ekonomi pendidikan

63
1 Ekonomi Pendidikan Dwini Handayani

Upload: medge-hebert

Post on 30-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ekonomi Pendidikan. Pokok Bahasan. Human Capital Theory Investasi Sumber Daya Manusia Demand dan Supply Bersekolah (schooling) Rate of Return Pendidikan Pendidikan dan Pertumbuhan. 1. Human Capital Theory. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Ekonomi Pendidikan

1

Ekonomi Pendidikan

Dwini Handayani

Page 2: Ekonomi Pendidikan

Pokok Bahasan

1. Human Capital Theory

2. Investasi Sumber Daya Manusia

3. Demand dan Supply Bersekolah (schooling)

4. Rate of Return Pendidikan

5. Pendidikan dan Pertumbuhan

2Dwini Handayani

Page 3: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

• Human capital is any “stock” of (innate or acquired) knowledge or characteristics an individual possesses that contributes to his/her productivity

• Sumber– Ability/talent (kemampuan/keahlian)– Schooling (bersekolah)– Training (pelatihan)

Dwini Handayani 3

Page 4: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

• Pendidikan adalah investasi, mengandung rate of return di masa depan.

• Bagaimana mengukur investasi ini ?• Upah• Ingat dalam jangka pendek upah adalah rigid

dan dalam jangka panjang upah adalah flexible.

Dwini Handayani 4

Page 5: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

• Bagaimana melihat upah sepanjang waktu? Menggunakan:

• Life cycle model dari human capital– Mengukur pola upah sepanjang waktu (wage

profile)

Dwini Handayani 5

Page 6: Ekonomi Pendidikan

6

Earning Profile

Umur

Pendapatan

Dwini Handayani

Page 7: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

Dalam investasi sumber daya manusia, dipengaruhi discount rate:

• Semakin tinggi discount rate, maka semakin rendah keinginan untuk investasi (less future oriented)

• Discount rate tergantung:– Market interest rate– Time preferences (bagaimana individu mau mengorbankan

konsumsi sekarang dengan return yang akan diterima dimasa depan)

Dwini Handayani 7

Page 8: Ekonomi Pendidikan

Dwini Handayani 8

1. Human Capital Theory

Education, Ability and Earnings

w

Abel

Cain

Years of Education

wA

wC

wC

SC SA

Z

Z

Page 9: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

• Pendidikan sebagai bentuk investasi, implikasinya:– Menurunkan konsumsi sekarang– Meningkatkan konsumsi masa depan– Ada resiko di dalamnya

• Pendidikan sebagai Human Capital– Meningkatakan produktifitas

Dwini Handayani 9

Page 10: Ekonomi Pendidikan

1. Human Capital Theory

• Pendidikan sering digunakan sebagai “signal” dari productivitas

• Pendidikan sering digunakan sebagai “screening device” untuk mengidentifikasi pekerja dengan produktifitas yang tinggi

Dwini Handayani 10

Page 11: Ekonomi Pendidikan

11

2. Investasi Sumber Daya Manusia

• Jadi upah merupakan fungsi investasi human capital masa lalu

• Berapa besar investasi human capital yang dipilih ?

Dwini Handayani

Page 12: Ekonomi Pendidikan

12

2. Investasi Sumber Daya Manusia

Keputusan yang diambil individu ketika:

MB pendidikan = MC bersekolah

Marginal benefit yaitu tambahan keuntungan bila akan dilakukan tambahan investasi pendidikan (present value upah yang akan diterima sepanjang hidupnya)

Marginal cost

tambahan biaya akibat dilakukannya tambahan investasi

Dwini Handayani

Page 13: Ekonomi Pendidikan

MB=MC

Marginal benefit:

1. Diminishing returns to education investment

2. Peningkatan opportunity cost

Marginal Cost:

Increasing to education investment

Dwini Handayani 13

Page 14: Ekonomi Pendidikan

14

MB=MC

MB

MB

MC

RoR, MC

Gambar 1

Dwini Handayani

Page 15: Ekonomi Pendidikan

3. Demand and Supply for Human Capital Investment

Keputusan investasi pendidikan, adalah ketika MB=MC

Supply bersekolah ditentukan juga oleh oppotunity untuk membiayai pendidikan

Demand bersekolah ditentukan juga oleh ability individu tersebut sendiri.

Dwini Handayani 15

Page 16: Ekonomi Pendidikan

16

3. Demand and Supply for Human Capital Investment

Years of schooling

D schooling

S schooling

RoR, MC

Gambar 1

Dwini Handayani

Page 17: Ekonomi Pendidikan

17

Demand and Supply for Human Capital Investment

Years of schooling

D schooling

S schooling

RoR, MC

Gambar 2

Dwini Handayani

Page 18: Ekonomi Pendidikan

18

Demand and Supply for Human Capital Investment

Years of schooling

D schooling

S schooling

RoR, MC

Gambar 3

Dwini Handayani

Page 19: Ekonomi Pendidikan

19

Demand and Supply for Human Capital Investment

• Tiap orang menghadapi S curve yang berbeda – tergantung opportunity-nya untuk membiayai

pendidikannya

• Demand for education– Kemampuannya untuk belajar

• Gambar 2, S sama, D yang berbeda• Gambar 3, ability sama, tetapi S berbeda,

artinya, kemampuan untuk membiayai beda – S kanan, mampu bayar lebih besar dibandingkan kiri.– Yang memiliki S kanan, memiliki willingness to forego

todays consumption for future consumption besar

Dwini Handayani

Page 20: Ekonomi Pendidikan

20

Demand and Supply for Human Capital Investment

• Apa yang menentukan Demand dan Supply ?

• Yaitu karakteristik background spt:– Wealth, parental education, innitiate abbility

dll

• MC dan perbedaan ability menyebabkan:Perbedaan education, menyebabkan

Perbedaan earnings dalam masyarakat

Dwini Handayani

Page 21: Ekonomi Pendidikan

21

Wealth Maximization Model

• Ben Porath (1967) menggunakan fungsi Human Capital Production (fs produksi sumber daya manusia)

• Dasar:– Individu akan berusaha mendapatkan

kekayaan yang maksimum sepanjang hidupnya

• Asumsi:– Supply Labor fixed sepanjang waktu– Stock human capital, depreciates

Dwini Handayani

Page 22: Ekonomi Pendidikan

22

Wealth Maximization Model

• Pekerja akan mengalokasi waktu dan kegiatannya untuk bekerja dan bersekolah/mengikuti training

• Education dan training menghasilkan– Stock human capital

• Akan meningkatkan produktivitas

• Marginal productivity of labor naik tetapi pada satu titik akan menurun (naik but in diminishing rate)

Dwini Handayani

Page 23: Ekonomi Pendidikan

23

Wealth Maximization Model

Bekerja+training/sekolah

Sekolah saja

Upah, HC

Umur, t

Human Capital

Upah

Dwini Handayani

Page 24: Ekonomi Pendidikan

24

Wealth Maximization Model

Implikasi asumsi– Kapan waktu yang tepat untuk bersekolah ?

Dwini Handayani

Page 25: Ekonomi Pendidikan

25

Wealth Maximization Model

Implikasi asumsi– Kapan waktu yang tepat untuk bersekolah ?

• Usia muda, karena benefit=PV total expectasi future income, kalo sudah tua, sisa masa kerja pendek, benefit lebih rendah

– Earning profile, naik tajam saat muda tetapi melandai atau menurun setelah usia tertentu

Dwini Handayani

Page 26: Ekonomi Pendidikan

26

Mincerian Earning Function

Upah digunakan sebagai proxy return pendidikan

Rate of return:1. Private ROR2. Social RORPrivate Cost1. Direct cost: tuition, books, uniform,

transportation cost2. Indirect cost: foregone earnings

Dwini Handayani

Page 27: Ekonomi Pendidikan

27

Mincerian Earning Function

Social cost:

1. Direct cost, gaji guru, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan (gendung)

2. Indirect cost: foregone tax

Benefit

1. Private, kenaikan penghasilan di masa depan

2. Social, externalitas positif

Dwini Handayani

Page 28: Ekonomi Pendidikan

28

Mincerian Earning Function

• Social benefit = private benefit +public benefit

Apa saja Social Benefit, eksternalitas positif dari pendidikan ?

Penurunan kriminalitas Peningkatan derajat kesehatan Poverty reduction Teknologi/inovasi baru Intergenerational benefit (ingat background

mempengaruhi keputusan bersekolah)

Dwini Handayani

Page 29: Ekonomi Pendidikan

29

Mincerian Earning Function

Pendidikan dan Perempuan:

• Peningkatan UKP

• Penurunan Fertilitas

• Menyadari Kualitas >kuantitas anak

• Nutrisi keluarga

• Pendidikan bagi anak

Dwini Handayani

Page 30: Ekonomi Pendidikan

Types of Social Returns

• Spillover or externality impacts (Moretti; Hill et al.) more degreed individuals in a regional economy higher wages for everyone because productivity goes up, technology development and adoption increase, and positive feedback loops put the region on a faster growth track

• Non-monetized benefits – less crime, more civic participation, lower dependence on safety nets, better health outcomes, more charitable giving

Page 31: Ekonomi Pendidikan

Moretti’s externality study

• Cross sectional data from 282 cities at three points in time (Census years) with lots of control variables to take into account many potential competing explanations, PLUS a longitudinal study of 6,791 individuals from 201 cities

• Results, consistent across both bodies of data, suggest that a 1% increase in college grads in a city result in wage increases of:– 1.9% for workers who did not graduate from high school– 1.6% for high school grads in the city– 0.4% for college grads

Page 32: Ekonomi Pendidikan

Crime

• Lochner & Moretti (2003) study uses multiple data sets and carefully designed statistical analyses to explore the relationship between education and crime

• Findings:– 1% increase in high school graduation rates nationally would

save $1.4 billion, about $2100 per high school graduate– This social return is 14-26% of the private return to the high

school graduates, or $53 to 100 billion– Authors compare these benefits to 1990 average national cost of

a year of high school of $6,000

Page 33: Ekonomi Pendidikan

Early Childhood Interventions

• Reynolds et al. (2003) longitudinal study in Chicago claims a $7.14 benefit to society for every $1 invested in an 18 year longitudinal study of children in Chicago Child Parent Centers (n=989) vs. a comparison group (n=550)

• Chicago Child Parent Centers emphasize early intervention, parent involvement, structured language/basic skills learning, health and social services, and program continuity into early school years– Benefits include stronger parental support, lower juvenile

delinquency and greater educational achievement by age 21; dollar estimates came from costing out lower justice system and remedial education costs

Page 34: Ekonomi Pendidikan

Early Childhood Interventions

• Rolnick and Grunewald report on the Perry Pre-School program in Ypsilanti, MI

• Outcomes for 123 children in pre-school program, relative to a comparison group

• Perry Pre-School participants were:– more likely to graduate from high school, – more likely to earn more than $2,000 per month,

and – less likely to have been incarcerated as of age 27;

• Rolnick and Grunewald calculate a 16% real rate of return on investment, with most of the benefits going to the public at large (e.g., lower justice system costs)

Page 35: Ekonomi Pendidikan

Early Childhood Interventions

• Lynch (2004) provides cost estimates for a national pre-school program for all 3-4 year olds in poor families– Estimated cost $20B in first year and tapering off

thereafter as savings kick in (children do better in school; later on less crime, more employment in well paying jobs and less use of social assistance)

– New tax revenues would offset costs by year 17

Page 36: Ekonomi Pendidikan

36

Mincerian Earning Function

Social Rate of return sulit komponennya sulit dimoneterisasi, maka sering underestimated

• Dilema: investasi ke sektor pendidikan yang returnnya baru dirasa di masa depan vs investasi sektor produksi

Dwini Handayani

Page 37: Ekonomi Pendidikan

Voluminous literature on RofR to Education in Many Countries

Psacharopoulos & Patrinos (2004) review studies from 73 countries

“Social” return in this figure just takes into account public investments in

education

Spillover, or externality effects are discussed but no estimates of these

effects are provided

Page 38: Ekonomi Pendidikan

38

Mincerian Earning Function

Kembali ke Model Mincer u ROR

• Asumsi:– Individu pilih level of schooling yang

memaksimalkan PV lifetime earnings– Variabel cost of schooling= forgone earnings

saja (out of pocket expenses tidak dihitung)

• Mincerian Earning Fn, hedonic price equation,

– Earnings fn dari kualitas(quality atribute)

Dwini Handayani

Page 39: Ekonomi Pendidikan

39

Mincerian Earning Function

Persamaan :

Ln Y= bo + b1S + b2A + b3A2

Dimana

bo= ln Wo= log wage tanpa education

b1= ROR

B2, b3 = ROR expirience

Dwini Handayani

Page 40: Ekonomi Pendidikan

40

Mincerian Earning Function

Mincer menggunkan data USA tahun 1959, hasilnya:

Ln(earnings) = 6.2 + 0.10 S + 0.018 E – 0.0012 E2

R2=0.285

ROR schooling 10%, saat itu sama dengan tingkat bunga komersial

Penambahan pegalaman 1 tahun meningkatkan earnings sebesar 18% tetapi

Pengalaman kuadrat negatif artinya, over time kenaikan ror pengalaman menurun

Dwini Handayani

Page 41: Ekonomi Pendidikan

Rate of Return

Dwini Handayani 41

Page 42: Ekonomi Pendidikan

Upah per jam, Portugal, 1982-1998

Dwini Handayani 42

Graph 4 - Average Hourly Real Wages, Different Skill Groups, Men, 1982-19981998 Escudos

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

1982 1985 1986 1987 1988 1989 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998

Years

Young, Low Ed Old, Low Ed Young, Med Ed Old, Med Ed Young, High Ed Old, High Ed

Page 43: Ekonomi Pendidikan

Earning Profile, USA tahun2003

Dwini Handayani 43

Page 44: Ekonomi Pendidikan

Dwini Handayani 44

Page 45: Ekonomi Pendidikan

45

Mincerian Earning Function (Psacharopopulus)

Private Returns by Country and Level of Schooling

Education Level Country Group Primary Secondary Higher

Developing Africa 45 26 32 Asia 31 15 18 Latin America 32 23 23 Middle Income 17 13 13 Advanced - 12 12

Dwini Handayani

Page 46: Ekonomi Pendidikan

46

Mincerian Earning Function(Psacharopopulus)

Social Returns by Country and Level of Schooling

Education Level Country Group Primary Secondary Higher

Developing Africa 26 17 13 Asia 27 15 13 Latin America 26 18 16 Middle Income 13 10 8 Advanced - 11 9

Dwini Handayani

Page 47: Ekonomi Pendidikan

47

Estimasi ROR

• Temuan Psacharopoupulus:– Return pendidikan primer paling tinggi, why ?

(ingat makin tinggi pendidikan, cost naik)– Private returns > social returns– Ror investasi pendidikan di NSB diatas 10%

(World Development Report 1981) – ROR di NSB lebih tinggi dibandingkan di Neg

maju, why ? • Over-education

Dwini Handayani

Page 48: Ekonomi Pendidikan

International evidence

Cross Country Evidence on the Returns to Schooling

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.1

Rat

e of

Ret

urn

(%)

Source: Harmon, Westergard-Nielsen and Walker, Education and earnings in Europe: A cross country analysis of the returns to education, 2001

Page 49: Ekonomi Pendidikan

European estimates Returns to schooling in Europe, men and women (year closest to 1995)

0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14

Sweden (91)

Denmark (95)

Norway

Netherlands (96)

Austria (95)

Italy (95)

France (95)

Spain (94)

Greece (94)

Finland (93)

Switzerland (95)

Portugal (94)(95)

Germany (West) (95)

UK (94-96)

Ireland (94)

Rate of Return

Women

Men

Page 50: Ekonomi Pendidikan

Rates of return for Tertiary and Upper-Secondary Education

MALES (1999-2000)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

UK

US

A

Fra

nce

Neth

erlands

Sw

eden

Italy

Japan

Germ

any

Denm

ark

%

Tertiary Upper-Secondary

Source: Education at A Glance, 2003

Page 51: Ekonomi Pendidikan

Pendidikan dan Pembangunan

• Ingat penduduk vs pembangunan: positif atau negatif ?

• Ingat window of opportunity vs door of disaster → kualitas penduduk: kesehan, tingkat pendidikan, skill, expirience dll

• Internal ROR < Social ROR, jadi siapa yang harus menanggung ?

• Pembangunan tanpa pendidikan, apa mungkin ?

Dwini Handayani 51

Page 52: Ekonomi Pendidikan

Pendidikan dan Pembangunan

Mengapa pendidikan penting bagi pembangunan ?

• Increase the number of labors in efficiency units

• Keahlian, ketrampilan diperlukan dalam industri yang high tech

• Ibu yang berpendidikan penting bagi kesehatan anak-anaknya.

Dwini Handayani 52

Page 53: Ekonomi Pendidikan

Pendidikan Penting bagi Perempuan

• Meingkatkan jumlah dan kualitas Labor Force

• Menurunkan infant dan child mortality rates• Menurunkan maternal mortality rates• Ibu yang berpendidikan akan memberikan

pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya

• RoR perempuan lebih tinggi

Dwini Handayani 53

Page 54: Ekonomi Pendidikan

Dwini Handayani 54

Page 55: Ekonomi Pendidikan

Dwini Handayani 55

Page 56: Ekonomi Pendidikan

56

Indonesia secara Empiris

Keadaan pendidikan Indonesia:• adult literacy rate, tahun 1999: 88,4% dan

pada tahun 2002 :89,5% (HDR 2004).• Wajar 9 tahun APM (HDR 2004) untuk tingkat WAJAR:

– SD = 92,7% – SMP = 61,7% Rata-rata years of schooling tahun 2002 =7,1artinya: tidak tamat SMP atau tidak meneruskan

ke SMP !

Dwini Handayani

Page 57: Ekonomi Pendidikan

57

Persentase Penduduk Indonesia menurutTingkat Pendidikan Tertinggi Yang Pernah Diduduki,

1995,1998, 2000 dan 2002

• Sumber:Sumber: World Bank, 2004, “Education in Indonesia, Managing the Transition to Decentralization Volume 3, Jakarta

Tahun

1995 1998 2000 2002

Pendidikan Tertinggi

yang pernah diduduki

K D K D K D K D

Tidak bersekolah/ tidak tamat SD 20,44 43,15 15,86 36,25 15,2 34,4 13,9 30,1

Tamat SD dan sederajat 28,6 38,6 28,24 42,06 28,7 42,4 28,10 45,90

Tamat SMP dan sederajat 15,6 8,25 16,6 9,93 16,9 11,2 16,91 12,17

Tamat SMA dan sederajat 27,11 8,57 29,76 9,81 29,72 10,16 30,03 9,65

Perguruan Tinggi 8,27 1,42 9,58 1,94 9,41 1,85 11,05 2,20

Dwini Handayani

Page 58: Ekonomi Pendidikan

58

Rasio APM Perempuan terhadap Laki-laki, Indonesia,1999 dan 2002

Sumber: BKKBN, LDFEUI dan UNFPA (2005), Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia: Keterkaitan Konsensus ICPD dengan Target

MDGs

Rasio APM 1999 2002

Sekolah Dasar 99,9 100,1

Sekolah Menengah Pertama 100,1 102,6

Sekolah Menengah Atas 95,2 97,1

Perguruan Tinggi 82,2 92,8

Dwini Handayani

Page 59: Ekonomi Pendidikan

59

Indonesia secara Empiris

Social ROR by Level of Education, 2004

Sumber: Investing in Indonesia’s Education: Allocation, Equity and Efficiency of Public Expenditures

Level of Education Rate of Return Primary 0.04 Secondary 0.25 Senior 0.28

Dwini Handayani

Page 60: Ekonomi Pendidikan

60

5. Analisa Inferensial

Gambar 5.1. Hasil Estimasi Probabilitas Bekerja dengan Upah Menurut Umur

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.3517

20

23

26

29

32

35

38

41

44

47

50

53

56

59

Umur

Pro

bab

ilit

as

P1

P0

L1

L0

Page 61: Ekonomi Pendidikan

61

Gambar 5.2.a. Return Pendidikan Untuk Laki-laki(asumsi: sehat dan pada tahun pengalaman rata-rata=17,4 tahun)

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500

16.000

16.500

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Tahun bersekolah

ln(u

pah

)

Indus-L-kota

Indus-L-desa

Jasa-L-kota

Jasa-L-desa

Tani-L-kota

Tani-L-desa

Page 62: Ekonomi Pendidikan

62

Gambar 5.2.b. Return Pendidikan Untuk Perempuan

(asumsi: sehat dan pada tahun pengalaman rata-rata=17,4 tahun)

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500

16.000

16.500

0 2 4 6 8

10

12

14

16

18

20

22

Tahun bersekolah

ln(u

pa

h)

Indus-P-kota

Indus-P-desa

Jasa-P-kota

Jasa-P-desa

Tani-P-kota

Tani-P-desa

Page 63: Ekonomi Pendidikan

63Dwini Handayani