efek analgesik dan anti-inflamasi jus buah nanas … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi...

138
EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS (Ananas comosus L. ) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS SKRIPSI Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Ricky Hidayat NIM : 068114123 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

Upload: hanhu

Post on 14-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS

(Ananas comosus L. ) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Ricky Hidayat

NIM : 068114123

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

ii

EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS

(Ananas comosus L.) PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

Ricky Hidayat

NIM : 068114123

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

Page 3: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

iii

Page 4: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

iv

Page 5: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sing to the Lord, for He has done glorious things; let this be kwon to all the world. Isaiah 12:5

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah Roma 8:28

Kupersembahkan skripsi ini bagi yang menginspirasi hidupku :

Tuhan Yesus KristusPapa dan Mamaku

Adikku dan teman-temankudan Almamaterku

Page 6: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian
Page 7: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

vi

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh

karena berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efek Analgesik dan Anti-Inflamasi Jus Buah Nanas (Ananas Comosus L.) pada

Mencit Betina Galur Swiss” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi ( S. Farm. ) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt, selaku pembimbing utama skripsi ini atas segala

kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberi

masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini

2. Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan dan

masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

3. Drs. Mulyono, Apt. selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukkan kepada

penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Rita Suhadi, MSi. Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

Page 8: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

vii

5. Agatha Budi Susiana, M.Si., Apt., selalu pembimbing akademik penulis atas

segala pendampingan, dukungan dan bimbingan selama ini.

6. Mas Parjiman, Mas Heru dan Mas Kayat selaku laboran bagian farmakologi,

atas segala bantuan dan dinamika selama di laboratorium.

7. Papa, Mama dan Nike atas dukungan, kasih sayang dan perjuangan untuk

terus memberikan yang terbaik bagiku, baik dalam materi maupun non-materi

sehingga aku tetap bersemangat dalam penyusunan skripsi ini.

8. Devi Wijayanti, tulang dari tulangku, berkat terindah yang diberikan Tuhan

kepadaku, terimakasih atas dukungan, kasih sayang, perhatian, dan doa

sehingga penyusunan skripsi ini dapat berlangsung dengan baik.

9. Kelas Kuliah C angkatan 2006 atas persahabatan, suka dan duka selama ini.

10. Kelompok Praktikum E Angkatan 2006 atas persahabatan dan kerjasama

dalam belajar di laboratorium.

11. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan

satu persatu.

“Nobody’s Perfect”. Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang

sempurna termasuk penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik,

saran dan masukan demi kemajuan di masa yang akan datang.

Penulis

Page 9: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

viii

Page 10: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

ix

INTISARI

Efek anti-inflamasi banyak digunakan dalam pengobatan, karena banyak penyakit memiliki manifestasi klinis inflamasi. Salah satu gejala inflamasi adalah nyeri, sehingga jika inflamasi dihambat maka akan menurunkan rasa nyeri juga. Efek analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian untuk penemuan obat baru dengan efek antiinflamasi dan analgesik sangat berharga. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah jus buah nanas memiliki efek antiinflamasi dan analgesik dan berapa dosis efektif jus buah nanas (Ananas comosus L.) yang dapat menimbulkan efek anti-inflamasi dan analgesik.

Metode yang digunakan adalah metode Langford yang dimodifikasi untuk uji efek anti-inflamasi dan untuk metode rangsang kimia untuk uji analgesik. Variabel bebas yaitu dosis jus buah nanas. Variabel tergantung yaitu efek analgetik dan anti-inflamasi jus buah nanas. Cara mengukur variabel tergantung adalah dengan melihat % proteksi geliat dan % daya anti-inflamasi.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni rancangan acak lengkap pola satu arah. Data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk mencari persen daya analgesik dan antiinflamasinya. Distribusi data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dilanjutkan Anova satu jalan dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus nanas memiliki efek antiinflamasi dan analgesik. Efek antiinflamasi yang dinyatakan oleh % daya antiinflamasi pada dosis 1,875 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; dan 7,5 g/kgBB berturut-turut adalah 48,89%; 56,82%; dan 55,13 % sedangkan % daya analgesiknya berturut-turut adalah 27,39%; 58,90%; dan 48,63 %.

Kata kunci: analgesik, anti-inflamasi, jus buah nanas, Ananas comosus L.

Page 11: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

x

ABSTRACT

Anti-inflammatory effects are widely used in medicine, because many diseases have clinical manifestations of inflammation. One of the symptoms of inflammation is pain, so if inflammation is inhibited it will reduce pain as well. Analgesic effect is currently used for a variety of disease therapy, such as gout, rheumatism, etc. Thus the research for new drug discovery with anti-inflammatory and analgesic effects is very valuable. The objectives of this study is to determine anti-inflammatory and analgesic effects of pineapple juice and effective dose of pineapple juice (Ananas comosus L.) which can lead to anti-inflammatory and analgesic effect. This research used modificated Langford method to test the anti-inflammatory effects and to chemical stimulation method for testing analgesics.

This research was a pure one way randomized experimental research. The independent variable is the dose of pineapple juice. The dependent variable is the analgesic and anti-inflammatory effects of pineapple juice which is showed with percentage of analgesic and anti-inflammatory effect. Data distribution were analyzed with Kolmogorov-Smirnov test, followed by one-way Anova and Scheffe test with 95% confidence level.

The results showed that pineapple juice has anti-inflammatory and analgesic effects. Anti-inflammatory effects are expressed by percentage of anti-inflammatory effect at a dose of 1,875 g/kgBW; 3,75 g/kgBW; and 7,5 g/kgBW is 48,89%; 56,82% and 55,13% while the percentage of analgesic effect is 27.39%; 58.90% and 48.63%.

Key words: analgesics, anti-inflammatory, pineapple juice, Ananas comosus L.

Page 12: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... vi

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... viv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v

PRAKATA ................................................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... viii

INTISARI ..................................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xviii

BAB I. PENGANTAR .................................................................................................. 1

A. Latar belakang ................................................................................................ 1

1. Perumusan Masalah .................................................................................... 2

2. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 2

3. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

Page 13: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xii

B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4

1. Tujuan umum .............................................................................................. 4

2. Tujuan khusus ............................................................................................. 4

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................................... 5

A. Inflamasi ......................................................................................................... 5

1. Definisi ....................................................................................................... 5

2. Klasifikasi ................................................................................................... 5

3. Penyebab dan Gejala ................................................................................... 6

4. Mekanisme .................................................................................................. 8

B. Nyeri ............................................................................................................. 11

C. Nanas ............................................................................................................ 17

D. Obat Antiinflamasi Non Steroid ................................................................... 21

E. Diklofenak .................................................................................................... 23

F. Analgetika ........................................................................................................ 24

G. Parasetamol................................................................................................... 27

H. Metode Pengujian Daya Analgesik .............................................................. 28

I. Metode Uji Daya Antinflamasi ........................................................................ 32

J. Landasan Teori ................................................................................................. 37

K. Hipotesis ....................................................................................................... 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 39

A. Jenis Rancangan Penelitian .......................................................................... 39

Page 14: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xiii

B. Metode Uji yang Digunakan ........................................................................ 39

C. Variabel Penelitian ....................................................................................... 39

D. Definisi Operasional ..................................................................................... 40

E. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................................ 41

F. Tata Cara Penelitian ......................................................................................... 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 52

A. Identifikasi Makroskopis .............................................................................. 52

B. Uji Pendahuluan ........................................................................................... 52

C. Uji Daya Anti-Inflamasi ............................................................................... 65

D. Uji Daya Analgesik ...................................................................................... 71

E. Perbandingan profil parasetamol dengan jus buah nanas ............................. 79

F. Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah Nanas ............. 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 85

A. Kesimpulan ................................................................................................... 85

B. Saran ............................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 86

LAMPIRAN ................................................................................................................ 91

BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 118

Page 15: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemotongan kaki ......... 53

Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada penetapan rentang waktu

pemotongan kaki ...................................................................................... 54

Tabel III. Rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak ............................... 55

Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak .... 56

Tabel V. Rata-rata bobot udema pada orientasi waktu pemberian diklofenak ............. 57

Tabel VI. Hasil uji Scheffe bobot udema pada orientasi rentang waktu pemberian

diklofenak ................................................................................................. 58

Tabel VII. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat ............................ 60

Tabel VIII. Hasil Uji Scheffe data geliat mencit pada uji pendahuluan penetapan dosis

asam asetat ............................................................................................... 61

Tabel IX. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian asam asetat.

62

Tabel X. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian asam

asetat. ........................................................................................................ 63

Tabel XI. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis parasetamol ............................ 63

Tabel XII. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol ............ 65

Tabel XIII. Rata-rata bobot udema pada kelompok perlakuan .................................... 66

Page 16: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xv

Tabel XIV. Uji Scheffe persen daya antiinflamasi pada kelompok perlakuan ............ 68

Tabel XV. Rata-rata persen (%) daya antiinflamasi dan rata-rata persen (%) potensi

relatif kelompok jus buah nanas pada 3 peringkat dosis dibandingkan

diklofenak ................................................................................................. 70

Tabel XVI. Rata-rata jumlah geliat pada kelompok perlakuan .................................... 72

Tabel XVII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan ........................... 73

Tabel XVIII. Hasil Uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada kelompok

perlakuan .................................................................................................. 74

Tabel XIX. Perubahan persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan ........... 77

Tabel XX. Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah Nanas pada

Berbagai Peringkat Dosis ......................................................................... 82

Page 17: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Inflamasi ................................................................................. 10

Gambar 2. Mekanisme timbulnya nyeri ....................................................................... 14

Gambar 3. Klasifikasi obat NSAID ............................................................................. 22

Gambar 4. Struktur kimia diklofenak .......................................................................... 23

Gambar 5. Struktur kimia parasetamol ........................................................................ 28

Gambar 6. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu

pemotongan kaki ...................................................................................... 53

Gambar 7. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak ... 55

Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemberian

diklofenak ................................................................................................. 57

Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat. 60

Gambar 10. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktu pemberian

asam asetat. .............................................................................................. 62

Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis parasetamol .............. 64

Gambar 12. Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit kelompok perlakuan

.................................................................................................................. 66

Gambar 13. Diagram batang persen daya antiinflamasi kelompok uji ........................ 68

Page 18: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xvii

Gambar 14. Efek bromelain pada Sintesis Prostaglandin ........................................... 71

Gambar 15. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok perlakuan .............. 72

Gambar 16. Diagram batang persen penghambatan nyeri kelompok uji ..................... 73

Gambar 17. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyeri

kelompok perlakuan ................................................................................. 77

Gambar 18. Grafik profil kelompok perlakuan jus buah nanas dan parasetamol ........ 79

Gambar 19. Mekanisme bromelain menghambat sistem kinin .................................... 81

Gambar 19. Histogram Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah

Nanas pada Berbagai Peringkat Dosis ..................................................... 83

Page 19: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Buah Nanas ....................................................................................... 91

Lampiran 2. Foto Jus Buah Nanas ................................................................................. 91

Lampiran 3. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat ................................................ 92

Lampiran 4. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan selang waktu

pemberian berserta hasil analisis statistiknya .......................................... 93

Lampiran 5. Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol dan hasil analisis

statistiknya ................................................................................................ 97

Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan setelah diinjeksi

karagenin 1% pada rentang waktu tertentu dan hasil analisis statistiknya

.................................................................................................................. 99

Lampiran 7. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu pemberian

diklofenak dan hasil analisis statistiknya ............................................... 101

Lampiran 8. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis diklofenak dan

hasil analisis statistiknya ........................................................................ 103

Lampiran 9. Data jumlah geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis

statistiknya .............................................................................................. 105

Lampiran 10. Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis

statistiknya .............................................................................................. 108

Page 20: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

xix

Lampiran 11. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji

efek analgesik ......................................................................................... 110

Lampiran 12. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek antiinflamasi dan hasil

analisis statistiknya ................................................................................. 112

Lampiran 13. Tabel % daya antiinflamasi dan potensi relatif ..................................... 115

Lampiran 14. Contoh cara perhitungan % daya antiinflamasi dan potensi relatif ...... 116

Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis jus buah nanas pada kelompok

perlakuan ................................................................................................ 117

Page 21: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar belakang

Inflamasi merupakan manifestasi dari terjadinya kerusakan jaringan, dimana

nyeri merupakan salah satu gejalanya. Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak

nyaman dan menyiksa bagi penderitanya, namun terkadang nyeri dapat digunakan

sebagai tanda adanya kerusakan jaringan. Karena dipandang merugikan, maka

inflamasi memerlukan obat untuk mengendalikannya. Ketika inflamasi dikendalikan

maka nyeri juga dapat dikendalikan.

Bromelain adalah nama umum dari famili enzim proteolitik yang didapat dari

Ananas comosus L., atau tanaman nanas. Penggunaan bromelain yang paling sering

adalah agen anti-inflamasi dan anti-edema, antitrombotik dan aktivitas fibrinolitik

telah dilaporkan (Contreras dkk, 2008).

Kandungan bromelain pada nanas memiliki aktivitas analgesik dan anti-

inflamasi. Tetapi sampai saat ini belum ada penelitian mengenai efek analgesik dan

anti-inflamasi jus buah nanas dan dosis efektif jus buah nanas (Ananas comosus L.)

yang dapat menimbulkan efek analgesik dan anti-inflamasi .

Pada penelitian ini akan diuji apakah jus buah nanas memiliki efek

antiinflamasi dan analgesik dan berapa dosis efektif jus buah nanas (Ananas comosus

L.) yang dapat menimbulkan efek antiinflamasi dan analgesik. Cara pengujian yang

digunakan adalah dengan metode rangsang kimia untuk efek analgesiknya, karena

Page 22: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

2

metode tersebut dapat digunakan untuk analgesik pusat dan analgesik perifer, dan

untuk menguji efek anti-inflamasinya digunakan metode Langford yang dimodifikasi

karena metode ini cukup spesifik untuk menguji efek anti-inflamasinya.

1. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti adalah:

a. Apakah jus buah nanas memiliki efek analgesik dan anti-inflamasi?

b. Seberapa besar daya analgesik jika dibandingkan dengan daya anti-inflamasi

jus buah nanas?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terkait efek analgesik dan anti-inflamasi jus buah

nanas telah dilakukan, seperti : Bromelain as a Treatment for Osteoarthritis: a

Review of Clinical Studies (Brien, Lewith, Walker, Hicks, and Middleton, 2004).

Data yang tersedia pada penelitian ini mengindikasikan potensi bromelain

dalam mengobati osteoartritis. Hasilnya, bromelain potensial digunakan untuk

pengobatan osteoarthritis kronis.

In vivo and in vitro effects of bromelain on PGE(2) and SP concentrations

in the inflammatory exudate in rats (Gaspani, Limiroli, Ferrario, and Bianchi,

2002).

Hasil penelitian ini adalah bromelain menurunkan produksi prostaglandin

PGE2 dan substansi P yang merupakan mediator utama inflamasi.

Page 23: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

3

Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang efek analgesik dan anti-

inflamasi jus buah nanas (Ananas comosus L.) pada mencit betina galur Swiss

belum pernah dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Menambah informasi yang sudah ada di bidang ilmu kefarmasian mengenai

khasiat buah nanas.

b. Manfaat Praktis

Menambah metode pengobatan tradisional, dan informasi ilmiah mengenai jus

nanas terutama sebagai salah satu obat pengurang nyeri dan antiinflamasi.

Page 24: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

4

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi mengenai khasiat jus nanas

terutama yang digunakan sebagai pengurang rasa nyeri dan anti inflamasi

2. Tujuan khusus

a. Penelitian ini akan membuktikan jus buah nanas (Ananas comosus L.)

memiliki efek analgesik dengan metode rangsang kimia dan anti-inflamasi

dengan metode Langford yang dimodifikasi yang diujikan menggunakan

mencit putih betina galur Swiss.

b. Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa besar daya

analgesik dan antiinflamasi yang dimiliki jus buah nanas tiap dosis yang

digunakan pada penelitian ini.

Page 25: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Inflamasi

1. Definisi

Bila sel-sel atau jaringan tubuh mengalami cedera atau mati, selama hospes

tetap hidup ada respon yang menyolok pada jaringan hidup di sekitarnya. Respon

terhadap cedera ini dinamakan peradangan. Lebih khusus lagi peradangan adalah

reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-

sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau

nekrosis (Price dan Wilson,1992).

Inflamasi merupakan suatu respon biologis dari jaringan–jaringan vaskular

yang kompleks terhadap rangsangan yang dapat membahayakan seperti patogen,

iritan, dan kerusakan sel. Inflamasi adalah usaha protektif dari suatu organism untuk

menghilangkan stimuli yang merugikan sekaligus mengawali proses penyembuhan

suatu jaringan (Denko, 1992). Proses inflamasi ini diperlukan dalam penyembuhan

luka. Bagaimana pun inflamasi, apabila tidak dicegah dapat menjadi sebuah awalan

dari beberapa penyakit seperti vasomotor rhinnorhoea, rheumatoid arthritis, dan

atherosclerosis (Henson and Murphy, 1989).

2. Klasifikasi

Inflamasi secara umum dibagi menjadi 3 fase, yakni : inflamasi akut, respon

imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap cedera

Page 26: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

6

jaringan, hal tersebut terjadi melalui media rilisnya autacoid serta pada umumnya

didahului oleh pembentukan respon imun (Katzung, 2001). Fase ini ditandai dengan

adanya vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas kapiler (Vogel, 2002).

Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan

diaktifkan untuk merespon organisme asing atau substansi antigenik yang terlepas

selama respon terhadap inflamasi akut serta kronis. Akibat dari respon imun bagi

hospes mungkin menguntungkan, seperti bilamana ia menyebabkan organisme

penyerang menjadi difagositosis atau dinetralisir. Sebaliknya, akibat tersebut juga

dapat bersifat merusak bila menjurus kepada inflamasi kronis. Inflamasi kronis

melibatkan keluarnya sejumlah mediator yang tidak begitu berperan dalam respon

akut seperti interferon, platelet-derived growth factor (PDGF) serta interleukin-1,2,3

(Katzung, 2001). Pada fase ini terjadi degenerasi jaringan dan fibrosis (Vogel, 2002).

3. Penyebab dan Gejala

Penyebab inflamasi dapat ditimbulkan oleh rangsangan fisik, kimiawi,

biologis (infeksi akibat mikroorganisme atau parasit), dan kombinasi ketiga agen

tersebut (Mutschler, 1986). Gejala proses inflamasi akut yang sudah dikenal meliputi

rubor, calor, dolor, tumor, dan functio laesa (Wilmana, 1995). Mediator kimiawi

pada reaksi inflamasi yaitu histamin dan bradikinin. Eikosanoid, pada dasarnya terdiri

dari prostaglandin, tromboksan dan leukotrien (Rang, Dale, Ritter, and Moore, 2003).

Kemerahan (rubor), biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah

yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul, maka arteriola

yang mensuplai daerah tersebut melebar, sehingga lebih banyak darah yang mengalir

Page 27: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

7

ke dalam mikrosirkulasi lokal. Keadaan inilah yang bertanggungjawab atas warna

merah lokal karena peradangan akut. Panas (calor), berjalan sejajar dengan

kemerahan reaksi radang akut. Sebenarnya, panas hanyalah suatu sifat reaksi

peradangan pada permukaan badan, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari

37oC, yaitu suhu di dalam tubuh.

Rasa sakit (dolor) dalam reaksi peradangan dapat ditimbulkan melalui

berbagai cara. Perubahan pH lokal menjadi lebih rendah atau konsentrasi lokal ion-

ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat

kimia tertentu seperti histamin atau zat kimia bioaktif lainnya dapat merangsang

saraf. Selain itu pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkab peningkatan

tekanan lokal, yang tanpa dapat diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit.

Gejala yang paling terlihat dari peradangan akut mungkin adalah

pembengkakan lokal (tumor). Pembengkakan timbul akibat pengiriman cairan dan

sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interestial. Campuran cairan dan sel

yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat.

Functio laesa yaitu berkurangnya fungsi dari organ yang mengalami

peradangan (Sander, 2003). Hilangnya fungsi disebabkan karena penumpukan cairan

pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada

daerah yang terkena (Kee dan Hayes,1996). Gerakan yang terjadi pada daerah radang,

baik yang dilakukan secara sadar ataupun secara reflek akan mengalami hambatan

oleh rasa sakit; pembengkakan yang hebat secara fisik mengakibatkan berkurangnya

gerak jaringan (Underwood, 1996).

Page 28: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

8

4. Mekanisme

Mekanisme terjadinya radang sangat dipengaruhi oleh senyawa dan mediator

yang dihasilkan oleh asam arakidonat. Bila membran sel mengalami kerusakan oleh

suatu rangsangan kimiawi, fisik, atau mekanis maka enzim fosfolipase diaktifkan

untuk mengubah fosfolipida yang terdapat di membran sel tersebut menjadi asam

arakidonat (Gambar 1) (Tjay dan Rahardja, 2002).

Enzim siklooksigenase mengubah fosfolipida yang terdapat dalam membran

sel tersebut menjadi senyawa prostaglandin dan tromboksan. Enzim siklooksigenase

(COX) yang terlibat dalam reaksi ini ada 2 tipe, yaitu COX-1 dan COX-2 (Nandave,

Ojha, and Arya, 2006). COX-1 terdapat di kebanyakan jaringan antara lain di pelat-

pelat darah, ginjal, dan saluran cerna (Tjay dan Rahardja, 2002). COX-1 bersifat

konstitutif (selalu ada) dan terlibat dalam homeostasis. COX-2 dalam keadaan normal

tidak terdapat di jaringan tapi diinduksi dalam sel-sel yang meradang (Rang dkk,

2003).

Beberapa NSAID seperti asetaminofen memiliki aktivitas antiinflamasi yang

lemah dan lebih berpotensi sebagai antipiretik dan analgetik karena mekanisme

aksinya sebagai inhibitor COX- 3, sehingga lebih digunakan sebagai antipiretik dan

analgetik daripada sebagai obat antiinflamasi. NSAID selektif COX-2 memiliki efek

samping pada kardiovaskular yaitu dapat meningkatkan resiko terjadinya AMI (Acut

Myocardial Infarction) karena mempunyai penghambatan yang sangat kuat terhadap

COX-2, sedangkan COX-2 mempunyai fungsi fisiologis dalam mensintesa

prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator pada pembuluh darah jantung.

Page 29: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

9

Sebaliknya COX-1 tidak dihambat sehingga akan terjadi trombo embolik oleh

aktivitas tromboxan. Hal ini sangat berbeda dengan golongan NSAID yang bekerja

secara selektif preferential COX-2. Dimana penghambatan pada COX-2 nya tidak

sekuat golongan rofecoxib. Sehingga tidak mengganggu fungsi fisiologis COX-2

yang berguna pada kardiovaskular, sehingga golongan NSAID ini disebut aman

untuk kardiovaskular. Salah satu NSAID yang bekerja selektif preferential COX-2

adalah golongan Nimesulid (Ignatius, Zarraga, and Ernest, 2007).

Lipooksigenase ialah enzim yang mengubah asam arakidonat menjadi

senyawa leukotrien. Leukotrien mempunyai efek kemotaktik yang kuat pada

eosinofil, neutrofil, dan makrofag dan mendorong terjadinya bronkokonstriksi dan

perubahan permeabilitas vaskuler. Kinin dan histamin juga dikeluarkan di tempat

kerusakan jaringan, sebagai unsur komplemen dan produk leukosit dan platelet lain.

Stimulasi membran neutrofil menghasilkan oxyangen free radicals. Anion superoksid

dibentuk oleh reduksi oksigen molekuler yang dapat memacu produksi molekul lain

yang reaktif, seperti hidrogen peroksid dan hydroxyl radicals. Interaksi substansi-

substansi ini dengan asam arakidonat menyebabkan munculnya substansi kemotaktik,

oleh karena itu memperlama proses inflamasi (Wibowo dan Gofir, 2001).

Page 30: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

10

Keterangan : = menghambat

PG = prostaglandin PGI

2 = prostasiklin

TX = troboksan LT = leukotrien HETE = hydroxyeicosatetraenoic acid HPETE = hydroperoxyeicosatetraenoic acid PAF = platelet-activating factor NSAIDs = Non-Steroidal Anti-inflammatory Drugs

Gambar 1. Mekanisme Inflamasi (Rang dkk, 2003)

Page 31: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

11

B. Nyeri

Nyeri adalah suatu kondisi yang tidak nyaman dan menyiksa bagi

penderitanya, namun terkadang nyeri dapat digunakan sebagai tanda adanya

kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan manifestasi dari terjadinya kerusakan

jaringan, dimana nyeri merupakan salah satu gejalanya. Karena dipandang merugikan

maka inflamasi memerlukan obat untuk mengendalikannya (Esvandiary, 2006)

Tjay dan Rahardja (2002) menyatakan bahwa nyeri sebagai perasaan sensoris

dan emosional yang tidak enak serta berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri

sendiri berfungsi untuk mengingatkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh

kita dan dapat memudahkan diagnosis penyakit tersebut dengan melihat sifat dan

tempat terjadinya nyeri tersebut. Walaupun nyeri merupakan petunjuk yang berharga

bagi tubuh, namun pasien merasakannya sebagai hal yang tidak mengenakkan,

menyiksa, dan berusaha untuk bebas darinya (Mutschler, 1986).

Nyeri akan muncul ketika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik

melampaiui ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Ketika terjadi rangsang nyeri dan

melampaui nilai ambang nyeri, maka akan terjadi kerusakan jaringan dan pelepasan

mediator-mediator nyeri (Mutschler, 1986). Mediator nyeri ini terdapat di seluruh

jaringan dan organ tubuh, kecuali di susunan saraf pusat (SSP). Mediator-mediator

nyeri yang juga disebut autocoida ini antara lain histamin, prostaglandin, serotonin,

bradikinin, dan leukotrien. Mediator nyeri ini dapat menyebabkan terjadinya reaksi

peradangan, kejang-kejang, dan demam (Tjay dan Rahardja, 2002).

Page 32: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

12

Menurut DiPiro dkk (2008) proses penghantaran nyeri terdiri atas 4 tahap

yaitu stimulasi, transmisi, persepsi nyeri dan modulasi.

a. Stimulasi

Sensasi nyeri diawali dengan pembebasan reseptor nyeri akibat rangsangan

mekanis, panas, dan kimia. Adanya rangsangan tersebut (noxius stimuli) akan

menyebabkan lepasnya bradikinin, K+, prostaglandin, histamin, leukotrien, serotonin

dan substansi P. Aktivasi reseptor menimbulkan aksi potensial yang ditransmisikan

sepanjang serabut saraf aferen menuju sumsum tulang belakang (Dipiro dkk, 2008)

b. Transmisi

Transmisi rangsang nyeri terjadi di serabut aferen Aδ dan C. Serabut saraf

aferen tersebut merangsang serabut nyeri di berbagai lamina spinal cord’s dorsal

horn melepaskan berbagai neurotransmiter termasuk glutamat, substansi P, dan

kalsitonin (Dipiro dkk, 2008).

c. Persepsi Nyeri

Merupakan titik utama transmisi impuls nyeri. Otak akan mengartikan sinyal

nyeri dengan batas tertentu, sedangkan fungsi kognitif dan tingkah laku akan

memodifikasi nyeri sehingga tidak lebih parah. Relaksasi, pengalihan, meditasi dan

berkhayal dapat mengurangi rasa nyeri. Sebaliknya, perubahan biokimia saraf yang

terjadi pada keadaan seperti depresi dan stres dapat memperparah rasa nyeri (Dipiro

dkk, 2008).

Page 33: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

13

d. Modulasi

Modulasi nyeri melalui sejumlah proses yang kompleks. Telah diketahui

bahwa sistem opiat endogen terdiri atas neurotransmiter-neurotransmiter (seperti

enkhepalin, dinorfin, dan β-endorfin dan reseptor-reseptor ( seperti μ, δ, dan κ) yang

ditemukan dalam sistem saraf pusat. Opioid endogen berikatan dengan reseptor

opioid dan mengantarkan transmisi rangsang nyeri (Dipiro dkk, 2008).

Faktor pertumbuhan neuron atau neuron growth factor (NGF) merupakan

mediator mirip sitokinin yang dihasilkan oleh jaringan di perifer terutama pada

jaringan yang mengalami peradangan dan beraksi secara spesifik pada serabut saraf

aferen serta meningkatkan kemosensitifitas dan kandungan senyawa peptida.

Senyawa peptida dilepaskan di pusat dan di perifer sebagai mediator yang berperan

penting dalam terjadinya nyeri (Rang dkk, 2003). Proses timbulnya nyeri dapat

dilihat pada gambar 2.

Page 34: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

14

Gambar 2. Mekanisme timbulnya nyeri (Rang dkk, 2003) Keterangan : = menginduksi

= menghambat

BK = Bradikinin

5-HT = 5-Hidroksi triptamin (serotonin)

SP = Substansi P

PG = Prostaglandin

NGF = Neuron Growth Factor atau Faktor Pertumbuhan Neuron

CGRP = Calcitonin gene-related peptide

NA = Nor Adrenalin

GABA = Gama Amino Butiric Acid (asam γ- aminobutirat)

+ -

Page 35: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

15

Menurut Greene dan Harris (2000), ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat

dalam transmisi nyeri yaitu:

1. serabut A-β : berukuran besar, bermielin, cepat dalam menyalurkan impuls

(30-100 m/detik), memiliki ambang nyeri yang rendah dan merespon terhadap

sentuhan ringan;

2. serabut A-δ : berukuran kecil, bermielin tipis, dan memiliki kecepatan

konduksi yang lebih rendah (6-30 m/detik). Serabut ini merespon terhadap tekanan,

panas, zat kimia, dan memberi reaksi terhadap nyeri yang tajam, serta menimbulkan

refleks penarikan diri atau gerakan cepat lainnya; dan

3. serabut C : berukuran kecil, tidak bermielin, dan memiliki kecepatan

konduksi yang lambat (1-1,25 m/detik). Serabut ini merespon terhadap seluruh jenis

rangsang bahaya dan mentransmisikan nyeri yang lambat dan tumpul.

Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri dalaman

(viseral). Nyeri somatik dibagi lagi atas 2 kualitas yaitu nyeri permukaan dan nyeri

dalam. Apabila rangsang bertempat dalam kulit maka rasa yang terjadi disebut nyeri

permukaan. Sebaliknya nyeri yang berasal dari otot, persendian, tulang, dan jaringan

ikat disebut nyeri dalam. Nyeri permukaan yang terbentuk kira-kira setelah tertusuk

dengan jarum pada kulit, mempunyai karakter yang ringan, dapat dilokalisasi dengan

baik, dan hilang cepat setelah berakhirnya rangsang. Nyeri dalam juga dirasakan

sebagai tekanan, sukar dilokalisasi, dan kebanyakan menyebar di sekitarnya. Contoh

yang paling dikenal dari nyeri dalam adalah sakit kepala yang dalam berbagai

bentuknya merupakan bentuk nyeri yang paling sering. Nyeri dalam seringkali diikuti

Page 36: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

16

oleh reaksi afektif dan vegetatif seperti tidak bergairah, mual, berkeringat, dan

penurunan tekanan darah. Nyeri dalaman (viseral) terjadi antara lain ada tegangan

organ perut, kejang otot polos, aliran darah kurang, dan penyakit yang disertai radang

(Mutschler, 1991).

Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan nyeri

kronik. Nyeri akut diperantarai oleh serabut saraf Aδ dengan adanya rangsang nyeri

mayor (trauma fisik, infark miokard, peptic ulcer) dan bereaksi cepat. Nyeri kronik

diperantarai oleh serabut saraf C (Laurence, Bennet, and Brown, 1997). Nyeri

persisten dapat berupa nyeri akut maupun kronis. Nyeri persisten dipengaruhi oleh

sensitisasi sentral dan kerusakan jaringan perifer (Coderre dan Katz, 1997).

Menurut Mutschler (1991) untuk mempengaruhi nyeri dengan obat, terdapat

kemungkinan-kemungkinan berikut :

1. mencegah sensibilasi reseptor nyeri dengan cara penghambatan sintesis

prostaglandin dengan analgetika yang bekerja perifer,

2. mencegah pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri dengan memakai

anestetika permukaan atau anestetika infiltrasi,

3. menghambat penerusan rangsang dalam serabut saraf sensorik dengan anestetika

induksi,

4. meringankan nyeri atau meniadakan nyeri melalui kerja dalam sistem saraf pusat

dengan analgetika yang bekerja pada pusat atau obat narkosis, dan

5. mempengaruhi pengalaman nyeri dengan psikofarmaka (transkuilansia,

neuroleptika, dan antidepresan).

Page 37: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

17

C. Nanas

1. Klasifikasi umum

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Monocotyledonae (Liliopsida)

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus L. (Van Steenis, 1992)

2. Nama

1. Sinonim

Ananas comosus Merr. , Ananas comosus L., Bromelia comosa L., Ananas

sativus (Lindley) Schulters f, Ananassa sativa Lindl, Bromeliad

2. Nama Daerah :

Sumatera : Ekahauku, anes, nas, henas, kenas, honas, hanas, gona, asit, masit,

enas, kanas, nanas, naneh, kanyas, nyanyas. Jawa : Danas, ganas, nanas, lanas.

Kalimantan : Kanas, samblaka, malaka, uro usan, kayu usan, kayu ujan, belasan.

Nusa Tenggara : Manas, nanas, aruna, fanda pandal, panda jawa, nana, peda, anana,

pedang, parangena, nanasi. Sulawesi : Tuis mongondow, na’asi, nanasi, tuis, tuis ne

walanda, busa, pinang, nanati, lalato, pandang, edan, ekam, hedan, asne,ngewu.

Maluku : Ai nasi, than bababa, kai nasi, bankalo, kampora, kanasoi, anasu, banggala,

Page 38: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

18

bangkala, kai nasu, kambala, kampala, arnasinu, kanasi, kunasin, mangala, nanasi,

nanasu, anasul, kalnasi, nanaki, nanas.

3. Nama asing :

Pineapple (inggris)

3. Morfologi

Herba yang kokoh; tinggi 0,5-1,5 m; pada pangkalnya ada tunas merayap.

Daun bentuk garis, tebal, ulet, 80-120 kali 2-6 cm, denan ujung lancip serupa duri,

sepanjang tepi umumnya dengan duri menempel yang membengkok keatas, dari sisi

bawah bersisik putih. Bunga tersusun dalam bulir yang sangat rapat, terminal(di

ujung) dan bertangkai panjang. Poros bulir besar, pada ujung dengan daun pelindung

yang lebih besar, tidak berisi bunga, merupakan roset yang rapat. Daun pelindung

pada pangkal bunga dengan basis yang diperlebar, bergigi tajam, merah, kekuning-

kuningan atau hijau, panjang 2-5 cm. Buluh kelopak sebagian tenggelam dalam poros

bulir, seperti halnya dengan bakal buah, bersama-sama membentuk tonjolan yang

persegi 5, taju kelopak bulat telur segi tiga, berdaging, panjang + 1 cm, mudah

rontok. Daun mahkota lepas bentuk garis memanjang, panjang + 2 cm, putih dan

ungu, dari dalam pada pangkalnya dengan 2 pinggiran yang menonjol, agak berkuku.

Buah semu berdaging, hijau sampai oranye, biji kecil dan kerapkali tidak menjadi.

Dari Amerika tropis; disini ditanam untuk buahnya, kadang-kadang sebagai

perhiasan; 1-1.300 m. (Anonim, 1987).

Page 39: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

19

4. Kandungan Kimia

Per 100 g nanas mengandung karbohidrat 12.63 g, gula 9.26 g, serat 1.4 g,

lemak 0.12 g, protein 0.54 g, thiamine (Vit. B1) 0.079 mg (6%), riboflavin (Vit.B2)

0.031 mg (2%), niacin (Vit. B3) 0.489 mg (3%), pantothenic acid (B5) 0.205 mg

(4%), vitamin B6 0.110 mg 8%, folat (Vit. B9) 15 μg (4%), vitamin C 36.2 mg

(60%), kalsium 13 mg (1%), zat besi 0.28 mg (2%), magnesium 12 mg (3%), fosfor

8 mg (1%), kalium 115 mg (2%), zinc 0.10 mg (1%).

Nanas juga mengandung enzim bromelain yang merupakan enzim proteolitik

yang berkhasiat sebagai agen antiinflamasi. Selain itu juga dilaporkan terdapat

kandungan vanillin, metil-propil keton, asam n-valerianic, asam isokapronat, asam

akrilat, L(-)-asam malat, asam β-metiltiopropionat metil ester (dan etil ester), 5-

hydroksitriptamine, asam kuainat-1, 4-di-p-kumarin (List dan Horhammer, 1979).

Selain itu nanas juga mengandung beta-karoten.

5. Monografi nanas (Ananas comosus L.)

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

Ananas comosus L. Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus L.) adalah sejenis

tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. Tumbuhan ini

termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae). Perawakan (habitus)

tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau lebih daun yang panjang,

berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset mengelilingi batang yang tebal. Buahnya

dalam bahasa Inggris disebut sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon

Page 40: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

20

pinus. Nama 'nanas' berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang

bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird)

merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga

memiliki peran yang sama (Duke,1979)

2. Bromelain

Bromelain yang didapat dari Ananas comosus L. atau tanaman nanas adalah

nama umum dari famili enzim proteolytik. Penggunaan bromelain yang paling sering

adalah agen anti-inflamasi dan anti-edema, antitrombotik dan aktivitas fibrinolitik

telah dilaporkan (Contreras, et al , 2008). Bromelain dikategorikan sebagai suplemen

makanan oleh FDA Amerika Serikat dan terdapat pada daftar senyawa yang diketahui

aman. Produk yang terdapat di pasaran paling sering dibuat dari bromelain batang,

dimana ekstrak diambil dari jus nanas yang didinginkan yang telah disentrifugasi,

ultrafiltrasi, lipofilisasi, dan senyawa yang telah diolah menjadi tersedia untuk umum

dalam bentuk serbuk, krim, tablet, atau kapsul. Bromelain terbukti lebih efektif ketika

dikonsumsi secara oral. Penelitian in vitro telah menunjukkan bahwa bromelain dosis

rendah dengan mudah terdegradasi oleh inhibitor protease dalam plasma darah dan

itulah sebabnya pemberian oral dapat membantu bromelain mempertahankan aktifitas

proteolitiknya. Direkomendasikan bromelain dikonsumsi saat perut kosong, karena

dapat berinteraksi dengan beberapa macam makanan. Dosis yang direkomendasikan

pada literatur sangat bergantung pada indikasi klinisnya.

Page 41: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

21

D. Obat Antiinflamasi Non Steroid

Pengobatan pasien dengan antiinflamasi mempunyai 2 tujuan utama: pertama,

meringankan rasa nyeri yang sering kali merupakan gejala awal yang terlihat dan

keluhan utama pasien dan kedua, memperlambat atau membatasi proses perusakan

pada jaringan. Pengurangan inflamasi dengan obat-obat antiinflamasi non steroid

seringkali berakibat rasa nyeri mereda selama periode yang bermakna (Katzung,

2001).

Obat anti-inflamasi berdasarkan mekanisme kerjanya secara umum dibagi

dalam 2 (dua) golongan yaitu golongan steroid dan golongan non steroid. Obat

antiinflamasi golongan steroid memiliki daya anti-inflamasi kuat yang mekanismenya

terutama menghambat pelepasan prostaglandin dari sel-sel sumbernya, sedangkan

obat antiinflamasi golongan non steroid (NSAID) bekerja melalui mekanisme lain

seperti inhibisi siklooksigenase yang berperan dalam biosintesis prostaglandin

(Anonim, 1991).

Obat antiinflamasi golongan non steroid (NSAID) memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi, analgetik dan antipiretik (Derle, Gujar, and Sagar, 2006). NSAID

berperan sebagai antiinflamasi dengan satu atau beberapa mekanisme diantaranya

yaitu dengan inhibisi metabolisme asam arakidonat, inhibisi siklooksigenase (COX)

atau inhibisi sintesis prostaglandin, inhibisi lipooksigenase, inhibisi sitokin, pelepasan

hormone steroid, stabilisasi membrane lisosom, dan pelepasan fosforilasi oksidatif

(Kohli, Ali, and Raheman, 2005). Hampir semua NSAID adalah menghambat sintesis

Page 42: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

22

prostaglandin dengan inhibisi COX-1 dan COX-2 (Derle dkk, 2006). Didasarkan

pada selektifitasnya terhadap COX, NSAID dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

golongan yaitu non selektif COX inhibitor, meliputi aspirin, indometasin, diklofenak,

piroksikam, ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat; selektif COX-2 inhibitor

meliputi nimesulid, meloksikam, nabumeton, dan aseklofenak; sangat selektif COX-2

inhibitor meliputi celecoxib, rofecoxib, valdecoxib, parecoxib, etoricoxib dan

lumiracoxib (gambar 3) (Derle dkk, 2006).

NSAID

COX-2 inhibitor Non selektif

COX-2 inhibitor selekt if

COX-2 inhibitor sangat selektif

aspirin indometasin diklofenak piroksikam ibuprofen naproxen asam mefenamat

nimesulid meloksikam nabumeton asekl ofenak

celecoxib rofecoxib valdecoxib parecoxib etoricoxib lumiracoxib

Gambar 3. Klasifikasi obat NSAID (Derle dkk, 2006)

Page 43: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

23

E. Diklofenak

Diklofenak adalah golongan obat nonsteroid dengan aktivitas analgesik,

antiinflamasi, dan antipiretik. Struktur kimia diklofenak ditunjukkan pada Gambar 4.

Cl

Cl

NH

O

HO

Gambar 4. Struktur kimia diklofenak (Hanson, 2000) Diklofenak merupakan obat antiinflamasi yang efektif, memiliki waktu paruh

eliminasi 1-2 jam (Chowdary, Mohapatra, and Murali, 2006), dapat larut di (dalam)

air dan pH asam (1-3) tetapi dengan cepat dapat larut dalam pH bersifat alkali (5-8)

(Manjunatha, Ramana, and Satyanarayana, 2007). Diklofenak juga dapat

menyebabkan gangguan saluran pencernaan dan peptic ulcer dan pendarahan pada

saluran pencernaan bila digunakan dalam jangka panjang (Chowdary, et.al, 2006).

Diklofenak memiliki kecepatan klirens yang tinggi (Yeole, Galgatte, Babla, and

Nakhtat, 2006), dan merupakan salah satu obat NSAID yang banyak digunakan

(Thakare and Singh, 2006).

Aktivitas diklofenak yaitu menghambat enzim siklooksigenase sehingga

pembentukan prostaglandin terhambat (Anonim, 2000). Obat ini adalah penghambat

siklooksigenase yang relatif nonselektif dan kuat (Katzung, 2001). Dosis oral natrium

Page 44: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

24

diklofenak adalah 75-150 mg/hari dalam 2-3 dosis, sebaiknya setelah makan. Dosis

maksimal tiap hari untuk setiap cara pemberian adalah 150 mg (Anonim, 2000).

F. Analgetika

Analgetika adalah senyawa yang dalam dosis terapeutik meringankan atau

menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anestesi umum. Kemajuan penelitian dalam

dasawarsa terakhir ini memberikan penjelasan mengapa kelompok heterogen tersebut

memiliki kesamaan efek terapi dan efek samping. Ternyata sebagian besar efek

samping dan terapinya berdasarkan atas penghambatan biosintesis prostaglandin

(Anonim, 1995).

Berdasarkan potensi kerja, mekanisme kerja, dan efek sampingnya, analgetika

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

3. Analgetika yang berkhasiat kuat, bekerja pada pusat (hipoanalgetika)

4. Analgetika yang berkhasiat lemah (sampai sedang), bekerja terutama pada

perifer dengan sifat antipiretika dan kebanyakan juga mempunyai sifat

antiinflamasi (Mutschler,1986).

Analgetika dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu analgetika opioid

(narkotik) dan analgetika non narkotik.

Page 45: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

25

1. Analgetika Opioid (narkotik)

Analgetika narkotik merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat

seperti opium dan morfin. Meskipun memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik

yang lain, golongan obat ini terutama digunakan untuk meredakan atau

menghilangkan rasa nyeri. Tetapi semua analgetika opioid menimbulkan adiksi, maka

usaha untuk mendapatkan suatu analgetika yang ideal masih tetap diteruskan dengan

tujuan mendapatkan suatu analgetika yang sama kuat dengan morfin tanpa bahaya

adiksi (Anonim, 1995).

Yang termasuk golongan obat opioid antara lain :

a. obat yang berasal dari opium-morfin.

b. senyawa semi sintetik morfin; dan

c. senyawa sintetik yang berefek seperti morfin

Obat yang melawan efek opioid disebut antagonis opioid. Reseptor tempat

terikatnya opioid ke sel otak disebut reseptor opioid (Anonim, 1995).

2. Analgetika non narkotik

Analgetika non narkotik mempunyai aktivitas antipiretik, disamping

meringankan nyeri. Obat-obatan golongan ini terbukti mempengaruhi metabolisme

atau kerja sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses peradangan. Mekanisme

kerjanya yakni menghambat atau menghalangi biosintesis prostaglandin dan

metabolisme yang bersangkutan yang merupakan penyebab nyeri, demam dan

radang. Analgetika non narkotik mempunyai mekanisme perifer maupun sentral

dalam meredakan nyeri (Hite, 1995).

Page 46: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

26

Analgetika golongan ini diabsorbsi dengan baik dan cepat. Kebanyakan

analgetika golongan ini berdaya antipiretik dan atau antiradang. Oleh karena itu obat

ini tidak hanya digunakan sebagai obat anti nyeri saja tetapi juga pada gangguan

demam dan peradangan. Obat ini banyak digunakan pada nyeri ringan sampai sedang,

seperti sakit kepala, sakit gigi, otot, perut, haid, dll (Tjay dan Rahardja, 2002).

Obat-obatan golongan ini terbukti mempengaruhi metabolisme atau kerja

sejumlah mediator biokimia dan sel pada proses peradangan. Mekanisme kerjanya

yakni menghambat atau menghalangi biosintesis prostaglandin dan metabolisme yang

bersangkutan yang merupakan penyebab nyeri, demam dan radang. Analgetika non

narkotik mempunyai mekanisme perifer maupun sentral dalam meredakan nyeri

(Hite, 1995).

Menurut Tjay dan Rahardja (2002), rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa

cara yakni :

1. merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri perifer dengan analgetika

perifer

2. merintangi penyaluran rangsangan di saraf–saraf sensoris, misalnya dengan

anastetika lokal.

3. blokade pusat di SSP dengan analgetika sentral (narkotika) atau dengan anastetika

umum.

Page 47: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

27

Untuk memperoleh efek analgesik yang optimal dari suatu obat, diperlukan

beberapa kriteria atau sifat–sifat farmakokinetika sebagai berikut :

1. diabsorbsi dengan cepat dan sempurna, dengan ketersediaan hayati absolut

(100 %).

2. terdistribusi secara cepat dan baik ke jaringan target dengan konsentrasi yang

tidak terlalu tinggi di organ–organ untuk mengurangi efek samping.

3. eliminasinya cepat, baik melalui hepar maupun ginjal untuk mencegah

terjadinya penimbunan obat, khususnya pada penderita ginjal dan hepar

(Soelistiono, 2002 cit Wiandini, 2005).

G. Parasetamol

Parasetamol diindikasikan sebagai penghilang nyeri ringan sampai sedang.

Kemanjurannya mirip dengan asetosal, tetapi tidak memiliki aktivitas antiinflamasi

yang berarti, parasetamol kurang mengiritasi lambung, oleh karena itu sekarang

secara umum lebih disukai daripada asetosal. Overdosis pada parasetamol khususnya

berbahaya karena dapat mengakibatkan kerusakan hati yang kadang-kadang tidak

tampak dalam 4-6 hari pertama (Anonim, 2000).

Sebagai analgesik sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan

menimbulkan nefropati analgesik (Wilmana, 1995). Gambaran umum dari nefropati

analgetik meliputi gagal ginjal kronis, hipertensi, anemia. Kebanyakan penderita

mengalami nefropati karena memakai kombinasi fenasetin, aspirin, asetaminofen

dalam waktu lama dan jumlah yang berlebihan (Robbins dan Kumar, 1995)

Page 48: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

28

Gambar 5. Struktur kimia parasetamol (Anonim, 1995)

H. Metode Pengujian Daya Analgesik

Secara umum pengujian daya analgesik dilakukan secara in vitro dan in vivo.

Uji in vitro lebih banyak dilakukan untuk menguji aktivitas analgesik sentral, yaitu

dengan menguji kemampuan suatu zat uji dalam menduduki/ berikatan dengan

reseptor (Vogel, 2002).

Uji in vitro yang digunakan untuk menguji aktivitas analgesik sentral antara

lain : survei, ikatan 3H-Naloxone dengan jaringan,

3H-Dihydromorphine yang terikat

reseptor μ opiat otak tikus, 3H-Bremazocine yang terikat reseptor κ opiat pada otak

kecil babi Guinea, penghambatan enkephalinase, reseptor yang terikat nociceptin,

vasoactive intestinal polypeptid (VIP), reseptor yang terikat cannabinoid, reseptor

yang terikat vanilloid (Vogel, 2002). Senyawa-senyawa tersebut mengandung suatu

molekul hidrogen yang bersifat radioaktif 3H (tritium). Dengan adanya senyawa

tersebut akan mempermudah dalam monitoring.

Pengujian daya analgesik oleh Turner (1965), dikelompokkan berdasarkan

golongan analgesik narkotik dan non narkotik.

Page 49: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

29

1. Golongan analgetika narkotik

a. Metode Jepit Ekor

Sekelompok tikus diinjeksi dengan senyawa uji dengan dosis tertentu secara

subkutan atau intra vena. Setelah beberapa menit penjepit langsung dipasang pada

pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis selama 30 menit. Tikus yang diberi

analgetik tidak akan berusaha untuk melepaskan jepitan, sedangkan yang tidak diberi

analgetik akan berusaha untuk melepaskan jepitan. Sehingga respon yang dicatat

adalah ada atau tidaknya usaha untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut.

b. Metode rangsang panas

Pada metode ini alat yang digunakan adalah lempeng panas (hot plate) yang

terdapat silindernya untuk mengendalikan panas. Lempeng panas diatur suhunya

antara 50-55ºC, dilengkapi dengan penangas yang berisi campuran aseton dan etil

formiat dengan perbandingan 1 : 1. Hewan uji yang telah diberi larutan uji secara

subkutan atau peroral diletakkan pada hot plate, kemudian diamati reaksinya ketika

hewan uji mulai menjilat kaki belakang dan kemudian melompat.

c. Metode pengukuran tekanan

Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe yang

dihubungkan pada kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta terdapat pipa

plastik yang diisi dengan cairan. Sisi dari pipa dihubungkan dengan manometer.

Syringe yang pertama diletakkan dengan posisi vertikal dengan ujungnya menghadap

ke atas. Ekor tikus diletakkan di bawah penghisap syringe, ketika tekanan diberikan

pada syringe kedua, maka tekanan akan terhubung pada sistem hidrolik pada syringe

Page 50: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

30

pertama lalu pada ekor tikus. Tekanan yang sama pada syringe kedua akan

meningkatkan tekanan pada ekor tikus, sehingga akan menimbulkan respon dan akan

terbaca pada manometer. Respon tikus yang pertama adalah meronta-ronta kemudian

akan mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan.

d. Metode antagonis nalorfin.

Uji analgetik dengan menggunakan metode ini untuk mengetahui aksi dari

obat-obat seperti morfin, karena mempunyai kemampuan untuk meniadakan aksi dari

morfin. Hewan uji yang bisa digunakan pada metode ini adalah tikus, mencit dan

anjing. Hewan tersebut diberi obat dengan dosis toksik kemudian segera diberi

nalorfin (0,5-10,0 mg/kg BB) secara intravena. Teori menyebutkan bahwa nalorfin

dapat menggantikan ikatan morfin dengan reseptornya, sehingga ikatan antara morfin

dengan reseptornya terlepas.

e. Metode potensiasi petidin

Metode ini kurang baik karena hewan uji yang cukup banyak, tiap kelompok

terdiri dari tikus sebanyak 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi 3 bagian yang

diberi petidin dengan dosis 2, 4, dan 8 mg/kg. Setengah kelompok yang lainnya diberi

senyawa uji dengan dosis 20% dari LD50

. Persen daya analgesik dihitung dengan

metode rangsang panas.

f. Metode kejang oksitosin

Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituari posterior,

yang dapat menyebabkan konstraksi uterus sehingga menimbulkan kejang pada tikus.

Page 51: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

31

Responnya berupa kontraksi abdominal, sehingga menarik pinggang dan kaki ke

belakang. Penurunan jumlah kejang diamati dan ED50

dapat diperkirakan. Selain

morfin senyawa analgetik yang dapat diuji dengan menggunakan metode ini adalah

heroina, metadon, kodein, dan meperidina.

g. Metode pencelupan pada air panas

Tikus disuntik secara intra peritonial dengan senyawa uji, kemudian ekor

tikus dicelupkan pada air panas (suhu 58º C). Respon tikus terlihat dari hentakan

ekornya menghindari panas.

2. Golongan analgetika non narkotika

a. Metode rangsang kimia

Metode ini menggunakan zat kimia yang diinjeksikan pada hewan uji secara

intraperitoneal, sehingga akan menimbulkan nyeri. Beberapa zat kimia yang biasanya

digunakan antara lain asam asetat dan fenil kuinon. Metode ini sederhana,

reproducible (dapat diulang-ulang hasilnya), dan cukup peka untuk menguji senyawa

analgetik dengan daya analgetik lemah, namun mempunyai kekurangan yaitu masalah

kespesifikasinya. Oleh karena itu metode ini sering digunakan untuk penapisan

(screening). Daya analgetik dapat dievaluasi menggunakan persen penghambatan

terhadap geliat menggunakan persamaan menurut Handershot dan Forsaith.

% proteksi rangsang nyeri = (100 – [(P/K) x 100])%

P : jumlah kumulatif geliat mencit yang diberi perlakuan.

K: jumlah kumulatif geliat mencit kelompok kontrol.

Page 52: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

32

Hewan uji yang digunakan pada metode ini dapat bermacam-macam, antara

lain : anjing, marmot, tikus, merpati, dan mencit. Untuk mencit, yang sering

digunakan adalah mencit betina, dikarenakan kepekaan terhadap rangsang lebih besar

daripada yang jantan. Respon mencit yang biasa diamati adalah lompatan dan

konstraksi perut dengan disertai tarikan kaki belakang (rentangan) yang disebut geliat

(Soerjandari, 1991 cit Putra, 2003).

b. Metode pedodolometri

Hewan uji diletakkan pada kandang yang bagian atasnya terbuat dari kepingan

metal sehingga bisa dialiri arus listrik. Respon yang timbul yaitu ketika hewan uji

mengeluarkan teriakan dengan pengukuran dilakukan tiap 10 menit selama 1 jam.

c. Metode rektodolometri

Tikus diletakkan di sebuah kandang yang dibuat dengan alas tembaga yang

dihubungkan dengan sebuah penginduksi berupa sebuah gulungan. Ujung lain dari

gulungan tersebut dihubungkan dengan silinder elektrode tembaga. Sebuah voltmeter

yang sensitif untuk mengubah 0,1 volt dihubungkan dengan konduktor pada gulungan

di bagian atas. Pada penggunaan tegangan 1 sampai 2 volt akan menimbulkan

teriakan pada tikus.

I. Metode Uji Daya Antinflamasi

Secara umum, model inflamasi dibedakan menjadi dua, sesuai dengan jenis

inflamasi, yaitu model inflamasi akut dan model inflamasi kronik. Inflamasi akut

dapat dibuat dengan berbagai cara, yaitu dengan induksi udema kaki tikus,

pembentukan eritema (respon kemerahan) dan pembentukan eksudasi inflamasi,

Page 53: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

33

sedangkan inflamasi kronis dibuat dengan pembentukan granuloma dan induksi

artritis (Gryglewski, 1977).

Beberapa metode yang dapat dipakai untuk mengukur daya antiinflamasi

adalah sebagai berikut:

1. Uji eritema

Eritema (kemerahan) merupakan tanda awal dari reaksi inflamasi. Timbulnya

eritema adalah akibat dari terjadinya sejumlah iritan kimiawi seperti xilem, minyak

kroton, vesikan, histamin, dan bradikinin (Gryanglewski, 1977). Eritema ini dapat

diamati dua jam setelah kulit diradiasi dengan sinar UV. Kelemahan metode ini

adalah eritema dapat dihambat oleh obat yang kerjanya tidak menghambat sintesa

prostaglandin (Turner, 1965).

2. Induksi udema telapak kaki belakang

Pada metode ini induksi udem dilakukan pada kaki hewan percobaan yaitu

tikus jantan atau betina, dengan cara penyuntikan suspensi karagenin secara sublantar

pada telapak kaki kiri bagian belakang. Ukuran udema kaki diukur dengan alat

plestimometer segera setelah injeksi (Khana dan Sharma, 2001). Aktivitas anti-

inflamasi obat ditunjukkan oleh kemampuannya mengurangi udema yang diinduksi

pada kaki tikus (Vogel, 2002).

Keuntungan metode ini antara lain cepat (waktu yang dibutuhkan tidak terlalu

lama) dan pengukuran volume udema dapat dilakukan dengan lebih akurat dan

objektif, mudah dilakukan karena caranya mudah diamati atau visible. Kekurangan

teknik penyuntikan pada telapak kaki tikus atau jika penyuntikan karagenin secara

Page 54: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

34

subplantar tersebut tidak menjamin pembentukan volume udema yang seragam pada

hewan percobaan, akan dapat mempengaruhi nilai simpangan pada masing-masing

kelompok tikus yang cukup besar (Gryanglewski, 1977).

3. Tes granuloma

Hewan uji berupa tikus putih betina galur Wistar diinjeksi bagian punggung

secara subkutan dengan 10-25 ml udara, kemudian 0,50 ml minyak kapas sebagai

senyawa iritan. Pada hari kedua setelah pembentukan kantong, udara dihampakan.

Pada hari keempat, kantung dibuka dan cairan eksudat disedot, selanjutnya diukur

volume cairannya (Turner, 1965). Persen inhibisi granuloma dihitung dengan

membandingkan volume cairan eksudat kelompok perlakuan dengan kelompok

kontrol (Khana dan Sharma, 2001). Model percobaan ini lebih responsif untuk uji

obat antiinflamasi steroid daripada nonsteroid (Turner, 1965).

4. Induksi artritis

Uji ini dilakukan dengan injeksi subkutan ataupun intrakutan suspense

Mycobacterium butyricum dalam minyak mineral. Respon inflamasi lokal

ditunjukkan dengan terbentuknya udema yang diikuti dengan timbulnya penyakit

sistemik imun yang memberikan gejala pembengkakan tungkai dan lengan,

hiperpireksida lokal dan munculnya benjolan pada telinga dan ekor (Gryanglewski,

1977).

5. Percobaan in vitro

Percobaan in vitro berguna untuk mengetahui peran dan pengaruh substansi-

substansi fisiologis seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan lainl-lain dalam

Page 55: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

35

terjadinya inflamasi. Contoh beberapa percobaan in vitro adalah : penghambatan

ikatan reseptor 3H-bradikinin, ikatan reseptor neurokinin, dan uji kemotaksis leukosit

polimorfonuklear (Vogel, 2002).

Metode uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Langford dkk

termodifikasi. Dasar metode ini adalah dengan membuat udema pada telapak kaki

belakang mencit menggunakan karagenin 1%, kemudian kaki dipotong pada sendi

torsocrural dan ditimbang. Prosentase daya antiinflamasi dapat dihitung dari

perubahan bobot kaki hewan uji.

Adapun rumus aslinya adalah sebagai berikut :

Daya antiinflamasi (dalam %) = %100xD

DU −

Keterangan :

U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki

normal (kaki kanan)

D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat

kaki normal (kaki kanan)

Page 56: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

36

Karena prosentase daya anti-inflamasi dihitung dari pengurangan bobot udema maka

rumus di atas diubah menjadi sebagai berikut:

Daya antiinflamasi (dalam %) = %100xU

DU −

Keterangan:

U = rata-rata bobot kaki kelompok karagenin dikurangi rata-rata bobot

kaki kelompok normal (tanpa perlakuan)

D = rata-rata bobot kaki kelompok perlakuan dikurangi rata-rata bobot

kaki kelompok normal (tanpa perlakuan).

Letak perbedaannya adalah bahwa pada metode Langford, persen (%) daya

antiinflamasi kelompok perlakuan merupakan hasil selisih rata-rata berat kaki

kelompok karagenin dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan

dengan rata-rata berat kaki kelompok perlakuan, sedangkan pada cara perhitungan

yang digunakan adalah persen (%) daya antiinflamasi kelompok perlakuan

merupakan hasil perbandingan selisih rata-rata berat kaki kelompok karagenin dengan

rata-rata berat kaki kelompok perlakuan dibandingkan dengan rata-rata berat kaki

kelompok karagenin. Kedua cara perhitungan ini sama-sama dapat memberikan hasil

negatif (-) bila harga U < D.

Page 57: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

37

J. Landasan Teori

Bromelain adalah senyawa yang memiliki aktivitas analgesik dan anti-

inflamasi, ditunjukkan oleh penelitian (Gaspani, 2002) dan (Brien, 2004), karena

bromelain dapat menurunkan nilai PGE2 dan substansi P dan nanas mengandung

bromelain, sehingga diduga nanas memiliki aktivitas analgesik dan anti-inflamasi

juga.

Digunakan jus karena lebih praktis, dan aplikatif, sehingga nantinya jika

terbukti berkhasiat, maka proses pengolahannya hanya memerlukan sedikit waktu dan

biaya saja. Selain itu jus dibuat dengan menggunakan blender, sehingga

homogenitasnya terjaga.

Banyak metode yang dapat digunakan untuk menguji efek analgesik dan anti-

inflamasi, namun untuk skrining awal untuk penapisan farmakologi cukup

menggunakan metode rangsang kimia dan metode Langford yang dimodifikasi. Pada

metode Langford yang dimodifikasi digunakan karagenin yang menginduksi

inflamasi dalam 2 fase, fase pertama terjadi sekitar 60 menit setelah induksi

karagenin, dimana terjadi pelepasan histamin, seritonin dan bradikinin. Fase kedua

berlangsung sekitar 60 menit sampai kurang lebih 3 jam setelah injeksi. Fase ini

berhubungan dengan pelepasan radikal bebas neutrofil seperti hidrogen peroksida,

superoksida, radikal hidroksil serta prostaglandin (Suleyman, Demircan, Karagoz,

Oztasan, dan Suleyman, 2004) Sedangkan asam asetat merupakan iritan yang dapat

merusak jaringan secara lokal. Setelah pemberian secara intraperitoneal, asam asetat

akan menyebabkan perubahan pH di dalam rongga perut akibat pembebasan ion H+

Page 58: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

38

dari asam asetat dan menyebabkan luka pada membran sel. Fosfolipid dari membran

sel akan melepaskan asam arakhidonat yang pada akhirnya akan membentuk

prostaglandin dan menimbulkan nyeri (Wilmana,1995). Kedua metode tersebut

dipilih karena cakupan untuk menguji efek analgesik dan anti-inflamasinya cukup

luas, sehingga sekalipun belum diketahui secara spesifik bagaimana mekanisme

efeknya tetap dapat terlihat efeknya melalui metode ini.

K. Hipotesis

Jus buah nanas (Ananas comosus L.) memiliki efek anti-inflamasi dan efek

analgesik terhadap mencit putih betina.

Page 59: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian tentang efek analgesik dan anti-inflamasi jus buah nanas (Ananas

comosus L.) pada mencit betina galur Swiss ini merupakan jenis penelitian

eksperimental murni rancangan acak lengkap pola satu arah.

B. Metode Uji yang Digunakan

Metode yang digunakan untuk uji daya analgesik dalam penelitian ini adalah

metode rangsang kimia, sedangkan metode yang digunakan untuk uji daya

antiinflamasi adalah metode Langford yang dimodifikasi.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel utama

a. Variabel bebas : dosis jus buah nanas (Ananas comosus L.)

Dosis jus buah nanas yang digunakan adalah jumlah gram nanas tiap kilogram

berat badan hewan uji.

b. Variabel tergantung : daya analgesik dan daya antiinflamasi jus buah nanas

Daya analgesik jus buah nanas adalah kemampuan yang dimiliki jus buah

nanas untuk mengurangi rasa nyeri dengan ditandai adanya penurunan jumlah geliat

pada hewan uji. Daya anti-inflamasi jus buah nanas adalah kemampuan jus buah

Page 60: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

40

nanas untuk mengurangi proses inflamasi pada kaki mencit yang disebabkan oleh

udema buatan dengan injeksi supensi karagenin 1% subplantar.

2. Variabel terkendali

a. Hewan uji : mencit putih betina galur Swiss

b. Berat badan : 20-30 gram

c. Umur : 2-3 bulan

d. Kondisi hewan uji : sehat

3. Variabel Pengacau Tak Terkendali

Variasi biologis mencit betina yaitu proses absorbsi, distribusi, metabolisme

dan ekskresi dari mencit betina terhadap senyawa uji.

D. Definisi Operasional

1. Geliat adalah keadaan dimana hewan uji merenggangkan kaki belakangnya

hingga batas maksimalnya atau hingga lurus dan perut hewan uji bagian bawah

menyentuh alas tempat perlakuan.

2. Injeksi sub plantar adalah injeksi pada telapak kaki hewan uji, arah jarum harus

menuju ke jari-jari hewan uji.

3. Sendi torsokrural adalah sendi pada hewan uji yang terdapat pada pergelangan

kaki bagian bawah.

4. Aktivitas analgesik adalah kemampuan untuk menurunkan jumlah geliat pada

hewan uji yang diinduksi oleh asam asetat.

Page 61: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

41

5. Aktivitas antiinflamasi adalah kemampuan untuk mengurangi udema pada kaki

hewan uji akibat injeksi karagenin subplantar.

6. Metode Langford et al. adalah metode uji efek anti-inflamasi dengan cara

membandingkan kaki udem yang telah diinduksi oleh inflamatogen dengan

kelompok perlakuan sehingga dapat diketahui kemampuan perlakuan tersebut

mengurangi udem.

7. Metode rangsang kimia adalah metode uji efek analgetika yang tidak spesifik.

Efek tersebut dilihat dari banyak sedikitnya geliat. Adanya efek analgesik

ditunjukkan dengan penurunan jumlah geliat sebesar 50% dari kontrol negatif.

Semakin sedikit geliat semakin besar efek analgesiknya.

E. Alat dan Bahan Penelitian

1. Bahan penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. Hewan uji yang digunakan yaitu mencit betina galur Swiss, dengan

umur 2-3 bulan, berat badan 20-30 g yang diperoleh dari LPPT UGM

b. Bahan uji yang digunakan Buah nanas (Ananas comosus L.) yang

diperoleh dari penjual nanas di Beringharjo, DIY.

c. Zat inflamatogen : Karagenin tipe I (Sigma Chemical Co.), yang

diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Page 62: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

42

d. Asam asetat sebagai perangsang nyeri, diperoleh dari Laboratorium

Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

e. Parasetamol (Brataco Chemika), sebagai kontrol positif analgesik,

diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

f. Tablet Cataflam D 50 (Novartis Indonesia) yang mengandung kalium

diklofenak 50 mg sebagai kontrol positif.

g. NaCl fisiologis 0,9 % (Otsuka) sebagai pelarut karagenin diperoleh

dari Apotek Kimia Farma

h. Carboxymethylcellulose-natrium (Dai-Ichi Seiyaku Co., Ltd), sebagai

pensuspensi parasetamol diperoleh dari Laboratorium Farmakologi

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

i. Akuades diperoleh dari Laboratorium Biokimia Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Alat penelitian

a. Spuit injeksi 1 ml (Terumo)

b. Spuit injeksi oral 1 ml (Terumo)

c. Alat-alat gelas :gelas beker, pipet tetes, pengaduk, labu takar, labu

ukur, pipet ukur (Pyrek Iwaki Glass)

d. Glassfin

Page 63: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

43

e. Mortir dan stamper

f. Kamera

g. Neraca analitik (Metler Toledo AB 204, Germany),

h. Stopwatch (Olympic),

i. Gunting bedah dan pinset

j. Blender jus merk Phillips

k. Bilik pengamatan mencit

F. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan bahan dan Identifikasi makroskopis Buah Nanas (Ananas

comosus L.)

Pemilihan buah nanas (Ananas comosus L.) yang masih segar dan baik yaitu

yang daging buahnya berwarna kuning dan berair untuk digunakan sebagai bahan uji

penelitian ini. Buah nanas yang digunakan berasal dari tanaman siap panen dari

perkebunan nanas di Blitar, Jawa Timur, yang kemudian diperoleh pada bulan

Agustus 2009 dari pedagang di Beringharjo, DIY.

2. Pembuatan Jus Buah Nanas (Ananas comosus L.)

Buah nanas yang telah dikupas dipotong-potong + 3 cm panjangnya,

dimasukkan ke dalam blender, ditambahkan aquades kemudian diblender sehingga

didapatkan jus buah nanas yang masih mengandung ampas yang terdispersi di

dalamnya. Selanjutnya, agar dapat diinjeksikan peroral, maka konsentrasi jus buah

Page 64: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

44

nanas yang digunakan adalah 22,5% (konsentrasi yang dapat ditarik dan dikeluarkan

oleh spuit oral).

3. Penetapan Konsentrasi Jus Buah Nanas (Ananas comosus L.)

Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1,875; 3,75; dan 7,5

g/kgBB. Penentuan besarnya dosis ini dapat dilihat pada lampiran.

4. Penelitian Efek Analgetik

a. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis asam asetat

Penentuan dilakukan pada konsentrasi 1%, dimana larutan ini dibuat dengan

cara pengenceran asam asetat glasial. Kemudian larutan ini diuji pada 4 peringkat

dosis, yaitu : 25 mg/kgBB; 50 mg/kgBB; 75 mg/kgBB; dan 100 mg/kgBB. Dicari

dosis yang menyebabkan jumlah geliat yang tidak terlalu banyak dan sedikit,

sehingga memudahkan pengamatan.

2. Penetapan kriteria geliat

Penentuan bersarnya daya analgesik dengan metode rangsang kimia

tergantung dengan pengamatan dan jumlah geliat yang terjadi, sehingga disini perlu

ditetapkan kriteria geliat yang sering terjadi. Geliat yang diamati yaitu geliat dengan

kriteria menarik satu atau kedua kaki belakang dan perut hewan uji menempel pada

lantai tempat perlakuan.

Page 65: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

45

3. Penetapan rentang waktu pemberian rangsang

Waktu pemberian rangsang ditetapkan dengan harapan pada selang waktu

pemberian bahan uji dengan asam asetat, telah terjadi absorbsi sehingga dapat

menimbulkan efek. Diuji dengan menggunakan 3 rentang waktu pemberian yang

berbeda yaitu 5, 10 dan 15 menit. Dilihat rentang waktu mana yang memberikan

respon maksimal.

4. Pembuatan larutan CMC Na 1%

Larutan CMC Na 1% dibuat dengan cara menimbang dengan seksama 1 g

serbuk CMC Na kemudian ditaburkan di atas air panas sedikit demi sedikit hingga

mengembang sambil diaduk. Setelah terbentuk larutan kemudian dimasukkan dalam

labu ukur 100 mL dan ditambah aquadest hingga 100 mL lalu digojog.

5. Pembuatan suspensi parasetamol 1%

Suspensi parasetamol 1% dibuat dengan cara menimbang 100 mg parasetamol

kemudian digerus dan ditambahkan CMC Na 1% sedikit demi sedikit hingga volume

10 ml.

6. Penetapan dosis parasetamol

Parasetamol digunakan sebagai kontrol positif sehingga harus memberikan

respon pengurangan geliat. Dosis yang dicobakan adalah dosis pada manusia normal

yaitu 10 mg/kgBB yang kemudian dikonversikan pada mencit diperoleh dosis 91

mg/kgBB, sedangkan kedua dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan dosis sebesar

satu seperempatnya dan menurunkan dosis sebesar tiga perempatnya. Hasil orientasi

digunakan sebagai kontrol positif.

Page 66: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

46

b. Uji Efek Analgetik

Dua puluh lima ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok secara acak, dan

dipuasakan selama 18 jam dengan tetap melakukan pemberian minum. Kelompok I

diberi aquadest sebagai kontrol negatif, kelompok II diberi suspensi parasetamol

dalam CMC Na 1% dengan dosis sesuai hasil orientasi, Kelompok III-V merupakan

kelompok perlakuan dengan pemberian jus buah nanas secara oral. Kemudian

seluruh kelompok pada menit ke-5 setelah pemberian praperlakuan diberi rangsang

kimia asam asetat dosis 100 mg/KgBB (sesuai orientasi) secara intraperitoneal

kemudian respon geliat diamati dengan selang waktu 5 menit selama 1 jam.

c. Perhitungan % Proteksi Geliat (Efek Analgetik)

Besarnya penghambatan jumlah geliat dihitung dengan persamaan Handerson

dan Forsaith yaitu :

% proteksi geliat = (100 – [(P/K) x 100])%

Keterangan :

P= jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah pemberian senyawa uji

K= jumlah rata-rata kumulatif geliat hewan uji kontrol negatif

Data prosentase proteksi geliat tersebut kemudian dianalisis menggunakan

analisa variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%.

Page 67: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

47

Perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif dihitung

menggunakan rumus :

Perubahan % proteksi rangsang nyeri = %100)( xKp

PKp −

Keterangan :

P = % proteksi rangsang nyeri pada tiap kelompok perlakuan

Kp = rata-rata proteksi rangsang nyeri pada kontrol positif (Utami,2000 cit Putra,

2003)

d. Analisis data

Setelah melalui proses di atas, data yang terkumpul dari pengamatan geliat

selama 1 jam pada masing-masing kelompok dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov

untuk melihat normalitas distribusi data. Jika data terdistribusi normal maka

dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Kemudian dilanjutkan

dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (signifikan)

(p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).

5. Penelitian Efek Anti Inflamasi

a. Uji Pendahuluan

1. Pembuatan larutan karagenin

Larutan karagenin yang digunakan sebagai zat peradang dibuat dengan

dengan cara : 100 mg karagenin dilarutkan dalam NaCl fisiologis (0,90%) hingga

Page 68: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

48

volume 10 ml, akan diperoleh larutan karagenin 1% (b/v) yang setara dengan dosis 25

mg/kgBB. Perhitungan karagenin adalah sebagai berikut

Dosis karagenin = (0,05 x 100 mg / 10 ml) : 0,02 kg

= 25 mg/kgBB

2. Orientasi rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi karagenin 1% sub

plantar

Dua belas ekor hewan uji dibagi ke dalam 4 kelompok, kemudian kaki kirinya

diinjeksi dengan karagenin 1% sebanyak 0,05 ml, sedangkan kaki kanannya sebagai

kontrol, hanya disuntik dengan spluit injeksi tanpa karagenin. Setiap kelompok

dikorbankan pada selang waktu tertentu. Waktu pengorbanan adalah 1, 2, 3, dan 4

jam setelah injeksi karagenin. Setelah dikorbankan, kedua kaki belakangnya dipotong

pada sendi torsocrural dan ditimbang. Rentang waktu ditentukan berdasarkan waktu

yang paling efektif untuk karagenin menimbulkan udem yang dapat dilihat dari berat

kakinya.

3. Penetapan dosis diklofenak

Dosis diklofenak dipilih berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya ( Djunarko dan Donatus, 2003). Menurut penelitian, dosis natrium

diklofenak untuk tikus dengan berat badan 250 gram adalah 40 mg/kgBB.

Dosis natrium diklofenak untuk tikus dengan berat badan 200 gram adalah

(200 gram x 40 mg/kgBB) : 250 gram = 32 mg/kgBB

Page 69: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

49

Dari tikus dengan berat badan 200 gram kemudian dikonversikan ke mencit

dengan berat badan 20 gram, perhitungannya sebagai berikut :

0,14 x 32 mg/kgBB = 4,48 mg/kgBB

Sehingga dosis natrium diklofenak untuk mencit dengan berat badan 20 gram

adalah 4,48 mg/kgBB. Kemudian dua dosis lainnya diperoleh dengan menaikkan

dosis sebesar satu seperempatnya dan menurunkan dosis sebesar tiga perempatnya.

Hasil orientasi digunakan sebagai kontrol positif.

4. Orientasi waktu pemberian diklofenak

Dua belas ekor hewan uji dibagi dalam 4 kelompok. Tiap kelompok diberi

diklofenak secara per oral pada selang waktu tertentu. Kelompok I diberi diklofenak

15 menit sebelum diinjeksi dengan karagenin 1%. Kelompok II diberi diklofenak 30

menit sebelum diinjeksi dengan karagenin 1%. Kelompok III diberi diklofenak 45

menit sebelum diinjeksi karagenin 1%. Kelompok IV diberi diklofenak 60 menit

sebelum diinjeksi karagenin 1%. Tiga jam setelah diinjeksi dengan karagenin 1%,

hewan uji dikorbankan. Kedua kaki belakangnya dipotong pada sendi torsocrural

kemudian ditimbang. Waktu pemberian diklofenak ditentukan pada saat kaki

mengalami penurunan udema yang berarti.

b. Uji Efek Anti Inflamasi

Tiga puluh ekor mencit dibagi menjadi 6 kelompok secara acak, dan

dipuasakan selama 18 jam. Kelompok I adalah kontrol negatif karagenin yang

diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin 1%. Kelompok II adalah kontrol negatif aquades

yang diberi aquades 0,5 ml/20gBB setelah itu diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin

Page 70: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

50

1% dengan selang waktu pemberian sesuai orientasi. Kelompok III adalah kelompok

kontrol positif diklofenak secara peroral dengan dosis sesuai orientasi dan setelah itu

diinjeksi 0,05 ml suspensi karagenin 1% dengan selang waktu pemberian sesuai

orientasi. Kelompok IV-VI sebagai kelompok perlakuan dengan pemberian jus nanas

(Ananas comosus L.) peroral dosis 1,875; 3,75; dan 7,5 g/kgBB. Kemudian diinjeksi

0,05 ml suspensi karagenin 1% subplantar pada kaki kiri dengan selang waktu

pemberian sesuai orientasi sementara kaki kanan disuntik dengan spuit tanpa

suspensi karagenin dan mencit dikorbankan, kedua kaki belakang dipotong pada

sendi torsocrural kemudian ditimbang.

c. Perhitungan % Efek Anti Inflamasi

Metode Langford dkk (1972) yang telah dimodifikasi digunakan untuk

mengetahui efek anti inflamasi, yang dihitung dalam persen (%) daya anti inflamasi

dengan rumus sebagai berikut :

% daya antiinflamasi =

− %100x

UDU

Keterangan :

U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki

normal (kaki kanan)

D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat

kaki normal (kaki kanan)

Page 71: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

51

Untuk mengetahui % potensi relatif daya antiinflamasi jus buah nanas

terhadap diklofenak sebagai kontrol positif digunakan rumus :

% potensi relatif daya antiinflamasi = %100xDAdDAp

Keterangan : DAp = % daya antiinflamasi kelompok perlakuan

DAd = % daya antiinflamasi larutan diklofenak

d. Analisis data

Setelah melalui proses di atas, data yang terkumpul dari hasil penimbangan

bobot kedua kaki belakang mencitdam telah diubah menjadi persen (%) daya

antiinflamasi pada masing-masing kelompok dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov

untuk melihat normalitas distribusi data. Jika data terdistribusi normal maka

dilanjutkan dengan ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Kemudian dilanjutkan

dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan antar kelompok bermakna (signifikan)

(p<0,05) atau tidak bermakna (tidak signifikan) (p>0,05).

Page 72: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Makroskopis

Buah nanas berwarna kuning dan berbentuk oval, memiliki mahkota daun

yang runcing dan bergerigi. Panjang antara 11-16 cm, mempunyai diameter antara 8-

11 cm, berasa manis dan mengeluarkan bau yang khas.

B. Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan diperlukan untuk validasi metode uji yang akan digunakan

untuk penelitian ini. Uji pendahuluan yang dilakukan dibagi menjadi 2, uji

pendahuluan untuk uji analgesik meliputi penetapan geliat mencit, orientasi dosis

asam asetat, orientasi dosis parasetamol dan orientasi rentang waktu pemberian asam

asetat. Uji pendahuluan kedua adalah untuk uji anti-inflamasi meliputi orientasi

rentang waktu pemotongan kaki, orientasi rentang waktu pemberian diklofenak dan

orientasi dosis diklofenak.

1) Uji Pendahuluan Anti-inflamasi

a. Orientasi rentang waktu pemotongan kaki

Tujuan orientasi rentang waktu pemotongan kaki adalah untuk menentukan

untuk menentukan rentang waktu pemotongan kaki yang tepat, yaitu pada saat udema

yang dihasilkan maksimal. Dalam orientasi ini rentang waktu pemotongan kaki yang

digunakan adalah 1, 2, 3, dan 4 jam setelah injeksi karagenin subplantar. Data bobot

udema kaki mencit yang diperoleh dari hasil orientasi dianalisis secara statistik

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk untuk mengetahui normalitas

Page 73: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

53

distribusi data. Selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi satu arah dengan taraf

kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan di antara setiap kelompok. Untuk

melihat perbedaan antar kelompok maka dilanjutkan dengan uji Scheffe sehingga bisa

diketahui kelompok mana yang berbeda dan apakah perbedaan itu bermakna secara

statistik atau tidak.

Tabel I. Rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu pemotongan kaki Kelompok Perlakuan

(jam) Rata-rata bobot udema dalam

miligram (X + SE) 1 jam 123,5 + 0,6 2 jam 112,8 + 6,2 3 jam 153,2 + 1,7 4 jam 112,6 + 4,1

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 6. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu

pemotongan kaki

Rentang waktu pemotongan kaki 4 jam 3 jam 2 jam 1 jam

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0

Orientasi rentang waktu pemotongan kaki

Bobot udema (mg)

Page 74: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

54

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa keempat kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya

untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji

Scheffe. Data dan analisisnya dapat dilihat di tabel II.

Tabel II. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada penetapan rentang waktu pemotongan kaki

Waktu 1 jam 2 jam 3 jam 4 jam 1 jam - TB B TB 2 jam TB - B TB 3 jam B B - B 4 jam TB TB B -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa pada rentang waktu pemotongan kaki 3 jam

berbeda secara signifikan terhadap rentang waktu pemotongan kaki 1, 2, dan 4 jam

setelah mencit diinjeksi karagenin 1% secara subplantar. Selain itu pada rentang

waktu pemotongan kaki 3 jam menimbulkan udema yang paling tinggi yang artinya

karagenin menginduksi secara maksimal pada jam tersebut sehingga dipilih rentang

waktu pemotongan kaki 3 jam.

b. Orientasi dosis diklofenak

Tujuan orientasi dosis diklofenak adalah menetapkan dosis diklofenak yang

paling efektif dalam mengurangi bobot udem pada kaki mencit. Dosis natrium

diklofenak untuk mencit dengan BB 20 g yang digunakan dalam orientasi ini adalah

4,48 mg/kgBB (Djunarko dan Donatus, 2003). Kemudian ditambah dua dosis lainnya

Page 75: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

55

untuk diuji yaitu diambil 25% dosis di atasnya dan 25% dosis di bawahnya sehingga

didapat 2 dosis lainnya yaitu 3,36 dan 5,6 mg/kgBB. Rata-rata bobot udema pada

orientasi dosis diklofenak dapat dilihat di tabel III.

Tabel III. Rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak Kelompok Dosis

(mg/kgBB) Rata-rata bobot udema dalam

miligram (X + SE) 3,36 76,9 + 4,2 4,48 59,3 + 2,4 5,6 69,5 + 1,6

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 7. Diagram batang rata-rata bobot udema pada orientasi dosis

diklofenak Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,001 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya untuk

Dosis diklofenak 5,6 mg/kgBB 4,48 mg/kgBB 3,36 mg/kgBB

80.0

60.0

40.0

20.0

0.0

Orientasi dosis diklofenak

Bobot udema (mg)

Page 76: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

56

mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Data dan analisisnya dapat dilihat di tabel IV.

Tabel IV. Hasil uji Scheffe rata-rata bobot udema pada orientasi dosis diklofenak Kelompok Dosis

(mg/kgBB) 3,36 4,48 5,6

3,36 - B TB 4,48 B - B 5,6 TB B -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa pada dosis diklofenak 4,48 mg/kgBB

berbeda secara signifikan terhadap dosis diklofenak 3,36 mg/kgBB dan 5,6 mg/kgBB.

Selain itu pada dosis diklofenak 4,48 mg/kgBB menimbulkan udema yang paling

rendah yang artinya diklofenak berefek secara maksimal pada dosis tersebut sehingga

dipilih dosis diklofenak 4,48 mg/kgBB.

c. Orientasi waktu pemberian diklofenak

Tujuan orientasi waktu pemberian adalah menetapkan waktu pemberian

diklofenak yang paling efektif dalam mengurangi bobot udem pada kaki mencit, yang

berarti diklofenak sudah diabsorbsi dan menimbulkan efek. Dosis natrium diklofenak

yang diberikan didasarkan penetapan dosis efektif sebelumnya yaitu 4,48 mg/kgBB.

Waktu pemberian yang diujikan didasarkan pada penelitian Widiyastuti (2008) yaitu

15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit sebelum injeksi suspensi karagenin 1%

subplantar. Rata-rata bobot udema pada orientasi waktu pemberian diklofenak dapat

dilihat pada tabel V.

Page 77: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

57

Tabel V. Rata-rata bobot udema pada orientasi waktu pemberian diklofenak Kelompok Perlakuan

(menit) Rata-rata bobot udema dalam

miligram (X + SE) 15 menit 56,5 + 3,5 30 menit 75,7 + 1,1 45 menit 70,2 + 1,3 60 menit 67,7 + 1,8

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Orientasi waktu pemberian diklofenak

56.5

75.770.2 67.7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 10 20 30 40 50 60 70

Waktu (menit)

Bobo

t ude

ma

(mg)

Gambar 8. Grafik rata-rata bobot udema pada orientasi rentang waktu

pemberian diklofenak Keterangan : waktu pemberian diklofenak adalah sebelum pemberian karagenin

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,001 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa keempat kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya

untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji

Scheffe. Data dan analisisnya dapat dilihat di tabel VI.

Page 78: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

58

Tabel VI. Hasil uji Scheffe bobot udema pada orientasi rentang waktu pemberian diklofenak

Waktu (menit) 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit 15 menit - B B B 30 menit B - TB TB 45 menit B TB - TB 60 menit B TB TB - Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa pada rentang waktu pemberian diklofenak

15 menit berbeda secara signifikan terhadap rentang waktu pemberian diklofenak 30,

45, dan 60 menit sebelum mencit diinjeksi karagenin 1% secara subplantar.

Sedangkan antar waktu pemberian diklofenak selain 15 menit tidak berbeda secara

signifikan. Selain itu pada rentang waktu pemberian diklofenak 15 menit

menimbulkan udema yang paling rendah yang artinya diklofenak telah dapat

menimbulkan efek secara maksimal pada waktu tersebut sehingga dipilih waktu

pemberian diklofenak 15 menit.

2) Uji Pendahuluan Analgesik

a. Penetapan geliat mencit

Kriteria geliat mencit yang digunakan dalam adalah gerakan geliat dengan 1

atau 2 kaki memanjang lurus ke belakang disertai menempelnya perut mencit ke alas.

Respon geliat muncul setelah mencit disuntik asam asetat 1% secara intraperitoneal.

Respon menggeliat tersebut muncul akibat rasa sakit yang diakibatkan oleh

pemberian asam asetat 1%. Respon geliat masing-masing mencit tidak selalu sama

Page 79: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

59

karena rasa sakit sifatnya subyektif. Subyektifitas rasa nyeri dipengaruhi ketahanan

mencit terhadap rangsang nyeri dan diwujudkan dengan respon geliat yang berbeda

pula. Pengamatan geliat setelah pemberian rangsang/induktor nyeri asam asetat

dilakukan setiap 5 menit selama 60 menit. Geliat yang dihitung adalah geliat yang

memenuhi kriteria yang disebutkan di atas. Geliat yang tidak memenuhi kriteria tidak

dihitung. Foto geliat mencit yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada lampiran.

b. Orientasi dosis asam asetat

Uji analgesik pada penelitian ini menggunakan metode induksi rangsang

kimia. Pada metode ini diinjeksikan senyawa penginduksi nyeri, dalam penelitian ini

adalah asam asetat secara intraperitoneal pada mencit putih betina dengan selang

waktu tertentu.

Orientasi dosis asam asetat bertujuan untuk mendapatkan dosis asam asetat

dalam jumlah geliat yang tidak terlalu banyak ataupun sedikit, agar memudahkan

pengamatan. Asam asetat adalah suatu iritan yang merusak jaringan secara lokal yang

menyebabkan nyeri pada rongga perut. Hal itu disebabkan oleh kenaikan ion H+

akibat turunnya pH dibawah 6 yang menyebabkan membran sel luka. Kerusakan

jaringan ini menimbulkan keadaan nyeri yang direspon dengan cara menggeliat untuk

menyesuaikan keadaan.

Konsentrasi yang digunakan adalah berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu

1% (Putra, 2003). Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah, 25; 50; 75; dan

100 mg/kgBB. Hasil orientasi berupa geliat pada empat peringkat dosis dapat dilihat

di tabel VII.

Page 80: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

60

Tabel VII. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam asetat Kelompok Perlakuan

(mg/kgBB) Rata-rata jumlah geliat (X +

SE) 25 26 + 1,2 50 36 + 1,2 75 51 + 1,8 100 76 + 2,1

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 9. Diagram batang rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis asam

asetat.

Dosis asam asetat 100 mg/kgBB 75 mg/kgBB 50 mg/kgBB 25 mg/kgBB

80

60

40

20

0

Orientasi Dosis Asam Asetat

Jumlah geliat

Page 81: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

61

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa keempat kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya

untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji

Scheffe. Data dan analisisnya dapat dilihat di tabel VIII.

Tabel VIII. Hasil Uji Scheffe data geliat mencit pada uji pendahuluan penetapan dosis asam asetat

Kelompok Dosis (mg/kgBB)

25 50 75 100

25 - B B B 50 B - B B 75 B B - B 100 B B B -

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa pemberian asam asetat pada dosis 100

mg/kgBB berbeda bermakna dengan dosis 25 mg/kgBB; dosis 50 mg/kgBB dan dosis

75 mg/kgBB. Demikian juga dengan dosis lainnya, berbeda bermakna satu sama lain.

Pada dosis 100 mg/kgBB menunjukkan bahwa jumlah geliat yang cukup banyak jika

dibandingkan dengan dosis 25 mg/kgBB; dosis 50 mg/kgBB dan dosis 75 mg/kgBB

yang jumlahnya sedikit, maka dipilih dosis 100 mg/kgBB agar mempermudah

pengamatan.

c. Orientasi selang waktu pemberian asam asetat

Orientasi selang waktu pemberian asam asetat dilakukan dengan tujuan

menentukan saat pemberian asam asetat setelah pemberian senyawa uji yaitu kontrol

positif (parasetamol) dan jus nanas secara per oral, sehingga pada selang waktu

tersebut, senyawa uji sudah diabsorbsi dan memberikan efek.

Page 82: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

62

Pada orientasi ini digunakan parasetamol dosis 91 mg/kgBB. Rata-rata jumlah

geliat pada berbagai selang waktu dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Rata-rata jumlah geliat pada berbagai selang waktu pemberian asam asetat. Kelompok Jumlah Geliat (X + SE)

5 menit 16 + 0,9 10 menit 30 + 1,2 15 menit 36 + 1,2

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Orientasi Selang Waktu Pemberian

16.33

29.6736

05

10152025303540

0 5 10 15 20

Waktu (menit)

Rat

a-ra

ta ju

mla

h ge

liat

Gambar 10. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi selang waktu

pemberian asam asetat.

Dari tabel IX pada selang waktu 5 menit dan 10 menit menghasilkan jumlah

geliat yang lebih sedikit dibandingkan dengan selang waktu 15 menit. Untuk melihat

perbedaan antar kelompok maka dilakukan analisis variansi satu arah dan uji Scheffe.

Hasil analisis dapat dilihat di tabel X.

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya untuk

Page 83: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

63

mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Scheffe

taraf kepercayaan 95%.

Tabel X. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian asam asetat.

Kelompok (menit)

5 10 15

5 - B B 10 B - B 15 B B -

Keterangan : B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa antar waktu pemberian berbeda bermakna.

Maka dipilihlah waktu pemberian 5 menit, karena memiliki jumlah geliat paling

sedikit, yang artinya parasetamol sudah dapat menimbulkan efek.

d. Orientasi dosis parasetamol

Parasetamol adalah kontrol positif pada penelitian ini karena sudah terbukti

memiliki daya analgesik sehingga digunakan sebagai pembanding. Tujuan orientasi

ini untuk menentukan dosis parasetamol yang dapat menurunkan jumlah geliat lebih

besar yang artinya paling efektif. Dosis yang digunakan adalah 68,25; 91; dan 113,75

mg/kgBB. Besarnya penghambatan terhadap nyeri dapat dilihat pada tabel XI.

Tabel XI. Rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis parasetamol Kelompok dosis Jumlah Geliat (X + SE) 68,25 mg/kgBB 16 + 0,9

91 mg/kgBB 9 + 1,2 113,75 mg/kgBB 10 + 1,5

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Page 84: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

64

Gambar 11. Grafik rata-rata jumlah geliat pada orientasi dosis parasetamol

Dari tabel XI pada dosis 68,25 mg/kgBB menghasilkan jumlah geliat yang

lebih banyak dibandingkan dengan dosis 91 mg/kgBB dan dosis 113,75 mg/kgBB.

Untuk melihat perbedaan antar kelompok maka dilakukan analisis variansi satu arah

dan uji Scheffe. Hasil analisis dapat dilihat di tabel XII.

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,011 (< 0,05),

hal ini menunjukkan bahwa ketiga kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya untuk

mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok dilanjutkan dengan uji Scheffe

taraf kepercayaan 95%.

dosis 113,75 mg/kgBB dosis 91 mg/kgBB dosis 68,75 mg/kgBB

20

15

10

5

0

Orientasi dosis parasetamol

Dosis Parasetamol

Jumlah Geliat

Page 85: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

65

Tabel XII. Hasil uji Scheffe jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol Kelompok dosis

(mg/kgBB) 68,25 91 113,75

68,25 - B B 91 B - TB

113,75 B TB - Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05)

Dari hasil di atas diketahui bahwa antar dosis parasetamol 68,25 mg/kgBB

berbeda bermakna dengan dosis 91 mg/kgBB dan 113,75 mg/kgBB. Sedangkan dosis

91 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 113,75 mg/kgBB, maka

dipilihlah dosis 91 mg/kgBB, karena memiliki jumlah geliat paling sedikit, yang

artinya parasetamol sudah dapat menimbulkan efek maksimal.

C. Uji Daya Anti-Inflamasi

Daya anti-inflamasi jus buah nanas untuk mengurangi radang dapat diukur

setelah data orientasi antiinflamasi diperoleh. Dari hasil orientasi diperoleh bahwa

rentang waktu pemotongan kaki setelah injeksi suspensi karagenin 1% adalah 3 jam

dan kontrol positifnya adalah diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB yang diberikan 15

menit sebelum pemberian suspensi karagenin 1%. Dengan menggunakan hasil

orientasi, diperoleh rata-rata bobot udema kaki mencit pada kelompok perlakuan

dengan jus buah nanas beserta kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Daya

antiinflamasi ditunjukkan dengan penurunan bobot udema kaki mencit setelah

pemberian suspensi karagenin 1%. Hasilnya dapat dilihat di tabel XIII.

Page 86: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

66

Tabel XIII. Rata-rata bobot udema pada kelompok perlakuan Kelompok Uji Jumlah

subjek uji Rata-rata bobot udema

dalam miligram (X + SE) Karagenin 5 156,9 + 1,4 Aquadest 5 150,0 + 1,2

Diklofenak 5 68,4 + 0,5 Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 5 77,4 + 2,5 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 5 67,8 + 2,1 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 5 70,4 + 1,7

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 12. Diagram batang rata-rata bobot udema kaki mencit kelompok

perlakuan Keterangan : Cara membaca kode : JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Kelompok Perlakuan

JBN 7,5 JBN 3,75 JBN 1,875 kontrol diklofenak

kontrol aquades

kontrol karagenin

200.0

150.0

100.0

50.0

0.0

Bobot Udema pada Kelompok Perlakuan

Bobot Udema (mg)

Page 87: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

67

Hasil perlakuan menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol karagenin 1%

menghasilkan rata-rata bobot udema yang paling besar diantara kelompok perlakuan

lainnya. Kelompok kontrol aquadest juga menghasilkan rata-rata bobot udema yang

besar. Ini berarti karagenin 1% dan aquades tidak memiliki daya anti-inflamasi. Pada

kelompok kontrol positif diklofenak, rata-rata bobot udema sangat kecil dibandingkan

kelompok lain, karena diklofenak telah terbukti memiliki daya antiinflamasi sebagai

obat AINS.

Persen daya antiinflamasi pada masing-masing kelompok uji kemudian

dianalisis menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%,

dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000 yang

berarti lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok uji terdapat

perbedaan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar kelompok tersebut

bermakna atau tidak dilanjutkan dengan uji Scheffe. Data dan analisis uji Scheffe

dapat dilihat di tabel XIV.

Page 88: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

68

Tabel XIV. Uji Scheffe persen daya antiinflamasi pada kelompok perlakuan Kelompok % DA + SE Karagenin Aquadest Diklofenak JBN

1,875 JBN 3,75

JBN 7,5

Karagenin 0,00 + 0,93 - TB B B B B Aquadest 4,43 + 0,75 TB - B B B B

Diklofenak 56,14 + 0,41 B B - B TB TB JBN 1,875 48,89 + 1,29 B B B - B B JBN 3,75 56,82 + 1.35 B B TB B - TB JBN 7,5 55,13 + 1,07 B B TB B TB -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05) X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n) JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam

g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB DA = Daya Antiinflamasi

Gambar 13. Diagram batang persen daya antiinflamasi kelompok uji

JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Kelompok Perlakuan

JBN 7,5 JBN 3,75 JBN 1,875 kontrol diklofenak

kontrol aquades

kontrol karagenin

60.0

50.0

40.0

30.0

20.0

10.0

0.0

% Daya Antiinflamasi pada Kelompok Perlakuan

% Daya Antiinflamasi

Page 89: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

69

Berdasarkan tabel XIV diketahui bahwa pada dosis 3,75 g/kgBB dan 7,5

g/kgBB memiliki daya antiinflamasi yang setara dengan kontrol positif diklofenak

dosis 4,48 mg/kgBB, karena kedua kelompok dosis ini dan kontrol positif berbeda

tidak bermakna. Jika dilihat dari rata-rata persen daya antiinflamasinya lebih besar

dibandingkan kelompok yang lain. Pada kontrol positif persen penghambatan nyeri

sebesar 56,14 % sedangkan pada jus nanas dosis 3,75 g/kgBB sebesar 56,82 % dan

pada dosis 7,5 g/kgBB sebesar 55,12%.

Persen daya antiinflamasi meningkat seiring dengan kenaikan dosis jus buah

nanas, dari dosis 1,875 g/kgBB sampai pada puncaknya yaitu dosis 3,75 g/kgBB, dan

terjadi penurunan pada dosis 7,5 g/kgBB. Sehingga dapat disimpulkan dosis 3,75

g/kgBB mempunyai kemampuan daya antiinflamasi yang paling besar dibandingkan

dosis lainnya. Karena belum diujikan apakah jika ditingkatkan lagi dosisnya akan

meningkatkan lagi kemampuan daya antiinflamasinya sehingga belum diketahui

berapa dosis optimal yang sebenarnya untuk jus buah nanas, tetapi jika dibandingkan

antara 3 peringkat dosis jus buah nanas dalam penelitian ini, maka dosis yang paling

optimal untuk jus buah nanas adalah dosis 3,75 g/kgBB.

Kelompok perlakuan jus buah nanas pada berbagai peringkat dosis dalam

penelitian ini memiliki daya inflamasi walaupun pada dosis 1,875 g/kgBB dan 7,5

g/kgBB lebih kecil dari daya antiinflamasi dikofenak. Karena memiliki daya

antiinflamasi, maka kelompok-kelompok tersebut dapat dibandingkan potensi relatif

Page 90: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

70

daya antiinflamasinya dengan diklofenak yang berfungsi sebagai kontrol positif.

Rata-rata persen (%) potensi relatif kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel XV.

Tabel XV. Rata-rata persen (%) daya antiinflamasi dan rata-rata persen (%) potensi relatif kelompok jus buah nanas pada 3 peringkat dosis dibandingkan diklofenak

Kelompok Uji % daya antiinflamasi

% potensi relatif daya antiinflamasi

Diklofenak* 56,14 100 Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 48,89 87,09 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 56,82 101,20 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 55,13 98,21

Keterangan :

* = dosis 4,48 mg/kgBB

Potensi relatif kelompok perlakuan jus nanas dosis 1,875 g/kgBB dan 7,5

g/kgBB < 100%, artinya pada dua kelompok dosis tersebut pada penelitian ini

memiliki potensi yang lebih kecil daripada diklofenak dalam menghambat

peradangan pada telapak kaki mencit.

Pada kelompok perlakuan jus nanas dosis 3,75 g/kgBB besarnya potensi

relatif > 100% yaitu 101,20 %, artinya jus nanas dosis 3,75 g/kgBB pada penelitian

ini memiliki potensi yang hampir sama dengan diklofenak dalam menghambat

peradangan pada telapak kaki mencit.

Terjadinya peradangan dapat disebabkan karena mediator yang

memperantarai peradangan (prostaglandin, leukotrien,dll) akan memicu terjadinya

inflamasi. Pada penelitian ini jus buah nanas mengandung enzim bromelain. Menurut

Vellini dkk (1986) enzim bromelain memiliki kemampuan untuk menurunkan jumlah

PGE2 dan tromboksan B2 (gambar 14). Pada penelitian Gaspani dkk (2002), juga

menunjukkan penurunan produksi PGE2 dan substansi P secara in vitro dan in vivo.

Page 91: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

71

Dengan penurunan jumlah prostaglandin sebagai mediator peradangan, maka

peradangan juga akan dihambat sehingga dapat dikatakan memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi. Bromelain juga menstimulasi perubahan plasminogen menjadi plasmin

menghambat perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat sehingga inflamasi dapat

dihambat.

Gambar 14. Efek bromelain pada Sintesis Prostaglandin (Kelly, 1996)

D. Uji Daya Analgesik

Daya analgesik jus buah nanas untuk mengurangi rasa nyeri dapat diukur

setelah data orientasi analgesik diperoleh. Dari hasil orientasi diperoleh bahwa zat

penginduksi nyeri yang digunakan adalah asam asetat 1% dengan dosis 100 mg/kgBB

dan kontrol positifnya adalah parasetamol dosis 91 mg/kgBB yang diberikan 5 menit

Page 92: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

72

sebelum pemberian asam asetat. Dengan menggunakan hasil orientasi, diperoleh rata-

rata kumulatif jumlah geliat pada kelompok perlakuan dengan jus buah nanas beserta

kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat di tabel XVI.

Tabel XVI. Rata-rata jumlah geliat pada kelompok perlakuan Kelompok Uji Jumlah

subjek uji Rata-rata jumlah geliat

(X + SE) Aquadest 5 29 + 0,9

Parasetamol 5 9 + 0,8 Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 5 21 + 0,9 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 5 12 + 0,7 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 5 15 + 0,6

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 15. Gambar rata-rata kumulatif jumlah geliat kelompok perlakuan

JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Kelompok Perlakuan JBN 7,5 JBN 3,75 JBN 1,875 kontrol positif kontrol negatif

40

30

20

10

0

Jumlah Geliat Kelompok Perlakuan

Jumlah Geliat

Page 93: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

73

Setelah didapat jumlah kumulatif geliat kelompok perlakuan, maka data

tersebut diolah secara statistik, didapatkan persen penghambatan nyeri yang

dibandingkan dengan kontrol negatif, dan perubahan persen daya analgesik terhadap

kontrol positif. Hasilnya dapat dilihat pada tabel XVII.

Tabel XVII. Persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan Kelompok Uji Jumlah subjek

uji Rata-rata persen penghambatan

nyeri (X + SE) Aquadest 5 0,00 + 2,9

Parasetamol 5 67,8 + 2,6 Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 5 27,4 + 3,7 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 5 58,9 + 2,4 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 5 48,6 + 1,9

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 16. Diagram batang persen penghambatan nyeri kelompok uji

JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Kelompok Perlakuan

JBN 7,5 JBN 3,75 JBN 1,875 kontrol positif kontrol negatif

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

% Penghambatan Nyeri Kelompok Perlakuan

% Penghambatan Nyeri

Page 94: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

74

Persen proteksi nyeri pada masing-masing kelompok uji kemudian dianalisis

menggunakan analisis variansi satu arah dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan

dengan uji Scheffe.

Dari analisis variansi satu arah diketahui nilai probabilitasnya 0,000 yang

berarti lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok uji terdapat

perbedaan. Selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar kelompok tersebut

bermakna atau tidak dilanjutkan dengan uji Scheffe. Data dan analisis uji Scheffe

dapat dilihat di tabel XVIII.

Tabel XVIII. Hasil Uji Scheffe persen penghambatan rangsang nyeri pada kelompok perlakuan

Kelompok Aquadest Parasetamol JBN 1,875 JBN 3,75 JBN 7,5 Aquadest - B B B B

Parasetamol B - B TB B JBN 1,875 B B - B B JBN 3,75 B TB B - TB JBN 7,5 B B B TB -

Keterangan : TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05) B = Berbeda bermakna (p < 0,05) JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam

g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Dari tabel XVIII diketahui bahwa kontrol negatif yaitu aquadest berbeda

bermakna dengan kontrol positif yaitu parasetamol dan kelompok perlakuan jus buah

nanas dalam berbagai tingkat dosis. Hal ini disebabkan oleh perbedaan geliat yang

cukup besar dengan semua kelompok perlakuan, dikarenakan tidak adanya daya

analgesik pada kontrol negatif sehingga tidak dapat menghambat rangsang nyeri.

Sedangkan pada kelompok perlakuan dan jus buah nanas dalam berbagai tingkat

Page 95: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

75

dosis menunjukkan penurunan jumlah geliat yang signifikan. Hal ini menunjukkan

bahwa parasetamol dan jus buah nanas dalam berbagai tingkat dosis memiliki daya

analgesik. Persen penghambatan nyeri yang paling besar dimiliki oleh kontrol positif,

yaitu sebesar 67,8 + 2,6% sedangkan yang paling mendekati pada kelompok uji

adalah pada jus nanas dosis 3,75 g/kgBB, yaitu sebesar 58,9 + 2,4%.

Parasetamol memang sudah terbukti secara teoritis dapat menghambat nyeri

dengan menghambat sintesis prostaglandin. Terbukti dari hasil percobaan persen

prnghambatan nyeri parasetamol mencapai 70% yaitu sebesar 67,8 + 2,6%

Persen penghambatan nyeri meningkat seiring dengan kenaikan dosis jus buah

nanas, dari dosis 1,875 g/kgBB sampai pada puncaknya yaitu dosis 3,75 g/kgBB, dan

terjadi penurunan pada dosis 7,5 g/kgBB. Sehingga dapat disimpulkan dosis 3,75

g/kgBB mempunyai kemampuan penghambatan terhadap nyeri yang paling besar

dibandingkan dosis lainnya.

Selain itu dari tabel XVIII dapat dilihat bahwa antara kelompok jus buah

nanas dosis 3,75 g/kgBB dengan kelompok kontrol positif berbeda tidak bermakna,

yang artinya kelompok jus nanas dosis 3,75 g/kgBB memiliki kemampuan

menghambat nyeri yang hampir sama dengan parasetamol. Pada kontrol positif

persen penghambatan nyeri sebesar 67,8 + 2,6% sedangkan pada kelompok perlakuan

jus buah nanas dosis 3,75 g/kgBB sebesar 58,9 + 2,4% dan jus buah nanas dosis 7,5

g/kgBB sebesar 48,6 + 1,9. Sehingga dapat disimpulkan dosis optimum perlakuan

dengan jus buah nanas pada penelitian ini adalah dosis 3,75 g/kgBB.

Page 96: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

76

Pada dosis 3,75 g/kgBB dapat dikatakan mempunyai efek analgesik, karena

persen penghambatan nyerinya lebih dari 50 %. Hal ini sesuai dengan ketentuan

bahwa adanya aktivitas analgetika lemah dinyatakan jika lebih sedikit terjadi jumlah

geliat mencit sebesar > 50% dari kelompok kontrol (Vogel, 2002). Dari semua dosis

perlakuan, yang memenuhi syarat sebagai suatu analgetika lemah adalah dosis 3,75

g/kgBB. Sehingga peneliti menyarankan untuk menggunakan dosis jus buah nanas

3,75 g/kgBB sebagai pengurang rasa sakit.

Nyeri dapat timbul bersama dengan terjadinya peradangan, karena mediator

yang memperantarai peradangan (prostaglandin, leukotrien, bradikinin, histamin)

akan menstimulasi reseptor nyeri. Pada penelitian ini penghambatan nyeri dilihat dari

penurunan respon geliat. Parasetamol menghambat perubahan asam arakhidonat

menjadi endoperoksida dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga

mediator yang memperantarai peradangan tidak terbentuk.

Dalam penelitian ini jus buah nanas mengandung enzim bromelain. Menurut

Vellini dkk (1986) enzim bromelain memiliki kemampuan untuk menurunkan jumlah

PGE2 dan tromboksan B2. Pada penelitian Gaspani dkk (2002), juga menunjukkan

penurunan produksi PGE2 dan substansi P secara in vitro dan in vivo. Jika substansi

P diturunkan kadarnya, maka rasa nyeri juga akan berkurang dan dengan penurunan

jumlah prostaglandin sebagai mediator peradangan, maka rangsang nyeri akibat

peradangan akan berkurang.

Perubahan persen penghambatan rangsang nyeri terhadap kontrol positif dapat

dilihat pada tabel XIX.

Page 97: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

77

Tabel XIX. Perubahan persen penghambatan nyeri pada kelompok perlakuan Kelompok Uji Jumlah subjek uji Perubahan %

penghambatan nyeri (X + SE)

Aquadest 5 100,0 + 4,3 Parasetamol 5 0,0 + 3,8

Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 5 60,6 + 4,7 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 5 13,1 + 3,6 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 5 27,3 + 2,9

Keterangan : X = Mean (Rata-rata) SE = Standard Error (SD/√n)

Gambar 17. Diagram batang perubahan persen penghambatan rangsang nyeri

kelompok perlakuan JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam

g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Kelompok Perlakuan JBN 7,5 JBN 3,75 JBN 1,875 kontrol positif kontrol negatif

125

100

75

50

25

0

Perubahan % Penghambatan Nyeri

Perubahan % penghambatan nyeri

Page 98: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

78

Berdasarkan tabel XIX, kontrol negatif dengan perubahan persen

penghambatan sebesar 100,0 + 4,3 mempunyai perbedaan 100 % dengan kontrol

positif. Hal ini dikarenakan dalam kontrol negatif tidak terjadi penghambatan

rangsang nyeri, sehingga dapat dikatakan tidak memiliki efek analgesik.

Pada kelompok perlakuan jus nanas dalam berbagai peringkat dosis, nilai

terendah dimiliki oleh kelompok dosis 3,75 g/kgBB, yaitu sebesar 13,1 + 3,6 yang

artinya pada dosis ini paling mendekati kontrol positif dalam menurunkan jumlah

geliat mencit. Artinya kemampuan penghambatan nyeri dosis ini mendekati kontrol

positif. Sedangkan pada dua dosis lainnya memiliki kemampuan untuk menghambat

nyeri, namun tidak terlalu kuat. Berdasarkan data-data dari tabel XIX dan gambar 16,

maka dosis yang dipilih oleh peneliti adalah dosis 3,75 mg/kgBB. Hal ini dikarenakan

pada dosis ini persen penghambatan nyerinya paling besar dibandingkan dengan dosis

lainnya, selain itu penurunan jumlah geliatnya juga lebih dari 50 % dibandingkan

kontrol negatif.

Kemampuan ini berkaitan dengan aktivitas enzim bromelain sebagai agen

antiinflamasi. Bromelain dapat menstimulasi perubahan plasminogen menjadi

plasmin dan plasmin menhambat perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat

sehingga inflamasi dapat dihambat. Akibatnya mediator-mediator inflamasi tidak

dikeluarkan, dan tidak terjadi rangsang nyeri.

Page 99: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

79

E. Perbandingan profil parasetamol dengan jus buah nanas

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa parasetamol dan jus buah nanas

mempunyai efek analgesik (penghambatan terhadap rangsang nyeri), yang

ditunjukkan dengan adanya persen penghambatan nyeri. Profil dari keduanya dapat

dilihat dari gambar 18.

Profil kelompok perlakuan

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

0 10 20 30 40 50 60Waktu (menit)

Rat

a-ra

ta g

elia

t

JBN 1,875 JBN 3,75 JBN 7,5 Parasetamol 91 mg/kgBB

Gambar 18. Grafik profil kelompok perlakuan jus buah nanas dan parasetamol

JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Dari gambar 18, dapat dilihat bahwa terdapat persamaan antara profil

kelompok perlakuan jus buah nanas dengan parasetamol. Pada kelompok perlakuan

jus nanas dan parasetamol jumlah geliat terbanyak sama-sama berada pada menit ke-5

setelah pemberian asam asetat yang kemudian terus menurun hingga menit ke-60.

Tetapi penurunan yang drastis terjadi pada menit yang berbeda. Pada kelompok

Page 100: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

80

perlakuan jus buah nanas terjadi pada menit ke-10, sedangkan parasetamol baru

terjadi penurunan yang drastis pada menit ke-20.

Dapat dikatakan bahwa enzim bromelain yang terdapat dalam buah nanas

mempunyai mekanisme aksi yang mirip dengan parasetamol, namun jalur yang

dihambat berbeda, dan menyebabkan kecepatan penghambatan nyerinya juga

berbeda. Sehingga penurunan geliat yang drastis terjadi dalam waktu yang berbeda.

Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan sifat fisika kimia antara enzim

bromelain dan parasetamol ataupun afinitas terhadap reseptor yang berbeda, sehingga

ikatannya terjadi pada reseptor yang berbeda.

F. Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah Nanas

Salah satu mekanisme aksi antiinflamasi dan analgesik bromelain adalah

dengan menghambat produksi kinin dan bradikinin. Ketika terjadi luka pada jaringan

maka akan menstimulasi Hageman factor menjadi protease factor XIIa aktif. Faktor

XIIa kemudian mengaktivasi kinin atau sistem aktivasi kontak, dengan mengkonversi

prekallikrein dalam plasma menjadi kallikrein yang aktif. Kallikrein bekerja pada

kininogen untuk memproduksi kinin, yang merupakan mediator inflamasi yang

menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah. Kinin

berkerja pada fosfolipase dan meningkatkan pelepasan asam arakidonat, yang

kemudian memproduksi mediator inflamasi prostaglandin PGE2 (Stewart, 1993).

Sebagai tambahan, kallikrein memproduksi bradikinin, substansi algogenik

(pemicu nyeri) alami yang paling poten. Bradikinin adalah senyawa yang

Page 101: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

81

bertanggung jawab terhadap sebagian besar nyeri yang berhubungan dengan respon

inflamasi, juga meningkatkan permeabilitas vaskular, menurunkan resistensi arteri

dan menyebabkan kontraksi otot polos. Penelitian menunjukkan bromelain

menyebabkan penurunan kadar bradikinin dan menurunkan kadar prekallikrein dalam

serum. Penurunan prekallikrein artinya penurunan kallikrein, dan kemudian

penurunan pelepasan asam arakidonat dan penghambatan produksi prostaglandin

PGE2. Jika produksi prostaglandin dihambat maka tidak akan terjadi proses

peradangan. (Kelly, 1996; Stewart 1993).

Gambar 19. Mekanisme bromelain menghambat sistem kinin (Kelly, 1996)

Page 102: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

82

Menurut Mynott, Ladhams, Scarmato, dan Engwerda (1999) bromelain

merupakan enzim proteolitik yang dapat menghambat sinyal sel dan produksi sitokin

yang kemudian menyebabkan produksi IL-2 terhambat, tetapi bromelain tidak toksik

dan tidak mempengaruhi proliferasi sel. IL-2 adalah salah satu pro-inflammatory

cytokine sehingga jika dihambat maka kemungkinan inflamasi dari respon imun

dapat dihambat juga oleh bromelain. Dari hasil penelitian telah diketahui jus buah

nanas mempunyai efek antiinflamasi (penurunan udema pada kaki) dan analgesik

(penghambatan terhadap rangsang nyeri), yang ditunjukkan dengan adanya persen

daya antiinflamasi dan persen penghambatan nyeri. Perbandingan persen daya

antiinflamasi dan persen pengambatan nyeri pada tiap dosis jus buah nanas dapat

dilihat pada tabel XX.

Tabel XX. Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah Nanas pada Berbagai Peringkat Dosis

Kelompok Uji % daya antiinflamasi % penghambatan nyeri Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 48,9 + 1,3 27,4 + 3,7 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 56,8 + 1.4 58,9 + 2,4 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 55,1 + 1,1 48,6 + 1,9

Page 103: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

83

Gambar 19. Histogram Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus

Buah Nanas pada Berbagai Peringkat Dosis JBN = Jus Buah Nanas, angka yang mengikutinya merupakan dosisnya dalam

g/kgBB. Contoh : JBN 7,5 adalah jus buah nanas dosis 7,5 g/kgBB

Dari Tabel XX dan gambar 19 dapat disimpulkan bahwa persen daya

antiinflamasi berhubungan dengan persen penghambatan nyeri, semakin besar persen

daya antiinflamasinya, semakin besar pula persen penghambatan nyerinya, dan persen

daya antiinflamasi baru sebanding dengan persen daya analgesik pada dosis 3,75

keatas. Hal ini berkaitan dengan salah satu manifestasi klinis dari inflamasi yaitu

nyeri. Karena inflamasi dapat menyebabkan nyeri, maka jika inflamasi dihambat

maka nyeri juga dapat dihambat.

Kelompok Perlakuan

60

40

20

0

Perbandingan Daya Antiinflamasi dan Analgesik Jus Buah Nanas

Daya_analgesik Daya_antiinflamasi

% daya antiinflamasi dan analgesik

JBN 1,875 JBN 3,75 JBN 7,5

Page 104: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

84

Dengan demikian suatu obat yang memiliki daya antiinflamasi yang besar

diperkirakan memiliki daya analgesik yang besar juga. Dapat pula disimpulkan

bahwa obat yang memiliki efek antiinflamasi juga memiliki efek analgesik.

Page 105: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Jus buah nanas mempunyai efek antiinflamasi dan analgesik.

2. Efek analgesik jus buah nanas pada dosis 1,875 g/kgBB; 3,75 g/kgBB;

dan 7,5 g/kgBB berturut-turut adalah 27,39%; 58,90%; dan 48,63 %.

3. Efek antiinflamasi jus buah nanas pada dosis 1,875 g/kgBB; 3,75

g/kgBB; dan 7,5 g/kgBB yang dinyatakan oleh daya antiinflamasi

berturut-turut adalah 48,89%; 56,82%; dan 55,13 %.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan penelitian tentang :

1. Penelitian efek analgesik dan antiinflamasi jus buah nanas dengan

dosis yang lebih tinggi.

2. Penelitian mengenai toksisitas dari jus buah nanas

3. Penelitian efek analgesik dan antiinflamasi buah nanas dalam berbagai

bentuk sediaan, yang kemudian dibandingkan aktivitas analgesik dan

antiinflamasinya.

Page 106: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

86

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987, Material Medika Indonesia, Jilid V, 49-52, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1991, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik,

49, 259, Yayasan Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alami Phytomedika, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 649, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, hal 273-274, 357,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengawasan Obat dn Makanan, Jakarta

Brien, S., Lewith, G., Walker, A., Hicks S.M., Middleton D., 2004, Bromelain as a

Treatment for Osteoarthritis: a Review of Clinical Studies, http://ecam.oxfordjournals.org/cgi/reprint/1/3/251.pdf, diakses tanggal 21 Mei 2009.

Chowdary, K.P.R., Mohapatra, P., and Murali Krishna, M.N., 2006, Evaluation of

Olibanum and its Resin as Rate Controlling Matrix for Controlled Release of Diclofenac, Indian J. Pharmacol., 68(4), 497-500.

Coderre, T.J. and Katz, J., 1997, Peripheral and Central Hyperexcitability :

Deferential Signs and Symptoms in Persistent Pain. Behave, Brain. Sci. 20, 404-419.

Contreras, A., Paape, M.J., Miller, R.H., Corrales, J.C., Luengo C., and Sánchez, A.,

Effect of bromelain on milk yield, milk composition and mammary health in dairy goats, Trop Anim Health Prod, Vol 41, 493-498, http://www.springerlink.com/content/e711j16015762346/fulltext.pdf?page=1, diakses tanggal 21 Mei 2009.

Denko CW, 1992, A Role of Neuropeptide in Inflammation, In : Whicher, J. T. and

Evan S. W, Biochemistry of Inflammation, 177-181, Kluwer Pub, London. Derle, D.V., Gujar, K.N., and Sagar, B.S.H., 2006, Adverse Effect Associated with

the Use of Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs : An overview, Indian J. Pharmacol., 68(4), 409-414.

Page 107: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

87

DiPiro, J. T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells,B.G., and Posey, M., 2008, Pharmacotherapy : A Patophysiologic Approach, 7th ed, 989-1002, McGraw-Hill, USA.

Djunarko, I. dan Donatus, I.A., 2003, Pengaruh Perasan Buah Mengkudu (Morinda

citrifolia L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada Mencit Jantan, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 1, 10-17.

Duke, J.A. 1979. Ecosystematic data on economic plants. Quart. J. Crude Drug Res.

17(3–4), 91–110. Esvandiary, J., 2006, Efek Analgetik dan Anti Inflamasi Beta Karoten pada Mencit,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Gaspani, L., Limiroli, E., Ferrario, P., and Bianchi, M., 2002, In vivo and in vitro

effects of bromelain on PGE(2) and SP concentrations in the inflammatory exudate in rat, Department of Pharmacology, University of Milan, Italy.

Greene, R.J., and Harris, N.D., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist : A

Basic for Clinical Pharmacy Practise, second edition, 572-576, Pharmaceutical Press, London.

Gryglewski, R.J., 1977, Some Experimental Models for the Study of Inflammation

and Anti-Inflammatory Drugs, in I. L. Bonta, J. Thomson, and K. Brune, Inflammation: Mechanism and Their Impact on Therapy, 19-21, Birkhaueser Verlag Basel, Rotterdam.

Hanson G.R., 2000, Analgesic, Antipyretic, and Anti Inflammatory Drugs, in

Gennaro (Ed.), Remmington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th Edition, 1456, Lippincott Williams and Wilkins, USA.

Henson P.M. and Murphy S.C., 1989, Mediator of Inflammatory Process, 404,

Elseiver, Amsterdam. Hite, G.J., 1995, Principal of Medicinal Chemisty, diterjemahkan oleh Rasyid R.,

Firma, K., Haryanto, Suwarno, T., dan Murasad, A ., Edisi II, Gadjah Mada Unuversity Press, Yogyakarta

Ignatius, G.E., Zarraga, M.D., dan Ernest R. S., 2007, Coxibs and Heart Disease,

Journal of The American College of Cardiology, 49, 1-14.

Page 108: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

88

Katzung, B.G., 2001, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Edisi 8, Buku 3, hal. 449- 462,637, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kee, J.L. and Hayes, E.R., 1996, Pharmacology: A Nursing Process Approach,

diterjemhkan oleh Peter Anugrah, 1st Edition, 310-321, Penerbit EGC, Jakarta. Kelly, G.S.N.D., 1996, Bromelain: A Literature Review and Discussion of its

Therapeutic Applications, Alt. Med. Rev., 1(4), 244-257 Khanna, N. and Sarma, S.B., 2001, Antiinflammatory and Analgesic Effect of Herbal

Preparation: Septilin, Indian J. Med. Sci., 55(4), 195-202. Kohli, K., Ali, J., and Raheman, Z., 2005, Curcumin: A natural Antiinfammatory

Agent, Indian J.Pharmacol., 37(3), 141-147. Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N., 2005, Robbins and Cotran Pathologic Basis

of Diseases, Seven Edition, 70, Elsevier Saunders, Philadelphia. Langford, F.D., Holmes, P.A., and Emele, J.F., 1972, Objective Methods to

Evaluation of Analgesic/Anti Inflammatory Activity, J. Pharm. Sci., 61(1), 75-77.

Laurence, D.R., Bennet, P.N., and Brown, M.J., 1997, Clinical Pharmacology, 8th

ed., 258,287, Churchill Livingstone, New York. List, P.H. and Horhammer, L., 1979, Hager's handbuch der pharmazeutischen praxis,

vol 2–6, Springer-Verlag, Berlin. Manjunatha, K.M., Ramana, M.V., and Satyanarayana, D., 2007, Design and

Evaluation of Doclofenac Sodium Controlled Drug Delivery Systems, Indian J.Pharmacol, 69(3), 384-389.

Mutschler, E., 1986, Arieneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh Mathilda B.,

Widyanto dan Ranti, Dinamika Obat, 177 – 197, ITB, Bandung. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi ke-5, 205, Penerbit Institut Teknologi

Bandung, Bandung. Mynott, T., Ladhams, A., Scarmato, P., dan Engwerda, C., 1999, Bromelain from

Pineapple Stems, Proteolytically Blocks Activation of Extracellular Regulated kinase-2 in T-cells, J. Immunol., 16(3), 2568–2575.

Page 109: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

89

Nandave, M.D., Ojha, S.K., and Arya, D.S., 2006, Should Selective Inhibitors be Used More?, Indian J. Pharmacol., 68(3), 281-285.

Putra, D.K., 2003, Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel ( Daucus carota L.) pada

Mencit Putih Betina ( kajian terhadap lama masa pemberian), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Price, S.A. and Wilson, L.N., 1992, Patophysiology, dierjemahkan oleh Peter

Anugerah, Edisi 4, Buku I, hal 36-57, EGC, Jakarta. Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th ed .,

231-237, 244-250, 562-567, Churchill Livingstone, London. Robbins, S.L., dan Kumar V.N., 1995, Pathophysiology, diterjemahkan oleh Peter

Anugerah, Patofisiologi, Edisi 4, Buku I, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Sander, M.A., 2003, Atlas Patologi Anatomi, hal 12, UMM Press, Malang. Stewart, J.M., 1993, The Kinin System in Inflammation, Proteases, Protease

Inhibitors and Protease-Derived Peptides: Importance in Human Pathophysiology and Therapeutics, Birkhauser Verlag, Basel., 145-157.

Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., Oztasan, N., and Suleyman, B., 2004,

Anti-Inflammatory Effects of Selective COX-2 Inhibitors, Pol. J. Pharmacol., 56, 775-780

Thakare, M., and Singh,m K.K., 2006, Preparation and Evaluation of Diclofenac

sodium Controlled Release Tablets Using Spray-drying Technology in Aqueous System, Indian J.Pharmacol., 68(4), 530-532.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, 202 – 302, Edisi V, PT. Elex

Media Komputindo, Jakarta. Turner, R.A., 1965, Screening Method in Pharmacology, 100-107, Academic Press,

New York Underwood, J.C.E., 1996, General and Systematic Pathology, diterjemahkan oleh

Sarjadi, Edisi 2, Volume 1, hal. 232-234, Penerbit EGC, Jakarta. Van Steenis, C.G.G.J., 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, Pradnya Paramita,

Jakarta.

Page 110: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

90

Vellini, M., Desideri, D., Milanese, A.,Omini, C., Daffonchio, L., Hernandez, A., and Brunelli, G., 1986, Possible involvement of eicosanoids in pharmacological action of bromelain, Arzneim-Forch/Drug Res, 36, 110-112

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation : Pharmacological Assays, 2nd

Edition, p 669-691, 725, 751-761, Springer, New York. Wiandini, I.G.A., 2005, Daya Analgesik Kombinasi Jus Wortel (Daucus carota L.)

dan Tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) pada Mencit Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Widiyastuti, S., 2008, Aktivitas Antiinflamasi Senyawa 2,5-Bis-(4’-Metoksi-

Benzilidin)-Siklopentanon pada Mencit Betina Galur Swiss dengan Metode Langford Termodifikasi, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Edisi I, 113-115,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam

Ganiswara, S.G.(Editor), Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, hal 207-223, Bagian Farmakologi- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Yeole, P.G., Galgatte, U.C., Babla, I.B., and Nakhtat, P.D., 2006, Design and

Evaluation of Xanthan gum-based Sustained Release Matrix Tablet of Diclofenac sodium, Indian J.Pharmacol., 68(2), 185-189.

Page 111: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

91

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Buah Nanas

Lampiran 2. Foto Jus Buah Nanas

Page 112: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

92

Lampiran 3. Foto geliat mencit yang memenuhi syarat

Page 113: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

93

Lampiran 4. Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan selang waktu pemberian berserta hasil analisis statistiknya

Data jumlah geliat pada penetapan dosis asam asetat dan hasil analisis statistiknya

Menit Dosis 25 mg/kgBB

Dosis 50 mg/kgBB

Dosis 75 mg/kgBB

Dosis 100 mg/kgBB

A B C A B C A B C A B C 5 0 0 2 0 0 0 0 1 0 2 1 1 10 0 2 7 1 10 3 9 14 9 7 14 17 15 6 5 5 7 8 8 11 13 12 18 12 15 20 11 9 7 8 4 6 12 11 11 9 10 4 25 2 6 2 9 5 5 8 7 6 11 5 5 30 1 1 1 2 7 7 4 4 4 2 5 8 35 2 2 2 1 1 2 2 2 2 8 7 9 40 1 2 0 2 1 1 1 2 0 4 4 4 45 0 0 2 2 1 0 1 0 2 4 3 5 50 1 1 0 2 1 2 1 0 1 5 5 4 55 0 0 0 0 0 0 1 0 1 5 4 4 60 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 2 1 ∑ 24 28 26 34 38 35 50 54 48 79 72 77

NPar Tests Descriptive Statistics

12 47.083333 19.8469523 24.0000 79.0000geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

1247.083333

19.84695.176.176

-.145.611.849

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

OnewayDescriptives

geliat

3 26.000000 2.0000000 1.1547005 21.031725 30.968275 24.0000 28.00003 35.666667 2.0816660 1.2018504 30.495522 40.837812 34.0000 38.00003 50.666667 3.0550505 1.7638342 43.077501 58.255833 48.0000 54.00003 76.000000 3.6055513 2.0816660 67.043314 84.956686 72.0000 79.0000

12 47.083333 19.8469523 5.7293216 34.473181 59.693485 24.0000 79.0000

dosis asetat 25dosis asetat 50dosis asetat 75dosis asetat 100Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 114: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

94

ANOVA

geliat

4271.583 3 1423.861 185.721 .00061.333 8 7.667

4332.917 11

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

-9.6666667* 2.2607767 .018 -17.562748 -1.770585-24.666667* 2.2607767 .000 -32.562748 -16.770585-50.000000* 2.2607767 .000 -57.896081 -42.1039199.6666667* 2.2607767 .018 1.770585 17.562748

-15.000000* 2.2607767 .001 -22.896081 -7.103919-40.333333* 2.2607767 .000 -48.229415 -32.43725224.6666667* 2.2607767 .000 16.770585 32.56274815.0000000* 2.2607767 .001 7.103919 22.896081-25.333333* 2.2607767 .000 -33.229415 -17.43725250.0000000* 2.2607767 .000 42.103919 57.89608140.3333333* 2.2607767 .000 32.437252 48.22941525.3333333* 2.2607767 .000 17.437252 33.229415

(J) dos isdosis asetat 50dosis asetat 75dosis asetat 100dosis asetat 25dosis asetat 75dosis asetat 100dosis asetat 25dosis asetat 50dosis asetat 100dosis asetat 25dosis asetat 50dosis asetat 75

(I) dos isdosis asetat 25

dosis asetat 50

dosis asetat 75

dosis asetat 100

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets geliat

Scheffea

3 26.0000003 35.6666673 50.6666673 76.000000

1.000 1.000 1.000 1.000

dosisdosis asetat 25dosis asetat 50dosis asetat 75dosis asetat 100Sig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 115: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

95

Data jumlah geliat pada penetapan selang waktu pemberian dan hasil analisis statistiknya

Menit Waktu pemberian 5 menit

Waktu pemberian 10 menit

Waktu pemberian 15 menit

A B C A B C A B C 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 2 0 0 1 4 4 8 15 2 2 4 0 2 0 5 7 3 20 3 3 4 2 7 2 8 5 1 25 1 4 3 6 4 5 6 3 9 30 4 1 2 5 4 4 2 4 4 35 0 1 0 3 3 2 3 2 4 40 2 0 1 4 3 5 2 3 2 45 3 3 0 3 3 3 3 1 2 50 2 1 0 2 3 1 3 3 1 55 1 0 0 4 3 2 1 2 2 60 0 0 0 0 3 3 1 0 0 ∑ 18 15 16 29 32 28 38 34 36

NPar Tests Descriptive Statistics

9 27.333333 8.8459030 15.0000 38.0000geliatN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

927.3333338.8459030

.197

.188-.197.590.877

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

geliat

3 16.333333 1.5275252 .8819171 12.538750 20.127916 15.0000 18.00003 29.666667 2.0816660 1.2018504 24.495522 34.837812 28.0000 32.00003 36.000000 2.0000000 1.1547005 31.031725 40.968275 34.0000 38.00009 27.333333 8.8459030 2.9486343 20.533770 34.132896 15.0000 38.0000

5'10'15'Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 116: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

96

ANOVA

geliat

604.667 2 302.333 85.031 .00021.333 6 3.556

626.000 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: geliatScheffe

-13.333333* 1.5396007 .000 -18.271230 -8.395436-19.666667* 1.5396007 .000 -24.604564 -14.72877013.3333333* 1.5396007 .000 8.395436 18.271230-6.3333333* 1.5396007 .018 -11.271230 -1.39543619.6666667* 1.5396007 .000 14.728770 24.604564

6.3333333* 1.5396007 .018 1.395436 11.271230

(J) waktu10'15'5'15'5'10'

(I) waktu5'

10'

15'

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets geliat

Scheffea

3 16.3333333 29.6666673 36.000000

1.000 1.000 1.000

waktu5'10'15'Sig.

N 1 2 3Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 117: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

97

Lampiran 5. Data jumlah geliat pada penetapan dosis parasetamol dan hasil analisis statistiknya

Menit Dosis 68,26 mg/kgBB

Dosis 91 mg/kgBB

Dosis 113,75 mg/kgBB

A B C A B C A B C 5 0 0 1 0 0 0 0 0 0 10 6 5 9 0 1 1 3 0 0 15 4 3 3 3 1 2 3 3 3 20 0 0 2 3 2 1 2 2 2 25 1 2 3 1 1 1 0 0 1 30 3 4 0 0 1 0 0 0 1 35 0 0 0 2 1 1 1 1 0 40 1 0 0 0 0 0 0 1 0 45 0 2 0 1 0 1 2 1 0 50 0 0 0 2 2 2 0 2 0 55 0 0 0 0 0 1 1 1 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ∑ 15 16 18 11 9 7 12 11 7

NPar Tests Descriptive Statistics

9 11.777778 3.8980052 7.0000 18.0000GeliatN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

911.7777783.8980052

.144

.144-.129.432.992

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Geliat

3 16.333333 1.5275252 .8819171 12.538750 20.127916 15.0000 18.00003 9.000000 2.0000000 1.1547005 4.031725 13.968275 7.0000 11.00003 10.000000 2.6457513 1.5275252 3.427589 16.572411 7.0000 12.00009 11.777778 3.8980052 1.2993351 8.781506 14.774050 7.0000 18.0000

dosis 68,75 mg/kgBBdosis 91 mg/kgBBdosis 113,75 mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Page 118: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

98

ANOVA

Geliat

94.889 2 47.444 10.675 .01126.667 6 4.444

121.556 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: GeliatScheffe

7.3333333* 1.7213259 .015 1.812596 12.8540706.3333333* 1.7213259 .029 .812596 11.854070

-7.3333333* 1.7213259 .015 -12.854070 -1.812596-1.0000000 1.7213259 .849 -6.520737 4.520737-6.3333333* 1.7213259 .029 -11.854070 -.8125961.0000000 1.7213259 .849 -4.520737 6.520737

(J) Dos isdosis 91 mg/kgBBdosis 113,75 mg/kgBBdosis 68,75 mg/kgBBdosis 113,75 mg/kgBBdosis 68,75 mg/kgBBdosis 91 mg/kgBB

(I) Dos isdosis 68,75 mg/kgBB

dosis 91 mg/kgBB

dosis 113,75 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

Geliat

Scheffea

3 9.0000003 10.0000003 16.333333

.849 1.000

Dosisdosis 91 mg/kgBBdosis 113,75 mg/kgBBdosis 68,75 mg/kgBBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 119: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

99

Lampiran 6. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan setelah diinjeksi karagenin 1% pada rentang waktu tertentu dan hasil analisis

statistiknya

Mencit Bobot udema kaki mencit (gram) pada rentang waktu (jam) setelah diinjeksi karagenin 1% subplantar

Waktu pemotongan 1

jam

Waktu pemotongan 2

jam

Waktu pemotongan 3

jam

Waktu pemotongan 4

jam

1. Kaki Kiri 329,0 312,5 359,0 288,9

Kaki Kanan 206,0 193,8 204,7 168,7

Udema (mg) 123,0 118,7 154,3 120,2

2. Kaki Kiri 324,2 306,0 380,2 275,1

Kaki Kanan 199,4 186,8 224,7 168,8

Udema (mg) 124,8 119,2 155,5 106,3

3. Kaki Kiri 323,0 289,6 334,7 291,6

Kaki Kanan 200,2 189,2 184,9 180,2

Udema (mg) 122,8 100,4 149,8 111,4

Mean udema (mg) + SE

123,5 + 0,6 112,8 + 6,2 153,2 + 1,7 112,6 + 4,1

NPar Tests Descriptive Statistics

12 .125533 .0182045 .1004 .1555udemN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12.125533

.0182045.266.266

-.159.922.363

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

udem

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 120: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

100

Oneway

Descriptives

udem

3 .123533 .0011015 .0006360 .120797 .126270 .1228 .12483 .112767 .0107128 .0061850 .086155 .139379 .1004 .11923 .153200 .0030050 .0017349 .145735 .160665 .1498 .15553 .112633 .0070316 .0040597 .095166 .130101 .1063 .1202

12 .125533 .0182045 .0052552 .113967 .137100 .1004 .1555

1 jam2 jam3 jam4 jamTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

udem

.003 3 .001 25.196 .000

.000 8 .000

.004 11

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: udemScheffe

.0107667 .0053921 .331 -.008066 .029599-.0296667* .0053921 .004 -.048499 -.010834.0109000 .0053921 .322 -.007933 .029733

-.0107667 .0053921 .331 -.029599 .008066-.0404333* .0053921 .001 -.059266 -.021601.0001333 .0053921 1.000 -.018699 .018966.0296667* .0053921 .004 .010834 .048499.0404333* .0053921 .001 .021601 .059266.0405667* .0053921 .001 .021734 .059399

-.0109000 .0053921 .322 -.029733 .007933-.0001333 .0053921 1.000 -.018966 .018699-.0405667* .0053921 .001 -.059399 -.021734

(J) waktu2 jam3 jam4 jam1 jam3 jam4 jam1 jam2 jam4 jam1 jam2 jam3 jam

(I) waktu1 jam

2 jam

3 jam

4 jam

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets udem

Scheffea

3 .1126333 .1127673 .1235333 .153200

.322 1.000

waktu4 jam2 jam1 jam3 jamSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 121: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

101

Lampiran 7. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan waktu pemberian diklofenak dan hasil analisis statistiknya

Mencit

Bobot udema kaki mencit (gram) pada rentang waktu (menit) setelah diberikan diklofenak 4,48 mg/kgBB

Waktu pemberian 15

menit

Waktu pemberian 30

menit

Waktu pemberian 45

menit

Waktu pemberian 60

menit

1. Kaki Kiri 251,7 242,7 246,4 253,8

Kaki Kanan 199,6 164,8 174,2 187,7

Udema (mg) 52,1 77,9 72,2 66,1

2. Kaki Kiri 259,2 218,5 235,7 250,7

Kaki Kanan 195,8 144,0 167,9 183,7

Udema (mg) 63,4 74,5 67,8 67,0

3. Kaki Kiri 253,7 249,7 254,9 228,9

Kaki Kanan 199,7 175,0 184,2 157,1

Udema (mg) 54,0 74,7 70,7 71,8

Mean udema (mg) + SE

56,5 + 3,5 75,7 + 1,1 70,2 + 1,3 67,7 + 1,8

NPar Tests Descriptive Statistics

12 .067683 .0079655 .0521 .0779udemN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12.067683

.0079655.171.124

-.171.593.873

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

udem

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 122: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

102

Oneway Descriptives

udem

3 .056500 .0060506 .0034933 .041469 .071531 .0521 .06343 .075700 .0019079 .0011015 .070961 .080439 .0745 .07793 .070233 .0022368 .0012914 .064677 .075790 .0678 .07223 .068300 .0030643 .0017692 .060688 .075912 .0661 .0718

12 .067683 .0079655 .0022994 .062622 .072744 .0521 .0779

15'30'45'60'Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

udem

.001 3 .000 14.363 .001

.000 8 .000

.001 11

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: udemScheffe

-.0192000* .0030178 .002 -.029740 -.008660-.0137333* .0030178 .013 -.024273 -.003193-.0118000* .0030178 .029 -.022340 -.001260.0192000* .0030178 .002 .008660 .029740.0054667 .0030178 .406 -.005073 .016007.0074000 .0030178 .192 -.003140 .017940.0137333* .0030178 .013 .003193 .024273

-.0054667 .0030178 .406 -.016007 .005073.0019333 .0030178 .935 -.008607 .012473.0118000* .0030178 .029 .001260 .022340

-.0074000 .0030178 .192 -.017940 .003140-.0019333 .0030178 .935 -.012473 .008607

(J) waktu30'45'60'15'45'60'15'30'60'15'30'45'

(I) waktu15'

30'

45'

60'

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets

udem

Scheffea

3 .0565003 .0683003 .0702333 .075700

1.000 .192

waktu15'60'45'30'Sig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 123: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

103

Lampiran 8. Data bobot udema kaki mencit hasil uji pendahuluan dosis diklofenak dan hasil analisis statistiknya

Mencit Bobot udema kaki mencit (gram) pada pemberian diklofenak 3 peringkat dosis

Dosis 3,36 mg/kgBB Dosis 4,48 mg/kgBB Dosis 5,6 mg/kgBB

1. Kaki Kiri 268,4 258,6 265,7

Kaki Kanan 192,8 199,6 194,4

Udema (mg) 75,6 59,0 71,3

2. Kaki Kiri 277,2 252,8 252,4

Kaki Kanan 195,6 195,8 184,2

Udema (mg) 81,6 57,0 68,2

3. Kaki Kiri 258,6 261,5 268,7

Kaki Kanan 185,0 199,7 199,7

Udema (mg) 73,6 61,8 69,0

Mean udema (mg) + SE

76,9 + 4,2 59,3 + 2,4 69,5 + 1,6

NPar Tests

Descriptive Statistics

9 .068567 .0080898 .0570 .0816GeliatN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

9.068567

.0080898.149.132

-.149.446.989

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 124: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

104

Oneway

Descriptives

Geliat

3 .076933 .0041633 .0024037 .066591 .087276 .0736 .08163 .059267 .0024111 .0013920 .053277 .065256 .0570 .06183 .069500 .0016093 .0009292 .065502 .073498 .0682 .07139 .068567 .0080898 .0026966 .062348 .074785 .0570 .0816

dosis 3,36 mg/kgBBdosis 4,48 mg/kgBBdosis 5,6 mg/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

Geliat

.000 2 .000 27.514 .001

.000 6 .000

.001 8

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: GeliatScheffe

.0176667* .0023915 .001 .009997 .025337

.0074333 .0023915 .056 -.000237 .015103-.0176667* .0023915 .001 -.025337 -.009997-.0102333* .0023915 .015 -.017903 -.002563-.0074333 .0023915 .056 -.015103 .000237.0102333* .0023915 .015 .002563 .017903

(J) Dos isdosis 4,48 mg/kgBBdosis 5,6 mg/kgBBdosis 3,36 mg/kgBBdosis 5,6 mg/kgBBdosis 3,36 mg/kgBBdosis 4,48 mg/kgBB

(I) Dos isdosis 3,36 mg/kgBB

dosis 4,48 mg/kgBB

dosis 5,6 mg/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Geliat

Scheffea

3 .0592673 .0695003 .076933

1.000 .056

Dosisdosis 4,48 mg/kgBBdosis 5,6 mg/kgBBdosis 3,36 mg/kgBBSig.

N 1 2Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.a.

Page 125: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

105

Lampiran 9. Data jumlah geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis statistiknya

Menit JBN dosis 1.875 g/kg BB JBN dosis 3.75 g/kg BB JBN dosis 7.5 g/kgBB kontrol negatif kontrol positif 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 10 4 5 4 6 4 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 7 5 2 3 2 2 4 2 4 2 15 3 3 1 4 3 3 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 4 4 4 2 3 2 2 2 20 1 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 5 3 2 3 3 2 0 1 1 3 25 2 2 3 2 2 0 1 0 2 1 3 1 1 1 2 3 4 3 5 5 0 1 1 0 0 30 1 1 3 2 1 0 1 2 1 1 2 3 1 1 1 3 3 3 3 4 0 1 0 1 1 35 2 2 4 2 2 0 0 1 1 1 0 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1 0 0 40 2 0 2 1 2 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 3 2 3 3 2 0 1 0 1 0 45 1 1 1 2 3 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 3 4 3 4 0 0 1 0 1 50 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 0 0 0 0 55 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 2 0 2 0 1 0 0 0 60 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2 1 2 0 0 0 0 1

Total 20 19 23 24 21 10 11 13 14 12 15 16 13 16 14 30 29 28 27 32 8 12 8 9 10

Page 126: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

106

NPar Tests Descriptive Statistics

25 17.3600 7.46034 8.00 32.00GeliatN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

2517.36007.46034

.172

.172-.105.862.448

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Geliat

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Geliat

5 21.4000 2.07364 .92736 18.8252 23.9748 19.00 24.005 12.0000 1.58114 .70711 10.0368 13.9632 10.00 14.005 14.8000 1.30384 .58310 13.1811 16.4189 13.00 16.00

5 9.4000 1.67332 .74833 7.3223 11.4777 8.00 12.00

5 29.2000 1.92354 .86023 26.8116 31.5884 27.00 32.0025 17.3600 7.46034 1.49207 14.2805 20.4395 8.00 32.00

dosis 1,875 g/kgBBdosis 3,75 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBkontrol pos itif(parasetamol)kontrol negatif (aquadest)Total

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

Geliat

1275.760 4 318.940 106.313 .00060.000 20 3.000

1335.760 24

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 127: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

107

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: GeliatScheffe

9.40000* 1.09545 .000 5.6909 13.10916.60000* 1.09545 .000 2.8909 10.3091

12.00000* 1.09545 .000 8.2909 15.7091

-7.80000* 1.09545 .000 -11.5091 -4.0909-9.40000* 1.09545 .000 -13.1091 -5.6909-2.80000 1.09545 .205 -6.5091 .9091

2.60000 1.09545 .267 -1.1091 6.3091

-17.20000* 1.09545 .000 -20.9091 -13.4909-6.60000* 1.09545 .000 -10.3091 -2.89092.80000 1.09545 .205 -.9091 6.5091

5.40000* 1.09545 .002 1.6909 9.1091

-14.40000* 1.09545 .000 -18.1091 -10.6909-12.00000* 1.09545 .000 -15.7091 -8.2909

-2.60000 1.09545 .267 -6.3091 1.1091-5.40000* 1.09545 .002 -9.1091 -1.6909

-19.80000* 1.09545 .000 -23.5091 -16.0909

7.80000* 1.09545 .000 4.0909 11.509117.20000* 1.09545 .000 13.4909 20.909114.40000* 1.09545 .000 10.6909 18.1091

19.80000* 1.09545 .000 16.0909 23.5091

(J) Dos isdosis 3,75 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBkontrol pos itif(parasetamol)kontrol negatif (aquadest)dosis 1,875 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBkontrol pos itif(parasetamol)kontrol negatif (aquadest)dosis 1,875 g/kgBBdosis 3,75 g/kgBBkontrol pos itif(parasetamol)kontrol negatif (aquadest)dosis 1,875 g/kgBBdosis 3,75 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBkontrol negatif (aquadest)

dosis 1,875 g/kgBBdosis 3,75 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBkontrol pos itif(parasetamol)

(I) Dos isdosis 1,875 g/kgBB

dosis 3,75 g/kgBB

dosis 7,5 g/kgBB

kontrol pos itif(parasetamol)

kontrol negatif (aquadest)

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Geliat

Scheffea

5 9.4000

5 12.0000 12.00005 14.80005 21.40005 29.2000

.267 .205 1.000 1.000

Dosiskontrol pos itif(parasetamol)dosis 3,75 g/kgBBdosis 7,5 g/kgBBdosis 1,875 g/kgBBkontrol negatif (aquadest)Sig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

Page 128: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

108

Lampiran 10. Data persen proteksi geliat pada uji efek analgesik berserta hasil analisis statistiknya

Perlakuan 1 2 3 4 5 rata2 JBN 1.875 g 31,51 38,36 21,23 17,81 28,08 27,39 JBN 3.75 g 65,75 62,33 55,48 52,05 58,90 58,90 JBN 7.5 g 48,63 45,21 55,48 45,21 48,63 48,63 kontrol negatif -2,74 0,68 4,11 7,53 -9,59 0,00 kontrol positif 72,60 58,90 72,60 69,18 65,75 67,81

NPar Tests

Descriptive Statistics

25 40.547200 25.4724378 -9.5900 72.6000PersenN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

2540.547200

25.47244.173.104

-.173.863.446

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Persen

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Persen

5 -.002000 6.5865598 2.9455991 -8.180294 8.176294 -9.5900 7.53005 67.806000 5.7314204 2.5631691 60.689502 74.922498 58.9000 72.60005 27.398000 8.1779135 3.6572741 17.243779 37.552221 17.8100 38.36005 58.902000 5.4154012 2.4218410 52.177891 65.626109 52.0500 65.75005 48.632000 4.1927103 1.8750371 43.426063 53.837937 45.2100 55.4800

25 40.547200 25.4724378 5.0944876 30.032694 51.061706 -9.5900 72.6000

kontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

Persen

14812.220 4 3703.055 97.441 .000760.062 20 38.003

15572.282 24

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 129: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

109

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: PersenScheffe

-67.808000* 3.8988779 .000 -81.009215 -54.606785-27.400000* 3.8988779 .000 -40.601215 -14.198785-58.904000* 3.8988779 .000 -72.105215 -45.702785-48.634000* 3.8988779 .000 -61.835215 -35.43278567.8080000* 3.8988779 .000 54.606785 81.00921540.4080000* 3.8988779 .000 27.206785 53.609215

8.9040000 3.8988779 .302 -4.297215 22.10521519.1740000* 3.8988779 .002 5.972785 32.37521527.4000000* 3.8988779 .000 14.198785 40.601215-40.408000* 3.8988779 .000 -53.609215 -27.206785-31.504000* 3.8988779 .000 -44.705215 -18.302785-21.234000* 3.8988779 .001 -34.435215 -8.03278558.9040000* 3.8988779 .000 45.702785 72.105215-8.9040000 3.8988779 .302 -22.105215 4.29721531.5040000* 3.8988779 .000 18.302785 44.70521510.2700000 3.8988779 .182 -2.931215 23.47121548.6340000* 3.8988779 .000 35.432785 61.835215-19.174000* 3.8988779 .002 -32.375215 -5.97278521.2340000* 3.8988779 .001 8.032785 34.435215-10.270000 3.8988779 .182 -23.471215 2.931215

(J) Perlakuankontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBB

(I) Perlakuankontrol negatif

kontrol pos itif

Dosis 1,875 g/kgBB

Dosis 3,75 g/kgBB

Dosis 7,5 g/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Persen

Scheffea

5 -.0020005 27.3980005 48.6320005 58.902000 58.9020005 67.806000

1.000 1.000 .182 .302

Perlakuankontrol negatifDosis 1,875 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBkontrol pos itifSig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

Page 130: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

110

Lampiran 11. Data perubahan persen proteksi geliat terhadap kontrol positif pada uji efek analgesik

Perlakuan 1 2 3 4 5 rata2 JBN 1.875 g 53,53535 48,48485 68,68687 73,73737 58,58586 60,61 JBN 3.75 g 3,030303 8,080808 18,18182 23,23232 13,13131 13,13 JBN 7.5 g 28,28283 33,33333 18,18182 33,33333 23,23232 27,27 kontrol negatif 104,0404 98,9899 93,93939 88,88889 114,1414 100,00 kontrol positif -7,07071 13,13131 -7,07071 -2,0202 3,030303 0,00

NPar Tests Descriptive Statistics

25 40.202020 37.6784827 -7.0707 114.1414Perubahan_proteksiN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

2540.202020

37.6784827.172.172

-.105.862.448

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Perubahan_proteks i

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Perubahan_proteksi

5 100.0000 9.7148404 4.3446087 87.937432 112.062568 88.8889 114.14145 .000000 8.4511114 3.7794519 -10.493441 10.493441 -7.0707 13.13135 60.606061 10.4729502 4.6836457 47.602175 73.609946 48.4848 73.73745 13.131313 7.9855496 3.5712464 3.215944 23.046683 3.0303 23.23235 27.272727 6.5850529 2.9449252 19.096304 35.449150 18.1818 33.3333

25 40.202020 37.6784827 7.5356965 24.649107 55.754933 -7.0707 114.1414

kontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

Perubahan_proteks i

32541.577 4 8135.394 106.313 .0001530.456 20 76.523

34072.033 24

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 131: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

111

Post Hoc Tests Multiple Comparisons

Dependent Variable: Perubahan_proteksiScheffe

100.00000* 5.5325511 .000 81.267330 118.73267039.3939394* 5.5325511 .000 20.661269 58.12661086.8686869* 5.5325511 .000 68.136017 105.60135772.7272727* 5.5325511 .000 53.994602 91.459943-100.00000* 5.5325511 .000 -118.732670 -81.267330-60.606061* 5.5325511 .000 -79.338731 -41.873390-13.131313 5.5325511 .267 -31.863983 5.601357-27.272727* 5.5325511 .002 -46.005398 -8.540057-39.393939* 5.5325511 .000 -58.126610 -20.66126960.6060606* 5.5325511 .000 41.873390 79.33873147.4747475* 5.5325511 .000 28.742077 66.20741833.3333333* 5.5325511 .000 14.600663 52.066004-86.868687* 5.5325511 .000 -105.601357 -68.13601713.1313131 5.5325511 .267 -5.601357 31.863983-47.474747* 5.5325511 .000 -66.207418 -28.742077-14.141414 5.5325511 .205 -32.874084 4.591256-72.727273* 5.5325511 .000 -91.459943 -53.99460227.2727273* 5.5325511 .002 8.540057 46.005398-33.333333* 5.5325511 .000 -52.066004 -14.60066314.1414141 5.5325511 .205 -4.591256 32.874084

(J) Perlakuankontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBkontrol negatifkontrol pos itifDosis 1,875 g/kgBBDosis 3,75 g/kgBB

(I) Perlakuankontrol negatif

kontrol pos itif

Dosis 1,875 g/kgBB

Dosis 3,75 g/kgBB

Dosis 7,5 g/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Homogeneous Subsets Perubahan_proteksi

Scheffea

5 .0000005 13.131313 13.1313135 27.2727275 60.6060615 100.0000

.267 .205 1.000 1.000

Perlakuankontrol pos itifDosis 3,75 g/kgBBDosis 7,5 g/kgBBDosis 1,875 g/kgBBkontrol negatifSig.

N 1 2 3 4Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

Page 132: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

112

Lampiran 12. Data bobot udema kaki mencit hasil uji efek antiinflamasi dan hasil analisis statistiknya

Perlakuan replikasi kaki kiri (mg) kaki kanan (mg) Udema (mg)

JBN 1,875

1 273,6 189,3 84,3 2 284,6 205,4 79,2 3 291,5 218,5 73,0 4 275,6 194,6 81,0 5 293,1 209,5 83,6

Mean udema (g) + SE 77,4 + 2,5

JBN 3,75

1 264,5 198,2 66,3 2 271,6 206,7 64,9 3 261,5 186,4 75,1 4 278,6 215,6 63,0 5 264,5 194,9 69,6

Mean udema (g) + SE 67,8 + 2,1

JBN 7,5

1 251,3 185,4 65,9 2 235,1 164,5 70,6 3 263,4 195,2 68,2 4 251,5 175,6 75,9 5 278,8 207,3 71,5

Mean udema (g) + SE 70,4 + 1,7

Kontrol positif

1 262,0 193,8 68,2 2 288,3 219,5 68,2 3 273,5 203,5 70,0 4 283,5 216,7 66,8 5 289,2 218,8 70,4

Mean udema (g) + SE 68,4 + 0,5

Kontrol negatif

1 322,5 171,8 150,7 2 324,6 173,5 151,1 3 339,8 186,5 153,3 4 308,6 162,2 146,4 5 314,9 166,4 148,5

Mean udema (g) + SE 150,0 + 1,2

Kontrol karagenin

1 359,0 201,3 157,7 2 380,2 219,5 160,7 3 334,7 180,9 153,8 4 365,9 212,5 153,4 5 331,6 172,4 159,2

Mean udema (g) + SE 156,9 + 1,4

Page 133: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

113

NPar Tests

Descriptive Statistics

30 .098500 .0398718 .0630 .1607UdemN Mean Std. Deviat ion Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30.098500

.0398718.312.312

-.2191.711

.006

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Udem

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Oneway Descriptives

Udem

5 .156960 .0032485 .0014528 .152926 .160994 .1534 .16075 .150000 .0026363 .0011790 .146727 .153273 .1464 .15335 .068400 .0011576 .0005177 .066963 .069837 .0668 .0700

5 .077440 .0055451 .0024798 .070555 .084325 .0704 .0836

5 .067780 .0047494 .0021240 .061883 .073677 .0630 .0751

5 .070420 .0037612 .0016821 .065750 .075090 .0659 .0759

30 .098500 .0398718 .0072796 .083612 .113388 .0630 .1607

kontrol karageninkontrol aquadeskontrol diklofenakjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas3,75 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

ANOVA

Udem

.046 5 .009 636.298 .000

.000 24 .000

.046 29

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 134: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

114

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: UdemScheffe

.0069600 .0023985 .177 -.001722 .015642

.0885600* .0023985 .000 .079878 .097242

.0795200* .0023985 .000 .070838 .088202

.0891800* .0023985 .000 .080498 .097862

.0865400* .0023985 .000 .077858 .095222

-.0069600 .0023985 .177 -.015642 .001722.0816000* .0023985 .000 .072918 .090282

.0725600* .0023985 .000 .063878 .081242

.0822200* .0023985 .000 .073538 .090902

.0795800* .0023985 .000 .070898 .088262

-.0885600* .0023985 .000 -.097242 -.079878-.0816000* .0023985 .000 -.090282 -.072918

-.0090400* .0023985 .037 -.017722 -.000358

.0006200 .0023985 1.000 -.008062 .009302

-.0020200 .0023985 .981 -.010702 .006662

-.0795200* .0023985 .000 -.088202 -.070838-.0725600* .0023985 .000 -.081242 -.063878.0090400* .0023985 .037 .000358 .017722

.0096600* .0023985 .022 .000978 .018342

.0070200 .0023985 .170 -.001662 .015702

-.0891800* .0023985 .000 -.097862 -.080498-.0822200* .0023985 .000 -.090902 -.073538-.0006200 .0023985 1.000 -.009302 .008062

-.0096600* .0023985 .022 -.018342 -.000978

-.0026400 .0023985 .940 -.011322 .006042

-.0865400* .0023985 .000 -.095222 -.077858-.0795800* .0023985 .000 -.088262 -.070898.0020200 .0023985 .981 -.006662 .010702

-.0070200 .0023985 .170 -.015702 .001662

.0026400 .0023985 .940 -.006042 .011322

(J) Perlakuankontrol aquadeskontrol dik lofenakjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas3,75 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBkontrol karageninkontrol dik lofenakjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas3,75 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBkontrol karageninkontrol aquadesjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas3,75 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBkontrol karageninkontrol aquadeskontrol dik lofenakjus buah nanas3,75 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBkontrol karageninkontrol aquadeskontrol dik lofenakjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas7,5 g/kgBBkontrol karageninkontrol aquadeskontrol dik lofenakjus buah nanas1,875 g/kgBBjus buah nanas3,75 g/kgBB

(I) Perlakuankontrol karagenin

kontrol aquades

kontrol dik lofenak

jus buah nanas1,875 g/kgBB

jus buah nanas3,75 g/kgBB

jus buah nanas7,5 g/kgBB

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 135: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

115

Homogeneous Subsets

Udem

Scheffea

5 .067780

5 .068400

5 .070420 .070420

5 .077440

5 .1500005 .156960

.940 .170 .177

Perlakuanjus buah nanas3,75 g/kgBBkontrol diklofenakjus buah nanas7,5 g/kgBBjus buah nanas1,875 g/kgBBkontrol aquadeskontrol karageninSig.

N 1 2 3Subset for alpha = .05

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.a.

Lampiran 13. Tabel % daya antiinflamasi dan potensi relatif

Kelompok Uji % daya antiinflamasi

% potensi relatif daya antiinflamasi

Karagenin 1% - - Diklofenak* 56,14 100

Jus nanas dosis 1,875 g/kgBB 48,89 87,09 Jus nanas dosis 3,75 g/kgBB 56,82 101,20 Jus nanas dosis 7, 5 g/kgBB 55,13 98,21

Keterangan :

* = dosis 4,48 mg/kgBB

Page 136: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

116

Lampiran 14. Contoh cara perhitungan % daya antiinflamasi dan potensi relatif

%

Contoh 1.

Rumus : daya antiinflamasi =

− %100x

UDU

Keterangan :

U = harga rata-rata berat kelompok karagenin (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat kaki

normal (kaki kanan)

D = harga rata-rata berat kaki kelompok perlakuan (kaki kiri) dikurangi rata-rata berat

kaki normal (kaki kanan)

Contoh perhitungan % daya antiinflamasi pada perlakuan jus buah nanas 3,75g/kgBB

% daya antiinflamasi = %1001569,0

0678,01569,0 x− = 56,82%

%100xDAdDAp

Contoh 2.

Rumus : % potensi relatif daya antiinflamasi =

Keterangan : DAp = % daya antiinflamasi kelompok perlakuan

DAd = % daya antiinflamasi larutan natrium diklofenak

Contoh perhitungan % potensi relatif daya antiinflamasi pada perlakuan jus buah nanas 3,75g/kgBB

% potensi relatif daya antiinflamasi = %10014,5682,56 x = 101,20 %

Page 137: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

117

Lampiran 15. Perhitungan penetapan peringkat dosis jus buah nanas pada kelompok perlakuan

Dasar penetapan peringkat

• Bobot tertinggi mencit = 30 g

• Konsentrasi Jus buah nanas yang dapat disedot dan dikeluarkan lewat spuit peroral = 22,5 % atau 0,225 g/ml

• Pemberian cairan secara per oral maksimal 1ml

Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis tertinggi jus buah nanas

V x C = BB x D

Volume Pemberian x Konsentrasi = Berat badan x Dosis

1 ml x 0,225 g/ml = 30gBB x Dosis

Dosis = 0,225 g/ 30 g = 0,0075 g/gBB = 7,5 g/kgBB (dosis tertinggi)

Untuk 2 peringkat dosis dibawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 2 kemudian dibagi 2 lagi.

Sehingga diperoleh 3 peringkat dosis : 7,5 g/kgBB; 3,75 g/kgBB; 1,875 g/kgBB.

Page 138: EFEK ANALGESIK DAN ANTI-INFLAMASI JUS BUAH NANAS … · analgesik saat ini digunakan untuk terapi berbagai macam penyakit, seperti asam urat, rematik, dll. Maka dari itu penelitian

118

BIOGRAFI PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Ricky Hidayat dilahirkan di

Ponorogo pada 26 Februari 1989, merupakan anak pertama

dari dua bersaudara dalam keluarga Yohanes Hidayat dan

Ellysabeth. Penulis mengawali masa pendidikannya di TK

Sang Timur Yogyakarta (1992-1994). Menempuh

pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisius Gayam, (1994-

2000). Menempuh pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Pangudi

Luhur 1 Yogyakarta (2000-2003), kemudian melanjutkan pendidikan di SMA

BOPKRI 1 Yogyakarta (2003-2006). Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2006-2010). Semasa menempuh kuliah

penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan baik dalam fakultas maupun di luar fakultas.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum Farmakologi, Toksikologi, Patologi Klinik

(2009) Biofarmasetika, dan Perbekalan Steril (2010), mengikuti bakti sosial Dies

Natalis ke-54, Posyadu Lansia, PIMNAS 2009 dan aktif dalam kegiatan rohani.