ekstensifikasi kelapa sawit dan isu lingkungan berkelanjutan

16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sema ki n ti ng gi nya pe rmin taan akan Crude Palm Oil (CPO) menga kibatk an  peningkatan perkebunan kelapa sawit di Indon esia. Bukan hanya di Pulau Sumatra saja, tetapi sudah merambah ke alimantan dan pulau!pulau lainnya. "eskipun se#ara umum perluasan  perkebunan kelapa sawit dianggap bisa mengan#am kelestarian hutan dan spesies di dalamnya, namun tidak demiki an jika pengemban gan ind ust ri kel apa sawit yan g ramah lingkungan diterapkan. Perkebunan kelapa sawit dikatakan ramah lingkungan karena pohon kelapa sawit menyimpan lebih banyak karbon dioksida (CO $ ) dan melepaskan lebih banyak oksige n (O $ ) yang baik bagi lingkungan. %saha meningkatkan produksi sawit dengan tidak menambah luas lahan (intensi&ikasi tanaman) juga merupakan salah satu usaha yang baik guna menjaga  pelestarian lingkungan. 'engan demikian tidak akan terjadi yang namanya kon&lik lahan baik antar petani sawit, perusahaan maupun pemerintah. i ka peni ngkatan pr oduksi ke lapa sawit harus memerl ukan pe rlu asan lahan (eksten si&ikasi ), peman &aatan lahan tidur untuk lahan perkeb unan kelapa sawit bisa menjad i  pilihan yang bijak. 'engan demikian tidak a kan merusak ekosite m hutan alam dan spesies di dalamnya. Perkebunan kelapa sawit ya ng berkela nj utan adal ah sistem agroindustri ya ng melindungi dan memperbaiki lingkungan (alam), layak se#ara ekonomi, dan dapat diterima oleh masyarakat sekitarnya. ika hal tersebut bisa dilakukan dengan benar, maka se#ara ot omati s akan me red am isu! isu ke rusak an lin gkungan ya ng konon di ti mbul kan ol eh  perkebunan kelapa sawit. 1

Upload: tarina-intan-citananda

Post on 09-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 1/16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin tingginya permintaan akan Crude Palm Oil (CPO) mengakibatkan

 peningkatan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Bukan hanya di Pulau Sumatra saja, tetapi

sudah merambah ke alimantan dan pulau!pulau lainnya. "eskipun se#ara umum perluasan

 perkebunan kelapa sawit dianggap bisa mengan#am kelestarian hutan dan spesies di

dalamnya, namun tidak demikian jika pengembangan industri kelapa sawit yang ramah

lingkungan diterapkan.

Perkebunan kelapa sawit dikatakan ramah lingkungan karena pohon kelapa sawit

menyimpan lebih banyak karbon dioksida (CO$) dan melepaskan lebih banyak oksigen (O$)

yang baik bagi lingkungan. %saha meningkatkan produksi sawit dengan tidak menambah luas

lahan (intensi&ikasi tanaman) juga merupakan salah satu usaha yang baik guna menjaga

 pelestarian lingkungan. 'engan demikian tidak akan terjadi yang namanya kon&lik lahan baik

antar petani sawit, perusahaan maupun pemerintah.

ika peningkatan produksi kelapa sawit harus memerlukan perluasan lahan

(ekstensi&ikasi), peman&aatan lahan tidur untuk lahan perkebunan kelapa sawit bisa menjadi

 pilihan yang bijak. 'engan demikian tidak akan merusak ekositem hutan alam dan spesies di

dalamnya.

Perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan adalah sistem agroindustri yang

melindungi dan memperbaiki lingkungan (alam), layak se#ara ekonomi, dan dapat diterima

oleh masyarakat sekitarnya. ika hal tersebut bisa dilakukan dengan benar, maka se#ara

otomatis akan meredam isu!isu kerusakan lingkungan yang konon ditimbulkan oleh

 perkebunan kelapa sawit.

1

Page 2: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 2/16

BAB 2

ISI

2.1 Botani Kelapa Sawit

elapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari &rika Barat. elapa sawit

merupakan tumbuhan tropis yang termasuk kedalam tanaman tahunan. elapa sawit

termasuk &amili re#a#eae, sub &amili Co#oideae, genus elaeis yang mempunyai * spesies

yaitu +. guineensis a#, +. olei&era (-B) Cortes, dan +. odora . Spesies pertama adalah

yang pertama kali dan terluas dibudidayakan.

lasi&ikasi tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut/

'i0isi / +mbryophytasiphonagama

elas / ngiospermae

Ordo / "ono#otyledonae

1amili / re#a#eae

Sub!&amili / Co#oideae

2enus / +laeis

Spesies / +. guineensis a#.

(llorerung et al , $343)

Pada awalnya kelapa sawit hanya ada $ jenis, yakni tipe 'ura dan tipe Pisi&era.

elapa dura merupakan sawit yang mempunyai #angkang (tempurung) tebal, kernel besar,

tetapi minyak terekstrak rendah, hanya men#apai 45 6 47 8 sementara tipe pisi&era tanpa

#angkang, kernel ke#il dengan lapisan &iber tipis, proporsi mesokarp tinggi dan kadar minyak

terekstrak tinggi, tetapi sebagian besar betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan

 buah. %ntuk mengatasi hal itu maka dibuatlah jenis kelapa sawit ketiga, yakni 9enera yang

merupakan persilangan dari dura dan pisi&era. arena berasal dari persilangan maka tenera

mempunyai karakteristik gabungan antara dura dan pisi&era sehingga meminimalisir

kelemahan masing!masing. ernel berukuran sedang dengan #angkang menjadi lebih tipis

(3,: 6 ; mm), tetapi bunga betina tetap &ertile. Proporsi mesokarp tinggi (<3 6 7:8) dan

kadar minyak $$ 6 $:8, bahkan ada yang men#apai $=8 (llorerung et al , $343).

Penanaman kelapa sawit dapat dilakukan hampir di seluruh bagian di Indonesia,

mengingat sawit merupakan tanaman tropis. elapa sawit dapat tumbuh dengan baik

terutama di beberapa pro0insi beriklim kering, seperti Sumatera, alimantan, Sulawesi dan

Papua.

2

Page 3: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 3/16

Syarat tumbuh kelapa sawit tidaklah begitu spesi&ik, karena sawit tergolong tanaman

yang mudah beradaptasi. >amun bila ingin mendapatkan hasil maksimal syarat!syarat yang

harus terpenuhi ialah lahan berada pada dataran rendah dengan ketinggian tempat ?533 m

dpl., temperatur berkisar antara $36*:@C, dengan temperatur optimum $:6$=@C. Curah hujan

 berkisar dari 4.$:36;.333 mmAtahun, tetapi yang optimum sekitar 4.5336$.:33 mmAtahun,

dengan distribusi merata sepanjang tahun dan bulan kering kurang dari $ bulan. elapa sawit

dapat tumbuh pada lahan dengan tingkat kesuburan tanah yang ber0ariasi mulai dari lahan

yang subur sampai lahan!lahan marginal. -al ini di#irikan bahwa kelapa sawit dapat tumbuh

 pada lahan dengan p- masam sampai netral (;,$!5,3) dan yang optimum pada p- :,3!<,:.

"edia perakaran yang optimal adalah lahan yang mempunyai tekstur halus (liat berpasir,

liat,liat berdebu), agak halus (lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu),

dan sedang (lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu), serta

mempunyai kandunganbahan kasar tidak lebih dari ::8. elapa sawit dapat tumbuh baik

 pada berbagai ordo tanah seperti %ltisols, Oisols, In#eptisols, l&isols, "ollisols bahkan

 pada tanah gambut (-istosols), asalkan persyaratan tumbuh lainnya seperti tersebut di atas

terpenuhi ('jaenudin et al., $333).

-asil yang diambil dari kelapa sawit merupakan minyak yang terdapat didalam

serabut (mesokarp) dan daging buah (kernel). "inyak yang berasal dari serabut kelapa sawitadalah Crude Palm Oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan Palm ernel Oil (PO) atau

minyak inti sawit. "inyak yang dihasilkan dari kelapa sawit ini banyak digunakan di se#tor

industri antara lain pada pembuatan minyak goring, margarin, sabun, kosmetik, industry baja,

kulit, dan industry &armasi. "inyak sawit kerap digunakan dalam bidang kosmetik karena

tidak menimbulkan iritasi pada tubuh. Selain di bidang industry minyak sawit dapat

digunakan sebagai bahan bakar biodiesel. Si&atnya yang tahan oksidasi dengan tekanan tinggi

dan kemampuannya melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh pelarut lainnya, serta daya

melapis yang tinggi membuat minyak sawit banyak digunakan untuk beragam peruntukan

(emendag, $34*).

2.2 Ekstensifikasi Pertanian

Se#ara umum ekstensi&ikasi pertanian merupakan usaha untuk meningkatkan hasil

 pertanian dengan #ara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan dan semak

 belukar, daerah sekitar rawa!rawa, dan daerah pertanian yang belum diman&atkan. Selain itu,

ekstensi&ikasi juga dilakukan dengan membuka persawahan pasang surut.

3

Page 4: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 4/16

+kstensi&ikasi pertanian umumnya adalah suatu program besar yang membutuhkan

 banyak sumberdaya manusia untuk melakukannya. >amun saat ini sudah banyak masyarakat

sendiri se#ara indi0idu yang melakukan ekstensi&ikasi pertanian. +kstensi&ikasi lahan yang

dilakukan oleh masyarakat se#ara indi0idu biasanya men#akup luasan lahan yang ke#il

sehingga tidak menghasilkan produksi yang besar.

Sementara itu ekstensi&ikasi yang merupakan program pemerintah dilakukan dalam

skala yang lebih luas. Biasanya lahan yang diman&aatkan untuk ekstensi&ikasi oleh

 pemerintah ini lebih dari 43.333 hektar di tiap proyek. %ntuk itu program ekstensi&ikasi yang

dilaksanakan oleh pemerintah ini membutuhkan sumber daya manusia yang lebih banyak.

+kstensi&ikasi lahan ini melibatkan banyak pihak dimulai dari peren#ana, kontraktor,

masyarakat sekitar, dan masyarakat yang nantinya akan mengolah lahan ekstensi&ikasi

tersebut. Biasanya ekstensi&ikasi lahan pertanian dilakukan di daerah jarang penduduk,

seperti di luar Pulau awa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti

Sumatera, alimantan dan Irian aya.

2.2.1 Maa!"!aa! ekstensifikasi pertanian

+kstensi&ikasi pertanian ini banyak ma#amnya tergantung dari tempat atau lahan yang

akan digunakan. Pada dasarnya, perluasan lahan ini dilakukan untuk memperoleh hasil

 produksi tanaman yang memadai dan menggerakkan lahan pertanian yang belum

terpakai.+kstensi&ikasi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lahan yang akan

digunakan, diantaranya/

1. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan hutan baru.

+kstensi&ikasi pertanian dengan melakukan perluasan dan pembukaan hutan yang

masih tertutup atau belum pernah dijadikan lahan pertanian. Sebenarnya, sistem nomaden

atau berpindah!pindah ladang yang dilakukan masyaratakat di Indonesia sejak dulu

merupakan hasil dari perluasan lahan yang mandiri. Pembukaan hutan ini dapat dilakukan

se#ara serentak maupun perseorangan. "embuka hutan baru yang lahannya masih subur

diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian.

2. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering

+kstensi&ikasi pertanian dengan pembukaan lahan kering memerlukan penanganan

lebih khusus. Dahan kering merupakan sebuah lahan yang memiliki tanah kering, kurang

subur dan mudah terbawa airAerosi. 'alam peman&aatannya, lahan kering harus diberi

4

Page 5: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 5/16

 perlakuan tambahan agar dapat meningkatkan produksi pertanian. Salah satu #aranya adalah

dengan menanam tanaman yang dapat meningkatkan kesuburan tanah seperti jenis ka#ang!

ka#angan, pohon Damtoro yang bisa menambah kandungan nutrisi dalam tanah.

3. Perluasan lahan pertanian dengan pembukaan Dahan gambut

Dahan gambut merupakan lahan yang sangat potensial untuk ditanami.Dahan ini

sangat subur dan berair.Dahan ini dapat digunakan untuk meningkatkan hasil produksi

tanaman. 'i Indonesia, lahan gambut ini banyak terdapat di Sumatera dan alimantan.

(Suhardjono, $34$)

2.# Ekstensifikasi Kelapa Sawit

elapa sawit merupakan salah satu komoditas strategis sebagai penghasil de0isa

negara utama dari sektor non migas ("ulyani et al , $33*). +kstensi&ikasi lahan sebaiknya

dilakukan pada lahan!lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kelapa sawit dan saat ini lahan

tersebut belum diman&aatkan (alang!alang, semak belukar, hutan kon0ersi) sehingga dapat

di#adangkan untuk pembukaan lahan baru.

Pusat Penelitian Sosial +konomi Pertanian (PS+) telah melakukan analisis penawaran

dan permintaan serta peluang pasar komoditas perkebunan (termasuk kelapa sawit). -asilanalisis tersebut adalah untuk memenuhi permintaan pasar pada tahun $33:, proyeksi luas

areal kelapa sawit sebesar 4;,75 juta ha (S%EF> et al.,477=), sementara luas lahan yang

ada saat ini hanya seluas ;,4 juta ('I9+> P+E+B%>>, $33$). Sehingga masih

diperlukan lahan!lahan yang berpotensi untuk memenuhi peluang pasar tersebut.

5

Page 6: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 6/16

%ntuk dapat menghitung berapa lahan yang berpeluang untuk

 pengembanganAperluasan kelapa sawit, diperlukan peta penggunaan lahan yang terbaru (data

spasial) yang jelas menunjukkan penyebaran perkebunan kelapa sawit. -al ini belum tersedia

di BP> sekalipun, yang ada adalah lahan perkebunan se#ara umum. pabila ingin

menampilkan berapa peluang produksi kelapa sawit ke depan, dapat saja kita berasumsi

 bahwa sekitar $38 dari lahan yang sesuai untuk ekstensi&ikasi (9abel $) tersedia untuk

 perluasan kelapa sawit. adi sekurang!kurangnya ada sekitar $38 dari *7 juta ha yaitu sekitar

5,= juta ha lahan yang dapat digunakan untuk ekstensi&ikasi kelapa sawit. Bila rata!rata

 produksi perkebunan rakyat $,5 tonAha, maka peluang peningkatan produksi kelapa sawit dari

5,= juta ha lahan adalah sebesar $4 juta ton ("ulyani et al , $33*)

Se#ara umum, luas lahan untuk pertanian yang ada saat ini yaitu seluas <; juta ha,

terluas untuk perkebunan (4<,5 juta ha) belum dapat memenuhi kebutuhan produk pertanian

nasional (terutama pangan) dan 0olume ekspor beberapa komoditas strategis penghasil de0isa

seperti kelapa sawit, karet, kopi, lada, dll. Dahan!lahan yang potensial untuk pengembangan

 pertanian tidak akan bertambah luasnya baik itu pada masa sekarang ataupun di masa yang

akan datang, bahkan sebaliknya akan berkurang terus dengan semakin tingginya jumlah

 penduduk dan kebutuhan produk pertanian nasional. Persaingan peman&aatan sumberdaya

lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian akan semakin meningkat dari tahun ke

tahun mendatang. Persaingan tersebut tidak hanya akan terjadi antar sub sektor pertanian

(tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan,tanaman industri), maupun

dengan sektor non pertanian (pengembangan pemukiman, industri, in&rastruktur, dll).

6

Page 7: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 7/16

Pengembangan sektor non pertanian inipun sulit dihindari terutama di kota!kota yang sedang

 berkembang, seharusnya pengembangan kawasan diarahkan pada lahan!lahan yang tidak

 potensial untuk pertanian.

Berdasarkan data dari BPS dari sejak tahun $33* 6 $34* luas penanaman tanaman

kelapa sawit selalu mengalami penambahan luas lahan. -al ini kemungkinan besar didorong

oleh besarnya potensi tanaman perkebunan terutama kelapa sawit yang merupakan

 penyumbang de0isa negara terbesar bersamaan dengan komoditas kakao, kopi dan karet

sehingga baik perkebunan milik negara maupun milik rakyat memilih untuk menanam

komoditas sawit.

$a%&n Kelapa Sawit

$33* *;$7.$

$33; *;7<.5

$33: *:7*.;$33< *5;=.:

$335 ;434.5

$33= ;;:4.=

$337 ;===.3

$343 :4<4.<

$344 :*;7.=

$34$G :;:<.:

$34*GG ::7$.3

Catatan/

7

Page 8: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 8/16

*) Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara

Tabel 3. Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman di Indonesia !!! "a)

#$$% & '!#3

(Badan Pusat Statistik, $34*)

2.' Is& Lingk&ngan Berkelan(&tan

'alam planet bumi, hanya tumbuhanAtanaman yang memiliki kemampuan dalam

menyerap CO$. 9umbuhan seperti perkebunan, memiliki mekanisme proses &otosintesis

(asimilasi) yang menyerap CO$  atmos&ir bumi dan energi matahari dan disimpan dalam

 bentuk biomass (stok karbon). Selain proses &otosintesis, tumbuhan juga melakukan

 perna&asanArespirasi yang menghasilkan CO$ ke atmos&ir bumi. Oleh sebab itu, yang perlu

dilihat adalah penyerapan netto!nya yakni CO$ yang diserap dikurangi CO$ yang dilepas.

-enson (4777) menghitung penyerapan netto CO$ perkebunan kelapa sawit dibandingkan

dengan hutan alam tropis (9abel 43). 'ata empiris tersebut menunjukkan bahwa se#ara netto

kelapa sawit dan hutan alam tropis (juga tanaman lainnya) adalah penyerap CO $ dari atmos&ir

 bumi. >amun kemampuan perkebunan kelapa sawit dalam menyerap CO$ (se#ara netto) lebih

 besar dibandingkan hutan alam tropis.

8

Page 9: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 9/16

Perbedaan penyerapan netto CO$ tersebut disebabkan perbedaan laju &otosintesis dan

respirasi. Pada perkebunan (kelapa sawit) pertumbuhan biomas (termasuk produksinya)

masih terjadi sampai kelapa sawit ditebang (umur $: tahun), sehingga laju &otosintesis lebih

 besar dari laju respirasi.Sedangkan hutan alam tropis yang sudah men#apai umur dewasa

(mature) pertumbuhan biomas sudah berhenti atau sangat ke#il, sehingga laju &otosintesis

sudah sama (mendekati) laju respirasi. 'engan demikian untuk penyerapan CO$ dari atmos&ir

 bumi, kon0ersi hutan dewasa menjadi perkebunan bukanlah bentuk de&orestasi tetapi bersi&at

re&orestasi (Soemarwoto, 477$). "ungkin lebih tepat disebut a&&orestasi yakni membangun

&ungsi ekologis hutan di luar (administrati&) kawasan hutan.

Perke)&nan Kelapa Sawit Berf&ngsi H&tan

Berdasarkan de&inisi hutan dengan konsep land #o0er #hange yang dianut banyak

negara maupun de&inisi hutan yang dianut 1O, perkebunan termasuk perkebunan kelapa

sawit dapat dikategorikan sebagai hutan (ber&ungsi ekologis hutan), meskipun se#ara

administrati& tidak berada dalam kawasan hutan. lasannya adalah sebagai berikut. Pertama,

Perkebunan kelapa sawit merupakan penumbuhan land #o0er (a&&orestasi menurut konsep

land #o0er #hange)H memiliki #anopy #o0er hampirAmendekati 433 persen pada umur dewasa

(syarat 1O, lebih besar dari 43 persen)H dan memiliki ketinggian pohon setelah dewasa lebih

dari : meter dan luas sehamparan diatas 3,: hektar (1O mensyaratkan tinggi pohon : meter

9

Page 10: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 10/16

dan luas lebih dari 3,: hektar). 'engan demikian memenuhi kriteria minimal (threshold)

 bahkan diatas de&inisi hutan 1O edua, Perkebunan kelapa sawit merupakan permanen #rop

yang baru di replanting setelah $: tahun (timber plantation yang oleh 1O dikategorikan

hutan, dipanen 5!43 tahun per siklus) yang berarti &ungsi ekologis kelapa sawit lebih lama

daripada timber plantation. Selain itu, perkebunan kelapa sawit juga memiliki perakaran yang

massi&Apadat, berlapis serta permukaan tanah mengandung banyak bahan organik (pelepah

daun, batang) yang ber&ungsi sebagai bagian dari konser0asi tanah dan air seperti mengurangi

aliran air permukaan (water run!o&&) sebagaimana salah satu &ungsi hutan. etiga,

Perkebunan kelapa sawit merupakan bagian dari pelestarian &ungsi ekologis seperti

 pelestarian daur CO$, daur O$  dan daur air (-$O) melalui mekanisme &otosintesis dan

respirasi tanaman kelapa sawit. 1ungsi ini juga merupakan bagian dari &ungsi hutan se#ara

ekologis. eempat, pembudidayaan kelapa sawit melalui perkebunan merupakan suatu

mekanisme e&ekti& melestarikan plasma nut&ah (biodi0ersity), yakni tanaman kelapa sawit

 beserta organisme yang ada, &ungsi ekologis dan &ungsi ekonomi se#ara lintas generasi.

elapa sawit yang pada awalnya hanya empat 0arietas di ebun Eaya Bogor, melalui

 perkebunan kelapa sawit, plasma nut&ah tersebut terlestarikan se#ara lintas generasi dan

 bahkan berhasil dikembangkan menjadi puluhan 0arietas baru. 1ungsi pelestarian plasma

nut&ah seperti ini juga merupakan &ungsi hutan. Berdasarkan alasan diatas maka perkebunan

kelapa sawit se#ara ekologis dapat dikategorikan sebagai hutan. palagi dikaitkan dengan

upaya penyerapan CO$ (untuk mengurangi pemanasan global) perkebunan kelapa sawit lebih

unggul dibanding hutan alam.

Peng%asil Energi $er)ar&kan Seara Efisien

Sumber energi abadi bagi kehidupan di planet bumi adalah sinar matahari. 9umbuhan

di planet bumi ini merupakan alat kehidupan untuk memanen energi dari matahari, untuk

kebutuhan kehidupan di bumi. "elalui proses &otosintesa tumbuhan,energi matahari

ditangkap dan disimpan dalam bentuk energi biokimia (biomass). 9entu saja se#ara alamiah

kemampuan jenis tumbuhan untuk menangkap energi matahari berbeda!beda. Perkebunan

kelapa sawit dari berbagai indikator, lebih unggul dari hutan tropis dalam memanen energi

matahari.

10

Page 11: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 11/16

'ari segi e&isiensi proses penangkapan energi matahari (e&isiensi &otosintesis, e&isiensi

kon0ersi radiasi) perkebunan kelapa sawit lebih unggul (lebih e&isien) hampir dua kali lipat

dari kemampuan hutan tropis. emudian dari segi hasil proses penangkapan energi matahari

(produksi biomass dan bahan kering) perkebunan kelapa sawit juga lebih unggul daripada

hutan tropis. Pertumbuhan biomass dan bahan kering tersebut merupakan indikator produksi

energi terbarukan (renewable energy), laju penyerapan netto CO $ sekaligus laju akumulasi

stok karbon yang diserap persatuan waktu. emudian bila dibandingkan kemampuan kelapa

sawit dengan tanaman minyak nabati lainnya (9abel 4$) ternyata kelapa sawit juga lebih

unggul dalam menangkap energi matahari dan menyimpannya dalam bentuk biomass

(minyak sawit).

'ata diatas menunjukkan bahwa perkebunan kelapa sawit adalah penghasil bahan

energi terbarukan tertinggi dibanding tanaman lain.Setiap energi (misalnya energi BB1) yang

digunakan pada perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan energi terbarukan $,$5 kali

lebih besar. ika masyarakat internasional bersedia menghemat konsumsi BB1 dan energi

yang dihemat tersebut digunakan untuk kegiatan perkebunan kelapa sawit, akan digantikan

lebih dua kali lipat dalam bentuk energi terbarukan.Perkebunan kelapa sawit, bukan hanya

 penghasil energi terbarukan yang paling tinggi tetapi juga dengan biaya yang paling murah

dibandingkan dengan minyak nabati lainnya (2ambar 43). Biaya produksi minyak sawit

hanya sekitar *3!;3 persen dari biaya produksi minyak nabati lain.

11

Page 12: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 12/16

'engan demikian, perkebunan kelapa sawit adalah penyerap CO$, penghasil energi

terbarukan tertinggi dan termurah. Sebagai satu ekosistem planet bumi, emisi CO$  yang

terlanjur tinggi dihasilkan khususnya dari 43 negara pengemisi CO$  terbesar dunia, oleh

 perkebunan kelapa sawit diserap dan sebagian disimpan dalam bentuk biomass, sebagian lagi

ditukar dengan energi terbarukan yang lebih murah serta tersedia bagi seluruh masyarakat

dunia se#ara lintas generasi. 'engan tersedianya energi yang lebih murah dan ramah

lingkungan, konsumsi BB1 global yang telah tinggi selama ini, dapat dikurangi.adi negara!

negara pengemisi 2-2 terbesar dunia, seharusnya berterimakasih pada para petani kelapa

sawit, karena sebagian sampah mereka (emisi CO$) diserap oleh kelapa sawit, dan ditukar

dengan energi baru dan oksigen. ika tetap ingin menikmati kemewahan hidup (konsumsi

energi tinggi) silahkan mengganti sebagian BB1 dengan minyak sawit (2PI, $34*).

12

Page 13: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 13/16

BAB #

PENU$UP

#.1 Kesi!p&lan

ilayah ekstensi&ikasi (+), yaitu lahan yang sesuai dan saat ini lahan tersebut belum

diman&aatkan (alang!alang, semak belukar, hutan kon0ersi) sehingga dapat di#adangkan

untuk pembukaan lahan baru.

Perkebunan kelapa sawit merupakan bagian solusi dari permasalahan pangan, energi,

lingkungan dan ekonomi global.

13

Page 14: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 14/16

"aka perkebunan kelapa sawit se#ara ekologis dapat dikategorikan sebagai hutan.

palagi dikaitkan dengan upaya penyerapan CO$  (untuk mengurangi pemanasan global)

 perkebunan kelapa sawit lebih unggul dibanding hutan alam.

 perkebunan kelapa sawit adalah penyerap CO$, penghasil energi terbarukan tertinggi

dan termurah. Sebagai satu ekosistem planet bumi, emisi CO $ yang terlanjur tinggi dihasilkan

khususnya dari 43 negara pengemisi CO$  terbesar dunia, oleh perkebunan kelapa sawit

diserap dan sebagian disimpan dalam bentuk biomass, sebagian lagi ditukar dengan energi

terbarukan yang lebih murah serta tersedia bagi seluruh masyarakat dunia se#ara lintas

generasi.

DA*$A+ PUS$AKA

llorerung, et al . $343. Budida(a elaa Sa+it . Bogor . Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. http/AAperkebunan.litbang.deptan.go.idAwp!

#ontentAuploadsA$344A34Aperkebunanbudidayasawit.pd& 

Badan Pusat Statistik. Duas 9anaman Perkebunan Besar "enurut enis 9anaman.

http/AAwww.bps.go.idAtabsubA0iew.phpJ

katK*LtabelK4Lda&tarK4LidsubyekK:;LnotabK4

14

Page 15: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 15/16

'jaenudin, '., ". "arwan, -. Subagyo, nny "ulyani dan >. Suharta. $333.  riteria

 esesuaian La,an untuk omoditas Pertanian. Pusat Penelitian 9anah dan groklimat.

Bogor.

2PI A 2abungan Pengusaha elapa Sawit Indonesia. $34*.  Indonesia dan Pekebunan

 elaa Sa+it -alam Isu Lingkungan lobal . akarta. http/AAebookbrowsee.netAbuku!

indonesia!dan!perkebunan!kelapa!sawit!dalam!isu!lingkungan!global!pd&!d:37**:=43

-enson, I. +. 4777. Comparati0e +#ophysiology o& Oil Palm and 9ropi#al Eain 1orest. Oil

and +n0ironment. "alaysian Prespe#ti0e. uala Dumpur 

emendag. $34*.  Market Brie/ 0 elaa Sa+it dan Ola,ann(a. -amburg, 2ermany.

http/AAdjpen.kemendag.go.idAapp&rontendAadminAdo#sAresear#h#ornerA=;74*5==555$:.

 pd& 

"ulyani, ., 1 . gus dan . bdura#hman. $33*. esesuaian Dahan %ntuk elapa Sawit di

Indonesia. Prosiding Dokakarya >asional. Sistem Integrasi elapa Sawit!Sapi.

Bengkulu, 7!43 September $33* / hal. =7!43$

Pusat Penelitian 9anah dan groklimat. 4774.  Penilaian Potensi dan Tingkat esesuaian

 La,an untuk Pengembangan Tanaman elaa Sa+it di Proinsi Sumut1 2iau1 Bengkulu1 albar1 alteng1 altim1 Sulteng1 Sulsel dan Irian Ja(a. Peta skala

4/$:3.333. Pusat Penelitian 9anah dan groklimat, Bogor.

Pusat Penelitian 9anah dan groklimat. 4775. Statistik Sumberda(a La,anTana, Indonesia.

Pusat Penelitian 9anah dan groklimat, Bogor.

P%SDI9B>29>. $334. tlas rahan 9ata Euang Pertanian >asional skala

4/4.333.333. Pusat Penelitian dan Pengembangan 9anah dan groklimat, Bogor.

P%SDI9B>29>. $33$. tlas Pewilayahan omoditas Pertanian %nggulan >asional

skala 4/4.333.333.

Soemarwoto, O. 477$. Indonesia 'alam an#ah Isu Dingkungan 2lobal. P9 2ramedia

Pustaka %tama. akarta

Suhardjono., Dinda Prasetyorini., Eiyanto, -. $34$. Eeklamasi 'aerah Eawa. "alang. CM

Citra "alang

15

Page 16: Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

7/22/2019 Ekstensifikasi Kelapa Sawit Dan Isu Lingkungan Berkelanjutan

http://slidepdf.com/reader/full/ekstensifikasi-kelapa-sawit-dan-isu-lingkungan-berkelanjutan 16/16

Suryana, ., B. -utabarat dan S.-. Susilowati. 477=.  Pena+aran dan ermintaan serta

 eluang asar komoditas tanaman industri dan erkebunan. -alaman ;$!<=. 'alam/

Prosiding Pertemuan omisi Penelitian Pertanian Bidang Perkebunan. Peremajaan

Eehabilitasi dan Perluasan

16