ekonomi energi

68
Presented by Agung Feinnudin Erick Hutrindo Ekonomi Energi Di sampaikan pada diklat teknis Perencanaan Energi Daerah Bengkulu, 04 – 09 Juli 2011 Konsep Dasar Ekonomi Energi

Upload: rm-suprihambodo

Post on 09-Aug-2015

108 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Energi

Presented by Agung Feinnudin

Erick Hutrindo

Ekonomi Energi

Di sampaikan pada diklat teknis Perencanaan Energi DaerahBengkulu, 04 – 09 Juli 2011

Konsep Dasar Ekonomi Energi

Page 2: Ekonomi Energi

1. Pengantar Ekonomi2. Mikro Ekonomi terhadap ekonomi energi3. Makro Ekonomi terhadap ekonomi energi4. Perhitungan Carbon Trading

OUT LINE

Page 3: Ekonomi Energi

Menurut Bapak Ekonomi yaitu Adam Smith (1723 - 1790) dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation, biasa disingkat The Wealth of Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776 Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu atau bahan kajian yang mempelajari upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.

Ekonomi berhubungan erat dengan supply dan demand suatu barang.

Pengantar EkonomiPengantar Ekonomi

Page 4: Ekonomi Energi

Penelitian yang dilakukan oleh Sachs dan Warner (1999) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi negara yang memiliki sumber daya melimpah cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara yang tidak memiliki sumber daya alam melimpah. Fenomena ini kemudian melahirkan istilah yang disebut dengan “Kutukan Sumber Daya Alam”.

Pengantar EkonomiPengantar Ekonomi

Page 5: Ekonomi Energi

Joseph Stiglitz (2005) memiliki sejumlah rekomendasi terhadap negara yang memiliki sumber daya alam yang besar tetapi pertumbuhan ekonomi yang lambat agar dapat terhindar dari “Kutukan Sumber Daya Alam” :

Penentuan laju ekstraksi Kehati-hatian dalam meminjam dana luar

negeri

Pengantar EkonomiPengantar Ekonomi

Page 6: Ekonomi Energi

Masalah ekonomi pokok yang dihadapi setiap masyarakat, yaitu masalah kelangkaan dan kekurangan. Berasarkan uraian mengenai masalah ekonomi pokok tersebut akan dirumuskan definisi ilmu ekonomi.

Jenis-jenis ilmu ekonomi, sebagai contoh ekonomi energi, ekonomi fiscal, moneter dan lain sebagainya.

Ciri-ciri utama sesuatu teori ekonomi dan kegunaan ilmu ekonomi.

Bentuk-bentuk alat analisis yang digunakan oleh ahli-ahli ekonomi dalam menerangkan teori ekonomi dan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa yang berlaku dalam perekonomian.

Pengantar EkonomiPengantar Ekonomi

Page 7: Ekonomi Energi

Ekonomi deskriptif. Teori ekonomi Ekonomi terapan (applied economics).

Pengantar EkonomiPengantar Ekonomi

Page 8: Ekonomi Energi

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat 2. Menciptakan kestabilan harga-harga 3. Mengatasi masalah pengangguran 4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang

merata

Page 9: Ekonomi Energi

Yang menguasai hajat hidup orang banyak adalah negara / pemerintah. Contoh hajad hidup orang banyak yakni seperti air, bahan bakar minyak / BBM, pertambangan / hasil bumi, dan lain sebagainya.

Peran negara adalah penting namun tidak dominan, dan begitu juga dengan peranan pihak swasta yang posisinya penting namun tidak mendominasi. Sehingga tidak terjadi kondisi sistem ekonomi liberal maupun sistem ekonomi komando. Kedua pihak yakni pemerintah dan swasta hidup beriringan, berdampingan secara damai dan saling mendukung.

Masyarakat adalah bagian yang penting di mana kegiatan produksi dilakukan oleh semua untuk semua serta dipimpin dan diawasi oleh anggota masyarakat.

Modal atau pun buruh tidak mendominasi perekonomian karena didasari atas asas kekeluargaan antar sesama manusia.

Page 10: Ekonomi Energi

Sistem Ekonomi Liberal ??? Sistem Ekonomi Kapitalis?? Sistem Ekonomi Komunis??

Page 11: Ekonomi Energi

Mikro ekonomi adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari bagian-bagian kecil ekonomi seperti perilaku individu-individu, perilaku konsumen, perilaku produsen, harga, dan lain-lain.

Adanya kelangkaan atau kekurangan suatu barang sebagai contoh Bensin saat ini akibat ketidakseimbangan antara :

Kebutuhan masyarakat Faktor-faktor produksi yang tersedia dalam

masyarakat.

Mikro Ekonomi terhadap ekonomi Energi

Page 12: Ekonomi Energi

1…………………. 2…………………. 3…………………. 4…………………. 5………………….

Page 13: Ekonomi Energi

0.00E+00

5.00E+07

1.00E+08

1.50E+08

2.00E+08

2.50E+08

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

Years

Population

Page 14: Ekonomi Energi

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

GDP growth (annual %)

Page 15: Ekonomi Energi

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

600.00

700.00

800.00

900.00

1,000.00

1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004

GDP per capita (constant 2000 US$) Indonesia

Page 16: Ekonomi Energi

Singapore $38,972 Japan $38,559 Brunei $37,053 Hong Kong $30,755 South Korea $19,505 Taiwan $17,040 Kazakhstan $8,502 Malaysia $8,141 Azerbaijan $5,349 Thailand $4,115 Turkmenistan $3,863 Maldives $3,649 Armenia $3,361

China $3,315 Georgia $2,925 Indonesia $2,246 Bhutan $2,082 Mongolia $1,981 Sri Lanka $1,972 Philippines $1,866 Pakistan $1,044 Vietnam $1,040 Uzbekistan $1,027 India $1,016 Kyrgyztan $951 Laos $841 Cambodia $818 Tajikistan $795 Bangladesh $506 Timor-Leste $469 Myanmar $462 Nepal $459 Afghanistan $429

Perbandingan GDP per Kapita di beberapa Negara

Source : http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/gdp-per-capita

Page 17: Ekonomi Energi

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Produksi Minyak Mentah di Indonesia

Page 18: Ekonomi Energi

Pelanggan PLN (Sumber : Statistik PLN)

0

5000000

10000000

15000000

20000000

25000000

30000000

35000000

RepelitaI(73/74)

Repelita II(78/79)

RepelitaIII (83/84)

RepelitaIV (88/89)

RepelitaV (93/94)

RepelitaVI (98)

Tahun2007

Pelanggan Rumah Tangga

Page 19: Ekonomi Energi

Crude Oil Price

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Year

US

$ p

er B

arel

Page 20: Ekonomi Energi

Urbanisasi ?????? Trend atau Mode????? Gaya Hidup ???? Produk Lokal atau Import??? Teknologi????? ……………………

Page 21: Ekonomi Energi

Dasar perilaku konsumen dalam memilih suatu barang konsumsi adalah sebagai berikut :

Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan apapun)

Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …) Keseimbangan kepuasan konsumen Maksimisasi kepuasan konsumen dibatasi

garis anggaran (budget line)

Page 22: Ekonomi Energi

Qy

Qx0

IC

A

B

Y1

Y2

X1 X2

Page 23: Ekonomi Energi

Anggaran merupakan salah satu dasar atau alasan seseorang memilih untuk menggunakan suatu produk atau barang. Dalam hal penggunaan energi, anggaran sangat berperan penting dalam memilih penggunaan energi

Pilih Mana “Premium atau Pertamax” ??????

Pilih Mana “ Diesel atau Solar” ???? Pilih Mana “ Fosil Atau EBT ????

Page 24: Ekonomi Energi

Px(Qx) + Py(Qy) = M

Y1

Y2

Y3

M = Px.Qx +Py.Qy

Page 25: Ekonomi Energi

Y

X0

A1

A2

Page 26: Ekonomi Energi

Y

X0 A1 A2

Page 27: Ekonomi Energi

Ketika harga minyak tanah naik maka permintaan akan gas meningkat. Maka hal ini disebut dengan efek substitusi, mengganti penggunaan minyak tanah menjadi gas (Efek Substitusi)

Naiknya Harga BBM akan mempengaruhi terhadap penurunan relatif pendapatan seseorang (Efek Pendapatan)

Page 28: Ekonomi Energi

X1X2 = Merupakan total efek X1X3 = Merupakan efek substitusi X3X2 = Merupakan efek pendapatan

Y

X0 X1 X3 X2 A1 A2 A2

A B

CIC2

IC1

Page 29: Ekonomi Energi

Gambar dibawah ini menunjukkan??

Barang lain

Bensin0

A2 A1

Page 30: Ekonomi Energi

ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari keseluruhan perekonomian baik suatu negara / daerah seperti inflasi, kemiskinan, neraca

Makroekonomi membahas perilaku secara agregat Fokus pada perilaku dan investasi, factor penentu

perubahan, upah dan harga, kebijakan fiskal dan moneter, stok uang beredar, anggaran belanja pemerintah, suku bunga, dan

Utang pemerintah Makroekonomi membahas hal-hal pokok pada

interaksi antar barang, tenaga kerja, dan pasar modal dari perekonomian.

Page 31: Ekonomi Energi

Dari sisi supply energi yaitu ketika naiknya harga energi sebagai contoh crude oil akan berdampak pada naiknya beban pemerintah dalam membayar impor crude oil, dan subsidi minyak.

Sedangkan dari sisi demand naiknya harga energi dapat menurunkan permintaan

Page 32: Ekonomi Energi

Soal : Apabila “Harga BBM naik Apakah

permintaan akan menurun???....... Apabila Harga Mobil Naik apakah

permintaan akan menurun???... Apabila harga Garam 1 juta/ gram apakah

tidak akan ada yang membeli garam???

Page 33: Ekonomi Energi

permintaan agregat

penawaran agregat

P*

Y*

Page 34: Ekonomi Energi

Bagaimana Grafik AD - AS Apabila Suatu harga naik…??

Bagaimana Grafik AD – AS apabila supply Menurun….??

Bagaimana Grafik AD - AS apabila permintaan barang meningkat…???

Apabila permintaan meningkat apakah dampaknya terhadap perekonomian…???

Page 35: Ekonomi Energi
Page 36: Ekonomi Energi
Page 37: Ekonomi Energi
Page 38: Ekonomi Energi

Peranan energi dalam konteks makro bersifat cenderung bersifat spesifik dan sesuai dengan kebijakan serta keadaan ekonomi makro suatu negara. Misalnya, karena sistem hak pribadi sangat menonjol di Amerika maka seorang pemilik yang secara kebetulan tanahnya dipakai untuk kegiatan memproduksi minyak berhak memperoleh royalti sebesar 12,5% dari produksi kotor minyak. Produsen minyak juga masih harus membayar pajak sesuai dengan kebijaksanaan fiskal yang berlaku. sistem seperti ini jarang dijumpai di negara-negara produsen minyak contoh Indonesia, atau negara berkembang, yang kebanyakan produksi minyaknya diatur negara lewat perusahaan negara yang ditunjuk.

Page 39: Ekonomi Energi

GDP atau PDB merupakan nilai dari barang akhir atau jasa akhir yang diproduksi dalam ekonomi selama periode waktu tertentu. Barang akhir atau final good merupakan sebuah barang yang dipergunakan pada konsumsi akhir.

GDP merupakan penjumlahan dari nilai tambah dalam ekonomi selama pada periode tertentu. Nilai tambah sebanding dengan nilai dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dikurangi nilai dari barang intermediate yang digunakan dalam produksi. Barang intermediate merupakan barang yang digunakan dalam produksi barang yang lainnya.

GDP merupakan penjumlahan dari pendapatan dalam ekonomi selama periode tertentu.

Page 40: Ekonomi Energi

Di Indonesia (Sebelum Otda)Produksi Kotor

Biaya Produksi

Pendapatan operasi bersih

Bagian PSC

Bagian Pemerintah

Pajak

Bagian bersih PSC

Page 41: Ekonomi Energi

Produksi Kotor

Royalti

Pendapatan operasi bersih

Pendapatan Operasi bersih

Pajak

Bagian bersih produsen

Page 42: Ekonomi Energi

Yang terdiri dari :+ Lifting Pemerintah- DMO- Fee Hulu Pertamina- Pajak-pajak (PPN, PBB)- Bea masuk- Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

INFORMASI LIFTING DALAMBAGAN ARUS BAGIAN DAERAH DARI SDA MIGAS

GROSS REVENUECOST

RECOVERY

CONTRACTOR ENTITLEMENTX

CORPORATE TAX35%

BRANCH PROFIT TAX20%18,75%

NET CONTRACTOR SHARE15%

30-35% PENERIMAAN APBN

(PENERIMAAN NEGARA NON PAJAK)

BAG. PUSAT85%

BAG. DAERAH (15%)

6% penghasil, 6% kabupaten kota lain, 3%

propinsi

LIFTING

LIFTING PEMERINTAHY

DJA-Depkeu

DJPK-Depkeu

EQUITY TO BE SPLIT

SK Daerah Penghasil SDA Migas

Depdagri

ESDM

Page 43: Ekonomi Energi

“Kondisi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan bakar mobil, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga mengalami kenaikan. Kebalikannya adalah deflasi dimana harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun. (Samuelson, 1989:196)”

“Suatu keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus-menerus. Kelebihan permintaan tersebut dapat diartikan ganda yaitu, pengeluaran yang diharapkan terlalu banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan (Lerner)”

Page 44: Ekonomi Energi

Demand Pull Inflation :Inflasi yang disebabkan oleh kelebihan permintaan sehingga kurva AD bergeser dan tingkat harga keseimbangan meningkat

Cost Push Inflation :Inflasi yang disebabkan oleh peningkatan

biaya produksi

Page 45: Ekonomi Energi

Inflasi dapat terjadi karena tarikan permintaan agregat (demand pull inflation) akibat kenaikan pengeluaran agregat konsumsi (C), Investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

Inflasi dapat pula terjadi karena dorongan kenaikan biaya (E) dalam penawaran agregat (cosh push inflation). secara teoritis dampak permintaan (DAO) dan penawaran agregat (SA0) terhadap harga nasional dapat berupa kenaikan harga atau penurunan harga.

Page 46: Ekonomi Energi

Q0 Q1

P0

P1

SA0

P

Q

DA0

DA1

SA0

SA1

DA0

Q0Q1

P0

P1

P

Q

Page 47: Ekonomi Energi

Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 = 5,0-6,0%

Tahun 2009 Pertumbuhan Ekonomi tertinggi ketiga di ASIA…setelah China dan India (4.6-4,8%, sementara itu ekonomi RRT tumbuh 7,5%, dan India 5,5%)

Page 48: Ekonomi Energi

Laju inflasi 2010 diprediksi 4,5-5,5%, Tingkat bunga SBI tiga bulan 6,0-7,0%, Nilai tukar rupiah Rp 9.500-10.500 per dolar

AS. Asumsi harga minyak USS 45-60 per barrel,

Produksi minyak (lifting) 0,9500,970 juta barel per hari.

Page 49: Ekonomi Energi
Page 50: Ekonomi Energi

TAHUNTAHUN BPP rata-rataBPP rata-rata

(Rp/kWh)(Rp/kWh)

TDL rata-rataTDL rata-rata

(Rp/kWh)(Rp/kWh)

SUBSIDISUBSIDI

((Triliun RpTriliun Rp))

2003 618 561 3,36

2004 597 584 3,31

2005 710 589 10,64

2006 934 622 33,90

2007 920 627 37,48

2008 1.271 651 78,58

2009 1.009 662 53,72 *)

2010**) 1.008 705 28,16 ***)

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN BPP, BPP, TDLTDL dan SUBSIDI dan SUBSIDI

50

Keterangan:*) Hasil audit BPK – RI, Subsidi Listrik 2009 sebesar Rp. 53,72 T, dalam 2009 telah dibayar Rp. 45, 14 T, Kekurangan subsidi 2009 (audited) diluncurkan pada 2010 Rp. 4,0 T, dan 2011 Rp. 4,58 T.**) Alokasi anggaran Subsidi Listrik APBNP 2010 sebesar Rp. 55,1 T, terdiri dari Subsidi 2010 Rp. 51,1 T dan kekurangan Subsidi 2009 Rp. 4,0 T.***) Realisasi pembayaran Subsidi Listrik 2010 sebesar Rp. 32,16 T terdiri dari Subsidi Januari s.d Juli 2010 sebesar Rp. 28,16 T.dan kekurangan Subsidi 2009 sebesar Rp. 4,00 T.

Page 51: Ekonomi Energi

1 Harga Crude Oil (ICP) USD/Barrel 80 80

2 Nilai Tukar Rp/USD 9.200 9.250

3 Pertumbuhan Penjualan Listrik % 6,60 7,40

4 Penjualan Tenaga Listrik TWh 143,26 153,85

5 Susut Jaringan (Losses ) % 9,41 8,55

6 Margin Usaha % 8,00 8,00

7 Alpha Pertamina % 5,00 5,00

8 Alpha Non Pertamina % 3,50 3,50

9 KEBUTUHAN BAHAN BAKAR

HSD Kiloliter 3.936.718 2.813.610

MFO Kiloliter 2.483.339 1.622.029

IDO Kiloliter 2.594

Batu Bara Ton 30.348.535 36.767.097

Gas BBTU 320.846 389.334

Panas Bumi MWh 3.123.464 3.362.031

Bio Diesel Kiloliter 14.479 29.653

10 ENERGY MIX 100 100

- Biofuel % 0,04 0,08

- BBM % 18,56 11,77

- Batubara % 45,37 49,20

- Panas Bumi % 2,46 2,44

- Gas Alam % 26,15 29,77

- Hidro % 7,42 6,74

11 HARGA BAHAN BAKAR

HARGA JUAL BBM KE PLN

- HSD Rp/Liter 6.503,52 6.538,97

- IDO Rp/Liter 5.177,14 5.205,33

- MFO Rp/Liter 4.490,04 4.514,45

HARGA BAHAN BAKAR NON BBM

- Batu Bara Rp/Ton 625 630

- Gas USD/BBTU 3,94 3,96

- Panas Bumi Rp/kWh 517 520

12 BPP Rata-rata Rp/kWh 1.008 920

13 TDL Rata-rata Rp/kWh 703 729

14 KEBUTUHAN SUBSIDI : Triliun Rp. 55,15 40,70

SUBSIDI LISTRIK TAHUN 2011

NO ASUMSI SATUANSUBSIDI LISTRIK

TAHUN 2010

KEBUTUHAN SUBSIDI LISTRIK PT PLN (PERSERO) TAHUN 2010 - 2011KEBUTUHAN SUBSIDI LISTRIK PT PLN (PERSERO) TAHUN 2010 - 2011

Page 52: Ekonomi Energi

FINAL ENERGY CONSUMPTION PER FINAL ENERGY CONSUMPTION PER SECTOR SECTOR

0

100

200

300

400

500

600

700

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Industri Transportasi Rumah Tangga Komersial Lainnya

Juta

SB

M

Growth rate of final energy consumption per sector periode 2000-2008 about 4.1% per year

Page 53: Ekonomi Energi

0

200

400

600

800

1000

1200

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008Minyak Bumi Gas Bumi Batubara Panas Bumi Tenaga Air

Juta

SB

M

Pertumbuhan energy supply periode 2000-2008 sekitar 4.3% per tahun dan didominasi oleh batubara sekitar 16.7% per tahun.

Page 54: Ekonomi Energi

Sumber: Ditjen Migas

Page 55: Ekonomi Energi

ARUS GAS BUMI 2008 (MMSCF)ARUS GAS BUMI 2008 (MMSCF)

5555Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

PRODUKSIPRODUKSI PEMANFAATANPEMANFAATAN

Losses : 37.306 (1,52%)

Losses : 37.306 (1,52%)

Suplai Domestik :

746.124(30,16%)

Suplai Domestik :

746.124(30,16%)

Kilang LPG : 13.196 (0,53%)Kilang LPG : 13.196 (0,53%)

Tidak Tercatat :

46.830 (1,89%)

Tidak Tercatat :

46.830 (1,89%)

Produksi Gas Bumi(2.473.485)

Kilang Minyak :29.727(1,20%)

Kilang Minyak :29.727(1,20%)

Kilang LNG : 1.270.854 (51,37%)

Kilang LNG : 1.270.854 (51,37%)Input

Kilang: 1.313.776(53,11%)

Input Kilang:

1.313.776(53,11%)

Transportasi : (691 (0,00%)

Komersial : 1.989 (0,00%)Rumah Tangga : 729 (0,00%)

Industri :372.945 (15,07%)

Non Energi : 132.872 (5,37%)

PLN :181.661 (7,34%)

Non PLN : 55.236 (2,23%)Pupuk (128.642)

Ekspor :329.448 (13,32 %)

Ekspor LNG : 1.067.466 (43,15%)

DEWAN ENERGI NASIONAL

Page 56: Ekonomi Energi

ARUS BATUBARA 2008 (JUTA TON)ARUS BATUBARA 2008 (JUTA TON)

5656Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

Industri (40,27)

PRODUKSI DAN SUPLAIPRODUKSI DAN SUPLAI PEMANFAATANPEMANFAATAN

Produksi Batubara(236,78)

Total Penyediaa

n(236,89)

Total Penyediaa

n(236,89)

PLN (21,00)Non-PLN (15,58)

Impor (0,11)Impor (0,11) Pengolahan (0,04)

Ekspor : 160,00 (67,54%) Ekspor : 160,00 (67,54%)

Konsumsi

Domestik: 76,89

(32,46%)

DEWAN ENERGI NASIONAL

Page 57: Ekonomi Energi

ARUS MINYAK BUMI 2008 (JUTA KL)ARUS MINYAK BUMI 2008 (JUTA KL)

5757Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009

DEWAN ENERGI NASIONAL

Page 58: Ekonomi Energi

ARUS ENERGI TOTAL 2008 (JUTA SBM)

5858Sumber: Diolah dari Data Pusat Data dan Informasi, KESDM, 2009 home

DEWAN ENERGI NASIONAL

SBM=SETARA BAREL MINYAK

Page 59: Ekonomi Energi

UPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKANUPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKAN

1. Upaya-upaya Efisiensi tenaga listrik dilakukan melalui program diversifikasi energi primer di pembangkitan tenaga listrik (supply side) dengan pengoptimalan penggunaan gas, penggantian HSD menjadi MFO, peningkatan penggunaan batubara, dan pengembangan pembangkit energi terbarukan.

2. BBM diperuntukkan untuk daerah terisolasi/terpencil dengan lebih memprioritaskan Renewable Energy Resources.

3. Gas dan batubara diprioritaskan untuk mengurangi ketergantungan pembangkit listrik pada BBM 59

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

BBM 36% 25% 19% 13% 10% 7% 5%

Bio Diesel 0% 0% 0,04% 0,08% 1% 1% 1%

Hydro 9% 8% 7% 7% 5% 5% 6%

Panas Bumi 3% 3% 2% 2% 2% 3% 3%

Gas 17% 25% 26% 28% 26% 26% 26%

Batubara 35% 39% 45% 50% 56% 58% 59%

Rasionalisasi Rasionalisasi Fuel MixFuel Mix

Produksi Listrik

Page 60: Ekonomi Energi

Penurunan Penurunan Losses Losses ((Susut JaringanSusut Jaringan))

1. Upaya-upaya yang dilakukan dalam penurunan losses:a. Perbaikan dan penguatan jaringan tenaga listrikb. Peningkatan akurasi pengukuran energi dan pembacaan meterc. Pelaksanaan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) secara intensif bekerja sama dengan POLRI

2. Setiap penurunan losses 1%, akan menghemat sekitar Rp 900 miliar. 60

UPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKANUPAYA EFISIENSI YANG TELAH DILAKUKAN

Page 61: Ekonomi Energi

KEBIJAKAN

SEKTOR ESDM

MINYAK BUMI

GAS ALAM

Supply BBM

Energy Mix

Energy Mix

Supply Gas

DMO Gas

DMO Gas

Gas unt.PLN

Demand BBM

Industri,transportasi

Demand Gas

Ekspor LNG

Devisa

Gas unt. PupukPenghemata

n Subsidi BBM

Skema Insentif

BLT

Biofuel

EBT Lain

Dampak Fiskal

Gas unt.Industri

Page 62: Ekonomi Energi

Supply PLTG

Supply PLTD

Supply PLTU

Supply PLTA

COST PLTG

COST PLTD

COSTPLTU

COSTPLTA

BPP TDL Subsidi=-

Total Supply Listrik (MW)

Total Energi Primer (Rp T)

Panas Bumi

Supply PLTP

COSTPLTP

Page 63: Ekonomi Energi

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 Pertanian 14.3 13.1 13.0 13.7 14.5 15.3

2 Pertambangan 8.9 11.1 11.0 11.2 10.9 10.5

a. Minyak dan gas bumi 5.2 6.4 6.0 5.9 5.7 4.5

b. Pertambangan bukan migas 2.8 3.8 3.9 4.1 4.0 4.5

c. Penggalian 0.9 1.0 1.1 1.2 1.3 1.5

3 Industri pengolahan 28.1 27.4 27.5 27.0 27.9 26.4

Industri Migas 4.1 5.0 5.2 4.6 4.9 3.8

a. Pengilangan minyak bumi 2.6 3.2 3.5 3.1 3.0 2.4

b. Gas alam cair 1.5 1.8 1.6 1.5 1.9 1.5

c. Industri Non Migas 24.0 22.4 22.4 22.4 23.0 22.6

4 Listrik, gas dan air bersih 1.0 1.0 0.9 0.9 0.8 0.8

a. Listrik 0.8 0.7 0.6 0.6 0.5 0.5

b. Gas kota 0.1 0.1 0.2 0.2 0.2 0.2

c. Air bersih 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1

5 Konstruksi 6.6 7.0 7.5 7.7 8.5 9.9

6 Perdagangan, hotel & rest. 16.1 15.6 15.0 15.0 14.0 13.4

7 Pengangkutan dan kom. 6.2 6.5 6.9 6.7 6.3 6.3

8 Keuangan, real estat 8.5 8.3 8.1 7.7 7.4 7.2

9 Jasa-jasa 10.3 10.0 10.1 10.1 9.7 10.2

Produk Domestik Bruto 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0

Terkait KESDM 13.9 17.0 16.9 16.5 16.5 15.1

Lainnya 86.1 83.0 83.1 83.5 83.5 84.9

Page 64: Ekonomi Energi

64

RAPBN 2011 DAN KONTRIBUSI ESDM (Rp Triliun)

Nota Keuangan

Kontribusi ESDM %

A Pendapatan Negara dan Hibah 1086.37 279.39 25.7% I Penerimaan Dalam Negeri 1082.63 279.38 25.8% 1 Penerimaan Perpajakan 839.54 102.75 12.2% a Pajak Dalam Negeri 816.42 102.75 12.6% b Pajak Perdag. Int'l 23.12 2 PNBP 243.09 176.62 72.7% a Penerimaan SDA 158.20 159.61 100.9% b Bagian Laba BUMN 26.60 c PNBP lainnya 43.40 16.96 39.1% d Pendapatan BLU 14.90 0.05 0.4% II Hibah 3.74 0.02 0.5% B Belanja Negara 1202.05 192.29 16.0% I Belanja Pemerintah Pusat 823.63 151.36 18.4% 1 Kementerian/Lembaga 410.41 15.14 3.7% 2 Non Kementerian/Lembaga 413.22 136.212 33.0% II Transfer Ke Daerah 378.42 40.94 10.8% 1 Dana Perimbangan 329.10 40.94 12.4% a Dana Bagi Hasil 82.00 40.79 49.7% b Dana Alokasi Umum 221.90 c Dana Alokasi Khusus 25.20 0.15 0.6% 2 Dana Otsus & Penyesuaian 49.32 III Suspen 0.00 C Keseimbangan Primer 0.73 D Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (115.68) E Pembiayaan 115.68 I Pembiayaan Dalam Negeri 118.67 II Pembiayaan Luar negeri (neto) (3.00)

Page 65: Ekonomi Energi

PENERIMAAN PAJAK, BUKAN PAJAK DAN HIBAH SEKTOR ESDM

A. PENERIMAAN PERPAJAKAN 101.384,55 102.753,61

1. PPh Minyak Bumi dan Gas Alam 54.184,55 55.553,61 a PPh Minyak Bumi 20.756,06 21.344,89 b PPh Gas Bumi 33.428,49 34.208,72

2. PPh Non Migas 40.000,00 40.000,00 a Pajak Pertambangan Umum 40.000,00 40.000,00

3. Pajak Pertambahan Nilai 7.200,00 7.200,00 a PPN Dalam Negeri 3.900,00 3.900,00

- Sub Sektor Migas 1.600,00 1.600,00 - Sub Sektor Pertambangan Umum 2.300,00 2.300,00

b PPN Import 3.300,00 3.300,00 - Sub Sektor Migas 300,00 300,00 - Sub Sektor Pertambangan Umum 3.000,00 3.000,00

B. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 172.569,27 176.622,13

1. Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) 155.526,35 159.604,95 a. Migas 145.261,20 149.339,80

i. Minyak Bumi 104.748,40 107.540,68 ii. Gas Bumi 40.512,80 41.799,12

b. Pertambangan Umum 9.909,15 9.909,15 i. Pendapatan Iuran Tetap 163,68 163,68 ii. Pendapatan Royalty 9.745,47 9.745,47

c. Panas Bumi 356,00 356,00

2. PNBP Lainnya 16.988,32 16.962,58 a. Selisih harga DMO dengan fee kontraktor 10.468,28 10.442,54 b. Penjualan Hasil Tambang 5.716,39 5.716,39 c. Penerimaan Jasa 152,28 152,28 d. Penerimaan Pendidikan 15,51 15,51 e. Penenerimaan Iuran dan Denda 436,48 436,48 f. Penerimaan Signature Bonus, Bid Info (Ditjen Migas 199,39 199,39

3. Penerimaan BLU 54,59 54,59

C. PENERIMAAN HIBAH 18,53 18,53 a. Labelisasi Peralatan Hemat Energi 3,15 3,15 b. Denmark (Gedung Hemat Energi) 10,00 10,00 c. World Bank (Pengembangan Panas Bumi) 5,38 5,38

TOTAL 273.972,34 279.394,27

Status terakhir Uraian Nota

Keuangan

*) Masih dalam pembahasan di Banggar DPR-RI

*)

(Miliar Rp)

65

Page 66: Ekonomi Energi

Anggaran KESDM tahun 2009 = 6,74 Triliun dimana 50,58 % berupa alokasi anggaran sub sektor kelistrikan yang disalurkan melalui PT PLN.

Page 67: Ekonomi Energi

Departemen Agama pada APBN 2009 akan mencapai sekitar Rp. 32 triliun

Departemen Keuangan (Depkeu) anggaran untuk tahun 2010 sebesar Rp 15,282 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp 5,428 triliun merupakan anggaran remunerasi dalam bentuk TKPKN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara).

Page 68: Ekonomi Energi