efus i pleura
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
www.rofiqahmad.wordpress.com
Cari
Ahmad Rofiq
ISI Blog Jurnal Materi Kuliah
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EFUSI PLEURA22DesA. Definisi
Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang
pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya
terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan
jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat
berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura
yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses
penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit
sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural
mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi
sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan
cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)
B. Etiologi
1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal,
Search... Cari
tumor mediatinum, sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.
2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.
Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses
penyakit neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini
disebabkan oleh sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :
Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
Penurunan tekanan osmotic koloid darah
Peningkatan tekanan negative intrapleural
Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
C. Tanda dan Gejala
Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena
pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila
cairan banyak, penderita akan sesak napas.
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam,
menggigil, dan nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi
(kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk,
banyak riak.
Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika
terjadi penumpukan cairan pleural yang signifikan.
Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan
berlainan, karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang
sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah
(raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam
keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung
(garis Ellis Damoiseu).
Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup
timpani dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-
Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan mendorong
mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati
vesikuler melemah dengan ronki.
Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
D. Patofisiologi
Didalam rongga pleura terdapat + 5ml cairan yang cukup
untuk membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura
viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura parietalis karena
adanya tekanan hodrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis.
Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura
viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir kedalam
pembuluh limfe sehingga pasase cairan disini mencapai 1 liter
seharinya.
Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura,
ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi
terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan
tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena
(gagal jantung). Atas dasar kejadiannya efusi dapat dibedakan atas
transudat dan eksudat pleura. Transudat misalnya terjadi pada gagal
jantung karena bendungan vena disertai peningkatan tekanan
hidrostatik, dan sirosis hepatic karena tekanan osmotic koloid yang
menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan
infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan
protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung
banyak sel darah putih. Sebaliknya transudat kadar proteinnya
rendah sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati
menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan
tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin
terdapat pergeseran di mediatinum.
Ultrasonografi
Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan,
warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura
diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8.
Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah
(hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan
serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat
(hasil radang).
Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram,
basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih,
pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase
(LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan
pH.
Biopsi pleura mungkin juga dilakukan
F. Penatalaksanaan medis
Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar,
untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk
menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan
spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung
kongestif, pneumonia, sirosis).
Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk
mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk
menghilangkan disneu.
Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam
beberapa hari tatau minggu, torasentesis berulang
mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan
kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi
dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang
dihubungkan ke system drainase water-seal atau pengisapan
untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.
Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin
dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang
pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi
dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.
G. Water Seal Drainase (WSD)
1. Pengertian
WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk
mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada.
2. Indikasi
a. Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus
b. Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan,
pasca bedah toraks
c. Torakotomi
d. Efusi pleura
e. Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi
3. Tujuan Pemasangan
Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga
pleura
Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap
sebagian
Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga
dada.
4. Tempat pemasangan
a. Apikal
Letak selang pada interkosta III mid klavikula
Dimasukkan secara antero lateral
Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. Basal
Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-
IX mid aksiller
Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura
5. Jenis WSD
Sistem satu botol
Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan
pada pasien dengan simple pneumotoraks
Sistem dua botol
Pada system ini, botol pertama mengumpulkan
cairan/drainase dan botol kedua adalah botol water seal.
System tiga botol
Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke
system dua botol. System tiga botol ini paling aman untuk
mengatur jumlah penghisapan.
H. Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
Gejala : dispneu dengan aktifitas ataupun istirahat
2. Sirkulasi
Tanda : Takikardi, disritmia, irama jantung gallop,
hipertensi/hipotensi, DVJ
3. Integritas ego
Tanda : ketakutan, gelisah
4. Makanan / cairan
Adanya pemasangan IV vena sentral/ infus
5. nyeri/kenyamanan
Gejala tergantung ukuran/area terlibat : Nyeri yang diperberat
oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu,
abdomen
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi
6. Pernapasan
Gejala : Kesulitan bernapas, Batuk, riwayat bedah dada/trauma,
Tanda : Takipnea, penggunaan otot aksesori pernapasan pada
dada, retraksi interkostal, Bunyi napas menurun dan fremitus
menurun (pada sisi terlibat), Perkusi dada : hiperresonan diarea
terisi udara dan bunyi pekak diarea terisi cairan
Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama
(paradoksik) bila trauma atau kemps, penurunan pengembangan
(area sakit). Kulit : pucat, sianosis,berkeringat, krepitasi
subkutan
I. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi
udara/cairan), gangguan musculoskeletal, nyeri/ansietas, proses
inflamasi.
Kemungkinan dibuktikan oleh : dispneu, takipneu, perubahan
kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori, gangguan
pengembangan dada, sianosis, GDA taknormal.
Tujuan : pola nafas efektif
Kriteria hasil :
- Menunjukkan pola napas normal/efektif dng GDA normal
- Bebas sianosis dan tanda gejala hipoksia
Intervensi :
Identifikasi etiologi atau factor pencetus
Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis, perubahan
tanda vital)
Auskultasi bunyi napas
Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji fremitus.
Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian kepala tempat
tidur
Bila selang dada dipasang :
a. periksa pengontrol penghisap, batas cairan
b. Observasi gelembung udara botol penampung
c. Klem selang pada bagian bawah unit drainase bila terjadi
kebocoran
d. Awasi pasang surutnya air penampung
e. Catat karakter/jumlah drainase selang dada.
Berikan oksigen melalui kanul/masker
2. Nyeri dada b.d factor-faktor biologis (trauma jaringan) dan factor-
faktor fisik (pemasangan selang dada)
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kriteria hasil :
- Pasien mengatakan nyeri berkurang atau dapat dikontrol
- Pasien tampak tenang
Intervensi :
Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan intensitas nyeri
Ajarkan pada klien tentang manajemen nyeri dengan distraksi
da
n
rel
ak
sas
i
Amankan selang dada untuk membatasi gerakan dan
me
ng
hi
nd
ari
irit
asi
Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa nyeri
Berikan analgetik sesuai indikasi
3. Resiko tinggi trauma/henti napas b.d proses cidera, system
drainase dada, kurang pendidikan keamanan/pencegahan
Tujuan : tidak terjadi trauma atau henti napas
Kriteria hasil :
- Mengenal kebutuhan/mencari bantuan untuk mencegah
komplikasi
- Memperbaiki/menghindari lingkungan dan bahaya fisik
Intervensi :
Kaji dengan pasien tujuan/fungsi unit drainase, catat gambaran
keamanan
Amankan unit drainase pada tempat tidur dengan area lalu
lintas rendah
Awasi sisi lubang pemasangan selang, catat kondisi kulit, ganti
ulang kasa penutup steril sesuai kebutuhan
Anjurkan pasien menghindari berbaring/menarik selang
Observasi tanda distress pernapasan bila kateter torak
lepas/tercabut.
4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan aturan pengobatan
Tujuan : Mengetahui tentang kondisinya dan aturan pengobatan
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman tentang masalahnya
- Mengikuti program pengobatan dan menunjukkan perubahan
pola hidup untuk mencegah terulangnya masalah
Intervensi :
Kaji pemahaman klien tentang masalahnya
Identifikasi kemungkinan kambuh/komplikasi jangka panjang
Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, nutrisi, istirahat,
latihan
Berikan informasi tentang apa yang ditanyakan klien
Berikan reinforcement atas usaha yang telah dilakukan klien .
DAFTAR PUSTAKA
1. Baughman C Diane, Keperawatan medical bedah, Jakrta, EGC, 2000.
2. Doenges E Mailyn, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. Jakarta, EGC. 1999
3. Hudak,Carolyn M. Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1, Jakarta.EGC. 1997
4. Purnawan J. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius. FKUI.1982.
5. Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4. Jakarta. EGC. 1995.
6. Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Brunner and Suddarth’s, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002.
7. Syamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, EGC, 1997.
8. Susan Martin Tucker, Standar perawatan Pasien: proses keperawatan, diagnosis, dan evaluasi. Ed5. Jakarta EGC. 1998.
About these ads
Like this:
Related
Komentar16 Komentar KategoriAskep
← CPNS ARSIP NASIONAL 2008ASUHAN KEPERAWATAN Bronkopneumonia →
16 Tanggapan to “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN EFUSI PLEURA”
1.
KikiMaret 19, 2009 pada 7:50 pm#
Thanks bt infonya ngebntu bgt lo.
Balas
2.
ELFIApril 10, 2009 pada 1:54 pm#
TRIMS, SY SGT TERBANTU DG TULISAN ANDA. APA ANDA PUNYA WOC APPENDICITIS?
Balas
3.
noiMei 19, 2009 pada 12:34 pm#
thank’s banget yach,sangat memebantu dengan tulisan anda. askep luka bakarnya adayach???
Balas
4.
Ricter TamasiroJuni 5, 2009 pada 7:59 pm#
Askepnya OK banget pas untuk mahasiswa perawat. bikin banyak lagi ya!!!!!
Balas
5.
didoOktober 26, 2009 pada 1:52 pm#
ok’s banggeeetz
Balas
6.
ulphyOktober 26, 2009 pada 1:54 pm#
baguz banggets bo’…thankz
Balas
7.
dodolOktober 26, 2009 pada 1:54 pm#
ok
Balas
8.
rusdiNovember 18, 2009 pada 7:17 pm#
iya… askepnya ok banget, terus berkreasi semoga pahalanya bertambah
Balas
9.
ajarozJanuari 4, 2010 pada 1:04 pm#
wah thanks mas bantuannya
Balas
10.
fera mMaret 21, 2010 pada 1:42 am#
tqu..all sukses trs ya..
Balas
11.
AnonymousNovember 24, 2010 pada 10:50 am#
thank’s bgd…
Balas
12.
ThyaJanuari 10, 2011 pada 11:46 pm#
Gni,dkit crita yah….Pcrq kena” efusi pleurady skrg sdh dipasng WSDcairan yg kluar sdah 5liter pdhal bru 6 hariapa kah bsa jdi KP aktif nntix….Atw TB paru….????Mhon dibantu penjelasanx
Balas
13.
ade tyiyarFebruari 1, 2011 pada 11:08 am#
thank’s bro……
Balas
14.
AnonymousJuli 5, 2011 pada 9:20 pm#
terima kasih ilmu’a ,sangat membantu saya
Balas
15.
Erick AritonangJuli 6, 2011 pada 6:18 pm#
thanks ya atas bantuan askepnya….
Balas
16.
JunedJuli 23, 2011 pada 7:15 pm#
Thank’s……..
Balas
Tinggalkan Balasan
Tulis komentar di sini...
Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:
(Alamat takkan pernah dipublikasikan)
( Log Out / Ubah )
( Log Out / Ubah ) ( Log Out /
Ubah ) ( Log Out / Ubah )
Antrian
496,496
Halaman
ISI Blog Jurnal Materi Kuliah
Kategori
c86c2c9d50 /2008/12/22/asuh guest
Kirim Komentar
128 0 1386751782
6db350cf8f 1386751965176
artikel Askep Bu Bidan Contekan Jurnal Mangan Bareng Yuk Tumbuh Kembang Uncategorized
Catetan Terkini
TIKET KERETA API Pemeriksaan Golongan Darah CEDERA KEPALA AKUT MIOCARD INFARK AIRWAYS POSITIONING
Catetan Arsip
September 2013 (1) Januari 2011 (1) Desember 2010 (3) Februari 2010 (3) April 2009 (1) Desember 2008 (2) November 2008 (1) Mei 2008 (2) April 2008 (1) Februari 2008 (27) Januari 2008 (19)
Blogroll
Ahmad Bahaudin Ahmad Rofiq dr. Anak dr. Astri Info Beasiswa Panduan Wordpress Wastu Adi Mulyono
Bookmark
Flickr
Komentar
r1za8 on PERKEMBANGAN menurut DENVER II…
nur on Do’a Upacara Bender…
dian on PERKEMBANGAN menurut DENVER II…
ria on Do’a Upacara Bender…
Karimah Yk on Syndrome Nephrotik
Juned on ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN…
sf on PERKEMBANGAN menurut DENVER II…
Anonymous on BRONCHITIS
Erick Aritonang on ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN…
Anonymous on ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN…
Ermanu on BRONCHITIS
Wien on BRONCHITIS
Blog Nursing Care Pl… on BRONCHITIS
Yusup on Do’a Upacara Bender…
fitha on BRONCHITIS
Blog pada WordPress.com. Tema: Bueno oleh WooThemes. <div style="display: none;"><img src="//pixel.quantserve.com/pixel/p-18-mFEk4J448M.gif?labels=language.id%2Ctype.wpcom%2Cwp.loggedout%2Cas" height="1" width="1" alt="" /></div> Ikuti
Follow “Ahmad Rofiq”
Get every new post delivered to your Inbox.
Powered by WordPress.com%d bloggers like this:<img src="http://stats.wordpress.com/b.gif?v=noscript" style="height:0px;width:0px;overflow:hidden" alt="" />
Related Searches:
?
Hotels In Kuala Lumpur Malaysia
Petronas Twin Towers Berjaya Redang Beach Resort Visit Kuala Lumpur Kuala Lumpur City Centre Kuala Lumpur Malaysia Jalan Jalan Corus Hotel Kuala Lumpur Coronade Hotel Kuala Lumpur Abdul Halim
subscribe 2368496 http://rofiqahmad. loggedout-follow c8ccb0867e /2008/12/22/asuh
Sign me up