efektivitas penerapan metode eksperimen berbantu

171
i EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Eufrasia Grasia 141424025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

i

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN

GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN

GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Eufrasia Grasia

141424025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

iv

HALAMAN MOTTO

Jika kita tidak menyerah, berarti kita masih punya kesempatan

-Jack Ma-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang memberi berkat dan kekuatan untuk

semua kesempatan dan perjuangan yang boleh diterima

Bapa mama, dan keluarga yang memberi semangat, doa dan dukungan

selama proses perkuliahan hingga sampai pada tahap ini

Teman-teman sekaligus keluarga dalam atap yang sama pendidikan Fisika

2014 sebagai Indonesia mini yang saling menerima dan mendukung

Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma

Serta semua yang telah mendukung dalam banyak proses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis

ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 23 Januari 2019

Penulis

Eufrasia Grasia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Eufrasia Grasia

NIM : 141424025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya

yang berjudul:

“EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

MIND MAPPING TERHADAP PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN

GOTONG ROYONG SISWA KELAS XI MIPA PADA POKOK BAHASAN

GELOMBANG CAHAYA DI SMAN 1 MLATI”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 23 Januari 2019

Yang menyatakan

Eufrasia Grasia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

viii

ABSTRAK

Grasia, Eufrasia. 2018. Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu

Mind Mapping Terhadap Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong

Siswa Kelas XI MIPA Pada Pokok Bahasan Gelombang Cahaya Di

SMAN 1 Mlati. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika,

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan metode

eksperimen berbantu mind mapping terhadap peningkatan pengetahuan, motivasi

belajar dan sikap gotong royong siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi

gelombang cahaya.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuantitatif dan kualitatif, dengan

subyek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. Penelitian

ini menggunakan satu kelas yang diberikan treatment yaitu dengan pembelajaran

menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan satu kelas dengan

menggunakan metode ceramah aktif. Instrumen yang digunakan untuk

pengambilan data adalah tes tertulis (pretest dan posttest), kuesioner motivasi

belajar siswa dan observasi gotong royong. Hasil tes tertulis dan kuesioner

motivasi belajar siswa dianalisis menggunakan program SPSS 20, sedangkan

sikap gotong royong siswa dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil rekaman

video kegiatan siswa dan catatan peneliti selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Metode eksperimen berbantu mind

mapping meningkatkan pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya, ada

perbedaan peningkatan motivasi belajar siswa dimana berdasarkan mean

peningkatan motivasi belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas

kontrol. Sikap gotong royong siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping dan

kelas kontrol dapat dikatakan baik. Sikap ini ditunjukkan pada aspek aktif dalam

kelompok, membantu sesama, saling mendengarkan dan menolong teman

Kata kunci: metode eksperimen, mind mapping, pengetahuan, motivasi, gotong

royong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

ix

ABSTRACT

Grasia, Eufrasia. 2018. Effectiveness of the Application of Experimental

Methods Assisted by Mind Mapping on Knowledge, Motivation and

Mutual Cooperation of Class XI Students of Mathematics and

Natural Sciences in the Subject of Light Wave at SMAN 1 Mlati.

Essay. Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department

of Mathematics and Natural Sciences Education, Teacher Training

and Education Faculty, Sanata Dharma University Yogyakarta.

This study aims to determine the effectiveness of the application of mind mapping

assisted methods to increase knowledge, learning motivation and mutual

cooperation attitude of students of class XI MIPA SMAN 1 Mlati in light wave

material.

This type of research is quantitative and qualitative experiments, with the

research subjects being students of class XI MIPA SMA Negeri 1 Mlati. This study

uses one class given treatment, namely by learning using mind mapping assisted

experimental methods and one class using active lecture methods. The

instruments used for data collection were written tests (pretest and posttest),

student learning motivation questionnaires and mutual cooperation observation.

The results of written tests and student motivation questionnaires were analyzed

using the SPSS 20 program, while students 'mutual cooperation attitudes were

analyzed qualitatively based on the video recordings of student activities and

researchers' notes during the learning process.

The results showed that: The mind mapping assisted experimental method

increased students' knowledge of light wave material, there were differences in

the increase in student learning motivation which was based on the mean increase

in learning motivation in the experimental class higher than the control class. As

for the mutual cooperation attitude of the two classes based on the indicators

used, they showed a good mutual cooperation attitude.This attitude is shown in

the active aspects of the grup, helping others, listening to each other and helping

friends.

Keywords: experimental method, mind mapping, knowledge, motivation, mutual

cooperation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Efektivitas Penerapan Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap

Pengetahuan, Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA pada Pokok

Bahasan Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, saran-

saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Romo Prof. Dr Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing

yang memberikan arahan, bimbingan, dukungan, semangat serta sumbangan

pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Drs. Autfridus Atmadi, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Akademik

(DPA) Pendidikan Fisika 2014 yang telah memberi semangat serta arahan

selama penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xi

4. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si., sebagai validator yang bersedia

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam membuat instrumen

soal sehingga menjadi lebih baik.

5. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah melancarkan pembuatan

surat perizinan penelitian

6. Bapak Aris Sutardi, S. Pd selaku kepala sekolah SMA N 1 Mlati yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

7. Ibu Kuswantini, S. Pd selaku guru mata pelajaran Fisika kelas XI MIPA 1

dan XI MIPA 2 yang telah berkenan membimbing dan membantu dalam

proses penelitian di sekolah

8. Siswa-siswa kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA 2 yang telah berkenan menjadi

sample penelitian

9. Kedua orang tua Bapa Stefanus Sem dan Mama Lutgardis Jeria dan ketiga

kakak yang telah banyak memberi bantuan baik materi maupun dukungan

doa

10. Rekan satu tim skripsi sekaligus sahabat saya Rosni, Candra, Yurike dan

Femi yang telah membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian

skripsi ini serta saling mendukung dalam setiap proses yang dilalui.

11. Rosny, Candra, Ipen yang telah membantu dalam proses pengambilan data

di sekolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xii

12. Untuk teman-teman pendidikan Fisika 2014 yang saling memberi semangat,

serta pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Penulis

mengucapkan terima kasih atas bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Sebagai manusia yang masih dalam proses belajar, tentunya terdapat kekurangan

dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis sangat menerima segala kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tulisan.

Yogyakarta, 23 Januari 2019

Penulis

Eufrasia Grasia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. ii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

ABSTRACT ......................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

C. Batasan Masalah ....................................................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................. 7

A. Pembelajaran Konstruktivisme ................................................................................. 7

B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping.................................... 8

1. Metode Pembelajaran ........................................................................... 8

2. Metode Eskperimen .............................................................................. 8

3. Metode Mind Mapping ....................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xiv

4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind Mapping . 15

C. Pengetahuan ............................................................................................................ 16

D. Motivasi .................................................................................................................. 17

E. Gotong royong ........................................................................................................ 21

F. Materi Gelombang Cahaya ..................................................................................... 22

1. Interferensi Cahaya ............................................................................. 22

2. Difraksi cahaya ................................................................................... 27

G. Kerangka Berfikir ................................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................................... 32

A. Jenis Penelitian ....................................................................................................... 32

B. Rancangan Penelitian.............................................................................................. 33

C. Waktu Dan Tempat Penelitian ................................................................................ 33

D. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 34

E. Treatment Penelitian ............................................................................................... 34

1. Kelas Eksperimen ............................................................................... 35

2. Kelas Kontrol ...................................................................................... 35

F. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 36

1. Instrumen Pembelajaran ..................................................................... 36

2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 37

a. Pretest dan Posttest .................................................................................. 37

b. Observasi .................................................................................................. 41

c. Kuesioner .................................................................................................. 42

d. Wawancara ............................................................................................... 45

G. Validitas .................................................................................................................. 45

H. Metode Analisis Data ............................................................................................. 46

1. Analisis Pengetahuan Siswa ............................................................... 46

2. Analisis Motivasi Belajar.................................................................... 48

3. Analisis Sikap Gotong Royong........................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xv

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ........................................................................ 50

A. Pelaksanaan Penelitian............................................................................................ 50

1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol ...................................... 52

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen................................ 56

3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping ................... 61

B. Data dan Analisis .................................................................................................... 64

1. Pengetahuan Siswa ............................................................................. 64

2. Motivasi Belajar Siswa ....................................................................... 70

3. Sikap Gotong Royong Siswa .............................................................. 78

C. Pembahasan ............................................................................................................ 83

1. Peningkatan Pengetahuan Siswa ......................................................... 83

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa .................................................. 84

3. Sikap gotong royong siswa ................................................................. 86

D. Keterbatasan Penelitian .......................................................................................... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….88

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 88

B. Saran... .................................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 90

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan ..................................... 12

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest 37

Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest 39

Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong 41

Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi Siswa 42

Tabel 3. 6 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar 48

Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................... 50

Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas kontrol ............. 64

Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ......... 65

Tabel 4. 4 Hasil perbandingan pretest dan posttest kelas eksperimen berbantu

mind mapping ....................................................................................... 66

Tabel 4. 5 Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ..................... 68

Tabel 4. 6 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Berbantu Mind Mapping dan

Kelas Kontrol ........................................................................................ 69

Tabel 4. 7 Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .................................................................................................. 70

Tabel 4. 8 Hasil Perbandingan Motivasi Awal Belajar Fisika Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ................................................................................. 71

Tabel 4. 9 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas

Eksperimen ........................................................................................... 73

Tabel 4. 10 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas

Kontrol .................................................................................................. 74

Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ................................................................................. 75

Tabel 4.12 Perbandingan selisih motivasi awal dan akhir siswa kelas eksperimen

dankelaskontrol………………………………………………………78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping ..................................................................... 15

Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young............................................................... 23

Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua Berkas pada percobaan Young. .................... 24

Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak .............................................. 25

Gambar 2. 5 Pola Difraksi Celah Tunggal……………………………………….25

Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest.................................. 53

Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis ................................. 54

Gambar 4. 3 Siswa Berdiskusi dan Mengerjakan Soal dalam Kelompok............. 55

Gambar 4. 4 Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Soal Posttest ............................. 56

Gambar 4. 5 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal Pretest ........................ 57

Gambar 4. 6 Siswa Berdiskusi Dengan Teman Sebangku .................................... 58

Gambar 4.7 Siswa Melakukan Praktikum Kisi Difraksi ....................................... 60

Gambar 4.8 Siswa Melakukan Praktikum Interferensi Cahaya ............................ 60

Gambar 4.9 Siswa Mengerjakan Soal Posttest ..................................................... 61

Gambar 4. 10 Peneliti Mewawancara Siswa ......................................................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian .................................. 94

Lampiran 2 Surat Izin pelaksanaan Penelitian ...................................................... 95

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 96

Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen ...................................................................... 97

Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol .......................................................................... 106

Lampiran 6 LKS interferensi .............................................................................. 115

Lampiran 7 Hasil LKS Interferensi ..................................................................... 119

Lampiran 8. LKS Kisi Difraksi ........................................................................... 120

Lampiran 9 Hasil LKS Kisi Difraksi .................................................................. 121

Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest ................................................................ 123

Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest ......................................................... 126

Lampiran 12 Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest ........................................ 129

Lampiran 13 Lembar Validitas ........................................................................... 131

Lampiran 14 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................... 132

Lampiran 15 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .......................... 140

Lampiran 16 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas

Eksperimen …................................................................................145

Lampiran 17 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas

Kontrol……………………………………………………………149

Lampiran 18 Contoh Hasil Mind Mapping Siswa……………………………..153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hal utama yang perlu diperhatikan guru adalah mengupayakan dan

membuat siswa senang belajar dan terlibat aktif pada proses pembelajaran.

Untuk itu perlu adanya perubahan dan pengembangan proses dalam

pembelajaran demi menambah wawasan dan pengetahuan agar

pembelajaran menjadi semakin menarik, baik bagi guru maupun siswa.

Metode pembelajaran yang diterapkan disesuaikan dengan situasi

siswa serta diupayakan dapat memberi kesan menyenangkan dan turut

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran fisika

khususnya, diperlukan cara/metode yang dapat memberi kesan bahwa

fisika merupakan pelajaran yang asyik dan menyenangkan, mengingat

bahwa siswa menganggap pelajaran fisika sebagai suatu pelajaran yang

sulit dan susah untuk dipahami. Kurangnya keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran membuat siswa jenuh dan bosan, sehingga

berdampak pada sikap siswa yang menerima pelajaran secara “instan”.

Salah satu metode yang dapat membantu siswa aktif dan senang belajar

yaitu metode eksperimen (Suparno, 2007: 63).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

2

Karena pada dasarnya setiap apa yang dilakukan langsung oleh

siswa itu sendiri akan memudahkan mereka untuk selalu mengingat apa

yang dipelajarinya. Untuk itu siswa diajarkan untuk mulai mencoba dan

menerapkan apa yang telah diperoleh melalui suatu percobaan, bertujuan

untuk memperkuat apa yang telah mereka pelajari.

Selain siswa aktif dan senang belajar metode eksperimen

diharapkan mampu memotivasi siswa untuk belajar, karena sebagai

seorang yang masih terus belajar, siswa membutuhkan dorongan atau

motivasi baik dari dirinya sendiri maupun dari luar. Motivasi siswa

berperan pada bagaimana mereka bisa berhasil terhadap apa yang

dikerjakan sangat berkaitan dengan motivasi yang dimilikinya. Menurut

Siregar (2010: 177) salah satu faktor psikologis dari masalah-masalah

belajar adalah motivasi.

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

mengingat pada siswa juga menjadi sebuah hal yang harus diperhatikan

oleh pengajar agar pelajaran yang diterima siswa tidak hanya diingat

didalam ruang kelas tetapi menyatu pada siswa itu sendiri, sehingga

digunakan cara belajar yang melibatkan otak kiri dan kanan siswa yang

dituangkan dalam bentuk gambar atau skema berdasarkan apa yang

mereka peroleh dari guru lalu mereka mengkreasikan dalam bentuk karya.

Keadaan ini diharapkan bahwa siswa akan menuangkan sesuai dengan apa

yang mereka pahami. Metode ini dinamakan mind mapping yang dapat

membantu siswa dalam mengingat kembali materi pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

3

Metode eksperimen yang diterapkan, kegiatan siswa tidak sekedar

bagaimana mereka merangkai alat dan bahan, membuktikan apa yang

mereka pelajari, tapi juga bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-

temannya dalam kelompok dan mengerjakan sesuatu maupun

menyelesaikan masalah secara bersama dalam tim dan saling bahu

membahu. Model ini dapat menumbuhkan salah satu nilai karakter siswa,

yang mana menjadi tuntutan dalam kurikulum 2013 yang disebut gotong

royong. Sebagaimana peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden Republik

Indonesia nomor 28 tahun 2017 tentang pendidikan karakter melalui

program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) salah satu nilai karakter

yang wajib diterapkan di sekolah adalah sikap gotong royong.

Nilai karakter ini diharapkan membuat siswa memiliki sikap

gotong royong yang tinggi melalui proses pembelajaran yang siswa

laksanakan di sekolah. Sehingga nantinya siswa tidak hanya sekedar

paham akan nilai itu namun menjalankannya ditengah kehidupan

masyarakat sekarang ini. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang

diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan siswa, memotivasi siswa

dalam belajar dan melatih siswa dalam bekerja sama/gotong royong, Salah

satu strategi yang dapat digunakan adalah metode pembelajaran

Eksperimen berbantu Mind Mapping. Pembelajaran dengan eksperimen

menekankan suatu cara belajar yang melibatkan siswa dengan mengalami

dan membuktikan sendiri proses dari hasil percobaan yang diperoleh.

Mind Mapping diterapkan untuk melatih kemampuan siswa dalam berfikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

4

serta hasil dari pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk skema atau

gambar dengan tujuan agar siswa lebih mudah mengingat materi yang

telah diajarkan sehingga dengan mind mapping siswa dapat mengingat

serta menuangkan kembali apa yang telah mereka pelajari.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

penulis telah melakukan penelitian dengan judul ”Efektivitas Penerapan

Metode Eksperimen Berbantu Mind Mapping Terhadap Pengetahuan,

Motivasi dan Gotong Royong Siswa Kelas XI MIPA Pokok Bahasan

Gelombang Cahaya di SMAN 1 Mlati”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peningkatan pengetahuan siswa kelas XI MIPA SMAN

1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran

menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan

metode ceramah aktif

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar kelas XI MIPA SMAN 1

Mlati pada materi gelombang cahaya dengan pembelajaran

menggunakan penggunaan metode eksperimen berbantu mind

mapping dan metode ceramah aktif ?

3. Bagaimana pengaruh penerapan metode eksperimen berbantu Mind

Mapping dan metode ceramah akif terhadap sikap gotong royong

siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi gelombang

cahaya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

5

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dalam penelitian ini

peneliti membatasi permasalahan yaitu melihat bagaimana pengaruh

penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping terhadap

pengetahuan, motivasi dan gotong royong dan dibandingkan dengan siswa

yang diajarkan dengan metode ceramah aktif. Materi yang digunakan

dalam melaksanakan penelitian terbatas pada pokok bahasan gelombang

cahaya yaitu interferensi cahaya dan difraksi cahaya.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui peningkatan pengetahuan yang dicapai siswa kelas XI

MIPA SMA 1 Mlati pada materi gelombang cahaya dengan

menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan

metode ceramah aktif.

2. Mengetahui peningkatan motivasi siswa kelas XI MIPA SMA N 1

Mlati pada materi gelombang cahaya dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.

3. Mengetahui pengaruh penerapan menggunakan metode eksperimen

berbantu mind mapping dan ceramah aktif terhadap sikap gotong

royong siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Mlati pada materi

gelombang cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

6

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang metode

eksperimen berbantu mind mapping yang dapat meningkatkan

pengetahuan, motivasi dan gotong royong siswa dalam pelajaran

fisika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan menggunakan metode eksperimen berbantu

mind mapping diharapkan siswa dapat memahami materi fisika

yang dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi belajar dan,

sikap gotong royong.

b. Bagi Guru

Penggunaan metode eksperimen berbantu mind

mapping dapat menjadi salah satu pilihan guru dalam proses

pembelajaran untuk menambah pengalaman sekaligus

meningkatkan pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong

siswa. Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat

menemukan dan menggunakan metode yang cocok dalam

proses pembelajaran fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Menurut von Glasersfeld (Suparno, 1997: 18), konstruktivisme

adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri.

Konstruktivisme menurut Suyono adalah sebuah filosofi

pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan

pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan,

pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono, 2011: 105).

Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang

sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat

berarti dua macam. Pertama, bila kita berbicara dengan diri kita

sendiri, lingkungan menunjuk pada keseluruhan objek dan semua

relasi yang kita abstraksikan dari pengalaman. Kedua, bila kita

memfokuskan diri pada suatu hal tertentu, lingkungan merujuk pada

sekeliling hal itu yang telah kita isolasikan. Dalam hal ini, baik hal itu

maupun sekelilingnya merupakan lingkup pengalaman kita sendiri,

bukan dunia objektif yang lepas dari pengamat (Von Glasersfeld dalam

Suparno, 1997: 19).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

8

B. Metode Pembelajaran Eksperimen berbantu Mind Mapping

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan seluruh perencanaan dan

prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk

bagaimana pemilihan cara penilaian yang akan dilakukan. Metode

pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu proses yang teratur,

suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran

(Suyono & Hriyanto, 2011: 19).

2. Metode Eskperimen

Metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran

dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari

suatu hukum atau dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang

dialaminya itu (Bahri, et all 2010: 84).

Menurut Suparno, metode eksperimen adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan

sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah

dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2013:83).

Dalam penelitian ini jenis eksperimen yang digunakan

adalah eksperimen terbimbing, dimana peneliti ikut membimbing

siswa selama kegiatan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

9

Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen

terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang

harus dilakukan guru (Suparno, 2013: 84-85)

Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada

siswa.

Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa

tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai

percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana

menganalisis data dan apa kesimpulannya.

Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan

sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar.

Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat

bagaimana siswa melakukan percobaannya dan

memberikan masukan kepada siswa.

Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar

alat dapat jalan dengan baik.

Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan

percobaan yang dilakukan

Bila siswa membuat laporan, maka guru harus

memeriksanya

Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah

percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memundahkan

siswa bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

10

Menurut Suparno, dalam eksperimen siswa entah sendiri

atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan

petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil

sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan

hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara

lain akan melakukan tindakan berikut (Suparno, 2013: 85)

Membaca petunjuk percobaaan dengan teliti;

Mencari alat yang diperlukan;

Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;

Mencatat data yang diperlukan;

Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan

dari data yang ada;

Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;

Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.

Berikut beberapa keunggulan/kelebihan metode eksperimen (Bahri,

2010: 84):

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau

kesimpulan berdasarkan percobaan;

b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan

baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan

bermanfaat bagi kehidupan manusia;

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan

untuk kemakmuran umat manusia;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

11

d. Metode ini sangat cocok/sesuai dengan bidang sains;

Metode eksperimen juga memiliki beberapa

kelemahan/kekurangan (Bahri, 2010: 85):

a. Metode ini lebih memerlukan berbagai fasilitas peralatan

dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal;

b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan;

c. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang

diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang

berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

3. Metode Mind Mapping

Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari

otak-mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan

secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Selain itu

mind map juga sangat sederhana (Tony Buzan. 2005: 4). Menurut

Tony mind mapping juga merupakan peta rute yang hebat bagi

ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan pikiran

sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak

awal. Ini berarti informasi akan lebih mudah dan lebih bisa

dihandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional.

Menurut Windura, mind mapping merupakan suatu teknis grafis

yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

12

kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar.

(Windura, 2016: 16)

Mind mapping secara keseluruhan dapat meningkatkan

kerja otak kiri dan otak kanan. Berikut unsur yang terbagi:

Tabel 2. 1 Unsur Pembagian Otak Kiri Dan Otak Kanan

Otak kiri Otak kanan

Tulisan Warna

Urutan penulisan Gambar

Hubungan antar kata Dimensi (tata ruang)

Langkah–langkah dalam membuat mind map menurut Tony

Buzan (2005: 15-16) adalah :

1) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi

panjangnya diletakkan mendatar. Cara ini bertujuan

untuk memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar

ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya

dengan lebih bebas dan alami.

2) Menggunakan gambar atau foto untuk ide sentral.

Sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu

kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral

akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus,

membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak

kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

13

3) Menggunakan warna. Karena bagi otak, warna sama

menariknya dengan gambar. Warna membuat mind map

lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran

kreatif, dan menyenangkan.

4) Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat

dan menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan

tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena

otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan

dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita

menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah

mengerti dan mengingat.

5) Membuat garis hubung yang melengkung, bukan garis

lurus karena garis lurus akan membosankan otak.

Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti

cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

6) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata

kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan

fleksibelitas kepada mind map. Setiap kata tunggal atau

gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet

asosiasi dan hubungannya sendiri. Bila kita

menggunakan kata tunggal, setiap kata ini akan lebih

bebas dan kerenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran

baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

14

7) Menggunakan gambar. Setiap gambar bermakna seribu

kata. Bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam

mind map kita, mind map kita sudah setara dengan

10.000 kata catatan.

Windura dalam bukunya “mind map langkah demi

langkah” menjelaskan bahwa pelajaran fisika membutuhkan

pemahaman yang kuat agar anak mengerti dan mampu

menerapkannya dalam menjawab soal-soal. Mind mapping akan

meningkatkan pemahaman anak sekaligus menyajikan materi itu

secara lebih sistematis. Dengan pemahaman yang lebih baik, anak

dapat menerapkan hukum-hukum fisika untuk menjawab semua

soal latihan (Windura, 2016: 102).

Dengan membuat mind map siswa dapat mengingat

kembali materi yang telah dipelajari.

Berikut adalah contoh mind map yang dibuat peneliti pada materi

gelombang cahaya (gambar 2.1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

15

Gambar 2. 1 Contoh Mind Mapping

4. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen berbantu Mind

Mapping

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping merupakan gabungan dari dua

metode yang dapat saling menguatkan. Pembelajaran dengan

menggunakan metode ini dilakukan agar siswa terlibat langsung

dalam proses pembelajaran melalui metode eksperimen yaitu

melalui praktikum siswa dapat mencoba untuk menemukan dan

menambah pengetahuan sedangkan untuk mengklarifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

16

pengetahuan siswa, maka digunakan metode mind mapping yang

diharapkan siswa dapat mengingat kembali apa yang telah

dipelajari dengan membuat peta atau skema dan mengisi sesuai

dengan apa yang mereka pahami dan hasil mind map tersebut

merupakan gambaran pengetahuan siswa.

Kedua metode ini tentunya saling mendukung dan

membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, karena bukan hanya

melatih keterampilan siswa saat pelaksanaan praktikum tetapi juga

melatih siswa dalam proses mengingat kembali apa yang telah

mereka pelajari. Untuk itu kedua metode tersebut dipadukan untuk

mendukung proses pembelajaran yang efektif dan diharapkan

menambah pengetahuan dan keterampilan siswa.

C. Pengetahuan

Dalam keseharian, pengetahuan diartikan sebagai sesuatu yang kita

terima yang dapat menambah wawasan dan informasi. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengetahuan merupakan segala

sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran).

Pengetahuan dalam bahasa inggris disebut ”knowledge” yang

secara umum dapat diartikan sebagai suatu pemahaman

(understanding) atau sesuatu hal yang diketahui atau dipahami oleh

seseorang (Setyosari, 2010: 3). Menurut Moliono dkk (1988 dalam

Setyosari) pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

17

diketahui atau segala sesuatu yang berkenaan dengan hal. Berkenaan

dengan hal yang dikenali dan diketahui, sesorang dapat memahami dan

mungkin melakukan atau mengaplikasikan tentang pengetahuan

tersebut dalam situasi tertentu. Pengetahuan dapat berupa fakta-fakta.

Taksonomi belajar dalam domain kognitif yang paling umum

dikenal adalah taksonomi Bloom. Benjamin S. Bloom membagi

taksonomi hasil belajar dalam 6 kategori yakni: 1) pengetahuan

(knowledge); 2) pemahaman (comprehension); 3) penerapan

(application); 4) analisis; 5) sintesis; 6) evaluasi.

Kategori hasil belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah

pengetahuan, dalam taksonomi Bloom pengetahuan merupakan

tingkatan hasil belajar yang paling rendah. Namun, pengetahuan

menjadi sangat penting karena menjadi dasar dan prasyarat bagi

tingkatan selanjutnya. Hafal menjadi prasyarat bagi pemahaman

(Sudjana, 2010:23)

D. Motivasi

Motivasi berasal dari bahasa latin ”movere” yang berarti

menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi

menjadi berkembang. Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi

sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan

perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan

(persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

18

bernafaskan behaviorisme (Siregar, 2011: 49). Sedangkan Imron

(1996 dalam Siregar) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari

bahasa Inggris “motivation”, yang berarti dorongan pengalasan dan

motivasi.

Motivasi merupakan suatu energi dalam diri manusia yang

mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan

tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat

memotivasi peserta didik atau individu untuk belajar (Sani, 2013:

49)

Berdasarkan beberapa teori motivasi yang berkembang, Keller

(1983) telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang

diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut ARCS model

yaitu Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence

(kepercayaan diri) dan Satisfaction (kepuasan) dalam proses belajar

dan pembelajaran keempat kondisi motivasional tersebut sangat

penting dipraktikkan untuk terus dijaga sehingga motivasi

terpelihara selama proses belajar dan pembelajaran. Attention

(perhatian) yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu

seseorang ini muncul karena dirangsang melalui elemen-elemen

baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktif/kompleks.

Relevance (relevansi) yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan

antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi awal siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

19

Confidence (kepercayaan diri) yaitu merasa diri kompoten

merupakan potensi untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan.

Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya

harapan untuk berhasil. Satisfication (kepuasan) merupakan

keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan

kepuasan, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai

tujuan yang serupa (Siregar, 2011: 52).

Jenis-jenis motivasi menurut Sani (2013) ada dua jenis

motivasi dalam belajar yakni:

a) Motivasi ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu karena

pengaruh eksternal. Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif

eksternal atau pengaruh dari luar peserta didik. Misalnya

tuntutan imbalan atau hukuman. Faktor yang mempengaruhi

motivasi secara eksternal adalah: a. karakteristik tugas; b.

insentif; c. perilaku guru; dan d. pengaturan pembelajaran.

b) Motivasi instrinsik, yakni motivasi intrinsik dari dalam diri

untuk melakukan sesuatu, misalnya peserta didik mempelajari

ilmu pengetahuan alam karena dia menyenangi pelajaran

tersebut.

Sani juga menjelaskan motivasi mempengaruhi tingkat

keberhasilan atau kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar

tanpa motivasi akan sulit untuk berhasil. Oleh sebab itu

pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

20

motif, minat yang dimiliki oleh peserta didik. Penggunaan motivasi

dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen pembelajaran,

tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang

efektif. Memotivasi bukan sekedar mendorong atau memerintah

seseorang untuk melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang

melibatkan berbagai kemampuan dalam mengenali dan mengelola

emosi diri sendiri dan orang lain (Sani, 2013: 49)

Beberapa fungsi motivasi menurut Oemar Hamalik (2001: 163) :

a. Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti

belajar.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan

perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai

mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi menentukan cepat

atau lambatnya suatu pekerjaan.

Ali Imron (1996 dalam Siregar, 2010: 55) mengemukakan

empat upaya yang dapat dilakukan oleh guru guna meningkatkan

motivasi belajar pembelajaran. Empat cara tersebut adalah:

a. Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

b. Mengoptimalkan unsur-unsur dinamis pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

21

c. Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam

membelajarkan pembelajar juga menjadi faktor

yang mempengaruhi motivasi. Hal-hal yang

disajikan secara menarik oleh guru juga menjadi

sesuatu yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi

pembelajar atau pengalaman/kemampuan yang telah

dimiliki,

d. Mengembangkan aspirasi dalam belajar.

E. Gotong royong

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 tahun 2017

tentang penguatan pendidikan karakter melalui program PPK

(Penguatan Pendidikan Karakter) menekankan beberapa nilai karakter

yang harus dikembangkan di sekolah, yaitu nilai: religious, nasionalis,

mandiri, gotong royong dan integrasi (Doni Koesoema, dll 2015 dalam

Suparno, 2017: 7)

Gotong royong adalah bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai

tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong

secara ikhlas.

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai

semangat kerja sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan

persoalan bersama menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

22

bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan (Suparno,

2017: 8).

F. Materi Gelombang Cahaya

Materi gelombang cahaya terdiri dari beberapa sub bab. Sub

bab yang dipelajari adalah interferensi cahaya dan difraksi cahaya.

1. Interferensi Cahaya

Interferensi terjadi jika dua atau lebih gelombang koheren

(yang sama persis) dipadukan. Istilah koheren berarti memiliki

beda fase tetap. Interferensi destruktif (saling melemahkan) terjadi

jika kedua gelombang itu berbeda fase 180o. sedangkan interferensi

konstruktif (saling memperkuat) terjadi jika kedua gelombang itu

sefase.

a. Interferensi Celah Ganda Young

Dalam percobaannya, Thomas Young menggunakan

celah sempit S0 sebagai sumber cahaya yang dilewatkan pada

dua celah, yaitu S1 dan S2. Berkas cahaya yang keluar celah S1

dan S2 merupakan pasangan dua sumber cahaya koheren.

Cahaya dari sumber S1 dan S2 pada percobaan Young akan

menghasilkan inteferensi yang terdiri dari garis-garis terang

dan gelap. Garis terang akan terjadi jika cahaya S1 dan S2

mengalami interferensi maksimum (konstruktif), sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

23

garis gelap terjadi jika cahaya dari S1 dan S2 mengalami

interferensi minimum (destruktif).

(sumber gambar: www.google.com)

Gambar 2. 2 Diagram percobaan Young

(a) Diagram percobaan interferensi celah ganda young

(b) Pola interferensi gelap-terang pada layar (percobaan

interferensi young, dua sumber cahaya koheren diperoleh

dengan menggunakan dua celah)

Interferensi maksimum (garis terang) akan terjadi jika

kedua gelombang memiliki fase sama. Dua gelombang akan

memiliki fase sama saat mengenai layar, jika beda lintasannya

sama dengan nol atau kelipatan genap dari setengah panjang

gelombang ,

(1)

atau

(dengan m= 0, 1, 2, 3, …) (2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

24

Interferensi minimum (garis gelap) akan terjadi jika kedua

gelombang memiliki beda fase 180o. Hal itu akan tercapai jika

selisih lintasannya sama dengan kelipatan ganjil dari setengah

panjang gelombang,

( )

(3)

atau

(

) (4)

Jika sudut sangat kecil, nilai sinus dapat didekati dengan nilai

tangen, jadi .

Gambar 2. 3 Lintasan antara kedua berkas pada percobaan Young.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa nilai tan adalah

⁄ . Dengan

demikian, jika sudutnya cukup kecil, nilai sinusnya dapat didekati

dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

25

b. Interferensi pada lapisan tipis

Lapisan tipis pada minyak ataupun pada gelembung air

sabun dapat menimbulkan interferensi cahaya. Peristiwa itu

akan memunculkan pola warna yang sangat indah. Pola itulah

yang disebut sebagai sprektrum cahaya.

Interferensi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat

pada gelembung sabun yang terlihat berwarna warni hal itu

terjadi karena cahaya matahari terdiri dari banyak warna dan

masuk kedalam lapisan tipis sabun lalu dipantulkan karena

pemantulan dari tebal lapisan yang tidak sama mengakibatkan

warna gelembung seolah-olah bergerak.

Interferensi pada lapisan tipis minyak

Gambar 2. 4 Interferensi pada lapisan tipis minyak

Sinar A B jatuh pada lapisan tipis minyak. Di titik B,

sebagaian sinar akan dipantulkan menjadi BC sehingga

jalannya mengikuti garis-garis ABC. Sebagian sinar dititik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

26

B dibiaskan ke titik D dipantulkan ke titik E dan dibiaskan

keluar kembali. Jadi, jalannya sinar mengikuti garis-garis

ABDE. Akibatnya, sinar pantul yang keluar dari titik B dan

sinar bias yang keluar dari titik E memiliki selisih lintasan

optis sepanjang

Keterangan :

Pola interferensi akan terlihat terang jika terjadi interferensi

konstruktif, yaitu ketika selisih lintasan optisnya merupakan

kelipatan bulat dari panjang gelombang cahayanya.

(5)

Dengan

Pola interferensi terlihat gelap jika pada arah tersebut akan

terjadi interferensi destruktif, yaitu ketika selisih lintasan

optisnya merupakan kelipatan bulat dari setengah panjang

gelombang cahayanya,

(

) (6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

27

2. Difraksi cahaya

Menurut Kanginan difraksi cahaya atau difraksi gelombang

merupakan lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya

penghalang berupa celah (Kanginan, 2013: 433).

Difraksi merupakan peristiwa pelenturan muka gelombang

atau gelombang tampak melebar ditepi celah dan pinggiran

penghalang cahaya. Cahaya tidak lagi merambat pada garis lurus.

Dan hal itu menyebabkan terjadinya interferensi hingga tepi-tepi

bayangan menjadi tidak tajam atau tetapi kabur.

Difraksi pada celah tunggal

Difraksi pada celah sempit, difraksi gelombang tampak

jelas, yaitu gelombang lurus setelah melalui celah berbentuk

lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai pusatnya.

Gambar 2. 5 . Pola difraksi celah tunggal

Pada difraksi satu celah atau celah tunggal, pola terang

atau interferensi konstruktif terjadi jika berlaku :

(7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

28

Dengan

Keterangan :

Pola gelap atau interferensi destruktif pada difraksi

celah tunggal terjadi jika berlaku

(

) (8)

Dengan

Difraksi pada celah ganda

Difraksi pada celah lebar, hanya muka gelombang pada

tepi celah saja yang melengkung. Pola difraksi pada dua celah

akan terlihat tajam dan lengkap dibanding dengan satu celah.

Jika celah dibuat difraksi lebih banyak lagi, pola

difraksinya akan terlihat makin lebih tajam sehingga perbedaan

panjang gelombang cahaya terlihat lebih jelas.

Kita dapat membuat celah difraksi pada sebuah kaca bening

tipis. Kaca tersebut digores menggunakan intan yang sangat

tajam serta vertikal dengan jarak yang sama. Goresan-goresan

pada kaca bening inilah yang berlaku sebagai kisi difraksi. Jika

dalam 1 cm terdapat N buah goresan, jarak antargoresannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

29

dinamakan lebar celah atau konstanta kisi. Diperoleh rumus

sebagai berikut :

(8)

Jika pada sebuah kisi dijatuhkan cahaya polikromatik,

pada layar akan terbentuk pola interferensi warna-warni

cahaya dari ungu sampai merah. Akan tetapi jika pada kisi

difraksi dijatuhkan cahaya monokromatik, seperti sinar laser,

pada layar tidak dapat terbentuk peruraian warna (dispersi).

Pada prinsipnya pola difraksi dua celah sama dengan

pola difraksi kisi. Untuk pola difraksi kisi, pita-pita terang

akan terjadi jika memenuhi persamaan:

(9)

Keterangan:

( )

( )

Menurut persamaan persamaan 9 terlihat bahwa

semakin besar panjang gelombang, maka semakin besar

pula sudut difraksi yang terjadi.

Peristiwa interferensi dan difraksi menunjukkan

bahwa cahaya merupakan suatu gelombang. Peristiwa

terjadi tidak hanya pada celah sempit, celah ganda, atau kisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

30

difraksi, tetapi juga dapat terjadi jika cahaya mengenai

suatu penghalang.

G. Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diteliti adalah

mengenai pengetahuan siswa di kelas pada pokok bahasan

Gelombang Cahaya. Perlu adanya perlakuan untuk meningkatkan

pengetahuan siswa tersebut. Selain melihat kemampuan siswa pada

aspek pengetahuan perlu dikembangkan juga motivasi dan sikap

gotong royong siswa dalam pembelajaran fisika.

Agar pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong siswa

mengalami peningkatan, maka perlu adanya penggunaan metode

eksperimen berbantu mind mapping sebagai metode yang

diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan, motivasi dan

sikap gotong royong siswa. Dalam hal ini peneliti akan mejelaskan

kerangka berpikir sebagai berikut: Peneliti menggunakan 2 kelas

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Diawal peneliti

memberikan pretest kepada siswa baik kelas eksperimen maupun

kelas kontrol untuk melihat bagaimana hasil pengetahuan siswa

sebelum diberikan materi melalui metode yang akan diterapkan.

Kemudian peneliti memberikan kuisioner pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol yang berisi penyataan tentang motivasi belajar

siswa dengan tujuan melihat motivasi siswa sebelum dan setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

31

diajarkan dengan masing-masing metode tersebut. Sedangkan

sikap gotong royong siswa dilihat pada saat melakukan proses

pembelajaran.

Pada saat pembelajaran di kelas eksperimen siswa membuat

mind map setelah melakukan praktikum, untuk memperkuat

pengetahuan siswa tentang materi yang sudah diajarkan. Setelah

metode tersebut diterapkan maka diakhir pelajaran siswa diberi

posttest untuk melihat bagaimana pengetahuan yang diperoleh

siswa setelah menerima materi dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping.

Diterapkannya metode eksperimen berbantu mind mapping

diharapkan dapat membuat siswa mempelajari materi dengan cara

melakukan eksperimen dan membuat skema pembelajaran sesuai

apa yang mereka terima sehingga siswa akan lebih mudah

memahami. Dengan demikian siswa menjadi lebih termotivasi dan

juga memiliki sikap gotong royong yang baik dengan teman-

temannya.

Berdasarkan uraian tersebut, metode eksperimen berbantu mind

mapping dianggap merupakan metode pembelajaran yang cocok

untuk dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan

pengetahuan, motivasi dan sikap gotong royong siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian gabungan

kuantitatif dan kualitatif. Desain ini akan berpengaruh pada penyusunan

pertanyaan penelitian, menyusun instrumen, mengumpulkan data, dan

akhirnya dalam menganalisis data serta mengambil kesimpulan (Suparno,

2014: 142). Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan

data berupa skor atau angka, dan menggunakan statistik untuk analisis

(Suparno, 2014: 119). Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian

yang tidak menggunakan data berupa skor dan analisannya tidak

menggunakan statistik (Suparno, 2014: 133).

Dalam penelitian ini data yang dianalisis secara kuantitatif adalah

data tentang pengetahuan siswa berupa tes tertulis dalam bentuk soal esai

dan data motivasi belajar siswa berupa kuesioner. Sedangkan data yang

dianalisis secara kualitatif adalah data tentang sikap gotong-royong siswa

selama proses pembelajaran. Kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol digunakan untuk membandingkan pengetahuan, motivasi dan

gotong royong siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

33

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Design Group

pretest-posttest yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan

menggunakan treatment yang berbeda. Untuk kelas eksperimen

pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind

mapping sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran

ceramah aktif.

Treatment group Ox X1 Oy

Control group Ox X2 Oy

Keterangan :

Ox = Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Oy = Posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

X1 =Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen berbantu

mind mapping

X2 = pembelajaran dengan metode ceramah aktif

C. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap bulan Maret-April

2018 tahun ajaran 2017/2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

34

2. Tempat penelitian:

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Mlati yang bertempat di Jl.

Gajah Mada, Cebongan, Tlogodadi, Mlati.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas XI MIPA SMA

N 1 Mlati tahun ajaran 2017/2018

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 1 Mlati yang

terdiri dari 2 kelas yaitu XI MIPA 1 yang berjumlah 27 siswa dan

XI MIPA 2 berjumlah 27 siswa. Jadi sasaran penelitian berjumlah

54 siswa.

E. Treatment Penelitian

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan

diteliti agar mendapatkan data yang diinginkan. Treatment dapat berwujud

metode pengajaran tertentu kepada siswa, untuk melihat apa dampaknya

metode itu dibandingkan metode pengajaran biasa (Suparno, 2010: 51-52).

Treatment yang dilakukan pada sampel adalah dengan melibatkan sampel

pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen

berbantu mind mapping.

Dalam proses pembelajaran digunakan metode eksperimen

berbantu metode mind mapping untuk kelas eksperimen sedangkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

35

kelas kontrol menggunakan metode ceramah aktif. Satu kelas berlaku

sebagai kelas eksperimen yaitu kelas XI MIPA I dan XI MIPA II sebagai

kelas kontrol. Pemilihan ini berdasarkan undian pemilihan kelas treatment

dan kontrol.

1. Kelas Eksperimen

Kelas yang mendapat treatment dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping adalah kelas XI MIPA I. Proses

pembelajaran di kelas ini meliputi penjelasan mengenai materi

gelombang cahaya, kemudian dilakukan praktikum yang diakhiri

dengan pembuatan mind mapping dari materi yang telah diterima

siswa untuk membantu siswa dalam memahami materi. Rencana

pelaksanan pembelajaran dari metode ini dapat di lihat pada lampiran

4.

2. Kelas Kontrol

Kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah aktif

dilaksanakan di kelas XI MIPA 2. Proses pembelajaran di kelas ini,

peneliti menjelaskan materi dengan metode ceramah dan kemudian

siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya. Kemudian

peneliti membagi siswa dalam kelompok dan meminta siswa untuk

berdiskusi tentang materi lalu dilanjutkan dengan pengerjaan soal.

Setelah selesai, peneliti meminta siswa untuk menjelaskan di depan

kelas kepada teman-teman sekelas lalu dilanjutkan dengan peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

36

mengkonfirmasi kembali dari hasil penjelasan siswa. Rencana

pelaksanaan pembelajaran terdapat pada lampiran 5.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: tes tertulis,

kuesioner, wawancara, dokumentasi, observasi.

Instrumen pembelajaran terdiri dari Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan rencana

yang dibuat oleh peneliti untuk merancang proses pembelajaran

yang akan dilakukan di kelas agar pembelajaran di kelas dapat

terlaksana sesuai yang diharapkan. Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang disusun dalam penelitian ini sesuai dengan

Kurikulum 2013 pada materi Gelombang Cahaya (lampiran 4 dan

5).

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pelaksanaan praktikum di kelas eksperimen dibutuhkan

lembar kerja siswa agar membantu siswa dalam melaksanakan

praktikum. Selain itu dapat membantu siswa dalam mengerjakan

laporan. Beberapa isi dari lembar kerja siswa: 1) tujuan, 2) alat dan

bahan, 3) prosedur percobaan, 4) pertanyaan (LKS lampiran 6 dan

7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

37

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data terdiri dari : pretest dan posttest

untuk menilai pengetahuan siswa, observasi untuk mengetahui sikap

gotong royong siswa dan kuesioner untuk melihat motivasi belajar

siswa.

a. Pretest dan Posttest

Pretest digunakan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa. Pretest ini berisi soal-soal esai yang diberikan sebelum

proses pembelajaran berlangsung.

Posttest digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Posttest

ini juga berisi soal seperti pretest namun diberikan setelah proses

pembelajaran.

Distribusi soal pretest menurut sub bab pokok bahasan dan

aspek yang ingin diukur dapat dilihat:

Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pembuatan Soal Pretest dan Posttest

Indikator hasil

belajar (IPK)

Soal Nomor

soal

Menjelaskan konsep

dan proses terjadinya

interferensi dan atau

difraksi pada peristiwa

sehari-hari.

1. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya

dapat terjadi? Jelaskan !

2. Jelaskan syarat terjadinya interferensi

gelombang cahaya !

3. Mengapa gelembung sabun pada air

dapat menghasilkan warna warni ketika

dikenai cahaya matahari ?

1,2,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

38

Indikator hasil

belajar (IPK)

Soal Nomor

soal

Mampu menggunakan

persamaan interferensi

dan difraksi cahaya

untuk menyelesaikan

persoalan.

1. Suatu difraksi dihasilkan pada layar yang

berjarak 1,5 m dari celah tunggal. Jarak

dari terang pusat ke terang ketiga adalah

54 . Tentukan lebar celah!

2. Suatu berkas cahaya monokromatis

melalui sepasang celah sempit yang

jaraknya 1 mm dan membentuk pola

interferensi pada layar yang jaraknya 2,5

m dari celah tadi. Bila jarak antara garis

gelap kedua terhadap pusat pola 3 mm,

berapa panjang gelombang yang

digunakan?

3,6

Dapat membedakan

antara peristiwa

interferensi dan

difraksi cahaya dalam

kehidupan sehari-hari

maupun teknologi

yang menggunakan

prinsip tersebut.

1. Berilah keterangan tentang peristiwa

yang ditunjukkan oleh gambar dibawah

ini!

(gelembung sabun)

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

39

Tabel 3. 2 Jawaban Pretets dan Posttest

No Jawaban Skor

1 1. Peristiwa difraksi dapat terjadi:

Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah

sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila

cahaya dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna),

selain akan mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa

disperse atau pengurain warna.

16

2 2. Syarat terjadinya interferensi gelombang

a. Kedua gelombang cahaya harus kohern, dalam arti bahwa kedua

gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh

karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama dan tetap.

b. Kedua gelombang cahaya harus memiliki ampiltudo yang

sama/hampir sama.

13

3 3. Diketahui:

Ditanya :

Jawab : (

)

(

)

= (

)

= (

)

(

)(

)

Jadi, jarak kedua celah adalah

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

40

No Jawaban Skor

4 Gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika

dikenao cahaya matahari: sinar matahari terdiri dari banyak warna yang

masuk ke dalam lapisan tipis sabun, lalu dipantulkan karena pemantulan

yang tidak merata mengakibatkan warna gelembung seolah-olah

bergerak.

25

5 4.

(gelembung sabun)

Interferensi pada selaput tipis

yang tebalnya berbeda

Interferensi pada celah ganda

Difraksi pada celah tunggal

20

6 Diketahui:

= 2,5 m

m = 2

Ditanya :

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

41

No Jawaban Skor

Jawab :

( )( )

b. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui keterlibatan dan gotong

royong siswa selama proses pembelajaran fisika. Peneliti

mengamati, membantu dan mendampingi siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Untuk mengetahui sikap gotong royong

siswa, peneliti melihat dari aspek yang akan diamati. Berikut

indikator dan aspek yang diamati pada tabel 3.3

Tabel 3. 3 Indikator Sikap Gotong Royong

No Indikator Aspek pengamatan

1. Terlibat aktif dalam kerja

sama dan bahu membahu

a. Aktif dalam kerja kelompok

b. Membantu sesama teman

kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

42

No Indikator Aspek pengamatan

2. Menjalin komunikasi dan

persahabatan

a. Mendengarkan teman yang

memberi pendapat

b. Mampu berkomunikasi dan

mencari jalan keluar

bersama

3. Memberi bantuan pada

orang lain

a. Menolong teman/orang lain

b. Rela berkorban untuk orang

lain

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberi pertanyaan tertulis kepada responden

untuk diisi. Kuesioner ini diberikan untuk mengetahui motivasi

belajar siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Kisi-kisi

dan pembuatan kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 4 Kisi-kisi, Indikator dan Pertanyaan Kuesioner Motivasi

Siswa

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

soal

1 Perhatian a. Siswa menyukai

pelajaran sehingga

perhatian siswa

meningkat

b. Siswa mempunyai

perhatian yang

tinggi dari awal

1. Saya senang belajar

fisika

2. Saya memperhatikan

penjelasan guru saat

pembelajaran

3. Saya mengerjakan

apa yang diberikan

1,2,3,4,

5,6,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

43

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

soal

sampai akhir

dalam

pembelajaran

c. Siswa mengikuti

setiap instrukti

yang diberikan

guru

d. Siswa dapat

menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru

dengan antusias

e. Siswa memberikan

pertanyaan jika

masih ada yang

belum dipahami

f. Memusatkan

perhatian pada

materi tugas yang

diberikan oleh

guru dengan tidak

melakukan

kegiatan lain

guru kepada saya

4. Saya berusaha

menjawab saat guru

mengajukan

pertanyaan

5. Saya bertanya kepada

guru jika ada yang

belum saya pahami

6. Saya fokus pada

materitugas yang

diberikan guru

dengan tidak

melakukan kegiatan

lain

2 Relevansi a. Siswa mengetahui

tujuan dari materi

yang dipelajari

b. Siswa terlibat

dalam membahas

7. Saya mengetahui

tujuan dari materi

yang saya pelajari

8. Saya terlibat dalam

membahas materi

7,8,9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

44

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

soal

materi-materi

yang dipelajari

c. Siswa dapat

mencari kaitan

antara

pembelajaran

dengan kehidupan

sehari-hari

yang dijelaskan guru

9. Saya dapat

mengaitkan materi

yang dipelajari

dengan kehidupan

sehari-hari

3 Kepercayaan

diri

a. Siswa yakin pada

kemampuan yang

dimiliki

b. Siswa mampu

menyelesaikan

tugas yang

diberikan guru

c. Siswa yakin

dengan

kemampuan yang

dimiliki

10. Saya yakin dengan

kemampuan yang

saya miliki untuk

menyesaikan tugas

dari guru

11. Saya yakin dapat

menyelesaikan tugas

yang diberikan guru

12. Saya mampu untuk

menyelesaikan tugas

dari guru secara

mandiri

10,11,

12

4 Kepuasan a. Siswa merasa

puas dengan apa

yang dikerjakan

b. Siswa merasa

puas dengan

jawaban nya

c. Siswa merasa

puas dengan

13. Saya merasa puas

dengan apa yang

saya kerjakan

14. Saya merasa puas

dengan jawaban saya

pada soal yang

diberikan

15. Saya merasa puas

13,14,

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

45

No Nilai

motivasi Indikator Pertanyaan

Nomor

soal

kemampuan

mereka dalam

memahami materi

pembelajaran

karena dapat

memahami materi

yang disampaikan

guru

d. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mengkonfirmasi sekaligus memperjelas isi dari mind map yang

dibuat oleh siswa dengan tujuan agar peneliti mengetahui apakah

siswa benar-benar paham dengan mind mapping yang mereka tulis.

Sehingga ada kaitan antara mind mapp yang siswa buat dengan

hasil penjelasan dari wawancara tentang mind mapping yang dibuat

siswa.

G. Validitas

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh

mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan

(Suparno, 2014: 65). Instrumen-instrumen yang akan dilihat validasinya

adalah: soal-soal pre-test dan post-test, kuesioner motivasi siswa selama

mengikuti proses pembelajaran dengan metode eksperimen berbantu mind

mapping dan metode ceramah aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

46

H. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis data

secara statistik dan tiap masalah dianalisis secara tersendiri. Analisis data

dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Pengetahuan Siswa

Data penelitian yang diperoleh berupa pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol akan dianalisis secara kuantitatif. Soal

pretest dan posttest akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas

pertanyaan yang diberikan. Penskoran pretest dan posttest didasarkan

pada panduan penskoran. Untuk melihat hasil pretest dan posttest kelas

kontrol dan kelas eksperimen serta melihat motivasi belajar awal dan

akhir siswa apakah memiliki perbedaan yaitu diuji dengan uji-T

independent. Dan untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan,

motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping pada pretest dibandingkan dengan

posttest dengan uji T dependent. Perhitungan uji T menggunakan

bantuan SPSS dengan tingkat signifikan 0,05. Data akan dianalisis

dengan cara sebagai berikut:

a. Uji-T independent untuk pretest kelas eksperimen (XI MIPA 1)

dan kelas kontrol (XI MIPA 2). Pengujian ini dilakukan untuk

melihat pengetahuan awal kedua kelas tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

47

b. Uji-T dependent untuk membandingkan pretest dan posttest

untuk kelas eksperimen (XI MIPA I) apakah mengalami

peningkatan setelah diberi treatment.

c. Uji-T dependent untuk membandingkan pretets dan posttest

untuk kelas kontrol (XI MIPA II) apakah mengalami

peningkatan.

d. Uji-T independent untuk posttest kelas eksperimen (XI MIPA 1)

dan kelas control (XI MIPA 2). Untuk melihat hasil

pengetahuan akhir siswa kedua kelas apakah mengalami

perbedaan baik yang diajarkan dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping maupun ceramah aktif.

e. Persamaan umum uji-T independent adalah sebagai berikut:

tobs = ( )

√[( )

( )

( ][

]

……………..(1)

keterangan:

n1 = Jumlah anggota kelompok 1

n2 = Jumlah anggota kelompok 2

s1 = Standar deviasi kelompok 1

s2 = Standar deviasi kelompok 2

= Nilai rata-rata kelompok 1

= Nilai rata-rata kelompok 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

48

Bila maka signifikan, dengan = 0,05. P merupakan nilai

probabilitas yang dilihat dari SPSS.

f. Persamaan umum uji-T dependent sebagai berikut:

trel = ( )

√ ( )

( )

………………. (2)

keterangan:

D = perbedaan antara skor tiap subjek = X1 – X2

N = jumlah pasang skor (jumlah Pasangan)

X1 = nilai pre-test

X2 = nilai pos-test

2. Analisis Motivasi Belajar

Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur motivasi

belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan

metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.

Kusioner terdiri dari 15 pernyataan yang dibuat peneliti.

Skala Likert digunakakan dalam penelitian ini untuk menyatakan

sikap siswa yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah. Berikut tabel

penskoran setiap pernyataan:

Tabel 3. 5 Penskoran Kuesioner Motivasi Belajar

Skala pengukuran Skor

Selalu 4

Sering 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

49

Skala pengukuran Skor

Jarang 2

Tidak pernah 1

Data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebelum dan setelah dilakukan treatment akan dianalisis

dengan menggunakan uji dependent dan independent untuk

mengetahui apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa pada

kedua kelas. Persamaan uji t independent dan dependent yan

digunakan seperti pada persamaan (1) dan (2)

3. Analisis Sikap Gotong Royong

Sikap gotong royong siswa dianalisis dengan kualitatif deskriptif

dimana hasil observasi berdasarkan indikator dan video proses

pembelajaran di kelas dideskripsikan dan dianalisis untuk melihat

bagaimana sikap gotong royong siswa di kelas eksperimen berbantu

mind mapping dan kelas kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

50

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Mlati. Subyek

penelitian adalah siswa kelas XI MIPA I sebagai kelas eksperimen dan XI

MIPA II sebagai kelas kontrol yang dilaksanakan pada tanggal 3 April

2018 sampai dengan 27 April 2018.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan untuk dua kelas

tersebut. Berikut adalah jadwal proses pengambilan data yang

dilaksanakan di kelas XI MIPA 1 dan XI MIPA pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Rincian Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/

tanggal

Jam

ke Kelas

Jumlah

siswa

yang

hadir

Kegiatan

1 Selasa,

3 April

2018

3-4

XI MIPA II

Kelas

kontrol

31

- Perkenalan

- Pretest

- Siswa mengisi kuisioner motivasi

belajar

- Menjelaskan materi kisi difraksi

dengan metode ceramah aktif.

4-5 XI MIPA 1

Kelas

Eksperimen

28

- Perkenalan

- Pretest

- Siswa mengisi kuisioner motivasi

belajar

- Menjelaskan metode eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

51

No Hari/

tanggal

Jam

ke Kelas

Jumlah

siswa

yang

hadir

Kegiatan

berbantu mind mapping

- Latihan membuat mind mapping

2 Rabu, 4

April

2018

9-10

XI MIPA 2

Kelas

kontrol

32

- Menjelaskan materi difraksi

cahaya

- Latihan soal dalam kelompok kecil

- Siswa mengerjakan soal di depan

kelas

3 Kamis

5 April

2018

5-6

XI M IPA 1

Kelas

eksperimen

30

- Penjelasan tentang materi

interferensi cahaya

- Latihan soal

- Penjelasan materi kisi difraksi

4

Selasa

24

April

2018

3-4

XI MIPA 2

Kelas

kontrol

32

- Peneliti menjelaskan lanjutan

materi

- Diskusi dan menjawab soal dalam

kelompok

- Siswa membahas soal

5-6

XI MIPA 1

Kelas

eksperimen

30

- Diskusi eksperimen yang akan

dilakukan

- Penjelasan eksperimen oleh

peneliti

- Siswa melakukan eksperimen

- Siswa mengisi LKS

5

Rabu,

25

April

2018

9-10 XI MIPA 2 31

- Review materi yang telah dipelajari

- Posttest

- Siswa mengisi kuisioner motivasi

6

Kamis,

26

April

2018

5-6 XI MIPA 1 31

- Siswa membuat mind map

- Pembahasan LKS

- Review materi yang telah dipelajari

- Posttest

- Siswa mengisi kuisioner motivasi

belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

52

1. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol

a. Selasa, 3 April 2018

Pertemuan pertama di kelas kontrol yaitu kelas XI MIPA 2

dengan jumlah siswa 31 orang. Pelajaran dimulai pukul 08.45-

10.30. Peneliti masuk kelas diawali dengan memberikan salam

kepada siswa, memperkenalkan diri, dan mengecek kehadiran

siswa, kemudian membagikan soal pretest kepada seluruh siswa.

Reaksi siswa saat mendapatkan soal sangat beragam karena mereka

belum belajar dan belum banyak tahu tentang materinya. Pada saat

mengerjakan soal terdapat beberapa siswa yang mencoba membuka

buku, tetapi segera didekati dan menegur. Siswa mengerjakan soal

selama 50 menit, setelah siswa selesai mengerjakan, peneliti

membagikan kuesioner motivasi belajar kepada siswa untuk

mengetahui motivasi siswa diawal pembelajaran dan diberikan

waktu untuk mengisi kuisioner selama 10 menit (lihat pada gambar

4.1).

Setelah siswa mengerjakan soal pretest dan mengisi lembar

kuesioner, peneliti menyampaikan materi yang akan dipelajari

dilanjutkan pembelajaran dengan menanyakan kepada siswa apa

yang mereka ketahui tentang interferensi cahaya. Karena masih

banyak siswa yang kurang paham, sehingga diawali dengan contoh

dalam kehidupan sehari-hari dan ketika membahas dan

menjelaskan tentang interferensi cahaya, siswa mulai ribut dan asik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

53

sendiri bahkan membahas diluar konteks pembelajaran. Peneliti

kemudian mencoba menenangkan dan mengaitkan contoh dengan

materi yang akan dipelajari. Sebelum menutup pembelajaran,

terlebih dahulu memberitahu materi yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya lalu mengucapkan salam kepada siswa.

Gambar 4. 1 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal pretest

b. Rabu, 4 April 2018

Pembelajaran dimulai pada pukul 14.15. Peneliti membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam dan doa lalu mengecek

kehadiran siswa dan melanjutkan materi tentang interferensi

cahaya. Karena siswa kelihatan mengantuk pada saat awal, maka

peneliti menjelaskan sambil bertanya kepada siswa supaya siswa

ikut berpikir. Beberapa siswa tetap antusias menjawab pertanyaan,

mengerjakan soal dan bertanya kepada peneliti juga berdiskusi

dengan teman-teman, membahas bersama lalu mengerjakan soal

latihan di papan tulis (lihat gambar 4.2). Lalu dilanjurkan

penjelaskan sedikit tentang kisi difraksi. Pada proses pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

54

ini siswa memang kelihatan sangat lelah karena jam pelajaran

fisika paling akhir dan sudah hampir sore. Diakhir pembelajaran

siswa diberitahu tentang materi dan kegiatan pertemuan selajutnya.

Gambar 4. 2 Siswa mengerjakan soal latihan di papan tulis

c. Selasa, 24 April 2018

Pertemuan ketiga dikelas kontrol dilaksanakan setelah dua

minggu jeda yaitu libur Ujian Nasional untuk kelas XII dan

Penilaian Tengah Semester untuk kelas X dan kelas XI. Setelah

doa dan presensi peneliti mengulang sekilas materi pada pertemuan

sebelumnya. Setelah siswa mendapat penyegaran dan mengingat

kembali materi sebelumnya, siswa dibagi dalam 6 kelompok untuk

berdiskusi, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan materi

tentang kisi difraksi dan membagikan materi dan soal untuk diskusi

(lihat gambar 4.3). Suasana kelas cukup ramai dan siswa cukup

antusias karena berada dalam kelompok namun beberapa kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

55

yang tidak ikut berdiskusi bersama teman-teman kelompok.

Setelah siswa berdiskusi, peneliti dan siswa lalu membahas

bersama soal-soal latihan dan meminta siswa untuk mengerjakan di

papan tulis. Sebelum mengakhiri pertemuan, siswa diberi

kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

Beberapa siswa bertanya kemudian dibahas bersama, kemudian

siswa diingatkan bahwa pertemuan terakhir akan diadakan posttest,

kemudian mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.

Gambar 4. 3 Siswa berdiskusi dan mengerjakan soal dalam

kelompok

d. Rabu, 25 April 2018

Pertemuan terakhir di kelas ini diawali dengan doa dan

dilanjutkan dengan presensi peneliti merangkum materi yang telah

diajarkan lalu membagikan soal posttest kepada siswa dan siswa

mengerjakan selama 50 menit (gambar 4.4), yang dilanjutkan

dengan pembagian kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa

setelah mengikuti pembelajaran dan meminta siswa mengisi

kuesioner selama 10 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

56

Jawaban posttest dan kuesioner siswa kemudian dikumpul

yang telah diisi, dilanjutkan ucapan terima kasih kepada siswa

yang telah bersedia untuk menjadi subjek penelitian.

Gambar 4. 4 Siswa kelas kontrol mengerjakan soal posttest

2. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen

a. Selasa, 3 April 2018

Pertemuan pertama di kelas eksperimen hampir sama

dengan pertemuan di kelas kontrol. Peneliti memperkenalkan diri

dilanjutkan dengan melakukan presensi. Jumlah siswa di kelas

eksperimen berjumlah 32 siswa. Pelajaran dimulai pada pukul

10.30 sampai dengan 12.00 WIB. Setelah berkenalan dan

melakukan presensi, peneliti membagikan soal pretest kepada

siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan soal selama 50 menit

(lihat gambar 4.5). Situasi kelas saat mengerjakan cukup tenang

dan aman meskipun ada siswa yang butuh pengawasan khusus.

Setelah siswa mengumpulkan pretest, siswa kemudian mengisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

57

kuesioner motivasi dalam waktu 10 menit. Siswa mulai

diperkenalan dengan mind mapping yaitu dengan menunjukkan

contoh mind mapping lalu meminta siswa membuat mind mapping

dari materi yang telah diajarkan oleh Bu Kuswantini dimana siswa

telah melaksanakan praktikum dari materi tersebut. Karena tidak

cukup waktu untuk memulai pelajaran maka peneliti hanya

menjelaskan materi yang akan dipelajari, lalu mengakhiri pelajaran

dengan terlebih dahulu menyampaikan materi yang akan dipelajari

pada pertemuan selanjutnya lalu kemudian mengucapkan salam.

Gambar 4. 5 Siswa kelas eksperimen mengerjakan soal pretest

b. Kamis, 5 April 2018

Pembelajaran dimulai pada pukul 10.00 WIB. Setelah

melakukan presensi peneliti langsung menjelaskan materi tentang

interferensi cahaya, lalu menjelaskan materi sampai pada difraksi

cahaya, perumusan dan juga beberapa soal. Suasana kelas cukup

mudah terkontrol hanya saja di tiga puluh menit terakhir beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

58

siswa minta ijin keluar yaitu beberapa pengurus osis dan panitia

perkemahan pramuka. Sisa waktu digunakan untuk memberi soal

latihan kepada siswa untuk dikerjakan dengan teman sebangku

(lihat gambar 4.6) dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

Setelah pembelajaran selesai peneliti mengingatkan bahwa

pertemuan selanjutnya akan diadakan praktikum.

Gambar 4. 6 Siswa berdiskusi dengan teman sebangku

c. Selasa, 24 April 2018

Pertemuan ketiga di kelas eksperimen seharusnya

dilaksanakan di laboratorium fisika namun karena laboratorium

dipakai untuk pemeriksaan inspektorat akhirnya Ibu Kuswantini

dan peneliti memutuskan untuk melakukan praktikum di kelas

meskipun kurang efektif.

Untuk menghemat waktu presensi dilakukan dengan

menyebutkan nama anggota kelompok dan setiap siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

59

disebutkan namanya diminta untuk langsung pindah ke tempat

kelompoknya. Setelah siswa berada dalam kelompok peneliti

sedikit menambah materi yang belum tersampaikan dipertemuan

sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian alat dan

bahan praktikum sekaligus lembar kerja siswa (LKS). Siswa sangat

antusias membantu peneliti dalam membagikan alat praktikum dan

juga LKS, sehingga tidak banyak membuang waktu. Selanjutnya

dijelaskan penggunaan, bahaya, cara kerja alat dan prosedur

praktikum, siswa cukup tenang saat mendengarkan penjelasan.

Setelah paham, siswa diberi kesempatan untuk memulai

praktikum tentang difraksi cahaya dan mengingatkan siswa untuk

mengisi LKS. Dalam berjalannya praktikum, setiap kelompok

dibimbing, peneliti cukup kewalahan karena setiap kelompok

memanggil dalam waktu yang sama, jadi diatur dengan adil agar

semua kelompok tidak kebingungan (lihat gambar 4.7 dan gambar

4.8).

Selanjutnya, siswa mengerjakan praktikum yang kedua

yaitu interferensi cahaya dan mengisi LKS. Siswa cukup semangat

dan antusias dalam melakukan percobaan, mereka cukup teliti dan

banyak bertanya. Sembari membimbing berjalannya praktikum

peneliti mengobservasi sikap gotong royong setiap kelompok

dengan bantuan video dengan memperhatikan indikator yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

60

Kendala dalam melaksanakan praktikum yaitu karena

ruangan yang digunakan adalah ruangan kelas jadi cukup banyak

cahaya yang masuk dan jendela kelas tidak ditutupi gorden

sehingga siswa cukup sulit dalam melaksanakan praktikum.

Setelah selesai siswa merapikan alat praktikum kemudian

meminta siswa mengerjakan kemudian mengumpulkan LKS.

Karena waktu hampir habis, proses pembelajaran diakhiri dan

siswa diperbolehkan membawa pulang LKS untuk dikerjakan

dirumah dan dikumpulkan pada esok harinya.

Gambar 4.7 Siswa melakukan

praktikum kisi difraksi

Gambar 4.8 Siswa melakukan

praktikum interferensi

d. Kamis, 26 April 2018

Pada pertemuan terakhir di kelas eksperimen, peneliti

mengecek kehadiran kemudian peneliti membagi kertas kosong

kepada masing-masing siswa untuk membuat mind mapping pada

kertas tersebut selama kurang lebih 10 menit. Setelah selesai

membuat mind map, siswa diminta untuk membacakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

61

menjelaskan hasil yang mereka peroleh selama praktikum. Setelah

membahas dan berdiskusi tentang LKS, siswa mengumpulkan

lembar kerja siswa tersebut.

Peneliti kemudian membahas dan merangkum materi yang

telah dipelajari dengan secara singkat, lalu meminta siswa untuk

menutup buku dan membagi soal posttest. Siswa mengerjakan soal

tersebut dilanjutkan dengan mengisi kuisioner motivasi belajar

(lihat gambar 4.9)

Pada akhir pelajaran, peneliti menyampaikan ucapan terima

kasih kepada siswa karena telah bersedia belajar bersama dan

menjadi subjek penelitian.

Gambar 4.9 Siswa mengerjakan soal posttest

3. Wawancara Kelas Eksperimen berbantu Mind Mapping

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengkonfirmasi isi

mind mapping yang telah dibuat siswa (lihat gambar 4.10). Wawancara

dilakukan setelah kelas eksperimen melaksanakan posttest dengan

jumlah sampel sebanyak 5 siswa dan dilakukan selama kurang lebih 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

62

menit di laboratorium fisika. Pada proses pelaksanaan wawancara,

siswa lebih banyak menjawab hal yang diluar konteks yang

dibicarakan dan lebih membahas bagaimana mereka membuat ide

mind mapping dan menceritakan proses, padahal yang diinginkan

siswa membahas mind map yang mereka buat dengan materi yang

telah dipelajari. Namun, ada 3 orang siswa yang mencoba menjawab

dan mengkonfirmasi pengetahuan dengan mind map yang mereka buat.

Berdasarkan hasil wawancara, yang disampaikan siswa sangat

beragam. Ada yang merasa senang saat membuat mind map karena

cukup terbantu untuk memahami kembali materi yang telah dipelajari

dan ada siswa yang kesulitan dalam mendapatkan ide untuk mulai

membuat mind map.

Siswa berusaha untuk membuat mind map yang menarik, namun

kebanyakan mind map yang dibuat siswa masih terlalu banyak tulisan

dan sulit dalam meringkas materi. Ada yang menuangkan apa yang

mereka pahami dengan menggambar sesuai apa yang mereka peroleh

dalam praktikum. Ide-ide membuat mind map yang mereka gunakan

yaitu dengan gambar bulan, bintang, awan, pohon, bahkan ada yang

hanya menarik garis biasa. Siswa kebanyakan mengatakan bahwa mind

map mereka keliru dan kurang lengkap karena keterbatasan waktu dan

beberapa siswa mengatakan bahwa mereka lupa. Secara garis besar

mind map yang dibuat oleh siswa cukup menggambarkan isi materi,

meskipun hanya beberapa siswa yang mind mapping mereka lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

63

Siswa mengatakan bahwa mind map sangat membantu mereka

untuk memahami materi dan berusaha mencoba mengingat apa yang

telah dipelajari sekaligus melatih siswa dalam mengasah kreasi

mereka. Karena keterbatasan waktu dalam wawancara ini peneliti tidak

banyak menggali pengetahuan siswa dari hasil mind mapping,

sehingga apa yang kurang dalam mind mapping siswa tidak semua

dapat dijelaskan kembali.

Gambar 4. 10 Peneliti mewawancara siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

64

B. Data dan Analisis

1. Pengetahuan Siswa

Pada tabel 4.2 ditampilkan nilai pretest dan posttest pengetahuan

siswa pada materi gelombang cahaya pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

Tabel 4. 2 Nilai pretest dan postets kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Kode

Siswa

Nilai Siswa Kelas

Eksperimen

Nilai Siswa Kelas

Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

F1 22 62.5 22.75 45.5

F2 24.5 77 25 52

F3 20 55 28 56

F4 22 62 24.5 43.5

F5 25 63.25 20.5 45

F6 23.5 73 23 41.5

F7 18.5 48 25 65

F8 30 78.5 30 60.5

F9 23.5 74 23 51.5

F10 24 48 25.25 52

F11 22.5 45.5 24.5 44.5

F12 26 58.75 26 50

F13 42 57 34 64

F14 25 68 28.5 62

F15 32.5 77.35 27.5 50.25

F16 23.5 66 25 40.5

F17 19 45.5 26.5 46

F18 30.25 71.75 23 62

F19 21 38 24.5 60.5

F20 22.5 64 32 54

F21 22 66.25 24.5 60

F22 21 56 32 68

F23 25.5 54.5 34 64.5

F24 25.5 62.5 33.5 54

F25 20.5 54 22.5 62

F26 22 63 25 45

F27 18.25 36 23 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

65

Kode

Siswa

Nilai Siswa Kelas

Eksperimen

Nilai Siswa Kelas

Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Mean 24,15 60,20 26,41 53,21

Standar

Devisai 4,95 11,62 3,83 8,76

a. Uji t independent prestets kelas eksperimen dan kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan

awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi

gelombang cahaya. Perhitungan dengan SPSS, hasil analisa pretest

terlihat pada tabel 4.3

Tabel 4. 3 Hasil perbandingan pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai

Equal

variances

assumed

.067 .796 -1.874 52 .067 -2.25926 1.20565 -4.67858 .16006

Equal

variances

not assumed

-1.874 48.963 .067 -2.25926 1.20565 -4.68216 .16364

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NILAI Kelas Eksperimen 27 24.15 4.95084 .95279

Kelas Kontrol 27 26.41 3.83879 .73877

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

66

Berdasarkan tabel hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.3

terlihat nilai mean untuk pretest materi gelombang cahaya untuk

kelas eksperimen berbantu mind mapping adalah 24,15 sedangkan

mean kelas kontrol nilai mean: 26,41 dengan|tobs|= |1,874| dan p

sebesar= 0,067. Dengan menggunakan level signifikan = 0,05,

maka nilai p = 0,067 = 0,05 maka tidak signifikan. Hal ini

berarti bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan awal kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan awal kedua kelas adalah sama.

b. Uji t dependent pretest dan posttest kelas eksperimen

Uji ini bertujuan mengetahui apakah metode yang

digunakan dapat meningkatkan pengetahuan siswa pada materi

gelombang cahaya. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4. 4 Hasil perbandingan pretest dan posttest kelas eksperimen

berbantu mind mapping

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 24.15 27 4.95084 .95279

Posttest 60.20 27 11.62178 2.23661

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

67

Berdasarkan hasil pada tabel 4.4 diperoleh nilai mean

pada pretest siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping

adalah 24,15 sedangkan mean pada posttest 60,20.

Nilai|tobs|= |17,940| dan p = 0,000 karena p = 0,000 < =

0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan terdapat

perbedaan pengetahuan awal dan pengetahuan akhir pada

materi gelombang cahaya, atau bisa dikatakan ada

peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menggunakan metode eksperimen berbantu mind

mapping.

c. Uji t dependent pretest dan posttest kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah metode

ceramah aktif yang diterapkan pada kelas kontrol dapat

meningkatkan pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya.

Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-

tailed)

Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Pretest

-

Posttest

-

36.05000 10.44170 2.00951

-

40.18060

-

31.91940 -17.940 26 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

68

Tabel 4. 5 Hasil Perbandingan Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 26.41 27 3.83879 .73877

Posttest 53.21 27 8.76529 1.68688

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Pretest

-

Posttest

-

26.80556 7.57505 1.45782

-

29.80215 -23.80896

-

18.387 26 .000

Berdasarkan hasil pada tabel 4.5 diperoleh mean

pretest siswa kelas kontrol adalah 26,41 sedangkan mean

pada posttest adalah 53,21. Nilai |tobs|= |18,387| kerena p

= 0,000 < = 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan

ada perbedaan pengetahuan awal dan pengetahuan akhir pada

materi gelombang cahaya, atau bisa dikatakan ada

peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menggunakan metode ceramah aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

69

d. Uji t independent posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan akhir dari

kedua kelas yaitu kelas eksperimen berbantu mind mapping dan

kelas kontrol. Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4. 6 Perbandingan Posttest Kelas Eksperimen Berbantu Mind

Mapping dan Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.6 terlihat

mean pretest materi gelombang cahaya untuk kelas eksperimen

berbantu mind mapping adalah 60,20 sedangkan kelas kontrol:

53,21 dengan tobs = 2,493 dan p= 0,016. Karena nilai p = 0,016 <

= 0,05 maka hasilnya signifikan. Hal ini berarti bahwa ada

perbedaan nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari

Group Statistics

Kelas N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

NILAI Kelas Eksperimen 27 60.20 11.62178 2.23661

Kelas Kontrol 27 53.21 8.76529 1.68688

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig. (2-

tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

NILAI

Equal variances assumed

1.506 .225 2.493 52 .016 6.98519 2.80143 1.36371 12.60666

Equal variances not assumed

2.493 48.348 .016 6.98519 2.80143 1.35358 12.61679

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

70

mean dapat disimpulkan bahwa nilai akhir kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol.

2. Motivasi Belajar Siswa

Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan cara siswa mengisi

kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran dengan materi gelombang

cahaya selesai. Kuesioner tersebut dibagikan ke kedua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data motivasi belajar siswa dapat

dilihat pada tabel 4.7

Jumlah siswa yang diambil kuisioner motivasi yaitu 54 siswa,

dengan jumlah siswa dari kelas eksperimen 27 orang dan dari kelas

kontrol 27 siswa.

Tabel 4. 7 Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol

Kode

Nilai Motivasi Kelas

Eksperimen Nilai Motivasi Kelas Kontrol

Siswa Motivasi

Awal

Motivasi

Akhir Selisih

Motivasi

Awal

Motivasi

Akhir Selisih

F1 39 47 8 35 45 10

F2 43 50 7 38 42 4

F3 46 41 5 37 40 3

F4 36 47 11 35 27 -8

F5 38 48 10 38 46 8

F6 36 50 14 46 44 -2

F7 33 42 9 34 42 8

F8 42 50 8 45 48 3

F9 40 48 8 44 46 2

F10 33 42 9 41 44 3

F11 30 45 15 38 37 -1

F12 40 47 7 40 40 0

F13 38 46 8 30 42 12

F14 30 50 20 37 40 3

F15 36 52 16 42 50 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

71

Kode

Nilai Motivasi Kelas

Eksperimen Nilai Motivasi Kelas Kontrol

Siswa Motivasi

Awal

Motivasi

Akhir Selisih

Motivasi

Awal

Motivasi

Akhir Selisih

F16 42 50 8 40 46 6

F17 33 35 3 38 42 4

F18 42 52 10 32 37 5

F19 44 51 7 46 43 -3

F20 35 48 13 37 44 7

F21 47 44 -3 39 45 6

F22 33 48 15 44 50 6

F23 32 47 15 36 46 10

F24 38 45 7 39 40 1

F25 32 44 12 42 48 6

F26 37 46 9 41 48 7

F27 30 35 5 30 40 10

Mean 36,93 46,60 9,67 38,67 43,04 4,37

Stand.

Deviasi 4,46 4,24 4,20 4,40 4,80 4,55

a. Uji t independent motivasi belajar fisika kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar fisika kelas

eksperimen berbantu mind mapping dan kelas kontrol sebelum

pembelajaran berlangsung. Hasil analisa statistik terlihat pada tabel

4.8

Tabel 4. 8 Hasil Perbandingan Motivasi Awal Belajar Fisika Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

motivasi

Kelas

Eksperimen 27 36.93 4.46289 .85888

Kelas Kontrol 27 38.67 4.39405 .84564

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

72

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.8

diketahui bahwa nilai mean motivasi belajar awal siswa kelas

eksperimen sebesar 36,93 sedangkan mean motivasi belajar

awal siswa kelas kontrol sebesar 38,67 dengan |tobs| = |1,444|

dan p = 0,155. Oleh karena p=0,155 =0,05 maka tidak

signifikan. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi

awal belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Artinya

bahwa motivasi belajar fisika siswa kedua kelas tersebut

sebelum pembelajaran adalah sama.

b. Uji t dependent motivasi belajar awal dan akhir kelas

eksperimen

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan

metode eksperimen berbantu mind mapping dapat

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Motivasi

awal

Equal

variances

assumed

.270 .606 -

1.444 52 .155 -1.74074 1.20531

-

4.15938 .67790

Equal

variances

not

assumed

-

1.444 51.987 .155 -1.74074 1.20531

-

4.15939 .67791

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

73

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

fisika. Hasil analisa terlihat pada tabel 4.9

Tabel 4. 9 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa

Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.9

diperoleh mean motivasi awal siswa kelas eksperimen adalah

36,93 sedangkan motivasi akhir belajar siswa adalah 46,60

dengan|tobs|= |11,942| dan p = 0,000 < =0,05 maka

signifikan. Hal ini menunjukkan ada perbedaan motivasi

belajar siswa diawal dan diakhir pembelajaran. Artinya

penerapan metode eksperimen berbantu mind mapping

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Motivasi awal 36.93 27 4.46289 .85888

Motivasi akhir 46.60 27 4.24499 .81695

Paired Samples Test

Paired Differences T df Sig. (2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

pretest

motivasi -

posttest

motivasi

-

9.66667 4.20622 .80949

-

11.33059

-

8.00274

-

11.942 26 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

74

meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar fisika pada

kelas eksperimen.

c. Uji t dependent motivasi belajar siswa kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah penerapan

metode ceramah aktif dapat mempengaruhi motivasi belajar

siswa kelas kontrol. Hasil analisa dapat terlihat pada tabel 4.1

Tabel 4. 10 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Awal dan Akhir Siswa

Kelas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.10

diperoleh mean motivasi awal siswa kelas kontrol adalah 38,67

sedangkan mean motivasi akhir setelah pembelajaran dilakukan

adalah 43.04, nilai |tobs|= |4,991| dan p = 0,000. Oleh karena

p=0,000 < 0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan ada

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Motivasi awal 38.67 27 4.39405 .84564

Motivasi akhir 43.04 27 4.79167 .92216

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed) Mean Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

motivasi awal

motivasi akhir

-

4.37037 4.55013 .87567

-

6.17034

-

2.57040 -4.991 26 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

75

peningkatan motivasi belajar siswa kelas kontrol dalam belajar

fisika setelah pembelajaran dengan ceramah aktif dilaksanakan.

d. Uji t independent motivasi akhir belajar fisika kelas eksperimen

dan kelas kontrol

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

motivasi belajar akhir siswa dalam belajar fisika antara siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisa motivasi

belajar ahir telihat pada tabel 4.11

Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Motivasi Belajar Akhir Siswa Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

motivasi akhir Kelas Eksperimen 27 46.60 4.24499 .81695

Kelas Kontrol 27 43.04 4.79167 .92216

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality

of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig.

(2-

tailed

)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

motivas

i akhir

Equal

variance

s

assumed

.44

4

.50

8

2.88

6 52 .006 3.55556 1.23198

1.0834

0

6.0277

1

Equal

variance

s not

assumed

2.88

6

51.25

5 .006 3.55556 1.23198

1.0825

5

6.0285

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

76

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.11, mean

motivasi akhir siswa pada kelas eksperimen sebesar 46,60

sedangkan pada kelas kontrol sebesar 43,04, dengan t = 2,886

dan p = 0,006 < = 0,05 maka tidak signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan motivasi belajar kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena nilai rata-rata

motivasi akhir siswa eksperimen lebih besar dari kelas kontrol,

maka motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih besar dari

kelas kontrol setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan

ceramah aktif.

e. Uji t independent selisih motivasi awal dan akhir (kelas

eksperimen dan kelas kontrol)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

peningkatan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol dengan membandingkan selisih nilai motivasi awal dan

akhir kedua kelas tersebut. Hasil analisa selisih motivasi

terlihat pada tabel 4.12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

77

Tabel 4. 12 Perbandingan selisih motivasi awal dan akhir siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Motivasi Kelas Ekperimen 27 9.67 4.206 .809

Kelas Kontrol 27 4.37 4.550 .876

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pada tabel 4.12 diketahui

selisih rata-rata motivasi awal dan akhir kelas eksperimen adalah 9,67

dan kelas kontrol 4,37 dengan tobs= 4,441, p=0,000. Oleh karena

p=0,000 < =0,05 maka signifikan. Hal ini menunjukkan ada

perbedaan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

setelah pembelajaran dilakukan.

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Motivasi

Equal variances assumed

.105 .747 4.441 52 .000 5.296 1.193 2.903 7.689

Equal variances not assumed

4.441

51.682

.000 5.296 1.193 2.903 7.690

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

78

3. Sikap Gotong Royong Siswa

Ada tiga (3) indikator yang digunakan untuk melihat sikap gotong

royong siswa yang diperoleh lewat rekaman video, foto kegiatan

pembelajaran yang dibantu dengan indikator mengenai sikap gotong

royong yang diisi oleh peneliti. Rekaman video, foto dan hasil catatan

peneliti tersebut kemudian dianalisa. Berikut tiga (3) indikator gotong

royong yang digunakan peneliti:

a. Terlibat aktif dalam kerja sama dan bahu membahu.

Selama proses pembelajaran di kelas eksperimen berbantu

mind mapping (kelas XI MIPA 1), untuk indikator yang pertama

ada dua aspek yang dilihat yaitu aktif dalam kerja kelompok dan

membantu sesama teman kelompok. Berdasarkan pengamatan

pada kelas eksperimen hampir semua siswa terlibat aktif dan saling

membantu, Hal ini terlihat pada saat siswa diminta untuk

mengerjakan soal latihan dalam kelompok kecil pada pertemuan

kedua. Siswa dengan antusias mencoba mengerjakan dan

berdiskusi bersama teman-teman sebangku, bahkan saat mereka

kurang paham dengan materi ataupun penyelesaian soal, mereka

terlebih dahulu bertanya ke teman baru ditanyakan kepada peneliti.

Situasi ini juga terlihat pada saat melakukan praktikum di kelas,

dimana siswa atau salah satu anggota kelompok membagi tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

79

kepada teman-teman sekelompoknya untuk melakukan percobaan

lalu terlibat aktif dalam kelompok untuk mengerjakan LKS.

Keterlibatan siswa pada kelas kontrol terbilang aktif dalam

kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan, namun

tidak seaktif kelas eksperimen. Siswa di kelas kontrol juga

tergabung dalam beberapa kelompok pada saat diskusi dan

mengerjakan latihan soal, tetapi dalam kelompok hanya siswa

tertentu yang terlihat serius dan mengerjakan sedangkan siswa

yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. Untuk aspek

membantu sesama teman kelompok, siswa pada kelas kontrol

dinilai cukup baik karena beberapa siswa yang paham dalam satu

kelompok mengajari teman-temannya. Beberapa siswa juga terlihat

bekerja sendiri dan susah berdiskusi ataupun membantu temannya.

b. Menjalin komunikasi dan persahabatan

Pada kelas eksperimen berbantu mind mapping, berdasarkan

indikator yang ke dua, mulai terlihat pada pertemuan kedua siswa

berdiskusi dengan teman sebangku. Siswa menjalin komunikasi

dan persahabatan dengan baik. Dari aspek yang diamati yaitu

mendengarkan teman yang berpendapat siswa melakukannya dan

berkomunikasi untuk mencari jalan keluar bersama dari masalah

yang mereka temukan. Hal ini terlihat jelas pada saat pelaksanaan

praktikum pada kelas eksperimen. Siswa mampu mendengarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

80

satu anggota kelompok yang membagi tugas pada masing-masing

anggota. Mampu mencari jalan keluar bersama dalam kelompok

secara mandiri, saat mereka menemukan masalah. Dalam

kelompok masing-masing mereka mencoba mencari jalan keluar

kemudian bertanya kepada peneliti. Secara keseluruhan sikap

saling menjalin komunikasi dan persahabatan pada kelas

eksperimen berbantu mind mapping tergolong baik.

Hasil pengamatan peneliti bahwa siswa mampu menjalin

komunikasi dengan baik dari dua aspek tersebut. Hal tersebut

dilihat dari bagaimana siswa bertanya kepada teman sebangku

kemudian yang lain mendengarkan informasi dari temannya, saat

siswa menemukan masalah pada percobaan yang dilakukan,

mereka berdiskusi, saling mendengarkan dan mencari jalan keluar

bersama. Dengan demikian siswa yang belum mengerti dapat

terbantu dengan saling sharing.

Berdasarkan pengamatan dari indikator yang kedua, sikap

gotong royong siswa kelas kontrol cukup baik. Karena pada

pertemuan pertama siswa belum terbagi dalam kelompok diskusi,

maka pada diskusi pertama belum terlihat jelas sikap gotong

royong pada aspek mendengarkan teman yang memberi pendapat.

Aspek komunikasi dan persahabatan kurang baik karena tidak

semua anggota kelompok turut mendengarkan teman yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

81

memberi pendapat. Mereka sibuk dengan urusan msing-masing.

Mereka kurang mampu mencari solusi bersama karena saling

mengharapkan dalam anggota kelompok masing-masing. Sehingga

pada pertemuan yang diharapkan sikap gotong royong yang tinggi

ini, peneliti menilai siswa kurang tanggap dalam menjalani sikap

gotong royong pada indikator ke dua ini.

c. Memberi bantuan pada orang lain

Sikap gotong royong siswa pada kelas eksperimen berbantu

mind mapping diamati pada pertemuan kedua dan ketiga yaitu pada

saat siswa mengerjakan soal dan pada saat siswa melaksanakan

praktikum. Setiap kelompok mampu mengatur dan membagi tugas

pada kelompoknya masing-masing. Hal ini diketahui dari

bagaimana salah satu dari anggota kelompok membagikan tugas

kepada teman-temannya, kemudian mengontrol pelaksanaan

praktikum pada kelompoknya. Setiap kelompok aktif dan saling

membantu agar menyelesaikan tugas baik praktikum maupun LKS

dengan baik. Mereka membagi kelompok, ada yang menyiapkan

alat, memasang/merangkai alat, ada yang bertugas menulis data

lalu dihitung atau dianalisis secara bersama setelah praktikum usai.

Sikap gotong royong untuk indikator ke tiga pada kelas eksperimen

dinilai baik karena semua siswa ikut terlibat dan saling membantu

dalam kelompok maupun kelompok lain sekalipun pada hal kecil

yang mereka temukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

82

Sikap gotong royong siswa pada kelas kontrol dengan

indikator memberi bantuan pada sesama rela berkorban sudah

cukup baik, khususnya pada saat mengerjakan latihan soal yang

diberikan pada pertemuan kedua yaitu bersama dengan teman

sebangku siswa saling berdiskusi bahkan mereka bertanya kepada

teman yang lain dan saling membantu untuk memahami pelajaran

maupun menyelesaikan soal.

Pada pertemuan ketiga saat siswa dibagi dalam beberapa

kelompok untuk diskusi dan mengerjakan soal, meskipun pada

masing-masing siswa sudah mendapat tugas untuk menyelesaikan

soal, mereka juga tetap saling membantu dalam kelompok dengan

cara menjelaskan kepada teman yang belum memahami. Meskipun

demikian, ada beberapa anak yang tidak ikut mengerjakan dan

sibuk dengan urusan masing-masing sehingga beberapa siswa

dalam kelompok ikut menegur temanya. Dapat dikatakan sebagian

besar siswa pada kelas kontrol memiliki sikap saling membantu

yang cukup baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

83

C. Pembahasan

1. Peningkatan Pengetahuan Siswa

Dari hasil analisa uji statistik menggunakan SPSS dapat dilihat

bahwa pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan

hasil tidak signifikan. Artinya, bahwa tidak ada perbedaan

pengetahuan awal siswa kedua kelas tersebut atau dapat dikatakan

pengetahuan awal sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada

kedua kelas tersebut pada akhir pertemuan peneliti menguji kembali

soal posttest dengan tujuan dapat mengetahui pengetahuan akhir siswa.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan SPSS dapat dilihat

bahwa nilai pretest-posttest untuk masing-masing kelas eksperimen

dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang signifikan. Artinya bahwa

terdapat perbedaan pengetahuan awal dan akhir dari kedua kelas

tersebut. Hasil uji statistik menggunakan SPSS dari posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol hasilnya adalah signifikan. Artinya

bahwa terdapat perbedaan nilai posttest kedua kelas tersebut. Atau

dapat dikatakan terdapat perbedaan pengetahuan akhir siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada materi gelombang cahaya setelah

diberi perlakuan yang berbeda.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen

berbantu mind mapping dapat meningkatkan pengetahuan siswa.

Dilihat dari hasil uji Statistik bahwa metode eksperimen berbantu mind

mapping dan metode ceramah aktif sama-sama meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

84

pengetahuan siswa. Setelah proses pembelajaran dinilai bahwa pada

kelas eksperimen siswa dapat menjawab soal dengan benar karena

terbantu oleh praktikum, hal ini terlihat dari jawaban posttest siswa

dimana siswa mengembangkan sendiri jawaban mereka berdasarkan

apa yang telah mereka pahami dari praktikum. Sedangkan pada kelas

kontrol, siswa cendrung menjawab soal dari hafalan dan persis sama

dengan yang disampaikan. Dapat dikatakan bahwa dengan

menggunakan metode eksperimen berbantu mind mapping dan metode

ceramah aktif, keduanya dapat meningkatkan pengetahuan siswa.

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Hasil uji statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui motivasi

awal belajar siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh

hasil tidak signifikan, artinya tidak ada perbedaan motivasi awal

kedua kelas tersebut. Sedangkan untuk hasil uji motivasi awal dan

motivasi akhir kedua kelas diperoleh hasil signifikan. Artinya bahwa

ada perbedaan motivasi belajar siswa diawal dan diakhir pembelajaran,

atau dapat dikatakan ada peningkatan motivasi belajar dari kedua kelas

setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen berbantu mind mapping dan metode ceramah aktif.

Hasil uji statistik untuk motivasi akhir siswa kedua kelas

menunjukkan hasil tidak signifikan, yang berarti bahwa tidak ada

perbedaan motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

85

Kemudian dilakukan uji selisih motivasi awal dan akhir kedua kelas

dan hasil menunjukkan ada perbedaan peningkatan motivasi belajar

siswa dimana berdasarkan mean selisih motivasi kelas eksperimen

lebih besar yaitu 9,67 dan kelas kontrol sebesar 4,37 peningkatan

motivasi belajar di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas

kontrol.

Motivasi belajar mencakup beberapa aspek yaitu perhatian,

relevansi, kepercayaan diri dan kepuasan. Secara keseluruhan motivasi

kedua kelas sudah mencakup keempat aspek tersebut. Aspek perhatian

siswa dapat memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik,

aspek relevansi terlihat siswa dapat mengaitkan pelajaran dengan

kehidupan sehari-hari, untuk aspek kepercayaan diri sebagian siswa

dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol merasa mampu untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan seperti praktikum dan latihan soal.

Aspek yang terakhir yaitu kepuasan, diaspek ini sebagai besar siswa

kelas eksperimen merasa puas dengan apa yang mereka kerjakan

karena didukung oleh pelaksaan praktikum sedangkan untuk kelas

kontrol beberapa siswa merasa kurang puas dengan apa yang mereka

kerjakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

86

3. Sikap gotong royong siswa

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ada 3 indikator

yang diamati untuk melihat sikap gotong royong siswa yaitu terlibat

aktif dalam kerja sama dan bahu membahu, menjalin komunikasi dan

persahabatan, serta memberi bantuan pada orang lain.

Nilai karakter sikap gotong royong siswa terlihat dari bagaimana

siswa berada dalam suatu kelompok, sehingga dengan sendirinya nilai

karakter ini dibangun oleh siswa, lebih khusus pada pelaksanaan

praktikum dan diskusi kelompok. Dari hasil pengamatan sikap gotong

royong dan analisa beberapa pengamatan tersebut indikator sikap

gotong royong yang paling menonjol adalah indikator terlibat aktif

dalam kerja sama dan bahu membahu dan indikator kedua yaitu

menjalin komunikasi dan persahabatan.

Namun secara keseluruhan bahwa sikap gotong royong siswa

dikelas selama proses pembelajaran sudah cukup baik, meskipun

belum semua siswa dalam satu kelas menunjukkan sikap yang sama

yaitu pada siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping dan kelas

kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

87

D. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti tidak banyak waktu untuk mengkonfirmasi mind mapping

siswa, sehingga kekeliruan siswa dalam membuat mind map tidak

dapat diluruskan

2. Sebaiknya mengetahui sikap gotong royong siswa sebelum

melakukan penelitian karena peneliti tidak dapat mengatakan

bahwa sikap gotong royong siswa meningkat atau tidak

berdasarkan metode yang digunakan.

3. Ada beberapa pertemuan yang tidak terekam penuh seluruh kelas

dan bahkan tidak sempat mengambil dokumentasi dikarenakan

tidak ada yang dapat menemani proses pengambilan data.

4. Kurangnya waktu yang digunakan siswa untuk melakukan

praktikum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Metode eksperimen berbantu mind mapping meningkatkan

pengetahuan siswa pada materi gelombang cahaya yang terlihat bahwa

terjadi perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

2. Metode eksperimen berbantu mind mapping meningkatkan motivasi

belajar siswa di kelas eksperimen, meskipun motivasi awal dan akhir

kedua kelas tidak berbeda namun ada perbedaan peningkatan motivasi

belajar. Peningkatan di kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas

kontrol.

3. Sikap gotong royong siswa kelas eksperimen berbantu mind mapping

dan kelas kontrol dapat dikatakan baik. Sikap ini ditunjukkan pada

aspek aktif dalam kelompok, membantu sesama, saling mendengarkan

dan menolong teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

89

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti manyarakan

beberapa hal berikut:

1. Bagi Guru

Pembelajaran dikelas dengan menggunakan metode eksperimen

berbantu mind mapping dapat meningkatkan pengetahuan, motivasi

belajar dan sikap gotong royong siswa. Oleh karena itu, guru fisika

dapat menggunakan metode ini sebagai alternatif mengajar baik pada

materi yang sama maupun materi yang lain.

2. Bagi penelitian selanjutnya

a. Sebaiknya dilakukan observasi sikap gotong royong siswa

sebelum melaksanakan penelitian agar hasil sikap gotong

royong siswa dapat dibandingkan antara sebelum dan setelah di

laksanakan penelitian.

b. Sebaiknya meminta bantuan kepada teman untuk membantu

dalam mengamati sikap gotong royong siswa di kelas, sehingga

peneliti boleh mendapatkan data yang lebih lengkap.

c. Sebaiknya menggunakan satu atau lebih kamera yang cukup

bagus guna memantau seluruh aktivitas siswa sehingga peneliti

dengan mudah mendapatkan data sesuai yang dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

90

DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Raharja et all. 2014. Panduan belajar fisika 3 A SMA Kelas XII. Surakarta:

Yudistira

Bahri Djamarah Syaiful dan Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

Rineka Cipta

Buzan, Tony. 2005. Buku Pintar Mind Mapping. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Hamalik, Oemar 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Kanginan, Marthen. 2013. Fisika Untuk SMA/MA kelas XI kelompok peminatan

matematika dan ilmu alam. Jakarta: Erlangga.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 87 tahun 2017. http://setkab.go.id/wp-

content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_2017.pdf (diakses

pada 2 Maret 2018)

Purwoko.2006. FISIKA SMA Kelas XII. Surakarta: Yudistira

Sani, Abdulah, Ridwan 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta Bumi: Aksara

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan

Pengembangan. Jakarta: Prenada Media Grup

Setyosary, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Kencana Predana Media Grup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

91

Siregar, Eveline. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

sumber gambar: www.google.com

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran FisikaKonstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian IPA. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

92

Suparno, Paul. 2017. Kajian Kurikulum Fisika SMA Menurut Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul.2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Windura, Susanto. 2016. Brain Management Serries for Learning Strategy, Mind

Mapp Langkah demi langkah. Jakarta: Gramedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

93

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

94

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

95

Lampiran 2 Surat Izin pelaksanaan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

96

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

97

Lampiran 4 RPP Kelas Eksperimen

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU MIND

MAPPING

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mlati

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas /Semester : XI IPA 1/Genap

Program : Peminatan MIPA

Materi Pokok : Interferensi dan Difraksi Cahaya

Alokasi waktu : 8 x 45 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan 2

Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran

agama yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,

toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi

atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa

dalam pergaulan dunia”.

KI 3 KI 4

Memahami, menerapkan, menganalisis

dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif

Menunjukkan keterampilan menalar,

mengolah, dan menyaji secara:

efektif, kreatif, produktif, kritis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

98

KI 3 KI 4

pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan

kompleks berdasarkan rasa ingin tahu-

nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan

masalah

mandiri, kolaboratif, komunikatif,

dan solutif, dalam ranah konkret dan

abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah,

serta mampu menggunakan metode

sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

3.10 Menerapkan konsep dan

prinsip gelombang cahaya

dalam teknologi

Memahami konsep dan prinsip

interfesensi dan difaksi cahaya

Mampu menjelaskan proses dan

syarat terjadinya interferensi dan atau

difraksi pada peristiwa sehari-hari

Mampu menggunakan persamaan

interferensi dan difraksi cahaya untuk

menyelesaikan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

99

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

Dapat membedakan antara peristiwa

interferensi dan difaksi cahaya dalam

kehidupan sehari-hari maupun

teknologi yang menggunakan prinsip

tersebut

4.10 Melakukan percobaan tentang

gelombang bunyi dan/atau

cahaya, kemudian

mempresentasikan hasil

percobaan

Melakukan percobaan interferensi dan

difraksi

Membuat laporan percobaan

interferensi dan difraksi

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui materi ini, siswa diharapkan dapat:

1. Memahami konsep dan prinsip interferensi dan difraksi cahaya,

2. Menjelaskan proses terjadinya interferensi dan atau difraksi pada

peristiwa sehari-hari.

3. Membedakan antara peristiwa interferensi dan difraksi cahaya dalam

kehidupan sehari-hari maupun teknologi yang menggunakan prinsip

tersebut,

4. Menggunakan persamaan interferensi dan difraksi cahaya untuk

menyelesaikan persoalan,

5. Melakukan serta melaporkan percobaan interferensi dan difraksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

100

D. Materi Pembelajaran

Materi yang dibahas meliputi:

1. Interferensi pada celah ganda

2. Interferensi pada lapisan tipis

3. Difraksi celah tunggal

4. Difraksi celah ganda

E. Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran : Eksperimen berbantu mind mapping

F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Media Pembelajaran

LCD dan proyektor

Papan tulis dan kelengkapannya

Laptop

Power Point materi pembelajaran

Lembar kerja siswa dan perlengkapan praktikum

Sumber belajar

Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA UNTUK SMA/MAKELAS XI.

Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA Kelas

XII. Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2004. FISIKA UNTUK SMA KELAS XII. Jakarta:

Erlangga

Modul Pembelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

101

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa peserta

didik

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi

Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai

pembelajaran

Peneliti memberitahu siswa tentang materi apa

yang akan dipelajari

Peneliti menyampaikan kepada siswa bahwa

akan dilaksanakan pretest

10 menit

Inti

Siswa mengerjakan soal pretest dan mengisi

kusioner motivasi belajar

Peneliti menjelaskan tentang mind mapping

kepada siswa

Peneliti menampilkan contoh mind mapping

Peneliti meminta siswa membuat mind

mapping dari materi sebelumnya (materi yang

telah dilakukan praktikum)

Peneliti menjelaskan sedikit materi tentang

interferensi cahaya Guru memberi apersepsi

untuk mengantar siswa pada pemahaman

tentang interferensi

“Ápakah kalian pernah melihat cairan yang

berwarna diatas aspal? termasuk peristiwa

70 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

102

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

apakah itu ?”

Peneliti memberi kesempatan kepada siswa

jika ada pertanyaan

Penutup

Peneliti menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya

Peneliti menutup pembelajaran dengan

meminta siswa untuk memimpin doa

Peneliti mengucapkan salam

5 menit

Pertemuan II (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa peserta

didik

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi siswa

Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai

kegiatan pembelajaran

5 menit

Inti Peneliti menyampaikan materi yang akan

dipelajari yaitu ”interferensi dan difraksi

cahaya”

Peneliti menyampaikan tujuan dari materi yang

akan dipelajari

Peneliti membuka dengan pertanyaan “apa yang

kalian ketahui tentang interferensi”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

103

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Peneliti menjelaskan materi tentang interferensi

celah ganda dan interferensi lapisan tipis

Peneliti menjelaskan perumusan untuk

mendapatkan persamaan interferensi

Peneliti memberikan soal kepada siswa untuk

didiskusikan dalam kelompok kecil

Peneliti kemudian menjelaskan materi kisi

difraksi dengan bertanya ”apakah kalian pernah

melihat cahaya lampu dari celah jari kalian? Apa

yang bisa kalian lihat? Peristiwa apa yang

terjadi?”

Peneliti menjelaskan difraksi celah tunggal dan

difraksi celah ganda

Peneliti menjelaskan perumusan pada difraksi

cahaya

Peneliti memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya

Peneliti menjawab pertanyaan siswa

80 menit

Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa pertemuan

selanjutnya akan dilaksanakan praktikum

Peneliti menutup pembelajaran

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

104

Pertemuan III (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan Peneliti memberi salam dan menyapa

siswa

Peneliti dan siswa berdoa

Peneliti melakukan presensi

Peneliti mempersiapkan siswa untuk

memulai pelajaran

5 menit

Inti Peneliti menjelaskan prosedur

pelaksanaan praktikum

Peneliti menjelaskan maksud dari lembar

kerja siswa yang dibagikan

Peneliti memberi kesempatan kepada

siswa untuk memulai praktikum

Peneliti mendampingi dan membimbing

siswa selama pelaksanaan praktikum

Peneliti mempersilahkan siswa untuk

mengisi LKS

Peneliti memberi kesempatan kepada

siswa untuk melaporkan hasil

Peneliti memberi kesempatan kepada

siswa untuk membuat mind mapping

80 menit

Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa

pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan

posttest

Peneliti menutup pembelajaran

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

105

Pertemuan IV (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa siswa

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi siswa

Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai

kegiatan pembelajaran

10 menit

Inti Peneliti membagikan soal posttest kepada siswa 70 menit

Siswa mengerjakan soal posttest dan kuesioner

Penutup Peneliti meminta siswa menyimpulkan materi

keseluruhan yang telah mereka terima

Peneliti meminta beberapa siswa untuk

menyampaikan kesan dan pesan selama

mengikuti proses pembelajaran dengan metode

eksperimen berbantu mind mapping

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada

siswa

Peneliti menutup pembelajaran dengan meminta

salah satu siswa untuk memimpin doa

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

106

Lampiran 5 RPP Kelas Kontrol

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMBELAJARAN METODE CERAMAH AKTIF

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Mlati

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas /Semester : XI IPA 2 /Genap

Program : Peminatan MIPA

Materi Pokok : Interferensi dan Difraksi Cahaya

Alokasi waktu : 8 x 45 menit (2 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

H. Kompetensi Inti (KI)

KI 1 dan 2

Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai),

santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.

KI 3 KI 4

Memahami, menerapkan, menganalisis

dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif

pada tingkat teknis, spesifik, detail, dan

Menunjukkan keterampilan menalar,

mengolah, dan menyaji secara:

efektif, kreatif, produktif, kritis,

mandiri, kolaboratif, komunikatif,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

107

KI 3 KI 4

kompleks berdasarkan rasa ingin tahu-

nya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan

masalah

dan solutif, dalam ranah konkret dan

abstrak terkait dengan pengembangan

dari yang dipelajarinya di sekolah,

serta mampu menggunakan metode

sesuai dengan kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

3.10 Menerapkan konsep dan

prinsip gelombang cahaya

dalam teknologi

Memahami konsep dan prinsip

interfesensi dan difaksi cahaya

Mampu menjelaskan proses dan syarat

terjadinya interferensi dan atau difraksi

pada peristiwa sehari-hari

Mampu menggunakan persamaan

interferensi dan difraksi cahaya untuk

menyelesaikan persoalan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

108

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi

(IPK)

Dapat membedakan antara peristiwa

interferensi dan difaksi cahaya dalam

kehidupan sehari-hari maupun

teknologi yang menggunakan prinsip

tersebut

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui materi ini, siswa diharapkan dapat:

1. Memahami konsep dan prinsip interferensi dan difraksi cahaya,

2. Menjelaskan proses terjadinya interferensi dan atau difraksi pada

peristiwa sehari-hari.

3. Membedakan antara peristiwa interferensi dan difraksi cahaya dalam

kehidupan sehari-hari maupun teknologi yang menggunakan prinsip

tersebut,

4. Menggunakan persamaan interferensi dan difraksi cahaya untuk

menyelesaikan persoalan,

D. Materi Pembelajaran

Materi besaran dan pengukuran meliputi:

1. Interferensi pada celah ganda

2. Interferensi pada lapisan tipis

3. Difraksi celah tunggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

109

4. Difraksi celah ganda

E. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran : ceramah aktif

F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar

Media Pembelajaran

LCD dan proyektor

Papan tulis dan kelengkapannya

Laptop

Power Point materi pembelajaran

Sumber belajar

Kanginan, Marthen. 2017. FISIKA UNTUK SMA/MAKELAS XI.

Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2007. SeribuPena FISIKA untuk SMA/MA

Kelas XII. Jakarta: Erlangga

Kanginan, Marthen. 2004. FISIKA UNTUK SMA KELAS XII.

Jakarta: Erlangga

Modul Pembelajaran Fisika SMA/MA Kelas XI Semester 2

G. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa siswa

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

110

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

waktu

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi

Peneliti mempersiapkan siswa untuk memulai

kegiatan pembelajaran

Peneliti manyampaikan kepada siswa bahwa

akan dilaksanakan pretest, kesepakatan dalam

belajar

10 menit

Inti Peneliti membagi soal pretest dan lembar

kuesioner motivasi belajar

(siswa mengerjakan pretetst dan mengisi

kuesioner motivasi)

Peneliti mengumpulkan jawaban siswa

Peneliti menjelaskan bahwa kita akan belajar

tentang materi interferensi dan difraksi

cahaya

Peneliti menjelaskan sedikit materi materi

interferensi cahaya

70 menit

Penutup Peneliti memberi kesempatan kepada siswa

jika ada pertanyaan

Peneliti menutup pembelajaran dan berdoa

bersama

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

111

Pertemuan II (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa peserta

didik.

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi siswa

Peneliti mempersiapkan siswa untuk

memulai kegiatan pembelajaran

5 menit

Inti

Peneliti menanyakan kepada siswa apa itu

interferensi dan difraksi ?

Peneliti menjelaskan interferensi celah ganda

dan interferensi lapisan tipis

Peneliti memberikan soal kepada siswa untuk

didiskusikan dalam kelompok kecil

Peneliti menjelaskan perumusan untuk

mendapatkan persaman pada interferensi

Peneliti kemudian masuk ke materi difraksi

dimulai dengan menanyakan “apakah kalian

pernah melihat lampu dari jauh?” apa yang

terjadi ?

Peneliti menjelaskan difraksi celah tunggal

dan difraksi kisi atau celah banyak

Peneliti menjelaskan perumusan pada

difraksi cahaya

Peneliti memberi kesempatan kepada siswa

untuk bertanya.

80 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

112

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Penutup Peneliti memberi tugas kepada siswa untuk

dikerjakan

Peneliti menutup pembelajaran dengan

meminta salah satu siswa memimpin doa

5 menit

Pertemuan III (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa peserta

didik.

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi siswa

5 menit

Inti Peneliti memberikan tugas kepada kelompok

untuk didiskusikan dan dikerjakan. Masing-

masing kelompok membahas materi yang

berbeda. Lalu mengerjakan soal-soal yang

diberikan

Peneliti memberi kesempatan kepada siswa

untuk berdiskusi.

Setelah selesai mengerjakan, peneliti

meminta siswa untuk mengerjakan dan

menjelaskan kepada teman-temannya di

depan kelas.

Peneliti mengkonfirmasi jawaban yang

kurang tepat

80 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

113

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Penutup Peneliti memberitahu siswa bahwa

pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan

posttest

Peneliti menutup pembelajaran dengan

meminta salah satu siswa memimpin doa

5 menit

Pertemuan IV (2 x 45 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahul

uan

Peneliti memberi salam dan menyapa peserta

didik.

Peneliti meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa

Peneliti melakukan presensi siswa

Peneliti mempersiapkan siswa untuk

memulai kegiatan pembelajaran.

5 menit

Inti Peneliti membagikan soal posttest 60 menit

Siswa mengerjakan soal posttest

Penutup Peneliti meminta siswa menyimpulkan

materi keseluruhan yang telah mereka terima

Peneliti meminta beberapa siswa untuk

menyampaikan kesan dan pesan selama

mengikuti proses pembelajaran.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada

5 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

114

siswa

Peneliti menutup pembelajaran dengan

meminta salah satu siswa untuk memimpin

doa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

115

Lampiran 6 LKS interferensi

PERCOBAAN INTERFERENSI

A. Tujuan

1. Mengamati bentuk interferensi gelombang sinar laser dioda

2. Mencari tebal rambut dengan prinsip interferensi

B. Alat dan Bahan

1. Pointer laser diode

2. Kertas millimeter blok

3. Sehelai rambut sebagai celah

4. Mideline

5. Selotip

6. Sterofom untuk menahan tempat rambut

C. DASAR TEORI

Rambut merupakan salah satu benda yang memiliki diameter yang

sangat kecil sehingga dalam pengukuran membutuhkan ketelitian yang

cukup tinggi. Metode lain yang dimaksud adalah dengan menggunakan

sehelai rambut dan laser yang menerapkan metode difraksi celah tunggal

dengan prinsip Babinet, siswa dengan mudah dapat mengukur tebal

rambut yang digunakan. Selain itu juga, dengan metode ini siswa dapat

membuat pola interferensi tanpa harus menggunakan alat lain seperti

interferometer dan kisi difraksi, namun cukup bermodalkan sehelai rambut

dan laser.

Pola interferensi yang dihasilkan memiliki bagian pusat

maksimum, kumpulan berkas, diikuti dengan serangkaian pola – pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

116

gelap dan pola – pola terang yang saling bergantian, mengulang ke kiri

dan ke kanan dari pusat maksimum.

Pita yang terbentuk bergantung panjang gelombang, jarak dari

celah ke layar (L), dan lebar celah (d). Interferensi destruktif terjadi ketika

perbedaan lintasan antara gelombang cahaya yang terdifraksi oleh masing

– masing tepi dari celah sama dengan keseluruhan panjang gelombang

(nλ).

n λ= d sin θ . . .(1)

Gambar 1. Jarak (L) dari celah ke layar adalah lebih besar daripada jarak

(y) pita interferensi destruktif[1]

Karena jarak antara celah ke layar (L) sangat besar dibandingkan jarak dari

tengah pusat maksimum ke tengah pola gelap (y), seperti yang ditunjukkan

pada gambar 1, kita bisa menggunakan pendekatan sudut kecil dimana sin

θ tan θ sehingga[1]

:

. . .(2)

Persamaan (2) disubtitusikan ke persamaan (1) diperoleh:

. . . (3)

Lebar celah atau tebal rambut diperoleh dengan[1]

:

. . . (4)

Dari persamaan 4 jika diketahui panjang gelombang laser yang diketahui

maka tebal rambut dapat ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

117

D. Langkah Percobaan

1. Menyusun alat dan bahan

2. Ambil sehelai rambut teman sekelompok mu, kemudian tempel pada

bagian tengah kertas yang berlubang secara vertikal

3. Atur jarak antara sinar dengan layar pada jarak

4. Nyalakan dan arahkan laser dioda ke rambut sehingga terbentuk pola

interferensi.

5. Ukur 4 buah jarak terang yang berdekatan dengan penggaris lalu ambil

nilai rata-ratanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

118

E. Data Pengamatan

Panjang gelombang sinar laser diode =………..nm

No Jarak laser ke

layar (L)

Jarak 2 terang yang

berdekatan (mm)

Rata-rata (mm)

1 40 cm

2 60 m

3 80 m

F. Pertanyaan dan Diskusi

1. Bagaimana pola yang terlihat pada layar yang disinari dengan

menggunakan laser dioda?

2. Hitunglah nilai d atau tebal rambut yang digunakan!

3. Gambarkan salah satu bentuk interferensi yang terjadi dari hasil

percobaan

4. Apa kesimpulan kelompok kalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

119

Lampiran 7 Hasil LKS Interferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

120

Lampiran 8. LKS Kisi Difraksi

PERCOBAAN KISI DIFRAKSI

A. Tujuan

Menentukan panjang gelombang monokromatik (laser diode) dengan

menggunakan sebuah kisi difraksi

B. Alat dan Bahan

1. Laser dioda

2. Mideline

3. Kisi difraksi

4. Kertas militer blok (layar)

C. Langkah Percobaan

1. Siapkan alat dan bahan

2. Susun alat dan bahan dengan urutan laser, kisi, layar

3. Soroti kisi difraksi dengan cahaya senter dioda lalu mengamati pola

difraksi yang terjadi dilayar.

4. Ukur jarak dari lampu ke layar (L)

5. Ukur jarak terang pusatdengan garis terang kesatu

6. Ulangi kegiatan diatas menggunakan kisi yang sama, dengan

menambah jarak pada layar ke kisi

7. Lakukan langkah yang sama untuk kisi/celah yang berbeda

D. Pertanyaan dan Diskusi

1. Bagaimana pola yang terlihat pada layar saat disinari menggunakan

laser diode melalui kisi difraksi?

2. Badingkan pola yang diperoleh dari kisi 100 kisi/mm, 300 kisi/mm dan

600 kisi/mm ?

3. Hitunglah nilai panjang gelombang laser diode berdasarkan percobaan!

4. Apa yang terjadi jika jarak antar layar dan celah di perbesar atau

dipekecil? Jelaskan!

5. Apa kesimpulan kelompok kalian?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

121

Lampiran 9 Hasil LKS Kisi Difraksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

123

Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest

SOAL PRETEST MATERI GELOMBANG CAHAYA

Hari/tgl:…………………

Nama :

Kelas/semester :

4. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya dapat terjadi? Jelaskan !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

5. Jelaskan syarat terjadinya interferensi gelombang cahaya !

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

6. Suatu difraksi dihasilkan pada layar yang berjarak 1,5 m dari celah

tunggal. Jarak dari terang pusat ke terang ketiga adalah 54 . Tentukan

lebar celah!

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………

7. Mengapa gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni

ketika dikenai cahaya matahari ?

………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

124

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

8. Berilah keterangan di tabel bagian kanan tentang peristiwa yang

ditunjukkan oleh gambar bagian kiri dibawah ini!

(gelembung sabun)

9. Suatu berkas cahaya monokromatis melalui sepasang celah sempit yang

jaraknya 1 mm dan membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya

2,5 m dari celah tadi. Bila jarak antara garis gelap kedua terhadap pusat

pola 3 mm, berapa panjang gelombang yang digunakan?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

125

SOAL POSTTEST

Hari/tgl:…………………

Nama :

Kelas/semester :

1. Bagaimana peristiwa difraksi cahaya dapat terjadi? Jelaskan !

2. Jelaskan syarat terjadinya interferensi gelombang cahaya !

3. Suatu difraksi dari sumber yang jauh dihasilkan pada layar yang berjarak

1,5 m dari celah tunggal. Jarak dari terang pusat ke terang ketiga adalah

54 . Tentukan lebar celah!

4. Mengapa gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni

ketika dikenai cahaya matahari ?

5. Berilah keterangan tentang peristiwa yang ditunjukkan oleh gambar

dibawah ini!

a.

b.

c.

6. Suatu berkas cahaya monokromatis melalui sepasang celah sempit yang

jaraknya 1 mm dan membentuk pola interferensi pada layar yang jaraknya 2,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

126

m dari celah tadi. Bila jarak antara garis gelap kedua terhadap pusat pola 3

mm, berapa panjang gelombang yang digunakan?

Lampiran 11 Jawaban Pretest dan Posttest

1. Peristiwa difraksi dapat terjadi: Bila cahaya monokromatik (satu warna)

dijatuhkan pada celah sempit, maka cahaya akan dibelokkan atau

dilenturkan. Sedangkan bila cahaya dijatuhkan polikromatik (cahaya

putih atau banyak warna), selain akan mengalami peristiwa difraksi,

juga akan terjadi peristiwa disperse atau pengurain warna.

2. Syarat terjadinya interferensi gelombang

a) Kedua gelombang cahaya harus kohern, dalam arti bahwa kedua

gelombang cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap,

oleh karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama

dan tetap.

b) Kedua gelombang cahaya harus memiliki ampiltudo yang

sama/hampir sama.

3. Diketahui:

Ditanya :

Jawab : (

)

(

)

= (

)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

127

= (

)

(

)(

)

Jadi, jarak kedua celah adalah

4. Gelembung sabun pada air dapat menghasilkan warna warni ketika

dikenao cahaya matahari: sinar matahari terdiri dari banyak warna

yang masuk ke dalam lapisan tipis sabun, lalu dipantulkan karena

pemantulan yang tidak merata mengakibatkan warna gelembung

seolah-olah bergerak.

5. Peristiwa yang ditunjukkan gambar

(gelembung sabun)

Interferensi pada selaput tipis

yang tebalnya berbeda

Interferensi pada celah ganda

Difraksi pada celah tunggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

128

6. Diketahui:

= 2,5 m

m = 2

Ditanya :

Jawab :

( )( )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

129

Lampiran 12 Pedoman Penilaian Pretest dan Posttest

Nomor

soal

Skor

maksimal Deskripsi skor

1 16

Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 16

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 8

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 4

Siswa tidak menjawab soal 0

2 13

Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 13

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 6,5

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 3

Siswa tidak menjawab soal 1

3 20

Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 20

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 10

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5

Siswa tidak menjawab soal 0

4 25

Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 25

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 12,5

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5

Siswa tidak menjawab soal 0

5 6 Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

130

Nomor

soal

Skor

maksimal Deskripsi skor

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 3

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 1,5

Siswa tidak menjawab soal 0

6 20

Siswa menjawab dengan benar dan lengkap 20

Siswa menjawab dengan benar tetap kurang

lengkap 10

Siswa menuliskan jawaban tapi salah 5

Siswa tidak menjawab soal 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

131

Lampiran 13 Lembar Validitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

135

Lampiran 14 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

140

Lampiran 15 Contoh Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

145

Lampiran 16 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

149

Lampiran 17 Contoh Hasil Kuesioner Motivasi Awal dan Akhir Siswa Kelas

Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTU

153

Lampiran 18 Contoh Hasil Mind Mapping Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI