efektivitas model pembelajaran berbasis proyek …lib.unnes.ac.id/24772/1/3201412007.pdf · hasil...
TRANSCRIPT
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
BERUPA PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII PADA MATERI USAHA PELESTARIAN
LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 11 SEMARANG
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ima Utari Siregar
3201412007
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Perbaikilah dirimu maka manusia akan berbuat baik padamu (Abu Bakar
As-Shiddiq)
Manisnya keberhasilan akan menghapus pahitnya kesabaran, nikmatnya
beroleh kemenangan akan menghilangkan letihnya perjuangan,
menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih
payah (Dr.Aidh bin Abdullah Al-Qumi).
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada allah,,
skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Almamaterku Universitas Negeri Semarang
2. Kedua orangtua ku Ibu Kulia dan Bapak Syahdan
Siregar yang telah memberikan kasih sayang, materi,
doa tanpa henti-hentinya dalam menyusun skripsi.
3. Saudara kandungku Herwan dan Fabregas yang telah
memberikan do’a dan dukungan dan semangat.
4. Sahabat-sahabatku yang setia dan membantu dalam
menyusun skripsi yang tidak bisa aku sebutkan satu
persatu.
5. Teman-teman jurusan pendidikan geografi dan
khususnya teman-teman rombel 4.
vi
SARI
Siregar, Ima Utari 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Berupa Pengelolaan Sampah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada
Materi Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup di SMP Negeri 11 Semarang
Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dr Tjaturahono Budi Sanjoto, M,Si. Pembimbing II : Drs.
Sriyono,M,Si,.118 Halaman.
Kata Kunci : Pembelajaran Efektif, Pembelajaran Berbasis Proyek Barupa
Pengelolaan Sampah.
Banyaknya sampah yang berada tidak di tempatnya menunjukkan tujuan
pembelajaran usaha pelestarian lingkungan belum tersampaikan secara optimal.
Hal tersebut, bisa disebabkan karena cara penyampaian yang kurang berkesan atau
kurang tepat. Menyampaikan materi harusnya menggunakan metode atau model
yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dan
berperan langsung dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan
untuk menyampaikan materi harusnya dapat menarik perhatian siswa, sehingga
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penggunaan model
pembelajaran yang tidak sesuai akan mengakibatkan proses pembelajaran tidak
optimal dan tujuan pembelajaran itu sendiri tidak akan tercapai. Tujuan dari
penelitian ini, mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup di SMPN 11 Semarang.
Sampel penelitian meliputi VIII E (kelas eksperimen) dan VIII D (kelas
kontrol). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari aktvitas belajar, kinerja guru,
hasil belajar dan kegiatan pengelolaan sampah. Metode pengumpulan data berupa:
dokumentasi, tes, angket dan observasi. Analisis data menggunakan uji t.
Hasil penelitian diperoleh, bahwa tingkat awal pengetahuan usaha
pelestarian lingkungan hidup siswa SMPN 11 Semarang dapat dikatakan rendah
karena rata-rata kedua kelas tidak mencapai 75. Pelaksanaan Pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah berdasarkan kinerja guru
menunjukkan bahwa kelas eksperimen menunjukkan rata- rata 76% yang masuk
dalam kriteria baik dan aktivitas belajar kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol karena memiliki persentase 81 % yang termasuk dalam kriteria
sangat aktif. Sedangkan berdasarkan respon positif siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah mencapai 56% atau 19 dari 34 siswa sangat tertarik. Tingkat
efektivitas menggunakan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah dapat diketahui melalui: uji t dengan dk =n1+n2-2 t(hitung) 7,155 rata-rata
dengan t (0,95)(66) menunjukkan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari
kelas kontrol. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen secara
klasikal di atas Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) karena mencapai 91%
sedangkan kelas kontrol hanya mencapai 68%.
Saran, guru perlu menerapkan model pembelajaran berbasis proyek untuk
materi lainya. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat meneliti media,
sumber bahan ajar, fasilitas belajar dan kegiatan siswa dalam pembelajaran untuk
melengkapi penelitian yang telah dilakukan.
vii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga skripsi dengan Judul “Efektivitas Model Pembelajaran
Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII Pada Materi Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup” dapat terselesaikan
dengan baik. Penyelesaian skripsi ini banyak sekali mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri
Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menyelesaikan studi strata satu di Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial
yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian untuk menyusun
skripsi ini.
3. Bapak Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto M.Si., Ketua Jurusan Geografi,
sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dengan tulus.
4. Bapak Drs. Sriyono M.Si., dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan tulus.
5. Bapak Mukayat, S.Pd. Kepala SMP Negeri 11 Semarang yang telah
membantu melancarkan penelitian untuk penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Indartik, S.Pd, M.Pd. Guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 11
semarang yang telah membantu dan melancarkan penelitian ini.
viii
7. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak
penulis sebutkan satu persatu. Demikian besar harapan penulis semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umunya.
Semarang, November 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
SARI .................................................................................................................... iv
PRAKATA ..........................................................................................................vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR DIAGRAM ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................7
1.5 Batasan Istilah ...............................................................................................8
BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................10
2.1. Belajar dan Pembelajaran .............................................................................10
2.2 Model Pembelajaran Berbasis Proyek .........................................................13
2.3 Pengelolaan Sampah ....................................................................................19
2.4 Kajian Teoritis Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
terhadap Pengelolaan sampah .....................................................................29
2.5 Aktivitas Belajar...........................................................................................32
2.6 Hasil Belajar .................................................................................................34
2.7 Pembelajaran Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup ...................................37
2.8 Hubungan Pendekatan Geografi dengan Pembelajaran IPS pada
Halaman
x
Materi Pelestarian Lingkungan Hidup ..................................................... . 40
2.9 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan .................................................42
2.10 Kerangka Berfikir........................................................................................45
2.11 Hipotesis ......................................................................................................45
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 46
3.1 Populasi Penelitian .......................................................................................46
3.2 Sampel dan Teknik Sampling ......................................................................46
3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................47
3.4 Desain Penelitian ..........................................................................................48
3.5 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................53
3.6 Ujicoba Instrumen ........................................................................................56
3.7 Analisis Data Statistik ..................................................................................61
3.8 Analisis Data Deskriftif................................................................................65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................70
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................70
4.2 Pembahasan ..................................................................................................108
BAB V PENUTUP .............................................................................................113
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................113
5.2 Saran ..............................................................................................................114
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................115
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rincian Siswa Kelas VIII SMPN 11 Semarang ................................ 46
Tabel 3.2. Desain Penelitian................................................................................ 49
Tabel 3.3. Analisis Validitas Soal ....................................................................... 57
Tabel 3.4. Analisis Tingkat kesukaran ................................................................ 59
Tabel 3.5. Analisis Pembeda Soal ....................................................................... 61
Tabel 3.6. Kriteria Belajar Afektif Siswa dan Psikomotorik Siswa .................... 67
Tabel 3.7. Rata-rata Skor Aspek Afektif dan Psikomotorik ............................... 68
Tabel 3.8. Kriteria Tanggapan Siswa .................................................................. 69
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah......................................... 72
Tabel 4.2. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Eksperimen ......................................................................................... 74
Tabel 4.3. Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Peneliti Tiap
Pertemuan Kelas Eksperimen ............................................................. 83
Tabel 4.4. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperim Tiap
Pertemuan Observer satu ................................................................... 84
Tabel 4.5. Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperime Tiap
Pertemuan Observer dua .................................................................... 84
Tabel 4.6. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
Kontrol ............................................................................................... 85
Tabel 4.7. Rata-rata Hasil Pengamatan Kinerja Peneliti Tiap
Pertemuan Kelas Kontrol ................................................................... 89
Tabel 4.8. Rata-rata Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol
Tiap Pertemuan Observer satu ........................................................... 90
Tabel 4.9. Hasil Rata-rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol Tiap
Pertemuan Observer dua ................................................................... 91
Tabel 4.10. Persentase Ketertarikan Siswa terhadap Model Pembelajaran Berbasis
Proyel Berupa Pengelolaan Sampah .................................................. 92
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 94
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 95
Halaman
xii
Tabel 4.13. Hasil Uji Dua Perbedaan ................................................................ 96
Tabel 4.14. Peningkatan Hasil belajar Kelas Eksperimen .................................. 97
Tabel 4.15. Peningkatan Hasil belajar Kelas ...................................................... 98
Tabel 4.16. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen ................................... 99
Tabel 4.17. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol .......................................... 100
Tabel 4.18. Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen ..................................... 101
Tabel 4.19. Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol ........................................... 102
Tabel 4.20. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif ........................ 102
Tabel 4.21. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif ......... 103
Tabel 4.22. Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ........................... 104
Tabel 4.23. Penilaian Rata-rata Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen ........... 105
Tabel 4.24. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik .............. 106
Tabel 4.25. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah
Psikomotorik ....................................................................................107
Tabel 4.26. RataTabel Perbandingan Rata-rata Observasi Aktivitas
Belajar Siswa Tiap Pertemuan ......................................................... 108
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir ........................................................................... 45
Gambar 3.1. Alur Penelitian................................................................................ 52
Gambar 4.1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................... 71
Gambar 4.2. Suasana Membuka Pelajaran Kelas Eksperimen ........................... 75
Gambar 4.3. Suasana Pre Test Kelas Eksperimen .............................................. 76
Gambar 4.4. Suasana Guru Memberikan Pertanyaan Esensial ........................... 77
Gambar 4.5. Siswa Diskusi Merencanakan Proyek ............................................ 77
Gambar 4.6. Siswa Membuat Jadwal .................................................................. 78
Gambar 4.7. Guru Memantau kemajuan Proyek ................................................. 78
Gambar 4.8. Siswa mencacah Daun .................................................................... 79
Gambar 4.9. Siswa Menyiram EM4 keCampuran Daun dan
Pupuk Kandang .............................................................................. 79
Gambar 4.10. Siswa Mengaduk semua Bahan Kompos ..................................... 80
Gambar 4.11. Siswa Memasukan Kompos Ke dalam Ember
Penampungan ................................................................................. 80
Gambar 4.12. Siswa Melakukan Persentasi ....................................................... 81
Gambar 4.13. Susana Guru Melakukan Refleksi ................................................ 81
Gambar 4.14. Suasana Post Test Kelas Eksperimen ........................................... 82
Gambar 4.15. Suasana Menjawab Angket Kelas Eksperimen ............................ 82
Gambar 4.16. Suasana Membuka Pelajaran Kelas Kontrol ................................ 86
Gambar 4.17. Suasana Pre Test Kelas Kontrol ................................................... 87
Gambar 4.18 Suasana Menonton Video Membuat Kompos Kelas Kontrol ....... 87
Gambar 4.19. Suasana Diskusi Kelas Kontrol .................................................... 88
Gambar 4.20. Suasana Persentasi Kelas Kontrol ................................................ 88
Gambar 4.21. Suasana Post Test Kelas Kontrol ................................................. 88
Halaman
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Efektivitas Kelas Ekperimen ....................................... 97
Diagram 4.2. Persentase Efektivitas Kelas Kontrol ............................................ 98
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Nama Kelas Uji Coba .......................................................... 119
Lampiran 2. Daftar Nama Kelas Eksperimen ..................................................... 120
Lampiran 3. Daftar Nama Kelas Kontrol ............................................................ 121
Lampiran 4. Silabus ............................................................................................ 122
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ................. 125
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ....................... 132
Lampiran 7. Rubrik Penilaian Ranah Afektif ..................................................... 139
Lampiran 8. Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif ................................... 141
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Ranah Psikomotorik ........................................... 143
Lampiran 10. Lembar Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik ....................... 145
Lampiran 11. Soal Pre Test dan Post Test .......................................................... 146
Lampiran 12. Kunci Jawaban Pre Test dan Post Test ......................................... 150
Lampiran 13. Analisis Validitas, Reabilitas dan Tingkat Kesukaran Soal ......... 151
Lampiran 14. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ............................................ 158
Lampiran 15. Perhitungan Reabilitas Soal Uji Coba .......................................... 160
Lampiran 16. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba ............................ 161
Lampiran 17. Perhitungan Daya Beda Soal Uji Coba......................................... 163
Lampiran 18. Rekapitulasi Nilai Pre Test dan Post Test .................................... 165
Lampiran 19. Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen .............................. 167
Lampiran 20 Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol. ..................................... 168
Lampiran 21. Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen ............................ 169
Lampiran 22. Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol..................................... 170
Lampiran 23 Uji Kesamaan Pre Test. ................................................................. 171
Lampiran 24 Uji Kesamaan Post Test. ................................................................ 172
Lampiran 25. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ........................................................ 173
Lampiran 26. Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji t Pihak Kanan) ........................ 174
Lampiran 27. Uji Normalized N-gain kelas Eksperimen .................................... 175
Lampiran 28. Uji Normalized N-gain kelas Kontrol ......................................... 176
Lampiran 29. Analisis Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ................................. 177
xvi
Lampiran 30. Analisis Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ....................................... 178
Lampiran 31. Analisis Ranah Afektif Kelas Eksperimen ................................... 179
Lampiran 32. Analisis Ranah Afektif Kelas Kontrol .......................................... 180
Lampiran 33. Analisis Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen ......................... 181
Lampiran 34. Analisis Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol ................................ 182
Lampiran 35. Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa ..................................... 183
Lampiran 36. Analsis Respon Positif terhadap Siswa ........................................ 186
Lampiran 37. Analisis Kinerja Guru Kelas Eksperimen ..................................... 187
Lampiran 38. Analisis Kinerja Guru Kelas Kontrol ........................................... 188
Lampiran 39. Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan ........................................ 189
Lampiran 40. Surat Izin Penelitian di SMPN 11 Semarang................................ 190
Lampiran 41. Surat Selesai Penelitian di SMPN 11 Semarang .......................... 191
Lampiran 42. Tabel Distribusi t .......................................................................... 192
Lampiran 43. Tabel Distubusi f .......................................................................... 193
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk sumber daya manusia
yang ahli dan terampil serta produktif sehingga pada gilirannya dapat
mempercepat kesejahteraan masyarakat. Manusia sangat berperan dalam
melestarikan lingkungan melalui pendidikan lingkungan. Dikatakan demikian
karena penduduk bumi, manusia bertanggung jawab terhadap Tuhan, dalam arti
kelangsungan hidup manusia dan kelestarian lingkungan. Manusia pada dasarnya
berinteraksi dengan lingkungan. Manusia mempengaruhi lingkungan hidup dan
juga dipengaruhi oleh lingkungan (Neolaka, 2008:104).
Menanamkan sikap peduli lingkungan dapat dilakukan pada anak sejak
duduk dibangku sekolah. Sikap peduli lingkungan dapat diartikan sebagai upaya-
upaya untuk melestarikan, mencegah dan memperbaiki lingkungan alam. Sikap
manusia dapat diubah atau dididik melalui pendidikan. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan hendaknya menanamkan sikap peduli lingkungan sejak dini. Namun
kondisi tersebut tidak sesuai dengan fakta yang ada di SMPN 11 Semarang.
Sebagai Sekolah Menegah Pertama belum mampu menanamkan sikap peduli
terhadap lingkungan pada diri siswa. Hal tersebut terlihat dari sikap siswa yang
membuang sampah sembarangan dan banyaknya sampah yang berada di halaman
sekolah. Berdasarkan hasil observasi SMPN 11 Semarang sudah menghimbau
siswa untuk membersihkan kelas. Selain itu, SMPN 11 Semarang juga
2
menyediakan tempat sampah organik dan anorganik agar siswa-siswinya
membuang sampah pada tempatnya. Akan tetapi, himbauan tersebut tidak
diindahkan oleh siswanya. Oleh karena itu, dibutuhkan perlakuan lain agar siswa
memiliki sikap peduli lingkungan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Pelaksanaan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 11 Semarang menunjukkan bahwa pencapaian hasil kognitif sudah cukup
baik namun belum mengasah ketrampilan atau kemampuan lain siswa. Hal ini
terlihat dari partisipasi siswa yang masih pasif di dalam kelas. Materi yang
diberikan belum mampu mengaplikasikan pengetahuan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupan nyata, serta belum adanya aplikasi materi
pembelajaran pada kehidupan siswa sehingga siswa kurang kreatif dan terampil
serta memiliki pola pikir yang monoton. Perilaku siswa menampilkan sikap yang
belum sesuai dengan tujuan belajar dari materi usaha pelestarian lingkungan
hidup.
Pembelajaran IPS pada kompetensi dasar permasalahan lingkungan dan
upaya penanggulanganya dalam kaitan pembangunan berkelanjutan terdapat sub
materi yang usaha melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari materi usaha
pelestarian lingkungan hidup adalah memberikan contoh usaha melestarikan
lingkungan hidup. Usaha yang dapat dilakukan siswa dalam melestarikan
lingkungan hidup adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Akan
tetapi, masih banyak siswa di SMP Negeri 11 Semarang yang belum bisa
melakukanya sehingga, kegiatan pembelajaran belum tercapai. Berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada
3
guru (teacher centered), konsep yang diajarkan masih berupa tulisan di papan
tulis, lisan, gambar maupun video. Guru berperan mentransfer materi umum
terkadangnya kurang melibatkan keaktifan siswa yang akhirnya siswa hanya
menerima secara verbalisme dan sibuk mencatat materi yang disampaikan guru.
Pembelajaran yang hanya menggunakan komunikasi satu arah dapat mengurangi
keaktifan siswa di dalam kelas dan belum mampu merenkontruksi pengetahuan
dalam dirinya. Oleh sebab itu, keadaan kelas siswa sering berisik atau asik
dengan kegiatan sendiri dan tidak mendengarkan penjelasan guru. Hal itu terjadi
karena siswa merasa bosan dengan kegiatan belajar yang hanya mendengarkan
ceramah saja tanpa memberikan pengalaman yang bermakna.
Kegiatan pembelajaran masih bersifat verbalistik dan teori abstrak
menurut Budimansyah (2003: 4), tidak memperdayakan siswa untuk mau dan
mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do)
dengan meningkatkan interaksi dengan lingkunganya, sehingga tidak dapat
membangun pengetahuannya terhadap lingkungan sekitar (learning to know).
Selain itu, siswa juga tidak mempunyai kesempatan untuk membangun
kepercayaan diri (learning to be) maupun kemampuan berinteraksi dengan
berbagai individu atau kelompok yang beragam (learning to live together). Pada
prinsipnya pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran harus melibatkan siswa secara langsung
dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa menjadi aktif dan prestasi belajar
siswa menjadi meningkat. Kenyataan yang ada di lapangan guru belum mau
menerapkan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman nyata kepada
4
siswa, sehingga masih banyak siswa yang belum tertarik dengan pembelajaran
khususnya IPS untuk materi geografi tentang lingkungan yang bisa memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar.
Proses pengembangan penalaran dan kreativitas siswa tidak terlepas dari
peran guru di kelas. Menurut Degeng dalam Wena (2009:2) guru sebagai
komponen penting dalam tenaga kependidikan, harus mampu menyampaikan
materi pelajaran dengan situasi pembelajaran efektif dan menarik untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Kemampuan guru dalam hal tersebut, berguna agar proses
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa menjadi
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pemahaman guru mengenai materi
geografi dalam pelajaran IPS diperlukan melakukan pemilihan metode dan model
pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran yang mengajak siswa berperan langsung di
dalamnya akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Melakukan
pengelolaan sampah sebagai kegiatan yang nyata dan melibatkan siswa secara
langsung untuk melestarikan lingkungan hidup. Menurut Dale dalam pengalaman
Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan “hasil belajar seseorang diperoleh
melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada didalam lingkungan
kehidupan seseorang melalui benda tiruan sampai kepada lambang verbal
(abstrak). Semakin ke atas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai
pesan. Proses belajar dan mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi
dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”.
5
Pengalaman langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung
dalam pengalaman. Oleh karena itu, melibatkan indera penglihatan, pendengaran,
perasaan, penciuman, dan peraba. Pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara langsung berinteraksi dengan lingkungan akan memberikan kesan yang
sesuai dengan pengalaman. Pembelajaran berbasis proyek mengolah sampah
membuat siswa harus terlibat langsung untuk merencanakan proyek, mendesain
proyek dan berpartisipasi membuat proyek. Di terapkan pembelajaran berbasis
proyek akan menuntut siswa aktif dan kreatif.
Belum terdapatnya wujud kegiatan usaha pelestarian lingkungan hidup di
SMPN 11 Semarang menjadi penyebab kenapa ingin melaksanakan kegiatan
pelestarian lingkungan hidup berupa kegiatan pengelolaan sampah pada kegiatan
pembelajaran. Sampah yang dihasilkan baik dari tumbuhan berupa daun-daunan
dan sampah plastik masih diletakkan dalam satu bak sampah. Untuk itu diadakan
kegiatan pengelolaan sampah untuk memanfaatkan sampah yang dihasilkan dari
SMPN 11 Semarang. UU RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
yang berbunyi “Masyarakat dapat berperan serta dalam pengelolaan sampah yang
diselenggarakan pemerintah dan/atau pemerintah daerah”. Itu artinya bahwa
partispasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sangat dibutuhkan demi
terwujudnya lingkungan yang baik sehat, bersih dan rapi. Tujuan dari kegiatan
pengelolaan sampah yakni untuk mengajak peserta didik aktif dalam kegiatan
belajar di kelas. Pengelolan sampah dilaksanakan sebagai proyek dari kegiatan
belajar. Proyek pengelolaan sampah akan dilaksanakan dalam wujud dari
kegiatan belajar yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
6
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengolah pembelajaran di kelas
dengan melibatkan kerja proyek (Thomas 2000 dalam Wena 2009). Kerja proyek
menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan, sehingga memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermakna bagi siswa. Dengan model pembelajaran berbasis proyek siswa
diberikan kesempatan merencanakan aktivitas mandiri dalam kegiatan kerja
proyek. (Thomas 2000 dalam Wena 2009) mengemukakan bahwa pembelajaran
berbasis proyek dapat meningkatkan pencapaian prestasi akademik, pemahaman
yang mendalam terhadap bahan ajar dan meningkatkan motivasi belajar. Untuk itu
peneliti melakukan peneltian berupa penelitian eksperimen dengan judul “
Efektivitas Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan
Sampah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 11 Semarang Pada
Materi Pelestarian Lingkungan Hidup”.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi usaha pelestarian
lingkungan hidup menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah pada kelas VIII di SMPN 11 Semarang tahun
ajaran 2016/2017?
2. Bagaimanakah efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup?
7
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terdiri dari beberapa aspek yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup
siswa SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa pada materi
pelestarian lingkungan hidup siswa kelas VIII SMPN 11 Semarang
tahun ajaran 2016/2017
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik secara teoritis
maupun praktis, diantaranya sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khusus di
bidang pendidikan dan memberikan sumbangan untuk mengembangkan teori-teori
yang bersangkutan dalam proses pembelajaran.
2) Manfaat Praktis
Sebagai masukan untuk penyusun kebijakan oleh pihak yang berkompeten
terutama dalam bidang kependidikan.
8
1.5.Batasan Istilah
Berdasarkan pemilihan kata yang terdapat pada judul di atas, maka agar
tidak terjadi salah tafsir terhadap istilah-istilah yang digunakan dan menghindari
agar permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang dari tujuan semula, maka
peneliti memberikan batasan sebagai berikut :
1). Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan efektivitas
berasal dari kata efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatknya, kesanya).
Penelitian ini akan melihat efek dari model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah terhadap hasil belajar siswa.
2). Model pembelajaran berbasis proyek
Model pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada
guru untuk mengola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek
(Thomas, dkk dalam Wena 2009).
3). Pengeloaan Sampah
Pengelolaan sampah (UU-18/2008): adalah kegiatan yang sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan
sampah. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melakukan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah dengan metode 3R dan
pembuatan kompos.
9
4). Aktivitas belajar
Menurut Sanjaya (2006 :174) aktivitas adalah segala perbuatan yang
disengaja maupun tidak disengaja dirancang oleh guru untuk menfasilitasi
kegiatan belajar siswa. Aktivitas dalam penelitian ini berupa perbuatan yang
dilakukan siswa dalam kaitan pembelajaran, seperti bertanya, menyampaikan
pendapat, menjawab pertanyaan, memperhatikan penjelasan, membaca sumber
belajar, interaksi siswa dan membuat rangkuman/ catatan.
5). Hasil belajar
Hasil belajar menurut Anni (2007:174) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Dalam
penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti adalah kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1.Belajar dan Pembelajaran
2.1.1. Belajar
Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan
lingkunganya.
Menurut Morgan dan kawan-kawan dalam Soekamto dan Winata Putra
(1997:8) belajar dapat didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang
relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Definisi ini
mencakup tiga unsur yaitu (1) belajar merupakan perubahan tingkah laku, (2)
perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi
pada tingkah laku karena unsur kedewasaan bukan belajar, dan (3) sebelum
dikatakan belajar perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap pada waktu
yang cukup lama.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha seseorang yang
melibatkan langsung dengan pengalaman sehingga, terbentuklah suatu perubahan
tingkah laku baru yang dapat membantu seseorang dalam menyikapi hal baru.
11
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Muhibbin
Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dibedakann menjadi golongan, yaitu:
1. Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari
dalam diri siswa sendiri.
Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini
dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Faktor fisologis.
Faktor ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum jasmani dan
tonus (tegangan otot)yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan
sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apabila disertai dengan
jasmani yang kurang sehat disertai pusing-pusing kepala misalnya, dapat
menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau
tidak berbekas.
b. Faktor psikologis
Muhinddin Syah dalam bukunya psikologi belajar menyebutkan, yang
termasuk dalam faktor fsikologis, diantara nya adalah: motivasi, minat, dan bakat.
Apabila seseorang memiliki motivasi, minat dan bakat maka ia akan terpacu
untuk terus belajar.
2. Faktor Ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar
siswa. Faktor ini terdiri dari lingkungan.
12
a. Faktor-faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial juga bisa berwujud manusia dan representasinya
termasuk akan budayanya mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan
sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar seseorang siswa.
2. Lingkungan non sosial
Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan siswa yang tak terhitung jumlahnya misalnya:
keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, (pagi, siang, atau malam), gedung
sekolah atau letaknya, alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar,
tempat tinggal siswa dan letak tempat tinggal tersebut.
3. Faktor-faktor instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat
pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar
yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa
2.1.3. Pembelajaran
Dimyati dan Mudjiono (1999:297) “Pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif,
yang menekankan pada persediaan sumber belajar”. Dalam proses pembelajaran
akan terjadi interaksi. Guru menyampaikan materi kepada siswa yang memiliki
kemampuan menangkap pelajaran yang berbeda-beda.
13
Ahmad Sugandi (2006:9) mendeskripsikan pembelajaran sebagai barikut: (1)
usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si
belajar (behavioristik); (2) cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar
untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (kognitif); (3) memberikan
kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuan (humanistik).
2.2.Model Pembelajaran Berbasis Proyek
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran
yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Thomas, dkk,
(dalam Wena, 2013:144) pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
Widiyatmoko (2012:52) pembelajaran berbasis proyek merupakan model
belajar yang sitematis, yang melibatkan siswa dalam belajar pengetahuan dan
ketrampilan melalui proses pencarian atau penggalian (inkuiri) yang panjang dan
terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk
yang dirancang dengan sangat berhati-hati.
Menurut Buck Institute For Education (dalam Wena, 2013: 145) belajar
berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu :
1. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.
14
2. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.
3. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.
4. Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi
yang dikumpulkan.
5. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.
6. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.
7. Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya.
8. Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi kesalahan dan
perubahan.
2.2.2. Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas (dalam Wena
2013) pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu:
1. Prinsip sentralistis (centrality), menegaskan bahwa kerja proyek
merupakan esensi kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi di mana
siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
Dalam proses pembelajaran berbasis proyek, proyek adalah strategi
pembelajaran, siswa mengalami dan belajar konsep-konsep ini suatu
disiplin ilmu melalui proyek.
2. Prinsip pertanyaan pendorong/penuntun (driving question) berarti bahwa
kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan “ yang akan
dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip
utama suatu bidang tertentu. Kaitan antara pengetahuan konseptual dengan
aktivitas nyata dapat ditemui melalui pengajuan pertanyaan
15
Blumemenfeld, dkk. 1991 (dalam Wena 2009) ataupun dengan cara
memberikan masalah dalam bentuk definisi yang lemah menurut Stepien
dan Gallagher, 1993 (dalam Wena 2009).
3. Prinsip investigasi konstruktif (contructive investigation) merupakan
proses yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung
kegiatan inkuiri, pembangunan konsep dan resolusi. dalam investigasi
memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah
pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model.
4. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat
diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihan sendiri, bekerja dengan
supervisi, dan bertanggung jawab.
5. Prinsip realitis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang
nyata, bukan seperti disekolah. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat
memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih
topik, tugas, peran konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan,
maupun standart produknya.
2.2.3. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Siswa dalam pembelajaran berbasis proyek diikutsertakan dalam kegiatan
kelompok dan bekerja individu. Selanjutnya, aktivitas siswa dalam pembelajaran
berbasis proyek dikelompokkan menjadi tiga kategori aktivitas individu, aktivitas
dalam kelompok, dan aktivitas antar kelompok.
16
1. Secara individu
Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hal pendekatan
belajar sampai pada penyelesaian tugas. Selama mengerjakan proyek, setiap siswa
melaksanakan aktivitas seperti: menggambarkan aktivitas proyek dan mencari
tugas yang akan dikerjakan, mengatur jadwal, mengorganisir materi pembelajaran,
menata dokumen.
2. Dalam kelompok
Ketika siswa belajar bekerja di dalam kelompok, para siswa harus belajar
bekerja sama. Kerja sama berlangsung dalam wujud aktivitas dasar seperti:
diskusi, melakukan editing dokumen secara bersama-sama. Sinkronisasi
komunikasi lewat audio, video, atau text, menata dokumen kelompok, mengatur
jadwal, peer assessment. Sebagian dari aktivitas ini dapat dilakukan bersama
kelompok.
3. Antar kelompok
Kelompok berbagi informasi dan pengetahuan dengan kelompok lain
dapat diuraikan melalui beberapa contoh aktivitas ini yaitu presentasi dan
memberikan kontribusi dalam forum diskusi.
2.2.4. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
Menurut The George Lucal Educational Foundation yang dikutip Sabar
Nurohman (2007) dalam Sutriman (2013: 46), langkah-langkah Project Based
Learning adalah sebagai berikut:
1. Mulai dengan pertanyaan esensial
2. Membuat desain rencana proyek
17
3. Membuat jadwal
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek
5. Menilai hasil
6. Refleksi
Pada penelitian ini langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah yang akan dilakukan yaitu:
1. Mulai dengan pertanyaan
Siswa diberikan pertanyaan oleh guru untuk memberikan contoh masalah
lingkungan yang ada disekitar tempat tinggal. Permasalahan lingkungan yang
akan dibahas adalah masalah sampah. Siswa diberikan kesempatan secara
berkelompok untuk mencari masalah lingkungan tentang permasalahan sampah.
2. Membuat desain rencana proyek
Siswa secara berkelompok mendiskusikan permasalahan sampah yang
telah ditentukan lalu membuat desain rencana proyek. Proyek yang akan
dikerjakan secara kelompok adalah membuat karya dengan memanfaatkan bahan
bekas yang berasal sesuai dengan lokasi yang ditentukan. Selain, membuat karya
siswa juga akan membuat poster dengan tema masalah lingkungan yaitu
permasalahan sampah. Siswa secara kelompok mendesain rencana karya yang
akan dibuat dari bahan bekas dan mendesain poster sesuai dengan tema. Membuat
karya dari bahan bekas dan poster siswa akan dibimbing oleh guru untuk
membuat kompos.
18
3. Membuat jadwal.
Secara bersama guru dan siswa berkelompok siswa membuat jadwal
kapan menyelesaikan proyek membuat karya dari bahan bekas dan poster.
Dalam membuat jadwal guru mengarahkan untuk
1) Kapan siswa akan melakukan observasi ke lokasi yang telah
ditentukan
2) Membuat laporan hasil observasi
3) Menentukan karya dari bahan bekas sesuai lokasi dan poster
4) Membuat karya dari bahan bekas dan poster
5) Menyelesaikan laporan sesuai dengan lembar kerja yag dibagikan
guru
4. Memantau siswa dan kemajuan proyek
Guru akan memantau siswa dalam pengerjaan proyek yaitu membuat
karya dari bahan bekas dan poster. Pemantauan tersebut dilakukan dengan setiap
kelompok melakukan diskusi hasil observasi. Diskusi yang dilakukan akan
melihat perkembangan dari tugas proyek yang diberikan.
5. Menilai hasil
Penilaian akan dilakukan saat persentasi. Hasil persentasi akan
menampilkan tingkat pemahaman siswa secara berkelompok dalam
menyelesaikan laporan.
19
6. Refleksi
Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi secara individu
maupun kelompok.
2.3.Pengelolaan Sampah
2.3.1. Pengertian Sampah
Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2006). Undang-Undang UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik
bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna
lagi dan dibuang kelingkungan.
2.3.2. Jenis-Jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beranekaragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah
sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
20
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa- sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet
dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non-
hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan
produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan
keramik, sampah detergen. (Gelbert, 1996:97-99).
2.3.3. Pengertian Pengelolaan Sampah
Menurut Chandra, (Budiman 2006) dalam Darmawan (2013) pengelolaan
sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat maupun
lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan juga
ada yang negatif.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sitematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (UU-
18/2008) Pengaruh positif dari pengelolaan sampah ini terhadap masyarakat dan
lingkungan, antara lain :
1. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-
rawa dan dataran rendah
21
2. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani
proses pengelolaan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk
mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak.
4. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biak serangga atau binatang pengerat
5. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya
dengan sampah
6. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan
hidup masyarakat
7. Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya
masyarakat
8. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk
keperluan lain.
Techobanoglous (1997) dalam Darmawan (2013) mengatakan pengelolaan
sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap
penimbunan, penyimpanan (sementara), pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang
sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik
(engineering), perlindungan alam (coservation), keindahan dan pertimbangan
lingkungan lainnya dan juga pertimbangan sikap masyarakat.
22
Menurut Cunningham (2004) dalam Darmawan 2013 tahap pengelolaan
sampah modern terdiri dari 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebelum akhirnya
dimusnahkan atau dihancurkan.
2.3.4. Metode Pengolahan Sampah
2.3.4.1.Penerapan Prisip 3-R, 4-R atau 5-R
Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah misalnya
dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah
konsep penanganan sampah dengan cara Reduce (mengurangi), Reuse
(menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang sampah), sedangkan 4-R
ditambah Replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R selain 4 prinsip
tersebut di atas ditambah lagi dengan Replant (menanam kembali). Penanganan
sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah
padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengurangi
biaya pengelolaan sampah.
1. Reduce
Prinsip Reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan
minimalisasi barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita
menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (20013) tindakan yang dapat
dilakukan berkaitan dengan program Reduce:
1) Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah
dalam jumlah besar
23
2) Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi
lain
3) Gunakan baterai yang dapat di charge kembali
4) Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang
memerlukan
5) Ubah pola makan (pola makan sehat: mengkonsumsi makanan segar,
kurangi makanan kaleng/instan)
6) Membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachet-
membeli barang dengan kemasan yang dapat di daur ulang (kertas,
daun dan lain-lain)
7) Bawa kantong/tas belanja sendiri ketika berbelanja
8) Tolak penggunaan kantong plastik
9) Gunakan rantang untuk tempat membeli makanan
2. Reuse
Prinsip Reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin memilih barang-
barang yang bisa dipakai kembali. Menghindari pemakaian barang-barang yang
hanya sekali pakai. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang
sebelum ia menjadi sampah.
Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (2013) tindakan yang dapat
dilakukan berkaitan dengan program Reuse:
1) Pilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang
2) Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)
3) Kurangi penggunaan bahan sekali pakai
24
4) Plastik kresek digunakan untuk tempat sampah
5) Kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat
sampah
6) Gelas atau botol plastik untuk pot bibit, dan macam-macam
kerajinan
7) Bekas kemasan plastik tebal isi ulang digunakan sebagai tas
8) Styrofoam digunakan untuk alas pot atau lem
9) Potongan kain/baju bekas untuk lap, keset, dan lain-lain
10) Majalah atau buku untuk perpustakaan
3. Recycle
Prinsip Recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang
yang sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa
didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Menurut Suyoto (2008) dalam Darmawan (2013) tindakan yang dapat
dilakukan berkaitan dengan program Recycle:
1) Mengubah sampah plastik menjadi souvenir
2) Lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos
3) Mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniatur
4. Replace
Prinsip Replace dilakukan dengan cara lebih memperhatikan barang
yang digunakan sehari-hari. Mengganti barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Prinsip ini
25
mengedepankan penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti
mengganti kantong plastik dengan keranjang saat berbelanja, atau hindari
penggunaan styrofoam karena banyak mengandung zat kimia berbahaya.
5. Replant
Prinsip Replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau
lingkungan sekitar baik lingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan
kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang
atau bahan yang diolah dari sampah.
2.3.4.2.Pengomposan
Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga
berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan
merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi
sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga
dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan
(Santoso, 2009). Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba–mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah
mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk
lebih cepat (Hasim & Hedianto, 2010:71).
2.3.4.2.1. Manfaat Kompos
Manfaat kompos dapat dirasakan oleh berbagai aspek, yaitu (Hasim & Hedianto,
2010:72):
26
1. Aspek Lingkungan:
1) Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah.
2) Mengurangi kebutuhan lahan untuk menimbun
3) Memperpanjang umur TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Aspek Pertanian:
1) Meningkatkan kesuburan tanah
2) Memperbaiki struktur dan karakristik tanah.
3) Meningkatkan kapasitas serap air.
4) Meningkatkan aktivitas mikroba dan cacing dalam tanah.
5) Meningkatkan kwalitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah
panen).
6) Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman.
7) Menekan pertumbuhan atau serangan penyaki tanaman.
8) Meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah.
9) Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
3. Aspek ekonomi:
1) Menghemat biaya transportasi/penimbunan limbah
2) Mengurang volume/ukuran limbah.
3) Memiliki nilai jual lebih tinggi daripada bahan asalnya.
4) Membuka lapangan pekerjaan bila dikelola secara profesional.
2.3.4.2.2. Bahan – bahan Yang Dapat Dijadikan Kompos
Hampir semua bahan organik dapat dijadikan bahan utama untuk membuat
kompos, seperti (Hasim & Hedianto, 2010:73):
27
1) Limbah organik pertanian, contohnya sisa hasil panen, batang ranting
tanaman, daun – daunan, dan jerami.
2) Sampah rumah tangga, contohnya sisa sayuran dan makanan.
3) Limbah pasar, contohnya sayur–sayuran dan buah–buahan busuk.
4) Limbah ternak, contohnya kotoran dan sisa pakan.
5) Limbah industri yang organik, contohnya serbuk gergaji, ampas tebu,
limbah pengolaan tepung kanji, kelapa sawit dan lain sebagainya.
Sedangakan tempat untuk membuat kompos dapat dibuat menggunakan drum
bekas, dus bekas yang sebelumnya telah dilapisi plastik atau karung, ember bekas,
atau bisa dengan menggali lubang di pekarangan rumah. Tetapi ada juga
keranjang – keranjang yang khusus dibuat untuk membuat kompos agar hasilnya
maksimal.
2.3.4.2.3. Prosedur Pembuatan Kompos
Agar mendapatkan kompos yang baik, ada prosedur yang harus
dilaksanakan dengan cermat, yaitu (Hasim & Hedianto, 2010:75):
1) Pemilahan sampah
Sampah haruslah dipisahkan antara sampah organik (bahan dasar kompos)
dan anorganik (plastik, kaca, kaleng). Kualitas kompos yang baik adalah kompos
yang tidak tercampur dengan sampah anorganik, karena jika tercampur dengan
sampah anorganik hasilnya tidak akan maksimal.
28
2) Pencacahan bahan organik
Sampah organik dicacah atau dipotong–potong sehingga menjadi bagian–
bagian yang lebih kecil, proses ini dilakukan agar sampah dapat dengan
mudah dan cepat terurai menjadi kompos.
3) Penyusunan
Penyusunan bahan dasar kompos bisa bervariasi, bahan dasar kompos
biasanya disusun dengan komposisi sampah organik sebagai bahan dasar
sebanyak 70–80 persen, tanah 10–15 persen dan bahan tambahan 10–15 persen,
bahan tambahan ini dapat berupa gabah, dedak, kotoran ternak atau kompos yang
sudah jadi sebelumnya.
4) Pencampuran/pengadukan
Proses ini dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan cara membalikkan
sampah yang ada pada lapisan bawah ke bagian atas kemudian mengaduknya
hingga rata. Hal ini berguna untuk membuang panas berlebihan, memasukkan
udara segar ke dalam tumpukan, meratakan proses pelapukan, meratakan
pemberian air dan membantu menghancurkan bahan organik secara efektif.
5) Penyiraman
Tumpukan kompos harus terjaga dalam kondisi kelembaban yang cukup,
maka dari itu dilakukanlah proses penyiraman ketika tumpukan kompos terlalu
kering. Cara mengecek kelembaban kompos hanya dengan menggenggamnya,
jika ketika diperas tidak mengeluarkan air maka tumpukan bahan kompos tersebut
harus disiram air secukupnya. Menyiram menggunakan air cucian beras akan
lebih baik karena dapat menambah unsur glukosa dalam kompos.
29
6) Pematangan
Proses pematangan kompos beragam tergantung bahan dasar organik pembuat
kompos, cuaca dan pengolahan yang dilakukan. Proses pematangan berkisar
antara 20–40 hari dengan menggunakan aktivator, sedangkan sekitar 2–6 bulan
jika ditimbun secara alami. Ketika tumpukan bagian atas terlihat mulai lapuk,
volume sampah akan menyusut kurang lebih 30–40 persen dari volume awal dan
kompos berwarna kehitaman, jika ciri–ciri kompos yang baik sudah terlihat maka
kompos sudah siap di panen.
7) Penyaringan
Proses penyaringan dilakukan untuk memisahkan antara bahan jadi dengan
bahan yang belum terurai.
8) Kompos siap digunakan
Kompos yang baik adalah kompos yang terurai dengan sempurna, tidak
berbau den berwarna coklat kehitaman seperti tanah juga berefek baik jika
diaplikasikan pada tanah.
2.4. Kajian Teoritis Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Pengolahan Sampah
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) mengartikan sampah sebagai benda
yang dibuang karena tidak terpakai dan tidak dapat digunakan lagi. Sampah
merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi, baik oleh negara-
negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia. Masalah sampah
30
merupakan masalah yang umum dan telah menjadi fenomena dengan titik
perbedaanya terletak pada seberapa banyak sampah yang dihasilkan.
Permasalahan sampah yang tidak akan pernah habisnya untuk dibahas.
Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan penimbunan
sampah. Sampah dari waktu ke waktu terus bertambah tidak disesuaikan dengan
kegiatan pengurangan sampah. Banyak cara untuk menggurangi sampah tetapi,
yang sadar dan mau melakukannya masih sedikit. Kurangnya kesadaran seseorang
untuk berpartisipasi dalam mengatasi permasalahan sampah tidak pernah selesai.
Kesadaran yang kurang dikarenakan kegiatan tersebut bukan hal yang terbiasa
dilakukan. Merubah kebiasaan seseorang untuk berprilaku sadar terhadap
lingkungan bisa saja diterapkan dalam kegiatan belajar di kelas. Seperti menurut
Crow &Crow (1995) dalam Hamzah dan Nurdin 2014 belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru. Dari pendapat tersebut dapat
dijadikan bahwa perilaku seseorang dapat berubah dengan adanya belajar.
Menurut Gage dan Berliner Belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar dapat dilakukan baik di kelas
maupun di luar kelas. Untuk menciptakan kebiasaan-kebiasaan dan sikap baru
biasanya dihasilkan dari proses belajar. Supaya proses berlajar berjalan dengan
baik dan kreatif, jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan sendiri aturanya (termasuk konsep, teori, dan defenisi) dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, guru selain sebagai pendidik,
pembimbing, dan pengarah serta nara sumber pengetahuan juga motivator yang
bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian siswa. Dengan
31
kata lain, guru sebagai pendidik selain harus mampu menciptakan suatu proses
pembelajaran yang kondusif dan bermakna. Dalam kegiatan pembelajaran yang
kondusif maka salah satu hal yang dilakukan adalah merencanakan kegiatan
pembelajaran secara matang. Merencanakan kegiatan pembelajaran yaitu dengan
memilih model pembelajaran yang akan dipakai saat melakukan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan supaya
tujuan pembelajaran dapat terlaksana. Dalam menciptakan kebiasaan-kebiasaan
dan perubahan sikap sebagai hasil belajar maka pembelajaran dilakukan dengan
model pembelajaran berbasis proyek .
Menurut Buck Institute For Education (2003) dalam (Sutirman 2013: 43)
pembelajaran berbasis proyek adalah suatu metode pengajaran sistematis yang
melibatkan para siswa dalam mempelajari pengetahuan dan ketrampilan melalui
proses yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk
menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan bisa dengan memanfaatkan sampah
menjadi barang yang lebih berguna. Memanfaatkan sampah sama dengan
melakukan pengolahan sampah yang dapat mengurangi penimbunan sampah dan
berdampak pada kebersihan lingkungan.
Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) dalam Darmawan
(2013) pengelolaan sampah sangat penting untuk mencapai kualitas lingkungan
yang bersih dan sehat, dengan demikian sampah harus dikelola dengan sebaik-
baiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak
sampai terjadi. Kegiatan mengelola sampah yang dilakukan sebagai contoh
kegiatan untuk menjaga kelestarian lingkungan dapat mengubah perilaku siswa
32
dalam memandang sampah. Hasil perubahan perilaku siswa dalam memanfaatkan
sampah merupakan proses dari pembelajaran berupa pengelolaan sampah menjadi
barang yang bernilai .
2.5.Aktivitas Belajar
Menurut Sardiman (2001:4) belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
Berdasarkan pendapat Sardiman ini, dapat diartikan bahwa dalam kegiatan kedua
aktivitas saling berhubungan atau harus selalu terkait untuk berlangsungnya
aktivitas belajar yang optimal. Dengan kata lain, keterlibatan dan keberhasilan
seseorang dalam aktivitas belajar yang optimal tidak hanya ditentukan oleh
kemampuan kecerdasannya, tetapi juga harus melibatkan fisik dan mental secara
bersama-sama dalam aktivitas belajar tersebut.
Menurut Slameto (2003:10) bagi sebagian orang aktivitas belajar sering
dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan, tidak menarik, bahkan pada
beberapa siswa dinilai sebagai mencemaskan. Adanya perasaan cemas, takut, dan
khawatir akan menghambat terjadinya proses berpikir dan daya ingat yang baik.
Beberapa ahli menemukan kecemasan yang berlebihan dapat mengganggu
bekerjanya kemampuan mental yang disebut working memory, sehingga informasi
yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan tidak mampu dikeluarkan
dalam ingatan kita. Sehubungan dengan hal tersebut, guru berperan dalam
menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa tidak mengalami
33
ketegangan dalam aktivitas belajar sehingga terjalin suatu hubungan (kedekatan
emosional) selama terjadinya aktivitas belajar.
Prof B. Diedrich (Sardiman, 2004:100) menggolongkan aktivitas belajar
siswa dapat menjadi delapan meliputi:
1. Visual Aktivities, yang termasuk di dalamnya ini membaca,
mempraktekkan, demontrasi, percobaan.
2. Oral Aktivities, seperti: menyatukan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
3. Listening Aktivities seperti: mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing Aktivities, seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket
5. Drawing Aktivities, seperti: menggambar, membuat grafis, peta
diagram.
6. Motor Aktivities, seperti: melakukan aktivitas, membuat konstruksi,
metode, permainan, berkebun, berternak
7. Mental Aktivities, seperti: memecahkan soal, menganalisis, mengingat,
mengambil keputusan.
8. Emotional Aktivities, seperti: merasa bosan, bergembira, bersemangat,
berani, tenang, gugup.
Dengan demikian aktivitas pembelajaran di sekolah sangat bervariasi.
Guru hendaknya dapat memotivasi peserta didik agar aktivitas dalam
pembelajaran dapat optimal. Proses belajar akan lebih dinamis dan tidak
membosankan.
34
Moetesory (Sardiman, 2004:95) berpendapat bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan
guru hanya memberikan bimbingan dan perencanaan segala kegiatan yang akan
diperbuat oleh siswa. Dari pandangan tersebut siswa harus aktif dalam proses
belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut di atas dalam belajar sangat diperlukan
adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berjalan dengan baik.
2.6.Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Keunikan tersebut
disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak
pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda.
Perubahan-perubahan dalam aspek itu menjadi hasil belajar dari proses belajar.
Perubahan perilaku hasil belajar itu merupakan perubahan perilaku yang relevan
dengan tujuan pengajaran. Oleh karenanya, hasil belajar dapat berupa perubahan
dalam kemapuan kognitif, afektif, psikomotorik, tergantung dari tujuan
pengajaran. Hasil belajar seringkali digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan
hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat
evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.
Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap
35
tujuan-tujuan intruksional. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi
tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Winkel, 1996: 224 dalam
Purwanto 2008).
Bloom (dalam Sudjana 2009) membagi hasil belajar dalam tiga ranah,
yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris.
a. Ranah kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni:
1) Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe
hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini
berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan
menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut; hafal kata-kata
akan memudahkan dalam membuat kalimat.
2) Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan
sesuatu masalah atau pertanyaan.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang
36
menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau
ketrampilan.
4) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau
bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis
merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga
tipe sebelumnya.
5) Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh
disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan
unsur-unsur menjadi integritas.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll.
b. Ranah afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan
hubungan sosial.
c. Ranah psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu.
37
2.7.Pembelajaran Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Menurut Dimayanti Mujiono (1999:297) Pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. Pada pembelajaran
usaha pelestarian lingkungan hidup memiliki tujuan yakni kegiatan yang dapat
menciptakan suatu contoh atau tindakan yang dapat dijadikan sebagai usaha
pelestarian lingkungan hidup.
Pembelajaran usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilaksanakan
dengan model pembelajaran berbasis proyek sebagai wujud dari tindakan usaha
pelestarian lingkungan hidup. Usaha pelestarian lingkungan hidup terdapat
berbagai contoh tindakan pelestarian lingkungan hidup. Pada materi pelestarian
lingkungan hidup meliputi sebagai berikut:
Pembelajaran usaha pelestarian lingkungan hidup terdapat pada
kompetensi dasar 1.3 berisikan tentang mendeskripsikan permasalahan
lingkungan hidup dan upaya penanggulangan dalam pembangunan berkelanjutan.
Materi yang digunakan peneliti dalam pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah terdapat pada sub materi usaha pelestarian lingkungan hidup.
Tujuan kegiatan pembelajaran dari materi mendeskripsikan permasalahan
lingkungan hidup adalah mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan
cara penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan. Tetapi, untuk
penelitian ini hanya dilakukan sampai pada permasalahan lingkungan dan cara
penanggulangannya yang ditetapkan dalam sub materi usaha melestarikan
lingkungan hidup.
38
Materi usaha pelestarian lingkungan hidup memiliki tujuan pembelajaran
yaitu memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup. Materi usaha
pelestarian lingkungan hidup meliputi:
Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita
sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya
merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah
mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum
bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan
lingkungan hidup.
Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara
lain meliputi hal-hal berikut ini. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan- Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Surat Keputusan
Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan
Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. Peraturan Pemerintah (PP)
Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991.
Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini.
1. Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan,
serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak
tergenang.
39
2. Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih
dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
3. Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul,
serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian
hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai, dan fauna yang ada di
dalamnya dapat terjaga.
4. Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang
ramah lingkungan.
5. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang
Hak Pengusahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan
secara besar-besaran.
Menurut Fattah dkk, (2008:72). Beberapa yang dapat dilakukan dalam usaha
pelestarian lingkungan hidup sebagai pelajar, antara lain sebagai berikut:
1. Menghemat penggunaan kertas dan pensil
2. Membuang sampah pada tempatnya
3. Melakukan kegiatan daur ulang
4. Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang
5. Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta
6. Menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
7. Melakukan kegiatan pengolahan sampah atau limbah
Peneliti mengajukan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah karena sangat cocok untuk materi usaha pelestarian lingkungan hidup.
Materi pelestarian lingkungan hidup yang memiliki tujuan memberikan contoh
40
usaha pelestarian lingkungan hidup sangat sesuai dengan kegiatan pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah. Karena, kegiatan pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah mengajak siswa untuk melakukan
pengelolaan sampah sebagai hasil proyek kegiatan belajar di kelas. Kegiatan
pengelolaan sampah dilakukan untuk memberikan contoh usaha yang nyata
dilakukan siswa sebagai usaha pelestarian lingkungan hidup dilingkungan
sekolah. Oleh sebab itu, melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah tujuan pembelajaran dalam memberikan contoh usaha
pelestarian lingkungan hidup terlaksana.
2.8. Hubungan Pendekatan Geografi dengan Pembelajaran IPS pada
Materi Pelestarian Lingkungan Hidup
Geografi merupakan pengetahuan yang mempelajari fenomena geosfer
dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks
wilayah.
Pembelajaran IPS di SMP adalah pembelajaran secara terpadu, dimana
terdapat materi geografi yang membahas tentang lingkungan. Materi lingkungan
di dalam Lingkup geografi terdapat pada pendekatan geografi yaitu pendekatan
lingkungan. Pendekatan kelingkungan merupakan pendekatan yang tidak
membahas antara mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan
alam tetapi juga dikaitkan dengan (1) fenomena yang di dalamnya meliputi
fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang
meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan
41
lingkungan. Pembelajaran IPS pada materi lingkungan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu ide untuk membangkitkan
kesadaran lingkungan dalam diri siswa.
Noelaka (1991), menyatakan bahwa kesadaran adalah keadaan
tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, dalam hal ini terhadap lingkungan hidup dan
terlihat pada perilaku dan tindakan masing-masing individu.
Menurut Emil Salim (1982) kesadaran lingkungan adalah upaya untuk
menumbuhkan kesadaran agar tidak hanya tahu tentang sampah, pencemaran,
penghijauan dan perlindungan satwa langka, tetapi lebih dari pada itu semua
membangkitkan kesadaran lingkungan manusia Indonesia khususnya pemuda
masa kini untuk mencintai tanah dan air untuk membangun tanah air Indonesia
yang adil, makmur serta utuh lestari. Selanjutnya dikatakan bahwa sadar
lingkungan ini mendorong pribadi manusia untuk hidup serasi dengan alam dan
dengan begitu menumbuhkan rasa religi dan gandrung akan kasih Allah yang
sesungguhnya tertulis pada alam dan isi bumi ini. Pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah sangat sesuai dengan pendekatan geografi dalam
upaya menumbuhkan kesadaran seseorang terhadap lingkungan dan sangat sesuai
dengan tujuan pembelajaran dari materi lingkungan hidup yaitu memberikan
contoh tindakan untuk melestarikan lingkungan.
42
2.9.Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Deskripsi dari penelitian yang relevan di dalam tabel adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Mukh Farid, J.A Pramukantoro Yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar
Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya” pada jurnal tahun 3013.
Memperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar pada standart kompetensi
menerapkan dasar-dasar teknik digital di SMKN 2 Surabaya. Berdasarkan
jurnal tersebut dapat dijadikan acuan dalam peneltian ini, karena
kesimpulannya memperjelas bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek sudah banyak yang
meneliti, salah satunya oleh I made Wirasana Jagantara dkk. Pada tahun
2014. Dengan judul jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (Project Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau
Dari Gaya Belajar Siswa. SMA”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan
dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang
dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung ditinjau dari gaya
belajar siswa. Hasil penelitiannya adalah terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran langsung.
43
Berdasarkan tujuan dan hasil dari jurnal tersebut dapat diambil sebagai
acuan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar .
3. Penelitian yang dilakukan oleh N.W. Amanda dkk pada jurnal tahun 2014.
Dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Self Efficacy Siswa” . Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti
model pembelajaran berbasis proyek dan siswa mengikuti model
pembelajaran konvensional. Berdasarkan jurnal tersebut dapat dijadikan
acuan sebagai alasan kenapa memilih model pembelajaran berbasis
proyek, karena hasil penelitian jurnal tersebut menunjukkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Indah Retno Susilowati dkk. Melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar
Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia” pada tahun 2013. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa materi sistem pencernaan. Hasil
penelitian ini juga diacukan sebagai alasan dalam penelitian ini bahwa
pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
siswa .
5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudewi I.G.A dkk pada tahun 2013. Jurnal
dengan judul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
44
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Kelas X Multimedia 3
SMKN Sukasada”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
Pembelajaran IPS di kelas X MM3 SMKN 1 Sukasada menggunakan
model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan
berfikir kritis siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang dapat menimbulkan
keaktifan siswa di kelas. Siswa yang aktif menunjukkan adanya aktivitas
belajar dikelas sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan
aktivitas belajar dikelas dan meningkatkan hasil belajar siswa.
45
2.11.Kerangka Berfikir
Gambar 3.1. Kerangka Penelitian
2.12.Hipotesis
Berdasarkan dari kerangka berfikir di atas maka disusun suatu hipotesis
yaitu “ Ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi usaha pelestarian
lingkungan hidup menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah.
Latar belakang
1. Sikap kurang peduli lingkungan
2. Pembelajaran berbasis teacher centered
3. Tujuan pembelajaran tidak tersampaikan
4. Siswa yang kurang aktif
5. Tidak ada kegiatan usaha pelestarian lingkungan
Model Pembelajaran konvensional
Proyek Berupa Pengelolaan Sampah
Diskusi, Persentasi.
Ceramah, Persentasi dan
Menyelesaikan Tugas-tugas dari
Guru
1. Siswa lebih aktif
2. Pengetahuan siswa tidak hanya
berasal dari guru
3. Menghasilkan produk
1. Siswa kurang aktif
2. Pengetahuan berpusat pada
guru
3. Menyelesaikan tugas/ laporan
46
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan dikenai
generalisasi dari penelitian tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII SMPN 11 Semarang tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 256 siswa
yang terdiri dari 8. Kelas VIII yang terdiri dari kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C,
VIII-D, VIII-E, VIII-F, VIII-G, dan VIII-H. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table 3.1
Tabel 3. 1. Rincian siswa kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang
No Kelas Jumlah
1. VIII A 32 Siswa
2. VIII B 32 Siswa
3. VIII C 32 Siswa
4 VIII D 34 Siswa
5 VIII E 34 Siswa
6 VIII F 32 Siswa
7 VIII G 32 siswa
8 VIII H 32 Siswa
Jumlah 256
Sumber : Data sekunder 2016
3.2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2006:131). Pertimbangan yang menjadi alasan pengambilan sampel diambil
adalah sebagai berikut :
47
1) Kegiatan pengelolaan sampah sesuai dengan materi usaha pelestarian
lingkungan hidup dengan mata pelajaran IPS kelas VIII SMP untuk
memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan.
2) Kondisi fasilitas kelas sama dengan memiliki LCD di dalam kelas.
3) Kelas VIII D dan VIII E mempunyai tingkat kognitif siswa yang
sama.
4) Kelas VIII D dan VIII E mempunyai guru pengampu yang sama.
5) Kelas VIII D dan VIII E memilki jam pelajaran IPS yang sama
Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Cluster
Random Sampling yaitu pengambilan sampel penelitian berupa kelompok yang
dilakukan secara acak dengan populasi yang ada terbagi dalam memiliki
homogenitas dan kesamaan rata-rata yang sama. (Sugiyono, 2010:118). Kelas
yang menjadi kelas eksperimen adalah VIII E dengan kelas berjumlah 34 orang
dan kelas kontrol adalah VIII D.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2013:61). Variabel dalam penelitian ini adalah :
48
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS model pembelajaran berbasis
proyek pada pembelajaran IPS Geografi materi lingkungan hidup, dengan sub
variabel:
a). Keaktifan mendengarkan penjelasan guru
b). Keaktifan siswa selama proses pembelajaran
c). Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru
2. Kinerja Guru
3. Hasil belajar
Hasil belajar pada penelitian yang dilakukan adalah meliputi:
1) Hasil belajar kognitif
2) Hasil belajar afektif
3) Hasil belajar psikomotorik
4. Kegiatan pengelolaan sampah
1) Kegiatan 3R
2) Kegiatan composting
3.4. Desain Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 11 Semarang dengan sampel
penelitian siswa kelas VIII D dan VIII E. Metode yang digunakan adalah True
Ekperimental Design (ekperimen yang betul-betul). Dalam penelitian ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Maka, eksperimen dipilih dalam penelitian ini karena mengukur efektivitas model
pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa. Kedua kelas yang
termasuk dalam sampel dibagi menjadi dua kelompok, kelompok eksperimen
kelas VIII E dan kelompok kontrol kelas VIII D.
49
Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar siswa materi usaha pelestarian lingkungan
hidup kelas VIII SMP Negeri 11 Semarang. Adanya kelompok pembanding atau
kelompok kontrol akibat yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara
pasti karena dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan (Arikunto,
2006). Pada dasarnya kedua kelompok ini terdapat dua tahap pelaksanaan
kegiatan yakni proses pembelajaran dan tes evaluasi. Dalam proses pembelajaran
kelompok eksperimen, guru menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
Sedangkan pada kelas kontrol dilakukan proses pembelajaran yang konvensional.
Waktu yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dari kedua kelompok relatif
sama yaitu 8 jam pelajaran inti dan 1 jam pelajaran untuk tes evaluasi. Alokasi
waktu tiap jam pelajaran adalah 40 menit. Adapun desain penelitian pada dua
kelas dapat dilihat pada table 3.2.
Tabel 3. 2 Pretest-Postest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Pelaksana Posttest
kelompok eksperimen T1 X P T2
kelompok kontrol T1 Y P T2
Keterangan
X = Model pembelajaran berbasis proyek
Y = Model pembelajaran konvensional
P = Peneliti
T1 = Pretest
T2 = Posttest
50
Pada desain penelitian ini terdapat Pre Test, sebelum diberi perlakuan.
Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan, Sugiyono (2012:110-
111). Perlakuan eksperimen dalam penelitian ini adalah pembelajaran
menggunakan model berbasis proyek.
3.4.1. Tahap Penelitian
3.4.1.1.Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal lokasi tempat yang
dijadikan sebagai lokasi penelitian sebagai observasi awal. Kegiatanya berupa:
1) Melakukan observasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan
pengajaran IPS
2) Meminta data mengenai profil dan kondisi sekolah, serta data siswa
dan data nilai ulangan harian kelas VIII
3) Menentukan kelas yang dijadikan kelas uji coba soal instrumen dan
kelas eksperimen serta kelas kontrol
4) Menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) disusun pada setiap Kompetensi Dasar (KD).
RPP.
5) Metode pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
yang digunakan adalah menggunakan model pembelajaran proyek
berupa pengelolaan sampah pada kelompok eksperimen dan model
konvensional pada kelompok kontrol pada materi usaha pelesatarian
lingkungan hidup.
51
6) Mengujicobakan instrumen soal tes pada siswa.
7) Menganalisis data hasil tes uji coba untuk mengetahui validitas,
realibitas, dan taraf kesukaran soal.
3.4.1.2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
1) melakukan pretest kepada kelas yang menjadi sampel untuk
melihat hasil belajar sebelum diberi perlakukan
2) pemberian perlakuan kepada kelas yang menjadi sampel penelitian
yaitu pembelajaran yang menggunakan model berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah
3) selama proses pembelajaran berlangsung, obervasi terhadap
aktivitas belajar dilakukan oleh guru pamong mahasiswa (selain
peneliti)
4) Melakukan Post Test kepada kelas yang menjadi sampel.
5) Menganalisis hasil belajar siswa dan hasil pengamatan aktivitas
belajar siswa.
4.3.1. 3.Tahap Pasca Penelitian
Pada tahap ini data yang diperoleh dilapangan kemudian dianalisis,
selanjutnya hasil data disajikan dalam bentuk laporan yang dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing.
52
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Observasi
Menyusun bahan
pembelajaran
Menyusun instrumen
penelitian
Valid
Tidak
Ya
pretest
Lapangan Eksperimen Kontrol
Pembelajaran
menggunakan model
pembelajaran berbasis
proyek
Melakukan observasi ranah
afektif dan aktivitas belajar
selama proses pembelajaran
berlangsung
Pembelajaran
menggunakan
model pembelajaran
konvensional
Tes evaluasi Pasca lapangan Tes evaluasi
Analisis dan
pengujian
Pembuatan laporan
53
3.5. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Data dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sumber
data, metode pengumpulan data dan teknik pengumpulan data.
3.5.1 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah dari siswa dan guru.
3.5.2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan
penelitian (Arikunto, 1998:21) dalam memperoleh data digunakan beberapa
metode pengumpulan data, dimana masing-masing metode tidak berdiri sendiri
melainkan saling mendukung dan saling melengkapi hasil temuan dari metode
lainnya. Menurut Arikunto (2010:262) instrumen penelitian adalah alat bantu
yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian.
Dalam peneltian ini, metode dan instrumen penelitian yang digunakan
adalah:
3.5.2.1.Metode Dokumentasi
Arikunto (1998: 149) mengemukakan bahwa dokumentasi dari asal katanya
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi digunakan
untuk memperoleh data awal sebelum penelitian dan data setelah penelitian. Data
awal diperoleh hasil observasi awal yang dilakukan dengan cara melakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPS kelas VIII yang mengajar pada kelas
penelitian. Data awal sebelumnya adalah diantaranya data rata-rata hasil belajar
peserta didik tahun sebelumnya pada materi usaha pelestarian lingkungan hidup
sedangkan data setelah penelitian adalah data hasil belajar peserta didik dan data
54
aktivitas belajar peserta didik setelah pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah.
3.5.2.2.Tes
Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur pada aspek kognitif atau
pemahaman siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode tes yang
digunakan adalah pre test dan post test.
Bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda
Pre Test dan Post Test. Pre Test diberikan sebelum eksperimen dilakukan dan
pembelajaran dilakukan. Dan Post Test diberikan setelah siswa diberikan
perlakuan.
3.5.2.3.Observasi
Obervasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati (Nana Sudjana, 2009:84). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
strategi obeservasi partisipan sehingga siswa dan penilai sama-sama melakukan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing Hadiwinarto,
2010:69). Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui efektivitas model
pembelajaran berbasis proyek diterapkan oleh peneliti, terhadap aktivitas belajar
siswa saat kegiatan pembelajaran pelestarian lingkungan hidup.
55
3.5.2.4.Angket
Angket atau kusioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memproleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, dkk., 2006:151). Angket dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
3.5.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah:
1) Data pelaksanaan proses pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas
kontrol dilakukan dengan cara mendiskripsikan proses pembelajaran dan
penilaian berdasarkan data kinerja guru dan aktivitas belajar siswa yang
diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung. Serta
ketertarikan siswa terhadap pelaksanaan diambil menggunakan angket
tanggapan siswa.
2) Data hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi Post Test dan data
hasil belajar afektif dan psikomotorik diperoleh melalui observasi selama
pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilaksanakan selama pembelajaran
dan dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS dan rekan peneliti.
3.6. Uji Coba Instrumen
3.6.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2002:144). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data
56
dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk mengetahui validitas empiris, diuji dengan menggunakan rumus
corelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2009:72)
sebagai berikut:
keterangan
rxy : koefisien korelasi skor butir soal dan skor total
N : Banyaknya subyek
∑X : Banyaknya butir soal
∑Y : Jumlah skor total
∑XY : Jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total
∑X2
: Jumlah kuadrat skor butir soal
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
( Arikunto, 2009:72)
Uji coba validitas soal dilaksanakan pada kelas luar sampel yaitu kelas
dilakukan dikelas IX.C. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrument dapat
diketahui bahwa dari 40 item soal pilihan ganda yang telah diuji cobakan pada 32
siswa dan dianalisis menggunakan uji kevaliditasan, 21 soal diantaranya termasuk
dalam soal valid dikarenakan soal tersebut memiliki rxy lebih besar dari pada rtabel
57
sedangkan 19 soal lainnya tidak valid karena rxy lebih kecil dari pada rtabel. Butir
soal yang tergolong valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Analisis Validitas Soal
No Item Soal rxy rtabel Kriteria No Item Soal rxy rtabel Kriteria
1 Item soal 1 0,61 0,339 Valid 21 Item soal 21 0,64 0,339 Valid
2 Item soal 2 0,53 0,339 Valid 22 Item soal 22 0,54 0,339 Valid
3 Item soal 3 0,31 0,339 Tidak 23 Item soal 23 0,72 0,339 Tidak
4 Item soal 4 0,48 0,339 Valid 24 Item soal 24 0,30 0,339 Tidak
5 Item soal 5 0,47 0,339 Valid 25 Item soal 25 0 0,339 Tidak
6 Item soal 6 0,62 0,339 Valid 26 Item soal 26 0,38 0,339 Tidak
7 Item soal 7 0,09 0,339 Tidak 27 Item Soal 27 0,50 0,339 Valid
8 Item soal 8 0,02 0,339 Tidak 28 Item soal 28 0,47 0,339 Valid
9 Item soal 9 0,05 0,339 Tidak 29 Item soal 29 0,45 0,339 Valid
10 Item soal 10 0,46 0,339 Valid 30 Item soal 30 0,11 0,339 Tidak
11 Item soal 11 0,15 0,339 Tidak 31 Item soal 31 0,63 0,339 Valid
12 Item soal 12 0,48 0,339 Valid 32 Item soal 32 0,00 0,339 Tidak
13 Item soal 13 0,46 0,339 Tidak 33 Item soal 33 0,50 0,339 Valid
14 Item soal 14 0,55 0,339 Valid 34 Item soal 34 0,56 0,339 Valid
15 Item soal 15 0,09 0,339 Valid 35 Item soal 35 0,43 0,339 Valid
16 Item soal 16 0,12 0,339 Tidak 36 Item soal 36 -0,06 0,339 Tidak
17 Item soal 17 0,58 0,339 Valid 37 Item soal 37 0,30 0,339 Tidak
18 Item soal 18 0,22 0,339 Tidak 38 Item soal 38 0,54 0,339 Valid
19 Item soal 19 0,57 0,339 Valid 39 Item soal 39 -0,18 0,339 Tidak
20 Item soal 20 0,13 0,339 Tidak 40 Item soal 40 -0,03 0,339 Tidak
Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2016
3.6.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instumen cukup dapat dipercaya sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat
58
dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006: 178). Rumus yang digunakan
adalah rumus Alpha, yaitu:
r11 = (
) (
)
Keterangan :
K : Banyaknya butir soal
pq : Jumlah dari pq
S2
: Varians total
Setelah r11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga rtabel yang
diperoleh dari r Product Moment taraf signifikan 5%. Apabila r11 > rtabel, maka
dikatakan instrument tersebut reliable.
Hasil perhitungan reliabilitas 32 responden diperoleh r11 = 0,942
sedangkan rtabel =0,339. Karena r11 > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian reliabel. Sehingga item soal tersebut dapat digunakan sebagai
alat penelitian.
3.6.3.Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2006), soal yang baik adalah tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sulit. Bilangan yang menunjukan sulit dan mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00.
Taraf kesukaran tes dihitung dengan cara membandingkan siswa yang
menjawab dengan benar terhadap jumlah peserta seluruhnya.
Rumusnya :
P= B
JS
Keterangan :
59
P = Taraf kesukaran soal
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS= Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi :
Soal dengan P antara 0,00-0,30 = sukar
Soal dengan P antara 0,31-0,70 = sedang
Soal dengan P antara 0,71-1,00 = mudah.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil uji tingkat
kesukaran soal yang tertera pada table 3.4.
Tabel 3. 4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah %
1. Mudah 1,2,22,25, 4 10%
2. Sedang 3,4,5,6,7,8,11,12,13,16,17,19,20,21,23,24,
27, 29,31,32,35,37,
22 55%
3. Sukar 9,10,
14,15,18,22,25,26,28,30,33,34,36,38,39,40
14 35%
Jumlah 40 100
Sumber : Pengolahan data penelitian Tahun 2016
3.6.4.Daya Pembeda (DP)
Analisis daya beda, bertujuan untutk melihat kemampuan soal yang antara
siswa yang kemampuannya di atas rata-rata dengan siswa yang kemampuannya di
bawah rata-rata, dengan rumus:
(Arikunto, 2013:228 )
Keterangan:
60
D : daya pembeda soal
BA: banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
BB: banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
Ja : jumlah siswa pada kelompok atas
Jb : jumlah siswa pada kelompok bawah
PA: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat P sebagai
indeks kesukaran.
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Klasifikasi daya pembeda:
D: 0,00 - 0,20 : jelek (poor)
D:0,21- 0,40 : cukup (sufficient)
D:0,41 – 0,70 : baik (good)
D: 0,71 – 1,00 : baik sekali (excelent)
D: negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
(Arikunto, 2013: 225)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil daya
pembeda soal yang tertera pada table 3.5.
Tabel 3. 5 Analisis Pembeda Soal
61
No Kriteria Nomor Soal Jumlah %
1 Baik
Sekali
- 0 0
2 Baik 4,14,17,21,27, 6 15
3 Cukup 1,2,5,6,10,11,12,13,18,19,22,23,24,26
,28,29,31,33,34,38
20 50
4 Jelek 3,7,8,9,15,16,20,25,30,35 10 25
5 Negatif 8,9,30,32,34,36,39,40 8 20
Jumlah 40 Soal 100 Sumber : Analisis Data Penelitian Tahun 2016
3.7. Analisi Data Statistik
3.7.1. N-Gain
Setelah mendapatkan data hasil Pre Test dan Post Test kemudian
dilakukan perhitungan normal gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diperoleh dengan menggunakan
rumus:
Kriteria N-Gain dan klasifikasi
N-Gain tinggi : 1,00 ≥nilai (g) ≥ 0,70
N-Gain sedang :0,70 < nilai (g) ≥ 0,30
N-Gain rendah : nilai (g) ≤ 0,30
(Isnaini 2012)
3.7.2.Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini
dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji hipotesis. Pengujian normalitas data
62
dilakukan dengan uji chi kuadrat. Data yang digunakan untuk uji normalitas
dalam penelitian ini adalah delta antara Pre Test- Post Test.
Hipotesis yang disajikan adalah:
H0 : data berdistribusi normal
H1 : data tidak berdistribusi normal
Dengan jika maka H0 diterima dan sebaliknya
jika maka H0 ditolak.
Keterangan:
Keterangan :
Oi = Nilai yang tampak sebagai hasil pengamatan
Ei = Nilai yang diharapkan
k = Banyaknya kelas interval
X2
= chi Kuadrat
Hasil perhitungan nilai X2
dikonsultasikan dengan tabel chi kuadrat. Jika
X2
hitung < X2
tabel dengan db= k-3 dengan taraf signifikansi 5% maka data
terdistribusi normal.
( )å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
63
3.7.2. Uji Homogenitas
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah
mencari nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini, nilai homogenitas diperoleh
dengan melakukan uji Fisher. Teknik yang digunakan untuk uji homogenitas pada
penelitian ini adalah uji Fisher, dengan rumus :
Kriteria pengujian :
1). Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang homogen.
2). Jika Fhitung > Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok berasal dari populasi
yang tidak homogen.
Berdasarkan perhitungan diketahui Fhitung 1,965 sedangkan Ftabel 2,101,
sehingga kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen dapat dikatakan berasal
dari populasi yang sama (homogen)
3.7.3. Uji Perbedaan Rata-rata
Uji perbedaan rata-rata hasil belajar siswa ini bertujuan untuk mengetahui
apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol atau
tidak. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen digunakan uji t (sudjana, 1996: 239-241) dengan rumus sebagai
berikut:
1. Jika dua kelas mempunyai varians yang sama digunakan
rumus t.
terkecilVarians
terbesarVariansF =
64
dimana:
Keterangan :
= nilai rata-rata kelompok eksperimen
= nilai rata-rata kelompok kontrol
N1 = banyaknya subyek pada kelompok eksperimen
N 2 = banyaknya subyek pada kelompok kontrol
= varians data pada kelompok eksperimen
= varians data pada kelompok kontrol
S= varians gabungan
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
2. Jika < hal ini berarti rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
3. Jika ≥ hal ini berarti rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
4. Jika dua kelas memepunyai varians yang berbeda
digunakan rumus t’.
65
Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a) Jika < hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol.
Jika ≥ hal ini berarti rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik dari kelas kontrol.
3.8. Analisis Statistik Deskriptif
3.8.1. Uji Ketuntasan Hasil Belajar
Uji ketuntasan hasil belajar digunakan untuk menghitung banyaknya
persentase siswa yang dinilai hasil belajarnya diatas kriteria ketuntasan minimal.
Untuk menghitung hasil belajar menggunakan rumus (Sudjono, 2000:40):
Persentase = x 100%
Dari rumus di atas diharapkan dapat mengetahui tingkat ketuntasan belajar
baik dikelompok eksperimen maupun dikelompok kontrol, apabila secara klasikal
≥75% siswa mencapai ketuntasan belajar maka kelas tersebut dapat dikategorikan
tuntas, ketrampilan proses dan keaktifan dengan nilai minimal ≥ 66.
Jumlah siswa dengan nilai ≥75
Jumlah keseluruhan siswa
66
3.8.2. Analisis Data Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berupa rating dengan skala penilaian 1-4
ada 5 pernyataan yang dipakai mengukur aktivitas siswa. Maka skor terendah 5
dan skor tertinggi 20. Dan dihitung untuk mengetahui prosntasenya menggunakan
rumus:
Keterangan:
P : persentase yang dicari
n : Jumlah skor tiap aktivitas
N : Jumlah skor maximal
Hasil persentasi data dideskripsi dengan kriteria sebagai berikut:
Jumlah persentase 80 – 100 % : Sangat Aktif
Jumlah persentase 66 – 79 % : Aktif
Jumlah persentase 55 – 65 % : Sedang
Jumlah persentase 40 – 54 % : Kurang Aktif
Jumlah persentase 0 – 39 % : Tidak Aktif (Ali, 1992: 68)
3.8.3. Analisis Data Hasil Belajar Afektif
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendiskripsikan hasil belajar
afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus yang digunakan untuk
menganalisis deskriptif persentase observasi ranah afektif adalah sebagai berikut:
Angka persentase = X X 100% Jumlah skor jawaban responden
Skor Maksimal
67
Cara menyusun tabel kriteria hasil belajar afektif siswa adalah :
a. Menetapkan persentase tertinggi = ( 20: 20) X 100% = 100 %
b. Menciptakan persentase terendah = (5:20) X 100% = 25%
c. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25% = 75%
d. Menetapkan kelas interval (skala likert) = 4
e. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 19 %
Cara menyusun tabel kriteria penilaian Psikomotorik adalah
a. Menetapkan persentase tertinggi = ( 28: 28) X 100% = 100 %
b. Menciptakan persentase terendah = (7:28) X 100%= 25%
c. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25% = 75%
d. Menetapkan kelas interval (skala likert) = 4
e. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 19 %
Tabel 3. 6. Kriteria Belajar Afektif Siswa dan Psikomotorik Siswa
No Interval persentase Kriteria Persentase
1 82% - 100% Sangat baik
2 63% - 81% Baik
3 44% - 62% Cukup Baik
4 24% - 43% Tidak baik
Sumber : (Sugiyono, 2014)
Selain penilaian dengan menentukan kriteria, dilakukan juga penilaian
untuk tiap-tiap aspek yang diukur. Kategori rata-rata nilai tiap aspek terdapat pada
tabel 3.7 berikut :
68
Tabel 3.7. Rata-rata Skor Aspek Afektif dan Psikomotorik
Interval Nilai Kategori
3,5 – 4,0 Sangat Baik
2,9 – 3,4 Baik
2,3 – 2,8 Cukup
1,0 - 1,6 Kurang
(Sumber : Analisis Peneliti, 2016)
3.8.4. Analisis Hasil Angket Tanggapan Siswa
Merupakan data pendukung yang berupa angket yang telah dibagikan
kepada siswa untuk mengetahui siswa senang/tidak dalam pembelajaran terhadap
desain yang diterapkan analisis secara deskriptif persentasi, dengan perhitungan:
Persentase = x 100
Cara menyusun tabel kriteria tanggapan siswa adalah
1. Menetapkan persentase tertinggi = ( 4: 4) X 100% = 100 %
2. Menciptakan persentase terendah = (1:4) X 100% = 25%
3. Menetapkan rentang persentase = 100% - 25% = 75%
4. Menetapkan kelas interval (Skala likert) = 4
5. Panjang kelas interval = 75% : 4 = 19 %
Jumlah skor yang diperoleh
Skor maksimal
69
Tabel 3. 8. Kriteria Tanggapan Siswa
No Interval Persentase Kriteria Persentase
1. 82% - 100% Sangat Tertarik
2. 63% - 81% Tertarik
3. 44% - 62% Cukup Tertarik
4. 24% - 43% Tidak Tertarik
Sumber :(Sugiyono, 2014)
3.8.5. Analisis Kinerja Guru
Hasil Observasi kinerja guru dianalisis menggunakan analisis deskriptif
persentase. Rumus yang digunakan untuk menganalisis skor yang diperoleh yaitu
(Arikunto,2006:235)
Tingkat Kinerja = X 100%
Kinerja penilaiannya adalah sebagai berikut:
Skor 76-100% :A (Sangat Baik)
Skor 51-75% : B ( Baik)
Skor 26-50% : C (Cukup)
Skor ≤ 25% : D (Kurang Baik)
Jumlah Skor yang diperoleh
Jumlah Skor maksimal
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum SMP Negeri 11 Semarang
Penelitian dilaksanakan di SMPN 11 Semarang. Penelitian ini dilakukan
tiga tahap kegiatan yaitu tahap pertama berupa pemberian Pre Test untuk
mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa terhadap materi usaha pelestarian
lingkungan hidup. Tahap kedua yaitu berupa kegiatan pembelajaran usaha
pelestarian lingkungan hidup menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
Tahap ketiga adalah pelaksanaan Pos Test di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil
dari penelitian diantaranya gambaran umum obyek penelitian, hasil Pre Test dan
Post Test, hasil observasi aspek afektik dan psikomotorik, hasil angket, hasil uji
hipotesis, dan hasil ketuntasan pembelajaran.
4.1.1. Lokasi dan Batas Administrasi Sekolah
Lokasi penelitian ini secara administrasitif SMP Negeri 11 Semarang
terletak di Jalan Karangrejo Tengah Nomor 12 Kecamatan Gajahmungkur Kota
Semarang. SMP Negeri 11 Semarang terletak pada 701’39,36’’LS dan
110024’45,29’’BT. Secara geografis SMP Negeri 11 Semarang dibatasi oleh :
1. SebelahUtara : Kecamatan Semarang Selatan
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Banyumanik
3. Sebelah Barat : Kecamatan Ngaliyan
4. Sebelah Timur : Kecamatan Candisari
71
Gambar 4.1. Peta Lokasi SMP Negeri 11 Semarang
72
4.1.2. Kondisi Sekolah
SMP Negeri 11 Semarang relatif dekat dari jalur transportasi. Tingkat
kebisingan dari kendaraan dalam rangka belajar pun sangat rendah dan dapat
terkontrol sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu. Pembelajaran SMP
Negeri 11 Semarang cukup terbantu dengan beberapa globe dan buku–buku
pendukung yang ada di perpustakaan.
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana Pendukung Sekolah
No Ruang Jumlah Ruang
1. Ruang Kepala Sekolah 1
2. Ruang Wakasek 1
3. Ruang Tata Usaha 1
4. Ruang Guru 1
5. Ruang Bk 1
6. Perpustakaan 1
7 Laboratorium 2
8 Ruang Kelas 24
9. Masjid 1
10. Ruang UKS 1
11. Ruang Osis/ Pramuka 1
12. Koperasi 1
13. Gedung serbaguna 1
14. Kamar Mandi siswa 13
15. Kamar Mandi Guru 3
16. Kantin 4
Sumber : Data Sekunder 2016
73
Tenaga pengajar di SMP Negeri 11 Semarang berjumlah 37 0rang, dengan
sebaran mata pelajaran yang berbeda-beda. Jenjang pendidikan terakhir guru dan
tenaga kerja kependidikan antar lain ada yang telah menempuh S1 dan S2.
4.2.Hasil Penelitian
4.2.1. Pelaksanaan Pembelajaran
4.2.1.1.Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengolahan sampah pada kompetensi dasar
mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya
dalam pembangunan berkelanjutan pada materi usaha pelestarian lingkungan
hidup dilaksanakan dalam waktu 8 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 80 menit setiap pertemuan. Rincinan waktu pembelajaran di kelas
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.2.
74
Tabel 4.2. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
No Hari /
Tanggal Jam ke- Kegiatan
1. Rabu, 5
Oktober
2016
(11.10-13.00 ) - Pre-Test
- Pendahuluan untuk kelas eksperimen
sebelum kegiatan pembelajaran berbasis
proyek dan petunjuk dalam pembelajaran
yang akan dilakukan. Memberikan tugas
siswa berupa lembar diskusi sebagai
tugas kelompok.
2. Jum’at, 7
Oktober
2016
( 11.10- 13.00) - Memulai pembelajaran berbasis proyek
dengan memberikan materi tentang
lingkungan dan materi pengantar kompos
dan cara pembuatan kompos.
- Melakukan kegiatan pembuatan kompos
di luar kelas sesuai dengan prosedur yang
telah diberikan.
3. Rabu , 12
Oktober
2016
(10.30- 12.00 ) - Pembelajaran pertemuan ke tiga,
membahas lembar diskusi yang diberikan
dipertemuan pertama.
- Kegiatan persentasi dari setiap kelompok
dari yang menampilkan hasil karya dari
bahan bekas dan poster
4. Jum’at, 14
Oktober
2016
( 11.10-13.00 ) - Post–Test
- Mengisi angket tanggapan siswa
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah adalah kelas VIII E dengan jumlah siswa 34. Kegiatan
belajar dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB dan diakhiri pukul 13.00 WIB.
Setiap pertemuan memiliki waktu 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan selama 4
kali pertemuan. Proses belajar selalu terpotong dengan adanya jam istirahat pada
75
pukul 11.50- 12.20 WIB. Fasilitas kelas VIII E sebagai kelas eksperimen memiliki
satu buah LCD yang membantu kegiatan belajar dan memiliki dua buah kipas
angin sebagai pendingin udara.
Pembelajaran dibuka dengan adanya perkenalan siswa dengan peneliti
sebagai penyampai materi. Dilanjutkan peneliti menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang akan disampaikan menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek. Kegiatan tersebut dapat dilihat gambar 4.2.
Gambar 4. 2. Suasana membuka pelajaran di kelas eksperimen
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Sebelum pelajaran dimulai, peneliti membagikan soal Pre Test yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur pengetahuan siswa
sebelum diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah seperti pada gambar 4.3.
76
.
Gambar 4.3 Suasana Pre Test kelas eksperimen
Sumber : Dokumentasi Peneliti
4.2.1.1.1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa
Pengelolaan Sampah:
1) Mulai dengan Pertanyaan Esensial
Guru memberikan pertanyaan berupa permasalahan lingkungan
yang berhubungan dengan sampah di lingkungan tempat tinggal.
Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mendorong siswa mencari
permasalahan lingkungan yang berhubungan dengan sampah yang
kemudian siswa melakukan observasi. Hasil observasi dipersentasikan di
depan kelas dengan menampilkan produk dari mengolah sampah.
77
Gambar 4.4. Suasana guru memberikan pertanyaan kepada siswa
Sumber : Dokumentasi Peneliti
2) Membuat Desain Rencana Proyek
Guru membagi siswa dalam 6 kelompok yang terdiri dari 6 siswa.
Siswa duduk secara berkelompok mendiskusikan rencana proyek yang
akan dibuat dari mengolah sampah dan membuat poster.
Gambar 4.5. Suasana siswa diskusi merencanakan proyek dari mengolah sampah
Sumber : Dokumentasi Peneliti
78
3) Membuat Jadwal
Siswa secara berkelompok membuat jadwal observasi, membuat
proyek dan membuat laporan hasil observasi. Lebih jelasnya lihat pada
gambar 4.6.
Gambar 4.6. Suasana siswa kelas diskusi membuat jadwal
Sumber : Dokumentasi Peneliti
4) Guru Memantau Siswa dan Kemajuan Proyek
Guru memantau siswa dalam kemajuan proyek yang dirancang dan
melihat hasil data observasi yang telah di lakukan.
Gambar 4.7. Suasana guru memantau siswa dan kemajuan proyek
Sumber : Dokumentasi Peneliti
79
Selain itu guru dan siswa melakukan praktik pembuatan kompos di luar
kelas sebagai salah satu proyek yang dikerjakan bersama-sama. Kegiatan yang
dilakukan berupa:
1. Suasana siswa mencacah daun kering menjadi kecil-kecil. (Gambar 4.8)
2. Suasana siswa mencampur cairan EM4 ke campuran daun dan pupuk
kandang (Gambar 4.9)
3. Suasana siswa mengaduk semua bahan kompos (Gambar 4.10)
4. Suasana siswa memasukan kompos ke dalam ember penampungan
(Gambar 4.11)
Gambar 4.8. Suasana siswa melakukan pencacahan daun untuk membuat kompos
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.9. Suasana siswa menyiram cairan EM4 ke campuran daun dan pupuk
kandang.
Sumber : Dokumentasi Peneliti
80
Gambar 4.10. Suasana siswa mengaduk semua bahan kompos menjadi satu.
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.11. Suasana siswa memasukan kompos ke dalam ember penampungan.
Sumber : Dokumentasi Peneliti
5) Menilai Hasil
Guru melakukan penilaian saat siswa secara bergantian mempersentasikan
hasil observasi dan menampilkan proyek mengolah sampah di depan kelas
secara bergantian. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.12.
81
Gambar 4.12. Suasana siswa melakukan persentasi
Sumber : Dokumentasi Peneliti
6) Refleksi
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas belajar dan
hasil proyek yang sudah dijalankan. Kemudian guru mengadakan Post
Test untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah pembelajaran
dilaksanakan. Kemudian membagikan angket untuk mengetahui respon
siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah. Lebih jelasnya lihat pada gambar 4.13., 4.14 dan
4.15.
Gambar 4.13. Suasana guru dan siswa melakukan refleksi.
Sumber : Dokumentasi Peneliti
82
Gambar 4.14. Suasana Post Test kelas eksperimen
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.15. Suasana mengerjakan angket kelas eksperimen
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dilakukan oleh peneliti
dan dinilai oleh guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Penilaian
pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah adalah kinerja peneliti dan aktivitas belajar siswa.
Kinerja guru dilakukan selama 3 kali pertemuan. Data penilaian kinerja guru
dapat dilihat pada tabel 4.3.
83
Tabel 4.3. Rata–rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Tiap Pertemuan Kelas
Eksperimen
No
Kelas
Ekperimen
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
Rata-
rata Kriteria
1 Observer 1 70% 75% 77% 74% Baik
2 Observer 2 73% 80% 82% 78%
Sangat
Baik
3 Observer 3 70% 80% 80% 77%
Sangat
Baik
Rata-Rata 71% 78% 80% 76%
Sangat
Baik Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi hasil pengamatan kinerja guru yang dilakukan
selama tiga kali pertemuan oleh ketiga observer pada kelas eksperimen yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah, diketahui bahwa rata–rata hasil pengamatan di tiap pertemuannya selalu
mengalami peningkatan. Pada observer satu, pertemuan pertama menunjukkan
angka 70% mengalami kenaikan pada pertemuan kedua menjadi 75% dan 77%
pada pertemuan ketiga, ketiga pertemuan bila dirata–rata menjadi 74% termasuk
kriteria “baik”. Observer kedua pada pertemuan pertama 73% pertemuan kedua
80% dan pertemuan ketiga 82% dan bila dirata–rata menjadi 78% termasuk
kriteria “sangat baik”. Observer ketiga pada pertemuan pertama 70% pertemuan
kedua 80% pertemuan ketiga 80% dan rata–rata menjadi 77% termasuk kriteria
“sangat baik”. Apabila dilihat dari rata–rata secara keseluruhan selama tiga kali
pertemuan dari tiga observer pada kelas eksperimen diketahui besar rata–ratanya
76% sehingga termasuk dalam kriteria “sangat baik”.
84
Penilaian Aktivitas belajar siswa yang amati oleh tiga observer yaitu satu
guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Data aktivitas belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.
Tabel 4. 4. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen tiap Pertemuan
Pertemuan Observer satu
No
Kelas
Eksperimen Jumlah Rata-Rata Klasikal Kriteria
1 Pertemuan 1 512 75% Aktif
2 Pertemuan 2 561 83% Sangat Aktif
3 Pertemuan 3 568 84% Sangat Aktif
Jumlah 81% Sangat Aktif
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Tabel 4. 5. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen tiap Pertemuan
Pertemuan Observer dua
No
Kelas
Eksperimen Jumlah Rata-Rata Klasikal Kriteria
1 Pertemuan 1 506 74% Aktif
2 Pertemuan 2 567 83% Sangat Aktif
3 Pertemuan 3 575 85% Sangat Aktif
Jumlah 81% Sangat Aktif Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama
tiga kali pertemuan pada kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa rata-
rata klasikal aktivitas belajar siswa disetiap pertemuan selalu mengalami
peningkatan, dari kriteria “aktif” menjadi “sangat aktif” dipertemuan berikutnya.
Apabila dilihat dari rata–rata aktivitas siswa secara keseluruhan selama tiga kali
85
pertemuan dari dua observer pada kelas eksperimen, diketahui besar rata–ratanya
81% sehingga termasuk dalam kriteria “sangat aktif”.
4.2.1.2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pembelajaran pada kelas kontrol adalah pembelajaran konvensional yang
tidak menggunakan model pembelajaran berbasis proyek pada kompetensi dasar
mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulanganya
dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Dilaksanakan dalam waktu
8 jam pelajaran atau 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 80 menit setiap
pertemuan. Rincian waktu pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut ini.
Tabel 4.6. Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
No Hari / Tanggal Jam ke - Materi Pembelajaran
1. Kamis 5 Oktober
2016
(11.10-
13.00)
- Pre Test
- Arti pentingnya lingkungan hidup
- Unsur- unsur lingkungan hidup
2. Sabtu 7 Oktober
2016
(11.10-
13.00)
- Pengertian kerusakan lingkungan
hidup
- Usaha pelestarian lingkungan
- Kompos
3. Kamis 13 Oktober
2016
(11.10-
13.00)
- Diskusi
- Persentasi
4. Sabtu 15 Oktober
2016
(11.10.-
13.00)
- Post Test
Sumber :Pengolahan data primer
Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol yang tidak diberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah adalah kelas VIII D dengan jumlah siswa 34. Kegiatan
86
belajar dilaksanakan pada pukul 11.30 WIB dan diakhiri pukul 13.00 WIB.
Setiap pertemuan memiliki waktu 80 menit. Pembelajaran dilaksanakan selama 4
kali pertemuan. Proses belajar selalu terpotong dengan adanya jam istirahat pada
pukul 11.50- 12.20 WIB. Fasilitas kelas VIII D sebagai kelas kontrol memiliki
satu buah LCD yang membantu kegiatan belajar dan memiliki dua buah kipas
angin sebagai pendingin udara.
Pembelajaran dibuka dengan adanya perkenalan siswa dengan peneliti
sebagai penyampai materi. Dilanjutkan peneliti menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan tersebut dapat dilihat gambar di
bawah ini.
Gambar 4.16. Suasana pembukaan pembelajaran kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Sebelum pelajaran dimulai peneliti membagikan soal membagikan soal
Pre Test yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Tujuannya untuk mengukur
pengetahuan siswa sebelum materi disampaikan. Kegiatan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
87
Gambar 4.17. Suasana Pre Test kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Pertemuan kedua diawali dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk duduk secara berkelompok dan mendiskusikan hasil observasi yang telah
dilakukan. Kemudian, dilanjutkan dengan mengajak siswa untuk melihat video
pembuatan kompos. Pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 4.18
Gambar 4.18. Suasana menonton video pembuatan kompos kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Pembelajaran pada pertemuan ketiga dibuka dengan menampilkan video
tentang membuat kotak pensil dari botol bekas. Peneliti melanjutkan pembelajaran
dengan memberikan kesempatan siswa untuk mengerjakan hasil diskusi.
Kemudian menampilkan hasil diskusi dengan melakukan persentasi.
Pelaksanaannya dapat dilihat pada gambar 4.19 dan 4.20.
88
Gambar 4.19. Suansana diskusi kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.20. Suasana persentasi kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Kegiatan pembelajaran di kelas kontrol diakhiri dengan tes evaluasi. Tes
evaluasi dilakukan dengan memberikan soal Post Test dan tujuannya untuk
mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Pelaksanaannya dapat
dilihat pada gambar 4.21.
Gmabar 4.21. Suasana Post Test kelas kontrol
Sumber : Dokumentasi Peneliti
89
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan oleh peneliti dan
dinilai oleh guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Penilaian pelaksanaan
pembelajaran konvensional adalah kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
Kinerja guru yang dilakukan oleh peneliti dilakukan selama 3 kali pertemuan.
Data penilaian kinerja guru dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4. 7. Rata–rata Hasil Pengamatan Kinerja Guru Tiap Pertemuan Kelas
Kontrol
No Kelas Kontrol Pertemuan 1 pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-Rata Kriteria
1 observer 1 62% 64% 70% 65% Baik
2 observer 2 63% 67% 69% 66% Baik
3 observer 3 62% 65% 68% 65% Baik
Rata-rata 62% 65% 69% 66% Baik
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi hasil pengamatan kinerja guru yang dilakukan
selama tiga kali pertemuan oleh ketiga observer pada kelas kontrol yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah,
diketahui bahwa rata–rata hasil pengamatan di tiap pertemuannya selalu
mengalami peningkatan. Pada observer satu, pada pertemuan pertama
menunjukkan angka 62% mengalami kenaikan pada pertemuan kedua menjadi
64% dan 70% dipertemuan ketiga, ketiga pertemuan bila dirata–rata menjadi 65%
termasuk kriteria “baik”. Observer kedua pada pertemuan pertama 63%
pertemuan kedua 67% dan pertemuan ketiga 69% dan bila dirata–rata menjadi
66% termasuk kriteria “baik”. untuk observer ketiga pada pertemuan pertama
90
62% pertemuan kedua 65% pertemuan ketiga 68% dan rata–rata menjadi 66%
yang termasuk kriteria “baik”. Apabila dilihat dari rata–rata secara keseluruhan
selama tiga kali pertemuan dari tiga observer pada kelas kontrol diketahui besar
rata–ratanya 66% sehingga termasuk dalam kriteria “baik”.
Penilaian aktivitas belajar siswa yang amati oleh tiga observer yaitu satu
guru pengampu IPS dan dua rekan peneliti. Data aktivitas belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 4.8. dan 4.9.
Tabel 4.8. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol tiap Pertemuan
Pertemuan Observer satu
No
Kelas
Kontrol Jumlah Rata-Rata Klasikal Kriteria
1 Pertemuan 1 407 60% Sedang
2 Pertemuan 2 438 64% Sedang
3 Pertemuan 3 469 69% Aktif
Rata-rata 64% Sedang
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Tabel 4.9. Rata–rata Aktivitas Siswa Kelas Kontrol tiap Pertemuan
Pertemuan Observer dua
No
Kelas
Kontrol Jumlah Rata-Rata Klasikal Kriteria
1 Pertemuan 1 403 59% Sedang
2 Pertemuan 2 416 61% Sedang
3 Pertemuan 3 444 65% Sedang
Jumlah 62% Sedang Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama
tiga kali pertemuan pada kelas kontrol yang diajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional, diketahui bahwa rata-rata klasikal aktivitas belajar siswa disetiap
91
pertemuan selalu mengalami peningkatan meskipun secara klasikal termasuk
dalam kategori Sedang. Hal tersebut menandakan bahwa aktivitas didalam kelas
tidak begitu aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4.2.2. Ketertarikan Siswa terhadap Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah
Penyebaran angket tanggapan siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa
tingkat ketertarikan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran berbasis
proyek berupa pengelolaan sampah. Hasil dari penyebaran angket tanggapan
siswa dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10. Persentase Ketertarikan Siswa terhadap Pelaksanaan Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa Pengelolaan Sampah
Kriteria Frekuensi Persen (%)
Sangat Tertarik 19 56
Tertarik 15 44
cukup tertarik 0 0
Tidak Tertarik 0 0
Jumlah 34 100
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.10. Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berbasis
proyek berupa pengelolaan sampah dengan persentase 56 % memiliki kriteria
“sangat tertarik” dan 44% memiliki kriteria “tertarik”. Secara klasikal rata-rata
ketertarikan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah memiliki kriteria” tertarik”.
92
4.2.3. Perbandingan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen yang
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Kelas Kontrol yang Menggunakan
Pembelajaran Konvensional
Penilaian hasil belajar kognitif siswa dilakukan dengan menggunakan
teknik pengumpulan data berupa tes. Penilaian ini tes dilakukan diakhir penelitian
yaitu tes evaluasi. Soal tes yang diberikan kepada siswa adalah soal pilihan ganda
dengan jumlah soal sebanyak 21 butir soal. Hasil tes nantinya dianalisis secara
deskriptif maupun statistik. Analisis statistik yang digunakan dengan rumus t-tes.
pada akhir tahap akhir digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan
dalam penelitian ini. Berikut ini analisis hasil belajar siswa secara deskriptif dan
analisis hasil belajar kognitif siswa.
4.2.3.1. Analisis Hasil Belajar Siswa
4.2.3.1.1. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Eksperimen
Hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah bahwa rata–rata tes evaluasi kelas eksperimen sebesar 80,15
dengan rentang nilai ditunjukan oleh data nilai tertinggi 91 dan nilai terendah 67
4.2.3.1.2. Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Kontrol
Sedangkan hasil belajar siswa kelas kontrol setelah mengikuti
pembelajaran konvensional atau tanpa menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek berupa pengelolaan sampah bahwa rata–rata nilai tes evaluasi kelas
93
kontrol sebesar 67 dengan rentang nilai pada kelas kontrol nilai tertinggi 81 dan
nilai terendah sebesar 48.
4.2.3.2. Kemampuan Siswa setelah Perlakuan
Setelah mendapat perlakuan pembelajaran yang berbeda anatar kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka masing–masing kelas diambil data hasil
belajar kognitif materi usaha pelestarian lingkungan hidup menggunakan tes
evaluasi. Data hasil belajar kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan
peserta didik pada kelas eksperimen setelah diajar menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dan kelas kontrol
setelah diajar secara konvensional atau tanpa menggunakan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah.
Analisis data tahap akhir dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis tahap akhir meliputi uji
normalitas, uji homogenitas dan uji beda rata–rata yang dilakukan pada data hasil
belajar kognitif siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan permasalahan
lingkungan hidup dan upaya penanggulanganya dalam kaitan dengan
pembangunan berkelanjutan. Hasil Analisis data diantaranya:
1). Uji Normalitas Data Tes Evaluasi
Sebelum menguji hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas data. Data yang dikatakan normal jika nilai
signifikan yang diperoleh lebih besar dari taraf kesalahan 5% atau 0,05. Adapun
uji normalitas data hasil belajar kompetensi perbaikan sistem pengapaian baik Pre
Test maupu Post Test dapat disajikan dalam tabel berikut.
94
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Data Pre Test dan Pos Test
Sumber Data X2
hitung X2
tabel Kriteria
Pre Test Eksperimen 6,798 7,815 Normal
Kontrol 3,979 7,815 Normal
Post Test Eksperimen 5,470 7,815 Normal
Kontrol 4,801 7,815 Normal
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Uji normalitas data Pre Test dan Post Test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol yang telah terangkum pada tabel diatas memperoleh nilai
X2
hitung < X2tabel = 7,815 untuk α =5% dengan dk= 3. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa data Pre Test dan Post Test pada kelompok eksperimen dan
kontrol berdistribusi normal. Karena data yang diperoleh berdistribusi normal,
maka pengujian hipotesis penelitian dapat digunakan uji-t.
2). Uji Kesamaan Dua Varians
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tes evaluasi
siswa mempunyai varian yang sama (homogen) atau tidak. Hasil perhitungan uji
kesamaan dua varian data tes evaluasi antar kelas eksperimen dan kelas kontrol
disajikan pada tabel
95
Tabel 4.12. Hasil Uji Homogenitas Dua Varians Data Pre Test dan Post Test
Data Kelas S2
Dk F
Hitung
F
tabel
Kriteria
Pre Test Eksperimen 55,279 33 1,956 2,101 Kedua kelas
mempunyai
varians yang
tidak berbeda
(sama)
Kontrol 108,153
Post Test Eksperimen 37,394 1,337
Kontrol 50,014
Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil uji homogenitas data menggunakan uji kesamaan dua
varians atau uji F pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk Pre Test dan Post
Test memperoleh nilai F-hitung < F-tabel = (2,002) pada α = 5% dengan dk=
(33:33). Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa data hasil Pre Test dan Post
Test homogen sehingga untuk keperluan pengujian selanjutnya baik untuk data
hasil Pre Test dan Post Test dapat digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan
menunjukkan bahwa data tes evaluasi siswa kompetensi dasar mendeskripsikan
permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulanganya dalam
pembangunan berkelanjutan kelas kontrol berdistribusi normal. Untuk menguji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan rata-rata antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji beda t-test.
3). Uji perbedaan dua rata-rata data hasil tes evaluasi antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
a. Uji Perbedaan
Hasil uji hipotesis (t) berdasarkan perbedaan dua rata-rata data Pre Test dan
Post Test disajikan pada tabel :
96
Tabel 4.13. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre test dan Post test
Sumber: Pengolahan data primer 2016
b.Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji pihak kanan. Ho diterima jika thitung
< t1- dan H0 ditolak jika t mempunyai harga yang lain dengan =5% dan dk=n1
+ n2 – 2. Berdasarkan penghitungan t hitung = 7,155 dan mempunyai nilai yang
diatas t(0,95)(58) yaitu 1,997. Karena t hitung berada pada daerah penolakan H0,
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada
rata-rata kelas kontrol.
4). Uji N-gain
Uji N-gain dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh dari perhitungan Pre Test dan
Post Tets.
Data Kelas X Dk t
hitung
t
tabel
Kriteria
Pre Test Eksperimen 67,65 66 2,09
1,997 Kedua kelas
mempunyai
perbedaan
keefektivan yang
relatif sama Kontrol 62,29
Post Test Eksperimen 80,00 6,59 Kedua kelas
mempunyai
perbedaan
keefektivan yang
berbeda
Kontrol 68,53
97
Tabel 4.14. Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen :
X
(Kategori)
Y (Jumlah
Siswa)
rendah 8
Sedang 10
Tinggi 16 Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Diagram 4.1. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Berdasarkan Tabel 4.14. peningkatan hasil belajar kelas eksperimen
menggunakan rumus N-Gain jumlah siswa dalam kriteria “tinggi” berjumlah 16
siswa, kategori sedang berjumlah 10 siswa dan yang kriteria “rendah” berjumlah 8
siswa dengan jumlah 34 siswa. Secara rata-rata klasikal seluruh kelas eksperimen
tergolong kriteria “tinggi” dengan jumlah 0,76 yang termasuk kriteria “tinggi”.
Tabel 4.15. Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas Kontrol :
X
(Kategori)
Y (Jumlah
Siswa)
rendah 22
Sedang 8
Tinggi 4 Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Kelas Eksperimen
98
Diagram 4.2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kelas Kontrol
Sumber : Pengolahan data primer tahun 2016
Berdasarkan Tabel 4.15. peningkatan hasil belajar kelas kontrol
menggunakan rumus N-Gain jumlah siswa dalam kriteria “tinggi” berjumlah 4
siswa, kriteria “sedang” berjumlah 8 siswa dan yang memiliki kriteria “rendah”
berjumlah 22 siswa dengan jumlah 34 siswa. Secara rata-rata klasikal seluruh
kelas kontrol tergolong kriteria “tinggi” dengan jumlah 0,24 yang termasuk
kriteria “rendah”.
4.2.4. Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol Kriteria Ketuntasan Minimal SMP Negeri 11 Semarang
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dijadikan dasar patokan nilai terendah
dalam penilaian peserta didik. Jika peserta didik mampu mendapatkan nilai di atas
KKM maka dianggap tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari. Nilai
KKM setiap KD diperoleh dari rata–rata nilai aspek kompleksitas atau tingkat
kesulitan materi, aspek sumber daya pendukung dan spek intake atau kemampuan
awal siswa. Kriteria ketuntasan minimal SMPN 11 Semarang untuk mata
pelajaran IPS adalah 75.
Kelas Kontrol
99
4.2.4.1. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen
Pembelajaran dianggap berhasil jika minimal 75% secara klasikal siswa
mencapai nilai KKM 75.
Dimana nilai KKM SMP Negeri 11 Semarang sebesar 75.
Tabel 4. 16. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen
Jumlah Siswa
yang Tuntas
(Nilai > 75)
Jumlah
Siswa yang
Tidak Tuntas
(Nilai >75
Jumlah
Seluruh
Siswa
%
Ketuntasan
Belajar
Kriteria
31 3 34 91,18% Efektif
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar individu kelas eksperimen sudah
terpenuhi berarti sudah mencapai ketuntasan belajar maka disimpulkan hasil
belajar lebih dari 75 atau telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan untuk
hasil persentase ketuntasan belajar kelas eksperimen sebesar 91,18 %. Dari hasil
persentase yang mencapai 91,18% menunjukkan bahwa model pembelajaran
“efektif” digunakan dikelas.
Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol
Tabel 4. 17. Hasil Ketuntasan Belajar Kelas Kontrol
Jumlah Siswa
yang Tuntas
(Nilai > 75)
Jumlah
Siswa yang
Tidak Tuntas
(Nilai >75
Jumlah
Seluruh
Siswa
%
Ketuntasan
Belajar
Kriteria
23 11 34 68% Tidak efektif
Sumber : Pengolahan data primer 2016
100
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar individu kelas kontrol belum mencapai
ketuntasan belajar maka dapat disimpulkan hasil belajarnya kurang dari 75 atau
belum mencapai ketuntasan belajar, sedangkan untuk hasil persentase ketuntasan
belajar kelas kontrol sebesar 68%. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa
model pembelajaran konvensional “ tidak efektif” digunakan dikelas.
4.2.5. Perbandingan Hasil Observasi Ranah Afektif antara Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran yang Konvensional
4.2.5.1. Hasil Observasi Ranah Afektif Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar afektif siswa yang dilakukan
pada kelas kontrol yang diajar menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
berupa pengelolaan sampah, diketahui bahwa rata–rata klasikal hasil dapat dilihat
pada tabel Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Penilaian Aspek Afektif Kelas Eksperimen
No Aspek Yang dinilai
Rata-
rata Kriteria
1 Sikap Disipin 3,7 Sangat Baik
2 Sikap Spiritual 3,5 Sangat Baik
3 Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 3,7 Sangat Baik
4 Keaktifan dalam bertanya 3,1 Baik
5 Berpikir Kritis 2,3 Cukup
6 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 3,4 Baik
7 Sikap jujur 2,9 Baik
Rata-Rata 3,2 Baik
Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu sikap displin,
sikap jujur, kesiapan dalam mengikuti pelajaran, keaktifan bertanya, berfikir
101
kritis, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, dan sikap jujur. Termasuk dalam
kriteria baik karena mempunyai nilai dari 3 ke atas. Untuk kemampuan secara
klasikal dalam berdiskusi berkelompok mempunyai rata-rata 3,2 termasuk
kategori Baik.
4.2.5.2.Hasil Observasi Ranah Afektif Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil observasi hasil belajar afektif siswa yang dilakukan
pada kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional dapat
dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Penilaian Aspek Afektif Kelas Kontrol
No Aspek Yang dinilai
Rata-
rata Kriteria
1 Sikap Disipin 3,2 Baik
2 Sikap Spiritual 2,9 Baik
3 Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 3,3 Baik
4 Keaktifan dalam bertanya 2,8 Cukup
5 Berpikir Kritis 2,4 Cukup
6 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan 2,7 Cukup
7 Sikap jujur 2,6 Cukup
Rata-Rata 2,8 Cukup
Sumber: Pengolahan data primern 2016
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu sikap displin,
sikap jujur, kesiapan dalam mengikuti pelajaran, keaktifan bertanya, berfikir
kritis, keaktifan dalam menjawab pertanyaan, dan sikap jujur. Termasuk dalam
kriteria “cukup” karena mempunyai nilai dari 2 ke atas. Untuk kemampuan secara
klasikal dalam berdiskusi berkelompok mempunyai rata-rata 2,8 termasuk kriteria
“cukup”.
102
Tabel 4.20. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif
No Aspek Yang dinilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-Rata Kriteria Rata-Rata Kriteria
1 Sikap Disipin 3,7 Sangat Baik 3,2 Baik
2 Sikap Spiritual 3,5 Sangat Baik 2,9 Baik
3
Kesiapan dalam mengikuti
pembelajaran 3,7 Sangat Baik 3,3 Baik
4 Keaktifan dalam bertanya 3,1 Baik 2,8 Cukup
5 Berpikir Kritis 2,3 Cukup 2,4 Cukup
6
Keaktifan dalam menjawab
pertanyaan 3,4 Baik 2,7 Cukup
7 Sikap jujur 2,9 Baik 2,6 Cukup
Rata-Rata 3,2 Baik 2,8 Cukup
Sumber: Pengolahan data primern 2016
Dalam penilaian aspek afektif kelas eksperimen terdapat pada kriteria
“sangat baik” terdiri 3 aspek dan kriteria “baik” terdiri 3 aspek, hanya satu aspek
yang memiliki kriteria “cukup”. Sedangkan kelas kontrol tiga aspek berada pada
kriteria “cukup” dan empat aspek pada kriteria “baik”. Artinya, penilaian afektif
pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi hasilnya daripada kelas kontrol dilihat
dari rata-rata klasikal kelas eksperimen termasuk dalam kriteria “baik” sedangkan
kelas kontrol termasuk dalam kriteria “cukup”.
Tabel 4.21. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Afektif
No
Nilai
Kriteria
Jumlah
Eksperimen Kontrol
1 86-100
Sangat
Baik 23 13
2 70-85 Baik 11 13
3 66-70 Cukup - 8
4 <=65 Kurang - -
Jumlah 34 34
Sumber: Pengolahan data primer 2016
103
Berdasarkan tabel tersebut, pada kelas eksperimen sebagian besar siswanya
mendapatkan nilai afektif yang termasuk kriteria “sangat baik” yaitu sebanyak 23
siswa, dan mendapatkan kategori baik sebanyak 11 siswa dan untuk kriteria
“cukup” tidak ada. Sedangkan pada kelas kontrol termasuk dalam kriteria “sangat
baik” yaitu sebanyak 13 siswa, kriteria “baik” terdapat 13 siswa, dan kriteria
“cukup” terdapat 8 siswa.
4.2.6. Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik antara Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran yang Konvensional
Pada pembelajaran baik menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek berupa pengelolaan sampah pada kelas eksperimen maupun tidak kontrol
dilakukan penilaian aspek psikomotorik untuk mengukur sejauh kemampuan
psikomotorik siswa saat pembelajaran berlangsung. Data penilaian psikomotorik
kelas eksperimen berdasarkan aspek yang dinilai terangkum dalam tabel 4.22
berikut :
104
Tabel 4.22. Penilaian Aspek Psikomotorik Kelas Eksperimen
No Aspek Yang dinilai Rata-rata Kriteria
1
Kemampuan siswa membangun
pengetahuan awal 3,6 Sangat Baik
2
Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan
kelompok 3,7 Sangat Baik
3
Kemampuan siswa dalam diskusi
kelompok 3,6 Sangat Baik
4 Aktivitas siswa dalam persentasi 3,5 Sangat Baik
5
Aktivitas siswa mengemukakan pendapat
dalam diskusi 3,6 Sangat Baik
6
Kemampuan siswa dalam menghargai
pendapat teman 3,6 Baik
7
Kemampuan siswa mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari 3,5 Baik
8 Kemampuan siswa menarik kesimpulan 3,4 Baik
Rata-Rata 3,6 Sangat baik Sumber : Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh data tujuh aspek yaitu kemampuan
siswa membangun pengetahuan awal, kerjasama, diskusi, persentasi,
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat, kemampuan mengaitkan materi
dan kemampuan menarik kesimpulan. Termasuk dalam kriteria “sangat baik”
karena mempunyai nilai dari 3 ke atas. Untuk kemampuan secara kelasikal dalam
berdiskusi, berkelompok mempunyai rata-rata 3,6 termasuk kategori “sangat
baik”.
Data hasil penilaian aspek afektif pada pembelajaran kontrol dan
eksperimen mempunyai perbedaan satu sama lain yang dapat dilihat pada tabel
4.23 berikut :
105
Tabel 4.23. Penilaian Rata-rata Aspek Psikomorik Kelas Kontrol
No Aspek Yang dinilai Rata-rata Kriteria
1
Kemampuan siswa membangun
pengetahuan awal 2,9
Sangat
Baik
2
Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan
kelompok 2,8 Baik
3
Kemampuan siswa dalam diskusi
kelompok 2,8 Baik
4 Aktivitas siswa dalam persentasi 2,7 Cukup
5
Aktivitas siswa mengemukakan pendapat
dalam diskusi 2,9 Sedang
6
Kemampuan siswa dalam menghargai
pendapat teman 2,9 Sedang
7
Kemampuan siswa mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari 2,8 Cukup
8 Kemampuan siswa menarik kesimpulan 2,7 Cukup
Rata-Rata 2,8 Cukup Sumber : Pengolahan data primer 2016
Pada kelas kontrol, hasil penilaian psikomotorik aspek yang dinilai yaitu
kemampuan siswa membangun pengetahuan awal, kerjasama, diskusi, persentasi,
mengemukakan pendapat, menghargai pendapat, kemampuan mengaitkan materi
dan kemampuan menarik kesimpulan. Berdasarkan tabel diatas kelas kontrol
dalam kemampuan berdiskusi tergolong dalam kriteria “cukup” karena
mempunyai nilai 2. Untuk kemampuan klasikal mempunyai rata-rata 2,8 termasuk
kategori “cukup”.
106
Tabel 4.24. Rata-rata Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik
No Aspek Yang dinilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-
Rata Kriteria
Rata-
Rata
Kriteri
a
1
Kemampuan siswa membangun
pengetahuan awal 3,5
Sangat
Baik 2,9 Baik
2
Aktivitas siswa dalam
kerjasama dengan kelompok 3,6
Sangat
Baik 2,8 Cukup
3
Kemampuan siswa dalam
diskusi kelompok 3,5
Sangat
Baik 2,8 Cukup
4
Aktivitas siswa dalam
persentasi 3,5
Sangat
Baik 2,7 Cukup
5
Aktivitas siswa mengemukakan
pendapat dalam diskusi 3,5
Sangat
Baik 2,9 Baik
6
Kemampuan siswa dalam
menghargai pendapat teman 3,5 Baik 2,9 Baik
7
Kemampuan siswa mengaitkan
materi dengan kehidupan
sehari-hari 3,4 Baik 2,8 Cukup
8
Kemampuan siswa menarik
kesimpulan 3,4 Baik 2,7 Cukup
Rata-Rata 3,5
Sangat
baik 2,8 Cukup Sumber: Pengolahan data primer 2016
Dalam penilaian aspek psikomotorik kelas eksperimen sebagian besar
berada pada kriteria “sangat baik” dan hanya tiga aspek yang berada pada kriteria
“baik”. Sedangkan kelas kontrol tiga aspek berada pada kriteria “cukup” dan tiga
aspek pada kriteria “baik”. Artinya, penilaian psikomotorik pembelajaran kelas
eksperimen lebih tinggi hasilnya daripada kelas kontrol.
Jika, dilihat secara klasikal hasil penilaian psikomotorik dapat dilihat dari
tabel 4.25 berikut :
107
Tabel 4.25. Rata-rata Klasikal Kemampuan Siswa dalam Ranah Psikomotorik
No Nilai Kriteria Jumlah
Eksperimen Kontrol
1 86-100 Sangat Baik 1 -
2 70-85 Baik 20 13
3 66-70 Cukup 8 12
4 <=65 Kurang 5 10
Jumlah 34 34 Sumber: Pengolahan data primer 2016
Berdasarkan tabel tersebut, pada kelas eksperimen sebagian besar siswanya
mendapatkan nilai psikomotorik yang termasuk kriteria “sangat baik” yaitu
sebanyak 1 siswa, dan mendapatkan kriteria “baik” sebanyak 20 siswa dan untuk
kriteria “cukup” terdapat 8 dan “kurang” terdapat 5. Sedangkan pada kelas kontrol
termasuk dalam kriteria “baik” yaitu sebanyak 13 siswa, kriteria “cukup” terdapat
12 siswa, dan kriteria “kurang” terdapat 10 siswa. Tidak terdapat kriteria “sangat
baik” pada kelas kontrol.
4.2.7. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Siswa antara Pembelajaran
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Berupa
Pengelolaan Sampah dengan Pembelajaran Konvensional
Apabila dilihat dari rata-rata aktivitas belajar siswa secara keseluruhan
secara tiga kali pertemuan pada kelas kontrol, diketahui besar rata–rata sebesar
63% sehingga termasuk dalam sedang. Besarnya persentase kumulatif (klasikal)
hasil belajar aktivitas siswa kelas eksperimen mencapai kriteria “baik” sebesar 81
% yang termasuk dalam kriteria “sangat aktif”. Lebih jelasnya perbandingan rata–
rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam
tabel 4.26.
108
Tabel 4.26. Perbandingan Rata–rata Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
selama Pembelajaran tiap Pertemuan
No
Pertemuan
Kelas eksperimen Kelas Kontrol
Rata-rata Kriteria Rata-rata Kriteria
1 Pertemuan 1 75% Aktif 60% Sedang
2 Pertemuan 2 83% Sangat Aktif 63% Sedang
3 Pertemuan 3 85% Sangat Aktif 67% Aktif
81% Sangat Aktif 63% Sedang Sumber: Pengolahan data primer 2016
4.3.Pembahasan
Sikap peduli terhadap lingkungan siswa SMPN 11 Semarang tergolong
masih rendah. Hal tersebut terlihat dari lingkungan sekolah yang masih kotor dan
banyaknya sampah yang berserakan. Pemandangan tersebut terjadi karena
banyaknya siswa yang membuang sampah sembarangan dan belum sadar akan
kebersihan lingkungan sekolah. Kurangnya kepedulian siswa terhadap lingkungan
bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya belum tercapainya tujuan
pembelajaran yang mengajak siswa untuk peduli terhadap lingkungan. Mata
Pelajaran IPS terdapat kompetensi dasar tentang permasalahan lingkungan dan
upaya penanggulangannya dalam kaitan pembangunan berkelanjutan yang salah
satu sub materinya adalah usaha melestarikan lingkungan. Tujuan pembelajaran
dari usaha melestarikan lingkungan adalah memberikan contoh usaha
melestarikan lingkungan. Adanya materi tersebut diusahakan dapat mengubah
sikap siswa terhadap lingkungan, karena sikap peduli lingkungan diartikan
sebagai upaya-upaya untuk melestarikan, mencegah dan memperbaiki lingkungan
alam. Akan Tetapi, hal tersebut belum terwujud sesuai dengan tujuan yang
109
diinginkan. Belum terwujudnya tujuan dari pembelajaran disebabkan karena
kegiatan belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional yang
membuat siswa sibuk mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Keaktifan
siswa dalam pembelajaran akhirnya hanya menerima verbalisme. Penggunaan
beberapa metode, model dan media yang tepat dimungkinkan dapat mengatasi
masalah tersebut.
Thomas dalam Wena (2011:144) Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengelola pembalajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Dalam
hal ini siswa dilibatkan untuk aktif dalam membuat proyek berupa bahan bekas
dan membuat kompos sebagai suatu kegiatan dari pengelolaan sampah. Dalam
tahapanyan ada 6 kelompok yang membuat proyek dari bahan bekas dan membuat
kompos organik. Kelompok tersebut harus mencari permasalahn tentang sampah
dan melakukan observasi, kemudian setiap kelompok menganalisis hasil
observasi. Selanjutnya siswa merancang karya yang harus dibuat dari bahan bekas
selain itu siswa juga membuat proyek berupa membuat kompos organik. Hasil
diskusi dari observasi dipersentasikan di depan kelas dan menampilkan karya dari
bahan bekas sebagai tugas proyek.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis
proyek berupa pengelolan sampah dinilai berdasarkan aktivitas dan kinerja
peneliti. Kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah menunjukkan aktivitas
belajar dan kinerja guru lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang diberikan
110
pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh kelas eksperimen
memperoleh rata-rata 76% dan termasuk kriteria “baik”. Hal tersebut terjadi
karena guru dituntut untuk kreatif merancang pembelajaran dan guru hanya
sebagai fasilitor. Menggunakan pembelajaran berbasis proyek siswa dituntut
untuk aktif secara individu atau kelompok. Pembelajaran berbasis kerja proyek
berupa pengelolaan sampah menuntut siswa untuk merancang, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan, sehingga memberikan pengalaman belajar yang
lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Oleh karena itu, aktivitas belajar siswa
kelas eksperimen mencapai 81% termasuk kriteria “sangat aktif”. Berdasarkan
analisis data yang diperoleh 56% siswa “sangat tertarik” dan 44% siswa “tertarik”
dengan pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah karena dapat membuat siswa memahami materi yang dipelajari secara
nyata, siswa dapat berpartisipasi secara langsung.
Hasil analisis tahap awal dari hasil Pre Test antara dua kelompok
diantaranya kelas kontrol diberikan model pembelajaran konvensional dan kelas
eksperimen diberikan model pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah menunjukkan bahwa kemampuan awal dari dua kelompok tersebut sama,
sehingga tidak ada perbedaan kemampuan awal maka kedua kelompok tersebut
telah memenuhi syarat dan kriteria untuk diberikan penelitian lebih lanjut. Hal
tersebut dapat dilihat dengan analisis normalitas bahwa kedua kelas tersebut
memiliki data normal. Selain itu, dalam uji varian kedua kelas tersebut memiliki
varians yang sama atau homogen. Berdasarkan uji perbedaan. t(hitung)≥ t(tabel)
dengan taraf signifikansi 5% dk = n1+n2-2 dan t(hitung) = 7,175 nilai eksperimen
111
dan t (0,95)(58) yaitu 1,997 menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil uji gain kelas eksperimen termasuk
“efektif” karena rata-rata secara klasikal mencapai 0,76 yang termasuk kriteria
tinggi. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan siswa
memotivasi siswa belajar karena belajar lebih bervariasi dengan adanya belajar di
luar kelas dan siswa terlibat dalam membuat proyek. Siswa yang termotivasi
belajar akan menimbulkan siswa aktif dikelas dan dapat menigkatkan hasil
belajar siswa
Hasil analisis deskriftif untuk Post Test juga menunjukkan perbedaan hasil
belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ketuntasan hasil belajar kelas
eksperimen mencapai 91,18% dan berkategori “tuntas” karena secara klasikal
mencapai nilai >75% sedangkan untuk kelas kontrol tidak mencapai KKM.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa dengan pelaksanaan pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan sampah dapat meningkatkan hasil belajar
karena secara klasikal mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) itu terjadi
karena siswa tertarik dengan kegiatan belajar yang sedang berlangsung dan
memberikan kesan yang bermakna bagi siswa dapat mempraktikan pengelolaan
sampah berupa membuat kompos. Selain hasil belajar kognitif, hasil belajar
afektif juga menunjukkan bahwa kelas eksperimen menunjukkan tingkat
afektifnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Sama halnya untuk
ranah psikomotorik, kelas eksperimen membuat proyek berupa karya dari bahan
bekas dan membuat kompos penilaian psikomotorik lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol yang tidak membuat proyek.
112
Kategori efektivitas dari model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran berbasis proyek layak digunakan sebagai pilihan yang baik
untuk menyampaikan materi yang sama maupun beda. Seperti dalam yang sudah
dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Mukh Farid, J.A Pramukantoro
Yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Teknik
Digital di SMKN 2 Surabaya” pada jurnal tahun 2013. Berdasarkan hasil
penelitiannya bahwa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
113
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah di
SMPN 11 Semarang pada materi usaha pelestarian lingkungan kelas VIII
dapat meningkatkan kinerja guru dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan
kinerja guru kelas eksperimen memiliki kriteria “sangat baik”(76%)
sedangkan kelas kontrol memiliki kriteria “sedang”(64%) dan aktivitas
belajar siswa kelas eksperimen memiliki kriteria “sangat aktif” (81%)
sedangkan kelas kontrol memiliki kriteria “baik” (63%). Selain itu, hasil
analisis angket tertarikan termasuk kriteria “tertarik” terhadap pelaksanaan
pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah.
2. Tingkat efektivitas model pembelajaran berbasis proyek berupa
pengelolaan sampah berdasarkan analisis uji t menunjukkan bahwa t(hitung)
<t(tabel) dengan nilai t(hitung) =7,155 karena itu, hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Sedangkan
hasil gain memilki kriteria “tinggi” (0,76) karena dapat meningkatkan
hasil belajar. Secara Klasikal ketuntasan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran berbasis proyek berupa pengelolaan sampah termasuk
kriteria “efektif” karena mencapai 91,18%.
114
5.2.Saran
Saran yang peneliti dapat sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa sebaiknya guru
menerpakan model pembelajaran berbasis proyek pada materi yang lain.
2. Untuk meningkatkan kinerja guru yang kurang aktif sebaikanya sebelum
kegiatan dilakukan harus dipersiapkan secara matang.
3. Untuk meningkatkan prestasi belajar perlu diadakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
115
DAFTAR PUSTAKA
A.Sudewi I.G., Suharsono. N ., Kirna I. M.2013. Penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyek untuk Meningktakan Kemampuan Berfikir Siswa Pada
Kelas X Multimedia 3 SMKN Sukasada. Bali: Jurnal.
Ali,M. 2016. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Aglensindo.
Amanda, N.W., Y.I W. Subagia, I. N. Tika. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau
Dari Self Efficacy Siswa. Bali : Jurnal.
Anni CT. 2007. Psikologi Belajar. Semarang UPT MKK Universitas Negeri
Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta :Algesindo.
---------------2010b. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Algesindo.
Budimansyah, D. 2003. Model Pembelajaran Berbasis Protofolio. Bandung: PT.
Gesindo.
Darmawan, Guru. 2013. Peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan,
Pertamanan, dan Pemakaman (KPP) Pada Dinas Pekerjaan Umum
Dalam Pengelolaan Sampah Di Kota Sangganta kabupaten Kutai Timur..
Samarinda: Jurnal Ilmu Pemerintahan.
Dimyanti dan Mudjiono 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
-------------------------------. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA.
Emil, Salim.1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES.
Farid,Mukh., J.A Pramukantoro. 2013. Pengaruh Penerapan Pembelajaran
Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standart Kompetensi
Menerapkan Dasar-Dasar Teknik Digital di SMKN 2 Surabaya. Surabaya
: Jurnal.
116
Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas VIII
BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Gilbert.1996. Pengelolaan Sampah.Yogyakarta: PT Agro Media Pustaka.
Hardiwinanto.2010. Penjaman Penilaian Karakter dan Budi Pekerti. Solo: PT
Bahana Media Wirayuda.
Isnanni, M. 2012. Pengembangan LKS Fisika Model Iferensi Logika Berfikir
Hypothetical Desuktif Siswa SMP. Jurnal Of Inovatif Science Education
2.(1):101-104.
Jagantara, I Made Wirasana., Putu Budi Adnyana, Ni Luh Putu Manik Widiyanti.
2014. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar
Siswa SMA. Bali: Jurnal.
Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta
Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahsa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Sadirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Santoso. 2009. Kertas Daur Ulang.On line athttp://uripsantoso. wordpress.
com//2009/06/09/kertas-daur ulang/(accessed 9 September 2016).
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soekamto, Toeti dan Udin. 1997. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran.
Jakarta: PAU-PPAI.
117
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Sugandi, Ahmad.dkk. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang UPTK UNNES
PRESS.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
------------.2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeha.
------------.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeha.
Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung : Alfabeha.
Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs Kelas
VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.
Susilowati, Indah Retno Sri Iswari, Sri Sukaesih. 2013.Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi
Sistem Pencernaan Manusia. Semarang : Jurnal.
Sutirman. 2013. Media dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Syah, Muhhibin. 2004. Psikologi Pendidikan denagn Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offiset.
118
Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad. 2014. Belajar dengan Pendekatan
PAIKEM. Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan
Sampah.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer . Jakarta: Bumi
Aksara
https://djunijanto.wordpress.com/materi/pendekatan-geografi/. Diakses tanggal 31
Agustus 2016 pukul 06.00 WIB.
http://www.atobasahona.com/2015/09/pengertian-tentang-kesadaran-
lingkungan.html. Diakses tanggal 31 Agustus 2016 pukul 06.00 WIB.
LAMPIRAN
119
Lampiran 1
DAFTAR ANGGOTA SISWA KELAS UJI COBA
No Kode Nama Siswa
1. UC – 1 ADISTI MAHARGYANING PUTRI
2. UC – 2 ALVIYANTO BAGAS PRASTYADI
3. UC – 3 ANGGORO FARHAN FIRMANSYAH
4. UC – 4 ANGGUN PUTRI WARDANI
5. UC – 5 ANINDA NURHALIZA DAMARAZ
6. UC – 6 ANISA KISTHI
7. UC – 7 ATIFA FISMAWATI
8. UC – 8 AYSAR BENING
9. UC – 9 BAGAS ARYA WIB0W0
10. UC – 10 BARUNA NURSATRIA JAYAMAHE
11. UC – 11 CANTIKA NOVITA SARI
12. UC – 12 DIA GHANIY AKBAR
13. UC – 13 DIMAS ADITYA PRATAMA
14. UC – 14 ELVAN FADILAH HIDAYANTI
15. UC – 15 FADILLA FEBRIANNA
16. UC – 16 FADYLLA ROSMELINA SALWA
17. UC – 17 FURUNA DWI INDRA MAYANGSARI
18. UC – 18 IRAWAN
19. UC – 19 KALISTA MUHAMMAD ALBARDANI
20. UC - 20 MAHARANI PUTRI HANA FADHILA
21. UC – 21 MARITZA SHAFIRA
22. UC – 22 NARENDRA KUSUMA DEWA
23. UC – 23 NENO AISYAH DELI
24. UC – 24 NINA DAMAYANTI
25. UC – 25 RAFLI NUR MAAJID
26. UC – 26 RINDU BENING ANALIA
27. UC – 27 RIZKY ANDREY MAULANA
28. UC – 28 STEVIE BERLIANA EFFENDY
29. UC – 29 UMAR YUSUF
30. UC – 30 VIONA PUTRI RIMBI HAPSARI
31. UC – 31 VIVI ALVIANITA
32. UC - 32 WAHYU SADDAM PRATAMA
33. UC-33 WAHYU TRI NUGROHO
34 UC-34 YUFLIH QINTHORO PRATAMA
120
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN
No Kode Nama Siswa
1. E – 1 ADINDA ROSYANA DEWI SAPUTRI
2. E – 2 'AISYAH NURSARAH
3. E – 3 ALIFIAN RIZKI SYAHPUTRA
4. E – 4 ALVIAN ARYA WIBOWO
5. E – 5 AMALIA SAPUTRI SUTIYOSO
6. E – 6 AMELIA PUTRI ALWITA
7. E – 7 ANDHIKA RAFLI PRATAMA PUTRA
8. E – 8 ARMEDIA PITA
9. E – 9 BAGUS ADE WIDAYANTO
10. E – 10 DEO RESTU PUTRA
11. E – 11 DESY NAWALARI YANTI
12. E – 12 DINO SATYA WICAKSANA
13. E – 13 GENANDHA SINDHU HERMAWAN
14. E – 14 GITA YULIA PUTRI
15. E – 15 HENDY YULI UTOMO
16. E – 16 IMUTIA ENKA MEILASARI
17. E – 17 INDAH MEGA UTAMI
18. E – 18 ITHA ADJENG KHOIRUNNISHA
19. E – 19 IVAN LANANG SANTOSO
20. E - 20 JENNY FATIKA SARI
21. E – 21 M. REFFAEL FERNANDA SANTOSO
22. E – 22 MUHAMMAD HENGKI KURNIAWAN
23. E – 23 NEVYA ANNISAFULLAH ZUNTYANI W. S.
24. E – 24 NOFANDITO PRIMA IKHSANDA PUTRA
25. E – 24 OXANA SALSABILA ROSALIND
26. E – 26 PANDAWA PUTRA RUSMANA
27. E – 27 PIPIT NUR'AINI
28. E – 28 PUTRI RIMAWATI
29. E – 29 RAFIKA PUTRI BRILIANTI
30. E – 30 RAJENDRA MUHAMMAD SEPUTRA
31. E – 31 RIKI ARDIANSHAH
32. E – 32 RONALD DANI
33. E – 33 SALSABILA KARTIKA MAULIDA
34. E – 34 SHORAYA JAUHARIYAH
121
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL
No Kode Nama Siswa
1. K – 1 ABI HASSAN ARRASYID
2. K – 2 ADITYA CANDRA EKO ARIYANTO
3. K – 3 AMELIA EKA PUTRI
4. K – 4 ARYA NAUFAL SYACHPUTRA
5. K – 5 AZANI HILDA ADELIA
6. K – 6 BAHTIAR AKMAL BUCHORI
7. K – 7 ELLYKA PRISMA PUTRI MARDANI
8. K – 8 FEBIA KARINA ROSA
9. K – 9 FEBRIAN ADHA MAULANA
10. K – 10 FRISCA KHARISMA INDRASARI
11. K – 11 HASFIN KARTIKAWATI
12. K – 12 HIKMAL SHAFARUL ANAM
13. K – 13 HILDA AMELIA VIDIASTUTI
14. K – 14 IMAM TAUFIK SUGIARTO
15. K – 15 IRVAN SETIAWAN
16. K – 16 JUNINDITYA GUSTI RACHMA OKTARIKA
17. K – 17 LABIB AGLANDA FADHLURAHMAN
18. K – 18 LUIGI ARYA GIANNANTA
19. K – 19 NABILA AYU ANINDHITA
20. K – 20 NAFFA ALDILLA RATNASARI
21. K – 21 NATASYA DINDA SAFIRA
22. K – 22 NAWRA ALIFA NABIL
23. K– 23 NOVELLA DWI ARIYANI
24. K– 24 PUTRI HAPSARI CANDRA DEWI
25. K– 24 RAKARIDHO RAMADHANI
26. K– 26 REVIANO ARDIEN PRADIPTADISATYA
27. K– 27 RIZAL MARFADHANI
28. K– 28 RIZKI AGUNG BUSTAMI
29. K– 29 RUDI EKO KRISTIYANTO
30. K– 30 SYAHLA NOFE MAYDILA
31. K– 31 TATA DEA ANANDA
32. K– 32 VICKY SURYA ADHITYA
33. K– 33 YASQUR RAHMAN
34. K– 34 ZALFA LARASATI FADILLA
122
LAMPIRAN 4.
SILABUS
Sekolah : SMP NEGERI 11 SEMARANG
Kelas / Semester : VIII / Ganjil
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar kompetensi : 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Karakter siswa
yang
diharapkan
Penilaian
Teknik Bentuk
Intrumen
Contoh
Instrumen
alokasi
waktu
sumber
belajar
1.3.Mendeskripsi
kan
permasalahan
lingkungan
hidup dan upaya
penanggulangan
nya dalam
pmbangunan
berkelanjutan
Unsur-unsur
lingkungan
abiotik, biotik,
dan sosial
budaya.
Tanya jawab
tentang lingkungan
hidup dan unsur-
unsurnya.
Mengidentifikasi
unsur-unsur
lingkungan (unsur
abiotik, unsur
biotik, sosial
budaya)
Kerja keras,
kreatif, peduli
soisl, tanggung
jawab
Tes lisan
Daftar
pertanyaa
n
Sebutkan 3
unsur
lingkungan
hidup
8 JP Peta
Indonesia
Atlas
Peta
persebaran
penduduk di
Indonesia.
Gambar-
gambar yang
relevan.
123
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Karakter siswa
yang
diharapkan
Penilaian
Teknik Bentuk
Intrumen
Contoh
Instrumen
alokasi
waktu
sumber
belajar
LKS
Buku Geografi
yang relevan
Arti penting
lingkungan
bagi kehidupan
Tanya jawab
tentang arti
penting lingkungan
bagi kehidupan.
Menafsirkan
arti penting
lingkungan bagi
kehidupan.
Religius, jujur,
tanggung
jawab
Tes tulis
Tes Uraian
Jelaskan
manfaat
hutan bagi
kehidupan !
Bentuk
kerusakan
lingkungan
hidup dan
faktor
penyebabnya.
Diskusi tentang
kerusakan
lingkungan hidup
dan faktor-faktor
penyebabnya.
Mengidentifika
si bentuk-
bentuk
kerusakan
lingkungan
hidup dan
faktor
penyebabnya.
Kreatif,
mandiri, peduli
lingkungan,
peduli social
Tes
unjuk
kerja
Uji petik
kerja
produk
Buatlah
kliping
berupa
gambar
atau berita
dari media
cetak
masing-
masing 5
buah
tentang
kerusakan
lingkunga
124
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
kompetensi
Karakter siswa
yang
diharapkan
Penilaian
Teknik Bentuk
Intrumen
Contoh
Instrumen
alokasi
waktu
sumber
belajar
n alam
yang
disebabka
n oleh:
alam dan
manusia.
Usaha
pelestarian
lingkungan
hidup
Diskusi tentang usaha
pelestarian
lingkungan hidup.
Memberi
contoh usaha
pelestarian
lingkungan
hidup.
Peduli
lingkungan,
peduli social
Tes tulis
Tes
Uraian
a. Berilah
contoh
usaha
untuk
melesta
rikan
daerah
aliran
sungai!
banteng
dan
komodo
b. anoa
dan
babi
rusa
125
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN)
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 11 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 1
Standart Kompotensi : 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan
Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi Dasar : 1.3. Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan
Hidup Dan Upaya Penanggulangannya Dalam
Pembangunan Berkelanjutan
Alokasi Waktu : 8 X 40 menit (4x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan defenisi lingkungan
2. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik, unsur
biotik, sosial budaya)
3. Siswa dapat menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan
4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
dan faktor penyebabnya.
5. Siswa dapat memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
B. Materi Ajar
1. Definisi lingkungan hidup
2. Unsur-unsur lingkungan hidup
3. Kerusakan lingkungan hidup
4. Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup
C. METODE/MODEL PEMBELAJARAN
Metode : Ceramah, Demonstrasi, ekperimen, diskusi observasi
Model : Pembuatan proyek
126
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Materi
1. Definisi lingkungan
2. Unsur-unsur lingkungan
a. Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir\
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil
sampah yang ada disekitarnya
- Guru mengajak siswa menonton video tentang akibat sampah menunpuk.
- Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
b. Kegaiatan Inti
Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi pelajaran dan indikatornya
- Guru membagikan siswa soal pre test
- Guru menjelaskan tentang definisi lingkungan
- Guru menjelaskan tentang unsur-unsur lingkungan
- Guru memberikan pertanyaan tentang permasalahan lingkungan yang
berhubungan dengan sampah
Elaborasi
- Siswa menjawab soal pre test
- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
- Siswa duduk secara berkelompok
- Siswa mendiskusikan permasalahan sampah yang ada dilingkungannya.
Siswa membuat desain rencana proyek mengolah sampah dan membuat
poster
- Siswa membuat jadwal obervasi dan membuat proyek.
127
Konfirmasi
- Guru menambahi materi yang dianggap kurang
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
- Guru memberikan perintah kepada siswa untuk membawa daun-daun
kering sesuai kelompok.
c. Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang definisi
lingkugan.
- Guru menutup pelajaran dengan mengajakan berdo’a dan mengucapkan
salam.
Pertemuan 2
Materi
1. Arti penting lingkungan
2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
3. Usaha pelestarian lingkungan hidup
4. Kompos
a. Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua
sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru mengadakan tanya jawab soal materi sebelumnya.
- Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan arti penting lingkungan
- Guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
- Guru menjelaskan tentang upaya pelestarian lingkungan hidup
- Guru menjelaskan tentang kompos
Elaborasi
- Siswa diajak untuk keluar kelas dan berkumpul ketempat lokasi yang telah
ditentukan
- Secara berkelompok siswa mengikuti arahan guru dalam membuat kompos
128
- Siswa secara berkempok membuat kompos
Konfirmasi
- Guru menambahi materi yang dianggap kurang
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
- Guru mengingatkan kembali supaya setiap kelompok membawa lembar
diskusi kelompok dan membawa karya dari bahan bekas serta poster
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang arti penting
lingkungan, kerusakan lingkungan serta usaha pelestarian lingkungan
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
Pertemuan 3
Materi
1. Usaha pelestarian lingkungan hidup oleh pelajar
Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua
sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi usaha pelestarian lingkungan hidup yang dapat
dilakukan oleh pelajar
Elaborasi
- Siswa berkelompok mendiskusikan hasil obervasi dan guru memantau
kemajuan siswa dalam pembuatan proyek.
- Siswa secara berkelompok mempersentasikan hasil diskusi kelompok dan
menampilkan hasil karya dari bahan bekas dan poster dan guru menilai hasil
akhir berdasarkan persentasi
129
Konfirmasi
- Guru melakukan refleksi secara berkelompok tentang tugas proyek yang
telah dilakukan oleh siswa.
- Guru menambahi penjelasan usaha pelestarian lingkungan hidup
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi usaha
pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan oleh pelajar
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
Pertemuan 4
Materi
1. Post test
Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil semua
sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi tentang lingkungan
- Guru menjelaskan tentang teori pembuatan kompos
- Guru mengadakan Post test
- Guru membagikan angket
Elaborasi
- Siswa menjawab soal post test
- Siswa menjawab angket yang dibagikan
Konfirmasi
- Guru menambahi untuk melanjutkan kegiatan kompos yang pertemuan
sebelumnya di laksanakan
130
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
- Guru mengingatkan mengambil hasil post test
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi
lingkungan dan cara pembuatan kompos.
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
D. SUMBER
1. Buku Sumber:
Banowati, Eva. 2011. Geografi Indonesia. Semarang: UNNES Press
Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas VIII
BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta: Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs Kelas
VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.
2. Internet
http://www.pengertianku.net/2014/05/pengertian-lingkungan-hidup-dan-
komponennya.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.23 WIB
http://anisanisa6.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.30
WIB
https://dewichandradewi.wordpress.com/tujuan-dan-sasaran/. Diakses tanggal 12
September 2015. Pukul 19.33WIB
http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/04/hakekat-pembangunan-
berkelanjutan-dan.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.35 WIB.
E. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Slide power point.
2. Video
3. Gambar
131
F. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian proses
b. Tes Tertulis
2. Bentuk Instrumen:
Tes pilihan ganda
3. Soal/instrumen:
Lampiran
1. Lembar Penilaian tugas
No Nama
Siswa
Aspek Yang dinilai Jumlah
ketepatan
waktu
Kerapihan
Pekerjaan
Kerapihan
Pekerjaan
Esensi
Jawaban Nilai
*) Norma Penilaian :
- Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75
Jumlah : 100
Mengetahui,
Guru Mapel IPS
Dra. Indartik, M.Pd
NIP. 196510252007012012
29 September 2016
Peneliti
Ima Utari Siregar
Nim. 3201412007
132
Lampiran 6.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(KELAS KONTROL)
(RPP)
Nama Sekolah : SMPN 11 Semarang
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VIII / 1
Standart Kompotensi : 1. 1. Memahami Permasalahan Sosial Berkaitan
Dengan Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Kompetensi Dasar : 1.3. Mendeskripsikan Permasalahan Lingkungan
Hidup Dan Upaya Penanggulangannya Dalam
Pembangunan Berkelanjutan
Alokasi Waktu : 8 X 40 menit (4x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan definisi lingkungan
2. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur lingkungan (unsur abiotik,
unsur biotik, sosial budaya)
3. Siswa dapat menafsirkan arti penting lingkungan bagi kehidupan
4. Siswa dapat mengidentifikasi bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
hidup dan faktor penyebabnya.
5. Siswa dapat memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup.
B. Materi Ajar
1. Definisi lingkunganh hidup
2. Unsur-unsur lingkungan hidup
3. Arti penting lingkungan
4. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
5. Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.
C. METODE/MODEL PEMBELAJARAN
133
Metode : Ceramah , demonstrasi, diskusi, observasi
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Materi
1. Defenisi lingkungan
2. Unsur-unsur lingkungan
Pedahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa
(religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan
mengambil sampah yang ada disekitarnya
- Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru menyampaikan materi pelajaran dan indikatornya
- Guru membagikan siswa soal pre test
- Guru menjelaskan tentang defenisi lingkungan
- Guru menjelaskan tentang unsur-unsur lingkungan
Elaborasi
- Siswa menjawab soal pre test
- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
- Setiap kelompok mendiskusikan tentang contoh permasalahan
lingkungan dan usaha pelestariannya
Konfirmasi
- Guru menambahi materi yang dianggap kurang
134
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
- Guru mengingatkan kembali untuk mengerjakan tugas kelompoknya
dan di persentasikan dipertemuan selanjutnya
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang defenisi
lingkungan, unsur-unsur lingkungan.
- Guru menutup pelajaran dengan mengajakan berdo’a dan
mengucapkan salam.
Pertemuan 2
Materi
1. Arti penting lingkungan
2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
3. Usaha pelestarian lingkungan hidup
Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil
semua sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru menjelaskan kegiatan pembalajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan arti penting lingkungan
- Guru menjelaskan tentang bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
- Guru menjelaskan materi tentang usaha pelestarian lingkungan
hidup
Elaborasi
- Siswa duduk secara berkempok
- Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas
Konfirmasi
135
- Guru menambahi materi yang dianggap kurang
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang arti penting
lingkungan, contoh-contoh kerusakan lingkungan dan usaha
pelestarian lingkungan hidup
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
Pertemuan 3
Materi
1. Kompos
Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil
semua sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan tentang materi lingkungan
- Guru menjelaskan tentang teori pembuatan kompos
- Guru memperlihatkan video pembuatan kompos
Elaborasi
- Siswa secara melihat video pembuatan kompos
Konfirmasi
- Guru menambahi penjelasan pembuatan kompos
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi
lingkungan dan cara pembuatan kompos.
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
136
Pertemuan 4
Materi
1. Post test
Pendahuluan
- Guru memulai kelas dengan mengucapkan salam. (religius)
- Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa (religius)
- Guru menayakan siapa yang tidak hadir
- Guru mengajak siswa untuk membersihkan kelas dengan mengambil
semua sampah ada di sekitar ruangan kelas.
- Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran hari ini
Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi tentang lingkungan
- Guru mengulas materi pembuatan kompos
- Guru mengadakan Post test
Elaborasi
- Siswa menjawab soal post test
Konfirmasi
- Guru menayakan kepada siswa tentang materi yang belum dipahami
- Guru mengingatkan mengambil hasil post test
Penutup
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi tentang materi
lingkungan dan cara pembuatan kompos.
- Guru mengajak siswa untuk berdo’a dan menutup pelajaran hari ini.
E. SUMBER
1. Buku Sumber:
Banowati, Eva. 2011. Geografi Indonesia. Semarang: UNNES Press
137
Fattah, Sanusi. dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial: untuk SMP/ MTs kelas
VIII BSE. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Pakpahan, Rogers. dkk. 2010. IPS untuk SMP/ MTs Kelas VIII BSE. Jakarta:
Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sunarso, Indri. dkk. 2005. Pengetahuan Sosial Geografi untuk SMP/ MTs
Kelas VIII. Semarang: Pemerintah Kota Semarang.
2. Internet
http://www.pengertianku.net/2014/05/pengertian-lingkungan-hidup-dan-
komponennya.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.23 WIB
http://anisanisa6.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul
19.30 WIB
https://dewichandradewi.wordpress.com/tujuan-dan-sasaran/. Diakses tanggal
12 September 2015. Pukul 19.33WIB
http://adwintaactivity.blogspot.co.id/2012/04/hakekat-pembangunan-
berkelanjutan-dan.html. Diakses tanggal 12 September 2015. Pukul 19.35
WIB.
F. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Slide power point.
2. Film
3. Gambar
G. PENILAIAN
1. Teknik penilaian :
a. Penilaian proses
b. Tes tertulis
2. Bentuk instrument :
a. Tes pilihan ganda
3. Soal/instrumen :
Lampiran
1. Lembar Penilaian Tugas :
138
No Nama
Siswa
Aspek Yang dinilai Jumlah
ketepatan
waktu
Kerapihan
Pekerjaan
Kerapihan
Pekerjaan
Esensi
jawaban Nilai
*) Norma Penilaian :
- Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75
Jumlah : 100
Mengetahui,
Guru Mapel IPS
Dra. Indartik, M.Pd
NIP. 19651025200701 2 012
29 September 2016
Peneliti
Ima Utari Siregar
Nim. 3201412007
139
Lampiran 7.
LEMBAR PENILAIAN ASPEK SIKAP SISWA KELAS
KONTROL/EKSPERIMEN
DALAM PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN
HIDUP SMPN 11 SEMARANG
No Aspek yang diamati Skor Kriteria
1 Sikap Displin 4
3
2
1
Masuk kelas tepat waktu ,
Mengumpulkan dan mengerjakan
tugas tepat waktu
Memakai Seragam Lengkap
Bila dua aspek terpenuhi
Bila satu aspek terpenuhi
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
2 Sikap Spiritual 4
3
2
1
Berdoa sebelum pelajaran dimulai
Mengungkapkan rasa kagum terhadap
ciptaan Tuhan
Memberi salam sebelum maupun
sesudah menyampaikan pendapat atau
persentasi
Bila dua aspek terpenuhi
Bila satu aspek terpenuhi
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
3 Kesiapan dalam
mengikuti
pembelajaran
4
3
2
1
Membawa buku catatan,
Membawa buku tugas
Membawa buku IPS pengangan siswa
Bila dua aspek terpenuhi
Bila satu aspek terpenuhi
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
4 Keaktifan dalam
bertanya
4
Angkat tangan dan mengajukan
pertanyaan yang berbobot, sesuai
dengan materi
140
3
2
1
Angkat tangan dan mengajukan
pertanyaan yang sesuai dengan materi
Angkat tangan tetapi tidak
mendapatkan kesempatan
Tidak pernah mengajukan pertanyaan
5 Berpikir Kritis 4
3
2
1
Mengungkapkan ide/gagasan lebih
dari satu ide/gagasan berbobot
Mengungkapkan ide/gagasan satu kali
Mencoba mengungkapkan ide/gagasan
tetapi tidak mendapatkan kesempatan
Tidak pernah mencoba
mengungkapkan ide/gagasan
6 Keaktifan dalam
menjawab
pertanyaan
4
3
2
1
Menjawab karena antusias dengan
jawaban berbobot
Menjawab karena antusias standart
Menjawab karena di tunjuk
Tidak pernah mengungkapkan gagasan
7 Sikap jujur 4
3
2
1
Tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan/tugas
Tidak mengambil/menyalin/karya
orang lain
Melaporkan data/informasi apa adanya
Bila dua aspek terpenuhi
Bila satu aspek terpenuhi
Bila tidak ada aspek yang terpenuhi
Keterangan Pengisian Skor Observasi
4 = Sangat Tinggi, jika memenuhi 4 indikator pada setiap aspek
3 = Tinggi, jika memenuhi 3 indikator pada setiap aspek
2 = Cukup Tinggi, jika memenuhi 2 indikator pada setiap aspek
1 = Kurang Tinggi, jika memenuhi 1 atau tidak memenuhi indikator pada
setiap aspek
141
Lampiran 8.
LEMBAR PENILAIAN ASPEK SIKAP SISWA KELAS KONTROL/EKSPERIMEN
DALAM PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP SMPN 11 SEMARANG
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas/Semester :VIII/Ganjil
Indikator: peserta didik menunjukkan sikap disiplin, sikap spritual, kesiapan dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan bertanya,
berfikir kritis, keaktifan dalam menjawab, sikap jujur .
No Nama Siswa Sikap
Displin
Sikap
spriritual
Kesiapan
dalam
mengikuti
pembelajaran
Keaktifan
dalam
bertanya
Berfikir
kritis
Keaktifan
menjawab
pertanyaan
Sikap jujur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
142
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Jumlah
143
Lampiran 9.
RUBRIK OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTORIK
PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
SMPN 11 SEMARANG
No Aspek yang diamati Skor
1 Kemampuan siswa membangun pengetahuan awal
Menjawab pertanyaan, bertanya, memahami materi,
mengaitkan dengan keseharian
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
2 Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan kelompok
Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab
pertayaan teman, dan menghargai pendapat teman
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
3 Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok
Dapat bekerjasama, mengemukakan ide, menjawab
pertayaan teman, dan menghargai pendapat teman
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
4 Aktivitas siswa dalam persentasi
Melakukan persentasi, menjawab pertanyaan kelompok
lain, memberi sanggahan, dapat bekerjasama dengan
kelompoknya
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
5 Aktivitas siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi
Responsif, runtut, mudah dipahami, disertai contoh 4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
6 Kemampuan siswa dalam menghargai pendapat teman
Mendengarkan, menyanggah, tidak menyepelehkan teman,
yang sedang berpendapat, mau menerima masukan dari
kelompok lain
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
144
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
7 Kemampuan siswa mengaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari
Relevan, menyebutkan contoh, penjelasan contoh,
memiliki ide pemecahan masalah sehari-hari.
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
8 Kemampuan siswa menarik kesimpulan
Kesimpulan benar,logis, sesuai tujuan pembelajaran,
memberikan contoh
4
Jika 3 dari pernyataan di atas muncul 3
Jika 2 pernyataan di atas muncul 2
Jika 1 pernyataan di atas muncul 1
145
Lampiran 10.
LEMBAR OBSERVASI PSIKOMOTORIK
PEMBELAJARAN USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
SMPN 11 SEMARANG
Kelas :
Anggota Kelompok :1
2
3
4
5
6
Petunjuk : berilah skor 1-5 pada kolom sesuai keadaan kelompok yang sebenarya
pada kegiatan diskusi
No
Aspek yang diamati
Skor untuk anggota
kelompok
1 2 3 4 5 6
1 Kemampuan siswa membangun
pengetahuan awal
2 Perhatian siswa dalam penjelasan guru
3 Aktivitas siswa dalam kerjasama dengan
kelompok
4 Kemampuan siswa dalam diskusi
kelompok
5 Aktivitas siswa dalam persentasi
6 Aktivitas siswa mengemukakan pendapat
dalam diskusi
7 Kemampuan siswa dalam menghargai
pendapat teman
8 Kemampuan siswa mengaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari
9 Kemampuan siswa menarik kesimpulan
10 Melakukan aktivitas lain yang tidak
mendukung proses pembelajaran
Jumlah
145
Lampiran 11.
LEMBAR PRE- TESt DAN POSt - TES
Sekolah : SMP Negeri 11 Semarang
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : IPS
Materi pokok : Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup
Waktu : 40 Menit
Pilih salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat, kemudian berilah
tanda silang (X) pada huruf A, B , C dan D pada lembar jawab yang
tersedia!
1. Sebagai pelajar apa yang dapat kalian lakukan dalam usaha pelestarian
lingkungan hidup ? beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk
upaya pelestarian lingkungan hidup baik dilingkungan sekolah maupun
dilingkungan rumah, antara lain sebagai berikut, kecuali,,,,
a. Menghemat penggunaan kertas dan pensil
b. Melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan kondisi tanah
c. Memanfaatkan barang-barang bekas hasil daur ulang
d. Menghidupkan kipas angin saat siswa berada di luar kelas
2. Penanaman kembali daerah hutan yang sudah gundul, dinamakan.,,,
a. Terasering c. Reboisasi
b. Pengawetan tanah d. erosi
3. Usaha-usaha manusia untuk melestarikan lingkungan agar serasi dan
seimbang adalah ….
a. pemakaian sumber daya alam secara berlebihan
b. perburuan satwa tanpa memperdulikan jumlah populasi
c. penebangan hutan secara ekonomis
d. pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana
4. Penghijauan yang dilakukan dikota besar adalah salah satu cara dalam
menanggulangi pencemaran yang bertujuan ….
a. Mencegah terjadinya penguapan
146
b. Meningkatkan kadar oksigen di udara
c. Meningkatkan keindahan dan kesejukan kota
d. Meningkatkan suhu udara
5. Untuk menghasilkan kelestarian lingkungan sungai daerah pemukiman
yang berdekatan dengan pabrik, maka usaha yang tepat yang harus
dilakukan adalah….
a. memindahkan pabrik
b.memproses limbah yang dihasilkan
c. menutup pabrik
d. memindahkan pemukiman penduduk
6. Pembuangan sampah-sampah berikut ini dapat menimbulkan polusi tanah
kecuali,,,
a. Plastik b. Daun-daunan c. Pecahan kaca d. Besi bekas
7. Tujuan diletakkan dua tempat sampah yang berjejeran seperti gambar
diatas adalah,,,,,
a. Memisahkan sampah basah dan sampah kering
b. Memberi ruang apabila salah satu kelas penuh
c. Mendorong siswa untuk membuang sampah pada tempatnya
d. Mencegah sampah yang berceceran
8. Upaya yang paling tepat untuk memanfaatkan sampah plastik dan kaca
adalah dengan cara....
a. Dibuang ke laut untuk rumah ikanc
b. Ditimbun dilahan yang kosong
c. Dikumpulkan untuk didaur ulang hancur
d. Ditimbun dalam tanah agar
9. Salah satu prinsip penanggulangan sampah dengan cara menggunakan
kembali barang bekas disebut….
a. recycle b. Recovery c.reuse d. Reduce
10. Akibat membuang sampah tidak pada tempatnya dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan yang akan menimbulkan berbagai macam
penyakit. Usaha untuk menanggulanginya adalah ....
147
a. Mengolah sampah untuk makanan ternak
b. Menimbun sampah plastik di dalam tanah
c. Mengolah sampah untuk pupuk kompos
d. Dibuang ke sungai agar tidak menumpuk
11. Yang dimaksud dengan prinsip Recycle adalah,,,,
a. Menggunakan kembali c. Mengurangi
b. Mendaur ulang d. Mengganti
12. Berikut ini adalah bahan yang bisa dijadikan sebagai bahan kompos,
kecuali
a. logam c. Daun tumbuhan
b. Kotoran sapi d. Kotoran kambing
13. Sayuran, kulit buah, daun, dan ranting termasuk dalam sampah,,,,
a. Organik c. Limbah plastik
b. Anorganik d. Limbah industri
14. Plastik, pecahan kaca, logam adalah bahan-bahan yang secara alami tidak
dapat diuraikan karena bersifat …..
a. Toksik c. Nonbiodegradable
b. Biodegradable d. Renewable
15. Mengolah kertas bekas menjadi kertas daur ulang merupakan tindakan
yang menerapkan konsep …..
a. Reduce c. Replant
b. Recycle d. Reuse
16. Adanya mikroorganisme pada pembuatan kompos berfungsi untuk …..
a. Menyuplai ketersediaan oksigen c. Meningkatkan keasaman sampah
b. Mengurangi aerasi pada sampah d. Membantu penguraian sampah
17. Berikut kerusakan sumber daya alam dan lingkungan yang disebabkan
karena perbuatan manusia adalah ....
a. melakukan rekreasi c. melakukan tebang pilih
b. perburuan liar d. pembuatan terasering
18. Barang yang dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam
yang belum memiliki nilai ekonomis disebut.....
148
a. kotoran c. Limbah
b. polutan d. Sampah
19. Sampah yang dapat diuraikan mikroba sehingga membusuk disebut...
a. industri c. Organik
b. limbah d. Anorganik
20. Berikut ini yang manakah kelompok sampah yang dapat dibuat pupuk
kompos
a. 333333daun-daun, sisa-sisa makanan, plastik
b. sisa sayuran, sisa makanan, logam
c. kulit buah, kaleng, daun-daunan
d. sisa sayuran, kuliat buah, daun-daunan
21. Berapa lama waktu yang diperlukan dalam pembuatan pupuk kompos
menggunakan bantuan bakteri fermentasi?
a. 7 hari c. 10 hari
b. 8 hari d. 14 hri
149
Lampiran 12.
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST/ POST TEST
MATERI USAHA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
KELAS VIII
1. Pilihan ganda
1. D 11.B 21.D
2. C 12.A
3. D 13.A
4. C 14.C
5. B 15.B
6. B 16.D
7. A 17.B
8. C 18.D
9. C 19.C
10. C 20.D
150
Lampiran 13.
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
No Nomor
Butir Soal
No. Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
2 UC-34 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
3 UC-18 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1
4 UC-31 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
5 UC-11 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
6 UC-14 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
7 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
8 UC-27 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
9 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
10 UC-24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
11 UC-08 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
12 UC- 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
13 UC-06 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1
14 UC-13 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1
15 UC-29 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
16 UC-9 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
17 UC-30 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0
18 UC-10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
19 UC-12 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
20 UC-23 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 UC-15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
151
22 UC-5 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
23 UC-33 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
24 UC-26 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1
25 UC-28 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 UC-28 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
27 UC-17 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
28 UC-1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
29 UC-25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
30 UC-21 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
31 UC-22 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
32 UC-22 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
33 UC-10 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
34 UC-3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
VA
LID
ITA
S
∑X 27 29 21 24 21 29 27 17 5 15 18 21 29 17 3 24 20
∑X2 27 29 21 24 21 29 27 17 5 15 18 21 29 17 3 24 20
∑XY 654 686 500 581 517 693 609 381 115 383 417 518 681 438 72 546 507
Rxy 0,61 0,53 0,31 0,48 0,47 0,62 0,09 0,02 0,05 0,46 0,15 0,48 0,46 0,55 0,09 0,12 0,58
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Ket Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Valid
TIN
G
KA
T
KE
SU
KA
RA
N Ik 0,79 0,85 0,62 0,71 0,62 0,85 0,79 0,50 0,15 0,44 0,53 0,62 0,85 0,50 0,09 0,71 0,59
Ket Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang
DA
YA
PE
MB
ED
A BA 16 17 12 16 13 17 14 7 2 11 12 14 17 13 2 12 15
BB 11 12 9 8 8 12 13 10 3 4 6 7 12 4 1 12 5
JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
D 0,29 0,29 0,18 0,47 0,29 0,29 0,06 -0,18 -0,06 0,41 0,35 0,41 0,29 0,53 0,06 0,00 0,59
Ket Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Cukup Jelek Jelek Jelek Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek Jelek Baik
RE
AB
ILIT
AS
P 0,79 0,85 0,62 0,71 0,62 0,85 0,79 0,5 0,15 0,44 0,53 0,62 0,85 0,5 0,09 0,71 0,59
q 0,21 0,15 0,38 0,29 0,38 0,15 0,21 0,5 0,85 0,56 0,47 0,38 0,15 0,5 0,91 0,29 0,41
Pq 0,17 0,13 0,24 0,21 0,24 0,13 0,17 0,25 0,13 0,25 0,25 0,24 0,13 0,25 0,08 0,21 0,24
Ket Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai
152
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
No Nomor
Butir Soal
No. Butir Soal
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 UC-03 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
2 UC-34 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1
3 UC-18 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
4 UC-31 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1
5 UC-11 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
6 UC-14 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
7 UC-20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
8 UC-27 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
9 UC-16 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
10 UC-24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
11 UC-08 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
12 UC- 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
13 UC-06 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
14 UC-13 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1
15 UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1
16 UC-9 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
17 UC-30 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
18 UC-10 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
19 UC-12 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
20 UC-23 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
21 UC-15 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
153
22 UC-5 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
23 UC-33 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
24 UC-26 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
25 UC-28 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
26 UC-28 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
27 UC-17 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
28 UC-1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
29 UC-25 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
30 UC-21 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 UC-22 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
32 UC-22 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
33 UC-10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 UC-3 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
VA
LID
ITA
S ∑X 14 24 21 17 29 21 14 34 13 16 13 21 12 23 17 19 15
∑X2 14 24 21 17 29 21 14 34 13 16 13 21 12 23 17 19 15
∑XY 335 590 481 447 687 543 344 757 329 410 339 515 278 576 378 476 394
Rxy 0,22 0,57 0,13 0,64 0,54 0,72 0,3 0,02 0,38 0,5 0,47 0,45 0,11 0,63 0 0,5 0,56
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Ket Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Tidak Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid
TIN
GK
A
T
KE
SU
KA
RA
N Ik 0,41 0,71 0,62 0,50 0,85 0,62 0,41 1,00 0,38 0,47 0,38 0,62 0,35 0,68 0,50 0,56 0,44
Ket Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
DA
YA
PE
MB
ED
A
BA 10 15 12 13 17 14 10 17 10 12 10 13 4 15 7 13 10
BB 4 9 9 4 12 7 4 17 3 4 3 8 8 8 10 6 5
JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
D 0,35 0,35 0,18 0,53 0,29 0,41 0,35 0,00 0,41 0,47 0,41 0,29 -0,24 0,41 -0,18 0,41 0,29
Ket Cukup Cukup Jelek Baik Cukup Baik Cukup Jelek Baik Baik Baik Cukup Jelek Baik Jelek Baik Cukup
RE
AB
ILIT
AS
P 0,41 0,71 0,62 0,5 0,85 0,62 0,41 1 0,38 0,47 0,38 0,62 0,35 0,68 0,5 0,56 0,44
q 0,59 0,29 0,38 0,5 0,15 0,38 0,59 0 0,62 0,53 0,62 0,38 0,65 0,32 0,5 0,44 0,56
Pq 0,24 0,21 0,24 0,25 0,13 0,24 0,24 0,00 0,24 0,25 0,24 0,24 0,23 0,22 0,25 0,25 0,25
Ket Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dibuang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai
154
ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA
PEMBEDA SOAL
No
Nomor
Butir
Soal
No Butir Soal
Y
Y2
35 36 37 38 39 40
1 UC-03 1 0 1 1 0 0 31 961
2 UC-34 1 0 1 1 0 0 27 729
3 UC-18 1 0 1 0 0 0 19 361
4 UC-31 1 1 0 1 0 0 27 729
5 UC-11 1 0 1 0 0 0 25 625
6 UC-14 1 0 1 1 1 0 26 676
7 UC-20 1 0 1 1 0 0 31 961
8 UC-27 0 0 0 1 0 0 23 529
9 UC-16 1 0 1 1 0 1 31 961
10 UC-24 1 0 1 0 1 0 31 961
11 UC-08 0 0 0 1 0 0 26 676
12 UC- 0 0 0 0 0 0 24 576
13 UC-06 1 0 1 1 0 0 27 729
14 UC-13 1 0 1 1 0 0 28 784
15 UC-29 1 0 1 1 0 1 28 784
16 UC-9 1 0 1 0 0 0 27 729
17 UC-30 1 0 1 0 0 0 24 576
18 UC-10 1 0 1 0 0 0 23 529
19 UC-12 1 0 1 1 0 0 21 441
20 UC-23 1 0 1 0 1 1 13 169
21 UC-15 1 1 1 1 0 1 22 484
22 UC-5 0 0 0 0 0 1 13 169
23 UC-33 0 0 0 0 0 0 16 256
24 UC-26 1 1 1 0 0 1 19 361
25 UC-28 1 1 1 1 1 1 27 729
26 UC-28 1 0 1 1 0 0 14 196
27 UC-17 1 0 1 0 0 0 12 144
28 UC-1 1 0 0 0 1 0 12 144
29 UC-25 1 0 1 1 0 0 23 529
30 UC-21 0 1 1 0 0 0 12 144
31 UC-22 1 0 1 1 0 0 25 625
32 UC-22 0 0 1 0 0 0 15 225
33 UC-10 0 0 0 0 1 0 10 100
34 UC-3 1 0 1 0 0 0 25 625
155
VA
LID
ITA
S ∑X 26 5 26 17 6 7
∑X2 26 5 26 17 6 7
∑XY 618 107 606 437 119 153
Rxy 0,43 -0,06 0,3 0,54 -0,18 -0,03
rtabel 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339 0,339
Ket Valid Tidak Tidak Valid Tidak Tidak
TIN
GK
AT
KE
SU
KA
RA
N
Ik 0,76 0,15 0,76 0,50 0,18 0,21
Ket Mudah Sukar Mudah Sedang Sukar Sukar
DA
YA
PE
MB
ED
A
BA 14 1 13 11 2 2
BB 12 4 13 6 4 5
JA 17 17 17 17 17 17
JB 17 17 17 17 17 17
D 0,12 -0,18 0,00 0,29 -0,12 -0,18
Ket Jelek Jelek Jelek Cukup Jelek Jelek
RE
AB
ILIT
AS
P 0,76 0,15 0,76 0,5 0,18 0,21
Q 0,24 0,85 0,24 0,5 0,82 0,79
Pq 0,18 0,13 0,18 0,25 0,15 0,17
Ket Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dibuang
156
Lampiran 14.
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL
Rumus :
( Arikunto, 2006)
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk
butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh seperti pada
tabel analisis butir soal.
No Butir Soal (x) Skor Total (Y) X^2 Y^2 XY
1 1 31 1 62 31
2 1 27 1 54 27
3 1 19 1 38 19
4 1 27 1 54 27
5 1 25 1 50 25
6 1 26 1 52 26
7 1 31 1 62 31
8 1 23 1 46 23
9 1 31 1 62 31
10 1 31 1 62 31
11 1 26 1 52 26
12 1 24 1 48 24
13 1 27 1 54 27
14 1 28 1 56 28
15 1 28 1 56 28
16 1 27 1 54 27
17 0 24 0 48 0
18 1 23 1 46 23
19 1 21 1 42 21
20 0 13 0 26 0
21 1 22 1 44 22
22 0 13 0 26 0
23 1 16 1 32 16
24 0 19 0 38 0
25 1 27 1 54 27
26 1 14 1 28 14
27 0 12 0 24 0
157
28 0 12 0 24 0
29 1 23 1 46 23
30 1 12 1 24 12
31 1 25 1 50 25
32 1 15 1 30 15
33 0 10 0 20 0
34 1 25 1 50 25
∑ 27 757 27 1514 654
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh :
rxy =
( )–( )
*( ) ( ) +*( ) ( ) +
rxy = 0,607
Hasil perhitungan bahwa rhitung adalah 0,607. Karena rhitung > rtabel , maka
soal no 1 valid.
158
Lampiran 15.
PERHITUNGAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Rumus :
Keterangan :
K : Banyaknya butir soal
pq : Jumlah dari pq
S2
: Varians total
Kriteria :
Apabila r11>rtabel maka instrument tersebut reliable
Berdasarkan table pada analisis ujicoba diperoleh :
pq = pq1 + pq2 +pq3 +…..+pq40
= 0,17 + 0,16 + 0,24 +….+ 0,82
S2
=
( )
= 97,27
r11 = (
) (
)
= 0,942
Pada = 5% dengan n = 40, diperoleh rtabel = 0,339. Karena r11 > rtabel
maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut reliable.
r11 = (𝑘
𝑘 ) (
)
159
Lampiran 16.
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL
Rumus :
Keterangan :
IK : Indek Kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah soal
Kriteria :
Interval IK Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2003)
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk
butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasil seperti
pada tabel analisis butir soal.
IK = 𝐁
𝐉𝐒
160
Kemudian masukkan data
kedalam rumus dan
diperoleh hasil sebagai
berikut :
IK =
= 0,40
Berdasarkan
kriteria, maka soal no 1
mempunyai tingkat
kesukaran yang mudah sedang.
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-03 1 17 UC-10 1
2 UC-34 1 18 UC-12 1
3 UC-18 1 19 UC-23 0
4 UC-31 1 20 UC-15 1
5 UC-11 1 21 UC-05 0
6 UC-14 1 22 UC-33 1
7 UC-20 1 23 UC-26 0
8 UC-27 1 24 UC-28 1
9 UC-16 1 25 UC-28 1
10 UC-24 1 26 UC-17 0
11 UC-08 1 27 UC-01 0
12 UC-07 1 28 UC-25 1
13 UC-06 1 29 UC-21 1
14 UC-13 1 30 UC-02 1
15 UC-29 1 31 UC-22 1
16 UC-09 1 32 UC-10 0
17 UC-30 0
UC-03 1
Jumlah 16 Jumlah 11
161
DP = BA BB
JA JB
Lampiran 17.
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL
Rumus :
Keterangan :
D : Indek Diskriminasi
BA: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
JA: Banyaknya peserta kelompok atas
JB : Banyaknya peserts kelompok bawah
Kriteria :
Interval DP Kriteria
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat Baik
Negatif Sangat tidak baik, sebaiknya dibuang
(Arikunto, 2003)
Perhitungan :
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh seperti pada tabel analisis
butir soal.
162
Kelompok Atas Kelompok Bawah
No Kode Skor No Kode Skor
1 UC-03 1 17 UC-10 1
2 UC-34 1 18 UC-12 1
3 UC-18 1 19 UC-23 0
4 UC-31 1 20 UC-15 1
5 UC-11 1 21 UC-05 0
6 UC-14 1 22 UC-33 1
7 UC-20 1 23 UC-26 0
8 UC-27 1 24 UC-28 1
9 UC-16 1 25 UC-28 1
10 UC-24 1 26 UC-17 0
11 UC-08 1 27 UC-01 0
12 UC-07 1 28 UC-25 1
13 UC-06 1 29 UC-21 1
14 UC-13 1 30 UC-02 1
15 UC-29 1 31 UC-22 1
16 UC-09 1 32 UC-10 0
17 UC-30 0
UC-03 1
Jumlah 16 Jumlah 11
Dengan rumus daya pembeda tersebut, maka diperoleh hasil :
D =
-
= 0,29.
Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 memiliki daya pembeda yang cukup.
163
Lampiran 18.
REKAPITULASI HASIL NILAI TES EVALUASI SISWA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No Nama Benar Salah Nilai Ketuntasan No Nama Benar Salah Nilai Ketuntasan
1 Abi Hassan A 17 4 81 TUNTAS 35 Adinda R. D.S 17 4 81 TUNTAS
2 Aditya Candra E.A 16 5 76 TUNTAS 36 Aisyah N. 17 4 81 TUNTAS
3 Amelia Eka Putri 16 5 76 TUNTAS 37 Alfian Rizki S. 16 5 76 TUNTAS
4 Arya Naufal S 16 5 76 TUNTAS 38 Alvian Arya W. 17 4 81 TUNTAS
5 Azani Hilda A 18 3 86 TUNTAS 39 Amalia Saputri S. 17 4 81 TUNTAS
6 Bathiar Akmal B 18 3 86 TUNTAS 40 Amelia Putri A. 17 4 81 TUNTAS
7 Ellyka Prisma M 18 3 86 TUNTAS 41 Andhika Rafli P.P 15 6 72 TIDAK TUNTAS
8 Febia Karina Rosa 15 6 71 TIDAK TUNTAS 5 Armedia Pita 17 4 81 TUNTAS
9 Febrian Adika M. 13 8 62 TIDAK TUNTAS 43 Bagus Ade W. 18 3 86 TUNTAS
10 Frisca Kharisma I. 18 3 86 TUNTAS 44 Deo Restu P. 17 4 81 TUNTAS
11 Hasfin Kartika W. 16 5 76 TUNTAS 45 Desy N.i Y. 16 5 76 TUNTAS
12 Hikmal Shafarul A. 16 5 76 TUNTAS 46 Dino Satya W. 17 4 81 TUNTAS
13 Hilda Amelia V. 17 4 81 TUNTAS 47 Genandha S. H. 18 3 86 TUNTAS
14 Imam Taufik S 16 5 76 TUNTAS 48 Gita Yulia P. 16 5 76 TUNTAS
15 Irvan Setiawan 17 4 81 TUNTAS 49 Hendi Yuli U. 17 4 81 TUNTAS
16 Juninditya G.R.A 17 4 81 TUNTAS 50 Imutia Enka M. 17 4 81 TUNTAS
17 Labib Aglanda F. 17 4 81 TUNTAS 51 Indah M. U. 19 2 91 TUNTAS
18 Luigi Arya G. 16 5 76 TUNTAS 52 Itha Adjeng K. 16 5 76 TUNTAS
19 Nabila Ayu A. 16 5 76 TUNTAS 53 Ivan Lanang S. 17 4 80 TUNTAS
20 Naffa Aldilla R. 16 5 76 TUNTAS 54 Jenny F. S. 16 5 76 TUNTAS
164
21 Natasya Dinda S. 14 7 67 TIDAK TUNTAS 55 M. R. F.S 16 5 76 TUNTAS
22 Nawra Alifa N. 17 4 81 TUNTAS 56 M. Hengki K. 16 5 76 TUNTAS
23 Novella Dwi A 16 5 76 TUNTAS 57 Nevya A. 19 2 91 TUNTAS
24 Putri Hapsari C.D. 15 6 72 TIDAK TUNTAS 58 Nofandito P. I.P 17 4 81 TUNTAS
25 Rakaridho R. 16 5 76 TUNTAS 59 Oxana S. R. 14 7 67 TIDAK TUNTAS
26 Reviano Ardien P. 14 7 67 TIDAK TUNTAS 60 Pandawa P. R. 16 5 76 TUNTAS
27 Rizal Maryadhani 16 5 76 TUNTAS 61 Pipit Nura'ini 18 3 86 TUNTAS
28 Rizky Agung B 18 3 86 TUNTAS 62 Putri R. 19 2 91 TUNTAS
29 Rudi Eko K 16 5 76 TUNTAS 63 Rafika P. B. 16 5 76 TUNTAS
30 Syahla Nafe M 17 4 82 TUNTAS 64 Rajendra M.S 17 4 81 TUNTAS
31 Tata Dea Ananda 16 5 76 TUNTAS 65 Riki A. 16 5 76 TUNTAS
32 Vicky Surya 18 3 86 TUNTAS 66 Ronal Dani 15 6 71 TIDAK TUNTAS
33 Yasqur Rahman 15 6 72 TIDAK TUNTAS 67 Salsabila K. M. 17 4 81 TUNTAS
34 Zalfa Larasati F. 16 5 76 TUNTAS 68 Shoraya J. 19 2 91 TUNTAS
rata-rata 77,5 TUNTAS rata-rata 80,15 TUNTAS
165
Lampiran 19.
UJI NORMALITAS PRE TEST
DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jikac
(hitung) < c
(kritis)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
81 Panjang Kelas =
4,00
Nila minimal =
57 Rata-rata ( x )
=
67,647
Rentang =
24 s
=
6,750
Banyak kelas =
6 n
=
34
Kelas Interval Batas Bawah
Kelas
Z untuk batas
bawah kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
57 - 61 56,5 -1,70 0,0445 0,1156 3,9319 4 0,001
62 - 66 61,5 -0,99 0,1601 0,2270 7,7164 7 0,067
67 - 71 66,5 -0,29 0,3871 0,2757 9,3739 6 1,214
72 - 76 71,5 0,42 0,6628 0,2074 7,0504 8 0,128
77 - 81 76,5 1,13 0,8701 0,0965 3,2823 7 4,211
82 - 86 81,5 1,83 0,9667 0,0278 0,9451 2 1,177
86,5 2,54 0,9945
34
c²(hitung) = 6,798
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis = 7,815
166
Lampiran 20
UJI NORMALITAS PRE TEST
DATA NILAI KELAS KONTROL
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jikac(hitung) < c
(kritis)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
78 Panjang Kelas
=
5,83
Nilai minimal =
43 Rata-rata ( x )
=
62,294
Rentang
=
35 S
=
10,400
Banyak kelas =
6 N
=
34
Kelas Interval
Batas
Bawah
Kelas
Z untuk batas
bawah kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
43 - 49 42,5 -1,90 0,0285 0,0808 2,7474 2 0,203
50 - 56 49,5 -1,23 0,1093 0,1794 6,1000 3 1,575
57 - 63 56,5 -0,56 0,2887 0,2574 8,7530 8 0,065
64 - 70 63,5 0,12 0,5462 0,2388 8,1193 9 0,096
71 - 77 70,5 0,79 0,7850 0,1432 4,8685 6 0,263
78
84 77,5 1,46 0,9281 0,0555 1,8863 6 1,777
84,5 2,14 0,9836
34
c²(hitung) = 3,979
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis = 7,815
167
Lampiran 21
UJI NORMALITAS POST TEST
DATA NILAI KELAS EKSPERIMEN (VIII E)
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jikac
(hitung) < c(kritis)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
91 Panjang Kelas =
4,83
Nilai minimal =
62 Rata-rata ( x ) =
80,029
Rentang
=
29 s
=
6,073
Banyak kelas =
6 n
=
34
Kelas Interval Batas Bawah
Kelas
Z untuk batas
bawah kls.
Peluang
untuk Z
Luas Kls.
Untuk Z Ei Oi
(Oi-Ei)²
Ei
62 - 67 61,5 -0,99 0,1601 0,2820 9,5885 7 0,699
68 - 73 67,5 -0,15 0,4421 0,3168 10,7709 13 0,461
74 - 79 73,5 0,70 0,7589 0,1807 6,1423 9 1,330
80 - 85 79,5 1,55 0,9396 0,0522 1,7753 3 0,845
86 - 91 85,5 2,40 0,9918 0,0076 0,2592 1 2,117
92 - 96 91,5 3,25 0,9994 0,0005 0,0185 0 0,018
96,5 3,96 1,0000
33
c²(hitung) = 5,470
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis = 7,815
( )å=
-=c
k
1i i
2ii2
E
EO
168
Lampiran 22
UJI NORMALITAS POST TEST
DATA NILAI KELAS KONTROL (VIII D)
Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Kriteria yang digunakan
H0 diterima jikac(hitung) < c
(kritis)
Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal =
81 Panjang Kelas =
5,50
Nilai minimal =
48 Rata-rata ( x ) =
68,529
Rentang
=
33 s
=
7,072
Banyak kelas =
6 n
=
34
Kelas Interval
Batas
Bawah
Kelas
Z untuk batas
bawah kls.
Peluang
untuk Z
Luas
Kls.
Untuk Z
Ei Oi (Oi-Ei)²
Ei
48 - 54 47,5 -2,97 0,0015 0,0222 0,7537 2 2,061
55 - 61 54,5 -1,98 0,0236 0,1365 4,6403 7 1,200
62 - 68 61,5 -0,99 0,1601 0,3382 11,4995 8 1,065
69 - 73 68,5 0,00 0,4983 0,2606 8,8598 8 0,083
74 - 80 73,5 0,70 0,7589 0,1958 6,6577 8 0,271
81 - 87 80,5 1,69 0,9547 0,0416 1,4146 1 0,122
87,5 2,68 0,9963
34
c²(hitung) = 4,801
Untuk = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² kritis = 7,815
( )å=
-=
k
1i
2
i2 O
i
i
E
Ec
169
Lampiran 23.
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL Pre TEST
ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : 1
2 = 2
2
H1 : 12
=
22
Uji Hipotesis
untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Kriteria:
H0 diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2300 2118
n 34 34
Mean 67,647 63,458
Varians (S2) 55,279 108,153
Standar deviasi (S) 7,435 10,400
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F :
108,153 = 1,956
55,279
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 34-1 = 33
dk penyebut : nk-1 = 34 - 1 = 33
170
Lampiran 24.
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA HASIL POST TEST
ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis
H0 : 1
2 = 2
2
H1 : 12
=
22
Uji Hipotesis
untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Kriteria:
H0 diterima apabila F (hitung) ≤ F ½α(nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Kelompok Kelompok
Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2720 2330
n 34 34
Mean 80,000 68,529
Varians (S2) 37,394 50,014
Standar deviasi (S) 6,115 7,072
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
F :
50,014 = 1,337
37,394
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang : nb-1 = 34- 1 = 33
dk penyebut : nk-1 = 34 - 1 = 33
171
Lampiran 25.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA NILAI POSTTEST ANTARA KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
Hipotesis
Ho : m1 = m2
Ha : m1 ≠ m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus : Dimana,
Dari data diperoleh :
Sumber variasi Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
Jumlah 2720 2330
N 34 34
80,00 68,53
Varians (s2) 37,39 50,01
Standart deviasi (s) 6,12 7,07
s =
34 - 1 37,39 + 34 -1 50,01 = 7,18
34 + 34 -2
t
=
80,00 - 68,53 = 6,59
7,18
1 + 1
34
34
Pada a = 5% dengan dk = 34+ 34 - 2 = 66 diperoleh t(0.95)(66) = 1,997
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata nilai posttest antara
kelompok eksperimen dengan kontrol
172
Lampiran 26.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA (UJI t PIHAK KANAN)
Ho : m1 < m2
Ha : m1 > m2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus :
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah 2467 2045
n 34 34
X 80,000 68,529
Varians (s2) 37,394 50,014
Standart deviasi (s) 6,115 7,072
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
34 -1 37,39 + 34 - 1 50,01 = 6,61
34 + 34 2
t =
80,00 - 68,53
= 7,155
6,61
1 + 1
34 34
Pada a = 5% dengan dk = 34 + 34 - 2 = 66 diperoleh t(0.95)(66) = 1,67
1,67
7,155
Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kelas eksperimen lebih baik daripada rata-rata kelas kontrol
Daerah
penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
173
Lampiran 27
Uji Normalized Gain
Kelas Eksperimen
No Kode Pre Post N-gain Ket
1 E-1 62 81 1,00 Tinggi
2 E-2 71 81 0,53 Sedang
3 E-3 62 76 0,58 Sedang
4 E-4 67 81 0,74 Tinggi
5 E-5 71 81 0,53 Sedang
6 E-6 71 81 0,53 Sedang
7 E-7 62 72 0,36 Sedang
8 E-8 67 81 0,74 Tinggi
9 E-9 57 86 2,07 rendah
10 E-10 71 81 0,53 Sedang
11 E-11 57 76 0,79 Tinggi
12 E-12 71 81 0,53 Sedang
13 E-13 76 86 0,71 Tinggi
14 E-14 71 76 0,21 Rendah
15 E-15 67 81 0,74 Tinggi
16 E-16 62 81 1,00 Tinggi
17 E-17 76 91 1,67 Tinggi
18 E-18 57 76 0,79 Tinggi
19 E-19 76 80 0,20 Rendah
20 E-20 57 76 0,79 Tinggi
21 E-21 76 76 0,00 Rendah
22 E-22 71 76 0,21 Rendah
23 E-23 76 91 1,67 Tinggi
24 E-24 57 81 1,26 Tinggi
25 E-25 71 71 0,00 Rendah
26 E-26 67 76 0,38 Sedang
27 E-27 71 86 1,07 Tinggi
28 E-28 81 91 1,11 Tinggi
29 E-29 71 76 0,21 Rendah
30 E-30 57 81 1,26 Tinggi
31 E-31 62 76 0,58 Sedang
32 E-32 71 62 -0,24 Rendah
33 E-33 71 81 0,53 Sedang
34 E-34 67 91 2,67 Tinggi
Jumlah 0,76 Tinggi
174
Lampiran 28
Uji Normalized Gain
Kelas Kontrol
No Kode Pre Post N-gain Ket
1 k-1 76 67 -0,27 Rendah 2 k-2 57 62 0,13 Rendah 3 k-3 70 76 0,25 Rendah 4 k-4 76 71 -0,17 Rendah 5 k-5 71 81 0,53 Sedang 6 k-6 67 76 0,38 Sedang 7 k-7 76 76 0,00 Rendah 8 k-8 52 62 0,26 Rendah 9 k-9 62 48 -0,27 Rendah 10 k-10 71 76 0,21 Rendah 11 k-11 57 76 0,79 Tinggi 12 k-12 67 76 0,38 Sedang 13 k-13 48 67 0,58 Sedang 14 k-14 52 62 0,26 Rendah 15 k-15 77 62 -0,39 Rendah 16 k-16 67 67 0,00 Rendah 17 k-17 78 76 -0,08 Rendah 18 k-18 52 67 0,45 Sedang 19 k-19 48 67 0,58 Sedang 20 k-20 52 76 1,00 Tinggi 21 k-21 67 62 -0,13 Rendah 22 k-22 71 76 0,21 Rendah 23 k-23 43 76 1,38 Tinggi 24 k-24 67 71 0,14 Rendah 25 k-25 52 67 0,45 Sedang 26 k-26 62 67 0,15 Rendah 27 k-27 52 62 0,26 Rendah 28 k-28 62 62 0,00 Rendah 29 k-29 67 62 -0,13 Rendah 30 k-30 43 67 0,73 Tinggi 31 k-31 76 67 -0,27 Rendah 32 k-32 57 62 0,13 Rendah 33 k-33 56 62 0,16 Rendah 34 k-34 67 76 0,38 Sedang
175
Lampiran 29. ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
No Kode Siswa Indikator Penilaian
Skor Persentase
(%) kriteria
1 2 3 4 5
1 E – 1 3 2 3 3 3 14 70% Aktif
2 E – 2 3 3 4 2 4 16 80% Sangat Aktif
3 E – 3 2 3 4 2 4 15 75% Aktif
4 E – 4 4 2 3 2 3 14 70% Aktif
5 E – 5 3 2 3 2 3 13 65% Sedang
6 E – 6 4 3 4 4 3 18 90% Sangat Aktif
7 E – 7 2 2 3 2 3 12 60% Sedang
8 E – 8 2 2 3 3 3 13 65% Sedang
9 E – 9 2 3 3 2 2 12 60% Sedang
10 E – 10 3 2 4 3 3 15 75% Aktif
11 E – 11 3 4 3 3 2 15 75% Aktif
12 E – 12 2 2 4 4 2 14 70% Aktif
13 E – 13 3 3 4 3 2 15 75% Aktif
14 E – 14 4 3 4 4 3 18 90% Sangat Aktif
15 E – 15 3 3 4 3 3 16 80% Sangat Aktif
16 E – 16 2 2 3 3 3 13 65% Sedang
17 E – 17 4 3 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
18 E – 18 4 2 3 4 3 16 80% Sangat Aktif
19 E – 19 3 3 3 3 3 15 75% Aktif
20 E – 20 3 3 4 3 4 17 85% Sangat Aktif
21 E – 21 2 2 2 2 4 12 60% Sedang
22 E – 22 3 2 4 3 4 16 80% Sangat Aktif
23 E – 23 3 4 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
24 E – 24 4 3 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
25 E – 24 4 2 3 4 3 16 80% Sangat Aktif
26 E – 26 3 3 4 3 4 17 85% Sangat Aktif
27 E – 27 4 2 3 3 4 16 80% Sangat Aktif
28 E – 28 3 3 3 2 3 14 70% Aktif
29 E – 29 3 2 4 3 3 15 75% Aktif
30 E – 30 3 4 4 3 3 17 85% Sangat Aktif
31 E – 31 3 3 3 2 4 15 75% Aktif
32 E – 32 2 2 3 1 2 10 50% Kurang Aktif
33 E – 33 4 2 4 4 3 17 85% Sangat Aktif
34 E – 34 4 3 4 4 3 18 90% Sangat Aktif
Skor Total 512 75% Aktif
176
Lampiran 30.
ANALISIS OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
KELAS KONTROL
No Nama Siswa Indikator Penilaian
Skor Persentase
(%) kriteria
1 2 3 4 5
1 K – 1 2 2 3 3 3 13 65% Sedang
2 K – 2 3 2 2 3 3 13 65% Sedang
3 K – 3 2 2 2 2 3 11 55% Sedang
4 K – 4 2 3 2 2 3 12 60% Sedang
5 K – 5 4 3 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
6 K – 6 2 3 3 3 3 14 70% Aktif
7 K – 7 4 3 3 2 3 15 75% Aktif
8 K – 8 4 3 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
9 K – 9 2 3 2 3 2 12 60% Sedang
10 K – 10 3 3 3 3 3 15 75% Aktif
11 K – 11 4 2 3 3 3 15 75% Aktif
12 K – 12 2 3 2 3 2 12 60% Sedang
13 K – 13 4 2 3 3 3 15 75% Aktif
14 K – 14 2 2 2 2 2 10 50% Kurang Aktif
15 K – 15 2 2 2 2 3 11 55% Sedang
16 K – 16 3 3 4 3 3 16 80% Sangat Aktif
17 K – 17 2 3 3 2 3 13 65% Sedang
18 K – 18 3 2 2 2 2 11 55% Sedang
19 K – 19 4 3 3 3 2 15 75% Aktif
20 K – 20 3 4 4 3 3 17 85% Sangat Aktif
21 K – 21 3 3 3 3 3 15 75% Aktif
22 K – 22 4 3 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
23 K– 23 3 3 3 3 2 14 70% Aktif
24 K– 24 4 2 3 2 3 14 70% Aktif
25 K– 24 2 2 2 2 2 10 50% Kurang Aktif
26 K– 26 2 3 3 3 2 13 65% Sedang
27 K– 27 2 2 2 2 2 10 50% Kurang Aktif
28 K– 28 3 3 3 3 3 15 75% Sedang
29 K– 29 2 3 2 2 2 11 55% Sedang
30 K– 30 3 3 3 2 2 13 65% Sedang
31 K– 31 3 4 4 3 3 17 85% Sangat Aktif
32 K– 32 3 2 2 2 2 11 55% Sedang
33 K– 33 2 2 2 2 2 10 50% Kurang Aktif
34 K– 34 3 4 3 3 3 16 80% Sangat Aktif
Skor Total 457 67% Sedang
177
Lampiran 31.
ANALISIS RANAH AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN
No Nama
Siswa
Indikator Skor Persentase(%) Kriteria
1 2 3 4 5 6 7
1 E – 1 3 3 3 3 2 3 3 20 71% Baik
2 E – 2 4 3 3 3 2 4 3 22 79% Baik
3 E – 3 2 2 3 2 2 3 2 16 57% Cukup
4 E – 4 3 2 3 2 3 3 3 19 68% Baik
5 E – 5 4 3 3 2 3 3 2 20 71% Baik
6 E – 6 4 4 4 3 2 4 3 24 86% Sangat Baik
7 E – 7 2 2 2 3 2 2 1 14 50% Cukup
8 E – 8 4 4 4 4 3 3 3 25 89% Sangat Baik
9 E – 9 3 3 3 4 3 3 3 22 79% Baik
10 E – 10 3 3 3 3 3 3 3 21 75% Baik
11 E – 11 2 3 3 2 2 3 2 17 61% Baik
12 E – 12 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
13 E – 13 3 3 3 2 2 3 3 19 68% Baik
14 E – 14 4 3 4 3 3 3 3 23 82% Sangat Baik
15 E – 15 3 3 3 3 2 3 2 19 68% Baik
16 E – 16 4 3 4 3 3 3 3 23 82% Sangat Baik
17 E – 17 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
18 E – 18 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
19 E – 19 3 3 3 3 3 3 3 21 75% Baik
20 E - 20 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
21 E – 21 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
22 E – 22 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
23 E – 23 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
24 E – 24 3 3 3 2 3 3 2 19 68% Baik
25 E – 24 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
26 E – 26 3 3 3 3 3 3 3 21 75% Baik
27 E – 27 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
28 E – 28 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
29 E – 29 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
30 E – 30 3 3 3 3 3 3 3 21 75% Baik
31 E – 31 3 2 3 2 2 2 3 17 61% Baik
32 E – 32 2 2 3 2 2 2 2 15 54% Cukup
33 E – 33 4 4 4 3 3 3 3 24 86% Sangat Baik
34 E – 34 4 4 4 3 3 4 3 25 89% Sangat Baik
Skor Total 737 77% Baik
178
Lampiran 32.
ANALISIS RANAH AFEKTIF
KELAS KONTROL
No Kode
Siswa
Indikator Skor Persentase(%) Kriteria
1 2 3 4 5 6 7
1 K – 1 4 3 3 2 2 2 2 18 64% Baik
2 K – 2 3 4 3 2 2 2 3 19 68% Baik
3 K – 3 3 4 4 4 3 3 3 24 86% Sangat Baik
4 K – 4 3 3 3 2 2 3 2 18 64% Baik
5 K – 5 4 4 4 4 3 4 3 26 93% Sangat Baik
6 K – 6 3 3 3 4 4 4 3 24 86% Sangat Baik
7 K – 7 4 3 4 3 3 2 2 21 75% Baik
8 K – 8 4 2 4 2 3 3 2 20 71% Baik
9 K – 9 2 2 2 3 2 2 2 15 54% Cukup
10 K – 10 4 3 4 3 3 2 2 21 75% Baik
11 K – 11 3 3 4 4 3 4 4 25 89% Sangat Baik
12 K – 12 3 4 3 2 3 2 2 19 68% Baik
13 K – 13 4 4 4 3 2 4 2 23 82% Sangat Baik
14 K – 14 1 1 2 3 3 3 2 15 54% Cukup
15 K – 15 2 2 2 2 1 2 2 13 46% Cukup
16 K – 16 4 3 4 3 2 3 3 22 79% Baik
17 K – 17 3 3 3 2 2 3 2 18 64% Baik
18 K – 18 2 3 3 2 2 2 2 16 57% Cukup
19 K – 19 4 3 4 3 2 3 4 23 82% Sangat Baik
20 K – 20 4 3 4 4 4 4 3 26 93% Sangat Baik
21 K – 21 4 3 4 3 3 3 3 23 82% Sangat Baik
22 K – 22 4 4 4 4 3 4 3 26 93% Sangat Baik
23 K– 23 4 3 3 3 2 4 4 23 82% Sangat Baik
24 K– 24 3 3 4 3 3 3 3 22 79% Baik
25 K– 24 2 2 2 1 2 2 2 13 46% Cukup
26 K– 26 2 2 2 2 2 1 1 12 43% Cukup
27 K– 27 3 2 2 2 2 2 2 15 54% Cukup
28 K– 28 3 3 3 2 2 2 3 18 64% Baik
29 K– 29 4 4 4 2 2 2 3 21 75% Baik
30 K– 30 4 3 4 3 3 3 3 23 82% Sangat Baik
31 K– 31 4 4 4 3 2 3 3 23 82% Sangat Baik
32 K– 32 3 2 3 3 2 2 2 17 61% Baik
33 K– 33 2 2 2 2 1 1 4 14 50% Cukup
34 K– 34 4 3 4 4 3 4 3 25 89% Sangat Baik
179
Lampiran 33. ANALISIS PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS EKSPERIMEN
No
Kode
Siswa
Indikator Penlilaian
Skor Persentase(%) Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
1 E – 1 3 4 4 4 3 3 3 3 27 68% Cukup
2 E – 2 4 4 3 4 4 4 4 4 31 78% Baik
3 E – 3 3 4 3 4 3 3 4 3 27 68% Cukup
4 E – 4 3 3 3 4 4 4 3 3 27 68% Cukup
5 E – 5 4 3 3 4 3 3 3 3 26 65% Cukup
6 E – 6 4 4 4 4 4 3 4 4 31 78% Baik
7 E – 7 3 2 3 3 3 4 4 3 25 63% Kurang
8 E – 8 4 4 4 4 4 3 4 4 31 78% Baik
9 E – 9 3 4 4 4 3 3 3 3 27 68% Cukup
10 E – 10 3 3 3 4 4 3 4 3 27 68% Cukup
11 E – 11 2 3 3 4 3 4 4 3 26 65% Kurang
12 E – 12 4 3 3 4 3 3 3 4 27 68% Cukup
13 E – 13 3 4 3 4 3 3 3 3 26 65% Kurang
14 E – 14 4 4 3 3 4 4 4 3 29 73% Baik
15 E – 15 4 3 3 3 3 3 3 3 25 63% Kurang
16 E – 16 4 4 4 3 4 4 4 4 31 78% Baik
17 E – 17 4 3 3 4 3 4 4 3 28 70% Baik
18 E – 18 4 4 4 4 4 3 4 4 31 78% Baik
19 E – 19 3 3 4 4 4 4 3 4 29 73% Baik
20 E - 20 4 4 4 4 4 4 4 4 32 80% Baik
21 E – 21 4 4 4 3 3 4 3 4 29 73% Baik
22 E – 22 3 4 4 4 3 4 3 3 28 70% Baik
23 E – 23 4 4 4 3 4 3 4 4 30 75% Baik
24 E – 24 3 3 4 3 3 4 4 3 27 68% Cukup
25 E – 24 4 4 4 4 3 4 3 4 30 75% Baik
26 E – 26 3 4 4 3 4 4 3 3 28 70% Baik
27 E – 27 4 4 4 3 4 4 4 4 31 78% Baik
28 E – 28 4 4 4 4 4 4 4 4 32 80% Baik
29 E – 29 4 4 4 3 4 4 3 4 30 75% Baik
30 E – 30 4 4 3 3 4 3 4 3 28 70% Baik
31 E – 31 3 4 4 3 3 4 4 3 28 70% Baik
32 E – 32 3 3 3 3 3 3 3 3 24 60% Kurang
33 E – 33 4 3 3 4 4 4 3 4 29 73% Baik
34 E – 34 4 4 4 4 4 4 4 4 33 83% Sangat Baik
Rata-Rata 4 4 4 4 4 4 4 3 29 71% Baik
180
Lampiran 34.
ANALISIS PENILAIAN PSIKOMOTORIK KELAS KONTROL
No Kode Siswa
Indikator Penlilaian Skor Persentase(%) Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
1 K – 1 3 3 3 2 3 3 4 2 23 58% Cukup
2 K – 2
3 3 3 2 3 3 4 2 23 58% Kurang
3 K – 3
4 3 3 3 3 3 3 3 25 63% Cukup
4 K – 4
3 3 3 3 3 3 3 3 24 60% Cukup
5 K – 5
4 3 4 3 4 4 4 3 29 73% Baik
6 K – 6
4 3 3 3 3 3 4 2 25 63% Baik
7 K – 7
4 3 3 3 3 3 3 3 25 63% Cukup
8 K – 8
4 4 3 2 3 3 3 3 25 63% Cukup
9 K – 9
3 3 3 3 3 3 3 3 24 60% Kurang
10 K – 10
3 2 3 3 3 3 3 3 23 58% Cukup
11 K – 11
3 3 4 3 4 3 3 2 25 63% Baik
12 K – 12
3 4 3 3 3 3 3 3 25 63% Cukup
13 K – 13
3 3 3 4 3 3 4 3 26 65% Cukup
14 K – 14
3 2 2 3 2 3 3 2 20 50% Kurang
15 K – 15
3 3 2 3 3 3 2 3 22 55% Kurang
16 K – 16
3 3 3 3 4 3 3 3 25 63% Baik
17 K – 17
3 2 2 3 3 3 2 3 21 53% Kurang
18 K – 18
3 3 4 2 3 3 3 3 24 60% Kurang
19 K – 19
3 2 2 3 3 3 3 4 23 58% Baik
20 K – 20
3 3 3 3 4 3 3 3 25 63% Baik
21 K – 21
2 3 3 3 3 3 3 4 24 60% Cukup
22 K – 22
2 2 3 2 3 3 3 3 21 53% Baik
23 K– 23
2 2 3 3 3 4 3 3 23 58% Baik
24 K– 24
2 3 3 2 3 3 2 3 21 53% Baik
25 K– 24
3 3 2 3 3 3 2 3 22 55% Kurang
26 K– 26
3 2 2 2 2 2 3 2 18 45% Kurang
27 K– 27
2 2 2 2 2 2 2 2 16 40% Baik
28 K– 28
2 2 2 2 2 3 2 2 17 43% Cukup
29 K– 29
3 2 2 2 3 2 2 2 18 45% Baik
30 K– 30
3 3 3 3 2 2 2 2 20 50% Baik
31 K– 31
3 3 3 3 2 2 2 3 21 53% Cukup
32 K– 32
2 3 2 2 3 3 2 2 19 48% Kurang
33 K– 33
2 2 2 2 2 2 2 2 16 40% Kurang
34 K– 34
4 4 3 2 2 3 3 4 25 63% Baik
Rata-Rata 2,94 2,76 2,76 2,65 2,9 2,88 2,82 2,74 22,4 56% Cukup
181
Lampiran 35 .
Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis
Proyek Berupa Pengelolaan Sampah.
No Indikator Pertanyaan Persentase Kriteria
1 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah memberikan pengalaman yang
lebih nyata (konkret)
82% SangatTertarik
2 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah mampu menjelaskan konten/isi
materi secara menarik.
80% Tertarik
3 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa
rileks/nyaman/santai dalam belajar
79% Tertarik
4 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa lebih
semangat dalam belajar
85% Sangat Tertarik
5 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa senang
dalam belajar
83% SangatTertarik
6 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya lebih serius
dalam belajar
81% Tertarik
7 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
80% Tertarik
182
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa antuasias
dan selalu ingin mengikuti pembelajaran
geografi
8 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya lebih
berpartisipasi secara aktif
82% Tertarik
9 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya selalu
mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan sungguh-sungguh.
79% Tertarik
10 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa bersyukur
atas karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menciptakan alam semesta
92% SangatTertarik
11 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya semakin peduli
dengan lingkungan sekitar
82% Sangat Tertarik
12 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat materi tampak lebih
riil atau nyata
79% Tertarik
13 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah melatih saya untuk berbfikir
secara sistematis (runtun)
79% Tertarik
14 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
86% SangatTertarik
183
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membantu saya untuk
memberikan contoh nyata dalam usaha
pelestarian lingkungan hidup dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
15 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah dapat mendukung peningkatan
hasil belajar
82% SangatTertarik
16 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah menambah motivasi saya untuk
belajar IPS terutama tentang Geografi
71% Tertarik
17 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya tertarik untuk
mempelajari materi IPS yang berkaitan
tentang Geografi
80% Tertarik
18 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya ingin memiliki
buku-buku pelajaran IPS yang
membahas Geografi dan referensi yang
berkaitan dengan mata pelajaran
Geografi
75% Tertarik
19 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya memahami
feomena-fenomena geografi yang terjadi
dilingkungan sekitar
76% Tertarik
20 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya bijaksana dalam
mengambil tindakan/keputusan
75% Tertarik
184
21 Pembelajaran IPS pada materi usaha
pelestarian lingkungan hidup dengan
menerapkan model pembelajaran
berbasis proyek berupa pengelolaan
sampah membuat saya merasa bahwa
mata pelajaran IPS tentang Geografi
mampu membentuk individu yang
bertanggung jawab terhadap lingkungan
85%
SangatTertarik
(Sumber : Pengolahan data primer 2016
185
Lampiran 36.
DATA ANGKET TANGGAPAN SISWA
ANALISIS ANGKET RESPON POSITIF SISWA
KELAS EKSPERIMEN
No
Kode
Responden
Indikator
Skor Persentase
(%) Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 E – 1 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 53 63% Tertarik
2 E – 2 4 3 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 2 4 3 2 1 1 1 3 2 53 63% Tertarik
3 E – 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 53 63% Tertarik
4 E – 4 4 3 2 3 2 2 1 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 55 65% Tertarik
5 E – 5 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 3 4 3 3 66 79% Tertarik
6 E – 6 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 66 79% Tertarik
7 E – 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 79 94% Sangat Tertarik
8 E – 8 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 4 4 2 3 4 3 4 3 63 75% Tertarik
9 E – 9 3 3 3 2 3 1 2 1 2 1 3 2 3 2 1 2 1 3 2 3 1 44 52% Cukup Tertarik
10 E – 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 70 83% Sangat Tertarik
11 E – 11 3 3 2 2 2 1 2 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 54 64% Tertarik
12 E – 12 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 1 3 2 3 2 3 2 1 46 55% Cukup Tertarik
13 E – 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 64 76% Tertarik
14 E – 14 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 61 73% Tertarik
15 E – 15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 63 75% Tertarik
16 E – 16 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 54 64% Tertarik
17 E – 17 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 68 81% Tertarik
18 E – 18 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 76 90% Sangat Tertarik
186
19 E – 19 4 3 3 2 3 4 3 1 3 4 3 3 2 3 2 1 4 1 3 2 3 57 68% Tertarik
20 E - 20 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 56 67% Tertarik
21 E – 21 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 66 79% Tertarik
22 E – 22 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 76 90% Sangat Tertarik
23 E – 23 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 57 68% Tertarik
24 E – 24 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 67 80% Tertarik
25 E – 24 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 67 80% Tertarik
26 E – 26 2 3 3 2 4 3 2 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 4 60 71% Tertarik
27 E – 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 61 73% Tertarik
28 E – 28 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 59 70% Tertarik
29 E – 29 4 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 4 4 63 75% Tertarik
30 E – 30 4 3 2 3 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 4 56 67% Tertarik
31 E – 31 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 64 76% Tertarik
32 E – 32 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 67 80% Tertarik
33 E – 33 3 3 2 4 3 2 1 4 2 4 3 4 3 3 4 1 3 4 2 1 4 60 71% Tertarik
34 E – 34 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 2 4 66 79% Tertarik
Skor Total 2090 73% Tertarik
187
Lampiran 37
Analisis Kinerja Guru Kelas Eksperimen
Oberver 1
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Skor Persentase Keterangan
1 Pembukaan 2 3 2 7 58% Baik
2 Memotivasi Siswa 3 3 3 9 75% Baik
3 menyiapkan alat 3 3 3 9 75% Baik
4 Mengkondisikan 2 3 4 9 75% Baik
5 Menjelaskan 3 4 2 9 75% Baik
6 Membimbing 3 2 3 8 67% Baik
7 Menanggapi 3 3 3 9 75% Baik
8 Mengawasi 3 3 4 10 83% Sangat baik
9 Hasil LDS 3 3 3 9 75% Baik
10 Refleksi 3 3 3 9 75% Baik
11 Menutup Pelajaran 3 3 4 10 83% Sangat baik
Jumlah 31 33 34 98 74% Baik
188
Lampiran 38
Analisis Kinerja Guru Kelas Kontrol
No Indikator Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Skor Persentase Keterangan
1 Pembukaan 2 2 2 6 50% Cukup
2 Memotivasi Siswa 3 3 3 9 75% Baik
3 menyiapkan alat 4 3 3 10 83% Sangat Baik
4 Mengkondisikan 2 2 2 6 50% Cukup
5 Menjelaskan 4 2 3 9 75% Baik
6 Membimbing 2 2 2 6 50% Cukup
7 Menanggapi 3 2 2 7 58% Baik
8 Mengawasi 2 3 3 8 67% Baik
9 Hasil LDS 3 2 2 7 58% Baik
10 Refleksi 2 3 2 7 58% Baik
11 Menutup Pelajaran 2 2 3 7 58% Baik
Jumlah 29 26 27 82 62% Baik
189
Lampiran 39
190
Lampiran 40
191
Lampiran 41
192
Lampiran 42.
TABEL NILAI-NILAI DISTRIBUSI t
193
Lampiran 43.
TABEL DISTRIBUSI F
194
195