epistaksis anterior

45
Epistaksis anterior Presentator: dr. PUTU Moderator: dr. LUCYANA

Upload: elfadhly

Post on 09-Nov-2015

128 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rhinology

TRANSCRIPT

Epistaksis anterior presentator: ignatius adhi akuntanto moderator: dr. tumpal simatupang

Epistaksis anteriorPresentator: dr. PUTUModerator: dr. LUCYANA pendahuluan Epistaksis rongga hidung/nasofaring

90% diterapi dengan baik di IGD

Bamimore, 2000pendahuluan5-14 % pasien (USA) minimal 1x/thn

90% tidak ke layanan kesehatan minor

Jacques,2003Baley,2001pendahuluanLaki-laki = wanitaMusim dingin > musim panasPuncak insidensi epistaksis didapatkan pada usia 2-10 tahun dan usia 50-80 tahun

Pope,2005pendahuluanEpistaksis : anterior dan posteriorStudi menunjukan bahwa kasus kematian karena epistaksis jarang, dimana kejadian tersebut biasa terjadi karena komplikasi dari hipovolemia yang disebabkan perdarahan hebat atau adanya penyakit lain yang mendasari

Bamimore,2000

123456Pangkal hidungDorsum NasiApeks nasiKolumelaNares anteriorAla nasiANATOMI anatomi

Hidung luar:Kerangka tulangTulang rawan

Plexus kiesselbach

Epistaksisdefinisi Epistaksis rongga hidung/nasofaring

90% diterapi dengan baik di IGD

Bamimore, 2000Temmel, 2001AnteriorA.ethm.ant / plx. kiesselbach

Epistaxis

Posteriora.sfenoplatina/a.ethm.postEtiologibaley,2001 Etiologi epistaksislokalsistemikTrauma Kelainan VaskularReaksi inflamasiBlood dyscrasiasKelainan anatomiKeganasan hematologiBenda asingalergiTumor intranasalmalnutrisiIritan kimiaalkoholNasal prong o2, CPAPobatSurgeryinfeksiLokasi AnteriorPlexus kiesselbachPaling sering pd anak anakDapat berhenti sendiri/tindakan sederhana

2. Posterior a.Sphenopalatina & a. ethmoid posteriorLebih beratAnemia, hipovolemia

Gambaran klinisLee, 2003 Gambaran klinis yang bisa ditemukan pada pasien dengan perdarahan hidung adalah:1. Jumlah perdarahan yang bervariasi dari minor sampai perdarahan profus yang berbahaya2. Perdarahan dapat keluar dari anterior atau posterior (post nasal), dimana darah bisa ditelan atau diludahkan pasien3. Perdarahan bisa berlangsung terus menerus atau hilang timbul4. Pasien dapat mengeluh hemoptysis atau hematemesis 5. Hamper selalu ditemui kecemasan6. Pasien kadang datang dengan shock pada perdarahan yang hebatpemeriksaanPemeriksaan yang diperlukan berupa :Rinoskopi anteriorRinoskopi posteriorPengukuran tekanan darahRontgenSkrining koagulopatiRiwayat penyakitKalzi,1986

diagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang

Myers,1993penatalaksanaan

Laporan kasusIDENTITASNama : An. VUmur: 12 thJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: SlemanPekerjaan: PelajarRM: 01.49.49.50Tgl Masuk: 03-10-201023Anamnesa

keluhan utama : keluar darah dari hidung sebelah kiriRiwayat penyakit sekarang:Sejak satu jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh keluar darah dari hidung sebelah kiri. Darah keluar spontan. Darah yang keluar sedikit dan berhenti setelah orangtua menekan hidung pasien. Setengah jam sebelum masuk rumah sakit, hidung sebelah kirinya kembali keluar darah. Darah yang keluar sedikit, terus-menerus meskipun telah menekan hidung tapi darah masih tetap keluar. pasien tidak merasakan adanya darah yang tertelan, hidung tersumbat, maupun nyeri pada hidung. Sebelum perdarahan, penderita tidak demam, batuk dan pilek. Dari alloanamnesa disebutkan os memiliki kebiasaan membersihkan kotoran hidung memakai jari.Keluhan telinga dan tenggorok tidak ada.

Riwayat penyakit dahulu:Riwayat epistaksis sebelumnya (+) 1 tahun sebelumya, dimana perdarahan berhenti setelah dilakukan penekanan hidung. riwayat penyakit perdarahan (-) riwayat epistaksis pada keluarga (-)

Resume anamnesisUnilateral nose bleeding (+)History of nose picking (+)Pemeriksaan Fisik :Keadaan umum : baik, Compos mentis, Gizi : baik.Vital sign : tensi : -Nadi :90x/mnt. Suhu : 36,5ocRR : 20x/mnt.

Pemeriksaan THT:Rinoskopi anterior ditemukan darah yang mengalir dari konkha inferior. bekuan darah (+)Rinoskopi posterior dalam batas normalTelinga kanan dan telinga kiri dalam batas normalPemeriksaaan orofaring dalam batas normalPemeriksaan laringoskopi posterior dalam batas normal

DiagnosisPada pasien ini di diagnosis dengan epistaksis anterior e/c susp. TraumaPenatalaksanaanPada pasien ini dilakukan tampon adrenalin dan diobservasi selama 15 menit, ternyata tidak tampak lagi perdarahan. Pasien diperbolehkan pulang dan diberikan obat hemostatik untuk menghentikan perdarahan ( asam traneksamat 500 mg 3x1 tablet) . selain itu diberikan edukasi agar pasien menghentikan kebiasaan memasukkan jari kedalam rongga hidung.

Masalah Rekurensi

DISKUSIMenurut Bamimore,2000 epistaksis adalah perdarahan akut dari rongga hidung atau nasofaring. Dimana disebutkan dalam Jacques, 2003 dan Ichwan,2001 hampir 90 % kasus epistaksis, terutama pada anak-anak berasal dari bagian anterior hidung yang disebut Littles area dan sering disebabkan oleh trauma ataupun idiopatikFaktor trauma yang sring menyebabkan epistaksis antara lain adalah trauma fasial, nose picking, iatrogenic dan foreign bodyDari anamnesa pasien menyatakan bahwa darah keluar spontan tanpa pasien melakukan manipulasi hidung sebelumnya ataupun adanya benturan hidungDari alloanamnesa orangtua pasien mengeluhkan kebiasaan pasien yang sering memasukkan jari di hidungDari anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien ini didiagnosa dengan epistaksis anterior e/c suspek traumaJacques, 2003 menjelaskan tentang manajemen yang bisa dilakukan dalam penanganan kasus epistaksis, terutama pada anak-anakAda 3 pendekatan manajemen epistaksis, yaitu non surgical, surgical management dan embolizationKarena sebagian besar kasus epistaksis pada anak-anak adalah berasal dari bagian anterior, dalam hal ini pada Littles area, perdarahan bisa diatasi dengan menjepit hidungPada kasus ini, orangtua pasien telah melakukan langkah manajemen awal yang sederhana, yaitu dengan melakukan penjepitan hidungDisebutkan bahwa perdarahan sempat berhenti. Namun perdarahan timbul lagi sekitar setengah jam setelahnya. Di IGD kemudian dilakukan teknik manajemen non surgical lainnya, yaitu memasang tampon adrenalin.Seperti yang tertulis dalam Myers, 1993, pemasangan tampon anterior dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membersihkan rongga hidung dari cairan sekret, darah maupun bekuan darah dengan memakai suction. Setelah itu dimasukkan kapas yang dibasahi larutan adrenalin 1/1000 ke dalam hidung untuk membuat vasokontriksi pembuluh darah.Untuk mengurangi rasa sakit, biasa ditambahkan larutan pantokain 2% atau lidokain 2% pada kapas tersebutDari anamnesis, diketahui bahwa pasien pernah mengalami keluhan yang sama sekitar 1 tahun sebelumnya, yang sembuh setelah dilakukan penekanan pada hidung selain itu, dari alloanamnesis orangtua pasien, didapatkan informasi tentang kebiasaan pasien memasukkan jari kedalam hidungUntuk itu perlu diberikan edukasi kepada pasien dan orangtua untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Karena salah satu penyebab tersering epistaksis , terutama epistaksia anterior, yang biasa terjadi pada anak anak adalah factor trauma. Hal ini tertulis dalam Baley, 2001, yaitu trauma yang berhubungan dengan kebiasaan memasukkan jari kedalam rongga hidung dan karena penggunaan nasal sprayAtau disebutkan dalam Jacques, 2003, trauma yang berhubungan dengan nose picking, trauma fasial, foreign body, iatrogenic atau surgery.

KESIMPULANTelah dilaporkan sebuah kasus pasien laki-laki usia 12 tahun dengan diagnosis epistaksis anterior. Pada pasien ini dilakukan pemasangan tampon adrenalin setelah diobservasi selama 15 menit, perdarahan berhenti dan pasien diperbolehkan pulang serta diberi asam traneksamat 500 mg 3x1 tablet dan diberikan edukasi.

terimakasihMohon asupan.ANATOMI VASKULAR Suplai darah cavum nasi berasal dari sistem karotis; arteri karotis eksterna dan karotis interna. Arteri karotis eksterna memberikan suplai darah terbanyak pada cavum nasi melalui : 1)Arteri sphenopalatina, cabang terminal arteri maksilaris yang berjalan melalui foramen sphenopalatina yang mem-perdarahi septum tiga perempat posterior dan dinding lateral hidung. 2)Arteri palatina desenden memberikan cabang arteri pala-tina mayor, yang berjalan melalui kanalis incisivus pa-latum durum dan menyuplai bagian inferoanterior septum nasi. Sistem karotis interna melalui arteri oftalmika memper-cabangkan arteri ethmoid anterior dan posterior yang men-darahi septum dan dinding lateral superior