em briolo gi

19
EMBRIOLOGI KHUSUS A. SISTEM RANGKA Sistem rangka berkembang dari mesoderm (lapisan somatik) paraksial dan lempeng lateral serta dari krista neuralis. Mesoderm paraksial membentuk sederetan balok-balok jaringan bersegmen pada masing-masing sisi tuba neuralis, yang dikenal sebagai somitomer di daerah kepala dan somit dari daerah ocipital ke caudal. Somit berdiferensi menjadi satu bagian ventromedial, sklerotom, dan satu bagian dorsolateral, dermiotom. Pada akhir minggu keempat, sel-sel skleretom menjadi polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang terjalin longgar yang dikenal sebagai mesenkim atau jaringan penyambung mudigah. Merupakan hal yang khas bagi sel mesenkim untuk berpindah dan berdiferensiasi ke segala arah. Sel-sel mesenkim ini dapat menjadi fibroblas, condroblas atau osteoblas (sel pembentuk tulang). Kemampuan mesenkim untuk membentuk tulang tidak terbatas pada sel sklerotom saja, tetapi juga terjadi di lapisan mesoderm somatik dinding tubuh, ikut serta dengan sel-sel mesoderm untuk membentuk gelang panggul dan gelang bahu serta tulang-tulang gelang bahu dan panggul serta tulang panjang dari ekstremitas. Telah diperlihatkan pula bahwa sel-sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi 1

Upload: ghefmameh

Post on 27-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Em Briolo Gi

EMBRIOLOGI KHUSUS

A. SISTEM RANGKA

Sistem rangka berkembang dari mesoderm (lapisan somatik) paraksial dan lempeng

lateral serta dari krista neuralis. Mesoderm paraksial membentuk sederetan balok-

balok jaringan bersegmen pada masing-masing sisi tuba neuralis, yang dikenal

sebagai somitomer di daerah kepala dan somit dari daerah ocipital ke caudal.

Somit berdiferensi menjadi satu bagian ventromedial, sklerotom, dan satu bagian

dorsolateral, dermiotom. Pada akhir minggu keempat, sel-sel skleretom menjadi

polimorf dan membentuk jaringan-jaringan yang terjalin longgar yang dikenal

sebagai mesenkim atau jaringan penyambung mudigah. Merupakan hal yang khas

bagi sel mesenkim untuk berpindah dan berdiferensiasi ke segala arah. Sel-sel

mesenkim ini dapat menjadi fibroblas, condroblas atau osteoblas (sel pembentuk

tulang).

Kemampuan mesenkim untuk membentuk tulang tidak terbatas pada sel sklerotom

saja, tetapi juga terjadi di lapisan mesoderm somatik dinding tubuh, ikut serta dengan

sel-sel mesoderm untuk membentuk gelang panggul dan gelang bahu serta tulang-

tulang gelang bahu dan panggul serta tulang panjang dari ekstremitas. Telah

diperlihatkan pula bahwa sel-sel krista neuralis di daerah kepala berdiferensiasi

menjadi mesenkim dan turut serta pada pembentukan tulang-tulang muka dan

tengkorak. Somit dan somitomer occipital juga ikut serta membentuk kubah

tengkorak dan dasar tengkorak. Pada beberapa tulang, seperti tulang pipih tengkorak,

mesenkim langsung berdiferensiasi menjadi tulang, suatu proses yang dikenal sebagai

penulangan membranosa. Tetapi kebanyakan tulang, sel mesenkim pertama-tama

membentuk model tulang rawan hyalin, yang kemudian mengalami penulangan

melalui penulangan endokondral.

B. SISTEM OTOT

Sistem otot berkembang dari lapisan benih mesoderm (kecuali otot-otot iris, yang

terbentuk dari ectoderm piala optik) dan terdiri atas otot rangka, otot polos dan otot

1

Page 2: Em Briolo Gi

jantung. Otot rangka berasal dari mesoderm paraksial, yang membentuk somit dari

daerah occipital ke sacral dan somitomer di kepala. Otot polos berdiferensiasi dari

mesoderm splanknik di sekitar usus dan derivat-derivatnya, dan otot jantung berasal

dari mesoderm splanknik di sekitar tabung jantung.

Muskulus Skeletal

Somit dan somitomer membentuk otot-otot untuk rangka aksial, dinding tubuh,

anggota badan dan kepala. Dari daerah occipital ke caudal, somit membentuk dan

berdiferensiasi menjadi sklerotom dan dermiotom. Sel miotom pada dinding tubuh

dan daerah ekstremitas berdisosiasi, bergerak ke tempatnya yan pasti dan menjadi

memanjang serta berbentuk gelendong. Sel-sel ini yang disebut myoblas, saling

menyatu dan membentuk serabut otot panjang berinti majemuk. Myofibril segera

nampak di dalam sitoplasma dan menjelang akhir bulan ketiga nampak gambaran

seran-lintang yang khas untuk otot rangka. Proses serupa terjadi pula pada tujuh

somitomer yang terletak di daerah kepala di sebelah rostral somit-somit occipital.

Tetapi struktur somitomer tetap longgar tidak pernah terpisah-pisah menjadi segmen-

segmen sklerotom dan dermiotom.

Pola pembentukan otot dikendalikan oleh jaringan penyambung dimana myoblas

bermigrasi. Di daerah kepala jaringan penyambung ini berasal dari sel-sel krista

neuralis. Di daerah cervica dan occipital berasal dari mesoderm somit. Dan di dinding

tubuh serta anggota badan berasal dari mesoderm somatik.

Menjelang akhir minggu kelima, setiap myotom terbagi menjadi satu bagian dorsal

yang kecil, epimer, dan satu bagian ventral yang lebih besar, hipomer, yang terbentuk

karena migrasi sel-sel myotom. Saraf-saraf yang mempersarafi otot-otot segmental

juga dibagi menjadi ramus dorsalis primer untuk epimer dan ramus ventralis primer

untuk hipomer.

Otot Jantung

Otot jantung pada mudigah berkembang dari lapisan mesoderm splanknik yang

mengelilingi endothel tabung jantung. Myoblas melekat satu dengan lainnya melalui

perlekatan khusus yang kemudian berkembang menjadi discus intercalatus. Myofibril

berkembang seperti pada otot rangka, tetapi myoblas tidak bersatu. Selama

perkembangan selanjutnya sejumlah kecil gabungan sel-sel otot khusus dengan

2

Page 3: Em Briolo Gi

sedikit penyebaran yang tidak teratur, myofibril menjadi terlihat. Gabungan ini

merupakan serabut-serabut purkinje dan membentuk sistem penghantar jantung.

C. RONGGA-RONGGA TUBUH

Pada akhir minggu ketiga, mesoderm intraembrional pada sisi kanan dan kiri garis

tengah, berdiferensiasi menjadi paraksial, bagian intermedia dan lempeng lateral.

Ketika terlihat celah-celah antar sel pada mesoderm lateral, lempeng tersebut dibagi

menjadi dua lapisan, yaitu lapisan mesoderm somatik dan lapisan mesoderm

splanknik. Yang terakhir ini bersambung dengan mesoderm dinding kantung kuning

telur. Ruangan yang dibatasi oleh lapisan-lapisan ini membentuk selom intra

embrional (rongga tubuh).

Pada mulanya, sisi kanan dan kiri rongga selom intraembrional berhubungan

langsung dengna selom extra embrional, tetapi ketika tubuh mudigah melipat ke arah

sephalocaudal dan lateral, hubungan tersebut putus. Dengan cara ini terbentuklah

rongga selom intraembrional yang besar, yang terbentang dari daerah dada sampai ke

daerah panggul.

Sel-sel mesothel somatik yang membatasi rongga selom intraembrional menjadi

mesothel dan membentuk lapisan parietal membran-membran serosa yang melapisi

bagian luar rongga peritoneum, pleura dan perikardium. Dengan cara yang sama sel-

sel lapisan mesoderm splanknik akan membentuk lapisan viceral membran serosa

yang membungkus organ-organ abdomen, paru-paru dan jantung. Lapisan viceral dan

parietal saling bersambungan sebagai mesenterium dorsal, yang menggantung saluran

usus di rongga periotneum. Mula-mula mesenterium dorsal ini merupakan sebuah pita

mesoderm yang tebal yang berjalan langsung dari batas caudal usus depan dan

berakhir sampai usus belakang. Mesenterium ventral hanya ada mulai dari bagian

caudal usus depan sampai bagian atas duodenum dan disebabkan oleh penipisan

mesodem septum transversum. Mesenterium-mesenterium ini merupakan lapisan

ganda peritoneum yang menjadi jalan bagi pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe

ke organ-organ.

3

Page 4: Em Briolo Gi

D. SISTEM KARDIOVASKULER

Sistem pembuluh darah mudigah manusia nampak pada pertengahan minggu ketiga,

pada saat mudigah tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan akan zat makanan hanya

melalui difusi saja. Pada tingkat ini, sel-sel lapisan mesoderm splanknik pada

mudigah presomit lanjut diinduksi oleh endoderm di bawahnya untuk membentuk

angioblas. Sel-sel ini berproliferasi dan membentuk kelompok-kelompok sel endothel

tersendiri yang disebut angiokista.

Pada mulanya kelompok-kelompok tersebut terletak pada sisi lateral mudigah tetapi

kemudian dengan cepat menyebar ke arah kepala. Dengan berlalunya waktu,

kelompok-kelompok ini menyatu dan membentuk suatu plexus pembuluh-pembuluh

darah kecil yang berbentuk tapal kuda. Bagian sentral anterior plexus ini dikenal

sebagai daerah cardiogenik dan rongga selom intra embrional yang terletak di atas

daerah ini nantinya akan berkembang menjadi rongga perikardium.

Selain plexus berbentuk tapal kuda ini, kelompok-kelompok sel angiogenik lain

muncul bilateral, sejajar dan dekat dengan garis tengah cakram mudigah. Kelompiok-

kelompok ini juga memperoleh lumen dan membentuk sepasang pembuluh

memanjang, aorta dorsales. Pada tingkat yang lebih lanjut pembuluh-pembuluh darah

ini berhubungan melalui lengkung-lengkung aorta, dengan plexus berbentuk tapal

kuda tadi dan akan membentuk tabung jantung.

E. SISTEM PERNAFASAN

Ketika mudigah berusia kurang lebih 4 minggu, divertikulum respiratorium (tunas

paru) nampak suatu tonjolan keluar dari dinding ventral usus depan. Karena itu

epithel lapisan dalam larynx, trachea dan bronchus serta lapisan epithel paru

seluruhnya berasal dari endoderm. Tetapi unsur tulang rawan dan otot pada trachea

dan paru berasal dari mesoderm splanknik yang mengelilingi usus depan.

Mula-mula tunas paru tersebut mempunyai hubungan terbuka dengan usus depan.

Akan tetapi ketika divertikulum ini meluas ke arah caudal, organ ini terpisah dari usus

depan akibat munculnya dua rigi yang berjalan memanjang, yaitu rigi

esophagotrachealis. Selanjutnya ketika kedua rigi ini bersatu membentuk sebuah

sekat (septum esophagotrachealis), usus depan terpisah menjadi sebuah bagian dorsal,

4

Page 5: Em Briolo Gi

yaitu esophagus dan sebuah bagian ventral, yaitu trachea serta tunas par. Akan tetapi

primordium pernafasan ini mempertahankan hubungan terbukanya dengan pharynx

melalui orficium laryngeum.

F. SISTEM PENCERNAAN

Epithel sistem pencernaan dan parenkim dirivat-derivatnya berasal dari endoderm.

Unsur stroma, otot dan unsur peritoneum berasal dari mesoderm. Sistem ini

membentang dari membrana bucopharyngeal hingga membrana cloacalis dan dibagi

menjadi pharynx, usus depan , usus tengah dan usus belakang. Usus pharyngeal

terutama membentuk pharynx dan kelenjar-kelenjarnya.

Usus depan membentuk oesophagus, trachea dan tunas paru, lambung dan duodenum

di sebelah proximal muara saluran empedu. Selain itu, hati, pancreas dan apparatus

biliaris berkembang sebagai tonjolan keluar epithel endoderm di bagian atas

duodenum. Oleh karena bagian atas usus depan dipisahkan oleh sebuah sekat (septum

oesophagotrachealis) menjadi oesophagus di belakang serta tarchea dan tunas paru di

depan, penyimpangan sekat ini dapat mengakibatkan hubungan-hubungan yang

abnormal antara trachea dan oesophagus. Epithel corda hepatis dan sistem empedu

yang tumbuh ke septum transversum berdiferensiasi menjadi parenkim. Sel-sel

hematopoietik (yang terdapat di hati dalam jumlah besar sebelum lahir), sel Kupffer

dan sel-sel jaringan penyambung berasal dari mesoderm. Pancreas berkembang dari

sebuah tunas ventral dan sebuah tunas dorsal yang kemudian bersatu membentuk

pancreas tetap. Kadang-kadang kedua bagian ini mengelilingi duodenum (pancreas

anularis) menyebabkan usus terjepit.

Usus tengah membentuk gelung usus primer, membentuk duodenum di sebelah distal

muara saluran empedu dan berlanjut sampai ke persambungan dua pertiga bagian

proximal colon transversum dan sepertiga bagian distalnya. Pada puncaknya gelung

usus primer untuk sementara tetap berhubungan dengan kantung kuning telur melalui

ductus vitellinus. Selama minggu keenam, gelung tersebut tumbuh dengan cepat

sehingga menonjol masuk ke dalam tali pusat (herniasi fisiologis). Pada mingu

kesepuluh gelung ini kembali ke dalam cavum abdomen. Sementara proses ini

berlangsung gelung usus tengah berputar 270° berlawanan arah jarum jam. Sisa-sisa

5

Page 6: Em Briolo Gi

ductus vitellinus, kegagalan usus tengah untuk kembali ke dalam cavum abdomen,

malrotasi, stenosis, duplikasi bagian-bagian usus merupakan kelainan yang sering

terjadi.

Usus belakang membentuk daerah dari sepertiga distal colon transversum hingga

bagian atas canalis analis (bagian distal canalis analis berasal dari lubang anus yang

ectoderm). Bagian caudal usus belakang dibagi oleh septum urorectal menjadi rectum

dan canalis analis di sebelah posterior serta vesica urinaria dan urethra di sebelah

anterior. Penyimpangan septum urorectal bisa mengakibatkan atresia recti dan muara

yang abnormal antara rectum dengan urethra, vesica urinaria atau vagina.

G. SISTEM UROGENITAL

Sistem urogenital berkembang dari jaringan mesoderm. Sistem urinarius berkembang

dari tiga sistem secara berurutan:

1. Pronephros terbentuk di daerah cervical dan bersifat sementara.

2. Mesonephros terbentuk di daerah thorax dan lumbal, berukuran besar dan

ditandai oleh satuan-satuan ekskresi (nephron) dan saluran pengumpulnya sendiri,

yaitu ductus mesonephros atau ductus Wolff. Pada manusia saluran ini hanya

berfungsi dalam waktu singkat tetapi sebagian besar sistem ini kemudian

menghilang.

3. Metanephros atau ginjal tetap berkembang dari dua sumber. Mesoderm

metanephros membentuk saluran ekskresi atau nephronnya sendiri, seperti sistem

lainnya tetapi sistem pengumpulnya berasal dari tuna ureter, yaitu suatu

pertumbuhan keluar dari saluran mesonephros. Tunas ini menghasilkan ureter,

pelvis, calices dan seluruh sistem saluran pengumpul.

Hubungan antara sistem saluran pengumpul dan saluran ekskresi penting untuk

perkembangan normal. Pembagian awal tunas ureter bisa menghasilkan ginjal bifida

atau ginjal lebih dengan ureter-ureter ectopicnya. Posisi ginjal yang abnormal seperti

ginjal pelvis dan ginjal tapal kuda.

Sistem genitalis terdiri atas gonad (gonad primitif), ductus genitalis dan genitalia

externa. Ketiga unsur ini melewati suatu tahap indiferen yang menungkinkan mereka

berkembang ke arah rijal atau nisa. Kromosom Y adalah penentu testis dan

6

Page 7: Em Briolo Gi

menyebabkan berkembangnya corda medulla (testis), terbentuknya tunica albuginea

dan corda cortex (ovarium) gagal berkembang. Bila tidak ada kromosom Y,

pembentukan ovarium akan terangsang disertai dengan perkembangan corda

cortexnya yang khas, hilangnya corda medulla (testis) dan gagalnya tunica albugenia

untuk berkembang. Apabila sel-sel benih primordial gagal mencapai gonad indiferen,

gonad tersebut akan tetap indiferen atau hilang.

Sistem ductus indiferen dan genitalia eksterna berkembang di bawah pengaruh

hormon. Testoteron yang dihasilkan oleh testis merangsang perkembangan ductus

mesonephros (vas deferens-epididimis), sambil substansi penghambat Mülleri (SPM)

menekan ductus paramesonephros (sistem saluran nisa). Dihidrotestoteron

merangsang perkembangan genitalia externa, penis, scrotum dan prostat. Estrogen

mempengaruhi perkembangan sistem paramesonephros nisa, termasuk tuba uterina,

uterus dan bagian atas vagina. Hormon ini juga merangsang genitalia externa,

termasuk clitoris, labia dan bagian bawah vagina. Kesalahan-kesalahan produksi dan

sensitivitas terhadap hormon testis menyebabkan menonjolnya ciri-ciri nisa di bawah

pengaruh estrogen ibu dan estrogen plasenta.

H. KEPALA DAN LEHER

Lengkung-lengkung pharyng, yang terdiri atas balok-balok jaringan mesenkim dan

masing-masing dipisahkan oleh kantung dan celah pharyng, memberi bentuk awal

yang khas pada kepala dan leher. Setelah lahir munculnya gigi-geligi dan sinus

paranasalis membentuk wajah dengan ciri-ciri yang khas bagi masing-masing

individu.

Setiap lengkung mempunyai arteri, nervus, unsur otot dan balok tulang rawan atau

unsur tulang masing-masing. Endoderm kantung pharyng menghasilkan sejumlah

kelenjar endokrin dan sebagian telinga tengah. Dalam urutan selanjutnya, kantung

pharyng menghasilkan :

- rongga telinga tengah dan tuba auditorius (kantung 1)

- stroma tonsila palatina (kantung 2)

- kelenjar parathyroidea dan tymus (kantung 3)

7

Page 8: Em Briolo Gi

- kelenjar-kelenjar paratyroid superior dan corpus ultimobranchiale (kantung 4 dan

5).

Celah pharyng hanya menghasilkan satu struktur, yaitu meatus acusticus externus.

Kelenjar tyroid berasal dari proliferasi epithel di dasar lidah dan bergerak turun

hingga di depan cincin trachea dalam perjalanan perkembangannya.

Tonjolan maxilla dan tonjolan mandibula yang berpasangan serta tonjol frontonasalis

merupakan tonjol-tonjol pertama di daerah wajah. Kemudian terbentuk tonjol hidung

lateral dan medial di sekitar plakoda hidung pada tonjol frontonasal. Semua bangunan

ini penting karena mereka menentukan dengan penyatuan dan pertumbuhan khusus,

besar dan integritas mandibula, bibir atas, palatum dan hidung. Pembentukan bibir

terjadi melalui penyatuan kedua tonjol maxilla dengan dua tonjol hidung lateral.

Segmen antarmaxilla terbentuk oleh penyatuan dari dua tonjol hidung medial di garis

tengah. Segmen ini terbentuk dari:

- filtrum

- unsur rahang atas, yang membawa empat gigi seri

- unsur palatum, yang membentuk palatum primer yang berbentuk segi tiga.

Hidung berasal dari:

- tonjol frontonasal, yang membentuk jembatan hidung

- tonjol-tonjol hidung medial, yang membentuk lengkung dan ujung hidung

- tonjol hidung lateral, yang membentuk alae.

Penyatuan lempeng-lempeng palatum, yang terbentuk dari tonjol maxilla membentuk

palatum durum (sekunder) dan palatum molle. Sederetan cacat sumbing bisa timbul

karena penyatuan jaringan-jaringan mesenkim ini tidak sempurna. Kelainan ini dapat

disebabkan oleh faktor herediter atau oleh obat (difenilhidantoin).

Bentuk wajah orang dewasa dipengaruhi oleh perkembangan sinus paranasales,

conchae nasales, dan gigi-geligi. Gigi berkembang dari unsur ectoderm dan

mesoderm. Email dibuat oleh ameloblas. Email terletak di atas selapis dentin yang

tebal yang dihasilkan oleh odontoblas, suatu derivat krista neuralis. Cementum

dibentuk oleh sementoblas, derivat mesenkim lain yang ditemukan dalam akar gigi.

Sekalipun gigi-gigi pertama (gigi decidua atau gigi susu) muncul 6-24 bulan setelah

8

Page 9: Em Briolo Gi

lahir, gigi definitif atau gigi tetap, yang muncul pasca lahir, dibentuk pada

perkembangan bulan ketiga.

I. TELINGA

Telinga terdiri atas tiga bagian yang berbeda asal-usulnya, tetapi berfungsi sebagai

satu-kesatuan. Telinga dalam berasal dari gelembung telinga, yang dalam

perkembangan minggu keempat melepaskan diri dari ectoderm permukaan.

Gelembung telinga ini terbagi menjadi satu unsur ventral yang membentuk sacculus

dan ductus cochlearis dan satu unsur dorsal yang membentuk utriculus, canalis

semicircularis dan ductus endolymphaticus. Struktur epithel yang terbentuk secara

demikian dikenal sebagai labirin membranosa. Kecuali ductus cochlearis yang akan

membentuk organ Corti, semua struktur yang berasal dari labirin membranosa

termasuk dalam alat keseimbangan.

Telinga tengah, yang terdiri atas cavum tympani dan tuba auditiva, dilapisi epithel

yang berasal dari endoderm dan berasal dari kantong pharyng pertama. Tuba auditiva

menghubungkan cavum tympani dengan nasopharyng. Tulang-tulang pendengaran,

yang menghantarkan getaran-getaran suara dari membrana tympani ke fenestra ovalis,

berasal dari lengkung pharyng pertama (malleus dan incus) dan lengkung phariyng

kedua (stapes).

Meatus acusticus externus berkembang dari celah pharyng pertama dan dipisahkan

dari cavum tympani oleh membrana tympani. Gendang telinga terdiri atas selapis

epithel ectoderm, selapis tengah mesenkim dan selapis epithel endoderm yang berasal

dari kantong pharyng pertama.

Daun telinga berkembang dari enam buah tonjol mesenkim yang terletak di sepanjang

lengkung pharyng pertama dan kedua. Cacat daun telinga sering berkaitan dengan

malformasi bawaan lain.

J. MATA

Mata mulai berkembang sebagai sepasang kantong-keluar mata yang akan

berkembang menjadi gelembung mata pada tiap-tiap sisi otak depan, pada akhir

perkembangan minggu keempat. Gelembung mata menempel pada ectoderm

9

Page 10: Em Briolo Gi

permukaan dan menginduksi pembentukan lensa. Ketika gelembung mata mulai

melakukan invaginasi untuk membentuk gelembung lensa. Melalui suatu alur pada

permukaan bawah gelembung mata, yakni fissura choroidea, arteri hyaloidea (kelak

menjadi arteria centralis retinae) masuk ke dalam mata. Serabut-serabut saraf mata

juga menempati alur ini untuk mencapai daerah mata di otak. Cornea dibentuk oleh:

- selapis ectoderm permukaan

- stroma, yang bersambung dengan sclera dan

- selapis epithel yang membatasi bilik mata depan.

K. SISTEM INTEGUMEN

Kulit dan bangunan-bangunan yang berkaitan dengannya, seperti rambut, kuku dan

kelenjar berasal dari ectoderm permukaan. Melanosit, yang memberikan warna kulit,

berasal dari sel-sel crista neuralis, yang bermigrasi ke epidermis. Pembentukan sel-sel

baru terjadi di stratum germinativum. Setelah bergerak ke permukaan, sel-sel ini

mengelupas di lapisan tanduk. Dermis, lapisan kulit sebelah dalam, berasal dari

mesoderm.

Rambut berkembang dari pertumbuhan sel-sel epidermis ke arah dalam menuju ke

dermis di bawahnya. Pada kira-kira 20 minggu, janin diliputi oleh rambut-rambut

halus, rambut lanugo, yang akan lepas pada saat lahir. Kelenjar sebacea, kelenjar

sudorifera dan kelenjar mammae, semuanya berkembang dari proliferasi epidermis.

Papillae mammae majemuk (politelia) dan mammae majemuk (polimastia) relatif

sering ditemukan.

L. SISTEM SARAF PUSAT

Sistem saraf pusat berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng saraf pada

pertengahan minggu ke-3. Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini

saling mendekat satu sama lain di garis tengah untuk kemudian bersatu menjadi

tabung saraf. Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25 dan ujung

caudalnya pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler

dengan bagian cephalic yang lebar, otak, dan bagian caudal yang panjang, medulla

10

Page 11: Em Briolo Gi

spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina

bifida.

Medulla spinalis membentuk ujung caudal SSP dan ditandai dengan lamina basalis

yang mengandung neuron motorik. Lamina alaris untuk neuron sensorik dan lempeng

lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi. Ciri-ciri

dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak membentuk

bagian cranial SSP dan asalnya dari tiga gelembung otak, yaitu rhombencephalon

(otak belakang), mesencephalon (otak tengah) dan prosencephalon (otak depan).

Rhaombencephalon dibagi menjadi:

- myelencephalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai

lamina basali untuk neuron eferen somatik dan visceral dan lamina alarisnya

mempunyai neuron aferen somatik dan visceral)

- metencephalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alarisnya (aferen) yang

khas.

Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan cerebellum, pusat

koordinasi sikap tubuh dan pergerakan dan pon, jalur untuk serabut-serabut saraf

antara medulla spinalis dan cortex cerebri serta cortec cerebelli.

Mesencephalon atau otak tengah adalah gelembung otak yang paling primitif dan

sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris

aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan colliculus posterior

sebagai stasiun relai untuk pusat refleks pendengaran dan penglihatan.

Diencephalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap yang

tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hipothalamus.

Diencephalon ikut serta berperan dalam pembentukan kelenjar hipophyse, yang juga

berkembang dari kantong Rathke. Sementara kantong Rathke membentuk

adenohipophyse, lobus intermedius dan pars tuberalis, diencephalon membentuk

lobus posterior yang mengandung sel-sel neuroglia dan menerima serabut-serabut

saraf dari hipothalamus.

Telencephalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri atas dua kantong lateral,

hemispher cerebri dan bagian tengah, lamina terminalis. Lamina terminalis digunakan

oleh commissura sebagai suatu jalur penghubung untuk berkas-berkas serabut antara

11

Page 12: Em Briolo Gi

hemispher kanan dengan kiri. Hemispher cerebr,yang semula berupa dua kantong

kecil, secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral

diencephalon, mesencephalon dan metencephalon. Akhirnya, daerah-daerah inti

telencephalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diencephalon.

Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinalis, membentang dari lumen medulla

spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombencephalon, melalui saluran kecil di

mesencephalon dan selanjutnya ke ventrikel ketiga di dalam diencephalon. Melalui

foramina Monroe, sistem ventrikel meluas dari ventrikel ke-3 ke ventrikel lateral

hemispher. Cairan cerebrospinalis dihasilkan di plexus choroideus ventrikel ke-4, ke-

3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam sistem ventrikel maupun

di ruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrocephalus.

12