epistaxis lyn
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
EPISTAKSISLyndia Veronica
Pembimbing : dr. Heri, Sp. THT-KL
DEFINISIEpistaksis berasal dari bahasa yunani yaitu kata epitazo yang berarti epi (atas) dan stazo (menetes [dari hidung])
Keluarnya darah dari hidung; merupakan suatu tanda atau keluhan bukan penyakit
ETIOLOGI LOKAL :
Trauma (fraktur nasi, bersin terlalu keras, trauma kuku jari, pembedahan)
Infeksi (rhinitis, diphteria, sinusitis) Tumor (haemangioma, papilloma, carcinoma atau sarcoma) Deviasi Septum Nasi Perubahan Atmosferik (tempat tinggi, dekompresi mendadak) Benda Asing
SISTEMIK 1. Sistem Kardiovaskular (hipertensi, arteriosklerosis, mitral stenosis)
2. Penyakit darah dan pembuluh darah (haemophilia, leukemia, ITP, defisiensi vit K)
3. Penyakit Hepar (sirosis hepatis) 4. Penyakit Ginjal (nefritis kronis) 5. Obat-obatan (salisilat dan analgesik lain, antikoagulan)
6. Infeksi (influenza, measles, demam reumatik, tifoid, pneumonia, malaria, dengue fever)
Supplai Darah Hidung Septum nasal
Carotis Interna A. Ethmoidalis Ant (cabang A. Ophthalmik) A. Ethmoidalis Post (cabang A. Ophthalmik)
Carotis Eksterna A. Sphenopalatina (cabang A. Maksilaris) Cabang Septal A. Palatina Mayor (cabang A. Maksilaris) Cabang Septal A. Labialis Sup (cabang A. Fasialis)
GAMBAR
Supplai Darah Hidung Dinding Lateral
Carotis Interna A. Ethmoidalis Ant (cabang A. Ophthalmik) A. Ethmoidalis Post (cabang A. Ophthalmik)
Carotis Eksterna Cabang Nasal Postero Lateral (cabang A. Sphenopalatina) Cabang Nasal Dentalis Antero Superior (cabang infraorbital
dari A. Maksilaris) A. Palatina Mayor (cabang A. Maksilaris) Cabang A. Fasialis ke Vestibulum Nasi
GAMBAR
LOKASI EPISTAKSIS1. Area Little’s (90% kasus)2. Diatas Concha Medial (A. Ethmoidalis ant dan post)3. Dibawah Concha Medial (A. Sphenopalatina)4. Bagian Posterior Cavum Nasi5. Diffuse (pada septum dan dinding lateral cavum
nasi)6. Nasopharynx
KLASIFIKASI EPISTAKSIS Epistaxis Anterior
Darah mengalir ke depan hidung dengan pasien dalam posisi duduk
Epistaxis Posterior Biasanya darah mengalir ke belakang menuju
tenggorokan. Biasanya pasien menelan darah ini dan dapat terjadi muntah berwarna kopi (haematemesis)
Epistaxis posterior dicurigai apabila : Sebagian besar perdarahan terjadi ke dalam faring, Tampon anterior gagal mengontrol perdarahan, atau Secara nyata didapatkan dari pemeriksaan hidung bahwa
perdarahan terletak posterior dan superior.
PENATALAKSANAAN Posisi penderita sedikit menunduk sehingga
darah tidak tertelan ke faring, sementara kedua alae nasi dijepit ke arah septum nasi selama 5 sampai 20 menit.
Vasokonstriktor: kokain 4% atau xilokain dengan epinefrin
Kauterisasi : TCA (50%), atau elektrocauter Tampon Boorzalf Tampon Bellocq Ligasi arteri : a.etmoidalis anterior dan
posterior, a. maksilaris, a. karotis externa
KOMPLIKASI1. Syok2. Anemia
TEKNIK KAUTERISASI
TEKNIK TAMPON BOORZALF
TEKNIK TAMPON BELLOCQ
Daftar Pustaka1. Dhingra, PL, Disease of Ear, Nose and Throat 4th edition, Elsevier,
India2. Bull, PD, 2002, Disease of the Ear, Nose and Throat 9th edition,
Blackwell, India3. Adams, GL, Boies, LR, Higler, PA, 1997, BOIES Fundamentals of
Otolaryngology 6th edition, Saunders, Philadelphia4. Wikipedia, Nose Bleed, <http://en.wikipedia.org/wiki/Nosebleed>