efektivitas model pembelajaran teams games...
TRANSCRIPT
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP HASANUDDIN 6
SEMARANG KOMPETENSI DASAR GERAK PADA
TUMBUHAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh:
HANI AMMARIA
NIM: 073811030
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Hani Ammaria
NIM : 073811030
Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi/ SI
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 November 2011
Saya yang menyatakan,
HANI AMMARIA
NIM: 073811030
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. H amka (Kampus II) Ngaliyan Semarang
Telp 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
SMP Hasanuddin 6 Kompetensi Dasar Gerak pada
Tumbuhan.
Nama : Hani Ammaria
NIM : 073811030
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : Tadris Biologi
telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 21 Desember 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua, Sekretaris,
Drs. Listyono, M.Pd. Lianah, M.Pd.
NIP.19691016 200801 1 008 NIP. 19590313 198103 2 007
Penguji I, Penguji II,
Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. Drs. Achmad Sudja’i, M.Ag.
NIP : 19751113 200501 2 001 NIP:19511005 197612 1 001
Pembimbing I Pembimbing II,
Lianah, M.Pd. Nasirudin, M. Ag.
NIP. 19590313 198103 2 007 NIP. 19691012 199603 1 002
iv
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 10 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games
Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang
Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan.
Nama : Hani Ammaria
NIM : 073811030
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : SI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing I,
Lianah, M. Pd.
NIP. 13191497 300000 2 000
v
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 10 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak
pada Tumbuhan
Nama : Hani Ammaria
NIM : 073811030
Jurusan : Tadris Biologi
Program Studi : SI
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Pembimbing II,
Nasirudin, M. Ag. NIP. 19691012 199603 1 002
vi
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament
(TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP
Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada
Tumbuhan.
Penulis : Hani Ammaria
NIM : 073811030
Skripsi ini membahas tentang efektivitas penggunaan model pembelajaran
teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar gerak pada tumbuhan. Realita di lapangan yang terjadi pada
proses pembalajaran biologi masih terpusat dikarenakan guru masih menggunakan
metode ceramah sehingga peserta didik merasa jenuh dan pasif. Untuk mengatasi
permasalahan yang ada, peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran
teams games tournament (TGT), Sehingga penelitian ini bertujuan : untuk
mengetahui efektivitas model pembelajaran teams games tournament (TGT)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP NU Hasanuddin 6
Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis uji
perbandingan 2 rata-rata/bisa disebut uji t-satu pihak (pihak kanan). Adapun
bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu membandingkan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIII B dan VIII C. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
sampling purposive. Pengumpulan data menggunakan instrumen tes untuk
menjaring data dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas. Pada uji normalitas diperoleh kelompok
eksperimen 2
hitung = 8,8525 dan kelompok kontrol 2
hitung = 7,9341dengan α=
5% dari distribusi chi-kuadrat didapat 2
tabel : 11,1. sehingga 2
hitung < 2
tabel.
Maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal. Data hasil posttest
dalam penelitian ini tidak di uji homegenitasnya, karena kelas yang digunakan
sebagai sampel sudah homogen. Hal itu terbukti bahwa sebelum melakukan
treatmen, peneliti telah melakukan pengujian homogenitas dengan menggunakan
data nilai ulangan materi sebelumnya, yaitu di peroleh F hitung : 1,078 dengan a =
5% dengan dkpembilang = nb- 1 = 34 - 1 = 33 dan dkpenyebut = nk – 1 = 33 - 1 = 32
ddiperoleh F tabeL 1,76. Sehingga F hitung < F table. Maka dapat disimpulkan kelas
tersebut bersifat homogen. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis
uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan hasil post test antar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk melihat tingkat keberhasilan suatu
metode, pengujian hipotesis menunjukkan bahwa dari hasil tes yang telah
dilakukan diperoleh hasil rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen adalah
66,09, sedang rata-rata kelompok kontrol adalah 46,82. Berdasarkan uji percobaan
satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 7,533 dan ttabel = 1,66, berarti thitung
> ttabel, sehingga Ho diterima. Dilihat dari hasil akhir dapat disimpulkan bahwa
vii
hasil belajar kedua kelompok berbeda secara nyata dan signifikan, yaitu kelompok
eksperimen memperoleh data hasil lebih baik dari kelompok kontrol.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima dikarenakan
penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang
kompetensi dasar gerak pada tumbuhan .
viii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SAW yang
telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Teams
Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII
SMP Hasanuddin 6 Semarang Kompetensi Dasar Gerak pada Tumbuhan” ini
dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan Islam pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dalam Kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam penelitian
maupun penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan
kepada:
1. DR.Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Hj. Nur Khasanah, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua Prodi Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Lianah, M. Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam penulisan skripsi dan sebagai Wali Studi Tadris Biologi
angkatan 2007 paket A.
4. H. Nasirudin, M. Ag sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
5. Kepala sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang, Lukman Hakim, S. Pd yang
berkenan memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMP Hasanuddin 6
Semarang.
6. M. Nur Hasyim, A. Md selaku guru Biologi SMP Hasanuddin 6 Semarang dan
seluruh staf SMP Hasanuddin 6 Semarang, yang berkenan membantu dan
mengarahkan penulis dalam proses penelitian.
ix
7. Ayah dan ibu tercinta, terima kasih atas curahan kasih sayangnya yang begitu
dalam dan yang selalu memberikan dukungan, nasihat dan doa yang tanpa
henti.
8. Guru-guruku dari mulai TK sampai kuliah yang senantiasa mengajarkan ilmu-
ilmunya yang menjadikan hidupku berarti, yang telah membuka khasanah
ilmu pengetahuan dan agama yang tak mampu aku pahami tanpa mereka.
9. Adinda Marya Ulfa, yang selalu menjadi pelampiasan rasa sayang, amarah
dan tempat bersandar.
10. Sahabat-sahabatku mas Ro’uf, akhy Si’in, Kepompong (Mb’ Cha, mb’ Naim,
Dani dan Dewik), yang telah memberikan dukungan dan motivasinya selama
ini dan menemukan arti sebuah persahabatan.
11. Teman-teman “Tadris Biologi 07” yang aku sayangi, senasib seperjuangan.
12. Dek Aqil, mbak Zi, mbak Umi dan semua teman-teman kos As Syifa’, tim
PPL SMAN 6 Semarang dan tim KKN posko 62, terima kasih atas dukungan
dan atas perhatiannya.
13. Semua pihak dan instansi terkait yang telah membantu selama dilaksanakan-
nya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa pengetahuan yang penulis miliki masih
kurang, sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan tulisan berikutnya.
Bukanlah hal yang berlebihan apabila penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca, amin.
Semarang, 10 November 2011
Hani Ammaria
NIM: 073811030
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................ ii
PENGESAHAN ............................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 4
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 6
B. KerangkaTeoritik ................................................................................... 7
1. Model pembelajaraan kooperatif teams games
tournament (TGT)
a. Model Pembelajaran ................................................................... 7
b. Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 9
c. Model pembelajaran teams games tournament
(TGT) .......................................................................................... 11
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar ....................................................................... 14
b. Hasil Belajar .............................................................................. 18
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................... 19
3. Materi Gerak pada Tumbuhan ......................................................... 21
C. Rumusan Hipotesis ................................................................................ 29
xi
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 32
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 32
D. Variabel dan Indikator Penelitian........................................................... 33
E. Pengumpulan Data Penelitian ................................................................ 34
F. Analisis Data Penelitian ......................................................................... 35
1. Analisis pendahuluan ....................................................................... 36
2. Analisis uji hipotesis ........................................................................ 39
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 44
B. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 47
a. Analisa Tahap Awal .......................................................................... 48
b. Analisa Tahap Akhir .......................................................................... 51
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................. 55
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 60
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 61
B. Saran ....................................................................................................... 61
C. Penutup ................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif, 10.
Tabel 2 Desain Penelitian Eksperimen, 32.
Tabel 3 Presentase Validitas Tes Butir Soal, 46.
Tabel 4 Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal, 46.
Tabel 5 Persentase Daya Beda Butir Soal, 47.
Tabel 6 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Ulangan Materi Sebelumnya Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol, 48.
Tabel 7 Sumber Data Perhitungan Varians, 49.
Tabel 8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata, 50.
Tabel 9 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen, 52.
Tabel 10 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol, 52.
Tabel 11 Sumber Data Untuk Uji T, 54.
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Penempatan Meja Turnamen, 13.
Gambar 2 Fototropisme, 22.
Gambar 3 Geotropisme/ Gravitropisme, 23.
Gambar 4 Ercis (Pisum sativum) dan Semangka (Citrullus lanatus), 24.
Gambar 5 Pertumbuhan Akar Umumnya Menuju ke Sumber Air, 24.
Gambar 6 Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa), 26.
Gambar 7 Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala), 26.
Gambar 8 Daun Putri Malu (Mimosa pudica), 27.
Gambar 9 Bunga Tulip (Tulip praestans), 27.
Gambar 10 Tumbuhan Kantong Semar (Nepenthes), 28.
Gambar 11 Proses Membuka dan Menutupnya Stomata, 28.
Gambar 12 Gerakan Klorofil Sel Hydilla verticillata, 29.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Silabus
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas
Eksperimen
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 4 : Soal Uji Coba
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Lampiran 6 : Soal Posttest Dan Kunci Jawaban
Lampiran 7 : Perhitungan Analisis Instrumen Butir Soal Uji Coba
Lampiran 8 : Nama Kelompok Kelas Eksperimen
Lampiran 9 : Soal Game
Lampiran 10 : Daftar Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kontrol
Lampiran 11 : Analisis Uji Normalitas Awal Kelas Kontrol
Lampiran 12 : Analisis Uji Normalitas Awal Kelas eksperimen
Lampiran 13 : Analisis Uji Homogenitas Awal kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 14 : Analisis Uji Kesamaan Rata-rata kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Lampiran 15 : Analisis Uji Normalitas Akhir Kelas Kontrol
Lampiran 16 : Analisis Uji Normalitas Akhir Kelas eksperimen
Lampiran 17 : Analisis Uji Perbedaan Rata-rata kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut
sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia
juga merupakan syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu
wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah
pendidikan yang berkualitas. Pendidikan pada dasarnya merupakan
interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan
pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini
disebut interaksi pendidikan, yaitu saling mempengaruhi antara pendidik
dan peserta didik.1
Dalam proses pembelajaran, anak adalah subjek dan sebagai
objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak
lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai tujuan pengajaran.
Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai manakala anak didik
berusaha aktif mencapainya. Keaktifan anak didik disini tidak hanya
dituntut dari segi fisik, tetapi dari segi kejiwaan juga. Bila hanya dari fisik
anak saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya
anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan
didalam dirinya.2
Karena pada dasarnya proses pembelajaran merupakan
transformasi perubahan sikap dan ketrampilan dengan melibatkan aktifitas
fisik dan mental siswa. Keterlibatan siswa baik fisik maupun mental
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2009).hlm.3.
2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain.Strategi Belajar Mengajar(.Jakarta:Rineka
cipta.2006).hlm.38.
2
merupakan bentuk pengalaman belajar yang dapat mempererat
pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi
unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Guru atau pendidik sebagai tenaga pendidik
yang professional harus dengan sadar berusaha mengatur lingkungan
belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan
pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan
progam pengajaran dengan baik dan sistematis.
Kurangnya keaktifan siswa antara lain disebabkan oleh kurang
melibatkan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam
proses belajarnya siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, tanpa
melakukan sesuatu yang membuat siswa aktif dalam belajarnya.
Berdasarkan fakta dilapangan, konsep proses pembelajaran yang demikian
mengakibatkan kurang melibatkan aktivitas siswa dan kemandirian siswa
dalm belajar.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti memilih dan
menerapkan model pembelajaran yang mampu merangsang siswa lebih
aktif dalam belajar, sehingga memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan
saling menkomunikasikan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta
mempunyai rasa tanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
memahami atau hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta
seluruh siswa adalah model pembelajaran kooperatif. Dengan
pembelajaran kooperatif siswa diharapkan dapat saling membantu, saling
berdiskusi, dan beragumentasi untuk mengasah khasanah ilmu
pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan pemahaman
masin-masing. Salah satu dari model pembelajaran kooperatif ini adalah
dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament
(TGT). Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran TGT, akan
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab, kerja sama, pemahaman siswa
3
tentang materi yang diajarkan dan tidak kalah lebih penting adalah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Teams games tournament (TGT) merupakan salah satu tipe atau
model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
seluruh aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedann status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement.
Kompetensi dasar gerak pada tumbuhan merupakan salah satu
materi pelajaran sains (biologi) tingkat SMP atau MTs kelas VIII semester
genap. KD gerak pada tumbuhan ini mencakup beberapa bahasan
diantaranya adalah gerak endonom (tropisme, taksi, dan nasti) dan gerak
etionom. Dengan menggunakan model pembelajaran TGT siswa terlibat
aktif dalam proses pembelajaran ssehingga tidak menimbulkan rasa
kejenuhan karena mengandung unsure permainan. Keterlibatan siswa
secara langsung dalam pembelajaran kan membantu mereka untuk
mencapai kecakapan kognitif, efektif, dan psikomotorik, sehingga standar
kompetensi(SK) dan kompetensi dasar(KD) materi ini dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti
mengambil judul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS
GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP HASANUDDIN 6 SEMARANG
KOMPETENSI DASAR GERAK PADA TUMBUHAN”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, timbul suatu
permasalahan yaitu: Apakah model pembelajaran teams games
tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas
VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada
tumbuhan?.
4
Model pembelajaran teams games tournament (TGT) dikatakan
efektif jika hasil belajar kelas yang menggunakan model pembelajaran
teams games tournament (TGT) lebih baik dari pada kelas yang
menggunakan pembelajaran konvensional (metode ceramah).
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas model pembelajaran teams games tournament
(TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan.
Sedangkan manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik
a. Dapat meningkatkan hasil belajar biologi seiring dengan
meningkatnya keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi.
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab, karena diberikan tanggung
jawab terhadap penguasaan pada bagian materi pelajaran.
c. Memberikan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa
tertarik dan antusias mengikuti pelajaran.
d. Siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi guru (pendidik)
a. Dapat meningkatkan kreativitas pendidik dalam kegiatan belajar
pengajar sehingga mendapat kegiatan belajar mengajar yang
bermutu.
b. Guru lebih mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta
didiknya sehingga dapat mengoptimalkan proses kagiatan belajar
mengajar.
5
c. Sebagai bahan masukan untuk memanfaatkan model
pembelajaran kooperatif salah satunya TGT.
3. Bagi sekolah
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan
kualitas hasil sekolah yang diwujudkan melalui hasil akhir
pembelajaran yang memuaskan.
4. Bagi peneliti
Dapat memperoleh pengalaman secara langsung bagaimana penerapan
model pembelajaran teams games tournament (TGT) dengan efektif
dan efisien.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs,
laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dapat dijadikan penulis
sebagai rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis
laksanakan.
Dalam hal ini, penulis mengambil beberapa kajian pustaka dalam
bentuk skripsi yang dapat digunakan sebagai rujukan perbandingan.
1. Skripsi yang disusun oleh Dika Freida Nurynnysa (NIM: 063611021)
dengan judul “penerapan model pembelajaran teams games tournament
(TGT) dengan permainan destinasi untuk meningkatkan hasil belajar fisika
materi pokok pemuaian pada peserta didik kelas VII A MTs Sabilul Ulum
Mayong Jepara semester gasal tahun ajaran 2010/2011”. Dari penelitian
yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran TGT dengan permainan destinasi dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas VII A MTs sabilul Ulum Mayong Jepara pada
materi pokok pemuaian.
2. Skripsi yang disusun oleh Soniawati (NIM: 053811077) dengan judul
“studi komparasi hasil belajar biologi materi pokok sistem indera manusia
antara pembelajaran dengan menggunakan metode TGT (Teams games
tournament) dan metode ceramah di MA Al-Asror Semarang tahun ajaran
2009/2010”. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh menunjukkan
bahwa hasil belajar kelas dengan menggunakan model TGT mendapatkan
nilai lebih baik yaitu 77,2 sedangkan kelas yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode ceramah mendapatkan nilai : 68,1. Dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi materi pokok
7
sistem indera manusia antara pembelajaran dengan model TGT (teams
games tournament) dan metode ceramah.
3. Skripsi yang disusun oleh Diyanto (NIM: 4101905014) mahasiswa
UNNES Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam dengan judul
“penerapan model pembelajaran cooperative learning melalui tipe TGT
(teams games tournament) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII 6 MTs Filial Al-Iman Adiwerna Tegal pada pokok bahasan
bilangan bulat”. Dari penelitian yang dilakukan, bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran TGT hasil belajar siswa kelas VII 6
MTs Filial Al-Iman Adiwerna Tegal mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat pada peningkatan ketuntasan belajar dari 76.6% menjadi 85,3%,
dan meningkat lagi menjadi 87,7%.
Berdasarkan beberapa kajian skripsi terdahulu di atas, peneliti
mengambil judul “efektivitas model pembelajaran teams games tournament
(TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP NU
Hasanuddin 6 Semarang kompotensi dasar gerak pada tumbuhan”. Letak
perbedaan dari skripsi-skripsi di atas atau penelitian-penelitan sebelumnya
adalah pada penelitian ini hanya terbatas pada pengujian kefektivan
penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) pada KD
gerak pada tumbuhan.
B. Kerangka Teoritik
1. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.1 Menurut Arends, yang
dikutip Hamruni, nenjelaskan bahwa model pembelajaran mengacu
1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010),Cet. 1,
hlm.51.
8
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.2
Menurut Joyce dan Weil menyatakan bahwa model mengajar
merupakan model belajar dengan model tersebut guru dapat membantu
siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri.
Selain itu, mereka juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.3
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi model pembelajaran di sini
adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam
melaksnakan pembelajaran.
Adapun menurut Soekamto, dkk sebagaimana yang dikutip
Trianto, mengemukakan bahwa yang dimaksud dari model
pembelajaran adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.4
Menurut Arends yang dikutip Trianto, menyeleksi enam
macam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan dalam
mengajar, antara lain adalah :
1). Presentasi
2). Pengajaran langsung (direct instruction)
3). Pengajaran konsep
4). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
5). Pengajaran berdasarkan masalah (problem based instruction)
6). Diskusi kelas.5
2 Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta
:Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009),hlm.5.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,hlm. 51.
4 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2007), hlm.5.
5 Trianto, Model pembelajaran terpadu, hlm. 53.
9
Setiap penggunakan model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan agar tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Seperti halnya harus sesuai dengan materi
pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa,
lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia, konsep yang
lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang
lain untuk meningkatkan hasil belajar.
b. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning)
Salah satu bentuk model pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Model
pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis.
Pembelajaran ini muncul dari kosep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang
kompleks.6
Setiap kelas kooperatif, siswa harus belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras,
dan satu sama lain saling bekerja sama. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberi kesempatan kepada semua peserta
didik untuk terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan
belajar.
Jadi, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
(Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang mengutamakan
adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah model
6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media
Group, 2009), Ed.I, Cet.2, hlm. 56
10
pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus kecakapan sosial (sosial skill).7
Menurut Ibrahim dkk yang dikutip Trianto tujuan dari
pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu :
1) Hasil belajar akademik
Agar dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-
konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan berfikir krtis.
2) Penerimaan terhadap keragaman
Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai
latar belakang yang bermacam-macam, seperti keragaman ras,
budaya dan agama, strata sosial, kemampuan, dan
ketidakmampuan.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Agar dapat melatih keterampilan-keterampilan kerjasama dan
kolaborasi , dan juga keterampilan-keterampilan tanya jawab.8
Menurut Trianto, terdapat enam langkah atau tahapan dalam
menggunakan pembelajaran kooperatif.9 Langkah-langkah itu
ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase – 1
Menyampaikan tujuan
dan motivasi peserta
didik
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi
peserta didik belajar
Fase – 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada
peserta didik dengan jalan
mendemontrasi atau lewat bahan bacaan
7 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta : Prenada Media Group, 2009),
Ed. 1.,Cet.2., hlm.267.
8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),hlm.57.
9 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran , hlm.48.
11
Fase – 3
Mengorganisasikan
peserta didik ke dalam
kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya untuk membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi
secara efisien
Fase – 4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil-hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil belajarnya
Fase – 6
Memberikan
penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya menurut hasil
belajar individu maupun kelompok
Menurut Slavin, terdapat berbagai macam model pembelajaran
kooperatif (cooperative learning), diantaranya adalah:
1) STAD (Student Teams Achievement Division)
2) JIGSAW II
3) Kelompok investigasi (Group Investigation)
4) TGT (Teams Games Tournament)
5) TAI (Team Accelerated Instruction)
6) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)10
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan salah satu tipe
model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe TGT (Teams Games Tournament).
c. Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
Model pembelajarn kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT), atau pertandingan permainan tim dikembangkan secara asli
10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (bandung : Nusa
Media, 2010), cet. VI., hlm.11.
12
oleh David De Vries dan Keath Edward. Pada model ini siswa
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.11
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah suatu teknik yang
sama seperti STAD kecuali satu hal, yaitu TGT menggunakan
turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor
kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil
tim mereka dengan anggota dari tim lain yang kinerja akademik
sebelumnya setara seperti mereka.12
Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat al-Baqarah ayat 148 yang menjelaskan tentang perintah
Allah SWT untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
”Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah
akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS.
al – Baqarah/2 : 148).13
Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran kooperatif meodel teams games tournament (TGT)
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping
menumbuhkan tanggung jwab, kerja sama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar. Setidaknya terdapat lima komponen utama dalam
teams games tournament (Slavin) yaitu :
11
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, hlm. 13.
12 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, hlm.163-165.
13 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahannya , hlm. 24.
13
1) Penyajian kelas (Class Presentation)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi
dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran
langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru, dan
menjelaskan rambu-rambu permainan dan turnamen, serta
memotivasi siswa dalam kerja kelompok untuk menjadi pemenang
dalam game dan turnamen.
2) Kelompok (Teams)
Kelompok biasanya terdiri dar 4 sampai 5 orang siswa
yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis
kelamin, dan ras atau etnik. anggota kelompok agar bekerja dengan
baik dan optimal saat game.
3) Permainan (Games)
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya
relevan yang dirancang untuk menguji pengeatahuan siswa yang
diperolehnya saat presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa,
yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.
4) Turnamen (Tournament)
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game
berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu setelah guru
memberikan presentasi kelas dan tim telah melaksanakan kerja
kelompok terhadap lembar kegiatan.
Pada waktu turnamen, guru menunjuk siswa untuk berada
pada meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya
pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya.
Penempatan siswa dalam meja turnamen dapat dilihat
seperti bagan 2.1 di bawah ini:
A-1 A2 A-3 A-4
Tinggi sedang sedang rendah
Meja
Turnamen
1
Meja
Turnamen
2
Meja
Turnamen
3
Meja
Turnamen
4
B-1 B-2 B-3 B-4
Tinggi sedang sedang rendah
C-1 C-2 C-3 C-4
Tinggi sedang sedang rendah
14
5) Penghargaan kelompok (Teams Recognize )
Ada tiga macam tingkatan penghargaan yang deberikan.
Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut:
Kriteria (Rata-Rata Tim)
15
16
17
Penghargaan
TIM BAIK
TIM SANGAT BAIK
TIM SUPER
Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk
menjadi tim sangat baik sebagian besar anggota tim harus memiliki
skor di atas skor awal, dan untuk menjasi tim super sebagian besar
anggota tim harus memiliki skor setidaknya sepuluh poin diatas
skor dasar. Penghargaan bisa berupa pemberian ucapan selamat,
sertifikat, maupun yang lainnya.14
Model pembelajaran kooperatif teams games tournament
(TGT) ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan
dari pembelajaran TGT antara lain:
a) Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
b) Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu
c) Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara
mendalam
d) Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
e) Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
f) Motivasi belajar lebih tinggi
g) Hasil belajar lebih baik
h) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
Sedangkan kelemahan TGT adalah:
a) Bagi guru
(1). Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai
kemampuan heterogen dari segi akademis.
(2). Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup
banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan.
b) Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan
sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya. 15
14
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik , hlm. 160-166.
15 Anatahime, “Model Pembelajaran Kooperatif Metode Teams Games Tournament
(TGT)”, http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-pembelajaran-kooperatif-
metode.html, (05/02/2011 08.25 WIB)
15
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Islam sebagai rahmatal li al-‘alamin sangat mewajibkan
umatnya untuk selalu belajar. Bahkan Allah mengawali menurunkan
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang
memerintahkan rasul-Nya, Muhammad SAW., untuk membaca dan
membaca (iqra’).16
Sebagaimana dalam surat al- „Alaq ayat 1-5.
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.(Q.S. al- „Alaq/ 96 : 1-5).
Sejak turunnya wahyu pertama kepada Muhammad SAW.,
Islam telah menekankan perintah untuk belajar. Ayat pertama juga
menjadi bukti bahwa Al-Qur‟an memandang penting belajar agar
manusia dapat memahami seluruh kejadian yang ada di sekitarnya,
sehingga meningkatkan rasa syukur dan mengakui akan kebesaran
Allah SWT.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak
lahir sampai akhir hayat.kemampuan manusia untuk belajar merupakan
16
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar
Ruzz Media, 2010), hlm.29.
16
karakteristik penting yang membedakan manusia dengan mahluk
lain.17
Seperti dalam firman Allah SWT surat at Tiin ayat 4.
” Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya” . (Q.S. at- Tiin /95 : 4)
Dalam Kamus Besar Indonesia, secara etimologis belajar
memiliki arti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi
ini memliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian
atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
mendapatkan ilmu, sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang
sesuatu.18
Dalam belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan
pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih
baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang
selalu terikat dalam belajar adalah pengalaman yang berbentuk
interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.19
Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan
dalam definisi tentang belajar yang dikemukakan oleh beberapa pakar
pendidikan.
17
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran.
18 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran. hlm.13.
19 Nana Syaodih Sukmadinata,Landasan Psikologi Proses Pendidikan, ,( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2009),hlm.155.
17
1) Gagne
Belajar adalah kecenderungan perubahan disposisi atau
kemampuan yang dicapai seseorang yang Dapat dipertahankan
selama proses pertumbuhan melalui aktivitas.20
2) Howard L. Kingsleny
Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed trough practice or training (Belajar adalah
proses ketika tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
diubah melalui praktik atau latihan).21
3) Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of
experience.22
(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman)
4) Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a
result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).
5) Syekh Abdul Aziz dalam kitab At-Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris
mendenifisikan belajar sebagai berikut:
.
“Belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku pada hati
(jiwa) si pelajar berdasarkan yang sudah dimiliki menuju
perubahan baru”.
20
Yatim Riyanto, Paradigm Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas, hlm.4.
21 Baharuddin, Pendidikan & Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,
2010), Cet. 2., hlm.162.
22 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2008),
hlm. 231.
23 Sholeh Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadris, Juz 1,
(Mekkah: Darul Ma‟arif, t.t.), hlm. 169.
18
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui
aktivitas atau pengalaman. Yang memiliki beberapa ciri yang dapat
membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan,
sikap maupun keterampilan. Antara lain:
a) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior)
b) Perubahan perilaku relative permanent.
c) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar berlangsung.
d) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e) Pengalaman atau latihan dapat diberikan penguatan.24
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Agus
Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, milai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.25
Merujuk pemikiran Gagne yang dikutip Aunurrahman, menyimpulkan
ada lima macam hasil belajar yaitu:
1) Informasi verbal
Yaitu kemampuan mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata
dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
2) Keterampilan intelektual
Yaitu kemampuan mempresentasikan konsep atau lambang yang
terdiri dari kemampuan mengkatagorisasi, analisis-sintesis fakta-
konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif
Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan
jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, belajar, mengingat, dan berfikir.
4) Keterampilan motorik
Kemampuan untuk melakukan dan mengkoordinasikan serangkaian
gerakan-gerakan jasmani yang berhubungan dengan otot.
24
Bahruddin, Pendidikan & Psikologi Perkembangan.
25 Agus Suprijono, cooperative learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), cet.3.,
hlm.5.
19
5) Sikap
Kemampuan internal yang mempengaruhi tingkah laku seseorang
yang didasari oleh emosi, kepercayaan serta faktor intelektual.26
Sedangkan menurut Bloom dkk, mengkatagorikan hasil belajar
ke dalam tiga ranah yaitu : ranah kognitif, terdiri dari enam jenis
perilaku (pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
evaluasi), Ranah afektif terdiri dari lima jenis perilaku (penerimaan,
sambutan, penilaian, organisasi, karakterisasi), dan ranah psikomotor
terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik (persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan, kreativitas).27
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses
belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor internal
a) Faktor biologis (jasmaniah)
Bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Kondisi fisik
mencakup kelengkapan dan kesehatan indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, perabaan, dan pencecapan.
b) Faktor psikologis
Mencakup kndisi kesehatan psikis, kecerdasan, bakat, dan
kemauan.28
26
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : ALFABETA, 2009), cet.3.,
hlm.47.
27 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
2009), cet.6., hlm. 78.
28 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta : PT Rineka Cipta,
2004), cet.2., hlm. 138.
20
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan keluarga
Mencakup suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, cara
orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan
ekonomi keluarga.
b) Lingkungan sekolah
Mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata
tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan
konsisten.
c) Lingkungan masyarakat
Mencakup kegiatan siswa dalam measyarakat, mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.29
Sedangkan menurut Syaikh Ibrahim bin Isma‟il, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dalam kitab Ta‟lim Muta'allim ada 6
yaitu:
سأ نبك عنمجموعها ببيان# ال بستة ااالال تنا ل ا لعلم
وارشا د استاذ وطول زما ن#وبلغة ذ كاء وحرص وا صطبا ر
“(Ingatlah, kamu tidak akan berhasil dalam memperoleh ilmu,
kecuali dengan 6 perkara yang akan dijelaskan kepadamu secara
ringkas, yaitu kecerdasan, cinta kepada ilmu, kesabaran, biaya cukup,
petunjuk guru, dan masa yang lama)”.31
Jadi dapat di ketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Antara lain adalah kesehatan
jasmani, psikis, keluarga, lingkungan sekitar, sekolah, dan lain-lain.
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), cet.5., hlm. 60-72.
30 Ibrahim bin Isma‟il, Syarah Ta’lim Muta’allim, (Surabaya : Al Hidayah), hlm. 15.
31 Az Zarnuji, Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri, (Surabaya : Al- Hidayah, 2000),
hlm. 21.
21
3. Materi Gerak pada Tumbuhan
Hewan dan manusia sebagai mahluk hidup memiliki ciri bebas
bergerak dan mampu menanggapi rangsang, karena keduanya memiliki
sistem saraf. Sedangkan tumbuhan tidak memiliki system saraf, tetapi
dapat menerima dan menanggapi rangsang yang diterimanya. Dengan kata
lain, tumbuhan memiliki kepekaan terhadap rangsangan yang disebut
iritabilitas.
Menurut Wolfgang Haupt dan Mary Ella dalam kutipan Frank B
Salisbury dan Cleon W Ross, rangsangan selalu bekerja pada sistem mesin
yang menjadi bagian tumbuhan, dan bagian yang menerima rangsangan
(reseptor). Setelah rangsangan diterima, kemudian diubah (transduksi)
menjadi bentuk lain, yang kemudian diteruskan menjadi suatu respon
motor. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya gerak pada tumbuhan.32
Sebagaimana dalam firman Allah SWT pada surat Ar-Rahman ayat 6.
“Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya
tunduk kepada nya.” (Q.S. ar- Rahman/55 : 6).
Dari ayat tersebut, dapat diketahui bahwa tidak hanya hewan dan
manusia yang dapat bergerak, tetapi tumbuh-tumbuhan juga dapat
bergerak.
Para ahli membedakan gerak pada tumbuhan berdasarkan sumber
rangsangan. Jika gerak tumbuhan terjadi bukan karena rangsangan dari
luar atau rangsangan itu bersaal dari dalam tumbuhan, disebut dengan
gerak endonom sedangkan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsang dari luar disebut dengan gerak etionom. 33
32
Frank B Salisbury & Cleon W Ross, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung : ITB, 1995),jil.3.,
hlm.97.
33 Istamar Syamsuri dkk, IPA Biologi SMP, (Jakarta: Erlangga, 2006), Jilid. 2, hlm. 161.
22
a. Gerak Etionom atau Esionom
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tunbuhan yang
disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan
antara arah respon gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom
dapat dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis, dan nasti.
1) Tropisme
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan
tumbuhan. Tropisme berasal dari bahasa Yunani, tropos yang
artinya “berputar”. Jadi pengertian tropisme adalah respon
pertumbuhan yang menyebabkan pembengkokan organ tumbuhan
yang utuh menuju atau menjauhi stimulus.34
Terdapat beberapa
macam gerak tropisme, antara lain adalah:
a) Fototropisme (cahaya)
Fototropisme berasal dari dua kata dalam bahasa
Yunani, yaitu phos yang berarti cahaya dan trope. Fototropisme
adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan karena rangsang cahaya.
Rangsang cahaya umumnya cahaya matahari, sehingga gerak
ini disebut juga gerak heliotropisme.
Dalam bukunya Sylvia S Mader, terdapat dua macam
gerak fototropisme. ”The positive phototropisme of stems accour
because the cells on the shady side of the stem elongate, in
contrast, curving away from light is called negative
phototropisme”.35
Gambar 2.2.36
Fototropisme
34
Neil A. Campbell dkk, Biology, (Jakarta : Erlangga, 2003), Jil. 2, hlm. 389.
35 Sylvia S Mader, Biology, (Mc Graw Hill: Higher Education, 2007), Ed.9., hlm. 479.
36 Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), Slide.16.
Cahaya
23
b) Geotropisme (gravitasi bumi)
Geotropisme adalah gerak sebagian tubuh tumbuhan
karena pengaruh gaya tarik bumi (gravitasi). Gerak
pertumbuhan ke arah menjauhi tarikan gravitasi bumi
merupakan contoh dari geotropisme positif dan negatif. Contoh
dari geotropisme negatif adalah gerakan akar menuju tanah.
Sedangkan contoh dari geotropisme negatif adalah gerak
tumbuh batang menjauhi tanah.
Gambar 2.3.37
Geotropisme/ Gravitropisme
c) Tigmotropisme (persinggungan atau sentuhan)
Menurut Jaffe dan Galston dalam kutipan Frank B
Salisbury dan Cleon W Ross mengemukakan bahwa
tigmotropisme merupakan respon terhadap sentuhan benda
padat, yaitu dengan merambatnya tumbuhan mengelilingi
sebuah tiang atau batang tumbuhan lain.38
Misalnya gerak
membelit ujung batang maupun sulur dari Curcubitaceae,
misalnya ketimun. Contoh tanaman lain yang bersulur adalah
melon (Cucumis melo L), semangka ( Citrullus lanatus ), ercis
(Pisum sativum), dan lain-lain.
37
Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.10.
38 Frank B Salisbury, Fisiologi Tumbuahan, hlm. 105.
24
Gambar 2.4.
Ercis (Pisum sativum)39
Semangka (Citrullus lanatus)40
d) Hidrotropisme (air)
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
pengaruh rangsangan air (hidro = air). Jika rangsangan itu
mendeakati air, disebut hidrotropisme positif. Misalnya akar
tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak airnya.
Sedangkan jika rangsangan itu menjauhi air, disebut
hidrotropisme negative. Misalnya gerak pucuk batang tumbuhan
yang tumbuh keatas menjauhi air.
Gambar 2.5.41
( Pertumbuhan akar umumnya menuju ke sumber air)
39
http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis (24/03/2011 10.00 WIB)
40http://id.wikipedia.org/wiki/Semangka (20/12/11 09.45 WIB)
41 Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), Slide.11.
Air
Air Air
25
e) Kemotropisme (zat kimia)
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
pengaruh rangsangan zat kimia. Contohnya adalah gerak
pertumbuhan buluh serbuk sari menuju bakal buah saat
berlangsungnya pembuahan.42
2) Taksis
Taksis adalah gerak pindah tempat seluruh tubuh atau
sebagian tumbuhan menuju atau menjauhi rangsangan.43
Berdasarkan macam rangsang penyebabnya, taksis dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
a) Fototaksis (cahaya)
Gerak pindah tempat tumbuhan atau sebagian
tumbuhan karena pengaruh cahaya. Contohnya adalah gerak
klorofil ke sisi sel yang terkena cahaya dalam proses
fotosintesis.
b) Kemotaksis (zat kimia)
Gerak pindah tempat tumbuhan atau sebagian
tumbuhan karena pengaruh zat kimia. Contohnya adalah gerak
spermatozoid ke arkegonium pada lumut.44
3) Nasti
Nasti adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan
dari luar, tetapi gerakannya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya
rangsangan.45
Terdapat beberapa macam gerak nasti, antara lain:
42
Arinto Nugroho, Biology 2, (Jakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2010),
hlm.190.
43 Frank B Salisbury, Fisiologi Tumbuahan, hlm.107.
44 Arinto Nugroho, Biology 2, hlm. 195.
45 John W Kimball, Biology, (Jakarta : Erlangga, 1983), hlm.591.
26
a) Fotonasti (cahaya)
Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan
cahaya. Misalnya adalah gerakan mekarnya bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa) di sore hari.
Gambar 2.6. 46
Bunga Mirabilis jalapa
b) Niktinasti (suasana gelap)
Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh suasana
gelap, sehingga disebut gerak tidur. Misalnya, gerak
menutupnya daun lamtoro (Leucaena leucocephala) di malam
hari.
Gambar 2.7.47
Daun lamtoro (Leucaena leucocephala)
c) Tigmonasti atau seismonasti (sentuhan atau getaran)
Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang
sentuhan atau getaran. Contohnya gerak menutupnya daun
putrid malu (Mimosa pudica) jika disentuh.
46
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
47 http://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro.html. (20/02/2011 13.00 WIB)
27
Gambar 2.8.48
Daun Mimosa pudica
d) Termonasti (suhu)
Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang suhu,
seperti mekarnya bunga tulip (Tulipa praestans) pada musim
tertentu.
Gambar 2.9.49
Bunga tulip (Tulip praestans)
e) Haptonasti (sentuhan serangga)
Adalah gerak nasti yang terjadi pada tumbuhan
insektivor yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Daun pada
tumbuhan insektivor, misalnya sejenis tumbuhan perangkap lalat
(Venus flytrop) dan kantong semar (Nepenthes).
48
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
49 http://id.wikipedia.org/wiki/tulip.html. (24/03/2011 10.45 WIB)
28
Gambar 2.10.50
Tumbuhan kantong semar (Nepenthes)
f) Hidronasti (air)
Adalah gerak yang terjadi terhadap keadaan air. Conto
gerak menggulungnya daun padi (Oryza sativa) dan daun sere
(Cymbopogon nardus), jika keadaan kurang air.
g) Nasti Kompleks
Adalah gerak nasti yang disebabkan oleh beberapa
factor, misalnya cahaya, suhu, kelembapan atau air, dan zat
kimia. Contoh dari gerak nasti kompleks adalah gerak membuka
dan menutupnya stomata pada daun.
Gambar 2.11.51
Membuka dan Menutupnya Stomata
50http://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_semar (20/12/2011 10.10 WIB)
51 Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.29.
29
b. Gerak Endonom
Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan
oleh rangsangan atau faktor-faktor dari dalam tubuh tumbuhan itu
sendiri. Gerak ini dikenal sebagai gerak spontan karena tumbuhan
melakukan gerak secara spontan, tanpa adanya pengaruh rangsangan
dari luar. Gerak endonom yang paling umum adalah nutasi, yaitu gerak
ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti daun, akar,
stolon, tangkai bunga. Contoh lainnya adalah gerak rotasi sitoplasma
pada sel-sel daun Hydrilla verticillata yang dapat dideteksi dari gerak
sirkulasi klorofil di dalam sel.52
Gambar 2.12.53
Gerakan klorofil sel Hydilla verticillata
C. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.54
Sehubungan dengan pengertian hipotesis tersebut, maka hipotesis
yang penulis atau peneliti ajukan adalah : “Penerapan model pembelajaran
52
TIM MGMP IPA SMP Kota Semarang, LKS IPA BIOLOGI VII, hlm. 29.
53 Nur Hasyim, “Gerak Pada Tumbuhan”, Power Point (Semarang : 2010), slide.6.
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta.
2008), hlm 64.
30
teams games tournament (TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak
pada tumbuhan”.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
adanya kontrol.1 Sehingga peneliti membagi subjek atau objek yang diteliti
menjadi dua grup, yaitu grup treatment (yang memperoleh perlakuan), dan
grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan, sehingga akan diketahui
hubungan kausal sebab dan akibatnya. Bentuk eksperimen dalam penelitian
ini adalah true experimental design (Eksperimental betul-betul) dengan
jenis Posttest Control Group Design.
Dalam bentuk ini terdapat dua kelompok yang masing-masing
dipilih secara random (R), kelompok pertama diberi perlakuan (X) disebut
kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelas kontrol.2 Selanjutnya dalam proses belajar mengajar, kelas
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
teams games tournament (TGT), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberi
perlakuan atau pembelajaran menggunakan metode ceramah. Setelah
proses belajar mengajar berlangsung, kedua kelompok eksperimen dan
kontrol akan diukur kembali dengan diberikan posttest, hasil dari posttest
inilah yang akan menjawab, apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Desain penelitian dapat
diperjelas pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
1 M. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor Ghalia Indonesia ,2005 ), hlm. 63.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006) hlm. 75-74
32
Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen.3
Kelas Variabel Posstest
Eksperimen (R)
Kontrol (R)
X O 2
O 4
Keterangan:
O2 = nilai posttest yang diberi perlakuan.
O4 = nilai posttest yang tidak diberi perlakuan.
Dalam penelitian ini, dapat di katakan efektif jika kelas eksperimen
atau yang menggunakan model pembelajaran teams games tournament
(TGT) nilai posstestnya lebih baik daripada kelas kontrol atau kelas yang
tidak diberi perlakuan (menggunakan metode ceramah).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu penelitiannya adalah semester genap pada tanggal 10
Maret 2011 sampai 4 April 2011 .
2. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitiannya adalah di SMP Hasanuddin 6 Desa
Tugurejo Kecamatan Tugu Kabupaten Semarang.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti yang dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.4
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008),hlm. 112.
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
hlm.117.
33
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP
Hasanudin 6 Semarang tahun ajaran 2010/2011.
Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.5 Sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling purposive.
Karena dalam pengambilan sampel dari populasi dilakukan pertimbangan
tertentu .6 Sehingga didapatkan 3 kelas sebagai sampel penelitian,
penentuan kelas uji coba instrumen, kelas kontrol dan eksperimen
ditentukan secara acak. Dalam penelitian ini kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen, kelas VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII A sebagai
kelas uji coba instrument karena sudah menerima materi tersebut.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.7 Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable).
1. Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.8
Dalam hal in variabel bebasnya adalah: pembelajaran dengan
menggunakan model teams games tournament (TGT), dengan
indikator variabel bebas pembelajaran dengan menggunakan model
teams games tournament (TGT).
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 131.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D,
hlm. 124
7 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta. 2005), hlm.3.
8 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 3.
34
2. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas(independent
variable).9 Dalam hal ini variabel terikatnya adalah: hasil belajar
biologi pada siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang, dengan
indikator : nilai hasil ulangan biologi kompetensi dasar gerak pada
tumbuhan.
E. Pengumpulan Data Penelitian
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer
untuk keperluan penelitian yang tersusun sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data digunakan untuk
memperoleh informasi yang mencakup seluruh unit yang menjadi objek
penelitian. Tujuan pengumpulan data adalah untuk mengetahui jumlah
elemen atau objekyang diselidiki dan karakteristik dari elemen-elemen
tersebut yang meliputi semua keterangan mengenai ciri-ciri atau hal-hal
yang dimilki oleh elemen tersebut.10
Dalam teknik pengumpulan data ini
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui:
1. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.11
Metode
ini digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan model pembelajaran
TGT yang akan diterapkan selama proses pembelajaran pada kelas
eksperimen.
2. Metode Tes
Tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
9 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hlm. 3.
10 Moh. Nazir, Metode Penelitian, hlm. 174.
11 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
hlm.158
35
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.12
Metode ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar gerak pada tumbuhan.
Teknik tes yang digunakan menggunakan bentuk tes objektif.
Hal ini disebabkan antara lain; luasnya bahan pelajaran yang harus di uji
dalam tes dan untuk mempermudah proses penilaian yang akan
dilakukan peneliti. Tes objektif merupakan tes yang terdiri dari item-
item yang dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif jawaban
tersedia atau mengisi jawaban yang benar. Adapun jenis tes obyektif
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes pilihan ganda
(multiple choice test) yang merupakan suatu keterangan atau
pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk
melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban
yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian
keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban (option) terdiri atas
satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.
Misalnya terdapat empat pilihan jawaban, yaitu : A, B, C, dan D ,
dengan hanya satu jawaban yang paling benar.
F. Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, mengajukan data berdasarkan tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.13
12
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 223.
13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D, hlm.147.
36
1. Analisis Pendahuluan
Sebelum instrumen diujikan kepada sampel, maka instrumen
tersebut harus memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran soal
dan daya pembeda soal.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu terhadap
soal yang akan diujikan, meliputi:
a. Validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah item dikatakan
valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah.14
Untuk mengetahui validitas tes dengan menggunakan teknik korelasi
product moment dengan rumus15
:
})(}{)({
))((
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan :
N = jumlah responden
X = jumlah skor tiap item
Y = jumlah skor total
XY = jumlah skor perkalian X dan Y
Apabila tabelhitung rr maka dianggap signifikan, artinya soal
yang digunakan sudah valid. Sebaliknya jika tabelhitung rr artinya soal
tersebut tidak valid, maka soal tersebut harus direvisi atau tidak
digunakan. 16
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007), hlm.56
15Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm.72
16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 72.
37
b. Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau
ketetapan hasil pengukuran. Suata instrumen memiliki tingkat
reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan
mengukur aspek yang diukur bebrapa kali hasilnya sama atau relatif
sama.17
Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataanya, maka berapa kali pun
diambil tetap akan sama.
Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus K-R 20
yaitu sebagai berikut18
:
2
2
111 SB
pqSB
k
kr
Dan rumus varians sebagai berikut :
Keterangan:
11r = reliabilitas tes secara keseluruhan
SB2
= standar deviasi dari tes (akar varians)
p = proporsi subyek yang menjawab benar pada suatu butir
q = proporsi subyek yang menjawab item salah (q = 1-p)
k = banyaknya item
pq = jumlah hasil kali antara p dan q
s = standar deviasi dari tes.
Standar deviasi (s) dapat didapat menggunakan rumus
berikut :
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,( Bandung: PT
Remaja Rosdakarya,2009)., hlm. 229-230.
18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm 101.
=
s =
38
Keterangan :
s = Standar Deviasi
X = Simpangan X dari , yang dicari dari X -
N = Banyaknya subjek pengikut tes.19
Harga 11r yang diperoleh dikonsultasikan harga r dalam
tabel product moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan
reliabilitas jika harga 11r > r tabel .
c. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan:20
P = JS
B
Keterangan:
P =Indeks kesukaran
B =Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan
benar
JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Soal dengan P = 0,00 adalah soal terlalu sukar;
Soal dengan 0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar;
Soal dengan 0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang;
Soal dengan 0,70 < P ≤ 1,00 adalah soal mudah; dan
Soal dengan P = 1,00 adalah soal terlalu mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
19
Suharsimi arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Cet 13, hlm. 86 - 113
20 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 207.
39
dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).21
Rumus
yang digunakan untuk mencari daya pembeda adalah:22
D = B
B
A
A
J
B
J
B = P A - P B
Keterangan:
D = Daya Pembeda
AJ = Banyaknya peserta kelompok atas
BJ = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal:
DP ≤ 0,00 = sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 = jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 = cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 = baik
0,70 < DP ≤ 1,00 = sangat baik
2. Analisis Uji Hipotesis
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah data
tersebut disusun kembali kemudian dianalisis melalui tahap, yaitu:
a. Analisis data awal
Analisis data keadaan awal bertujuan untuk mengetahui
kondisi awal kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum mendapat
21
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 211.
22 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hlm.213-214.
40
perlakuan yang berbeda, apakah kedua kelas berasal dari sampel
yang homogen atau tidak. Oleh karena itu peneliti menggunakan
nilai ulangan harian materi sebelumnya dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
1) Uji Normalitas
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat, persamaannya
adalah sebagai berikut :
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
oi = f0 : frekuensi yang diobservasi
Ei = fh : frekuansi yang diharapkan
Kriteria pengujian ditolak jika 2 hitung > 2 tabel. 2
tabel dicari menggunakan distribusi 2 dengan derajat kebebasan
dk= k-1 dan taraf signifikan 5%. Harapan sampel dalam penelitian
normal.23
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data
dilakukan dengan uji varians. Rumus yang digunakan untuk
menguji homogenitas varian adalah:
TerendahVar
TertinggiVarFhitung
.
.
23
Sudjana, Metode Statistika, , (Bandung: PT. Tarsito, 2005), Cet. 1, hlm. 273.
k
i
k
i i
ii
fh
fhfo
e
eo
1
2
1
2
2
41
Dengan rumus varians untuk sampel adalah:
)1(
)( 2
2
n
xxS
i
Kelas dikatakan homogen jika tabelhitung FF , dengan %5 .
pembilangdknv 111
penyebutdknv 122
24
3) Uji Persamaan Rata-Rata (t)
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah hasil dari nilai ulangan harian pada materi sebelumnya,
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai
rata-rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-
rata kedua kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu
mempunyai kondisi yang sama. Hipotesis yang akan diujikan
adalah:
Ho : µ1= µ 2
Ha : µ 1 ≠ µ 2
Keterangan:
µ 1 : rata-rata data kelompok eksperiman
µ 2 : rata-rata data kelompok kontrol
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus
t-test adalah sebagai berikut:25
21
21
11
nnS
XXt
dengan 2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS
Keterangan:
1X = rata-rata data kelas eksperimen
2X = rata-rata data kelas kontrol
24
Sudjana, Metoda Statistika, hlm. 250.
25 Sudjana, metoda statistika, hlm.239.
42
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
S1 = Simpangan baku kelas eksperimen
S2 = Simpangan baku kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah terima Ho jika thitung < ttabel.
Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – 1/2α),
tolak Ho untuk harga thitung > ttabel.
b. Analisis Data Akhir
Langkah-langkah analisis tahap akhir pada dasarnya sama
dengan analisis tahap awal, tetapi data yang digunakan adalah data
hasil belajar kelompok eksperimen dan kelas kontrol (posttest).
Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Uji Normalitas Data Posttest
Langkah-langkah pada uji normalitas data sama dengan
langkah-langkah pada uji normalitas pada uji normalitas data
hasil ulangan harian materi sebelumnya.
2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata (Uji Pihak Kanan)
Digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan
antara dua buah distribusi data hipotesis. 26
Teknik statistik yang
digunakan adalah teknik t-test untuk menguji signifikansi
perbedaan dua buah mean yang berasal dari dua buah distribusi.
Pada penelitian ini, data yang digunakan pada perhitungan ini
adalah data posttest. Hipotesis Ho dan Ha adalah:
H0 : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2
Keterangan:
μ1 = rata-rata kelompok eksperimen
26
Sudjana, Metode Statistika, hlm. 239.
43
μ2= rata-rata kelompok kontrol
Untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan uji t
satu pihak (pihak kanan).
Bentuk rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
21
21
11
nnS
XXt
dengan 2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS
Keterangan:
1X = Rata-rata data kelas eksperimen
2X = Rata-rata data kelas kontrol
n1 = Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2 = Banyaknya peserta didik kelas kontrol
S = Simpangan baku gabungan
S1 = Simpangan baku (varians) kelas eksperimen
S2 = Simpangan baku (varians) kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah :
Ho diterima jika dihitung t < t1 – a, dan Ho ditolak jika t
mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan untuk daftar
distribusi t ialah (n1 + n2 -2) dengan peluang (1 – ). Jika Ho
ditolak dan Hi diterima, berarti rata-rata kelompok pertama lebih
baik dari pada kelompok kedua.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas model pembelajaran
teams games tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang pada kompetensi dasar gerak
pada tumbuhan, maka penulis melakukan analisa data secara kuantitatif
dengan bentuk eksperimen yaitu true experimental design (Eksperimental
betul-betul) jenis “Posttest Control Group Design” yaitu penempatkan subyek
penelitian kedalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dimana kelompok eksperimen (VIII B) adalah kelompok yang diberi
perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams
games tournament (TGT), sedangkan kelompok kontrol (VIII C) yang diberi
perlakuan model pembelajaran konvensional.
Sebelum diberi perlakuan harus dipastikan bahwa kedua kelompok
tersebut berangkat dari kemampuan awal yang seimbang, oleh karena itu
dilakukan uji kesamaan uji varians atau uji homogenitas, yang diambil dari
hasil nilai ulangan materi sebelumnya. Setelah kelas eksperimen dan kelas
kontrol melaksanakan pembelajaran kemudian diberikan tes untuk
memperoleh data hasil belajar yang akan dianalisis.
Instrumen tes yang diberikan kepada peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran diuji cobakan terlebih dahulu di kelas VIII A karena kelas
tersebut sudah mendapatkan materi yang akan digunakan dalam penelitian.
Dalam menyusun instrumen tes yang baik dalam beberapa butir soal
perlu adanya beberapa langkah yang sistematis untuk mengetahui tingkat
intelektual dan potensi berpikir anak dalam mempelajari ilmu biologi, yaitu
sebagai berikut:
45
a. Melakukan Pembatasan Materi yang Diujikan
Dalam penelitian ini materi yang akan diujikan adalah materi
tentang macam-macam gerak pada tumbuhan, yaitu: gerak tropisme, nasti,
dan taksis.
b. Menyusun Kisi-kisi Sesuai dengan Materi
Kisi-kisi instrumen atau tes uji coba dapat dilihat pada tabel di
lampiran 5.
c. Menentukan Alokasi Waktu Mengerjakan Soal
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal-soal uji coba
tersebut selama 40 menit dengan jumlah soal 50 yang berbentuk pilihan
ganda.
d. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen
Tes terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk selanjutnya dianalisis
tiap butir soal sesuai dengan ketentuan kriteria soal yang memenuhi kualitas
yang telah ditentukan. Soal-soal tersebut akan diuji cobakan pada kelas VIII
A yaitu kelas yang sudah pernah mendapatkan materi gerak pada tumbuhan.
Tes uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah
memenuhi kriteria soal yang baik atau belum untuk layak diujikan pada
kelas yang dijadikan obyek penelitian. Analisis butir soal yang digunakan
dalam pengujian meliputi validitas tes, reliabilitas tes, tingkat kesukaran,
dan daya beda.
Berikut ini akan penulis paparkan analisa butir soal hasil uji coba
instrumen tes meliputi:
1. Analisa Uji Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid tidaknya item
tes. Soal yang valid alan digunakan, sedangkan soal yang tidak valid akan
dibuang. Berdasarkan hasil perhitungan validitas soal, diperoleh hasil
sebagai berikut:
46
Tabel 4.1
Presentase validitas tes butir soal
No t- tabel Nomor Soal Jumlah Persentase
%
1
Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,16,18,19,20,
23,24,26,28,31,33,38,40,41,43,45,46,
50.
29 58%
2
Tidak
Valid
13,14,15,17,21,22,25,27,29,30,32,34,
35,36,37,39,42,44,47,48,49.
21 42%
Perhitungan sekengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
2. Analisa Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi atau
keajegan jawaban instrumen. Instrumen yang baik secara akurat memiliki
jawaban yang konsisten untuk kapanpun instrumen itu disajikan.
Berdasarkan perhitungan diperoleh r11 = 0,931 adalah kriteria
sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
3. Analisa Tingkat Kesukaran Soal
Analisa tingkat kesukaran digunakan mengetahui tingkat kesukaran
soal apakah mudah, sedang, atau sukar. Berdasarkan hasil perhitungan
koefisien indeks kesukaran butir soal diperoleh:
Tabel 4.2
Perhitungan indeks kesukaran butir soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
%
1 Mudah 1,2,3,6,9,10,11,12,14,16,17,19,20,23,
24,25,27,28,29,30,34,36,38,40,41,42,
45.
27 54%
47
2 Sedang 4,5,7,8,13,15,18,21,22,26,31,32,33,35,
37,39,43,44,46,47,48,49,50.
23 46%
3 Sukar 0 0%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
4. Analisa Daya Pembeda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Persentase daya beda butir soal
No Kriteria Nomor Soal Jumlah Persentase
%
1
2
3
4
Jelek
Cukup
Baik
Baik sekali
13,14,22,25,27,28,30,32,36,49.
1,4,6,9,10,11,15,16,18,19,20,21,
23,26,29,31,33,34,37,38,40,42,43,
44,45,47,48.
2,3,5,7,8,12,17,24,35,39,41.
46,50.
10
27
11
2
20%
54%
22%
4%
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran 7.
B. Pengujian Hipotesis
Uji ini digunakan untuk mengolah data yang sudah diperoleh, yaitu
data hasil belajar post test. Tetapi sebelum mengolah data post test pada
kompetemsi dasar gerak pada tumbuhan, penulis terlebih dahulu mengolah
data hasil belajar ulangan harian materi sebelumnya untuk mengetahui keadaan
awal dari kedua kelompok. Adapun langkah-langkah uji hipotesis adalah
sebagai berikut:
48
1. Analisa Tahap Awal
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian data penelitian ini
menggunakan uji Chi – kuadrat.
Dimana:
2X : Chi kuadrat
Oi : Frekuensi yang diobservasi
Ei : Frekuensi yang diharapkan
K : Banyaknya kelas interval
Berdasarkan perhitungan hasil nilai ulangan materi
sebelumnya dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen maka
diperoleh nilai dari masing-masing kelompok. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho 2
hitung ≥ 2
tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan
dk = 6 - 1 dan terima Ho 2
hitung < 2
tabel. Hasil uji normalitas tahap
awal hasil nilai ulangan materi sebelumnya kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat Tabel 4.4.
Tabel 4.4.
Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai ulangan materi sebelumnya
Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
No Kelas Kemampuan 2 hitung
2 tabel Ket
1. Eksperimen tahap awal 8,1292 11,1 Normal
2. Kontrol tahap awal 3,8370 11,1 Normal
k
i i
ii
E
EOX
1
2
2 )(
49
Dari data diatas, kondisi kelas eksperimen dan kelas kontrol
terdistribusi normal, tidak adanya perbedaan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Lampiran 11 dan 12.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui suatu kelas
bersifat homogen. Pengujian homogenitas data dilakukan dengan Uji
Varians. Dikatakan homogen jika F hitung < F tabel. Data perhitungan
varians, dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut.
Tabel 4.5. Sumber Data Perhitungan Varians
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1511 1399
N 34 33
x 44,44 42,39
Varians (s2) 87,34 81,06
Standart deviasi (s) 9,35 9,00
Dari data diatas, maka dapat dihitung dengan rumus uji
varian, berikut:
F = 87,3449
= 1,078 81,0587
Untuk a = 5% dengan dengan dkpembilang = nb- 1 = 34 - 1 = 33
dan dkpenyebut = nk – 1 = 33 - 1 = 32 ddiperoleh F tabeL 1,76. Karena F hitung
< F tabel maka dapat disimpulkan data pada nilai awal antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen atau mempunyai
50
varians yang sama. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat secara
terperinci pada Lampiran 13.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Awal
Uji kesamaan dua rata-rata nilai awal pada kelompok kontrol
dan eksperimen, data selengkapnya terdapat pada lampiran 14.
Tabel 4.6
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Sumber variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 1511 1399
N 34 33
x 44,44 42,39
Varians (s2) 87,34 81,06
Standart deviasi (s) 9,35 9,00
Dimana
1787,923334
06,8113334,87134
xxS
913,0
33
1
34
11787,9
39,4244,44
t
Pada a = 5% dengan dk = 34+33 - 2 = 65 diperoleh
1,99. Dengan perhitungan t-tes diperoleh t = 0,913 dan t 1,99.
Maka berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan
hitung tabel
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
21 n
1
n
1 s
xx t 21
tabelt
51
peserta didik kelas VIII B dan VIII C memiliki taraf signifikasi yang
sama.
Dengan diketahui dari hasil analisis tahap awal bahwa obyek
penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kontrol memiliki tingkat
kemampuan kognitif yang homogen, sehingga jika terjadi perbedaan
signifikan adalah karena perbedaan treatment.
2. Analisa Tahap Akhir
Analisis tahap akhir dapat dilakukan setelah peneliti
mendapatkan data hasil belajar peserta didik setelah diberikan treatment.
Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran teams games
tournament (TGT). Sedangkan pada kelas kontrol penerapan model
pembelajaran tersebut tidak dilakukan, hanya menggunakan pembelajaran
konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah. Setelah
dilakukan pembelajaran dengan perlakuan yang berbeda, maka akan
dilakukan post test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dari hasil
tes yang menggambarkan tingkat kemampuan kognitif peserta didik antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai tersebut digunakan untuk
menguji hipotesis dari penelitian ini.
a. Uji Normalitas Nilai Post Test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Langkah pengujian yang digunakan pada uji normalitas
kelompok eksperimen dan kontrol sebagaimana rumus yang digunakan
pada analisis tahap awal. Data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 15 dan 16.
Berikut ini adalah daftar nilai frekuensi observasi nilai post
test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
52
Tabel 4.7
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Eksperimen
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah fh fo
39,50 -2,49 -0,494
40 – 46 0,0258 0,8758 2 1,4429
46,50 -1,85 -0,468
47 – 53 0,0813 2,7638 5 1,8093
53,50 -1,21 -0,387
54 – 60 0,1721 5,8518 3 1,3898
60,50 -0,57 -0,215
61 – 67 0,1844 6,2695 6 0,0116
67,50 0,08 0,030
68 – 74 0,2334 7,9361 11 1,1829
74,50 0,72 0,264
75 – 81 0,1495 5,0841 9 3,0161
81,50 1,36 0,413
²hitung= 8,8525
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh =
8,8525 dan = 11,1 dengan dk = 6-1 = 5, . Jadi
berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Jadi nilai post test pada
kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Tabel 4.8
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Nilai Kelompok Kontrol
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas
Daerah fh fo
32,50 -1,62 -0,447
33 – 39 0,1418 4,6794 6 0,3727
39,50 -0,86 -0,306
40 – 46 0,2644 8,7259 11 0,5927
46,50 -0,10 -0,041
47 – 53 0,2026 6,6850 10 1,6439
2
hitung
2
tabel %5 22
tabelhitung
53
53,50 0,65 0,244
54 – 60 0,1775 5,8564 3 1,3932
60,50 1,41 0,421
61 – 67 0,0638 2,1066 1 0,5813
67,50 2,17 0,485
68 – 74 0,0132 0,4370 2 5,5902
74,50 2,93 0,498
= 7,9341
Berdasarkan perhitungan uji normalitas diperoleh =
7,9341 dan = 11,1 dengan dk = 6-1 = 5, . Jadi
berarti data yang diperoleh berdistribusi normal. Jadi nilai posttes pada
kelompok kontrol berdistribusi normal.
b. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata (Uji Pihak Kanan)
Setelah analisis tahap akhir dilakukan dan sesuai dengan tingkat
homogenitas dan normalitas yang sama, maka akan dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis melalui analisis hasil belajar yang menunjukkan nilai
kemampuan intelektual dalam aspek kognitif (nilai post test) siswa. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan akhir setelah
siswa diberi perlakuan, dimana diharapkan jika nilai kognitif siswa
meningkat adalah karena adanya pengaruh perlakuan, yang menunjukkan
strategi tersebut terbukti efektif selama pembelajaran dilakukan. Data
selengkapnya terdapat pada lampiran 18. Untuk mengetahui terjadinya
peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan treatment, maka digunakan
rumus t-test (uji pihak kanan) dalam pengujian hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis nol : rata-rata kemampuan kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran teams games
tournament (TGT) kurang dari sama dengan dari rata-
rata kemampuan yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
2
hitung
2
hitung
2
tabel %5 22
tabelhitung
54
Hipotesis alternatif : rata-rata kemampuan kelas eksperimen yang
menerapkan model pembelajaran teams games
tourmanent (TGT) lebih besar dari rata-rata
kemampuan yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Atau dapat ditulis singkat :
H0 =
Ha =
Keterangan:
µ 1 : rata-rata data kelompok eksperiman
µ 2 : rata-rata data kelompok kontrol
Karena < maka atau kedua varians sama
(homogen). Maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan rumus:
dengan
Dari data diperoleh:
Tabel 4.10
Tabel Sumber Data Untuk Uji T
Sumber Variasi Eksperimen Kontrol
Jumlah 2247,00 1545,00
n 34,00 33,00
x 66,09 46,82
Varians (s2) 110,69 108,47
Standart deviasi (s) 10,52 10,41
21
21
2
hitungX 2
tabelX2
2
2
1
21 n
1
n
1 s
xx t 21
2nn
1n1n s
21
2
22
2
11
ss
55
S = 4687406,1023334
47,108)133(6889,110)134(
533,7
33
1
34
14687406,110
82,4609,66
t
Pada a = 5% dengan dk = 34+33 - 2 = 65 diperoleh 1,66. Dengan
perhitungan t-tes diperoleh t = 7,533 dan t 1,66. Jadi dibandingkan antara
thitung dan ttabel maka thitung > ttabel sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisa data seperti yang telah di uraikan di atas
menunjukkan bahwa pembelajaran biologi pada kompetensi dasar gerak pada
tumbuhan dengan menggunakan model pembelajaran teams games tournament
(TGT) lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang. Berdasarkan
perhitungan t-test pada nilai post test, diperoleh thitung = 7,533 sedangkan ttabel
= 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel artinya rata-rata kemampuan
siswa pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan yang menggunakan model
pembelajaran teams games tournament (TGT) lebih besar dari rata-rata
kemampuan pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Slavin bahwa model
pembelajaran teams games tournament (TGT) merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif yang dapat membantu siswa dalam pengembangkan
ilmu pengetahuan yang di miliki. Karena dalam model pembelajaran ini siswa
hitung tabel
tabelt
56
mempunyai peluang untuk berkompetisi secara sehat dengan siswa lain,
sehingga dapat mengasah pengetahuan yang di miliki.1
Selain itu menurut Trianto model pembelajaran TGT (teams games
tournament) merupakan model pembelajaran yang sangat mudah untuk
diterapkan, melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang pembelajaran
kooperatif model teams games tournament memungkinkan siswa dapat belajar
lebih rileks, menumbuhkan rasa ingi tahu, tanggung jawab, kerja sama, dan
persaingan sehat.2
Hal itu dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa, melalui
model pembelajaran teams games tournament (TGT) menjadikan siswa dapat
lebih aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Model teams games
tournament juga dapat menjadikan siswa sebagai tutor sebaya membantu
siswa lain yang belum dapat memahami materi yang dipelajari atau dalam
menjalankan diskusi. Dengan kegiatan diskusi yang dilakukan dapat berfungsi
sebagai alternatif untuk menjadikan peserta didik aktif. Hal ini sangat
mendukung dalam pemahaman peserta didik. Terbukti respon berupa jawaban-
jawaban jelas yang menunjukkan siswa cukup memahami materi, pengajuan
beberapa pertanyaan dari siswa yang mencerminkan rasa ingin tahunya dan
umpan balik pertanyaan antar siswa dengan jawaban yang dapat saling
melengkapi satu sama lain.
Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa daya berpikir anak secara
kognitif pada kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar antara kelompok
1 Robert, E Slavin, Cooperative Learning, (Bandung : Nusa Media, 2008), cet.3., hlm. 170.
2 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 55.
57
eksperimen sebesar 66,09 dan kelompok kontrol sebesar 46,82. Sehingga
model pembelajaran tersebut terbukti efektif ketika diterapkan dalam
pembelajaran biologi..
Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil belajar peserta
didik antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah model pembelajaran
yang digunakan oleh pendidik dalam mengajar, karena keberhasilan program
pengajaran dilihat dari ketepatan dan keefektifan model pembelajaran yang
digunakan oleh pendidik. Dalam hal ini pada kelas eksperimen pendidik
menggunakan model pembelajaran teams games tournament (TGT) sedangkan
kelas kontrol pendidik menggunakan pembelajaran konvensional (metode
ceramah). Model pembelajaran teams games tournament (TGT) dalam
pembelajaran biologi khususnya pada kompetensi gerak pada tumbuhan dapat
menciptakan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, karena model
pembelajaran ini bersifat permainan.
Dalam proses pembelajarannya penggunaan model pembelajaran
teams games tournament (TGT) ini dapat dikatakan efektif karena pada saat
proses belajar mengajarnya peserta didik aktif dalam pembelajarannya, hasil
belajar lebih baik, dengan waktu yang sedikit peserta didiki dapat menguasi
materi yang sedang dipelajari, melatih siswa bersosialisasi dengan temannya
karena dalam model pembelajaran ini pembentukan kelaompoknya bersifat
heterogen.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Hasanuddin 6
Semarang kompetensi dasar gerak pada tumbuhan.
Berikut ini akan penulis paparkan proses pembelajaran biologi pada
kelompok kontrol yaitu kelas VIII C dan kelompok eksperimen yaitu kelas
VIII B.
58
1. Proses Pembelajaran pada Kelas Eksperimen
Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen yaitu
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games
tournament (TGT). Dalam pelaksanaannya waktu yang peneliti gunakan
adalah dua kali pertemuan.
Pada saat pembelajaran awal, peneliti menyiapkan sarana
pembelajaran dan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan
pembelajaran. Peneliti memberikan acuan kepada siswa dengan cara
menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Kemudian
peneliti memberikan apersepsi dengan cara menanyakan materi pada
pertemuan sebelumnya tentang materi fotosintesis dan sedikit materi
tentang yang akan di ajarkan. Selain itu untuk memacu semangat siswa
dalam belajar, peneliti memotivasi siswa dengan cara meminta siswa untuk
menganlisa kenapa tumbuhan putri malu daunnya menutup saat disentuh?.
Sehingga diharapkan siswa mempunyai gambaran tentang materi yang akan
dipelajari yaitu tentang berbagai macam gerak pada tumbuhan.
Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan penyampaian informasi
atau materi pelajaran oleh peneliti. Peneliti juga menginformasikan bahwa
pada pertemuan ini siswa diminta bekerja secara kelompok untuk
melakukan diskusi dan menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh
Peneliti. Pembentukan kelompok sesuai yang telah direncanakan yaitu
setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda.
Pada pembelajaran ke dua peneliti memulai dengan menggunakan
model pembelajaran teams games tournament (TGT), yaitu dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada setiap siswa dan kemudian setelah
siswa mengerjakan soal yang telah diberikan peneliti, kemudian peneliti
menghitung skor yang diperoleh masing-masing siswa. Setiap siswa yang
mendapat Skor tertinggi dari masing-masing kelompok menjadi wakil dari
59
kelompok tersebut untuk mengikuti turnamen. Dalam turnamen ini peneliti
memberikan beberapa pertanyaan kembali. Turnamen diakhiri dengan
penghitungan skor masing-masing kelompok, kelompok yang mendapatkan
skor tetinggi mendapat reward.
Sebagai evaluasi akhir peserta didik diberikan post test dalam
bentuk multiple choice berjumlah 25 soal dengan 4 pilihan ganda.
Pemberian post test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Proses Pembelajaran pada Kelas Kontrol
Pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol adalah dengan
model pembelajaran konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Dalam proses pembelajaran ini pendidik menjelaskan materi dan
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya dan mencatat.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 kali pertemuan (2 jam
pelajaran).
Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik hanya duduk dan
memperhatikan penjelasan materi dari pendidik. Selanjutnya guru
memberikan contoh soal dan memberikan tanya jawab kepada peserta didik
tentang materi yang baru saja dipelajari. Tetapi kenyataannya hanya sedikit
peserta didik yang memberikan pertanyaan. Proses kegiatan belajar
mengajar seperti ini hanya berpusat pada pendidik (teacher centered)
sehingga peserta didik terlihat jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
juga dirasakan oleh pendidik yang terus berceramah menjelaskan materi
pelajaran. Dalam proses pembelajaran kelas kontrol peneliti hanya
melakukan wawancara dengan salah satu siswa bagaimana proses
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Pada akhir pembelajaran sebagai evaluasi akhir peserta didik
diberikan post test seperti halnya kelas eksperimen dengan jumlah dan
bentuk soal yang sama.
60
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan
model pembelajaran teams games tournament (TGT) efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar gerak padan
tumbuhan kelas VIII SMP Hasanudin 6 Semarang.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan
yang dialami selama penelitian berlangsung, antara lain :
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaiu SMP Hasanudin 6 Semarang untuk dijadikan tempat penelitian.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian
Alokasi waktu dalam pelaksanaan penelitian ini menjadi suatu
hambatan yang cukup signifikan yang berpengaruh terhadap hasil
penelitian.
3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang sejauhmana
tingkat efektivitas dari penerapan model pembelajaran teams games
tournament (TGT) pada kompetensi dasar gerak pada tumbuhan peserta
didik mampu menjelaskan macam-macam gerak yang ada pada tumbuhan
pada kelas VIII SMP Hasanuddin 6 Semarang.
Dari beberapa penjelasan tentang keterbatasan selama peneliti
melakukan penelitian merupakan suatu kekurangan yang dapat menjadi bahan
evaluasi yang dinamis dan progesif. Meskipun banyak hambatan dan tantangan
yang dihadapi dalam melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa
penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
61
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran teams games tournament (TGT) dapat berperan efektif
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran biologi
kompetensi dasar gerak pada tumbuhan, dengan rata-rata nilai hasil belajar
kognitif kelompok eksperimen adalah 66,09 dan kelompok kontrol adalah
46,82.
B. Saran – Saran
Berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian, bahwa model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka saran-saran yang
dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik lebih meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran biologi
b. Peserta didik perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat atau
ide.
2. Bagi Pendidik
Guru dapat memilih dan menerapkan model dan strategi
pembelajaran yang baik dan tepat, yang dapat menumbuhkan aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan hasil
belajar biologi peserta didik dapat meningkat.
3. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran SMP Hasanuddin 6
Semarang.
62
C. Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dalam pembuatan skripsi ini, tentunya
peneliti terdapat khilaf yang terucap oleh lisan maupun dalam tulisan. Hal itu
disebabkan karena keterbatasan yang peneliti miliki. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat peneliti harapkan untuk
perbaikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
sendiri pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Sholeh dan Abdul Aziz Abdul Majid. At-Tarbiyah wa Turuqu al-Tadris,
Juz 1. Mekkah: Darul Ma’arif. t.t.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta,
2004. cet.2.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006. Cet. 13
. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2007.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : ALFABETA, 2009. cet.3.
Az Zarnuji. Pedoman Belajar Bagi Pelajar dan Santri. Surabaya : Al- Hidayah, 2000.
Baharuddin. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,
2010. Cet. 2.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyudi, Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
ruzz Media 2007.
Bahri Djamarah, Syaiful dkk.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta.2006.
Bin Isma’il, Ibrahim. Syarah Ta’lim Muta’allim. Surabaya : Al Hidayah.
Campbell, Neil A. dkk. Biology. Jakarta : Erlangga, 2003. Jilid. 2.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:Putra Praja. 1982.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
2009. cet.6
Hamruni. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan. Yogyakarta
:Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. 2009.
Kimball, John W. BIOLOGY. Jakarta : Erlangga. 1983. Ed 5.
Mader, Sylvia S. Biology. Mc Graw Hill: Higher Education, 2007. Ed.9.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka cipta: Jakarta. 2010.
Nazir, M. Metode Penelitian,. Bogor Ghalia Indonesia . 2005.
Nugroho, Arinto. Biology 2. Jakarta : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. 2010.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi Bagi
Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta : Prenada Media Group, 2009. Ed. 1.,Cet.2.
TIM MGMP IPA SMP Kota Semarang. LKS IPA BIOLOGI VIII. Semarang : Sarana
Ilmu, 2010.
Salisbury, Frank B & Cleon W Ross, Fisiologi Tumbuhan, (Bandung : ITB,
1995),jil.3., hlm.97.
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa
Media. 2010. cet. VI.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta,
2010. cet.5.
Sudjana. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito, 2001. Cet. 6.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2008.
. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2005.
Suprijono, Agus. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2010. cet.3.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Gravindo Persada. 2008.
Syamsuri, Istamar dkk. IPA Biologi SMP. Jakarta: Erlangga, 2006. Jilid. 2.
Syaodih sukmadinata, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2009
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Prenada Media Group, 2009. Ed.I, Cet.2.
. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksar. 2010. Cet. 1.
. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta :
Prestasi Pustaka. 2007.
Anatahime , model pembelajaran kooperatif
http://biologyeducationresearch.blogspot.com/2009/11/model-
pembelajaran-kooperatif metode.html .(05/02/2011 08.25 WIB)
Hasyim, Nur. “Gerak Pada Tumbuhan”. Power Point. Semarang : 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ercis (24/03/2011 10.00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Semangka (20/12/11 09.45 WIB)
http://www.ettylist.wordpress.com gerak pada tumbuhan (20/12/2011 10.58 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Lamtoro.html. (20/02/2011 13.00 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/tulip.html. (24/03/2011 10.45 WIB)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kantong_semar (20/12/2011 10.10 WIB)
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : SMP HASANUDDIN 6 SEMARANG
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semeter : VIII/2
Tahun Ajaran : 2010/2011
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan..
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.3
Mengidentifikasi
macam-macam
gerak pada
tumbuhan.
Macam-macam
gerak pada
tumbuhan,
meliputi gerak
etionom dan gerak
endonom.
Macam-macam
gerak etionom,
meliputi tropisme
(fototropisme,
Siswa membentuk
kelompok secara
heterogen
Setiap kelompok
berdiskusi tentang
materi gerak pada
tumbuhan.
Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
yang diajukan oleh
Mendeskripsika
n macam-
macam gerak
pada tumbuhan
Menjelaskan
perbedaan gerak
tropisme dan
gerak nasti
Jenis:
Kuiz
Tugas
Individu
Tugas
Kelompok
PR
Bentuk
Instrumen:
4 x 40’
Buku IPA
Biologi
SMP jil.2.
Internet
LKS
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK/
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
PEMBELAJARAN INDIKATOR PENILAIAN WAKTU
SUMBER
BELAJAR
geotropisme,
hidrotropisme,
kemotropisme, dan
tigmotropisme),
taksis(fototaksis&
kemotaksis), &
nasti(tigmonasti,
fotonasti,termonast
i, niktinasti,& nasti
kompleks)
guru.
Guru mengajak siswa
untuk berkompetisi
dalam menjawab
beberapa soal pada
masing-masing siswa
yang menjadi
perwakilan dari suatu
kelompok.
Guru menghitung skor
yang didapat oleh
masing-kelompok.
Pemberian reward
untuk kelompok yang
mendapatkan skor
terbanyak.
Tes Tertulis
Pilihan
ganda
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : VIII (delapan)/ 2
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
Kompetensi Dasar : 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.
Tujuan : Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam gerak pada
tumbuhan.
I. Indikator
Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti.
II. Materi Ajar
1. Macam-macam gerak pada tumbuhan, meliputi :
- gerak etionom
- gerak endonom
2. Macam-macam gerak etionom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
adanya rangsangan dari luar, yang meliputi:
- Tropisme (fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan
tigmotropisme),
- Taksis (fototaksis&kemotaksis)
- Nasti(tigmonasti, fotonasti, termonasti, niktinasti, haptonasti, hidronasti, & nasti
kompleks)
3. Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari
dalam tumbuhan itu sendiri.
4. Gerak higroskopis adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air.
III. Metode/model/pendekatan pembelajaran
Model : Cooperative learning, Teams games tournament (TGT)
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan
Pendekatan : Pemahaman konsep dan Ekspositori
VI. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke 1 (2 Jam Pelajaran)
No Kegiatan pembelajaran Waktu Metode / model
1.
2.
TATAP MUKA
Kegiatan awal
Presensi
Apersepsi
- Sebutkan salah satu ciri dari
mahluk hidup?
Motivasi
- Pernahkan kalian melihat sulur
pada tanaman ketimun? Atau
mungkin pernah memperhatikan
bagaimana daun putri malu
menutup ketika kalian sentuh?
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan
guru tentang macam-macam
gerak pada tumbuhan.
Elaborasi
5 menit
70 menit
Tanya jawab
Tanya jawab,
penugasan,
cooperative
learning, teams
games
tournament
- Siswa aktif yaitu dengan
penerapan model cooperative
learning dan metode diskusi.
- Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok secara heterogen.
- Setiap kelompok mempelajari
tentang penjelasan dari macam-
macam gerak pada tumbuhan.
- Setiap anggota dari masing-
masing kelompok harus menguasi
materi yang sudah didiskusikan
bersama kelompoknya.
- Setiap kelompok membuat
ringkasan setelah diskusinya
selesai
- Guru menunjuk perwakilan dari
masing-masing kelompok secara
acak untuk melakukan prsentasi
didepan kelas.
- Setiap kelompok berhak
melontarkan pertanyaan kepada
wakil kelompok lain yang
melakukan presentasi dari hasil
diskusinya.
Konfirmasi
- Refleksi dilakukan dengan
mengambil kesimpulan tentang
materi gerak pada tumbuhan.
- Guru memberikan soal kepada
(TGT)
3.
masing-masing siswa untuk
dijawab dan langsung
dikumpulkan.
Kegiatan Akhir
- Evaluasi / Tanya jawab
5 menit
Pertemuan Ke 2 (2 Jam Pelajaran)
No Kegiatan pembelajaran Waktu Metode / model
1.
2.
TATAP MUKA
Kegiatan Awal
Persensi
Apersepsi
- Guru menanyakan kembali
tentang materi yang sudah
dipelajari, yaitu tentang macam-
macam gerak pada tumbuhan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru membagi team dalam
beberapa meja turnamen.
- Guru memberikan kartu yang
berisi soal kepada setiap meja
turnamen.
Elaborasi
5 menit
75 menit
Tanya jawab
Cooperative
learning, Teams
games
tournament
(TGT)
3.
- Setiap kelompok atau team
menjawab lembar soal yang
diberikan oleh guru.
- Perwakilan dari masing-masing
team mengumpulkan jawaban
dari lembar soal yang diberikan
guru.
- Setiap team wajib menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
guru.
- Setiap team boleh menjawab
pertanyaan yang diberikan
kepada team yang tidak bisa
menjawab pertanyaan dari guru.
Konfirmasi
- Guru menghitung skor yang
diperoleh masing-masing team.
- Guru mengumumkan kelompok
yang mendapatkan skor tertinggi
dan memberikan reward.
Kegiatan Akhir
Evaluasi / Tanya jawab
10 menit
V. Alat/Bahan/Sumber
- Buku Paket Biologi SMP jilid 2, Istamar Syamsuri.
- Biology 2, Arinto Nugroho.
- LKS IPA Biologi kelas VIII, Tim penulis MGMP IPA.
- Potongan kertas berupa lembar soal.
- Kartu penghargaan
VI. Penilaian Hasil Belajar
- Soal pilihan ganda
- Soal kuis
- Pekerjaan rumah (PR)
Semarang, Maret 2011
Guru Mata Pelajaran Peneliti
M. Nur Hasyim, A. Md Hani Ammaria
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang
Lukman Hakim, S. Pd
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : VIII (delapan)/ 2
Pertemuan : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 4 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan.
Kompetensi Dasar : 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan.
Tujuan : Siswa dapat mendeskripsikan berbagai macam gerak pada
tumbuhan.
I. Indikator
Mendeskripsikan macam-macam gerak pada tumbuhan.
Menjelaskan perbedaan gerak tropisme dan gerak nasti.
II. Materi Ajar
1. Macam-macam gerak pada tumbuhan, meliputi :
- Gerak etionom
- Gerak endonom
- Gerak higroskopis
2. Gerak etionom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar, yang meliputi :
- Tropisme (fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, kemotropisme, dan
tigmotropisme),
- Taksis (fototaksis&kemotaksis)
- Nasti (tigmonasti, fotonasti,termonasti, niktinasti, haptonasti, hidronasti, &
nasti kompleks)
3. Gerak endonom merupakan gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari
dalam tumbuhan itu sendiri.
4. Gerak higroskopis adalah gerak tumbuhan yang dipengaruhi oleh kadar air.
III. Metode/model/pendekatan pembelajaran
Model : Active learning
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan penugasan
Pendekatan : Pemahaman konsep dan Ekspositori
VI. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1 (2 jam pelajaran)
No Kegiatan pembelajaran Waktu Metode
1.
2.
TATAP MUKA
Kegiatan awal
Presensi
Apersepsi
- Sebutkan salah satu ciri dari mahluk
hidup
Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan
gurunya tentang macam-macam gerak
pada tumbuhan.
- Siswa diajak untuk aktif yakni dengan
melontarkan pertanyaan sesuai dengan
materi gerak pada tumbuhan.
Elaborasi
- Siswa aktif yaitu dengan penerapan
model active learning.
- Siswa mendengarkan penjelasan dari
guru tentang gerak pada tumbuhan.
- Siswa melontarkan pertanyaan kepada
guru tentang materi yang telah
10 menit
70 menit
Tanya jawab
Tanya jawab,
penugasan,
ceramah
3.
dijelaskan.
- Siswa menjawab pertanyaan yang
diberikan dari guru.
Konfirmasi
- Refleksi dilakukan dengan
mengambil kesimpulan tentang
materi gerak pada tumbuhan.
- Memotivasi siswa yang belum aktif
untuk aktif dalam proses
pembelajaran yang berlangsung.
Kegiatan Akhir
- Evaluasi / Tanya jawab
- Penenangan / Pendingan
10 menit
V. Alat/Bahan/Sumber
- Buku Paket Biologi SMP jilid 2, Istamar Syamsuri.
- Biology 2, Arinto Nugroho.
- LKS IPA Biologi kelas VIII, Tim penulis MGMP IPA.
- Internet
VI. Penilaian Hasil Belajar
- Soal pilihan ganda Pekerjaan rumah (PR)
Semarang, Maret 2011
Guru Mata Pelajaran Peneliti
M. Nur Hasyim, A. Md Hani Ammaria
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Hasanuddin 6 Semarang
Lukman Hakim, S. Pd
1
Lampiran 4
UJI KOMPETENSI
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Tumbuhan tidak mempunyai system saraf dan indera untuk menerima dan menanggapi
rangsangan, akan tetapi tumbuhan memiliki sifat…..
a. Iritabilitas
b. Reseptor
c. Gerak tubuh
d. Gerakmotorik
2. Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tertentu, arah gerak tidak dipengaruhi
oleh suatu rangsang. Gerak tersebut merupakan………..
a. Tropisme
b. Taksis
c. Endonom
d. nasti
3. Jenis gerakan yang tergolong iritabilitas adalah…
a. Tropisme
b. Taksis
c. Nasti
d. Semua benar
4. Berikut ini merupakan gerak pada tumbuhan, kecuali…
a. Gerak bunga matahari kearah sinar matahari
b. Gerak sulur membelit
c. Gerak biji polong menutup pada malam hari
d. Gerak mahkota bunga jatuh karena gugur
5. Gerakan tumbuhan berikut yang tidak termasuk gerak esionom di antaranya adalah….
a. Gerak kemotropisme – fototropisme – geotropisme
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Waktu :
2
b. Gerak taksis – kemotaksis, fototaksis
c. Gerak nasti - seismonasti – niktinasti
d. Gerak higroskopis – hidrokopis – anemotaksis
6. Gerak tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh rangsangan tetapi ditentukan oleh
struktur anatomi tumbuhannya sendiri termasuk gerak ……..
a. Taksis
b. Termonasti
c. Nasti
d. Hidronasti
7. Berikut ini yang tidak termasuk iritabilitas pada putri malu diantaranya….
a. Seismonasti yaitu gerakan menutup daun putri malu karena disentuhnya daun
b. Niktinasti yaitu gerakan menutupnya daun putri malu kerena menerima suhu
tinggi
c. Daun putri malu akan membuka kembali setelah beberapa menit disentuh
d. Daun putri malu akan menutup pada pagi hari yang cerah..
8. Di bawah ini adalah macam-macam gerak nasti, kecuali….
a. Hidronasti, tigmonasti, fotonasti
b. Kemonasti, fotonasti, tigmonasti
c. Termonasti, nasti kompleks,
d. Termonasti, fotonasti, termonasti
9. Gerak sel kelamin jantan menuju ke sel telur pada proses pembuahan pada tumbuhan
merupakan contoh gerak…
a. Kemotaksis
b. Fototaksis
c. Geotropisme
d. kemotropisme
10. Gerak tumbuhan bersifat pasif, yang artinya…..
a. Tidak ada perpindahan tempat
b. Selalu menuju ke arah cahaya
c. Selalu menuju ke tempat yang berair
d. Mengikuti gaya gravitasi bumi
3
11. Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi 2 macam
yaitu…..
a. Nasti dan taksis
b. Geotropisme dan nasti
c. Taksis dan tropisme
d. Endonom dan etionom
12. Ciri-ciri mahluk hidup adalah sebagai berikut:
1) Bernafas menggunakan insang
2) Bergerak aktif
3) Melakukan fotosintesis
4) Bergerak pasif
Ciri manakah yang dimiliki oleh tumbuhan…
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
13. Arah dari gerakan tropisme….
14. Mekarnya bunga Mirabillis jalapa sekitar jam empat sore, dipengaruhi oleh
rangsangan…
a. Kadar air dalam sel
b. Posisi cahaya matahari
c. Kelembapan udara
d. Intensitas cahaya dan suhu
15. Gerak membeloknya ujung tanaman di dalam ruangan ke arah datangnya sinar matahari,
merupakan contoh gerak…
a. Kemotropisme
b. Fotonasti
c. Geotropisme
d. fototropisme
a. Tidak ditentukan rangsang
b. Ditentukan oleh rangsang
c. Belum ada penyebabnya
d. Menjauhi rangsang
Cahaya
4
16. Gambar disamping merupakan contoh dari gerak….
17. Gerak taksis berbeda dengan gerak lainnya, karena…
a. Arah geraknya tidak dipengaruhi oleh rangsang
b. Pergerakan seluruh tubuh akibat adanya rangsangan
c. Arah gerakan menjauhi rangsang
d. Pergerakannya hanya bagian tubuh tertentu
18. Gerak pertumbuhan akar yang menuju ke sumber air merupakan gerak…
19. ………termasuk gerak kemotaksis
a. Gerak spermatozoid kearah ovum
b. Kecambah mencari cahaya
c. Bunga matahari yang mencari cahaya
d. Tumbuhan putri malu mengatup
20. Membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku termasuk gerak…
a. Endonom karena penyebabnya tidak jelas
b. Higroskopis karena dipengaruhi oleh kadar air
c. Higroskopis karena penyebabnya perubahan suhu
d. Tropisme positif karena menuju sumber rangsang
a. Seismonasti
b. Niktinasti
c. Haptonasti
d. kemonasti
Air
Air
a. Tropisme
b. Kemotaksis
c. Nasti
d. higroskopis
5
21. Respon yang dilakukan tumbuhan terhadap rangsang dari luar pada umunya berupa…
a. Perubahan warna
b. Gerak
c. Perubahan bentuk
d. Produksi getah
22. Rangsang dari luar berikut ini berpengaruh terhadap tumbuhan sehingga menimbulkan
respon, kecuali….
a. Cahaya
b. Gravitasi
c. Hama
d. Zat kimia
23. Mekarnya bunga tulip jika terkena suhu seperti gambar di bawah ini termasuk gerak…
24. Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam gerak nasti adalah …
a. Daun Mimosa pudica akan menutup jika disentuh
b. Daun petai cina menutup di malam hari
c. Kloroplas bergerak ke bagian yang terkena sinar matahari
d. Membuka dan menutupnya mahkota bunga pukul empat
a. Tigmotropisme
b. Fototropisme
c. Termonasti
d. Taksis
6
25. Arah B menunjukkan respon pada tumbuhan berupa…
26. Berikut ini merupakan macam-macam gerak tropisme, kecuali…
a. Kemotropisme, nastitropisme, hidrotropisme
b. Fototropisme, kemotropisme, geotropisme
c. Kemotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme
d. Kemotropisme, fototropisme, hidrotropisme
27. Akar tumbuhan selalu tumbuh kebawah, diakibatkan oleh rangsangan…
a. Sentuhan tanah
b. Kelembapan udara
c. Gravitasi bumi
d. Intensitas cahaya
28. Yang termasuk iritabilitas pada tumbuhan adalah berikut ini, kecuali…
a. Daun sikejut disentuh mengkerut
b. Tumbuh tunas daun kearah cahaya
c. Batang memanjat dengan membelit
d. Batang bergoyang jika terkena air
29. Contoh dibawah ini merupakan geotropisme positif adalah…
a. Gerak tumbuh batang menjauhi tanah
b. Gerakan tumbuhan menjauhi cahaya
c. Gerakan akar menuju tanah
d. Pertumbuhan tunas
30. Gerak bagian tumbuhan akibat persinggungan disebut gerak…
a. Nasti b. Fototaksis
a. Membuka menutupnya daun dimalam hari
b. Gerak tumbuh batang menjauhi tanah
c. Jatuhnya buah dari tangkainya
d. Pertumbuhan akar
7
c. Tigmotropisme d. kemotropisme
31. Perhatikan gambar dibawah ini!
32. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak pada tumbuhan adalah……
a. Cahaya, air, dan tekanan turgor
b. Sentuhan, dan daya serap akar
c. Cahaya, sentuhan, dan gravitasi bumi
d. Gaya grafitasi, cahaya, dan gaya isap daun
33. Berikut merupakan pengertian dari gerak nasti pada tumbuhan adalah…
a. Gerak bagian tumbuhan yang tidak dipengaruhi oleh arah rangsang, tetapi oleh
tumbuhan itu sendiri
b. Gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya
dipengaruhi rangsangan
c. Gerak yang dipengaruhi factor-faktor dari lingkungan
d. Gerak yang dipengaruhi oleh perubahan kadar air
34. Berdasarkan penyebabnya, gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi tiga yaitu kecuali …
a. Gerak higroskopis
b. Gerak hidrotropik
c. Gerak karena pengaruh rangsangan dariluar
d. Gerak yang tidak diketahui penyebabnya
35. Contoh gerak kemotaksis adalah…
a. Peristiwa pecahnya buah polong
b. Gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan paku
c. Gerak sel sperma ke sel telur
d. Gerak menutupnya daun putrid malu
36. Gerak haptonasti dipengaruhi oleh ….
a. Insektivor b. Temperature
Termasuk contoh dari gerak ….
a. Fototropisme c. Kemonasti
b. Fotonasti d. Higroskopis
8
c. Suhu d. Cahaya
37. Mekarnya bunga tulip disebabkan oleh rangsangan suhu. Hal itu menunjukkan adanya
gerak…
a. Seismononasti
b. Termonasti
c. Niktinasti
d. Fotonasti
38. Perbedaan antara gerak hidronasti dan higroskopis adalah…
a. Gerak hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangkan higroskopis disebabkan
oleh rangsang sentuhan
b. Gerak hidronasti disebabkan oleh rangsang suhu, sedangkan higroskopis
disebabkan oleh suasana gelap
c. Hidronasti disebabkan oleh sentuhan serangga, sedangkan higroskopis disebabkan
oleh perubahan kadar air dalam bagian tumbuhan
d. Hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangakn higroskopis disebabkan oleh
perubahan kadar air dalam tumbuhan
39. Gerak yang terjadi disebabkan oleh sentuhan serangga merupakan gerak…
a. Nasti kompleks
b. Haptonasti
c. Higroskopis
d. Termonasti
40. Contoh dari gerak hidronasti adalah…
a. Membuka dan menutupnya stomata pada daun
b. Gerak menggulungnya daun padi
c. Mekarnya bunga pukul enpat di sore hari
d. Gerak akar menjauhi racun
41. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang merupakan gerak autonom…
9
a. Gerak plasma dalam sel
b. Melilitnya sulur batang tanaman labuh
c. Membukanya kulit buah polong-polongan
d. Akar tumbuh menjauhi cahaya
42. Gerak nasti berbeda dengan gerak tropisme sebab gerak nasti…
a. Merupakan gerak pindah
b. Tidak dipengaruhi sumber rangsangan
c. Dipengaruhi oleh rangsangan dari dalam
d. Merupakan gerak spontan pada tumbuhan
43. Perhatikan contoh gerak tumbuhan berikut ini!
1) Mengatupnya daun lamtoro di malam hari
2) Fitoplankton begerak ke permukaan air pada pagi hari
3) Ujung akar tumbuh menuju ke sumber air
4) Sperma tumbuhan paku bergerak menuju ovum
Bila diurutkan, nama gerak 1, 2, 3, dan 4 tersebut adalah …..
a. Niktinasti, hidrotropisme, kemotropisme, fototaksis
b. Fototropisme, kemotropisme, hidronasti, niktinasti
c. Kemonasti, fototaksis, hidrotropisme, niktinasti
d. Niktinasti, fototaksis, hidropisme, kemotaksis
44. Yang bukan termasuk gerak esionom adalah….
a. Mengatupnya daun putri malu bila disentuh
b. Membelitnya batang kacang panjang pada penyangganya
c. Gerak ujung batang yang sedang tumbuh
d. Gerak akar menuju ke pusat bumi
10
45. Perhatikan gambar dibawah ini!
46. Gerakan berikut yang tidak termasuk gerak higroskopis adalah ....
a. Gerakan daun ketika hujan lebat
b. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan paku
c. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut
d. Pecahnya cangkang biji tanaman kacang-kacangan
47. Gerakan spermatozoid, penyerbuan, dan pembuahan yang diakibatkan oleh rangsangan
zat kimia termasuk gerak….
a. Kemotaksis
b. Fototaksis
c. Taksis
d. Tropisme
48. Pernyataan tentang gerak tumbuhan di bawah ini adalah benar, kecuali …
a. Gerak higroskopis disebabkan adanya perubahan kadar air
b. Gerak etionom disebabkan adanya rangsangan dari luar
c. Gerak seismonasti disebabkan oleh rangsangan sentuhan
d. Gerak fototropisme negatif disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi
49. Peristiwa nasti kompleks dipengaruhi oleh…..
a. Cahaya
b. Pertumbuhan
c. Kadar garam
d. Sel penjaga daun menutup
50. Perbedaan antara gerak hidrotropisme dan hidronasti adalah sebagai berikut…
a. Hidrotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan air,
hidronasti terjadi terhadap keadaan air.
Gambar tersebut menunjukkan
contoh dari gerak….
a. Tigmotropisme
b. Kemotropisme
c. Geotropisme
d. hidrotropisme
11
b. Hidrotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh zat mekanis, hidronasti
merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan yang terjadi terhadap keadaan air.
c. Hidrotropisme terjadi terhadap keadaan air, hidronasti gerak bagian tumbuhan
karena rangsangan air
d. Hidrotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh tekanan turgor naik,
hidronasti gerak yang dipengaruhi kadar air yang berlebih.
Lampiran 5
KISI – KISI SOAL UJI COBA
SATUAN PENDIDIKAN : SMP
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
KELAS/ SEMESTER : VIII / 2
MATERI POKOK : GERAK PADA TUMBUHAN
STANDAR
KOMPETENS
I
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR
JENJANG SOAL DAN
PENYEBARANNYA JUMLAH JAWABAN
C 1 C 2 C 3
2. Memahami
sistem
dalam
kehidupan
tumbuhan
2.3
Mengidentifikas
i macam-macam
gerak pada
tumbuhan.
2.3.1 Mendeskripsikan
macam-macam
gerak pada
tumbuhan.
2, 3, 5, 10, 11,
12, 19, 28, 32,
41
1, 17,
20, 23,
24, 31,
48
17 C,D,D,A,D,B,
A,D,C,C,A,B,
B,C,C,A,D
2.3.2 Menjelaskan
perbedaan gerak
tropisme dan
gerak nasti.
8, 9, 21, 22,
26, 29, 30, 33,
34, 42, 49, 50
6, 7, 13,
25, 27,
36, 37,
38, 40,
44, 46,
47
4, 14,
15, 16,
18, 35,
39, 43,
45
33 B,A,B,C,A,C,
C,A,B,B,C,A,
C,B,B,B,C,A,
B,C,A,C,A,A,
D,B,D,A,A,C,
B,D,A
1
Lampiran 6
UJI KOMPETENSI
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Tumbuhan tidak mempunyai system saraf dan indera untuk menerima dan menanggapi
rangsangan, akan tetapi tumbuhan memiliki sifat…..
a. Iritabilitas
b. Reseptor
c. Gerak tubuh
d. Gerakmotorik
2. Suatu gerak terjadi pada bagian tubuh tumbuhan tertentu, arah gerak tidak dipengaruhi oleh suatu
rangsang. Gerak tersebut merupakan………..
a. Tropisme
b. Taksis
c. Endonom
d. nasti
3. Berikut ini merupakan gerak pada tumbuhan, kecuali…
a. Gerak bunga matahari kearah sinar matahari
b. Gerak sulur membelit
c. Gerak biji polong menutup pada malam hari
d. Gerak mahkota bunga jatuh karena gugur
4. Gerakan tumbuhan berikut yang tidak termasuk gerak esionom di antaranya adalah….
a. Gerak kemotropisme – fototropisme – geotropisme
b. Gerak taksis – kemotaksis, fototaksis
c. Gerak nasti - seismonasti – niktinasti
d. Gerak higroskopis – hidrokopis – anemotaksis
5. Berikut ini yang tidak termasuk iritabilitas pada putri malu diantaranya….
a. Seismonasti yaitu gerakan menutup daun putri malu karena disentuhnya daun
b. Daun putri malu akan menutup setelah terkena sentuhan
c. Daun putri malu akan membuka kembali setelah beberapa menit disentuh
d. Daun putri malu akan menutup pada pagi hari yang cerah.
6. Di bawah ini adalah macam-macam gerak nasti, kecuali….
a. Hidronasti, tigmonasti, fotonasti
b. Kemonasti, fotonasti, tigmonasti
2
c. Termonasti, nasti kompleks,
d. Termonasti, fotonasti, termonasti
7. Gerak sel kelamin jantan menuju ke sel telur pada proses pembuahan pada tumbuhan
merupakan contoh gerak…
a. Kemotaksis
b. Fototaksis
c. Geotropisme
d. kemotropisme
8. Berdasarkan sumber rangsangannya, gerak pada tumbuhan dibagi menjadi 2 macam yaitu…..
a. Nasti dan taksis
b. Geotropisme dan nasti
c. Taksis dan tropisme
d. Endonom dan etionom
9. Ciri-ciri mahluk hidup adalah sebagai berikut:
1) Berkembangbiak
2) Bergerak aktif
3) Melakukan fotosintesis
4) Bergerak pasif
Ciri manakah yang dimiliki oleh tumbuhan…
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 2 dan 4
10. Gerak membeloknya ujung tanaman di dalam ruangan ke arah datangnya sinar matahari,
merupakan contoh gerak…..
a. Kemotropisme
b. Fotonasti
c. Geotropisme
d. fototropisme
3
11. Gerak taksis berbeda dengan gerak lainnya, karena…
a. Arah geraknya tidak dipengaruhi oleh rangsang
b. Pergerakan seluruh tubuh akibat adanya rangsangan
c. Arah gerakan menjauhi rangsang
d. Pergerakannya hanya bagian tubuh tertentu
12. Membuka dan menutupnya annulus pada sporangium paku termasuk gerak…
a. Endonom karena penyebabnya tidak jelas
b. Higroskopis karena dipengaruhi oleh kadar air
c. Higroskopis karena penyebabnya perubahan suhu
d. Tropisme positif karena menuju sumber rangsang
13. Mekarnya bunga tulip jika terkena suhu seperti gambar di bawah ini termasuk gerak…
14. Di bawah ini yang tidak termasuk ke dalam gerak nasti adalah …
a. Daun Mimosa pudica akan menutup jika disentuh
b. Daun petai cina menutup di malam hari
c. Kloroplas bergerak ke bagian yang terkena sinar matahari
d. Membuka dan menutupnya mahkota bunga pukul empat
15. Berikut ini merupakan macam-macam gerak tropisme, kecuali…
a. Kemotropisme, nastitropisme, hidrotropisme
b. Fototropisme, kemotropisme, geotropisme
c. Kemotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme
d. Kemotropisme, fototropisme, hidrotropisme
16. Berikut merupakan pengertian dari gerak nasti pada tumbuhan adalah…
a. Gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh datangnya
rangsangan, tetapi oleh tumbuhan itu sendiri
a. Tigmotropisme
b. Fototropisme
c. Termonasti
d. Taksis
4
b. Gerak berpindah tempat bagian dari tubuh tumbuhan yang arah perpindahannya
dipengaruhi rangsangan
c. Gerak seluruh tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh
datangnya rangsangan, tetapi oleh tumbuhan itu sendiri
d. Gerak yang dipengaruhi oleh perubahan kadar air
17. Gerak tumbuhan yang terjadi disebabkan oleh sentuhan serangga merupakan gerak…
a. Nasti kompleks
b. Haptonasti
c. Higroskopis
d. Termonasti
18. Perbedaan antara gerak hidronasti dan hidrotropisme adalah…
a. Gerak hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangkan hidrotropisme
disebabkan oleh rangsang sentuhan
b. Gerak hidronasti disebabkan oleh rangsang suhu, sedangkan hidrotropisme
disebabkan oleh suasana gelap
c. Hidronasti disebabkan oleh sentuhan serangga, sedangkan hidrotropisme
disebabkan oleh perubahan kadar air dalam bagian tumbuhan
d. Hidronasti terjadi terhadap keadaan air, sedangakan hidrotropisme disebabkan
oleh ragsangan air
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari gambar di atas termasuk contoh dari gerak….
a. Hidronasti
b. Higroskopis
c. Nasti kompleks
d. Heliotropisme
20. Perhatikan contoh gerak tumbuhan berikut ini!
1) Mengatupnya daun lamtoro di malam hari
5
2) Fitoplankton begerak ke permukaan air pada pagi hari
3) Ujung akar tumbuh menuju ke sumber air
4) Sperma tumbuhan paku bergerak menuju ovum
Bila diurutkan, nama gerak 1, 2, 3, dan 4 tersebut adalah …..
a. Niktinasti, hidrotropisme, kemotropisme, fototaksis
b. Fototropisme, kemotropisme, hidronasti, niktinasti
c. Kemonasti, fototaksis, hidrotropisme, niktinasti
d. Niktinasti, fototaksis, hidropisme, kemotaksis
21. Manakah diantara pernyataan di bawah ini yang merupakan gerak autonom!
a. Gerak plasma dalam sel
b. Melilitnya sulur batang tanaman melon
c. Membukanya kulit buah polong-polongan
d. Akar tumbuh menjauhi cahaya
22. Perhatikan gambar dibawah ini!
23. Gerakan berikut yang tidak termasuk gerak higroskopis adalah ....
a. Gerakan daun ketika hujan lebat
b. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan paku
c. Gerakan membukanya kotak spora pada tumbuhan lumut
d. Pecahnya cangkang biji tanaman kacang-kacangan
24. Pernyataan tentang gerak tumbuhan di bawah ini adalah benar, kecuali …
a. Gerak higroskopis disebabkan adanya perubahan kadar air
b. Gerak etionom disebabkan adanya rangsangan dari luar
c. Gerak seismonasti disebabkan oleh rangsangan sentuhan
Gambar tersebut menunjukkan
contoh dari gerak….
a. Tigmotropisme
b. Kemotropisme
c. Geotropisme
d. hidrotropisme
6
d. Gerak fototropisme negatif disebabkan oleh rangsangan gaya gravitasi
25. Perbedaan antara gerak tigmotropisme dan seismonasti adalah sebagai berikut…
a. Tigmotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan
pada satu sisi, sedangkan seismonasti merupakan gerak bagian tubuh tumbuhan
karena rangsangan sentuhan.
b. Tigmotropisme merupakan gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh
rangsangan sentuhan atau mekanis, seismonasti merupakan gerak seluruh tubuh
tumbuhan yang terjadi terhadap keadaan air.
c. Tigmotropisme merupakan gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsangan
sentuhan, sedangkan seismonasti merupakan gerak bagian tumbuhan karena
rangsangan sentuhan pada satu sisi
d. Tigmotropisme merupakan gerak yang dipengaruhi oleh tekanan turgor naik,
seismonasti gerak yang dipengaruhi kadar air yang berlebih.
7
KUNCI JAWABAN
1. A 11. B 21. A
2. D 12. B 22. A
3. D 13. C 23. A
4. D 14. C 24. D
5. D 15. A 25. A
6. B 16. A
7. A 17. B
8. D 18. D
9. C 19. C
10. D 20. D
Lampiran 8
NAMA KELOMPOK
KELOMPOK I
1. Abdul Malik
2. Awaludin Sapei
3. Linda Indriani
4. Dian Nur Latifah
5. Rika Dwi Safitri
6. Sekar Ayu Anggraita
KELOMPOK II
1. Adi Surya Saputra
2. Ardian Rika Safitri
3. Era Ambarwati
4. Panji Wijaya
5. Dita Dwi Utari
6. Riza Putri Krishardini
KELOMPOK III
1. Afi Masyta Cahyaningrum
2. Dwiki Rizal Alvis
3. Saiful Hidayat
4. Eka Nur Fitrianingsih
5. Ristina Irianti
6. Wahyu Aprilianingsih
KELOMPOK IV
1. Ahmad Afifudin
2. Eko Dian Aryanto
3. Erwin Muhantoyo
4. Umdatul Masholekhah
5. Yulma Wulaningsih
KELOMPOK V
1. Eko Setiawan Nurcahyo
2. Nova Rachmad Diansyah
3. Yanuar Winzi Putri
4. Ibnu Rizki Nugroho
5. Septiani Fajar Rahmawati
6. Tiya Istiyaroh
KELOMPOK VI
1. Anjas Puriyanto
2. Suryono
3. Teguh Prasetyo
4. Mauluvy Asma Wangi
5. Yuli Permatasari
Lampiran 9
SOAL KUIS
1. Jelaskan perbedaan antara gerak tigmonasti dan tigmotropisme!
2. Jelaskan pengertian tentang :
Geotropisme
Nasti kompleks
Higroskopis
3. Sebutkan contoh dari masing-masing pertanyaan dari nomor 2!
4. Gerak bagian tubuh tumbuhan akibat adanya pertumbuhan yang
arahnya mendekati atau menjauhi sumber rangsang merupakan
pengertian dari gerak?
5. Kata lain dari gerak niktinasti adalah!
1. Sebutkan macam-macam gerak pada tumbuhan!
2. Jelaskan pengertian dari :
Tropisme
Nasti
taksis
3. Apa pengertian dari iritabilitas?
4. Gerak endonom di sebut juga gerak?
5. Jelaskan pengertian tentang gerak seismonasti dan
tigmotropisme! Berikan contoh masing-masing
gerak tersebut.
1. Sebutkan perbedaan antara gerak endonom dan
etionom!
2. Gerak mekarnya bunga pukul empat
merupakan contoh dari gerak?
3. Sebutkan perbedaan antara gerak fototropisme
dan fotonasti!
4. Sebutkan macam-macam gerak nasti!
5. Sebutkan contoh dr gerak nasti,tropisme, taksis!
1. Sebutkan pebedaan antara gerak
tropisme dan nasti!
2. Sebutkan macam-macam gerak tropisme!
3. Apa pengertian dari gerak haptonasti?
4. Gerak menggulungnya daun padi
sebabkan karena apa?
5. Sebutkan contoh dari gerak tigmonasti,
fotonasti, geotropisme, & fototropisme!
1. Tumbuhan dapat bergerak seperti hewan, hal itu
disebabkan karena tumbuhan memiliki kemampuan?
2. Apa pengertian dari gerak termonasti dan berikan
contohnya!
3. Sebutkan macam-macam gerak tropisme!
4. Apa pengertian dari gerak higroskopis, berikan
contohnya!
5. Apa perbedaan antara gerak fototropisme dan fotonasti!
1. gerak sebagian tumbuhan sebagai tanggapan
terhadap rangsangan dan gerak ini tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan,
merupakan pengertian dari gerak?
2. Berikan contoh dari gerak higroskopis!
3. Apa perbedaan antara gerak endonom dan
gerak etionom?
4. Mekarnya bunga tulip dipengaruhi oleh?
5. Sebutkan perbedaan antara gerak fototaksis dan
kemotaksis!
Lampiran 10
DAFTAR DAFTAR PESERTA DIDIK
KELAS VIII B (Kelas Eksperimen)
NO NOMOR
INDUK
NAMA SISWA
1 2654 Abdul Malik
2 2657 Adi Surya Saputra
3 2658 Afi Masyta Cahyaningrum
4 2659 Ahmad Afifudin
5 2669 Anjas Puriyanto
6 2671 Ardian Rika Safitri
7 2673 Awaludin Sapei
8 2683 Dian Nur Latifah
9 2690 Dita Dwi Utari
10 2692 Dwiki Rizal Alvis
11 2696 Eka Nur Fitrianingsih
12 2697 Eko Dian Aryanto
13 2700 Eko Setiawan Nurcahyo
14 2701 Era Ambarwati
15 2704 Erwin Muhantoyo
16 2713 Ibnu Rizki Nugroho
17 2724 Linda Indriani
18 2729 Mauluvy Asma Wangi
19 2740 Nova Rachmad Diansyah
20 2747 Panji Wijaya
21 2753 Rika Dwi Safitri
22 2755 Ristina Irianti
23 2756 Riza Putri Krishardini
24 2758 Saiful Hidayat
25 2759 Sekar Ayu Anggraita
26 2761 Septiani Fajar Rahmawati
27 2768 Suryono
28 2770 Teguh Prasetyo
29 2771 Tiya Istiyaroh
30 2775 Umdatul Masholekhah
31 2778 Wahyu Aprilianingsih
32 2782 Yanuar Winzi Putri
33 2783 Yuli Permatasari
34 2784 Yulma Wulaningsih
DAFTAR PESERTA DIDIK
KELAS VIII C (Kelas Kontrol)
NO NOMOR
INDUK
NAMA SISWA
1 2655 Adhy Candra Pratama
2 2661 Ahmad Syaifudin
3 2662 Ainul Isna
4 2666 Andrian Novianto
5 2668 Angga Putra Reswana
6 2675 Cahyo Jatmiko
7 2676 Darmawan
8 2681 Devi Liandani
9 2682 Dewi Ariningtyas
10 2687 Dimas Dwi Prayogo
11 2702 Eri Zulianto
12 2703 Eric Nugroho
13 2706 Fatma Novita Sari B
14 2717 Irnawan Wicaksono
15 2720 Kiki Yulia Eka Fatmawati
16 2788 M. Iqbal Maulana
17 2726 Mardiana Dewi
18 2731 Muchamat Andi
19 2734 Muhammad Ismail
20 2793 Mukhammad Syamsudin
21 2792 Ratna Wulandari
22 2748 Ratnasari
23 2749 Retno Apriliyani
24 2750 Retno Suprapti
25 2751 Ria Wahyuningsih
26 2752 Richo Rio Ariyandho
27 2754 Riskika Anggriyani
28 2757 Rochmat Jaenudin
29 2766 Sri Ambarwati
30 2772 Toim Rahmat Saputro
31 2774 Tri Aprilianingsih
32 2780 Widi Nur Imawan
33 2785 Yuniar Kasih Kurniawati
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Hani Ammaria
2. Tempat & Tgl. Lahir : Pati, 25 November 1991
3. NIM : 073811030
4. Alamat Rumah : ds. Pesagen, RT 02/02, Gunung Wungkal, Pati.
Hp : 085726919926
e-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. Taman Kanak-Kanak (TK) Raudhotul Athfal Pesagen, lulus tahun ajaran
1994/1995.
b. Madrasah Ibtidaiyyah Thowalib Pesagen, lulus tahun ajaran 2000/2001.
c. Madrasah Tsanawiyyah (MTs) Al Hikmah Kajen Margoyoso Pati, lulus
tahun ajaran 2003/2004.
d. Madrasah Aliyah Al Hikmah Kajen Margoyoso Pati, lulus tahun ajaran
2006/2007.
2. Pendidikan Non-Formal
a. Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Al Ishlah, lulus tahun ajaran 2003.
b. Majlis Ta’lim Dhiyaul Qur’an (MTDQ).
Semarang, 8 Oktober 2011
Hani Ammaria
NIM :073811030