eksperimen model pembelajaran numbered head …eprints.ums.ac.id/53258/11/publikasi ilmiah.pdf ·...
TRANSCRIPT
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD
TOGETHER (NHT) BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU
DARI KETRAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH
NEGERI TINAWAS TAHUN
AJARAN 2016/2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
Lintang Putri Ratnasari
A410130140
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER
(NHT) BERBASIS PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KETRAMPILAN
PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VII MADRASAH
TSANAWIYAHNEGERI TINAWAS
TAHUN AJARAN 2016/2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian
portofolio, Numbered Head Together(NHT) dan model pembelajaran ekspositori
terhadap hasil belajar matematika, (2) untuk mengetahui pengaruh tingkat
ketrampilan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika, (3) untuk
mengetahui interaksi antara model pembelajaran Numbered Head Together(NHT)
berbasis penilaian portofolio, Numbered Head Together(NHT) dan model
pembelajaran ekspositori serta ketrampilan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain penelitian kuasi-
eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs
Negri Tinawas 2016/2017. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan
dokumentasi,angket,dan tes hasil belajar. Tehnik analisis data menggunakan analisis
variansi dua jalan dengan sel tak sama. Hasil analisis dengan taraf signifikansi 0,05
menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh model pembelajaran Numbered Head
Together(NHT) berbasis penilaian portofolio, Numbered Head Together(NHT), dan
Ekspositori terhadap hasil belajar matematika dengan FA = 9,4419 (2) terdapat
pengaruh tingkat ketrampilan pemecahan masalah siswa terhadap hasil belajar
metematika dengan FB = 31,6819 ( 3) tidak terdapat interaksi antara ketiga model
pembelajaran dengan tingkat ketrampilan pemecahan masalah siswa terhadap hasil
belajar matematika dengan FAB = 0,0081. Untuk implikasi bagi guru perlu
memperhatikan ketrampilan pemecahan masalah karena hasil penelitian
menunjukkan ketrampilan pemecahan masalah berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Kata kunci: Penilaian Portofolio, Numbered Head Together(NHT), ketrampilan
pemecahan masalah, hasil belajar matematika
Abstarct
The aim of this research is to analyze: (1) the difference of implementation influence
of Numbered Head Together (NHT) model based on portfolio assessment, Numbered
Head Together (NHT), and Expository to mathematics learning outcome, (2) the
difference of students' problem-solving skill to the mathematics learning outcome,
(3) the interaction between the application of the three learning models to the level of
problem-solving skill to the mathematics learning outcome. This research is a
quantitative research with quasi-experimental research design. The population in this
2
research is all students of class VII MTs Negri Tinawas 2016/2017. The sampling
technique in this study used cluster random sampling. The methods in collecting
data are documentation, questionnaire, and learning test result. The analysis data
technique is using two ways variation analysis with different cell. The results of the
analysis with significance level of 0.05 indicate that: (1) there is a difference of
influence of Numbered Head Together (NHT) based learning model based on
portfolio assessment, Numbered Head Together (NHT), and Expository on
mathematics learning result with FA = 9,44195273 (2 ) There is difference of
influence of level of problem solving skill of student to result of learning of
mathematics with FB = 31,68191321 (3) there is no interaction between three model
of learning with level of problem solving skill of student to result of learning
mathematics with FAB = 0,008151691. For implications for teachers, teachers need
to pay attention to problem solving skills because the results show the problem
solving skills affect the student's mathematics learning outcomes.
Keywords: Portfolio Assessment, Numbered Head Together (NHT), problem solving
skills, mathematics learning outcomes.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia,
sehingga pendidikan memegang peran penting dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas. Sebagaimana tertulis dalam UU No 20 tahun 2003
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar merupakan mata pelajaran yang
wajib diajarkan pada semua jenjang pendidikan maupun perguruan tinggi. Ali
Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 48) menjelaskan matematika adalah ilmu tentang
struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat akhirnya ke dalil atau teorema. Hasil belajar
matematika merupakan hal penting dalam pembelajaran. Dr. Kunandar (2013: 62)
menjelaskan hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
efektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar. Sedangkan
Penerapan model pembelajaran yang inovatif dapat membantu guru
mengatasi kesulitan dalam melaksanakan tugas mengajarnya dan juga kesulitan
3
belajar peserta didik. Salah satunya yaitu model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT). Trianto (2011: 82) memaparkan numbered head together (NHT)
atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional. Dalam model pembelajaran ini guru hanya menjadi
fasilitator yang memberikan pertanyaan kepada siswa dan menunjuk siswa sesuai
penomorannya.
Selain menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, guru juga bisa
menerapkan model penilaian yang membuat siswa mampu mengasah pengetahuan
dan ketrampilan melalui karyanya. Untuk itu guru dapat menerapkan model penilaian
portofolio. Asep Jihad dan Abdul Haris (2012: 111) memaparkan model penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Menurut penelitian Budi Murtiyasa (2015) menjelaskan bahwa
metode penilaian saat ini juga berkembang karena berubahnya hal-hal yang
dianggap penting dalam proses belajar, seperti komunikasi dan penggunaan
teknologi. Metode inovatif lebih menekankan pada: (1) proses dari pada isi, (2)
teknologi, (3) kerjasama, (4) komunikasi, (5) partisipasi aktif siswa, dan (6)
aplikasi di lapangan. Metode penilaian yang bersifat inovatif ini, yang juga
dikenal dengan penilaian informal biasanya muncul bersamaan dengan
berlangsungnya proses belajar mengajar. Metode penilaian inovatif menilai di
antaranya melalui portfolio.
Model pembelajran dan model penilaian yang inovatif dapat didukung
dengan adanya ketrampilan pemecahan masalah. Mohammad Takdir Illahi (2012:
184) menjelaskan pemecahan masalah merupakan aplikasi dari penguasaan konsep
dan ketrampilan. Pemecahan masalah melibatkan berbagai kombinasi antara konsep
dan ketrampilan dalam situasi baru atau situasi yang berbeda.
2. METODE
Berdasarkan jenis pendekatannya, penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif. Desain penelitian ini menggunakan desain kuasi-eksperimental. Menurut
4
Sutama (2015: 57) desaian kuasi-eksperimental merupakan pengembangan dari
eksperimental sejati yang praktis sulit dilakukan. Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yaitu kelompok eksperimental atau variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel dependent yaitu hasil belajar matematika.
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran dan
ketrampilan pemecahan masalah.
Dalam penelitian ini terdapat tiga kelas yaitu kelas eksperimen 1
menggunakan model pembelajaran numbered head together (NHT) berbasis
penilaian portofolio, kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran
numbered head together (NHT), dan kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran Ekspositori. Sedangkan Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII sejumlah 175 orang Madrasah Tsanawiyah Negeri Tinawas tahun ajaran
2017/2018. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak tiga kelas yaitu kelas
kelompok eksperimen 1 menggunakan model pembelajaran numbered head together
(NHT) berbasis penilaian portofolio, kelas eksperimen 2 numbered head together
(NHT), dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Ekspositori. Teknik
pengambilan sampel atau sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cluster random sampling, setiap anggota dari populasi mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sutama, 2015: 108). Metode yang
digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian ini yaitu dokumentasi, angket,
dan tes. Tes yang digunakan untuk mengetahui data hasil belajar matematika yang
akan dilakukan pada akhir penelitian.
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji keseimbangan.
Uji keseimbangan dalam penelitian ini menggunakan anava satu jalan, yang diambil
dari nilai UTS matematika kelas VII A, VII B, dan VII C semester genap MTs
Negeri Tinawas tahun ajaran 2016/2017. Instrumen tes dan angket penelitian terlebih
dahulu diuji cobakan pada kelas non sampel. Soal yang dinyatakan valid, maka yang
akan diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai soal evaluasi hasil
belajar. Setelah hasil evaluasi terkumpul, dilakukan uji prasyarat analisis yang
meliputi uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas
variansi menggunakan uji Bartlett (Budiyono, 2009: 176-177). Untuk uji hipotesis
5
dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Tindak lanjut
dari variansi apabila H0 ditolak dilakukan uji komparasi ganda yang menggunakan
metode Scheffe. Seluruh analisis data penelitian ini menggunakan taraf signifikansi
5%.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil belajar matematika siswa yang telah dinyatakan berdistribusi
normal dan mempunyai varian yang homogen. Selanjutnya akan dilakukan uji
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama (Budiyono, 2009: 229-231). Hasil
perhitungan uji hipotesis dengan taraf signifikansi 5% disajikan pada tabel berkut.
Tabel Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK dK RK Fobs
Model Pembelajaran
(A)
833,97541
26
2 416,98770
63
9,4419527
3
3,1
2
Ketrampilan
Pemecahan Masalah
(B)
2798,3551
07
2 1399,1775
54
31,681913
21
3,1
2
Interaksi (AB) 1,4400220
13
4 0,3600055
03
0,0081516
91
2,5
Kesalahan (G) 3179,7569
54
72 44,163291
03
Total (T) 6813,5274
96
80
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa pada uji
antar baris (A) diperoleh = 9,44195273 > Ftabel = 3,12 berarti H0 ditolak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered
Head Together (NHT) berbasis penilaian portofolio, Numbered Head Together
(NHT), dan Ekspositori terhadap hasil belajar matematika. Selanjutnya pada uji antar
kolom (B) diperoleh FB = 31,68191321 > Ftabel = 3,12 berarti H0 ditolak. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat ketrampilan pemecahan masalah
terhadap hasil belajar matematika. Dan yang terakhir pada uji interaksi (AB)
6
diperoleh FAB = 0,008151691 < Ftabel = 2,5 berarti H0 diterima. Hal tersebut
menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan
ketrampilan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil uji analisis variansi dua jalan sel tak sama diperoleh bahwa
H0A dan H0B ditolak. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji lanjut. Uji lanjut yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata antar
baris dan kolom. Karena terdapat tiga ketegori model pembelajaran perlu dilakukan
uji komparasi antar baris untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih
baik dilakukan uji komparasi ganda. Hasil uji komparasi antar baris disajikan dalam
tabel 2 berikut.
Tabel Rangkuman Uji Komparasi Rerata Antar Baris
H0 H1 Fobs Keputusa
n
6,7332
32
6,247815 H0 ditolak
22,074
6
6,247815 H0 ditolak
0,0214
62
6,247815 H0
diterima
Dari tabel diatas dapat disimpulkan dari hasil komparasi ganda antar baris
sebagai berikut. Pada komparasi pertama diperoleh = 6,733232 >
Ftabel = 6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis
penilaian portofolio dan model pemnelajaran Numbered Head Together(NHT)
terhadap hasil belajar matematika. Sedangkan pada komparasi kedua diperoleh
= 22,0746 > Ftabel = 6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran Numbered
Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio dan model pembelajaran
ekspositori terhadap hasil belajar matematika. Serta pada komparasi ketiga diperoleh
= 0,021462 < Ftabel = 6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima. Artinya Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
7
Numbered Head Together(NHT) dan model pembelajaran ekspositori terhadap hasil
belajar matematika.
Karena terdapat tiga kategori ketrampilan pemecahan masalah(tinggi, sedang,
dan rendah) maka perlu dilakukan uji komparasi ganda antar kolom untuk
mengetahui tingkat ketrampilan pemecahan masalah mana yang lebih baik dilakukan
uji komparasi ganda. Hasil uji komparasi ganda antar kolom dapat disajikan pada
tabel 3 sebagai berikut.
Tabel Rangkuman Uji Komparasi Ganda Antar Kolom
H0 H1 Fobs Keputusan
25,54268816 6,247815 H0 ditolak
72,88517083 6,247815 H0 ditolak
11,20440406 6,247815 H0 ditolak
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil komparasi ganda antar kolom diatas
sebagai berikut. Pada komparasi pertama diperoleh FT-S = 25,54268816>
= 6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh
tingkat ketrampilan pemecahan masalah tinggi dan siswa yang mempunyai tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang terhadap hasil belajar matematika.
Selanjutnya pada komparasi kedua diperoleh FT-R = 72,88517083> =
6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat pengaruh
tingkat ketrampilan pemecahan masalah tinggi dan siswa yang mempunyai tingkat
ketrampilan pemecahan masalah rendah terhadap hasil belajar matematika.
Sedangkan Pada komparasi ketiga diperoleh FS-R = 11,20440406> =
6,247815 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan
pengaruh tingkat ketrampilan pemecahan masalah sedang dan siswa yang
mempunyai tingkat ketrampilan pemecahan masalah rendah terhadap hasil belajar
matematika. Sebelum membahas lebih lanjut peneliti menyajikan rangkuman rerata
antar sel dan rerata marginal pada tabel 4 sebagai berikut.
Tabel Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal
Model Pembelajaran Ketrampilan Pemecahan Masalah Rerata Marginal
Tinggi Sedang Rendah
8
NHT+Portofolio 88 78,9091 72,8 79,90303
NHT 83,07692 74 68 75,02564
Ekspositori 80 70,2222 64,3077 71,50997
Rerata Marginal 83,69230667 74,3771 68,36923
Pada komparasi pertama dan kedua H0 ditolak. Artinya ada pengaruh model
pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio,
Numbered Head Together(NHT), dan Ekspositori terhadap hasil belajar matematika.
Untuk mengetahui model pembelajaran yang lebih baik yaitu cukup dengan
membandingkan rerata marginalnya. Model pembelajaran yang lebih baik yaitu
model pembelajaran dengan rerata yang lebih tinggi. Rerata marginal model
pembalajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio sebesar
79,90303 lebih dari rerata marginal model pembelajaran Numbered Head
Together(NHT) sebesar 75,02564 dan rerata marginal model pembelajaran
Ekspositori sebesar 71,50997. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio lebih
baik dibandingkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT)
maupun model pembelajaran Ekspositori.
Pada komparasi ketiga H0 diterima. Artinya tidak terdapat pengaruh model
pembelajaran Numbered Head Together(NHT) dan model pembelajaran Ekspositori
terhadap hasil belajar matematika. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran Numbered Head Together(NHT) memberikan efek yang sama dengan
model pembelajaran Ekspositori. Berikut ini pekerjaan siswa yang menunjukkan
bahwa model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) memberikan efek yang
sama dengan model pembelajaran Ekspositori. Sebelum membahas lebih lanjut
peneliti menyajikan gambar 1 dan gambar 2 sebagai berikut.
Pada translasi ( ), titik K(2a,4b) dipetakan ke titik K’(12, 18 + 2b). Tentukan
nilai a dan b!
9
Gambar Kelas VIIA Numbered Head Together(NHT)
Pada translasi ( ), titik K(2a,4b) dipetakan ke titik K’(12, 18 + 2b). Tentukan nilai a
dan b!
Gambar Kelas VIIC Ekspositori
Hasil analisis juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Siti Aminah
tahun 2016 dalam pembelajaran matematika berbasis portofolio melalui
pendayagunaan alat peraga dalam materi bangun ruang untuk meningkatkan hasil
belajar siswa kelas x SMK N 4 Medan mengemukakan bahwa dengan penggunaan
portofolio dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
Selain itu, sesuai dengan penelitian Muryanti tahun 2017 dalam penerapan
strategi kooperatif NHT dan TPS dalam pembelajaran matematika ditinjau dari
adversity quotient siswa SMP mengungkapkan bahwa Strategi pembelajaran
kooperatif tipe NHT memberiken hasil belajar matematika yang lebih baik
dibandingkan strategi pembelajaran kooperatif tipe TPS dan pembelajaran
ekspositori. Pada Penelitian Munawaroh (2015) tentang Studi Perbandingan dalam
Pembelajaran Kooperatif Model Of Numbered Heads Togetether (NHT) dan
Mahasiswa Tim Prestasi Divisi (STAD) untuk Prestasi Belajar dalam Subjek Sosial
mengemukakan bahwa Numbered Heads Together (NHT) model pembelajaran
merupakan bagian dari model struktural pembelajaran kooperatif, yang menekankan
struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut
10
penelitian Salameh F. Obeiah dan Ruba Fahmi (2016) menjelaskan bahwa siswa
dalam kelompok penilaian portofolio lebih unggul dari rekan mereka dalam
kelompok kontrol.
Hasil penelitian ini didukung dari kondisi siswa yang berada dilapangan pada
saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran
Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio pada materi
transformasi siswa lebih mengusai materi yang diajarkan oleh guru. Pengguanaan
model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) yang dilaksanakan peniliti
kurang efektif, dikarenakan pada saat kegiatan diskusi sebagian siswa tidak bekerja
sama, sehingga tidak semua anggota bisa mengusai materi tersebut. Sedangkan pada
model pembelajaran Ekspositori juga kurang efektif karena beberapa siswa yang
pintar lebih fokus dalam memperhatikan materi yang diajarkan oleh guru didepan
kelas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajran
Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) dan
model pembelajaran Ekspositori karena siswa lebih bisa memahami dengan waktu
yang dibutuhkan tidak terlalu lama, sedangkan model pembelajaran Numbered Head
Together(NHT) sama baiknya dengan model pembelajaran Ekspositori.
Pada komparasi pertama, kedua, dan ketiga H0 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh tingkat ketrampilan pemecahan masalah(tinggi, sedang, dan rendah)
terhadap hasil belajar matematika. Untuk mengetahui tingkat ketrampilan pemecahan
masalah mana yang lebih baik yaitu cukup dengan membandingkan rerata
marginalnya. Tingkat ketrampilan pemecahan masalah yang lebih baik yaitu tingkat
ketrampilan pemecahan masalah dengan rerata yang lebih tinggi. Rerata marginal
tingkat ketrampilan pemecahan masalah tinggi sebesar 83,69230667 lebih dari rerata
marginal tingkat ketrampilan pemecahan masalah sedang sebesar 74,3771 dan rerata
marginal tingkat ketrampilan pemecahan masalah rendah sebesar 68,36923.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan tingkat ketrampilan
pemecahan masalah tinggi lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketrampilan
pemecahan masalah sedang dan rendah. Sedangkan tingkat ketrampilan pemecahan
masalah sedang lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketrampilan pemecahan
11
masalah rendah. Berikut ini adalah pekerjaan siswa yang menunjukkan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah tinggi lebih baik dibandingkan dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah rendah. Sebelum membahas lebih lanjut peneliti
menyajikan gambar 3 dan gambar 4 sebagai berikut.
Pada translasi ( ), titik K(2a,4b) dipetakan ke titik K’(12, 18 + 2b).
Tentukan nilai a dan b!
Gambar Kelas VIIA Numbered Head Together(NHT)
Pada translasi ( ), titik K(2a,4b) dipetakan ke titik K’(12, 18 + 2b).
Tentukan nilai a dan b!
Gambar Kelas VIIC Ekspositori
Kondisi ini didukung dilapangan bahwa siswa dengan ketrampilan
pemecahan masalah tinggi lebih cepat memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Sedangkan siswa dengan ketrampilan pemecahan masalah sedang mempunyai waktu
yang lebih lama untuk memahami materi, dan siswa dengan ketrampilan pemecahan
masalah rendah memerlukan waktu paling lama untuk nmemahami materi yang
diajarkan oleh guru. Hal ini juga disimpulkan oleh Junita (2014) bahwa ketrampilan
pemecahan masalah mempengaruhi hasil belajar matematika. Semakin tinggi tingkat
ketrampilan pemecahan masalah siswa semakin tinggi juga hasil belajar yang
diperoleh.
12
Pada penelitian Gokhan Ozsoy,dkk (2015) mengemukakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematika berkembang seiring dengan kemampuan berpikir
yang dimiliki oleh siswa dalam memahami suatu permasalahan yang diberikan oleh
guru. Selain itu, sesuai dengan penelitian Aihui Peng, dkk (2014) bahwa ketrampilan
pemecahan masalah yang tinggi akan mempunyai kemampuan dasar dalam
menyelesaikan suatu masalah yang melibatkan pemikiran kritis, logis, dan sistematis.
Berdasarkan hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf
signifikansi 5% didapatkan FAB = 0,008151691 < Ftabel = 2,5 maka H0AB diterima.
Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan ketrampilan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
pada masing-masing model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis
penilaian portofolio, model pembelajaran Numbered Head Together(NHT), dan
model pembelajaran Ekspositori, hasil belajar matematika dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang dan rendah, serta siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah rendah. Pada kategori tingkat ketrampilan
pemecahan masalah yaitu tinggi, sedang, dan rendah berlaku model pembelajaran
Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio lebih baik
dibandingkan dengan model pemebelajaran Numbered Head Together(NHT) dan
Ekspositori. Sedangkan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) sama
baiknya dengan model pembelajaran Ekspositori.
Menurut penelitian Bhutto Muhammad Ilyas, dkk (2013) bahwa dari
pendekatan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga memberi peluang
bagi siswa untuk berinteraksi, berbagi ide, dan mendengarkan pendapat orang lain.
Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dan tingkat ketrampilan
pemecahan masalah ditunjukkan pada gambar 5 sebagai berikut.
13
Gambar Grafik Profil Efek Model Pembelajaran dan Ketrampilan
Pemecahan Masalah
Tidak adanya interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika dikarenakan
beberapa faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern seperti faktor jasmani,
psikologis, dan kematangan siswa. Sedangkan faktor ekstern seperti faktor keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun
bersamaan memberi pengaruh tertentu terhadap hasil belajar matematika yang
dicapai siswa.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Terdapat pengaruh model pembelajaran Numbered Head Together(NHT)
berbasis penilaian portofolio, model pembelajaran Numbered Head Together(NHT),
dan model pembelajaran Ekspositori terhadap hasil belajar matematika. Model
pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio lebih
baik dibandingkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT)
dan model pembelajaran Ekspositori. Sedangkan model pembelajarn Numbered
Head Together(NHT) sama baiknya dengan model pembelajaran Ekspositori.
Terdapat pengaruh tingkat ketrampilan pemecahan masalah terhadap hasil
belajar matematika. Hal ini disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dengan tingkat
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tinggi Sedang Rendah
NHT+PTF
NHT
EKSPOSITORI
14
ketrampilan pemecahan masalah tinggi lebih baik dibandingkan dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang dan rendah, sedangkan hasil belajar siswa
dengan tingkat ketrampilan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada siswa
dengan tingkat ketrampilan pemecahan masalah rendah.
Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan tingkat ketrampilan
pemecahan masalah terhadap hasil belajar matematika. Hal ini menunjukkan bahwa
pada masing-masing model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) berbasis
penilaian portofolio, model pembelajaran Numbered Head Together(NHT), dan
model pembelajaran Ekspositori, hasil belajar matematika siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah tinggi lebih baik daripada siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang dan rendah, serta siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah sedang lebih baik daripada siswa dengan tingkat
ketrampilan pemecahan masalah rendah. Pada kategori tingkat ketrampilan
pemecahan masalah tinggi, sedang, dan rendah berlaku model pembelajran
Numbered Head Together(NHT) berbasis penilaian portofolio lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) dan
Ekspositori. Serta model pembelajaran Numbered Head Together(NHT) sama
baiknya dengan model pembelajaran Ekspositori.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
Hendra Syarifudin, Junita Amalia, dkk. 2014. “Pengaruh Penerapan Pembelajaran
berbasis Masalah terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII
SMP N 8 Padang”, 3(2): 38-43
Ilyas, Bhutto Muhammad, dkk. 2013. “Effect of Teaching of Algebra through Social
Constructivist Approach on 7th Graders’ Learning Outcomes in Sindh
(Pakistan)”. International Journal of Instruction, 6(1): 151-164, e-ISSN: 1308-
1470
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
15
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.
Manurung, Siti Aminah. 2016. “Pembelajaran Matematika Berbasis Portofolio
melalui Pendayagunaan Alat Peraga dalam Materi Bangun Ruang untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK N 4 Medan Tahun Pelajaran
2015/2016”, 2(2): 100-116, ISSN: 2442-7063
Munawaroh. 2015. “The Comparative Study Between The Cooperative Learning
Model Of Numbered Heads Together (Nht) And Student Team Achievement
Division (Stad) To The Learning Achievement In Social Subject”. Journal of
Research & Method in Education, 5(1): 24-33, ISSN: 2320–7388
Murtiyasa, Budi. 2015. “Tantangan Pembelajaran Matematika Era Global”,
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 28-47, ISBN: 978.602.361.002.0
Muryanti, 2017. “Penerapan Strategi Kooperatif NHT dan TPS dalam Pembelajaran
Matematika ditinjau dari Adversity Quotient Siswa SMP”, 12(1): 85-95, ISSN:
2548-6780
Obeiah, Salameh F dan Ruba Fahmi Bataineh. 2016. “ The Effect of Portofolio-
Based Assessment on Jordanian EFL Learners’ Writing Performance”.
Bellaterra Journal of Teaching & Learning Language & Literature, 9(1): 32-
46, ISSN 2013-6196
Ozsoy, Gokhan, dkk. 2015. “Evaluation of Students’ Mathematical Problem Solving
Skills in Relation to Their Reading Levels”. International Electronic Journal
of Elementary Education, 8(1): 113-132, ISSN:1307-9298
Peng, Aihui dan Hakan Sollervall. 2014. “Primary School Students’ Spatial
Orientation Strategies in an Outdoor Learning Activity supported by Mobile
Technologies”. International Journal of Education in Mathematics, Science
and Technology, 2(4): 246-256, ISSN: 2147-611X.
Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R
&D.Kartasura: Fairuz Media.
Takdir Illahi, Mohammad. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi & Mental
Vocational Skill. Yogyakarta: Diva Press.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.