ekstraksi pelarut cpe

Upload: afhryma-ezha

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 ekstraksi pelarut cpe

    1/2

    Ekstraksi pelarut merupakan metode pemisahan berdasarkan transfer suatu zat terlarut dari

    suatu pelarut ke dalam pelarut lain yang tidak saling bercampur, dimana pada percobaan ini

    bertujuan untuk memisahkan logam Ni dari campurannya dengan ekstraksi pelarut dan

    menentukan kadar Ni dalam sampel dengan metode spektrofotometri. Ni merupakan ion logam

    yang tidak dapat larut dalam senyawa non polar. Oleh karena itu, Ni diubah menjadi senyawa

    non polar dengan cara membentuknya menjadi senyawa kelat. Agen pengkelat yang digunakan

    pada percobaan ini adalah Dimetilglikosin (DMG). Ion logam Ni2+

    dijadikan kompleks terlebih

    dahulu dengan DMG menjadi senyawa kompleks Ni(DMG)2 agar dapat terekstraksi ke fasa

    organic yang kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 420 nm. Pada awalnya,

    membuat larutan standard dan preparasi sampel terlebih dahulu sebelum dilakukan

    ekstraksi.Larutan standar utama di buat dengan melarutkan Kristal NiSO4.6H2O ke dalam larutan

    HNO36M.kemudian ditambah dengan NaOH 4M dan CH3COOH, barulah di encerkan ke dalam

    labu ukur 100 mL.

    Kemudian pada proses ekstraksi, larutan standar dengan volume yang bervariasi yaitu 0,5

    mL, 0,1 mL, 1 mL, dan 1,5 mL di masukkan ke dalam tabung reaksi. Begitu pula dengan larutan

    sampel dan blanko. Kemudian setiap larutan ditambah 0,5 gram Na-tatrat, pada saat penambahan

    ini semua larutan larut dan berwarna putih keruh. Penambahan Na-tatrat ini berfungsi untuk

    membentuk kompleks dengan Fe (III) yang ada di dalam campurannya.Kemudian ditambah 5

    mL larutan buffer asetat, Natrium Tiosulfat, dan Hidroksilamin HCl 1%.Fungsi penambahan

    buffer asetat yaitu untuk membuat suasana larutan menjadi sedikit asam karena Ni2+

    membentuk

    kompleks dengan DMG pada suasana sedikit asam atau tepat basa. Penambahan Natrium

    Tiosulfat sebelum ekstraksi berfungsi untuk membentuk kompleks anionic Cu(S2O3)2-

    yang tidak

    terekstrak ke dalam kloroform. Lalu, hidroksilamin HCl ditambhakna untuk mencegah oksidasi

    Ni(DMG)2 menjadi kompleks Ni dengan DMG yang berbeda spectrum absorbansinya.Semua

    sampel pada penambahan bahan tidak mengalami perubahan.Namun ketika ditambah dengan

    DMG 1% masing-masing volume larutan berbeda pengamatannya. 0,1 mL larutan standar

    larutannya berwarna kuning, 0,5 mL larutan standar larutannya berwarna jingga, 1 mL larutan

    standar larutannya berwarna merah muda, dan 1,5 mL larutan standar larutannya berwarna

    merah. Terakhir yaitu di ekstraksi dengan kloroform, semua larutan terbentuk 2 fasa. Pada 0,1

    mL fasa atasnya berwarna putih, fasa bawah larutan agak kuning. Pada 0,5 mL fasa atasnya

    berwarna putih, fasa bawahnya larutan kuning. Pada 1 mL fasa atasnya larutan putih, fasa

  • 7/21/2019 ekstraksi pelarut cpe

    2/2

    bawahnya larutan agak jingga. Pada 1,5 mL fasa atasnya larutan putih, dan fasa bawahnya

    larutan merah. Pada larutan sampel, setelah di tambah DMG larutan berwarna merah muda, dan

    setelah diekstraksi dengan kloroform terbantuk 2 fasa dengan fasa atasnya putih dan fasa

    bawahnya kuning bening.Pada blanko dengan aquadest, setelah ditambah DMG larutan menjadi

    putih keruh, dan setelah diekstraksi dengan kloroform terbentuk 2 fasa dengan fasa atas putih

    keruh dan fasa bawah tidak berwarna.Percobaan ini tidak dilakukan penyaringan karena antara

    fasa atas dan bawah tidak tercampur dan fasa bawahnya masih mudah di ambil dengan

    menggunakan pipet tetes. Kemudian, setiap larutan di ukur absorbansinya dengan menggunakan

    spektrofotometer.Dimana larutan fasa bawahnya di ambil dan dimasukkan ke dalam

    kuvet.Senyawa kompleks yang terbentuk ke dalam fasa organic ini selain Ni(DMG)2 yaitu

    senyawa kompleks Cu dan Fe. Panjang gelombang yang digunakan adalah 420 nm karena pada

    panjang gelombang ini spesifik untuk menyerap cahaya yang ditimbulkan oleh senyawa

    kompleks Ni(DMG)2dan cahaya dari senyawa kompleks lain itu tidak dapat diserap.

    Pada percobaan kali ini kami mengekstraksi Ni2+

    dalam 2 pelarut yang berbeda dimana

    pelarut tersebut tidak saling bercampur. Salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah untuk

    menentukan konsentrasi Ni2+

    yang terkandung dalam 2 pelarut yang saling tidak bercampur.

    Larutan Ni2+

    yang digunakan adalah yang konsentrasinya 50 ppm dan dibagi dalam 4 variasi

    yaitu 0, 2, 4, 6 ppm. Konsentrasi 0 ppm berarti kita hanya menggunakan aquadest dengan

    perlakuan yang sama tanpa penambahan larutan Ni2+ke dalamnya. Larutan dengan konsentrasi 0

    ppm ini yang akan menjadi blanko pada saat pengukuran serapan dengan menggunakan

    spektrofotometer. Pelarut yang digunakan adalah air dan kloroform, sedangkan air brom

    digunakan sebagai penjelas batas fasa dari pelarut tersebut. Dan DMG (dimetil glioksin)

    digunakan sebagai pemberi warna larutan karena syarat larutan yang bisa diuji dengan

    spektrometer adalah berwarna. Spektrofotometer digunakan sebagai alat untuk menentukan

    besarnya serapan dari Ni2+

    yang terkandung dalam larutan standar dan larutan sampel. Panjang

    gelombang yang digunakan untuk mengukur serapan Ni2+

    adalah 435 nm. Prinsip utama yangdipelajari pada praktikum ini adalah mendistribusikan Ni pada dua pelarut yang saling tidak

    bercampur yaitu air dan CHCl3. Hal ini dapat dilakukan karena nilai konstanta distribusi antara

    dua pelarut ini cukup besar sehingga dengan pengocokan yang sempurna maka hampir semua Ni

    akan terdistribusi dari air ke pelarut organik , hal ini sesuai dengan prinsip like disolves like..