efektivitas pembiayaan multijasa btn ib pada pt...

98
EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iB PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR CABANG PEMBANTU SYARIAH CIPUTAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Inne Anggraeni NIM: 1113053000083 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iB PADA PTBANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. KANTOR

    CABANG PEMBANTU SYARIAH CIPUTAT

    SkripsiDiajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh:Inne Anggraeni

    NIM: 1113053000083

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAHFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA1438 H/2017 M

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    ABSTRAK

    Inne Anggraeni, NIM: 1113053000083, “Efektivitas Pembiayaan MultijasaBTN iB Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor CabangPembantu Syariah Ciputat”. Dibimbing oleh Muhamad Zen, MA. 2017.

    Pembiayaan Multijasa (pendidikan, kesehatan, wisata, pernikahan danlain-lain) BTN iB adalah salah satu produk unggulan yang ada di Bank BTNKCPS Ciputat. Produk ini menawarkan pembiayaan dalam bentuk jasa sepertipendidikan, kesehatan, wisata, pernikahan dan lain-lain yang tidak melanggarprinsip-prinsip Islam. Sebagai produk unggulan kedua setelah KPR, PembiayaanMultijasa BTN iB sudah melihat adanya peluang besar di tengah masyarakatmodern dimana kebutuhan akan jasa terus meningkat. Pembiayaan Multijasa BTNiB hadir untuk memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dibidang jasa, karena tidak semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya secaralangsung.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitasPembiayaan Multijasa BTN iB yang ada di Bank BTN KCPS Ciputat, dan apasaja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi pelaksanaannya.Melalui data dan wawancara yang diperoleh maka diketahui bahwa produkpembiayaan ini memiliki nilai efektivitas yang sangat tinggi. Sehingga bagimasyarakat yang akan menggunakan produk pembiayaan ini tidak perlu ragudengan pelayanan yang diberikan.

    Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifatdeskriptif dengan menggambarkan permasalahan yang didasari dengan data yangdidapat dari hasil survey, wawancara, dan studi pustaka. Penelitian ini dilakukanselama kurang lebih 4 bulan untuk memperoleh data yang tepat dan akurat daripihak bank.

    Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Pembiayaan Multijasa BTN iBdapat dikatakan memiliki nilai efektivitas yang tinggi. Hal ini bisa dilihat melaluipelaksanaan yang dilakukan bank dalam mencapai tujuan dapat terealisasi denganbaik bahkan melebihi apa yang menjadi target. Pada tahun 2015 Multijasa BTNiB mencapai keuntungan dengan nilai efektivitas 104 % dan tahun 2016 MultijasaBTN iB memiliki nilai efektivitas sebesar 123%. Semua prosedur yang dilakukanbank mulai dari penilaian terhadap calon nasabah, pemberkasan dokumen,wawancara dan analisis data, sampai kepada tahap akad dan pelaksanaannyadilakukan dengan baik, cepat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Adapun faktor pendukung dalam pembiayaan ini yaitu seluruh pihak yang terlibatdalam pelaksanaan pembiayaan mulai dari pegawai bank, nasabah, sampai kepadapihak yang menjalin kerjasama dengan bank. Namun ada pula yang menjadifaktor penghambat dalam pelaksanaannya yaitu seluruh sistem yang dijalankanPembiayaan Multijasa BTN iB ini masih manual, berbeda dengan produk-produkpembiayaan lainnya yang semua sudah dijalankan dengan sistem komputerisasi.

    Kata Kunci : Efektivitas, Pembiayaan Multijasa, BTN Syariah.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan

    yang Maha Agung yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta nikmat yang

    tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

    “Efektivitas Pembiayaan Multijasa BTN iB Pada PT Bank Tabungan Negara

    (Persero) Tbk. Kantor Cabang Pembantu Syariah Ciputat”. Shalawat serta salam

    semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan, pembawa cinta, pembimbing

    ummat menuju Surga baginda besar Nabi Muhammad SAW, serta iringan do’a

    untuk keluarga, para sahabatnya dan kepada seluruh ummatnya semoga senantiasa

    selalu dalam kebaikan dan ridhoNya.

    Dalam penyelesaian skripsi ini tak lepas dari adanya dukungan yang

    penulis dapatkan baik dalam bentuk materi maupun immateri dari berbagai pihak.

    Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada:

    1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr.

    Raudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan

    Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan

  • vii

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    5. Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku Dosen Pembimbing

    Akademik yang telah memberikan saran kepada penulis untuk penulisan

    skripsi ini.

    6. Muhamad Zen, MA selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

    meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. Semoga ilmu yang

    bermanfaat ini selalu menjadi ladang pahala bagi bapak dan mendapatkan

    balasan dari Allah SWT.

    7. Drs. Muhammad Sungaidi, MA dan Lili Bariadi, M.Si selaku tim penguji

    yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan penulisan

    skripsi ini.

    8. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

    yang telah berjasa membagi ilmu bermanfaat kepada penulis.

    9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

  • viii

    Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi

    dengan berbagai referensi.

    10. Erwin Padeka dan Indah Rahmawati, selaku Staff Bank Tabungan Negara

    Kantor Cabang Pembantu Syariah Ciputat.

    11. Ibunda Imas M. Masriah dan Ayahanda Charsu tercinta yang senantiasa

    tiada henti memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis, mendorong

    dan memotivasi serta selalu mendo’akan penulis agar dapat segera

    menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Perhatianmu, cinta dan kasih

    sayangmu begitu besar kepada penulis sehingga tidak ada sesuatu yang

    nilainya mampu menggantikan semua yang telah diberikan kepada penulis

    selain do’a yang Insyaa Allah akan selalu penulis panjatkan.

    12. Suhendry Adytio, Reski Kurnia, Egar Ridwan Septiandi dan keluarga

    besar penulis yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan selalu

    menjadi inspirasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

    13. Annisa Meiliana, Ayang L. Azizi, Clara A. Putri, Deba Hibatullah S.,

    Dewi Kuraesin, Intan Zuleira, Nurhamni Mawaddah, Putri S. Huzaimah,

    dan Yulisa Ilhami. Terima kasih kalian yang menghadirkan warna pada

    kampusku, canda tawa dan air mata yang pernah kita lalui akan menjadi

    cerita yang tak terlupakan di masa depanku kelak.

    14. Teman-teman KKN Bring Changes (BC) 2016, dan seluruh teman-teman

    Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta yang telah berbagi ilmu, pengalaman, cerita dan kasih sayang

    kepada penulis.

  • ix

    15. Dede Fadilah, yang lembut hatinya senantiasa menjadi tempat untuk

    penulis mencurahkan segala penat dan lelah, menghidupkan kembali

    senyum dan semangat penulis dengan cerita dan canda tawa yang selalu

    kau berikan sehingga memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    Semoga Allah SWT membalas kebaikanmu dan kau pun diberikan

    kemudahan dalam penyelesaian skripsi.

    16. Tanpa mengurangi rasa hormat, kepada seluruh pihak yang tidak dapat

    penulis sebutkan satu per satu, atas semua bantuan dan dukungannya,

    penulis ucapkan terima kasih.

    Kemudian hanya kepada Allah penulis berdo’a semoga kebaikan dan

    keikhlasan mereka mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari Allah SWT.

    Akhirnya karya ini penulis persembahkan kepada segenap pembaca, dengan

    harapan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan. Semoga

    karya ini bermanfaat dan mendapat ridho Allah SWT.

    Tangerang Selatan, 9 Juni 2017

    Inne Anggraeni

  • x

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................iiLEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................iiiPENGESAHAN PANITIA UJIAN .........................................................................ivABSTRAK ................................................................................................................vKATA PENGANTAR .............................................................................................viDAFTAR ISI.............................................................................................................xDAFTAR GAMBAR ................................................................................................xiiDAFTAR TABEL ...................................................................................................xiiiDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................xiv

    BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .....................................................................1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................5C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................6D. Metodologi Penelitian ........................................................................7E. Tinjauan Pustaka ................................................................................10F. Sistematika Penulisan.........................................................................13

    BAB II EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iBA. Teori Efektivitas .................................................................................16B. Teori Pembiayaan...............................................................................21C. Pembiayaan Multijasa BTN iB...........................................................32

    BAB III GAMBARAN UMUM BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAHA. Sejarah Berdirinya ..............................................................................47B. Visi dan Misi ......................................................................................50C. Produk dan Layanan ...........................................................................52D. Struktur dan Uraian Tugas Jabatan.....................................................71

    BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iBA. Efektivitas Pembiayaan Multijasa BTN iB pada Bank Tabungan

    Negara KCPS Ciputat.........................................................................791. Aplikasi dan Prosedur Pembiayaan Multijasa BTN iB .................792. Analisa Penulis Terhadap Efektivitas Pembiayaan Multijasa

    BTN iB...........................................................................................88

  • xi

    B. Faktor Pendukung dan Penghambat....................................................92

    BAB V PENUTUPA. Kesimpulan.........................................................................................95B. Saran ...................................................................................................96

    DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................98

    LAMPIRAN..............................................................................................................103

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Perkembangan Bank Syariah Indonesia.................................................3

    Gambar 2.1 Transaksi Ijarah .....................................................................................42

    Gambar 3.1 Struktur Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat ....................................71

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Nasabah Pembiayaan Multijasa BTN iB 2015 ..........................................85

    Tabel 4.2 Nasabah Pembiayaan Multijasa BTN iB 2016 ..........................................86

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Biodata Penulis

    Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi

    Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Skripsi

    Lampiran 4 : Surat Keterangan Wawancara

    Lampiran 5 : Hasil Wawancara

    Lampiran 6 : Realisasi dan Target Multijasa BTN iB 2015-2016

    Lampiran 7 : Dokumentasi Wawancara

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Seiring dengan berkembangnya kebutuhan transaksi dan perubahan

    gaya hidup di masyarakat, maka kini berkembang pula berbagai jenis

    pelayanan yang diberikan bank syariah yaitu dikenal sebagai pembiayaan

    multijasa (fee based service).1 Secara historis, produk pembiayaan multijasa

    muncul karena adanya permintaan dari bank untuk mengembangkan produk

    pembiayaan pada tiga macam keperluan: pembiayaan untuk upacara

    perkawinan, pembiayaan untuk wisata ibadah (umrah) dan pembiayaan untuk

    studi tingkat lanjut. Dalam perkembangannya, ia bermutasi menjadi produk

    yang meliputi berbagai produk pembiayaan yang melayani semua jasa.2

    Pembiayaan multijasa adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat

    dipersamakan dengan itu berupa transaksi multijasa dengan menggunakan

    akad ijarah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

    nasabah pembiayaan yang mewajibkan nasabah pembiayaan untuk melunasi

    hutang/kewajibannya sesuai dengan akad.3

    1Taufik Rachman, “Apa Saja Pembiayaan Multijasa”,diakses pada 13 April 2017darihttp://m.republika.co.id/ekonomi/berita/apa-saja-pembiayaan-multijasa-perbankan-syariah/

    2Cecep Maskanul Hakim (Direktorat Perbankan Syariah BI dan Anggota DSN MUI),“Pembiayaan Multijasa, Bagaimana Seharusnya?”, diakses pada 5 April 2017 dari https://id-id.facebook.com/notes/pt-bank-bni-syariah/pembiayaan-multijasa-bagaimana-seharusnya/

    3Erwandi Tarmizi, “Pembiayaan Multi Jasa”, diakses pada 11 April 2017 dariwww.erwanditarmizi.wordpress.com

  • 2

    Pembiayaan multijasa di bank syariah mempunyai beragam layanan

    meliputi transaksi pengiriman uang, Sharf (Jual Beli Valuta Asing),

    penerbitan Letter of Credit (L/C), gadai (rahn), take over pembiayaan

    (factoring), garansi bank, termasuk layanan transaksi kartu kredit syariah

    untuk dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup modern yang serba cepat dan

    efisien.4

    Pada prinsipnya layanan multijasa perbankan syariah akan mengacu

    pada konsep ijarah (ujrah), yaitu pembayaran atas suatu jasa. Berbeda dengan

    musyarakah dan mudharabah yang menggunakan pembagian nisbah dalam

    bentuk persentase, dalam pembiayaan multijasa ini bank syariah akan

    menetapkan ujrah langsung dalam bentuk rupiah.5

    Seperti contoh kasus berikut ini, seorang ibu membawa anaknya ke

    rumah sakit untuk berobat. Setelah diberi resep, ia mengambil obat kemudian

    membayarnya, beserta semua biaya jasa lain dari rumah sakit itu. Karena

    biayanya besar, ia membayarnya dengan pinjaman dari tetangga. Lalu

    kwitansi pembayaran itu ia simpan. Esoknya ia datang ke bank syariah dan

    meminta pembiayaan untuk mengganti pinjaman tetangganya, sedangkan ia

    sendiri akan membayar kepada bank secara cicilan sampai lunas. Karena

    pembiayaan itu dari bank, tentu saja bank tidak bisa memberikannya secara

    4Taufik Rachman, “Apa Saja Pembiayaan Mltijasa”.5Taufik Rachman, “Apa Saja Pembiayaan Mltijasa”.

  • 3

    gratis. Maka fee pun dihitung dan ditambahkan kepada nilai nominal

    pembayaran jasa itu.6

    Bank memasukkan jasa pengambilalihan hutang ini ke dalam produk

    Ijarah Multijasa. Artinya ijarah (akad sewa/jasa) yang diterapkan untuk

    keperluan apa saja, sepanjang termasuk kategori jasa. Dalam kasus di atas,

    jasa yang dibeli adalah pelayanan kesehatan di rumah sakit.

    Melalui data Statistik Perbankan Syariah pada tahun 2005 hingga

    2016, dapat dilihat perkembangan Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha

    Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) seperti pada

    gambar berikut:

    Gambar 1.1: Perkembangan Bank Syariah Indonesia Tahun 2005-2016(Sumber: Statistik Perbankan Syariah)

    6Erwandi Tarmizi, “Pembiayaan Multi Jasa”.

    200520062007200820092010201120122013201420152016

    BUS 3 3 3 5 6 11 11 11 11 12 12 13UUS 19 20 26 27 25 23 24 24 23 22 22 21BPRS 92 105 114 131 138 150 155 158 163 163 163 166

    020406080100120140160180

    BUS

    UUS

    BPRS

  • 4

    BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari Bank

    BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, yang mulai beroperasi

    pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah

    pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat

    masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan syariah dan memperhatikan

    keunggulan prinsip perbankan syariah, serta adanya Fatwa MUI tentang

    bunga bank dan melaksanakan hasil RUPS tahun 2004. Adapun tujuan

    pendirian BTN Syariah diantaranya; untuk memenuhi kebutuhan bank dalam

    memberikan pelayanan jasa keuangan syariah, mendukung pencapaian

    sasaran laba usaha bank, meningkatkan ketahanan bank dalam menghadapi

    perubahan lingkungan usaha dan memberi keseimbangan dalam pemenuhan

    kepentingan segenap nasabah dan pegawai.7

    BTN Syariah menawarkan produk Pembiayaan Multijasa BTN iB

    dengan akad kafalah yang bergerak dalam pelayanan jasa untuk memenuhi

    kebutuhan di bidang pendidikan, kesehatan, wisata, pernikahan dan lain-lain

    yang sesuai dengan prinsip Islam. Pembiayaan Multijasa BTN iB dengan akad

    kafalah ini merupakan produk unggulan kedua setelah produk pembiayaan

    KPR yang berperan besar bagi keuntungan bank.8 Bentuk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB dengan akad kafalah ini memiliki prospek yang sangat baik

    7“Sejarah berdirinya BTN Syariah”, diakses pada 3 Januari 2017darihttp://www.btn.co.id/id/Syariah/Tentang-Kami/Profil-BTN-Syariah

    8Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati (Funding Officer BTN KCPSCiputat), Tangerang Selatan, 5 April 2017, pukul 15:00 WIB.

  • 5

    dilihat dari banyaknya kebutuhan manusia akan barang dan jasa. Jika dapat

    dikembangkan lagi dan berjalan dengan efektif, produk ini tentu akan

    mempengaruhi minat nasabah untuk menggunakannya. Terkadang seseorang

    dapat memenuhi segala kebutuhannya dengan proses pembelian, namun jika

    jumlah uang yang ada terbatas maka Bank BTN Syariah menawarkan

    solusinya dengan produk Pembiayaan Multijasa BTN iB.

    Peluang Pembiayaan Multijasa BTN iB sangat besar mengingat bahwa

    produk ini telah menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan yaitu

    Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Universitas Indraprasta PGRI

    (UNINDRA).9 Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan produk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB dapat berjalan efektif, tetap eksis dalam pelayanan jasa

    lainnya dan memberikan keuntungan bagi bank, nasabah maupun lembaga

    lainnya yang menjalin kerjasama dengan bank. Oleh karena itu, penulis

    tertarik untuk mengadakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul:

    “Efektivitas Pembiayaan Multijasa BTN iB Pada PT Bank Tabungan

    Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Pembantu Syariah Ciputat”

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    1. Pembatasan Masalah

    Penulis dalam penelitian ini membatasi masalah pada beberapa hal,

    yaitu:

    9Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati (Funding Officer BTN KCPSCiputat), Tangerang Selatan, 5 April 2017, pukul 15:00 WIB.

  • 6

    a. Pembiayaan yang dibahas adalah Pembiayaan Multijasa BTN iB, yaitu

    pembiayaan atas dasar prinsip jasa, disalurkan untuk berbagai jenis

    kebutuhan halal, seperti pembayaran biaya pendidikan, kesehatan,

    wisata, pernikahan dan lain-lain.

    b. Penelitian dilakukan di Bank BTN KCPS Ciputat yang beralamat di

    Ruko Bank BTN Syariah Ciputat, Jalan Ir. Juanda No. 15, Cempaka

    Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412. Telp. (021)

    74713577, 74713586, 74713597 dengan kurun waktu 4 bulan.

    c. Penelitian memfokuskan pada efektivitas dari produk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB.

    2. Perumusan Masalah

    Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    a. Apakah produk Pembiayaan Multijasa BTN iB pada PT Bank

    Tabungan Negara KCPS Ciputat sudah efektif?

    b. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari produk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Mengetahui bagaimana efektivitas produk Pembiayaan Multijasa

    BTN iB pada PT Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat.

  • 7

    b. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat

    dari pelaksanaan produk Pembiayaan Multijasa BTN iB.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

    produk pembiayaan khususnya pembiayaan Multijasa yang ada pada

    permasalahan di atas.

    b. Bagi institusi sebagai pertimbangan dalam rangka perbaikan dan

    penyempurnaan sistem yang telah dilakukan.

    c. Bagi perpustakaan diharapkan dapat dipergunakan untuk memperkaya

    koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.

    d. Bagi masyarakat memberikan informasi tentang sistem dan bagaimana

    efektivitas penerapan pembiayaan Multijasa.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan

    kualitatif. Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan

    data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

    pelaku yang diamati.10 Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian

    kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang

    dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya

    10Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), h.3.

  • 8

    agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau

    bendanya.11

    2. Objek Penelitian

    Objek dari penelitian ini adalah produk Pembiayaan Multijasa BTN iB

    pada PT Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat.

    3. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penulis melakukan penelitian di Ruko Bank BTN Syariah Ciputat,

    Jalan Ir. Juanda No. 15, Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang

    Selatan 15412. Telp. (021) 74713577, 74713586, 74713597. Waktu

    penelitian yaitu pada bulan Desember hingga April 2017.

    4. Jenis dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data:

    a. Data Primer

    Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang

    diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh

    subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian

    (informan) yang berkenaan dengan variable yang diteliti.12 Maka

    dalam penelitian ini penulis memperoleh data primer melalui pegawai

    PT Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat.

    11Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PTRineka Cipta, 2010) ed. rev., cet. 14, h. 22.

    12Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 22.

  • 9

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

    grafis (tabel, catatan, notulen, rapat, SMS dan lain-lain), foto-foto,

    film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain yang dapat

    memperkaya data primer.13

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini penulis lakukan dengan

    metode sebagai berikut:

    a. Observasi

    Metode ini penulis lakukan dengan cara melakukan pengamatan

    langsung terhadap objek yang diteliti untuk mengumpulkan data yang

    diperlukan. Observasi penulis lakukan dengan datang langsung ke PT

    Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat.

    b. Wawancara

    Metode ini yaitu tanya jawab yang dilakukan penulis dengan ahli yang

    berkompeten di PT Bank Tabungan Negara KCPS Ciputat. Penulis

    menanyakan sejumlah pertanyaan terstruktur dan disusun secara

    terperinci kepada pegawai Bank BTN KCPS Ciputat yang mengelola

    produk Pembiayaan Multijasa BTN iB.

    13Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 22.

  • 10

    c. Dokumentasi

    Metode dokumentasi yaitu sebuah metode yang dilakukan dengan cara

    mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

    transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

    agenda dan sebagainya.14 Maka dengan metode ini penulis melihat

    dokumentasi serta arsip yang bersumber dari PT Bank Tabungan

    Negara KCPS Ciputat mengenai produk Pembiayaan Multijasa BTN

    iB.

    E. Tinjauan Pustaka

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian lebih

    lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah

    awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-

    skripsi yang mempunyai judul hampir sama dengan yang penulis teliti.

    Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis

    teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

    Pada akhirnya, penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki

    judul hampir sama dengan apa yang penulis teliti. Judul tersebut antara lain

    adalah:

    1. Skripsi milik Nelisa Agustina, Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)

    Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    2011 yang berjudul: Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana

    14Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 274.

  • 11

    Pendidikan antara BSM dengan Madrasah Pembangunan UIN

    Jakarta. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan meneliti

    bahan pustaka atau data sekunder belaka. Hasil analisis

    menyatakan bahwa akad yang digunakan oleh BSM dalam

    pembiayaan Multijasa dana pendidikan ini sudah sesuai dengan

    prinsip akad ijarah dan kerjasama yang terjalin antara BSM

    dengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta juga sudah sesuai

    dengan perjanjian menurut hukum Islam.15

    2. Skripsi milik Indah Deliyani, Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)

    Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    2008 yang berjudul: Analisa Terhadap Aplikasi Pembiayaan

    Ijārah Multijasa pada BMT Al-Munawwarah. Jenis penelitian

    yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Teknik

    pengumpulan dan pengolahan data dilakukan dengan teknik

    wawancara dan teknik dokumentasi. Hasil analisis menyatakan

    bahwa akad yang digunakan oleh BMT Al-Munawwarah dalam

    pembiayaan Multijasa ada dua yaitu wakalah dan ijarah. Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan Multijasa belum

    menjadi solusi yang ideal dan seharusnya pembiayaan ini

    15Nelisa Agustina, “Kerjasama Pembiayaan Multijasa Dana Pendidikan Antara BSMDengan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2011), diakses pada 4 Januari 2017 darihttp://repository.uinjkt.ac.id/

  • 12

    menggunakan akad qardh dengan sumber dana dari ZISWAF

    karena lebih sesuai daripada wakalah dan ijarah.16

    3. Skripsi milik Misbah Abidin, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah

    IAIN Walisongo, 2011 yang berjudul: Analisis Hukum Islam

    Terhadap Pembiayaan Multijasa dengan Akad Ijarah di Bank

    Pembiayaan Rakyat Syari'ah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang.

    Penulis melakukan penelitian lapangan dengan pengumpulan data

    menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Kemudian penulis menganalisis data yang terkumpul dengan

    menggunakan metode deskriptif analisis. Hasil analisis

    pembiayaan Multijasa dengan akad ijarah yang diterapkan di

    BPRS Mitra Harmoni Semarang dari konsep fikih sudah sah dan

    sesuai, karena pada akad pembiayaan yang diterapkan sudah sesuai

    dengan ketentuan-ketentuan syara’, dan dengan adanya

    kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu antara bank dengan

    nasabah.17

    4. Skripsi milik Teza Ryandi, Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)

    Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

    16Indah Deliyani, “Analisa Terhadap Aplikasi Pembiayaan Ijarah Multijasa PadaBMT Al-Munawwarah”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UIN SyarifHidayatullahJakarta, 2008), diakses pada 4 Januari 2017 dari http://repository.uinjkt.ac.id/

    17Misbah Abidin, “Analisis Hukum Islam Terhadap Pembiayaan Multijasa DenganAkad Ijarah Di Bank Pembiyaan Rakyat Syariah (BPRS) Mitra Harmoni Semarang”, (SkripsiS1 Fakultas Syariah,IAIN Walisongo, 2011), diakses pada 4 Januari 2017 darihttp//library.walisongo.ac.id/

  • 13

    2011 yang berjudul: Efektivitas Pembiayaan Mikro pada Nasabah

    PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pembantu Cililitan. Penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyaluran pembiayaan

    mikro yang terdapat di Bank Syariah Mandiri (Program KUR dan

    Warung Mikro) berdasarkan persepsi nasabah. Efektivitas yang

    dimaksud adalah dengan melihat perkembangan usaha nasabah dan

    tingkat pengembalian setelah mendapatkan pembiayaan.18

    Dari beberapa judul skripsi di atas, sudah jelas berbeda

    pembahasannya dengan skripsi yang dibahas oleh penulis. Penulis membahas

    tentang pembiayaan Multijasa BTN iB yang ada di Bank BTN KCPS Ciputat

    dan mencari tahu apakah produk Pembiayaan Multijasa tersebut sudah efektif

    sehingga dapat memberikan keuntungan baik terhadap bank maupun nasabah

    yang menggunakan produk tersebut, dan apa saja faktor pendukung serta

    faktor penghambatnya.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang baru

    diuraikan dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penulisan

    ke dalam lima bab, masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub bab dengan

    rincian sebagai berikut:

    18Teza Ryandi, “Efektivitas Pembiayaan Mikro Pada Nasabah PT Bank SyariahMandiri Cabang Pembantu Cililitan”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,UIN SyarifHidayatullahJakarta, 2011), diakses pada 4 Januari 2017 dari http://repository.uinjkt.ac.id/

  • 14

    BAB I: PENDAHULUAN

    Pada bab ini penulis menyampaikan Latar Belakang Masalah,

    Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

    Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan

    Sistematika Penulisan.

    BAB II: EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iB

    Bab ini mencakup Teori Efektivitas yang meliputi Pengertian

    dan Pengukuran Efektivitas, Teori Pembiayaan yang terdiri

    dari Pengertian, Tujuan dan Fungsi, serta Jenis-Jenis

    Pembiayaan dan Pembiayaan Multijasa BTN iB.

    BAB III: GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA

    SYARIAH

    Bab ini menjelaskan tentang Sejarah Berdirinya Bank BTN

    Syariah, Visi dan Misi, Produk dan Layanan, Struktur dan

    Uraian Tugas Jabatan (Sistem Manajemen) di perusahaan.

    BAB IV: ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA

    BTN iB

    Bab ini menjelaskan tentang bagaimana efektivitas produk

    Pembiayaan Multijasa BTN iB sehingga dapat memberikan

    keuntungan baik terhadap Bank BTN KCPS Ciputat maupun

    terhadap nasabah serta apa saja yang menjadi faktor

  • 15

    penghambat dan pendukung dari produk Pembiayaan Multijasa

    BTN iB.

    BAB V: PENUTUP

    Pada bab ini penulis menyimpulkan seluruh data yang

    diperoleh dari penelitian dan menyampaikan saran berdasarkan

    proses dan hasil penelitian.

  • 16

    BAB II

    EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iB

    A. Teori Efektivitas

    1. Pengertian Efektivitas

    Istilah efektivitas selalu dikaitkan dengan efisiensi, karena keduanya

    dipergunakan dalam menilai kinerja suatu pusat pertanggungjawaban.

    Efisiensi sering dikaitkan dengan mengerjakan sesuatu dengan benar

    (doing the things right) sedangkan efektif adalah melakukan hal yang

    benar (doing the right things).1 Melakukan hal yang benar yaitu

    menjalankan aktivitas-aktivitas yang secara langsung membantu

    organisasi mencapai berbagai sasarannya.2 Maksud dari efisiensi yaitu

    bagaimana baiknya suatu organisasi bekerja dengan teknologi tertentu.

    Sedangkan maksud dari efektivitas yaitu bagaimana hubungan suatu

    organisasi dengan lingkungannya.3

    Kata efektivitas berasal dari kata efektif, termasuk adjektiva, yaitu

    kelas kata yang menjelaskan nomina atau pronominal, yang bermakna: 1)

    ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab

    1Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi danPengukuran Kinerja, Ed. 2 (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 83.

    2Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, Alih Bahasa Bob Sabran danDevri Barnadi Putera, Ed. 10, Jilid 1 (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2010), h. 8.

    3J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Ed. Rev, Cet. 2 (Jakarta: Kencana,2007), h. 81.

  • 17

    (tentang obat), 3) dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha,

    tindakan), 4) mulai berlaku (tentang undang-undang, peraturan).4

    Efektivitas adalah sebuah hubungan antara keluaran (output) suatu

    pusat pertanggungjawaban dengan sasaran atau target yang harus

    dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap

    nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat pula dikatakan semakin

    efektifnya unit tersebut.5

    Sedangkan menurut Badudu, efektif berarti:6 1) mempunyai efek,

    pengaruh atau akibat, 2) memberikan hasil yang memuaskan, 3)

    memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, bekerja dengan sebaik-baiknya, 4)

    mulai berlaku tentang undang-undang, 5) berhasil guna atau mangkus.

    Hasan Sadili menjelaskan bahwa efektivitas bermakna menunjukkan

    taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha

    itu mencapai tujuannya. Secara ideal, efektivitas dapat dinyatakan

    dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Misalnya usaha X 60% efektif

    dalam pencapaian tujuan Y.7

    4Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus BesarBahasa Indonesia, Ed. 2, Cet. 9 (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 250.

    5Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen: Konsep, Aplikasi danPengukuran Kinerja, h. 83.

    6Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2001),h. 371.

    7Alfiah, “Efektivitas Pendampingan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta InsanKarimah dalam Menunjang Keberhasilan Usaha Debitur”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah danHukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 18-19.

  • 18

    Efektivitas merupakan pencarian tujuan secara tepat atau memilih

    tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan

    menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas juga dapat

    diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-

    tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh, jika suatu pekerjaan dapat

    diselesaikan dengan cara-cara yang telah ditentukan sebelumnya, maka

    cara tersebut adalah benar atau efektif. Dalam teori efektivitas organisasi

    disebutkan rumus E = R/T. E: Efektivitas, R: Realisasi, T: Target. R

    adalah proses dalam hal ini proses produksi, dan setiap proses terdiri dari

    input, throughput dan output.8

    Berdasarkan teori tersebut, efektivitas merupakan penilaian terhadap

    hubungan target yang direncanakan dengan realisasi yang dicapai. Maka

    dapat penulis simpulkan bahwa efektivitas berarti keberhasilan atas suatu

    hal yang dilakukan dengan tepat, mencapai tujuan dan memberikan hasil

    yang bermanfaat, melalui pemanfaatan atas sumber daya yang dimiliki

    secara efisien.

    2. Pengukuran Efektivitas

    Dalam mengukur tingkat efektivitas suatu organisasi atau sebuah

    kegiatan/program/produk sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan

    karena untuk mengetahui keberhasilan atas tujuan yang ingin dicapai

    8Syarif Makmur, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Organisasi,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 124.

  • 19

    membutuhkan jangka waktu yang tidak singkat. Maka untuk mengukur

    efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif atau berdasarkan pada

    mutu dalam bentuk pernyataan saja, artinya apabila mutunya baik, maka

    efektivitasnya juga akan baik.

    Menurut T. Hani Handoko, ada beberapa syarat atau ukuran yang

    harus dipenuhi untuk mencapai efektivitas kerja atau efisiensi,

    diantaranya:9

    a. Kegunaan, yaitu agar dapat berguna bagi manajemen dalam

    pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, maka sebuah rencana harus

    bisa fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.

    b. Ketetapan dan objektivitas, maksudnya adalah diadakannya sebuah

    evaluasi atas semua rencana agar dapat mengetahui apakah rencana

    itu sudah ringkas, jelas, nyata dan akurat.

    c. Ruang lingkup, yaitu memperhatikan prinsip-prinsip, kelengkapan,

    kepanduan dan konsistensi.

    d. Efektivitas biaya, yang dimaksud efektivitas disini adalah

    menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional.

    e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas; pertama yaitu

    tanggungjawab atas pelaksanaan, yang kedua adalah tanggungjawab

    atas implementasi.

    9T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2014), Cet ke-26,h. 103-105.

  • 20

    f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-perubahan

    yang terjadi sangat cepat akan menyebabkan sebuah rencana tidak

    tepat atau tidak akan sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.

    Menurut Sujadi, tolak ukur efektivitas kerja atau efisiensi diantaranya

    sebagai berikut:10

    a. Berhasilguna, yaitu suatu kegiatan berhasil dilaksanakan dengan

    benar dan dalam waktu yang telah ditetapkan.

    b. Ekonomis, yaitu bahwa dalam pencapaian suatu tujuan yang telah

    dilaksanakan tidak adanya pemborosan atau bahkan penyelewengan

    atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki.

    c. Pelaksanaan kerja yang bertanggungjawab, yaitu memanfaatkan

    sumber-sumber dengan setepat-tepatnya untuk melaksanakan apa

    yang telah direncanakan sebelumnya dengan penuh tanggungjawab.

    d. Pembagian kerja yang nyata, yaitu membagi tugas kerja sesuai dengan

    ukuran kemampuan kerja, beban kerja serta waktu yang tersedia.

    e. Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab, yakni wewenang harus

    seimbang dengan tanggungjawab.

    f. Prosedur kerja yang praktis, bahwa suatu kegiatan kerja adalah

    kegiatan yang praktis, maka target efektif dan ekonomis, pelaksanaan

    kerja yang dapat dipertanggungjawabkan serta pelayanan kerja yang

    10Sujadi, Penunjang Berhasilnya Proses Manajemen (Jakarta: CV Masagung, 1990),h. 36-39.

  • 21

    memuaskan adalah sebuah kegiatan operasional yang dapat berjalan

    lancar.

    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tolak

    ukur efektivitas dapat dilihat dari berhasil guna atau tidaknya sebuah

    kegiatan atau adanya suatu kegiatan yang menghasilkan manfaat, adanya

    tanggungjawab dalam sebuah pelaksanaan, ketepatan dalam waktu

    pelaksanaan serta pemanfaatan sumber daya yang dimiliki sesuai dan

    tidak ada kesia-siaan.

    B. Teori Pembiayaan

    1. Pengertian Pembiayaan

    Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary

    institution) selain melakukan kegiatan penghimpunan dana dari

    masyarakat, ia juga akan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat

    dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Istilah kredit banyak dipakai

    dalam sistem perbankan konvensional yang berbasis pada bunga (interest

    based). Sedangkan dalam perbankan syariah dikenal dengan istilah

    pembiayaan (financing) yang berbasis pada keuntungan riil yang

    dikehendaki (margin) ataupun bagi hasil (profit sharing).11

    Istilah pembiayaan sebenarnya berawal dari pengertian I believe, I

    trust, yang berarti ‘saya percaya’ atau ‘saya menaruh kepercayaan’.

    11Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: GadjahMada University Press, Mei 2007), Cet. I. h. 98.

  • 22

    Pembiayaan yang mengandung arti kepercayaan (trust) maksudnya

    adalah bank menaruh kepercayaan kepada seseorang untuk menjalankan

    amanah yang diberikan oleh bank selaku pemilik dana (shahibul maal).

    Dana yang diberikan harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya disertai

    dengan ikatan dan syarat-syarat yang jelas serta memberikan keuntungan

    bagi kedua belah pihak.12 Sebagaimana firman Allah swt dalam Surat

    Annisa (4) ayat 29:

    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.danjanganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah MahaPenyayang kepadamu.”

    Allah swt melarang mengambil harta orang lain dengan jalan yang

    bathil (tidak benar), kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka

    sama suka. Menurut ulama tafsir, larangan memakan harta orang lain

    dalam ayat ini mengandung pengertian yang luas dan dalam antara lain:

    a. Agama Islam mengakui adanya hak milik perseorangan yang berhak

    mendapat perlindungan dan tidak boleh diganggu gugat.

    12Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam... (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2010), Ed. 1, Cet. 1, h. 698.

  • 23

    b. Hak milik perseorangan itu apabila banyak, wajib dikeluarkan

    zakatnya dan kewajiban lainnya untuk kepentingan agama, Negara

    dan sebagainya.

    c. Sekalipun seseorang mempunyai harta yang banyak dan banyak pula

    orang yang memerlukannya dari golongan-golongan yang berhak

    menerima zakatnya, tetapi harta orang itu tidak boleh diambil begitu

    saja tanpa seizin pemiliknya atau tanpa menurut prosedur yang sah.

    Kemudian, Allah swt menerangkan bahwa mencari harta dibolehkan

    dengan cara berniaga atau berjual beli dengan dasar suka sama suka

    tanpa suatu paksaan. Karena jual beli yang dilakukan secara paksa tidak

    sah walaupun ada bayaran atau penggantinya.Selanjutnya, Allah swt

    melarang membunuh diri. Menurut bunyi ayat tersebut yang dilarang

    dalam ayat ini ialah membunuh diri sendiri, tetapi yang dimaksud ialah

    membunuh diri sendiri dan membunuh orang lain. Membunuh orang lain

    berarti membunuh diri sendiri sebab setiap orang yang membunuh akan

    dibunuh, sesuai dengan hukum qisas. Dilarang membunuh diri sendiri

    karena perbuatan itu termasuk perbuatan putus asa, dan orang yang

    melakukannya adalah orang yang tidak percaya kepada rahmat Allah

    swt.13

    Kemudian ayat 29 tersebut diakhiri dengan penjelasan bahwa Allah

    swt melarang orang-orang yang beriman memakan harta yang bathil dan

    13Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 698.

  • 24

    membunuh orang lain atau membunuh diri sendiri itu adalah karena kasih

    sayang Allah swt kepada hamba-Nya demi kebahagiaan hidup mereka di

    dunia dan di akhirat.14

    Firman Allah swt dalam Surat Al-Maidah (5) ayat 1:

    “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkanbagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu(yang demikian itu). Dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamusedang mengerjakan haji.Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

    Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman

    untuk memenuhi janji-janji yang telah diikrarkan, baik janji prasetia

    hamba kepada Allah swt, maupun janji yang dibuat di antara sesama

    manusia, seperti yang berkaitan dengan perkawinan, perdagangan dan

    sebagainya, selama janji itu tidak melanggar syariat Allah swt.

    Dalam mencari keuntungan, maka pembiayaan selalu berkaitan

    dengan aktivitas bisnis. Bisnis adalah suatu kegiatan yang mengarah pada

    peningkatan jumlah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau

    pengolahan barang (produksi). Dalam menjalankan bisnisnya seseorang

    14Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 699.

  • 25

    harus memiliki sumber modal. Jika pelaku bisnis tidak memiliki modal

    yang cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain yang dapat

    memberikan suntikan dana seperti bank, ataupun seseorang yang

    memiliki dana berlebih, dengan melakukan pembiayaan. Pembiayaan

    atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan kepada pihak lain dengan

    tujuan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

    dilakukan oleh individu ataupun lembaga.15

    Portofolio pembiayaan (financing) merupakan bagian terbesar dari

    aktiva bank, karena pembiayaan merupakan aktivitas utama dari usaha

    perbankan. Dengan demikian maka pendapatan bagi hasil atau

    keuntungan jual-beli yang merupakan instrumen pembiayaan perbankan

    syariah merupakan sumber pendapatan yang dominan.16

    Menurut Muhammad, pembiayaan secara luas berarti pendanaan yang

    dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

    dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

    pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan

    oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.17

    15Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 681.16Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet,

    Mei 2006), Cet. 4. h. 208.17Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Percetakan Akademi

    Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), h. 304.

  • 26

    Menurut Rifaat Ahmad Abdul Karim dalam M. Syafi’i Antonio,

    pengertian pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

    memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.18

    Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21

    Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, pengertian pembiayaan adalah

    penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:

    a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

    b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

    bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

    c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan

    istishna;

    d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

    e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

    multijasa.

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis mengambil

    kesimpulan bahwa pembiayaan adalah sebuah transaksi penyediaan dana

    yang dilakukan oleh pemilik dana kepada seseorang atau kelompok yang

    membutuhkan dana untuk dipergunakan dalam mencapai tujuan dan

    manfaat bagi kedua belah pihak.

    2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

    18Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah dari Teori ke Praktik,(Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet. 1, h. 160.

  • 27

    Pembiayaan tidak hanya tercipta semata-mata untuk kepentingan

    individu, namun pembiayaan memiliki tujuan dan fungsi yang sangat

    luas. Tujuan pembiayaan dibagi ke dalam dua tingkat yaitu, tingkat

    makro dan tingkat mikro. Secara makro, tujuan pembiayaan adalah

    untuk:19

    a. Meningkatkan ekonomi umat, artinya dengan adanya pembiayaan

    maka masyarakat yang tidak dapat akses secara ekonomi menjadi

    dapat melakukan akses ekonomi. Sehingga dapat meningkatkan taraf

    ekonominya.

    b. Menyediakan dana bagi peningkatan usaha, artinya dalam

    mengembangkan usaha diperlukan dana tambahan yang dapat

    diperoleh dengan melakukan pembiayaan. Maka pihak yang kelebihan

    dana dapat menyalurkannya kepada pihak minus dana, sehingga dana

    tersebut dapat berputar.

    c. Meningkatkan produktivitas, artinya pembiayaan memiliki tujuan

    untuk dapat meningkatkan daya produksi dari usaha masyarakat.

    Karena untuk meningkatkan produksi dari usaha tersebut diperlukan

    dana agar dapat terus berjalan.

    d. Membuka lapangan pekerjaan yang baru, artinya semakin mudahnya

    memperoleh pembiayaan, maka sektor-sektor usaha semakin

    melebarkan sayapnya dimana-mana sehingga akan membutuhkan

    19Muhammad, Manajemen Bank Syariah, h. 16.

  • 28

    banyak pegawai atau tenaga kerja. Dengan demikian, menambah atau

    membuka lapangan kerja baru.

    e. Menciptakan distribusi pendapatan, artinya masyarakat dapat

    memperoleh pendapatan melalui aktivitas usaha produktifnya.

    Sehingga mereka memperoleh pendapatan dari hasil usahanya.

    Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat. Jika ini

    terjadi maka akan terdistribusi pendapatan.

    Sementara untuk tingkat mikro, tujuan dari pembiayaan yaitu

    sebagai:20

    a. Upaya mengoptimalkan laba, artinya usaha yang dijalankan memiliki

    tujuan yaitu untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Maka untuk

    mencapai tujuan tersebut para pengusaha memerlukan dana yang

    cukup untuk usaha mereka.

    b. Upaya meminimalkan risiko, artinya usaha yang dilakukan

    diharapkan mampu menghasilkan laba yang optimal, sehingga

    pengusaha harus mampu meminimalkan risiko yang mungkin terjadi.

    Risiko kekurangan modal dapat diminimalisir melalui pembiayaan.

    c. Meningkatkan daya guna sumber ekonomi, artinya sumber daya

    ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan mixing antara

    sumber daya alam dengan sumber daya manusia serta sumber daya

    modal. Jika hanya ada sumber daya alam dan sumber daya manusia,

    20Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 683.

  • 29

    sementara sumber daya modalnya tidak ada, maka dapat dipastikan

    bahwa itu memerlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan

    pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-sumber daya

    ekonomi.

    d. Penyeimbang serta penyalur atas kelebihan dana agar dapat

    dimaksimalkan untuk menghasilkan nilai tambah bagi kedua belah

    pihak. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme

    pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan

    penyaluran atas kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus)

    kepada pihak yang kekurangan dana (minus).

    Untuk fungsi pembiayaan pada bank syariah tidak hanya untuk

    mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia,

    tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman,

    diantaranya:21

    a. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan

    sistem bagi hasil yang tidak memberatkan nasabah.

    b. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional

    karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank

    konvensional.

    21Yusuf, Ayus Ahmad dan Abdul Aziz, Manajemen Operasional Bank Syariah,(Cirebon: STAIN Press, 2009), h. 68.

  • 30

    c. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan

    rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang

    dilakukan.

    Cara pengawasan pembiayaan yang dilakukan:

    a. Kunjungan ke lokasi usaha nasabah (on the spot)

    b. Laporan berkala yang disampaikan nasabah

    c. Review atas fasilitas pembiayaan nasabah

    3. Jenis-Jenis Pembiayaan

    Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokkan menurut

    beberapa aspek di antaranya:

    a. Pembiayaan Menurut Keperluan

    Pembiayaan jenis ini dapat dibedakan menjadi:22

    1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang

    dimaksudkan untuk meningkatkan produksi baik secara

    kuantitatif maupun secara kualitatif, dan untuk keperluan

    perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu

    barang.

    2) Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan yang diberikan

    kepada para nasabah untuk keperluan investasi, yaitu

    22Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah dari Teori ke Praktik,h. 161.

  • 31

    keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi,

    perluasan usaha ataupun pendirian proyek baru.

    b. Pembiayaan Menurut Sifat Penggunaannya23

    1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan

    untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu

    untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan

    maupun investasi.

    2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan

    untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

    c. Pembiayaan Berdasarkan Sektor Jasa-Jasa Sosial/Masyarakat

    Pembiayaan dalam sektor ini diperinci sebagai berikut:24

    1) Hiburan dan kebudayaan seperti jasa-jasa dari perusahaan

    film, gedung-gedung pertemuan/pertunjukan untuk konser,

    pernikahan, tempat-tempat hiburan lainnya seperti taman

    hiburan, tempat untuk menari, olahraga, serta jasa-jasa dari

    pengarang, pelukis, musikus, museum dan lain-lain.

    23Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking: Bank Syariah dari Teori ke Praktik,h. 160.

    24Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 689.

  • 32

    2) Kesehatan, yaitu jasa-jasa para dokter, dan orang yang dapat

    mengobati orang sakit atau memeriksa kesehatan orang, jasa-

    jasa dari rumah sakit, tempat perawatan/pengobatan,

    poliklinik dan lain-lain.

    C. Pembiayaan Multijasa BTN iB

    1. Pengertian Pembiayaan Multijasa

    Multijasa berasal dari dua kata yaitu, multi yang artinya banyak,

    beberapa, bermacam-macam dan jasa memiliki arti sebagai usaha atau

    tindakan yang bersifat baik dan bermanfaat bagi orang lain (bangsa dan

    negara).25 Jadi, multijasa dapat diartikan sebagai suatu tindakan baik

    ucapan maupun perbuatan yang bermanfaat bahkan sangat berharga bagi

    orang lain.

    Pembiayaan Multijasa adalah penyediaan dana atau tagihan yang

    dapat dipersamakan dengan itu berupa transaksi multijasa dengan

    menggunakan akad ijarah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

    antara bank dengan nasabah pembiayaan yang mewajibkan nasabah

    pembiayaan untuk melunasi hutang/kewajibannya sesuai dengan akad.26

    25Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: AMANAH, 1997),h. 235.

    26Fimadani, “Hukum Pembiayaan Multi Jasa”, diakses pada 27 Maret 2017 dariwww.fimadani.com

  • 33

    Adapun menurut Suhirman, Pembiayaan Multijasa adalah suatu

    produk pembiayaan yang disediakan perbankan syariah kepada para

    nasabah untuk memberikan pelayanan dalam pemenuhan kebutuhan

    terhadap suatu barang atau jasa. Pembiayaan Multijasa dalam perbankan

    syariah lebih kepada bentuk diversifikasi produk untuk memberi

    kemudahan bagi para nasabah. Model akad yang digunakan dalam

    pembiayaan multijasa ini ada tiga bentuk, yaitu wakalah, kafalah dan

    hawalah.27

    Jadi, penulis menyimpulkan bahwa Pembiayaan Multijasa merupakan

    salah satu produk yang dimiliki Lembaga Keuangan Syariah dalam

    penerapan bentuk pembiayaan ijarah (sewa-menyewa). Pembiayaan

    Multijasa ini menyediakan pendanaan untuk layanan atas manfaat dari

    suatu barang atau jasa.

    Akad Wakalah

    Perwakilan adalah al-wakalah atau al-wikalah. Menurut bahasa

    artinya al-hifdz, al-kifayah, al-dhaman dan at-tawfidh atau penyerahan,

    pendelegasian atau pemberian mandat. Yaitu pelimpahan kekuasaan oleh

    seseorang kepada yang lain dalam hal-hal yang diwakilkan. Islam

    mensyariatkan wakalah karena manusia membutuhkannya.28 Pengertian

    27Suhirman, Perbankan Syariah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi, Cet. I, (Jakarta:IMPRESSA Publishing, 2015), h. 59.

    28Affgani, “Wakalah: Bersama Menuju Kebaikan”, diakses pada 24 Mei 2017 darihttps://affgani.wordpress.com.

  • 34

    secara teknis, wakalah diartikan sebagai transaksi yang dilakukan oleh

    seorang penerima kuasa dalam hal hibah, pinjaman, gadai, titipan,

    peminjaman dan kerja sama dalam modal/usaha yang disandarkan

    kepada kehendak pemberi kuasa.29 Dengan demikian wakalah adalah

    suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang atas nama orang lain

    yang memberikan mandat kepadanya.

    Landasan hukum terhadap keabsahan wakalah sebagai salah satu

    transaksi dalam kegiatan ekonomi terdapat dalam Qur’an Surat Al-Kahfi

    ayat 19:

    “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka salingbertanya di antara mereka sendiri.berkatalah salah seorang di antaramereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka

    29Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), KompilasiHukum Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), h. 125.

  • 35

    menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanyakamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamuuntuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, danhendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, makahendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah iaberlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmukepada seorangpun.”

    Para ulama sepakat (ijma’) bahwa diperbolehkannya wakalah sebagai

    instrumen dalam melakukan transaksi pada dunia bisnis, bahkan

    menganjurkannya. Mereka memandang bahwa wakalah ini merupakan

    salah satu bentuk manifestasi dari ta’awun (tolong-menolong) yang

    berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan (al-birr) dan takwa yang sangat

    dianjurkan dalam Islam, baik melalui al-Qur’an maupun seruan dari

    Rasulullah saw.30 Adanya ijma’ para ulama mengenai hal ini maka tidak

    disangsikan lagi penerapan wakalah sebagai salah satu model transaksi

    dalam bermuamalat.

    Implementasi wakalah dalam perbankan syariah adalah bahwa semua

    yang dilakukan bank harus mengatasnamakan nasabah yang mewakilkan

    urusannya kepada bank. Tugas dan wewenang bank harus sesuai yang

    dikehendaki nasabah. Atas pelaksanaan tugasnya tersebut, bank berhak

    memperoleh bayaran sebagai pengganti atas biaya yang jumlahnya sesuai

    dengan kesepakatan.31 Dalam sektor perdagangan, wakalah dapat

    30Affgani, “Wakalah: Bersama Menuju Kebaikan”.31Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, ed. Iv, cet. Viii

    (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 107.

  • 36

    diaplikasikan dengan mekanisme pelaku usaha (nasabah) mewakilkan

    urusannya dalam pengadaan suatu barang/komoditas kepada bank.

    Apabila dana nasabah tidak cukup, maka keseluruhan harga dan biaya

    yang timbul dari pengadaan barang/komoditas tersebut dapat diselesaikan

    melalui pembiayaan. Artinya bank akan memberikan pembiayaan kepada

    nasabah dengan skema murabahah, salam, mudharabah atau

    musyarakah.

    Dalam hadits tentang wakalah ini Nabi Muhammad saw bersabda:

    قَاَل النّبّي(صلي هللا علیھ وسلم): (( إِنَّ ِخیَاَرُكْم أَْحَسنُُكْم قََضاًء))

    “Orang terbaik di antara kalian adalah orang yang melunasiutangnya dengan cara yang lebih baik.” (HR. Bukhari)32

    Akad Kafalah

    Kafalah secara bahasa berarti menggabungkan (adh-dhamanu) atau

    jaminan (a-dhaman), beban (hamalah) dan tanggungan (za’amah).

    Secara istilah, kafalah diartikan sebagai jaminan yang diberikan oleh

    penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

    pihak kedua atau yang ditanggung. Kafalah juga berarti mengalihkan

    tanggungjawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada

    tanggungjawab orang lain sebagai penjamin.33 Pengertian lain diberikan

    Dewan Syariah Nasional bahwa kafalah adalah jaminan yang diberikan

    32Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 1: Shahih alBukhari, Masyhar, Muhammad Suhadi, Cet. 1, (Jakarta: Al Mahira, 2011), No. 2305, h. 514.

    33Syafaat Muhari, “Kafalah”, diakses pada 25 Mei 2017 darihttps://syafaatmuhari.wordpress.com.

  • 37

    oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

    pihak kedua atau yang ditanggung (makful ‘anhu, asil).34

    Dasar hukum yang dapat dijadikan sandaran atas bolehnya kafalah

    sebagai salah satu model akad dalam melakukan transaksi adalah ayat al-

    Qur’an berikut:

    “Penyeru-penyeru itu berkata: Kami kehilangan piala Raja, dan siapayang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan(seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.” (QS. Yusuf:72)

    Sedangkan hadits Nabi saw yang dapat dijadikan argumentasi adalah

    dari Muharib bin Ditsar yang mengatakan:

    لي ار قال : سمعت جابر بن عبدهللا قال: كان لي على النبي صثعن محارب بن د

    علیھ وسلم دین فقضاني وزادني“Aku mendengar Jabir bin Abdullah berkata, Nabi saw pernah

    memiliki utang kepadaku. Beliau lalu melunasinya, bahkanmelebihkannya dari utang yang mesti dibayar.” (HR. Abu Dawud)35

    Selain ayat al-Qur’an dan hadits di atas, di kalangan ulama madhhab

    juga sepakat (ijma’) atas kebolehan kafalah dalam bermuamalat. Ijma’

    34Suwidi, Kumpulan Fatwa DSN-MUI (Gabungan): Buku I & II (Tahun 2000-2015/Fatwa No 01-96), (T.tp.: Erwandi Tarmizi Associates: 2000), Fatwa Dewan SyariahNasional Nomor 34/DSN-MUI/IX/2002 tentang Kafalah, h. 28.

    35Abu Dawud Sulaiman, Muhammad Ghazali dkk, Ensiklopedia Hadits 5: SunanAbu Dawud, (Jakarta: Al Mahira, 2013), No. 3347, h. 712.

  • 38

    ulama ini dilandasi atas kenyataan bahwa kaum muslimin dari generasi

    awal hingga generasi saat ini masih mempraktekkannya tanpa ada

    bantahan dari seorang pun dari kalangan ulama. Selain itu, adanya unsur

    kemaslahatan dari kafalah bagi orang-orang yang memiliki utang

    sehingga dengan adanya bantuan dari orang lain, kemudaratan atas orang

    yang berutang dapat dihindari.36 Berdasarkan atas dalil-dalil tersebut

    maka kafalah merupakan model transaksi yang sejalan dengan syariat

    Islam.

    Kafalah dalam perbankan syariah diimplementasikan dengan bank

    garansi. Bank garansi diberikan dalam jangka waktu tertentu terhadap

    objek penjamin yang jelas spesifikasi, jumlah dan nilainya. Kontrak

    (akad) jaminan memuat kesepakatan antara pihak bank dengan pihak

    kedua yang dijamin dan dilengkapi dengan persaksian pihak penerima

    jaminan. Dalam hal pihak kedua (nasabah) tidak dapat memenuhi

    kewajibannya, bank syariah mengeksekusi garansi dengan melakukan

    pembayaran dalam skema akad lain (misalnya qardh) yang menyertai

    kafalah.37 Bank dapat meminta kepada nasabah sejumlah dana yang

    dapat dijadikan sebagai rahn, atau bisa juga dana tersebut diterima oleh

    36Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di LembagaKeuangan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h.223.

    37Bank Indonesia, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah (Jakarta: DirektoratPerbankan Syariah Bank Indonesia, 2007), h. 78.

  • 39

    bank dengan menggunakan skema wadi’ah.38 Atas jasa yang

    dilakukannya ini, bank dapat menerima imbalan (fee) selama tidak

    memberatkan. Bank juga bisa mengenakan sejumlah biaya administrasi

    yang timbul dalam pelaksanaan jasa yang dilakukan.39

    Dalam aktivitas perdagangan, bank syariah (kafil) dapat memberi

    garansi kepada nasabah (makful ’anhu) untuk memperoleh suatu

    barang/komoditas (makful bihi) dari produsen (makful lahu). Melalui

    kafalah, nasabah mendapat kemudahan untuk memperoleh

    barang/komoditas meskipun nasabah mengalami kekurangan dana

    (modal). Apabila nasabah kekurangan dana untuk memenuhi

    kewajibannya kepada bank, maka nasabah dapat memenuhi

    kewajibannya melalui pembiayaan. Pembiayaan ini dapat menggunakan

    murabahah, mudharabah, musyarakah ataupun model akad lainnya.

    Pelunasan terhadap pembiayaan yang diberikan, dilakukan melalui

    mekanisme yang disepakati oleh kedua belah pihak.

    Akad Hawalah

    Hawalah adalah akad pemindahan atau pengalihan utang/piutang dari

    orang yang berhutang kepada orang yang wajib menanggungnya.

    Sedangkan pengertian hawalah menurut DSN No. 31/DSN-MUI/VI/2002

    38Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 107.39Suwidi, Kumpulan Fatwa DSN-MUI (Gabungan): Buku I & II (Tahun 2000-

    2015/Fatwa No 01-96), Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 11/DSN-MUI/IV/2000tentang Kafalah, h. 31.

  • 40

    adalah, pemindahan utang nasabah dari bank/lembaga keuangan

    konvensional ke bank/lembaga keuangan syariah. Salah satu bentuk jasa

    pelayanan keuangan yang menjadikan kebutuhan masyarakat dalam

    membantu masyarakat untuk mengalihkan transaksi non-syariah yang

    telah berjalan menjadi transaksi yang sesuai dengan syariah. Seseorang

    yang tidak dapat membayar utang-utangnya secara langsung, boleh

    memindahkan penagihannya kepada pihak lain, yang dalam hukum Islam

    disebut dengan hawalah, yaitu akad pengalihan utang dari satu pihak

    yang berutang kepada pihak lain yang wajib menanggung

    (membayarnya).40 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

    pengertian hawalah adalah pengalihan tanggungan berupa utang (muhal

    bih) dari pihak pertama (muhil) kepada pihak kedua (muhal ‘alaih),

    dimana pihak kedua akan membayarkan utang tersebut kepada pihak

    ketiga (muhal).

    Sebagaimana dalam hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa

    Rasulullah saw berkata:

    لم، وإذا اتبعظعن أبي ھریرة أن رسول هللا صلي علیھ وسلم قال :( مطل الغني

    أحدكم على مليء فلیتبع)“Penundaan pembayaran utang yang dilakukan orang kaya tanpa

    udzur merupakan sebuah kezaliman. Jika seseorang dari kalianmemiliki piutang, kemudian pihak yang berkewajiban membayarutang tersebut memindahkan utangnya kepada orang kaya,

    40Ikit, Akuntansi Penghimpunan Dana Bank Syariah, (T.tp.: Deepublish, 2015), h.110.

  • 41

    hendaklah pemilik piutang tersebut menerima pemindahan utangitu.” (HR. Abu Dawud)41

    Dasar hukum yang menjadi argumen atas bolehnya hawalah menjadi

    salah satu model akad dalam transaksi bermuamalat diantaranya adalah

    hadits Rasulullah saw yang menyatakan Al-Hasan dan Qatadah berkata:

    وقال الحسن وقتادة: إذا كان یوم أحال علیھ ملیا جاز

    “Jika ketika terjadi akad hawalah, pihak penerima pemindahan utang(muhal ‘alaih) dalam keadaan kaya, maka (hawalah)diperbolehkan.” (HR. Bukhari)42

    Berdasarkan hadits tersebut maka dapat dinyatakan bahwa dalam

    melunasi hutang yang menjadi tanggungan seseorang dapat ditanggung

    (dialihkan) kepada orang lain yang mampu untuk melunasi utang tersebut

    adalah hukumnya boleh (mubah). Demikian pula ulama sepakat atas

    kebolehan hawalah selama utang tersebut berbentuk uang bukan

    berbentuk barang/benda. Karena hawalah pada dasarnya adalah

    pemindahan hutang sehingga harus berbentuk tanggungan atau kewajiban

    yang berkenaan dengan uang.

    Hawalah dalam perbankan syariah diimplementasikan dengan

    mekanisme bank bertindak selaku pihak yang menerima pengalihan

    utang dari nasabah kepada pihak ketiga. Dalam hal ini, bank

    menyediakan dana talangan, bisa dalam bentuk qard sebesar nominal

    41Abu Dawud Sulaiman, Muhammad Ghazali dkk, Ensiklopedia Hadits 5:… No.3345, h. 712.

    42Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 1: Shahih alBukhari… h. 507.

  • 42

    utang yang menjadi tanggungan nasabah kepada pihak ketiga. Melalui

    peran bank ini, bank boleh meminta ujrah atau fee dalam batas

    kewajaran. Bank juga boleh membebankan biaya administrasi yang

    timbul dari terlaksananya hawalah tersebut kepada nasabah.43

    Tujuan adanya fasilitias hawalah dalam perbankan syariah adalah

    untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai sehingga aktivitas

    produksi tetap berjalan. Bank, dalam memberikan fasilitas hawalah harus

    melakukan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah (muhil) dan

    kebenaran transaksi yang dilakukan nasabah dengan pihak yang memberi

    piutang (muhal ‘alaih).44 Apabila nasabah kekurangan dana untuk

    melunasi kewajiban kepada bank maka nasabah bisa mengajukan

    pembiayaan sebagai mekanisme dalam melunasi tanggungannya tersebut.

    Model pembiayaan bisa dilakukan dengan skema murabahah,

    musyarakah atau skema lain yang disepakati. Melalui pembiayaan,

    nasabah dapat melunasi kewajiban kepada bank dengan mekanisme

    angsuran atau secara tunai pada akhir periode perjanjian kontrak yang

    disepakati.

    Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atas barang

    atau jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat

    43Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di LembagaKeuangan Syariah, h.211.

    44Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h. 105.

  • 43

    barang, maka disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunakan untuk

    mendapatkan manfaat tenaga kerja, disebut upah-mengupah.45

    Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda:

    ل ّهللا: علیھ وسلم) قال: ((قاعن أبي ھریرة رضي هللا عنھ عن النّبّي(صلي هللا

    ثَالَثَةٌ أَناَ َخْصُمھُْم یَْوَم اْلقِیاَ َمِة: َرُجٌل أَْعطَي بِي ثُمَّ َغَدَر، َو َرُجٌل بَاَع ُحًرا فَأََكَل

    ثََمنَھُ، َوَرُجٌل اْستَأْ َجَر أَِجْیراً فَا ْستَْوفَى ِمْنھُ َولَْم یَْعِطِھ أَْجَرهُ))

    “Allah swt berfirman, tiga golongan yang akan menjadi musuh-Kupada Hari Kiamat: orang yang berjanji atas nama-Ku, tetapi diamengingkarinya; orang yang menjual orang merdeka (sebagai budak)dan memakan uang hasil penjualan tersebut; dan orang yangmempekerjakan buruh, lalu buruh itu menyelesaikan tugasnya, tetapiorang itu tidak membayar upahnya.” (HR. Bukhari)46

    Menyewakan Jasa

    Bayar Cicilan

    Transaksi Ijarah

    Gambar 2.1 Islamic BankingVeithzal Rivai, Arviyan Arifin (766, 2010)

    2. Pembiayaan Multijasa BTN iB

    Pembiayaan Multijasa BTN iB adalah sebuah produk pembiayaan

    yang disediakan oleh Bank Tabungan Negara Syariah untuk membiayai

    berbagai kebutuhan nasabah dalam bentuk layanan jasa seperti; biaya

    kesehatan, pendidikan, wisata, pernikahan dan biaya jasa lainnya yang

    sesuai dengan prinsip syariah. Adapun manfaat dari produk ini yaitu

    nasabah menjadi lebih mudah dalam memenuhi segala kebutuhan jasa

    45Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sistem Bank Islam..., h. 765.46Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ensiklopedia Hadits 1: Shahih al

    Bukhari… No. 2227, h. 493.

    BANK CUSTOMER

  • 44

    yang sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, produk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB juga memiliki keunggulan diantaranya sebagai berikut;

    angsuran ringan dan tetap, prosesnya mudah dan cepat, biaya ujroh

    (upah) ringan dan bebas agunan untuk nasabah payroll BTN.47

    Pembiayaan Multijasa BTN iB kini telah bekerjasama dengan

    lembaga pendidikan yaitu UMJ (Universitas Muhammadiyah Jakarta)

    dan UNINDRA (Universitas Indraprasta PGRI). Produk Pembiayaan

    Multijasa BTN iB merupakan produk unggulan kedua setelah produk

    pembiayaan KPR yang memiliki pengaruh besar terhadap keuntungan

    bank.48

    Aturan mengenai produk Pembiayaan Multijasa terdapat pada Fatwa

    Dewan Syariah Nasional No.44/DSN-MUI/VII/2004 yang dikeluarkan

    atas permohonan dari Bank Rakyat Indonesia pada tanggal 28 April 2004

    dan hasil rapat pleno DSN-MUI pada tanggal 11 Agustus 2004

    berdasarkan pertimbangan bahwa LKS perlu respon kebutuhan

    masyarakat yang berkaitan dengan jasa.49

    3. Dasar Hukum Pembiayaan Multijasa

    a. Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 233:

    47Bank Tabungan Negara, Prosedur Bank Tabungan Negara Syariah, (Jakarta: BTNSyariah, 2005), h. 82.

    48Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati (Funding Officer BTN KCPSCiputat), Tangerang, 5 April 2017, pukul 15:00 WIB.

    49Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Multijasa”, diakses pada 26Maret 2017 dari www.serambinews.com

  • 45

    “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahunpenuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dankewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengancara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadarkesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraankarena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan waris punberkewajiban demikian, apabila keduanya ingin menyapih (sebelumdua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan. Makatidak ada dosa atas keduanya, dan jika kamu ingin anakmu disusukanoleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamumemberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu

  • 46

    kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yangkamu kerjakan.”

    b. Hadits Riwayat Abdul Ar-Razzaq dan Abu Hurairah dan Abu Said

    Al-Khudry. Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang mempekerjakan

    pekerja, beritahulah upahnya.”

    Menurut Ibnu Katsir sebagaimana dikutip dalam Kitab Undang-

    Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah, dikatakan bahwa

    jika kedua orang tua sepakat untuk menyusukan anaknya kepada

    orang lain, maka diperbolehkan sepanjang mereka mau untuk

    menunaikan upah atau pembayaran yang baik atau patut kepada orang

    tersebut. Hal ini menunjukkan adanya jasa yang diberikan dan adanya

    kewajiban melakukan pembayaran yang patut atas jasa yang

    diterima.50

    c. Dasar Operasional Pembiayaan Multijasa berdasarkan Fatwa DSN-

    MUI No. 44/DSN-MUI/VII/2004, yaitu:51

    1) Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah

    2) Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah

    3) Hasil Rapat Pleno DSN-MUI, hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325

    H/11 Agustus 2004

    50Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan danEkonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 1, Edisi Pertama, h. 843

    51Serambi Indonesia, “Hukum Transaksi Pembiayaan Multijasa”.

  • 47

    4) Surat dari BRI Syariah No. B. 02-DPS/UUS/04/2004 perihal

    Permohonan Fatwa DSN tentang Pembiayaan Multijasa

    4. Ketentuan Umum

    Aturan main terkait dengan pembiayaan multijasa terkandung dalam

    Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang

    Pembiayaan Multijasa yang berbunyi:

    a. Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan

    akad Ijarah atau Kafalah.

    b. Dalam hal lembaga keuangan syariah menggunakan akad ijarah,

    maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

    c. Dalam hal lembaga keuangan syariah menggunakan akad kafalah,

    maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa

    Kafalah.

    d. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, lembaga keuangan

    syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

    e. Besar ujrah/fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk

    nominal bukan dalam bentuk prosentase.52

    52Suwidi, Kumpulan Fatwa DSN-MUI (Gabungan): Buku I & II (Tahun 2000-2015/Fatwa No 01-96), Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 44/DSN-MUI/VII/2004 tentangPembiayaan Multijasa, h. 15-16.

  • 79

    BAB IV

    ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN MULTIJASA BTN iB

    A. Efektivitas Pembiayaan Multijasa BTN iB pada Bank Tabungan Negara

    KCPS Ciputat

    1. Aplikasi dan Prosedur Pembiayaan Multijasa BTN iB

    Pembiayaan Multijasa BTN iB adalah salah satu produk pembiayaan

    yang ada di Bank BTN KCP Syariah Ciputat. Produk ini menawarkan

    pembiayaan dalam bentuk manfaat atas suatu jasa seperti biaya pendidikan,

    kesehatan, wisata, pernikahan dan lain-lain yang sesuai dengan syariat Islam.

    “Pembiayaan Multijasa hadir memang diperuntukkan bagi pegawaidan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam bidang jasa.Sebagai produk unggulan kedua setelah produk KPR, produkPembiayaan Multijasa BTN iB sangat berperan besar dalampeningkatan laba bagi bank. Saat ini Pembiayaan Multijasa BTN iBjuga sudah bekerjasama dengan lembaga pendidikan yaitu UMJ danUNINDRA.”1

    Dalam pelaksanaannya, Pembiayaan Multijasa sama seperti pada

    pengajuan pembiayaan produk lainnya. Pembiayaan Multijasa ini bertujuan

    untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat yang ingin memenuhi

    kebutuhan hidupnya dalam bidang jasa.

    Sebagai bahan pertimbangan dan untuk keberhasilan akan suatu

    produk, maka Bank Tabungan Negara Syariah menetapkan beberapa syarat

    1Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati (Funding Officer BTN KCPSCiputat), Tangerang Selatan, 13 April 2017, pukul 13:00 WIB.

  • 80

    dan peraturan sehingga menjadi prosedur tetap dalam pengajuan Pembiayaan

    Multijasa BTN iB.

    a. Prosedur Penilaian

    Prosedur penilaian terhadap calon nasabah Pembiayaan Multijasa

    BTN iB menggunakan 5C, yaitu:

    1) Karakter (Character)

    Penilaian karakter calon nasabah ini dilakukan oleh bank

    melalui wawancara untuk melihat bagaimana kebiasaan dan

    kepribadiannya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bank

    untuk memberikan pembiayaan. Semakin baik karakternya, maka

    akan semakin cepat dan mudah bank memberikan pembiayaan.

    Sebaliknya, apabila calon nasabah dinilai kurang baik karakternya

    maka bank tidak akan menyetujui pembiayaan yang diajukannya.

    2) Kemampuan (Capacity)

    Calon nasabah yang mengajukan pembiayaan juga harus

    dinilai kemampuannya terhadap kewajiban untuk melunasi

    pinjaman yang diajukan. Dalam hal ini bank sangat berhati-hati

    dan lebih selektif untuk menyetujui pembiayaan. Karena hanya

    kepada calon nasabah yang dianggap layaklah pembiayaan akan

    disetujui.

  • 81

    3) Jaminan (Collateral)

    Apabila calon nasabah memberikan jaminan yang tinggi

    nilainya, maka besar peluangnya untuk memperoleh pembiayaan.

    Karena jika di kemudian hari nasabah tersebut tidak dapat

    melunasinya, maka apa yang menjadi jaminan akan dijual oleh

    bank sebagai ganti terhadap pelunasan pembiayaan.

    4) Modal (Capital)

    Semakin banyak calon nasabah itu memiliki saldo tabungan,

    deposito dan asset investasi lainnya, maka akan semakin mudah

    pula bank dalam mencairkan dana pembiayaan yang diajukan.

    5) Kondisi Ekonomi (Condition of Economy)

    Dalam memberikan pembiayaan bank tidak terlepas dari

    perkiraan kondisi perekonomian pada masa yang akan datang.

    Pembiayaan akan diberikan apabila perekonomian tetap baik di

    masa mendatang. Sebaliknya, jika perekonomian diperkirakan

    akan memburuk, tentu bank tidak akan memberikan pembiayaan.

    Ada beberapa kondisi standar yang wajib dipenuhi seperti batas

    waktu pinjaman, batas usia dan jumlah pembiayaan minimal.2

    2Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati, Tangerang Selatan, 13 April 2017,pukul 13:00 WIB.

  • 82

    b. Prosedur Pelaksanaan

    Untuk mengajukan Pembiayaan Multijasa BTN iB ada beberapa syarat

    yang perlu diketahui oleh calon nasabah. Syarat-syaratnya yaitu sebagai

    berikut:3

    1) WNI (Warga Negara Indonesia)

    2) Berusia 21 tahun atau telah berwenang melakukan tindakan hukum

    (telah dewasa menurut hukum)

    3) Photocopy kartu identitas calon nasabah, photocopy KK, photocopy

    surat nikah/cerai, pasfoto terbaru dari pasangan (suami/istri), surat

    keterangan penghasilan, Surat Order Penjualan dari penyelenggara

    layanan jasa.

    4) Menyerahkan NPWP/SPT

    5) Mempunyai rekening tabungan BTN Syariah

    6) Melengkapi aplikasi permohonan

    Apabila calon nasabah sudah memenuhi penilaian dan persyaratan

    yang ditetapkan oleh bank, dan bank menyetujui untuk memberikan

    pembiayaan, maka tahap selanjutnya yaitu akad antara kedua belah pihak.

    Nasabah menandatangani sejumlah dokumen Pembiayaan Multijasa dengan

    beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

    3Bank Tabungan Negara, Prosedur Bank Tabungan Negara Syariah, (Jakarta: BTNSyariah, 2005), h. 85.

  • 83

    1) Nasabah telah mengembalikan asli surat penegasan persetujuan

    pembiayaan yang telah ditandatangani oleh nasabah (suami/istri).

    2) Telah menyetorkan dana untuk membayar biaya fee/ujrah/upah, biaya

    administrasi, biaya asuransi jiwa dan biaya lainnya sehubungan dengan

    fasilitas pembiayaan yang diberikan.

    3) Telah menyerahkan surat pernyataan dan kuasa yang telah

    ditandatangani di atas materai secukupnya bahwa nasabah bersedia

    membayar biaya fee, biaya administrasi, biaya asuransi jiwa dan biaya

    lainnya sehubungan dengan penandatanganan akad dan menyetor dana

    cadangan untuk pembiayaan biaya-biaya yang tidak terduga.

    4) Memberikan surat pernyataan bahwa suami/istri dan ahli waris

    mengetahui, menyetujui dan turut bertanggungjawab atas kelancaran

    pembayaran angsuran pembiayaan sesuai dengan yang telah ditetapkan

    Bank Tabungan Negara Syariah.4

    Setelah berkas surat-menyurat selesai, bank akan mencairkan sejumlah

    dana yang dibutuhkan nasabah dengan menyetorkannya langsung ke rekening

    perusahaan yang dipilih oleh nasabah. Namun sebelum pencairan dana

    tersebut masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah yaitu:

    4Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati, Tangerang Selatan, 13 April 2017,pukul 13:20 WIB.

  • 84

    1) Nasabah telah menandatangani akad al-kafalah serta menandatangani

    dokumen lainnya yang terkait dengan fasilitas yang diterima oleh

    nasabah.

    2) Nasabah telah membayar biaya fee/ujrah, biaya administrasi, biaya

    asuransi jiwa dan biaya lainnya sehubungan dengan fasilitias yang

    diberikan.

    3) Nasabah telah menandatangani tanda terima uang dan surat aksep.

    4) Nasabah telah menutup asuransi jiwa jika atas nama nasabah sampai

    dengan jatuh tempo.

    5) Syarat penarikan dana pelunasan fasilitas pembiayaan digunakan

    dengan tujuan pembiayaan tersebut di atas.

    6) Mengetahui dan bersedia bilamana terjadi gagal bayar/wanprestasi

    terhadap kewajiban nasabah di BTN Syariah.5

    Berdasarkan prosedur penilaian dan pelaksanaan di atas, Pembiayaan

    Multijasa BTN iB sangat mudah dan prosesnya cepat dalam pencairan dana.

    Seperti yang dikatakan salah satu nasabah Pembiayaan Multijasa yaitu ibu

    Riyanti “Saya mengajukan Pembiayaan Multijasa BTN iB untuk biaya

    pendidikan saya dalam melanjutkan studi. Dengan melengkapi beberapa

    5Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati, Tangerang Selatan, 13 April 2017,pukul 13:45 WIB.

  • 85

    persyaratan, wawancara dan akad kemudian pihak bank melakukan survey.

    Seminggu setelah itu dana tersebut langsung cair.”6

    Begitu pula yang dikatakan ibu Indah (Funding Officer BTN KCPS

    Ciputat) “Jika sudah melalui semua tahapan prosedur dan setelah dianalisa

    ternyata nasabah layak, maka selambat-lambatnya pencairan dana pembiayaan

    yaitu seminggu. Namun tidak dapat 100% dana yang diajukan cair, karena

    pihak bank hanya menggunakan kisaran 80% untuk pencairan dana tersebut.”7

    Daftar Nasabah Pembiayaan Multijasa BTN iB pada Bank TabunganNegara KCP Syariah Ciputat Tahun 2015

    Tabel 4.18

    No. Tgl.Akad

    Nama Nasabah Harga Jual Bank Cair

    1 20/02/15 M. Shidiq Rp22,301,051 Rp20,000,000

    2 20/02/15 Sri Rahayu Rp22,301,051 Rp20,000,000

    3 09/04/15 Yulinar Rp93,927,216 Rp75,000,000

    4 09/04/15 Nasrullah Rp32,160,996 Rp30,000,000

    5 09/04/15 Mad Naeni Rp50,094,508 Rp40,000,000

    6 09/04/15 Fadhilah Rp93,927,216 Rp75,000,000

    7 09/04/15 Seruni Rp73,353,260 Rp50,000,000

    8 09/04/15 Thomas Rp44,011,980 Rp30,000,000

    9 27/04/15 Abdul Rojih Rp62,618,144 Rp50,000,000

    10 27/04/15 Agus Hidayat Rp44,094,508 Rp34,000,000

    6Wawancara Pribadi dengan Riyanti (Nasabah Pembiayaan Multijasa BTN iB),Tangerang, 22 April 2017, pukul 10:00 WIB.

    7Wawancara Pribadi dengan Indah Rahmawati, Tangerang Selatan, 13 April 2017,pukul 14:00 WIB.

    8Bank Tabungan Negara, Laporan Tahunan Annual Report, (Jakarta: BTN Syariah,2015), h. 127.

  • 86

    11 08/06/15 Supramono Rp18,785,436 Rp15,000,000

    12 19/08/15 Ahmad M Rp37,570,908 Rp30,000,000

    13 19/08/15 Nalih Rp37,570,908 Rp30,000,000

    14 19/08/15 Siti Hafnidar Rp68,353,260 Rp45,000,000

    15 19/08/15 Abdurochman Rp31,309,072 Rp25,000,000

    16 23/09/15 Suspani K Rp22,989,512 Rp20,000,000

    17 25/11/15 Imam M Rp75,141,780 Rp60,000,000

    Daftar Nasabah Pembiayaan Multijasa BTN iB pada Bank TabunganNegara KCP Syariah Ciputat Tahun 2016

    Tabel 4.29

    No.Tgl.

    AkadNama Nasabah Harga Jual Bank Cair

    1 08/01/16 Gun Gun Rusdian Rp72,569,213 Rp64,000,000

    2 08/03/16 Denny Indra Sukry Rp98,564,688 Rp72,000,000

    3 17/03/16 Taufik Anwar Rp28,736,876 Rp25,000,000

    4 30/03/16 Aji Junaedi Rp40,171,596 Rp33,000,000

    5 13/04/16 Hilda Hilaliyah Rp30,309,072 Rp24,000,000

    6 13/04/16 Siti Nurani Rp30,309,072 Rp24,000,000

    7 13/04/16 Andya Nur C Rp45,094,508 Rp35,000,000

    8 13/04/16 Wahyu Puji L Rp50,094,508 Rp40,000,000

    9 26/04/16 Azmi Yahya Rp62,618,144 Rp50,000,000

    10 26/04/16 Nasrullah Rp62,160,996 Rp50,000,000

    11 28/04/16 Hasanah Rp101,564,688 Rp75,000,000

    12 28/04/16 Riyanti Rp62,618,144 Rp50,000,000

    13 04/05/16 Sabaruddin Rp31,309,072 Rp25,000,000

    9Bank Tabungan Negara, Laporan Tahunan Annual Report, (Jakarta: BTN Syariah,2016), h. 132.

  • 87

    14 18/05/16 Dicky Nofryadi Rp50,094,508 Rp40,000,000

    15 10/06/16 Firdaus Budhy Saputro Rp62,618,144 Rp50,000,000

    16 17/06/16 Enqie Rafsandanu Rp53,267,452 Rp45,000,000

    17 21/06/16 Muhamad Syahiddin Rp45,309,489 Rp35,000,000

    18 21/06/16 Rina Wahyu Winarni Rp53,267,452 Rp45,000,000

    19 19/07/16 Nur Amega Setiawati Rp62,618,144 Rp50,000,000

    20 28/07/16 Raswitha Murbinami Rp62,618,144 Rp50,000,000

    21 28/07/16 Arga Mahendra Rp62,618,144 Rp50,000,000

    22 02/09/16 Alpian Asorbasri Rp22,301,051 Rp20,000,000

    23 02/09/16 Akhmad Saefudin Rp62,618,144 Rp50,000,000

    24 08/09/16 Adi Mansah Rp62,618,144 Rp50,000,000

    25 16/09/16 Abdul