em briolo gi
TRANSCRIPT
EMBRIOLOGI KHUSUS
A. SISTEM RANGKA
Sistem rangka berkembang dari mesoderm (lapisan somatik) paraksial dan lempeng
lateral serta dari krista neuralis. Mesoderm paraksial membentuk sederetan balok-
balok jaringan bersegmen pada masing-masing sisi tuba neuralis, yang dikenal
sebagai somitomer di daerah kepala dan somit dari daerah ocipital ke caudal.
Somit berdiferensi menjadi satu bagian ventromedial, sklerotom, dan satu bagian
dorsolateral, dermiotom. Pada akhir minggu keempat, sel-sel skleretom menjadi
polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang terjalin longgar yang dikenal
sebagai mesenkim atau jaringan penyambung mudigah. Merupakan hal yang khas
bagi sel mesenkim untuk berpindah dan berdiferensiasi ke segala arah. Sel-sel
mesenkim ini dapat menjadi fibroblas, condroblas atau osteoblas (sel pembentuk
tulang).
Kemampuan mesenkim untuk membentuk tulang tidak terbatas pada sel sklerotom
saja, tetapi juga terjadi di lapisan mesoderm somatik dinding tubuh, ikut serta dengan
sel-sel mesoderm untuk membentuk gelang panggul dan gelang bahu serta tulang-
tulang gelang bahu dan panggul serta tulang panjang dari ekstremitas. Telah
diperlihatkan pula bahwa sel-sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi
menjadi mesenkim dan turut serta pada pembentukan tulang-tulang muka dan
tengkorak. Somit dan somitomer occipital juga ikut serta membentuk kubah
tengkorak dan dasar tengkorak. Pada beberapa tulang, seperti tulang pipih tengkorak,
mesenkim langsung berdiferensiasi menjadi tulang, suatu proses yang dikenal sebagai
penulangan membranosa. Tetapi kebanyakan tulang, sel mesenkim pertama-tama
membentuk model tulang rawan hyalin, yang kemudian mengalami penulangan
melalui penulangan endokondral.
B. SISTEM OTOT
Sistem otot berkembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali otot-otot iris, yang
terbentuk dari ectoderm piala optik) dan terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot
1
jantung. Otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari
daerah occipital ke sacral dan somitomer di kepala. Otot polos berdiferensiasi dari
mesoderm splanknik di sekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal
dari mesoderm splanknik di sekitar tabung jantung.
Muskulus Skeletal
Somit dan somitomer membentuk otot-otot untuk rangka aksial, dinding tubuh,
anggota badan dan kepala. Dari daerah occipital ke caudal, somit membentuk dan
berdiferensiasi menjadi sklerotom dan dermiotom. Sel miotom pada dinding tubuh
dan daerah ekstremitas berdisosiasi, bergerak ke tempatnya yan pasti dan menjadi
memanjang serta berbentuk gelendong. Sel-sel ini yang disebut myoblas, saling
menyatu dan membentuk serabut otot panjang berinti majemuk. Myofibril segera
nampak di dalam sitoplasma dan menjelang akhir bulan ketiga nampak gambaran
seran-lintang yang khas untuk otot rangka. Proses serupa terjadi pula pada tujuh
somitomer yang terletak di daerah kepala di sebelah rostral somit-somit occipital.
Tetapi struktur somitomer tetap longgar tidak pernah terpisah-pisah menjadi segmen-
segmen sklerotom dan dermiotom.
Pola pembentukan otot dikendalikan oleh jaringan penyambung dimana myoblas
bermigrasi. Di daerah kepala jaringan penyambung ini berasal dari sel-sel krista
neuralis. Di daerah cervica dan occipital berasal dari mesoderm somit. Dan di dinding
tubuh serta anggota badan berasal dari mesoderm somatik.
Menjelang akhir minggu kelima, setiap myotom terbagi menjadi satu bagian dorsal
yang kecil, epimer, dan satu bagian ventral yang lebih besar, hipomer, yang terbentuk
karena migrasi sel-sel myotom. Saraf-saraf yang mempersarafi otot-otot segmental
juga dibagi menjadi ramus dorsalis primer untuk epimer dan ramus ventralis primer
untuk hipomer.
Otot Jantung
Otot jantung pada mudigah berkembang dari lapisan mesoderm splanknik yang
mengelilingi endothel tabung jantung. Myoblas melekat satu dengan lainnya melalui
perlekatan khusus yang kemudian berkembang menjadi discus intercalatus. Myofibril
berkembang seperti pada otot rangka, tetapi myoblas tidak bersatu. Selama
perkembangan selanjutnya sejumlah kecil gabungan sel-sel otot khusus dengan
2
sedikit penyebaran yang tidak teratur, myofibril menjadi terlihat. Gabungan ini
merupakan serabut-serabut purkinje dan membentuk sistem penghantar jantung.
C. RONGGA-RONGGA TUBUH
Pada akhir minggu ketiga, mesoderm intraembrional pada sisi kanan dan kiri garis
tengah, berdiferensiasi menjadi paraksial, bagian intermedia dan lempeng lateral.
Ketika terlihat celah-celah antar sel pada mesoderm lateral, lempeng tersebut dibagi
menjadi dua lapisan, yaitu lapisan mesoderm somatik dan lapisan mesoderm
splanknik. Yang terakhir ini bersambung dengan mesoderm dinding kantung kuning
telur. Ruangan yang dibatasi oleh lapisan-lapisan ini membentuk selom intra
embrional (rongga tubuh).
Pada mulanya, sisi kanan dan kiri rongga selom intraembrional berhubungan
langsung dengna selom extra embrional, tetapi ketika tubuh mudigah melipat ke arah
sephalocaudal dan lateral, hubungan tersebut putus. Dengan cara ini terbentuklah
rongga selom intraembrional yang besar, yang terbentang dari daerah dada sampai ke
daerah panggul.
Sel-sel mesothel somatik yang membatasi rongga selom intraembrional menjadi
mesothel dan membentuk lapisan parietal membran-membran serosa yang melapisi
bagian luar rongga peritoneum, pleura dan perikardium. Dengan cara yang sama sel-
sel lapisan mesoderm splanknik akan membentuk lapisan viceral membran serosa
yang membungkus organ-organ abdomen, paru-paru dan jantung. Lapisan viceral dan
parietal saling bersambungan sebagai mesenterium dorsal, yang menggantung saluran
usus di rongga periotneum. Mula-mula mesenterium dorsal ini merupakan sebuah pita
mesoderm yang tebal yang berjalan langsung dari batas caudal usus depan dan
berakhir sampai usus belakang. Mesenterium ventral hanya ada mulai dari bagian
caudal usus depan sampai bagian atas duodenum dan disebabkan oleh penipisan
mesodem septum transversum. Mesenterium-mesenterium ini merupakan lapisan
ganda peritoneum yang menjadi jalan bagi pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe
ke organ-organ.
3
D. SISTEM KARDIOVASKULER
Sistem pembuluh darah mudigah manusia nampak pada pertengahan minggu ketiga,
pada saat mudigah tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan hanya
melalui difusi saja. Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada
mudigah presomit lanjut diinduksi oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk
angioblas. Sel-sel ini berproliferasi dan membentuk kelompok-kelompok sel endothel
tersendiri yang disebut angiokista.
Pada mulanya kelompok-kelompok tersebut terletak pada sisi lateral mudigah tetapi
kemudian dengan cepat menyebar ke arah kepala. Dengan berlalunya waktu,
kelompok-kelompok ini menyatu dan membentuk suatu plexus pembuluh-pembuluh
darah kecil yang berbentuk tapal kuda. Bagian sentral anterior plexus ini dikenal
sebagai daerah cardiogenik dan rongga selom intra embrional yang terletak di atas
daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga perikardium.
Selain plexus berbentuk tapal kuda ini, kelompok-kelompok sel angiogenik lain
muncul bilateral, sejajar dan dekat dengan garis tengah cakram mudigah. Kelompiok-
kelompok ini juga memperoleh lumen dan membentuk sepasang pembuluh
memanjang, aorta dorsales. Pada tingkat yang lebih lanjut pembuluh-pembuluh darah
ini berhubungan melalui lengkung-lengkung aorta, dengan plexus berbentuk tapal
kuda tadi dan akan membentuk tabung jantung.
E. SISTEM PERNAFASAN
Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, divertikulum respiratorium (tunas
paru) nampak suatu tonjolan keluar dari dinding ventral usus depan. Karena itu
epithel lapisan dalam larynx, trachea dan bronchus serta lapisan epithel paru
seluruhnya berasal dari endoderm. Tetapi unsur tulang rawan dan otot pada trachea
dan paru berasal dari mesoderm splanknik yang mengelilingi usus depan.
Mula-mula tunas paru tersebut mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan.
Akan tetapi ketika divertikulum ini meluas ke arah caudal, organ ini terpisah dari usus
depan akibat munculnya dua rigi yang berjalan memanjang, yaitu rigi
esophagotrachealis. Selanjutnya ketika kedua rigi ini bersatu membentuk sebuah
sekat (septum esophagotrachealis), usus depan terpisah menjadi sebuah bagian dorsal,
4
yaitu esophagus dan sebuah bagian ventral, yaitu trachea serta tunas par. Akan tetapi
primordium pernafasan ini mempertahankan hubungan terbukanya dengan pharynx
melalui orficium laryngeum.
F. SISTEM PENCERNAAN
Epithel sistem pencernaan dan parenkim dirivat-derivatnya berasal dari endoderm.
Unsur stroma, otot dan unsur peritoneum berasal dari mesoderm. Sistem ini
membentang dari membrana bucopharyngeal hingga membrana cloacalis dan dibagi
menjadi pharynx, usus depan , usus tengah dan usus belakang. Usus pharyngeal
terutama membentuk pharynx dan kelenjar-kelenjarnya.
Usus depan membentuk oesophagus, trachea dan tunas paru, lambung dan duodenum
di sebelah proximal muara saluran empedu. Selain itu, hati, pancreas dan apparatus
biliaris berkembang sebagai tonjolan keluar epithel endoderm di bagian atas
duodenum. Oleh karena bagian atas usus depan dipisahkan oleh sebuah sekat (septum
oesophagotrachealis) menjadi oesophagus di belakang serta tarchea dan tunas paru di
depan, penyimpangan sekat ini dapat mengakibatkan hubungan-hubungan yang
abnormal antara trachea dan oesophagus. Epithel corda hepatis dan sistem empedu
yang tumbuh ke septum transversum berdiferensiasi menjadi parenkim. Sel-sel
hematopoietik (yang terdapat di hati dalam jumlah besar sebelum lahir), sel Kupffer
dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm. Pancreas berkembang dari
sebuah tunas ventral dan sebuah tunas dorsal yang kemudian bersatu membentuk
pancreas tetap. Kadang-kadang kedua bagian ini mengelilingi duodenum (pancreas
anularis) menyebabkan usus terjepit.
Usus tengah membentuk gelung usus primer, membentuk duodenum di sebelah distal
muara saluran empedu dan berlanjut sampai ke persambungan dua pertiga bagian
proximal colon transversum dan sepertiga bagian distalnya. Pada puncaknya gelung
usus primer untuk sementara tetap berhubungan dengan kantung kuning telur melalui
ductus vitellinus. Selama minggu keenam, gelung tersebut tumbuh dengan cepat
sehingga menonjol masuk ke dalam tali pusat (herniasi fisiologis). Pada mingu
kesepuluh gelung ini kembali ke dalam cavum abdomen. Sementara proses ini
berlangsung gelung usus tengah berputar 270° berlawanan arah jarum jam. Sisa-sisa
5
ductus vitellinus, kegagalan usus tengah untuk kembali ke dalam cavum abdomen,
malrotasi, stenosis, duplikasi bagian-bagian usus merupakan kelainan yang sering
terjadi.
Usus belakang membentuk daerah dari sepertiga distal colon transversum hingga
bagian atas canalis analis (bagian distal canalis analis berasal dari lubang anus yang
ectoderm). Bagian caudal usus belakang dibagi oleh septum urorectal menjadi rectum
dan canalis analis di sebelah posterior serta vesica urinaria dan urethra di sebelah
anterior. Penyimpangan septum urorectal bisa mengakibatkan atresia recti dan muara
yang abnormal antara rectum dengan urethra, vesica urinaria atau vagina.
G. SISTEM UROGENITAL
Sistem urogenital berkembang dari jaringan mesoderm. Sistem urinarius berkembang
dari tiga sistem secara berurutan:
1. Pronephros terbentuk di daerah cervical dan bersifat sementara.
2. Mesonephros terbentuk di daerah thorax dan lumbal, berukuran besar dan
ditandai oleh satuan-satuan ekskresi (nephron) dan saluran pengumpulnya sendiri,
yaitu ductus mesonephros atau ductus Wolff. Pada manusia saluran ini hanya
berfungsi dalam waktu singkat tetapi sebagian besar sistem ini kemudian
menghilang.
3. Metanephros atau ginjal tetap berkembang dari dua sumber. Mesoderm
metanephros membentuk saluran ekskresi atau nephronnya sendiri, seperti sistem
lainnya tetapi sistem pengumpulnya berasal dari tuna ureter, yaitu suatu
pertumbuhan keluar dari saluran mesonephros. Tunas ini menghasilkan ureter,
pelvis, calices dan seluruh sistem saluran pengumpul.
Hubungan antara sistem saluran pengumpul dan saluran ekskresi penting untuk
perkembangan normal. Pembagian awal tunas ureter bisa menghasilkan ginjal bifida
atau ginjal lebih dengan ureter-ureter ectopicnya. Posisi ginjal yang abnormal seperti
ginjal pelvis dan ginjal tapal kuda.
Sistem genitalis terdiri atas gonad (gonad primitif), ductus genitalis dan genitalia
externa. Ketiga unsur ini melewati suatu tahap indiferen yang menungkinkan mereka
berkembang ke arah rijal atau nisa. Kromosom Y adalah penentu testis dan
6
menyebabkan berkembangnya corda medulla (testis), terbentuknya tunica albuginea
dan corda cortex (ovarium) gagal berkembang. Bila tidak ada kromosom Y,
pembentukan ovarium akan terangsang disertai dengan perkembangan corda
cortexnya yang khas, hilangnya corda medulla (testis) dan gagalnya tunica albugenia
untuk berkembang. Apabila sel-sel benih primordial gagal mencapai gonad indiferen,
gonad tersebut akan tetap indiferen atau hilang.
Sistem ductus indiferen dan genitalia eksterna berkembang di bawah pengaruh
hormon. Testoteron yang dihasilkan oleh testis merangsang perkembangan ductus
mesonephros (vas deferens-epididimis), sambil substansi penghambat Mülleri (SPM)
menekan ductus paramesonephros (sistem saluran nisa). Dihidrotestoteron
merangsang perkembangan genitalia externa, penis, scrotum dan prostat. Estrogen
mempengaruhi perkembangan sistem paramesonephros nisa, termasuk tuba uterina,
uterus dan bagian atas vagina. Hormon ini juga merangsang genitalia externa,
termasuk clitoris, labia dan bagian bawah vagina. Kesalahan-kesalahan produksi dan
sensitivitas terhadap hormon testis menyebabkan menonjolnya ciri-ciri nisa di bawah
pengaruh estrogen ibu dan estrogen plasenta.
H. KEPALA DAN LEHER
Lengkung-lengkung pharyng, yang terdiri atas balok-balok jaringan mesenkim dan
masing-masing dipisahkan oleh kantung dan celah pharyng, memberi bentuk awal
yang khas pada kepala dan leher. Setelah lahir munculnya gigi-geligi dan sinus
paranasalis membentuk wajah dengan ciri-ciri yang khas bagi masing-masing
individu.
Setiap lengkung mempunyai arteri, nervus, unsur otot dan balok tulang rawan atau
unsur tulang masing-masing. Endoderm kantung pharyng menghasilkan sejumlah
kelenjar endokrin dan sebagian telinga tengah. Dalam urutan selanjutnya, kantung
pharyng menghasilkan :
- rongga telinga tengah dan tuba auditorius (kantung 1)
- stroma tonsila palatina (kantung 2)
- kelenjar parathyroidea dan tymus (kantung 3)
7
- kelenjar-kelenjar paratyroid superior dan corpus ultimobranchiale (kantung 4 dan
5).
Celah pharyng hanya menghasilkan satu struktur, yaitu meatus acusticus externus.
Kelenjar tyroid berasal dari proliferasi epithel di dasar lidah dan bergerak turun
hingga di depan cincin trachea dalam perjalanan perkembangannya.
Tonjolan maxilla dan tonjolan mandibula yang berpasangan serta tonjol frontonasalis
merupakan tonjol-tonjol pertama di daerah wajah. Kemudian terbentuk tonjol hidung
lateral dan medial di sekitar plakoda hidung pada tonjol frontonasal. Semua bangunan
ini penting karena mereka menentukan dengan penyatuan dan pertumbuhan khusus,
besar dan integritas mandibula, bibir atas, palatum dan hidung. Pembentukan bibir
terjadi melalui penyatuan kedua tonjol maxilla dengan dua tonjol hidung lateral.
Segmen antarmaxilla terbentuk oleh penyatuan dari dua tonjol hidung medial di garis
tengah. Segmen ini terbentuk dari:
- filtrum
- unsur rahang atas, yang membawa empat gigi seri
- unsur palatum, yang membentuk palatum primer yang berbentuk segi tiga.
Hidung berasal dari:
- tonjol frontonasal, yang membentuk jembatan hidung
- tonjol-tonjol hidung medial, yang membentuk lengkung dan ujung hidung
- tonjol hidung lateral, yang membentuk alae.
Penyatuan lempeng-lempeng palatum, yang terbentuk dari tonjol maxilla membentuk
palatum durum (sekunder) dan palatum molle. Sederetan cacat sumbing bisa timbul
karena penyatuan jaringan-jaringan mesenkim ini tidak sempurna. Kelainan ini dapat
disebabkan oleh faktor herediter atau oleh obat (difenilhidantoin).
Bentuk wajah orang dewasa dipengaruhi oleh perkembangan sinus paranasales,
conchae nasales, dan gigi-geligi. Gigi berkembang dari unsur ectoderm dan
mesoderm. Email dibuat oleh ameloblas. Email terletak di atas selapis dentin yang
tebal yang dihasilkan oleh odontoblas, suatu derivat krista neuralis. Cementum
dibentuk oleh sementoblas, derivat mesenkim lain yang ditemukan dalam akar gigi.
Sekalipun gigi-gigi pertama (gigi decidua atau gigi susu) muncul 6-24 bulan setelah
8
lahir, gigi definitif atau gigi tetap, yang muncul pasca lahir, dibentuk pada
perkembangan bulan ketiga.
I. TELINGA
Telinga terdiri atas tiga bagian yang berbeda asal-usulnya, tetapi berfungsi sebagai
satu-kesatuan. Telinga dalam berasal dari gelembung telinga, yang dalam
perkembangan minggu keempat melepaskan diri dari ectoderm permukaan.
Gelembung telinga ini terbagi menjadi satu unsur ventral yang membentuk sacculus
dan ductus cochlearis dan satu unsur dorsal yang membentuk utriculus, canalis
semicircularis dan ductus endolymphaticus. Struktur epithel yang terbentuk secara
demikian dikenal sebagai labirin membranosa. Kecuali ductus cochlearis yang akan
membentuk organ Corti, semua struktur yang berasal dari labirin membranosa
termasuk dalam alat keseimbangan.
Telinga tengah, yang terdiri atas cavum tympani dan tuba auditiva, dilapisi epithel
yang berasal dari endoderm dan berasal dari kantong pharyng pertama. Tuba auditiva
menghubungkan cavum tympani dengan nasopharyng. Tulang-tulang pendengaran,
yang menghantarkan getaran-getaran suara dari membrana tympani ke fenestra ovalis,
berasal dari lengkung pharyng pertama (malleus dan incus) dan lengkung phariyng
kedua (stapes).
Meatus acusticus externus berkembang dari celah pharyng pertama dan dipisahkan
dari cavum tympani oleh membrana tympani. Gendang telinga terdiri atas selapis
epithel ectoderm, selapis tengah mesenkim dan selapis epithel endoderm yang berasal
dari kantong pharyng pertama.
Daun telinga berkembang dari enam buah tonjol mesenkim yang terletak di sepanjang
lengkung pharyng pertama dan kedua. Cacat daun telinga sering berkaitan dengan
malformasi bawaan lain.
J. MATA
Mata mulai berkembang sebagai sepasang kantong-keluar mata yang akan
berkembang menjadi gelembung mata pada tiap-tiap sisi otak depan, pada akhir
perkembangan minggu keempat. Gelembung mata menempel pada ectoderm
9
permukaan dan menginduksi pembentukan lensa. Ketika gelembung mata mulai
melakukan invaginasi untuk membentuk gelembung lensa. Melalui suatu alur pada
permukaan bawah gelembung mata, yakni fissura choroidea, arteri hyaloidea (kelak
menjadi arteria centralis retinae) masuk ke dalam mata. Serabut-serabut saraf mata
juga menempati alur ini untuk mencapai daerah mata di otak. Cornea dibentuk oleh:
- selapis ectoderm permukaan
- stroma, yang bersambung dengan sclera dan
- selapis epithel yang membatasi bilik mata depan.
K. SISTEM INTEGUMEN
Kulit dan bangunan-bangunan yang berkaitan dengannya, seperti rambut, kuku dan
kelenjar berasal dari ectoderm permukaan. Melanosit, yang memberikan warna kulit,
berasal dari sel-sel crista neuralis, yang bermigrasi ke epidermis. Pembentukan sel-sel
baru terjadi di stratum germinativum. Setelah bergerak ke permukaan, sel-sel ini
mengelupas di lapisan tanduk. Dermis, lapisan kulit sebelah dalam, berasal dari
mesoderm.
Rambut berkembang dari pertumbuhan sel-sel epidermis ke arah dalam menuju ke
dermis di bawahnya. Pada kira-kira 20 minggu, janin diliputi oleh rambut-rambut
halus, rambut lanugo, yang akan lepas pada saat lahir. Kelenjar sebacea, kelenjar
sudorifera dan kelenjar mammae, semuanya berkembang dari proliferasi epidermis.
Papillae mammae majemuk (politelia) dan mammae majemuk (polimastia) relatif
sering ditemukan.
L. SISTEM SARAF PUSAT
Sistem saraf pusat berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng saraf pada
pertengahan minggu ke-3. Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini
saling mendekat satu sama lain di garis tengah untuk kemudian bersatu menjadi
tabung saraf. Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25 dan ujung
caudalnya pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler
dengan bagian cephalic yang lebar, otak, dan bagian caudal yang panjang, medulla
10
spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina
bifida.
Medulla spinalis membentuk ujung caudal SSP dan ditandai dengan lamina basalis
yang mengandung neuron motorik. Lamina alaris untuk neuron sensorik dan lempeng
lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi. Ciri-ciri
dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak membentuk
bagian cranial SSP dan asalnya dari tiga gelembung otak, yaitu rhombencephalon
(otak belakang), mesencephalon (otak tengah) dan prosencephalon (otak depan).
Rhaombencephalon dibagi menjadi:
- myelencephalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai
lamina basali untuk neuron eferen somatik dan visceral dan lamina alarisnya
mempunyai neuron aferen somatik dan visceral)
- metencephalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alarisnya (aferen) yang
khas.
Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan cerebellum, pusat
koordinasi sikap tubuh dan pergerakan dan pon, jalur untuk serabut-serabut saraf
antara medulla spinalis dan cortex cerebri serta cortec cerebelli.
Mesencephalon atau otak tengah adalah gelembung otak yang paling primitif dan
sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris
aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan colliculus posterior
sebagai stasiun relai untuk pusat refleks pendengaran dan penglihatan.
Diencephalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap yang
tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hipothalamus.
Diencephalon ikut serta berperan dalam pembentukan kelenjar hipophyse, yang juga
berkembang dari kantong Rathke. Sementara kantong Rathke membentuk
adenohipophyse, lobus intermedius dan pars tuberalis, diencephalon membentuk
lobus posterior yang mengandung sel-sel neuroglia dan menerima serabut-serabut
saraf dari hipothalamus.
Telencephalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri atas dua kantong lateral,
hemispher cerebri dan bagian tengah, lamina terminalis. Lamina terminalis digunakan
oleh commissura sebagai suatu jalur penghubung untuk berkas-berkas serabut antara
11
hemispher kanan dengan kiri. Hemispher cerebr,yang semula berupa dua kantong
kecil, secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral
diencephalon, mesencephalon dan metencephalon. Akhirnya, daerah-daerah inti
telencephalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diencephalon.
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinalis, membentang dari lumen medulla
spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombencephalon, melalui saluran kecil di
mesencephalon dan selanjutnya ke ventrikel ketiga di dalam diencephalon. Melalui
foramina Monroe, sistem ventrikel meluas dari ventrikel ke-3 ke ventrikel lateral
hemispher. Cairan cerebrospinalis dihasilkan di plexus choroideus ventrikel ke-4, ke-
3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam sistem ventrikel maupun
di ruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrocephalus.
12