efektivitas penambahan em4 pada biofilter...

12
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM 4 PADA BIOFILTER ANAEROB-AEROB DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH RS.UNHAS THE EFFECTIVENESS OF EM 4 ADDITION INTO ANAERORB-AEROB BIOFILTER IN THE PROCESSING OF WASTEWATER AT HASANUDDIN UNIVERSITY HOSPITAL Pitriani 1 , Anwar Daud 2 , Nurhaedar Jafar 3 1 Program Studi Ilmu Kesehatan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako. 2 Konsentrasi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. 3 Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. . Alamat Korespondensi : Pitriani SKM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako Palu, 94118. HP : 081227670701 Email : [email protected]

Upload: phambao

Post on 06-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER ANAEROB-AEROB DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH RS.UNHAS

THE EFFECTIVENESS OF EM4 ADDITION INTO ANAERORB-AEROB BIOFILTER IN THE PROCESSING OF WASTEWATER

AT HASANUDDIN UNIVERSITY HOSPITAL

Pitriani1, Anwar Daud2, Nurhaedar Jafar3

1Program Studi Ilmu Kesehatan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako. 2Konsentrasi Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

3Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin..

Alamat Korespondensi : Pitriani SKM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako Palu, 94118. HP : 081227670701 Email : [email protected]

Page 2: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

ABSTRAK

Limbah cair rumah sakit merupakan pencemar lingkungan yang sangat potensial karena mengandung senyawa organik tinggi, dan senyawa kimia lain serta mikroorganisme pathogen, dan apabila memasuki badan air tanpa pengolahan akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan EM4 pada biofilter anaerob-aerob dalam mereduksi kadar BOD, COD dan MPN Coliform pada air limbah rumah sakit Unhas. Penelitian ini bersifat praeksperimen dengan rancangan Pretest-Postest Design. Penelitian dimulai dengan kajian literatur, studi pendahuluan, dan penelitian inti berupa pembuatan reaktor biofilter anaerob-aerob. Prinsip dasar dari biofilter adalah memanfaatkan mikroorganisme dengan cara mengamobilkan pada media tertentu sehingga terbentuk biofilm. Dalam kondisi normal biofilm memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk berfungsi dengan baik dalam mendegradasi senyawa organik dan polutan lain dalam air limbah. Hasil penelitian menunjukkan setelah 18 hari, terdapat perbedaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform sebelum dan setelah pengolahan. Penyisihan kadar BOD mencapai 91,22%, sehingga memenuhi baku mutu yaitu 30 mg/l, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No. 69 tahun 2010. Sedangkan penyisihan kadar COD mencapai 83,26% dan penyisihan MPN Coliform mencapai 53,57%. Meskipun persentase penyisihan sudah cukup tinggi, namun belum dapat menurunkan kadar COD dan MPN Coliform air limbah sesuai baku mutu yang telah ditetapkan. Penambahan EM4 terbukti mampu mempercepat pembentukan biofilm sehingga meningkatkan efisiensi biofilter dari segi waktu.

Kata Kunci : Biofilter, EM4, Anaerob-Aerob, Limbah Cair Rumah Sakit.

ABSTRACT

Hospital wastewater is a potential environmental pollutant because it contains high organic compounds, and other chemical compounds and pathogenic microorganisms, and if released to the environment without prior treatment will affect the quality of the environment. This Study aims to find out the effectiveness of EM4 addition in biofilter anaerob-aerob in reducing the levels of BOD, COD dan MPN Coliform in wastewater at Hasanuddin University hospital. The research was a pra-experimental study using pretest-posttest design. It was conducted in some steps including literature review, preliminary study, and main study (creating the biofilter anaerob-aerob reaktor). The basic principle of biofilter is to use microorganism with amobile process in certain mediun to produce biofilm. In normal condition, it needs one month for the biofilm to degrade oranic compound and poluutant in wastewater. The result reveal that after 18 days, there was a change in the levels of BOD, COD and MPN Coliform. The reduction of BOD level reached 91,22% (322,65 mg/l decreased to 28,30 mg/l), which suited the maximum level determined in the Regulation of South Sulawesi Governer Number 69 of 2010 (30 mg/l). Futhermore, the reduction of COD reached 83,26% (586,32 mg/l decreased to 98,12 mg/l); while the reduction of MPN Colfiorm reached 53,57% (280 x 103 decreased to 130 x 103 per 100 ml sample). The reduction percentage were high enough, yet the level of COD and MPN Coliform in wastewater could not be lowered to the expected standardized quality. It is proven thet addition of EM4 is able to generate the formation of biofilm which increases the biofilter efficiency (in terms of time).

Keywords : Biofilter, EM4, Anaerob-Aerob, Hospital Liquid Waste.

Page 3: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

PENDAHULUAN

Air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit merupakan salah satu sumber

pencemaran air yang sangat potensial karena mengandung senyawa organik tinggi, dan

senyawa kimia lain serta mikroorganisme pathogen. Menurut Metcalf dan Eddy (1979)

standar perhitungan produksi limbah cair adalah 650 liter/TT/hari. RS.Unhas adalah rumah

sakit tipe B dengan tempat tidur berjumlah 218 buah (Gedung EF) sehingga diperkirakan rata-

rata produksi limbah cair harian ± 141,7 m3 per hari. Dari gambaran tersebut dapat

dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk mencemari lingkungan. Beradasarkan

pemeriksaan karakteristik limbah awal nilai BOD, COD, MPN Coliform air limbah RS.Unhas

masih berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan, ini menunjukkan pengolahan air limbah

sistem lumpur aktif yang diterapkan belum berjalan maksimal.

Pengolahan limbah sistem biofilter anaerob-aerob dalam aplikasinya memanfaatkan

mikroorganisme alami dalam air limbah dengan cara mengamobilkan pada media tertentu

agar terbentuk biofilm (Prayitno, 2011). Pada reaktor ini digunakan media model sarang

tawon berbahan piva PVC 2 cm. Penelitian terkait sistem biofilter anaerob-aerob telah banyak

dilakukan dan terbukti dengan biofilter sistem anaerob-aerob mampu mereduksi BOD

84,93%, COD 72,22% dan TSS 76,71% dengan waktu tinggal 16 jam setelah pengolahan

selama 1 bulan di RS. Kristen Tayu (Nurdijanto dkk., 2011). Penelitian lain di RS. Elizabeth

Situbondo ditemukan bahawa IPAL sistem biofilter anaerob-aerob mampu menurunkan BOD

dari 100 mg/l menjadi 12 mg/l dan COD 170 mg/l menjadi 30 mg/l. Setelah IPAL beroperasi

selama 2 bulan semua parameter turun hingga memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan

(Said dkk., 2011). Bioflter kombinasi anaerob-aerob terbukti efisien dalam mengolah air

limbah rumah sakit, namun memerlukan waktu lama untuk pembentukan biofilm. Dalam

kondisi ideal mikroorganisme memerlukan waktu ± 1 bulan agar biofilm dapat bekerja

maksimal, sehingga diperlukan upaya untuk mempercepat proses ini.

Pemanfaatan EM4 dalam meningkatkan efisiensi biofilter dalam pengolahan air

limbah tahu terbukti efektif dalam menurunkan polutan organik. Penyisihan kadar BOD dan

COD mencapai 98,65 % dan 89,95% pada hari ketiga belas (Jasmiati dkk., 2010). Penelitian

serupa juga menunjukkan penurunan polutan organik secara signifikan disertai penurunan

nilai MPN Coliform (Munawaroh dkk., 2013).

Pemanfaatan EM4 dalam pengolahan air limbah rumah sakit didasarkan fakta bahwa

70% komponen air limbah rumah sakit merupakan air limbah domestik dengan kandungan

Page 4: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

polutan organik yang tinggi (Amouei et all., 2012). EM4 sendiri merupakan campuran dari

beberapa jenis mikroorganisme yang hidup bersimbiosis satu sama lain secara artifisial (Feng

et all., 2013). EM4 mengandung berbagai mikroorganisme yang masing-masing mempunyai

fungsi spesifik dan bekerjasama secara sinergis dalam menguraikan polutan organik serta

menangkap gas yang menyebabkan bau (H2S, NH3, dll) sebagai sumber energi untuk

melakukan aktivitasnya, disamping itu bakteri asam laktat dan Actinobacteria dalam EM4

secara signifikan mampu menekan bakteri pathogen (Muliawan, 2012).

Penambahan EM4 (5%) diharapkan mampu mempercepat proses pembentukan dan

pematangan biofilm, sehingga dengan sendirinya meningkatkan efisiensi biofilter.

Penggunaan dosis 5% didasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan EM4 (5%) pada biofilter anaerob-aerob

dalam mereduksi BOD, COD dan MPN Coliform air limbah rumah sakit Unhas.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat praeksperimen dengan rancangan Pretest-Postest Desing

(Notoatmoedjo, 2010). Penelitian dilakukan pada bulan April – Juni 2014.

Pengumpulan Data

Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Makassar didasarkan pada American Standard

Method. Analisis pH dan temperature dilakukan secara insitu menggunakan pH meter dan

thermometer air raksa.

Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif, yang digambarkan melalui tabel, grafik dan

narasi.

Prosedur Percobaan

Pengolahan air limbah dilakukan dengan cara mengoperasikan reaktor biofilter

anaerob-aerob yang terdiri dari bak penampungan, bak sedimentasi awal, bak pengolahan

anaerob I, aerob dan anaerob II. Serta bak sedimentasi akhir. Skema proses pengolahan air

limbah rumah sakit sistem biofilter anaerob-aerob dapat dilihat pada gambar 1 (Terlampir).

Proses Pengembangbiakan Mikroorganisme (Seeding)

Sebelum dimasukkan kedalam reaktor, EM4 terlebih dahulu diaktifkan dengan cara

mencampurkan 1 liter EM4 dengan 20 liter air dan 5 sdm gula merah cair, kemudian

difermentasikan 2-4 hari dalam kondisi tertutup rapat. Selanjutnya proses seeding pada media

Page 5: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

biofilter sarang tawon dilakukan secara alami dengan mengalirkan limbah secara kontinyu

kedalam reaktor untuk waktu tinggal 24 jam dengan debit 5 ml/detik. Pada saat bersamaan

EM4 yang telah diaktifkan ditambahkan kedalam biofilter dengan debit 0,25 ml/detik,

penambahan dilakukan dengan sistem infus pada bak sedimentasi awal sebesar 5%. Volume

biofilter adalah 437 l/hari.

Percobaan Inti

Pada percobaan ini reaktor dioperasikan secara kontinyu. Selama proses

pengoperasian dilakukan pengukuran terhadap pH dan temperatur sebagai faktor lingkungan

yang dapat mempengaruhi perkembangbiakan mikroorganisme. Pengukurun pH dan

temperatur dilakukan setiap hari (09.00-10.00) sambil mengamati pembentukan biofilm pada

media. Pada percobaan inti juga dilakukan pengukuran parameter BOD, COD dan MPN

Coliform untuk melihat besarnya efisiensi penyisihan polutan organik dan bakteri pathogen

air limbah.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara grab sampling (sampel sesaat) setiap jam 09.00

– 10.00 WITA. Pengambilan sampel dilakukan pada waktu tersebut didasarkan bahwa

fluktuasi debit harian rata-rata air limbah rumah sakit tertinggi antara pukul 09.00-10.00

(Sugiharto, 2011). Pengambilan sampel untuk pretest dilakukan pada inlet, sedangkan untuk

posttest dilakukan pada outlet setelah biofilter beroperasi selama 24 jam. Pengambilan sampel

dilakukan masing-masing sebanyak 6 kali, sejak hari pertama hingga hari kedelapan belas.

HASIL

Karakteristik Air Limbah RS.Unhas

Air limbah dalam penelitian ini adalah air limbah RS.Unhas, yang merupakan rumah

sakit tipe B. Berdasarkan analisa laboratorium, kualitas air limbah sebelum diolah pada

pemeriksaan awal menunjukkan bahwa hampir semua parameter yang diuji telah melebihi

baku mutu yang telah ditetapkan sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Sulsel No. 69

Tahun 2010 (Tabel 1).

Kondisi Lingkungan dan Pembentukan Biofilm

Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran nilai pH dan temperatur air limbah yang

merupakan faktor lingkungan utama dalam perkembangbiakan mikroorganisme. Selama

pengukuran 18 hari, nilai pH masih berada dalam rentang nilai optimum untuk

perkembangbiakan mikroorganisme, yaitu 6.4 – 7.4. Demikian juga temperatur masih berada

dalam kisaran nilai optimum yaitu 26-29°C.

Page 6: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

Pengamatan terhadap perkembangbiakan mikroorganisme yang ditunjukkan melalui

pembentukan biofilm dilakukan secara langsung. Penambahan EM4 (5%) terbukti mampu

mempercepat pembentukan biofilm yang mulai terlihat sejak hari kelima dan semakin jelas

pada hari kedelapan, biofilm terlihat semakin tebal pada hari-hari selanjutnya.

Efisiensi Penyisihan BOD, COD dan MPN Coliform

Tabel 3 memperlihatkan kadar parameter air limbah sebelum dan setelah pengolahan.

Dimana untuk BOD dan COD penurunan terjadi sejak pemeriksaan sampel I, meskipun masih

sangat kecil. sedangkan untuk MPN Coliform baru terjadi pada pemeriksaan sampel III.

Penurunan tertinggi pada masing-masing parameter terjadi pada pengukuran sampel VI.

Berdasarkan nilai penurunan masing-masing parameter, secara deskriptif dapat

ditentukan besarnya efisiensi dari pengolahan air limbah di Rumah Sakit Unhas. Penentuan

besarnya efisiensi biofilter dalam menyisihkan parameter air limbah, dapat dihitung

berdasarkan rumus yang telah ditentukan yaitu dengan menghitung selisih kadar parameter

nilai influent dikurangi nilai effluent dibagi kadar nilai parameter influent selanjutnya

dikalikan 100%. Efisiensi penyisihan parameter BOD, COD dan MPN Coliform terhadap

waktu (hari) adalah bervariasi (Gambar 2).

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian terlihat bahwa penambahan EM4 (5%) pada biofilter anaerob-

aerob dengan didukung kondisi lingkungan yang ideal pada air limbah mampu mempercepat

proses pembentukan biofilm, dari satu bulan menjadi delapan belas hari. Nilai pH air limbah

selama pengoperasian berada dalam rentang 6.4 – 7.4, pada rentang ini mikroorganisme jenis

bakteri sangat dominan dari mikroorganisme lain (Muliawan, 2012). pH lingkungan media

yang optimum sangat mempengaruhi proses pengolahan limbah secara biologis, secara umum

mikroorganisme memerlukan pH antara 6.5 – 9 (Flathman et all., 1994). pH yang terlalu

tinggi (>9) akan menghambat aktivitas mikroorganisme, sedangkan pH dibawah 6.5 akan

mengakibatkan pertumbuhan jamur dan terjadi persaingan dengan bakteri dalam metabolisme

materi organik (Waluyo, 2009).

Temperatur pada air limbah selama pengoperasian biofilter berada dalam rentang 26-

29°C, hal ini menunjukkan mikroorganisme dapat berkembangbiak dengan baik. Suhu ideal

adalah 25-30°C, temperatur yang terlalu tinggi akan merusak proses dengan mencegah

aktivitas enzim dalam sel. Peningkatan setiap 1°C temperatur dari kisaran ideal dapat

menyebabkan penurunan efisiensi pengolahan (Saraswati dkk., 2010).

Page 7: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

Pengamatan terhadap perkembangbiakan mikroorganisme yang ditunjukkan melalui

pembentukan biofilm dilakukan secara langsung. Berbeda dengan penelitian Khaer (2014)

dengan metode dan biofilter yang sama, proses pembentukan biofilm berlangsung lebih

lambat, dimana biofilm baru terlihat pada hari kesebelas. Penambahan EM4 yang merupakan

kumpulan dari berbagai macam bakteri terbukti mampu mempercepat perkembangbiakan

mikroorganisme, biofilm berupa selaput-selaput tipis mulai terlihat sejak hari kelima dan

dengan berjalannya waktu pengoperasian reaktor, biofilm semakin menebal. Penurunan

konsentrasi polutan organik yang kian meningkat sejak pengukuran sampel I sampai sampel

VI juga menunjukkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam reaktor semakin baik.

Hasil analisa laboratorium pada tabel 3 menunjukkan bahwa konsentrasi polutan

organik yang digambarkan melalui kadar BOD dan COD mengalami penurunan setelah

dilakukan pengolahan. Penurunan ini disebabkan karena proses degradasi mikroorganisme

semakin baik apabila kontak antara air limbah dengan mikroorganisme pada lapisan biofilm

semakin lama (Said dkk., 2011). Kadar BOD dan COD megalami penurunan sejak hari

pertama, meskipun belum signifikan. Proses penurunan kadar BOD sudah dimulai pada bak

pengendap awal karena adanya pengendapan partikel-partikel zat organik tersuspensi

(Ramadhan, 2010). Adanya pengendapan partikel zat organik ini diketahui dengan adanya

endapan lumpur didasar bak equalisasi.

Proses penyisihan kadar BOD selanjutnya berlangsung pada bak anaerob, pada saat air

limbah melewati media yang dilapisi biofilm yang. Saat melewati media ini zat anorganik

tertahan oleh filter dan akan didegradasi oleh mikroba yang menempel pada filter tersebut

sehingga jumlahnya semakin berkurang dan dengan berkurangnya zat organik dalam air

limbah tersebut menyebabkan kadar BOD dan COD turun (Satrawidana dkk., 2013).

Pada proses pengolahan anaerob zat organik kompleks seperti karbohidrat, lemak dan

protein mengalami dekomposisi sehingga menghasilkan gas metan dan karbon dioksida,

sebagai berikut :

Senyawa Organik ---------- > CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S

Proses reduksi BOD dilanjutkan pada pengolahan secara aerob, bahan organik dan sisa

nutrient pada pengolahan anaerob akan diuraikan sehingga proses pengolahan aerob biasanya

ditempatkan setelah pengolahan anaerob. Pada proses ini juga berlangsung proses nitrifikasi

(Nurdijanto dkk., 2011).

Senyawa organik + O2 ---------- > CO2 + H2O + Energi + Sel-sel baru

Mikroba

Mikroba

Page 8: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

Setelah pengolahan aerob pengolahan dilanjutkan kembali dengan proses anaerob,

pada proses ini reduksi BOD sangat kecil mengingat ketersediaan bahan organik yang

semakin berkurang. Proses ini lebih pada upaya denistrifikasi sehingga penghilangan senyawa

nitrogen air limbah tidak berhenti hanya pada bentuk nitrit atau nitrat (Nugroho, 2009).

Bagian akhir dari biofilter adalah sedimentasi akhir, dengan proses serupa pada pengendapan

awal. Sedimentasi akhir dibutuhkan untuk menampung akses lumpur yang dihasilkan dari

proses-proses sebelumnya. Dimana proses aerob menghasilkan lumpur yang cukup banyak.

Efektivitas pengolahan biologis sistem biofilter anaerob-aerob dengan penambahan

EM4 (5%), secara keseluruhan mampu menurunkan kadar BOD dan COD dengan peyisihan

hingga 91,22% dan 83,26% dalam 18 hari. Besarnya efisiensi penyisihan semakin

menegaskan bahwa penambahan EM4 (5%) mampu meningkatkan efisiensi biofilter dengan

mempersingkat waktu pengolahan. Sayangnya, penambahan EM4 belum mampu mereduksi

MPN Coliform secara maksimal. Setelah pengolahan MPN Coliform turun dari 280 x 103

menjadi 130 x 103 per 100 ml sampel, angka ini masih jauh diatas baku mutu yaitu 10 x 103

per 100 ml sampel, penyisihan hanya mencapai 53,57%.

Tingginya nilai MPN Coliform merupakan indikator buruknya kualias bakteriologis

air tersebut. Keberadaan bakteri golongan coli merupakan indikator adanya cemaran tinja

manusia atau hewan berdarah panas lainnya dan selalu disertai dengan keberadaan bakteri

pathogen lainnya, utamanya Vibrio cholera dan Salmonella typhi (Sumantri, 2013).

Disamping itu virus species Rota virus penyebab diare pada anak-anak dan protozoa species

Entamoeba histolitica penyebab disentri seringkali ditemui pada air limbah khususnya air

limbah rumah sakit (Waluyo, 2009).

KESIMPULAN DAN SARAN

Penambahan Effective Mikroorganism-4 (EM4) mampu mempercepat pembentukan

biofilm sehingga meningkatkan efisiensi dari biofilter dari segi waktu. Dengan penambahan

EM4 (5%) waktu yang dibutuhkan untuk mereduksi polutan organik air limbah semakin

singkat. setelah pengolahan selama 18 hari kadar BOD turun hingga memenuhi baku mutu

yang telah ditetapkan. sedangkan penyisihan COD dan MPN Coliform belum maksimal, hal

ini disebabkan nilai awal parameter yang sangat tinggi. Sistem penyaluran air limbah tanpa

pemisahan menyebabkan pengolahan tidak berjalan maksimal. Sistem penyaluran air limbah

rumah sakit hendaknya dipisahkan berdasarkan karakteristik limbah, dan masing-masing

dilengkapi dengan pretreatment sebelum diolah menggunakan biofilter, sehingga proses

reduksi parameter-parameter pencemar air limbah dapat berjalan maksimal.

Page 9: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

DAFTAR PUSTAKA

Amouei, A et all., (2012). Investigation of hospital wastewater treatment plant efficiency in north of Iran during 2010-2011. International Journal of Physical Sciences Vol. 7(31), pp. 5213 - 5217.

Feng, Lin et all., (2013). Quorum Sensing in Water and Wastewater Treatment Biofilms. Journal of Enviromental Biology,34, 437-444.

Flathman, Paul E et all., (1994). Bioremediation Field Experience. Diakses : Makassar 12 Mei 2014. (http://books.co.id/Bioremediation//Exp.html)

Jasmiati dkk., (2010). Bioremediation of tofu Industrial Liquid Waste Using Effective Mikroorganism (EM4). Journal of Enviromenral Science, 52, 2(4).

Khaer, Ain. (2014). Analisis Efektivitas Biofilter Anaerob-Aerob Media Model Sarang Tawon dalam Mereduksi Parameter Air Limbah Rumah Sakit Unhas (Tesis). Jurusan Kesehatan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Metcalf dan Eddy. (1979). Wastewater Engineering Treatment, Disposa, and Reuse (2nd Edition). New York ; McGraw-Hill Book Company, Inc.

Muliawan, Sylvia Y. (2012). Textbook Kedokteran : Bakteri Spiral Patogen. Diakses : Makassar 14 Mei 2014. (http//3A//2F.2Ftekpan.unimus.ac.id)

Munawaroh dkk., (2013). Penyisihan Parameter Pencemar Lingkungan pada Limbah Cair Industri Tahu Menggunakan Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) Serta Pemanfaatannya. Jurnal Institut Tekhnologi Nasional (Itenas) No. 2 Volume 1.

Notoatmoedjo, Soekidjo. (2010). Edisi Revisi : Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

Nugroho, Rudi. (2009). Denitrifikasi Limbah Nitrat pada Berbagai Tingkat Keasaman dengan Memanfaatkan Mikroba Autotroph. JAI Vol. 1 No.1.

Nurdijanto, Stephanus A dkk., (2011). Rancang Bangun dan Rekayasa Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia 11 (8) : 42-55.

Prayitno. (2011). Hospital Wastewater Treatment Technology. J-PAL, Vol.1, No.2, Februari, 72-139.

Ramadhan, Ishaq. (2010). Pedoman Tekhnologi Proses Biofilter Tercelup (Submerged Biofilter). Bandung : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.

Said, Nusa Idaman dkk., (2011). Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob Studi Kasus : Rumah Sakit Elizabeth Situbondo. Jakarta: Direktorat Teknologi Lingkungan.

Saraswati, Rastiet dkk., (2010). Mikroorganisme Perombak Bahan Organik. Proyek Pengkajian Teknologi Partisipatif. Balai Peneltian Tanah. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian (Tidak dipublikasikan).

Satrawidana, DK dkk., (2013) Uji Coba Teknologi Biofilm Konsorsium Bakteri pada Reaktor Semi anaerob-aerob untuk Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Skala Kecil dan Menengah. Jurnal Sains dan Tekhnologi. Vol 2, April (ISSN 2303-3142).

Sugiharto. (2011). Aplikasi instalasi pengolahan air limbah biofilter untuk Menurunkan kandungan pencemar BOD, COD dan TSS di Rumah sakit bunda Surabaya (Tesis). Program Studi Teknik Lingkungan Universitas PGRI Adi Buana : Surabaya.

Sumantri, Arief. (2013). Edisi Revisi : Kesehatan Lingkungan. PT. Fajar Interpratama Mandiri : Jakarta.

Waluyo, Lud. (2009). Mikrobiologi Lingkungan. UMM Press : Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 10: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

LAMPIRAN Tabel 1. Karakteristik Umum Air Limbah Rumah Sakit UNHAS Makassar

Parameter Satuan Besaran Baku Mutu FISIKA Temperatur ºC 29 30 KIMIA pH 6,8 6,0-9,0 TSS Mg/L 42,07 30 BOD Mg/L 446,81 30 COD Mg/L 892,47 70 Amoniak Bebas Mg/L 2,39 0,1 BIOLOGIS MPN Coliform Per 100 ml 240.000 10.000

Sumber : Data Primer 2014

Tabel 2. Data Observasi Kondisi Lingkungan dan Pertumbuhan Bakteri pada Biofilter anaerob-aerob RS.Unhas.

Hari Tanggal pH Temperatur(°C) Biofilm

1 23 Mei 2014 6,6-6,8 29 - - - -

Selaput tipis mulai muncul

Selaput semakin jelas

Selaput semakin tebal

Biofilm terbentuk sempurna

2 24 Mei 2014 6,6-6,8 28 3 25 Mei 2014 6,6-6,8 26 4 26 Mei 2014 6,8-7,0 29 5 27 Mei 2014 6,6-6,8 27 6 28 Mei 2014 6,4-6,6 29 7 29 Mei 2014 6,4-6,6 29 8 30 Mei 2014 6,6-6,8 29 9 31 Mei 2014 6,6-6,8 29

10 1 Juni 2014 6,6-6,8 27 11 2 Juni 2014 6,8-7,0 27 12 3 Juni 2014 7,2-7,4 29 13 4 Juni 2014 6,6-6,8 29 14 5 Juni 2014 6,8-7,0 29 15 6 Juni 2014 6,8-7,0 27 16 7 Juni 2014 7,2-7,4 27 17 8 Juni 2014 6,8-7,0 29 18 9 Juni 2014 6,8-7,0 29

Sumber : Data Primer 2014

Page 11: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

Tabel 3. Kadar BOD, COD dan MPN Coliform Sebelum dan Setelah Pengolahan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob dengan Penambahan EM4 (5%)

Sumber : Data Primer 2014

Gambar 1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Sistem Biofilter Anaerob-Aerob Media Model Sarang Tawon.

Sampel BOD (Mg/L) Penyisihan (%)

COD (Mg/L) Penyisihan (%)

MPN (Per 100 ml) Penyisihan (%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

I 424,10 407,25 9,78 703,80 655,67 6,84 240 x 103 240 x 103 -

II 396,42 327,62 17,35 688,12 597,70 13,14 240 x 103 240 x 103 -

III 408, 68 244,75 40,11 621,46 401,82 35,34 280 x 103 240 x 103 14,29

IV 348,50 106,78 69,36 652,75 288,40 53,91 240 x 103 180 x 103 25,00

V 441,84 88,15 80,05 706,45 176,24 75,05 280 x 103 170 x 103 39,29

VI 322,65 28,30 91,22 586,32 98,12 83,26 280 x 103 130 x 103 53,57

NAB 30 70 10 x 103

Page 12: EFEKTIVITAS PENAMBAHAN EM4 PADA BIOFILTER …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d0cd3ed391379d03075e2827cd10f7ef.pdf · Pemeriksaan kadar BOD, COD dan MPN Coliform dilakukan di Laboratorium

0 0

14.29

25

39.29

53.57

6.8413.14

35.34

53.91

75.05

83.26

9.7817.35

40.11

69.36

80.05

91.22

Hari ke 2 Hari ke 6 Hari ke 10 Hari ke 14 Hari ke 16 Hari ke 18

MPN Coliform COD BOD

Gambar 2. Grafik Variasi Penyisihan BOD, COD dan MPN Coliform Terhadap Waktu

(hari) Setelah Pengolahan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob dengan Penambahan EM4.