efek program monthly favorites dalam akun...
TRANSCRIPT
EFEK PROGRAM MONTHLY FAVORITES DALAM AKUN
YOUTUBE SUHAY SALIM TERHADAP
PERILAKU KONSUMTIF FANBASE TERSUHAYLAH
(SURVEI PADA GRUP LINE FANBASE TERSUHAYLAH)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Eriana
NIM 11140510000197
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iv
ABSTRAK
Eriana, NIM: 11140510000197, Efek Program Monthly Favorites Dalam
Akun Youtube Suhay Salim Terhadap Perilaku Konsumtif Fanbase
Tersuhaylah (Survei Pada Grup Line Fanbase Tersuhaylah) di bawah
bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.
YouTube merupakan media baru yang memudahkan pengguna untuk
mendapatkan sekaligus berbagi informasi secara audio visual. Beragam jenis
informasi dapat diakses, termasuk informasi seputar kecantikan. Suhay Salim
merupakan salah satu beauty vlogger dengan pengikut terbanyak, dan telah
dianggap sebagai opinion leader. Hal tersebut sangat mungkin membawa dampak
pada khalayak yang menonton konten miliknya, khususnya bagi penggemarnya.
Mereka akan cenderung mempercayai dan ingin mencoba produk yang ada dalam
video, yang akhirnya dapat memicu perilaku konsumtif.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada conseffect dari
tayangan program monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif
melalui kuesioner kepada 60 responden. Responden yang dipilih adalah Fanbase
Tersuhaylah yang tergabung dalam grup Line. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk melihat ada atau tidaknya conseffect yang ditimbulkan tayangan program
monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah.
Jika ada, peneliti ingin mengetahui seberapa besar conseffect yang timbul dari
tayangan tersebut terhadap perilaku konsumtif Tersuhaylah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian
ekplanatif, karena peneliti ingin menjelaskan hubungan antar variabel untuk
menguji hipotesis. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survei, yakni
metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpul datanya.
Bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu..
Penelitian ini menggunakan teori uses and effect, yang berasumsi bahwa
kebutuhan individu bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya
pengggunaan media. Teori ini menjelaskan apabila proses penggunaan media dan
karakteristik isi media bekerja secara serempak, maka akan menimbulkan
consseffects (gabungan antara konsekuensi dan efek). Adapun hipotesisnya adalah
terdapat efek antara tayangan program monthly favorites Suhay Salim terhadap
perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah.
Berdasarkan hasil penelitian,uji t menunjukkan variabel karakteristik isi
media tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif. Dan
variabel penggunaan media memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku
konsumtif. Sedangkan ketika kedua variabel di uji secara simultan (Uji F)
menunjukkan hasil nilai sig sebesar 0,002, yang mengindikasikan adanya
pengaruh yang signifikan antara program monthly favorites terhadap perilaku
konsumtif sebesar 0,2%. Kemudian koefisien determinasi sebesar 0,163, artinya
variabel efek program monthly favorites Suhay Salim berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah sebesar 16,3% sedangkan sisanya 83,7%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Kata kunci: efek, YouTube, perilaku konsumtif, karakteristik isi media,
penggunaan media.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji Syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT yang memberikan kenikmatan, kekuatan, kemudahan dan ilmu
pengetahuan hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini.
Sholawat teriring salam senantiasa tercurahakan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman terang yang
tercerahkan dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Selama masa penelitian, penyusunan, dan penelitian skripsi ini peneliti
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari
keluarga, sahabat, guru, serta civitas akademik kampus. Hingga pihak-pihak yang
membantu peneliti melakukan penelitian. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M. Ed. Ph.D sebagai Wakil Dekan Bidang Ademik., Dr.
Hj. Roudhonah, M. Ag. sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.,
dan Dr. Suhaimi, M.Si. Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama.
2. Drs. Masran, M.A sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, SS, M.Si Sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, yang
telah meluangakan waktunya dan sabar dalam memberikan arahan atas
bimbingan serta saran-saran yang membangun kepada peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Zakaria, M.Ag sebagai Pensehat Akademik yang senantiasa mendoakan dan
mengingatkan peneliti untuk semangat dalam penelitian skripsi.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti. Semoga apa yang telah
diberikan bermanfaat bagi peneliti dalam menjalani kehidupan di masyarakat
dan menjadi amal soleh yang terus mengalir bagi bapak dan ibu sekalian.
vi
6. Keluarga Peneliti. Orang Tua tercinta, Bapak Mislam Wiyarto dan Ibu Nasih
Marub yang senantiasa sabar dan terus mendoakan kesuksesan anaknya serta
memberikan dukungan baik moril maupun materil, sehingga peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adik peneliti, Rafi Akbar yang
senantiasa mendoakan dan memberikan semangat. Semoga rahmat dan karunia
Allah SWT. senantiasa bersama kalian.
7. Alisya Putri Audina S.E dan Ghina Awalia, dua sahabat yang selalu siap siaga
meluangkan waktu untuk menemani dan memberikan semangat kepada
peneliti.
8. Sahabat seperjuangan, Aprilia Lianjani S.Sos, Hadaina Nurhafizah, dan Alya
Sukma Waty. Terima kasih telah bersedia menjadi tempat berbagi suka, duka,
tawa, canda dan drama selama delapan semester.
9. Teruntuk Dian Ambar Riani, Fairani Melda Yohanna, dan Dwi Susanti, terima
kasih atas semangat yang diberikan kepada peneliti meskipun terhalang oleh
jarak dan rutinitas yang padat.
10. Untuk Fauzan Zakia, terima kasih atas segala bentuk partisipasi dan kontribusi
yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir guna
memperoleh gelar sarjana.
11. Teman-teman KPI E 2014 dan teman-teman Jurusan KPI angkatan 2014,
khususnya Fatimah Azzahro yang selalu memberikan semangat kepada
peneliti.
12. Keluarga besar HMJ KPI 2016/2017, Keluarga besar KMLA Garuda, Keluarga
besar HMI KOMFAKDA 2014/2015, dan Keluarga besar Jurnalis TV
2014/2015. Terima kasih sudah memberikan pelajaran dan pengalaman dalam
berorganisasi.
13. Kelompok KKN KOKOSPALM 139, terkhusus Elis, Adiba, Wiwi, Irfan,
Ridwan, Refi, Novrizal, dan Rizal. Terima kasih telah menjadi keluarga baru
yang tak lupa memberikan semangat kepada peneliti agar segera
menyelesaikan tugas akhir.
14. Kak Shella Anastasia selaku founder Fanbase Tersuhaylah dan seluruh jamaah
Tersuhaylah yang telah membantu memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
vii
15. Keluarga besar KJP BNI Syariah Jabodetabek lantai 4 dan Keluarga besar
Divisi Produksi Trans TV terkhusus tim produksi Program Ngabuburit Happy
dan Brownis. Terima kasih telah memberikan kesempatan kepada peneliti
untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru, serta memberikan
keleluasaan bagi peneliti sehingga peneliti tetap bisa menyelesaikan tugas akhir
selama magang berlangsung.
16. Serta semua pihak yang terlibat tetapi tidak bisa disebutkan satu persatu, terima
kasih banyak dan semoga amal dan kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT,
Aamiin
Akhir kata, semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuanpara pembaca. Mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan
,oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Pamulang, 13 Juli 2018
Eriana
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... ixii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................................. 9
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................................... 10
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................................... 16
A. Media Baru (New Media) ............................................................................. 16
B. Media Sosial ................................................................................................. 19
C. YouTube ....................................................................................................... 25
D. Video Blog (Vlog) ......................................................................................... 28
E. Beauty vlog ................................................................................................... 29
F. Komunitas Virtual ....................................................................................... 31
G. Fanbase ...................................................................................................... 314
H. Terpaan Media .............................................................................................. 37
I. Teori Uses and Effect ................................................................................... 39
J. Perilaku Konsumtif ....................................................................................... 43
ix
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 48
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 48
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian .......................................................... 48
C. Tipe Penelitian .............................................................................................. 49
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 50
E. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 52
F. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 53
G. Variabel Penelitian ....................................................................................... 54
H. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 55
I. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 57
J. Uji Instrumen ................................................................................................ 58
K. Metode Analisis Data ................................................................................... 60
BAB IV GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 65
A. Profil Suhay Salim ........................................................................................ 65
B. Profil Tersuhaylah ........................................................................................ 68
BAB V TEMUAN DAN ANALIS ................................................................................ 71
A. Deskripsi Data Responden Penelitian .......................................................... 71
B. Uji Instrumen ................................................................................................ 72
C. Uji regresi Linier Berganda .......................................................................... 74
D. Uji Koefisien Determinasi ............................................................................ 75
E. Uji F-Test (Simultan) ................................................................................... 76
F. Uji t (Parsial) ................................................................................................ 77
BAB VI PENUTUP ........................................................................................................ 79
A. Kesimpulan ................................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................................. 80
x
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 81
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perbedaan Antara Era Media Pertama dan Kedua .......................... 19
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel X1 ................................................... 54
Tabel 3 Definisi Operasional Variabel X2 ................................................... 54
Tabel 4 Definisi Operasional Variabel Y ..................................................... 54
Tabel 5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................ 58
Tabel 6 Skala Likert ..................................................................................... 58
Tabel 7 Blue Print (Sebelum dilakukan Uji Validitas) ................................ 62
Tabel 8 Blue Print (Setelah dilakukan Uji Validitas) ................................... 62
Tabel 9 Data Usia Responden ...................................................................... 69
Tabel 10 Data Pekerjaan Responden.............................................................. 70
Tabel 11 Koefisien Regresi Linier Berganda ................................................. 72
Tabel 12 Koefisien Determinasi..................................................................... 73
Tabel 13 Uji F (Simultan) .............................................................................. 74
Tabel 14 Uji t (Parsial) ................................................................................... 75
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Data Statistik Kecenderungan Beralih ke Platform Online ......... 2
Gambar 2 Data Statistik Penggunaan Aplikasi Media Sosial di Indonesia . 3
Gambar 3 Teori Uses and Effect .................................................................. 41
Gambar 4 Kerangka Pemikiran Efek Program Monthly Favorites terhadap
Perilaku Komsumtif Tersuhaylah ............................................... 56
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Wawancara .................................................................. 1
Lampiran 2. Tangkapan Layar Akun YouTube Suhay Salim .......................... 3
Lampiran 3. Daftar Kuesioner Sebelum Uji Validitas ..................................... 4
Lampiran 4. Daftar Kuesioner Setelah Uji Validitas ....................................... 8
Lampiran 5. Skor Kuesioner ............................................................................ 12
Lampiran 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda dengan SPSS 24 .................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teknologi internet sebagai sumber informasi sudah menjadi kebutuhan
pokok masyarakat modern, karena telah memberikan manfaat dan kegunaan
yang dapat membantu aktivitas seseorang dalam hal sekecil apapun. Segala
jenis informasi dari mana saja dapat di akses di mana saja, asalkan telah
terhubung dengan jaringan internet. McLuhan mengatakan dunia seolah
menjadi sempit, seperti sebuah desa global. Informasi dapat berpindah dari
satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan
teknologi internet.1
Kehadiran internet di Indonesia membawa dampak bagi
masyarakatnya terutama generasi Y (orang yang lahir 1981-1994) dan
generasi Z (orang yang lahir pada 1995-2010) menjadi individu yang “serba
online”. Riset dari Nielsen menunjukkan bahwa sekitar 38% generasi Y dan
40% generasi Z mengaku lebih memilih sesuatu yang berbasis online dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Pesatnya perkembangan teknologi menjadikan
internet sebagai penunjang bagi berbagai kebutuhan. Hal ini diperkuat dengan
data statistik Nielsen Indonesia yang peneliti kutip dari laman
databoks.katadata.co.id berikut ini.2
1 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h.187
2 Databoks, “Ggen Y dan Z Cenderung beralih ke Platform Online”
(https://databoks.katadat.co.id/ , diakses pada 15 Juli 2018 pukul 15.00)
2
Gambar 1. Data Statistik Kecenderungan Beralih ke Platform Online Menurut Generasi
Sumber: Nielsen Indonesia dalam Databoks.katadata.co.id
Bukan hanya untuk mencari informasi, internet pun telah membantu
memudahkan seseorang untuk berkomunikasi dengan lawan bicara yang
sedang berada di lokasi berbeda. Terdapat medium di internet yang dapat
menghubungkan antar individu yang sedang berjauhan menjadi “dekat”, yakni
media sosial. Selain dapat membantu seseorang berinteraksi jarak jauh, media
sosial memungkinkan pengguna untuk mempresentasikan dirinya dan
menjalin kerja sama, hingga membentuk ikatan lainnya secara virtual.3
Sebelum adanya media baru, komunikasi hanya dapat dilakukan
dengan tatap muka. Begitu pula untuk membangun relasi, perlu bertemu
dahulu baik dalam komunikasi interpersonal maupun dalam komunikasi
kelompok. Berbeda dengan setelah lahirnya media baru, setiap orang dapat
berkomunikasi dengan siapa saja dan di mana saja. Bahkan dapat berdiskusi
dengan kelompok yang anggotanya belum dikenal dan belum pernah ditemui
sama sekali sebelumnya.
3 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h. 11
3
Salah satu platform di media sosial yang saat ini menjadi tempat
bertemunya orang-orang dengan minat yang sama, dan menjadi salah satu
media sosial yang sedang “naik daun” adalah YouTube. Menurut data dari
Google dalam artikel cnnindonesia.com dari total 146 juta pengakses internet
di Indonesia terdapat 50 juta pengguna aktif YouTube setiap bulannya.
Dibandingkan tahun sebelumnya, durasi penggunaan YouTube di Indonesia
meningkat 155% di mana sebesar 75% trafiknya berasal dari seluler.4 Selain
itu, Berdasarkan riset We Are Social dan Hootsuite pada Januari 2017,
Youtube berhasil menjadi aplikasi media sosial yang paling sering digunakan
di Indonesia setelah meninggalkan Facebook yang saat ini berada di posisi
kedua. Pada tahun ini, Youtube telah diakses setidaknya oleh 100 juta orang
yang jumlahnya pada 2020 mendatang diprediksi akan meningkat hingga
tujuh kali lipat.5
Gambar 2. Data Statistik Penggunaan Aplikasi Media Sosial di Indonesia
Sumber: Databoks.Katadata.co.id
4 Kustin Ayu Wuragil, “YouTube Jadi Aplikasi Media Paling Populer di
Indonesia”,(https://www.cnnindonesia.com/, diakses 09 April 2018 pukul 13.00) 5Databoks, “Salip Facebook YouTube Paling Aktif di Indonesia”,
(https://databoks.katadata.co.id/, diakses pada 05 Mei 2018 pukul 09.00)
4
Data diatas didukung dengan riset Nielsen selama enam bulan pertama
di tahun 2017 yang ditulis oleh Tirto.id, menununjuknya menonton steaming
di internet meningkat dibanding pada tahun 2015. Sebanyak 53 persen dari
orang-orang berusia 21 sampai 29 tahun dan sebanyak 47 persen dari usia 16
sampai 20 tahun menonton video di internet setiap hari.6
Beragam konten berbasis video dapat diakses dalam YouTube, mulai
dari musik, film, berita, olahraga, gaya hidup, sampai kecantikan. Konten
kecantikan merupakan salah satu konten yang paling sering diakses di
YouTube. Konten kecantikan biasa disajikan dalam format beauty vlog, yakni
video blog yang berisi langkah-langkah dalam merias wajah, ulasan akan
suatu produk, dan berbagi rutinitas perawatan kulit yang disampaikan oleh
beauty vlogger (pemilik akun beauty vlog).
Di Indonesia sendiri, beauty vlog cukup mencuri perhatian dan banyak
diminati oleh khalayak. Hal tersebut terbukti karena jenis video tutorial
kecantikan masuk dalam 10 konten video yang paling populer di Indonesia.7
Selain itu, riset mandiri yang dilakukan oleh Tirto.id memaparkan bahwa hari
ini selebritas sudah bukan lagi panutan memilih gaya berbusana dan
berdandan, influencers dan informasi di internet sudah menjadi kiblat baru
bagi masyarakat modern.8
“Ayu mengatakan, sebelum membeli kosmetik, ia biasanya mencari
ulasan dari pengguna lain di media sosial terkait produk yang ia incar.
Selain itu, ia sering mengikuti video tutorial dari beauty vlogger
seperti Suhay Salim dan Chea Nuh. Ketertarikan mengikuti video
6 Tirto, “Mengikuti Keseharian Generasi Z Golongan Pertama” (https://tirto.id/ diakses
pada 15 Juli 2018 Pukul 15.15) 7 Reska K. Nistanto, “Ini 10 Jenis Video YouTube Paling Diminati di Indonesia”,
Kompas.com, (http://internasional.kompas.com, diakses 14 Februari 2018 pukul 13.50) 8 Tirto, “Fesyen Gen Z: Minggir Seleb Teve, Selebgram Panutan Kami” ((https://tirto.id/
diakses pada 15 Juli 2018 Pukul 15.17)
5
tutorial dari beauty vlogger diamini oleh Vira dan Vanda. Alasannya,
gampang mengakses panduan memakai kosmetik dan informasi
terkini”
Dikutip dari beauty journal sociolla yang diakses pada 14 Februari
2018, ada beberapa nama beauty vlogger Indonesia yang populer di YouTube,
salah satunya adalah Suhay Salim. Dalam kurun waktu 3 tahun, Suhay Salim
telah mengunggah 170 video dengan 10 kategori program yang berbeda,
antara lain tutorials, reviews, one brand tutorial, hauls, lip swatches,
challenges, eye focus, skin care, Q&As, dan monthly favorites. Suhay Salim
juga merupakan salah satu beauty vlogger dengan jumlah pengikut terbanyak,
yakni 311.935 pengikut (pada tanggal 14 februari 2018).
Beauty vlog mulai menarik perhatian khalayak yang memiliki minat
pada dunia kecantikan, dan akhirnya hari ini beauty vlog membawa realita
bahwa khalayak konten kecantikan mulai terpengaruh oleh informasi-
informasi yang disajikan. Bahkan hari ini beauty vlogger sudah dianggap
sebagai opinion leader dalam bidang produk kecantikan dan kosmetik karena
dianggap memiliki kredibilitas. Dianggap sangat jujur dalam memberikan
ulasan serta opini akan suatu produk, Suhay Salim kini menjadi salah satu
opinion leader dan bersanding dengan jajaran beauty vlogger populer
Indonesia lainnya.
Suhay Salim juga berhasil menarik perhatian khalayak lebih jauh.
Dengan keunikan dan kejujuran yang ditampilkan dalam setiap video, ia
berhasil menjadi idola bagi pengikut setia akun YouTube miliknya. Salah satu
bukti nyata menariknya Suhay Salim bagi penonton YouTube adalah
terbentuknya Fanbase Tersuhaylah. Forum yang dibentuk oleh Shella
6
Anastasia ini, berdiri pada 30 Oktober 2016 bertujuan untuk mendukung
setiap aktivitas yang dijalani oleh Suhay Salim. Di akun Instagramnya,
Tersuhaylah diikuti oleh 5.518 pengikut. Dan ada 146 orang yang bergabung
di akun resmi Line Tersuhaylah.9
Dalam buku Komunikasi 2.0 Teoritisasi dan Implikasi, Ardianto
mengungkapkan opini publik yang berkembang di masyarakat sudah mulai
terpengaruh oleh media sosial dengan kekuatan sosial yang dimilikinya, tidak
sampai pada opini saja media sosial juga mampu membentuk sikap dan
perilaku publik.10
Hal ini sejalan dengan hasil wawancara peneliti dengan
Shella sebagai pendiri Fanbase Tersuhaylah, kekaguman mereka terhadap
Suhay Salim bukan hanya sekedar menonton video-video yang diunggah oleh
Suhay, tetapi sampai pada tahap ingin memiliki produk-produk yang diulas
oleh idolanya, terutama produk-produk yang masuk dalam program monthly
favorites. Ketertarikan yang tinggi terhadap idolanya, dan rasa penasaran atas
ulasan idolanya sekaligus ingin membuktikan sendiri produk-produk yang
menjadi idolanya, membuat Tersuhaylah ingin membeli produk-produk yang
ada di video Suhay Salim.11
Hal tersebut mengindikasikan bahwa Tersuhaylah secara tidak
langsung telah memiliki persepsi tentang produk yang masuk dalam program
monthly favorites di akun YouTube Suhay Salim tanpa harus mencobanya
terlebih dahulu, karena telah menempatkan Suhay sebagai opinion leader
9 Wawancara dengan Shella Anastasia, tanggal 8 Februari 2018 di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan. 10
Anis Hamidati, Komunikasi 2.0, Teoritisasi dan Implikasi, (Yogyakarta: Asosiasi
Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom), Buku Litera, Perhumas, BPC Yogyakarta, 2011)
h, xii 11
Wawancara dengan Shella Anastasia, tanggal 8 Februari 2018 di Kebayoran Lama
Jakarta Selatan.
7
mereka dalam bidang kecantikan. Mereka percaya pada ulasan yang
disampaikan oleh Suhay Salim pada setiap videonya, dan menganggap bahwa
produk yang masuk dalam daftar favorit bulanan idolanya itu memang bagus.
Suhay Salim menjadi salah satu referensi bagi mereka sebelum membeli
produk kecantikan. Akhirnya mereka memiliki harapan terhadap program
yang ditayangkan dalam akun YouTube Suhay Salim agar dapat membantu
memberikan informasi terkait produk kecantikan.
Masalah kemudian timbul, jika Tersuhaylah tidak mampu mengontrol
diri untuk tidak selalu terpengaruh dengan apa yang direkomendasikan oleh
Suhay Salim, maka hal tersebut akan menimbulkan perilaku konsumtif dalam
diri masing-masing. Perilaku konsumtif bukan lagi untuk memenuhi
kebutuhan semata tapi untuk memenuhi keinginan yang sifatnya untuk
menaikkan prestise, menjaga gengsi, mengikuti mode dan berbagai alasan
yang kurang penting lainnya.
Perilaku konsumtif adalah perilaku individu yang mengkonsumsi
barang atau jasa secara berlebihan dan tidak terencana yang sebenarnya
kurang atau bahkan tidak dibutuhkan. Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi
oleh keinginan mendapatkan kepuasan ataupun kesenangan sehingga
mengesampingkan kebutuhan. Karena itu, tanpa pertimbangan yang matang
seseorang begitu mudah melakukan pengeluaran untuk macam-macam
keinginan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pokok.
Agama Islam telah memberikan batasan serta arahan supaya bijak
dalam berkonsumsi. Dalam penelitian ini, peneliti akan menuliskan dua ayat
8
di dalam Al-Qur‟an yang membahas batasan dalam berkonsumsi bagi setiap
muslim.
Dalam Surat Al-Isra‟ ayat 27, dijelaskan batasan berkonsumsi bagi
setiap muslim dalam hal sifat.
فىراه ك ان لزب
يط
ان الش
ياطين وك
ىان الش
ىا إخ
اه
رين ك
بذ
إن ال
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya. (QS.Al-Isra':27)
Ayat di atas menjelaskan bahwa pemboros-pemboros itu adalah
saudara syaitan yang ingkar kepada Allah, maka dari itu seorang muslim
sebaiknya mengkonsumsi sesuatu yang membawa maslahat sehingga jauh dari
kemubadziran dan pemborosan.
Selain itu, Islam juga melarang umatnya berlaku kikir atau menahan-
nahan harta yang dimilikinya tetapi tidak dibenarkan pula seorang muslim
membelanjakan harta mereka secara berlebih-lebihan di luar kewajaran.
Batasan dalam hal kuantitas atau ukuran dalam berkonsumsi ini terdapat pada
Surat Al-Furqan ayat 67.
ىامالك ق
ان بين ذ
روا وك
م يقت
ىا ول
م يسزف
قىا ل
هف
آ أ
ذين إذ
وال
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian. (QS.Al-Furqon:67)
9
Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa perilaku konsumtif
merupakan hal yang dilarang dalam agama Islam. Perkembangan media
sosial kiranya perlu diperhatikan lagi, jika Tersuhaylah tidak dapat
meningkatkan kesadaran diri setiap supaya memiliki kekuatan yang cukup
untuk mengontrol diri agar tidak selalu membeli produk yang ada dalam
monthly favorites Suhay Salim, maka perilaku konsumtif tidak dapat
terhindarkan. Atas dasar permasalahan tersebut, penelititertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Efek Program Monthly Favorites
Dalam Akun Youtube Suhay Salim Terhadap Perilaku Konsumtif
Fanbase Tersuhaylah (Survei Pada Grup Line Fanbase Tersuhaylah)”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas,
pengelolaan data dibatasi pada program yang dipublikasikan oleh beauty
vlogger Suhay Salim. Program yang diolah datanya dalam penelitian ini
adalah program monthly favorites yang diunggah oleh Suhay Salim di dalam
akun YouTube miliknya. Dan membatasi subjek penelitian yakni Fanbase
Tersuhaylah yang tergabung dalam grup di aplikasi Line sebanyak 146 orang.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul yang sudah dipaparkan, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan dengan pertanyaan yaitu:
a. Apakah program monthly favorites Suhay Salim menimbulkan
conseffect terhadap perilaku konsumtif Tersuhaylah?
10
b. Seberapa besar conseffect yang ditimbulkan oleh program
monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif
Tersuhaylah?
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat conseffect yang timbul dari
program monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku
konsumtif Tersuhaylah.
b. Untuk mengetahui seberapa besar conseffect yang ditimbulkan
program monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku
konsumtif Tersuhaylah.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berusaha mengembangkan pengetahuan dan
diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi
penelitian tentang YouTube, terutama mengenai konten beauty
vlog. Selain itu, peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi peneliti berikutnya yang akan membahas mengenai
pengaruh media baru baik YouTube, maupun media baru lainnya
terhadap perilaku konsumtif, baik menggunakan metode penelitian
kuantitarif maupun kualitatif. Serta diharapkan menjadi salah satu
pelengkap dari referensi bagi Program Studi Komunikasi
11
Penyiaran Islam dalam penelitian yang berkaitan dengan efek
media baru dalam komunikasi dan kajian tentang konsep
konsumtifisme.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi introspeksi diri dalam
menyikapi kemajuan teknologi informasi. Dan diharapkan dapat
memberikan masukan kepada pihak-pihak yang rutin mengakses
media sosial khususnya YouTube yang ingin melihat seberapa
besar pengaruh YouTube terhadap perilaku konsumtif. Penelitian
ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada Fanbase
dari influencer di media sosial khususnya Fanbase Tersuhaylah,
mengenai perilaku konsumtif yang terbentuk karena tinggunya
ketertarikan mereka terhadap idolanya di YouTube. Serta untuk
meningkatkan kesadaran akan dampak positif dan dampak negatif
yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti akan meneliti dan kemudian
menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah. Maka langkah awal yang peneliti
tempuh adalah mengkajinya terlebih dahulu dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang mempunyai tema atau judul yang hampir sama dengan yang
akan peneliti tulis. Judul tersebut antara lain:
1. Skripsi yang ditulis oleh Anisa Lestari, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam tahun 2017 yang berjudul “Efek Tayangan Indo Beauty vlog di Situs
Youtube terhadap Perilaku Imitasi Mahasiswa”. Dalam penelitian tersebut
12
terdapat kesamaan penelitian, yaitu meneliti mengenai pengaruh tayangan
Beauty vlog di YouTube. Jika pada penelitian Anisa mengambil Indo
Beauty vlog sebagai objek, peneliti secara spesifik menjadikan akun
YouTube Suhay Salim sebagai objeknya. Selain itu, variabel yang
dipengaruhi pada skripsi Anisa adalah perilaku imitasi dari mahasiswa,
sedangkan pada skripsi peneliti perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah
yang menjadi vaiabel terikat. Anisa menggunakan social learning theory
dari Albert Bandura, teori yang meneliti efek terpaan media massadan
menjelaskan bahwa penonton meniru apa yang mereka lihat pada media
massa melalui proses observational learning. Sedangkan pada penelitian
ini, peneliti akan menggunakan uses and effect theory dari Sven Windahl
yang merupakan sintesis dari teori tradisional mengenai efek dan teori uses
and gratification.12
2. Daniella Putri Islamy, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2015
yang berjudul “Pengaruh Terpaan Iklan E-Commerce Bukalapak di
Televisi Terhadap Perilaku Konsumtif di Kalangan Mahasiswa (Survei
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)”. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Daniella adalah
sama-sama meneliti pengaruh media baru terhadap perilaku konsumtif
dengan menggunakan uses and effect theory. Pada penelitian Daniella, ia
meneliti instagram khususnya online shop sedangkan penelitian ini
meneliti YouTube khususnya akun YouTube Suhay Salim. Meskipun
sama-sama menggunakan uses and effect theory teteapi tetap terdapat
12
Anisa Lestari, Skripsi: Efek Tayangan Indo Beauty vlog di Situs YouTube Terhadap
Perilaku Imitasi Mahasiswi, (Tidak Diterbitkan),(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).
13
perbedaan lainnya, yakni dalam penelitiannya Daniella menggunakan
konsep individual difference untuk mengidentifikasi kebutuhan khalayak.
Sedangkan penelitian ini fokus pada asumsi uses and effect theory yang
mengatakan hasil dari penggunaan dan karakteristik isi media secara
parsial akan menimbulkan conseffect.13
3. Putri Aulia Nurbani, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2016
yang berjudul “Pengaruh Terpaan Iklan E-Commerce Bukalapak di
Televisi terhadap Perilaku Konsumtif di Kalangan Mahasiswa (Survei
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta)”. Putri meneliti pengaruh terpaan iklan e-commerce di televisi,
sedangkan peneliti akan meneliti pengaruh konten beauty vlog di
YouTube. Selain itu perbedaan juga terletak pada responden penelitian,
Putri Ayu mengambil Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, sedangkan peneliti akan mengambil Fanbase
Tersuhaylah. Pada penelitiannya, Putri menggunakan teori advertising
exposure Rajeev Batra, John Mayer, David Aaker. Teori ini menyatakan
bahwa apabila konsumen terkena terpaan iklan maka akan tercipta
perasaan dan sikap tertentu terhadap merk yang kemudian akan
menggerakkan konsumen untuk membeli produk. Hasil dari penelitian ini,
terdapat pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan commerce
13
Daniella Putri Islamy, Skripsi: Pengaruh Online Shop pada Media Sosial Instagram
terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam Cikal Harapan 1 Bumi Serpong Damai
(BSD) Kota Tangerang Selatan,(Diterbitkan), (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
14
Bukalapak di televisi terhadap perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa
FEB UIN Jakarta.14
Berdasarkan hasil penelusuran yang telah diteliti, peneliti
menemukan adanya beberapa kemiripan penelitian ini dengan ketiga
penelitian di atas. Kemiripan pada skripsi pertama adalah mengangkat
masalah yang timbul dari media baru khususnya YouTube, pada skripsi
kedua peneliti menemukan lebih banyak kemiripan yakni sama-sama
membahas pengaruh media baru, menggunakan teori yang sama serta
konsep perilaku konsumtif. Meskipun begitu tetap terdapat perbedaan
antara peneliti dan skripsi kedua, peneliti tidak menggunakan konsep
individual difference dan meneliti YouTube. Sedangkan pada skripsi
ketiga peneliti menjadikan konsep perilaku konsumtif sebagai referensi.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada pedoman
umum karya ilmiah civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.15
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan membahas Latar
Belakang,Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
14
Putri Aulia Nurbani, Skripsi: Pengaruh Terpaan Iklan E-Commerce Bukalapak di
Televisi terhadap Perilaku Konsumtif di Kalangan Mahasiswa (Survei pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), (Tidak Diterbitkan),(Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015). 15
Hamid, Nasuhi,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi
(Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010-2011.
15
BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab II akan menguraikan mengenai
landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian III akan
menguraikan metode penelitian yang terdiri dari Tempat dan waktu
penelitian, Paradigma dan Pendekatan Penelitian, Tipe Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Populasi dan Teknil Pengambilan Sampel, Variabel
Penelitian, Operasional Variabel Penelitian, Uji Instrumen dan Metode
Analisis Data.
BAB IV GAMBARAN UMUM. Pada bagian IV merupakan gambaran
umum yang berisi Profil Suhay Salim dan Profil Fanbase Tersuhaylah.
BAB V TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian V
merupakan bagian inti dari penelitian, karena pada bagian ini membahas
mengenai temuan hasil penelitian dan analisis di lapangan, yakni efek
program Monthly Favoritesterhadap Perilaku Konsumtif Tersuhaylah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini merupakan bagian
penutup, penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan dan analisis
penelitian yang didapatkan seta memberikan saran sebagai masukan bagi
penulis.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Baru (New Media)
Teknologi komunikasi yang terus berkembang diikuti dengan
media massa yang semakin canggih dan kompleks, serta memiliki
kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan
munculnya media baru seperti internet. internet dapat membantu khalayak
berinteraksi secara “lebih nyata” karena kemampuannya yang membuat
jarak seolah tidak berarti. Istilah „media baru‟ sendiri telah dikenal sejak
tahun 1960-an. Media baru semakin menggeser old media karena pola
penyebarannya yang telah melampaui pola penyebaran pada media lama.1
Media baru sendiri memiliki ciri utama, yakni adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima
maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam
sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.2
Beberapa perbedaan antara media baru dengan media lama ialah;
diabaikannya batasan percetakan dan model penyiaran oleh media baru
dan memungkinakan terjadinya percakapan antar banyak pihak,
memungkinkan khalayak menerima pesan secara simultan, perubahan dan
penyebaran kembali objek-objek budaya, mengganngu tindakan
komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dan
modernitas, tersedianya kontak global secara instan, dan memasukkan
1John Vivian, Teori Komunikasi Massa, Terj. Tri Wibowo, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2008), h. 262-264 2Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h.150
17
subjek modern/akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan
(Poster, dalam McQuail, 2011:151).
Sementara itu, media dalam perspektif historis terbagi menjadi
menjadi era media pertama dengan pola broadcast dan era media kedua
dengan pola interactivity, sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Interactivity bermakna bahwa pada media baru khalayak tidak sekedar
ditempatkan sebagai objek yang menjadi sasaran pesan. Khalayak dan
perubahan teknologi media serta pemaknaan terhadap medium telah
memperbarui peran khalayak untuk menjadi lebih interaktif terhadap
pesan.3
Tabel 1. Perbedaan Antara Era Media Pertama dan Kedua
Era media pertama (Broadcast) Era media kedua (Interactivity)
Tersentral
(dari satu sumber ke banyak khalayak)
Tersebar (dari banyak sumber ke
banyak khalayak)
Komunikasi terjadi satu arah Komunikasi terjadi timbal balik atau
dua arah
Terbuka peluang sumber atau media
untuk dikuasai
Tertutupnya penguasaan media dan
bebasnya kontrol terhadap sumber
Media merupakan instrumen yang
melanggengkan strata dan
ketidaksetaraan kelas sosial
Media memfasilitasi setiap khalayak
(warga negara)
Terfragmentasinya khalayak dan
dianggap sebagai massa
Khalayak bisa terlihat sesuai dengan
karakter dan tanpa meninggalkan
keragaman identitasnya masing-
masing
Media dianggap dapat atau sebagai
alat memngaruhi kesadaran
Media melibatkan pengalaman
khalayak baik secara ruang maupun
waktu
Sumber: (Rulli Nasrullah, 2014:14)
3Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2014), h.14
18
Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru
yakni:4
1. Digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media.
2. Interaksi dan konektivitas jaringan yang makin meningkat
3. Mobilitas dan deklokasi untuk mengirim dan menerima.
4. Adaptasi terhadap peranan publikasi khalayak.
5. Munculnya beragam bentuk baru „pintu‟ (gateway) media
6. Pemisahan dan pengaburan dari „lembaga media‟.
Kemunculan media baru turut serta pada perubahan pola
komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet akhirnya
sedikit banyak mempengaruhi individu dalam bekomunikasi dengan
individu lainnya. Pada media baru khalayak mendapatkan kesempatan
untuk melakukan umpan balik langsung dan khalayak bisa menjadi
konsumen sekaligus produsen dari sebuah informasi dalam waktu yang
sama.
Terdapat empat level pendekatan yang digunakan untuk
menjelaskan realitas virtual, diantaranya:5
1. Media interaktif memungkinkan komunikasi banyak pihak atau
multilateral communication. Pada level ini banyak pengguna dapat
terlibat dalam proses komunikasi pada waktu yang bersamaan.
2. Terjadinya sinkronisasi bahwa media interaktif dalam dimensi waktu
ini menunjukkan interaksi antar-pengguna yang bisa dilakukan, baik
melalui waktu yang sama maupun pengguna bebas menentukan sendiri
4Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, h.153
5Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia), h.16-17.
19
waktu komunikasi tanpa menghilangkan atau menghambat proses
komunikasi itu sendiri, misalnya dengan e-mail
3. Terjadinya keleluasaan kontrol dari para pengguna yang melakukan
interaksi. Ini berarti siapapun bisa menjadi pengirim maupun penerima
pesan.
4. Pada level ini proses interaksi sejalan dengan pemahaman terhadap
makna dan konteks yang melibatkan para pengguna. Ini yang disebut
level tertinggi, yakni terkait dengan dimensi mental. Meskipun secara
teknis setiap khalayak yang memiliki koneksi ke internet ia akan
masuk dalam jejaring dan terhubung, namun dalam komunikasi
termediasi komputer selalu saja ada bahasa universal, misalnya
penggunaan emoticons dalam percakapan atau komunikasi yang
diekspresikan melalui teks, simbol atau lambang, yang harus dipahami.
Ketika keempat level atau dimensi ini muncul, maka pada saat
itulah apa yang disebut interaksi di media baru itu terjadi.
B. Media Sosial
Media internet telah melibatkan individu untuk mempublikasikan
secara bersama, saling mengolah dan melengkapi data, web sebagai
platform atau program yang bisa dikembangkan, sampai pada pengguna
dengan jaringan dan alur yang sangat panjang (the long tail).
Perkembangan bagaimana hubungan antara individu dengan perangkat
media merupakan gambaran dari media sosial.6
6 Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi, h.
10
20
Media sosisal telah membawa perubahan dalam proses
komunikasi, yang sebelumnya hanya dapat dilakukan melalui komunikasi
tatap muka, komunikasi kelompok dan komunikasi massa, kini menjadi
berubah dengan kehadiran internet.7 Media sosial menciptakan gaya baru
dalam berkomunikasi sehari-hari yang sudah bergeser dengan komunikasi
virtual yang lebih mengedepankan kecanggihan teknologi. Media sosial
memberikan akses yang luar biasa terhadap penyimpanannya. Pengguna
tidak lagi terhenti pada memproduksi dan mengonsumsi informasi.8
Erika Dwi mengutip pernyataan Utari dari bukunya Komunikasi
2.0, menyatakan bahwa perkembangan media baru membawa konsekuensi
pergeseran dan perubahan dalam teori-teori komunikasi massa.
Karakteristik media yang selama ini dikenal, melebur dalam media baru.
Ini karena terbentuknya mass-self comunication. Dalam media baru ada
kombinasi antara komunikasi interper-sonal dengan komunikasi massa.
Karena menjangkau khalayak secara global maka bisa dikatakan
komunikasi massa, dan pada saat yang sama karena pesan yang ada dibuat,
diarahkan, dan dikonsumsi secara personal, maka dikatakan komunikasi
interpersonal.9
Body menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak
yang memungkinkan individu maupun komunitas yang berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi
7 Nurudin, Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses Komunikasi, (Jurnal
Komunikator, Vol.5, 2010), h.83. 8 Herdiyan Maulana dan Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi,
(Jakarta: Akademia Permata, 2013), h.144. 9 Erika Dwi Setya, Komunikasi dan Media Sosial, (Jurnal THE MESSENGER, Vol.3,
2011), h.72-73.
21
atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated
contenr (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna.10
Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan karakteristik
media siber, tetapi terdapat batasan-batasan dan ciri khusus yang hanya
dimiliki oleh media sosial. karakteristik media sosial antara lain:11
1. Jaringan (Network), salah satu karakter media sosial adalah dapat
membentuk jaringan antar pengguna meskipun di dunia nyata para
pengguna internet tidak saling mengenal.
2. Informasi (information), informasi menjadi „barang dagang‟ utama
yang diproduksi dan didistribusikan oleh pengguna media sosial.
Kegiatan konsumsi informasi ini yang akhirnya bermuara pada
network society.
3. Arsip (Archive), media sosial tidak hanya memudahkan pengguna
mengakses dan mendistribusikan informasi, tetapi juga memberikan
ruang bagi para penggunanya untuk menyimpan informasi dan dapat
mengakses informasi yang telah tersimpan dimanapun dan kapanpun.
4. Interaksi (interactivity), pengguna media sosial memiliki kebebasan
dalam menciptakan jaringan antarpengguna dan media sosial menjadi
sarana bagi penggunanya untuk saling berinteraksi.
5. Simulasi Sosial (Simulation of Society), karakter media sosial lainnya
adalah terciptanya warga negara digital, dimana berlangsung simulasi
layaknya bermasyarakat di dalam media sosial.
10
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi, h.
11. 11
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi, h.
15-34.
22
6. Konten oleh Pengguna (User Generated Content), pengguna media
sosial dalam waktu yang bersamaan dapat menjadi produsen sekaligus
konsumen dari konten yang ada di media sosial.
7. Penyebaran (Share/Sharing), terakhir yang menjadi karakter media
sosial adalah para pengguna aktif dalm melakukan penyebaran konten
sekaligus mengembangkannya.
Dalam media sosial, saat seseorang mengunggah sesuatu kemudian
ditanggapi pihak lain dan terjadi interaksi, maka saat itu tengah
berlangsung komunikasi interpersonal. Namun disaat yang sama,
unggahan orang tersebut dapat dilihat dan dinikmati khalayak banyak,
sehingga pada saat yang sama komunikasi massa juga terjadi, sebab
komunikasi massa tidak mensyaratkan adanya keterlibatan aktif semua
pihak.Komunikasi dalam media sosial menjadi lebih kompleks. Dua level
komunikasi melebur menjadi satu, komunikasi interpersonal melebur
dengan komunikasi massa.12
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan teknologi akhirnya
menghantarkan kehadiran media sosial dengan berbagai konsekuensi dan
efek yang mengikutinya. Media sosial memungkinkan seseorang
berkomunikasi tanpa perlu bertatap muka, selain itu para pengguna media
sosial juga dapat dengan mudah berbagi, mencari informasi dengan cepat,
dan membuat jaringan di dunia virtual sehingga mereka dapat
menyebarluaskan konten yang mereka miliki
12
Erika Dwi Setya, Komunikasi dan Media Sosial, (Jurnal THE MESSENGER, Vol.3,
2011), h.74.
23
C. Penggunaan dan Pengaruh Media Sosial
Penggunaan media sosial tidak terlepas dari dorongan motivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu, secara teori McQuail (2000)
menyebutkan beberapa motivasi yang mendorong seseorang untuk
menggunakan media sosial, antara lain:13
1. Faktor Informasi, internet memudahkan penggunanya dalam pencarian
informasi.
2. Identitas personal, pengguna internet menggunakan media sosial dalam
rangka mengasosiasikan aktor media dengan karakter tertentu pada
dirinya sendiri.
3. Faktor integratif dan interaksi sosial, internet telah berhasil selangkah
meninggalkan media konvensional
4. Faktor hiburan, orang banyak menggunakan media sosial dengan
tujuan untuk memperoleh kesenangan dan hiburan.
Penggunaan media sosial dapat membawa beberapa pengaruh bagi
penggunanya, Darmastuti (2011: 218)mengatakan bahwa komunikasi
dengan media sosial akan membawa pengaruh pada:14
1. Kepercayaan, nilai, dan sikap
2. Pandangan dunia
3. Organisasi sosial
4. Tabiat manusia
13
Poundra Ratu Swasty, New Media, New Audiance – New Media dan Kemunculan
Spesies Baru Audien: Rekonseptualisasi Audien di Era Media Digital, (Surakarta: Lindu Pustaka,
2011), h.44-45. 14
Erika Dwi Setya, Komunikasi dan Media Sosial, (Jurnal THE MESSENGER, Vol.3,
2011), h.72
24
5. Orientasi kegiatan
6. Persepsi diri dan orang lain
Dari perspektif lain, berikut pengaruh penggunaan media sosial
dalam beberapa aspek, antara lain:15
1. Individu, jika seseorang menggunakan media sosial dengan intensitas
yang tinggi maka akan mendapatkan pengaruh yang besar. Pengguna
media sosial dapat mengekspresikan diri dengan segala fitur yang
ditawarkan oleh setiap media sosial, dan di saat yang bersamaan
pengguna dapat menjadi individualis ketika menggunakan media sosial
dengan intensitas yang tinggi sehingga tidak terjadi sosialisasi di dunia
nyata.
2. Ekonomi, media sosial menunjang perkembangan ekonomi melalui
online shop. Media sosial sangat memungkinkan adanya ruang
pemasaran, bahkan sangat memudahkan penggunanya yang tidak perlu
keluar rumah untuk membeli suatu barang. Namun di sisi lain,
kemudahan tersebut dapat merubah perilaku masyarakat.
3. Politik, media sosial dapat digunakan untuk menyampaikan ide-ide
dari para politikus, kepengurusan dan adanya ruang diskusi secara
terbuka dari bawah ke atas dan sebaliknya. ruang diskusi inilah yang
memberikan nilai demokratis dalam komunikasi politik
4. Perubahan sosio-kultural, media sosial telah merubah bentuk
komunikasi yang dilakukan manusia selama ini. Perkembangan
15
Devita Maulida Choiru, Media Sosial dan Perkembangan Fashion Hijab, (Jurnal
komunikasi, 2014), h.10-11
25
teknologi telah banyak mempengaruhi cara masyarakat dalam
berkomunikasi dan ini merupakan proses mutualisme yang
menciptakan jaringan sosial. Perubahan pola interaksi masyarakat yang
beralih dari bentuk nyata menjadi maya.
Dari uraian tersebut, nampak bahwa setiap individu menggunakan
media sosial berdasarkan pada motivasi dalam dirinya masing-masing
yang mendorong mereka untuk menggunakan media sosial.
Penggunamedia sosial mengakses media sosial sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi dirinya. Setelah menggunakan media sosial, maka
individu akan sangat mungkin terpengaruh dengan ragam pengaruh yang
dapat ditimbulkan dari media sosial yang beberapa di antaranya telah
disebut di atas.
D. YouTube
Berdasarkan jenisnya, media sosial dibagi menjadi enam jenis
yaitu: 16
1. Media Jejaring Sosial (Social Networking), menjadi media sosial
paling populer yang biasa digunakan untuk berinterasksi seperti
membagikan konten dan memberikan pendapat oleh antarpengguna.
Karakter utamanya adalah pengguna membentuk jaringan pertemanan.
2. jurnal online (blog), memberikan ruang untuk pengguna media sosial
mengunggah, mengomentari dan membagikan aktivitas harian.
16
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi, h.
39-47.
26
Karakter dari blog adalah penggunanya pribadi dan konten yang
dipublikasikan pun terkait pengguna itu sendiri.
3. Mikroblog (Microblogging), memfasilitasi pengguna untuk menulis
dan membagikan aktivitas serta pendapatnya, dengan batasan
maksimal 140 karakter untuk tiap unggahan. Contoh dari mikroblog
adalah twitter.
4. Media Berbagi (Media Sharing), media sosial yang memberikan
kesempatan kepada penggunanya untuk dapat berbeagi media, mulai
dair dokumen sampai video. Memungkinkan penggunanya
menyimpan dam berbagi gambar atau video secara online.
5. Penanda Sosial (Social Bookmarking), media sosial yang dapat
menyimpan, mengelola dan mencari informasi secara online dengan
menggunakan tagar. Tagar berguna untuk mendapatkan informasi
yang dicari, tetapi informasi tidak diberikan secara utuh melainkan
membantu mengantarkan ke laman web yang menyimpan informasi
lebih lengkap terkait topik yang dicari.
6. Media Konten Bersama (Wiki), merupakan media sosial yang dapat
dikunjungi oleh siapa saja dan siapapun dapat mengisi atau
melengkapi konten yang ada.
YouTube merupakan salah satu contoh dari jenis media berbagi.
Media berbagi sendiri merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi
penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen, video, audio,
gambar, dan sebagainya.
27
Youtube merupakan media sosial yang kontennya adalah video,
memberikan fasilitas pembuatan akun yang dapat digunakan penggunanya
untuk mengunggah video berdasarkan kategori yang diinginkan. Akun
yang dibentuk oleh pengguna merupakan gambaran model produksi dari
TV secara mikro di media sosial.17
YouTube tidak hanya sekedar menjadi pelarian dari aktivitas
harian namun bosan dengan hiburan yang ada di media lama (Koran,
Radio, dan Televisi). Pengguna internet mengunjungi YouTube juga untuk
belajar atau mendapatkan informasi. Google mengatakan bahwa 57 persen
pengguna YouTube mencari konten hiburan, serta 86 persen juga
menyatakan terbiasa mengunjungi situs tersebut untuk mempelajari
informasi baru. Pada tanggal 9 Mei 2018, Google mewakili YouTube
menyampaikan hasil riset yang dilaksanakan bersama Kantar TNS.
Menurut hasil riset, 92 persen pengguna Indonesia menyatakan YouTube
adalah tujuan pertama mereka ketika mencari konten video.18
Menurut Veronica Utami sebagai Head of Marketing Google
Indonesia, orang-orang Indonesia tidak hanya melihat konten internasional
di YouTube, namun mereka begitu bangga dengan kreator lokal yang
mampu berinteraksi dalam bahasa yang mudah dipahami dan sesuai
dengan mereka. Hal tersebut dibarengi dengan lahirnya begitu banyak
kreator lokal di Indonesia dengan beragam konten, tidak memerlukan
biaya yang tinggi, dan dapat diakses dimanapun, membuat masyarakat
17
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi, h.
32. 18
Diaz Praditya, 3 Fakta Menarik dari Riset Google tentang Perkembangan YouTube di
Indonesia, (https://id.techinasia.com/ diakses 20 Mei 2018 23.15)
28
dapat dengan bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk
dipublikasikan.
Para pengguna YouTube dapat memuat dan menonton berbagai
video. Terdapat beragam jenis video yang diantaranya klip musik, film, tv,
berita, olahraga, serta video buatan para penggunanya sendiri.19
Kategori
konten yang diminati pengguna urban dan rural memiliki perbedaan.
Secara umum, pengguna urban lebih meminati konten yang dapat
menunjang kehidupan sehari-hari, seperti tema travel, lifestyle atau video
instruksi. Sementara pengguna rural secara umum lebih tertarik ke konten
yang memberikan hiburan secara langsung seperti musik, komedi, atau
sepak bola.20
Penelitian ini berkaitan dengan salah satu di antara beberapa
konten tersebut, oleh karena itu peneliti hanya akan memberikan
penjelasan mengenai konten yang berkaitan dengan penelitian.
E. Video Blog (Vlog)
Salah satu jenis media sosial yang memungkinkan penggunanya
untuk mengunggah aktivitas keseharian, saling mengomentari, dan
berbagi, adalah blog. Karakter dari blog antara lain penggunanya adalah
pribadi dan konten yang dipublikasikan juga terkait pengguna itu sendiri.
Konten yang dibuat oleh pemilik blog atau biasa disebut blogger
cenderung berupa user experiences.21
Perkembangan zaman menggiring
19
Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa
(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.83. 20
Diaz Praditya, 3 Fakta Menarik dari Riset Google tentang Perkembangan YouTube di
Indonesia, (https://id.techinasia.com/ diakses 20 Mei 2018 pukul 23.15) 21
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi,
h.41-42.
29
para penikmat blog lebih memilih mencari informasi dalam format audio
visual. Dalam bentuk video, ekspresi yang diperlihatkan oleh pembuat
konten akan cenderung terlihat alami dibandingkan membayangkan dari
tulisan.
Sesuai namanya, vlog adalah blog berbentuk video yang berisi
mengenai opini, cerita atau kegiatan harian yang biasanya dibuat tertulis
pada blog. Vlog pada awalnya menjadi sarana untuk mengekspresikan diri
dan pendapat kepada publik. Menurut artikel dari Educase
LearningInitiative mengenai VideoBlogging, berikut ini adalah kelebihan
dari Vlog: 22
1. Mudah dibuat.
2. Lebih dinamis daripada konten berbasis teks
3. Mengembangkan opsi berkomunikasi.
4. Berpotensi menjadi sarana komersil yang mutakhir.
5. Bisa menjadi sarana mengekspresikan diri.
F. Beauty vlog
Video blog terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya daily vlog,
berisi video yang menampilkan kegiatan harian yang sedang dijalani oleh
pemilik akun mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Travel vlog, berisi
video yang menampilkan pemilik akun yang tengah berlibur, biasanya
menceritakan apa saja yang ada di lokasi liburan dan bagaimana akses
menuju ke tempat tersebut, selain itu juga berisi rekomendasi tempat-
22
Eribka Ruthellia David, Mariam Sondakh, dan Stefi Harilama, Pengaruh Konten Vlog
dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sam Ratulangi (Jurnal Acta Diurna,Vol.VI, No.1, 2017), h.3.
30
tempat yang layak dan patut untuk dikunjungi saat berlibur di tempat
tersebut.
Selanjutnya ada beauty vlog. Salah satu jenis vlog yang paling
populer, kehadiran vlog juga menghampiri bidang kecantikan yang
akhirnya melahirkan beauty vlog. Beauty vlog berisi informasi seputar
kecantikan, pemilik kontenberbagi keterampilan mereka dalam
mengaplikasikan sebuah produk atau alat kecantikan, dengan
menampilkan video instruksi tentang bagaimana cara mengaplikasikan
suatu alat kosmetik dengan teknik yang benar dan sesuai sehingga
menghasilkan riasan make–up yang menawan, selain itu mereka juga
kerap melakukan review produk – produk kecantikan dan perawatan kulit
yang mereka pakai.
Pemilik konten beauty vlog biasa disebut beauty vlogger.Beauty
vlogger merupakan sosok yang memiliki keahlian atau konsentrasi dalam
bidang kecantikan yang memberikan informasi terkait produk-produk
kecantikan yang telah mereka gunakan atau dengan kata lain para beauty
vlogger memberikan pengalaman mereka dalam menggunakan produk
kecantikan. Beauty vlogger bersifat objektif terhadap beragam produk
yang mereka gunakan sehingga informasi yang disampaikan pun dapat
berupa positif maupun negatif dari produk yang telah digunakan.
Menurut Fischer (2014) beauty vlog adalah video instruktif yang
mengajarkan viewers cara membuat tampilan make up tertentu atau
menguasai teknik tertentu. Maka dari itu, beauty vlogger sudah dianggap
31
sebagai opinion leader oleh para perempuan dalam hal produk kosmetik
dan kecantikan.23
Tingginya tingkat akses konten kecantikan di Indonesia, dan
meningkatnya popularitas komunitas-komunitas seperti Indo Beauty
Vlogger, diikuti pesatnya pertumbuhan beauty vlogger di Indonesia. Setiap
beauty vlogger memberikan suguhan yang terbaik bagi para penonton
setianya, mulai dari kualitas gambar yang semakin meningkat, konten
yang variatif, dan ditunjang dengan modal ciri khas dari personalnya yang
akan menarik khalayak. Penonton konten beauty vlog terus meningkat
lantaran semakin banyak yang percaya pada ulasan yang beauty vlogger
dan cenderung mencari informasi terkait dunia kecantikan di akun
YouTube beauty vlogger favoritnya. Menurut data dari Nielsen, sebanyak
67 persen konsumen di seluruh dunia mempercayai review
online,sementara hanya 37 persen saja yang percaya media-media
konvensional seperti televisi, radio, danmedia cetak.
G. Komunitas Virtual (Virtual Community)
Pengertian komunitas dapat didekati dengan bebeapa konsep
berikut, lahir dan dibentuknya komunitas karena adanya sekelompok
orang yang memiliki kesamaan minat, dan terjadi interaksi sosial antar
individu dan terbukanya wilayah-wilayah individu untuk anggota
23
Arnisa Defani, Skripsi: Pengaruh Electronic Word of Mouth oleh Beauty Vlogger
terhadap Brand Image Lip Coat by Lizzie Parra,(diterbitkan),(Bandung: Universitas Telkom,
2017),h. 5-6.
32
kelompok lainnya.24
Menurut Van Dijk, komunitas memiliki empat
karakteristik umum komunitas diantaranya, adanya anggota, merupakan
organisasi sosial, memiliki bahasa, pola interaksi serta sebuah identitas
umum dan kultural. Karakteristik tersebut nantinya dapat digunakan untuk
membandingkan komunitas virtual dengan komunitas nyata (komunitas
organik). Komunitas virtual bisa dikarakteristikkan berdasarkan kuatnya
hubungan antara anggota-anggotanya berdasarkan tempat dan waktu dan
merefleksikan sebuah keanggotaan homogenitas.25
Menurut Kollock dan Smith dalam Bell (2001), komunitas virtual
ialah sekelompok orang-orang yang berinteraksi untuk berbagi informasi
di dunia maya, mendiskusikan kepentingan bersama. Dalam praktiknya,
landscape komunitas virtual ini membentuk organisasi sosial dari sejumlah
orang yang menggunakan dunia maya secara bersama-sama.
Tabel 2. Ideal Types Organics and Virtual Communities
Characteristic Organic Virtual
Composition
and activity
Tight group (age)
Several activities
Loose affiliation
Special activities
Social
organization
Tied to place and time Not tied to place and time
Laguage and
interaction
Verbal and non verbal Verbal and paralanguage
Culture and
identity
Total singular
Homogeneous
Prtial plural
Heterogenetous
Sumber: (Livrouw, 2009:63)
Tabel di atas menjelaskan perbedaan karakteristik dari komunitas
organik dan komunitas virtual. Pada komunitas organik adanya keterikatan
24
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan Sosio Teknologi,
h.108 25
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone, Handbook of New Media : Social Shaping
and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 2 : “Creating
Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations”, 2009, h.63.
33
yang kuat antara para anggotanya, mereka biasa melekukan beberapa
aktivitas secara bersama-sama dan cenderung menjadi kegiatan yang rutin.
Kegiatan rutin tersebut akhirnya menuntut komunitas organik terikat
dengan tempat dan waktu untuk berkumpul dan berinterasi baik dengan
bahasa verbal maupun non verbal. Pada komunitas organik biasanya
memiliki anggota yang memiliki latar belakang dan asal daerah yang
sama.
Sebaliknya, dalam komunitas virtual cenderung afiliasi tidak
cocok, mereka tidak mengenal karakteristik antar anggota secara
individual sehingga mereka tidak memiliki ketrikatan yang kuat.
Komunitas virtual juga sangat jarang memiliki aktivitas yang rutin, mereka
biasanya hanya berkumpul pada waktu-waktu tertentu, selain itu mereka
juga cenderung tidak memerlukan waktu dan tempat secara khusus karena
komunikasi yang terjadi di dalam komunitas virtual bisa dilakukan kapan
dan dimanapun dengan adanya media sosial. Bahasa interaksi yang biasa
digunakan komunitas virtual tidak hanya bahasa verbal, melainkan dibantu
dengan bahasa universal dengan bantuan emoticon. Terakhir, dalam
komunitas virtual anggotanya adalah heterogen, yakni memiliki latar
belakang yang berbeda-beda dan juga asal daerah yang berbeda.
Dalam buku Community Media in The Information Age, Nicholas
Jankowski (2002) menyatakan seiring dengan perkembangan jejaring
teknologi elektronik dan digital, komunitas virtual terus terbentuk.
Perkembangan revolusioner di bidang teknologi tersebut telah
menambahkan arti sebuah komunitas, dibandingkan dengan pengertian
34
konvensional yang selama ini berkembang. Oleh karena itu, definisi
sebuah komunitas yang memiliki kesamaansecara geografis dapat pula
diperluas dengan adanya “community of interest‟ (komunitas minat)
karena para anggotanya memiliki persamaan minat.
Komunitas virtual terbagi menjadi dua yaitu, gameinschaft
komunitas yang berkarakter total community di mana setiap individu dan
yang ada di dalamnya berinteraksi secara vertikal maupun horizontal
berjalan secara stabil dalam waktu yang lama. Dan gasellschaft komunitas
yang anggotanya memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan tidak
adanya ikatan antar individu (Kollock dan Smith 1999:16).
H. Fanbase26
Fanbase merupakan suatu wadah atau basis berkumpulnya
penggemar artis atau idola tertentu. Fanbase biasanya terdiri dari
sekelompok orang yang memiliki kecintaan terhadap idola tertentu.
Tujuan utama pembentukan fanbase ini sebenarnya adalah sebagai wadah
tempat berkumpulnya sekumpulan orang yang memiliki idola yang sama
untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, dan menjalin
pertemanan. Salah satu kegiatan fanbase misalnya mengadakan suatu
perkumpulan rutin, yang biasa disebut dengan gatehring, minimal sekali
dalam tiga bulan atau pada acara yang dihadiri idolanya.
26
Widya Sekar Dwisari, Tesis: Komunikasi Kelompok Fanbase K-pop Dan Partisipasi
Anggota (Studi Kasus Proses Komunikasi Anggota Fanbase Prof’djo Dan Wujud Partisipasi
Anggotanya),(diterbitkan)(Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2013) h.13-17.
35
Usaha dalam mengumpulkan dan menarik anggota untuk masuk ke
dalam fanbase adalahsalah satu tujuan penting untuk bertahannya sebuah
fanbase, karena semakin banyak jumlah anggotanya, maka aktivitas
perkumpulan tersebut akan terusberjalan. Pengelola fanbase tersebut, yang
biasa disebutadmin, dan anggota melakukan berbagai usaha yang
dikomunikasikan kepadaanggota yang diharapkan dapat menggugah
partisipasi mereka dalam wujudkeikutsertaan meramaikan kegiatan
fanbase dan turut serta dalam usaha menuangkan ide dalam aktivitas
fanbase tersebut.
Fanbase dipahami sebagai korban-korban pasif dari media
massa.Media massa mengkonstruksi wacana kepada penggemar dan
membentuk theatre of mind mereka.Hal ini menyebabkan penggemar tidak
bisa mendiskriminasikandan menciptkan jarak antara diri mereka dan
objek-objek kesenangan. Stereotip yang paling umum misalnya adalah
kelompok-kelompok gadis dan perempuanhisteris meneriaki para selebritis
idola mereka, kelompok penggemar yang salingbersaing mengadopsi gaya
idolanya atau kelompok penggemar yang relamelakukan apa saja demi
bertemu idolanya.
Fanbase adalah sekumpulan individu yang biasanyamemiliki minat
yang sama. Sebuah komunitas biasanya terbentuk karena
memilikikebutuhan yang sama (ataupun tidak) pada sebuah minat tertentu.
Sebuah fanbase biasanya diawali dengan berkumpul bersama. Awalnya
dengan beberapa orang yang saling kenal, memiliki minat yang sama dan
kemudian berkembang dan anggotanya pun bertambah.
36
Kebutuhan bersama pada fanbase dapat menimbulkan rasa
memiliki dari para anggota terhadap kelompoknya. Hal tersebut dapat
dilihatdari hal-hal berikut:
1. Adanya loyalitas dari para anggota terhadap anggota lainnya.
2. Adanya loyalitas para anggota terhadap kelompoknya.
3. Kesediaan berkorban secara ikhlas dari para anggota baik secara
morilmaupun materiil demi kelangsungan hidup kelompoknya.
Kelompok fanbase termasuk dalam kategori kelompok primer,
Charles Horton Cooley (1909) mengatakan bahwa kelompok primer
ditandai dengan ciri-ciri keakraban komunikasi antar personal anggota di
dalamnya dan ikatan emosionalnya lebih kuat. Sebagai kelompok primer,
kelompok memiliki karakteristik komunikasi yaitu (Jalaludin, 2005:142-
143):
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan
meluas. Anggota kelompok dalam berkomunikasi dengan sesama
anggota akan memberikan gambaran tentang kepribadian mereka,
menunjukkan unsur-unsur perilkau yang hanya dapat ditampilkan
dalam suasana privat. Meluas dalam karakteristik ini menunjukkan
bahwa sedikit sekali rintangan atau batas antar anggota dalam
berkomunikasi.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Personal
memberikan arti bahwa anggota kelompok memandang anggota
lainnya sebagai sebuah personal. Hal ini mengakibatkan akan terdapat
perbedaan perilaku kepada satu anggota dengan anggota lainnya.
37
Kehadiran anggota satu dengan anggota lainnya akan memberikan
perbedaan maka. Sebagai contoh adalah hubungan anggota A dengan
B akan berbeda ketika A dengan C atau pengganti B yang bukan
merupakan B meskipun posisi sama namun berbeda orang.
3. Komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada isi.
Hubungan anggota satu dengan anggota lainnya merupakan hubungan
komunikasi interpersonal yang lebih mengedepankan hubungan
daripada isi pembicaraan atau komunikasi mereka. Hal ini bertujuan
untuk membina hubungan baik antar individu yang melakukan
komunikasi. Dalam beberapa kondisi isi komunikasi bukanlah sesuatu
yang penting namun komunikasi dilakukan untuk memelihara
hubungan.
4. Ekspresif dan informal. Berkomunikasi dalam kelompok primer
memberikan kebebasan pada individu untuk mengekpresikan diri
mereka secara personal. Ekspresi melibatkan perasaan yang
ditunjukkan secara personal melalui hubungan emosional. Hal ini
sangat mungkin terjadi karena hubungan bersifat personal yang
menjadikan masing-masing anggota membangun kedekatan dengan
anggota lainnya. Informal berarti santai dan tidak kaku.
I. Terpaan Media
Terpaan media diartikan sebagai suatu kondisi di mana orang
diterpa oleh isi media atau bagaimana isi media menerpa
audiens.Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan
38
dalam berbagai media, jenis isi media yangdikonsumsi, dan berbagai
hubungan antara individu konsumen dengan isi media yang dikonsumsi
atau dengan mediasecara keseluruhan. Terpaan media adalah banyaknya
informasi yang diperoleh melalui media, yang meliputifrekuensi, atensi
dan durasi penggunaan pada setiap jenis media yang digunakan.27
Perilaku seseorang dalam menggunakan media menurut Blumler
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:28
1. Surveillence, yaitu kebutuhan untuk mengetahui lingkungannya.
2. Curiosity, yaitu kebutuhan individu untuk mengetahui peristiwa-
peristiwa menonjol di lingkungannya.
3. Diversion, yaitu kebutuhan individu untuk lari dari perasaan tertekan,
tidak aman, atau untuk melepaskanketegangan jiwa.
4. Personal identity, yaitu kebutuhan individu untuk mengenal dirinya
dan mengetahui posisi keberadaannya dimasyarakat.
Untuk mengukur terpaan media dapat dilihat dari 3 faktor :29
1. Frekuensi, diukur berdasarkan berapa kali sehari seseorang
menggunakan media dalam satu minggu, berapa kaliseminggu
seseorang menggunakan dalam satu bulan, serta berapa kali sebulan
seseorang menggunakan mediadalam satu tahun.
2. Durasi, penggunaan media, berdasarkan berapa lama khalayak
menggunakan media dan mengikuti suatuprogram.
27
Jalaludin, Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 201 28
Elvinaro, Ardianto, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004), h.47 29
Ononong Uchjana, Efendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003) h.73
39
3. Perhatian (atensi), proses mental seseorang dalam menyimak suatu
program. Meliputi menonton denganmelakukan kegiatan lain,
menonton dengan tidak melakukan kegiatan lain, dan menonton
dengan melakukandiskusi.
J. Teori Uses and Effect
Uses and Effects Theory pertama kali dikemukakan oleh Sven
Windahl pada tahun 1979 merupakan sintesis dari teori uses and
gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek media. Uses and
gratifications theory yang dikemukakan oleh Katz merupakan teori
penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan
(gratification) ataas kebutuhan seseorang. Inti dari teori uses and
gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa
berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi
motif khalayak, jika motif tersebut akan terpenuhi maka kebutuhan
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media tersebut mampu memenuhi
kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.30
Logika yang mendasari penelitian mengenai uses and gratification
digambarkan oleh Katz, (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan
menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-
harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang
membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan
dalam aktivitas lainnya) yang akhirnya menghasilkan (6) pemenuhan
30
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 203-204.
40
kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan
sebelumnya.31
Pada teori penggunaan dan kepuasaan, Katz dianggap cenderung
mengabaikan kemungkinan terjadinya efek, hal tersebut menyebabkan
banyak peneliti menganggap penelitian uses and gratification sebagai
sesuatu yang menarik, namun tidak terlalu penting. Oleh karena itu,
beberapa pendapat terbaru dari pendekatan ini menghubungkan antara
kepuasaan dan efek. Windahl (1981) berpendapat bahwa gabungan antara
penelitian uses and gratification dengan teori tradisional mengenai efek
sangat terlambat dan menyarankan sebuah model yang memandang
produk dari pengguaan konten media sebagai “conseffect”. 32
Khalayak dikatakan aktif karena mereka memiliki pilihan untuk
mengevaluasi berbagai macam tipe media untuk mencapai suatu tujuan
komunikasi yang baik. Konsep “use” merupakan bagian yang sangat
penting atau pokok dari suatu pemikiran ini. Karena pengetahuan
mengenai penggunaan media yang menyebabkannya, akan memberikan
jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses
komunikasi massa.33
Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat
berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang
31
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2002), h. 212 32
Stanley J. Baran, Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan Masa depan, Terj.
Afrianto Daud dan Putri Iva Izzati, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 301 33
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2002), h. 41.
41
lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat
dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.34
Asumsi dasar uses and effect theory menekankan pada bagaimana
penggunaan media mampu menghasilkan banyak efek terhadap individu.
Berbeda dengan uses and gratifications yang menjelaskan penggunaan
media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Dalam
uses and effect, kebutuhan bukanlah satu-satunya faktor yang
menyebabkan terjadinya pengunaan media, terdapat karakteristik individu,
harapan dan persepsi terhadap media, serta tingkat akses kepada media
yang akan membawa individu kepada keputusan penggunaan media.35
Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya
dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya
dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan
dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: 36
1. Pada kebanyakan teori efek tradisional, karakteristik isi media
menentukan sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan
media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari
proses tersebut dinamakan efek.
2. Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat pengguaan
daripada karakteristik isi media. Penggunaan media dapat
mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya, di
samping dapat pula memiliki konsekuensi psikologis seperti
34
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2011), h.291. 35
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, h.216 36
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, h.216.
42
ketergantungan pada media tertentu. Jika penggunaan merupakan
penyebab utama dari hasil maka disebut konsekuensi
3. Hasil ditentukan oleh isi media (melalui perantara penggunanya)
dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Ada dua
proses yang secara sserempak bersama-sama menyebabkan suatu
hasil yang disebut “conseffect” atau gabungan antara konsekuensi
dan efek.
Dari teori yang digunakan dengan permasalahan yang diteliti, uses
and effect theory menjelaskan dampak yang dapat ditimbulkan oleh media
baru terhadap khalayak. Dampak tersebut membentuk karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik tersebut terdiri dari kebutuhan atau
kepentingan khalayak yang dapat menimbulkan harapan dan persepsi
terhadap isi media. Kemudian, khalayak akan mengambil keputusan
sendiri atas penggunaan media. Jika keduanya dilakukan secara
bersamaan, maka akan menimbulkan conseffectyang disebabkan oleh
media baru.
43
Gambar 3. Teori Uses and Effect
Sumber: (Sasa Djuarsa Sendjaja, 2002,43)
K. Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan individu untuk
membeli dan mengkonsumsi barang-barang tanpa batas dan pertimbangan
yang rasional ataupun mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan secara berlebihan, dimana hal tersebut didorong oleh
Audiens dan karakteristikintra/ekstra-individu termasuk kebutuhan dan
kepentingan
Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan
komunikator
Penggunaan media:
Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang
digunakan, hubungan dengan isi yang
digunakan, cara konsumsi
Hasil pada tataran individu:
a. Efek, terutama disebabkan oleh media
karakteristik isi
b. Konsekuensi, terutama disebabkan oleh
pengunaan media
c. Conseffect, disebabkan sekaligus oleh isi dan
penggunaan media
Keputusan untuk menggunakan
alternatif fungsional
Keputusan untuk menggunakan
media dan isi
Media dan
Karakteristik Isi
Hasil
pada
tataran
lainnya
44
keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata daripada
kebutuhan.37
Sejalan dengan pengertian di atas, Lina dan Rosyid menyatakan
bahwa perilaku konsumtif melekat pada seseorang apabila orang tersebut
membeli sesuatu di luar kebutuhan yang rasional, pembelian tidak lagi
didasarkan pada faktor kebutuhan, tetapi sudah pada taraf keinginan yang
berlebihan.38
Retno Widiastuti mengatakan bahwa perilaku konsumtif
adalah perilaku boros, yang mengkonsumsi barang atau jasa secara
berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta
tidak ada skala prioritas.39
Perilaku ini lebih banyak dipengaruhi oleh keinginan mendapatkan
kepuasan ataupun kesenangan sehingga mengesampingkan kebutuhan.
Karena itu, tanpa pertimbangan yang matang seseorang begitu mudah
melakukan pengeluaran untuk macam-macam keinginan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan pokok.
37
Tiurma Yustisi Sari, Skripsi: Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan Body Image
Pada Remaja Putri, (Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara,2009), h.22. 38
Lina, dkk, Perilaku Konsumtif Berdasar Locus of Control Pada Remaja Putri, (Jakarta:
Grafindo, 2008), h.177. 39
Daniella Putri Islamy, Skripsi: Pengaruh Online Shop pada Media Sosial Instagram
terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam Cikal Harapan 1 Bumi Serpong Damai
(BSD) Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.26-27.
45
Dalam perilaku konsumtif, ada 4 aspek pokok yang terkandung
didalamnya (Hidayati, 2001), yaitu40
:
1. Impulsif
Pembelian impulsif ialah perilaku membeli semata-mata karena
didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau keinginan sesaat, yang
dilakukan tanpa pertimbangan dan biasanya bersifat emosional.
2. Pemborosan
Pemborosan dapat didefinisikan sebagai perilaku menghamburkan
banyak dana tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas.
3. Pleasure seeking
Perilaku ini berkaitan dengan sifat remaja yang narsistik, ingin mencari
kesenangan dengan melakukan pembelian dan keinginan eksis dalam
kelompoknya.
4. Satisfaction seeking
Perilaku konsumtif salah satunya didasari oleh adanya keinginan untuk
selalu lebih dari yang lain, selalu ada ketidakpuasan dan usaha untuk
mendapat pengakuan dari yang lain dan biasanya diikuti rasa bersaing
yang tinggi.
Sumartono (2002) menyatakan bahwa konsep perilaku konsumtif
amatlah variatif, tetapi pengertian perilaku konsumtif adalah membeli
barang atau jasa tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar
kebutuhan.
40
Tiurma Yustisi Sari, Skripsi: " Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan Body
Image Pada Remaja Putri",h.16-17.
46
Secara operasional terdapat indikator perilaku konsumtif yang
sering dilakukan oleh orang banyak, diantaranya yaitu:41
1. Membeli produk karena iming-iming hadiah, individu membeli suatu
barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang
tersebut.
2. Membeli produk karena kemasannya menarik, individu mudah tergiur
untuk membeli produk yang dikemas dengan menarik.
3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, individu
mempunyai keinginan yang tinggi agar dapat berpenampilan menarik
dan tidak keberatan membelanjakan uangnya lebih banyak untuk
menunjang penampilan diri.
4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat
atau kegunaannya), individu cenderung membeli produk karena tergiur
diskon atau membeli produk yang paling mahal untuk mengimbangi
gaya hidup yang mewah.
5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, individu
membeli produk yang mahal untuk menunjukkan kelas sosialnya
6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan, individu akan cenderung membeli produk yang
diiklankan atau digunakan oleh idolanya
7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal
akanmenimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, membeli produk yang
41
Achmad Syaiful Ramadhan, Skripsi: Hubungan Gaya Hidup Konsumtif Harga Diri
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, (Tidak Dipublikasikan), (Jakarta:
Universitas Indonesia, 2012), h.16-18
47
dianggap akan mempercantik penampilan sehingga menjadi lebih
percaya diri
Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda), individu cenderung
mengguakan produk sejenis dengan merk yang lain sebelum menghabiskan
produk pertamanya.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitianinidilakukan di kediaman peneliti dengan menggunakan
bantuan dari salah satu aplikasi media sosial, yaitu Line. Alasan peneliti
menggunakan Line dikarenakan responden penelitian yang tersebar di
beberapa kota di Indonesia. Sedangkan waktu penelitian berlangsung
mulai dari bulan April – Juni 2018.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Paradigma adalah cara pandang seorang ilmuan tentang sisi
strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan
itu sendiri.1 Paradigma penelitian menurut Sugiyono adalah pola pikir
yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan.2
Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik.
Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam
kegiatan penelitannya. Teori menjadi sumber jawaban utama atas rasa
ingin tahu peneliti. Dalam penelitian kuantitatif/positivistik, yang dilandasi
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h.25 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.42.
49
pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, hubungan
gejala bersifat kausal (sebab akibat).3
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan angka yang
tepat. Pendekatan kuantitatif ini merupakan salah satu pendekatan
dalampenelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung
untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.4
C. Tipe Penelitian
Dalam melakukan penelitian ada bermacam-macam tipe penelitian,
antara lain deskriptif, eksplanatif, eksploratif, eksperimental, dan lainnya.
Peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatif. Statistik eksplanatif,
merupakan metode yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Kriyanto
peneliti perlu melakukan kegiatan berteori untuk mengahasilkan dugaan
awal (hipotesis) antarvariabel yang satu dengan yang lainnya.5
Dalam buku Burhan Bungin, eksplanatif bertujuan untuk
menjelaskan hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk
menguji suatu hipotesis.6 Statistik eksplanatif dilakukan terhadap sampel
dan hasil penelitian tersebut digeneralisasikan terhadap populasinya.
3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.42
4 Syamsir Salam dan Jaenal Arifin, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h.36. 5Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Malang: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h.68 6Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2011), h.29
50
Peneliti juga menggunakan metode penelitian survei. Metode
penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan
keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam
suatu penelitian.7Survei adalah metode penelitian dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen pengumpul datanya. Tujuannya untuk
memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap
mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis
data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner
sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah
responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.8
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer merupaka data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian.9 Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulka
data primer yang sesuai, yaitu sebagai berikut:
a. Kuesioner, yaitu alat penelitian yang dilakukan dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan tertutup memperoleh keterangan dari
sejumlah anggota Fanbase Tersuhaylah yang menjadi subjek
penelitian.Dalam penyebaran kuesioner, peneliti menggunakan
bantuan google form. Alasan peneliti menggunakan Google Form,
7 Riduwan, Metode & Teknik Tesis, (Bandung: ALFABETA, 2008), h. 217.
8 Rahmat Krisyanto , Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.60.
9 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual&SPSS, h. 16
51
adalah selain karena responden dalam penelitian ini tersebar di
beberapa kota di Indonesia, juga karena dalam google form ada
pengaturan yang membuat responden tidak bisa maju ke pernyataan
selanjutnya apabila ia belum mengisi pernyataan sebelumnya.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber.
Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dengan pendiri
Fanbase Tersuhaylah guna mendapatkan data terkait profil
Tersuhaylah.
c. Observasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung kelapangan. Dalam penelitian ini, peneliti masuk
ke dalam grup Line Tersuhaylah dan mengamati secara langsung
aktivitas yang berlangsung setiap harinya.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder ini didapatkan
dari dokumen-dokumen yang mendukung untuk penelitian ini seperti
buku-buku, jurnal-jurnal penelitian, catatan, dan data dari situs internet.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder sebagai berikut:
a. Website resmi, data yang tersedia di lapangan belum sepenuhnya
mampu melengkapi data-data yang peneliti perlukan. Oleh karena itu
peneliti menggunakan website yang memuat artikel dan data mengenai
YouTube, Beauty Vlogger dan perilaku konsumtif untuk melengkapi
data.
52
b. Studi pustaka, selain mencari tambahan data di website, peneliti juga
memanfaatkan buku-buku, skripsi, serta jurnal dan tesis baik dalam
bentuk cetak maupun elektronik guna melengkapi referensi yang
berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
E. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai
pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan
objek merupakan sasaran dalam penelitian.10
Adapun subjek dalam
penelitian ini adalah Fanbase Tersuhaylah yang telah tergabung dalam
grup Line resmi Tersuhaylah. Alasan peneliti hanya mengambil anggota
yang masuk ke dalam grup Line adalah karena peneliti menganggap bahwa
mereka merupakan orang-orang yang benar-benar mengidolakan Suhay
Salim.
Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah perilaku konsumtif
Fanbase Tersuhaylah yang disebabkan oleh tayangan monthly favorites
dalam akun YouTube Suhay Salim. Peneliti hanya membahas program
monthly favorites karena seorang penggemar biasanya cenderung ingin
memiliki apa yang menjadi kesukaan idolanya.
10
Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, h.76.
53
F. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11
Populasi
dalam penelitian ini adalah Tersuhaylah yang bergabung dalam akun resmi
Line, sejumlah 146 orang (pada tanggal 8 Februari 2017).
2. Sampel
Keseluruhan populasi tidak mungkin dapat diobservasi karena
keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu. Oleh karena itu pengambilan
sampel dapat mewakili sebuah populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.12
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang dimaksudkan maka
peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
rumus Slovin dengan taraf kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar
90% dan taraf kesalahan sebesar 10%.
Rumus perhitungan besaran sampel:
N
n =
1+ Ne2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dicari
N = Jumlah populasi
e = Nilai presisi sebesar 90% batas toleransi 10%
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.80. 12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h. 81.
54
Dengan demikian maka jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah:
146 146
n = = = 59,34
1+146(0,1)2
2,46
Hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel yang dapat mewakili
populasi yaitu sebesar 60 (dibulatkan) orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling,
teknik ini memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Dari teknik probability sampling tersebut
peneliti menggunakan stratified sampling, merupakan teknik pengambilan
anggota sampel dengan populasi yang memiliki strata atau tingkatan dan
setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri.13
Alasan peneliti
menggunakan stratified sampling karena anggota fanbase Tersuhaylah
tidak bersifat homogen dan berstrata.
G. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan dua variabel
yang nantinya akan dicari korelasi antara keduanya. Adapun variabel
tersebut adalah:
1. Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).14
13
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual&SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2017), h.31 14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung: ALFABETA, 2010), h.39
55
Dalam penelitian ini variabel bebasnya (Variabel X) adalah efek
program monthly favorites di akun YouTubeSuhay Salim.
Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti
memecah variabel X menjadi X1 dan X2, dimana variabel X1 adalah
karakteristik isi media dan yang menjadi X2 adalah penggunaan
media.
2. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.15
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel terikat (Variabel Y)
adalah perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah.
H. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan
bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Berdasarkan kerangka teori
dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian. Operasional variabel akan peneliti sajikan dalam bentuk tabel,
berikut adalah tabel-tabel definisi operasional dari varibel-variabel yang
peneliti gunakan dalam penelitian ini.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, h.39
56
Tabel 2.Definisi Operasional Variabel X1
Teori Variabel Dimensi Subdimensi Indikator Skala
Uses
and
Effect
Efek
Program
Monthly
Favorites
Karakteristik
Isi Media
(X1)
Materi
Materi yang
informatif
dan variatif
Likert
Narasumber
Narasumber
memiliki
kredibilitas
dan daya
tarik
Likert
Narasi
Narasi jelas
dan mudah
dimengerti
Likert
Tabel 3. Definisi Operasional Variabel X2
Teori Variabel Dimensi Subdimensi Indikator Skala
Uses
and
Effect
Efek
Program
Monthly
Favorites
Penggunaan
Media
(X2)
Frekuensi,
Durasi,
dan
Intensitas
Frekuensi
mengakses,
Durasi dan
Intensitas
menonton
program
monthly
favorites
Likert
Tabel 4. Definisi Operasional Variabel Y
Teori Variabel Subdimensi Indikator Skala
Konsep
Perilaku
Konsumtif
Perilaku
Konsumtif
(Y)
Impulsif
Perilaku
membeli
karena hasrat
Likert
Perilaku
membeli tanpa
pertimbangan
Likert
Pemborosan
Perilaku
membeli
sesuatu yang
tidak
dibutuhkan
Likert
Perilaku
membeli hanya
untuk
mengikuti tren
Likert
57
Tabel 4. Lanjutan Definisi Operasional Variabel Y
Teori Variabel Subdimensi Indikator Skala
Konsep
Perilaku
Konsumtif
Perilaku
Konsumtif
(Y)
Pleasure
Seeking
Perilaku
membeli
karena ingin
mencari
kesenangan
Likert
Satisfaction
Seeking
Perilaku
membeli
karena ingin
mencari
kepuasan
Likert
I. Kerangka Pemikiran
Dalam teori uses and effect terdapat asumsi bahwa efek ditentukan
sebagian oleh penggunaan media dan sebagian lainnya ditentukan oleh isi
media. Saat keduanya bekerja secara serempak maka akan menimbulkan
konsekuensi dan efek. Penelitian ini akan menguji teori uses and effect,
apakah ketika X1 (Karakteristik isi media) dan X2 (Penggunaan media)
secara bersama-sama akan menimbulkan efek pada Y (Perilaku
konsumtif). Berangkat dari teori dan konsep yang digunakan dalam
penelitian ini, maka peneliti membuat kerangka pemikirian seperti pada
bagan di halaman selanjutnya.
58
Teori Uses and Effect
Gambar 4. Kerangka Pemikiran
J. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah akurasi alat terhadap yag diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Untuk mencapai tingkat
validitas instrumen peneltian, maka alat ukur yang dipakai dalam
instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik.16
Uji
validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika pernyataan pada
angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
angket tersebut.
16
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Penada, 2009), h.
120.
Program Monthly Favorites pada akun YouTube
Suhay Salim
(Variabel X)
Penggunaan Media
(Variabel X1)
Frekuensi
Durasi
Intensitas
Karakteristik Isi Media
(Variabel X1)
Materi
Narasumber
Narasi
Perilaku konsumtif Tersuhaylah
(Variabel Y)
59
Peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007. Kuesioner dapat
dinyatakan valid jika item-itemnya telah mewakili ciri-ciri yang
hendak dikenai suatu pengukuran.
2. Uji Reliabilitas
Relibialitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan
sejauh mana pengukuran tersebut konsisten. Jika alat ukur dapat
dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh
relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dapat dikatakan reliabel.17
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsisten tidaknya jawaban
seseorang terhadap item-item pernyataan di dalam sebuah kuesioner.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode pengujian
reliabilitas Cronbach Alpha yang digunakan dalam menentukan
reliabel, karena metode ini digunakan untuk menghitung reliabilitas
suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku.18
Tingkat reliabilitas
dengan metode ini diukur dengan menggunakan batasan 0,6 jika
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan di atas 0,8 adalah baik.19
17
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual&SPSS,h. 55 18
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual&SPSS,h. 56 19
Duwi Priyanto, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h.
64
60
Tabel 5. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha
ALPHA TINGKAT RELIABILITAS
0,00 s.d 0,20 Kurang reliabel
>0,20 s.d 0,40 Agak reliabel
>0,40 s.d 0,60 Cukup reliabel
>0,60 s.d 0,80 Reliabel
>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabel
K. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui efek program monthly favorites pada akun
YouTube Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah
dilakukan dengan skala likert yang mengembangkan prosedur pengukuran
dengan skala.
Tabel 6. Skala Likert
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Tidak Setuju
(TS) Setuju (S)
Sangat Setuju
(SS)
1 2 3 4
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan
dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat
penggunaan skala 1-4. Dari segi statisti, skala dengan empat tingkata (1-4)
lebih tinggi kendalanya dibandingkan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, dimana
hasil analisisnya akan dipresentasikan dalam tabel analisis berdasarkan
variabel karakteristik isi media dan penggunaan media yang selanjutnya
dapat dilihat pengaruhnya terhadap perilaku konsumtif fanbase.
61
1. Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda merupakan pengembangan dari regresi
linier sederhana, yaitu sama-sama alat yang dapat digunakan untuk
mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap variabel tak
bebas. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah
variabel bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda
jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi
satu variabel tak bebas.20
Rumus regresi linier berganda adalah:21
Y = b0+ b1X1 + b2X2
Keterangan:
Y = Variabel Dependent (Perilaku Konsumtif)
X1 = Koefisien regresi parsal ukuran Karakteristik Isi Program
X2 = Koefisien regresi parsal ukuran Penggunaan Media
b0 = Konstan atau harga Y bila X = 0
b1 = Koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, bila (-) maka terjadi penurunan.
2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan
20
Syofian Siregar, Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013), h. 405. 21
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual&SPSS,h.284
62
tertulis R square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R
square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan
dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.22
3. Uji F (Simultan)
Uji F-test digunakan untuk mengevaluasi pengaruh semua variabel
independen dan variabel dependen. Adapun taraf signifikansinya sebesar α =
1% sampai 10% ANOVA atau analisis varian, yaitu uji koefisien regresi
secara bersama-sama (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh beberapa
variabel independen terhadap variabel dependen.23
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan
yang perlu diperhatikan, yaitu dengan merumuskan:
Ho : βO = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara efek program
monthly favorites pada akun YouTube Suhay Salim terhadap
perilaku konsumtif Tersuhaylah.
Ho : βO ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara efek program monthly
favorites pada akun YouTube Suhay Salim terhadap perilaku
konsumtif Tersuhaylah.
Jika sig F > 0,01 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variable dependen. Dan jika sig F < 0,01 maka
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen.
22
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah data Statistik Secara Profesional, (Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 1999) hal. 50-51 23
Duwi Priyanto, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h.
157.
63
4. Uji T-Test (Parsial)
t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Adapun nilai taraf signifikannya sebesar α = 1% sampai 10%.
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula
dengan hipotesis alternatif (Ha), sebagai berikut:
a. Variabel Karakteristik Isi Media
Ho : βo = 0Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
karakteristik isi mediaprogram monthly favorites pada akun
YouTube Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif Tersuhaylah
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel karakteristik
isi media program monthly favorites pada akun YouTube Suhay
Salim terhadap perilaku konsumtif Tersuhaylah
b. Variabel Penggunaan Media
Ho : βo = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
penggunaan media program monthly favorites pada akun
YouTube Suhay Salim terhadap perilaku konsumtifTersuhaylah
Ha : βo ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
variabel program monthly favorites pada akun YouTube Suhay
Salim terhadap perilaku konsumtif Tersuhaylah.
Jika sig t > 0,1 artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika sig t < 0,1 artinya
terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
64
5. Skala Blue Print
Adapun blue print untuk skala efek program monthly favorites dalam
akun YouTube Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif fanbase Tersuhaylah
sebelum dilakukan uji coba validitas instrumen terlihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Blue Print (Sebelum dilakukan Uji Validitas)
Variabel Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Karakteristik
Isi Media 1,4,5,7,10,11,12 2,3,6,8,9 12
Penggunaan
Media 1,2,3,4,5 6,7 7
Perilaku
Konsumtif 1,2,3,4,5,7,10,11,12,13,14,15 6,8,9 15
Selanjutnya setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan microsoft
excel 2007 kepada 30 responden, dari 34 butir pernyataan diujicobakan
terdapat 9 butir pernyataan yang tidak valid.
Banyaknya item yang tidak valid ini dikarenakan pernyataan yang
kurang jelas dipahami oleh responden. Sehingga item yang valid atau yang
dapat digunakan untuk penelitian adalah sebanyak 25 pernyataan seperti
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Blue Print (Setelah dilakukan Uji Validitas)
Variabel Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Karakteristik
Isi Media 1,4,5,7,10,11,12 6 8
Penggunaan
Media 1,2,3,4,5 5
Perilaku
Konsumtif 1,2,3,4,5,7,10,11,12,13,14,15 12
65
BAB IV
Gambaran Umum
A. Profil Suhay Salim
Suhay Salim merupakan seorang beauty vlogger yang lahir di jeddah,
12 Oktober 1987. Wanita kelulusan Universitas Indonesia Jurusan Manajemen
ini lahir dengan nama Suhaylah Salim. Sempat bekerja di sebuah klinik
internasional, sebelum akhirnya keluar dari pekerjaannya dan menjadi
freelance supaya bisa fokus pada kegiatannya sebagai beauty vlogger. Namun
merasa telah memiliki banyak tanggung jawab, dan tidak bisa menjadikan
dunia kecantikan sebagai penghasilan utamanya, kini Suhay telah bekerja
sebagai translator.
Pada usia 24 tahun, ia baru mulai menyadari bahwa dirinya memiliki
ketertarikan dengan dunia make up. Hal tersebut disadari karena hobinya
dalam dunia fotografi lebih banyak menangkap gambar perempuan dengan
menggunakan make up dibandingkan gambar pemandangan atau yang lainnya.
Ketertarikkannya tersebut membawa Suhay aktif menonton tayangan beauty
vlog dengan intensitas yang sangat tinggi. Meskipun rutin menonton tayangan
beauty vlog ia belum benar-benar menggunakan make up untuk dirinya
sendiri, dua tahun setelahnya baru ia mulai mengaplikasikan make up untuk
wajahnya sendiri.
Mata menjadi bagian yang paling menarik bagi Suhay Salim untuk
berkreasi dengan make up. Mulai merasa bahwa make up adalah passion-nya,
Suhay Salim ingin mengekspresikan diri ke dunia luar dengan membuat
66
beauty blog pada tahun 2011. Bagi Suhay, mata adalah bagian yang paling
mungkin dapat dikreasikan sedemikian rupa dengan beragam warna. Berani
bermain dengan bermacam-macam warna untuk matanya, dan hampir selalu
membuat riasan mata yang “berani” maka ia mulai dikenal sebagai beauty
guru dengan riasan matanya yang bold
Setelah aktif di dunia blog, Suhay Salim mulai mencoba
memperkenalkan dirinya ke media sosial instagram. Suhay aktif mengunggah
foto-foto hasil make up yang terfokus pada riasan mata ke instagram. Setelah
aktif di instagram, tepatnya tahun 2015 Suhay membuat akun youtube untuk
berbagi informasi seputar make up dalam bentuk video. video pertama di akun
youtubenya adalah video tutorial smokey eyes. Selama 3 tahun aktif di
youtube, sudah ada 192 video yang diunggah olehnya yang terbagi dalam 10
jenis program. program tersebut antara lain
1. Tutorial: kumpulan video yang berisi tutorial atau langkah-langkah dalam
menggunakan make up
2. Review: kumpulan video yang mengulas produk kecantikan secara detail,
baik dari kelebihan maupun kekurangannya
3. One brand tutorial: kumpulan video yang berisi tutorial make up namun
seluruh make up yang digunakan hanya dari satu merk, kemudian akan
diulas satu persatu kelebihan dan kekurangan dari tiap produk yang
dimiliki merk tersebut.
4. Haul: kumpulan video yang berisi penjelasan secara detail sampai ke
harganya dari produk-produk yang dibeli dalam kurun waktu dekat.
67
5. Lip swatches: kumpulan video yang berisi pengaplikasian beberapa seri
warna lipstick untuk kemudian diulas satu persatu, mulai dari warna,
tekstrur, ketahanan, dan lain sebagainya.
6. Challange: kumpulan video yang berisi Suhay sedang melakukan berbagai
tantangan terkait make up yang diberikan oleh penggemarnya.
7. Monthly favorites: berisi kumpulan video yang mengulas secara detail
produk-produk yang menjadi favorit Suhay setiap bulan.
8. Eye focus: berisi kumplan video yang menunjukkan langkah-langkah
untuk berkreasi dengan make up mata.
9. Skin care: berisi kumpulan video yang mengulas skin care secara detail,
dan langkah-langkah yang sebaiknya digunakan dalam pengaplikasian skin
care serta memberikan informasi mengenai produk skin care yang sesuai
dengan jenis dan masalah kulit.
10. Q&A‟s : kumpulan video yang berisi jawaban yang langsung diberikan
oleh Suhay Salim dari pertanyaan-pertanyaan penggemarnya yang sudah
dikirim untuk suhay melalui media sosial
Selain riasan mata yang menjadi ciri khasnya, Suhay juga dikenal
sebagai salah satu beauty vlogger indonesia yang “gokil” dan jauh dari kata
jaim. Suhay juga dikenal sebagai beauty vlogger yang selalu memberikan
ulasan produk secara jujur, dalam salah satu videonya ia mengungkapkan akan
lebih memilih mengembalikan fee review dari brand yang memintanya untuk
memainkan skenario. Suhay Salim merasa sadar betul akan pengaruh dirinya
dalam dunia kecantikan bagi penonton setianya yang menjadikan ulasan
darinya sebagai salah satu referensi dalam membeli produk kecantikan.
68
Dengan kualitas gambar dan materi serta pembawaan yang menarik,
Suhay Salim sampai hari ini sudah memiliki 512.249 pengikut di akun
Youtubenya, dan beberapa videonya sudah di tonton lebih dari 1,4 juta
pengunjung. Suhay menjadi salah satu beauty vlogger di Indonesia yang
nyaris tidak pernah mendapat komentar negatif, dari 10 video yang
diunggahnya hanya terdapat satu komentar negatif. Dengan banyaknya
pengikut dan pengunjung dalam akun youtubenya, suhay kini telah memiliki
penggemar setia yang menamai diri mereka tersuhaylah.
B. Profil Tersuhaylah
Tersuhaylah merupakan fanbase resmi dari beauty vlogger Suhay
Salim. Beranggotakan orang-orang yag memiliki minat yang sama, yakni
Suhay Salim, Tersuhaylah menjadi fanbase dari beauty vlogger yang paling
banyak diikuti di media sosial dibandingkan dengan fanbase dari beauty
vlogger Indonesia lainnya. Didirikan oleh Shella Anastasia pada 30 oktober
2016, dengan niat awal untuk menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang
juga suka pada Suhay. Dimulai dengan membuat akun instagram dengan
nama @tersuhaylah, sampai hari ini pengikut dari akun tersebut sudah
mencapai lebih dari 600 ribu. Dalam mengelelo akun tersebut, Shella tidak
sendirian, ia dibantu oleh anggota Tersuhaylah lainnya yaitu Nika Fitria.
Melihat antusias yang begitu tinggi di akun instagram
@Tersuhaylah, Shella merasa perlu adanya grup yang dapat membuat anggota
Tersuhaylah menjadi lebih dekat dan menjalin komunikasi yang lebih
personal. Akhirnya Shella berinisiatif untuk membuat grup di aplikasi chat
69
Line dengan nama yang sama. Saat penelitian ini di buat, jumlah anggota dari
grup Line Tersuhaylah ada 146 orang, dan berdasarkan data terbaru jumlahnya
sudah bertambah menjadi 157 orang. Anggota yang masuk dalam grup Line
berasal dari beberapa kota di Indonesia, Jabodetabek, Surabaya, Yogyakarta,
Semarang, Solo, Kalimantan, Sumatera, dan Bali.
Untuk bergabung dalam grup Line, Shella tidak memberikan
kriteria atau persyaratan khusus. Namun shella membuat ketentuan adanya
sistem open member, jadi anggota grup yang baru hanya bisa ditambahkan ke
dalam grup oleh Shella pada saat dia membuka kesempatan untuk pengikut
@Tersuhaylah di waktu tertentu, jadi bagi siapa saja yang ingin masuk dalam
grup tersebut harus menunggu open member selanjutnya. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Shella, ia menyampaikan alasannya membuat sistem open
member dengan tujuan supaya orang-orang masuk dalam grup merupakan
orang-orang yang benar-benar menyukai Suhay Salim dan supaya grup tetap
kondusif.
Grup Line Tersuhaylah terbilang cukup aktif, karena setiap hari selalu
ada topik bahasan baik seputar make up, skincare, sampai acara-acara yang
dihadiri oleh Suhay Salim. Tidak hanya sekedar aktif dan dekat dalam
percakapan di dunia maya, tetapi mereka juga sudah beberapa kali bertemu.
Setiap ada acara yang dihadiri oleh Suhay, mereka akan mendiskusikan siapa
saja yang bisa hadir pada acara tersebut. Selain itu, mereka juga telah
memiliki acara rutin untuk berkumpul. Acara yang sudah dibuat oleh Fanbase
Tersuhaylah antara lain, perayaan ulang tahun Suhay Salim, perayaan hari jadi
70
Tersuhaylah, buka bersama, dan gathering. Selain itu, Tersuhaylah juga telah
memproduksi merchandise Tersuhaylah yakni kaos dan pouch make up
Di dalam grup Line Tersuhaylah terdapat rules yang telah
didiskusikan bersama, antara lain:
1. Tidak diperkenankan bagi siapapun mengundang orang lain masuk ke
dalam grup selain admin
2. Topik percakapan sebaiknya hanya fokus pada Suhay Salim dan seputar
dunia kecantikan
3. Jika ada yang ingin berjualan sebaiknya hanya produk-produk yang
berkaitan dengan dunia kecantikan
4. Saat berdiskusi dianjurkan untuk bergantian, ketika topik yang sedang ada
satu item yang sedang didiskusikan maka dibahas sampai bahasan selesai
baru diperkenankan mendiskusikan item lainnya
5. Untuk info terkait online shop dan lain sebagainya dapat dilihat di notes,
dan dipersilahkan untuk setiap anggota menambahkan daftar yang ada di
notes
6. Admin atau member diperkenankan untuk menyarankan tema atau topik
obrolan untuk didiskusikan di dalam grup setiap dua hari sekali
7. Tidak diperkenankan untuk membahas SARA.
71
BAB V
TEMUAN DAN ANALIS
A. Deskripsi Data Responden Penelitian
Dari hasil analisis mengenai profil responden maka diperoleh data
mengenai responden yang menjadi sampel pada penelitian ini, diantaranya
adalah:
1. Usia
Tabel 9. Data Usia Responden
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid >29 5 8.3 8.3 8.3
15-19 9 15.0 15.0 23.3
20-24 35 58.3 58.3 81.7
25-29 11 18.3 18.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Dari tabel di atas mayoritas responden berusia 20-24 tahun, sebanyak
35 orang atau 58,3% dan diikuti responden berusia 25-29 tahun sebanyak 11
orang atau 18,3% kemudian responden berusia 15-19 tahun sebesar 15% atau
9 orang dan sisanya 8,3% atau sebanyak 5 orang berusia >29 tahun.
Lebih banyaknya jumlah responden yang berusia 20-24 tahun lantaran
pada kisaran usia tersebut perempuan lebih tertarik dan cenderung lebih
membutuhkan ulasan sebelum membeli produk kecantikan demi menunjang
penampilan sehari-hari. Berbeda dengan usia di bawahnya, yakni kisaran 15-
19 tahun rata-rata usia remaja yang masih sekolah jadi produk kecantikan
masih sekedar coba-coba. Lain halnya dengan perempuan dengan usia di atas
72
24 tahun, mereka biasanya tidak memiliki begitu banyak waktu untuk aktif
dalam perkumpulan penggemar.
2. Pekerjaan
Tabel 10. Data Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Ibu Rumah Tangga 4 6.7 6.7 6.7
Karyawan Swasta 22 36.7 36.7 43.3
Lainnya (BUMN) 2 3.3 3.3 46.7
Pelajar/ Mahasiswi 30 50.0 50.0 96.7
PNS 2 3.3 3.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden
sejumlah 30 orang (50%) adalah pelajar/mahasiswa, Sisanya, 22 orang
(36,7%) adalah karyawan swasta, 2 orang atau 3,3% adalah PNS dan 2 orang
lagi adalah BUMN.
Pelajar dan mahasiswi menjadi mayoritas penghuni di dalam grup
Tersuhaylah, hal ini lantaran selain karena menyukai dunia kecantikan, pada
masa-masa tersebut biasanya perempuan masih ingin menjalin ikatan dengan
orang-orang yang memiliki minat yang sama.
B. Uji Instrumen
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner
kepada Fanbase Tersuhaylah bulan Juni 2018 sebanyak 60 responden yang
dianggap dapat mewakili. Sebelum kuesioner diberikan kepada 60 responden,
peneliti melakukan uji coba terhadap 30 responden dengan memberikan 34
butir pernyataan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh
pernyataan yang diajukan.
73
1. Uji Validitas
Pernyataan dikatakan valid jika nilai korelasinya adalah positif dan
lebih besar atau sama dengan r tabel. Dimana r tabel dengan N=30 dengan
nilai Corrected item-Total Correlation di atas 0,361 maka butir atau
pernyataan dikatakan valid.
Berdasarkan pada lampiran, uji validitas menunjukkan bahwa terdapat
25 pernyataan yang dinyatakan valid (sah) karena memiliki nilai Corrected
item-Total Correlation lebih dari 0,361 dan 9 pernyataan dinyatakan tidak
valid (gugur) karena memiliki nilai Corrected item-Total Correlation kurang
dari 0,361 dengan demikian penelitian dapat dilanjutkan kepada analisis
reliabilitas.
2. Uji Reliabilitas
Untuk menguji apakah butir-butir pernyataan reliabel, maka dilakukan
uji reliabilitas pada 30 kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat
koefisien alpha. Koefisien alpha bisa diukur dengan menggunakan uji statistik
cronbach alpha. Tingkat reliabilitas dengan metode ini diukur dengan
menggunakan batasan 0,6 jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Berdasarkan lampiran pengujian reliabilitas uji instrument keseluruhan
dengan menggunakan SPSS 24 diperoleh bahwa rata-rata reliabilitas uji
instrumen sebesar 0,86 nilai tersebut menunjukkan tingkat keandalan alat ukur
yang baik atau reliabel karena nilai cornbach alpha lebih besar dari 0,7.
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas tersebut di atas, secara
keseluruhan butir-butir pernyataan dari tiap-tiap variabel dapat digunakan dan
74
dapat didistribusikan kepada 60 responden, karena tiap-tiap butir menyatakan
hasil yang valid dan reliabel.
C. Uji regresi Linier Berganda
Tabel 11. Koefisien Regresi Linier Berganda
coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.267 8.800 .599 .552
Karakteristik Isi Media .624 .400 .220 1.560 .124
Penggunaan Media .706 .358 .278 1.973 .053
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut:
Y= 5,267 + 0,624 X1 + 0,706 X2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh antara
variabel karakteristik isi media (X1), dan variabel penggunaan media (X2)
terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah.
Variabel karakteristik isi media (X1) mempunyai pengaruh positif
terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah dengan nilai koefisien
regresi sebesar 0,624 dengan nilai signifikansi yang rendah. Artinya
karakteristik isi media mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku
konsumtif Fanbase Tersuhaylah walaupun secara tidak signifikan.
Variabel penggunaan media (X2) memiliki nilai koefisien regresi
sebesar 0,706 dan signifikasi sebesar 0,053 atau 5,3%. Artinya fakrot
penggunaan media mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku
konsumtif Fanbase Tersuhaylah dan signifikan.
75
Berdasarkan observasi peneliti, karakteristik isi media tidak
signifikan karena isi dari media seperti aktor, materi, dan narasinya
hanyalah faktor pendukung terjadinya perilaku konsumtif. Isi media tidak
begitu mempengaruhi apabila dikonsumsi dengan intensitas, frekuensi,
dan durasi yang wajar. Oleh karena itu variabel penggunaan media
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif,
ketertarikan pada isi media ditambah dengan penggunaan yang berlebihan
akan lebih mendorong pengguna media menjadi berperilaku konsumtif.
D. Uji Koefisien Determinasi
Tabel12. Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .438a .192 .163 6.91697
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Media, Karakteristik Isi Media
Koefisien determinasi merupakan parameter untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model (khususnya variabel bebas) dalam
menerangkan variasi variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi
terhadap model regresi:
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,192. Ini artinya variabel efek tayangan beauty vlog pada
studi kasus program monthly favorites di akun YouTube Suhay Salim
(karakterisitik isi media dan penggunaan media) berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah sebesar 19,2% sedangkan sisanya
76
80,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang digunakan oleh
peneliti. Dan bila nilai R (koefisien korelasi) mendekati angka 1, maka hal itu
menunjukkan adanya hubungan yang sangat tinggi.
Berdasarkan perhitungan di atas menunjukkan bahwa nilai adjusted R
square sebesar 0,163. Hal ini mengindikasikan bahwa variasi variabel
independen yaitu karakteristik isi media dan penggunaan media memiliki
kemampuan yang rendah sebesar 16,3% dalam menerangkan naik turunnya
dara variabel perilaku konsumtif sedangkan sebesar 83,7% dipengaruhi oleh
variasi variabel lain di luar model penelitian.
E. Uji F-Test (Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh tayangan
beauty vlog pada studi kasus program monthly favorites di akun YouTube
Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah secara
bersama-sama.
Tabel 13. Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 646.597 2 323.298 6.757 .002b
Residual 2727.137 57 47.845
Total 3373.733 59
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
b. Predictors: (Constant), Penggunaan Media, Karakteristik Isi Media
77
Dalam penelitian ini pengujian secara simultan menggunakan uji F
atau ANOVA (Analysis Of Variance). Pengujian ini dilakukan untuk melihat
pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen yaitu karakteristik
isi media dan penggunaan media. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan hasil
nilai sig sebesar 0,002. Adapun taraf signifikansinya sebesar α = 0,01 sampai
dengan 0,5. Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen sebesar 0,2%.
F. Uji t (Parsial)
Tabel 13. Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.267 8.800 .599 .552
Karakteristik Isi Media .624 .400 .220 1.560 .124
Penggunaan Media .706 .358 .278 1.973 .053
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
H1 = Karakteristik isi media memiliki pengaruh terhadap perilaku
konsumtif
Dalam penelitian ini, hipotesis pertama menyatakan bahwa
karakteristik isi media memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif. Hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa t hitung variabel karakteristik isi media
sebesar 1,560 sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,124. Jika,
dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 10% nilai sig 0,124 > 0,1. Hal ini
mengindikasikan bahwa variabel karakteristik isi media tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku konsumtif.
78
H2 = Penggunaan media memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif
Dalam penelitian ini hipotesis kedua menyatakan bahwa penggunaan
media memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumtif. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa nilai t hitung variabel penggunaan media sebesar 1,973
sedangkan nilai signifikansinta sebesar 0,053 < 0,1. Hal ini mengindikasikan
bahwa variabel penggunaan media memiliki pengaruh signifikan terhadap
perilaku konsumtif.
Karakteristik isi media menjadi tidak signifikan karena isi dalam
media baik itu aktornya, kontennya, maupun bagaimana cara aktor tersebut
membawakan kontennya hanya menjadi tahapan sebelum akhirnya mereka
memilih untuk menikmati tayangan yang ada. Ketika tayangan tersebut
dikonsumsi dalam batas yang wajar, tidak menyita waktu yang lama dan
dilakukan secara konsisten maka tayangan pada media tidak sampai
mengubah perilaku seseorang. Sebaliknya ketika tayangan dikonsumsi dalam
waktu yang lama, dilakukan secara berulang dan terus menerus maka tayangan
tersebut sedikit banyak akhirnya mampu mempengaruhi penonton dan
menimbulkan perubahan perilaku, dimana pada penelitian ini adalah perilaku
konsumtif. Sehingga variabel penggunaan media menjadi variabel yang
memiliki signifikan terhadap perilaku konsumtif.
79
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tayangan beauty vlog pada kasus program monthly favorites Suhay Salim
memiliki efek positif terhadap perilaku konsumtif Fanbase Tersuhaylah.
Ini berarti menunjukkan bahwa karakteristik isi media dan penggunaan
media secara bersamaan memberikan efek dan konsekuensi pada Fanbase
Tersuhaylah dalam berperilaku konsumtif.
2. Besarnya efek dan konsekuensi yang diberikan tayangan beauty vlog pada
kasus program monthly favorites Suhay Salim terhadap perilaku konsumtif
Fanbase Tersuhaylah diperkuat dengan adanya uji-F (simultan) yang
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002 yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen sebesar 0,2%. Dan pada uji koefisiend determinasi
menunjukkan bahawa variabel independen memiliki kemampuan sebesar
16,3% dalam menerangkan naik turunnya dara variabel dependen
sedangkan sebesar 83,7% dipengaruhi oleh variasi variabel lain di luar
model penelitian. Artinya karakteristik isi media dan penggunaan media
memiliki pengaruh yang rendah terhadap perilaku konsumtif.
78
B. Saran
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Fanbase Tersuhaylah telah
membuktikan adanya efek yang ditimbulkan oleh tayangan beauty vlog pada
kasus program monthly favorites Suhay Salim dan juga faktor karakteristik isi
media sekaligus penggunaan media yang menyebabkan terjadinya perilaku
konsumtif, dan ada beberapa saran dari peneliti diantaranya:
1. Bagi Fanbase Tersuhaylah (responden) terutama yang memiliki perilaku
konsumtif agar dapat menelaah dampak positif dan negatif dari perilaku
konsumtif, dan belajar untuk tidak selalu terpengaruh membeli produk-
produk yang menjadi favorit idolanya.
2. Pengguna YouTube, khususnya Fanbase Tersuhaylah (responden)
sebaiknya dapat lebih bijak dalam menerima informasi dan dapat
menelaah mana barang yang benar-benar dibutuhkan. Agar terhindar dari
pembelian barang yang hanya didasarkan pada keinginan sesaat,
pemborosan dan faktor lain yang mengindikasikan perilaku konsumtif.
79
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. 2004.Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media
Baran, Stanley J. 2010.Teori Komunikasi Massa: Dasar, Pergolakan, dan
Masa depan. Terj. Afrianto Daud dan Putri Iva IzzatiJakarta: Salemba Humanika
Bungin, Burhan. 2009.Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
. 2011.Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
Cangara,Hafied. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Efendy, Ononong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamidati, Anis. 2011.Komunikasi 2.0, Teoritisasi dan Implikasi.
Yogyakarta: Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom), Buku
Litera, Perhumas, BPC Yogyakarta
Kriyantono, Rachmat. 2009.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Malang:
Kencana Prenada Media Group
Liliweri, Alo. 2011.Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: kencana
prenada media group
Lina, dkk. 2008.Perilaku Konsumtif Berdasar Locus of Control Pada
Remaja Putri. Jakarta: Grafindo
Maulana, Herdiyan dan Gumelar,Gumgum. 2013.Psikologi Komunikasi
dan Persuasi. Jakarta: Akademia Permata
82
McQuail,Dennis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga
Morissan, dkk. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia).
Jakarta: Prenadamedia Group
. 2015.Media Sosial: Perspektif Komunikasi Budaya dan
Sosio Teknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Nasuhi, Hamid. 2011.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis,
dan Disertasi. Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality Development and Assurance)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nurudin. 2015. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers
Nurudin. 2010.Media Sosial Baru dan Munculnya Revolusi Proses
Komunikasi. Jurnal Komunikator, Vol.5
Priyanto, Duwi. 2014.SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Yogyakarta:
ANDI
Rakhmat, Jalaludin.2012. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Riduwan. 2008.Metode & Teknik Tesis. Bandung: ALFABETA
Salam, Syamsir dan Arifin, Jaenal. 2006. Metode Penelitian Sosial.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006
Santoso, Singgih. 1999.SPSS: Mengolah data Statistik Secara Profesional.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Sendjaya, Sasa Djuarsa. 2002.Teori Komunikasi. Jakarta: UT
83
Siregar, Syofian. 2013.Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
. 2017.Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan
Perbandingan Perhitungan Manual&SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Swasty, Poundra Ratu. 2011.New Media, New Audiance – New Media dan
Kemunculan Spesies Baru Audien: Rekonseptualisasi Audien di Era Media
Digital. Surakarta: Lindu Pustaka
Tamburaka,Apriadi. 2011.Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak
Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Terj. Tri Wibowo. Jakarta:
Prenada Media Group
Skripsi:
Achmad Syaiful Ramadhan. 2012. Hubungan Gaya Hidup Konsumtif
Harga Diri Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Universitas Indonesia: Depok
Anisa Lestari. 2017. Efek Tayangan Indo Beauty vlog di Situs YouTube
Terhadap Perilaku Imitasi Mahasiswi. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta
Arnisa Defani. 2017. Pengaruh Electronic Word of Mouth oleh Beauty
Vlogger terhadap Brand Image Lip Coat by Lizzie Parra. Skripsi. Diterbitkan.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis. Universitas Telkom: Bandung
Daniella Putri Islamy. 2015 Pengaruh Online Shop pada Media Sosial
Instagram terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam Cikal Harapan 1
Bumi Serpong Damai (BSD) Kota Tangerang Selatan. Skripsi. Diterbitkan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:
Jakarta
84
Putri Aulia Nurbani. 2015. Pengaruh Terpaan Iklan E-Commerce
Bukalapak di Televisi terhadap Perilaku Konsumtif di Kalangan Mahasiswa
(Survei pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta). Skripsi. Diterbitkan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta
Tiurma Yustisi Sari. 2009. Hubungan Antara Perilaku Konsumtif dengan
Body Image Pada Remaja Putri. Skripsi. Diterbitkan. Universitas Sumatera Utara:
Sumatera Utara
Widya Sekar Dwisari. 2013. Komunikasi Kelompok Fanbase K-pop Dan
Partisipasi Anggota (studi Kasus Proses Komunikasi Anggota Fanbase Prof’djo
Dan Wujud Partisipasi Anggotanya). Tesis. Diterbitkan. Universitas Gadjah
Mada: Yogyakarta
Jurnal dan Website:
Erika Dwi Setya. 2011. Komunikasi dan Media Sosial. Jurnal THE
MESSENGER, Vol.3
Devita Maulida Choiru. 2014. Media Sosial dan Perkembangan Fashion
Hijab. Jurnal komunikasi
Eribka Ruthellia David, Mariam Sondakh, dan Stefi Harilama. 2017.
Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi.
Jurnal Acta Diurna,Vol.VI, No.1
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media : Social
Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 2 :
“Creating Community with Media : History, Theories and Scientific Investigations”.
Kustin Ayu Wuragil. 2018. “YouTube Jadi Aplikasi Media Paling Populer
di Indonesia”,(https://www.cnnindonesia.com/, diakses 09 April 2018 pukul
13.00)
85
Databoks. 2018. “Salip Facebook YouTube Paling Aktif di Indonesia”,
(https://databoks.katadata.co.id/, diakses pada 05 Mei 2018 pukul 09.00)
Reska K. Nistanto.2015. “Ini 10 Jenis Video YouTube Paling Diminati di
Indonesia”, Kompas.com, (http://internasional.kompas.com, diakses 14 Februari
2018 pukul 13.50)
Diaz Praditya.2018. 3 Fakta Menarik dari Riset Google tentang
Perkembangan YouTube di Indonesia, (https://id.techinasia.com/ diakses 20 Mei
2018 23.15)
Wawancara dengan Shella Anastasia, tanggal 8 Februari 2018 di Kebayoran
Lama Jakarta Selatan
LAMPIRAN
1
Lampiran 1. Transkrip Wawancara
Narasumber : Shella Anastasia
Jabatan : Pendiri dan Admin Fanbase Tersuhaylah
Tempat : Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Tanggal : 08 Februari 2018
1. Kapan Tersuhaylah resmi dibentuk?
“Untuk resminya itu ketika saya membuat akun @tersuhaylah di
instagram, tanggal 30 Oktober 2016”
2. Apa tujuan dari dibentuknya Tersuhaylah?
“Tujuan awalnya saya pengen kenal sama temen-temen yang juga
mengidolakan sosok Kak Suhay, karena setiap saya liat akun media
sosialnya Kak Suhay itu banyak yang komentar senang sama Kak Suhay
dan nyaris ngga ada saya nemuin hate comment. Jadi ya itu tujuannya
untuk bikin keluarga baru”.
3. Apakah ada admin lain yang membantu dalam mengurus sosial
media Tersuhaylah?
“Untuk instagram ada yang bantu saya, namanya Nika Fitria. Tapi kalo
untuk grup line saya sendiri yang pegang, soalnya biar kondusif. Dan
kebetulan saya juga buat beberapa rules di grup line, kayak yang boleh
invite ke grup itu cumasaya tapi itu pun aku pake sistem open member
supaya ketauan orang yang bener-bener mau masuk pasti sabar buat
nunggu gitu berarti dia emang beneran suka sama Kak Suhay. Terus ada
beberapa rules lagi, nanti liat di grup aja ya”.
4. Berapa jumlah anggota yang masuk dalam grup Line?
“Total anggota di grup line sampe hari ini ada 146 orang, dan mereka
bukan cuma dari Jabodetabek aja, tapi ada juga yang dari Yogyakarta,
Surabaya, Bali, Semarang, Solo, Sumatera sama Kalimantan. Jadi di grup
2
ya rame gitu, walaupun kesannya 146 itu kayak sedikit tapi udah mewakili
beberapa kota di Indonesia, nanti dalam waktu dekat mungkin saya akan
open member lagi jadi masih akan ada kemungkinan untuk bertambah
jumlahnya”.
5. Apa yang membuat Kak Shella dan teman-teman Tersuhaylah begitu
menyukai Suhay Salim?
“Saya pribadi suka karena Kak Suhay itu karena pembawaannya asik dan
menyenangkan, saya juga beberapa kali nanya ke temen-temen tersuhaylah
alasan mereka suka sama Kak Suhay, ya kebanyakan karena Kak Suhay
itu ngga jaim dan apa adanya terus kalo ngasih ulasan produk itu jujur
banget jadinya bikin kita percaya sama produk yang dia rekomendasiin.
Selain itu juga kalo ketemu aslinya Kak Suhay itu ramah banget berasa
kayak ke temen aja. Pokoknya menyenangkanlah”.
6. Apakah ada efek yang terasa setelah mengikuti akun YouTube Suhay
Salim?
“kalo efek pertama sih jadi ketagihan nonton, pokoknya setiap ada video
baru langsung buru-buru nonton. Terus kadang juga jadi pengen beli
produk yang dipake sama dia, jadi kayak yang awalnya barang itu belom
perlu tapi setelah nonton Kak Suhay kita tuh jadi pengen dan langsung
ngerasa butuh. Efek lainnya tuh ya jadi bahagia, soalnya emang
kebanyakan dari kita itu jadi happy kalo udah nonton Kak Suhay,
moodbooster bangetlah”.
7. Apa saja kegiatan yang sudah dilakukan Tersuhaylah?
“Kegiatan rutin kita itu ya kayak gathering, perayaan ulang tahun Kak
Suhay, perayaan hari jadi Tersuhaylah, sama bukber. Terus kalo kegiatan
yang tidak terencana itu ya kayak dateng ke acara-acara yang ada Kak
Suhaynya, jadi kita nanti janjian buat dateng bareng gitu. Jadi karena
anggotanya berasal dari mana-mana jadi kadang kalo Kak Suhay ada acara
di luar kota, ya temen-temen yang di kota itu yang dateng. Pernah juga sih
3
kita yang dari Jabodetabek rame-rame ke Yogyakarta buat dateng ke
acaranya Kak Suhay. Selain itu kita juga udah ada marchadise
Tersuhaylah, ada kaos sama pouch make up gitu, tapi kebetulan untuk saat
ini masih saya yang pegang bareng sama Nika.”
Lampiran 2. Tangkapan Layar Akun YouTube Suhay Salim
Laman beranda akun YouTube Suhay Salim
Laman playlist program dalam akun YouTube Suhay Salim
4
Lampiran 3. Daftar Kuesioner Sebelum Uji Validitas
DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER
(SEBELUM UJI VALIDITAS)
Responden yang terhormat,
Perkenalkan saya Eriana, saat ini sedang melakukan penelitian
untuk penyelesaian studi pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Adapun judul penelitian saya adalah Efek Tayangan Beauty
Vlogger Terhadap Perilaku Konsumtif Fanbase Tersuhaylah (Studi Kasus
Program Monthly Favorites Pada Akun YoutubeSuhay Salim).
Saya meminta kesediaan Saudari untuk dapat meluangkan waktu
mengisi kuesioner yang telah saya siapkan. Kesungguhan Saudari dalam
mengisi kuesioner ini akan sangat membantu saya dalam pengumpulan
dan pengolahan data.Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan
partisipasi yang Saudari berikan.
1. Nama :
2. Usia:
a. 15-19 Tahun
b. 20-24 Tahun
c. 25-29 Tahun
d. Lebih dari 29 Tahun
3. Pekerjaan:
a. Pelajar/Mahasiswi
b. Karyawan Swasta
c. PNS
d. Ibu Rumah Tangga
e. Lainnya......
5
Petunjuk Pengisian
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik. Isilah
pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda.
Keterangan:
SS =Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Setuju
A. Karakteristik Isi Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Materi program monthly favorites pada akun
YouTube Suhay Salim memberikan banyak
informasi baru seputar make up dan skincare
2. Saya tidak mendapatkan informasi dari materi
yang ada dalam program monthly favorites Suhay
Salim
3. Materi dalam program monthly favorites Suhay
Salim sangat monoton dan membosankan
4. Saya percaya pada setiap informasi yang
diberikan oleh suhay salim dalam program
monthly favorites
5. Materi program monthly favorites Suhay Salim
sangat variatif dan membuat saya selalu
menunggu unggahan berikutnya
6. Saya merasa bosan saat menonton Suhay Salim
dalam program monthly favorites
7. Saya selalu merasa terhibur dengan Suhay Salim
setiap menonton program monthly favorites
8. Narasi Suhay Salim dalam program monthly
favorites mampu menggambarkan keterangan
produk dengan jelas
9. Saya tidak selalu percaya pada Suhay Salim
mengenai produk-produk kegemarannya dalam
program monthly favorites
10. Suhay Salim membuat narasi dalam program
monthly favorites dengan sangat menarik dan
mudah dimengerti
11. Narasi dalam program monthly favorites tidak to
the point dan terkesan bertele-tele sehingga sulit
untuk dimengerti keunggulan dari tiap produk
12. Narasi dalam program monthly favorites kurang
menjelaskan secara rinci dalam menyampaikan
keterangan produk
6
B. Penggunaan Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya tidak pernah ketinggalan menonton program
monthly favorites setiap kali Suhay Salim
mengunggahnya
2. Saya bisa menonton 2-3 kali video yang sama
pada program monthly favorites Suhay Salim
3. Intensitas saya menonton program monthly
favorites Suhay Salim memberikan pengaruh
pada diri saya untuk ingin memiliki produk yang
masuk dalam video
4. Saya tidak menonton semua video dalam program
monthly favorites Suhay Salim
5. Saya bisa menghabiskan waktu 1-2 jam hanya
untuk menonton Suhay Salim
6. Saya selalu menonton program monthly favorites
Suhay sampai selesai
7. Saya tidak selalu menonton program monthly
favorites Suhay sampai selesai
C. Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Hampir selalu ada produk yang saya inginkan di
setiap video program monthly favorites Suhay Salim,
tetapi saya tidak langsung membelinya
2. Setelah saya menonton program monthly favorites
Suhay Salim, dan ada produk yang saya inginkan
maka saya langsung membelinya
3. Ketika saya sedang jalan-jalan dan melihat produk
yang pernah masuk dalam program monthly favorites
Suhay Salim, tanpa pikir panjang saya akan segera
membeli produk tersebut
4. Saya menghabiskan sebagian besar uang saya untuk
membeli apapun barang yang saya inginkan
meskipun barang tersebut belum saya butuhkan
5. Setiap menonton program monthly favorites Suhay
Salim, saya selalu merasa terpengaruh dan ingin
membeli produk-produknya.
7
Lanjutan Kuesioner Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS
6. Saya hanya membeli produk-produk yang saya
butuhkan
7. Saya akan berpikir dan membuat pertimbangan
terlebih dahulu sebelum membeli produk yang masuk
dalam program monthly favorites Suhay Salim
8. Saya merasa senang bila saya membeli produk yang
menjadi favorit Suhay Salim
9. Walaupun saya tidak membutuhkan produknya, saya
akan tetap membelinya jika saya menyukainya.
10. Saya merasa puas bila saya memiliki produk yang
menjadi favorit Suhay Salim
11. Saya membeli produk kecantikan hampir setiap bulan
karena merasa senang untuk mencoba produk baru
12. Saya tertarik membeli produk yang ada dalam
monthly favorites karena produk tersebut juga sedang
trend di masyarakat
13. Saya memiliki beberapa produk yang masuk dalam
monthly favorites Suhay Salim karena ingin mencoba
produk favorit Suhay
14. Saya akan tetap membeli produk yang menarik dalam
monthly favorites meskipun saya sudah memiliki
produk sejenis
15. Saya memiliki beragam merk untuk produk sejenis
supaya bisa saya kenakan bergantian setiap harinya
8
Lampiran 4. Daftar Kuesioner Setelah Uji Validitas
DAFTAR PERNYATAAN KUESIONER
Responden yang terhormat,
Perkenalkan saya Eriana, saat ini sedang melakukan penelitian
untuk penyelesaian studi pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Adapun judul penelitian saya adalah Efek Tayangan Beauty
Vlogger Terhadap Perilaku Konsumtif Fanbase Tersuhaylah (Studi Kasus
Program Monthly Favorites Pada Akun YoutubeSuhay Salim).
Saya meminta kesediaan Saudari untuk dapat meluangkan waktu
mengisi kuesioner yang telah saya siapkan. Kesungguhan Saudari dalam
mengisi kuesioner ini akan sangat membantu saya dalam pengumpulan
dan pengolahan data.Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan
partisipasi yang Saudari berikan.
4. Nama :
5. Usia:
e. 15-19 Tahun
f. 20-24 Tahun
g. 25-29 Tahun
h. Lebih dari 29 Tahun
6. Pekerjaan:
f. Pelajar/Mahasiswi
g. Karyawan Swasta
h. PNS
i. Ibu Rumah Tangga
j. Lainnya......
9
Petunjuk Pengisian
Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan baik. Isilah
pernyataan tersebut sesuai dengan diri Anda.
Keterangan:
SS =Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Setuju
D. Karakteristik Isi Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1.
Program monthly favorites pada akun YouTube Suhay
Salim memberikan banyak informasi baru seputar make
up dan skincare
2. Suhay Salim mengemas program monthly favorites
dengan sangat menarik
3. Materi dalm program monthly favorites Suhay Salim
sangat variatif
4. Saya tidak mendapatkan informasi yang saya cari dalam
program monthly favorites
5. Saya merasa terhibur dengan Suhay Salim setiap
menonton program monthly favorites
6. Saya hanya percaya pada beberapa ulasan Suhay Salim
dalam program monthly favorites
7. Narasi dalam program monthly favorites mudah
dimengerti
8. Narasi dalam program monthly favorites mengulas
produk dengan jelas
10
E. Penggunaan Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya menonton semua video yang diunggah Suhay
Salim
2. Saya menonton semua video dalam program monthly
favorites sampai selesai
3. Saya menonton 2-3 kali video yang sama pada program
monthly favorites Suhay Salim
4.
Intensitas saya menonton program monthly favorites
Suhay Salim membuat saya ingin memiliki produk-
produknya
5. Saya menghabiskan waktu 1-2 jam hanya untuk
menonton Suhay Salim
F. Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya ingin membeli produk yang diulas Suhay Salim
dalam monthly favorites
2.
Ketika melihat produk yang masuk dalam program
monthly favorites Suhay Salim, tanpa pikir panjang
saya akan segera membeli produk tersebut
3. Sebagian besar uang yang saya miliki dihabiskan untuk
membeli apapun yang saya inginkan
4. Saya akan segera membeli produk dalam video program
monthly favorites jika saya menginginkannya
5. Saya merasa puas saat memiliki produk yang menjadi
favorit Suhay Salim
6. Saya memiliki beragam merk untuk produk sejenis
supaya bisa dikenakan secara bergantian
11
Lanjutan Kuesioner Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS
7.
Saya membeli produk yang ada dalam monthly
favorites karena produk tersebut juga sedang trend di
masyarakat
8. Saya membeli produk kecantikan hampir setiap bulan
karena merasa senang untuk mencoba produk baru
9. Saya merasa senang saat membeli produk yang menjadi
favorit Suhay Salim
10. Saya memiliki beberapa produk favorit Suhay Salim
karena ingin mencobanya
11.
Saya akan tetap membeli produk yang saya inginkan
meskipun belum membutuhkannya
12.
Saya akan tetap membeli produk yang menarik dalam
monthly favorites meskipun sudah memiliki produk
sejenis
12
Lampiran 5. Skor Kuesioner
SKOR KUESIONER
Karakteristik Isi Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS SKOR RANKING
1.
Program monthly favorites pada
akun YouTube Suhay Salim
memberikan banyak informasi
baru seputar make up dan
skincare
0 0 22 38 218 2
2.
Suhay Salim mengemas
program monthly favorites
dengan sangat menarik
0 2 24 34 212 3
3.
Materi dalm program monthly
favorites Suhay Salim sangat
variatif 0 7 23 30 203 5
4.
Saya tidak mendapatkan
informasi yang saya cari dalam
program monthly favorites
21 32 3 4 110 8
5.
Saya merasa terhibur dengan
Suhay Salim setiap menonton
program monthly favorites
0 1 17 42 223 1
6.
Saya hanya percaya pada
beberapa ulasan Suhay Salim
dalam program monthly
favorites
6 23 19 2 117 7
7. Narasi dalam program monthly
favorites mudah dimengerti 0 1 17 42 191 6
8.
Narasi dalam program monthly
favorites mengulas produk
dengan jelas
0 1 26 33 212 4
13
Penggunaan Media
No. PERNYATAAN STS TS S SS SKOR RANKING
1. Saya menonton semua video
yang diunggah Suhay Salim
1 28 22 9 159 5
2. Saya menonton semua video
dalam program monthly
favorites sampai selesai
1 7 18 34 205 1
3. Saya menonton 2-3 kali video
yang sama pada program
monthly favorites Suhay Salim
5 21 19 15 164 4
4. Intensitas saya menonton
program monthly favorites
Suhay Salim membuat saya
ingin memiliki produk-
produknya
1 9 22 28 197 2
5. Saya menghabiskan waktu 1-2
jam hanya untuk menonton
Suhay Salim
0 22 28 10 168 3
Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS SKOR RANKING
1. Saya ingin membeli produk
yang diulas Suhay Salim dalam
monthly favorites
0 7 30 32 232 1
2. Ketika melihat produk yang
masuk dalam program monthly
favorites Suhay Salim, tanpa
pikir panjang saya akan segera
membeli produk tersebut
13 26 17 4 132 11
3. Sebagian besar uang yang saya
miliki dihabiskan untuk
membeli apapun yang saya
inginkan
13 17 20 10 147 9
14
Lanjutan Tabel Skor Perilaku Konsumtif
No. PERNYATAAN STS TS S SS SKOR RANKING
4. Saya akan segera membeli
produk dalam video program
monthly favorites jika saya
menginginkannya
7 17 27 9 158 6
5. Saya merasa puas saat memiliki
produk yang menjadi favorit
Suhay Salim
3 13 25 19 180 3
6. Saya memiliki beragam merk
untuk produk sejenis supaya
bisa dikenakan secara
bergantian
6 15 24 15 168 5
7. Saya membeli produk yang ada
dalam monthly favorites karena
produk tersebut juga sedang
trend di masyarakat
11 17 24 8 149 8
8. Saya membeli produk
kecantikan hampir setiap bulan
karena merasa senang untuk
mencoba produk baru
12 16 17 15 155 7
9. Saya merasa senang saat
membeli produk yang menjadi
favorit Suhay Salim
2 15 25 18 179 4
10. Saya memiliki beberapa produk
favorit Suhay Salim karena
ingin mencobanya
0 9 34 17 188 2
11. Saya akan tetap membeli
produk yang saya inginkan
meskipun belum
membutuhkannya
13 27 11 9 136 10
12. Saya akan tetap membeli
produk yang menarik dalam
monthly favorites meskipun
sudah memiliki produk sejenis
15 29 9 7 128 12
15
Lampiran 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda dengan SPSS 24
Coefficient
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 5.267 8.800 .599 .552
Karakteristik Isi
Media .624 .400 .220 1.560 .124
Penggunaan Media .706 .358 .278 1.973 .053
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .438a .192 .163 6.91697
a. Predictors: (Constant), Penggunaan Media, Karakteristik Isi Media
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 646.597 2 323.298 6.757 .002b
Residual 2727.137 57 47.845
Total 3373.733 59
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
b. Predictors: (Constant), Penggunaan Media, Karakteristik Isi Media