampel kemungkinan disebabkan pada sungai Ngagel

terdapat pembusukan zat organik dan penguraian senyawa organik oleh bakteri sehingga

dihasilkan gas-gas berbau menyengat serta kemungkinan akibat adanya benda asing yang

masuk dalam air seperti binatang, sampah yang mulai membusuk. Dilihat dari parameter

bau, maka sampel air sungai Ngagel tidak layak dikonsumsi.

Page 12: Editan Rasa

3. Rasa

1. Sampel air sungai depan pabrik PT. Tjiwi Kimia, Mojokerto

Rasa air sungai yang diambil di daerah depan pabrik PT. Tjiwi Kimia berasa

tidak enak. Kami juga merasakan rasa air standar dan hasilnya berasa hambar.

Berbeda sekali rasanya ketika mencoba sampel air sungai dengan air standar. Hal ini

menunjukkan air mengandung zat-zat pencemar. Diduga adanya besi dengan kadar

yang tinggi dalam air akan menyebabkan air terasa tidak enak.

2. Sampel air sungai di daerah Balong Bendo, Sidoarjo

Pemeriksaan rasa dari sampel daerah ini adalah agak asin. Berdasarkan teori

yang ada ketika terdapat suatu rasa pada air maka hal tersebut menunjukkan adanya

berbagai zat yang dapat membahayakan bagi tubuh.

3. Sampel air sungai daerah Tawangsari

Rasa air sungai Tawangsari seperti tanah. Hal ini membuktikan bahwa air

sungai telah tercemar karena secara teoritis air yang normal itu tidak berasa.

4. Sampel air sungai daerah Krikilan, Gresik

Rasa air ditentukan secara organoleptik dan dinyatakan sebagai rasa yang

spesifik, misalnya asin, pahit, manis atau normal. Rasa air daerah Krikilan,

Driyorejo, Gresik yang diuji secara organoleptik memiliki rasa normal (tidak

berasa).

5. Sampel air sungai daerah Cangkringan, Sidoarjo

Rasa sampel air sungai di daerah Cangkringan, Sidoarjo menyerupai rasa

tanah, sedangkan standar tidak berasa. Rasa sampel yang menyerupai rasa tanah

disebabkan karena adanya tanah yang larut dalam sampel. Rasa tanah mungkin

bukan rasa spesifik dari sampel, namun rasa itulah yang dirasakan oleh praktikan.

Menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, kadar maksimum yang diperbolehkan

untuk air minum dari parameter rasa adalah tidak berasa. Jadi sampel yang memilki

rasa tanah maka sampel tidak layak untuk dikonsumsi.

6. Sampel air sungai daerah Jemundo, Sidoarjo

Berdasarkan data yang diperoleh, rasa air sungai yang terletak di daerah

Jemundo kabupaten Sidoarjo adalah lebih pahit daripada aquades. Rasa ini

disebabkan karena adanya pembusukan bahan organik seperti plankton dan

mikroorganisme yang terdapat di dalam sungai, humus, tanaman air, hasil buangan

dari pemukiman penduduk setempat yang lumayan padat serta hasil buangan

industri-industri yang ada di sekitar sungai. Parameter rasa air sungai ini tidak

Page 13: Editan Rasa

memenuhi syarat untuk air minum. Karena syarat air yang dapat digunakan untuk

air minum adalah tidak memiliki rasa atau tawar. Sehingga air sungai dari kawasan

Jemundo kabupaten Sidoarjo tidak layak dikonsumsi.

7. Sampel air sungai daerah depan PT. Miwon, Driyorejo, Gresik

Pemeriksaan rasa air sampel di daerah driyorejo dekat pabrik miwon

dilakukan dengan cara menjilat air sampel dan air sampel berasa tawar. Namun

terdapat rasa yang kurang enak pada sampel yang menyebabkan air tidak layak

untuk dikonsumsi.

8. Sampel air sungai daerah Waru Gunung, Surabaya

Air sungai daerah Waru Gunung terasa sedikit pahit ketika diminum. Rasa

pahit dari air sungai tersebut dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor seperti adanya

gas terlarut seperti H2S, organisme hidup, adanya limbah padat dan limbah cair

selain itu rasa pahit yang tinmbul, pemicunya bisa berupa besi, aluminium, mangan,

sulfat maupun kapur dalam jumlah tinggi.

9. Sampel air sungai daerah Karang Pilang, Surabaya

Air sungai di daerah Karangpilang tidak berasa. Karena tidak berasa bukan

berarti air sungai layak dikonsumsi secara langsung, mungkin kadar polusi air yang

ada dalam air sungai yang diuji rendah sehingga, ketika menguji rasa air sungai

tidak berasa, dan saat menguji sampel air sungai hanya sedikit saja yang diuji

dengan organoleptik. Sehingga seolah-olah tidak berasa. Rasa dalam air sungai

dapat disebabkan oleh berbagai jenis material, seperti alga atau mikroorganisme

lain, zat organik yang membusuk, mineral seperti besi dan mangan, juga gas terlarut

seperti hidrogen sulfida atau klor.

10. Sampel air sungai daerah Mastrip, Surabaya

Air sungai aliran kalimas yang berada di daerah Mastrip Surabaya adalah tidak

berasa. Hal ini menunjukkan bahwa air tersebut murni dan tidak terdapat zat lain

yang terlarut di dalamnya. Rasa yang dapat timbul pada air bergantung pada jenis

dan kadar zat terlarutnya.

11. Sampel air sungai daerah Kebraon, Surabaya

Air sungai yang berada di daerah Kebraon. Sungai tempat pengambilan

sampel ini berdekatan dengan tempat penambangan pasir, bengkel, dan rumah

penduduk. rasa air sampel tidak berasa. Dugaan dari pemeriksaan rasa ini

seharusnya sampel memiliki rasa yang berbeda dengan aquades, karena warna

sampel keruh kekuningan sehingga diduga ada zat-zat lain yang terkandung pada

Page 14: Editan Rasa

sampel. Hal ini terjadi karena dalam pemeriksaan hanya menggunakan setetes saja

dan menggunakan indra perasa secara langsung dan segera membasuhnya dengan

air karena khawatir jikalau sampel mengandung zat berbahaya seperti logam berat.

12. Sampel air sungai daerah Jambangan, Surabaya

Sampel air sungai daerah Jambangan Surabaya terasa agak pahit. Rasa yang

dapat timbul pada air sampel ini bergantung pada jenis dan kadar zat terlarutnya.

13. Sampel air sungai Rolak daerah Karah, Surabaya

Sampel air sungai rolak karah Surabaya memiliki rasa seperti tanah

menunjukkan kualitas ampel air tersebut tidak layak karena air yang baik sebaiknya

tidak berasa. Rasa air sampel yang seperti tanah disebabkan oleh kontaminan baik

dari zat organik ataupun anorganik yang bercampur dengan air tersebut. Jika kita

melihat dari warnanya yang kekuningan karena disebabkan oleh adanya besi dalam

air sehingga mengkibatkan air tersebut juga memiliki rasa mendekati rasa besi.

Ditinjau dari rasa air sampel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa air tersebut

tidak layak untuk dikonsumsi.

14. Sampel air sungai Njagir daerah Wonokromo, Surabaya

Air sungai di daerah Jagir Surabaya memiliki rasa agak pahit. Rasa ini tentu

dapat dijelaskan karena air sungai jagir ini banyak digunakan warga sekitar sugai

jagir untuk mandi dan mencuci, sehingga kualitas dari airmenurun dan memiliki pH

yang berubah sehingga menyebabkan rasanya agak pahit. Menurut dasar teori, Air

minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa menunjukkan

kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Efek yang dapat

ditimbulkan terhadap kesehatan manusia tergantung pada penyebab timbulnya rasa.

15. Sampel air sungai daerah Ngagel, Surabaya

Sampel air sungai Ngagel tidak berasa. Dilihat dari parameter rasa, maka

sampel air sungai Ngagel layak dikonsumsi. Akan tetapi, hal ini tidak dapat

langsung diambil kesimpulan bahwa dapat dikonsumsi, karena masih ada

parameter-parameter yang lain.

pH

pH yang menunjukkan angka 8,51. Hal ini tidak jauh berbeda apabila pHnya diuji

dengan kertas indikator universal yang menunjukkan angka 8. Sedangkan pH akuades

menunjukkan angka 7 pada kertas indikator universal yaitu masih masuk dalam pH air

normal yang berkisar antara 6,5-8,0. Hal ini menunjukkan bahwa pH sampel air sungai

Page 15: Editan Rasa

berada sedikit diatas pH normal dan melebihi ambang batas pH normal. Sehingga dapat

diduga bahwa sampel air sungai yang diambil di daerah depan pabrik PT. Tjiwi Kimia

sudah tercemah oleh limbah dari pabrik-pabrik disektarnya dan khusunya dari pabrik PT.

Tjiwi Kimia sendiri.

Sampel air sungai Balong Bendo, diperoleh harga pH sebesar 8,14, dengan pH

meter, sedangkan saat menggunakan indikator universal diperoleh harga pH sebesar 8.

Secara teoritis konsentrasi ion hydrogen dalam air murni yang netral adalah 1x 10-8 g/liter

(pH=8). pH berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Semakin tinggi nilai pH,

semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas.

Secara teoritis pada pH 7-8,5 biota akuatik sangat menyukainya.

Secara teori nilai baku mutu pH adalah 6-9 untuk air kelas I-III dan 5-9 untuk air

kelas IV, karena pada nilai tersebut sesuai untuk kehidupan organism akuatik, dan tidak

mempengaruhi proses biokimia perairan. Maka air tersebut masih dapat dikategorikan

aman pada beberapa kelas berdasarkan keasamannya dan selama mendapat perlakuan

filtrasi yang tepat.

Nilai pH air sampel daerah Krikilan mempunyai harga pH 7. Setelah diukur

menggunakan pH meter sampel air memiliki pH 8,20 dan pada pengukuran pH air sampel

yang sudah diambil dari tempatnya menggunakan kertas indikator universal mempunyai

harga pH 8. pH air normal berkisar antara 6,5 – 8,0. Berdasarkan hal tersebut, pH air

sampel berada sedikit diatas pH normal, yakni air sampel lebih bersifat basa namun tidak

berpengaruh sangat besar terhadap kesehatan.

pH air sungai di daerah Cangkringan, Sidoarjo adalah 8, mengukur pH sampel

dengan kertas indikator dan didapat pH sampel adalah 8, dan terakhir mengukur pH

sampel dengan menggunakan pH meter dan didapat pH sampel adalah 7,67. pH air sungai

dan pH sampel berkisar antara 7-8. Menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010, kadar

maksimum yang diperbolehkan untuk air minum dari parameter pH adalah 6,5-8,5. Jadi,

sampel yang memiliki pH 7-8 layak dikonsumsi.

Air di daerah Jemundo kabupaten Sidoarjo memiliki pH 8. Derajat keasaman 8

menunjukkan bahwa air normal. Namun, dengan nilai pH tersebut, dapat diketahui bahwa

Air sumur Jemundo dapat memenuhi standar pH kualitas air konsumsi, karena standar pH

kualitas air konsumsi yaitu berada antara 6,5 – 8.

Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indikator dan pH-meter.

Hasil pengamatan dengan kertas indikator, menunjukkan pH air sampel air sampel di

daerah driyorejo dekat pabrik miwon adalah 7. Sedangkan dengan pH-meter, pH air

Page 16: Editan Rasa

sampel adalah 7,53. Hasil pengukuran dengan menggunakan pH meter tersebut

mengindikasikan air sampel tidak layak konsumsi karena kriteria air berkulitas yang layak

konsumsi diantaranya memiliki rentang pH 6,5-7,5. Selain itu, sampel air sungai tersebut

juga telah mulai tercemar. Kriteria air sungai yang wajar dan belum terkontaminasi limbah

adalah memiliki rentang pH 6-8.

Derajat keasaman 8 menunjukkan bahwa air bersifat basa (alkalis). Sifat alkalis

umumnya disebabkan karena adanya pencemaran detergen dari aktivitas manusia. Selain

itu, perubahan pH pada air sungai dapat disebabkan oleh adanya pencemar lain yang

berasal dari kegiatan pertanian, pertambangan, ataupun industri. Air dengan pH yang tidak

standar tidak layak dionsumsi karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti

gangguan pencernaan, iritasi, bahkan kanker.

pH air sungai di daerah Waru Gunung ini menunjukkan pH 6,88. Hal ini tidak jauh

berbeda apabila di uji dengan kertas indikator universal, yaitu menunjukkan pH 7 (pH

asam). Sedangkan pH aquades menunjukkan pH 7.

Pada pengujian pH air sungai di daerah Karangpilang dengan menggunakan

indikator universal dengan pH meter sama-sama menunjukkan bahwa air sungai

bersifat basa. akan tetapi besar pH yang dihasilkan tidak terlalu basa karena masih

berkisar antara 6,5-8,0, sehingga masuk dalam pH air normal. pH aquades

menunjukkan pH 7,3. Hal ini menunjukkan pH air sungai berada sedikit diatas pH

normal, namun masih tidak berpengaruh yang sangat besar.

Jika pH terlalu besar dan terlalu kecil maka akan mengganggu biota air. Biota

pada perairan sangat sensitif terhadap pH ekstrim. Kebanyakan karena efek osmosis,

mereka tidak dapat hidup pada medium yang mempunyai keasaman dimana mereka

tidak dapat beradaptasi. Selain itu, ikan air tawar maupun ikan laut juga tidak mampu

bertahan hidup jika habitatnya dipindah. Begitu juga perubahan pH dapat membunuh

tanaman yang tidak mampu beradaptasi.

Air limbah yang dibuang secara rutin mempunyai kontribusi signifikan

terhadap bertambahnya asam kuat pada air. Dimana nilai pH di bawah 3 merupakan

kondisi yang mematikan untuk kehidupan air.

Page 17: Editan Rasa

Gambar 1. Kurva pertumbuhan organisme air terhadap fungsi pH.

Sumber: Manahan, Stanley E. 2000. Environmental Chemistry. USA: Lewis Publishers.

Dari kurva di atas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan organisme mampu

berkembang biak dan hidup maksimal hanya pada nilai pH 7. Terlalu banyak

penambahan asam maupun basa dapat mengancam berlangsungnya kehidupan seluruh

organisme

Nilai pH Air sungai di daerah Mastrip adalah 8. Ini dapat terjadi karena adanya zat-

zat terlarut dalam air yang menyebabkan perubahan konsentrasi ion H+ yang terdapat

dalam air. Perubahan pH ini juga turut menyebabkan terjadinya perubahan warna, bau, dan

rasa pada air.

Besarnya pH air sungai di daerah Kebraon diperiksamenggunakan kertas pH

indikator yang diperoleh hasil pH sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa air sungai

tersebut bersifat basa. Sedangkan pada sampel yang telah ada dibotol diperoleh pH

sebesar 7, hal ini menujukkan bahwa sampel tersebut bersifat netral, tetapi ketika diuji

dengan pH meter diperoleh pH sebesar 7,85.

Sampel air daerah Jambangan ketika diukur dengan pH meter menghasilkan pH

sebesar 7,47 sedangkan dengan indicator universal sebesar 7. Untuk pH dari aquades

dihasilkan sebesar 7 yang berarti netral. Dari hasil yang diperoleh, jika ditinjau dengan

pH yang dihasilkan air daerah Jambangan masih tergolong air yang masih dapat

dikonsumsi dan sesuai dengan kualitas baku mutu air.

Air sampel aquades daerah Rolak Karah dengan menggunakan indicator universal

mempunyai pH 7 sedangkan dengan menggunakan pH meter adalah7,32. Berdasarkan

pH air normal yang berkisar antara 6,5 – 8,0 maka pH air sampel Rolak Karah masih

dalam tahap normal. Namun jika dibandingkan dengan aquades, air sampel bersifat lebih

basa daripada aquades.

Sampel air sungai di daerah Jagir Surabaya mempunyai pH 8 menggunakan

indicator universal, sedangkan pengukuran dengan pH meter menunjukkan pH sampel

adalah 8,33. Dari hasil tersebut menunjukkan pH air pada sampel mengalami

peningkatan sehingga air tidak layak pakai karena pH yang tidaksesuai dengan alrutan

standart. Menurut dasar teori pH mempengaruhi warnaair, Intensitas warna cenderung

Page 18: Editan Rasa

meningkat dengan meningkatnya nilai pH (Sawyer dan McCarty, 1978). Selain itu pH

juga mempengaruhi rasa sehingga rasa air sungai jagir agak pahit.

pH. Sampel air sungai Ngagel Surabaya dicek dengan kertas indikator pH dan

diperoleh hasil pH sebesar 8. Untuk lebih meyakinkan lagi, sampel tersebut dimasukka

ke dalam tabung reaksi besar dan diukur pH dengan pH meter dan diperoleh pH sebesar

7,92. Kemudian untuk standar diukur pHnya dan diperoleh sebesar 7. Hal ini

menunjukkan bahwa pH sampel lebih besar dari pH standard dan bersifat basa. Hal ini

kemungkinan disebabkan pada air sungai Ngagel terdapat limbah seperti limbah air

laundry dan sebagainya. Dilihat dari parameter derajat keasaman, maka sampel air

sungai Ngagel tidak layak dikonsumsi.

IV. KESIMPULAN

TOLONG DITAMBAHKAN PEMBASAHANNYA

DAN KESIMPULAN TERMASUK FAKTOR LOKASI

PENGAMBILAN AIR