efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan …/pengaruh... · teknik bermain peran untuk...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ISNANTO SEKTIO UTOMO K3108031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JULI 2012

Upload: truongkhue

Post on 29-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN

PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS

SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

ISNANTO SEKTIO UTOMO

K3108031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 2: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Isnanto Sektio Utomo

NIM : K3108031

Jurusan / Program Studi :Ilmu Pendidikan / Bimbingan dan

Konseling

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “EFEKTIFITAS LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN

UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS

OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

2011/2012” Ini benar–benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 15 Juli 2012

Yang membuat pernyataan

(ISNANTO SEKTIO UTOMO)

Page 3: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN

TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN

PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS

SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

ISNANTO SEKTIO UTOMO

K3108031

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Dan Konseling,

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JULI 2012

Page 4: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 24 Juli 2012

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dra. Chadidjah HA, M.Pd Drs. Mudaris Muslim, M.Psi

NIP.19530209 198010 2 001 NIP. 19540320 198403 1 001

Page 5: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Siti Mardiyati, M.Si

Sekretaris : Dra. Wardatul Djannah, M.Pd

Anggota I : Dra. Chadidjah H A, M.Pd

Anggota II : Drs. Mudaris Muslim, M.Psi

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

a.n Dekan,

Pembantu Dekan 1.

Prof. Dr. rer.nat. H. Sajidan, M.Si

NIP. 19660415 199103 1 002

Page 6: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

“Jadilah legenda, setidaknya untuk dirimu sendiri” (Jrx)

Bukan jamannya lagi sibesar mengalahkan sikecil,

Tapi yang cepat akan mengalahkan yang lambat”

“Jika ada orang diatas kita belajarlah darinya,

Jika disamping kita maka gandenglah,

dan jika ada yang berada dibawah kita maka tolonglah”

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (terjemahan

Q.S Al-Mujaadalah : 11)

Page 7: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring rasa syukurku kehadirat – Mu atas nikmat yang tak pernah putus

Kau berikan padaku, kupersembahkan karya ini untuk :

“Bapak dan Ibu“ Terima kasih atas segala upaya dan do’a yang

kalian berikan selama ini, Kasih sayang kalian yang akan selalu

menuntunku menuju gerbang kesuksesan

“Keluarga besarku“ Terima kasih atas do’a dan dukungan kalian

agar aku selalu kuat dalam meraih cita-cita

“ Teman – teman dan Sahabat BK UNS 2008” Terima kasih atas

kebersamaan, kerja sama dan canda tawa yang kalian berikan

Page 8: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRAK

Isnanto Sektio Utomo. EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN

KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK

MENINGKATKAN PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS

SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap peningkatan

perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun

Pelajaran 2011/1012.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis rancangan

Treatment by Subject Design. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah

pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah 37 siswa. Sumber

data berasaldari data primer, dengan menggunakan instrument pengumpulan data

yakni menggunakan observasi dan angket. Analisis data menggunakan teknik

analisis statistic T-test dengan memanfaatkan aplikasi SPSS 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat

signifikan dari peningkatan perilaku kepemimpinan pada pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik

bermain peran. Dari hasil uji hipotesis bahwa Ha diterima dan Ho ditolak

sehingga berbunyi terdapat perbedaan yang sangat signifikan dari hasil pre test

dan post test dengan nilai t hitung > ttabel, yaitu -15,791 > -2,028. Mean tes akhir

> Mean tes awal, yaitu 134,81 > 123,68. Dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,005.

Simpulan penelitian ini adalah bahwa layanan bimbingan kelompok

dengan teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan

pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Kata kunci: Efektifitas layanan bimbingan kelompok, teknik bermain peran,

perilaku kepemimpinan

Page 9: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Isnanto Sektio Utomo. THE EFFECTIVENESS OF GROUP GUIDANCE

SERVICE THROUGH ROLE PLAY TO INCREASE LEADERSHIP

ACTION OF EXECUTIVE ORGANIZATION CREW SMAN 1

KARANGANYAR IN 2011/2012. Thesis, Faculty of Education and Teacher

Training. Sebelas Maret University. July 2012.

The objective of this research is to determine the effectiveness of group

guidance service through role play to increase leadership action of Executive

Organization Crew of SMAN 1 KARANGANYAR in 2011/2012.

This research is an experimental study deals with Treatment by Subject

Design. It concerned on subjects research including 37 students of Executive

Organization Crew of SMAN 1 KARANGANYAR. Data was submitted from

primary data by using instrument of collecting data through observation and

questionnaire.

This research showed that there was a significant difference of increasing

leadership action of Executive Organization crew in SMAN 1 KARANGANYAR

by using role play of group counseling service. The result showed Ha was

accepted while the Ho was rejected, so that it indicated a significant difference

between pre test and post test with to> tt that was -15,791 > -2,028. The results

also showed Mean of post -test > mean of pre -test, that was 134,81>123,68.

Further, the significant level was 0,000 < 0,005.

It can be concluded that Group Guidance Service by using role play is

effective to increase leadership action of Executive Organization Crew of SMAN

1 KARANGANYAR in 2011/2011.

Key words: effectiveness of group guidance service, role play, leadership action

Page 10: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ...................................................ii

HALAMAN PENGAJUAN ..............................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iv

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................v

MOTTO ............................................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vii

ABSTRAK .........................................................................................................viii

ABSTRACT .......................................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xv

KATA PENGANTAR .......................................................................................xvi

Bab I. Pendahuluan ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Permasalahan ................................................................................... 5

1. Identifikasi Masalah ............................................................ 5

2. Perumusan Masalah ............................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1. Manfaat Teoritis .................................................................. 6

2. Manfaat Praktis .................................................................... 6

Bab II. Landasan Teori ............................................................................ 8

A. Tinjauan Teoritik ............................................................................. 8

1. Tinjauan tentang Perilaku kepemimpinan. ............................... 8

Page 11: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. Pengertian tentang perilaku Kepemimpinan ....................... 8

b. Pendekatan Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan ....... 10

c. Ciri, metode, dan karakter kepemimpinan .......................... 13

d. Prinsip-prinsip dan Kategori Kepemimpinan ...................... 16

2. Tinjauan tentang bimbingan kelompok dengan

teknik bermain peran .................................................................... 19

a. Pengertian bimbingan kelompok Dengan Teknik

Bermain Peran ..................................................................... 19

b. Tujuan layanan bimbingan kelompok ................................. 20

c. Peranan pemimpin kelompok dan anggota kelompok......... 21

d. Tahapan layanan bimbingan kelompok ............................... 23

e. Teknik Bimbingan Kelompok ............................................. 24

f. Teknik bermain peran .......................................................... 27

3. Karakteristik pengurus OSIS .................................................... 31

4. Peningkatan Perilaku Kepemimpinan Melalui Bimbingan

Kelompok Teknik Bermain Peran ........................................... 32

B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 33

C. Hipotesis .......................................................................................... 34

Bab III Metode Penelitian ........................................................................ 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 35

1. Tempat Penelitian ................................................................ 35

2. Waktu Penelitian ................................................................. 35

B. Metode dan Rancangan Penelitian ........................................... 36

1. Metode Penelitian ................................................................ 36

2. Rancangan Penelitian .......................................................... 37

3. Variabel Penelitian .............................................................. 39

C. Subjek Penelitian ...................................................................... 43

1. Populasi ............................................................................... 43

2. Sampel ................................................................................. 44

3. Teknik Sampling ................................................................. 44

Page 12: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 45

1. Jenis Data............................................................................. 45

2. Sumber Data ........................................................................ 45

3. Teknik Pengambilan Data ................................................... 45

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 51

F. Prosedur Penelitian ................................................................... 52

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 53

A. Deskripsi Data ................................................................................. 53

1. Prosedur Penelitian .............................................................. 53

2. Penyajian Data ..................................................................... 57

B. Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................... 63

1. Uji Normalitas ..................................................................... 63

C. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 65

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 69

Bab V Penutup

A. Kesimpulan ...................................................................................... 72

B. Implikasi .......................................................................................... 72

C. Saran ............................................................................................... 73

DaftarPustaka ............................................................................................ 75

LAMPIRAN ................................................................................................

Page 13: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ............................................................. 36

2. Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ...................................................... 39

3. Tabel 3.3 Reliabilitas Angket .......................................................... 51

4. Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r ........................................................... 51

5. Tabel 4.1 Skor Pretes ...................................................................... 58

6. Tabel 4.2 Statistik Skor Pretes ........................................................ 59

7. Tabel 4.3 Skor Postes ...................................................................... 60

8. Tabel 4.4 Statistik Skor Postes ........................................................ 61

9. Tabel 4.5 Normalitas Pretes ............................................................ 64

10. Tabel 4.6 Normalitas Postes ............................................................ 65

11. Tabel 4.7 Statistik Pretes dan Postes Sampel berpasangan ............. 66

12. Tabel 4.8 Hubungan Sampel Berpasangan ..................................... 67

13. Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi ............................................. 67

14. Tabel 4.10 Uji Hipotesis Sampel Berpasangan ............................... 67

Page 14: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

GAMBAR DAN GRAFIK

1. Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ........................................ 34

2. Gambar 4.1 Histogram Pretes ......................................................... 59

3. Gambar 4.2 Histogram Postes ......................................................... 61

4. Grafik 4.1 Perbandingan Skor Pretes – Postes ................................ 62

5. Grafik 4.2 Garis Banding ................................................................ 62

6. Grafik 4.3 Statistik Pretes – Postes Sampel Berpasangan .............. 66

Page 15: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ...................................... 77

2. Surat Ijin Menyusun Skripsi ............................................................ 78

3. Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 79

4. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................... 80

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................... 81

6. Definisi konseptual dan operasional angket .................................... 82

7. Kisi-kisi angket ............................................................................... 86

8. Angket Perilaku Kepemimpinan ..................................................... 89

9. Skenario Pelaksanaan Bermain Peran ............................................. 93

10. Silabus ............................................................................................. 95

11. Satuan Layanan Dan Materi ............................................................ 97

12. Tabulasi Data Uji Validitas Angket ................................................ 122

13. Statistik Uji Validitas ...................................................................... 123

14. Tabulasi Skor Pretes ........................................................................ 160

15. Tabulasi Skor Postes ....................................................................... 163

16. Tabel t ............................................................................................. 166

17. Tabel Kolmogorov-Smirnov ......................................................... 167

18. Foto Penelitian ................................................................................. 169

Page 16: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN

PERILAKU KEPEMIMPINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana pada Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan IlmuPendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini telah melibatkan banyak

pihak yang membantu dan memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan fasilitas yang memadai selama masa kuliah.

2. Bapak Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang

telah telah memberikan semangat dan motovasi pada pengerjaan skripsi ini.

3. Ibu Drs. Siti Mardiyati, M.Si. selaku ketua program Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas maret

Surakarta yang telah memberikan masukan positif selama pengerjaan skripsi

ini.

4. Ibu, Dra. Chadidjah H A, M.Pd selaku Pembimbing I yang yang telah dengan

sabar memberikan bimbingan dan ide-ide pada penulisan skripsi ini.

5. Bapak, Drs. Mudaris Muslim, M.psi selaku dosen Pembimbing II yang telah

berkenan membimbing dan memberilkan masukan pada penulisan skripsi ini.

6. Bapak, Drs. H Shobirin M, MPd selaku kepala sekolah SMA Negei 1

Karanganyar yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan

penelitian.

Page 17: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

7. Bapak, Drs. Bambang Sayadi dan Ibu Dra. Sri Muji Wahyuti M.Pd selaku

guru Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Karanganyar yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan selama penelitian.

8. Pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun 2011/2012, yang telah

bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

9. Sahabat-sahabat terbaik Bimbingan dan Konseling angkatan 2008 terima kasih

untuk persaudaraan dan kebersamaan selama ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

dengan ikhlas membantu, dan memberikan semangat sampai terselesaikannya

proposal ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya. Semoga kehadirannya dapat

memberikan manfaat bagi mereka yang suka mencari pelajaran dan kebaikan dari

hal-hal kecil.

Surakarta, 30 Juni 2012

Penulis

Page 18: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami

kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara

berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang

tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya

manusianya. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan

sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan,

memungkinkan kita dapat berpikir aktif, kreatif berkembang dan

produktif.

Pendidikan merupakan bagian penting bagi manusia. Kita setuju

bahwa pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan

kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Melalui pendidikan

manusia dapat mengembangkan setiap bakat dan potensi dirinya sehingga

dapat melangsungkan hidup serta dapat meraih mimpi dan cita-cita untuk

masa depannya yang lebih baik.

Seperti yang disebutkan Dalam Undang-undang sistem pendidikan

nasional (Pasal 1 UU RI No.20 th.2003) dinyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan

negara.

Selain untuk mengembangkan kemampuan intelektual, pendidikan

dapat berfungsi untuk penumbuhan karakter bagi peserta didik. Sekarang

ini masih banyak siswa yang kurang memiliki karakter yang baik dalam

dirinya. Salah satunya yaitu mengenai kepemimpinan. Kepemimpinan

sangatlah penting dalam kaitannya dengan perkembangan siswa. Dengan

adanya perilaku kepemimpinan maka siswa dapat memimpin suatu

organisasi atau dapat memimpin dirinya sendiri.

Page 19: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sekarang ini dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia sedang

mengalami krisis kepemimpinan. Melalui pendidikan yang berkarakter

diharapkan dapat menumbuhkan perilaku kepemimpinan kepada siswa.

Guru dapat membantu membentuk karakter pemimpin sehingga bisa

menjadi dasar bagi siswa untuk mempunyai sikap seorang pemimpin.

Sekolah merupakan salah satu sarana yang tepat dalam

pembentukan perilaku kepemimpinan. Di sekolah terdapat komponen-

komponen yang saling bekerja sama untuk meningkatkan mutu peserta

didiknya. Komponen-komponen tersebut yaitu kepala sekolah, guru,

karyawan, penjaga perpustakaan, tukang kebun, siswa. Disamping itu

masih beberapa organisasi yang mendukung kegiatan di sekolah.

Organisasi tersebut dintaranya; organisasi pramuka, organisasi bidang

agama atau rohis dan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan salah satu jalur

pembinaan kesiswaan yang berfungsi sebagai organisasi intra sekolah

untuk mencapai pembinaan kesiswaan. OSIS juga berperan dalam: (a).

menumbuhkan dan mengembangkan berbagai macam kemampuan,

seperti: manajerial, kepemimpinan, berkomunikasi, kematangan berpikir

dan nilai-nilai kepribadian siswa, (b). menumbuhkan dan

menmgembangkan karier siswa, (c). mengembangkan berbagai disiplin

ilmu. (d). menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai sosial budaya,

(e). tempat untuk saling bertukar fikiran, pengalaman dan pengetahuan,

dan (f). sarana mencapai tujuan pembinaan kesiswaan.

Melalui kiprah OSIS, peran strategis siswa dapat teraktualisasikan.

Organisasi siswa dapat menjadi wahana pembelajaran sesungguhnya, baik

dalam kerangka prestasi akademik maupun prestasi non akademik.

Organisasi kesiswaan juga dapat menciptakan budaya dan dapat untuk

mendorong siswa untuk menjadi seorang pemimpin. Pokok pangkal sikap

yang tumbuh dan berkembang dalam tradisi organisasi kesiswaan dapat

melahirkan kepekaan sosial siswa dalam merespon fenomena sekolah,

masyarakat lokal, maupun kebangsaan.

Page 20: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pengurus OSIS seharusnya memiliki rasa tanggung jawab dalam

menjalankan tugasnya. Mereka diharapkan dapat membuat dan

melaksanakan progam-progam kegiatan yang inovatif yang dapat

bermafaat bagi seluruh anggota OSIS yang ada di sekolah. Dengan

memiliki perilaku kepemimpinan yang baik maka pengurus OSIS akan

dihormati oleh anggota OSIS lainnya. Dengan mendapatkan rasa hormat

dari anggota OSIS maka akan memperlancar kinerja pengurus OSIS dalam

pelaksanaan progam kegiatan yang telah direncanakan.

Menurut Oteng Sutisna (dalam Sudarwan Danim 2010:6)

Mengemukakan bahwa “Kepemimpinan adalah kemampuan mengambil

inisiatif dalam situasi sosial dalam menciptakan bentuk dan prosedur baru,

merancang dan mengatur perbuatan dan dengan berbuat begitu

membangkitkan kerja sama kearah tercapainya tujuan.”

Mempunyai perilaku kepemimipinan yang baik akan dapat

menciptakan kenyamanan serta mampu berinteraksi sosial dengan baik.

Perilaku kepemimipinan sangat berpengaruh terhadap perkembangan

siswa karena akan membantu siswa untuk mencapai tujuan yang

diharapkan .

Fenomena yang terjadi saat ini yaitu bahwa pengurus OSIS kurang

mendapatkan rasa hormat dari siswa anggota OSIS. Keberadaan pengurus

OSIS hanya dipandang sebelah mata oleh anggota OSIS. Progam-progam

OSIS pun banyak yang tidak terealisasi karena sering kurang mendapat

tanggapan positif dari anggota OSIS. Selain itu banyak anggota OSIS yang

belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka sering saling lempar

tugas atau hanya mengharapkan pengurus OSIS lainya saja yang bekerja.

Hal ini terlihat dari banyaknya pengurus OSIS yang absen dalam rapat

yang diadakan pengurus OSIS.

Fenomena tersebut diatas terjadi karena masih banyak pengurus

OSIS belum memiliki perilaku kepemimpinan yang baik. Hal tersebut

disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya perilaku

kepemimpinan yang baik yang harus dimiliki pengurus OSIS. Selama ini

Page 21: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pengurus OSIS masih kurang mendapatkan layanan yang diberikan oleh

guru pembimbing dalam upaya meningkatkan perilaku kepemimpinannya,

dan juga masih belum maksimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu diadakan suatu layanan

bantuan yang nantinya dapat digunakan sebagai sarana bagi pengurus

OSIS untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan, sehingga dapat

membantu memperlancar pelaksanaan progam-progam OSIS. Selain itu

juga dapat bermafaat bagi setiap individu pengurus OSIS itu sendiri dalam

menjalani kehidupannya.

Kegiatan Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan dalam upaya

mengatasi fenomena tersebut. Melalui layanan bimbingan dan konseling

akan mendorong dan mengarahkan siswa supaya dapat meningkatkan

perilaku kepemimpinan. Layanan Bimbingan Kelompok melalui teknik

bermain peran merupakan salah satu bentuk layanan yang ada dalam

bimbingan dan konseling. Layanan tersebut praktis dan efektif mendukung

mewujudkan terbentuknya perilaku kepemimpinan yang baik.

Menurut Djono R, Chosiah, dan A. Syamsuri (2001:51) Bimbingan

Kelompok adalah suatu proses yang diberikan oleh seorang guru atau

pembimbing kepada sekelompok siswa agar mereka dapat mengenal

diri,menyesusiakan diri,dan mampu mengatsi masalah atau kesulitannya

sehingga dapat mengembangkan diri secara maksimal.

Penjelasan tersebut diatas mengindikasikan bahwa guru

pembimbing diharapkan dapat menguasai dasar-dasar keterampilan

bimbingan kelompok seperti: keterampilan menumbuhkan, mengolah dan

mengarahkan dinamika kelompok. Karena melalui dinamika kelompok,

akan membantu individu dengan memanfaatkan suasana yang berkembang

dalam kelompok itu. Salah satu teknik dalam menumbuhkan dinamika

kelompok yaitu melalui bermain peran.

Bermain peran merupakan usaha untuk merubah perilaku melalui

peragaan dan diskusi. Untuk kepentingan tersebut, sejumlah siswa

Page 22: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bertindak sebagai pemeran dan yang lainnya sebagai pengamat. Seorang

pemeran harus mampu menghayati peran yang dimainkannya. Siswa

berinteraksi dengan orang lain yang juga membawakan peran tertentu

sesuai dengan tema yang dipilih. Selama proses berlangsung, setiap

pemeranan dapat melatih sikap empati, simpati, rasa benci, marah, senang,

dan peran lainnya. Bermain peran menyediakan kondisi yang dapat

menghilangkan rasa takut dan cemas, karena dalam bermain peran siswa

dapat mengekspresikan diri secara bebas tanpa rasa takut kena sanksi dari

yang diperbuat dalam perannya.

N.R Maier (dalam Kartini Kartono 2005:238) mendefinisikan role

playing sebagai suatu prosedur dengan mana berbagai situasi hidup nyata

ditimbulkan, dan para partisipan mempunyai kesempatan untuk

mempratikkan relasi-relasi manusia yang khusus dalam satu lingkungan

laboratorium, dipenuhi rasa aman.

Sehubungan dengan hal tersebut, akan dikaji peningkatan perilaku

kepemimpinan dengan pelaksanaan bimbingan kelompok melalui teknik

bermain peran bagi pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut :

a. Kurangnya pemahaman pengurus OSIS tentang perilaku

kepemimpinan.

b. Masih banyak pengurus OSIS yang belum memiliki perilaku

kepemimpinan

c. Masih kurangnya layanan yang diberikan guru pembimbing untuk

menumbuhkan perilaku kepemimpinan.

d. Masih belum maksimalnya pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling yang belum disesuaikan dengan kebutuhan pengurus OSIS

SMA

Page 23: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Bermain

Peran efektif meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang ditemukan, tujuan penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

dengan teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan

pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012”

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan masalah di atas, dikemukakan manfaat

penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Memberikan bukti empiris kepada guru BK bahwa penerapan

layanan bimbingan kelompok melalui teknik bermain peran

mampu meningkatkan Perilaku kepemimpinan pengurus OSIS

SMA Negeri 1 Karanganyar.

b. Memberi bukti empiris dalam menjadikan pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar memiliki perilaku kepemimpinan dalam

pelaksanaan tugas-tugasnya.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah untuk membantu

pengurus OSIS dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan

melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain

peran.

b. Memberikan masukan kepada guru pembimbing tentang salah

satu cara mengurangi minimnya perilaku kepemimpinan melalui

Page 24: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran untuk

meningkatkan perilaku kepemimpinan.

c. Membantu pengurus OSIS memahami pentingnya perilaku

kepemimpinan.

Page 25: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teoritik

1. Tinjauan Tentang Perilaku Kepemimpinan

a. Pengertian Tentang Perilaku kepemimpinan.

Perilaku adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang

tercermin dalam ucapan dan tindak tanduknya. Perilaku identik dengan

tingkah laku, akhlak, dan budi pekerti yang ditunjukkan dengan

perbuatan yang nyata, hal tersebut merupakan reaksi seseorang terhadap

lingkungannya. Perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang

diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan,

dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan

perilaku tertentu.

Menurut Veithzal Rivai (2003:222) menyatakan bahwa perilaku

manusia adalah suatu fungsi dan interaksi antara individu dengan

lingkungannya. Melalui interaksi, seseorang akan terangsang untuk

melakukan tindakan yang merupakan respon dari suatu kejadian di

lingkungannya. Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu

sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain:

berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis,

membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat dikatakan bahwa yang

dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas

manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati

oleh pihak luar Noto Atmodjo (2003:114).

Menurut Skiner (dalam Noto Atmodjo 2003:114) Merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar. Berdasarkan uraian diatas perilaku

adalah tindakan manusia yang merupakan respon dari kejadian yang ada

dan merupakan interaksi dengan lingkungannya yang diwujudkan dengan

berbagai tindakan seperti berbicara bekerja, belajar dan tindakan-

tindakan yang berhubungan dengan kepemimpinan.

Page 26: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Sebagaimana diketahui bahwa antara istilah pemimpin dan

kepemimpinan itu tidak dapat dipisahkan, karena setiap pemimpin

dengan sendirinya pula (baik sadar maupun tidak sadar) membawa

kepemimpinan itu sendiri dalam tindakan kesehariannya. Seperti yang

telah disebutkan sebelumnya, bahwa pengertian pemimpin mengacu

kepada kemampuan individu tersebut. Suatu usaha yang dilakukan

seorang pemimpin, tidaklah akan efektif jika tidak diikuti dengan

kepemimpinan tersebut.

Menurut Waldock dan Kelly-Rawat (dalam Semuil Tjiharjadi

2007:8) menyatakan bahwa kepemimpinan tidak dihubungkan dengan

posisi atau jabatan tertentu tetapi dihubungkan dan melekat pada

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Penjelasan

tersebut mengandung makna bahwa kepemimpinan merupakan

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga

seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan mampu

mempengaruhi orang lain menjadi pribadi yang baik. D.E. McFarland

(dalam Sudarman Danim 2010:6) mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah suatu proses dimana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah

atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang

lain dalam memilih.

Sudarwan Danim (2010:6) mendefinisikan bahwa kepemimpinan

adalah setiap tindakan yang dilakukan setiap individu atau kelompok

untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok

lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut jurnal pendidikan dan

kebudayaan vol 16 no 3 2010 menjelaskan bahwa kepemimpinan pada

dasarnya memiliki dua unsur yakni pengaruh dan pencapaian tujuan.

Proses mempengaruhi dapat dimana saja selama tujuan ada, dan tujuan

tersebut merupakan tujuan bersama.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sesuatu yang melibatkan

Page 27: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kemampuaan seseorang dalam hubungan antar manusia untuk

mempengaruhi orang lain melalui proses komunikasi dan interaksi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengindikaskan

bahwa kepemimpinan merupakan faktor penting dalam kehidupan

manusia. Dengan mempunyai perilaku kepemimpinan maka kita dapat

memberi pengaruh, bimbingan bahkan perintah kepada orang lain

utamanya untuk mewujudkan ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut M. Asrori Ardiansyah, 2001 Perilaku

kepemimpinan adalah perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait

dengan tugas dan perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku

kepemimpinan dipahami sebagai suatu kepribadian (Personality) seorang

pemimpin yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam

kaitannya dengan mengelola tugas dan hubungan dengan

bawahan/pegawai untuk mencapai tujuan organisasi.

Perilaku seorang pemimpin terkait erat dengan beberapa hal, yaitu

kemampuan yang dimilikinya, Karakter setiap bawahan yang

dipimpinnya, jabatan atau posisi tertentu yang diembannya, dan budaya

organisasi serta situasi kondisi yang menyertainya. Perilaku

kepemimpinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang

dimana orang tersebut mampu mempengaruhi mengorganisasi, mampu

membimbing anggotanya melalui interaksi antara dirinya dengan

lingkunganya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

b. Pendekatan Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan

Perilaku kepemimpinan merupakan faktor penting yang sebaiknya

dimiliki oleh setiap orang. Seorang pemimpin yang baik hendaknya

memiliki pendekatan dalam kepemimpinan. Dalam bukunya Hamzah B.

Uno (2007:56) mengatakan bahwa pendekatan kepemimpinan dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu pendekatan sifat, pendekatan

tingkah laku, dan pendekatan kontigensi. Penjelasannya adalah sebagai

berikut:

Page 28: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Pendekatan sifat

Pendekatan ini memandang bahwa pemimpin mempunyai beberapa

sifat kepribadian sebagai seorang pemimpin yang dibawanya sejak

lahir.

2) Pendekatan tingkah laku

Pendekatan ini memandang bahwa untuk menjadi pemimpin,

diperlukan latihan kepemimpinan terutama berkaitan dengan:

a). Fungsi kepemimpinan, b). Gaya kepemimpinan.

3) Pendekatan kontigensi

Didalam pendekatan kontigensi tersebut, terdapat empat model

kepemimpinan sebagai berikut:

a). Model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Banchard

yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif

bervariasi dengan kesiapan bawahan, b). Kepemimpinan dan situasi

kerja (model fiedler) yang mengemukakan bahwa tidak ada satu

gaya kepemimpinan yang cocok untuk setiap situasi. Untuk itu

diperlukan kemampuan dalam mengubah situasi lingkungan agar

cocok dengan pemimpin, c). Pendekatan jalur sasaran, didasarkan

pada motivasi model, harapan, yang menyatakan motivasi

seseorang didasarkan pada harapan akan imbalan dan daya tarik

imbalan itu untuk diperoleh bawahan, dan d). Merumuskan

penyertaan bawahan.

Kurt lewin (dalam Sudarwan Danim 2010:8) menyebutkan ada tiga

gaya kepemimpinan, yaitu: otoriter, partisipatif, delegatif. Penjelasannya

sebagai berikut:

1) Kepemimpinan otoriter (autocratic leadership)

Pemimpin otoriter memberikan ekspektasi yang jelas apa yang

harus dilakukan kapan harus dilakukan dan bagaimana hal itu harus

dilakukan. Pemimpin otoriter membuat keputusan secara

independen dengan sedikit atau tanpa masukan dari anggota

kelompok lainnya.

Page 29: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Kepemimpinan partisipatif (demodratic leadership)

Gaya kepemimpinan partisipatif (demokratis) pada umumnya

merupakan gaya kepemimpinan yang paling efektif. Pemimpin

demokratis menawarkan bimbingan kepada anggota sekaligus juga

berpartisipasi dalam kelompok dan memungkinkan menerima

masukan dari anggota kelompok lainnya.

3) Kepemimpinan delegatif (delegative or laisses-faire leadership)

Gaya kepemimpinan ini merupakan yang paling adil karena

membolehkan andil sesukanya bagi setiap anggota kelompok serta

hasilnya paling produktif.

Sedangkan Semuil Tjiharjadi (2007:37) menyebutkan ada lima gaya

dalam kepemimpinan, yaitu: Sebagai pemimpim, sebagai guru, sebagai

Pembina, sebagai bapak, dan sebagai teman seperjuangan. Lima gaya

dalam memimpin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Sebagai pemimpin.

Pemimpin harus mampu memberikan bimbingan atau tuntunan

yang diperlukan serta senantiasa menjadi contoh dan teladan

dalam perkataan dan perbuatan, menimbulkan dan memelihara

kewibawaan serta mampu melahirkan pemimpin baru.

2) Sebagai guru.

Pemimpin harus berusaha meningkatkan kemampuan,

ketrampilan, pengetahuan anggotanya, baik perorangan maupun

dalam hubungan kelompok. Demikian juga kesabaran dan

ketenangan dalam mendidik dan melatih.

3) Sebagai pembina.

Pemimpin senantiasa berusaha agar dalam melaksanakan

tugasnya, Organisasi selalu berhasil guna dan berdaya guna.

Pemimpin harus menguasai makna fungsi pembinaan yang

meliputi perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan

pengawasan.

Page 30: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4) Sebagai bapak.

Pemimpin harus berperilaku sederhana mengenal setiap anggota

bawahan, sikap terbuka, ramah, mengayomi, bijaksana tetapi

tegas, adil, mendorong dan berusaha meningkatkan

kesejahteraan anggota bawahan baik secara materiil maupun

spiritual.

5) Sebagai teman seperjuangan

Dalam keadaan suka dan duka pemimpin dan bawahan merasa

senasib sepenanggungan dan saling membantu serta bersedia

berkorban demi kepentingan bersama.

Uraian tersebut diatas menjelaskan bahwa seorang pemimpin

hendaknya bersikap adil, tanggung jawab serta mampu berinteraksi

dengan anggota kelompok lainnya. Pemimpin juga harus bisa

membimbing dan mengarahkan menuju ke arah yang lebih baik untuk

kelompok, dirinya sendiri maupun yang dipimpin.

c. Ciri, metode, dan karakter kepemimpinan

Seorang pemimpin mempunyai beberapa ciri-ciri yang melekat

pada diri orang tersebut.Sudarwan danim (2010:13) dalam bukunya

menyebutkan ada beberapa ciri-ciri seorang pemimpin, diantaranya

adalah:

1) Adaptif terhadap situasi.

2) Waspada terhadap lingkungan sosial.

3) Ambisius dan berorientasi pada pencapaian.

4) Tegas.

5) Kerja sama atau kooperatif.

6) Energik atau tampil dengan tingkat aktivitas tinggi.

7) Percaya diri.

8) Bersedia untuk memikul tanggung jawab.

Berdasarkan beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang disebutkan

diatas dapat dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan fenomena

universal yang unik. Didalam tubuh manusia ada kapasitas atau potensi

sebagai pengendali yang pada intinya mengatasi seseorang untuk dapat

memimpin dirinya sendiri. Oleh karena itu kepemimpinan merupakan

Page 31: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sebuah fenomena yang kompleks. Aktivitas pemimpin antara lain

terjelma dalam bentuk memberi perintah, membimbing dan

mempengaruhi kelompok atau organisasi serta orang lain dalam rangka

mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisian.

Efektivitas pemimpin sangat dipengaruhi oleh metode

mengarahkan bawahan yang digunakan oleh seorang pemimpin. Menurut

Semuil Tjiharjadi (2007:34) ada beberapa metode yang bisa digunakan

seorang pemimpin yang efektif, antara lain: 1). metode persuasif

(membujuk); melalui penyadaran atau pembujukan untuk memengaruhi

atau membawa kearah kesadaran untuk melakukan kewajiban tanpa

disadarinya, 2). Metode implikatif (melibatkan); dengan dialog dalam

rangka membawa kepada sasaran yang diinginkan, 3). Metode sugestif

(menganjurkan); dengan cara memengaruhi bawahan untuk melakukan

sesuatu dengan memberikan saran-saran dan harapan-harapan, 4).

Metode diskusi; dengan cara berdialog antara pemimpin dengan bawahan

dalam menentukan sasaran atau tujuan organisasi, 5). Advice (nasihat);

dengan cara memberikan nasihat kepada bawahan mengenai tujuan yang

akan dicapai, 6). Indeucement (paksaan); dengan cara memberikan

dorongan atau penekanan kepada bawahan agar bersedia melaksanakan

perintah atau harapan pemimpin, 7). Komando; dengan cara yang lebih

keras melalui perintah atau paksaan untuk melaksanakan perintah atau

tugas tanpa ada alternative lain.

Seorang pemimpin harus mempunyai karakter yang kuat. David

Hakala (dalam Sudarwan Danim 2010:34) menyebutkan ada 10 karakter

kepemimpinan yang berkualitas yaitu memiliki visi, integritas, dedikasi,

keluhuran budi, rendah hati, keterbukaan, kreativitas, keadilan,

ketegasan, dan rasa humor. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Envision atau memiliki visi.

Seorang pemimpin harus mempunyai visi yang jelas dan memahami

gambaran tentang realisasi dari visinya tersebut. Kemudian seorang

pemipin harus disiplin dalam proses menuju visinya tersebut.

Page 32: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Integrity atau integritas.

Integtasi merupakan tindakan yang konsisten baik didalam maupun

diluar nilai-nilai batin pemimpin dengan integritas tinggi adalah

sama kondisi di dalam dan di luar batinnya.

3) Dedication atau dedikasi.

Dedikasi berarti menghabiskan waktu atau energi apa saja yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya.

4) Magnanimity atau keluhuran budi.

Keluhuran budi berarti identik dengan membayar sumbangan ketika

sudah jatuh tempo, Tidak berdalih atau menunda, bermurah hati.

Pemimpin yang baik mengambil tanggung jawab pribadi jika terjadi

kegagalan dan menganggap keberhasilan adalah milik bersama.

5) Humility atau rendah hati.

Pemimpin dengan rendah hati mengakui bahwa dia tidak lebih baik

atau lebih buruk dari pada orang lain, tidak menonjolkan diri

melainkan mencoba untuk mengangkat semua orang. Serta

memahami bahwa statusnya tidak membuatnya merasa menjadi

seorang dewa.

6) Openness atau keterbukaan.

Keterbukaan berarti mampu mendengarkan ide-ide baru pemimpin

yang baik mampu menangguhkan penilaian saat mendengarkan ide-

ide orang lain, serta menerima cara-cara baru dalam melakukan

sesuatu yang orang lain pikirkan.

7) Creativity atau kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan berpikir secara berbeda dan

mendapatkan solusi untuk keluar dari aneka kendala. Kreativitas

pemimpin memampukan dirinya untuk melihat hal-hal yang orang

lain tidak melihat dan dengan demikian dia memimpin pengikutnya

dalam arah baru.

Page 33: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

8) Fairness atau keadilan

Keadilan berarti berhubungan dengan orang lai secara konsisten dan

adil.ketika orang merasa diperlakukan secara adil, mereka akan

mengapresiasi pemimpinnya dengan loyalitas dan dedikasi.

9) Assertiveness atau ketegasan.

Ketegasan atau asertif tidak sama dengan agresif, ketegasan itu

adalah kemampuan untuk menyatakan dengan jelas apa yang

diharapkan. sehingga tidak aka nada kesalah pahaman. Seorang

pemimpin harus bersikap tegas untuk memperoleh hasil yang

diinginkan.

10) Sense of humor atau rasa humor.

Rasa humor sangat penting untuk meredakan ketegangan dan

kebosanan, serta mereduksi permusuhan. Pemimpin yang efektif

mengetahui bagai mana menggunakan humor untuk memberi energi

pengikutnya. humor juga memupuk persahabatan yang baik.

Untuk menjadi pemimpin yang berkulitas maka seseorang

harus mempunyai karakter yang telah disebutkan diatas. Seorang

pemimpin hendaknya bijak dalam menyikapi berbagai masalah yang

dihadapinya, pemimpin harus bisa memunculkan ide-ide kreatif, bisa

menerima kritik atau masukan sebagai langkah perbaikan dalam

rangka mewujudkan visi yang telah di buatnya.

d. Prinsip-prinsip dan Kategori Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat erat sekali kaitannya dengan prinsip yang

melekat pada dirinya. Selain harus mempunyai karakteristik yang telah

disebutkan diatas, seoarang pemimpin itu juga harus mempunyai prinsip-

prinsip yang dapat menunjangnya menjadi pemimpin yang baik. Prinsip

yang mutlak dalam kepemimpinan yaitu Belajar terus menerus, Seorang

pemimpin harus berlatih, dan mau mendengarkan kritik masukan. Selain

itu pemimpin juga harus memancarkan energi positif, optimistis, melihat

hidup sebagai petualangan, mereka memilih untuk memfokuskan diri

Page 34: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pada kepentingan orang lain dan mampu membina energi-energi yang

dimiliki organisasi.

Menurut Sudarwan Danim (2010: 38) mengemukakan sebelas

macam prinsip-prinsip kepemimpinan, yaitu: 1). mengenal diri sendiri,

2). mahir secara teknis, 3). tanggung jawab, 4). buat keputusan, 5).

menetapkan contoh, 6). melihat kesejahteraan anggota, 7). menjaga

informasi anggota, 8). mengerti akan tugas. 9). bekerja sama, 10).

kemampuan berorganisasi. hal-hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut

sebagai berikut :

1) Mengenal diri sendiri dan mencari perbaikan diri.

Dalam rangka mengenal diri sendiri, pemimpin harus memahami

atribut akan tahu dan akan lakukan. Mencari perbaikan diri berarti

terus-menerus memperkuat atribut pribadi melalui belajar sendiri,

kelas formal, refleksi dan berinteraksi dengan orang lain

2) Mahir secara teknis

Sebagai pemimpin seseorang harus mengetahui pekerjaan sendiri dan

memiliki keakraban yang solid dengan anggota berikut tugas-

tugasnya.

3) Carilah tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab atas tindakan

sebagai pemimpin.

Pemimpin mencari cara-cara untuk membimbing organisasi ke

pencapaian baru yang lebih tinggi. Pemimpin menganalisi situasi

mengambil tindakan korektif dan beralih ke tantangan berikutnya.

4) Buatlah keputusan tepat waktu.

Lakukan pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan perencanaan

alat secara baik.

5) Menetapkan contoh

Jadilah diri pribadi sebagai teladan yang baik bagi anggota

lain.pemimpin harus menjadi sumber perubahan seperti yang ingin

kita lihat.

Page 35: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

6) Tahu orang-orang dan melihat keluar untuk kesejahteraan mereka.

Tahu sifat manusia dan pentingnya ketulusan merawat anggota

organisasi.

7) Jaga informasi anggota organisasi.

Tahu bagaimana berkomunikasi tidak hanya kepada anggota

organisasi, tapi juga dengan senior dan orang-orang kunci lain.

8) Memastikan bahwa tugas-tugas dimengerti,diawasi dan dicapai

Komunikasi adalah kunci untuk tanggung jawab ini.

9) Kereta sebagai sebuah tim.

Meskipun banyak orang yang menduduki posisi pemimpin dengan

sebutan yang berbeda, seperti kepala divisi, pimpinan departemen,

mereka tidak benar-benar sebuah tim, melainkan hanya sekelompok

orang yang melakukan pekerjaannya masing-masing.

10) Gunakan kemampuan penuh organisasi.

Dengan mengembangkan semangat tim, pimpinan akan dapat

membangun organisasi dengan kemampuan yang maksimal.

Tugas pemimpin akan berhasil dengan baik apabila setiap

pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanaknya. Oleh sebab

itu kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang

mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-

pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain. Untuk

keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang

pemimpian yang profesional, di mana ia memahami akan tugas dan

kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan

peranannya sebagai seorang pemimpin. Di samping itu pemimpin harus

menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga

terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram,

dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam

rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Page 36: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Selanjutnya Untuk menjadi seorang pemimpin yang istimewa

maka seseorang harus mempunyai kebiasaan yang baik.untuk itu Hamzah

B. Uno (2007:57) menyebutkan ada lima kategori kepemimpinan, yaitu:

1) Menantang proses berupa:

a). Mencari kesempatan, b). Percobaan menambil resiko.

2) Memberi inspirasi berupa:

a). Menggambarkan masa depan, b). Membantu orang lain

3) Memungkinkan orang lain untuk bertindak serupa:

a). Mempercepat kerja sama, b). Memperkuat orang lain.

4) Membuat model pemecahan berupa:

5) a). Memberikan contoh, b). Merencanakan keberhasilan kecil

6) Memberikan semangat antara lain:

7) a). Mengakui kontribusi individu, b). Merayakan prestasi kerja.

Perilaku kepemimpinan yang baik merupakan hal yang sangat

penting yang harus dimiliki setiap orang, Seseorang yang memiliki

perilaku yang baik akan sangat berpengaruh dalam kehidupannya baik

kehidupan pribadi maupun kehidupan dalam sosial masyarakat.

2. Tinjaun Tentang Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran

a. Pengertian Bimbingan Kelompok dengan teknik bermain peran

Bimbingan kelompok merupakan proses pemberian bantuan yang

diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Hal itu ditujukan untuk

mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan

potensinya.melalui bimbingan kelompok siswa dapat berinteraksi dengan

anggota kelompok lain untuk dapat saling bertukar pendapat.

Prayitno (1995:178) mengemukakan bahwa Bimbingan dan

konseling kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya

semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas

mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain

sebagainya, apa yang dibicarakan itu kesemuanya bermanfaat untuk diri

peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk semua peserta lainnya.

Page 37: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Depdikbud 1984 (dalam Erman Amti dan Marjohan 1991:105)

Bimbingan kelompok dalam pola sederhana dimaksudkan sebagai

pemberian bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu

yang mengalami masalah yang sama, sedangkan bimbingan kelompok

dengan memakai pola yang lebih mendalam mengandung makna

bimbingan diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan

dinamika kelompok, dengan mementingkan suasana yang

berkembang dalam kelompok untuk memecahkan masalah.

Dengan demikian bimbingan kelompok merupakan sarana yang

cukup efektif bagi individu-individu yang memiliki masalah yang sama

namun belum dapat diselesaikan sendiri. Layanan ini juga sesuai dengan

teori belajar karena mengandung aspek sosial yang disebut belajar

bersama antara lain yaitu belajar tentang pendidikan, karir, penyesuaian

diri dan juga tentang hubungan antar pribadi. Siswa akan berbagi ide dan

saling bertukar pikiran sehingga dapat membantu individu lain

berkembang secara optimal.

Sedangkan Gazda (dalam Tatiek Romlah,2001:3) menjelaskan

bahwa kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi

yang terkait dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi,

penyesuaian diri, dan masalah hubungan antar pribadi dengan tujuan

memperbaiki, mengembangkan dan memahami orang lain melalui

perubahan sikap masing-masing anggota kelompok. Bimbingan

kelompok dapat pula diberikan pengertian suatu pembicaraan bersama

yang memiliki manfaat bagi masing-masing anggota kelompok dengan

menumbuhkan dinamika kelompok untuk saling berinteraksi, bebas

mengeluarkan pendapat, saling memberikan saran dan mengambil

keputusan bersama dari topik yang dibicarakan (Novriyeni dalam

Prayitno, 1995:178).

b. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Tujuan umum bimbingan kelompok yaitu mengembangkan potensi

yang dimiliki setiap individu melalui pembahasan topik-topik secara

umum yang sifatnya luas dan mendalam untuk kemudian hasil

pembahasan dari topik yang dibicarakan akan berguna bagi para

anggotakelompok.

Page 38: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Selanjutnya Prayitno (1995:178) mengemukakan Tujuan

bimbingan kelompok diantaranya;

1).Peserta mampu berbicara di depan orang banyak, 2). Mampu

mengeluarkan antaralain: pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan

kepada orang banyak, 3). Bertanggung jawab terhadap pendapat yang

dikemukakanya, 4). Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi

(gejolak jiwa yang sifatnya negatif), 5). Dapat bertenggang rasa, 7).

Menjadi akrab satu dengan lainnya, 8). Membahas masalah umum yang

dirasakan menjadi kepentingan bersama, 9).Dapat saling membantu

memecahkan masalah pribadi yang dikemukakan dalam kelompok.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa melalui bimbingan

kelompok siswa dapat berinteraksi antar anggota kelompok serta dapat

mengemukakan ide-ide atau gagasan yang kemudian akan di gabungkan

dengan pendapat dari anggota kelompok lain sehingga hasilnya dapat

membantu individu menyelesaikan masalah ataupun membantu dalam

pengambilan keputusan kearah yang lebih baik.

c. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

Dinamika kelompok yang tercipta didalam kelompok

menggambarkan hidupnya suatu kelompok. Oleh karena itu pemimpin

kelompok mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan

suasana yang mendukung terciptanya tujuan bimbingan kelompok.

Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno (1995:35) bahwa peranan

pemimpin kelompok adalah:

1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan

atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.

Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi yang

dibicarakan atau proses kegiatan itu sendiri.

2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana

perasaan yang berkembang dlam kelompok itu, baik perasaan

anggota tertentu atau keseluruhan kelompok. Pemimpin

kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami itu.

Page 39: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kea rah yang

dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah

yhang dimaksudkan itu.

4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan

balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik

yang bersifat isi maupun proses kegiatan.

5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu

mengatur “lalu-lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan,

pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan.

Disamping itu pemimpin kelompok diharapkan menjadi penjaga

agar apapun yang terjadi didalam kelompok tersebut tidak

menyakiti atau merusak satu oaring atau lebih anggota

kelompok sehingga akan menderita karenannya.

6) Sifat kerahasiaan dan kegiataan kelompok tersebut dengan

segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga

menjadi tanggung jawap pemimpin kelompok.

Peranan anggota kelompok juga amat penting didalam terjadinya

dinamika kelompok, sehingga tujuan kelompok bisa tercapai. Peranan

yang hendaknya dimainkan oleh anggota kelompok agar dinamika

kelompok itu benar-benar seperti yang diharapkan ialah:

1). Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar

anggota kelompok, 2). Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan

diri dalam kegiatan kelompok, 3). Berusaha agar apa yang dilakukanya

itu membatu tercapainya tujuan bersama, 4). Mambantu tersusunya

aturan kelompok dalam berusaha mematuhinya dengan baik, 5). Benar-

benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh kegiatan

kelompok, 6). Mampu berkomunikasi secara terbuka, 7). Berusaha

membantu orang lain. 8). Memberikan kesempatan kepada anggota yang

lain utnuk juga menjalankan perananya, 9). Menyadari pentingaya

kegiatan kelompok itu.

Page 40: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok

Pembahasan mengenai tahap-tahap perkembangan kegiatan

kelompok dalam rangka bimbingan dan konseling melalui pendekatan

kelompok adalah amat penting, terutama bagi para calon pemimpin

kelompok (dalam hal ini guru pembimbing), dengan mengetahui apa

yang seharusanya ada dan terjadi dalam suatu kelompok maka pemimpin

kelompok akan mampu menggerakkan kegiatan kelompok dengan baik.

Prayitno (1995:40) mengatakan bahwa pada umumnya ada empat

tahap perkembangan kelompok, yaitu tahap pembentukan, tahap

peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pengakhiran.

Tahap-tahap yang telah disebutkan diatas dapat penjelasannya

sebagai berikut:

1) Tahap pembentukan

Merupakan tahap pengenalan dimana anggota kelompok

memasukkan diri di dalam kehidupan kelompok, para anggota

kelompok mengenalkan tujuan, harapan dan cita-cita yang ingin

dicapai. Hendaknya pemimpin kelompok memunculkan dirinya

sebagai orang yang mampu dan bersedia memimpin kelompok,

tugasnya tidak lain adalah menumbuhkan rasa kebersamaan

antar setiap anggota kelompok dan merangsang mereka untuk

mau ikut serta dan bertanggung jawab dalam kegiatan

kelompok.

2) Tahap peralihan

Setelah suasana kelompok terbentuk dan dinamika kelompok

sudah mulai tumbuh, kagiatan kelompok handaknya dibawa

lebih jauh oleh pemimpin kelompok menuju ke kegiatan

kelompok yang sesungguhnya, tahap kedua merupakan

jembatan antara tahap pertama dan ketiga, tugas pemimpin

kelompok adalah membawa anggotanya meniti jembatan

tersebut dengan selamat.

Page 41: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Tahap kegiatan

Tahap ketiga merupakan inti dari kegiatan kelompok, maka

aspek-aspaek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak,

sehingga memerlukan alokasi waktu yang banyak.Dalam tahap

ini saling hubungan antar anggota kelompok tumbuh dengan

baik, saling tukar pengalaman, pengutaraan, penyajian dan

pembukaan diri berlangsung dengan bebas.

4) Tahap pengakhiran

Kegiatan kelompok tidak dapat berlangsung terus-menerus

tanpa diakhiri, barkenaan dengan pengakhiran kegiatan

kelompok pokok utama bukanlah pada berapa kali kelompok

tersebut harus bertemu, tapi pada hasil yang dicapai ketika

menghentikan pertemuan. Hasil-hasil yang telah dicapai

seyogyanya dapat mendorong kelompok untuk melakukan

kegiatan dalam mewujudkan tujuan bersama.

e. Teknik Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik yang ada

dalam bimbingan dan konseling yang mempunyai dasar, kegiatan,

sasaran, dan tujuan yang sama dengan bimbingan dan konseling secara

individual. namun yang membedakan adalah situasinya yaitu situasi

kelompok.

Menurut Siti Sutarmi Fadhilah (2011:32) menjelaskan bahwa

terdapat teknik-teknik bimbingan kelompok sebagai berikut:

1) Bimbingan kelompok yang bersifat Informatif

Bimbingan ini diberikan untuk menghindari hal-hal yang tak

diinginkan selama terjadinya proses belajar berlangsung atau selama

siswa menempuh studi. Informasi yang umumnya dibutuhkan di

sekolah adalah sebagai berikut:

a). Cara bergaul dengan teman sebaya, b). Cara menghadapi orang tua

dan guru, c). Cara membagi waktu sehari-hari, d). Cara mengisi waktu

luang, e). Cara belajar yang efektif, f). Cara mengerjakan tugas, g).

Page 42: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Cara membuat paper dan laporan, h). Cara bekerja kelompok, i). Cara

mengembangkan hobi, j).Informasi tentang kurikulum, k). Informasi

tentang program penjurusan, l).Informasi tentang studi lanjutan, Dll.

2) Program orientasi

Program orientasi di sekolah dilakukan dalam usaha membantu para

siswa mengenal, memahami dan menyesuaikan diri dengan sekolah

yang baru.Ada sebagian siswa yang mengalami masalah dalam

memasuki sekolah atau jurusan yang tidak sesuai dengan

kemampuannya dan tidak dapat belajar dengan efektif, yang akhirnya

mengalami kesulitan belajar. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengenalan dan pemahaman sebelumnya, karena tidak ada orientasi.

Oleh karena itu program orientasi sangat membantu dalam

mengadakan tindakan preventif (pencegahan) timbulnya masalah-

masalah kesulitan belajar yang dialami siswa.

3) Bentuk khusus kelompok

a) Home room program

Merupakan program kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

agar guru dapat mengenal masing-masing siswanya lebih baik,

sehingga dapat memberikan bantuan secara efisien.Kegiatan ini

dilakukan dalam bentuk pertemuan antara guru dengan siswa di

luar jam-jam pelajaran, untuk membicarakan beberapa masalah

yang dianggap perlu. Dalam program home room ini dilaksanakan

dalam situasi yang bebas dan menyenangkan seperti keadaan di

rumah, sehingga siswa dapat mengutarakan perasaanya secara

bebas juga seperti halnya bila ia di rumah sendiri.

b) Karya wisata (field trip)

Karya wisata selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau

metode mengajar dapat juga berfungsi sebagai salah satu teknik

bimbingan kelompok.Dengan karya wisata siswa mendapat

kesempatan melihat obyek-obyek yang menarik minat mereka dan

Page 43: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mendapat banyak informasi yang lebih banyak dari obyek yang

dilihatnya.

c) Diskusi kelompok

Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik yang dipakai

dalam bimbingan kelompok untuk memecahkan secara bersama-

sama. Dalam pemecahan masalah, setiap siswa/anggota diskusi

mendapatkan kesempatan yang sama umtuk menyumbangkan

pikiran masing-masing. Di dalam diskusi ini dapat tertanam rasa

tanggung jawab serta harga diri.

d) Kegiatan kelompok

Kegiatan kelompok dapat merupakan teknik yang baik dalam

bimbingan, karena kelompok memberikan kesempatan kepada

semua anggota untuk ikut serta dengan sebaik-baiknya.Banyak

kegiatan yang lebih berhasil bila dilakukan dengan kegiatan

kelompok. Dalam kegiatan kelompok ini para siswa diarahkan

untuk bekerja sama dalam hal: Belajar, mencari, mengumpulkan,

mengolah, menganalisa, dan memecahkan masalah.

e) Organisasi siswa

Organisasi siswa baik yang ada dalam sekolah maupun di

luar sekolah dapat merupakan salah satu teknik dalam bimbingan

kelompok. Di dalam organisasi siswa ini semua siswa mendapat

kesempatan untuk belajar mengenal segala aspek kehidupan sosial.

Selain itu juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinan serta

dapat memupuk rasa tanggung jawab dan harga diri.Peranan

pembimbing dalam kegiatan ini memberikan pengarahan,

pertimbangan, dan membantu memelihara suasana kelompok, juga

memberikan motivasi untuk berkembang secara positif dan

dinamis. Dalam wadah organisasi siswa mereka dapat mengikat

diri dalam satu kelompok, untuk melakukan kegiatan-kegiatan

kelompok, dan berinteraksi dalam kelompok tersebut.

Page 44: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

f) Remedial Teaching

Remedial teaching atau pengajaran remedial adalah suatu

bentuk pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau kelompok

siswa yang mengalami kesulitan belajar.Teknik remedial teaching

ini dapat dilakukan secara individual dan dapat pula diberikan

secara kelompok, tergantung kesulitannya.

g) Bermain peran

Bermain peran digunakan sebagai teknik di dalam

memecahkan masalah-masalah sosial di mana individu mengalami

kesuliatan dalam penyesuaian diri dengan orang lain dengan

melalui bermain peranan. Di dalam teknik bermain peran ini

individu akan memainkan suatu peranan tertentu dari suatu situasi

masalah sosial. Bermain peran dijabarkan menjadi dua yaitu

sosiodrama dan psikodrama. Dari beberapa teknik yang telah

diuraikan diatas pembimbing berhak memilih dan menentukan

teknik mana yang tepat yang digunakan untuk pelaksanaan

bimbingan kelompok. tujuannya agar siswa dapat menangkap dan

menerima layanan bimbingan konseling dengan efektif.

f. Teknik Bermain Peran

Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat beberapa macam

teknik yang dapat digunakan untuk membantu keberhasilan layanan

bimbingan kelompok, antara lain: diskusi, home room, sosiodrama,

psikodrama, simulasi, dan bermain peran. Dalam penalitian ini

menggunakan teknik bermain peran

1). Pengertian Bermain Peran.

Bermain peran merupakan teknik yang ada dalam bimbingan

kelompok yang pada prinsipnya merupakan cara untuk menghadirkan

peran-peran yang ada dalam pikiran ke dunia nyata dalam suatu

pertunjukan peran di kelas, yang selanjutnya dijadikan sebagai bahan

pembelajaran agar peserta memberikan penilaian terhadap apa yang telah

Page 45: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

diperankan. Menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing

peran tersebut, dan kemudian memberikan saran dan pendapat bagi

pengembangan peran-peran tersebut.

Dalam bermain peran situasi suatu masalah diperagakan secara

singkat dan tujuannya menyampaikn isi peran yang diperagakan, dengan

penekanan pada karakter/sifat orang-orang, kemudian diikuti diskusi

tantang apa yang telah diperagakan. Dimana langkah dalam bermain

peran meliputi antara lain: mengatur para pemeran, memperagakan

situasi, menghentikan peragaan pada saat mencapai klimaks, membahas

dan menganalisis melalui diskusi.

Selanjutnya Bennett (dalam Tatiek Romlah 2001:99) menjelaskan

bahwa permainan peran merupakan suatu alat belajar yang

mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian

mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-

situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya.

Melalui bermain peran (role playing), para siswa mencoba

mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya

dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-sama para siswa dapat

mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan berbagai strategi pemecahan

masalah.

Corsini (dalam Tatiek Romlah 2001:99) menyatakan bahwa

bermain peran dapat digunakan sebagai:

a) Alat untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang dengan cara

mengamati perilakunya saat memerankan dengan spontan suatu

keadaan dalam khayalan ke dalam kehidupan sebenarnya.

b) Proses belajar yang lebih efektif melalui kegiatan peragaan yang

mengembangkan keterampilan-keterampilan hubungan antar

pribadi dengan mengamati berbagai macam cara dalam

memecahkan masalah.

Page 46: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c) Melalui keterlibatan yang aktif dalam proses bermain peran,

anggota kelompok dapat mengembangkan pengertian-pengertian

baru dari anggota kelompok yang lain dan mempraktekkan itu.

Berdasarkan uraian di atas, hakekat bermain peran terletak pada

keterlibatan emosional pemeran dan pengamat dalam situasi masalah

yang secara nyata dihadapi. Melalui bermain peran dalam pembelajaran,

diharapkan para siswa dapat:

1). Mengeksplorasi perasaannya, 2). Memperoleh wawasan tentang

sikap, nilai, dan persepsinya, 3). Mengembangkan keterampilan dan

sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi, dan 4).

mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai

cara. Bahwa tujuan bermain peran untuk memecahkan suatu masalah

dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain.

2). Pelaksanaan bermain peran

Dalam buku Teori dan Praktek kelompok Tatiek Romlah

(2001:105) menjelaskan ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk

pelaksanaan bermain peran, yaitu:

a) Bertukar peran (role reversal)

Bertukar peran terjadi apabila seseorang pemain diminta untuk

memerankan peran yang sebelumnya diperankan oleh orang lain.

Tujuan bertukar peran adalah mengklarifikasi situasi, meningkatkan

spontanitas, dan meningkatkan kesadaran untuk dapat merasakan apa

yang dirasakan orang lain.

b) Peran ganda (doubling)

Peran ganda terjadi apabila ada orang ketiga yang ikut bermain dalam

permainan peran dengan mengisi suara salah seorang pemain. Orang

ketiga biasanya sebagai fasilitator, Bertugas mengisi suara dari salah

satu pemeran utama. Tujuan pengisian dialog ini adalah untuk

membantu kelancaran permainan dan memberikan wawasan baru

terhadap masalah yang sedang diperankan.

Page 47: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

c) Teknik cermin (the mirror technique)

Anggota kelompok yang lain diminta menirukan peran yang

dibawakan oleh salah seorang pemain seperti pada waktu pemain itu

memerankannya.

d) Teknik kursi kosong (the empty chair technique)

Teknik ini digunakan apabila anggota kelompok mengalami kesulitan

untuk berinteraksi secara langsung dengan anggota yang lain. Anggota

yang bersangkutan diminta untuk berkomunikasi dengan kursi kosong

sebagai ganti lawan perannya.

e) Bermain peran sendiri (monodrama)

Sering terjadi seseorang dapat meningkatkan penghayatannya

terhadap peran yang dimainkannya dengan bermain peran sendiri

dengan berpindah-pindah tempat duduk satu ke tempat duduk

pemeran yang lain dan melakukan monolog.

Kemudian setelah mengetahui tentang beberapa cara

pelaksanaan bermain peran, dapat diperhatikan langkah–langkah

pelaksanaan bermain peran, yang terdiri dari tiga tahap, yaitu:

persiapan, pelaksanaan, dan diskusi. Penjelasan dari masing – masing

tahapan antara lain sebagai berikut:

1) Tahap persiapan

Dilakukan untuk memotivasi anggota kelompok agar mereka siap

berpartisipasi secara aktif dalam permainan, Menentukan tujuan-

tujuan permainan, dan menciptakan perasaan aman dan saling

percaya antar anggota kelompok.

2) Tahap pelaksanaan

Merupakan kegiatan peragaan peran dari pemain utama dan pemain

pembantu. Dengan bantuan anggota kelompok yang lain, pemain

utama memerankan perannya sesuai dengan masalahnya. Satu

kejadian dapat diperankan melalui beberapa adegan dengan

bantuan pemeran yang lain.

Page 48: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3) Tahap diskusi

Para anggota kelompok diminta untuk memberikan tanggapan dan

saran pikiran terhadap permainan peran yang telah dilakukan oleh

pemain. Peranan pemimpin kelompok adalah memimpin diskusi

dan mendorong agar anggota kelompok sebanyak–banyaknya

saling dapat memberikan masukan.

3. Karakteristik Pengurus OSIS

Pengurus OSIS SMA digolongkan sebagai masa remaja. Zulkifli L

(2001:63) menjelaskan bahwa anak yang berusia12 sampai 19 tahun

berada dalam pertumbuhan masa remaja. Masa remaja termasuk masa

yang sangat menentukan karena pada masa ini terjadi perubahan pada

psikis dan fisiknya.Kemudian ada beberapa ciri remajayang di

ungkapkan oleh Zulkifli L (2001:65) yaitu;

a). Mengalami pertumbuhan fisik, b). Terjadi perkembangan seksual, c).

Mempunyai cara berfikir kausalitas, d). Berada pada emosi yang meluap-

meluap, e). Mulai tertarik dengan lawan jenis, f). Menarik perhatian pada

lingkungan, g). Terikat pada kelompok

Diantara ciri diatas terdapat ciri bahwa pengurus OSIS yang

tergolong dalam usia remaja memiliki cara berfikir kausalitas. Mereka

sudah mulai berfikir kritis, memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi serta

sudah mulai memilih masuk kedalam kelompok-kelompok yang

dianggapnya baik untuk dirinya. OSIS merupakan salah satu organisasi

atau kelompok yang ada dilingkungan sosial remaja di sekolah. OSIS

merupakan salah satu sarana yang bagus bagi remaja untuk

mengembangkn dirinya. Ada criteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk

menjadi pengurus OSIS. diantaranya yaitu:

a). Memiliki integritas dan bertanggung jawab, b). Jujur dan hormat pada

peraturan, c). Dapat bersinergi dengan dan mampu berkoordinasi dengan

organisasi. d). Mampu menempatkan prioritas dan bersemangat, e). Taat

terhadap perintah dan mampu mendelegasikan perintah, f). Rela

berkorban.

Page 49: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Kriteria-kiteria yang disebutkan diatas wajib dimiliki oleh

pengurus OSIS. Tapi karena pengurus OSIS yang masih tergolong dalam

usia remaja, mereka masih labil. Sehingga diperlukan guru pembimbing

untuk menuntuk mereka menjadi pengurus OSIS yang berinegritas dan

dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Kemudian untuk

rentang usia pada pengurus OSIS SMA yaitu antara 16-19 tahun,.

4. Peningkatan perilaku kepemimpinan melalui bimbingan kelompok

teknik bermain peran

OSIS merupakan komponen yang sangat penting yang ada di

sekolah Melalui peran pengurus OSIS pelaksanaan progam-progam yang

ada

disekolah akan sangat terbantu. Pengurus OSIS harusnya memiliki

perilaku kepemimpinan yang baik karena hal tersebut akan sangat

membantu dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Perilaku kepemimpinan

adalah faktor penting yang harus dimliki pengurus OSIS, dengan

memiliki perilaku kepemimpinan yang baik maka akan menghasilkan

pengurus OSIS yang berkualitas serta dapat menjadikan contoh yang

baik bagi anggota lainnya.

Kemauan dan kemampuan perilaku kepemimpinan yang dimiliki

pengurus OSIS hanya akan terbentuk dengan baik apabila diberikan

pembinaan dan layanan yang teratur, terencana dan berkelanjutan.

Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan baik maka

meningkatkan perilaku kepemimpinan yang baik dan melahirkan

kepemimpinan OSIS yang berwibawa. Salah satu layanan yang dapat

dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus

OSIS yaitu layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok

merupakan salah satu cara untuk mengaktualisasikan diri melalui

kegiatan kelompok. Melalui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok,

pengurus OSIS dapat mengambil manfaat dari segi proses maupun hasil

dalam pemecahan masalah. Kemudian mampu meningkatkan perilaku

kepemimpinan yang dimilikinya menjadi lebih baik.

Page 50: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Ada macam-macam teknik dalam layanan bimbingan kelompok.

Salah satu tekniknya adalah teknik bermain peran. Teknik bermain peran

merupakan salah satu teknik yang efektif untuk meningkatkan perilaku

kepemimpinan pengurus OSIS. Keunggulan dari teknik ini adalah

terletak pada keterlibatan secara emosional dari pemerannya dan juga

pengamat yang mengamati jalannya bermain peran.

Untuk itu dilaksanakan penelitian tentang meningkatkan perilaku

kepemimpinan melalui layanan bimbingan kelompok teknik bermain

peran pada pengurus OSIS SMA.

B. Kerangka pemikiran

Perilaku kepemimpinan yang baik merupakan faktor penting yang

harus dimiliki pengurus OSIS, karena akan sangat membantu pengurus

OSIS dalam melaksanankan tugas-tugasnya disekolah. Pemberian layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran sebaiknya

dilaksanakan di sekolah sebagai suatu sarana bagi pengurus OSIS untuk

meningkatkan perilaku kepemimpinannya. Pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran yang dilakukan secara

benar dan tepat akan membantu pengurus OSIS untuk meningkatkan

perilaku kepemimpinan yang ada pada dirinya. Namun apabila layanan

bimbingan yang diberikan masih kurang maka akan menghambat pengurus

OSIS untuk meningkatkan perilaku kepemimpinannya. Oleh karena itu

keadaan pengurus OSIS yang memiliki perilaku kepemimpinan yang

rendah akan ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan

teknik bermain peran sehingga perilaku kepemimpinan pengurus OSIS

meningkat menjadi tinggi. Selanjutnya kerangka pemikiran ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 51: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

C. Hipotesis

Gambar 2.1: Skema Kerangka Pemikiran

C. HIPOTESIS

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pendapat yang sementara yang

perlu dibuktikan kebenarannya, sekaligus sebagai jawaban sementara

terhadap hal atau problematika. Sutrisno Hadi (1987:257) berpendapat

bahwa, “Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan

masih perlu dibuktikan kenyataannya, jika hipotesis itu telah dibuktikan

kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan sebagai suatu tessa”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut: “Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Bermain Peran

Efektif Untuk Meningkatkan Perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.

perilaku kepemimpinan

meningkat

Pengurus OSIS

Perilaku kepemimpinan

kurang

Bimbingan

kelompok teknik

bermain peran

Page 52: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA N 1 Karanganyar yang beralamat di Jalan

AW Monginsidi no.3 Karanganyar. Pertimbangan atau alasan pemilihan tempat

di SMA Negeri 1 Karanganyar adalah sebagai berikut:

(1). Adanya siswa yang memerlukan bantuan layanan bimbingan kelompok

untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan utamanya bagi Pengurus OSIS.

(2). Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Karanganyar

termasuk dalam kategori telah terprogram dengan baik sehingga dapat

mendukung terlaksananya pemberian layanan bimbingan dan konseling. (3).

Hasil penelitian ini dapat diambil manfaat bagi siswa SMA N 1 Karanganyar

dalam usaha meningkatkan sikap kepemimpinan

2. Waktu Penelitian

Berdasar pada topik penelitian, penelitian ini dilaksanakan pada semester

genap tahun pelajaran 2011/2012, tepatnya pada bulan januari sampai dengan

bulan April 2012.

Waktu penelitian selama 4 bulan ini digunakan untuk persiapan,

observasi, Penilaian tahap awal, melaksanakan treatment, menganalisis hasil

treatment dan penulisan hasil dalam bentuk laporan.

Page 53: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Waktu kegiatan

Minggu ke-

1 – 4 5 – 6 7 – 8 8 – 9 10 – 12 13 – 14 15 – 16

Persiapan dan Perijinan

Pemilihan sampel

Penyusunan instrument

Pretes

Treatment

Postes

Analisis data

Penyusunan laporan

B. Metode dan Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Ada perbedaan yang jelas antara prosedur, teknik dan metode

penelitan. Dalam pelaksanaan penelitian, prosedur penelitian membantu

dalam urut-urutan langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian.

Teknik penelitian membantu dalam hal alat-alat apa yang diperlukan dalam

melaksanakan penelitian. Sedangkan metode penelitian memandu tentang

urut-urutan bagaimana penelitian itu di lakukan.

Sutrisno Hadi (1982:58) menjelaskan bahwa “metodologi penelitian

adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data

yang diperlukan, menjawab persoalan yang dihadapi serta rencana bagi

persoalan yang sedang dihadapi”.

Kemudian Best (dalam Sutarno, 2010:4) menjelaskan bahwa metode

penelitian merupakan “suatu proses pengukuran maupun penganalisisan dan

penyimpulan data-data, dengan memerlukan proses yang intensif,

sistematik, terfokus, dan lebih formal”. Dari pendapat ahli, dapat diketahui

Page 54: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

bahwa metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam

proses pelaksanaan penelitian yang dimulai dari tahap pengumpulan data

sampai dengan tahap analisis agar mampu memecahkan persoalan yang

sedang diteliti.

Ada beberapa jenis penelitian sesuai dasar pengelompokan atau

pengklasifikasian, yaitu:

(1). Penelitian dasar dan penelitian terapan, (2). Penelitian aksi atau

penelitian tindakan, (3). Penelitian evaluasi dan (4). Penelitian deskriptif,

eksperimen, kausal komparatif dan historis. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah adalah penelitian Eksperimen. Penelitian

eksperimen adalah penelitian untuk menerangkan hubungan sebab akibat

antar variabel sebab dan variabel akibat, yang dilakukan peneliti dengan

memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel sebab (bebas),

Selanjutnya mengamati akibat yang terjadi atas variabel yang diamati dan

dikendalikan tersebut (Sutarno 2010:7).

Penelitian jenis ekperimen ini dipilih karena penelitian eksperimen

merupakan metode penelitian yang sistematis dan logis untuk menjawab

suatu pertanyaan apabila sesuatu dilakukan dalam kondisi dikontrol dengan

teliti apakah yang akan terjadi berikutnya.

2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian atau desain penelitian merupakan salah satu

tahapan proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Rancangan

penelitian adalah suatu rencana atau kerangka tentang cara mengumpulkan

dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis sesuai

dengan tujuan penelitian. Rancangan dalam penelitian adalah eksperimen.

Penelitian eksperimen ada 3 jenis, yaitu:

(a). Rancangan Pra-Eksperimental, (b). Rancangan Penelitian Eksperimental

Semu, (c). Rancangan Penelitian Eksperimental Sungguhan (Sutarno,

2010:21).

Selain itu masih ada yang disebut dengan Rancangan penelitian

eksperimental yang bercirikan adanya pengendalian untuk mengatur situasi.

Sutrisno Hadi (1995:441) menjelaskan bahwa terdapat pola-pola dalam

Page 55: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penelitian eksperimental yang disebut experimental designs. Beberapa dari

pola-pola pokok yang terdapat pada penelitian eksperimen adalah:

a).Simple Randomaized Design,. b). Treatments by Levels Designs, c).

Treatments by Subjects Designs, d).Random Replications Designs,

e).Factorial Designs, f). Groups-Within-Teatments Designs

Istilah-istilah tersebut tidak diterjemahkan untuk menjaga

kesimpangsiuran pengertian. Jika diterjemahkan, hanya istilah designs nya

saja. Masing-masing designs perlu untuk diuraikan berdasarkan fasal-fasal

yang tersendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pola

eksperimen yang Treatments by Subjects Designs. Pola S-R dan T-L

eksperimen dilakukan terhadap kelompok-kelompok subyek yang berlainan.

Dalam pola Treatments by Subjects Designs, atau dapat disingkat pola T-S,

beberapa jenis atau variasi treatment diberikan secara berturut-turut kepada

sekelompok subyek yang sama. Karena itu eksperimen dengan pola ini

kedang-kadang disebut juga “one group eksperiment”. Namun yang paling

tepat disebut dengan istilah same group karena grup eksperimen yang satu

itu pada gilirannya dijadikan grup control juga. Jadi satu grup yang sama

pada suatu ketika dijadikan grup eksperimen, pada saat yang lain dijadikan

grup control. Maka timbulah sebutan juga tentang pola ini yaitu self-control

experiment.

Ada dua alasan penggunaan pola penelitian treatments by subjects

designs, yaitu:

a) Untuk meniadakan perbedaan antar subyek, sehingga dengan cermat

dapat mengendalikan tingkah laku subyek.

b) Untuk menyelidiki pengaruh eksperimen atau treatment terhadap subyek

seorang demi seorang.

Prosedur desain pola treatments by subject designs adalah sebagai

berikut:

a. Pembentukan kelompok eksperimen

Pembentukan kelompok dibagi menjadi lima kelompok kecil sebagai

penerima treatment. Dengan masing-masing kelompok akan

melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

Page 56: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

b. Pemberian tes awal (pretest).

c. Pemberian treatment.

d. Pemberian tes akhir (posttest)

Tabel 3.2

Rancangan Penelitian

Kelompok Pretes Treatment Postes

Eksperimen T.0 X T.1

Keterangan:

Dengan keterangan prosedur/langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. T.0 : pretes

Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi awal tentang perilaku

kepemimpinan yang dimiliki siswa sebelum adanya treatment/perlakuan.

Instrumen yang digunakan yaitu observasi dan angket.

b. X : Treatment

Setelah mengetahui hasil pretest, kemudian siswa diberikan layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.

c. T.1 : Potes

Postest dilaksanakan untuk mengetahui kondisi tentang perilaku

kepemimpinan yang dimiliki siswa setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran. Instrumen yang digunakan yaitu

melalui observasi dan penyebaran angket.

3. Variabel penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

penelitian termasuk di dalamnya gejala-gejala yang akan diteliti (Sumadi Surya

Subrata, 2003:25). Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan

variabel bebas.

Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsani Arikunto, 2006:118) Hal ini senada dengan yang

dikatakan Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, (2007:118). Variabel penelitian

adalah kondisi yang dimanipulasikan oleh peneliti dalam suatu penelitian.

Page 57: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Sedangkan menurut Sutarno (2010:6) bahwa variable penelitian adalah atribut

yang dianggap mencerminkan atau mengungkapkan pengertian dari peristiwa

yang menjadi sasaran penelitian. Berdasarkan definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel merupakan obyek yang bervariasi dan dapat

dijadikan titik perhatian suatu penelitian.Dalam penelitian terdapat dua jenis

variable, yaitu;

a. Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi untuk

menerangkan hubungannya dengan keadaan yang diteliti (Cholid

Narbuko dan Abu Achmadi, 2007:119). Variabel bebas merupakan

variabel yang mempengaruhi atau penyebab. Dalam penelitian ini yang

menjadi variable bebas adalah bimbingan kelompok teknik bermain

peran.

b. Variabel terikat adalah kondisi yang berubah atau muncul ketika variabel

bebasnya diganti (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2007:119).

Variabel terikat merupakan variabel yang keberadaannya bergantung

pada variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat

adalah perilaku kepemimpinan.

Definisi dari dua variabel terikat dan variabel bebas dijelaskan sebagai

berikut:

1) Definisi Konseptual

a) Variabel terikat perilaku kepemimpinan

Menurut Walters (dalam Semuil Tjiharjadi 2007:9) kepemimpinan

merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan

hati-hati. Kepemimpinan bersifat dinamis dan situasional. Artinya

tidak ada cara terbaik yang bisa digunakan dalam segala situasi.

Menurut M. Asrori Ardiansyah, 2001 perilaku kepemimpinan adalah

perilaku khusus/pribadi para pemimpin terkait dengan tugas dan

perannya sebagai seorang pemimpin. Perilaku kepemimpinan

dipahami sebagai suatu kepribadian (personality) seorang pemimpin

yang diwujudkan dalam aktivitas kepemimpinannya dalam kaitannya

dengan mengelola tugas dan hubungan dengan bawahan/pegawai

untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 58: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seni

perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan

menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya

kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas

pokok dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan Kartini

Kartono (1994:27).

Mengacu pada pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan

bahwa perilaku kepemimpinan merupakan suatu seni, sifat dan

kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

b) Variabel bebas layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran.

Bimbingan kelompok dalam pola sederhana dimaksudkan sebagai

pemberian bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu

yang mengalami masalah yang sama, sedangkan bimbingan kelompok

dengan memakai pola yang lebih mendalam mengandung makna

bimbingan diberikan kepada sejumlah individu dengan memanfaatkan

dinamika kelompok, dengan mementingkan suasana yang berkembang

dalam kelompok untuk memecahkan masalah (Depdikbud,1984 dalam

Erman Amti dan Marjohan, 1992:105).

Berdasar pengertian di atas bimbingan kelompok merupakan

suatu layanan yang memungkinkan sejumlah individu secara bersama-

sama memperoleh suatu penyelesaian dari suatu masalah yang sama

guna untuk menunjang aktualisasi individu sebagai siswa, anggota

keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam

pengambilan keputusan.

Kemudian Bennett (dalam Tatiek Romlah, 2001:99)

menjelaskan bahwa permainan peran merupakan suatu alat belajar

yang mengembangkan keterampilan-keterampilan dan pengertian-

pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan

memerankan situasi-situasi yang paralel dengan yang terjadi dalam

kehidupan sebenarnya. Melalui bermain peran (role playing), para

Page 59: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

siswa mencoba mengeksplorasi hubungan antar manusia dengan cara

memperagakannya dan mendiskusikannya sehingga secara bersama-

sama para siswa dapat mengeksplorasi perasaan, sikap, nilai, dan

berbagai strategi pemecahan masalah.

Mengacu dari pendapat beberapa ahli diatas maka dapat

dikatakan bahwa bimbingan kelompok teknik bermain peran dapat

dimanfaat sebagai salah satu sarana bagi siswa untuk mengeksplorasi

perasaan, sikap, dan berbagai strategi pemecahan masalah melalui

kegiatan kelompok.

1) Definisi Operasional

a) Variabel terikat perilaku kepemimpinan

Perilaku kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk

mempengaruhi perilaku oaring lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang didalamnya terjadi

interaksi antara pihak yang memimpin dan pihak yang dipimpin.

Untuk mencapai tujuan bersama baik dengan cara mempengaruhi

membujuk, memotivasi, mengkoordinasi.

Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin

dalam menjalan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada

kemampuannya dalam melaksanakan progam-progamnya saja.

Beradasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,

membimbing, mengkoordinasi, dan bekerjasama dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

b) Variabel bebas

Bimbingan kelompok adalah suatu cara untuk mengaktualisasikan

diri melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok

merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal

masing-masing anggota, dan diharapkan dapat mengambil manfaat

dari pengalaman yang didapatkan dari pembicaraan selama proses

kelompok ini bagi dirinya sendiri.

Page 60: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Bermain peran merupakan metode untuk menghadirkan peran-

peran yang ada dalam khayalan ke dunia nyata dalam suatu

pertunjukan peran di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian

dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian

terhadap apa yang telah diperankan. Menilai keunggulan maupun

kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian

memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-

peran tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan

bahwa bimbingan kelompok teknik bermain peran merupakan

salah satu layanan yang dapat dimanfaatkan siwa untuk

mengaktualisasikan dirinya melalui permainan peran serta dalam

dinamika kelompok.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Setiap penelitian membutuhkan daerah yang dijadikan kancah.

Pemilihan kancah penelitian tergantung pada obyek suatu masalah yang

akan diselidiki. Sutrisno Hadi (2000:220) mengemukakan bahwa “populasi

adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut

populasi atau universum.populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau

individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Selanjutnya

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) Populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian.

Bertitik tolak dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

populasi keseluruhan subyek penelitian sebagai sumber data dan

mempunyai cari-ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang merupakan

populasi adalah pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah

37 siswa.

Page 61: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2006:131). Selanjutnya, Sugiyono (2008:118) mengemukakan

bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi. Sampel harus representatif, artinya segala karakteristik yang

terdapat di dalam populasi hendaknya tercermin pula didalam sampel yang

diambil. Sehubungan dengan itu didalam prosedur penarikan sampel harus

dilakukan secara seksama sehingga sampel yang diambil benar-benar dapat

mewakili sifat-sifat populasi. Sampel pada dasarnya ditentukan oleh peneliti

sendiri berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas:

tujuan, hipotesis, metode dan instrumen penelitian.

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar. Sampel yang digunakan untuk penelitian telah

memenuhi persyaratan minimal yang ditentukan, yaitu memiliki rentangan

umur yang hampir sama, keadaan sosial-ekonomi yang hampir sama,

prestasi akademik yang hampir sama, dan bersama-sama sedang dalam

proses meningkatkan perilaku kepemimpinan. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 37 siswa. Seluruh siswa dijadikan sampel penelitian karena

merupakan penelitian populasi, karena jumlah subjek kurang dari 100.

3. Teknik sampling

Penelitian sampel dituntuk untuk penentuan sampel yang

representatif, Untuk itu harus menggunakan teknik yang tepat yang disebut

dengan teknik sampling. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan

sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan

sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat dan penyebaran

populasi agar diperoleh sampel yang representatif.

Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh anggota populasi diambil

sebagai sampel penelitian. Adapun besarnya sampel yang akan di ambil

menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) yaitu: “untuk sekedar ancer-ancer,

maka apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,

Page 62: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

jumlah subyek penelitian besar, dapat diambil antara 10%-15% atau lebih.”

Untuk itu, penelitian yang dilakukan dengan mengambil seluruh

jumlah populasi yang ada disebut dengan penelitian populasi. Besarnya

sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan jumlah populasi

yaitu 37 siswa yang merupakan pengurus OSIS di SMA N 1 Karanganyaar.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu: (1). Jenis data

kuantitatif, (2). Jenis data kualitatif, dan (3). Jenis data tampilan pustaka.

Data dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data kuantitatif. Jenis

data kuantitatif tersebut ditunjukkan pada variabel terikat dalam penelitian

ini yaitu perilaku kepemimpinan.

2. Sumber data

Berkaitan dengan penelitian yang dilaksanakan maka untuk

memperoleh data yang valid dibutuhkan sumber data yang valid

pula.Sumber data dapat dimaknai dari siapa atau dengan alat apa data

tersebut diperoleh.

Sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus OSIS SMA Negeri

1 Karanganyar yang telah diberi treatment. Sebelumnya siswa tersebut

diberikan tes pada awal treatment dan akhir treatment dengan

menggunakan instrument angket. Hasil instrument tersebut yang

digunakan sebagai data tentang perilaku kepemimpinan.

3. Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data salah satu langkah penting dalam penelitan.

Mengumpulkan data berarti mengamati variable yang akan diteliti dengan

metose pengumpuln data, karena hasil penelitian tergantung dari ada

tidaknya data yang sesuai.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan

metode observasi non sistematis dan angket:

Page 63: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

a. Pengamatan (observasi)

Obsevasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang utama

dalam kebanyakan penelitian kuantitatif. Sebagai salah satu cara untuk

mengumpulkan data dalam rangka penelitian dilakukan dengan pengamatan

langsung terhadap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti,

Kemudian dilakukan pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang

dilakukan di lapangan. Observasi dibutuhkan agar dapat memehami proses

terjadinya dinamika dan hasil dinamika dapat dipahami dalam konteksnya.

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku

subjek selama proses, interaksi subjek dengan hal-hal yang dianggap

relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil kegiatan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:157) Observasi dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu:

1). Observasi non sistematis dan 2). Observasi sistematis.

Observasi non sistematis dilakukan oleh pengamat dengan tidak

menggunakan instrumen pengamatan, sedangkan observasi sistematis

yang dilakukan pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai

instrumen pengamatan. Penelitian ini menggunakan cara observasi non

sistematis.

b. Angket.

1) Pengertiaan

Angket atau daftar isian merupakan suatu daftar yang berisi

pernyataan-pernyataan tertulis yang harus dijawab siswa secara

tertulis pula.data yang ingin dikumpulkan dijabarkan dalam bentuk

pertanyaan tertulis, pertanyaan dalam angket itu tergantung kepada

maksud serta tujuan yang ingin dicapai.menurut macamnya angket

dapat dibagi menjadi dua yaitu “ angket langsung dan angket tidak

langsung” (Sutrisno Hadi,1998:162).

Bimo Walgito (2005:75) dalam bukunya menjelaskan bahwa

angket adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

Page 64: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

harus dijawab atau dikerjakan oleh orang atau anak yang ingin

diselidiki yang juga disebut responden.

Angket langsung yaitu jika daftar pertanyaan dikirim langsung

kepada subyek yang ingin diminta pendapatnya, dalam hal ini yaitu

data tentang pendidikn keluarga dan ekonomi keluarga.dimana

langsung diberikan kepada siswa yang dijadikan responden.

Sedangkan angket tak langsung yaitu jikadaftar pertanyaan dikirim

kepada seseorang atau orang lain yang diminta menceritakan atau

memberi pendapat tentang diri subyek penelitian.

2) Keuntungan dan kekurangan

Angket sebagai metode pengumpulan data mempunyai beberapa

keuntungan dan kekurangan. Suharsimi Arikunto (2006:152)

menyebutkan antara lain:

a. Keuntungan metode angket adalah:

(1). Tidak memerlukan hadirnya peneliti, (2).Dapat dibagikan

secara serentak kepeda banyak responden. (3). Dapat dijawab

oleh responden menurut keepatannya masing-masing dan

menurut waktu senggang responden. (4). Dapat dibuat anonim

sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu

menjawab. (5). Dapat diuat terstandar sehingga bagi semua

responden dapat diberi pertanyaan yang benar-banar sama.

b. Kekurangan metode angket adalah:

(1). Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulang

untuk dikembalikan kembali padanya, (2). Sering sukar dicari

validitasnya, (3). Walaupun dibuat anonim kadang-kadang

reonden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul

atau tidak jujur, (4). Sering tidak kembali, terutama jik dikirim

lewat pos, (5). Waktu pengembalian tidak sama-sama, bahkan

kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Page 65: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket berstruktur dan bersifat langsung. Diberikan kepada siswa

beberapa pertanyaan yang sudah tersedia jawabannya dan langsung

diberikan kepada siswa.

3) Langkah-langkahPenyusunanAngket

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyusun angket

menurut Suharsimi Arikunto (1996:155) adalah sebagai berikut:

a) Menulis konsep dasar.

Langkah awal dari penyusunan angket pada penelitian ini

merumuskan konsep dasar perilaku kepemimpinan

b) Menentukan komponen atau aspek-aspek.

c) Mencari indikator-indikator yang diteliti

Penentuan indikator dari setiap aspek dalam proses pembuatan angket.

Indikator diartikan sebagai suatu tanda yang digunakan untuk

mengukur tercapainya aspek-aspek dari definisi operasional variabel

terikat. Setiap aspek diharapkan memiliki ≥ 2 indikator. Indikator–

indikator dari setiap aspek yang telah dirumuskan sebelumnya

(terlampir).

d) Membuat kisi-kisi angket.

Penulisan kisi-kisi pernyataan adalah proses penyusunan pernyataan

yang sesuai dan mengarah pada indikator yang telah ditetapkan.

Pernyataan yang ditulis harus bisa mewakili tiap indikator yang telah

disususn sebelumnya. Setiap indikator berjumlah ≥ 2 pernyataan.

Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan positif (favorabel)

dan pernyataan negatif (unfavorabel). (Terlampir)

e) Menyusun pertanyaan

Setiap item pertanyaan dibuat berdasarkan indikator-indikator yang

terdapat pada kisi-kisi. Nomor item pernyataan diatur sedemikian rupa

dalam suatu format angket. Pengaturan tersebut bertujuan untuk

memudahkan penyusun angket dalam mengolah hasil. (terlampir)

Page 66: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

f) Skoring.

Skoring adalah proses pemberian skor terhadap angket yang telah diisi

oleh responden uji coba lapangan angket. Pemberian skor diberikan

sesuai dengan skala penilaian yang telah ditentukan. Skoring juga

dapat disebut juga dengan proses analisi uji coba angket yang

digunakan untuk menghitung validitas dan reliabilitas angket

penelitian yang akan digunakan untuk mengumpulkan data.

(terlampir)

1) Validitas instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

(Suharsimi Arikunto, 1996:158). Perhitungan dan analisis data uji

coba angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mentabulasi skor yang telah diberikan pada setiap item

pernyataan yang diisi responden uji coba

b) Menjumlahkan skor setiap item pernyataan yang diperoleh dari

responden uji coba

c) Mengolah data tersebut dengan bantuan SPSS.16

menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan rumus

sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

∑ ∑

Keterangan:

N : Jumlah responden

∑xy : Jumlah skor item genap kali skor item ganjil

∑x : Jumlah skor item genap

∑y : Jumlah skor item ganjil

∑x2 : Jumlah skor item genap dikuadratkan

∑y2 : Jumlah skor item ganjil dikuadratkan

Page 67: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Korelasi setiap item dibandingkan dengan r tabel dengan

menggunakan 40 responden, yaitu diketahui r tabel 40 responden

adalah 0,312 (Duwi Priyatno, 2009:217).Jika koefesien korelasi ≤

0,312 maka item dinyatakan tidak valid, dan sebaliknya jika

koefisien korelasi setiap item ≥ 0,312 maka item dinyatakan valid.

d) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan korelasi product

moment tersebut, dari 50 item yang telah disusun terdapat 3 item

pernyataan yang tidak valid, yaitu nomor: 9, 12, dan 18. karena

setiap indikator sudah terdapat item yang mewakili. Dengan

demikian jumlah item yang digunakan dalam angket penelitian ini

sebanyak 50 butir.

2) Reliabilitas Instrument

Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data. Selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Suharsimi Arikunto (2006:168) bahwa:

Alat pengumpul data yang memiliki reliabilitas yang tinggi berarti

alat pengumpul data tersebut memiliki tingkat keandalan yang

tinggi pula, sehingga apabila pengukuran dilakukan dengan alat

tersebut hasilnya adalah sama atau hampir sama, jika sekiranya

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu

yang berlainan atau pada orang yang berbeda (tetapi memiliki

kondisi yang sama) pada waktu yang sama

Adapun perhitungan dan analisa data uji reliabilitas dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(a) Mentabulasikan seluruh item pernyataan baik yang valid maupun

yang tidak valid, yaitu sebanyak 50 butir

(b) Mengolah data reliabilitas angket dengan bantuan SPSS.16

menggunakan teknik Cronbach Alpha

(c) Berdasarkan perhitungan SPSS.16 dengan teknik Cronbach Alpha

didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 68: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 3.3. Reliabilitas angket

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.751 51

Tabel diatas menunjukkan bahwa reliabilitas angket yang

berjumlah 51 item memiliki tingkat reliabilitas 0,751

(d) Menginterpretasikan tingkat reliabilitas angket pada tabel

interpretasi nilai r. Menurut Sutrisno Hadi dalam (Suharsimi

Arikunto, 2006:276) kriteria reliabilitas instrumen adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi nilai r

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah

Antar 0,000 samapi dengan 0,200 Sangat rendah ( tak berkorelasi)

(e) Kesimpulan: berdasarkan hasil pengujian uji reliabilitas teknik

Crobach Alpha di atas dibandingkan dengan tabel interpretasi nilai

r,hasil nilai r berada antara 0.600 sampai dengan 0,800. Dapat

disimpulkan instrumen ini memiliki tingkat keandalan yang cukup,

sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian dan pengukurannya akan tetap konsisten jika di ulang

kembali.

E. Teknik Analisis Data

Penentuan teknik analisis data dalam suatu penelitian harus

berorientasi pada tujuan penelitian dan hipotesis yang telah dirumuskan

Page 69: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis T-test, karena untuk mengetahui perbedaan perilaku

kepemimpinan sebelum dan sesudah pemberian treatment berupa layanan

bimbingan kelompok dengan teknik role playing.

Rumus T-test adalah salah satu teknik analisis data yang digunakan

dalam desain penelitian treatmen by subjek design dengan

membandingkan mean pretes dan mean postes. Analisis data dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 16.0.

F. Prosedur Penelitian

1. Memilih sampel penelitian untuk dijadikan kelompok eksperimen

2. Mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu Angket perilaku

kepemimpinan

3. Menyusun satuan layanan untuk pelaksanaan kegiatan bermain

peran.

4. Memberikan tes awal (pretes) pada kelompok eksperimen sebelum

diberi perlakuan.

5. Pelaksanaan treatment yang sudah direncanakan.

6. Memberikan postes kepada kelompok eksperimen, dimana instrumen

yang digunakan dalam tes akhir sama dengan yang digunakan pada

tes awal yaitu dengan menggunakan Angket yang sama.

7. Evaluasi, dengan memperoleh hasil dari tes awal dan tes akhir dari

kelompok eksperimen diharapkan dapat memeperoleh data tentang

perilaku kepemimpinan. Melalui analisis data maka akan diketahui

bahwa terdapat perbedaan antara hasil tes awal dan tes akhir

sehingga Hipotesis Alternatif (Ha) berbunyi “ layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran efektif meningkatkan

perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar

tahun pelajaran 2011/2012”.

Page 70: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Perolehan data penelitian ini dilakukan dengan rangkaian kegiatan

yang kemudian dibagi menjadi beberapa langkah, sehingga dapat

diketahui secara jelas kegiatan apa saja yang terdapat dalam langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian ini. Adapun prosedur dan

penyajian data penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menyusun

prosedur pelaksanaan penelitian. Penyusunan prosedur pelaksanaan

penelitian ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian ini dapat

terkoordinasi, sehingga penelitian dapat terlaksana dengan tepat.

Prosedur pelaksanaan penelitian terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

a. Persiapan penelitian

Tahap persiapan penelitian merupakan langkah awal yang

dilaksanakan sebelum penelitian dilaksanakan. Persiapan penelitian

ini dilakukan agar kegiatan awal yang harus dilakukan pada penelitian

dapat seluruhnya terlaksana, sehingga dapat mendukung pelaksanaan

penelitian. Adapun persiapan yang dilaksanakan dalam penelitian ini

antara lain meliputi:

1) Menentukan sampel peneltian

Sampel penelitian adalah salah satu komponen yang penting

untuk melaksanakaan penelitian ini. Sampel penelitian yang terpilih

kemudian akan digunakan sebagai subjek eksperimen. Berikut

langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian :

a) Menentukan sampel penelitian untuk memilih kelompok yang

akan diberikan treatment. Kelompok yang dipilih yaitu pengurus

OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.

Page 71: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

sampling yang telah dipilih. Teknik sampling yang digunakan

adalah teknik “total sampling”. Karena subyek yang dipilih

kurang dari 100 maka merupakan penelitian populasi.

c) Berdasarkan pengambilan sampel yang dilakukan terpilih

pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar sebagai kelompok

yang diberikan treatment yakni sejumlah 37 siswa.

2) Menyusun angket perilaku kepemimpinan

Penyusunan angket ini bertujuan untuk memperoleh data

tentang perilaku kepemimpinan yang dimiliki oleh masing-masing

siswa. Angket ini diberikan kepada seluruh anggota populasi yang

merupakan subjek eksperimen. Adapun penyusunan angket

perilaku kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a) Menyusun kisi-kisi angket dan menjabarkan indikator-

indikator kedalam butir-butir pernyataan

b) Uji coba angket dan analisis angket, sehingga dapat diketahui

validitas dan reliabilitasnya.

c) Memilih butir pernyataan yang dianggap valid kemudian

disusun kembali menjadi sebuah angket yang kemudian

digunakan untuk pelaksanaan test awal (pretes)

3) Pemberian test awal

Pemberian test awal (pretes) dilaksanakan pada hari jumat,

25 mei 2012 dengan memberikan angket perilaku kepemimpinan

kepada seluruh subjek eksperimen, yaitu pengurus OSIS SMA N

1 Karanganyar. Adapun tujuan pemberian tes awal (pretes) ini

adalah untuk memperoleh data tentang perilaku kepemimpinan

pengurus OSIS.

4) Menyusun satuan layanandan materi bermain peran

Penyusunan satuan layanan bertujuan untuk merencanakan

pelaksanaan treatment pada suatu standar kompetensi tertentu

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai peneliti. Satuan

Page 72: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

layanan berisi tentang hal-hal yang akan di laksanakan pada saat

pemberiaan treatment seperti alokasi waktu dan tempat,materi

yang diperankan alat-alat yang dibutuhkan dan lain-lain.

b. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah pemberian treatment yaitu

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran kepada subjek

eksperimen. Berkaitan dengan pemberian layanan bimbingan kelompok

teknik bermain peran tersebut, peneliti bekerjasama dengan Bapak

Bambang sayadi dan Ibu Sri Muji Wahyuti selaku guru Bimbingan

Konseling SMA Negeri 1 Karanganyar untuk pengaturan waktu. Tujuan

pemberian layanan ini adalah untuk meningkatkan perilaku

kepemimpinan menjadi lebih baik. Dengan meningkatnya perilaku

kepemimpinan pengurus OSIS, diharapkan mereka dapat menunjukkan

peran mereka sebagai pengurus OSIS yang bertanggung jawab akan

tugas-tugas yang diembannya.

Pemberian layanan bimbingan kelompok dengan Teknik bermain

peran ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu

setiap perlakuan 90 menit. Subjek eksperimen diberi kesempatan 2 kali

untuk berlatih memerankan peran yang telah disepakati bersama. Untuk

kemudian diperankan pada pertemuan berikutnya dan kemudian semua

subjek eksperimen beserta peneliti melakukan evaluasi dari peran-peran

yang telah dimainkan. Adapun pelaksanaan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran pada masing-masing pertemuan

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan di aula sekolah pada hari Senin,

2 Mei 2012 jam ke 7- jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan pertama

ini, kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran

didahului dengan pembentukan kelompok terlebih dahulu. Subjek

eksperimen dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing

kelompok beranggotakan 9-10 orang. Setelah kelompok selesai

Page 73: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

dibagi,kemudian dikemukakan tentang aturan main pemberian layanan

bimbingan kelompok. Kemudian diberikancerita layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran dengan topik / judul cerita yang

berbeda setiap kelompok. Setiap cerita mengandung aspek-aspek yang

ada dalam perilaku kepemimpinan yaitu kemempuan mempengaruhi,

membimbing, mengkoordinasi dan bekerja sama mencapai tujuaan.

2) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan di aula sekolah pada hari Rabu, 11

Mei 2012 pada jam ke 7 - jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan

kedua ini, kelompok 1 memerankan tokoh yang ada dalam cerita yang

berjudul “Kini Mawar Tak Seharum Namanya”. Dan kelompok 2

memerankan tokoh yang ada dalam cerita dengan judul “Pemimpin

Sejati” (Naskah cerita terlampir). Sementara kelompok 1 dan kelompok 2

memerankan cerita tentang perilaku kepemimpinan, kelompok yang lain

menyimak dan memperhatikan jalannya pemeranan cerita tersebut. Di

setiap akhir kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran,

diadakan evaluasi tentang jalannya bermain peran dan manfaat yang

diambil dari kegiatan tersebut. Masing-masing perwakilan kelompok

dipersilakan untuk memberikan pesan dan kesan dari permainan peran

yang dilaksanakan. Kemudian disimpulkan menjadi sebuah intisari dan

masukan pada kelompok yang tampil. Hasilnya setiap kelompok dapat

memahami isi cerita yang diperankan dan diambil manfaat dari

pemeranan cerita tersebut.

3) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan di sanggar sekolah pada hari Rabu,

18 Mei 2012 pada jam ke 7 - jam ke 8 selama 90 menit. Pada pertemuan

ketiga ini, giliran kelompok 3 memerankan cerita dengan judul

“Pemimpin Oh Pemimpin” dan kelompok 4 yang memerankan cerita

dengan judul “Peran Ketua” (Naskah cerita terlampir). Sementara

kelompok 3 dan kelompok 4 memerankan cerita tentang perilaku

kepemimpinan, kelompok yang lain menyimak dan memperhatikan

Page 74: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

jalannya pemeranan cerita tersebut. Disetiap akhir kegiatan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran, diadakan evaluasi tentang

jalannya bermain peran dan manfaat yang diambil dari kegiatan tersebut.

Masing-masing perwakilan kelompok dipersilakan untuk memberikan

pesan dan kesan dari permainan peran yang dilaksanakan. Kemudian

disimpulkan menjadi sebuah intisari dan masukan pada kelompok yang

tampil. Hasilnya setiap kelompok dapat memahami isi cerita yang

diperankan dan diambil manfaat dari pemeranan cerita tersebut.

4) Pertemuan keempat

Pertemuan ketiga dilaksanakan di sanggar sekolah pada hari

Selasa, 24 Mei 2012 pada jam ke 8 selama 45 menit. Pada pertemuan

keemat ini diadakan evaluasi secara menyeluruh tentang pelaksanaan

bimbingan kelompok teknik bermain peran dari tahap awal sampai akhir.

Kemudian diberikan kesempatan untuk memberikan kesan pesan serta

manfaat apa saja yang dapat diambil selanjutnya dibuat kesimpulan

tentang pelaksanaan bimbingan kelompok teknik bermain peran.

5) Pemberian Tes akhir

pemberian test akhir (postes) dilakukan dengan menggunakan

angket yang sama dengan angket yang digunakan pada test awal (pretes).

Postes dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 Mei 2012 di Sanggar

sekolah. Adapun tujuan pemberian postes ini adalah untuk memperoleh

data akhir tentang perilaku kepemimpinan pengurus OSIS, dan untuk

mengetahui perbandingan hasil pemberian tes awal dan test akhir subjek

eksperimen setelah mendapatkan treatment berupa layanan bimbingan

kelompok teknik bermain peran.

2. Penyajian Data

Data dalam penelitian ini adalah data perilaku kepemimpinan yang

dimiliki siswa. Data diperoleh dari pelaksanaan pretes yang kemudian

digunakan sebagai data awal dan pelaksanaan postes yang kemudian

digunakan sebagai data akhir. Pelaksanaan pretes dilakukan kepada

semua populasi, yaitu pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar.

Page 75: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Sedangkan pelaksanaan postes juga dilakukan kepada semua populasi

yang merupakan subjek eksperimen .

a. Data Awal

Data awal merupakan data pretes populasi yang juga digunakan

untuk mengukur tingkatan perilaku kepemimpinan yang dimiliki peserta

didik berdasarkan skor angket perilaku kepemimpipan. Jumlah peserta

didik yang mengikuti pretes adalah sebanyak 37 orang dan seluruhnya

telah mengisi angket perilaku kepemimpinan sebanyak 50 item

pernyataan. Berikut hasil data berupa statistik deskriptif yang diperoleh

dari pelaksanaan pretes:

Tabel 4.1 Skor Pretes Subjek Eksperimen

No Nama Pretest No Nama pretest

1 Agus aji 129 20 Novena 124

2 Fajrian hanif k 131 21 Indri M 126

3 Reza andriyunanto 124 22 Dina lestari 123

4 M ikhsan rifai 121 23 Dina ayu 123

5 Siti dwi 125 24 Risky Fauziah 109

6 Alifa M 122 25 Ika maharani 128

7 Nindyasari D 133 26 Aisyah 122

8 Adista ega 133 27 Kukuh ramadhan 117

9 Anisa galuh 125 28 Nining 127

10 Ratih kumalasari 127 29 Isnaini 125

11 Dian sapto n 128 30 Aprilia 130

12 Sapto akhiri 129 31 Wahyu alam 113

13 Tsalat rotsatul 125 32 Widya 123

14 Agus santoso 126 33 Noor fitria 122

15 Rengginat aji 123 34 Gilang 126

16 Cristina zela 125 35 Retno pawiwit a p 126

17 Kyestiana 122 36 Desy 127

18 Rizlaili 116 37 Dharma putra 120

19 Nera 112

Page 76: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.2 Statistik Skor Pretes Subjek Eksperimen

Statistics

Pretes

N Valid 37

Missing 0

Mean 1.2368E2

Median 1.2500E2

Mode 125.00

Std. Deviation 5.70601

Variance 32.559

Minimum 109.00

Maximum 133.00

Data dalam bentuk tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data

yang valid ada 37 dan tidak ada data yang hilang. Mean atau rata-rata skor

kelas adalah 123,68. Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan

dan dibagi dua sama besar adalah 125. Mode atau nilai yang sering muncul

yaitu 125. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data dari rata-rata yaitu

57,06. skor minimum atau skor terendah pretest adalah 109. Skor

maksimum atau skor tertinggi pretes adalah 133 Perhitungan statistik

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4.1 Histogram Pretes Subjek Eksperimen

b. Data Akhir

Data akhir merupakan data postes subjek eksperimen yang menjadi

evaluasi pelaksanaan treatment. Data akhir tersebut diperoleh dari

Page 77: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pengisian angket yang sama dengan angket yang digunakan pada waktu

pengumpulan data awal. Pelaksanaan postes diikuti oleh 37 peserta didik

yang menjadi subjek eksperimen. Data akhir tersebut disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.3 Skor Postes Subjek Eksperimen

No Nama Postes No Nama Postes

1 Agus aji 135 20 Novena 126

2 Fajrian hanif k 136 21 Indri M 132

3 Reza andriyunanto 132 22 Dina lestari 134

4 M ikhsan rifai 138 23 Dina ayu 136

5 Siti dwi 133 24 Risky Fauziah 126

6 Alifa M 137 25 Ika maharani 137

7 Nindyasari D 131 26 Aisyah 135

8 Adista ega 140 27 Kukuh ramadhan 130

9 Anisa galuh 139 28 Nining 139

10 Ratih kumalasari 136 29 Isnaini 141

11 Dian sapto n 133 30 Aprilia 136

12 Sapto akhiri 137 31 Wahyu alam 128

13 Tsalat rotsatul 135 32 Widya 132

14 Agus santoso 142 33 Noor fitria 136

15 Rengginat aji 138 34 Gilang 137

16 Cristina zela 135 35 Retno pawiwit a p 141

17 Kyestiana 137 36 Desy 139

18 Rizlaili 132 37 Dharma putra 129

19 Nera 128

Tabel sajian skor postes tersebut menunjukan, hasil skor angket

perilaku kepemimpinan subjek eksperimen setelah pemberian treatment

Page 78: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

berupa layanan bimbingan kelompok dengan bermain peran. Perolehan

skor tertinggi pelaksanaan postes dari subjek eksperimen diatas adalah

142, sedangkan skor terendah adalah 126. Berikut disajikan pula sajian

data statistik deskriptif skor postes subjek eksperimen.

Tabel 4.4 Statitistik Skor Postes Subjek Eksperimen

Statistics

Postes

N Valid 37

Missing 0

Mean 1.3481E2

Median 1.3600E2

Mode 136.00a

Std. Deviation 4.14218

Variance 17.158

Minimum 126.00

Maximum 142.00

Perhitungan statistik tersebut dapat digambarkan dalam bentuk

histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2 Histogram Postes Subjek Eksperimen

Berdasarkan data perhitungan statistik dan histogram diatas

menunujukkan bahwa jumlah data yang valid sebanyak 37 dan tidak ada

data yang hilang. Mean atau rata-rata skor postes subjek eksperimen

adalah 134,81 Median atau titik tengah semua data setelah diurutkan

dandibagi dua sama besar adalah 136. Mode atau nilai yang sering

Page 79: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

muncul yaitu 136. Standar deviasi atau ukuran penyebaran data adalah

4,142. Skor maksimum atau tertinggi postes adalah 142, sedangkan skor

minimum atau terendah adalah 126.

Untuk mengetahui perbedaan skor dan rata-rata skor pretes dan

postes subjek eksperimen, dapat disajikan dalam grafik berikut:

Grafik 4.1 Perbandingan Skor Pretest dan Postes

Grafik 4.2 Garis banding

Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan perbedaan skor pretes

dan postes subjek eksperimen, dapat diketahui berdasarkan letak garis

merah (garis postes) berada diatas garis biru (garis pretes) dan kedua

garis tersebut tidak saling bersetuhan. Hal tersebut dapat diartikan skor

masing-masing peserta didik yang menjadi subjek eksperimen

mengalami peningkatan.

0

50

100

150

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37

skal

a sk

or

subjek penelitian

perbandingan pretes - postes

pre-test

post-test

123.6756757

134.8108108

115

120

125

130

135

140

pre-test post-test

garis banding

garis banding

Page 80: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Sedangkan grafik 4.2 diatas yang merupakan gambaran dari skor rata-

rata pretes dan postes subjek eksperimen, dapat diketahui ada perbedaan

yaitu berupa peningkatan rata-rata skor pretes dan postes. Diketahui rata-

rata skor (mean) sebelum diberikan treatment sebesar 123,67 dan rata-

rata skor setelah diberikan treatment mengalami peningkatan menjadi

sebesar 134,81.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum data dalam penelitian kuantitatif seperti penelitian

eksperimen ini di uji hipotesis, diperlukan pengujian data terlebih dahulu

atau disebut dengan uji persyaratan analisis. Salah satu uji persyaratan

analisis, yaitu dengan menggunakan hitungan statistik. Pengujian

persyaratan analisis dengan menggunakan hitungan statistik dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1). Untuk penelitian komparatif, pengujian persyaratan meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas, 2). Untuk penelitian korelasional

mencakup uji normalitas dan linearitas (UNS, 2012:20)

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, namun tidak

menggunakan uji homogenitas untuk pengujian persyaratan analisisnya.

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya kelompok kontrol atau kelompok

pembanding pada penelitian ini. Uji homogenitas dimaksudkan untuk

memperlihatkan dua atau lebih kelompok sampel berasal dari populasi

yang memiliki variansi yang sama. Dapat diartikan uji homogenitas hanya

digunakan jika dalam suatu penelitian terdapat dua kelompok atau lebih

yang diteliti dan berasal dari populasi yang sama. Atas pertimbangan

tersebut, uji persyaratan analisis pada penelitian ini hanya menggunakan

uji normalitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, baik data pretes

maupun data postes subjek eksperimen. Adapun uji normalitas data

Page 81: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

SPSS 16. Dikemukakan oleh Yohanes Anton Nugroho (2011:33) bahwa

uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk melihat seberapa besar

kecenderungan populasi dari suatu sampel mendekati distribusi normal

dan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang identik. Uji

normalitas menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov berlaku hipotesis:

Ho : data berasal dari populasi distribusi normal

Ha : data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

Hipotesis tersebut selanjutnya diuji dengan statistik dengan kriteria uji

sebagai berikut: Jika Dhitung > Dtabel Ho diterima dan Ha ditolak

Jika Dhitung < Dtabel Ho ditolak dan Ha diterima

Uji normalitas dilakukan pada data awal atau pretes dan data akhir atau

postes subjek eksperimen. Adapun hasil uji normalitas data pretes subjek

eksperimen dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Pretes

Subjek Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pretes

N 37

Normal Parametersa Mean 1.2368E2

Std. Deviation 5.70601

Most Extreme Differences Absolute .168

Positive .067

Negative -.168

Kolmogorov-Smirnov Z 1.024

Asymp. Sig. (2-tailed) .245

Berdasarkan tabel uji normalitas diatas diketahui signifikansi uji

Kolmogorov-Smirnov data pretes atau nilai Dhitung adalah sebesar 0,245.

Sedangkan Dtabel, dengan n = 37 danα=0,05, dikarenakan dalam tabel

kolmogorov-smirnov (lampiran) tidak diketahui Dtabel adengan n = 37

maka digunakan n yang mendekati 37 yaitu n =35 dalah sebesar 0,224.

Hal tersebut menunjukkan nilai Dhitung> Dtabel (0,245> 0,224) maka Ho

Page 82: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan data pretes berasal

dari populasi yang terdistribusi normal.

Sedangkan hasil uji normalitas data postes subjek eksperimen dapat

dijelaskan sebagai berikut

Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Postes Subjek Eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes

N 37

Normal Parametersa Mean 1.3481E2

Std. Deviation 4.14218

Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .058

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .851

Asymp. Sig. (2-tailed) .464

Berdasarkan tabel uji normalitas diatas, diketahui nilai Dhitung

adalah sebesar 0,464 dan nilai Dtabel adalah sebesar 0,224. Hal tersebut

menunjukkan nilai Dhitung > Dtabel (0,464> 0,224) maka Ho diterima dan Ha

ditolak, sehingga dapat disimpulkan data postes subjek eksperimen berasal

dari populasi yang berdistribusi normal. Merujuk dari perolehan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov data pretes dan postes subjek

eksperimen diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh data berdistribusi

normal. Berdistribusi normal mempunyai arti bahwa seluruh subjek

eksperimen berasal dari populasi yang identik yaitu memiliki criteria dan

keadaan yang sama ketika belum diberi perlakuan dan sesudah diberi

perlakuan.

C. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan sementara yang

masih perlu di uji kebenarannya. Pengujian hipotesis dilakukan untuk

menguji diterima atau tidaknya perumusan hipotesis. Hipotesis alternatif

atau disingkat Ha adalah hipotesis yang menyatakan adanya suatu

hubungan atau adanya suatu perbedaan antara dua kelompok kelompok.

Page 83: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sedangkan hipotesis nol atau disingkat Ho adalah hipotesis yang

menyatakan tidak ada hubungan atau tidak ada suatu perbedaan antara dua

kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:71). Ha dalam penelitian ini adalah

layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran dapat

meningkatkan perilaku kepemimpinan menjadi lebih baik. Pengujian

hipotesis untuk menguji Ha dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis Paired-Sample T-test atau analisis data yang membandingkan

mean pretes dan postes untuk mengetahui perbedaan keadaan sebelum dan

sesudah diberikan perlakuan atau treatment.

Berikut hasil analisis data terhadap pengujian hipotesis dengan

menggunakan Paired-Sample T Test dengan tingkat signifikansi 0,05.

Tabel 4.7 Statistik Pretest dan Postes Sampel Berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 1.2368E2 37 5.70601 .93806

posttest 1.3481E2 37 4.14218 .68097

Grafik 4.3 Statistik Pretes dan Postes Sampel Berpasangan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mean atau rata-rata skor

angket perilaku kepemimpinan pada pelaksanaan pretes adalah sebesar

123,68. Sedangkan rata-rata skor angket pada pelaksanaan postes adalah

123.6756757

134.8108108

118120122124126128130132134136

pre-test post-test

Chart Title

Series1

Page 84: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sebesar 134,81 Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan mean

atau rata-rata skor antara sebelum (pretes) dan sesudah perlakuan (postes).

Tabel 4.8 Hubungan Sampel Berpasangan

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 37 .663 .000

Selanjutnya pada tabel 4.8 diketahui tingkat korelasi antara skor pretest

dan posttest adalah sebesar 0,663 dan signifikansi 0,000. Sugiyono

(2001:68) mengemukakan pendapatnya mengenai kriteria kekuatan

koefisien korelasi yang dapat digambarkan dengan tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi

INTERVAL KOEFISIEN KORELASI TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

Berdasarkan tabel diatas, tingkat koefisien korelasi antara pretes

dan postes pada penelitian ini berada pada tingkatan kuat karena nilai

korelasi berada antara 0,60 – 0,799.

Tabel 4.10 Uji Hipotesis Sampel Berpasangan

Paired Samples Test

Paired Differences

T Df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair pretest - posttest -1.11351E1 4.28928 .70515 -12.56525 -9.70502 -15.791 36 .000

Page 85: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel diatas digunakan untuk pengujian Ha dalam penelitian ini.

Pengujian Ha dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis

Ho :Tidak ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan

antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan

Ha :Ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan

antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan

2. Menentukan t hitung dan signifikansi

Dari tabel 4.11 diatas diketahui nilai t hitung adalah -15,791 dan

signifikansi 0,000 yang berarti data ini sangat signifikan

3. Menentukan t tabel

T tabel dengan signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (dibagi dua karena

merupakan uji 2 sisi)

Kemudian mencari derajat kebebasan (df) = N (jumlah siswa) – 1

= 37 – 1

= 36

Selanjutnya untuk mengetahui t tabel dicari di dalam daftar t tabel

dengan α = 0,025, diketahui t tabel sebesar -2,028 (lampiran)

4. Kriteria pengujian

Dikemukakan oleh Duwi Priyatno (2009:)

Jika –t tabel < -t hitung < -t tabel, maka Ho diterima

Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

Sedangkan untuk signifikan,

Jika sig > 0,05, maka Ho diterima

Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak

5. Membuat kesimpulan

Berdasarkan tabel perhitungan uji hipotesis di atas, diketahui t hitung

> t tabel (-15,791< -2,028) dan sig < 0,05 (0,000< 0,05), maka Ho

ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata skor angket

Page 86: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

perilaku kepemimpinan antara sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan.

Merujuk dari perhitungan uji hipotesis dengan memanfaatkan

fasilitas SPSS 16 diatas, diketahui bahwa rata-rata skor angket periaku

kepemimpinan setelah pemberian perlakuan lebih tinggi daripada sebelum

pemberian perlakuan, sehingga dapat disimpulkan adanya perlakuan

(treatment) berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain

peran memberikan andil atau pengaruh dalam peningkatan perilaku

kepemimpinan.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran untuk meningkatkan

perilaku kepemimpinan. Peneltian ini menggunakan rancangan treatmen

by subjek. Berdasarkan rancangan tersebut maka penelitian ini hanya

menggunakan satu kelompok yang berlaku sebagai subjek eksperimen.

Langkah yang digunakan untuk mengetahui keadaan awal perilaku

kepemimpinan pengurus OSIS dilakukan dengan melaksanakan

pengukuran awal (pretes) pada seluruh subjek eksperimen. Subjek

eksperimen tersebut kemudian diberi treatment berupa layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran selama 4 kali pertemuan dengan

alokasi waktu setiap pertemuan 90 menit. Setelah treatment selesai

dilakukan, kemudian di lakanakan kegiatan evaluasi dengan melakukan

pengukuran akhir (postes), sehingga dapat diketahui perbedaan keadaan

subjek eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Selanjutnya, dilakukan perhitungan perbedaan mean atau rata-rata

skor antara pretes dan postes. Beradasarkan perhitungan SPSS 16.0

menggunakan analisis deskriptif statistik yang telah dilakukan, diketahui

bahwa mean subjek eksperimen pada pengukuran kondisi awal adalah

sebesar 123,68. Sedangkan mean pada pengukuran kondisi akhir adalah

Page 87: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

sebesar 134,81. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan mean antara

sebelum dan sesudah perlakuan.

Berdasarkan perhitungan perbedaan mean tabel 4.9, diketahui bahwa rata-

rata tingkat perilaku kepemimpinan subjek eksperimen setelah

mendapatkan layanan bimbingan kelompok lebih tinggi atau positif

dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok,

terlihat dari peningkatan skor angket perilaku kepemimpinan sebelum

(pretes) dan sesudah perlakuan (postes). Hasil uji hipotesis menggunakan

Paired-Sample T Test menunjukkan mean atau rata-rata skor angket subjek

eksperimen mengalami peningkatan sebesar 11,13 hasil tersebut

didapatkan setelah menghitung selisih mean posttest - pretest (134,81 –

123,68). Melalui perhitungan analisis Paired Sample T Test pula,

diperoleh t hitung = -15,791 dan t tabel = -2,028 maka -t hitung <-t tabel

(-15,791<-2,028) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada

perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan antara sebelum

dan sesudah perlakuan. Hal tersebut menunjukkan layanan bimbingan

kelompok dengan teknik bermain peran efektif untuk meningkatkan

perilaku kepemimpinan.

Merujuk dari perhitungan statistik dan uraian diatas, dapat

disimpulkan bahwa terjadi perubahan keadaan perilaku kepemimpinan

subjek eksperimen. Sebelum mendapatkan treatment atau perlakuan

subjek eksperimen memiliki perilaku kepemimpinan yang rendah dan

setelah diberikan perlakuan, perilaku kepemimpinan mereka meningkat

menjadi tinggi. Peningkatan tersebut terjadi karena pemberian treatment

berupa layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.

Peningkatan tersebut sesuai dengan standar kompetensi layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran yang ingin dicapai

peneliti yaitu, meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA

Negeri 1 Karanganyar.

Selanjutnya, peningkatan perilaku kepemimpinanyang dipengaruhi

karena adanya pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik

Page 88: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

bermain peran sangat sesuai dengan manfaat dari bermain peran itu

sendiri, diantaranya: melalui bermain peran dalam pembelajaran, para

siswa dapat 1). mengeksplorasi perasaannya, 2). memperoleh wawasan

tentang sikap, nilai, dan persepsinya, 3). mengaplikasikan tugas-tugas

sebagai pemimpin, dan 4). mengeksplorasi inti permasalahan yang

diperankan melalui berbagai cara.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini membuktikan layanan bimbingan kelompok denganteknik

bermain peran efektif untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan pada

siswa pengurus OSIS SMA Negeri 1 Karanganyar dengan hasil yang

sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilakukan tindak

lanjut dan pengembangan untuk membantu siswa mengembangkan

perilaku kepemimpinan, sehingga mereka dapat berperilaku positif dan

mencapai

keberhasilan yang diinginkan.

Page 89: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang efektifitas layanan bimbingan

kelompok teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan

yang telah dilaksanakan selanjutnya dihasilkan pengolahan data penelitian

yang telah dilakukan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan kedalam

beberapa poin berikut:

1. Perilaku kepemimpinan yang baik perlu dimiliki oleh semua siswa

utamanya pengurus OSIS disekolah. Hal ini dikarenakan pengurus OSIS

mempunyai peran yang vital disekolah dalam pelaksanaan tugas-tugas

yang telah direncanakan.

2. Terdapat peningkatan perilaku kepemimpinan menjadi lebih baik setelah

diberikan layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran sebesar

11,13.hal tersebut berdasarkan dari perhitungan skor mean pretest 123,68

dan setelah diberikan treatment mengalami peningkatan skor posttest

134,81.

3. Ada perbedaan rata-rata skor angket perilaku kepemimpinan antara

sebelum dan sesudah diberikan layanan bmbingan kelompok teknik

bermain peran. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan t hitung = -

15,791 dan t table = -2,028 maka –t hitung< -t table (-15,791 < -2,028)

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.

4. Layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran efektif untuk

meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1

Karanganyar.

B. IMPLIKASI

Implikasi merupakan dampak atau akibat yang ditimbulkan dari layanan

bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran terhadap pihak-pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian ini adalah bahwa

layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran efektif

Page 90: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

meningkatkan perilaku kepemimpinan pengurus OSIS SMA Negeri 1

Karanganyar. Selain itu, Guru BK dan Kepala Sekolah juga mendapatkan

implikasi dari pemberian layanan bimbingan kelompok teknik bermain peran

yang telah dilakukan. Implikasi yang didapatkan dikemukakan sebagai berikut:

1. Bagi Kelapa Sekolah

a. Kepala sekolah memperoleh bukti

nyata bahwa perlu dan pentingnya kegiatan Bimbingan dan Konseling

bagi siswa utamanya pengurus OSIS dalam upaya peningkatan

perilaku kepemimpinan melalui layanan bimbingan kelompok dengan

teknik bermain peran yang dapat berjalan dengan baik.

2. Bagi Guru:

a. Guru mendapatkan ide tentang salah satu cara meningkatkan perilaku

kepemimpinan kepada siswa utamanya pengurus OSIS dalam proses

pembelajaran melalui layanan bimbingan kelompok teknik bermain

peran.

b. Guru memperoleh gambaran dan bukti nyata tentang pentingnya

meningkatkan perilaku kepemimpinan siswa utamanya pengurus OSIS

sehingga perlu dilaksanakan layanan bimbingan kelompok salah

satunya dengan menggunakan teknik bermain peran yang menarik dan

menyenangkan.

3. Bagi pengurus OSIS:

a. Pengurus OSIS mampu meningkatkan perilaku kepemimpinan

menjadi lebih baik.

b. Pengurus OSIS dapat mengetahui manfaat mempunyai perilaku

kepemimpinan yang baik.

c. Pengurus OSIS dapat memanfaatkan perilaku kepemimpinan yang

dimiliki dalam menjalankan tugas-tugasnya diekolah sebagai pengurus

OSIS.

C. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diajukan

beberapa saran kepada masing–masing pihak sekolah sebagai berikut:

Page 91: EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN …/Pengaruh... · TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN PINAN PENGURUS OSIS SMA NEGERI 1 KARANGANYAR 2011/2012 SKRIPSI Oleh: ... “Bapak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1. Bagi Pihak sekolah:

a. Kepala sekolah sebaiknya membantu Guru BK dalam pelaksanaan

bimbingan kelompok untuk pengurus OSIS agar mereka dapat

menerapkan manfaat layanan bimbingan kelompok dalam

melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pengurus OSIS disekolah.

2. Bagi Guru BK :

a. Guru BK hendaknya lebih berperan dalam memberikan pengetahuan

tentang pentingnya perilaku kepemimpinan kepada pengurus OSIS.

b. Guru BK sebaiknya memberikan layanan bimbingan kelompok

teknik bermain peran untuk meningkatkan perilaku kepemimpinan

kepada pengurus OSIS supaya mereka bisa maksimal dalam

melaksanakan tugas-tugasnya..

3. Bagi pengurus OSIS :

a. Pengurus OSIS harus memiliki perilaku kepemimpinan yang baik

b. Pengurus OSIS harus menunjukkan perilaku kepemiminan yang baik

agar menjadi contoh bagi anggota OSIS lainnya.