efek hormon thyroid(li hafiz)

4
Efek Hormon Thyroid Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem edisi 2, Jakarta: EGC, 2001. Sebenarnya hamper semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh hormone tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang saling tumpang tindih : Efek pada Laju Metabolisme. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolic basal tubuh keseluruhan atau “kecepatan langsam”. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat. Dibandingkan dengan hormon-hormon lain, efek hormone tiroid bersifat “lamban”. Setelah tertunda beberapa jam barulah respons metabolic terhadap hormone tiroid dapat dideteksi, dan respons maksimum belum terjadi sampai beberapa hari. Durasi respons juga cukup panjang, sebagian karena hormone tiroid tidak cepat mengalami penguraian, tetapi juga karena respons terus berlangsung selama beberapa hari atau bahkan minggu setelah konsentrasi hormone tiroid plasma kembali normal. Efek kalorigenik. Yang berkaitan erat dengan efek metabolic keseluruhan dari hormone tiroid adalah efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas. Efek pada metabolisme perantara. Selain meningkatkan laju metabolisme basal, hormone tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam metabolisme bahan baker. Efek hormone tiroid pada bahan baker metabolic bersifat multifaset. Hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek yang bertentangan. Sebagai contoh, perubahan glukosa menjadi glikogen, bentuk simpanan glukosa,

Upload: hafiz-hari-nugraha

Post on 25-Jun-2015

394 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Hormon Thyroid(LI Hafiz)

Efek Hormon Thyroid

Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem edisi 2, Jakarta: EGC, 2001.

Sebenarnya hamper semua sel di tubuh dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh hormone tiroid. Efek T3 dan T4 dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yang saling tumpang tindih :

Efek pada Laju Metabolisme. Hormon tiroid meningkatkan laju metabolic basal tubuh keseluruhan atau “kecepatan langsam”. Hormon ini adalah regulator terpenting bagi tingkat konsumsi O2 dan pengeluaran energi tubuh pada keadaan istirahat.

Dibandingkan dengan hormon-hormon lain, efek hormone tiroid bersifat “lamban”. Setelah tertunda beberapa jam barulah respons metabolic terhadap hormone tiroid dapat dideteksi, dan respons maksimum belum terjadi sampai beberapa hari. Durasi respons juga cukup panjang, sebagian karena hormone tiroid tidak cepat mengalami penguraian, tetapi juga karena respons terus berlangsung selama beberapa hari atau bahkan minggu setelah konsentrasi hormone tiroid plasma kembali normal.

Efek kalorigenik. Yang berkaitan erat dengan efek metabolic keseluruhan dari hormone tiroid adalah efek kalorigenik (penghasil panas). Peningkatan laju metabolisme menyebabkan peningkatan produksi panas.

Efek pada metabolisme perantara. Selain meningkatkan laju metabolisme basal, hormone tiroid memodulasi kecepatan banyak reaksi spesifik yang terlibat dalam metabolisme bahan baker. Efek hormone tiroid pada bahan baker metabolic bersifat multifaset. Hormon ini tidak saja dapat mempengaruhi sintesis dan penguraian karbohidrat, lemak dan protein, tetapi banyak sedikitnya jumlah hormone juga dapat menginduksi efek yang bertentangan. Sebagai contoh, perubahan glukosa menjadi glikogen, bentuk simpanan glukosa, dipermudah oleh keberadaan hormone tiroid dalam jumlah kecil, tetapi sebaliknya, penguraian glikogen menjadi glukosa, terjadi apabila hormone tiroid dalam jumlah besar. Demikian juga, sejumlah hormone tiroid diperlukan untuk sintesis protein yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh, namun hormone tiroid dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan penguraian protein. Secara umum, kadar hormone dalam plasma yang berlebihan, misalnya pada hipersekresi tiroid, akan lebih meningkatkan efek peningkatan konsumsi bahan baker dibandingkan efek penyimpanan bahan baker, seperti termanifestasi dalam penguraian glikogen, penurunan simpanan lemak, dan penciutan otot akibat penguraian protein (komponen struktural utama sel adalah protein. Sel-sel otot sangat banyak mengandung protein struktural sebab berisi unsur-unsur kontraktil yang terbuat dari protein, filament aktin dan miosin)

Efek Simpatomimetik. Setiap efek yang serupa dengan yang dihasilkan oleh sistem saraf simpatis disebut sebagai efek simpatomimetik (mirip simpatis). Hormon tiroid meningkatkan ketanggapan sel sasaran terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin), zat perantara kimiawi yang digunakan oleh sistem saraf simpatis dan hormon dari medulla adrenal. Hormon tiroid diperkirakan menimbulkan efek permisif ini

Page 2: Efek Hormon Thyroid(LI Hafiz)

dengan menyebabkan proliferasi reseptor spesifik katekolamin di sel sasaran. Karena itu, banyak efek yang dijumpai pada saat sekresi hormon tiroid meningkat serupa dengan efek yang menyertai peningkatan aktivitas simpatis.

Efek pada Sistem Kardiovaskuler. Melalui efeknya pada ketanggapan jantung terhadap katekolamin dalam darah, hormon tiroid meningkatkan kecepatan denyut dan kekuatan kontraksi jantung, sehingga curah jantung meningkat. Selain itu, sebagai respons terhadap beban panas yang ditimbulkan oleh efek kalorigenik hormon tiroid, terjadi vasodilatasi perifer untuk menyalurkan kelebihan panas tersebut ke permukaan tubuh untuk dieleminasi ke lingkungan.

Efek pada Pertumbuhan dan Sistem Saraf. Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan yang normal. Efek hormone tiroid dalam mendorong pertumbuhan merupakan efek sekunder dari efeknya terhadap hormone pertumbuhan. Hormon tiroid tidak saja merangsang sekresi hormon pertumbuhan (somatomedin) pada sintesis protein structural baru dan pada pertumbuhan rangka. Anak yang mengalami defisiensi tiroid mengalami gangguan pertumbuhan, yang reversible jika anak tersebut diberi hormone tiroid pengganti. Namun, tidak seperti kelebihan hormone pertumbuhan, kelebihan hormone tiroid tidak akan menyebabkan pertumbuhan berlebihan.

Hormon tiroid berperan penting dalam perkembangan normal sistem saraf, terutama SSP, suatu efek yang terganggu pada anak yang mengidap defisiensi tiroid sejak lahir. Hormone tiroid juga penting terhadap aktivitas normal SSP pada orang dewasa. Kadar hormone tiroid yang abnormal berkaitan dengan perubahan perilaku. Selain itu, kecepatan saraf perifer menghantarkan impuls berkaitan langsung dengan ketersediaan hormone tiroid.

Analisis Masalah

4. Mekanisme profuse sweating : terkait dengan efek kalorigenik hormone tiroid, kenaikan metabolisme basal tubuh menyebabkan peningkatan produksi panas, sehingga kompensasi tubuh berupa vasodilatasi perifer untuk mengeluarkan kelebihan panas dalam bentuk keringat.Mekanisme fatigue : peningkatan jumlah hormone tiroid menyebabkan proteolisis pada otot sehingga otot mengalami kelelahan.

10. Fine tremor : Hormon tiroid dalam jumlah besar meningkatkan sensitivitas reseptor α dan β katekolamin dihampir semua sel, merangsang saraf simpatis untuk memproduksi katekolamin perlu di ingat bahwa katekolamin juga bertindak sebagai neurotransmitter sehingga pengeluaran katekolamin menyebabkan gerakan involunter yang menyebabkan tremor.

17. Diagnosis Banding penyakit yang diderita : Toxic nodular goiter, manifestasi klinis yang serupa dengan graves disease, hanya pada toxic nodular goiter, kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran (struma diffusa) namun hanya bermanifestasi berupa nodul dan tidak terdapat eksoftalmus. Thyoiditis, manifestasi klinis sama, terdapat struma diffusa hanya tidak terdapat eksoftalmus

Page 3: Efek Hormon Thyroid(LI Hafiz)

22. Patogenesis penyakit : Etiologi penyakit graves belum diketahui (idiopatik), beberapa hipotesis menyebutkan ada keterkaitan pengaruh genetic dengan factor predisposisi salah satunya adalah pregnancy. Patogenesis, pada penderita graves disease T limfosit penderita menjadi sensitive terhadap reseptor TSH pada kelenjar tiroid, sehingga T limfosit menstimulasi B limfosit untuk membuat antibody terhadap reseptor TSH, antibody yang dihasilkan yaitu TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin) dalam jumlah besar yang terus merangsang TSH respetor pada tiroid, sehingga kelenjar tiroid mengalami proliferasi dan pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan.

23. Efek obat yang dikonsumsi : antitiroid sebagian besar tidak menimbulkan komplikasi pada janin, hanya saja pemberian dalam dosis yang besar dapat menyebabkan rusaknya kelenjar tiroid janin.

24. 03ae7e5fe00ff2dbde23da021e65816370aa32891b3b3dda1345853a2a5b2bef