emansipasi wanita dalam islam

3
Emansipasi Wanita dalam Islam Oleh : Pramadita S. Fakultas Kedokteran Gigi –Universitas Airlangga Jauh sebelum mempoklamirkan emansipasi wanita, Islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita dari masa pencampakan wanita di era jahiliah ke masa kemuliaan wanita. Sering kita dengar pemahaman emansipasi wanita yang selali digembar-gemborkan orang-orang barat yang mengatasnamakan hak asasi manusia, bahwa emansipasi wanita adalah menyamakan hak dengan kaum pria, padahal tidak semua hak wanita harus disamakan dengan pria, karena Allah SWT telah menciptakan masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati yang tidak sama. Persamaan hak untuk dilindungi hukum, mendapatkan gaji yang setara dengan laki-laki jika berada di kedudukan atau kemampuan yang sama, dan lain ebagainya adalah contoh di bolehkan dari persamaan hak ddengan kaum pria. Pada dasarnya, Islam membolehkannya tentunya tidak melanggar syar’i. Sebagaimana firman Allah “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang ma’ruf.” (QS. Al-Baqarah: 228). Oleh karena itu, kita harus lebih kritis dan hati-hati menyikapi maraknya gerakan yang mengatasnamakan emansipasi wanita, kesetaraan gender, persamaan derajat wanita, feminisme, dan berbagai gerakan lainnya. Banyak pemahaman yang tampaknya memperjuangkan para wanita, namun dalam praktek sesungguhnya justru merendahkan wanita.

Upload: donald-holmes

Post on 19-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Emansipasi

TRANSCRIPT

Emansipasi Wanita dalam IslamOleh : Pramadita S. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

Jauh sebelum mempoklamirkan emansipasi wanita, Islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita dari masa pencampakan wanita di era jahiliah ke masa kemuliaan wanita. Sering kita dengar pemahaman emansipasi wanita yang selali digembar-gemborkan orang-orang barat yang mengatasnamakan hak asasi manusia, bahwa emansipasi wanita adalah menyamakan hak dengan kaum pria, padahal tidak semua hak wanita harus disamakan dengan pria, karena Allah SWT telah menciptakan masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati yang tidak sama. Persamaan hak untuk dilindungi hukum, mendapatkan gaji yang setara dengan laki-laki jika berada di kedudukan atau kemampuan yang sama, dan lain ebagainya adalah contoh di bolehkan dari persamaan hak ddengan kaum pria. Pada dasarnya, Islam membolehkannya tentunya tidak melanggar syari. Sebagaimana firman Allah Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang maruf. (QS. Al-Baqarah: 228). Oleh karena itu, kita harus lebih kritis dan hati-hati menyikapi maraknya gerakan yang mengatasnamakan emansipasi wanita, kesetaraan gender, persamaan derajat wanita, feminisme, dan berbagai gerakan lainnya. Banyak pemahaman yang tampaknya memperjuangkan para wanita, namun dalam praktek sesungguhnya justru merendahkan wanita.

Gerakan emansipasi wanita yang bersumber pada nilai-nilai kesamaan hak asasi manusia versi barat, justru banyak bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi derajat wanita. Contohnya, banyak sekali wanita berpakaian seksi bahkan wanita tidak malu lagi salah satu bagian tubuhnya, dilihat oleh kaum pria biarpun mereka memakai pakaian.Peran dan keterlibatan wanita dalam kehidupan manusia, menurut pandangan Islam adalah sesuatu yang wajar dan memang harus ada. Tidak mungkin melepaskan dunia dari peran dan keterlibatan kaum wanita.

Pemahaman mengenai emansipasi perempuan harus dilihat dari berbagai aspek. Tdak hanya dilihat dari aspek penuntutan hak saj, tetapi juga harus dilihat dari pemenuhan kewajiba. Perkembangan zaman memperlihatkan emansipasi sebagai penuntutan hal, dengan mengesampingkan yang menjadi konsekuensi dari hak-hak tersebut. Dalam Islam, wanita justru sangat dimuliakan sesuai peran dan kedudukan kodratinya. Bukan tidak mungkin, paham emansipasi yang sekarang marak disebarluaskan justru akan mengantar kaum wanita pada kehinaan. Dengan demikian, makna emansipasi menurut perspektif hukum Islam tidak hanya menjabarkan mengenai penuntutan hak saja. Akan tetapi juga menjelaskan tentang kewajiban-kewajiban sebagai konsekuensi dari hak yang bertujuan untuk memuliakan wanita.